PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Yuda Permana 08210122
[email protected] STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Judul penelitian ini “ Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Contextual Teaching and Learning” pada kelas X SMA PGRI Cipanas tahun 2011-2012, penelitian ini bermula dari pokok permasalahan. 1). Efektifkah pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)?, 2). Apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam menulis puisi dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis puisi? 3). Bagaimana hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)? Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui kemampuan menulis siswa sebelum menggunakan pendekatan kontekstual, 2) untuk mengetahui kemampuan menulis siswa setelah menggunakan pendekatan kontekstual, 3) untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan kontekstual? Adapun metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif explorative dengan tes awal dan tes akhir. Metode deskriptif dan explorative adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu kondisi, suatu pemikiran atau peristiwa masa sekarang. Setelah penelitian dilakukan menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual (CTL) dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA PGRI Cipanas. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan nilai rata-rata nilai tes awal ke nilai tes akhir sebanyak 25, 33, dari 62, 31 ke 87, 64. Dengan demikian, maka hipotesis yang berbunyi “Pendekatan Kontekstual dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa“ Diterima (Terjawab). Kata Kunci
: Pembelajaran, menulis, puisi, Contextual Teaching and Learning
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib pada tingkat sekolah menengah atas, Pada hakikatnya bertujuan untuk mengenalkan keterampilan berbahasa siswa, Oleh karena itu dapat dikatakan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah atas merupakan suatu sarana dalam proses perolehan kemampuan berbahasa Indonesia siswa. Menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara mereka (Syamsudin, 1994: 1 ). Peneliti mengambil pembelajaran menulis karena pada kenyataannya yang terjadi di sekolah menengah atas kurang menggembirakan, bahkan memprihatinkan. Siswa merasa bosan dan malas dengan mengesampingkan keterampilan menulis.
Keterampilan menulis diabaikan karena ada anggapan bahwa keterampilan ini tidak perlu dipelajari secara khusus, sedangkan keterampilan menulis mendapat tempat yang sederajat dengan kemampuan bahasa lainnya. Sehubungan dengan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap pembelajaran menulis khususnya puisi yang berjudul PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. KAJIAN TEORI DAN METODE Dalam penelitian ini kajian penulis adalah mengenai kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL). Penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam menulis puisi dapat meningkatkan menulis. Keefektifan dalam menulis puisi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan dengan menggunakan cara yang telah ditentukan pula. Melalaui penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan metode Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X SMA PGRI cipanas. Penulis melaksanakan proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil belajar siswa X SMA PGRI cipanas, mengenai pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Cara yang digunakan oleh penulis adalah test pembuatan puisi. KAJIAN TEORI Pengertian Pembelajaran:
Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah di pelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan di peroleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambahkan pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu di peroleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran di mulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang di peroleh bukan untuk di hafal tapi untuk di pahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang di perolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut berpengetahuan itu di kembangkan . Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang di perolehnya harus dapat di aplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini di lakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan atau penyempurnaan strategi.Menulis berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan pikiran secara mekanik yang mengenalkan kepada pembaca (Cipta Loka
Caraka,1998:7). Menulis merupakan kegiatan pengungkapan gagasan secara tertulis (Suhendar,1992:5). Sabarti Akhadiah (1992:2), menyatakan kemampuan menulis merupakan kemampuan kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan Fungsi menulis dalam kegiatan berbahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Fungsi lain dalam kegiatan menulis adalah sebagai berikut: 1.Fungsi Penataan Pada waktu menulis jadi penataan gagasan, pendapat, imajinasi, dan lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, pikiran, gagasan, dan lainnya itu mempunyai wujud yang tersusun. 2.Fungsi pengawetan Menulis dapat berfungsi untuk pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis. Seiring dokumen demikian itu sangat berharga, misalnya mengungkapkan kehidupan pada zaman dulu. 3.Fungsi penciptaan Dengan menulis, kita menciptakan sesuatu yaitu mewujudkan suatu yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi penciptaan. 4.Fungsi pencapaian Penyampaian itu dapat terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya, melainkan juga kepada orang yang berjauhan. Malah, penyampaian itu dapat terjadi pada masa yang berlainan (Rusyana, 1986:114). Puisi adalah karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna (Kosasih, 2002:461). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:794), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan lirik.Seorang kritikus dunia yang terkenal, I.A. Richard dalam Herman J. Waluyo, menyebut makna atau struktur batin itu dengan istilah hakikat puisi (1976:180-181). Ada empat unsur hakikat puisi, yaitu : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention). 1.Tema (sense) Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Tema adalah ide dasar dari suatu puisi, menjadi inti dari keseluruhan suatu puisi. 2.Perasaan (feeling) Perasaan adalah rasa atau sikap penyair yang disampaikan penyair melalui puisinya. Seperti marah, sedih, terharu, bahagia, kecewa dan sebagainya. 3.Nada (tone) Nada adalah sikap batin penyair yang hendak diekspresikan kepada pembaca. Nada itu berupa menasihati, mengejek, menyindir, mencemooh.
4.Amanat (intention) Amanat adalah maksud atau tujuan yang hendak disampaikan penyair dalam menuangkan puisinya. Metode Contextual Teaching ang Learning merupakan salah satu pendekatan yang membantu guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Tujuh Komponen Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama yang harus diterapkan dalam pembelajarannya (Depdiknas 2002: 10). Ketujuh komponen tersebut di uraikan sebagai berikut : 1.Konstrutivisme (constructivism) Kontrutivisme merupakan landasan berfikir secara filosofi pendekatan kontexstual, pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 2.Pemodelan (Modelling) Model merupakan acuan pencapaian kompetensi dalam pembelajaran kontextual. Konsep ini berhubungan dengan kegiatan mendemonstrasikan suatu materi pelajaran agar siswa dapat mencontoh atau dapat ditiru, belajar atau melakukan dengan model yang diberikan. Dalam pembelajaran kontextual, guru bukan satu-satunya model, siswa juga dapat berperan aktif dalam mencoba menghasilkan model. 3.Inkuiri (inquiri) Menemukan merupakan strategi belajar dari kegiatan pembelajaran kontextual pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan kegiatan apapun materinya. Inkuiri adalah siklus prose dalam membangun pengetahun yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisi, kemudian membangun teori atau konsep. 4.Masyarakat Belajar (Learning Community) Masyarakat belajar merupakan pendapat lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual CTL. Masyarakat belajar adalah kelompok belajar yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagai pengalaman dan gagasan. Aplikasinya dapat berwujud dalam pemnbentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, atau belajar dengan teman-teman lainnya. Belajar bersama dengan orang lain lebih baik dibandingkan dengan belajar sendiri.
5.Bertanya (questioning) Bertanya merupakan keahlian dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran CTL bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa, bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang telah diketahuinya, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang diketahui. 6.Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan langkah akhir dari belajar dalam pembelajaran kontruktivisme. Konsep ini merupakan proses berpikir tentang apa yang telah dipelajari, proses telaah pada kejadian, aktivitas, dan pengalaman yang dihubungkan dengan kejadian yang telah dipelajari siswa, dan memotivasi munculnya ide-ide baru. Refleksi berarti melihat suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman dengan tujuan untuk mengidentifikasikan hal yang telah diketahui, dan hal yang telah diketahui. 7.Penilaian Otentik (Authentic Assessment) Penilaian yang sebenarnya merupakan proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Dalam pemebelajaran kontekstual, penilaian ditekankan pada proses pembelajarannya, maka data dan informasi yang di kumpulkan harus diperoleh dan kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Penilaian sebenarnya merupakan tindakan menilai kompetensi siswa secara nyata dengan menggunakan alat dan berbagai teknik tes, portofolio, lembar observasi, unjuk kerja, dan sebagainya. Prosedur penilaian yang menunjukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa secara nyata. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Hasil Tes menulis Puisi Pada bagian ini penulis sajikan penganalisaan hasil test menulis puisi. Langkah pertama yang akan penulis sajikan adalah menyajikan data hasil penelitian penulis puisi siswa yang terdiri dari 45 orang. Penganalisaan test menulis puisi mencakup diksi, pengimajinasian, tema dan amanat. Distribusi Nilai Test Menulis I Nilai
Nilai Frekuensi
urut
(X)
(F)
1
2
3
4
5
1
72
9
684
467856
2
64
13
832
692224
FX2
FX
3
56
Jumlah
23
1288 1658944
45
2804 2819024
Atmazaki. 1993. Analisis Sajak Teori, Metodelogi dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.
Dari tabel di atas ternyata ada: 9 orang mendapat nilai 72 13 orang mendapat nilai 64 23 orang mendapat nilai 56
Dekdikpud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Badan Penelitian Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Dikti.
Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 62,31.: Distribusi Nilai Test Menulis II
Aminudin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
FX2
Arikunto,S. 2002 Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.Yogyakarta: Rineka Cipta
Nilai urut 1 1 2 3 Jumlah
Nilai (X) 2 92 88 84
Frekwensi (F) 3 14 13 18 45
FX 4 1288 1144 1512 3944
5 1658944 1308736 2286144 5253824
Dari tabel diatas ternyata ada: 14 orang mendapat nilai 92 13 orang mendapat nilai 88 18 orang mendapat nilai 84 Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 62,31 SIMPULAN Berdasarkan deskrpsi analisis pada bab IV dapat ditemukan bahwa penulisan puisi pada tahap menulis puisi tanpa menggunakan pembelajaran Kontekstual Teaching and Learning dengan aspek yang dianalisis meliputi: Diksi, Imajinasi, Gaya Bahasa, Tema dan amanat. Berdasarkan analisis data, ternyata: 1.Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif dibandingkan dengan tanpa menggunakan CTL, karena ada media yang bisa dijadikan inspirasi buat siswa ketika menulis puisi 2.Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam menulis puisi dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis puisi, ini terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa setelah menulis menggunakan pendekatan Kontekstual. 3.Hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) meningkat cukup signifikan, ini bisa dilihat dari nilai tertinggi yang didapat siswa hampir mencapai sempurna yaitu 92. DAFTAR PUSTAKA Badudu, J.S. 1984. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka. Ahmad. 1990 Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah asuh
Alwi, H. dkk.2003. Tara Bahasa Buku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga