PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I DENGAN VARIASI PENATAAN KELAS DI SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN TAHUN AJARAN 2011/2012 Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh Nama
: Kusnah
NIM
: 11409087
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
1
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 fax 323433 Salatiga 50721 NOTA PEMBIMBING Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudari : Nama
: Kusnah
NIM
: 114 09087
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 DENGAN VARIASI PENATAAN KELAS DI SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN TAHUN AJARAN 2011/2012
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.
Salatiga, 08 Maret 2012 Pembimbing
Mufiq M.Phil NIP. 196906171996031004
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 fax 323433 Salatiga 50721
DEKLARASI Bismillahirrahmaanirrahim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 05 Pebruari 2012
MOTTO
Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam
PERSEMBAHAN Sebuah karya sederhana untuk 1. Allah SWT sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang tak terhitung banyaknya. 2. Kedua orang tua yang ikhlas membesarkan dan mendidikku hingga saat ini, semoga Allah memuliakan keduanya 3. Suami yang senantiasa sabar menemani dan permata hati yang selalu menjadi sumber inspirasi. Semoga kita terus bersama hingga di surga nanti 4. Keluarga besar SDIT Izzatul Islam Getasan yang telah membantu dalam banyak hal 5. Keluarga besar tercinta TKIT NURUL ISLAM Getasan. Atas dukungan dan segala bantuannya. Semoga Allah merahmati kalian semua 6. Seluruh keluarga dan sahabat seiman seperjuangan
KATA PENGANTAR Segala Puji bagi Allah, yang tak akan habis pujian untuk Nya. Shalawat serta salam tercurah untuk manusia agung terbaik sepanjang zama, teladan dalam segala sisi kehidupan, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya yang mulia serta para sahabat yang setia mendampingi da’wah beliau, serta kepada ummat yang senantiasa istiqomah dijalan sunnahnya. Dengan mengucap syukur, akhirnya penulis menyelesaikan skripsi sederhana ini. Oleh karena itu penulis menhaturkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Ketua STAIN Salatiga beserta jajaran bapak ibu dosen yang telah berkenan memberikan bekal ilmu pengetahuan 2. Bapak Mufiq, S. Ag. M. Phil. Selaku dosen pembimbing yang telah ikhlas meluangkan waktu membimbing hingga skripsi ini bisa selesai 3. Bapak. Muniroh, M. Pd. Selaku kepala Sekolah SDIT Izzatul Islam Getasan yang telah memberikan ijin dan keleluasaan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian 4. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu Semoga Allah yang Maha tinggi mngaruniakan keberkahan kepada bapak, ibu, saudara tersebut, dan kiranya hanya Allah sebaik – baik pemberi balasan. Salatiga, Agustus 2011 Kusnah
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………..
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING…………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………
iii
HALAMAN DEKLARASI………………………………………
iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………
v
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………….
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR…………………………….
vii
HALA MAN DAFTAR ISI………………………………………
viii
HALAMAN DAFTAR TABEL…………………………………
ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….
x
HALAMAN ABSTRAK…………………………………………
xi
1: PENDAHULUAN ……………………………………
1
BAB
A.
Latar Belakang Masalah……………………..
1
B.
Rumusan Masalah ………………………….
3
C.
Tujuan ………………………………………
4
D.
Manfaat …………………………………….
4
E.
Definisi Operasional ……………………….
5
F.
Hipotesis ……………………………………
6
G.
Metode Penelitian …………………………..
6
H.
Sistematika Penulisan ……………………….
8
BAB II: LANDASAN TEORI A.
B.
Belajar Dan Hasil Belajar …………………
10
1. pengertian Belajar ………………………
11
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar …..
12
3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar ………….
16
Variasi Penataan Kelas ………………………
19
1. Pengertian Variasi Penataan Kelas …………. Macam – macam Model Penataan Kelas ……
20
3. Prinsip Penataan Kelas ………………………
22
2.
C.
19
Hubungan Variasi Penataan Kelas Dengan Cara Kerja Otak
26
BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Keadan umum SDIT Izzatul Islam …………………
34
1. Letak Geografis ………………………………
34
2. Sejarah Berdiri dan Perkembangan ………….
34
B. Pelaksanaan Penelitian ………………………………..
43
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Analisa Data Per Siklus ……………………………
57
B.
Pembahasan ………………………………………..
69
BAB V: PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………….
70
B.
Saran – saran ………………………………………
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 01 Jumlah siswa SDIT Izzatul Islam Tahun 2005 sampai 2011 …………35 Tabel 02 Prestasi SDIT Izzatul Islam tahun 2005 sampai 2011………………...36 Tabel 03 Data Tenaga Pendidik ………………………………………………...37 Tabel 04 Susunan Komite ………………………………………………………40 Tabel 05 Data Siswa kelas 1c …………………………………………………...41 Tabel 06 Rekapitulasi minat belajar siswa kelas 1c siklus I …………………
45
Tabel 07 Rekapitulasi keaktifan belajar siswa kelas 1c siklus II ……………… 46 Tabel 08 Rekapitulasi hasil belajar matematika siswa kelas 1C siklus II ……
47
Tabel 09 Rekapitulasi minat belajar siswa kelas 1c siklus II ………………… 50 Tabel 10 Rekapitulasi keaktifan belajar siswa kelas 1c siklus II ……………….51 Tabel 11 Rekapitulasi hasil belajar matematika siswa kelas 1C siklus II ………52 Tabel 12 Rekapitulasi minat belajar siswa kelas 1c siklus III …………………..55 Tabel 13 Rekapitulasi keaktifan belajar siswa kelas 1c siklus III ………………55 Tabel 14 Rekapitulasi hasil belajar matematika siswa kelas 1C siklus III …… 56 Tabel 15 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I-III …………………………. 67 Tabel 16 Perbandingan hasil siklus I, Siklus II, Siklus III …………………….. 69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 4 Lembar Observasi Data Awal Kemunculan minat siswa siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Lampiran 6 Lembar Observasi nilai siswa siklus I
Lampiran 7 Lembar Observasi kemunculan minat belajar Siswa Siklus II
Lampiran 8 Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa siklus II
Lampiran 9 Lembar Observasi Nilai Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Minat belajar Siswa Siklus III
Lampiran 11 Lembar Observasi Keaktifan belajar Siswa Siklus III
Lampiran 12 Lembar Observasi Nilai Belajar Siswa Siklus III
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Pengembangan Pembelajaran untuk Guru
Siklus I
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Pengembangan Pembelajaran untuk Guru
Siklus II
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Pengembangan Pembelajaran untuk Guru
Siklus III
ABSTRAK
Kusnah. 2012. Peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 dengan variasi penataan kelas di SDIT IZZATUL ISLAM Getasan Tahun Ajaran 2011/2012 Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar peran variasi penataan kelas dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 di SDIT Izzatul Islam Gatasan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: Apakah pelaksanaan variasi penataan kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDIT Izzatul Islam Getasan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan variasi penataan kelas dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian bersifat reflektif yaitu dalam proses penelitian, guru bertindak sebagai peneliti yang harus memecahkan masalah yang terjadi di dalam kelas. Penelitian dibagi dalam 3 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan reflektif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan minat dan kektifan siswa dalam belajar. Serta dalam hal prestasi belajar atau nilai juga menunjukkan adanya peningkatan yang ditunjukkan dalam prosentase rata-rata siklus I yaitu 23% untuk prestasi siswa. 80% untuk siklus II, dan 100% untuk prestasi belajar siswa pada siklus III. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan variasi penataan dapat meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari antusias belajar yang dilaksanakan dari tiap siklus selalu mengalami peningkatan. Kata kunci : - Hasil Belajar - Variasi penataan kelas
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar belakang Belajar merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Dari sejak lahir
sampai usia manusia berakhir. Dari hal yang mudah sampai persoalan – persoalan yang rumit tentu memerlukan pembelajaran sebelum dilakukan. Seorang bayi perlu belajar untuk dapat makan dan berjalan. Sampai usiannya bertambah maka proses belajarnyapun terus berlanjut dan meningkat. Manusia belajar karena didorong oleh setidaknya dua hal. Yaitu dorongan untuk tumbuh kembang dan dorongan untuk mempertahankan diri. . jadi, manusia belajar terus menerus untuk mempu mencapai kemandirian sekaligus mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan lingkungan (Semiawan, 2008 : 2). Pada kenyataannya meskipun belajar merupakan kebutuhan, manusia tidak mungkin melakukan hal itu sendiri. Diperlukan orang lain atau sesuatu yang lain yang akan membuat suksesnya proses belajar. Baik sebagai fasilisator maupun sebagai motivator. Dari hal inilah kemudian disimpulkan bahwa motivasi penting bagi proses belajar. Karena manusia tidak memiliki kestabilan dalam segala hal termasuk dalam semangat dan minat belajar. Pada siswa sekolah dasar, terutama pada kelas-kelas awal yang merupakan titik tolak perubahan model belajar. Anak-anak kelas I SD
memerlukan
penyesuaian untuk mengenal kegiatan belajar yang sesungguhnya. Setelah sebelumnya mereka melalui proses belajar seraya bermain di Taman Kanak-
kanak. Konsep bermain sambil belajar ini memiliki keterkaitan dengan beberapa hal diantaranya adalah: 1. Bermain adalah kebutuhan penting bagi anak-anak. Disamping berpengaruh pada psikologisnya, kurang bermain bahkan akan mempengaruhi kemampuan psikomotor seorang anak secara jangka panjang 2. Bermain seraya belajar berarti melayani perkembangan dua belah otak secara seimbang. Jadi, belajar sambil bermain bagi anak umur 4-7 tahun adalah suatu conditio sini qua non, bila mau tumbuh secara sehat mental bahkan sampai umur 13 atau 14 tahun bermain adalah penting bagi anak ( Semiawan,2008:22) Berdasarkan penjelasan di atas maka guru dan sekolah semestinya berlaku bijak dengan memfasilitasi . Salah satunya adalah dengan membuat kelas yang sedemikian rupa sehingga keadaan kelas yang ditemui siswa adalah kelas yang mampu mendorong semangat belajar mereka. Sehingga dengan semangat belajar yang tinggi maka diharapkan siswa dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Salah satu langkah menciptakan ruangan kelas yang menyenagkan adalah guru dapat mengadopsi beberapa prinsip yang dipakai dalam penataan kelas di Taman Kanak-kanak. Hal ini selain untuk menjembatani perubahan proses belajar, juga agar anak merasa nyaman berada di dalam kelas. Bila kita amati, keadaan kelas di Taman Kanak-kanak sangat menyenangkan. Kelas dipenuhi dengan gambar dan hiasan berwarna – warni dan semuanya “berbicara” sebagai sarana belajar. Akan tetapi tidak demikian bila
menengok kelas-kelas yang ada di Sekolah Dasar. Kelas terasa kaku dan membosankan tanpa adanya penataan yang menarik. Akibatnya siswa merasa jenuh dan tidak tertarik untuk belajar. Kesimpulan yang dapat ditarik dari kelas yang diterapkan di Taman Kanak-kanak adalah penataan kelas yang bervariasi yang mencerminkan sistem pembelajaran bervariasi pula. Kelas yang monoton mencerminan pembelajaran yang kaku, akibatnya semangat belajar siswa rendah dan guru banyak mengeluhkan sulitnya menarik perhatian siswa, terlebih untuk mencapai target belajar. Berbagai persoalan yang muncul ini semestinya melahirkan kesadaran bahwa bukan saatnya lagi menggunakan penataan kelas model konfesional. Guru dituntut untuk kreatif dalam menyulap kelasnya menjadi istana yang menyenangkan tempat anak bermain seraya belajar. Prof. Dr. Conny R .Semiawan mengatakan bahwa motifasi belajar yang menjadi keagenan di sekolah tidak terjadi dengan sendirinya, walau berbagai upaya tersebut telah membantu mewujudkan kemudahan dalam arti fisik,untuk tidak lari kejalanan. Yang lebih diperlukan adalah penglaman belajar yang bermakna di sekolah yang sekaligus sesuai yang dipersyaratkan masa depan dimana masyarakat manapun terekspos oleh arus global (Semiawan, 2008 : 73) Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka akan dikupas mengenai adakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Variasai Penataan Kelas Di SDIT IZZATUL ISLAM Getasan tahun Ajaran 2011/2012
B.
Rumusan masalah Apakah variasi penataan kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDIT Izzatul Islam Getasan.
C.
Tujuan 1. Untuk memperoleh gambaran tentang apa dan bagaimana penataan kelas 2. Untuk memperoleh gambaran mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan merubah penataan kelas dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
D.
Manfaat 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapakan dapar mengembangkan teori yang berkaitan dengan : a. Motivasi Belajar b. Penataan Ruang Kelas c. Teori kecerdasan multipel 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian di harapkan bermanfaat bagi a. Guru Yaitu memiliki gambaran mengenai kebutuhan peserta didiknya terutama akan keberadaan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Sehingga guru akan lebih aktif dan kreatif menciptakan suasana penataan kelas yang bervariasi
b. Komite dan Pengurus Sekolah Memberikan
fasilitas,
ijin
dan
keleluasaan
guru
untuk
bereksplorasi dengan kelasnya. c. Siswa Memperoleh suasana belajar baru yang lebih menyenangkan dan tidak monoton.
E.
Definisi operasional Ada beberapa istilah yang perlu diuraikan dari judul yang kami angkat. Istilah-
istilah itu diantaranya adalah: 1. Hasil Belajar Adalah adanya perubahan perilaku yang relatif permanen dan yang tidak dapat dijelaskan dengan keadan sementara kedewasaan, atau tendensi alamiah ( Semiawan, 2008:4)adapun indikator hasil belajar adalah meliputi: a. Minat b. Keaktifan c. Prestasi be;ajar 2. Variasi penataan kelas Adalah perubahan secara berkala yang digunakan didalam menempatkan segala sesuatu didalam kelas yang semuanya dipengaruhi dan mempengaruhi model pembelajaran yang digunakan pada saat itu.
F.
Hipotesis Menurut Burhan Bungin, hipotesis adalah kesimpulan yang masih kurang
atau kesimpulan yang belum sempurna ( Bungin, 2006:75). Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah adanya peningkatan
hasil
belajar siswa kelas I dengan variasi penataaan kelas di SDIT Izzatul Islam Getasan tahun ajaran 2011/2012 G.
Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitan tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006 : 58). Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan : a. Bentuk kajian yang sistematis b. Dilakukan oleh pelaku tindakan (Guru) c. Dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajarn (Subyanto, 2009 : 8) Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : a. Perencanaan b. Tahapan pelaksanaan c. Tahap pemantauan
d. Refleksi Skema model pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:
PELAKSANAAN
SIKLUS 1 PERENCANAAN
PENGAMATAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
PERENCANAAN
SIKLUS 2
PENGAMATAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
PERENCANAAN
SIKLUS III
PENGAMATAN
REFLEKSI REFLEKSI
Gambar 01 Skema model pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas
2. Subjek Penelitian Subjek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas 1C SDIT IZZATUL ISLAM Getasan Kab. Semarang Tahun Akademik 2011/2012. Dasar pertimbangan pilihan subjek yaitu perlunya penerapan tindakan dalam penelitian terhadaphasil belajar siswa SDIT IZZATUL ISLAM Getasan Kab. Semarang Tahun Akademik 2011/2012, khususnya kelompok 1C
3. Metode pengumpulan data a. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis (Arikunto, 1999:124) Metode ini di gunakan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai penataan kelas di SDIT Izzatul Islam dan mengetahui kemampuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode penataan kelas yang baru. b. Metode Observasi Adalah tehnik yang memungkinkan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya (Lexy J. Moleong, 2008:174) 4. Langkah-langkah penelitian a. Menentukan mata pelajaran yang digunakan sebagai sampel. Yaitu Matematika
b. Menyusun jadwal penggunaan model kelas untuk masing-masing mata pelajaran, yaitu :Pokok Bahasan : Konsep penjumlahan dan pengurangan 1-20 1). Siklus 1 menggunakan kelas berjajar ke belakang untuk mengenalkan konsep Bilangan 5 - 10 2). Siklus 2 menggunakan kelas lesehan, bermain kartu untuk mengenalkan konsep penjumlahan dan pengurangan 5-10 3). Siklus 3 menggunakan model out door Class untuk mengenalkan konsep penjumlahan dan pengurangan 5-10 c. Membuat rangkuman dari hasil uji coba kelas dengan menggunakan tabel
hasil belajar per siklus.
d. Mengolah data hasil penelitian Yaitu menghitung prosentase dengan menggunakan rumus
P = F/N X 100%
Keterangan : P= Prosentase F= Frekuensi yang dicari N= Jumlah sampel
H.
Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar, sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian muka, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian muka terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul, nota pembimbing, pernyataan keaslian naskah, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel. Bagian isi terdiri dari 5 Bab, yaitu: Bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat
penelitian,
definisi
operasional,
kajian
pustaka,
hipotesismetode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II landasan teori yang berisi pengertian belajar dan pembelajaran,variasi penataan kelas, prinsip-prinsip penataan kelas, hasil belajar, teori kecerdasan majemuk dan konsep belajar seraya bermain Bab III tentang gambaran umum SDIT Izzatul Islam serta gambaran mengenai siswa-siswi SDIT Izzatul Islam terutama kelas 1 Bab IV
tentang analisis data
Bab V
berisi penutup, kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI I. Belajar Dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Untuk memahami pengertian belajar, perlu dilihat kerangka yang lebih besar dari sebuah kegiatan belajar dan pembelajaran yaitu pendidikan. Karena Istilah belajar tidak bisa lepas dari istilah pendidikan. Pendidikan bila ditinjau dari pengertian bahasa inggris diistilahkan to educate yang berarti melatih moral dan memperbaiki intelektual. Sedangkan istilah pendidikan sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu paedagogy, yang mengandung makna seorang anak pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos (Suwarno, 2006 : 18) John S. Brubacher (1987:371) berpendapat bahwa pendidikan adalah proses pengembangan potensi,kemampuan dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaankebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media)yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (Suwarno, 2006:18) Sedangkan dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, dijelaskan mengenai pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian yang tercantum dalam UU No. 20/2003 di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah bagian dari proses sebuah pendidikan. Sehingga hasil belajar adalah merupakan bagian dari kerangka tujuan sebuah pendidikan. Lalu apakah belajar itu sendiri? Belajar adalah sebuah kegiatan yang mengkolaborasikan antara faktor potensi dan pengaruh lingkungan. Berbagai teori mengenai belajar dan pembelajaran telah dikeluarkan. Termasuk di antaranya adalah adanya bermacam-macam aliran psikologi yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri terhadap kegiatan belajar dan pembelajaran. Manusia belajar karena didorong oleh setidaknya dua hal. Yaitu dorongan untuk tumbuh kembang dan dorongan untuk mempertahankan diri. . jadi, manusia belajar terus menerus untuk mempu mencapai kemandirian sekaligus mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan lingkungan (semiawan, 2008 : 2). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku menjadi yang telah direncanakan. Sehingga pembelajaran yang baik ditentukan oleh perencanaan yang baik pula. Drs. A. Nurhadi Djamal mengemukakan: Agar dapat disebut sebagai belajar, maka perubahan yang terjadi dalam tingkah laku itu akhirnya harus menjadi sesuatu yang relatif menetap. Hal ini berarti
bahwa perubahan itu harus merupakan akhir dari suatu periode yang cukup panjang ( Nurhadi Djamal. 1985 : 28 )
B. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar Sebelum membahas mengenai hal – hal yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar, Drs. A Nurhadi Djamal ( 1985 : 32) mengemukakan dua teori belajar yang penting untuk diperhatikan. Kedua teori tersebut adalah : 1. Teori connectionisme atau bond hypotesis Fokus teori ini adalah adanya hubungan yang erat antara stimulus dan respon. Yang kemudian melahirkan kesimpulan bahwa guru harus memberikan stimulus yang maksimal untuk memperoleh reaksi yang diharapkan dari peserta didik. 2. Teori Conditioning Tidak jauh berbeda dari pengertian teori pertama. Hanya saja teori ini mengedepankan pada adanya Reflek jika menghadapi keadaan tertetu. Sehingga syaratnya adalah adanya keadaan tertentu akan menimbulkan reaksi meski tanpa dilatih. Berangkat dari kedua teori inilah kita memahami bahwa peserta didik memerlukan adanya dorongan atau stimulus untuk dapat memberikan reaksi dalam hal ini berupa minat belajar yang tinggi untuk dapat mencapai tujuan yaitu hasil belajar yang baik. Bahkan untuk melahirkan reaksi spontan seperti rasa
senangpun disyaratkan adanya keadaan tertentu. Seperti adanya perasaan senang ketika belajar akan muncul dengan adanya penataan kelas yang variatif. Sedangkan hal – hal yang dapat mempengaruhi belajar, terbagi menjadi: 1.
faktor Internal
yaitu segala sesuatu yang ada di dalam diri peserta didik baik berupa fisik maupun psikis yang akan mempengaruhi belajar. Mislanya saja keadaan jasmani sesorang akan mempengaruhi dalam belajar mata pelajaran tertentu. Atau kecukupan nutrisi yang berbeda – beda akam menpengaruhi kemampuan belajar. Demikian juga suasana hati dan minat. Drs. Slameto (1991 : 56) menjelaskan hal – hal yang termasuk dalam faktor internal yaitu : a. Faktor Jasmani Yaitu segala hal yamg berkaitan dengan kondisi fisik siswa seperti : 1). Kesehatan kondisi kesehatan seseorang akan mempengaruhi proses belajarnya. Termasuk dalam kategori kesehatan adalah keadaan atau gangguan fungsi pada alat indra serta organ tubuh yang lain. 2). Cacat tubuh Untuk mengatasi gangguan belajar karena cacat tubuh siswa yang mengalami hal tersebut hendaknya sekolah pada lembaga khusus atau disediakan alat yang dapat mengurangi efek cacat tersebut.
b. Faktor Psikologis Ada beberapa faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis. Diantaranya adalah : 1). Intelegensi 2). Perhatian 3). Minat 4). Bakat 5). Motif 6). Kematangan 7). Kesiapan c. Faktor Kelelahan Kelelahan hampir pasti dapat dialami oleh setiap orang. Kelelahan sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani ditandai dengan lemasnya tubuh, sedang kelelahan rohani ditandai dengan kebosanan. b. Faktor Eksternal Faktor Eksternal adalah factor yang berasal dari luar, seperti orang tua, guru dan sekolah maupun lingkungan yang kesemuannya itu memberi motivasi sosial.
Salah satu faktor eksternal yang akan memberi pengaruh kepada minat dan hasil belajar siswa adalah suasana belajar yang didukung oleh penataan kelas yang baik Besar kecilnya motivasi tentu juga berkaitan dengan besar kecilnya minat. Sedangkan besar kecilnya minat tentu sangat berpengaruh kepada hasil. Siswa yang berminat pada kegiatan belajar tentu akan berusaha lebih keras untuk memperoleh hasil yang terbaik dibanding dengan siswa yang kurang berminat. Minat adalah kecenderungan yang untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seorang siswa akan menarik perhatiannya terus menerus disertai dengan rasa senang untuk diperoleh suatu kepuasan. Dalam proses belajar kegiatan minat sangat dibutuhkan untuk memunculkan pemusatan perhatian. Sehingga kemudian siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak di lakukan. Selanjutnya terjadilah perubahan yang meliputi kognitif, afektif, psikomotor sebagai tujuan dari belajar. Mengingat bahwa faktor eksternal juga mempengaruhi belajar, maka menjadi penting untuk memperhatikan dan mengkondisikan segala sesuatu tersebut sehingga tidak menimbulkan masalah yang menghambat belajar. Misalnya guru lebih baik mengajar dengan alat peraga karena akan membuat siswa lebih tertarik dan mau memusatkan perhatiannya. Termasuk yang harus diperhatikan adalah menciptakan suasana menyenangkan saat belajar dengan membangun komunikasi yang baik antara guru dan murid. Alloh didalam Al Qur’an telah mengisyaratkan tentang pentingnya Learning By Fun agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Seperti yang terdapat dalam surat An Nahl ayat 125
َ س ِبي ِل َر ِبّ َك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم َ ظ ِة ْال َح َ ا ْدعُ ِإلَى س ِبي ِل ِه َ س ُن ِإ َّن َرب ََّك هُ َو أ َ ْعلَ ُم ِب َم ْن َ ض َّل َع ْن َ ي أ َ ْح َ ِبالَّ ِتي ِه ين َ َوهُ َو أ َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهت َ ِدArtinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”]1[
C. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Sebuah kegiatan belajar harus dievaluasi, gunanya adalah untuk mengukur apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Alat evaluasi bisa beragam salah satunya adalah nilai. Akan tetapi mengingat bahwa evaluasi tidak hanya pada hasil melainkan pada proses maka alat yang dapat digunakan sebagai indikator pencapaian hasil belajar adalah : 1. Minat Drs. A. Nurhadi Djamal menukil penjabaran Witherington ( 1979 : 124) mengenai pengertian minat yaitu : kesadaran seseorang bahwa suatu obyek seseorang atau suatu soal, atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Sedangkan Hilgard ( Slameto 1991 : 58) mengemukakan bahwa minat adalah : “ interest is persisiting tendency to pay attention and enjoy some activity or content”
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau mengenang beberapa kegiatan. Atau secara sederhana dapat dijelaskan bahwa minat adalah adanya ketertarikan yang ditunjukan dengan perhatian dalam waktu yang cukup lama serta melahirkan rasa ingin tahu dan semangat. Contohnya seorang petani yang berminat untuk memperbaiki hasil pertaniannya akan bersemangat dalam mencari tahu mengenai segala sesuatu tentang pertanian meskipun itu akan banyak menghabiskan waktu, tenaga dan pemikirannya. Minat akan muncul dikarenakan seseorang telah memahami bhwa akan ada pengaruh sesuatu itu terhadap dirinya. Misalnya siswa akan berminat untuk belajar setelah memahami bahwa dengan sering belajar akan menguntungkan dirinya. Minat juaga akan muncul dimana ada keadaan tertentu yang mendorongnya. Sesuatu yang mendorong minat itu muncul disebut motifasi. Selanjutnya motivasi sendiri dapat berasal dari dua arah yaitu dari dalam dan dari luar. Contoh pertama tentang keuntungan belajar adalah contoh motivasi dari dalam diri. Sedang contoh motivasi dari luar adalah adanya suasana yang mendukung atau adanya dorongan dari orang lain yantg memberikan semangat. Implikasinya adalah guru harus bisa membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran melalui berbagai cara. Sedangkan indikator minat yang diharapkan akan muncul pada siswa adalah: 1) Senang dan antusias mengikuti pelajaran 2) Tidak gaduh atau mengganggu teman 3) Tidak sering meninggalkan kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung
2. Sikap Dan Keaktifan di dalam kelas Sikap adalah kecenderungan untuk berpikir atau bertindak. Seperti halnya minat, sikap juga banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi saat itu. Sikap seorang siswa saat mengikuti kegiatan belajar dapat mencerminkan kesuksesan dari pembelajaran tersebut. Apabila siswa dalam satu kelas pasif maka hampir dapat dipastikan bahwa pembelajaran tidak dapat mencapai hasil yang maksimal. Sebaliknya apabial siswa aktif dan suasana kelas menjadi hidup maka hal itu dapat menjadi salah satu ciri suksesnya sebuah kegiatan pembelajaran. Indikator peningkatan keaktifan yang diharapkan muncul pada siswa adalah: 1) Bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok 2) Bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum dipahami 3) Kreatif menggunakan sumber belajar yang ada 3. Nilai Nilai adalah hasil belajar yang biasanya disimbolkan dengan angka atau huruf. Nilai digunakan untuk melihat hasil akhir dari sebuah kegiatan pembelajaran, sehingga nilai tentu dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran. Drs. A Nurhadi Djamal ( 1985 : 77) mengemukakan :
Penilaian ialah semua usaha membandingkan hasil pengukuran terhadap suatu bahan banding atau sudut patokan. Dalam bidang pendidikan usaha penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan patokan – patokan yang berbeda – beda Setelah mengetahui faktor – faktor yang menjadi tolak ukur pencapaian hasil belajar. Selanjutnya yang juga harus diperhatikan adalah keberhasilan proses pembelajaran harus menyeluruh pada semua aspek. Tidak ada yang yang boleh dikedepankan melebihi yang lain. Aspek – aspek tersebut adalah : a. Keberhasilan dalam bidang kognitif b. Keberhasilan dalam bidang afektif c. Keberhasilan dalam bidang psikomotor Nilai yang ditargetkan adalah rata – rata minimal 7,5 bagi setiap anak II.
Variasi Penataan Kelas Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam pembahasan ini akan dikupas lebih mendalam mengenai penataan kelas serta variasinya A.
Pengertian penataan kelas
Yang dimaksud dengan penataan kelas adalah pengkondisian kelas dan seluruh lingkungan belajar berupa perubahan tempat duduk, formasi kelas dan sekaligus akan mempengaruhi model pembelajaran yang dipakai untuk jangka waktu
tertentu. Mengapa penataan kelas penting untuk diperhatikan?.Andi Yudha mengemukakan ( Yudha, 2009 : 37) Biasanya anak akan lebih nyaman jika suasana belajar terasa menyenangkan.
Guru
yang
ramah
dan
lingkunagn
yang
mendukung akan membuat anak selalu bersemangat untuk belajar Berdasarkan pengertian tersebut maka penataan kelas yang dimaksud meliputi: 1). Penataan tempat duduk Gavin Reid mengemukakan: Ada banyak jenis meja kursi dan pengaturannya yang berbeda-beda akan tetapi beberapa meja kursi disusun tetap. Hal ini tidak ideal bagi sebagian besar pembelajar. Meskipun bagi anak dengan kesulitan perhatian, pengaturan semacam ini meminimalkan gangguan (Gavin Reid, 2009:40) 2). Dekorasi kelas Hiasan atau dekorasi memberi pengaruh sangat kuat. Pemilihan hiasan yang tepat akan memberi makna yang cukup dalam bagi siswa maupun pengunjung kelas yang lain. B.
Macam – Macam Model Penataan Kelas
Agus purwantoko mengemukakan mengenai banyak metode penataan tempat duduk yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Diantara model-model tersebut adalah:
1. Kelas model rolling model ini biasanya digunakan di Taman Kanak-Kanak. Yaitu model berpindah kelompok didalam kelas. Setiap sudut atau kelompok merupakan sentra mempelajari sebuah tema. Misalnya dalam pelajaran matematika, sudut/kelompok pertama adalah mempelajari tentang penjumlahan dengan
angka. Sedangkan kelompok kedua adalah
penjumlahan dengan cara mewarnai jumlah benda yang sesuai dengan hasilnya. Dengan metode ini siswa sekaligus dapat belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. 2. Kelas leter U Model ini biasa ditemui dikelas-kelas presentasi. Keuntungannya adalah guru dapat menjangkau semua siswa. Selain itu, konsentrasi siswa akan seragam, berbeda dengan apabila siswa duduk berjajar dari depan kebalakang. 3. Kelas Out Door Sebagaimana namanya kelas ini tidak berada di dalam ruangan, melainkan di dalam terbuka. Model ini dapat diterapkan dimana saja, seperti di lapangan, di bawah pohon, di mushola seusai shalat berjama’ah atau di ruang makan.. Manfaat dari penggunaan model ini diantaranya, kedekatan antara guru dan murid akan lebih terbangun. Selain itu metode ini biasanya digunakan untuk siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar. Karena dengan metode ini guru dapat memberikan pengarahan dan juga mendengar secara langsung dari siswa mengenai persoalan-persoalan yang
mereka hadapi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dari penggunaan metode ini adalah: a) Keamanan tempat belajar b) Siswa
terbagi
kedalam
beberapa
kelompok,
sehingga
jumlahnya tidak terlalu banyak. Hal ini untuk memastikan bahwa guru dapat menjangkau konsentrasi seluruh anak c) Materi yang disampaikan lebih kepada penajaman, dan sedikit materi tambahan atau materi baru 4. Kelas Model Lesehan Yaitu model kelas tanpa kursi. Pada sebagian sekolah biasanya kelas lesehan ini hanya terdiri dari setengah bagian kelas saja. sehingga kelas terdiri dari dua bagian yaitu setengah kelas dipasangi kursi dan setengah lagi menggunakan alas duduk seperti karpet. Kelas model lesehan baik digunakan pada pembukaan dan penutupan kegiatan belajar dalam sehari. Karena menimbulkan suasana santai dan akrab, sehingga guru dapat sekaligus melakukan pendekatan kepada siswa.. pada penggunanan model kelas lesehan ini hal yang penting untuk diperhatikan adalah guru harus ikut duduk sejajar dengan siswa dan tidak diperkenankan duduk dikursi atau tempat yang lebih tinggi. Hal ini adalah untuk memudahkan siswa memusatkan perhatian kepada guru, serta suasana akan lebih mudah terbangun. Selain itu peletakan papan tulispun harus disesuaikan tempatnya. Kelas lesehan lebih fleksibel digunakan untuk model pembelajaran apapun. Selain itu dengan tidak duduk dikursi maka anak –
anak dengan tipe belajar yang beragam akan lebih terlayani. Karena belajar dengan duduk dikursi sama saja memaksa anak untuk memiliki tipe belajar yang sama. Padahal setiap anak membawa keunikan tersendiri yang tentu mempengaruhi gaya belajar dan kecerdasannya. C.
Prinsip penataan kelas
Guru kreatif harus bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Salah satunya didukung dengan penataan kelas yang baik. Kelas yang baik dan menarik pada waktu tertentu, akan menjadi membosankan apabila dibiarkan bertahan seperti itu saja. Artinya penataan kelas harus mengalami perubahan secara berkala. Tidak terlalu sering tetapi juga tidak terlalu lama. Ada beberapa prinsip yanhg sekiranya dapat dipakai oleh guru untuk menata kelas. Hal ini tentu saja demi mendukung terciptanya suasana belajar yang menyenangkan. Prinsip- prinsip tersebut adalah: a.
Memperhatikan keleluasaan
Artinya penataan dan penempatan di dalam kelas tidak mengganggu pemandangan siswa. Sehingga secara leluasa siswa dapat memandang guru, benda atau kegiatan pembelajaran. b.
Mudah dicapai
Penataan kelas harus memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barangbarang yang di butuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antara tempat duduk harus cukup untuk di lalui siswa. Sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa yang lain yang sedang belajar.
Hal ini sekaligus mengajarkan kemandirian dan kedisiplinan bagi siswa untuk mengambil sendiri barang-barang yang di butuhkan kemudian mengembalikan lagi ke tempat semula tanpa kesulitan. c.
Keluwesan ( Fleksibiltas )
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah di tata dan di pindahkan di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti posisi tempat duduk yang di ubah-ubah sesuai dengan model belajar yang sedang berlangsung. Siswapun sebaiknya di mintai pendapat mengenai penempatan barang-barang tersebut. Dengan demikian mereka akan merasa lebih percaya diri dan akan lebih bertanggung jawab.
d.
Kenyamanan
Berkaitan dengan temperature ruangan, pencahayaan, suara dan kepadatan kelas . e.
Keindahan
Prinsip keindahan ini berkaitan dengan usaha guru dalam menata ruang yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan akan memberikan pengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan belajar yang sedang di laksanakan. Pengaturan dan penyusunan ruang kelas hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu kegiatan dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal – hal berikut perlu di perhatikan yaitu :
1). Ukuran dan bentuk kelas 2). Jumlah siswa dalam kelas 3). Metode pembelajaran yang dipakai Demikian beberapa prinsip penataan kelas yang dapat dijadikan acuan oleh guru. Di samping hal –hal yang telah di sebutkan di atas, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah prinsip demokrasi dalam kelas. Artinya guru tidak dibenarkan mengedepankan keinginan dan idenya sendiri. Melainkan perlu melibatkan siswa meskipun dalam skala kecil mengingat yang dihadapi adalah siswa kelas I SD yang belum sepenuhnya dapat diandalkan. Guru dapat melibatkan siswa dalam beberapa hal di antaranya
:
1). Memilih tema dalam penataan kelas 2). Menentukan jangka waktu perubahan model kelas 3). Serta dalam hal-hal lain yang sudah mampu di lakukan oleh siswa Manfaat yang di peroleh dari keterlibatan siswa ini di antaranya adalah sebagai berikut : 1). Siswa merasa di hargai 2). Siswa lebih bertanggung jawab terhadap kelasnya 3). Suasana kelas lebih hidup dan akrab 4). Guru di ringankan karena tidak mengerjakan semuanya sendiri D. Penataan tempat duduk Penataan
tempat duduk merupakan bagian dari penataan kelas. Keberadaan
tempat duduk sangat penting bagi salah satu prasarana bagi siswa. Pemilihan model dan ukuran hendaknya disesuaikan dengan usia anak. Sehingga siswa
merasa nyaman menggunakannya. Penataanpun hendaknya mudah untuk di sesuaikan dengan model pembelajaran yang di gunakan. Misalnya untuk metode diskusi, kelompok kecil dan lain-lain. Penataan tempat duduk yang sering di gunakan adalah model model berjajar ke belakang. Metode ini efektif di gunakan pada model ceramah saja. Tetapi menjadi tidak efektif untuk model yang lain. Adakalanya siswa diajak belajar dengan duduk di lantai atau karpet. Hal ini untuk menciptakan keakraban antara guru dengan siswa. Selain mempertimbangkan metode pembelajaran, penataan tempat duduk juga harus memperhatikan jumlah siswa, dan yang tidak kalah penting adalah karakteristik individu siswa yang secara garis besar meliputi aspek kecerdasan, psikologi, dan biologis. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa penataan kelas yang lebih ditonjolkan dari pada model pembelajaran? Jawabannya adalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran tidak dapat bervariasi tanpa adanya penataan kelas yang mendukung 2.
Kelas yang menjadi objek penelitian adalah kelas 1 SD. Dimana
sebelumnya mereka berada di Taman Kanak – Kanak dengan dunia bermain. Atau bahkan anak – anak yang berasal dari rumah tangga yang sama sekali belum mengenal dunia sekolah 3. Kelas adalah yang pertama akan memberikan kesan kepada siswa, sebelum guru. Jika kelas menarik minimal anak akan merasa senang berada didalamnya dan mengikuti kegiatan belajar.
4.
Terdapat hubungan timbal balik antara prestasi akademik/hasil belajar
siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran dikelas atau denngan kata lain prestasi akademik/hasil belajar yang diperoleh siswa tegantung pada bagaimana kondisi pembelajaran yang dikembangkan guru dikelas (Syafrudin Nurdin, 2005 : 38) III. Hubungan Variasi Penataan Kelas Dengan Cara Kerja Otak Sebuah komputer canggih yang mampu menyimpan jutaan memori, atau sebuah robot yang bisa memahami perintah seringkali membuat kagum. Akan tetapi orang – orang seringkali lupa bahwa kecanggihan itu adalah buah pemikiran dari sebuah ciptaan ajaib yang dititipkan Allah didalan kepala manusia yaitu otak. Puluhan tahun para ilmuwan mempelajari dan berusaha memecahkan misteri keajaiban otak, lalu berbagai teoripun dikeluarkan. Para ilmuwan membagi otak kedalam dua belahan yaitu otak kanan dan otak kiri. Tetapi pada akhir – akhir ini mulai dikembangkan mengenai teori tentang otak tengah. Berikut ini adalah gambaran mengenai otak kanan dan otak kiri yang diungkapkan oleh Barbara K. Given (2007 : 47)
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memaksimalkan fungsi kedua belah bagian otak yaitu kanan dan kiri. Contoh sederhana dari pemaksimalan kedua fungsi otak ini adalah mengajarkan penjumlahan dengan lagu dan permainan.
Lalu bagaimana cara otak menerima informasi? Jika
masukan itu berupa visual maka mula-mula akan mencapai retina kemudian menuju corpus geniculatum laterale, lalu ke korteks visual primer. Kemudian disebarkan secara paralel dibeberapa tempat diotak ( Given, 2007 : 26) Mengenai pentingnya mensinergikan kedua belahan otak, Daniel H. Pink (pink, 2009 : 44 ) mengemukakan pendapat McManus sebagai berikut : Betapapun menggodanya berbicara mengenai belahan otak kanan dan kiri secara terpisah, mereka pada dasarnya adalah dua belahan otak yang dirancang secara bersama – sama sebagai salah satu kesatuan yang lembut, tunggal dan terpadu dalam 1 otak yang utuh. Belahan otak sebelah kiri mengetahui bagaimana menghadapi logika dan belahan sebelah kanan mengetahui tentang dunia. Gabuangkan keduanya dan seseorang akan mendapatkan suatu mesin pemikiran yang dahsyat. Gunakan salah satunya secara terpisah dan hasilnya boleh jadi akan aneh atau absurd.” Dari penjabaran diatas dapat dipahami bahwa otak manusia merupakan sesuatu yang unik dan akan bekerja secara maksimal jika disinergikan kedua bagiannya melalui stimulus yang efektif. Penataan kelas yang menarik dan menyenangkan akan memberi suasana nyaman. Bukan hanya itu jika belajar dilakukan dalam
kondisi nyaman dan senang maka materi akan mudah didingat oleh siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Given ( 2007 : 59 ) Jika guru tidak menciptakan iklim kelas yang kondusif bagi keamanan emosional dan hubungan pribadi untuk siswa, anaka – anak tidak akan belajar secara efektif dan bisa sepenuhnya menolak pendidikan. Selain berkaitan dengan cara kerja otak, variasi penataan kelas juga berkaitan dengan teori kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Gardner. Kecerdasan tersebut adalah : a. Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri dan mengembangkan potensi serta mengekspresikan dirinya. Anak dengan kecerdasan
ini
harus
dapat
mengutarakan
pendapatnya,
keinginannya,
kebutuhannya, kekecewaannya dan apapun yang ada dan dia rasakan. Kebutuhannya adalah untuk diterima dan dipahami oleh lingkungan b. Interpersonal Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal yaitu : 1). Komunikasi 2). Hubungan dengan orang lain 3). Kasih sayang
4). Berbagi dll c. Linguistik Kecerdasan
linguistik
disebut
juga
kecerdasan
bahasa.
Cara
mengembangkannya adalah : 1). Sering mengajak anak bercakap – cakap 2). Membacakan cerita 3). Mengajarkan lagu d. Matematik Kecerdasan
logika
matematika
berkaitan
dengan
kemampuan
menyelesaikan masalah, perhitungan matematis dan berpikir logis. Untuk mengembangkan dapat digunakan cara sebagai berikut : 1). Memperbanyak koleksi buku mengenai konsep matematika 2). Belajar melalui permainan dan perlombaan 3). Memanfaatkan benda – benda di sekitar sebagai media belajar. e. Musik Kecerdasan bermusik mencakup kepekaan atu penguasaan terhadap nada irama, pola – pola, ritme, tempo, instrumen, dan ekspresi musik sehingga seseorang mampu menyanyikan lagu, memainkan musik dan menikmati musik (
Andi Yudha, 2009 : 54 ). Beberapa kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan ini : 1). Mengenalkan alat – alat musik 2). Menyediakan lat musik sederhana 3). Mengajarkan not balok 4). Mendengarkan musik sembari beraktifitas belajar 5). Menampilkan kemampuan mereka dalam berbagai acara sekolah. f. Visual Spasial Kecerdasan ini melibatkan imajinasi aktif yang membuat seseorang mampu mempersepsikan warna, garis dan luas, serta menetapkan arah dengan tepat. Hal-hal yang dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial : 1). Mengenalkan arah 2). Bermain puzzle 3). Belajar bentuk 4). Belajar mengamati
g. Kinestetik Merupakan kemampuan seseorang untuk mengekspresikan ide dan perasaan melalui gerakan tubuh. Ada tiga pusat kemampuan kognitif dalam kecerdasan kinestetik 1). Logika motorik, merupakan kemampuan syaraf otak untuk bergerak 2). Memori kinestetik, merupakan kemempuan mengatur batas gerakan melalui konstruksi otot, gerakan dan posisi dalam ruangan. 3). Kesadaran kinestetik, merupakan kemampuan indera gerak untuk mengikuti perintah Beberapa kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik a) Menyediakan ruang yang cukup luas agar anak bisa menyentuh apa yang mereka lihat. b) Memberi ruang untuk bergerak c) Berpartisipasi dalam aktifitas yang berorientasi pada gerakan d) Melakukan kegiatan yang menunjang kemempuan gerak motorik seperti menggunting kertas e) Bermain kucing-kucingan, lompat tali dsb.
h. Naturalis Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami sifat-sifat alam. Juga kemampuan untuk bekerja sama dan menyelaraskan diri dengan alam serta senang berada di lingkungan alam yang terbuka. Beberapa cara yang bisa dipakai untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak di sekolah : 1). Menanam dan merawat pohon sendiri 2). Menyediakan hewan peliharaan 3). Mengajak ke wahana rekreasi edukatif Setiap anak lahir dengan tipe kecerdasan yang unik dan berbeda dengan anak yang lain. Lalu apakah sekolah akan melayani anak dengan tipe berbeda dan gaya belajar berbeda dengan model yang sama setiap terus menerus? Alangkah tidak adilnya seorang anak dengan kecerdasaan kinestetik selalu dipaksa belajar sambil duduk dikursi tanpa setiap hari selama bertahun – tahun ? lalu ketika dia tidak bisa menangkap materi dengan maksimal guru akan megecapnya sebagai anak bodoh. Atau jika ia mencari cara lain untuk menyalurkan potensinya dengan banyak bergerak diluar kelas maka guru akan menghadiahkan predikat “ nakal ” kepadanya. Dari berbagai penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberi suasana kelas yang bervariasi maka guru dan sekolah telah memberi keleluasaan
kepada siswa untuk megembangkan dirinya secara maksimal menurut keunikan yang telah dibawanya sejak lahir.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. KEADAAN UMUM SDIT IZZATUL ISLAM 1. Letak Geografis SDIT IZZATUL ISLAM terletak di kelurahan Samirono kecamatan Getasan. Berjarak kurang lebih 5km dari pusat pemerintahan Kecamatan Getasan. Berada diwilayah perkampungan yang mayoritas penduduk sekitarnya adalah petani dan peternak sapi. Keadaan ekonomi masyarakat sekitar menengah keatas dan tingkat riligiusnya cukup tinggi. Jika dilihat dari kemudahan transportasi sebenarnya SDIT Izzatul Islam termasuk kurang strategis karena akses kendaraan umum sangat minnim. Tetapi untuk siswa, sekolah menyediakan mobil antar jemput dengan kapasitas sangat memadai. 2. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SDIT Izzatul Islam berdiri pada 2 februari tahun 2005, di bawah naungan Yayasan Izzatul Islam yang diketuai oleh Bpk. Siswanto. Sejak pertama kali berdiri hingga saat ini SDIT Izzatul Islam telah satu kali berpindah tempat tetapi masih di Desa yang sama. Dari tahun ketahun perkembangannya sangat pesat dan mengukir prestasi dalam berbagai
perlombaan dalam berbagai tingkat. Sehinnga sebagai sekolah yang tergolong sangat muda SDIT Izzatul Islam sangat layak untuk dipertimbangkan. Perkembangan jumlah sisiwa dari tahun ketahun akan digambarkan dalam tabel dibawah ini.
TABEL I Jumlah Siswa SDIT Izzatul Islam tahun 2005 – 2011
NO
TAHUN AJARAN
JUMLAH SISWA YANG DITERIMA
1
2005 / 2006
38
2
2006 / 2007
45
3
2007 / 2008
66
4
2008 / 2009
57
5
2009 / 2010
66
6
2010 / 2011
98
7
2011/2012
84
Selain mengalami kenaikan dalam hal penerimaan murid, SDIT Izzatul Islam juga telah mampu bersaing dengan Sekolah Dasar lain dalam berbagai bidang perlombaan dalam berbagai tingkat. Seperti olimpiade sains dan matematika, dan juga juara lomba melukis. Terakhir adalah termasuk kedalam 10 besar UAN tingkat Kab. Semarang Sedangkan mengenai sebagian prestasi yang telah diraih adalah : TABEL 2 PRESTASI SDIT IZZATUL ISLAM TAHUN 2005 – 2011 NO
TAHUN
JENIS PRESTASI
TINGKAT
1
2010
Juara Umum Lomba Antar
Kecamatan
Sekolah
Getasan
Juara Umum Lomba MAPSI
Kecamatan
2
2010
Getasan 3
2010
Juara 1 Lomba Komputer
Kecamatan Getasan
4
2010
Juara 1 Olimpiade IPA
Kecamatan Getasan
5
2010
Juara 1 lomba Pidato Bahasa
Kecamatan
Indonesia
Getasan
6
2010
Juara 1 Lomba Melukis Putra
Kecamatan Getasan
7
Juara II Lomba Siswa
Kecamatan
Berprestasi
Getasan
Juara II Lomba Melukis Putri
Kecamatan
2010
8
2010
Getasan 9
2010
10
2010
Juara 2 Lomba Cipta Dan Baca
Kecamatan
Puisi
Getasan
Juara 3 Lomba Pidato Bahasa
Kecamatan
Indonesia
Getasan
3. Data tenaga Pendidik SDIT Izzatul Islam TABEL 3 DATA TENAGA PENDIDIK No
Nama
L/P
Pendidikan Terakhir
1.
Muniroh, M. Pd.
L
S2 UMS
2
Sri Winarni, S. Si.
P
S1 UNS
3
Ahmad Burhanudin, S. Pdi.
L
S1 STAIN
4
Sopi’im, S. Pd.
P
S1 UNNES
5
Sutrimo, S. Pd.
L
S1 UNNES
6
Sri Wahyuni, S. Ag.
P
S1 IAIN YK
7
Eni Jumiatun, S. Pd.
P
S1 UMS
8
Agung Kurniawan, S. Pd.
L
S1 UNNES
9
Wahyu Sugiayarto, S. Pd.
L
S2 UMS
10
Harni, S.s.
P
S1 UAD YK
11
Muhammad Busro, A.Md.
L
D3 AMIK JTC
12
Amsyari,ah Syafi’I, A. Ma.
L
S1 STAIN
13
Sujito Arif Aryanto, S. Pd.
L
S1 UMS
14
Endang Muryati, S. Pd.
P
S1 IKIP PGRI
15
Mujiono, A. Md.
L
D3 UNIMUS
16
Siti Qoni’ah
P
BUQ
17
Suyut
L
MTs
18
Didik Mustofa, S. Pdi.
L
S1 STAIN
19
NIken Nugrahaningsih, S. Pd.
P
S1 UNNES
20
Dewi Zuliani, S. Pd.
P
S1 UNNES
21
Insan Abdullah, S. Pdi.
L
S1 IAI AL-AQIDAH
22
Setya Utami Ningsih, A. Md.
P
D3 UDINUS
23
Nuraeni, S. Pdi.
P
S1 STAIN
24
Dwi Pujianto
L
S1 STAIN
25
Sukrisno
L
S1 UT
26
Marwadi, S. Pd
L
S1 Univ. TIDAR
27
Siti Markhamah, S. Ag. M. Pd.
P
S2 UMS
28
Lilis Setyowati, S. Pd
P
S1 IKIP PGRI
29
Winarni
P
S1 UMS
Kemajuan SDIT Izzatul Islam tidak bisa lepas dari peran serta banyak pihak seperti slah satunya komite sekolah. Komite SDIT Izzatul Islam terdiri dari tokoh masyarakat dan melibatkan juga wali murid. Susunan komite SDIT Izzatul Islam adalah sebagai berikut:
TABEL 4 SUSUNAN KOMITE SDIT IZZATUL ISLAM NO
NAMA
JABATAN
PEKERJAAN
ALAMAT
1
Eko Wahyudi, M. Pd.
Ketua
Guru
Ngablak
2
Setya Utaminingsih,A. Md. Sekretaris
Staf TU
Kopeng
3
Mujiono, A. Md.
Bendahara
Staf TU
Jetak
4
Agung Kurniawan, S. Pd.
Anggota
Guru
Pongangan
5
Jarotlan
Anggota
Pengusaha
Sumogawe
6
Juriono
Anggota
Pengusaha
Samirono
7
A. Burhanudin, S. Pd.
Anggota
Guru
Salatiga
8
Tiyem, A. Md
Anggota
Bidan
Samirono
Pada penelitian ini penulis mengambil sampel kelas 1C. data siswa kelas 1C adalah sebagai berikut:
TABEL 5 DATA SISWA KELAS 1C No Induk
Nama
L/P
0471
Aqluna Asya Shafa Shahieza salsabi
P
0472
Astya Indah pertiwi
P
0473
Bagus Mukti Wibowo
L
0474
Bayu Akbar Wahyu Setiaji
L
0475
Candra Purnama Adi
L
0476
Candra Reza Permana
L
0477
Damar Ajie Nusa
L
0478
Freditya Pradana
L
0479
Galuh Retno Pratiwi
P
0480
Ilham Bayu Ardiansyah
L
0481
Inaabatul Qisty Ramadhani
P
0482
Ismail Ilham Muchlis
L
0483
Jauza Linatun Nafisa
P
30484
Kaylana Syivalisa
P
0485
Kholid Adnan
L
0486
Lutfi Riyan Habibi
L
0487
Ma’arif Putra Pratama
L
0488
Maharani Wanda F
P
0489
Marsa Akbar Rizki
L
0490
Maulana Aji Pratama
L
0491
Muhammad Adnan Kusuma
L
0492
Muhammad Arihan Alfathi
L
0493
Nayunda Hapzari H.R
P
0494
Rika Ayu Pramusti
P
0495
Septia Fajar Pradita Sari
P
0496
Yusuf setiawan
L
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian sebagaimana dikemukakan diatas digunakan sebagai upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pembelajaran. Penelitian terbagi kedalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan reflektif. Siklus 1 adalah mengamati kemampuan siswa selama ini. Kemudian hasil pengamatan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode variasai penataan kelas Siklus II bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar setelah variasi penataan kelas dilaksanakan pada tahap awal Siklus III untuk melihat apakah variasi penataan kelas benar – benar efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 1C 1. Proses Pelaksanaan Siklus I a. Perencanan 1). Memilih mata pelajaran yang akan dijadikan sebagai sampel yaitu Matematika, kemudian membuat RPP 2). Menyusun lembar pengamatan b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran terbagi kedalam 3 bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 1). Kegiatan Awal - Guru memberi penjelasan kepada siswa mengenai konsep bilangan 5 sampai 10 dengan benda sebenarnya. 2). Kegiatan Inti - Guru Membagikan Lembar kerja dan siswa disuru mengerjakan sesuai
dengan penjelasan yang telah diberikan guru
- Guru mengamati dan membimbing siswa satu per satu - Guru mengulang penjelasan sebelum kegiatan belajar ditutup 3). Kegiatan Penutup - Dengan bantuan guru siswa diajak mengingat kemballi mengenai penjelasan guru tentang konsep bilangan 5 sampai 10 c. Pengamatan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti mengamati adakah pengaruh penataan kelas terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang dilihat dari minat, keaktifan dan nilai siswa
d. Refleksi Hasil belajar siswa kelas 1C dengan menggunakan kelas model berjajar kebelakang atau tanpa variasi penataan kelas kurang sesuai dengan harapan. Selama kegiatan pembelajaran banyak siswa tidak memusatkan perhatiannya kepada penjelasan guru, tidak melaksanakan tugas dan memperoleh nilai yang kurang. Sebagian siswa lain telah menunjukkan ketertarikan dengan mau memperhatikan dan mengerjakan tugas serta nilainya memuaskan. Hasil penelitian siklus I ini akan dijadikan pedoman untuk diadakan perbaikan pada siklus II TABEL 6 REKAPITULASI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Senang dan antusias mengikuti pelajaran
18
69 %
2
Tidak gaduh atau mengganggu teman
16
61 %
TABEL 7 REKAPITULASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Bersedia mengerjakan tugas yang
17
65 %
14
53 %
12
46%
diberikan oleh guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok 2
Bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum dipahami
3
Kreatif menngunakan sumber belajar yang ada
TABEL 8 REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA Memiliki nilai ulangan rata – rata lebih
1
6
23%
dari 7.5
2. Pelaksanaan Siklus II Setelah mengamati hasil belajar pada siklus I yaitu dengan minimnya minat siswa serta pencapaian nilai yang kurang memenuhi harapan, maka dilakukanlah strategi berupa variasi penatan kelas. Kelas dirubah menjadi kelas lesehan. Sesuai dengan perencanaan maka pelaksanaan tahap II dibagi kedalam 4 tahap a. Perencanaan Karena pada siklus II ini variasi penataan kelas akan diuji cobakan maka langkah- langkah dalam perencanaan akan berubah dari siklus I -
Membuat setting kelas lesehan
-
Mempersiapkan
kartu
untuk
permainan
mengenal
konsep
dan
penjumlahan 5 sampai 10 -
Menyusun RPP Mata Pelajaran Matematika
-
Menyusun lembar pengamatan dan penilaian
b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih menarik dengan adanya variasi penataan kelas yang didukung oleh variasi model belajar. Kegiatan terbagi kedalam 3 kegiatan. Yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup. 1). Kegiatan awal - Guru mengajak siswa untuk duduk melingkar di karpet - Guru mengulang penjelasan mengenai konsep bilangan 5 sampai 10, dilanjutkan dengan penjumlahan sederhana 5 sampai 10 2). Kegiatan Inti - Guru membagikan kartu bergambar benda – benda kepada masing – masing anak - Guru menanyakan kepada anak tentang nama benda yang ada pada kartu dan anak disuruh untuk menghitung
- Guru menyuruh dua anak menyebutkan jumlah masing – masing gambar yang mereka miliki kemudian guru bersama seluruh siswa menghitung bersama hasilny bila dijumlahkan - guru kembali menyuruh dua orang siswa untuk mnyebutjan jumlah gambar pada kartu mereka, lalu murid – murid yang lain menghitung sendiri hasilny - siswa yang mengetahui hasil penjumlahannya menuliskan di papan tulis 3). Kegiatan Penutup. - Guru mengevaluasi permainan yang telah terlaksana - Guru mengulangi penjelasan secara singkat mengenai konsep penjumlahan 5 sampai 10 - Guru menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan yang mereka hadapi - Guru bersama siswa menutup kegiatan belajar dengan do’a - Guru bersama peneliti melakukan refleksi c. Pengamatan Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dengan berbekal lembar pengamatan dan penilaian peneliti mencatat pencapaian tiap – tiap indikator yang telah ditentukan. Peneliti memberi tanda ceklist pada data setiap anak sesuai dengan tingkat pencapaianya sesuai indikator yang telah ditentukan.
d. Refleksi Dari hasil pengamatan pada siklius II dimana variasi penataan kelas telah dilaksanakan, maka diketahui bahwa hasil belajar telah mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari tungginya minat siswa terhadap kegiatan belajar, keaktifan melaksanakan tugas serta nilai yang baik pada sebagian besar anak. Akan tetapi masih ditemukan beberapa siswa yang belum memenuhi harapan. TABEL 9 REKAPITULASI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Senang dan antusias mengikuti pelajaran
21
80 %
2
Tidak gaduh atau mengganggu teman
19
73 %
3
Tidak sering meninggalkan kelas saat
22
84 %
kegiatan pembelajaran berlangsung
TABEL 10 REKAPITULASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Bersedia mengerjakan tugas yang
23
88 %
17
65 %
20
76%
diberikan oleh guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok 2
Bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum dipahami
3
Kreatif menngunakan sumber belajar yang ada
TABEL 11 REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA Memiliki nilai ulangan rata – rata lebih
1
21
80%
dari 7.5
3. Pelaksanaan Siklus III Berdasarkan hasil penelitian pada siklus III masih ada beberapa perbaikan yang perlu untuk dilaksanakan. Mengingat bahwa pencapaian hasil belajar belum maksimal serta model kelas yang diuji coba baru 1 macam. Untuk mengetehui lebih jauh mengenai adakah pengaruh model kelas yang lain terhadap hasil belajar, maka kegiatan pada siklus III terbagi kembali menjadi 4 kegiatan. Yaitu, perencanaan, pelaksanaan,pengamatan, refleksi a. Perencanaan -
Menentukan model kelas yang akan dipakai yaitu Out Door Class
-
Mempersiapkan tempat diluar kelas yang akan dipakai sebagai tempat belajar
-
Mempersiapkan benda – benda alam seperti batu dan daun kering sebagai alat belajar
-
Menyusun Rencana Pembelajaran ( RPP)
-
Menyusun Lembar pengamatan dan penilaian
b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III berada diluar kelas dengan menggunakan benda – benda alam sebagai alat untuk belajar. Pelaksanaan terbagi krdalam 3 kegiatan 1). Kegiatan awal - Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “jari tangan” - Guru mengulangi materi penjumlahan pada siklus II dengan menggunakan batu kerikil 2). Kegiatan Inti - Guru mngenalkan konsep pengurangan dengan batu kerikil - Siswa diajak untuk mempraktekkan mengerjakan penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan batu kerikil dan daun kering secara berpasangan. Satu anak memberi soal sedang yang lain menjawab.
3). Kegiatan Penutup - Guru mengevaluasi permainan yang dilakukan siswa - Guru mengulang penjelasan secara singkat - Guru dan Siswa menutup kegiatan belajar dengan do’a - Guru dan peneliti melakukan refleksi c. Pengamatan Selama kegiatan pembekajaran berlangsung peneliti mengamati dan mencatat setiap peningkatan yang dicapai siswa dari siklus yang sebelumnya. Dengan memberi tanda ceklist pada indikator yang telah ditentukan pada data seluruh anak. d. Refleksi Berdasarkan hasil penelitian pada siklus III dimana model kelas dan pembelajaran telah lebih bervariasi, maka diketahui bahwa hasil belajar pada siklus III lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Dilihat dari jumlah siswa yang berminat mengikuti kegiatan pembelajaran semakin banyak dan hampir seluruh siswa terlibat aktif dalam melaksanakan tugas serta nilai yang diperoleh memuaskan. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan kelas dan model pembelajaran yang lebih variatif maka minat dan keaktifan siswa akan meningkat sehingga nilai yang diperolehpun akan semakin baik.
TABEL 12 REKAPITULASI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Senang dan antusias mengikuti pelajaran
22
84 %
2
Tidak gaduh atau mengganggu teman
20
76 %
3
Tidak sering meninggalkan kelas saat
23
88 %
kegiatan pembelajaran berlangsung
TABEL 13 REKAPITULASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Bersedia mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok
24
92 %
2
Bertanya kepada guru mengenai hal –
22
84 %
22
84%
hal yang belum dipahami 3
Kreatif menngunakan sumber belajar yang ada
TABEL 14 REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Memiliki nilai ulangan rata – rata lebih dari 7.5
26
100%
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisa Data Per Siklus 1. Siklus 1 a.
Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkanperangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran ( RPP ), lembar pengamatan, lembar penilaian dan sarana belajar yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tahap 1 seperti lembar kerja siswa ( terlampir) b.
Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan pada hari
senin tanggal 25 juli 2011. kelas yang dijadikan sampel adalah kelas 1C yang berjumlah 26 anak dan Ibu Endang Muryati S. Pd. Sebagai wali kelas. Dalam hal ini kelas dipegang oleh wali kelas dan peneliti hanya membantu persiapan dan mengamati proses pembelajaran dan mencatat hal – hal yang dianggap penting selama proses pembelajaran berlangsung c.
Tahap Observasi Proses pembelajaran dilaksanakan di kelas 1C oleh Ibu Endang,
dan diamati oleh peneliti. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh variasi penataan kelas terhadap hasil belajar siswa yang dinilai dari minat,
keaktifan dan nilai masing – masing siswa. Dari data hasil belajar pada tahap 1 dimana kelas mesih menggunakan model penataan berjajar kebelakang, dapat dilihat hasil belajar yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan. Hasil belajar dapat digambarkan dalam tabel berikut ini TABEL 15 REKAPITULASI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Senang dan antusias mengikuti pelajaran
18
69 %
2
Tidak gaduh atau mengganggu teman
16
61 %
3
Tidak sering meninggalkan kelas saat
20
76 %
kegiatan pembelajaran berlangsung
TABEL 16 REKAPITULASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Bersedia mengerjakan tugas yang
17
65 %
14
53 %
12
46%
diberikan oleh guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok 2
Bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum dipahami
3
Kreatif menngunakan sumber belajar yang ada
TABEL 17 REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Memiliki nilai ulangan rata – rata lebih
6
23%
dari 7.5
d. Tahap Refleksi Pada pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dapat diketahui bahwa pelaksanaan variasi penataan kelas belum diuji cobakan. Serta dapat dilihat pula bahwa hasil belajar sebagian besar anak masih belum memenuhi target. Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa 1). Guru kurang membuat variasi kegiatan selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa bosan. 2). Guru belum memaksimalkan penggunaan alat peraga
3). Siswa masih kesulitan untuk memehami penjelasan guru Belajar dari hasil belajar pada siklus 1, maka perlu adanya perbaikan proses pembelajaran pada siklus II. Yaitu dengan melaksanakan variasi penataan kelas 1. Guru mengurangi metode ceramah 2. membuat setting kelas yang lain yaitu kelas lesehan. Dimana diharapkan siswa yang tergolong murid baru akan meras lebih santai dan tenang mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Guru
menggunakan
alat
peraga
untuk
memudahkan
siswa
memusatkan perhatian serta memahami penjelasan dari guru 2. Siklus II a.
Tahap Perencanaan
sebagaimana sebelumnya peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, lembar pengamatan dan lembar penilaian. Selain itu disiapkan pula sarana pendukung yaitu kartu gambar dan angka. Serta hal yang pokok adalah mempersiapkan setting kelas sesuai yang terdapat dalam perencanaan yaitu kelas lesehan. b.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari rabu 27 Juli 2011. dengan sampel kelas yang sama yaitu kelas 1C yang berjumlah 26
siswa dan dengan guru sekaligus wali kelas Ibu Endang Muryati, S. Pd. Sedang peneliti mengamati dan mencatat hal – hal yang penting selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil belajar pada siklus II dan III adalah TABEL 18 REKAPITULASI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Senang dan antusias mengikuti pelajaran
21
80 %
2
Tidak gaduh atau mengganggu teman
19
73 %
3
Tidak sering meninggalkan kelas saat
22
84 %
kegiatan pembelajaran berlangsung
TABEL 19 REKAPITULASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Bersedia mengerjakan tugas yang
23
88 %
17
65 %
20
76%
diberikan oleh guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok 2
Bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum dipahami
3
Kreatif menngunakan sumber belajar yang ada
TABEL 20 REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN
NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Memiliki nilai ulangan rata – rata lebih
21
80%
dari 7.5 Sedangkan hasil pengamatan minat, keaktifan dan prestasi siswa pada siklus III adalah TABEL 21 REKAPITULASI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Senang dan antusias mengikuti pelajaran
22
84 %
2
Tidak gaduh atau mengganggu teman
20
76 %
3
Tidak sering meninggalkan kelas saat
23
88 %
kegiatan pembelajaran berlangsung
TABEL 22 REKAPITULASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Bersedia mengerjakan tugas yang
24
92 %
22
84 %
22
84%
diberikan oleh guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok 2
Bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum dipahami
3
Kreatif menngunakan sumber belajar yang ada
TABEL 23 REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN NO
ASPEK YANG DIAMATI
JUMLAH
PROSENTASE
SISWA 1
Memiliki nilai ulangan rata – rata lebih
26
100%
dari 7.5
c.
Tahap Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati adanya pengaruh penataan kelas yang baru terhadap minat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran, keaktifan serta nilai yang diperoleh. Pada pengamatan kali ini peneliti menemukan adanya peningkatan hasil belajar mendekati target yang diharapkan yaitu: 1. Rata – rata peningkatan minat adalah sebesar 70% 2. Rata – rata peningkatan keaktifan adalah sebesar 75% 3. Rata – rata peningkatan prestasi belajar adalah sebesar 80%
TABEL 24 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1C SDIT IZZATUL ISLAM GETASAN No
1
Aspek yang diamati
Senang dan antusias
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Jml
Pros
Jml
Pros
Jml
Pros
18
69%
21
80%
22
84%
16
61%
19
73%
20
76%
20
76%
22
84%
23
88%
17
65%
23
88%
24
92%
14
53%
17
65%
22
84%
mengikuti pelajaran 2
Tidak gaduh atau mengganggu teman
3
Tidak sering meninggalkan kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung
4
Bersedia mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok
5
Bertanya kepada guru mengenai hal – hal yang belum dipahami
6
Kreatif menngunakan sumber
12
46%
20
76%
22
84%
6
23%
21
80%
26
100%
belajar yang ada 7
Memperoleh nilai rata – rata ulangan lebih dari 7,5
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Adanya Variasi penataan kelas di SDIT Izzatul Islam Getasan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang dalam hal ini dapat dilihat dari meningkatnya minat, keaktifan serta hasil belajar atau nilai siswa. Dalam hal prestasi belajar atau nilai menunjukkan adanya peningkatan yang ditunjukkan dalam prosentase rata-rata siklus I yaitu 23% untuk prestasi siswa. 80% untuk siklus II, dan 100% untuk prestasi belajar siswa pada siklus III.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa variasi penataan kelas memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan tipe kecerdasan dan gaya belajarnya masing-masing. Selain itu guru lebih termotifasi untuk bereksplorasi dengan kelasnya. Berdasarkan hal tersebut penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Komite dan yayasan
Pengurus dan komite yayasan izzatul Islam agar memberikan kesempatan kepada guru sekaligus memberi fasilitas agar guru leluasa membuat variasi penataan kelas guna menciptakan pembelajaran yang efektif. 2. Guru Guru-guru di SDIT Izzatul Islam supaya berusaha mengenali lebih dalam mengenai masing-masing anak dengan keunikan gaya belajarnya. Selain itu guru hendaknya memperkaya pengetahuan untuk menciptakan pembelajaran yang tidak monoton dan mampu melayani seluruh gaya belajar anak. 3. Orang tua Orang tua hendaknya memberi dukungan penuh kepada sekolah dalam hal kebutuhan sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan variasi penataan kelas. Orang tua juga hendaknya mendukung sistem pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah serta aktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah untuk memantau perkembangan anaknya. Demikian tulisan ini kami susun dengan tidak lepas dari banyak sekali kekurangan. Masukan dan saran dari pembaca dan seluruh pihak terkait sangat kami harapkan sebagai bahan perbaikan kelak dikemudian hari. Akhirnya hanya kepada Allah saja kami berserah dan memohon pertolongan, hasbiyallah wa ni’mal wakiil
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: 1C / 1
A. Standar Kompetensi
: Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
B. Kompetensi Dasar : 1.1 membilang banyaknya benda C. Indikator
: 1.1.1 Menyebutkan banyak benda sampai dengan 20 1.2.3 Membaca dan menulis lambang bilangan 1.3.5 Menjumlahkan bilangan sampai dengan 20
D. Waktu
: 2 x 35 Menit
E. Tujuan pembelajaran
: Setelah mempelajari kompetensi dasar, siswa
diharapkan: 1. Mampu menyebutkan urutan bilangan 1 sampai 20 2. Mampu menulis angka 1sampai 20 3. Mampu mengerjakan penjumlahan bilangan sampai 20 F. Materi
: Konsep bilangan dan penjumlahan 1 sampai 20
G. Metode Pembelajaran
: 1. Observasi 2. Tanya Jawab
H. Kegiatan Pembelajaran : 1. Kegiatan Awal Guru memberi penjelasan kepada siswa mengenai konsep bilangan 5 sampai 10 dengan benda sebenarnya. 2. Kegiatan Inti - Guru Membagikan Lembar kerja dan siswa disuru mengerjakan sesuai
dengan penjelasan yang telah
diberikan guru - Guru mengamati dan membimbing siswa satu per satu - Guru mengulang penjelasan sebelum kegiatan belajar ditutup 3. Kegiatan Penutup - Dengan bantuan guru siswa diajak mengingat kemballi mengenai penjelasan guru tentang konsep bilangan 5 sampai 10
I. Sumber Belajar dan Alat: 1. Benda – benda yang ada dikelas 2. Lembar kerja J. Penilaian 1. Prosedur : Prosedur penilaian proses digunakan untuk
mengamati
partisipasi
siswa
kegiatann pembelajaran berlangsung 2. Alat penilaian: - Observasi - Pemberian Tugas
Getasan, 25 juli 2011 Guru Kelas
Endang Muryati, S. Pd
Guru Peneliti
Kusnah
selama
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: 1C / 1
A. Standar Kompetensi
: Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
B. Kompetensi Dasar : 1.1 membilang banyaknya benda C. Indikator
: 1.1.1 Menyebutkan banyak benda sampai dengan 20 1.2.3 Membaca dan menulis lambang bilangan 1.3.5 Menjumlahkan bilangan sampai dengan 20
D. Waktu
: 2 x 35 Menit
E. Tujuan pembelajaran
: Setelah mempelajari kompetensi dasar, siswa
diharapkan: 4. Mampu menyebutkan urutan bilangan 1 sampai 20 5. Mampu menulis angka 1sampai 20 6. Mampu mengerjakan penjumlahan bilangan sampai 20 F. Materi
: Konsep bilangan dan penjumlahan 1 sampai 20
G.Metode Pembelajaran
: Permainan kartu
H.Langkah-langkah Pembelajaran: 1. Kegiatan awal 1.1.
Presensi
1.2.
Apersepsi
1.3.
Motivasi
2. Kegiatan Inti 2.1.
Membagikan kartu bergambar
2.2.
penjumlahan melalui gambar yang ada pada kartu
2.3.
Siswa menulis hasil penjumlahan pada papan tulis
3. Kegiatan Akhir 3.1.
Kesimpulan
3.2.
Evakuasi
I.Sumber Belajar dan MediaPembelajaran: 1.Kartu bergambar J. Penilaian 1. Prosedur : Prosedur penilaian proses digunakan untuk mengamati partisipasi siswa selama kegiatann pembelajaran berlangsung
2. Alat penilaian: - Observasi - Pemberian Tugas
Getasan, 26 juli 2011 Guru Kelas
Endang Muryati, S. Pd
Guru Peneliti
Kusnah
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: 1C / 1
A. Standar Kompetensi
: Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
B. Kompetensi Dasar : 1.1 membilang banyaknya benda C. Indikator
: 1.1.1 Menyebutkan banyak benda sampai dengan 20 1.2.3 Membaca dan menulis lambang bilangan 1.3.5 Menjumlahkan bilangan sampai dengan 20
D. Waktu
: 2 x 35 Menit
E. Tujuan pembelajaran
: Setelah mempelajari kompetensi dasar, siswa
diharapkan: 7. Mampu menyebutkan urutan bilangan 1 sampai 20 8. Mampu menulis angka 1sampai 20 9. Mampu mengerjakan penjumlahan bilangan sampai 20 F. Materi
: Konsep bilangan dan penjumlahan 1 sampai 20
G. Metode Pembelajaran
: Permainan : mengenal penjumlahan dan pengurangan dengan benda yang ada diluar kelas
H. Langkah – Langkah Pembelajaran 1). Kegiatan awal - Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “jari tangan” - Guru mengulangi materi penjumlahan pada siklus II dengan menggunakan batu kerikil 2). Kegiatan Inti - Guru mngenalkan konsep pengurangan dengan batu kerikil - Siswa diajak untuk mempraktekkan mengerjakan penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan batu kerikil dan daun kering secara berpasangan. Satu anak memberi soal sedang yang lain menjawab. 3). Kegiatan Penutup - Guru mengevaluasi permainan yang dilakukan siswa - Guru mengulang penjelasan secara singkat - Guru dan Siswa menutup kegiatan belajar dengan do’a - Guru dan peneliti melakukan refleksi I. Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran
- benda – benda yang ada diluar kelas J. Penilaian
: Penilaian Proses Dilakukan terhadap keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran Getasan, 27 Juli 2011 Guru Kelas
Endang Muryati, S. Pd
Guru Peneliti
Kusnah