PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTION POWER DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTs N) 1 BANJARNEGARA 2009/2010
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : SITI MUNTOFINGAH NIM. 121 05 009
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323796,323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected] Drs. A. Sulthoni, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp
: 3 eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi Saudara Siti Muntofingah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum, wr. wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
:
Siti Muntofingah
NIM
:
121 05 009
Jurusan/ progdi
:
Tarbiyah/ pendidikan Agama Islam
Judul
:
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ESQ POWER DI MTs N 1 BANJARNEGARA.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Drs. A. Sulthoni, M.Pd NIP. 19681104 199803 1 003
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323796,323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN
Skripsi saudara : SITI MUNTOFINGAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 05 009 yang berjudul: “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTION DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI I BANJARNEGARA”. Telah di munaqosahkan dalam siding panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 31 Agustus 2010 M Salatiga, 21 Ramadhan 1431 H Panitia Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19676112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs, Abdul Syukur, M.Si NIP. 19670307 199403 1 002
Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002 Pembimbing
Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd NIP. 19681104 199803 1 003
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323796,323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DEKLARASI
Bismillahirrahmanirrahiim Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain
di
luar
referensi
yang
peneliti
cantumkan,
maka
peneliti
sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasyah skripsi Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi
Salatiga, 31 Agustus 2010 Peneliti
Siti Muntofingah 12105009
MOTTO
“Kemenangan itu tidak akan dihidangkan di atas piring emas. Ia akan datang bersamaan dengan tetesan air mata, darah, tidak tidur malam, rasa letih, rasa lapar dan kesulitan” (Dr. Aidl al-Qorni)
“Jangan menjuhkan diri dari doa, karena doa dan munajat merupakan jalan untuk meraih ketenangan dan kebahagiaan. Suatu hari nanti doa-doa itu akan terkabul dan mengantarkanmu pada apa yang kamu cita-citakan”
“Siapapun bisa marah, marah itu mudah, tetapi marah pada orang yang tepat dengan kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan tujuan yang tepat dan dengan cara yang tepat, bukanlah hal yang mudah” (Aristoteles)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1.
Kakekku Siswandi alm dan nenekku Siswandi yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan.
2.
Bapak Parjo dan Ibu Tuniarti, yang telah memberikan segalanya untuk aku dan keluargaku.
3.
Adik-adikku, Fayatun Cholidah dan Muhammad Sugeng Abidin yang selalu menjadi motivator buat aku.
4.
Ayah yang selalu sabar menghadapi aku, mendampingi aku dan selalu membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala hukum, tiada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempurna risalah sebelumnya. Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, penulis sadar bahwa selesainya penulisan skripsi ini berkat bantuan dari orang-orang disekitarnya, tidak ada kata yang patut untuk di ucapkan kepada beliau-beliau ini, kecuali terima kasih. Terima kasih ini dihaturkan kepada: 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2.
Dra. Siti Astiqoh, M.Si selaku kaprogdi pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.
3.
Miftahudin, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik.
4.
Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd selaku pembimbing skripsi.
5.
Semua dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
6.
Kepala sekolah, guru dan siswa-siswi MTs N 1 Banjarnegara
7.
Kedua orang tuaku yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan dukungannya selama mengikuti kuliah.
8.
Ayah yang senantiasa sabar dalam membantu penyelesaian skripsi ini
9.
Adik-adiku yang selalu mendukungku
10.
Nita, Nisa, Mevi, Faik dan semua teman-teman PAI se PPL an dan se KKN.
11.
Pondok mbah Jon dan semua teman-teman se atap terima kasih atas semua yang teman-teman beri untukku.
12.
Westi Arlini teman baikku terima kasih atas semuanya.
13.
Keluarga ibu Ninik (mas, adik, janah) terima kasih atas doa dan suportnya.
14.
Saprul Family, Asi Family, Wafda Family terima kasih untuk doa dan bantuanbantuannya.
15.
PPTI Al-Falah yang pernah menjadi tempat naungan untukku.
Dan semua yang telah membantu dalam penyelesian penulisan skripsi ini,yang tidak bisa disebut satu persatu.
Salatiga, 7 Agustus 2010
Siti Muntofingah NIM. 12105009
ABSTRAK
Muntofingah Siti, 121 05 009. Pengembangan Pembelajaran Berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjarnegara 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Progdi Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing : Drs. A. Sulthoni, M.Pd. Kata kunci : Pengembangan Pembelajaran dan berbasis ESQ power. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power terhadap siswa-siswi MTs N 1 Banjarnegara. Penggalian data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa sebagai responden, menggunakan teknik wawancara langsung untuk mengetahui pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjarnegara. Disimpulkan dari hasil wawancara bahwa pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjarnegara mencapai tingkat keefektifan dalam pembelajaran. ESQ power berpengaruh positif terhadap siswa-siswi di MTs N 1 Banjarnegara.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii DEKLARASI ................................................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Penegasan Istilah ......................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ........................................................................ 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7 E. Metode Penelitian ........................................................................ 8 F. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 12
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pembelajaran ............................................................................... 14 B. ESQ Power ................................................................................... 29 C. Pengaruh ESQ Power terhadap pembelajaran ............................... 54
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs N I Banjarnegara ...................................... 64 1. Visi Misi dan Tujuan MTs N I Banjarnegara .......................... 64 2. Sejarah Berdirinya MTs N I Banjarnegara .............................. 65 3. Letak Geografis MTs N I Banjarnegara .................................. 66 4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MTs N I Banjarnegara ... 66 5. Keadaan Gedung MTs N I Banjarnegara ................................ 69 6. Struktur Organisasi Guru dan Siswa MTs N I Banjarnegara .... 70 BAB IV ANALISIS DATA A. Metode Pembelajaran ESQ Power di MTs N I Banjarnegara ........ 85
B. Model Pembelajaran ESQ Power di MTs N I Banjarnegara .......... 86 C. Tujuan Pembelajaran ESQ Power di MTs N I Banjarnegara .......... 87 D. Efek dari pembelajaran ESQ Power di MTs N I Banjarnegara....... 88 E. Permasalahan yang muncul dari pembelajaran ESQ di MTs N I Banjarnegara ................................................................................ 91 F. Cara mengatasi permasalahan yang muncul dari pembelajaran ESQ Power di MTs N I Banjarnegara ............................................................. 93 G. Kelebihan Pembelajaran ESQ Power dibandingkan dengan Pembelajaranpembelajaran lainnya ................................................................... 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 96 B. Saran-saran .................................................................................. 97 C. Penutup ........................................................................................ 97 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Berbagai pihak cukup prihatin dengan kualitas pendidikan kita yang tertinggal jauh dari negara lain yang lebih maju, namun keprihatinan ini tidak diikuti dengan perbaikan internal yang berhubungan dengan sarana infrastruktur yang memadai. Pemerintah belum serius memperhatikan kondisi fisik instrumen pendidikan. Beberapa kasus yang ada, madrasah yang roboh bereada di kota ataupun desa-desa terpencil dan kasus lain yang terjadi akibat dari kurangnya perhatian dari pemerintah. Madrasah-madrasah itu secara fisk sangat tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga sangat tidak mungkin untuk menimba ilmu atau akibat yang lebih parah yaitu keterbelakangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
pendidikan,
perlu
ditingkatkan
kualitas
menejemen
pendidikan. Sebagaimana diketahui bahwasanya pendidikan kita masih jauh untuk bisa dikatakan mapan, apalagi berhasil. Mengingat masih ada fasilitas pendidikan yang begitu minim dan terbatas, kurikulum yang belum stabil dan kurangnya tenaga yang mengelola manajemen pendidikan (Cut Zahri Harun, 2001: 14)
2
Untuk dapat memenuhi tuntutan mutu pendidikan, perlu dikembangkan sistem manajemen yang rasional, sistematik dan sistematis, sehingga semua unsur sistem pendidikan dapat berinteraksi secara optimal bagi pencapaian mutu pendidikan. Mutu
pendidikan
di
madrasah
dapat
di
lihat
dari
proses
pembelajarannya. Dengan kata lain upaya meningkatkan kualitas pendidikan diawali dengan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama di suatu sekolah. Selain itu akhlak juga pengaruhnya penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, akan tetapi pada masa sekarang banyak kita jumpai dalam dunia pendidikan yang seharusnya tercipta akhlakul karimah malah sebaliknya, banyak dijumpai para siswa maupun guru-guru malakukan tindakan yang tidak bernorma, contoh-contohnya banyak termuat di media-media dan di layar kaca, berita tentang guru yang tega mencabuli anak didiknya dengan motif untuk mencari kekayaan, kekuatan dan agar awet muda. Guru yang tega memukuli anak didiknya dengan alasan kesal karena anaknya susah diatur, bandel, tidak memperhatikan. Seorang siswa gantung diri karena takut tidak lulus ujian, seorang siswa mengkonsumsi obat-obatan terlarang karena kurang perhatian dari orang tuanya, masih banyak lagi kejadian-kejadian lain yang setiap hari termuat di media dan di pertontonkan dalam layar kaca. Kejadian-kejadian di atas adalah bukti bahwa antara kecerdasan emosional dan spiritualnya tidak menyatu. Mereka akhinya mengambil keputusan sepintas dan pikiran itu muncul dalam pikiran yang negatif.
3
Apabila sebagian banyak orang telah mengerti dan menerapkan ESQ power pada diri mereka, pasti kejadian-kejadian seperti contoh di atas tidak akan kita jumpai. Kejadian-kejadian lain yang terjadi dalam dunia pendidikan misalnya banyak anak yang putus sekolah karena menganggap sekolah adalah penjara, di sekolah merasa terkekang, membosankan dan menyedihkan, karena ia dipaksa untuk berfikir-fikir dan berfikir tentang apa yang tidak ia senangi. Hal ini juga akan hilang apabila di suatu sekolah telah ada pembelajaran tentang ESQ power. Guru tidak akan mengekang siswa dan memaksa siswa. Anak tidak hanya dididik agar dirinya cerdas dan mempunyai IQ yang tinggi tetapi memiliki EQ dan SQ untuk bekal kehidupan mereka. Selama ini kecerdasan seorang siswa dikonotasikan dengan kecerdasan intelektual IQ (Intelligence Quotiont) bahkan orang tua juga beranggapan bahwa jika anak mereka memiliki IQ tinggi maka sudah pasti cerdas dalam segala hal. Namun saat ini anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi intelektual saja sebenarnya tidaklah sepenuhnya benar. Karena selain IQ manusia juga memiliki dimensi kecerdasan lain, yaitu kecerdasan emosional EQ (Emotional Quotiont) dan kecerdasan spiritual SQ (Spiritual Quotiont). (Danil Goiman,1996:5) Menambahkan (Muhyidin,2006: 232) bahwa menampakan ESQ power pada proses mendidik siswa adalah suatu perwujudan akan kekuatan dan kecerdasan emosional dan spiritual selama orang tua melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab kepada anak-anaknya berupa pemberian
4
perawatan, pengasuhan, pendidikan dan pembelajaran. Banyak orang tua atau pendidik yang menganggap penting dalam pembentukan karakter siswa dengan cara menanamkan nilai-nilai kejujuran, kebaikan, keadilan dan sebagainya. Namun yang perlu diperhatikan adalah menanamkan nilai tauhid atau aqidah pada siswa. Hal ini menjadi sangat urgen dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan. Inilah yang dimaksud dengan ESQ power sebagai poses dalam mendidik siswa namun juga dibarengi dengan nampaknya ESQ power dalam proses mendidik tersebut. Ada tujuh keutamaan antara lain: Tidak menampakkan kejahatan perasaan, menampakkan cinta dan keindahan, menampakan kesabaran, menampakkan keuletan, menampakkan kejujuran dan keadilan, menampakkan kreatifitas dan gairah, menampakkan disiplin dan konsisten. Pengaruh pembelajaran ESQ power dalam mendidik siswa sangat urgen karena dalam proses pendidikan adanya pembelajaran menuju tingkah laku yang lebih baik dengan adanya pembelajaran ESQ power siswa akan mengerti dan memahami, serta siswa setiap kali melakukan perbuatan akan disadarkan pada Islam dan pengaturan emosi yang lebih baik hingga menjadi dewasa. (Muhyidin, 2006: 232) Dari uraian singkat di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian
pembelajaran
berbasis
ESQ
power
dengan
judul
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BEBASIS ESQ POWER DI MTs NEGERI 1 BANJARNEGARA.
5
B.
Penegasan Istilah Untuk
menghindari
timbulnya
berbagai
interpretasi
dan
untuk
membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di atas, yaitu ada 2: 1. Pembelajaran Pembelajaran di artikan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Demar Hamalik,
1995:
57),
yang
penulis
maksudkan
dengan
adanya
pengembangan pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar maka akan menjadikan tingkat kecerdasan siswa, semangat dalam belajar dan tingkat prestasi yang maksimal. 2. ESQ (Emotional Spiritual Quotiont) Kecerdasan emosional memiliki arti kepiawaian, kepandaian dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain di sekeliling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya. Seperti intisiatif, empati, adaptasi, komunikasi, kerja sama dan kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadikan pada diri seseorang (Abuddin Nata, 20002: 47) Dengan demikian penulis mengartikan kecerdasan emosional yaitu sebuah kemampuan atau kecerdasan seorang siswa untuk mengenali
6
keadaan atau emosi diri sendiri sehingga dapat mengelolanya dengan baik, kemampuan untuk memotifasi diri, memiliki empati setia mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain disekitarnya. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai. Yaitu kecedasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya atau kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding yang lain. Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ adalah landasan yang diperlukan untuk mengfungsikan IQ dan SQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. (Ary Ginanjar Agustian, 2000: 109) Sedangkan dalam ESQ power kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap peikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan EQ dan SQ secara komprehensif. (Ary Ginanjar Agustian, 2005:47) Adapun indikator dari ESQ power antara lain: a. Mampu menciptakan atau dapat memiliki karakter yang teguh. b. Mampu meningkatkan kemampuan EQ dan IQ melalui SQ. c. Mampu mengsinergikan rasionalitas duniawi (EQ) dengan semangat spiritual (SQ) sehingga terjadi perpaduan yang dahsyat (ESQ). d. Mampu memberi makna luhur terhadap pekerjaan dan tugas seharihari yang diperoleh dari metode ESQ sehingga akan dapat merasakan
7
makna kehidupan yang sangat indah ketika sedang betugas atau menghadapi masalah yang berat sekalipun. e. Mampu untuk mengangkat suara hati spiritual terdalam sehingga sumber kecerdasan spiritual yang terletak pada god-spot manusia terangkat ke permukaan. 3. Pembelajaran berbasis ESQ Power Merupakan suatu pembelajaran yang berdasar pada kekuatan kecerdasan emosional dan spiritual (Muhyidin, 2006:110) Yang penulis maksudkan pembelajaran dengan berdasar pad ESQ Power maka suatu pembelajaran tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan pembelajaran-pembelajaran yang lain. Kekuatan ESQ akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Nilai-nilai emosional dan spiritual membantu menciptakan suatu pembelajaran yang sempurna, yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. C.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini. Beberapa permasalahan itu adalah: 1. Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjarnegara? 2. Bagaimana problematika yang muncul dari penerapan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjarnegara?
8
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi problematika pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjarnegara? 4. Apa efek dari pembelajaran berbasis ESQ power bagi siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjarnegara? D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Berangkat dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian skripsi dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengetahui penerapan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjanegara? 2. Mengetahui problematika pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjanegara? 3. Mengetahui upaya untuk mengatasi problematika pembelajaran berbasis ESQ power di MTs Negeri 1 Banjanegara? 4. Mengetahui efek dari pembelajaran berbasis ESQ power bagi siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjanegara?
Sedangkan manfaat dari penelitian di atas adalah: 1. Secara Teoristis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang pembelajaran berbasis ESQ power pada siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjarnegara.
9
2. Secara Praktis Penelitian ini diharapan dapat mengetahui pokok permasalahan dan pembelajaran ESQ power pada siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjarnegara. E.
Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menjelaskan
menggunakan
penelitian
kualitatif
pendekatan adalah
kualitatif.
metode
Sugiono
penelitian
yang
digunakan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci (Sugiono, 2005:1). Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah guru yang memberikan pembelajaran ESQ power di MTs Negeri 1 Banjarnegara dengan berbagai latar belakangnya dalam memberikan pembelajaran ESQ power kepada siswa khususnya kepada siswa-siswi di MTs Negeri 1 Banjarnegara. Sehingga akan di temukan problematika upaya dan efek pembelajaran ESQ power bagi siswa-siswi MTs Negeri 1 Banjarnegara. 2. Subjek dan Informasi Penelitian Subjek penelitian adalah sumber
tempat
kita
memperoleh
keterangan penelitian dan informan adalah orang yang memberikan pesan atau memaparkan data. (Tatang M. Arifin, 1990: 92) Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah MTs N 1 Banjarnegara dan yang menjadi informan adalah siswa-siswi, kepala sekolah serta dewan guru di MTs Negeri 1 Banjarnegara.
10
3. Metode Pengumpulan Data Dalam membicarakan pengumpulan data ada beberapa komponen yang akan digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai sampai di mana tingkat pembelajaran berbasis ESQ power terhadap siswa di MTs N 1 Banjarnegara, dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara (intrviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee). Wawancara menurut Suharsimi "pengumpulan data yang diperoleh dengan wawancara" dalam wawancara atau interview ini untuk mengorek jawaban responden dengan bertatap muka. (Suharsimi Arikunto, 1991:2) Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah kepala sekolah, guru dan siswa. b. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati dengan membuat catatan selektif terhadap menejemen fasilitas madrasah di MTs Negeri 1 Banjarnegara. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang gejala-gejala (fenomena) yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1982:159). Dari tiga jenis observasi mulai dari observasi
11
langsung, observasi tidak langsung dan observasi partisipasi, maka penulis menggunakan observasi langsung. Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain: 1) Terlebih dahulu melakukan pengamatan langsung, lalu mencatat hal-hal yang dipandang perlu. 2) Berdasarkan
gambaran
pengamatan,
maka
peneliti
menghubungkan apa yang seharusnya berdasaran khasanah ilmiah, dilanjutkan dengn rumusan yang jelas dan spesifik sehingga dapat diamati oleh observer. 3) Menentukan bentuk pedoman observasi tanpa perlu jawaban tapi mencatat apa yang manpak. 4) Sebelum observasi dilaksanakan diskusikan dahulu pedoman observasi, agar setiap segi yang diamati dapat dipahami maknanya dan bagaimana cara mengisinya sesuai dengan harapan dan tujuan penelitian. 5) Apabila ada hal khusus yang menarik tapi tidak ada dalam pedoman observasi, sebaiknya disediakan catatan khusus.
Sasaran observasi dalam penelitian ini adalah kondisi fasilitas madrasah dan pemanfaatan terhadap fasilitas yang ada.
12
c. Dokumentasi Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian digunakan dengan alasan: selalu tersedia di kantor/lembaga, dokumen merupakan sumber data yang stabil, informasi pada dokumen bersifat realita, dan sumber data yang kaya berkaitan dengan keadaan subjek penelitian. Adapun yang dapat dijadikan objek dalam metode dokumentasi adalah buku administrasi fasilitas madrasah dalam daftar tabel keadaan pertahun madrasah. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisa pelu dilanjutkan dengan upaya mencari makna. Data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angkaangka.
Data ini dikumpulkan dalam berbagai cara
diantaranya
wawancara, observasi, intisari dokumen. Untuk itu analisia kualitatif menggunakan kata-kata yang biasanya disusun dalam teks yang diperluas. (Matthew B.Miles,1992: 16)
13
a. Penyajian data Sekumpulan
informasi
yang
tersusun
sehingga
memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang baik merupakan suatu cara utama bagi penyajian data yang shahih. b. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konfigurasi (penggambaran sesuatu) yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi
selama
kemungkinan setingkat
penelitian
pemikiran
berlangsung.
kembali yang
Verifikasi melintas
itu
dalam
penganalisis selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar pikiran dan akhirnya berusaha menarik kesimpulan. Dengan
demikian
verifikasi
kesimpulan
yang
pada
mulanya
mengambang atau kabur menjadi relevan. Contoh verifikasi, peneliti melihat kembali keadaan gedung sekolah setelah mendapat keterangan tentang gedung sekolah tersebut dari informan.
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Lembaga pendidikan adalah sebuah wadah yang digunakan untuk proses pembelajaran, adapun menurut islam tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuahan serta mejauhi larangan – laranganNya. (H Abu Ahmadi, Nur uhbiyati, 1991:11) Pembelajaran berasal dari kata "belajar". Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia,
belajar
diartikan
(berusaha
atau
berlatih).
(Poerwadarminto, 1992:94) Belajar juga diartikan sebagai perbuatan atau tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. (Oemar Hamalik, 2008:54) Menurut Harjanto, pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan yang di maksud mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri seseorang baik aspek kognitif, afektif, maupun psikimotor. (Suwardi, 2007:30) Dan pembelajaran merupaka suatu proses terjadinya interaksi antara pelajar (mahasiswa) dan pengajar (dosen / instruktur) dalam mencapai
15
tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula.(Oemar Hamalik : 162). 2. Strategi pembelajaran a. Pengertian strategi pembelajaran Strategi pembelajaran adalah pola umum untuk mewujudkan proses belajar mengajar. Secara operasional strategi pembelajaran adalah
prosedur dan metode yang ditempuh oleh guru, dosen
(pengajar) untuk memberikan kemudahan bagi siswa (peserta didik) melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1995:165) Strategi pembelajaran itu memuat berbagai alternatif yang harus dipertimbangkan untuk dipilih dalam rangka perencanaan pengajaran. T. Raka Joni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum pembuatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976), ialah a plan, method, or series of activitas designed to achiezes
a particular
educational goal (P36, 1980). Menurut pengertian ini strategi pembelajaran meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pembelajaran
demikian adalah
dapat rencana
disimpulkan dan
bahwa
cara-cara
strategi
membawakan
pembelajaran itu merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-
16
murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Pola dan urutan umum perbuatan guru-murid itu merupakan suatu kerangka umum kegiatan pembelajaran yang tersusun dalam suatu rangkaian bertahap menuju tujuan yang telah ditetapkan. (W.gulo, 2002 : 3). Strategi secara umum dapat di definisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Jika diterapkan dalam konteks pendidikan strategi pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut : 1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan profil perilaku dan pribadi siswa yang seperti apa atau bagaimana yang harus dicapai dan menjadi sasaran dari kegiatan pembelajaran itu berdasarkan aspirasi atau pandangan hidup dan selera masyarakat yang bersangkutan untuk digunakan dalam mengidentifikasi entering behavior para siswanya. 2) Memilih sistem pendekatan pembelajaran utama yang dipandang paling efektif guna mencapai sasaran tersebut sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam merencanakan dan mengorganisasi kegiatan belajar mengajar atau pengalaman belajar ( learning experiences) siswanya. 3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar ( teaching methods) dengan bagaiman yang dipandang paling efektif dan efiisien serta produktif, sehingga dapat dijadikan
17
pegangan
oleh
para
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran. 4) Menetapkan
norma-
norma
dan
batas
minimum
ukuran
keneberhasilan, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam melakukan pengukuran dan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik ( feed back) bagi upaya penyempurnan sistem rasional yang bersangkutan secara keseluruhan. ( Abin Syamsudin. M, 2005 : 221 ) b. Jenis-jenis strategi pembelajaran Adapun jenis jenis strategi pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah sebagai berikut : 1) Latihan dan praktek Latihan dan praktek bertujuan membantu anak didik untuk menguasai ketrampilan secara tepat dan perilaku yang tepat dan otomatik 2) Sinektik Sinektik
bertujuan
menciptakan
kelas
menjadi
masyarakat
intelektual yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan perilaku kreatif. 3) Yurisprudential Yurisprudential bertujuan membantu anak didik memliki pendirian yang mantap mengenai masalah-masalah sosial politik.
18
4) Diskoveri / inkuiri Diskoveri / inkuiri merupakan prosedur yang menitik beratkan pada belajar individual, manipulasi objek-objek eksperimen dan pengambilan kesimpulan. 5) Modifikasi tingkah laku Modifikasi tingkah laku bertujuan untuk mengubah tingkah laku dengan cara menempatkannya dalam kondisi yang terkontrol dan kemudian dimanipulasi. 6) Paket kegitan belajar Paket kegitan belajar yang berasaskan akuntabilitas , kesadaran siswa, belajar individual, menyediakan variasi-variasi, cara-cara belajar dan waktu belajar. 7) Pembelajaran kelompok kecil Pembelajaran kelompok kecil melalui teknik territorial, individual, seminar, lokakarya, teknik klinik, diskusi kelompok. 8) Sistem belajar siswa terbimbing Sistem belajar siswa terbimbing menitikberatkan pada tanggung jawab belajar pada diri peserta didik, pendidik bertindak sebagai narasumber. 9) Pembelajaran terprogram Pembelajaran terprogram yakni suatu pembelajaran dimana siswa belajar sendiri untuk mencapai tujuan, tingkah laku berdasarkan materi pelajaran yang telah disiapkan sebelumnya.
19
10) Pelatihan dalam industri Pelatihan dalam industri ini dilakukan berdasarkan pendekatan pembelajaran standar dan latihan dalam pekerjaan. 11) Pengajaran Pengajaran dengan contoh yang dilaksanakan dalam bentuk demonstrasi ilustrasi dan modeling. 12) Simulasi Simulasi diterapkan dengan berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku dan dilaksanakan dalam bentuk latihan simulasi untuk mengembangkan ketrampilan reproduktif. Hal ini dilaksanakan dalam bentuk permainan simulasi. Studi kasus bermain peran (Oemar Hamalik, 2007 : 163). 3. Problematika pembelajaran Problematika atau permasalahan pembelajaran adalah merupakan kendala atau hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran. a. Problematika pembelajaran yang menyangkut 5 W I H Menurut Nurulbiyati dan Abu Ahmadi, pembelajaran sebagai suatu aktivitas yang merupakan proses itu banyak dijumpai problemproblem yang memerlukan pemikiran pemecahannya. Problematika pembelajaran yang menyangkut 5 WIH yaitu : 1) Problematika Who Problematika Who (siapa) yaitu menguraikan kendala dari pendidik dan anak didik yang dikenai sebagai aktivitas
20
pendidikan /pembelajaran. a) Problem Pendidik Masalah yang berkaitan dengan pendidik antara lain : (1)
Problem kemampuan ekonomi
(2)
Problem kemampuan pengetahuan dan pengalaman
(3)
Problem kemampuan
(4)
Problem kewibawaan
(5)
Problem kepribadian
(6)
Problem sikap
(7)
Problem sifat
(8)
Problem kebijaksanaan
(9)
Problem kerajinan
(10) Problem tanggung jawab (11) Problem kesehatan dan sebagainya. b) Problem Anak Didik Problem yang berkaitan dengan anak didik juga tidak kalah penting untuk diperhatikan, dipikirkan dan dipecahkan. Karena anak didik adalah pihak yang digarap untuk dijadikan manusia yang diharapkan, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun problem – problem yang ada pada anak didik antara lain : (1) Problem kemampuan ekonomi keluarga (2) Problem intelegensi
21
(3) Problem bakat dan minat (4) Problem pertumbuhan dan perkembangan (5) Problem kepribadian (6) Problem sikap (7) Problem sifat (8) Problem kerajinan dan ketekunan (9) Problem pergaulan 10) Problem kesehatan 2) Problematika Why Dalam proses pendidikan, tidak semua pelaksanaaan berjalan dengan lancar, tetapi dijumpai rintangan – rintangan atau hambatan – hambatan. Kesulitan – kesulitan tersebut terdapat pada semua faktor pendidikan yang mengahambat jalannya proses pendidikan. Seperti mengapa : a. Mengapa anak – anak sulit bekerja sama sesama mereka. b. Mengapa masyarakat tidak menghargai jasa guru yang mendidik putra putri mereka. c. Mengapa masyarakat sulit diminta sumbangan tenaga, pikiran dan dana dalam pembangunan prasarana pendidikan untuk kepentingan anak – anak mereka. d. Mengapa orang tua anak menghalangi kegiatan ekstra kurikuler putra putrinya.
22
e. Mengapa pejabat setempat mengijinkan mendirikan pabrik disebelah sekolah yang mengganggu jalannya proses belajar mengajar. f. Mengapa penyaluran buku – buku paket
tidak sampai atau
selalu terlambat datang di sekolah. g. Mengapa terjadi kasus amoral dikalangan guru, murid dan orang tua anak. 3) Problematika Where Didalam pendidikan terdapat tiga tempat, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sistem pendidikan pada masing – masing tempat tersebut tidak sama dan metode nya pun berbeda. Lokasi dari pada letak tempat pendidikan pun mempengaruhi bagi jalannya pendidikan, seperti di desa dan di kota, di masyarakat religious dengan masyarakat heterogen pemeluk agamanya. Problem pendidikan keluarga sebagai tempat pendidikan anak anak antara lain adalah situasi keluarga itu sendiri dan letak keluarga yang
berada
di
tengah
–
tengah
lingkungan
yang
tidak
menguntungkan. Demikian juga sekolah sebagai tempat pendidikan murid – murid, bila letak sekolah itu di tengah – tengah lingkungan yang tidak menguntungkan juga akan menjadi problem. Apabila tempat pendidikan itu di masyarakat, yang menjadi problem tempat di masyarakat adalah jika kebudayaan dan peradaban
23
masyarakat itu bertentangan dengan norma – norma agama atau norma – norma pancasila. 4) Problematika When Problem when (bilamana / kapan) banyak menyangkut tentang penyiapan sesuatu kepada anak didik, sehingga akan timbul beberapa pertanyaan yaitu : a) Kapan suatu materi itu di sampaikan. b) Kapan suatu hukuman itu dijatuhkan. c) Kapan suatu ganjaran itu diberikan. d) Kapan suatu kewajiban itu di bebankan. e) Kapan suatu perintah itu dilaksanakan. Masalah when (kapan) tidak hanya berkenaan dengan sesuatu yang diberikan, tetapi juga berkenaan usia anak seperti : a) Pada usia berapa anak mulai di didik. b) Pada usia berapa pendidikan berakhir. Segi pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami perubahan dengan standar periodesasi usia, baik usia kronologis, psikologis, biologis, kejasmanian dan pengalaman. 5) Problematika What Problem what (apa) menyangkut dasar, tujuan, bahan atau materi, sarana, prasarana dan media. Masalah materi erat kaitannya dengan kurikulum, silabi, perencanaan pembelajaran apakah semuanya sudah sesuai dengan situasi saat itu dan kondisi anak.
24
Masalah sarana adalah bila tidak lengkap sarana pendidikan hal ini akan mengganggu jalannya pendidikan, seperti kurangnya kursi, meja dan buku. Dan di beberapa daerah ada pula yang tidak memenuhi syarat sebagai tempat belajar-mengajar, seperti tidak adanya gedung sekolah, atau ada tapi membahayakan. Meskipun dasar dan tujuan jelas tetap materi kurang tepat atau kekurangan sarana atau tidak adanya media. 6) Problematika How Masalah how (bagaimana) berkenaan dengan metode atau cara yang
akan digunakan dalam proses
pendidikan.
Anak
didik
mempunyai sifat dan bakat yang berbeda – beda pendidikan harus mengakui adanya perbedaan tersebut. (H Abu Ahmadi Nuruhbiyati, 1991:255). b. Problematika pembelajaran internal dan external Menurut Tuwuh Trisnayadi, pembelajaran adalah suatu proses, untuk itu di dalam suatu proses hampir dapat dipastikan bahwa masalah/hambatan selalu muncul dalam setiap usaha yang kita lakukan. Masalah/problem yang kecil dapat segera diatasi dengan mudah, sementara masalah yang besar memerlukan kerja keras tersendiri. Masalah yang muncul bisa timbul dari dalam diri sendiri (internal) bisa pula muncul dari luar (external) 1) Problematika dari dalam diri sendiri (internal)
25
Probleamatika yang muncul dari dalam diri sendiri ini biasanya berupa rasa malas, penyakit atau kesulitan dalam menerima dan menyerap materi pelajaran. Problematika-problematika dari dalam diri sendiri diantaranya: a) Rasa malas Rasa malas bisa timbul karena perasaan jenuh. Kemalasan yang timbul sewaktu-waktu tidak begitu menghawatirkan, selama tidak berkelanjutan. Kemalasan yang timbul setiap akan belajar, jelas akan mengganggu proses pencapaian cita-cita kita. b) Kesulitan dalam menerima dan menyerap materi pembelajaran Kesulitan dalam menerima dan menyerap materi pelajaran bisa di sebebkan oleh kesulitan berkonsentrasi. Kesulitan ini bisa timbul dari dalam diri maupun gangguan dari luar. c) Gangguan penyakit Penyakit datangnya tidak bisa diduga. Untuk itu, menjaga kesehatan jiwa dan raga agar tetap sehat dan tidak terserang suatu penyakit merupakan langkah yang paling bijaksana. 2) Problematika dari luar (external) Kelancaran belajar terkadang mendapat gangguan dari luar diri kita. Diantara faktor-faktor tersebut antara lain : a) Faktor lingkungan dan masyarakat
26
Gangguan belajar yang disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga biasanya ketidak harmonisan kehidupan orang tua karena
perceraian
atau
sering
bertengkar
dan
ketidak
harmonisan antara sesama anggota keluarga karena kurang adanya saling pengertian. Gangguan
belajar
yang
disebabkan
dari
lingkungan
masyarakat, diantaranya : (1) Banyaknya remaja dilingkungan yang tidak bersekolah, terkadang menjadi buah simalakama. Ketika sedang belajar diajak main, sebagai teman tentu akan berfikir jika tidak ikut akan dikucilkan dan jika ikut tidak belajar. (2) Bergaul dengan teman-teman yang tidak memikirkan masa depan, hanya menghabiskan waktu untuk bermain dan hura- hura, keadaan rumah yang letaknya rapat lingkungan yang ramai oleh anak-anak kecil dan bunyi-bunyi suara hiburan dari tetangga seringkali menjadi permasalahan dalam belajar. b) Faktor biaya Faktor biaya sering menimbulkan gangguan dalam belajar. (1) Permasalahan ini
bisa timbul dari orang tua, misalnya
karena musibah yang menimpa dalam keluarga, orang tua sakit,
pemerataan
kerja
atau
yang
lainnya
menyebabkan tunggakan dalam pembayaran sekolah
yang
27
(2) Permasalahan ini juga bisa timbul dari sendiri karena kenakalan
sendiri
kepentingan
memakai
dirinya
sendiri,
uang
sekolah
akibatnya
untuk
tunggakan
pembayaran sekolah dan diri sendiri tidak sanggup melunasinya. c) Gangguan lawan jenis Sering didapati siswa yang mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran gara-gara gangguan dari lawan jenis . gangguan-ganguan tersebut biasanya berupa: (1) Bolos sekolah kemudian pergi pacaran (2) Berkelahi atau bermusuhan dengan sesama teman karena berebut pacar atau karena ulah sang pacar. (3) Semangat belajar menurun karena memikirkansang pacar (4) Dikeluarkan
oleh
pihak
sekolah
karena
mengalami
“kecelakaan” dalam pergaulan. (5) Meminum racun karena diputus pacar (6) Kabur / meninggalkan rumah dengan sang kekasih (7). Berurusan dengan polisi karena ditipu sang pacar (8) Berurusan dengan dokter karena melanggar asusila. d) Kenakalan remaja Sikap dan perilaku para pelajar terkadang melanggar peraturan
dapat
menimbulkan
permasalahan
dalam
pembelajaran. Kenakalan remaja bukan hanya mengganggu
28
kelancaran proses pembelajaran yang sifatnya sementara, melainkan dapat berakibat lebih jauh dan lama apabila sampai dikeluarkan dari sekolah, atau dipenjarakan oleh pihak berwajib. e) Penyalahgunaan obat terlarang dan minuman keras Penyalah gunaan pemakaian obat terlarang oleh para remaja merupakan salah satu gangguan belajar yang berakibat fatal. Bukan hanya proses pembelajaran yang terhambat, tetapi kesehtan dan jaringan urat saraf pun akan terhambat mengalami gangguan. f) Pandangan –pandangan yang keliru Dalam bergaul dengan orang lain, kita akan banyak menerima banyak pengaruh. Ada pengaruh yang baik, ada pula pengaruh yang buruk bagi kita, ada pengaruh yang berupa sikap, ada pula yang berupa ide, gagasan,dan pandangan. Pengaruh yang baik tentu akan menambah wawasan dan pengetahuan
kita,
sementara
pengaruh
buruk
dapat
mengacaukan pembelajaran dan cita-cita kita. Dan pengarupengaruh ini merupakan permasalahan atau problem dalam pembelajaran. g) Gangguan yang tidak terduga Hal ini terjadi diluar kesadaran dan rencana, gangguan yang tidak terduga ini, seperti kecelakaan dan sakit yang cukup
29
lama. Permasalahan ini muncul tanpa kita ketahui dan sadari. (Tuwuh Trisnayadi, 2007:37) B.
ESQ Power 1. EQ (Emotional Quotiont) a. Pengertian Kecerdasan Emosional Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergarak”, ditambah awalan “e” untuk memberi
arti
“bergarak
menjauh”,
menyiratkan
bahwa
kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Semua emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah. (Daniel Goleman, 1996:7) Menurut English and English, yang dikutip oleh Syamsu Yusuf, emosi adalah “A complex feeling state accompanied by characteristic motor and glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelanjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada pada diri seseorang yang disertai warna yang efektif (perasaan tertentu pada saat menghadapi situasi tertentu seperti bahagia, putus asa, terharu, dan sebagainya) baik tingkat lemah (dangkal) maupun tingkat yang luas (mendalam). (Syamsu Yusuf LN, 2006:114-115) Emosi adalah getaran pada kalbu seperti haru, sedih, kecewa, marah, atau bahagia yang terjadi akibat tersentuhnya spiritualitas
30
seseorang. Emosi mudah tersentuh melalui panca indra seperti penglihatan dan pendengaran. Dari berbagai pengertian emosi di atas, muncul juga berbagai pengertian dan teori tentang kecerdasan emosional. Menurut Goleman kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi
diri
mengendalikan
sendiri dorongan
dan
bertahan
hati
dan
menghadapi
tidak
frustasi,
melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a. (Ary Ginanjar Agustian, 2004:100) Sedangkan menurut menurut Davies dan rekan-rekannya dalam buku Emotional Intelligence, yang dikutip oleh Monti P. Setiadarma menjelaskan bahwa intelegensi emosi adalah kemanpuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan yang lainnya, dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berfikir serta perilaku seseorang. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang unik dan penting dalam kemampuan psikologis seseorang. Ary Ginanjar menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan serangkaian kecakapan untuk melapangkan jalan di dunia yang penuh liku-liku permasalahan sosial. Pendapat lain menjelaskan bahwa kecerdasan emosional diartikan kepiawaian, kepandaian dan ketepatan
seseorang
dalam
mengelola
diri
sendiri
dalam
31
berhubungan dengan orang lain di sekeliling mereka dengan menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif
dan
empati,
adaptasi,
komunikasi,
kerjasama,
dan
kemampuan persuasi yang secara keseluruhan telah mempribadikan pada diri seseorang. (Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, 2003:27) Dari berbagai pengertian tentang kecerdasan emosional di atas, dapat
dikatakan
bahwa
kecerdasan
emosional
merupakan
ketrampilan atau kemampuan seseorang dalam mengenal, mengelola dan mengendalikan emosi diri, dari kemampuan ini seseorang akan mampu memotivasi diri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain (empati), serta mampu membina hubungan baik dengan orang lain. b. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional Menurut Salovey, yang dikutip oleh Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, membagi ketrampilan-ketrampilan yang menjadi ciri kecerdasan emosional dalam lima wilayah utama (Abuddin Nata, 2003:47). 1) Mengenali emosi diri Kesadaran diri dengan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Dengan memiliki kepekaan dan keyakinan yang kuat akan perasaan diri,
32
akan sangat mempengaruhi atas pengambilan keputusan dalam setiap permasalahan. 2) Mengelola emosi Kemampuan mengelola emosi dengan mengontrol setiap perasaan sehingga dapat mengungkapkannya dengan pas, seperti mampu
menghibur
diri
sendiri,
melepaskan
kecemasan,
kemurungan, atau kekecewaan dengan cara yang positif, mampu bangkit dari keterpurukan hidup, serta berusaha untuk tidak impulsif. 3) Memotivasi diri sendiri Menata emosi dan menjadikannya alat untuk mencapai tujuan, merupakan hal penting dalam memberi perhatian untuk memotivasi diri dan untuk berkreasi. 4) Mengenali emosi orang lain (empati) Empati dapat dikatakan sebagai ketrampilam bergaul. Seseorang yang empatik mampu menangkap, memahami sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain atas dirinya. 5) Membina hubungan Membina hubungan dengan orang lain merupakan ketrampilan mengelola emosi orang lain, kemampuan berkomunikasi secara efektif, mampu memecahkan masalah bersama-sama, yang
33
nantinya mampu menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Dengan demikian, ciri dari kecerdasan emosional adalah memiliki ketrampilan-ketrampilan dalam mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, dan membina hubungan sosial. c. Melatih Kecerdasan Emosional Menurut (John Gotman dan Joan De Claire, 1997:73-114) Mencerdaskan siswa yang memiliki kecerdasan emosional, terdapat lima langkah yang dapat dilakukan untuk membantu melatih ketrampilan-ketrampilan dalam kecerdasan emosional. Lima langkah tersebut antara lain: 1) Menyadari setiap emosi Kesadaran emosi merupakan kemampuan mengenali setiap emosi diri, dapat mengidentifikasi perasaan-perasaan tersebut, dan peka terhadap hadirnya emosi-emosi dalam diri orang lain. Agar seseorang mampu merasakan emosi dari orang lain, maka ia harus menyadari setiap emosi diri terlebih dahulu. 2) Mengakui emosi Dengan berlatih mengakui dan mengenali emosi-emosi yang intensitasnya rendah, akan sangat membantu sebelum emosi tersebut meningkat, serta akan memperkecil resiko yang
34
menyertainya.
Hal
ini
juga
dapat
melatih
kemampuan
mendengarkan dan menyelesaikan masalah. 3) Mendengarkan dengan empati Maksud dari mendengarkan dengan empati adalah, berlatih menggunakan mata untuk mengenali petunjuk fisik dari setiap bentuk emosi orang lain, dan menggunakan hati untuk mengenali apa yang dirasakan orang lain. 4) Memberi nama emosi dengan kata-kata Salah satu langkah yang sangat mudah namun penting dalam pelatihan emosi adalah memberi nama emosi setiap kali emosiemosi
di
alami.
Tindakan
ini
mampu
memberi
efek
menentramkan sistem syaraf dan lebih cepat memulihkan kembali emosi-emosi yang dirasakan. 5) Menentukan batas-batas emosi sambil memecahkan masalah Hal ini dapat dilakukan melalui lima tahap, antara lain: a) Menentukan batas-batas emosi b) Menentukan sasaran-sasaran sekitar pemecahan c) Memikirkan berbagai alternatif pemecahan yang mungkin dilakukan d) Mengevaluasi pemecahan berdasarkan nilai-nilai yang ada e) Memilih satu pemecahan dari sekian alternatif yang ada. Dengan cara-cara peningkatan kecerdasan emosional di atas, diharapkan seseorang mampu mengelola dan memanfaatkan
35
potensi kecerdasan emosionalnya dengan baik. Setiap orang memiliki
kemampuan
mengendalikan
emosi
diri,
untuk
memaksimalkan hasilnya, harus dilatih dengan baik dan terus menerus. d. Manfaat Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kecerdasan emosional seseorang akan terlihat melalui bagaimana ia menyikapi setiap masalah, dan seperti apa kehidupan sosialnya di antara orang lain. Secara jelasnya tujuan dari kecerdasan emosional antara lain sebagai berikut: (Syamsu Yusuf LN, 113-114) 1) Mengenal emosi diri Dengan mengenal emosi diri, seseorang akan mampu: a) Mengenal dan merasakan emosi diri b) Memahami penyebab dari perasaan yang timbul c) Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan 2) Mengelola emosi Melalui pengelolaan emosi yang baik, seseorang akan mampu: a) Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah dengan lebih baik b) Mengungkapkan amarah tanpa kekerasan c) Mengendalikan perilaku agresif yang merusak diri sendiri maupun orang lain
36
d) Memiliki perasaan positif tentang diri sendiri maupun orang lain e) Mengurangi perasaan kesepian dan cemas dalam pergaulan 3) Memotivasi diri sendiri Dengan memotivasi diri sendiri, seseorang akan: a) Memiliki rasa tanggung jawab b) Memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan c) Optimis, tidak mudah putus asa 4) Mengenali emosi orang lain (empati) Dengan memiliki empati, seseorang akan mampu: a) Menerima sudut pandang pemikiran orang lain b) Memiliki kepekaan terhadap arang lain c) Mendengarkan orang lain, tidak egois 5) Membina hubungan Melalui kemampuan membina hubungan, seseorang akan: a) Mudah bergaul b) Memiliki jiwa sosial yang tinggi c) Mudah bekerjasama dengan orang lain d) Mampu memahami dan menganalisis hubungan dengan orang lain Dari uraian di atas dapat dikatakan, melalui ketranpilanketrampilan mengendalikan emosi dan memiliki kecakapan sosial
37
yang baik akan sangat bermanfaat bagi seseorang, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. 2. SQ ( Spiritual Quotion). a. Pengertian Kecerdasan Spiritual Menurut kamus umum bahasa Indonesia, spiritual adalah berkenaan dengan Kejiwaan dan berhubungan dengan Rohani ( Porwadarminta, 1999 : 603 ). Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, makna yang paling tinggi dan paling bernilai, dimana manusia akan merasa bahagia justru terletak pada aspek spiritualitasnya.dan hal ini terasakan oleh manusia, ketika ia ikhlas mengabdi kepada sifat atau kehendak Alloh ( Ary Ginanjar Agustian, 2003 : 97 ). Spiritual dalam Islam adalah Islam itu sendiri yang mempresentasikan ajaran – ajaran yang bersifat holistic dan integral. Tidak hanya menyangkut dimensi lahir tapi juga yang sangat urgen adalah batin yang sifatnya kebenaran mutlak yang merupakan perwujudan dari kedekatan kepada sang Pencipta yaitu keimanan. Dengan kunci benar dan ikhlas dengan alasan psikologi, sebagian pendidik dan orang tua mungkin tidak bisa mencontohkan keterampilan pemecahan masalah di rumah, walaupun sesungguhnya mereka mempunyai peranan yang sangat penting. ( Abuddin Nata : 2002 : 49 ).
38
SQ adalah kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia yang sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri. SQ merupakan fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun, yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan persoalan. SQ adalah kecerdasan yang berada di bagian diri yang dalam, berhubungan dengan kearifan diluar ego atau pikiran dasar. SQ adalah kesadaran yang dengannya kita tidak hanya mengakui nilai – nilai yang ada, tapi kita juga secara kreatif menemukan nilai – nilai baru. SQ tidak bergantung pada budaya maupun nilai. Ia tidak mengikuti nilai nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai – nilai itu sendiri. Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan jiwa, ia adalah kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh. ( Danah Zohar dan Ian Marshall, 2001 : 8 ). Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ adalah “ Kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. ( Desmito, 2005 : 174 ).
39
Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah – langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhid ( integralistik ), serta berprinsip “ hanya karena Alloh “ Didalam Islam hal – hal yang berhubungan kecakapan emosi dan spiritual seperti konsistensi (istiqomah), kerendahan hati (tawadlu), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan / sincerity (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan ( hsan), semua itu dinamakan Akhlaqul Karimah ( Ary Ginanjar Agustian, 2001 : 199 ).
Sungguh, orang beriman hanyalah mereka yang bila disebut Allah, hatinya gemetar. Dan bila ayat-ayat-Nya dibacakan kepadanya, mereka bertambah keimannya, dan tawakal kepada Tuhan-Nya. (Qs. Al-Anfaal (Rampasan perang) 8 : 2 ). Ary Ginanjar berpendapat, bahwa Sebuah fenomena besar tentang kehidupan spiritual manusia adalah kecenderungan manusia untuk senantiasa menuju sifat – sifat ilahiyah. Manusia lebih merasa terharu atau bahagia apabila titik spiritualnya tersentuh dan manusia cenderung ingin mengikuti sifat – sifat Alloh. (Ary Ginanjar Agustian : 2001 : 101).
40
Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada Alloh untuk tidak berpaling ke belakang. Dan perjanjian (dengan) Alloh itu akan ditanya. (Qs. Al-Ahzaab (Golongan-golongan) 33 : 15) Pendapat lain dari Ary Ginanjar Agustian (2001 : 188 ) yaitu Nilai spiritual adalah nilai–nilai yang berlaku dan dapat diterima oleh semua orang yang sesuai dan bisa diterima dalam skala lokal, nasional, regional ataupun international. Artinya nilai–nilai yang dianut tersebut harus tetap berada pada garis orbit spiritual yang bisa diterima oleh seluruh penduduk bumi, bahkan penduduk langit. Inilah yang dinamakan “nilai puncak” atau ultimate zealuc, yaitu prinsip-prinsip yang dapat diterima dalam bahasa bulan, matahari, bintang dan jiwa manusia yang memiliki fitrah tertinggi. Dalam pelesatan ESQ Power dalam hal ini adalah menitik beratkan pada pelesatan dari ESQ Power itu sendiri sehingga harapan bagi siswa-siswi yang mempunyai kecerdasan spiritual dalam kehidupan. Untuk
mencapai maksud yang demikian maka perlu
dipahami sesungguhnya spiritualisme dalam pengertian Islam. Kecerdasan spiritual yang bagaimanakah yang dimaksud oleh Islam? Akhir-akhir adanya kecenderungan akan pergeseran makna spiritual. Makna spiritual dieksploitasi sedemikian rupa sehingga terjadi
41
absurdit dan reduksi pada tingkatan yang parah. Dalam konteks ini, corak pemahaman spiritual ditarik dalam kerangka-kerangka ilmiah dan logis sebagai wujud paradigma positif yang ilmiah dan logis. (Muhyidin, 2007 : 232). b. Bukti Ilmiah Mengenai SQ Banyak bukti ilmiah mengenai SQ sebenarnya ada dalam telaah-telaah neurologi, psikologi, dan antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya, dan proses-proses linguistik. Para ilmuan telah melakukan penelitian dasar yang mengungkapkan adanya fondasi-fondasi saraf bagi SQ di dalam otak, namun dimensi paradigma SQ telah menutup penelitian lebih jauh terhadap datadatanya.(Danah Zohar dan Ian Marshall, 2007 : 10). 1. Penelitian oleh neurology Michael Persinger di awal tahun 1990an dan penelitian yang lebih baru pada 1997 oleh Neurologi jelas Ramachandran bersama
timnya
di universitas
California
mengenai adanya “Titik Tuhan” (god spot) dalam otak manusia. Pusat spiritual yang terpasang ini terletak di antara hubunganhubugan saraf dalam cuping-cuping temporal otak. 2. Penelitian neurologi Austria Wolf Singer di tahun 1990-an tentang “problem ikatan” membuktikan adangan proses saraf dalam otak yang dicurahkan untuk menyatukan dan memberikan makna pada pengalaman kita. Semacam proses saraf yang benarbenar “mengikat” pengalaman kita.
42
3. Sebagai pengembangan dari penelitian singer, penelitian Rodolfo Ilinas pada pertengahan tahun 1990-an tentang kesadaran saat terjaga dan saat tidur serta ikatan peristiwa – peristiwa kognitif dalam otak telah dapat ditingkatkan dengan teknologi MEG ( Magneto – Encepha – Lographic ) baru yang memungkinkan diadakannya penelitian menyeluruh atas bidang – bidang elektrik otak yang berosilasi dan bidang – bidang magnetic yang dikaitkan dengannya. 4. Neurolog dan Antropolog biologi Harvard, Terrance Deacon, baru – baru ini menerbitkan penelitian baru tentang asal usul bahasa manusia. Deacon membuktikan bahwa bahasa adalah sesuatu yang unik pada manusia, suatu aktivitas yang pada dasarnya bersifat simbolik dan berpusat pada makna, yang berkembang bersama dengan perkembangan yang cepat dalam cuping – cuping depan otak. ( Danah Zohar dan Ian Marshall : 2007 : 11) c. Penggunaan SQ Dalam istilah evolusioner, karya neurorologi tentang bahasa dan representasi simbolis deacon menunjukkan bahwa kita telah menggunakan SQ secara harfiah untuk menumbu otak manusiawi kita. Adapun penggunaan-penggunaan SQ adalah sebagai berikut:
43
1) Kita
menggunakan
SQ
untuk
menjadi
kreatif,
kita
menghadirkannya ketika ingin menjadi luas, atau spontan secara kreatif. 2) Kita menggunakan SQ untuk berhadapan dengan masalah eksistensial, yaitu saat kita secara pribadi merasa terpuruk terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah – masalah masa lalu kita, akibat penyakit dan kesedihan SQ menjadikan kita sadar bahwa kita mempunyai masalah eksistensial dan membuat kita mampu mengatasinya atau setidak – tidaknya bisa berdamai dengan masalah tersebut. SQ memberi kita suatu rasa yang “ dalam “ menyangkut perjuangan hidup. SQ adalah pedoman saat kita berada “ di ujung “ masalah – masalah eksistensial yang paling menantang dalam hidup berada di luar yang diharapkan dan dikenal, diluar aturan – aturan yang telah diberikan, melampaui pengalaman masa lalu dan melampaui sesuatu yang dapat kita hadapi. SQ dapat memberi pengalaman yang dalam dan intuitif akan makna dan nilai, merupakan petunjuk bagi kita saat berada diujung. 3) Kita dapat menggunakan SQ untuk menjadi lebih cerdas secara spiritual dalam beragama. SQ membawa kita ke jantung segala sesuatu, kesatuan dibalik perbedaan ke potensi dibalik ekspresi nyata. SQ mampu menghubungkan kita dengan makna dan ruh esensial di belakang semua agama besar. SQ memungkinkan kita
44
untuk menyatakan hal – hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain. 4). Kita menggunakan SQ untuk mencapai perkembangan diri yang lebih utuh karena kita memiliki potensi untuk itu. SQ membantu kita tumbuh melebihi ego terdekat diri kita dan mencapai lapisan potensi yang lebih dalamyang tersembunyi di dalam diri kita. 5). Kita dapat menggunakan SQ kita untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup dan mati, dan asal usil sejati dari penderitaan dan keputusasaan manusia. ( Danah Zohar dan Ian Marshall, 2007 : 13 ) d. Ciri-ciri SQ Seseorang yang tinggi SQnya juga cenderung menjadi seorang pemimpin
yang
penuh
pengabdian,
yaitu
seseorang
yang
bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi kepada orang lain dan yang memberi inspirasi kepada orang lain. Danah zohar dan Ian Marshall menyebutkan cirri-ciri SQ adalah sebagai berikut : 1) Kemampuan bersikap fleksibel ( adaptif secara sppontan dan aktif ) 2) Tingkat kesadaran diri yang tinggi. 3) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. 4) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai –nilai.
45
5) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. 6) Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal ( berpandangan holistic ) 7) Kecenderungan nyata untuk bertanya, mengapa ? atau bagaimana jika ? untuk mencari jawaban – jawaban yang mendasar. 8) Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “ bidang mandiri “ , yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi seseorang yang tinggi SQ-nya juga cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh pengabdian, yaitu seseorang yang bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi
kepada
orang
lain
dan
memberikan
petunjuk
penggunaannya ( Danah Zohar dan Ian Marshall, 2007 : 14 ) e. Jalan Menuju SQ Kita harus memahami bahwa ada banyak jalan, ,bukan hanya ada satu jalan untuk menjadi cerdas secara spiritual, bahkan tidak ada jalan yang paling baik, semuanya sah dan penting. Dunia ini membutuhkan banyak koki, guru, dokter, montir, orang tua,actor, ahli terapi, pengusaha dan sebagainya yang cerdas secara spiritual. Setiap jalan ini membutuhkan variasi SQ-nya sendiri, dan masingmasing lebih cocok dengan jenis kepribadian tertentu dibandingkan dengan yang lain. Semua pekerjaan atau profesi pasti lebih efektif jika dikerjakan dengan SQ tinggi, semua kehidupan pasti dijalani secara lebih memuaskan. Memanfaatkan dan meningkatkan SQ
46
bukan pula sekedar salah satu jenis aktivitas. Sebaliknya, SQ suatu aktivitas di ukur melalui kedalaman (kedekatan dan pusat) dari motivasi bagi aktivitas tersebut, apapun itu. Mungkin saja itu adalah berdo’a atau bermeditasi, tetapi mungkin juga memasak, bekerja, bermain cinta atau sekedar minum segelas air, selama aktivitas itu timbul dari suatu hasrat yang terpusat dari motivasi dan nilai-nilai kehidupan kita yang paling dalam. (Danah Zohar dan Ian Marshali, 2007 : 199). Danah Zohar dan Ian Marshall menambahkan, bahwa terdapat enam jalan menuju kecerdasan spiritual yang lebih tinggi, yaitu: 1) Jalan tugas Jalan ini berkaitan dengan rasa dimiliki, kerjasama, memberikan sumbangan,
dan diasuh oleh komunitas
keamanan dan
kesetabilan bergantung pada pengalaman perkerabatan kita dengan orang lain dan dengan lingkungan kita, biasanya sejak masih bayi. Untuk itu, mengikuti jalan ini sangat pernting bagi kita semua. 2) Jalan pengasuhan Jalan
ini
berkaitan
dengan
kasih
sayang,
pengasuhan,
perlindungan dan penyuburan. Itulah jalan sang dewi, baik dia dewi cinta seperti Venus (Aphrodite) atau dewi ibu yang melahirkan dan kemudian merawat anaknya. Dia adalah juga ibu
47
pertiwi, yang menyediakan tanah bagi kita dan memberi kita karunia dari kesuburannya. 3) Jalan pengetahuan Jalan pengetahuan merentang dari pemahaman akan masalah praktis, umum, pencarian filosofis yang paling dalam akan kebenaran,
hingga
pencarian
spiritual
akan
pengetahuan
mengenai Tuhan dan seluruh cara-Nya dan pengetahuan terakhir dengan-Nya melalui pengetahuan. 4) Jalan perubahan pribadi Jalan ini adalah jalan yang paling erat dikaitkan dengan aktivitas “Titik Tuhan” dari otak, dengan kepribadian yang terbuka menerima pengalaman mistis, emosi yang eksterm dengan mereka yang “eksentrik” atau berbeda dengan kebanyakan orang, dengan mereka yang sering harus berperang mempertahankan (dan sering kehilangan) kewarasan mereka. 5) Jalan persaudaraan Jalan ini adalah jalan pelayanan transportasi yang berakar pada realitas transpersonal dari bagian-bagian jiwa yang tidak pernah mati, bagian-bagian diri yang mempunyai ego pribadi. Jika seorang pria atau wanita jenis ini dapat memusatkan dirinya pada tingkatan itu, kecerdasan spiritual akan bersinar.
48
6) Jalan kepemimpinan yang penuh pengabdian. Kepemimpinan yang penuh pengabdian, dalam suatu pengertian yang penting, adalah yang tertinggi di jalan spiritual. Melalui karunia yang diberikan oleh kehidupan dan kepribadian mereka, oarng-orang ini berkesempatan untuk mengabdi, menyembuhkan, dan mencerahkan pikiran orang-orang yang mereka pimpin, namun jalan ini sesungguhnya menuntut integritas besar (keutuhan). Pemimpin yang penuh pengabdian itu harus mampu menyerahkan dirinya pada kekuatan tertinggi yang dapat di bayangkan, bagi jenis kepribadian pengusaha yang secara ilmiah mampu memegang kekuasaan dan mempengaruhi orang, penyerahan diri semacam ini tak mudak dilakukan. Kemudian yang terbesar adalah bertindak dengan mulia. (Danah Zohar dan Ian Marshall, 2007 : 107). 3. ESQ Power a. Pengertian ESQ Power Kedudukan pendidik dalam hal melesatkan kecerdasan jiwa merupakan faktor utama dalam pembelajaran untuk mencerdaskan diri dan siswa atau anak didiknya. Sesungguhnya banyak pengalaman yang biasa dikisahkan tentang kebodohan emosional dan efeknya terhadap tanggung jawab dan kewajiban arangtua dalam memberikan pengasuhan, perwatan, pendidikan dan pembelajaran pada anak.
49
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, ketrampilan sosial dan emosional yang membentuk karakter lebih penting bagi keberhasilan, siswa dibandingkan dengan kecerdasan kognitif yang diukur melalui IQ. Kecerdasan emosional dapat diajarkan pada setiap tahap perkembangan anak. Dalam proses pendidikan terutama peran pendidik ataupun orangtua yang memiliki ESQ Power dengan tujuan agar ESQ Power tersebut dapat digunakan sebagai cara dalam mendidik siswa dapat pula digunakan untuk diajarkan pada anak-anak. ESQ Power better life merupakan konsepsi tentang kecerdasan emosiaonal spiritual menurut pandangan Islam dengan pelaksanaan tanggung jawab dan kewajiban sebagai pendidik ataupun orangtua dalam merawat dan mendidik dan melakukan pembelajaran terhadap siswa
atau
pendidikan
anak-anaknya.dalam
proses
pendidikan
terutama
yang dilakukan oleh pendidik sangat membutuhkan
adanya ESQ power. (artikel, http//:www.kecerdasan emosional 2009, jum’at : 20.00 PM). Menurut (Muhyidin, (2006:84) bahwa Kecerdasan emosi akan mengantarkan penemuan potensi yang ada pada manusia dengan ketrampilan-ketrampilan praktis yang didasarkan pada lima unsure, antara lain : Kecerdasan diri (mengetahui kondisi diri sendiri), motivasi dalam mengelola kondisi, impuls, dan sumber daya pada diri sendiri. Pengaturan diri yang mengacu pada kecenderungan
50
emosi yang mengantarkan dan memudahkan peraihan sasaran. Empati yakni kesadaran terhadap perasaan,
kebutuhan dan
kepentingan orang lain. Ketrampilan sosial (ketrampilan yang menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain). Jadi pengertian ESQ Power adalah sinergi antara kekuatan emosional dan spiritual serta merupakan keharmonisan antara kecerdasan emosional dan spiritual. Menurut
Lawrence
(2003:144)
terdapat
enam
kualitas
kepemimpinan yang perlu ditunjukkan oleh orangtua, diantaranya: harus
mempertahankan
kebahagiaan
dalam
keluarga,
harus
mempunyai visi, arah dan tujuan. Mampu mengkomunikasikan kepemimpinan dengan efektif, adanya usaha agar keluarga mencapai tujuan yang telah ditetapkan, adanya pertimbangan kebutuhan lain. Dalam ESQ power yang berparadigma tauhid yang akan mampu memberikan solusi
dalam kehidupan, membandingkan hakikat
spiritual di dalam Islam dengan ranah spiritual yang dikatakan modern yakni yang berasal dari barat jelas sangat berbeda. Dalam pendidikan Islam didasarkan pada dasar aqidah yang diharapkan setiap perilaku siswa sampai dewasa akan berperilaku sesuai dengan pemahaman aqidah. “kamus perasaan” dengan jalan menyusun daftar perasaan yang dimiliki.
51
b. Ciri-ciri ESQ Power Muhyiddin menambahkan (2006:113) posisi ESQ power ada tiga nilai yang selalu menjadi tujuan pendidik yakni nilai kebenaran, nilai kabaikan dan nilai keindahan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa kecerdasan
intelektual
adalah
persoalan
logika,
kecerdasan
emosional adalah nilai etika dan kecerdasan spiritual merupakan nilai estetika (puncak estetika adalah keindahan Ilahi). Hal yang diberikan oleh ESQ Power dalam problem kehidupan adalah: 1) Kemampuan untuk mengerti dan memahami perasaan sendiri. 2) Kemampuan untuk mengerti dan memahami perasaan orang lain. 3) Kemampuan untuk mengarah perasaan sesuai dengan kehendak nurani. 4) Kemampuan untuk berempati dengan orang lain. 5) Kemampuan untuk mensucikan perasaan. 6) Kemampuan untuk menggerakkan perasaan pada perilaku yang positif. 7) Kemampuan untuk mengendalikan perasaan-perasaan negatif. 8) Kemampuan untuk selalu berpegang pada keadilan dan kebenaran. 9) Kemampuan untuk selalu rela dan ikhlas dengan takdir Allah SWT. 10) Kemampuan untuk selalu bergantung kepada kehendak Allah.
52
11) Kemampuan untuk menjadikan Cinta Ilahi sebagai puncak dari segala tujuan hidup. (Muhyidin, 2007 : 113) c. Manfaat ESQ Power Disini menjelaskan manfaat ESQ Power bagi orangtua pendidik dan anak, diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Kesabaran Sabar adalah kata yang mudah sekali untuk diucapkan, tatapi sungguh sulit sekali untuk dipraktekkan. Keutamaan ESQ Power akan menjamin anda bisa dengan mudah untuk mempraktekkan kesabaran demi kehidupan anda umumnya, dan dalam memberikan kewajiban dan tanggungjawab mendidik anak khususnya. ESQ Power akan memberikan sikap kesabaran dalam makna yang sejelasjelasnya dan dalam praktek yang senyata-nyatanya. 2) Keuletan Ulet adalah sikap yang pantang menyerah, pantang surut ke belakang, pantang kembali ke titik nol. Sikap ini adalah salah satu sikap yang dimiliki oelh orang-orang yang sukses dan berhasil di dalam kehidupan mereka. Sesungguhnya, ulet dalam mendidik anak itu lebih sulit ketimbang ulet dalam hal yang lain. Misalnya hal bekerja dan mencari pekerjaan. ESQ Power akan memberikan anda sikap keuletan yang amat luar biasa di luar yang anda bayangkan. 3) Kejujuran
53
Kejujuran adalah hal yang sulit diukur nilainya, ia merupakan salah satu ajaran dasar agama khsusnya agama Islam. Kejujuran tidak bisa tergantikan kedudukannya oleh hal-hal yang lain. ESQ Power akan memberikan anda kejujuran yang sejujur-jujurnya dan seindahindahnya. 4). Keindahan dan cinta Sesungguhnya ketika cinta disebut, keindahan terleburkan di dalamnya dan tidak perlu lagi untuk disebut, antara cinta dan keindahan tidak bisa untuk dipisahkan. ESQ Power memungkinkan anda tidak akan pernah kehilangan cinta dan keindahan anda pada diri anak-anak, berapapun usianya dan bagaimanapun juga sikap dan perilakunya. 5). Kasih sayang dan persaudaraan Dengan ESQ Power ini, anak-anak tidak semata-mata anda tempatkan sebagai anak-anak melainkan juga anda pandang dan tempatkan sebagai “seorang yang menuju taraf kedewasaan” dan di didik
dengan
kedewasaan
dan
kebijaksanaan.
ESQ
Power
memungkinkan anda untuk mendapatkan kesadaran dan pencerahan dari anak-anak anda sendiri, disaat anda berkewajiban mendidiknya. 6). Keceriaan, keriangan, dan kegembiraan. Keceriaan, keriangan dan kegembiraan adalah bagian yang unik dari terusirnya dan tergantikannya rasa jenuh dan kebosanan. ESQ Power akan membantu anda untuk menjadi orang yang mandiri dalam
54
banyak hal dan banyak perkara. Tidak tanggung-tanggung, kemandirian ini bukan berasal dari orang lain atau pihak lain, kemandirian ini datang dari dalam diri anda sendiri oleh sebab kekuatan yang diberikan oleh ESQ Power. 7). Keadilan Keadilan disini adalah keadilan yang sejati, keadilan yang datang dari Alloh SWT. Manfaat-manfaat tersebut pada gilirannya akan pula dirasakan oelh putra dan putri anda, sedikit demi sedikit seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya. (Muhyidin, 2007 : 136) C.
Pengaruh ESQ Power dalam pembelajaran 1. ESQ Power dalam proses mendidik anak Menampakkan ESQ Power dalam proses mendidik anak adalah suatu perwujudan akan kekuatan dan kecerdasan emosional dan spiritual selama orangtua atau pendidik melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab mereka terhadap anak atau anak didik berupa pemberian perawatan, pengasuhan, pendidikan dan pembelajaran. Apa yang harus dinampakkan dari menampakkan ESQ Power dalam proses mendidik anak adalah suatu kekuatan yang merupakan hasil kepemilikan anda terhadap ESQ Power. Dalam hal ini setidak-tidaknya menampakkan tujuh kekuatan dari ESQ Power dalam proses mendidik anak. Ketujuh kekuatan itu adalah sebagai berikut :
55
a. Tidak
menampakkan
kejahatan
perasaan/menghindari
kejahatan
perasaan Setiap aktualisasi kekuatan yang kita miliki pasti terdapat potensi yang akan melemahkannya. Begitu pula ESQ Power yang anda miliki,ia akan melemahkan ketika pantangan terhadapnya dilanggar. Melanggar ESQ Power adalah menampakkan atau melakukan kejahatan emosional atau kejahatan perasaan. Apabila ESQ Power telah benar-benar anda milki, tentunya akan menjdi mudah bagi anda untuk menghindari dari kejahatan perasaan. Anda akan merasa derita yang apabila anda sampai melakukan secuil dari kejahatan perasaan anda. Jiwa akan merasa tidak tentram dan tidak tenang karena kejahatan perasaan. Sesungguhnya menampakkan ESQ
Power
dalam
proses
pembelajaran adalah
menampakkan ketenangan dan ketentraman jiwa dalam proses mendidik anak. Muka senyum, wajah ceria dan tutur kata yang lembut merupakan sebagian dari perwujudan ESQ Power. b. Menampakkan cinta dan keindahan. Untuk dapat menampakkan cinta dan keindahan ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik atau orang tua : 1) Tetapkan niat pada diri anda untuk selalu ingin menampakkan cinta dan keindahan pada diri siswa-siswi. 2) Cinta dan keindahan yang ada tampakkan harus dengan alasan dengan jelas, benar dan rasional. Cinta dan keindahan ini hanya karena Alloh, bukan yang lain. Cinta dan keindahan karena Alloh
56
mengandung maksud bahwa kebenaran, keadilan dan kebaikan menjadi alasan untuk menampakkan cinta dan keindahan. 3) Menunjukkan wajah yang ceria dan gembira serta sedih dan merintih di saat-saat yang tepat pula. 4) Berucap secara lembut dan halus pada saat-saat yang tepat, serta berbicara secara tegas dan jelas pada saat-saat yang tepat pula. 5) Pandangilah wajah anak yang sedang terlelap dalam tidur, atau memasuki kedalaman matanya yang jernih dan bening di saat hati dan fikiran anda tergoda untuk melakukan kejahatan perasaan terhadapnya. c. Menampakkan kesabaran Orang yang sabar adalah orang yang mampu menjadikan dirinya sendiri sabar, dan bukan orang yang sering memberikan nasehat agar orang lain bersabar, seperti telah disebutkan dalam surat Al-baqarah : 153.
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar. (Qs, Al-baqarah : 153) Manfaat dari kesabaran : 1) Mendatangkan pertolongan 2) Mendatangkan kemenangan 3) Mendatangkan ampunan Alloh SWT
57
4) Mendatangkan pahala yang besar dari sisi Alloh SWT
d. Menampakkan keuletan Sebagaimana kita harus disiplin dan ulet untuk membaca bukubuku pengetahuan, kita pun di tuntut untuk disiplin dan ulet untuk membaca buku hati. e. Menampakkan keadilan dan kejujuran Mengajarkan dan membelajrkan keadilan dan kejujuran kepada anak-anak dengan menampakkan keadilan dan kejujuran tersebut. Sering mengucapkan kata-kata jujur dan adil juga melakukannya sehingga anak akan melihat, mendengar dan menirunya. f. Menampakkan kreatifitas dan gairah. Kreatifitas dan kegairahan hanya muncul dari jiwa yang merasa senang, suka, gembira, dan bahagia. Gairahnya muncul dari kemalasan dan kebosanan. Tujuan dari kreatifitas dan gairah : 1) Memperkanalkan anak-anak tentang bagaimana menjadi orang yag kreatif dan bergairah. 2) Mendorong anak-anak untuk tidak dikuasai oleh sifat malas dan mudah bosan. 3) Membelajarkan makna kreatif dan gairah hidup kepada anak. Adapun cara-cara menampakkan kraetifitas dan gairah di hadapan anakanak antara lain :
58
a) Pelajari wilayah kesukaan dan kecintaan anak, bakat dan minatnya. Perlihatkan kepada anak bahwa anda tidak pernah malas ataupun bosan, perlihatkan bahwa anda semangat, bergairah dan kreatif. b) Hindari mengabaikan anak. c) Jika kemalasan dan kebosanan mulai melanda anak, intervensi jiwanya dengan cara anda memberikan usulan tertentu yang bertujuan mengajak anak untuk segera bangkit kesenangan dan keceriannya. d) Libatkan mereka dalam tugas-tugas anda. g. Menampakkan disiplin dan konsisten Disiplin berarti mengarahkan, mengontrol, bahkan menghukum anak apabila anak melanggar perbuatan yang baik dan mulia, dimana arahan, kontrol dan hukuman ini didasarkan pada jiwa yang pengasih dan penyayang bukan di dasarkan pada amarah, kebencian, dan kejengkelan. 2. Pengaruh ESQ Power Terhadap Pembelajaran Pembelajaran adalah proses yang dapat merubah katidaktahuan menjadi tahu. Dalam hal ini pembelajaran harus disertai dengan tindakan, tidak hanya memberikan pembelajaran atau pelajaran tetapi menerapkan dan juga mengajarkan dengan menampakkan pengajaran-negajaran tersebut dalam proses pembelajaran.
59
a. Upaya-upaya pengembangan pembelajaran Pengembangan pembelajaran bukan suatu hal yang mudah. Dalam suatu proses pembelajaran banyak sekali hal-hal yang berpengaruh di dalamnya, salah satu diantaranya adalah suatu upaya yang dilaksanakan guna mengembangkan suatu pembelajaran. Upaya-upaya dalam pengembangan pembelajaran menurut Desmita diantaranya: 1) Memperlakukan siswa sebagai manusia sederajat. 2) Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara berpikir mereka dan perasaan mereka mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka. 3) Bayangkan apa yang mereka katakan pada diri sendiri mengenai diri sendiri. 4) Ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang benar-benar mereka inginkan, jika anda tidak tahu, tanyakanlah. 5) Berbicaralah dengan jujur kepada mereka dengan cara membuat mereka mendengarnya dengan jelas dan halus. 6) Bersenang-senanglah bersama mereka. (Desmita, 2005 : 173) b. Pengaruh-pengaruh ESQ Power dalam pembelajaran Menurut Ary Ginanjar (2005
:165) mencerdaskan siswa
dengan pembelajaran ESQ power memberikan pengaruh-pengaruh tersendiri bagi siswa dan lingkungannya. Diantara pengaruh-
60
pengaruh yang terjadi dari suatu pembelajaran ESQ power adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh prinsip hidup Prinsip hidup harus sudah tertanam sejak putra-putri berada dalam lingkaran sekolah. Mereka harus mempuyai prinsip hidup yang terarah demi kehidupan mereka di kemudian hari. Dengan pembelajaran yang berbasis pada ESQ Power, mereka dapat mengerti dan memahami prinsip-prinsip hidup mereka. Prinsip hidup yang baik, terarah dan penuh kedewasaan akan tertanam dalam diri siswa-siswi. 2) Pengaruh pengalaman Pengalaman merupakan segala sesuatu yang pernah dialami, dilakukan atau dijalani. Pengalaman dapat menjadi sumber pembelajaran kita semua, baik pengalaman yang buruk ataupun pengalaman yang baik. Dengan pengalaman kita bisa bertindak atau melangkah ke depan. Sering juga kita dengar ada pepatah menyatakan bahwa pengalaman mahal harganya, karena sebuah pengalaman tidak bisa kita beli. Dengan pengalaman dalam pembelajaran ESQ Power maka kita akan menjadikan diri kita lebih baik dalam kehidupan sehari-hari dan kita juga dapat menceritakan atau bahkan mengajak lingkungan kita masuk dalam pembelajaran ESQ. Semakin banyak orang yang mengerti dan memahami serta menerapkan ESQ Power dalam kehidupan
61
sehari-hari maka Insya Allah kehidupan di lingkungan kita akan kondusif. 3) Pengaruh kepentingan Kepentingan
diri
seringkali
menutupi
kepentingan-
kepentingan yang lain, dan hal ini adalah salah satu yang biasanya menjadi masalah besar dalam kehidupan kita. Banyak sekali orang-orang yang akhirnya mendapat masalah besar akibat dari memikirkan kepentingan sendiri di atas kepentingankepentingan yang lain yang seharusnya itu dianggap lebih penting dari kepentingan pribadi. Apabila jiwa seseorang telah terisi dengan prisnsip-prinsip ESQ Power, maka dia akan mengerti secara baik tentang suatu kepentingan dan dapat menerapkan kepentingan secara baik. Dengan demikian masalahmasalah yang akan datang karena sesuatu kepentingan tidak akan pernah terjadi: 4). Pengaruh sudut pandang Melihat sesuatu dari satu sudut saja, kemudian dengan mudah mengambil satu kesimpulan. Hal ini sering sekali muncul dalam lingkungan kita semua, lingkungan sekolah, masyarakat dan lingkungan kecil sekalipun dalam keluarga misalnya Berhibah karena melihat sesuatu dari satu sudut saja sering terjadi, biasanya pada lingkungan ibu-ibu dan remaja putri yang suka sekali akan gosip. Fitnah yang lebih kemampuan sering
62
terjadi akibat
dari sudut pandang yang salah. ESQ Power
meluruskan hal ini, memberi penjelasan yang baik tentang sudut pandang, bagaimana seharusnya menerapkan sudut pandang kita. 5) Pengaruh Pembanding Pembanding atau perbandingan ataupun membandingkan itu sama maknanya. Membandingkan dapat memunculkan halhal yang positif tetapi kebanyakan memunculkan hal-hal yang negative. Dalam kehidupan di sekolah apabila siswa dan siswi membandingkan kemampuan mereka dalam berprestasi, dengan hal ini mereka menjadi giat dalam belajar karena menginginkan diri mereka unggul secara prestasi di banding teman-teman mereka. Ini merupakan contoh yang positif, akan tetapi seringkali perbandingan-perbandingan yang muncul dalam lingkungan manapun, adalah perbandingan-perbandingan yang negatif, perbandingan penampilan misalnya dan perbandingan yang lain. Hal ini banyak sekali kita jumpai dalam lingkungan kita. Karena mereka, kita semua belum belajar dan belum mengerti apa itu ESQ Power. ESQ Power akan memberikan pengertian-pengertian tentang perbandingan secara benar dan bagaimana caranya menerapkan pembanding-pembanding tersebut. (Ary Ginanjar Agustian, 2001 : 145) Dalam suatu pembelajaran akan lebih mudah dan hasil pembelajaran pun relatif menunjukkan kemajuan. Karena semua
63
yang ada dalam lingkungan pembelajaran telah mengerti dan memahami serta menerapkan ESQ Power. Antara guru dengan rekan guru saling menghargai, guru mengakui keberadaan murid dan murid menghormati guru. Siswa dengan siswa juga saling menghargai. Maka semua yang ada dalam lingkungan sekolah akan menciptakan suatu kehidupan yang selaras, serasi, saling menghormati satu sama lain. Kehidupan seperti yang diharapkan tanpa ada masalah-masalah yang datang. Tidak ada suatu apapun tanpa masalah atau persoalan. Namun setidaknya semuanya akan bisa
menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
pribadi
mereka.bahkan permasalahan lingkungan mereka dengan baik. Dengan berpedoman pada sikap-sikap yang tertanam dari pembelajaran ESQ Power tidak hanya menerapkan dalam lingkungan sekolah saja, karena jiwa mereka telah tertanam prinsip-prinsip ESQ Power, maka mereka akan membawa prinsip-prinsip itu kemana mereka pergi di lingkungan keluarga mereka. Di lingkungan masyarakat mereka dan bahkan di lingkungan kerja mereka, lingkungan baru mereka kelak di kemudian hari setelah mereka dewasa.
64 BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTS N 1 Banjarnegara 1. Visi dan Misi serta Tujuan MTsN 1 Banjarnegara a. Visi MTsN 1 Banjarnegara Berakhlak mulia, prima dalam karya, berwasana guna b. Misi MTsN 1 Banjarnegara 1) Tertib dan istiqomah dalam melaksanakan shalat wajib dan kegiatan ibadah lainnya. 2) Berdisiplin masuk sekolah, mengikuti pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. 3) Tertib berbicara dan berbusana 4) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah. 5) Menerapkan manajemen partisipasi melibatkan seluruh warga madrasah. 6) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif 7) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat di kembangkan secara optimal. c. Tujuan MTsN 1 Banjarnegara
65 Membentuk sumberdaya manusia yang unggul, berdaya guna sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan. (Papan Visi dan Misi pada MTsN 1 Banjarnegara) 2. Sejarah Berdirinya MTS N 1 Banjarnegara adalah sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan Departemen Agama. Pada tahun 1990 berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.64/1990 ditetapkan sebagai MTsN 1 Banjarnegara. Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam, di samping membuka kegiatan belajar aqidah islamiyah, juga ada muatan lokal atau ekstra kulikuler lainya , serta Komputer. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan sekolah umum, pihak menejemen MTS N 1 Banjarnegara selalu berusaha menciptakan program pendidikan dengan tujuan meningkatkan pelayanan yang baik dan berdaya saing. Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, MTS N 1 Banjarnegara sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber daya manusia yang unggul, berdaya guna, sekaligus mandiri, dan berwawasan ke depan. (Dokumentasi MTs N 1 Banjarnegara)
66 3. Letak Geografis MTS N 1 Banjarnegara berada di Jalan Pemuda
No. 12 KM 30
Banjarnegara - Purbolinggo, tepatnya di Kelurahan Semampir, Kecamatan Banjarnegara , Kabupaten Banjarnegara. MTS N 1 Banjarnegara berdiri di atas tanah seluas 2.885 m², dengan luas bangunan 5.113 m², dengan status hukum hak milik nomor sertifikat 49. MTS N 1 Banjarnegara menjadi lembaga pendidikan yang letaknya mudah dijangkau oleh siswa dari dalam maupun luar kota Banjarnegara. (Dokumentasi MTs N 1 Banjarnegara) 4. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa a. Keadaan Guru Jumlah guru MTS N 1 Banjarnegara tahun 2009/2010 sebanyak 30 orang. Dengan penjelasan sebagai berikut: TABEL I Keadaan Guru MTS N 1 Banjarnegara Tahun 2009/2010 No
Nama
Guru Mata Pelajaran
1
Hj. Noor Chasanah, M.Ag
Kepala Madrasah
2
Mahmudi, Ba
Fiqih
3
Afifah Dyah E, S.Ag
Qur’an hadits
4
Mahsun Al Wa’id, M.Ag
Bahasa Arab
5
Nurul Isnaini, S.Pdi
Sejarah Kebudayaan Islam
6
Mahfud, M.Ag
Aqidah Akhlak
7
Farkhan Budi S, S.Pd
Bahasa Inggris
8
Anis Rosiqoh, S.Pd
Geografi
67 9
Sofiana Rosyidah, S.Pd
Biologi
10
Hartatik Sri Wahyuni, S.Pd
Fisika
11
Edwina Melriyanti, S.Pd
Bahasa Inggris
12
Aris Handoyo, S.Pd
Bahasa Indosnesia
13
Eko Suparno, Drs
Bahasa Jawa
14
Sri Avrianita Budiana, Dra
Bahasa Indonesia
15
Joko susilo, S.Pd
Fisika
16
Nur Nazilah, S.Pdi
Bahasa Arab
17
Muh Kholil, S.Pd
Kerajinan Tangan dan Kesehatan (KTK)
18
Hadi Mulyono, Drs.
Sejarah
19
Siti Mudrikah, Dra
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJK)
20
Muh. Galuh H, S.Pd
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (PJK)
21
Amelia Sari Taureria K, S.Pd
Tehnik Informatika (BK)
22
Saefudin Arif, S.Pd
Matematika
23
Afifudin, Drs
Bimbingan Konseling (BK)
24
Nasuha, Dra
Bimbingan Konseling (BK)
25
Nurhidayati, SE
Ekonomi
26
Siti Mu’tasimah, S.Pd
PKn
27
Siti Baroroh, S.Pd
Ekonomi
28
Desy Arsianita, S.Pd
Matematika
29
Irfiah Fororoh, Dra
Bimbingan Konseling (BK)
30
Fahrurozi, S.Pd
Tehnik Informatika (TIK)
(Dokumentasi MTs N 1 Banjarnegara)
68 b. Keadaan Karyawan Jumlah karyawan MTS N 1 Banjarnegara tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 16 orang, yang terdiri dari 3 orang pegawai tetap dan 7 orang pegawai tidak tetap. Dengan penjelasan sebagai berikut: TABEL II Keadaan Pegawai MTS N 1 Banjarnegara Tahun 2009/2010 No
Nama
Keterangan
Pegawai Tetap 1
Edy Pramono
Kepala Urusan Tata Usaha
2
Muh Shubkan
Pegawai
3
Kurnaedi
Pegawai
Pegawai Tidak Tetap 1
Thohir
Pegawai
2
Muh Supiyan
Pegawai
3
Nurul Qomariyah
Pegawai
4
Yuniyati
Pegawai
5
Fahrudin
Pegawai
6
Damsuki
Pegawai
7
Harno
Pegawai
(Dokumentasi MTs N 1 Banjarnegara) c. Keadaan Siswa Siswa MTS N 1 Banjarnegara pada tahun ajaran 2009/2010 secara keseluruhan berjumlah 627 siswa, yang terdiri dari 256 siswa laki-laki dan 371 siswa perempuan. Dengan penjelasan sebagai berikut:
69 TABEL III Keadaan Siswa MTS N 1 Banjarnegara Tahun 2009/2010 Kelas
Jumlah Kelas
Jml. Siswa
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
VII
6
236
89
147
VIII
5
198
83
115
IX
5
193
84
109
Jumlah
16
627
256
371
(Dokumentasi MTs N 1 Banjarnegara) 5. Keadaan Gedung Demi menunjang lancarnya proses pendidikan, dibutuhkan sarana prasarana yang baik dan sesuai, salah satunya adalah gedung sebagai tempat proses belajar mengajar serta kegiatan lain dalam sekolahan berlangsung. Setelah melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan, kini MTS N 1 Banjarnegara memiliki 25 gedung, dengan perincian sebagai berikut:
70 TABEL IV Keadaan Gedung MTS N 1 Banjarnegara Tahun 2009/2010 No
Jenis
Jumlah
1
Ruang Kelas Belajar
16
2
Kantor / TU
1
3
Ruang Kepala
1
4
Ruang Guru
1
5
Perpustakaan
1
6
Lab. IPA / Bahasa
1
7
Aula
1
8
Musholla
1
9
Ruang UKS
1
10
Ruang komputer
1
Jumlah
25
(Dokumentasi MTs N 1 Banjarnegara) 6. Struktur Organisasi MTS N 1 Banjarnegara merupakan instansi pendidikan yang cukup besar dan berkembang baik, untuk itu membutuhkan sebuah organisasi untuk mengatur dan mengelola jalannya segala bentuk aktifitas kependidikan. MTS N 1 Banjarnegara dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang menjadi figur utama dalam pengelolaan seluruh sektor yang terdapat di sana. Adapun struktur organisasi MTS N 1 Banjarnegara adalah sebagai berukut:
71 TABEL V a. Struktur Organisasi MTS N 1 Banjarnegara 2009/2010
KOMITE Drs. HM. Zulfa, M. Ag
KEPALA MADRASAH Dra. Hj. Noor Chasanah, M. Ag
Ka. Ur. TU Edy Pramono, S. Pd PpP KOMITE Drs. HM. Zulfa, M. Ag
ra
mono, S. Pd WAKA KURIKULUM Joko Susilo, S. Pd
WAKA SARPRAS Aris Handoyo, S.Pd
WAKA HUMAS Drs. Mahsun, M. Ag
KOORDINATOR BK Drs. Afifudin
WAKA KESISWAAN Drs. Nasuha
WALI KELAS
G U RU GG S IGURU SWA GURU
(Papan Struktur Organisasi MTs N GURU 1 Banjarnegara)
72 Selain struktur organisasi MTS N 1 Banjarnegara, juga terdapat struktur organisasi siswa yang biasa di sebut OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Adapun struktur OSIS MTS N 1 Banjarnegara tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut: TABEL VI b. Struktur Kepengurusan Osis MTS N 1 Banjarnegara Periode Tahun 2009/2010 No
Jabatan
Nama
Kelas
1
Ketua Umum
Muhammad Syafi’i
VIII B(8B)
2
Ketua I
Eko Kurniawan
VII A (7A)
3
Ketua II
Wahyu Eksan M.
VII C (7C)
4
Sekretaris Umum
Ghamar Witiany
VIII E (8E)
5
Sekretaris I
Susanty
VII E (7E)
6
Sekretaris II
Latifatul Amaliyah
VII B (7B)
7
Bendahara Umum
Nur Ifka Alviani
VIII A (8A)
8
Bendahara I
Nidatul Mufarokah
VII E (7E)
9
Bendahara II
Eva Arianingsih
VII D (7 D)
10
Sekbid. Peningkatan Ketaqwaan
A. Aditya Satria
VII F (7F)
11
Sekbid. Pengembangan Organisasi
Feri Amaludin
VII A (7A)
12
Sekbid. Berbangsa dan Bernegara
Nur Rohman Habibi
VII D (7D)
13
Sekbid. Pendidikan Bela Negara
Samsul Ma’arif
VII C (7C)
14
Sekbid. Ketrampilan
Fitri Lestari H.
VII B (7B)
15
Sekbid. Apresiasi, Kreasi, dan Seni
Subkhan Eko S.
VIII D (8D)
16
Sekbid. Kesegaran Jasmani
Misbah Azizah
VIII C (8C)
17
Sekbid. Kepribadian dan Budi Luhur Fendi Al Furqon
(Dokumentasi MTs N 1 Banjarnegara)
VIII A (8A)
85
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Model/ penerapan pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara. Model pembelajaran ESQ Power memang sudah terbentuk dengan baik, akan tetapi untuk pembelajaran pada awal pelajaran agama Islam sebenarnya kurang efisien karena dikhawatirkan mengganggu jam pelajaran agama Islam sendiri. Pelaksanaan pembelajaran ESQ Power dalam setiap awal pelajaran agama Islam akan diganti jam pembelajarannya menjadi setiap awal masuk kelas. Setiap masuk kelas siswa-siswi sudah ada kegiatan rutin, yaitu do’a bersama membaca surat Yasin bersama sebelum pelajaran dimulai. Dalam hal ini pembelajaran ESQ Power akan mulai di belajarkan setiap selesai membaca surat Yasin dan do’a bersama, pembelajaran ESQ Power akan diberikan baru setelah itu mata pelajaran akan mulai diajarkan. Ini memang baru rencana akan tetapi rencana ini di pandang lebih baik, sehingga akan segera dilakukan. Untuk pembelajaran ESQ Power pada kegiatan lain tidak ada perubahan, akan berjalan seperti semula, pembelajaran akan selalu di evaluasi, dilihat hasil pembelajaran ini agar kedepannya bisa bertindak sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran ESQ Power akan terus diberikan kepada siswa, karena pembelajaran ini memberikan pengaruh yang baik kepada siswa dan guru. (Hasil interview dengan responden III pada tanggal 29/07/2010)
86
B.
Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran ESQ Power terhadap siswa di MTs N 1 Banjarnegara. Adapun permasalahan yang muncul dalam pembelajaran ESQ Power adalah sebagai berikut: 1. Masalah pendidik/tenaga pengajar ESQ Power. Responden I menyebutkan bahwa, masih belum seluruhnya gur di MTs N 1 Banjarnegara yang mengikuti pelatihan-pelatihan ESQ sehingga apabila guru-guru yang sudah tergabung dalam tim ESQ Power sedang dalam
kepentingan
yang
harus
meninggalkan
sekolah,
maka
pembelajaran ESQ akan terhambat. (Hasil interview dengan responden I pada tanggal 28/07/2010) 2. Masalah peserta didik/siswa Responden III menyebutkan bahwa, masih terdapat beberapa siswa yang tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Padahal siswa-siswa ini adalah siswa yang seharusnya benar-benar mendapat pembelajaran ESQ Power, karena siswa-siswa inilah yang biasanya terkena kasus di sekolah. (Hasil interview dengan responden IV pada tanggal 29/07/2010) 3. Masalah tempat pembelajaran Menurut responden IV menyebutkan bahwa, belum adanya ruang atau kelas yang khusus digunakan untuk pembelajaran ESQ Power. Pembelajaran masih dilaksanakan di ruang-ruang kelas, atau di aula. Pembelajaran ini akan lebih efisien dan konsentrasi siswapun akan penuh jika dilaksanakan dalam ruang khsusus atau tersendiri.
87
4. Masalah waktu pembelajaran Menurut responden II menyebutkan bahwa, pembelajaran ESQ Power yang diberikan pada awal pelajaran, sebenarnya kurang efisien, selain terburu-buru karena khawatir mengganggu pelajaran dan memakan waktu pelajaran lain, siswa juga kurang menangkap apa yang disampaikan oleh guru dalam memberikan materi ESQ Power. (Hasil interview dengan responden II pada tanggal 29/07/2010). 5. Masalah alat/ media pembelajaran. Menurut responden IV menyebutkan bahwa, kurangnya media pembelajaran untuk menyampaikan ESQ Power termasuk kendala, karena dengan adanya media, anak akan lebih tertarik dan fokus dalam pembelajaran. (Hasil interview dengan responden IV pada tanggal 27/07/2010) C.
Cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara. Cara-cara yang ditempuh pihak sekolah guna memecahkan permasalahanpermasalahan yang muncul adalah sebagai berikut : a. Mengirimkan guru-guru dalam seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan ESQ Power secara bergantian, agar semua guru nantinya ikut dalam kelompok / tim ESQ Power di sekolah. (Hasil interview dengan responden I pada tanggal 28/07/2010) b. Mengklasifikasikan anak, sesuai dengan kenakalannya di sekolah agar anak-anak yang dikatakan nakal atau suka berulah di sekolah akan
88
diberikan pembelajaran dan pelatihan ESQ Power lebih banyak dari anak-anak lain. Dengan hal ini diharapkan kesadaran diri muncul dan emosional mereka lebih bisa dikendalikan. (Hasil interview dengan responden III pada tanggal 29/07/2010) c. Sekolah sedang merencanakan pembangunan ruang khusus untuk pembelajaran ESQ Power. (Hasil interview dengan responden I pada tanggal 28/07/2010) d. Mengganti jam pelajaran ESQ Power yang diberikan pada jam awal pelajaran agama islam, karena dianggap tidak efisien. Jam ini akan segera diganti pada setiap awal masuk kelas setelah membaca surat Yasin dan berdo’a bersama akan diadakan pembelajaran ESQ Power selama 25 menit. (Hasil interview dengan responden II pada tanggal 30/07/2010) e. Menambah sarana/ alat untuk proses pembelajaran ESQ Power, seperti meminta bantuan kepada pemerintah daerah untuk penambahan komputer, meningkatkan mutu sekolah, agar mudah dalam meminta bantuan-bantuan peralatan / sarana prasarana sekolah kepada pemerintah. (Hasil interview dengan responden IV pada tanggal 27-07-2010). D.
Efek dari pembelajaran ESQ Power terhadap siswa-siswi di MTs N 1 Banjarnegara. Efek pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara memunculkan efek yang positif untuk berbagai pihak di sekolah, karena pembelajaran ini sifatnya menambah bukan mengurangi suatu pembelajaran
89
dan tambahan ini tidak memberatkan siswa, dan apabila ada suatu kegiatan pembelajaran ini dianggap kurang efisien maka pihak sekolah akan menata kembali dan memperbaiki rancangan pembelajaran ESQ Power ini. Dapat disebutkan efek dari pembelajaran dari semua pihak di sekolah diantaranya: 2. Efek pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara bagi kepala sekolah MTs N 1 Banjarnegara. a. Efek positif 1) Kepala sekolah menjadi mengerti tentang ESQ Power, berusaha untuk memahami dan menerapkannya. 2) Beliau
lebih
sabar
dalam
menghadapi
permasalahan-
permasalahan yang muncul, baik permasalahan pribadi di rumah maupun permasalahan-permasalahan di sekolah. 3) Lebih akrab dan kekeluargaan dalam berhubungan dengan sesama guru, pegawai sekolah dan siswa. b. Efek negatif Banyak waktu yang digunakan untuk pembelajaran ESQ Power, membentuk perencanaa-perencanaan pembelajaran ESQ Power dan hal-hal yang berhubungan dengan tercapainya proses pembelajaran ESQ Power. Akibatnya waktu istirahat dirumah digunakan untuk ini agar tidak menyita waktu guna menentukan atau memikirkan hal-hal penting yang lain . (Hasil interview dengan responden I tanggal 28-10-2010).
90
3. Efek pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara bagi tim ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara a. Efek positif 1) Tercipta kekerabatan antar guru, karena mereka banyak melakukan kegiatan secara bersma-sama. 2) Mudah dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah. 3) Lebih menghargai antar sesama guru, karyawan dan siswa karena memahami dan menerapkan prinsip ESQ dalam kehidupan sehari-hari. b. Efek negatif Banyak waktu yang dihabiskan di sekolah, setelah jam sekolah selesai dan apabila terdapat program-program baru atau kegiatankegiatan yang datang dari pemerintah misalnya persiapan sertifikasi atau yang lain guru-guru harus bekerja lembur terus agar semua lancar dan tidak terjadi permasalahan. (Hasil interview dengan responden II tanggal 27-07-2010) 4. Efek pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara bagi guru di MTs N 1 Banjarnegara a. Efek positif 1) Dapat mengerti dan memahami ESQ Power serta berharap dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Lebih seimbang dan selaras dalam hidup mermsayarakat.
91
3) Dapat menularkan hasil pembelajaran dan pelatihan ESQ Power kepada siswa. 4) Lebih sabar dan ikhlas dalam mendidiak anak. b. Efek negatif Banyak waktu istirahat yang disita untuk kegiatan-kegiatan ESQ Power di sekolah. (Hasil interview dengan responden III pada tanggal 29-07-2010). 5. Efek pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara bagi siswa di MTs N 1 Banjarnegara a. Efek positif 1) Mengerti tentang kecerdasan inteletual, emosional dan spiritual. 2) Lebih bisa menahan diri, karena selalu dinasehati dan diberi renungan-renungan untuk kesadaran hati. 3) Lebih menghormati guru, karena guru-guru juga menyayangi dan tidak membuat sakit hati. 4) Lebih giat belajar dan lebih betah berada di sekolah, karena senang dengan keadaan di sekolah. 5) Lebih rajin dalam shalat, karena selalu shalat jamaah dan do’a bersama dengan guru juga, bukan hanya siswa-siswi yang di suruh saja, akan tetapi guru juga menjalankannya.
92
b. Efek negatif Pulangnya sore-sore, bagi siswa yang rumahnya jauh harus kost atau berangkat pagi-pagi karena tidak boleh telat. (Hasil interview dengan responden V pada tanggal 29/07/2010) E.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara. Siswa atau peserta didik merupakan unsur yang banyak menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Bagaimanapun usaha yang telah dilakukan guru/pendidik, apabila tidak medapat respon yang positif dari peserta didik, baik itu dari sikap maupun perbuatannya, maka hal ini dapat menjadi faktor penghambat dalam proses pembelajaran. Aplikasi dalam berbagai kepentingan pembelajaran anak menjadi sangat menarik. Penggunaan gambar, cerita yang ditampilkan melalui komputer pada anak dapat membantu memperjelas dan mempercepat penyampain pesan-pesan dalam pembelajaran. Penggunaan komputer sebagai alat adaptif dapat mempertinggi proses pembelajaran. Manfaat dari komputer menurut responden IV adalah sebagaiberikut: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, lebih konsentrasi dan lebih mengahayati dalam mengikuti pembelajaran. 2. Makna pembelajaran akan lebih jelas, sehingga akan lebih mudah dipahami dan memungkinkan untuk para siswa lebih menguasai tujuan dari pembelajaran.
93
3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga. (Hasil interview dengan responden IV pada tanggal 30/07/2010) F.
Tujuan diadakannya pembelajaran ESQ Power terhadap siswa-siswi di MTs N 1 Banjarnegara. Tujuan sekolah yang utama dalam pembentukan pembelajaran ESQ Power adalah penjernihan nama baik sekolah, mengembalikan citra sekolah sebagai sekolah yang sudah dikenal di kalangan masyarakat dan banyak pihak sebagai sekolah yang mampu menciptakan siswa yang cerdas dan berhasil guna. Bukan hanya membantu para siswa untuk mencapai tujuan yang diprogramkan dari sekolah, akan tetapi guru juga mempunyai tujuan yang sama untuk diri mereka. Karena yang melaksanakan pembelajaran bukan hanya siswa, tatapi guru juga melakukan pembelajaran, walaupun waktunya tidak bersamaan. Dengan tujuan yang sedikit demi sedikit sudah mulai tercapai, pihak sekolah ingin mengembangkan pembelajaran ESQ Power untuk kedepannya, memperbaiki hal-hal yang kurang baik bagi siswa dan menata pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Citra sekoah yang kini kembali baik dan kepercayaan dari masyarakat yang kini sudah kembali lagi adalah bukti bahwa sedikit demi sedikit tujuan sekolah mengadakan pembelajaran ESQ Power sudah mulai tercapai, kelulusan 99% dan kembalinya peminat untuk bersekolah di MTs N 1 Banjarnegara adalah suatu bukti lagi bahwa pembelajaran ESQ Power hampir mencapai titik
94
keberhasilan. Tentunya kasus-kasus yang menerpa sekolah, sekarang tidak lagi sehingga kepercayaan masayarakat dan pihak-pihak lain mulai kembali lagi. Sekolah yang dulu menerima hanya 2 – 3 kelas , kini kembali lagi menerima siswa 4 – 5 kelas. Kasus-kasus yang membuat sekolah terpuruk sudah tidak dijumpai lagi, adapun kasus-kasus yang ada di sekolah hanya kasus-kasu kecil yang bisa diantisipasi dan segera teratasi. (Hasil interview dengan responden II pada tangga 27/07/2010) G.
Kelebihan pembelajaran ESQ Power dibanding pembelajaran yang lain di MTs N 1 Banjarnegara. Kelebihan-kelebihan pembelajaran ESQ Power dirasakan oleh berbagai pihak di sekolah, diantaranya : 1. Menurut Kepala Sekolah Pembelajaran ESQ Power bukan pembelajaran biasa, karena mampu mendidik pikiran sekaligus hati. Padahal hati adalah penentu diri, untuk itu mengikuti pembelajaran ini sangat bermanfaat. (Hasil interview dengan responden I pada tanggal 28-07-2010) 2. Menurut tim ESQ Power Tidak ada pembelajaran yang dapat membentuk jiwa, karakter diri selain pembelajaran ESQ Power. Antara pikiran dan nilai-nilai ibadah juga dapat terbentuk jika hati atau emosi sudah mencapai keselarasan atau seimbang. Pembelajaran ESQ Power ini yang dapat mempengaruhi kesadaran emosi dan hal ini tidak di dapat dari pembelajaran-
95
pembelajaran lain. (Hasil interview dengan responden II pada tanggal 29-07-2010). 3. Menurut guru Pembelajaran disukai siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang
lain
sehingga
guru
lebih
semangat
dalam
memberikan
pembelajaran. Dengan menyampaikan materi kepada siswa, sebenarnya juga mengingatkan untuk diri sendiri agar selalu berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip ESQ Power. (Hasil Interview dengan responden IV pada tanggal 30-07-2010). 4. Menurut siswa Pembelajaran ESQ Power menyenangkan, tidak pusing dan santai, pikiran menjadi jernih tidak seperti pembelajaran-pembelajaran lain yang memusingkan. (Hasil interview dengan responden V pada tanggal 29-07-2010).
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Dari penelitian tentang pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjarnegara dapat ditarik kesimpulan : 1. Penerapan atau model pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara, diberikan pada setiap awal jam pelajaran Agama, awal kegiatan ekstra kurikuler, dan pada kegiatan-kegiatan lain yang ada di sekolah. 2. Beberapa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara ikut dalam pembelajaran ESQ power, peserta didik yang beragam ada yang serius ada juga yang belum memperhatikan, belum adanya ruang khusus untuk pembelajaran ESQ power, waktu pembelajaran yang hanya dilaksanakan pada awal pelajaran Agama, media /alat pembelajaran yang masih kurang. 3. Untuk mengurangi permasalahan atau hambatan dalam pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara, sekolah mengirimkan semua guru dalam seminar, pembelajaran dan pelatihan-pelatihan ESQ power untuk semua guru, dalam waktu yang bergantian. Sekolah mengupayakan pengadaan gedung dan penambahan sarana atau mengganti waktu pembelajaran ESQ power. Memilih dan mengganti waktu pembelajaran ESQ power agar lebih efektif.
4. Efek dari pembelajaran ESQ Power di MTs N 1 Banjarnegara tidak hanya dirasakan oleh siswa, akan tetapi guru-guru juga merasakan efek yang terjadi. Mereka merasakan efek positif dari pembelajaran ESQ Power, dengan demikian pembelajaran ESQ Power akan selalu di adakan dan di kembangkan oleh pihak sekolah. B.
Saran-saran 1. Proses pembelajaran ESQ Power hendaknya lebih sering lagi dalam menggunakan media agar lebih menarik perhatian siswa dan mencegah kejenuhan yang terjadi pada siswa. 2. Pembelajaran ESQ Power tidak harus diberikan oleh guru MTs N 1 Banjarnegara, pihak sekolah bisa mendatangkan pendidik dari luar sekolah, untuk menambah motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. 3. Menyediakan tempat atau asrama untuk para siswa yang rumahnya jauh, agar tidak terjadi permasalahan atau mengalami kendala dalam pembelajaran di sekolah.
C.
Penutup Alkhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Tuhan seru sekalian alam yang telah melimpahkan segala nikmatnya dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharpkan saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun, guna penyempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata penulis serahkan semuanya kepada Alloh yang senantiasa memberikan perlindungan dan meridhoi kita semua. Amin.
MOTTO
“Kemenangan itu tidak akan dihidangkan di atas piring emas. Ia akan datang bersamaan dengan tetesan air mata, darah, tidak tidur malam, rasa letih, rasa lapar dan kesulitan” (Dr. Aidl al-Qorni)
“Jangan menjuhkan diri dari doa, karena doa dan munajat merupakan jalan untuk meraih ketenangan dan kebahagiaan. Suatu hari nanti doa-doa itu akan terkabul dan mengantarkanmu pada apa yang kamu cita-citakan”
“Siapapun bisa marah, marah itu mudah, tetapi marah pada orang yang tepat dengan kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan tujuan yang tepat dan dengan cara yang tepat, bukanlah hal yang mudah” (Aristoteles)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim Segala puji bagi Allah penguasa segala alam dan sumber dari segala hukum, tiada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Allah terakhir dan sebagai penyempurna risalah sebelumnya. Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai, penulis sadar bahwa selesainya penulisan skripsi ini berkat bantuan dari orang-orang disekitarnya, tidak ada kata yang patut untuk di ucapkan kepada beliau-beliau ini, kecuali terima kasih. Terima kasih ini dihaturkan kepada: 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2.
Dra. Siti Astiqoh, M.Si selaku kaprogdi pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.
3.
Miftahudin, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik.
4.
Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd selaku pembimbing skripsi.
5.
Semua dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
6.
Kepala sekolah, guru dan siswa-siswi MTs N 1 Banjarnegara
7.
Kedua orang tuaku yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan dukungannya selama mengikuti kuliah.
8.
Ayah yang senantiasa sabar dalam membantu penyelesaian skripsi ini
9.
Adik-adiku yang selalu mendukungku
10.
Nita, Nisa, Mevi, Faik dan semua teman-teman PAI se PPL an dan se KKN.
11.
Pondok mbah Jon dan semua teman-teman se atap terima kasih atas semua yang teman-teman beri untukku.
12.
Westi Arlini teman baikku terima kasih atas semuanya.
13.
Keluarga ibu Ninik (mas, adik, janah) terima kasih atas doa dan suportnya.
14.
Saprul Family, Asi Family, Wafda Family terima kasih untuk doa dan bantuan-bantuannya.
15.
PPTI Al-Falah yang pernah menjadi tempat naungan untukku.
Dan semua yang telah membantu dalam penyelesian penulisan skripsi ini,yang tidak bisa disebut satu persatu.
Salatiga, 7 Agustus 2010
Siti Muntofingah NIM. 12105009
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1.
Kakekku Siswandi alm dan nenekku Siswandi yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan.
2.
Bapak Parjo dan Ibu Tuniarti, yang telah memberikan segalanya untuk aku dan keluargaku.
3.
Adik-adikku, Fanjatun Cholidah dan Muhammad Sugeng Abidin yang selalu menjadi motivator buat aku.
4.
Ayah yang selalu sabar menghadapi aku, mendampingi aku dan salalu membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
ABSTRAK
Muntofingah Siti, 121 05 009. Pengembangan Pembelajaran Berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjarnegara 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Progdi Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing : Drs. A. Sulthoni, M.Pd. Kata kunci : Pengembangan Pembelajaran dan berbasis ESQ power. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power terhadap siswa-siswi MTs N 1 Banjarnegara. Penggalian data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa sebagai responden, menggunakan teknik wawancara langsung untuk mengetahui pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjarnegara. Disimpulkan dari hasil wawancara bahwa pengembangan pembelajaran berbasis ESQ power di MTs N 1 Banjarnegara mencapai tingkat keefektifan dalam pembelajaran. ESQ power berpengaruh positif terhadap siswa-siswi di MTs N 1 Banjarnegara.
DAFTAR PUSTAKA Agustian, Ary Ginanjar, 2001, Emotional Spiritual Quotiont, Arga, Jakarta ______________, 2003, ESQ Power, Arga, Jakarta Ahmadi, Abu, Nur Uhbiyati, 1991, Ilmu Pendidikan, Rinika Cipta, Semarang Amirin, M Tatang, 1990, Menyusun Rencana Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Artikel, Kecerdasan Emosional, http/www/2009/07/kecerdasan_emosional.html De Caire Joan, John Gotman, 2002, Melatih Kecerdasan Emosional, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Desmita, 2005, Psikologi Perkembangan, Rosdakarya, Bandung. Goleman, Daniel, 2003, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ______________, 2003, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Gulo, W, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta. Hadi, Sutrisno, 1991, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakrta Hamalik, Oemar, 2008, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Remaja Rosdakarya, Bandung. Harun, Cut Zahri, 2008, Pendidikan Berkualitas, Reaja Rosdakarya, Bandung. Lewrence, 2003, Kamus Perasaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Marshal Lan,Danah Zohar, 2007, Kecerdasan Spiritual, Mizan Media Utama, Bandung Miller, B Matthew, 1992, Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia, Jakarta. Muhyidin, 007, Manajemen ESQ Power, Diva Press, Jogjakarta. Nata, Abudin, 2003, Ciri-ciri Kecerdasan Emosional, Prenada Media, jakarta Poerwadarminta, WJS, 1992, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta Syamsudin, Abin M, 2007, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung. Suwardi, 2007, Manajemen Pembelajaran, Media Grafika, Surabaya.
Trisnayadi, Tuwuh, 2007, Menggapai Cita-cita, Pustaka Intan Madani, Yogyakarta. Waruwu, Fidalis E, Monty P. Sadiadarma, 2006, Kecerdasan Emosional, Sinar Baru, Bandung Yusuf, Syamsu LN, 2006, Mengenal Kecerdasan Emosional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta