Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
ISSN 2089-3590 | EISSN 2303-2472
ANALISIS DAN EVALUASI TERHADAP KURIKULUM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI) 1
Nan Rahminawati, 2Agus Halimi, 3Imam Pamungkas 1,2,3
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Bandung email:
[email protected]
Abstrak. Universitas Islam Bandung (Unisba) sebagai perguruan tinggi Islam swasta di kota Bandung telah menunjukkan kekhasan dalam menetapkan kurikulumnya yakni dengan diberlakukannya mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata kuliah wajib institusional yang ditetapkan melalui Peraturan Rektor Unisba No 043/A2/SK/Rek/IV/2011. Peraturan tersebut diperkuat dengan pasal 37 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, ayat (2) menyatakan bahwa: “kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: (a) pendidikan agama; (b) pendidikan kewarganegaraan; dan (c) bahasa”. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskanlah pertanyaan penelitian berikut: Bagaimana profil lulusan, capaian pembelajaran, materi kajian, dan Rumusan Pembelajaran Semester yang ditetapkan/dirumuskan untuk mata kuliah PAI I-VII Universita Islam Bandung ? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, dengan teknik analisis dokumen. Kata kunci: Analisis Kurikulum, Pendidikan Agama Islam, KKNI
1.
Pendahuluan
Kurikulum dipandang sebagai “rencana” yang disusun untuk kesuksesan proses pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggungjawab satuan pendidikan. Para pakar teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum selain dari pada semua kegiatan yang telah direncanakan juga mencakup kegiatan-kegiatan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan satuan pendidikan, juga yang tidak forma (kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler). Walaupun kegiatan-kegiatan itu direncanakan tapi tidak langsung berkaitan dengan pelajaran akademis di kelas-kelas. Kurikulum perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien agar pembelajaran dapat dilakukan secara optimal dan produktif. Universitas Islam Bandung (Unisba) sebagai perguruan tinggi Islam swasta di kota Bandung telah menunjukkan kekhasan dalam menetapkan kurikulum di perguruan tingginya. Salah satu kekhasan ditunjukkan dengan diberlakukannya mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata kuliah wajib institusional. Peraturan Rektor Unisba No 043/A2/SK/Rek/IV/2011 tentang Pemberlakuan Kurikulum PAI merupakan legalitas formal yang perlu menjadi perhatian setiap dekan dan ketua program studi di lingkungan Unisba. Peraturan Rektor tersebut menjadi salah satu penjabaran Visi Pendidikan Nasional yang dituangkan kedalam salah satu misinya yakni: meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, melahirkan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional yakni: Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia.
755
756 |
Nan Rahminawati, et al.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai kurikulum wajib pada seluruh program studi di lingkungan Unisba. Maka, kurikulum PAI harus diberikan selama tujuh (7) semester, terdiri atas: (1) PAI I/Aqidah, (2) PAI II/Ibadah (pelaksanaannya melalui pesantren mahasiswa), (3) PAI III/Fiqh Muamalah, (4) PAI IVU/Akhlak, (5) PAI V/Sejarah Islam, (6) PAI VI/Pemikiran Islam, dan (7) PAI VII/ Islam Disiplin Ilmu. Pelaksanaan PAI sebagai mata kuliah sejalan dengan pasal 37 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional mengatur muatan yang harus ada pada perguruan tinggi. Dimana ayat (2) menyatakan bahwa: “kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: (a) pendidikan agama; (b) pendidikan kewarganegaraan; dan (c) bahasa”. Sejalan dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendiikan Tinggi, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI), maka Unisba perlu menyelaraskan kurikulum PAI sebagai kurikulum institusional dengan semua peraturan tersebut.
2.
Hasil dan Pembahasan
Operasionalisasi pendidikan agama Islam di perguruan tinggi sangat tergantung pada komitmen dan kebijakan unsur manajemen perguruan tinggi. Dengan demikian, penetapan mata kuliah PAI yang harus diberikan selama tujuh (7) semester di Unisba merupakan salah satu upaya mengimplementasikan visi Unisba yakni: “Menjadi Perguruan Tinggi Islam yang mandiri, maju, dan terkemuka”. Kajian awal terhadap dokumen kurikulum mata kuliah Pendidikan Agama Islam Unisba, dokumen kurikulum masih menggunakan nomenklatur kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan menggunakan istilah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Sedangkan dalam Kurikulum DIKTI (K-DIKTI) digunakan istilah Capaian Pembelajaran, dan Kemampuan Akhir yang diharapkan. Selanjutnya, dari dokumen kurikulum tersebut perlu diturunkan kedalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP). Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mendalam terkait Analisis dan Evaluasi terhadap Kurikulum Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Bandung Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Agar penelitian terarah, maka dirumuskanlah masalah: Bagaimana profil lulusan, capaian pembelajaran, materi kajian, dan rumusan pembelajaran semester yang ditetapkan untuk mata kuliah PAI I-VII Universita Islam Bandung ? Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi: (a) secara teoritis diharapkan dapat mengangkat makna-makna baru yang dapat memperkaya dan mendukung khazanah keilmuan di bidang manajemen pendidikan, khususnya terkait manajemen kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan, dan (b) secara praktis: diharapkan dapat memberikan panduan bagi dosen mata kuliah PAI
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Analisis dan Evaluasi terhadap Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) ... | 757
dalam membuat perencanaan dan mengimplementasikan kurikulum mata kuliah PAI IVII yang sudah ditetapkan dan diberlakukan di Unisba. Penelitian ini menggunakan model Input, Proses, dan Output (IPO). Berdasarkan model tersebut di atas, maka pada tahun pertama penelitian ini lebih difokuskan pada analisis dokumen kurikulum sesuai dengan SK Rektor. Pada tahun kedua, setelah dirumuskan dokumen kurikulum mata kuliah PAI I-VII berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), maka dibahas dengan lembaga terkait yaitu Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Unisba untuk kemudian dilakukan sosialisasi dokumen kurikulum. Sedangkan pada tahun ketiga dilakukan implementasi kurikulum PAI Unisba berbasis KKNI. Kurikulum sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dirancang oleh pendidik dan pihak lain yang berkepentingan. Proses analisis terhadap dokumen kurikulum dimaksudkan untuk menemukan profil lulusan, capaian pembelajaran, materi, dan rencana pembelajaran semester yang pada akhirnya akan menemukan dokumen kurikulum yang selaras dengan KKNI. Secara rinci kerangka pemikiran digambarkan di bawah ini ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KURIKULUM MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) UNISBA BERBASIS KKNI
INPUT------------------------ PROSES --------------------------OUTPUT Lingkungan Internal Sikap dan
harapancivitas akademika terhadap PAI Kultur / kebiasaan belajar PAI Peraturan Rektor
tentang Pemberlakuan Kurikulum PAI Unisba Dokumen Kurikulum PAI Pengelola Mata Kuliah PAI I-VII
ANALISIS KURIKULUM Profil LulusanCapaian PembelajaranMateri-Rencana Pembelajaran Semester
DOKUMEN KURIKULUM PAI BERBASIS KKNI
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 5, No.1, Th, 2015
758 |
Nan Rahminawati, et al.
Lingkungan Eksternal Globalisasi Harapan masyarakat Keniscayaan
implementasi 3M UMPAN BALIK Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan fenomenologi. Alasan pemilihan metode ini dikarenakan masalah yang dikaji menyangkut masalah yang sedang berkembang dalam kehidupan, khususnya terkait dokumen kurikulum mata kuliah PAI Unisba yang digunakan di seluruh program studi di lingkungan Unisba. Melalui pendekatan fenomenologi, diharapkan deskripsi atas fenomena yang tampak di lapangan dapat diinterpretasi makna dan isinya lebih dalam. Pelaksanaan penelitian ini di lapangan secara garis besarnya terdiri atas tiga tahap, adalah sebagai berikut: tahap orientasi, eksplorasi, dan member check (Nasution, 1988:33) Lincoln & Guba (1985;253). Subyek dalam penelitian ini adalah yang menjadi sasaran penelitian. Maka yang menjadi subyek penelitian ini adalah yang sifatnya menyeluruh yaitu dokumen kurikulum mata kuliah PAI Unisba pada semester I-VII. Selain itu juga pengelola mata kuliah PAI I-VII yang berada pada Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSI-PK). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Adapun alasannya sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lincoln & Guba (1985:39) menyatakan pendapatnya tentang kelebihan peneliti sebagai instrumen: “…that all instrument interact with respondents and objects but that only the human instruments is capable in grasping and evaluating the meaning of that differential interaction”. Pelaksanaan analisis data penelitian bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Menurut Nana Syaodih (2010:114) “langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang telah diperoleh”. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini seperti terlihat dalam gambar berikut.
Gambar : Komponen-komponen Analisis Data, Model Alir
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Analisis dan Evaluasi terhadap Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) ... | 759
Gambar : Komponen-komponen Analisis Data, Model Alur Teori yang dijadikan alat untuk menganalisis temuan data lapangan adalah sebagai berikut. Menurut Oemar Hamalik (2009:91) yang dimaksud kurikulum adalah: “Rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari, da pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemempuan peserta didik pada satuan pendidikan tertentu”. Berdasarkan definisi di atas, kurikulum dapat diartikan sebagai program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan peserta didik. Melalui kurikulum, maka peserta didik dipacu untuk melakukan berbagai kegiatan pembelajara. Sehingga satuan pendidikan diharapkan mampu menyediakan lingkungan bagi peserta didiknya untuk mempengaruhi peserta didiknya mengembangkan pembelajaran secara optimal. Atau dengan kata lain, satuan pendidikan harus mampu menyediakan pengalaman belajar yang baik bagi peserta didiknya. Kurikulum memegang peranan strategis dalam suatu proses pendidikan. Melalui kurikulum, maka dapat dirancang pendidikan seperti apa yang ingin dicapai oleh satuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, kurikulum haruslah dijadikan alat untuk mencapai tujuan, bukan sebagai tujuannya itu sendiri. Agar kurikulum dapat diimplementasikan, Oemar Hamalik (2007:95) lebih lanjut mengungkapkan beberpa komponen kurikulum yang perlu diperhatikan, yakni: “a) tujuan; b) materi, c) metode, organisasi, dan d) evaluasi”. Komponen-komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Profil lulusan akan tercermin dari profil program studi yang seharusnya disusun oleh kelompok program studi sejenis, sehingga terjadi kesepakatan yang dapat diterima dan dijadikan rujukan secara nasional. Dalam penyusunan profil keterlibatan dari stakeholders juga akan memberikan kontribusi untuk memperoleh konvergensi dan koneksitas antyara institusi pendidikan dengan pemangku kepentingan yang nantinya akan menggunakan hasil didiknya. Hal ini menjamin mutu dari profil lulusan. Pada naskah Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi (2014:32) dinyatakan bahwa “penentuan profil juga wajib merujuk pada jenjang kualifikasi lulusasn sesuai dengan KKNI. Aspek yang perlu menjadi pertimbangan mencakup: sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak yang akan diemban oleh seorang lulusan”. Profil yang telah terdefinisi dengan jelas akan menjadi modal utama dalam
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 5, No.1, Th, 2015
760 |
Nan Rahminawati, et al.
mengembangkan pernyataan CP program studi. Satu program studi setidaknya memiliki satu profil, sangat umum bahwa satu program studi memiliki lebih dari satu profil. Beberapa jumlah profil maksimum dapat diperkirakan dengan merujuk pada jenjang pendidikan diperbandingkan dengan deskripsi KKNI. Secara umum, semakin tinggi jenjangnya, berpeluang untuk memiliki jumlah profil lebih banyak. Profil yang tersusun dengan cermat akan memudahkan dalam menyusun pernyataan CP. Metode paling sederhana dalam menyusun profil adalah dengan menguraikan setiap definisi profil menjadi unsur-unsur CP. Tip sederhana dalam menyusun CP dari profil yang ada adalah dengan pola pikir berikut: profil adalah indikasi apa yang dapat diperankan oleh seorang lulusan, sedangka CP adalah apa yang harus dapat dilakukan oleh lulusasn sesuai profil tersebut. Menurut Marzano (2007), capaian pembelajaran dapat ditata secara bertingkat, seperti halnya taksonomi sebelumnya. Perbedaan Utamanya adalah bahwa pada taksonomi ini dibagi menjadi 2 buah domain utama, yaitu domain proses pembelajaran yang terdiri atas enam tingkatan proses dan domain pengetahuan yang terdiri atas 3 buah tingkatan sistem. Sistem yang paling sederhana yaitu sistem kognitif atau berpikir. Mata kuliah pendidikan agama Islam (PAI) secara keseluruhan meliputi alQur’an dan al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas). Lapangan pendidikan agama Islam menurut Hasbi Ash Shidiqi, (2004:138) meliputi: (a) Tarbiyah jismiyah yaitu segala rupa pendidikan yang wujudnya menyuburkan dan menyehatkan tubuh serta menegakannya, supaya dapat merintangi kesukaran yang dihadapi dalam pengamalannya; (b) Tarbiyah aqliyah yaitu sebagaimana rupa pendidikan dan pelajaran yang akibatnya mencerdaskan akal menajamkan otak semisal ilmu berhitung; (c) Tarbiyah adabiyah yaitu segala rupa praktik maupun berupa teori yang wujudnya meningkatkan budi dan meningkatkan perangai. Pendidikan budi pekerti dalam ajaran Islam merupakan salah satu ajaran pokok yang mesti diajarkan agar umatnya memiliki/melaksanakan akhlak yang mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Salah satu upaya yang perlu dilakukan pada penyusunan RPS adalah dengan menetapkan kemampuan akhir yang diharapkan. Penyusunan kemampuan akhir yang diharapkan merujuk pada rumusan Capaian pembelajaran (CP). RPS sebagai salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran, berisikan garis-garis besar isi atau materi perkuliahan. Terkait penyusunan RPS, Nan Rahminawati (2014:5) mengungkapkan pentingnya memperhatikan prinsip berikut. a) RPS disusun berdasarkan prinsip ilmiah, yakni RPS yang berisikan garis-garis isi atau materi perkuliahan yang akan dipelajari mahasiswa haruslah benar. Untuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, maka penyusunan RPS harus melibatkan pakar keilmuan di bidang masing-masing mata kuliah, hal ini dimaksudkan agar materi yang disajikan dalam RPS sahih (valid). b) RPS harus melandasi perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi disesuaikan
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Analisis dan Evaluasi terhadap Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) ... | 761
dengan tingkat perkembangan peserta didik, sehingga tampak perbedaan materi yang diberikan pada tiap jenjang semester. Dan c) RPS disusun dengan prinsip sistematis. Sesuai dengan konsep dan prinsip system, maka RPS dipandang sebagai suatu system, sehingga penyusunannya harus dilakukan secara sistematis. RPS sebagai sub-sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Format RPS disusun sedemikian rupa sehingga semua komponen yang diharapkan dapat terakomodasi sesuai dengan tuntutan Kurikulum Berbasis KKNI. Profil Lulusan mahasiswa Unisba program Sarjana (S1) untuk mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) belum dirumuskan secara definitif. Namun demikian berdasarkan hasil kajian data kurikulum PAI I-VII yang juga merujuk pada naskah Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa “penentuan profil juga wajib merujuk pada jenjang kualifikasi lulusasn sesuai dengan KKNI. Aspek yang perlu menjadi pertimbangan mencakup: sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak yang akan diemban oleh seorang lulusan”. Berdasarkan pernyataan itu, maka rumusan Profil Lulusan mahasiwa pada mata kuliah PAI Unisba adalah sebagai : (a) Komunikator nilai Islam, (b) Peneliti keislaman, (c) Konsultan Pendidikan Islam, (d) Pembina Pendidikan Islam. Rumusan Capaian Pembelajarn untuk PAI I-VII adalah: (a) Memiliki kemampuan dalam menghayati aqidah Islam sebagai sarana peningkatan kesadaran keimanan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang muslim. (b) Memiliki kemampuan dalam memahami dan menghayati bab ibadah (kepada Allah dan sesama manusia) dan Baca Tulis Al Quran (BTAQ), sehingga dapat diimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mendukung pencapaian visi dan misi serta tujuan Unisba. (c) Memiliki kemampuan untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuan dan pengamalan tentang fiqh muamalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar pelaksaan kehidupan seorang muslim. (d) Memiliki pemahaman yang baik terkait berbagai aspek pendukung terbentuknya akhlak baik (mahmudah), sehingga memberikan kontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas akhlak mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan di lingkungan rumah, kampus, dan masyarakat luas. (e) Memiliki kemampuan dalam pemahaman dan pemanfaatan konsep Sejarah Peradaban Islam dari sejak lahirnya hingga sampai ke Indonesia, sehingga mampu untuk mengambil pelajaran dan hikmah dari peristiwa-peristiwa masa lalu yang terakumulasi dalam Sejarah Peradaban Islam. (f) Memiliki kemampuan untuk memetakan pertumbuhan dan perkembangan pemikiran Islam, serta tokoh-tokohnya sejak masa klasik hingga er kodern. Mampu mengkaji pemikiran Islam dengan metode analitis-kritis sehingga dapat mendialogkannya secara terbuka dari berbagai aspeknya, dan memiliki rasa toleransi yang tinggi sebagai dasar melakukan tugas kehidupan sebagai pribadi muslim.
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 5, No.1, Th, 2015
762 |
Nan Rahminawati, et al.
(g) Memiliki kemampuan menggunakan pendekatan Islam sebagai dasar dalam pengembangan disiplin imu yang diselenggarakan di Unisba ( hukum, psikologi, matematika dan ilmu pengetahuan alam, perenanaan wilayah dan kota, teknik industri, teknik pertambangan, ilmu komunikasi, ilmu ekonomi, ilmu kedokteran, dan ilmu pendidikan), sehingga dapat memperkaya strategi dalam mengimplementasikan ajaran Islam sebagai rahmatan lil „aalamiin. Materi kajian yang ditetapkan pada mata kuliah PAI I-VII Universitas Islam Bandung sebagai berikut. (a) PAI I : Dasar-dasar Aqidah Islam meliputi pengertian tentang agama-agama secara umum dan agama Islam secara khusus, arkan (rukun) iman, problematika iman, dan aliran kegamaan di Indonesia. (b) PAI II: Ibadh praktis terkait rukun Islam dan Baca Tulis Al Qur an (dilaksanakan dalam bentuk pesantren mahasiswa). (c) PAI III: Fiqh Muamalah dalam arti luas yang mencakup hak dan macammacamnya, harta benda dan kepemilikan, macam-macam akad, munakahat, mawaris, jinayat, dan imamah. (d) PAI IV: Dasar-dasar pendidikan akhlak baik dalam keluarga, masyarakat, dan sekolah. (e) PAI V: (1) Pengertian, metodologi, kegunaan, kedudukan, dan obyek sejarah pada zaman Jahiliyah dan Nabi, serta Khulafa al Rasyidin, dinasti Bani Umayyah, Abassiyyah, Turki Utsmani, Syafawi, Mughal, (2) Islam di Asia Tenggara, (3) masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, (4) peristiwaperistiwa penting yang mennetukan dalam sejarah Islam. (f) PAI VI: Pemikiran Islam dengan metode analitis kritis dan implikasinya dalam kehidupan bidang akademik maupun sosial. dan (g) PAI VII: Penelusuran Hukum Islam dan Filsafat Hukum Islam. Rumusan Pembelajaran Semester (RPS) untuk mata kuliah PAI I-VII Universitas Islam Bandung telah disesuaikan dengan penggunaan nomenklatur yang ada pada KKNI, yakni istilah Capaian Pembelajaran dan Kemampuan Akhir yang Diharapkan. Berikut format yang digunakan untuk dokumen RPS pada mata kuliah PAI I (sebagai contoh) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL Mata Kuliah : Pendidikan Agama Semester: Islam I Program Studi : Dosen : Capaian Pembelajaran: Minggu Kemampuan Bahan Kajian Ke Akhir Yang (Materi Ajar) Diharap Kan
Bentuk Pembelajar an
Sks :
Kriteria Penilaian (Indikator)
Metode Pembelajaran: Penilaian Hasil Belajar: 1.Ujian Akhir Semester; 2.Ujian Tengah Semester;
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Bobot Mate ri
Analisis dan Evaluasi terhadap Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) ... | 763
3.Kehadiran; 4.Partisipasi Kelas; dll Buku Teks Utama Buku Pengayaan Penelitian ini telah menghasilkan dokumen kurikulumPAI I-VII berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dengan menyusun terlebih dahulu profil lulusan, capaian pembelajaran, materi, dan rencana pembelajaran semester (sebagai dokumen pembelajaran). Agar dokumen kurikulum ini dapat diimplementasikan, kiranya bagi lembaga terkait, khususnya bagi Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Unisba, kurikulum mata kuliah PAI I-VII yang telah disusun berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) selanjutnya dapat: (a) Menyelenggarakan kegiatan workshop Kurikulum PAI berbasis KKNI, dalam upaya mensinergikan berbagai persepsi para dosen Mata Kuliah PAI I-VII. (b) Menyelenggarakan kegiatan workshop Kurikulum PAI berbasis KKNI bagi pimpinan fakultas dan prodi, dalam upaya memberikan pemahaman implementasi Mata Kuliah PAI VII (Islam Disiplin Ilmu) pada khususnya. Daftar Pustaka Bogdan RC dan Biklen SK. (1992). Quialitative Research for Education. Allyn and Bacon Inc, Boston. Daulay, Haidar Putra. (2007) Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Prenada Media, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta Lincoln,I.S dan Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquery. Sage Publishing Inc, London. Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2004). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. PT Remaja Rodsakarya, Bandung. Marzano XE .(2007). The New Taxonomy of Educational Objectives. California.: A Sage Publications Company. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayanaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi. Jakarta, Indonesia: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayanaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Jakarta, Indonesia: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nan Rahminawati (2014). Manajemen Pendidikan: Diktat. Fakultas Tarbiyah Unisba. ----------------------(2012). Pedoman Pembelajaran di Lingkungan Unisba. P3AI, Unisba.
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 5, No.1, Th, 2015
764 |
Nan Rahminawati, et al.
Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Sekolah Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Oemar Hamalik. (2007). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Sekolah Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Universitas Islam Bandung. (2012). Pedoman Pembelajaran Universitas Islam Bandung. ------------------------------------.(2011). Keputusan Rektor Unisba Nomor: 043/A.2/SK/Rek/IV/2011 tentang Pemberlakuan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI).
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora