1.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sebagai motor penggerak pembangunan, sektor pertanian mempunyai peranan yang strategis sebagai salah satu penghasil devisa negara. pertanian diharapkan
Sektor
dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan
pembangunan daerah, pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas nasional. Banyak harapan yang ditumpukan pada agribisnis, namun harapan yang besar tersebut perlu mempertimbangkan potensi yang ada, mencakup berbagai aspek, yaitu lingkungan strategis, permintaan, sumber daya, dan teknologi. Untuk itu maka kedudukan
swasta sangat penting dalam rangka ikut andil dan berperan serta
dalam pengembangan agribisnis. Produk pertanian, khususnya komoditas hortikultura sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun pasar intemasional. Produk sayuran dan buah spesifik Jepang sudah banyak dikenal oleh petani di lndonesia dan memiliki syarat tumbuh yang sesuai dengan iklim di lndonesia . Jenis sayuran tersebut adalah Terung Jepang (Solanum melongena) I Nasubi , Mentimun Jepang (Cucumis sativus L) IKyuuri , Gobo Jepang (Arctium lappa .L) , Rebung Jahe (Zingiber officinale) I Hajikami , Ubi Jalar Jepang I Satsumaimo , Labu Zucchini (Cucurbita maxima) I zucchini , Daun Mitsuba (Oenanthe linearis Wall) IMitsuba, dan Labu Jepang ( Cucurbita muschata ) I Kabocha, Mini Uri ISemangka Mini dan Gerkin. Beberapa diantaranya dapat dikembangkan di lndonesia dan hasilnya diekspor kembali ke
Jepang yang
mempunyai pangsa pasar yang luas dan terbuka di negara asalnya. Tanaman sayuran asal Jepang tersebut memiliki sifat unggul dibandingkan dengan sayuran lokal, dengan dukungan potensi
kekayaan alam dan sumber daya manusia
lndonesia yang cukup besar.
Hal ini memungkinkan lndonesia untuk
menghasilkan banyak keanekaragaman produk pertanian yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat pedesaan, maupun peningkatan pembangunan pertanian pada umumnya, melalui perdagangan ekspor untuk perolehan devisa . Kebutuhan sayuran beku di Jepang relatif tinggi. Jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun 1993 masih berkisar 430.000 ton, maka pada tahun 1998 meningkat menjadi 700.000 ton. Dalam kurun waktu lima tahun terjadi kenaikan lebih dari separuhnya
.
Pertumbuhannya melaju dengan
rata-rata 10 % per tahun (Utami, 1999). Berikut adalah kebutuhan sayuran beku berdasarkan Data Statistik lmpor Sayuran Beku Jepang (Tabel 1). Tabel 1. Data Kebutuhan Sayuran Beku Jepang Komoditas Edamame 1 Kedelai Ubi Jalar Jepang Buncis Okra & Sayuran lainnya Terung Jepang
Kebutuhan Jepang (tonltahun) 1999 150.000 52.000 36.000 100.000
Yang dapat dikirim oleh Indonesia (tonltahun) 1999 1000 6000
9.223
209
-
1200
Sumber : Utami, 1999. Peluang menembus pasar sayur Jepang masih terbuka lebar, walaupun negara tersebut terkenal dengan persyaratan ketat akan produk terutama dalam ha1 kualitas , menjunjung tinggi unsur higienis dan beberapa faktor lain, lndonesia masih dapat mengekspor sayuran segar yang telah mengalami proses pengolahan berupa sayuran beku, diasinkan , digoreng atau dikeringkan. Kebutuhan J'epang akan sayuran beku dan olahan cukup tinggi karena sejak tahun 1997 jumlah ladang pertanian yang ditinggalkan petani Jepang semakin meningkat, akibatnya produktivitas sekior pertanian hanya berkisar 3 1 3 %. Selain itu masyarakat Jepang sebagian besar hidup di apartemen dan sibuk sekali serta biasa makan diluar rumah.
Gaya hidup masyarakat tersebut rnenyebabkan 2
Jepang sangat tergantung dari impor bahan makanan. Salah satunya adalah sayuran, yaitu sayuran beku dan olahan. Kondisi neraca ekspor dan impor lndonesia untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura dan olahannya pada tahun 1995 secara keseluruhan menunjukkan defisit sebesar US$ 1.884.070.183.
Dari delapan komoditas
tanaman pangan, hortikultura dan olahannya, hanya kelompok bunga dan tanaman hias, sayuran olahan dan buah-buahan olahan yang neraca perdagangan intemasionalnya menunjukkan surplus.
Neraca ekspor impor
komoditas sayur mayur pada tahun 1995 adalah sebesar minus US$ 32.306.948 sedangkan untuk sayuran olahan adalah sebesar US$ 36.142.211. Oleh karena itu pengembangan komoditas sayur mayur dan sayur olahan memiliki prospek yang sangat cerah (Utami, 1999). Pesaing utama lndonesia untuk pasar sayur Jepang adalah Cina dan Taiwan. Namun kedua negara tersebut memiliki kendala alam berupa 4 musim sehingga tidak dapat berproduksi sepanjang waktu. Taiwan tersebut
merupakan
kekuatan bagi
Kelemahan China dan
lndonesia
yang
mampu
mengusahakan tanaman sepanjang waktu. Untuk menyiasati ekspor sayur olahan perlu diketahui jadwal panen raya negara pesaing
. Ubi Jalar dan Mentimun
Jepang memiliki peluang yang baik, dimana di luar bulan September sampai dengan November, tidak ada satupun produsen yang memproduksi Ubi Jalar dan Mentimun Jepang. PT. Tunas Prospecta Agritama merupakan perusahaan swasta skala menengah yang telah berdiri sejak tahun 1987 yang bergerak di bidang agribisnis dengan fokus bisnisnya berorientasi ekspor.
adalah perdagangan hasil-hasil pertanian yang
PT.Tunas Prospecta Agritama bergerak sebagai produsen
dan sekaligus sebagai eksportir untuk komoditas sayur-sayuran dan buah-buahan 3
yang spesifik berasal dari Jepang yaitu shuyo; tokiwa (keduanya jenis karimorilmentimun Jepang; white melon, nasubi 1terung Jepang, gerkin, jahe, mini uri Jepang dan ubi jalar Jepang . Komoditas sayur dan buah spesifik dari Jepang tersebut berpeluang besar untuk dikembangkan di lndonesia dengan penanganan yang serius dalam ha1 manajemen profesional mulai dari kegiatan on farm sampai dengan off farm
.
Semua komoditas tersebut, sebelum diekspor terlebih dahulu
telah mengalami beberapa proses terutama proses pengasinan (Salted) dan proses lanjutan dengan ampas sake (Sakekasu) untuk Mentimun Jepang (Cucumis sativus L) / Kyuuri, Terung Jepang (Solanum melongena) INasubi dan Mini Uri Jepang.
Dilain pihak untuk Ubi Jalar Manis Jepang ISatsumaimo
adalah diproses dan diolah dengan cara digoreng dan kemudian dibekukan (Frozen Fried Sweet Potato). Permintaan Jepang akan komoditas sayur-sayuran berdasarkan data pemerintah Jepang tahun 1999, adalah lebih dari 700.000 ton setiap tahunnya. Negara tersebut terpaksa mengimpor kebutuhan sayur-sayuran. Namun yang berasal dari lndonesia baru sekitar 4 % dan hampir 90 % adalah diimpor dari Cina, sehingga
PT.Tunas Prospecta Agritama yang berkedudukan di JI.Solo -
Semarang KM 12.7 No.123 Wirogunan Kartosura Solo , Jawa Tengah menangkap peluang tersebut.
Perusahaan berusaha untuk mengembangkan bisnis
hortikultura dengan menyediakan komoditas sayuran Jepang berupa Mentimun Jepang (Cucumis sativus L) / Kyuuri, Ubi Jalar Jepang ISatsumaimo, Terung Jepang (Solanum melongena) 1 Nasubi, Rebung Jahe (Zingiber officinale) / Hajikami, Gerkin dan Mini Uri Jepang Isemangka mini . Ubi Jalar Manis Jepang (Sweet Potato) ISatsumaimo dan Mentimun Jepang (Cucumis sativus L) / Kyuuri dengan jenis White Melon (Mentimun Sayur Putih), Karimori (Mentimun Sayur Hijau) jenis Tokiwa dan Shuyo merupakan komoditas utama saat ini. Dilain pihak 4
pasar ekspor produk-produknya adalah ke Jepang (go%), Malaysia dan Australia. Ketersediaan Bahan Baku dipenuhi dengan cara melakukan kerjasama dengan para petani yang dibina dengan pola Kemitraan Inti Plasma. Adanya peluang pasar yang besar di Jepang , mernungkinkan perusahaan untuk mengembangkan usahanya.
Namun demikian dengan kondisi yang ada saat ini , perlu dikaji
kemampuan perusahaan terutama kemampuan teknologi dalam meningkatkan daya saing produk. Selain itu , diperlukan juga strategi teknologi dan strategi bisnis yang paling sesuai dengan konsisi perusahaan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Menghadapi era pasar bebas, PT. Tunas Prospecta Agritama akan menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, baik dari dalam negeri sendiri maupun pesaing luar negeri yang saat ini sudah menjadi pesaing utama seperti Cina, Thailand, Taiwan, Filipina dan Vietnam.
Dalam upaya menghadapi dan
mengantisipasi ha1 tersebut perusahaan haws berusaha meningkatkan kualitas produk sehingga perusahaan memiliki kemampuan daya saing yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola komponen teknologi
yang terdiri dari
perangkat teknologi, perangkat sumber daya manusia yang tersedia, perangkat informasi yang dimiliki dan pengelolaan perangkat organisasi
perusahaan, agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang diharapkan perusahaan. Dengan menerapkan kaidah-kaidah manajemen teknologi yang terpadu maka perusahaan diharapkan
dapat mempertinggi
produktivitas dan dalam kondisi pasar bebas akan memiliki daya saing yang menguntungkan, sehingga perusahaan dapat memperoleh hasil yang optimal dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan produk andalan ubi jalar dan mentimun Jepang, perusahaan ingin meningkatkan produksi untuk 5
meningkatkan pasar ekspor ke Jepang.
Dengan dasar pemikiran tersebut ,
perusahaan telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan yang harus dilakukan oleh perusahaan seperti penerapan teknologi baru di bidang on farm dan off fann. Hal ini dilakukan tidak saja untuk meningkatkan produksi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar ekspor Jepang. Penentuan jenis teknologi yang digunakan perusahaan, seperti peralatan dalam pengolahan Ubi Jalar Jepang dan Mentirnun Jepang sangat berpenga~h terhadap kualitas dan kuantitas produk. Oleh karena itu, pemilihan teknologi menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
Untuk tujuan tersebut pengkajian kemampuan perusahaan
dalam mengelola pabrik dan peralatan yang digunakan saat ini perlu dilakukan. Agar dapat bersaing di pasaran intemasional, PT. Tunas Prospecta Agritama hams dapat merumuskan keunggulan kompetitif yang dimiliki dibandingkan dengan produsen lainnya dari pesaing mancanegara. Disamping itu, kondisi lingkungan eksternal bisnis merupakan lingkungan yang sulit diduga dan sulit untuk dikontrol perubahannya, sehingga perusahaan harus dapat merencanakan atau menentukan strategi bisnis dan strategi bersaing dalam mengembangkan bisnisnya serta menghadapi situasi yang tidak pasti dimasa yang akan datang.
C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan
kondisi yang dihadapi perusahaan
dan dalam rangka
menghadapi persaingan yang ketat, maka permasalahan yang dihadapi PT. Tunas Prospecta adalah
"
Bagaimana kemampuan teknologi yang dimiliki
PT.
Tunas Prospecta Agritama dalam menentukan strategi teknologi dan strategi bisnis agar dapat meningkatkan daya saing perusahaan". 6
D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut .
1. Mengkaji penerapan manajemen teknologi proses pengolahan produk Ubi Jalar Jepang ISatsumaimo dan Mentimun Jepang (Cucumis sativus L) /Kyuuri
2. Mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancarnan (SWOT) yang mempengaruhi keberhasilan penerapan manajemen teknologi proses pengolahan produk Ubi Jalar Jepang 1 Satsumaimo dan Mentirnun Jepang (Cucumis sativus L) / Kyuuri. 3. Memmuskan beberapa alternatif pengembangan strategi teknologi dan strategi bisnis yang dapat diterapkan perusahaan .
E. MANFAAT PENELITIAN Memberikan masukan kepada pihak manajernen PT. Tunas Prospecta Agritama dalam pengembangan strategi teknologi dan strategi bisnis produkproduk yang dihasilkannya.
F. RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian difokuskan pada pengkajian penerapan manajemen teknologi pada proses pengolahan Ubi Jalar Jepang 1 Satsumaimo dan Mentimun Jepang (Cucumis sativus L) / Kyuuri, dan merumuskan altematii strategi teknologi dan strategi bisnis di perusahaan dalam upaya memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global.