1.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permintaan akan mendorong pengambilan keputusan dalam kegiatan bisnis.
Pengambilan keputusan akan didasarkan pada jumlah dan tipe permintaan yang harus dipenuhi, termasuk pada rumah sakit. Rumah sakit sebagai penyedia produk dan layanan kesehatan, harus mampu memenuhi permintaan produk dan layanan kesehatan yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, termasuk pada pemenuhan kebutuhan darah dengan segera untuk melakukan transfusi darah. Saxena et al. (1993) mengestimasikan bahwa satu dari tiga pasien yang menjalani perawatan di unit intensif akan menjalani transfusi darah dalam proses perawatannya. Pentingnya untuk segera nemenuhi kebutuhan darah tercermin dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 423/Menkes/SK/IV/2007 tentang kebijakan kualitas dan akses pelayanan darah. Salah satu poin didalamnya adalah mengamanatkan seluruh rumah sakit untuk memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang mampu menjamin persediaan darah transfusi kepada pasien secara langsung. Peraturan tersebut dibuat terkait kemampuan distribusi darah yang masih belum mencukupi. Hal tersebut tercermin melalui 256 dari 457 kabupaten/ kota di Indonesia masih belum memiliki Unit Transfusi Darah (UTD) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Ketersediaan donor di Indonesia pun masih kurang, dimana penyediaan darah oleh Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 2008 baru mencapai 0,7 % dari jumlah penduduk, jauh dari target World Health
1
Organization (WHO) yaitu 2% dari jumlah penduduk Indonesia (Astuti & Laksono, 2013). Dengan kebutuhan yang sangat besar, produk darah belum substitusi yang mampu menyamai performanya (Olofsson et al., 2006; Northfield Laboratories, 2007; Natanson et al., 2008). Selain itu, produk darah yang digolongkan Nahmias (1982) sebagai persihable product ini memiliki maksimal penyimpanan selama 42 hari (World Health Organization, 2005). Umur darah yang disimpan terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko kematian dan cacat pada pasien yang mengalami transfusi (Basran et al., 2006; Koch et al., 2008). Sifat-sifat in imenjadikan darah memiliki karakteristik penanganan yang unik. Dengan karakterstik yang unik, distribusi darah dari donor hingga transfusi kepada pasien memerlukan penanganan yang ekstra sistematis. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011, dijelaskan bahwa rencana kebutuhan darah untuk pelayanan medis disusun oleh UTD dan BDRS. Maka menurut regulasi tersebut BDRS harus melaporkan prediksi kebutuhan darah kepada UTD. UTD harus merencanakan kegiatan penyediaan darah yang tepat agar tidak terjadi kekurangan atau penyimpanan berlebihan. Kelangkaan persediaan darah dapat berimbas pada peningkatan risiko kematian. Di satu sisi, kadaluarsa yang berlebihan tidak dapat diterima dikarenakan darah merupakan aset berharga untuk masyarakat dan tidak mudah diperoleh (Beliën & Forcé, 2012). Ketersediaan dan permintaan darah yang menurut Beliën & Forcé (2012) bersifat stokastik membuat usaha untuk mencocokkan tingkat persediaan dan permintaan tidak mudah.
2
Penelitian yang menyangkut perencanaan persediaan darah pada rumah sakit melalui analisis statistik sudah dilakukan sebelumnya. Brodheim et al. (1976) menentukan tingkat persediaan yang harus ditetapkan oleh BDRS. Dumas dan Rabinowitz (1977) mengusulkan ide kebijakan untuk mengurangi tingkat kadaluarsa pada BDRS. Heddle et al. (2009) menyajikan pendekatan model untuk menganalisis tingkat persediaan optimal darah dengan benchmarking terhadap rumah sakit lain. Frankfuter et al. (1973) serta Pereira (2004) melakukan penelitian tentang estimasi penggunaan darah menggunakan peramalan runtut waktu. Pereira (2004) menemukan hasil positif dengan menganalisis data historikal melalui ARIMA, Holt-Winters, dan jaringan saraf tiruan. Frankfuter et al. (1973) menggunakan penghalusan eksponensial pada data historis penggunaan darah di rumah sakit. Metode runtut waktu merupakan disiplin dalam statistika yang sudah matang dan dipraktikkan di banyak area ekonomi, keuangan, perdagangan, dan disiplin teknik (Shumway & Stoffer, 2014). Peramalan runtut waktu dapat dilakukan dengan model univariat ataupun multivariat. Multivariat dilakukan ketika telah diketahui status hubungan antar variabel yang signifikan mempengaruhi dengan akurat. Apabila tidak diketahui dengan pasti, maka model univariat yang digunakan. Untuk praktik penggunaannya, peramalan dengan multivariat akan membutuhkan usaha ekstra untuk mengumpulkan data eksternal yang terkadang sulit didapatkan. Dibandingkan dengan metode multivariat, metode univariat memiliki keunggulan yaitu tidak memerlukan tambahan data runtut waktu untuk
3
faktor-faktor eksternal yang sulit untuk diidentifikasi dan didapatkan (Abdel-Aal, 2008). Dengan latar belakang ini, penelitian ini disusun untuk mengetahui bagaimana performa peramalan runtut waktu untuk permintaan jangka waktu mingguan pada BDRS. Metode yang digunakan adalah metode peramalan runtut waktu univariat dikarenakan kemudahan penggunaannya untuk praktisi di BDRS serta faktor-faktor eksternal masih belum dapat diidentifikasi. Dengan demikian, hasil yang didapat diharapkan bisa memberikan manfaat kepada BDRS dalam kegiatan penyediaan darah agar dapat dikoordinasikan dengan UTD PMI regional.
1.2
Rumusan Masalah Perencanaan yang tidak tepat dapat mengakibatkan kekurangan atau
kelebihan penyimpanan produk darah. Ditambah karena sifat ketersediaan dan permintaannya yang stokastik, dapat terjadi overstock atau understock produk darah ketika musim-musim tertentu. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, kekurangan atau pengumpulan yang berlebih akan menimbulkan kos sosial yang tinggi. Perencanaan yang akurat dan sistematis dibutuhkan untuk meminimalkan risiko tersebut. Untuk mendapatkan perencanaan yang akurat, dibutuhkan model peramalan yang mampu memberikan akurasi yang baik. Model peramalan dengan tingkat akurasi yang baik akan membantu perencanaan untuk meminimalkan bias yang dapat terjadi dalam proses perencanaan persediaan. Dengan meminimalkan bias,
4
maka akan terdapat tingkat kesalahan yang lebih kecil sehingga persediaan yang kurang atau terlalu berlebih dapat diminimalisir.
1.3
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didiskusikan sebelumnya,
terdapat tiga pertanyaan utama yang dapat disimpulkan untuk studi ini. Tiga pertanyaan tersebut adalah: 1.
Metode peramalan runtut waktu apakah yang efektif digunakan pada peramalan permintaan Packed Red Blood Cell (PRC)?
2.
Bagaimanakah sistematika penggunaan metode runtut waktu untuk merencanakan persediaan darah pada Bank Darah Rumah Sakit?
3.
Bagaimana metode peramalan runtut waktu dapat membantu perencanaan persediaan darah pada Bank Darah Rumah Sakit?
1.4
Tujuan Penelitian Merujuk pada pertanyaan penelitian yang sudah ditetapkan, maka tujuan
dari penelitian ini adalah: 1.
Menguji metode peramalan runtut waktu untuk permintaan Packed Red Blood Cell (PRC) pada Bank Darah Rumah Sakit.
2.
Menentukan langkah awal metode sistematis yang aplikatif dalam perencanaan persediaan darah pada Bank Darah Rumah Sakit.
3.
Memberikan rekomendasi untuk melakukan perencanaan kebutuhan darah pada Bank Darah Rumah Sakit.
5
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian dan memberikan
manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1.
Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk mempraktikkan teori dan ilmu mengenai metode peramalan yang didapatkan melalui literatur untuk diterapkan dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis.
2.
Bagi pihak rumah sakit, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan perencanaan persediaan darah di BDRS. Produk darah memiliki nilai ekonomis, sosial, dan kegunaan yang sangat tinggi, sehingga dibutuhkan perencanaan yang sistematis.
3.
Bagi pengumpul donor, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk memperlihatkan pola-pola yang terjadi di tingkat rumah sakit, untuk diagregasi kedalam kesatuan yang lebih besar untuk menambah optimalisasi pengumpulan donor.
1.6
Batasan Penelitian Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka peneliti menetapkan
batasan-batasan dalam penelitian ini. Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan dengan data permintaan produk darah pada BDRS Panti Rapih Yogyakarta dengan jangka waktu April 2010 – April 2014.
6
2. Objek penelitian adalah produk darah Packed Red Blood Cell (PRC), dikarenakan kebutuhan produk PRC paling dominan, yaitu 78% dari total penggunaan darah di BDRS Panti Rapih (data sekunder, 2014). 3. Produk darah rhesus negatif (Rh -) tidak dijadikan cakupan penelitian dikarenakan penggunaannya sangat jarang. Pada BDRS Panti Rapih, hanya terjadi 1 – 2 kali dalam setahun (data sekunder, 2014). 4. Metode peramalan yang digunakan difokuskan untuk mampu memperlihatkan performa peramalan runtut waktu pada jangka pendek dikarenakan data belum mampu menunjukan siklus jangka panjang permintaan darah.
1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam studi ini dibagi kedalam lima bab yang terdiri
dari pendahuluan, tinjauan literatur, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan terakhir berupa kesimpulan, keterbatasan dan saran. Bab I menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian ini. Bab II menguraikan teori dan konsep yang relevan dengan tujuan penelitian. Teori dan konsep yang dibahas antara lain; konsep BDRS, dilema persediaan produk darah, studi riset pada produk darah, peramalan bisnis, tujuan peramalan, proses peramalan, hubungan peramalan dengan rantai pasokan, jenis metode peramalan, data runtut waktu dan komponennya, metode peramalan runtut waktu, serta alat pengukur derajat kesalahan peramalan.
7
Bab III menguraikan tentang jenis penelitian, objek penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, alat analisis data yang digunakan, dan alat pengukur kesalahan peramalan yang tepat untuk digunakan pada penelitian ini. Bab IV yang berisi hasil dan pembahasan membahas tentang data, analisisnya, pengolahan data, serta pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan penelitian ini. Terakhir, Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dari penelitian ini, dan saran yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya.
8