HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH SDN DANUMAYA WILAYAH KERJA PUSKESMASCIBOGO KABUPATEN SUBANG TAHUN 2010 Ratna Dian K, Ahmad Sanusi, Meily Arovi Qulsum ABSTRAK Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) survey kesehatan nasional 2001 penyakit gigi pada urutan I (60% penduduk) dari 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat. Status kesehatan gigi dan mulut anak pra sekolah dan anak Sekolah Dasar Negeri Danumaya dipropinsi Jawa Barat hanya 12% anak pra sekolah bebas karies jauh dari target Nasional yaitu 90%, sedangkan indeks Decay, Missing, Filled - Teeth (DMFT)anak usia 12th sebesar 1,53termasuk kategori sedang jauh dari target Nasional yaitu <1. Berdasarkan hasil Rikerdas tahun 2007 indeks DMF-T Nasional 4,85, indeks DMF-T Jabar 4,63 dan indeks DMF-T Subang 6,73. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap dan pengetahuan anak sekolah dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya wilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 52 anak sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.Analisa data yang dilakukan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil analisisunivariat menunjukkan sebagian besar responden (53.8%) mempunyai pengetahuan yang kurang baik, hampir seluruhresponden (51.9%) memiliki sikap kurang baik (tidak mendukung), dan hampir seluruh responden (86.5%) kejadian karies giginya rendah (ada karies). Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubunganyang bermakna antara pengetahuan anak sekolah dengan kejadian karies gigi (p-value = 0.011 dan OR 0,111) sedangkan sikap anak sekolah dengan kejadian karies gigi (p-value = 0.046 dan OR 0,122) ada hubungan yang bermakna. Untuk meningkatkan pengetahuan anak sekolah maka disarankan agar Puskesmas Cibogo melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan gigi dan mulut secara lebih intensif dengan bantuan guru dan orangtua murid sementara untuk meningkatkan pengetahuan guru UKS disarankan agar diadakan pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut, sedangkan untuk meningkatkan sikap yang positif disarankan Puskesmas Cibogo memberikan motivasi kepada anak sekolah dengan cara mengaktifkan pelaksanaan Sikat Gigi Massal (SGM) yang dipimpin langsung oleh guru. Kata Kunci
: Pengetahuan, Sikap, Karies Gigi
ABSTRACT Based on Household Health Survey (SKRT) 2001 national health survey of dental disease in the order I (60% of population) of the 10 groups of diseases that most people complain about. Oral health status of pre-school children and elementary school children in West Java Danumaya dipropinsi only 12% of pre-school children free of caries away from the national target of 90%, while the index of Decay, Missing, Filled - Teeth (DMF-T) 12th olds 1.53 for the category of being away from national targets is <1. Based on the results of the 2007 Rikerdas DMF-T index National 4.85, DMF-T index Jabar 4.63 and DMF-T index Subang 6.73. This study aimed to determine the relationship between attitudes and knowledge of school children with dental caries experience in school children in elementary school health center working area Danumaya Cibogo Subang district in 2010. The design in this study is cross-sectional with a total sample 52 school children. Data was collected by interview and examination using research instruments such as questionnaires. Data analysis was performed with univariate and bivariate Chi Square test. The results of univariate analysis showed the majority of respondents (53.8%) had poor knowledge, almost all respondents (51.9%) had a poor attitude (not support), and almost all respondents (86.5%) lower incidence of caries teeth (no caries). The results of the bivariate analyzes with Chi Square test showed no significant relationship between the knowledge of school children with dental caries incidence (p-value = 0.011 and OR 0.111), while the attitude of school children with dental caries incidence (p-value = 0.046 and OR 0.122) there is a relationship meaningful. To increase the knowledge of school children it is recommended that health centers Cibogo do counseling and oral health promotion more intensively with the help of teachers and parents as to enhance the UK’s science teacher suggested that held training on oral health, while increasing positive attitude suggested Cibogo health center to motivate school children in a way to enable the implementation of Bulk Toothbrushes (SGM) led by the teacher. Keywords: Knowledge, Attitude, Dental Caries
337
338
Bhakti Kencana Medika, Volume 3, No. 7, Januari 2013. Hal.337-340
PENDAHULUAN Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) survey kesehatan nasional 2001 penyakit gigi pada urutan I (60% penduduk) dari 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat. Status kesehatan gigi dan mulut anak pra sekolah dan anak Sekolah Dasar Negeri Danumaya dipropinsi Jawa Barat hanya 12% anak pra sekolah bebas kariesjauh dari target Nasional yaitu 90%, sedangkan indeksDecay, Missing, Filled - Teeth (DMF-T) anak usia 12th sebesar1,53termasuk kategori sedang jauh dari target Nasional yaitu <1. Berdasarkan hasil Rikerdas tahun 2007 indeks DMF-T Nasional 4,85, indeks DMF-T Jabar 4,63 dan indeks DMF-T Subang 6,73(Susilawati,2010). Cakupan hasil diagnosa jenis kelainan penyakit gigi dan mulut hasil rekapitulasi Puskesmas Cibogo th. 2007 adalahsebagai berikut : 913 karies, 777 penyakit pulpa, 180 gingivitis,177 gangguan gigi dan 29 penyakit rongga mulut.Sementara hasil dari pemeriksaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah(UKGS) dari 1834 siswa yang diperiksa 1630 terkenakaries dan 204 siswa free caries (Puskesmas Cibogo, 2007) Jumlah Sekolah Dasar Negeri Danumaya diwilayah kerja Puskesmas Cibogo sebanyak 22 SD dan 2 Madrasah Ibtidai’yah (MI). Sekolah Dasar Negeri Danumaya Negeri Danumaya merupakan salah satu sekolah yang berada diwilayahkerja Puskesmas Cibogo tepatnya terletak di desa Sadawarna, sekolah ini kedepannya akan dijadikan sekolah binaan kesehatan gigi dan mulut atau lebih dikenal dengan SD UKGS Binaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuandan sikap kesehatan gigi dengan kejadian kariesgigi pada anak Sekolah Dasar Negeri Danumaya NegeriDanumaya diwilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010. Menurut Notoatmodjo (2007a) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaanterhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Azwar (2005) menyatakan bahwa, sikap merupakan suatu konstrak multideminsional yang terdiri dari kognisi, afeksidan konasi. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalahperasaan mendukung atau memihak maupun perasaantidak mendukung atau tidak memihak pada obyek tersebut. Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi email, dentin dan sementum disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Ditandai dengan adanya proses demeneralisasi jaringan keras gigi diikuti kerusakan unsur-unsur organik (Wijaya,2000).
Teknik pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner dengan teknik wawancara dan pemeriksaan gigi langsung pada anak sekolah kelas 2,3 dan 4 dengan menggunakan formulir pemeriksaan kesehatan gigi. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan computer. Analisis yang dilakukanmencakup univariat dan bivariat. Analisis univariatdimaksudkan untuk melihat gambaran distribusi dari variabel – variabel yang diteliti. Untuk melihathubungan antar variabel independen dengan variabel dependen dilakukandengan analisis bivariat dengan menggunakanuji statistik chi-square karena semua data yang dikumpulkan baik variabel independen maupun variabel dependen. HASIL PENELITIAN 1. Pengetahuan Anak sekolah tentang Kesehatan Gigi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Anak Sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya Tahun 2010 Kategori
F
%
Baik
24
46,2
Kurang Baik
28
53,8
Jumlah
52
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 52 responden yang diteliti, terdapat 28 responden (53,8%) dikategorikan kurang baik sedangkan sisanya yaitu sebanyak 24 responden (46,2%) dikategorikan baik tentang pengetahuan anak sekolah terhadap kejadian karies gigi di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010. 2. Sikap Anak sekolah terhadap Kesehatan Gigi Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Anak Sekolah Sekolah Dasar Negeri DanumayaTahun 2010
Kategori
F
%
Mendukung
25
48,1
Tidak mendukung
27
51,9
Jumlah
52
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 52 responden yang diteliti, terdapat 27 responden (51,9%) dikategorikan tidak mendukung sedangkan sisanya yaitu sebanyak 25 responden (48,1%) dikategorikan mendukung tentang sikap anak sekolah terhadap kejadian karies gigi di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
METODE PENELITIAN 3. Kejadian Karies Gigi pada Anak Sekolah Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasiyaitu jenis penelitian atau penelaahan hubungan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kejadian Karies Gigi Pada Anak Seantara dua variabel pada situasi atau sekelompok subjek kolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Tahun 2010 dengan metode rancangan cross sectional. Kategori F % Variabel independennya adalahpengetahuan dan sikap 45 86,5 anak sekolah, serta variabeldependentnyaadalah kejadian Ada Karies karies gigi. Penelitian dilakukanpada 52 sampel anak Tidak Ada Karies 7 13,5 sekolahkelas 2,3 dan 4 dengan tehnik pengambilan sampel Jumlah 52 100,0 yang digunakan yaitu proportionaterandom sampling.
Ratna Dian, Hubungan Pengetahuan dan Sikap anak Sekolah....339
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 52 responden yang diteliti, terdapat 45 responden (86,5%) dikategorikanada karies sedangkan sisanya yaitu sebanyak7 responden (13,5%) dikategorikan tidak ada karies terhadap kejadian karies gigi pada anak sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010.
PEMBAHASAN
Baik
18
34,6
6
11,5
24
46,2
Kurang Baik
27
51,9
1
1,9
28
53,8
Mendukung
19
36,5
6
11,5
25
48,1
P-Value
OR (95% CI)
1. Pengetahuan Anak Sekolah Berdasarkan hasil analisis univariat menurut tingkat pengetahuan anak sekolah didapat bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 53,8%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi penyuluhan pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah serta masih 4. Hubungan pengetahuan anak sekolah terhadap kurangnya peran serta orang tua dalam pemantauan kejadiankaries gigi kesehatangigi dan mulut anak dirumah. Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-kuadrat Tabel 4 Analisis Hubungan Antara Pengetahuan dan Kejadian yang menghubungkan antara pengetahuan anak sekolah KariesGigi Pada Anak Sekolah di Sekolah Dasar Negeri dengan kejadian karies gigi disimpulkan terdapat hubungan Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab yang signifikan antara pengetahuan anak sekolah dengan SubangTahun 2010 kejadian karies gigi di Sekolah Dasar Negeri Danumaya Kategori Kejadian Karies wilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010, Gigi Kategori Jumlah dari hasil analisis pula diperoleh nilai OR = 0,111 artinya PengetaRendah Tidak Ada anak sekolah yang kurang baik pengetahuannya mempunyai huan (AdaKaries) Karies peluang 0,11kali untuk menderita karies gigi dibandingkan F % F % F % anak yang baik pengetahuannya.
P-Value
OR (95% CI)
0,04
2. Sikap Anak Sekolah Hasil analisis univariat berdasarkan sikap anak sekolah 0,012menunjukkan 51,9% responden mempunyai sikap yang 1,002 Jumlah 45 86,5 7 13,5 52 100 unfavourable(tidak mendukung) dan hanya 48,1% respondenyang bersikap mendukung (favourable). Hasil uji statistik nilai p-value sebesar 0,040 yang Notoatmodjo (2007a) menyatakan bahwa sikap ternyatalebih kecil dari 0,05, sehingga Hipotesis nol (H0) seseorangsering diperoleh dari pengalaman sendiri ditolak. Ini berarti bahwa dengan taraf signifikansi 5% dapat ataupunorang lain yang paling dekat, walaupun seseorang disimpulkanterdapat hubungan yang signifikan antara mempunyaipengetahuan tentang karies gigi yang kurang pengetahuan dan kejadian karies gigi pada anak sekolah di belum tentu mempunyai sikap yang kurang pula tentang Sekolah Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas karies gigi. Sedangkan menurut Azwar (2005), selain Cibogo Kab Subang Tahun 2010. dipengaruhipengalaman pribadi, sikap juga dipengaruhi oleh kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media 5. Hubungan sikap anak sekolah terhadap kejadian karies massa, institusi atau lembaga tertentu serta faktor emosi gigi dalam diri individu yang bersangkutan. Hasil analisis hubungan antara sikap anak sekolah Tabel 5 Analisis Hubungan Antara Sikap dan Kejadian Karies Gigi dengan kejadian karies gigi menggunakan uji chi-kuadrat Pada Anak Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Danumaya didapat hubungan yang signifikan antara sikap anak Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Tahun 2010 sekolahdengankejadian karies gigi diSekolah Dasar Negeri Kategori Kejadian Karies Danumayawilayah kerja Puskesmas Cibogo Kab Subang Gigi Kategori Jumlah Tahun 2010, dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR = PengetaRendah Tidak Ada 0,122 artinya anak sekolah yang tidak mendukung sikapnya huan (AdaKaries) Karies mempunyai peluang 0,12 kali untuk menderita karies gigi F % F % F % dibandingkan anak yang mendukung sikapnya. 0,111
0,046
3. Karies Gigi Analisis univariat pada variabel kejadian karies gigi Tidak diperoleh hasil sebanyak 86,5% responden menunjukkan Men26 50,0 1 1,9 27 51,9 0,014tingkat kejadian karies DMF-Tnya rendah, artinya terdapat dukung 1,097 karies gigi. Keadaan ini dapat disebabkan karena tingkat Jumlah 45 86,5 7 13,5 52 100 pengetahuananak sekolah yang kurang baik dan sikap anak Hasil uji statistik nilai p-value sebesar 0,046 yang sekolah yang tidak mendukung (unfavourable)terhadap ternyatalebih kecil dari 0,05, sehingga Hipotesis nol (H0) kejadian karies gigi. Hal ini sejalan dengan pendapat ditolak. Ini berarti bahwa dengan taraf signifikansi 5% dapat Notoatmodjo(2007a) yang menyatakan bahwa salah disimpulkanterdapat hubungan yang signifikan antara satu faktor yang menentukan perilaku tentang kesehatan sikapdan kejadian karies gigi pada anak sekolah di Sekolah seseorangadalah pengetahuan dan sikap, semakin tinggi Dasar Negeri Danumaya Wilayah Kerja Puskesmas Cibogo pengetahuan dan sikap mendukung seseorang, maka semakindapat ia memanfaatkan kemampuan tersebut. Kab Subang Tahun 2010. 0,122
Bhakti Kencana Medika, Volume 3, No. 7, Januari 2013. Hal.337-340
KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan sebagaiberikut : a. Sebagian besar responden anak sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya kelas 2,3 dan 4 mempunyai pengetahuanyang kurang baik. b. Sebagian besar responden anak sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya kelas 2,3 dan 4 mempunyai sikap yang tidak mendukung (unfavorable). c. Hampir seluruh responden anak sekolah Sekolah Dasar Negeri Danumaya kelas 2,3 dan 4 menderita karies gigi dengan kategori DMF-T rendah. d. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan anak sekolah dengan kejadiankaries gigi pada anak sekolah kelas 2,3 dan 4 di Sekolah Dasar Negeri Danumaya. e. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermaknaantara sikap anak sekolah dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah kelas 2,3 dan 4 di Sekolah Dasar Negeri Danumaya. Saran 1) Bagi Puskesmas Cibogo Mengingat masih banyaknya responden yang mempunyaipengetahuan dan sikap kurang baik, maka perlumengintensifkan kembali kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat memperbaiki pengetahuan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut secaraoptimal, yaitu dengan cara : a. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada semua anak sekolah dan orang tua murid pada waktu rapat orang tua murid. b. Melakukan pemeriksaan, Sikat Gigi Massal (SGM) dan tindakan pengobatan sederhana melalui programUsaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). c. Meningkatkan kerja sama lintas sektor karena untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut perlu dukungan dari masyarakat, terutama Orang tua murid dan pihak sekolah juga. 2) Bagi Sekolah Dasar Negeri Danumaya Lebih mensosialisasikan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dengan cara rutin mengadakan Sikat Gigi Massal (SGM) pada saat jadwal pelajaran olahraga yang dipimpin oleh guru UKS. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu penelitian lanjutan yang lebih lengkap sehingga dapat memberi masukan yang lebih tepat kepada Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut, antara lain : a. Perlu diteliti pula faktor-faktor lain yang mempengaruhi (peranan orang tua, peranan petugas kesehatan gigi dan peranan guru UKS) sehingga dapat diketahui fakor-faktor yang paling berperan terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut disekolah. b. Perlu peneliltian khusus tentang pengaruh karies gigi terhadap kesehatan umum, karena masyarakat kurang mendapat informasi tentang hal tersebut.
340
DAFTAR PUSTAKA Ariningrum, Ratih. 2000. Beberapa Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut.Cermin Dunia Kedokteran. No. 26 tahun 2000, hal 45-51. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur kehidupan. Cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek, Edisi rev.VI. Penerbit Rineka Cipta; Jakarta. Azwar, S, 2005, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bagg, J., MacFarlane, W.T., Poxton, R.I, Miller, H.C.Smith, A.J. 2002. Essentials of Microbiology for Dental Students. Oxford University Press. Beck, Mary. 2000. Makanan dan Penyakit Gigi. Ilmu Gizi dan Diet. Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah: Jakarta. Dinkes Subang. 2007. Laporan Tahunan Seksi Bina Pelayanan Kesehatan Khusus. Subang Hastono, Sutanto Priyo, 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok:Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Herijulianti,E, 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC Buku Kedokteran, Jakarta. Journal PDGI,2005,http://www.pdgi.co.id, diperoleh tanggal02 Juni 2010. Journal PDGI,2010,http://www.pdgi.co.id, diperoleh tanggal14 Agustus 2010. Kidd, Edwina A.M., Bechal, S.J. 2002. Dasardasar Karies (Penyakit dan Penanggulangannya). (Terjemahan).EGC. Jakarta. Mahchfoedz, I, Zein, A.Y. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak- anak dan Ibu Hamil. Penerbit Fitra Maya: Yogyakarta Notoadmodjo, Soekidjo, (2007a). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta ____________________, (2007b). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta ____________________, (2005b). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Puskesmas Cibogo.2007. Laporan P2KT UPTD Puskesmas Cibogo Th.2007. Subang Rasinta Tarigan. 1992. Karies Gigi. Jakarta : Hipocrates Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung. Sundoro, H.E. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. UI Press: Jakarta. Susilawati, Sri. 2010. Peningkatan Mutu Pelayanan KesehatanGigi dan Mulut. Unpad Press. Bandung. Suwelo, Ismu.S. 2002. Karies Gigi pada Anak dengan PelbagaiFaktor Etiologi. Kajian pada Anak Usia Pra Sekolah. EGC: Jakarta. Tan, H.H (2003). Kesehatan Mulut. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Gajah Mada University; Yogyakarta.
Ratna Dian, Hubungan Pengetahuan dan Sikap anak Sekolah....341
Wijaya, Ira.(2000). Oral Medicine. Poltekkes Depkes JKG, Bandung. Wikipedia,2010, Pengetahuan Karies Gigi π 1, http://www. wikipedia.org, Diperoleh tanggal 12 Mei 2010.