.i:.- . .
.
4
.
. $ .
J
I
Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel Makro terhadap Financial Distress pada Perusahaan Industri FoodAnd Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ;.;. -; ., . .
-r\ "4
'ii:
..
Abstract: The purpose offinancial management is to give profit andprosperity to stockholders. Therefore, thefirm managers in running their business try to yield in maximum profit. To reach such goal, the company is frequently faced with any obstacles probably emerged from the business activities, in relation with internal affair likefinancial condition, management capacity or the external one, such as the macro economy condition like inflation, rate of interest, currency value, gross national income and the others, that make the company in position offinancial distress. This study used micro variables (consisting of Equity, Handed profit, operational profit, working capital), and such macro variables as (Interest, Inflation, and Currencies) as independent variable andfinancial distress as the dependent ones. The population was all Food and Beverages industries that already go public at Jakarta Stock Exchange according to Indonesian Capital Market Directory (ICMD) in 2005 in amount of20 companies. ~am~les,deiirmined in purposively so that the samples were 19 industries. The analysis tool applied was Logit R&ssion (logistic regression) in order to know the predictive strength on the variables: equity, handed profit, operotion profit, working capital, rate of interest, currencies value and inflation toward the probability offinancial distress emergence of certain industry. The result indicated that these variables, exceptfor working capital, didn't give effect on the emergence offinancial distress. On the basis ofthe result, industry should give attention to working capital in order for getting more and more profa so that it can get rid offinancial distress.
Keywords: equity, handed profit, working capital, interest, currencies and inflation,financial distress
Tujuan manajemen keuangan yaitu memberikan usaha yang disebabkan oleh faktor ekonomi dan kemakmuran kepada pemegang saham. Oleh karena . keuangan (Bringham and Ehrhard, 2005:8 14). Finanitu, manajer perusahaan di dalarn menjalankan perusa- cial distress adalah keadaan dimana arus kas operasi haan berusaha untuk menghasilkan maksirnum suatu perusahaan tidak mampu untuk memenuhi keuntungan (laba). Untuk mencapai tujuan tersebut kewajiban-kewajiban jangka pendek, misalnya kewatidak Sarang perusahaan dihadapkan pada kendala- j iban dagang dan biaya bunga (Ayabei, 2002). kendala yang mungkin timbul dari kegiatan tersebut, Financial distress mendorong perusahaan untuk baik yang menyangkut internal perusahaan yaitu membatalkan semua kontraknya atau melakukan kondisi keuangan perusahaan, kemampuan manaje- rekonstruksi keuangannnya baik kepada kreditor maumen maupun kondisi ekternal perusahaan yaitu keada- pun para pemegang sahamnya. Keadaan Financial an makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, distress dapat dihindari oleh perusahaan apabila nilai tukar mata uang asing, pendapatan bruto nasional perusahaan memiliki arus kan yang memadai. dan sebagainya yang menyebabkan perusahaan berFinancial distress merupakan tahap penurunan ada pada keadaan kesulitan keuangan financial dis- kondisi keuangan perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya likuidasi atau kebangkrutan (Platt dan Platt, tress). Financial distress adalah suatu keadaan di mana 2002). Kondisi tersebut biasanya ditandai dengan perusahaan tidak mampu menanggulangi kegagalan penundwn pengiriman, penurunan kualitas produk, Djumahir, Fakultaq Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, JI. MT Hatyono Malang ,
:.
'. ...
C
II i
! 1
/
Djqmahir? Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabefM a h tehadap Financial Distress
penundaan pembayaran tagihan pada kreditor. Kondisi tersebut apabila diketahui lebih dini maka perusahaan tidak akan sampai pada keadaan likuidasi atau kebangkrutan. Kecepatan dampak risis moneter akan menimbulkan masalah dalam ekonomi. Permasalahtersebut memunculkan beberapa pertanyaan: yaitu (I) mengapa krisis tersebut mempunyai dampak terhadap kondisi ekonomi khususnya pada perusahaan, (2) apa yang menyebabkan terjadinya kegiatan spekulasi dalam kegiatan ekonomi. Ini merupakan pemikiran tersendiri oleh pada ahli ekonomi. Beberapa penyebab krisis telah diusulkan berkisar antara financil distress (Rachel dan Sachs (1998)). Krisis tentunya akan memberikan peluang bagi yang berminat dalam penelitian dibidang lainnya. Krisis pada akhir tahun 1997 yang terjadi di Asia termasuk Indonesia mempunyai dampak terhadap semua sector, terutama pada sektor industri (manufaktur). Kondisi makro ekonomi seperti suku bunga, tingkat inflasi serta fluktuasi nilai tukar mata uang asing sangat berpengaruh terhadap operasi perusahaan. Khusus untuk perusahaan Food and Beverages merupakan perusahaan industri yang bersi fat non sycle, artinya perusahaan dalam sektor ini lebih stabil dibandingkan dengan industri yang lain. Walaupun terjadi krisis ekonomi kelancaran produksi industri Food and Berages masih terjamin, karena hasil produk perusahaan tersebut merupakan kebutuhan pokok (makanan dan minuman). Oleh karena itu, banyak perusahaan yang ingin memasuki sektor ini, sehingga persaingan semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat mendorong perusphaan untuk melakukan efisiensi sehingga kondisi keuangan perusahaan lebih baikdan agar tidak mengarah pada kondisi financial distress. Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya dabat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1)Apakah Variabel-variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan Variahelvariabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai t u h dan inflasi secara simultan dapat memprediksi$nancia1 distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta; dan (2) Apakah Variabel-variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai tukar dan inflasi secara parsial dapat memprediksi financial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
485
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (13 Untuk menguji Variabel-variabel keuangan yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan Variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai tukar dan inflasi secara simultan dalarn memprediksifinancial distress perusahaan industrifood and beverages yang tetdaftar di Bursa Efek ~akarta;dan (2) Untuk menguji Variabel-variabel keuangan yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan Variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, nilai tukar dan inflasi secara parsial dalam memprediksi financial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Model prediksi kebangkrutan yang dipelopori oleah Beaver's (1996) dengan univariate test dan Altman (1 983) dengan multivariate discriminant analysis. Dua artikel tersebut menyatakan bahwa variabel keuangan dapat,&&nakan u k memprediksi kebangkrutanperusah'aanaanSejak itulah m a prediksi terhadap kebangkrutan perusahan menjadi topik dan banyak diminati dan dikembangkan oleh para peneliti yang meliputi tiga ha1 yaitu: eknik statistik, definisi kebangkutan dan pengembangan dari variabel-variabel y'iGg digunakan untuk rnemprediksi kebangkrutan. Seperti misalnya, Ohlson (1980) dengan menggunakan analisis logit dan probit untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Pada sisi lain pengembangan defisini dari kebangkrutan. Sebagai contoh dalam sebuah modal perusahaan digolongkan dalarn dua kategori yaitu perusahaan yang masih eksis (survive) dan perusahaan mengalami kebangkrutan. Gilbert, Krishnagopal dan Schwartz(1 990) menemukan perbedaan variabel keuangan yang membedakan perusahaan dalam dua kategori yaitu bankcupt dan non banckrupt dan probabilitas klasifikasi dapat digunakan dengan teknik multinominaI logit. Misalnya Harmon, dan Gramlich (1994) tnembagi perusahaan kedalam tiga kategori yaitu dalam kondisi: turnarounds, businessfailures, dan survivors.
"h,
PREDIKSI KEBANGKRUTAN BANK Peneliti lain melakukan penelitian untuk memprediksi bank yang mengalami krisis. Demirguc-Kunt dan Detragiache (1997), Eichengrees dan Rose (1998), melakukan penelitian pada saat krisis di Eropa (Finlandia, Swedia),ArnerikaLatin (Meksiko, Argentina) dan Asia (Thailan dan Indonesia). Kaminsky dan Reinhart
J U M A L A P M S I MANAJEMEN, VOLUME 5, NOMOR 3, DESEMBER 2007
486
(1996), dengan sampel analisis 20 perusahaan, hasil laporan penting adalah adanya faktor ekonomi makro dalam sebagai penyebab krisis tersebut. Hasil yang didapat adalah harga pasar, perubahan nilai tukar sebagai penentu dalam kebangkrutan bank. ',
.
.
. . . . .. .
. .
Kerangka Pikir Penelitian Berdasarkan kajian teori dan penelitian dapat dibangun kerangka pikir penelitian berikut (Gambar I ). n. ,:
.:
. . a , . . :.. . ," . I
.._
..
.
. .
i
.
' I .
Kegiatan Operasional Perusahaan lndustri Food and Beverage
.. .. .. . . 2:.- .. 8.1
.* .
:, Probabilitas Mengalami Kesulitan Keuangan dan probabilitas Tidak Mengalami Kesulitan Keuangan ,, ./*.,.!(Y) . : .:; {.
Masalah Keuangan .
. .,. . ,. . .
. . . -&
.
.
'.
.
2
Faktor Internal .,<. . (Variabel Mikro) ..: . 1.Ekuitas(X,) ... .. 2.LabaDitahan(X2) : F . 3.Laba Operasi(X3) 4.Modal Kerja(X4)
J
Faktor Eksternal (Variabel Makro)
, ;
.
,>
.,,.' I '
>.
t:, ...till
.
.
,~,d
.
. :'
:.
I
I
v
-
.
. ..
.
.,,D
<J.,
~
, *I:?
.
i \.,<.*
,
.. ' ,:I
, .,.:', ,. L,,.
.'
.
.
.,
.
.
.
'L
_
+
'
.c
1
,
.!
*. ,l
I
'
21
>.A
?
..
Logistik Regresi : .. Y(1-p)= a +blX, + b2X2+ b3X3+ b4X4f b5X5+ b6X6+ b7X7+ e
:-q
; ,)
,,.:a,
I-.,
. .
,
.,. .
I;*
a
.c
,
.;-.
' . , . . I .. ..., -r,'lQ
.:'
.
.
a , .
. ,;.'.:I'
.
.
,,.:. ,,..>.,.
,.,
.
.(
d*.
,
It!
'
I
,;..,...
.....,
1.Suku Bunga(X5) 2.Nilai Tukar(X6).. 3. lnflasi(X7)
I,.!.
.
..
,
,
,
. , .A.
!
__
____-_ Non.._. Financial . I
- .~.:L: .,c!
,..',
Financial Disress
-
,-
. . . . . . : . . . .. ..!..
:.
..a:.
. . . , . ,!:,kk!.;:,;
Distress
.....: . : .
.!
.
i.,
. <;;:
,
,.*.! . !
.
.iI
,
- I . ,
. . . .
.
. ..:. . . k!;, ; . * ( . .: . . . . . I... . .. -. . . . L .J:-, :. .! !! . ... , .... ,+,..>...:.:!* ,.:fib .!:,. . K e s i m p u l a n : . . . : . . . . ., . . . .. . l . , I '. : * . . ' 1 . - .. ,' -. . . , . . . . . . ' 4-, p-&;)wL$l;.;; ;.: ,:va: :. .: . L . .!, . ' .: ., -..- . . . Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian * . . . . . , 'r , . n.., .- , ., .. *: ..; . , . , . , ;: ! , r , r y ~ y ; ~ ~ . ~ . - ~ ~ ~ : - ~ , i ~ ; , ~ ~ i - . ,. . . -:. . . . .. . . . .. . . .. .
-..
: ,4
iG' ,:.'
,
f.
. . ,
,
6.
+
.--.
'
'
.
I
,
,
.. . . ,.
' 8
, .
-.
. ,,,h;i : . . < , 21:
., ': .,
' 8
.-'. .
,: -:;.;
' .rras. ., .-..,Iqu,45;,.:
:.
;.
k!
-. >;,
.
,
.-
P
"
/;
-4
. . 6
I
..
/
f
,
.
!L.
. . !: .
2
.
. .
. . , .- ,
I
,.. . .
.
J
,,
.
.
Djumahh: Pengaruh Variabel-variabelMikro Variabel-variabel M&o
Berdasarkan perumusan fnasalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka serta penelitian terdahulu maka dapat dikembangkan model hipotesis penelitian sebagai berikut (Gambar 2).
terhadap Financial Distress
Perusahaan industri Food and Beverage terdaftar pada Bursa Efek Jakrta sejak tahun 2002. Mempunyai laporan tahunan lengkap dari tahun 2003-2005. '
.:
\
I
I I I
I 1
I I I
;s:*,:
3
I:
, .
,
.
t..
.
:
,
.
.
I
Faktor Internal (Variabel Mikro) 1 .Ekuitas(X,) 2.LabaD&han(Xz) 3.Laba Operasi(X3) 4.Modal Kerja(X3
II
... ..uu.~x,r
I I
I
Hi
..
, ,
,
.
a~;Ml-+H;
I1
.
I
.,
# I ,
,
.
..
A
a
,
. .'.
.
' ,
.
'
I I
,
L
;:a.
.
',
.
.. >,;.. .
t
.
.
I
1 I
.
,
Financial Distress (Y) . t , .
.
j $. ?3l;.rr2f (Variabel Makro)
.
'
I:
1 I
I
.
,
9
a
;:., .
~ ~ / ~ , - , -:,;,*- ; I
487
"
A .
.
Gambar 2 Model Hipotesis
Dari model hipotesis tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: . .
I
')
Hipotesis Pertama
,. a'
'
-'
'
'
,
'
..
Variabel mikro yang terdiri dari Ekuitas, Laba Ditahan, Laba Operasi, Modal kerja, dan variabel makro yang terdiri dari Suku Bunga, Inflasi, Nilai Tukar secara simultan dapat memprediksi Financial Distress pada perusahaan industrifood and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
s.;t],3 :2:
Hipotesis Kedua Variabel mikro yang terdiri dari Ekuitas, Laba Ditahan, Laba Operasi, Modal kerja, dan variabel makro yang terdiri dari Suku Bunga, Inflasi,Nilai Tukar secara parsial dapat memprediksi Financial Distress pada perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri Food and Beverage yang go public di Bursa Efek Jakarta sesuai dengan Indonesian Capifal Market Directory (ZCMD) tahun 2005 sebanyak 20 perusahaan. i t , , .. Sampel diambil dengan menkunakan purposive sampling, yaitu sampel dimbil sesuai dengan syarat yang diajukan dalam peneiitjan yaitu: F--* .q4L
Berdasarkm syarat tersebut diatas, perusahaan y a w menjadi sampel sebanyak 19 perusahaan. Data dalarn penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan tahun yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun tahun 20032005 sesuai dengan Indonesian Capital Market Directory. Dan dari laporan Bank Indonesia untuk faktor eksternal seperti suku bunga, nilai tukar d m inflasi. < .
-,
s
Alat Analisis Penelitian ini menggunakan alat analisis Logit Regression (regresi logistik) untuk mengetahui kekuatan prediksi dari variabel-variabel: ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja, suku bunga, nilai tukar dan inflasi terhadap probabilitas (kemungikinan) terjadinyafinancial distress suatu perusahaan. Model logit regression (Gujarati, 2003): ., Y, = a +pX, +pl Dimana: Y = Financial Distress XI = Variabel babas (I) ,. p = Kesalahan. Model regresi logistik dalarn penelitian ini adalah: Y(l-p)=a+b,X, + b,X,+ b,X, + b4X4+b,X, + b,X, + b,X, + e I
488 JURNAL APLIUSI MANAJEMEN, VOLUME 5, NOMOR 3, DESEMBER 2007
Selanjutnya,analisis data dilakukan dengan model regresi logistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut: Menilai Model Fit Analisis data untuk menilai model fit adalah: H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data. H , :Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. Hosmer and Lemeshow k Goodness of Fit Test menguji hipotesis no1 bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Dengan ketentuan: - Jika nilai Hosmer and Lemeshow b Goodness of Fit Test statistik <0,05 maka H, ditolak. Berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness ofFit model tidak dapat memprediksi ni lai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow $ Goodness of Fit Test statistik >0,05 maka H, diterima. Berarti tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model dapat memprediksi nilai observasinya. Analisis Nilai Nagel Karke's R Square. Nagel R square adalah modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai Nagel Kaker R square diinterpretasikan seperti R pada regresi berganda, yang berarti semakin besar Wage1 kaker R square semakin besar variabilitas variabel terikat dapat dijelaskan oleh vatiabilitas variabel bebas. Pengujian Hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial. Pada regresi logistik, pengusaha secara simultan adalah dengan melihat nilai Chi square model dibandingkan dengan Chisquare tabel dan juga melihat tingkat signifikansi atap-value-nya. Sedangkan untuk melakukan pengujian secqa parsial yaitu melihat nilai waldstatistic dan tingkat signifikansinya. Estimasi Parameter dan ~nter~re'tasi. Estimasi dilakukan dengan menggunakan MLE (Maximum Likelihood Estimation), MLE memaksimumkan nilai log Likelihood. Log Likelihoodmencerminkan bagaimana sebenarnya probabilitas (odds) nilai variabel terikat yang
,
<
diobservasi dapat diprediksi dari nilai variabel bebas yang diobservasi. Interpretasinya ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas dan nilai koefisien regresi serta nilai exp(B)nya yang disebut juga nilai Oddsa Ratio. Interpretasidilihat dari probabilitas terjadinya kondisi variabel terikat. Probabilitas dihitung dengan rumus: P= ((Odds Ratio/(l-Odds Ratio) Garson, 2005) Di mana: P = Probabilitas terjadinya kondisi variabel terikat. Odds Ratio =Antilog koefisien regresi logistik Probabilitasterjadinya kondisi variabel terikatjuga digunakan untuk menentukan kekuatan model regresi logistik untuk memprediksi sampel berada pada kelompok yang mana. Pilihannya adalah dengan range probabilitas no1 sampai dengan satu, maka posisi sampel bisa berada,pada Y=P, atau Y =I-PI. (Gujarati, 2002).
HASIL Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dalam penelitian ini membahas tentang variabel-variabel mikro (ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja) dan sensitivitas variabelvariabel makro (suku bunga, nilai tukar dan inflasi) . Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel mikro perusahaan pada penelitian ini terdiri dari variabel ekuitas, laba ditahan, laba operasi dan modal kerja. Rata-rata nilai variabel tersebut selama periode 2003-2005 dapat dilihat padaTabel 1. Tabel 1 Rata-rata Nilai Variabel-variabel Mikro Tahun Variabel 2003 2004 2005 ~~
Ekuitas 0.240 Laba Ditahan -0.424 Laba Operasi 0.068 Modal Kerja 0.150 (Sumber: Data diolah)
0.55 1 0.087 -0.220 0.050
~~
~~-
0.440 0.056 0.028 0.15 1
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat perkembangan masing-masing variabel, yaitu ekuitas mengalami kecenderungan perkembangan sebagai akibat dari adanya tambahan emisi saham. Laba ditahan mengalami kecenderungan penurunan yang terdapat sebagian perusahaan yang mempunyai laba usaha negatif (rugi). Laba Operasi mengalami penurunan, penurunan
Djumahir, Pengaruh Variabel-variabel Mikro Variabel-variabel Muki-o terhadap Financial Distress 489 tersebut karena adanya terdapat peningkatan biaya. Dan modal kerja pada tahun 2004 mengarnali penurunan, karena kenaikan utang lancar lebih tinggi dibandingkan kenaikan aktiva lacar. -~ariabel-variabelmakro perusahaan pada penelitian ini terdiri dari variabel sensitivitas suku bunga, inflasi dan nilai tukar. Rata-rata nilai variabel tersebut selama periode 2003-2005 dapat dilihat pada Tabel 2 . . . . ,.. . , ~ a h d l l2d a z - r k i ~ i l a~ariabel-variabel i Makro Tahun - .2004 .0053 0.000 -.006 1 - - -~- -
Variabel Suku bunga Inflasi Nilai tukar
;L
'
, -. -; -- -
2003 -.006
-.o IS
0.042
2005 -0.0 16 0.000 -0.065
dihipotesiskan fit dengan data. Hal ini dilakukan untuk menentukan nilai hosmer and lemeshow S goodness offit. Hasil analsisis model fit menunjukkan nilai hosrner and lemeshow k goodness of fit sebesar 2,354. Dengan tingkat signifikansi 0,968. Nilai signifikansi tersebut di atas 0,05 sehingga hipotesis no1 yang menyatakan bahwa model fit dengan data diterima. Oleh karena itu, maka model ini mampu memprediksi nilai observasinya dan dapat dilakuki untukanalisis selanjutnya. - :hAiy::, .. I.: .?- - ,',.-: , . ,
Analisis Variabilitas ~ a r i a b e l ~ e b terhadap as Variabel Terikat
(Sumber: Data diolah) Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat perkembangan masing-masing variabel, yaitu suku bunga mengalami kecenderungan perkembangan ha1 tersebut berdampak pada naiknya beban bunga perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan laba, namun pada tahun 2005 suku bunga mengalami penurunan yang memberikan angin segar pada perusahaan untuk memperoleh laba. Inflasi, mengalami perkembangan relatif stabil karena adanya peran pemerintah untuk menekan inflasi untuk mempertahankan daya beli masyarakat agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat terjangkau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan nilai tukar mengalami penurunan, penurunan tersebut karena adanya stabilitas dari suku bunga dan inflasi.
Hasil analisis variabel bebas yang dapat menjelaskan variabilitas variabel krikat ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R square (R?)sebesar 0,444. Artinya, variabel terikat dapat dg,eiaikan oleh variabel bebas sebesar 44,4% sedangkan sisanya 55,6% dijelaskan oleh variabel di luar model. ,
nili is is Penilaian Model Fit
PEMBAHASAN
Pengujian analisis model fit dilakukan untuk rnenguji hipotesis no1 yang menyatakan bahwa model
Dari hasil analisis logistik dapat dinyatakan bahwa hipotesis pmtama yang berbunyi bahwa variabel-
"Pengujian hipetesis pertama dan kedua dengan menggunakan alat analisis regresi logistic. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan hasil regresi logistik, persarnaan model logistik dapat dirumuskan sebagai berikut: Financial Distress = -1.306+1.501X, -0.494X2 4.348X3 -3.858X4+2.231X,+ 24.322X6-0.879X,
n~.b*aolm.,,$. . Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Logistik
Koefsien Standard Regresi Error Konstanta m i1.u -1.306 0.922 Ekuitas(X1 ) 1.501 1.824 Laba Ditahan(X2) -0.494 0.499 -4.348 Laba Operasi(X3) 6.130 Modal Kerja (X4) -3.858 2.175 Suku bunga (X5) 2.23 1 3.439 Inflasi (X6) 24.322 20.44 1 -0.879 2.579 Nilai tukar (X7) Variabel
%-.*
wmylPr,fl*> (Sumber: Dara diddr) Keterangan: *) Sgmijihpada level 10% 7
EC:,..
Wald
Sig
2.009 0.156 0.678 - , . .0.410 0.981 ... 0.322 0.503 0.478 3.147 0.076 0.421 '0.517 1.416 0.234 0.1 16 0.733 ,#
+.
ExP(B)
0.271 4.4.87 0.610 0.013 0.021 9.306 36564566929 0.415
Keterangan Non Signifikan Non Signifikan Non Signifikan Signifikan *) Non Signifikan Non Signifikan Non Signifikan
490
JURNAL APL;IKASI MANAJEMEN, VOLUME 5, NOMOR 3, DESEMBER 2007
variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, labaditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan dapat memprediksifinancialdistress perusahaan industrifood and beveragesyang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, diterima artinya variabelvariabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan dapat memprediksifinancialdistress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hipotesis kedua menyatakan bahwa variabelvariabel mikro yang terdiri dari ekuitas, Iaba ditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variaber makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi. d m nilai tukar secara parsial dapat memprediksifinuncial distress perusahaan industrifood and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jika digunakan tingkat signifikansi 10% atau 0,10. Untuk masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: Variabel Ekuitas (XI). Variabel ekuitas dengan koefisien regresi sebesar 1,5 10 dan signifikansi pada tingkat 0,4 10 artinya variabel ekuitas secara nyata tidak dapat memprediksi financial distress perusahaan industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua. Variabel Laba Ditahan (X2) Variabel laba ditahan dengan koefisien regresi sebesar-0,494 dan signifikansi pada tingkat 0,322 artinya variabel laba ditahan secara nyata tidak dapat memprediksifinancial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua. . Variabel Laba Operasi (X3) Variabel laba operasi dengan koefisien regresi sebesar -4,348 dan signifikansi pada tingkat 0,478 artinya variabel laba operasi secara nyata tidak dapat memprediksi financial distress perusahaan industri food and beverages yang terdrtftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua. Variabel Modal kerja (X4). Variabel modal kerja dengan kaefisien regresi sebesar -3,858 dan signifikansi pada tingkat 0,076 artinya variabel modal kerja secara nyata dapat memprediksi financial distress perusahaan
industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menerima hipotesis kedua. Variabel Suku Bunga (X5) Variabel suku bunga dengan koefisien regresi sebesar 2,23 1 dan signifikansi pada tingkat 0,5 17 artinya variabel suku bunga secara nyata tidak dapat memprediksi financial distress perusahaan industrifood and beverages yang terdafiar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua. Variabel Inflasi (X6) Variabel inflasi dengan koefisien regresi sebesar 24,322 dan signifikansi pada tingkat 0,234 artinya variabel inflasi secara nyata tidak dapat memprediksi financial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kdua. Variabel Nilai Tukat (X7) Variabel nilai tukar dengan koefisien regresi sebesar -0,879 dan signifikansi pada tingkat 0,733 artinya variabel nilai tukar secara nyata tidak dapat memprediksi financial distress perusahaan industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, artinya menolak hipotesis kedua Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, maka pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Variabel ekuitas secara nyata tidak dapat memprediksijinancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Hasil penelitian menunjukkan nilai buku akuitas tidak mengalami kenaikan yang cukup berarti (tidak ada emisis saham baru), sedangkan kenaikan aktiva relatif kecil sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap financial distress perusahaan. Variabel laba ditahan secara nyata tidak dapat memprediksiflnancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Rata-rata laba ditahan dibandingkan dengan total aset sebesar -9% dan perubahan laba ditahan relative kecil sehingga tidak mempunyai pengaruliterhadapflnancia1 distress perusahaan. Variabel laba operasi secara nyata tidak dapat memprediksi kesulitanfinancialdistress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Rata-rata laba operasi dibandingkan dengan net sales sebesar -4% dan perubahan laba operasi ...,X
Djumahir, Pe~gamhVariabel-variabelMikro Variabel-variabelM a k ~ oterhadap Financial Distress
relatif kecil sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap financial distress perusahaan. Variabel modal kerja secara nyata dapat memprediksi financial distress, sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Modal kerja merupakan modal yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan laba. Walaupun modal kerja pada tahun 2004 mengalami penurunan sedangkan penjualan tetap mengalami peningkatan ha1 ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam mengelola modal kerja cukup efisien oleh karena itu, maka modal kerja secara nyatamempunyai pengaruh terhadap financial distress perusahaan. Variabel suku bunga yang diproxi dari sensitivitas suku bunga terhadap pendapatan saham perusahaan secara nyata tidak dapat memprediksifinancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Suku bunga merupakan variabel yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap financial distress dan suku bunga akan berpengaruh terhadap utang sebagai akibat dari pinjaman dengan beban bunga tetap yang akhirnya akan mengurangi keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan ratarata sensitivitassuku bunga sebesar 0,01 dan perubahan suku bunga relatif kecil sehingga tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan. Variabel inflasi yang diproxi dari sensitivitas inflasi terhadap pendapatan saham perusahaan secara nyata tidak dapat memprediksi kesulitanfinancial distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999). Inflasi akan berpengaruh terhadap harga barang dan akan bepengaruh terhadap kemampuan konsumen untuk membeli barang dan selanjutnya akan menurunkan omset penjualan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sensitivitas suku bunga sebesar -0,005 ha1 ini menunjukkan tidak terdapat perubahan inflasi yang cukup berarti sehingga tidak berpengaruh terhadapfinancial distress perusahdin. Variabel nilai tukar yang diproxi dari sensitivitas nilai tukar terhadap pendapatan saham perusahaan secara nyata tidak dapat memprediksi kesulitanfinancia1 distress, tidak sesuai dengan hasil penelitian Tirapat k Niftayagasetwat (1999). Nilai tukar akan berpengaruh hanya pada perusahaan yang menggunakan utang &lam mata uang asing dan perusahaan
491
yang menggunakan bahan baku impor. Hasil penelitian tidak terlalu banyak perusahaan yang menggunakan pinjaman dalam bentuk mata uang asing dan menggunakan bahan baku impor. Rata-rata sensitivitas nilai sebesar -0,028 karena pada periode penelitian tidak terjadi perubahan nilai yang cukup berarti sehingga tidak berpengaruh terhadapfinancial distress perusahaan. Dari uraian tersebut di atas maka perusahaan seharusnya memperhatikan modal kerja sebagai modal untuk membiayai operasi perusahaan agar dapat menyesuaikan dengan ~erkembanganpenjualan perusahaan. Perbandingan Penjualan dengan modal kerja merupakan ukuran aktivitas perusahaan dalarn mengelola modal kerja (tingkat perputaran modal kerja), makin tinggi tingkat perputaran modal kerja makin baik bagi perusahaan artinya perusahaan dalam mengelola modal kerja lebih efisien. Sesuai dengan fungsinya bahwa modal be~jamerupakan modal yang digunakan membiaya<usaha untuk mendapatkan keuntungan(1aba). Oleh karena itu, hendaknya perusahaan memperhatikan modal kerja agar dapat diperoleh keuntungan yang lebih besar, sehingga perusahaan tersebut akan terhindar darifinancial distress.
-../
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Variabel mikro yang terdiri dari ekuitas, laba ditahan, laba operasi, modal kerja dan variabel-variabel makro yang terdiri dari suku bunga, inflasi dan nilai tukar secara simultan dapat memprediksifinancial distress perusahaan. Secara pasial variabel ekuitas, laba ditahan, laba operasi, suku bunga, inflasi dan nilai tukar masingmasing tidak berpengaruh terhadapfinancial distress perusahaan dan hanya variabel modal yang mempunyai pengaruh terhadap financial distress perusahaan.
Saran Perusahaan hendaknya memperhatikan terhadap pengelolaan modal kerja, untuklagar bagi peneliti selanjutnya hendaknya menambah variabel lain dan melakukan-penelitiandalarn kurung waktu yang lebih panjang dalam memprediksi Jinancial distress perusahaan.