Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Firm Size, Current Ratio, Dan Growth Terhadap Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012 Isa Febrianti (105020201111009) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Dosen Pembimbing: Dr. Djumahir, SE., MM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Abstract This study aims to determine the effect of Return On Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Firm Size, Current Ratio, and Growth on Dividend Policy (Studies in Manufacture Companies that listed in BEI over period 2009-2012). Types of research used in this research is explanatory research (research explanation) that aims to explain the causal relationship between the causal variables through hypothesis testing. The sampling technique used was census sampling and obtained a sample of 27 companies. To test the hypothesis proposed in this study used regression analysis. Regression analysis showed that ROA, Current Ratio, and Growth as well as have a significant influence on dividend policy, meanwhile DER and Firm Size have not a significant influence on dividend policy. Based on these results, investors can make profitability, liquidity, and growth as reference in predicting the value of dividend policy by companies. Keywords: Return On Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Firm Size, Current Ratio, and Growth Dividend Policy manajemen keuangan mereka. Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan menurut Nuringsih (2005) dalam manajemen keuangan untuk mengoptimalkan pengelolaan keuangan perusahaan terdiri atas tiga keputusan utama, antara lain keputusan finansial (Financial Decision), keputusan investasi (Investment Decision), dan kebijakan dividen (Dividend Policy). Dividen adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih dimiliki, sedangkan capital gains adalah pendapatan yang diperoleh karena harga jual saham lebih tinggi daripada harga belinya. Pendapatan ini baru diperoleh jika saham dijual. Capital gains banyak dimanfaatkan oleh para spekulator karena lebih bersifat harian sesuai
PENDAHULUAN Pada era globalisasi saat ini perkembangan penanaman modal ke perusahaan emiten telah semakin diminati. Para penanam modal tersebut merasakan bahwa dengan menanamkan modal ke sebuah emiten dapat memberikan keuntungan baik untuk jangka pendek yang berupa dividen maupun untuk jangka panjang yang berupa capital gain. Semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan-perusahaan mengakibatkan persaingan semakin ketat pula, tidak hanya dalam satu sektor saja namun dalam industri pula. Semakin ketatnya persaingan dalam perusahaan yang terjadi menyebabkan perusahaan harus melakukan langkah strategis dalam
1
dengan perubahan harga saham yang terjadi pada setiap hari perdagangan saham. Spekulator harus mempunyai informasi mengenai faktor pemicu perubahan harga saham. Kemungkinan salah satu faktor pemicu adalah besarnya dividen yang dibayarkan. Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan publik sangat diperhatikan oleh para investor. Kebijakan tersebut dapat mengundang investor untuk membeli atau mempertahankan saham perusahaan atau sebaliknya mereka akan memutuskan untuk tidak membeli atau menjual saham perusahaan. Dalam pembagian dividen kas sering mengalami masalah yang ditimbulkan akibat dari pembagian proporsi antara laba yang harus dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen dan laba yang harus ditahan untuk menunjang pertumbuhan perusahaan. Hal serupa diungkapkan oleh Martono dan D. Agus Harjito (2005:253) bahwa kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembayaran investasi di masa yang akan datang. Sering kali terjadi perbedaan pendapat antara pemegang saham dan perusahaan emiten mengenai kebijakan pembayaran dividen. Beberapa pihak berpendapat bahwa pembagian dividen dengan nilai yang tinggi akan mempengaruhi perusahaan dengan meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut tetapi pembagian dividen yang semakin
besar akan mengakibatkan semakin berkurangnya sisa dana yang tersedia untuk investasi dan hal ini akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan harga saham. Namun demikian di lain pihak juga ada beberapa pihak yang berpendapat bahwa pembagian dividen dalam jumlah yang rendah justru akan meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut. Profitabilitas merupakan faktor pertama yang menjadi pertimbangan direksi dalam membayarkan dividen (Robert Ang, 1997). Jika dari tahun ke tahun perusahaan mendapatkan keuntungan yang nilainya cukup tinggi tentu dapat dipastikan bahwa pemegang saham cenderung memiliki harapan yang optimis atas return yang pasti didapatnya, namun apabila perusahaan pada tahun-tahun terakhir mengalami kerugian maka secara otomatis dapat diprediksikan beberapa investor akan berpikiran bahwa mereka akan mengalami kerugian. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Suatu perusahaan yang memiliki kewajiban atau hutang yang relatif tinggi akan memiliki kewajiban untuk membayarnya sehingga hal ini nantinya akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Semakin besar jumlah hutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin kecil dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Betrand Raynaldi, analisa Panca Global Securities mengungkapkan, “Menurunnya kinerja berbagai industri menyusul perlambatan ekonomi, menyebabkan emiten-
2
emiten mengurangi bahkan menahan pembagian dividen. Hal ini bertujuan untuk mengurangi utang dan menekan beban bunga perseroan (Jakarta)” (http://www.inilah.com). Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Ukuran perusahaan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembayaran dividen. Suatu perusahaan yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal sehingga mampu memperoleh dana yang lebih besar dan perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi (Michell Suherli dan Sofyan S. Harahap, 2004:63). Oleh karena itu, digunakan rasio ukuran perusahaan (firm size). Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen karena dividen merupakan arus kas keluar maka semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan dan likuiditas perusahaan semakin besar sehingga semakin besar pula kemampuan membayar dividen (Martono dan Harjito, 2005). Mollah et al., (2000) menunjukkan bahwa posisi current ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam dividend payout ratio. Holder, langler & Hexter (1998) menyatakan tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi mengindikasikan adanya kesempatan investasi yang tinggi yang membutuhkan pendanaan, sehingga jika perusahaan harus membayarkan dividen, perusahaan harus mencari dana dari pihak eksternal. Theory free cash flow hypothesis yang disampaikan oleh Jensen (1986)
menyebutkan bahwa perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan yang tinggi memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian dana yang ada digunakan untuk investasi pada proyek yang memiliki nilai NPV positif. Growth dalam penelitian ini diproksikan dengan sales growth.
3
dividen kepada para pemegang saham atau dapat pula diinvestasikan kembali menjadi laba ditahan yang selanjutnya dapat digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan. Pada umumnya yang sering dijumpai adalah laba perusahaan akan dibagikan dahulu kepada pemegang saham dalam bentuk dividen dan kemudian sisanya akan diinvestasikan kembali sebagai laba ditahan. Keputusan manajemen untuk menentukan berapa besarnya laba bersih yang dibagikan sebagai dividen disebut dengan kebijakan dividen (dividend policy). Teori Dividen Terdapat beberapa teori dividen menurut Brigham & Houston (2006:70) yakni Dividend Irrelevance Theory, The Bird in The Hand Theory, Tax Preference Theory. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Menurut Weston dan Copeland (2000:127), ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembayaran dividen yakni posisi likuiditas, kebutuhan pelunasan hutang, pembatasan dalam perjanjian hutang, tingkat ekspansi aktiva, tingkat laba, stabilitas laba, akses ke pasar modal, kendali perusahaan, dan posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak. Prosedur Pembayaran Dividen Menurut Brigham dan Houston (2006:90) tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan di dalam pembayaran dividen adalah: 1. Tanggal deklarasi (declaration date), merupakan tanggal resmi tentang bentuk, besar, dan jadwal pembayaran dividen. 2. Tanggal pemegang saham tercatat (date of record), yaitu pencatatan nama pemegang saham.
KAJIAN TEORI Pengertian Dividen Dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit (Dyckman et al, 2001:439). Pada umumnya apabila pendapatan perusahaan stabil, maka untuk pembayaran dividen juga akan stabil. Salah satu informasi yang dipandang cukup penting bagi investor yaitu informasi tentang naik turunnya dividen tunai yang dibagikan perusahaan karena informasi tersebut mengandung muatan informasi yang berkenaan dengan prospek keuntungan yang akan diperoleh para investor atau calon investor dalam melakukan penilaian perusahaan (Jogiyanto, 2013:109). Jenis-Jenis Dividen Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, dividen dapat dibedakan atas dua jenis yaitu; dividen tunai (cash dividend) dan dividen saham (stock devidend). Dividen tunai merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk uang tunai. Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai suatu dividen tunai tentunya sesuai dengan nilai tunai yang diberikan, sedangkan nilai suatu dividen saham dapat dihitung dengan rumus harga wajar dividen saham dibagi dengan rasio dividen saham. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan sebuah keputusan yang tidak dapat terpisah dari suatu perusahaan. Sebuah perusahaan yang memperoleh laba akan membuat suatu keputusan mengenai alokasi dari laba tersebut. Laba perusahaan dapat dibagikan dalam bentuk
4
3. Tanggal Eks-Dividen (ex dividend date), yaitu tanggal dimana hak pemegang saham tidak melekat lagi untuk memperoleh dividen. 4. Tanggal pembayaran (payment date), yaitu tanggal saat pembagian dividen. Dividend Payout Ratio (DPR) Menurut Bambang (2001:275) Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividend yield per share (dividen per lembar saham) dengan earning per share (laba per lembar saham). Dividend Payout Ratio merupakan persentase dari pendapat perusahaan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai cash dividend. Return On Assets (ROA) ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada (Ang, 1997). Debt to Equity Ratio (DER) Rasio Debt to Equity Ratio (DER) merupakan bagian dari leverage ratio yang dimaksudkan untuk mengukur proporsi penggunaan hutang dan ekuitas yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. DER mengukur besar kecilnya penggunaan hutang dibandingkan modal sendiri perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai DER yang tinggi mencerminkan risiko keuangan perusahaan tersebut semakin besar karena hutang akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan berupa kewajiban untuk membayar beban bunga beserta cicilan kewajiban pokok secara periodik, dibandingkan dengan perusahaan yang rasio DERnya lebih rendah.
Firm Size Brigham dan Houston (2006: 119) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total aktiva untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan. Current Ratio Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya Growth Menurut Indrawati dan Suhendro (2006:37), pertumbuhan perusahaan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Menurut Deitiana (2011:59), pertumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasar perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya (sustainable growth rate) dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok atau indepedensi dua atau lebih faktor dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder perusahaan manufaktur yang
5
diperoleh di pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Brawijaya Malang yang berlokasi di Jalan MT. Haryono No.158 Malang, Jawa Timur. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang mempublikasikan laporan tahunan (annual report)nya selama periode 2009-2012 dan yang telah membagikan dividen secara berturutturut selama tahun penelitian. Teknik pemilihan sampel adalah sampel sensus, kriteria populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang membagikan dividen dan menyediakan laporan keuangan pada tahun 2009-2012, sehingga didapatkan 27 perusahaan. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angkaangka yang diperoleh dari situs resmi berupa laporan keuangan tahunan dan harga saham harian. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data sekunder (secondary data), yang didapat dari www.britama.com, www.idx.co.id, yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (melalui media perantara) atau merupakan data yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi tentang hal-hal dan dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian. Definisi Operasional Variabel 1. Keputusan kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada
ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan Houston, 2006:107). Dihitung DPS dengan rumus: DPR = EPS × 100% (Walsh, 2008:153) 2. Return On Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan (Kartika, 2005). Dihitung EAT dengan rumus: ROA = Total aset × 100% (Arsanda, 2012). 3. Leverage (DER) ini mencerminkan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Dihitung dengan Total hutang rumus: DER = Total Ekuitas × 100% (Basuki, 2013). 4. Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh total aktiva perusahaan. Dalam penelitian ini firm size diukur dengan menggunakan natural logaritma dari total aktiva, yakni dengan rumus: size = Log Natural (Ln) Total Assets (Hidayat, 2013). 5. Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Dihitung dengan rumus: current liabilities current ratio = current asset × 100% (Ariesta, 2010). 6. Menurut Kusumawati (2009:41), pertumbuhan penjualan (growth of
6
sales) adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Dihitung dengan rumus: 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 −𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 −1 𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻 = × 100% 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan operasional perusahaan lebih banyak didanai melalui ekuitas daripada menggunakan hutang dan hasil ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan manufaktur dari tahun ke tahun semakin meningkat kecuali pada tahun 2012 yang cenderung menurun. Variabel ukuran perusahaan semakin meningkat setiap tahunnya. Intepretasi hasil yang dapat diberikan adalah secara umum ukuran perusahaan yang dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan memiliki nilai yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa aset yang dimiliki perusahaan semakin besar. Likuiditas perusahan yang dihitung dengan current ratio, diketahui bahwa perusahaan manufaktur mengalami peningkatan pada tahun pertama sampai tahun ketiga namun pada tahun keempat menurun. Pada tahun pertama sampai ketiga mengindikasikan bahwa perusahaan manufaktur memiliki kemampuan yang baik dalam mendanai kegiatan operasional perusahaan dan melunasi hutang jangka pendeknya namun tidak pada tahun keempat. Growth pada perusahaan manufaktur pada tahun 2009-2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Growth yang diproksikan dengan penjualan menunjukkan bahwa nilai penjualan sekarang yang dihitung dengan tahun sebelumnya relatif meningkat. Uji Asumsi Klasik Data dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika nilai signifikansi alfa > 0,05, dalam penelitian ini nilai sig. 0,120 sehingga data terdistribusi normal.
𝑡 −1
(Deitiana, 2011:64) Metode Pengolahan Dan Analisis Data. Uji dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokeroleasi. Model analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis dalam penelitian ini ialah analisis regresi linier berganda dan uji t dimana untuk perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS/PASW). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Variabel Dividend Payout Ratio (DPR), diketahui bahwa pembagian dividen yang dilakukan perusahaan manufaktur meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha mensejahterahkan para pemegang sahamnya dengan membagikan dividen secara maksimal sesuai kemampuannya pada periode penelitian. Nilai Return On Asset (ROA) secara garis besar mulai dari tahun 2010 ke tahun 2011 dan seterusnya terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan hal tersebut maka mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba bersih untuk mengembalikan aktiva perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan manufaktur dapat diketahui bahwa tingkat leverage yang terjadi selama tahun 2009-2012
7
pembayaran dividennya kepada investor. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Damayanti dan Fatchan (2006) yang juga menyatakan ROA memiliki pengaruh yang positif. 2. DER Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang bertujuan untuk melihat prosentase total hutang dibandingkan dengan modal perusahaan. Dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham tidak hanya berupa dividen kas. Perusahaan dapat membagikan dividen berupa dividen saham, dividen script ataupun dividen aktiva, sehingga jika suatu perusahaan pada periode tersebut tidak memiliki kas yang cukup untuk membagikan dividen tunai maka dapat dilakukan cara lain. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septiani Arie Arsanda (2011) bahwa DER tidak berpengaruh terhadap DPR. 3. Firm Size Pada umumnya perusahaan yang memberikan penawaran umum di pasar modal akan menawarkan return berupa dividen, dengan tujuan untuk menarik minat investor agar mau menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Tidak sedikit pula bahwa diantara kalangan investor, mereka lebih memusatkan perhatiannya kepada penjualan maupun laba yang dihasilkan oleh perusahaan untuk melihat kebijakan pembayaran dividen perusahaan tersebut karena ukuran perusahaan bukan merupakan ukuran yang akurat untuk menentukan bahwa perusahaan tersebut akan membagikan dividen atau tidak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Prihantoro (2003), Alif Raditya (2011), dan Septiani Arie Arsanda
Dalam penelitian ini data terbebas dari multikolinieritas karena nilai VIF<10 dan tolerance > 0,1
Terbebas pula dari heteroskedastisitas karena data tersebar diatas dan dibawah 0 sumbu Y. Dan terbebas dari autokorelasi karena berada diantara -2 dan +2, yakni +1,793. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan tabel di atas maka didapatkan hasil regresi: Y = −0,053 + 0,369X1 − 0,001X2 + 0,013X3 + 0,009X 4 − 0,217X 5 + e
Uji Hipotesis Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa variabel ROA, current asset, growth memiliki pengaruh terhadap DPR karena nilai sig. <0,05 sedangkan variabel DER dan firm size tidak berpengaruh terhadap DPR karena nilai sig. >0,05 Pembahasan Hasil Penelitian 1. ROA Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yakni ROA memiliki pengaruh dan berhubungan positif terhadap DPR. Hubungan yang positif terjadi karena dengan meningkatnya ROA yang dimiliki perusahaan maka perusahaan tersebut akan semakin meningkatkan
8
(2011) bahwa firm size berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap kebijakan dividen. 4. Current Ratio Dalam pembayaran dividen ketersediaan uang kas merupakan hal yang harus disiapkan untuk pembayaran dividen kas yang umumnya diterapkan oleh perusahaan. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Weston dan Copeland (2010:255) bahwa rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Regina Ariesta Aljannah (2010) bahwa current ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan dividen. 5. Growth Menurut teori residual dividen, perusahaan akan membayar dividennya jika tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara pertumbuhan dan pembayaran dividen. Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Septiani Arie Arsanda (2011) bahwa growth memiliki pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan ROA memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR). Hal ini dapat terjadi karena faktor perhitungan dalam
2.
3.
4.
5.
1.
9
pembayaran dividen adalah berdasarkan laba bersih yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan DER tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR). Hal ini dapat terjadi akibat dana dari eksternal memiliki sifat tidak mempengaruhi pembayaran dividen. Hasil penelitian menunjukkan firm size tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR). Hal ini terjadi karena perusahaan manufaktur sudah merupakan perusahaan dengan skala ukuran yang besar. Hasil penelitian menunjukkan current ratio memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR). Hal ini terjadi karena kelancaran dividen tunai tergantung pada ketersediaan kas likuid yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan growth memiliki pengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen (DPR). Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka proporsi pembagian dividennya akan semakin rendah karena perusahaan lebih memilih menggunakan dananya untuk membiayai internal perusahaan. Saran. Saran yang diberikan oleh penulis didasarkan pada kesimpulan diatas adalah sebagai berkut: Penelitian selanjutnya yang akan mengkaji ulang disarankan untuk dapat lebih mengembangkan dengan melakukan pengujian terhadap variabel lainnya yang diduga turut mempengaruhi tingkat pembayaran dividen dari sisi internal seperti ROI, dividen tahun sebelumnya, Total Assets Turn Over, Collateralizable Assets (COL) dan Net Profit Margin
(NPM), sedangkan dari sisi eksternal seperti pembatasan perjanjian hutang dengan harapan variabel independen yang ada dalam penelitian dapat menjelaskan variasi (naik turunnya) perubahan Dividend Payout Ratio yang lebih besar daripada penelitian yang telah dilakukan ini. 2. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI oleh karena itu untuk penelitian lebih lanjut perlu digunakan sampel penelitian yang berbeda seperti perusahaan yang bergerak di bidang perbankan karena kedua perusahaan tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, berada diatas perusahaan manufaktur sehingga sektor perusahaan tersebut memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk membagikan dividennya. Selain itu, variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan firm size yang dalam penelitian ini yang tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen, dapat saja memiliki kemungkinan mendapatkan hasil yang berbeda jika diterapkan pada perusahaan sektor perbankan. Daftar Pustaka Alif Raditya Fahmi, 2011, Analisis Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar DI Bei, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Indonesia, Mediasoft. Arief Basuki, 2012, Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Total Assets Ratio, Debt Equity Ratio, Return On Assets, dan Net Profit
Margin Terhadap Dividend Payout Ratio, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Erlangga, Jakarta. Damayanti, Susan dan Achyani Fatchan, 2006, Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5, No. 1, hal 51-62. Dyckman, Thomas R. Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 2001, Intermediate Accounting, 5th edition, McGraw-Hill, Singapore. Hatta, Atika Jauhari, 2002, FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder, Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, Vol. 6, No. 2, hal 122. Heni Kusumawati, 2009, Dampak Perubahan Earnings dan Cash Flow Terhadap Kemampuan Perusahaan Membayar Dividen, Wahana, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 5, No. 2, hal. 95-106. Holder, Mark, Langrehr, Frederic and Hexter (1998), Dividend Policy Determinants: An Investigation of the Influences of Stakeholders Theory, Journal Financial Management, Vol. 27, No. 3, hal. 1-43. Indrawati, Titik dan Suhendro., 2006, Determinasi Capital Structure Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004, Jurnal Akuntansi
10
dan Keuangan Indonesia, Vol. 3, No. 1. Januari-Juni, hlm. 77105. Jensen, G., D., Solberg, dan T. Zorn, 1992, Simultaneous Determination of Insider Ownership, Debt, Dividend Policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 27, No. 2, pp. 247-263. Jogiyanto, 2013, Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh, BPFE, Yogyakarta. Martono dan D. Agus Harjito, 2005, Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Ekonisia, Yogyakarta. Mollah, A., Sobur and Keasen, K, 2000, The Influence of Agency Cost on Dividend Policy in an Emerging Market: Evidence from The Dhaka Stock Exchange, Journal of Financial and Quantitative Analysis, hal. 25-87. Munjin, Ahmad., 2009, Tahan Dividen Demi Tekan Beban Utang, (Online), (http://inilah.com/read/detail/882 85/tahan-dividen-demi-tekanbeban-utang/, diakses 12 Oktober 2013). Nur Hidayat, 2006, Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Nuringsih Kartika, 2005, Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, pp. 103-123. Regina Ariesta, 2010, Analisis Pengaruh Hutang, Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan Terhadap Dividen (Studi
Empiris di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008), Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Riyanto, Bambang., 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta. Sekaran, Uma., 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi Keempat, Buku 1, Salemba Empat, Bandung. Septiani Arie Arsanda, 2011, Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Growth, Firm Size, dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di BEI Periode 2005-2008, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Suherli, Michell dan Sofyan S.Harahap. 2004., Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Deviden, Media Riset Akuntansi, Jurnal Auditing dan Informasi, Vol. 4, No. 3, hal. 3843. Tita Deitiana, 2011, Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen Terhadap Harga Saham, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, hal. 57-66. Walsh, Ciaran, 2008, Key Management Ratios: Rasio-rasio Managemen Penting Penggerak dan Pengendali Bisnis, Edisi Ketiga, Terjemahan oleh Shalahudin Haikal, Erlangga, Jakarta. Weston, J. F., and Copeland, E. T., 2010, Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Jilid 1, Terjemahan oleh Drs. A. Jaka Wasana MSM, & Ir. Kibrandoko MSM, Erlangga, Jakarta. www.idx.co.id
11