Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN BIDAN DESA DALAM MERUJUK KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAYONG I
Oleh: Ita Rahmawati , Triana Widiastuti2 , dan Anik Sholekah3 1
Dosen Akademi Kebidanan Islam Al Hikmah Jepara, Jl. Raya Mayong KM.24 Mayong Jepara; Email:
[email protected]
ABSTRACT
Indonesia's high maternal mortality rate is influenced by several things, better known by the term 4 and 3 is too late, ie, too young, too old, too often breeds, too many, and too late in reaching the facility, too late to get help, and too late to recognize the danger signs of pregnancy and labor. This type of research is descriptive. The population in this study were all maternal and neonatal emergency cases referred by midwives within the last 6 months in the Region Puskesmas Mayong I Jepara total of 49 cases. The collection of data through observation medical records of maternal and neonatal emergency cases. Data analyzed by univariate frequency distribution. The results showed that the preparation of a reference does not fit the needs of the majority of the 28 cases occurred in maternal and neonatal referral (57.1%). Initial screening was done by health workers at 61.2% of cases the referral. First delay occurred in 28 cases (57.2%). It is expected that the community needs to recognize the signs - early signs of complications during pregnancy, childbirth and post-partum, so if the mother experienced complications can immediately handled by health workers. Kata Kunci
: Failure refers to, Maternal and neonatal emergencie
PENDAHULUAN Secara garis besar faktor yang menjadi
baiknya pemantauan ibu dan bayi pada minggu pertama persalinan dianggap hal
penyebab kematian Ibu dan bayi dapat
yang
dikategorikan dalam 3 aspek, yaitu: medis,
Sedangkan aspek non medis seperti status
manajemen pelayanan kesehatan dan sosial
sosial ekonomi yang relative rendah dan
budaya. Aspek medis seperti: perdarahan,
faktor
eklamsi dan infeksi, serta aspek kegagalan
mendukung merupakan hal yang dinilai tidak
manajemen pelayanan antara lain skrening
mudah untuk diatasi. (Paramita dan Pratiwi,
kurang baik, peralatan kurang dan kurang
2007)
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
tidak
sosial
sulit
untuk
budaya
ditanggulangi.
yang
kurang
1
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara Sesuai kesepakatan global Millennium
Faktor tidak langsung penyebab kematian
Development Goals (MDGs) menargetkan
ibu
AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi
terlambat dan 4 terlalu. (Depkes RI, 2013)
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. (Depkes,2011)
karena masih
banyaknya
kasus 3
Di Jawa Tengah, Angka kematian ibu sepanjang tahun 2012 masih tinggi. Sejak
Menkes mengatakan, angka kematian
Januari hingga November 2012, kematian
ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
ibu melahirkan mencapai 605 kasus. Angka
Indonesia tinggi karena persalinan masih
itu setara 100 per 100.000 kelahiran hidup.
banyak dilakukan di rumah. Berdasarkan
Penyebab
hasil SDKI tahun 2007 tercatat bahwa angka
kegagalan
ibu melahirkan sebesar 228 per 100 ribu
kebidanan.
kelahiran dan angka kematian bayi sebesar
kematian bayi (AKB) di Jateng masih tinggi,
34 per seribu kelahiran hidup. Namun hasil
5.112
SDKI 2012 tercatat sudah mulai turun
2012. Sebanyak 80 persen terjadi pada
perlahan
perinatal, terutama pada usia 0-7 hari.
bahwa
angka
kematian
ibu
melahirkan tercatat sebesar 102 per seratus
utamanya persalinan Selain
kasus
masih dan
AKI
selama
karena
faktor tinggi,
nonangka
Januari-November
(Kompas, 2012).
ribu kelahiran hidup dan angka kematian
Angka Kematian Bayi di Kabupaten
bayi sebesar 23 per seribu kelahiran hidup.
Jepara diharapkan semakin turun untuk tiap
Pemicu
tahunnya,
tingginya
angka
kematian
ibu
ditahun
2013
malah
terjadi
melahirkan juga akibat usia ibu terlalu tua,
kenaikan. Ini perlu menjadikan prioritas
dan kondisi ini justru memicu banyak ibu-ibu
program/kegiatan
melahirkan anak cacat. (Putra, 2013)
Kabupaten
Menurut Prof. Dinan, tingginya AKI di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal
bagi
Jepara
Dinas
untuk
Kesehatan
dapat
lebih
menurunkan AKB yang ada di Kabupaten Jepara.
yang lebih dikenal dengan istilah 4 terlalu
Angka Kematian Ibu di Kabupaten
dan 3 terlambat, yakni terlalu muda, terlalu
Jepara pada tahun 2012 mencapai 21 dan
tua, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak,
pada tahun 2013 sampai pada bulan oktober
dan terlambat dalam mencapai fasilitas,
mencapai 22 kasus, sedangkan AKB pada
terlambat mendapatkan pertolongan, dan
tahun 2012 mencapai 10,02 1000 kelahiran
terlambat
hidup (DKK Jepara, 2013)
mengenali
tanda
bahaya
kehamilan dan persalinan. (Maulana, 2013) AKI di indonesia masih cukup tinggi. Tingginya
aki terkait
dengan
penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
Salah
satu
kelemahan
pelayanan
kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu
kekurangan,
melainkan
suatu 1
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara tanggung
jawab
mendahulukan
yang
tinggi
kebutuhan
dan
masyarakat.
Variabel Faktor
penelitian
Yang
adalah
Mempengaruhi
Desa
Faktor-
Kegagalan
Tingginya kematian ibu dan bayi merupakan
Bidan
Dalam
Merujuk
masalah kesehatan yang dihadapi oleh
Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal
bangsa, terutama bagi tenaga kesehatan
meliputi: persiapan rujukan, penapisan awal
yaitu Bidan. Salah satu factor yang melatar
persalinan, dan 3 Keterlambatan. Instrumen
belakangi tingginya kematian ibu dan anak
penelitian menggunakan Lembar observasi
yaitu 3T (tiga terlambat), terutama terlambat
rekam medik dan panduan wawancara.
mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
Analisa data dilakukan dengan distribusi
Dengan adanya system rujukan, diharapkan
frekuensi.
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang lebih bermutu. Berdasarkan identifikasi masalah dari latar belakang yang dirumuskan diatas, maka perumusan masalahnya adalah “ Apa sajakah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Bidan
Desa
Dalam
Merujuk
Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal Di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Mayong
I
Kabupaten Jepara?“.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kasus
kegawatdaruratan
maternal
dan
neonatal yang dirujuk oleh bidan desa dalam kurun waktu 6 bulan terakhir di Wilayah kerja Puskesmas Mayong I Kabupaten Jepara sebanyak
49
kasus,
sampling
yang
digunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi rekam medis kasus
kegawatdaruratan
maternal
dan
Hasil
penelitian
yang
dilakukan
didapatkan sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan bidan desa dalam merujuk kegawatdaruratan maternal dan neonatal Hasil Penelitian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Bidan Desa Dalam Merujuk Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal Persiapan Rujukan : a. Sesuai kebutuhan b. Tidak sesuai kebutuhan Penapisan awal persalinan: a. Dilakukan b. Tidak dilakukan 3 Terlambat : a. Keterlambatan Pertama b. Keterlambatan Kedua c. Keterlambatan Ketiga d. Keterlambatan 1 dan 2 e. Keterlambatan 1 dan 3 f. Keterlambatan 2 dan 3 g. Keterlambatan 1, 2 dan 3 Total
F
%
21 28
42,9 57,1
F
%
30 19 F
61,2 38,8 %
28 3 1 10 5 1 1
57,2 6,2 2,0 20,4 10,2 2,0 2,0
49
100
neonatal serta wawancara Koordinator bidan desa dan 11 Bidan desa sebagai pendukung. ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
2
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara Persiapan Rujukan mayoritas tidak
1
kasus
(2,0%).
Jenis
keterlambatan
sesuai dengan kebutuhan yang terjadi pada
pertama yang terjadi yaitu keterlambatan
28 kasus rujukan maternal dan neonatal
dalam mengambil keputusan dan kendala
(57,1 %). Hal ini disebabkan karena prinsip
biaya,
dalam menentukan tempat rujukan adalah
terjadi karena perjalanan jauh (> 2 jam). Hal
fasilitas
ini sesuai dengan teori 3 Terlambat dimana
pelayanan
yang
kewenangan
terdekat,
pelayanan
swasta
mempunyai
sedangkan
keterlambatan
kedua
termasuk
fasilitas
: (1)Terlambat dalam mencapai fasilitas
dengan
tidak
(Transportasi ke rumah sakit/puskesmas
mengabaikan kesediaan dan kemampuan
kerana
penderita. Dimana peranan keluarga sangat
mendapatkan pertolongan yang cepat dan
menentukan
tepat di fasilitas pelayanan(kurang lengkap
dalam
pengambilan
pemilihan
keputusan
untuk
atau
dilakukan
atau
jauh),
tenaga
(2)
medis
Terlambat
kurang),
dalam
dan
(3)
rujukan sesuai dengan tempat rujukan yang
Terlambat dalam mengenali tanda bahaya
dibutuhkan
kehamilan dan persalinan.
maupun
sesuai
bayi.
dengan
Penapisan
kondisi awal
ibu
sudah
Jenis keterlambatan pertama yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan pada 61,2
dialami
% kasus rujukan namun demikian kondisi
adanya masalah kesehatan, keterlambatan
maternal maupun neonatal yang datang ke
dalam mengambil keputusan karena harus
rumah bidan desa saat dirujuk merupakan
menunggu suami / orangtua dan adanya
hal sangat menentukan akan keberhasilan
kendala biaya. Jenis keterlambatan kedua
dari
yang
yang dialami meliputi kesulitan mencari
diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien,
sarana transportasi, mobil mogok di jalan,
berarti bahwa pertolongan dapat diberikan
kendala
lebih cepat, murah dan secara psikologis
pegunungan), dan perjalanan jauh (lebih dari
memberi rasa aman pada pasien dan
dua jam). Jenis keterlambatan ketiga yang
keluarga
terjadi yaitu ketidaktersediaan darah, tenaga
proses
rujukan.
Pelayanan
yaitu
keterlambatan
geografi
(jalan
mengenali
rusak,
daerah
Keterlambatan pertama terjadi pada
ahli tidak berada di tempat, waktu menunggu
28 kasus (57,2%), keterlambatan pertama
untuk dilakukan penanganan yang lama (>
dan kedua 10 kasus (20,4%), keterlambatan
30 menit sejak masuk rumah sakit).
pertama
dan
ketiga
5
kasus
(9,6%),
Untuk
mendapatkan
gambaran
sedangkan sisanya yaitu 3 kasus (6,2%)
tentang pelayanan kesehatan rujukan pada
masing – masing mengalami keterlambatan
kasus kematian maternal, dapat diketahui /
kedua 1 kasus, keterlambatan ketiga 1 kasus
diperkirakan dari lama waktu perawatan di
(2,0%) dan mengalami ketiga keterlambatan
rumah sakit sebelum ibu – ibu tersebut
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
3
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara meninggal. Menurut Depkes, lama waktu
tugas-tugas lainnya yang menjadi tanggung
perawatan
jawab bidan.
untuk
mengetahui
gambaran
tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit dibagi dalam 2 kelompok, yaitu < 48 jam atau
SIMPULAN DAN SARAN
> 48 jam sesudah masuk rumah sakit. Dari
Faktor keterlambatan rujukan yang
38 kasus yang meninggal di rumah sakit,
meliputi keterlambatan pertama, kedua dan
terdapat 31 kasus (81,6%) yang meninggal
ketiga masih memegang peranan dalam
dalam waktu < 48 jam setelah masuk rumah
kejadian kematian maternal dan neonatal di
sakit dan sisanya 7 kasus (18,4%) meninggal
Wilayah Kerja Puskesmas Mayong I. Selain
dalam waktu > 48 jam setelah masuk rumah
itu, Faktor persiapan rujukan mayoritas tidak
sakit. Proporsi kasus yang meninggal di
sesuai dengan kebutuhan yang terjadi pada
rumah sakit sebagian besar (81,6%) adalah
28 kasus rujukan maternal dan neonatal
dalam waktu kurang dari 48 jam setelah
(57,1
masuk rumah sakit. Pada kasus kematian
dilakukan oleh tenaga kesehatan pada 61,2
maternal, sebagian besar kasus meninggal
% kasus rujukan.
%)
di rumah sakit (73,1%), disusul dengan
dan
Saran
Penapisan
awal
sudah
bagi
dinas
kesehatan
Jepara
agar
senantiasa
meninggal di rumah (13,5%), puskesmas
Kabupaten
(7,7%) dan di perjalanan (5,7%). Keadaan ini
melakukan penilaian kompetensi bidan /
menunjukkan bahwa kemungkinan ibu – ibu
dokter
tersebut meninggal dalam kondisi kesehatan
kegawatdaruratan kebidanan baik di tingkat
yang sudah kurang baik sebelum dibawa ke
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
rumah sakit atau dapat juga disebabkan oleh
para bidan / dokter di tingkat pelayanan
keterlambatan merujuk dan keterlambatan
kesehatan dasar disarankan untuk merujuk
penanganan.
ibu
–
dalam
ibu
melakukan
yang
penanganan
mengalami
komplikasi
Dalam melaksanakan tugas pokonya
kehamilan, persalinan dan nifas lebih awal,
tersebut, bidan perlu menjalin hubungan
karena 88,5% kasus kematian maternal
yang baik dengan masyarakat setempat,
mengalami
khususnya
tokoh
81,6% kematian maternal yang berhasil
masyarakat dan sasaran.. Mengingat peran
dirujuk ke Rumah Sakit meninggal dalam
dukun di masyarakat, perlu dijalin kerjasama
waktu < 48 jam setelah masuk Rumah Sakit,
yang baik antara dukun dengan tenaga
dimana
kesehatan
membantu
keterlambatan
kelancaran tugas sehari-hari dari bidan dan
keterlambatan
sekaligus membantu untuk merencanakan
monitoring dan evaluasi kinerja bidan dalam
pamong
sehingga
setempat,
dapat
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
keterlambatan
hal
ini
rujukan
menunjukkan dalam
merujuk
penanganan,
dan
adanya dan
melakukan
4
Jurnal Kesehatan dan Budaya “ HIKMAH” AKBID Islam Al-Hikmah Jepara melakukan pelayanan kesehatan maternal,
dengan menggunakaan metode kontrasepsi
khususnya
/
khususnya bagi ibu yang mmemiliki risiko
konseling ibu hamil, terutama bagi ibu yang
tinggi untuk hamil dan bagi mereka yang
memiliki risiko tinggi kehamilan / mengalami
hamil
komplikasi,
pemeriksaan
dalam
pelaksanaan
meningkatkan\
KIE
penyuluhan
diharapkan secara
untuk rutin,
melakukan serta
dapat
kepada masyarakat tentang faktor – faktor
melakukan persiapan secara dini terhadap
risiko,
kemungkinan dilaksanakannya rujukan
gejala
dan
tanda
terjadinya
komplikasi, dan upaya pencegahan kejadian kematian
maternal,
menggalakkan
SUMBER PUSTAKA
pelaksanaan program Gerakan Sayang Ibu (GSI) sehingga terjalin kerjasama lintas sektoral dalam menurunkan angka kematian maternal. Sedangkan bagi masyarakat agar perlu mengenali tanda – tanda dini terjadinya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga bila ibu mengalami komplikasi dapat segera ditangani oleh petugas kesehatan, anggota keluarga dan masyarakat secara
perlu
dini
dilakukannya
melakukan
terhadap rujukan
persiapan
kemungkinan
pada
saat
ibu
mengalami komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, seperti persiapan biaya, sarana transportasi,
sehingga
terjadinya
dapat
mencegah
keterlambatan
rujukan,
penggalangan dana sosial bagi ibu bersalin yang
kurang
persiapan
mampu,
donor
pendataan
darah
dari
dan warga
masyarakat dan pembentukan ambulan desa melaksanakan
perencanaan
kehamilan
ISSN: 1907-1396 Vol.07 No.02 Edisi November 2014
1. http://www.kesehatanibu.depkes.go.i d/wpcontent/uploads/downloads/2013 /01/Factsheet_Upaya-PP-AKI.pdf 2. http://www.unpad.ac.id/2013/04/profdinan-s-bratakoesoema-tinggi-angkakematian-ibu-aki-di-indonesia/ (Maulana, 2013) 3. http://www.republika.co.id/berita/nasi onal/daerah/13/02/16/mi9ugymenkes-angka-kematian-ibumelahirkan-masih-tinggi(Yudha Manggala P Putra, 2013) 4. Cunningham, F.Gary, Norman F. Gant, et all. Williams Obstetrics international 5. edition. 21 st edition. Page 619-663. 6. Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 8. Wiknjosastro Hanifa, Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardo. 9. Murray, Sharon Smith & Emily Slone McKinney. (2007). Foundations of 10. Maternal-Newborn Nursing 4th Edition. Singapore: Saunders. 11. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
5