dlajah
BISNIS MACHO M e m a n g k a s
www.dlajah.com
Z a m a n
@dlajahmagz
@dlajah
"Yang membedakan mereka ada pada konsumennya. Maskulinitas menjadi sebuah nutrisi penting bagi seorang pria"
02
GENERASI KE GENERASI Para pria sudah memulai merawat dirinya sejak tahun 296 sebelum masehi. Jenggot, kumis dan rambut sudah menjadi bagian tubuh yang sangat diperhatikan oleh bangsa Romawi dan Yunani pada masa itu. Pemangkasan rambut modern yang ada sekarang ini dipelopori oleh kaum afro-amerika di awal abad 19. Teknik dan peralatannya pun masih digunakan hingga saat ini. Tentunya bisnis bersolek pria ini juga tiba di Indonesia dengan pengaruh budaya dan keahlian yang diwariskan secara turun temurun dan generasi ke generasi. Bagi Bandung, sesuatu tidaklah seru tanpa kreasi dan inovasi. Memodifikasi sesuatu secara kreatif tanpa mengurangi esensi dari pelayanan dan keramahan, menjadikan usaha ini sebuah kekinian yang tidak bisa ditolak pasar.
03
MENGENAL SEJARAH
Para pelanggan Sawargi yang berusia senja sudah mepercayakan Sawargi untuk memangkas rambutnya selama puluhan tahun
04
Semua dimulai ketika M.Aro mendapatkan pendidikan dari seorang Jepang dan bekerja di sebuah barbershop bersama 4 orang rekannya di tahun 40'an.
Sedari awalnya, lokasinya tak beranjak dari Jalan Saad No.16. Selain itu, barang yang digunakan sebagian masih retro punya.
Dari semua ke-empat rekannya, hanya M.Aro yang meneruskan profesi sebagai barber hingga akhir hayatnya.
Kata Sawargi bermakna "Ikatan Keluarga". Sang pendiri sendiri yang memberikan nama itu pada usahanya. Filosofinya begitu tinggi. Pak M.Aro selalu menempatkan pelanggan dan pekerja dalam lingkaran keluarga. Maka dari itu, hingga kini, baik pekerja maupun
Sawargi yang merupakan barbershop milik M.Aro adalah yang paling jadul yang ada di kota Bandung.
pelanggan bertahan secara turun temurun, karena memang sudah menjadi layaknya keluarga untuk terikat dengan Sawargi. Dari generasi ke generasi, Sawargi menurunkan usahanya pada anak tunggalnya, Yaitu Pak H.Ahmad Tosin. Lalu Pak H.Ahmad Tosin pun punya anak tunggal yang sekarang mengendalikan Sawargi di Generasi Ke-3. Adalah Kang Ichad yang saat ini pun memiliki anak tunggal laki-laki yang
kelak akan meneruskan prinsip bisnis Sawargi. Di antara para juru pangkas yang ada di Sawargi, adalah Pak Lili yang paling senior dan telah menembus usia 81 tahun lebih. Selagi muda ia sudah memainkan alat cukur di Sawargi, dan hingga kini ia masih berkarya. Tangan kecoklatan yang telah termakan usia masih lihai dan pelanggannya masih percaya akan kehandalan dan pengalamannya.
05
Salah satu kursi cukur buatan Cina yang masih bertahan dan tetap digunakan hingga kini
Kursi cukur retro, icon di Sawargi dengan ditemani beberapa ‘benda pusaka’ yang masih disimpan dan dipajang sebagai bukti rentang usia bisnis yang tidak bisa dianggap sepele. Kursi ‘Charles Bronson’ bertuliskan Chicago tahun 30-an seolah meresap dalam suasana pelayanan di sini bersama kursi-kursi jadul lainnya. Banyak pengusaha barbershop baru mengincar kursi-kursi ini sehingga penawaran melejit ke angka seratus juta rupiah. Namun demikian, Sawargi tidak berkeinginan melepasnya bahkan satupun karena memegang wasiat pendiri yang ingin menjaga ‘berkah’ dari sejarahnya.
06
Botol-botol sprayer rambut yang Sawargi miliki sejak awal berdiri
Sawargi punya racikan tonic, rambut khusus yang dibuat hanya untuk pelanggan. Selain itu, ada juga pisau kerik atau juga disebut dengan pisau ‘cap dua orang’ yang sebenarnya bermerk Friodur. Ada pula pisau ‘solingen’ yang memang dibuat di Solingen, Jerman. Solingen, kota besar di North Rhine-Westphalia Jerman, termasyur karena penghasil pisau berkualitas. Solingen disebut sebagai ‘City of Blades’ atau ‘Kota Pisau’ dan merupakan pusat pembuatan pisau di negeri tersebut.
07
Alat cukur clipper yang masih bisa dipakai hingga kini
Selain itu pusaka yang tak mudah didapatkan saat ini ialah vintage clipper manual yang dibikin Carl Schlieper dari Jerman. Tukang cukur di Bandung dan sekitarnya menyebutnya gunting ketek atau gunting keuyeup, atau gunting kuya. Saat ini clipper dirancang dengan menggunakan daya listrik, sedangkan saat mati lampu, hanya alat manual saja yang bisa beraksi. Beruntung mereka yang masih merasakan dipangkas rambutnya dengan clipper Carl Schlieper Jerman ini. Kalau memang Sawargi adalah produk bermerk, sepertinya rambut kepala para pejabat di Jawa Barat khususnya di Bandung sudah nampak brand ‘Sawargi’ yang juga adalah diturunkan dari tiap pemimpin ke pemimpin berikutnya untuk dicukur rambutnya di Sawargi.
08
Berkonsentrasi penuh dalam melakukan pekerjaan
09
GAYA BISNIS DAN BELAHAN PA S ARNYA
Kini, keberadaan pemangkas rambut tradisional sudah mulai bergeser ke arah yang lebih kontemporer. Yang muda dan bergairah tak takut menerjuni bisnis ini walau urusannya sama saja, pemangkasan rambut yang sama dengan mereka yang memulainya di bawah pohon.
10
Pemangkas rambut DPR atau ‘Di bawah Pohon Rindang’ nyatanya jadi training center tak terorganisir.
Mungkin di sini skill dipoles hingga siap turun ke bisnis yang lebih lengkap amunisinya. Dengan jubah dan kursi seadanya, cukur rambut DPR bikin suasana kota serasa di tahun 70-an. Lupakan soal debu dan panas, karena bayarannya pun tak menjamin kenyamanan itu semua. Asalkan potongan mantap di depan cermin, debu dan panas pun tak masalah.
Tersebutlah pangkas rambut DPR di kawasan Tegallega yang sudah lama bercokol. Walau di bawah pohon, bisnis rambut ini sudah bertahan lama, dan diturunkan dari seorang pencukur rambut ke pencukur rambut lainnya. Walau tak ada ikatan darah secara tradisi, pencukur rambut DPR ini pun bertahan seolah dari generasi ke generasi, dari cikal bakal pengusaha rambut satu ke cikal bakal pengusaha rambut lainnya.
Dengan menggantungkan peralatan cukur rambut seperti cermin dan clipper, serta wadah sisir dan guntingnya di batang pohon, pemangkas rambut DPR telah tumbuh dengan saksi bisu pohon Mahoni yang dijadikan tempat mereka mangkal. Seperti cara pria mengacak pakem potongan rambut yang lazim ditata, bisnis pangkas rambut pun beragam gayanya. Mulai dari memanfaatkan keteduhan sebuah pohon rindang, hingga hembusan angin dari kipas bahkan air condition, bisnis pangkas rambut dibuat sejalan dengan belahan pasarnya.
11
12
Tak hanya ambience yang dipelintir, nama pun dibuat cantik. Cantik menurut gaya pria. Inilah yang terjadi dengan barbershop yang baru-baru ini marak di tiap tempat di Kota Bandung dan kota lainnya. Kopi panas, wifi, hingga air-condition pun disediakan. Tempat duduk untuk menunggu pun disuguhi gambar-gambar produk dan layanan seperti pomed bahkan topi dan T-Shirt sekali pun.
Untuk mengikat preferensi, nuansa yang tak berbanding dengan barbershop lain diciptakan. Katakanlah Barber Bos menjual mural kreatifnya bagi pria yang mudah tergugah dengan kreativitas. Like A Boss bahkan menyundul konsep wildwest dengan juru pangkas mengenakan topi cowboy dan rompinya saat pelanggan duduk dan siap dibuat macho.
Eksterior barbershop yang dihias secara kreatif untuk menambah ketertarikan para calon konsumen
13
Pemangkas rambut di Like A Boss barber dengan seragam ala western
14
Like A Boss punya lokasi unggul, yaitu di sekitar kampus besar dan hotel serta apartemen. Wisatawan yang nyadar akan keberadaannya sudah biasa melipir dan mendapatkan treatment dari cowboy pencukur rambut ini secara maksimal, yakni rambut higga janggut dan kumis, juga massage.
15
16
Lain lagi dengan Barber Pop yang cabangnya sudah di beberapa tempat. Konsepnya lebih memanjakan para muda yang keep-in-touch dengan dunia hiburan. Dipasangnya TV cable di tiap muka meja rias bukan sebuah guyonan, tapi efektif untuk menjerat belahan pasarnnya
Tak terlalu berbeda dengan salon rambut kebanyakan, barbershop uniknya diposisikan bagi mereka yang mengharapkan kenyamanan layanan dengan sentuhan romantisme masa lalu. Warna hitam dan putih tak heran menjadi dominan beberapa barbershop untuk pilihan nuansa.
17
tri v ia sepanjang ramb u t
Rambut sedianya tumbuh dimana-mana bagi seorang pria dewasa, tapi hanya rambut kepala saja yang paling subur bagi kebanyakan orang. Bukan rambut di alis, di hidung, di lengan, di dada, atau di ketiak misalnya. Normalnya, menurut pendapat orang yang punya waktu meneliti rambut selain memotongnya, rambut rata-rata tumbuh sepanjang 1,25 centimeter tiap bulannya. Itu pun tergantung lokasi rambut, genetika, hormon androgen, usia, pola makan, dan kondisi kesehatan seseorang. Ada juga yang berhipotesa bahwa mereka yang berada di daerah dingin akan memiliki pertumbuhan rambut lebih cepat karena terdorong untuk melindungi tubuh kita. Rambut tak punya urat, karenanya ia tak berdarah-darah saat dipotong. Tak hanya itu, rambut pun tumbuh, istirahat, berhenti tumbuh, dan akhirnya gugur alias rontok. Pada dasarnya rambut tumbuh dari akarnya yang terus membelah diri sebagai sel aktif. Di dalam fase tertentu, pertumbuhan rambut baru mendorong rambut tua untuk gugur dan digantikan rambut baru, dan sering kali terjadi jauh sebelum rambut itu memutih. Seperti siklus bisnis itu sendiri.
18
Nutrisi mineral seperti gelatin, vitamin E, dan keratin bikin rambut tak mudah rontok. Bahkan, makanan bagi rambut ini justru menguatkan dan membuat rambut jadi sehat.
Banyak yang gagal paham, bahwa mencuci rambut dengan shampoo dikira dapat memanjangkannya. Panjang rambut tergantung pembelahan sel rambut. Jadi yang perlu dipikirkan bagi yang ingin panjang rambutnya ialah cara sel bisa membelah diri dengan cepat. Rambut di kepala lebih lama berada pada fase pertumbuhan dibanding rambut lainnya. Jumlah rata-rata rambut di kepala manusia sekitar 100.000 helai. Syukurlah bahwa di alis, bulu mata, atau tangan dan kaki pertumbuhan lebih cepat beranjak ke fase istirahat. Bisa dibayangkan bila bulu mata kita tumbuh seperti model dengan bulu mata berlebih. Rambut di kepala semakin menjadi perhatian penting bagi pria. Entah karena semakin sadar penampilan, mitos yang mengaitkan rambut lebat dan kejantanan, atau sederhananya karena musiman saja.
19
K R E AT I V I TA S P E B I S N I S
Ruang terbuka yang fleksibel dengan desain yang kekinian
20
Muda mudi sekarang tak behenti dengan kreativitas layanan. Nuansa klasik dibuat nyata walau jelas bahwa barbershop tak mesti bermakna jadul atau dikonotasikan kolot. Bagi generasi sekarang, barbershop itu pilihan. Pria dewasa yang melipir ke salah satunya punya selera macho dan sekaligus klasik. Sepertinya ada keterikatan dengan masa lalu yang hampir sirna yang dimunculkan oleh barbershop saat ini.
Polanya mungkin sama, dimana barbershop baru yang menjamur ini tumbuh subur di kitaran kampus. Dengan kekuatan promosi ‘dari mulut ke mulut’ secara digital alias social media, barbershop sekarang banyak ‘bermain’ di media digital untuk mengenalkan layanannya.
Barang dagangan, aksesoris, dan peralatan mencukur yang ditata di dalam sebuah Mini Van
Lihat saja Black Box, dimana ia mendefinisikan ulang pangkas rambut keliling. Dengan armada seperda motornya bahkan mobil khusus pangkas rambut, Black Box sudah melangkah pada going mobile. Tak cuma mobility, ia pun merangkai aplikasi khusus bagi pelanggannya yang jelas memanfaatkan netizen yang rambutnya perlu dibikin gaya.
Apakah ini sebuah kebetulan saja, atau mungkin sebuah fenomena barber diaspora dimana hampir semua tukang cukur di Bandung berasal dari Kabupaten Garut, mulai dari Sawargi yang paling tua, hingga Barber Bos yang usianya belum lewat satu tahun.
21
THANK TO: Sawargi Barber Jln.Saad No.16, Bandung ................... BarberPop Jln. Karangsari Bandung .............. Like A Boss Barber Jln. Surya Sumantri No. 72A, Bandung .......................... BarberBoss Jln. Surya Sumantri No.4, Bandung ................ BlackBox Jl.Rancabolang No.49B Margahayu Raya Bandung ............ Para pencukur rambut kawasan Tegallega Bandung ......................................
A d a k e s an kuat bahw a pri a ya n g d a tang ke barbe rs hop m e n c o ba memis ahkan k e b i n g u n gan antara mas kul in d e n g a n ti d ak terl al u mas kulin. B a rb e rs h o p bukanny a lebih ti n g g i kual itas has il dan p e k e rj a a n ny a. T api y ang j elas , a d a k e te ri katan antara s e orang p e l a n g g a n dengan te mpatny a k a l a u ti d a k has i l dan carany a me lay ani.
Kontak Jl. Kyai Gede Utama No. 12, Bandung - 40132, Jawa Barat, Indonesia Telepon: +62 22 250 1925 +62 811 220 2222 (Dira) Fax: +62 22 251 6752
[email protected]
23