Prosiding Seminar Besar Nasional Komunikasi KOMUNIKASI @2014 Komunikasi dan Pemilu 2014 : Persiapan, Pelaksanaan dan Masa Depan Padang, 26-27 November 2013 Tim Reviewer : Dr. Endah Murwani, M.Si Dr. Irwansyah, M.A Dr. Mulharnetti Syas, M.Si Dr. Eni Maryani, MSi Dr. Eko Harry Susanto, MSi Dr. Rino F. Boer Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D Editor : Dr. Endah Murwani, M.Si Dr. Rajab Ritonga, M.Si Ade Kadarisman, S.Sos, MT Diterbitkan oleh : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Jl. Raya Boulevard Blok CB no 1 Kelapa Gading Jakarta Utara 14250
ISBN : 978-602-14699-0-3
DAFTAR ISI KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN @2014
KOMUNIKASI BERBASIS MODAL SOSIAL :
MENISCAYAKAN KEPEMIMPINAN INDONESIA MASA DEPAN
TANTANGAN DAN KARAKTER PEMIMPIN 2014
KOMUNIKASI POLITIK PEMIMPIN MASA DEPAN
HAL 34
YANG BERKARAKTER
RAGAM KOMUNIKASI POLITIK “NJAWANI”
MENJELANG PEMILU 2014
KEPEMIMPINAN DI ERA DIGITAL MENUJU
MASYARAKAT MADANI
KOMUNIKASI, PENCITRAAN,
DAN KEPEMIMPINAN @2014
KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN DAN POLITIK
KEKERABATAN DALAM PERSPEKTIF BIROKRASI IDEAL
PEMIMPIN, KOMUNIKASI POLITIK DAN
PENGARUH SOSIAL MEDIA
GAYA KOMUNIKASI PEMIMPIN
QUO VADIS KOMUNIKASI KEPRESIDENAN ?
PERAN MEDIA SEBAGAI BAGIAN EARLY WARNING SYSTEM DALAM PENCEGAHAN KONFLIK SOSIAL
ETIKA DAN MORAL : PERTARUHAN DAN PERGULATAN POLITIK CALON LEGISLATIF PADA PEMILU 20144
ROKOK MEMBELAH INDONESIA REGULASI KOMPREHENSIF TERHADAP ROKOK AMAT KRUSIAL
KOMUNIKASI DAN DINAMIKA SOSIAL
PERAN NORMA SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN SOCIAL CAPITAL
PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI MEDIA SOSIAL YANG DIGUNAKAN REMAJA
PEMANFAATAN MEDIA MASSA DI PESANTREN MODERN (ISLAMIC BOARDING SCHOOL) DI JAWA BARAT
WEBSITE SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA
OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI MENUJU CYBERCITY
PENGARUH NEW MEDIA TERHADAP PERKEMBANGAN CYBER SOCIETY
PEMANFAATAN MEDIA MASSA DI PESANTREN MODERN (ISLAMIC BOARDING SCHOOL) DI JAWA BARAT 1
3 Dede Mulkan, 2 Gumgum Gumilar 123 Program Studi Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran email :
[email protected] [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media massa oleh santri pesantren modern (Islamic boarding school) dengan menggali informasi mengenai akses media massa untuk mendapatkan informasi dari luar pesantren, pola pemanfaatan media massa di pesantren, dan peran pengasuh dalam pemanfaatan media massa di lingkungan pesantren modern.
Penelitian dilaksanakan di empat wilayah Jawa Barat. yaitu SMA Pesantren Unggul Al-Bayan Sukabumi , Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Ciamis, Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Kabupaten Bandung, dan Madrasah Aliyah Husnul Khotimah Kuningan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode gabungan
(mixed method). Survei melalui
penyebaran kuesioner, Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam (depth interview). Responden survei dipilih secara acak di lingkungan Pondok Pesantren. FGD dilakukan kepada para siswa yang mewakili siswa yang dipilih dengan kriteria tertentu. Wawancara mendalam dilakukan kepada Pimpinan Pondok Pesantren untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan, kaitannya dengan pemanfaatan internet oleh para santri. Data juga dilengkapi dengan melakukan observasi, studi pustaka, dokumentasi dan penelusuran data online. Hasil penelitian menunjukkan, media massa belum dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa di pondok pesantren untuk mencari informasi dari luar pondok, hal ini karena keterbatasan fasilitas, waktu dan fasilitas penunjang lainnya . Pemanfaatan media massa di lingkungan yang memiliki keterbatasan dalam aksesnya memiliki beberapa pola yang mirip. Pola pemanfaatan ini melibatkan kebijakan pondok, proses belajar mengajar mata kuliah tertentu dan juga orang tua atau kerabat saat berkunjung.
Pengasuh pondok maupun guru memiliki pengaruh yang kuat dalam akses media massa oleh para santri. Mereka memberikan aturan yang jelas dan tegas yang membatasai pemanfaatan internet.
Kata kunci ; pesantren, pesantren modern, internet, santri, boarding school, akses
PENDAHULUAN Masyarakat modern semakin akrab dengan media massa dan internet. Bagi masyarakat perkotaan di Indonesia, media massa sudah menjadi bagian dari kebutuhan dan gaya hidup sehari-hari. Bahkan tren penggunaan media massa dan internet merambah daerah pinggiran dan pedesaan. Internet mewarnai hampir segala aspek kehidupan. Penggunaan media massa dan internet di bidang pendidikan bukan hanya pada lingkungan pendidikan umum tetapi juga pada pendidikan khusus misalnya pesantren. Dikenal beberapa istilah pesantren antara lain, Pesantren Tradisional, Pesantren Modern dan Pesantren adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Sistem madrasah atau jenjang-jenjang juga diterapkan untuk lebih memudahkan sisten pengajaran yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, pesantren ini tidak mengenalkan pengajaran pengetahuan pelajaran umum dalam sistem madrasah-madrasah yang dikembangkannya, atau membuka tipe
yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti; MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK dan bahkan Perguruan Tinggi dalam lingkungannya. (Depag: 2002). Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, on-line (internet). (Ardianto, Karlinah, dan Komala 2007 : 103 ) Menurut Shirley Biagi dalam bukunya Media/Impact Pengantar Media Massa, Istilah Industri media massa (mass media industries) menggambarkan delapan jenis usaha atau bisnis media massa. Kedelapan industri media tersebut adalah: 1. Buku, 2. Surat Kabar, 3. Majalah, 4. Rekaman, 5. Radio, 6. Film, 7. Televisi, dan 8. Internet. (Biagi, 2010). Fungsi media massa pada hakikatnya sejalan dengan fungsi komunikasi massa karena media massa adalah bagian dari komunikasi massa. Fungsi Komunikasi massa secara umum adalah fungsi informasi, fungsi pendidikan dan fungsi memengaruhi. (Effendy, 2005). Internet di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Berdasarkan data dari World Internet Statistic, pengguna internet di Indonesia per juni 2012 mencapai 55 juta, meningkat tajam dibandingkan dengan tahun 2000 yang berjumlah 2 juta pengguna. Indonesia berada di peringkat ke empat negara pengguna internet di Asia. Posisi Indonesia di bawah China, India, dan Jepang.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode gabungan (mixed method) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner, sedangkan kualitatif melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam (depth interview). Angket disebarkan ke 181 Responden yang terdiri dari 49 responden dari SMA Pesantren Unggulan Al-Bayan, 49 responden dari MAN Darussalam, 36 dari Pesantren Modern Husnul Khotimah dan 47 responden dari Pesantren Modern Al-Ihsan. Wawancara Mendalam dilakukan dengan pimpinan atau pengelola pesantren modern dan FGD diikuti oleh 10 orang peserta dari masing-masing pesantren modern.
HASIL PENELITIAN SMA PU Al Bayan, MAN Darussalam, MAN Husnul Khotimah dan Pesantern Modern Al Ihsan memiliki memiliki kebijakan tersendiri dalam pemanfaatan media massa oleh santrinya. Keempat pesantren modern tersebut memberikan fasilitas untuk akses media massa, termasyuk internet.
AKSES INTERNET DI LINGKUNGAN PESANTREN FASILITAS AKSES YANG DISEDIAKAN DI PESANTREN MODERN Pesantren menyediakan fasilitas media massa yang dapat diakses oleh siswa, diantaranya; Media Cetak (Koran, tabloid dan majalah), setiap pesantren menyediakan koran yang dapat dibaca santri di perpustakaan, selain itu MAN Darussalam mengizinkan santrinya berlangganan Koran sedangkan SMA PU Al Bayan menyediakan tabloid dan majalah di perpustakaan. Televisi. SMA PU Al Bayan, MAN Darussalam, MAN Husnul Khotimah menyediakan fasilitas televisi, sedangkan Pesantern Modern Al Ihsan tidak menyediakan. Internet, fasilitas ini disediakan di semua pondok pesantren, hanya saja penggunaannya diatur dan dibatasi oleh kebijakan pesantren. Laboratorium computer menjadi tempat akses internet disetiap pesantren, terutama untuk menunjang proses belajar mengajar. Selain di laboratorium komputer, SMA PU Al Bayan menyediakan ruang khusus akses internet yang penggunaannya diatur oleh lingkungan sekolah yang dapat diakses oleh santri di luar jam belajar. Keempat pesantren tidak menyediakan fasilitas khusus untuk radio.
PEMBATASAN AKSES INTERNET DI LINGKUNGAN PESANTREN Pembatasan penggunaan media massa dilakukan oleh pengelola pesantren, bentuk pembatasan tersebut antara lain; media cetak hanya disediakan di perpustakaan dengan jumlah terbatas, sehingga santri harus bergantian untuk membacanya; televisi hanya disediakan di ruangan tertentu,
SMA PU Al Bayan dan MAN Darussalam menyediakan televisi di pondokan dan sekolah yang bisa digunakan bersama, sedangkan MAN Husnul Khotimah dan Pesantern Modern Al Ihsan menyediakan di sekolah; Pembatasan waktu untuk akses internet, pembatasan konten yang dapat diakses, pembatasan penggunaan laptop dan handphone.
CARA SISWA MEMENUHI KEBUTUHAN AKSES MEDIA MASSA Beberapa cara siswa memenuhi kebutuhan akses internet; pertama, mengikuti kebijakan pengelola pesantren dimana mereka hanya mengaksesmedia massa internet pada ruang dan waktu yang telah ditentukan. Kedua, menggunakan kesempatan saat orang tua atau keluarga berkunjung, Seluruh pesantren memberikan waktu khusus untuk kunjungan keluarga atau kerabat dari siswa. Pada saat kunjungan keluarga, sebagian siswa biasanya menggunakan kesempatan tersebut untuk mengakses media massa yang dibawa keluarga dan juga internet melalui laptop yang dibawa keluarga. Ketiga, mengakses internet ketika pulang, saat pulang siswa/santri memiliki waktu luang untuk mengakses media massa.
INFORMASI YANG SERING DIAKSES OLEH SANTRI Berdasarkan survey yang dilakukan, Koran yang paling banyak dibaca adalah Pikiran Rakyat dan Koran lokal, tabloid yang dibaca tabloid hobi misalnya komputer dan olah raga, sedangkan siaran televisi yang ditonton adalah berita. Akses internet oleh santri paling banyak untuk media sosial dan berita.
POLA PEMANFAATAN INTERNET OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN MODERN PEMANFAATAN MEDIA MASSA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS Media massa dipergunakan dalam proses belajar mengajar di kelas. Koran dan majalah dipergunakan untuk pelajaran bahasa Indonesia dan PPKN, sedangkan televisi digunakan oleh MAN Darussalam untuk pelajaran bahasa inggris, televisi satelit dengan siaran dari luar negeri disediakan di kelas. Internet dipergunakan dalam proses pembelajaran di kelas, dari keempat pesantren pola pemanfaatan internet dalam proses belajar mengajar sebagai berikut; Guru menjadi sumber informasi utama di sekolah atau pesantren. Pesantren yang membatasi siswa untuk mengakses internet, ternyata memberikan fasilitas serta keleluasaan pada guru dalam penggunaan media ini.
PEMANFAATAN INTERNET DALAM PROSES PENUGASAN Penugasan dari guru mendorong siswa untuk mengakses internet. Penugasan yang dilakukan guru antara lain; mencari penjelasan mengenai materi yang dibahas, mencari contoh kasus, mencari teks dan menganalisisnya dan mencari literature tambahan untuk melengkapi materi di kelas.
PEMANFAATAN INTERNET MELALUI INISIATIF SENDIRI Pola yang ketiga adalah siswa sendiri yang berperan aktif untuk mencari informasi melalui media massa, walaupun itu tidak berkaitan dengan proses belajar di kelas maupun penugasan. Hal yang dicari siswa antara lain; berita terbaru, informasi seputar hobi, bisnis dan berhubungan dengan orang lain melalui jejaring sosial.
PERAN PENGELOLA DALAM PEMANFAATAN INTERNET DI PESANTREN MODERN Pengelola yang terdiri dari kiyai dan pengasuh pondok serta kepala sekolah dan guru-guru mempunyai peranan yang besar dalam pemanfaatan media massa di lingkungan pesantren. Kebijakan yang dikeluarkan pengelola dalam membatasi siswa dalam mengakses media massa, antara lain;
KEBIJAKAN DALAM AKSES MEDIA MASSA DI PESANTREN Pembatasan akses media massa oleh santri seperti yang telah diuraikan pada bagian pertama yaitu pembatasan ruang dan fasilitas yang disediakan, waktu, konten dan penggunaan penunjang lain seperti laptop dan hp. Kebijakan tersebut telah disosialisikan kepada orang tua dan santri pada awal mereka masuk sebagai santri, karena kebijakan ini terangkum dalam kebijakan umum untuk menjadi santri di pesantren modern.
MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP AKTIVITAS AKSES MEDIA MASSA OLEH SISWA Pengawasan untuk media cetak tidak terlalu sulit, karena yang menentukan Koran, tabloid atau majalah yang disediakan dilakukan oleh pengelola. Pengawasan penggunaan televisi terutama di pondokan dilakukan oleh dilakukan oleh pengasuh pondok dengan tempat dan waktu untuk menonton sudah ditentukan. Televisi di sekolah penggunannya diawasi langsung oleh guru. Pengawasan akses internet dilakukan dengan khusus; Laboratorium dengan koneksi internet dilengkapi dengan software yang dapat mengecek halaman atau situs apa saja yang di akses oleh siswa. Mengawasi siswa yang dizinkan mengakses internet di luar lingkungan pesantren, biasanya dilakukan oleh guru. Pengelola, guru maupun pengasuh pondok memberikan pemahaman tentang pengaruh positif dan negatif pemanfaatan media massa terutama internet.
MEMBERIKAN SANKSI APABILA TERJADI PELANGGARAN TERHADAP KEBIJAKAN PESANTREN Sanksi merupakan tahapan selanjutnya apabila dalam pengawasan ditemukan pelanggaran kebijakan yang dilakukan oleh siswa/santri. Bentuk sanksi yang dikenakan oleh pengelola antara lain; Teguran, sanksi teringan yang berikan kepada siswa. Teguran bisa dilakukan saat pelanggaran terjadi, misalnya pengawas di lab menegur siswa yang mengakses halaman yang tidak berhubungan dengan materi sekolah. Peringatan, peringatan ini terdiri dari peringatan lisan dan peringatan tertulis. Skorsing, ini diberikan apabila telah diberi peringatan siswa masih melakukan pelanggaran lagi. Mengembalikan orang tua, Tahapan sanksi terberat dimana siswa dikeluarkan dari pesantren dan dikembalikan ke orang tua. Tahapan pemberian sanksi ini telah diketahui oleh orang tua.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan, Santri/siswa belum memanfaatkan akses media massa dengan maksimal karena ada pembatasan oleh pihak pengelola pesantren, sehingga media massa belum menjadi sumber utama dalam memperoleh informasi. Pola pemanfaatan media massa pun menjadi terbatas hanya seputar kegiatan belajar mengajar yang dominan dilakukan oleh guru serta dalam bentuk penugasan. Jika ada waktu memungkinkan untuk mengakses media massa dan internet, baru mereka dapat melaksanakan inisiatif sendiri. Peran pengelola menjadi begitu besar dan kuat terutama dalam penerapan aturan dan memberikan sanksi apabila ada siswa yang melanggar aturan dalam pemanfaatan media massa terutama internet. Saran, Konsep media literacy perlu dikembangkan di lingkungan pesantren, karenanya pengelola pesantren diharapkan menambah ruang untuk akses media massa dan menambah waktu akses internet oleh santri dengan tetap memberikan pembatasan sesuai nilai-nilai dalam pesantren. Pola pemanfaatan media media massa dikembangkan lagi tidak hanya pada proses belajar mengajar ataupun penugasan. Aspek lain yang bisa dikembangkan berkaitan dengan pemanfaatan untuk hobi dan kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro. Erdinaya, Lukiati komala dan Karlinah, Siti. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Biagi, Shirley. 2010. Media/Impact. Pengantar Media Massa. Jakarta:Penerbit Salemba Humanika Tradisi Pesantren. Jakarta:LP3ES Depag. 2002. Pedoman Pondok Pesantre. Jakarta Effendy, Onong Uchjana Drs., M.A., 2005, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remadja Karya, Bandung Geertz, Clifford. 1993. Religion as a cultural system. In: The interpretation of cultures: selected essays. Fontana Press. University of Oxford. Umar, Abdullah Ibnu. 2012.
http://ruanginstalasi.
wordpress.com/2012/09/19/pesantren-antara-tradisional-dan-modern. diakses 1 november 2013 pukul 20.00 wib. ……….Asia top internet countries june 30, 2012. www.internetworldstats.com/stats3. diakses 10 Oktober 2013 pukul 21.30 wib.
BIODATA PENULIS/PEMAKALAH Dr. Dede Mulkan. Kelahiran Kuningan, 2 September 1965. Meraih gelar Doktor pada bidang Televisi di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung pada Tahun 2011. Menyelesaikan pendidikan jenjang Pascasarjana S2 pada Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Tahun 1996, dan program Sarjana dari Jurusan Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD Tahun 1988. Aktif sebagai dosen di Jurusan Ilmu Jurnalistik FIKOM-UNPAD sejak Tahun 1989 hingga sekarang. Untuk berkomunikasi bisa melalui email: mulkandede@gmail. com atau @padekan on Twitter atau melalui FB dengan account: Padekan Selamanya atau Blog: padekan.wordpress.com. Gumgum Gumilar, M.Si. lahir di Bandung, 14 Desember 1973. Menyelesaikan S1 di Jurusan Ilmu Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran lulus tahun 1998, dan S2 di BKU Ilmu Komunikasi, Program Pascasarja Unpad lulus tahun 2007. Sejak tahun 2008 sampai sekarang menjadi dosen di Jurusan Ilmu Jurnalistik Fikom Unpad. Aktif mengelola blog rahmasyilla. wordpress.com dan website amazingbandung.com. untuk kontak dapat melalui email: re.gumilar@ gmail.com dan
[email protected].