Judul
: PELAKSANAAN GANTI RUGI TERHADAP KERUSAKAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT PADA PT. ASURANSI RAMA SATRIA WIBAWA SURAKARTA.
Disusun oleh : Setyawan Hesta Rustendi NPM
: 13101070
FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI Tujuan Penelitian ini adalah Mengkaji konsekwensi hukum yang harus dilakukan oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut. Pengangkutan laut memiliki resiko tinggi, karena sangat dipengaruhi oleh cuaca, sehingga tidak jarang barang-barang yang diangkut mengalami kerusakan bahkan terpaksa hilang karena kapal yang mengangkutnya tenggelam. Kerugian demi kerugian selalu diderita oleh pemilik barang bahkan tidak jarang terjadi konflik antara pemilik barang dan perusahaan angkutan laut atau pembeli (buyer), untuk menghindari permasalahan pertanggungjawaban kerusakan/kehilangan barang yang diangkut maka dibutuhkan sebuah pertanggungan atas resiko/bahaya tersebut melalui sebuah asuransi. Metode penelitian ini menggunakan Jenis penelitian penelitian hukum normatif karena mengkaji ketentuan pemberian ganti rugi atas kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut di PT. Asuransi Rama Satria Wibawa Surakarta dalam studi kasus pada Polis Nomor 130301110006 atas nama CV Citra Karya Indotama terhadap asas-asas hukum yang berlaku dan sinkronisasi terhadap hukum yang terkait. Berdasarkan pada hasil kajian pustaka dan analisa yang dilakukan penulis terhadap ketentuan Polis Asuransi Pengangkutan Barang melalui Laut di PT. Asuransi Rama satria Wibawa Surakarta dalam studi kasus pada Polis Nomor 1303011100006 atas nama CV Citra Karya Indotama Bentuk konsekwensi hukum yang diberikan oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut adalah dengan memberikan ganti rugi kepada tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai antara tertanggung dan PT. Asuransi Rama Satria Wibawa. Dalam hal ini PT. Asuransi Rama Satria Wibawa sepakat menggunakan kondisi pertanggungan Full Cover atau Institute Cargo Clouses A. PT. Asuransi Rama Satria Wibawa akan membayar kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut yaitu dengan dikurangi pembebanan biaya resiko sendiri.Adapun Faktor-faktor Yang Menghambat Dalam Pelaksnaaan Pemberian Ganti Rugi Oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, ada dua macam yaitu: Faktor yang ditimbulkan oleh tertanggung sendiri. Dan Adanya pengangkutan barang melalui laut ke luar negeri di dalam itu tidak hanya milik tertanggung saja, tetapi milik orang atau banyak orang lain
1
dimana barang-barang milik orang atau banyak orang dipertanggungkan ke perusahaan-perusahaan asuransi yang lain.
tersebut
juga
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pengangkutan laut memiliki resiko tinggi, karena sangat dipengaruhi oleh cuaca, sehingga tidak jarang barang-barang yang diangkut mengalami kerusakan bahkan terpaksa hilang karena kapal yang mengangkutnya tenggelam. Kerugian demi kerugian selalu diderita oleh pemilik barang bahkan tidak jarang terjadi konflik antara pemilik barang dan perusahaan angkutan laut atau pembeli (buyer), untuk menghindari permasalahan pertanggungjawaban kerusakan/kehilangan barang yang diangkut maka dibutuhkan sebuah pertanggungan atas resiko/bahaya tersebut melalui sebuah asuransi. Barang-barang yang diangkut melalui laut pada umumnya harus diasuransikan kepada perusahaan asuransi. Dewasa ini tidak ada perusahaan pelayanan niaga atau pengangkut yang mau menerima barang-barang untuk diangkut ke tempat tujuan jika barang-barang tersebut tidak diasuransikan. Perjanjian asuransi sendiri dapat dilakukan oleh pihak pemilik barang dengan perusahaan asuransi, pihak perusahaan pelayaran dan perusahaan asuransi, atau pihak pembeli dengan perusahaan asuransi. Keberadaan perusahaan asuransi yang bersedia menanggung barangbarang selama pengangkutan dari pelabuhan pemuatan hingga pelabuhan
2
tujuan sangat meringankan beban pemilik barang dalam persoalan tuntutan ganti rugi terhadap pengangkut. Pemilik
barang/tertanggung
yang
dapat
menuntut
ganti
rugi
mengajukan kepada perusahaan asuransi apabila dicantumkan dengan jelas identitasnya pada polis asuransi, yaitu asuransi yang ditutup atas suatu kejadian (resiko atau bahaya) yang mungkin menimbulkan kerugian. Jika suatu kejadian tercantum dalam polis asuransi menimbulkan kerugian, maka perusahaan asuransi mengganti kerugian tersebut. Jadi, tidak semua kejadian yang menimbulkan kerugian ditanggung oleh perusahaan asuransi, tetapi hanya terbatas pada kejadian yang dicantumkan pada polis asuransi yang telah dirundingkan dan disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu antara penanggung jawab dan tertanggung.
2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada uraian yang mendasari penelitian ini di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitin ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan ganti rugi yang dipenuhi oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut? 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam pelaksanaan pemberian ganti rugi oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa?
3
B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa Penelitian hukum itu berdasarkan tujuannya terdiri atas pertama, penelitian hukum normatif, yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum, dan penelitian perbandingan hukum. Kedua, penelitian hukum sosiologis atau empiris yang mencakup, penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektifitas hukum………. ( Soerjono Soekanto, 1983, 51) Penelitian ini merupakan Penelitian yuridis sosiologis atau sering disebut penelitian hukum yang sosiologis berdasarkan madzhab sosciological jurisprudence, karena penelitian ini berbasis pada ilmu hukum normatif (peraturan perundangan), tetapi bukan mengkaji mengenai sistem norma dalam peraturan perundangan, namun mengamati bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi ketika sistem norma itu bekerja di dalam masyarakat. Penelitian ini juga sering disebut sebagai penelitian bekerjanya hukum (law in action) yang mendasarkan pada doktrin para realis Amerika seperti Holmes, yaitu bahwa “law is not just been logic but experience” atau dari Roscou Pound tentang “law as tool of social engineering.”…………..(Mukti Fajar ND, 2010, 47)
4
Untuk itu maka Peneliti mengkaji pelaksanaan ganti rugi terhadap kerusakan barang dalam pengangkutan barang melalui laut pada PT. ASURANSI RAMA SATRIA WIBAWA SURAKARTA.
2. SIFAT PENELITIAN Penelitian ini bersifat diskriptif analitis, yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya di dalam masyarakat yang berkenaan objek penelitian………….(Zainuddin Ali. 2011, 105 – 106) Oleh karenanya Penelitian ini bersifat diskriptif analitis sebab bertujuan menggambarkan pelaksanaan ganti rugi terhadap kerusakan barang dalam pengangkutan barang melalui laut pada PT. ASURANSI RAMA SATRIA WIBAWA SURAKARTA.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Menurut Hadari Nawawi, dalam setiap penelitian, disamping metode yang tepat diperlukan pula kemampuan untuk memilih bahkan menyusun teknik dan alat pengumpul data yang relevan. Kecermatan dalam memilih dan menyusun teknik, serta alat pengumpul data berpengaruh pada obyektivitas hasil penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan teknik untuk pengumpulan data dari salah satu atau beberapa sumber data yang
5
ditentukan. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Data Primer Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan wawancara, yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab kepada pihak-pihak yang dipandang mengetahui dan memahami obyek yang diteliti, yaitu pejabat yang berwenang di PT. Asuransi Rama Satria Wibawa Surakarta. b. Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan melalui studi pustaka, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier dan atau bahan non hukum. Penelusuran bahan-bahan hukum tersebut dapat dilakukan dengan membaca, melihat, mendengar, maupun sekarang banyak dilakukan penelusuran bahan
hukum
tersebut
dengan
melalui
media
internet……………..(Mukti Fajar ND, 2010, 160)
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT Asuransi Rama Satria Wibawa PT Asuransi Rama Satria Wibawa yang sering disebut dengan Asuransi Rama merayakan ulang tahun yang ke-30 (tiga puluh) pada tanggal 31 Agustus 2008 dan peristiwa ini menandai perkembangan perusahaan dari sebuah perusahaan asuransi kaptif kecil pada awal pendirian
6
pada tahun 1978. Sejak perdiriannya, Asuransi Rama telah berkembang menjadi sebuah perusahaan asuransi umum yang termasuk dalam peringkat 20 (dua puluh) perusahaan asuransi teratas di Indonesia dan sekarang menjadi sebuah perusahaan asuransi umum menengah dengan kekayaan sebesar Rp. 160.2 milyar dan premi bruto sebesar Rp.211.9 milyar pada tahun 2007. Hal ini tentu tidak akan terjadi tanpa adanya kepercayaan dari mitra usaha perusahaan mulai dari nasabah langsung, para perusahaan pialang asuransi, perusahaan reasuransi, industri perbankan dan jasa keuangan serta semua mitra usaha dan kepercayaan tersebut tentu di bangun atas pengalaman yang memuaskan yang mereka peroleh dari asuransi rama. Sebagai perusahaan asuransi umum, Asuransi Rama sangat fokus pada kepuasan pelanggan yang hanya dapat di buktikan melalui pelayanan klaim yang memuaskan. Asuransi Rama sangat mengutamakan penyelesaian klaim, baik besar maupun kecil, sehingga semua nasabah mendapat manfaat dari pertanggungan yang di belinya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan polis yang di milikinya.
B. Pembahasan 1. Pelaksanaan Ganti Rugi yang dipenuhi oleh PT. Asuransi Rama Satria
Wibawa
Terhadap
Kerusakan
Barang
Dalam
Hal
Pengangkutan Barang Melalui Laut Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis memaparkan terlebih dahulu akan memaparkan salah satu contoh polis
7
asuransi pengangkutan barang melalui laut yang terjadi di PT Asuransi Rama Satria Wibawa, yaitu sebagai berikut : Pertanggungjawaban PT. Asuransi Jasa Indonesia diberikan berdasarkan syarat “from warehouse to warehouse clause”, yaitu syarat yang menentukan bahwa batas berlakunya pertanggungan atas barangbarang yang ditutup dengan syarat “dari gudang ke gudang”. Maksud dari syarat ini adalah periode pertanggungan berlangsung sejak barang-barang dikeluarkan dari gudang di tempat awal (di pelabuhan muatan) sampai barang-barang dimasukkan ke dalam gudang di tempat akhir (di pelabuhan tujuan) yang disebutkan dalam polis, pertanggungjawaban ini berlangsung sampai dengan jangka waktu 60 hari setelah barang sampai di gudang di pelabuhan tujuan. Dalam jangka waktu tersebut tertanggung dapat mengajukan tuntutan atau klaim terhadap penanggung. Dan setelah syarat-syarat dipenuhi oleh tertanggung PT. Asuransi Rama Satria Wibawa memeriksa kebenaran adanya kerugian atau kerusakan barang secara langsung, kemudian bila benar telah terjadi kerugian atau kerusakan barang PT. Asuransi Rama Satria Wibawa memberikan ganti rugi kepada tertanggung. PT. Asuransi Rama Satria Wibawa akan membayar kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut adalah dengan memberikan ganti rugi kepada tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai antara tertanggung dan PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, yaitu dengan dikurangi pembebanan biaya resiko sendiri.
8
2. Faktor-faktor Yang Menghambat Dalam Pelaksanaan Pemberian Ganti Rugi Oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa Faktor yang menghambat di dalam pelaksanaan pemberian ganti rugi oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa adalah sebagai berikut: 1. Faktor yang ditimbulkan oleh perbuatan dari tertanggung sendiri. Sebelum PT. Asuransi Rama Satria Wibawa memberikan ganti rugi kepada tertanggung, tertanggung diharuskan memenuhi syarat-syarat seperti yang telah disebutkan penulis sebelumnya. Kendalanya, tertanggung tidak memiliki kelengkapan dokumen tersebut dan adanya manipulasi terhadap salah satu atau semua dokumen tersebut, terutama mengenai dokumen kelayakan kapal. Pemberitahuan merupakan kewajiban tertanggung yang sangat ensesial, terutama mengenai keadaan benda yang dipertanggungkan. Apabila tertanggung melalaikan kewajibannya itu maka ancamannya adalah batalnya perjanjian asuransi. Dengan adanya hal yang dilakukan oleh tertanggung seperti di atas, maka PT. Asuransi Rama Satria Wibawa tidak dapat memberikan ganti rugi kepada tertanggung. 2. Faktor yang lain yang menghambat adalah untuk pengangkutan barang melalui laut ke luar negeri, dimana barang-barang diangkut di dalam kapal bukan hanya milik tertanggung saja tetapi milik orang atau banyak orang lain dimana barang-barang milik orang atau banyak orang lain tersebut juga dipertanggungkan ke perusahaan-perusahaan asuransi yang lain.
9
Hambatan ditemui setelah PT. Asuransi Rama Satria Wibawa akan menuntut kepada pihak ketiga yang menimbulkan kerugian tersebut (subrogasi). Dalam hal ini yang dimaksud pihak ketiga adalah pihak pemilik barang yang lain yang menimbulkan kerugian yang berada di dalam kapal tersebut atau yang berada di kapal lain (dalam hal kapal bertabrakan) padahal pihak tersebut juga menanggungkan barang-barang kepada perusahaan asuransi dimana bagina juga berlaku prinsip subrograsi. Penyelesaian masalah ini bisa berlangsung sangat lama, bahkan bisa mencapai 5 (lima) sampai 10 tahun sampai terjadinya kesepakatan.
D. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan pada
bab-bab
sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pembayaran ganti rugi yang diberikan oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa terhadap kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut adalah dengan memberikan ganti rugi kepada tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai antara tertanggung dan PT. Asuransi Rama Satria Wibawa. Dalam hal ini PT. Asuransi Rama Satria Wibawa sepakat menggunakan kondisi pertanggungan Full Cover atau Institute Cargo Clouses A. PT. Asuransi Rama Satria Wibawa akan
10
membayar kerusakan barang dalam hal pengangkutan barang melalui laut yaitu dengan dikurangi pembebanan biaya resiko sendiri. Pertanggungjawaban PT. Asuransi Jasa Indonesia diberikan berdasarkan syarat “from warehouse to warehouse clause”, yaitu syarat yang menentukan bahwa batas berlakunya pertanggungan atas barangbarang yang ditutup dengan syarat “dari gudang ke gudang”. Maksud dari syarat ini adalah periode pertanggungan berlangsung sejak barang-barang dikeluarkan dari gudang di tempat awal (di pelabuhan muatan) sampai barang-barang dimasukkan ke dalam gudang di tempat akhir (di pelabuhan tujuan) yang disebutkan dalam polis, pertanggungjawaban ini berlangsung sampai dengan jangka waktu 60 hari setelah barang sampai di gudang di pelabuhan tujuan. Dalam jangka waktu tersebut tertanggung dapat mengajukan tuntutan atau klaim terhadap penanggung. Dan setelah syarat-syarat dipenuhi oleh tertanggung PT. Asuransi Rama Satria Wibawa memeriksa kebenaran adanya kerugian atau kerusakan barang secara langsung, kemudian bila benar telah terjadi kerugian atau kerusakan barang PT. Asuransi Rama Satria Wibawa memberikan ganti rugi kepada tertanggung. 2. Faktor-faktor Yang Menghambat Dalam Pelaksnaaan Pemberian Ganti Rugi Oleh PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, ada dua macam yaitu: a. Faktor yang ditimbulkan oleh tertanggung sendiri. Tertanggung tidak memiliki kelengkapan dokumen tersebut dan adanya manipulasi terhadap salah satu atau semua dokumen.
11
b. Adanya pengangkutan barang melalui laut ke luar negeri di dalam itu tidak hanya milik tertanggung saja, tetapi milik orang atau banyak orang lain dimana barang-barang milik orang atau banyak orang tersebut juga dipertanggungkan ke perusahaan-perusahaan asuransi yang lain. Hambatan ditemui setelah PT. Asuransi Jasa Indonesia akan menuntut kepada pihak ketiga yang menimbulkan kerugian tersebut (subrogasi). Dalam hal ini yang dimaksud pihak ketiga adalah pihak pemilik barang yang lain yang menimbulkan kerugian yang berada di dalam kapal tersebut atau yang berada di kapal lain (dalam hal kapal bertabrakan) padahal pihak tersebut juga menanggungkan barangbarang kepada perusahaan asuransi dimana baginya juga berlaku prinsip subrograsi. Penyelesaian masalah ini bisa berlangsung sangat lama, bahkan bisa mencapai 5 (lima) sampai 10 tahun sampai terjadinya kesepakatan.
DAFTAR PUSTAKA BUKU-BUKU Mukti Fajar ND. 2010.
Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soerjono Soekanto. 1983. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press. Zainuddin Ali. 2011. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
12