UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MEMBACA MELALUI METODE SUKU KATA PADA SISWA KELAS I MI MUHAMMADIYAH KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Pendidikan Islam
Disusun oleh: Norhadirijanto NIM : 12485249
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
MOTTO
ﻭﻛُﻠﱡﻛُ ْﻡ َﻣ ْﺳ ُﺅ ْﻭ ٌﻝ َﻋ ْﻥ َﺭ ِﻋﻳﱠ ِﺗ ِﻪ َ ٍﻛُﻠﱡﻛُ ْﻡ َﺭﺍﻉ “ Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang tanggung jawabnya” (Hadits shahih, Riwayat Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi)1
1
Hadist web. Kepemimpinan, Keadilan dan Politik hadist no. 20
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Almamater tercinta, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
ABSTRAK
Norhadirijanto, “Upaya Peningkatan Ketrampilan Membaca Melalui Metode Suku Kata Pada Siswa Kelas 1 MI Muhammadiyah Krendetan Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan metode membaca suku kata dapat meningkatkan ketrampilan membaca pada siswa Kelas 1 MI Muhammadiyah Krendetan Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan membaca dengan menggunakan Metode Suku Kata pada siswa kelas 1 MI Muhammadiyah Krendetan Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo. Dengan dilakukan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran bahasa Indonesia, antara lain: (1) Guru, (2) Siswa, (3) Sekolah, dan (4) masyarakat dunia pendidikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Krendetan Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo, Tahun Pelajaran 2013/2014. Subjek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas I. Instrumen penelitian yang digunakan adalah metode pengamatan (observasi) dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata siklus I sebesar 66,30, pada siklus II sebesar 69,70. Sedangkan persentase ketuntasan pada siklus I = 40%, siklus II = 95%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode membaca Suku Kata dapat meningkatkan ketrampilan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Kata Kunci: Pembelajaran bahasa Indonesia MI, Metode Suku Kata, Trampil Membaca.
vii
KATA PENGAN NTAR
Dengaan menyebutt nama Allahh Yang Mah ha Pengasih lagi Maha Penyayang. P S Segala puji bagi Allahh yang telahh memberi taufik, hidaayah, dan raahmat-Nya s sehingga peenulis dapatt menyelesaaikan penyussunan skripsi ini. Shollawat serta s salam tercurrah kepada Nabi Agunng Muhamm mad SAW juuga keluarg ganya serta s semua orangg yang menitti jalannya. Selam ma penulisan skripsi ini teentunya kesuulitan dan haambatan telaah dihadapi p penulis. Dallam mengataasinya penullis tidak mun ngkin dapat melakukannnya sendiri t tanpa bantuan orang laain. Atas banntuan yang telah diberiikan selamaa penelitian m maupun dalaam penulisann skripsi ini,, penulis menngucapkan tterima kasih kepada: 1. Prof. Dr. D H. Hamrruni, M.Si., selaku Deekan Fakultaas Ilmu Tarrbiyah dan Keguruaan UIN Sun nan Kalijagaa Yogyakartta beserta sttaf-stafnya, yang telah memban ntu penulis dalam meenjalani stud di Program m Sarjana Strata S Satu Pendidikkan Guru Madrasah M Ibtiidaiyah. 2. Drs. H. Jamroh Latief, L M.Si dan Dr. Imam I Machhali selaku ketua dan sekretarris pengelolaa program peningkatan p Kualifikasi SI Guru MI M dan PAI melalui Dual Mode System padaa LPTK Fak kultas Ilmu T Tarbiyah dann Keguruan UIN Su unan Kalijagaa Yogyakartta. 3. Muham mmad Qowiim, M.Ag sebagai pembimbing p skripsi yang y telah meluang gkan waktuu, mencurahhkan pikiraan, mengaraahkan sertaa memberi petunjukk dalam pennulisan skripssi ini dengann penuh keikkhlasan. 4. Penaseh hat akademik k yang telahh meluangkaan waktu, membimbing m g, memberi nasehat serta masukkan yang tidaak ternilai haarganya kepaada penulis. mmadiyah Krendetan, 5. Ichwan selaku Keepala Madraasah Ibtidaiiyah Muham Kecamaatan Bagelen n, Kabupatenn Purworejo,, yang telah memberikann ijin untuk mengaddakan penelittian di MI M Muhammadiyyah Krendetaan Bagelen. 6. Teman-teman guru u di MI Muuhammadiyah Krendetann Bagelen, yang turut memban ntu terlaksannanya peneliitian ini.
viii
7. Siswa-siswi
kelas
I
MI
Muhammadiyah
Krendetan
Bagelen,
atas
ketersediaannya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini. 8. Kepada orang tuaku tercinta, keluargaku, yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungan penuh demi sukses studi dengan penuh ketulusan. 9. Segenap keluarga besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas didikan, perhatian, pelayanan, serta sikap ramah dan bersahabat yang telah diberikan. 10. Teman-teman program Peningkatan Kualifikasi S1 Guru MI dan PAI melalui Dual Mode System pada LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan PGMI kelas DMS-D yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam menuntut ilmu. Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga kritik ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... .
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... .
iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................
3
D. Kajian Pustaka .............................................................................
4
E. Landasan Teori ...........................................................................
5
F. Hipotesis .....................................................................................
12
G. Indikator Keberhasilan ................................................................
12
H. Metode Penelitian .......................................................................
13
I.
21
Sistematika Pembahasan .............................................................
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Letak Geografis .........................................................................
23
B. Sejarah Singkat Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Krendetan , Bagelen, Purworejo .................................................
23
C. Dasar dan Tujuan Pendidikan .....................................................
24
D. Struktur Organisasi .....................................................................
28
E. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan .........................................
29
x
F. Keadaan Sarana dan Prasarana....................................................
31
G. Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................
32
H. Keunikan .....................................................................................
33
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Pra Tindakan ................................................................
34
B. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Suku Kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas I MI Muhammadiyah Bagelen Kabupaten Purworejo. ..................
35
C. Pengaruh Pendekatan Metode Suku Kata terhadap Pembelajaran Membaca Permulaan ............................................
56
D. Pembahasan ................................................................................
59
BAB IV. PENUTUP A. Simpulan .....................................................................................
61
B. Saran ...........................................................................................
62
C. Kata Penutup ..............................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
64
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................
66
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I
: Kualifikasi dalam Observasi ………………….......................... 13
Tabel II
: Rubrik Penilaian Tes................................................................. 16
Tabel III
: Kriteria Partisipasi Siswa........................................................... 19
Tabel IV
: Data Guru dan Pegawai…......................................................... 29
Tabel V
: Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Krendetan Bagelen, Purworejo.................................................................... 30
Tabel VI
: Data Siswa Kelas I MI Muhammadiyah Krendetan.................. 30
Tabel VII
: Keadaan Sarana dan Prasarana……………………................... 31
Tabel VIII
: Jadwal Kegiatan……………………………………………..... 35
Tabel IX
: Hasil Observasi Keaktifan Siswa............................................... 38
Tabel X
: Rekapitulasi Hasil Tes Pra tindakan.......................................... 39
Tabel XI
: Hasil Observasi Keaktifan Siswa .............................................. 44
Tabel XII
: Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I….............................................. 45
Tabel XIII
: Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan I Siklus II............ 50
Tabel XIV
: Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan II Siklus II........... 53
Tabel XV
: Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II……………............................. 55
Tabel XVI
: Hasil Observasi Pra tindakan, Siklus I dan Siklus II…….......... 57
Tabel XVII
: Skor Rata-rata Hasil Tes Pratindakan, siklus I dan Siklus II..... 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
: Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart............ 21
Gambar 2
: Susunan Pengurus Komite MI Muhammadiyah Krendetan, Bagelen, Purworejo.................................................................... 28
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Skema Proses Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Taggart
Lampiran II
: Berita Acara Seminar Proposal
Lampiran III
: Kartu Bimbingan Skripsi/Tugas Akhir
Lampiran IV
: Catatan Lapangan
Lampiran V
: RPP Siklus I
Lampiran VI
: RPP Siklus II
Lampiran VII : Foto-foto Kegiatan Pra tindakan, Siklus I dan Siklus II
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam PP no. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 3 dikemukakan bahwa pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Berkaitan dengan hal itu, dalam kurikulum pendidikan dasar dikemukakan bahwa pendidikan yang diselenggarakan Sekolah Dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca-tulis dan berhitung (calistung), pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di jenjang pendidikan SLTP 1. Keterampilan baca tulis khususnya harus dikuasai oleh para siswa SD/MI.
Keberhasilan belajar mereka dalam mengikuti proses kegiatan
belajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca pada tahap permulaan. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa tersebut akan lamban dalam menyerap pelajaran. Akibatnya, kemajuan belajar siswa juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. 1
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diunduh tanggal 16 April 2014
1
Pembinaan kemampuan membaca secara formal dilaksanakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, standar kompetensi khususnya membaca permulaan menuntut siswa untuk mampu membaca huruf, suku kata dan kalimat. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dilaksanakan sesuai dengan perbedaan atas kelas rendah dan kelas tinggi. Pelajaran di kelas rendah biasanya disebut sebagai pelajaran membaca permulaan (MMP), sedangkan di kelas tinggi disebut pelajaran membaca lanjut. Pelajaran membaca permulaan bertujuan agar siswa mengenal huruf dan merangkai huruf sehingga mereka dapat membaca dengan menggunakan kata tersebut.2 Dalam setiap jenjang kelas SD/MI, tidak menutup munculnya kasus kesulitan belajar bagi siswa atau yang dikenal dengan sebutan Anak Kesulitan Belajar (AKB). Namun, penanganan terhadap mereka belum seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan anak berkesulitan belajar. Selain faktor keterbatasan sarana pembelajaran, juga disebabkan kurangnya keterampilan guru dalam mengidentifikasi terhadap mereka, terutama kesulitan belajar membaca permulaan. Kesulitan membaca permulaan menjadi penyebab utama kegagalan anak di sekolah. Kemampuan membaca permulaan merupakan kebutuhan
2
Sukarjono, Hakekat Penilaiaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Guru Sekolah Dasar, Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Magelang. (2000) hal 4
2
dasar, karena sebagian informasi disajikan dalam bentuk tertulis dan hanya diperoleh melalui membaca .3 Adapun tujuan utama dari membaca permulaan adalah agar anak dapat mengenal tulisan sebagai simbol dan lambang bahasa, sehingga anak-anak dapat menyuarakan tulisan tersebut. Kesulitan membaca yang dialami anak pada umumnya sangat besar, oleh karena itu penulis melakukan penelitian eksperimen dengan subjek siswa kelas I MI Muhammadiyah Krendetan, Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo dengan memberikan intervensi terhadap kemampuan membaca melalui metode suku kata, dengan tujuan agar siswa dapat membaca dengan lancar dan untuk melihat apakah metode suku kata dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan baik dan lancar atau tidak.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana penggunaan metode Suku Kata pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas I MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen Purworejo ?
2.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas I MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen Purworejo setelah menggunakan metode Membaca dengan Suku Kata ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 3
http://hudaita.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-membaca-permulaandengan.html/290909/16:00 diunduh tanggal 16 April 2014
3
a) Untuk mengetahui penggunaan metode Suku Kata pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas I MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen Purworejo b) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
kelas I MI
Muhammadiyah Krendetan Bagelen Purworejo setelah menggunakan metode Membaca dengan Suku Kata 2.
Kegunaan Penelitian a) Memberikan sumbangan pemikiran terhadap siapa saja yang berkecimpung di dunia pendidikan. b) Menambah pengetahuan tentang penggunaan metode membaca dengan menggunakan metode Suku Kata pada mata pelajaran bahasa Indonesia guna meningkatkan ketrampilan membaca siswa.
D. Kajian Pustaka Mardliatun, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, tahun 2011 dalam skripsinya yang berjudul “Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Dan Menulis Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Papan Lingkaran Pada Siswa Kelas III MIM Lemahbang“ 4. Hasil penelitian Mardliatun ini menyimpulkan bahwa keaktifan siswa, kekreatifan guru dan perhatian belajar siswa dalam setiap siklusnya terjadi peningkatan yang positif. Keaktifan siswa 4
Mardliatun, Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Dan Menulis Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Papan Lingkaran Pada Siswa Kelas III MIM Lemahbang,(skripsi) (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011)
4
dapat dilihat pada waktu siswa bertanya pada siswa/guru, mengemukakan gagasan dan kerja sama dalam kelompok, variasi pembelajaran. Sedangkan dalam Skripsi Mulyadi, Mahasiswa FKIP UNS Surakarta 2009 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Koperatif Pada Siswa Kelas I SD Negeri Sanden Boyolali”
5
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif selain dapat untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat memotivasi semangat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Skripsi Mardliyatun digunakan untuk peningkatan prestasi belajar, sedangkan skripsi Mulyadi ditujukan untuk pembelajaran membaca namun mengarah pada motivasi semangat belajar. Sementara skripsi yang penulis lakukan ini diharapkan mampu menjadi pembanding bagi skripsi-skripsi yang serupa, sehingga dapat memperkaya khazanah keilmuan dan juga menambah wawasan bagi para pembacanya.
E. Landasan Teori 1. Membaca a. Hakekat Membaca Pada hakekatnya membaca merupakan proses memahami dan merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi 5
Mulyadi, Peningkatan Kemampuan membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Koperatif” di Kelas I SD Negeri Sanden Boyolali (Skripsi) (Surakarta : UNS Srakarta: 2009)
5
timbal balik, interasi aktif, dan interasksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat fakta dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan merupakan informasi yang tersimpan dalam memori otak/fikiran pembaca atau dapat disebut dengan sumber informasi nonvisual, kedua macam sumber informasi tersebut perlu dimiliki secara berimbang oleh pembaca. Artinya kemampuan
mengenal
informasi
visual
perlu
diikuti
dengan
pengetahuan dasar yang diperlukan untuk memahami suatu teks bacaan 6
. Demikian pula sebaliknya, pengetahuan dasar yang telah dimiliki
perlu dilanjutkan dengan kemampuan memahami informasi visual yang ada pada teks bacaan, kemampuan penunjang lain yang perlu dimiliki pembaca yaitu kemampuan menghubungkan gagasan yang dimiliki dengan menggabungkan materi bacaan. Dalam kaitannya dengan pemahaman dan perkonstruksian pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan. Menurut Harirs dan Sipay (1980), membaca merupakan proses menafsirkan makna bahasa tulis secara tepat. Pengenalan makna kata sesuai dengan konteksnya merupakan prasyarat yang diperlukan untuk memahami pesan yang terdapat pada bahan bacaan 7. 1) Membaca permulaan Menurut Rita Wati (1996:43) membaca permulaan merupakan membaca awal yang diberikan kepada anak di kelas I dan II sebagai 6
Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah dasar. Jakarta : Bumi Aksara (2005) Harirs, Sipay Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Kelas rendah, Bandung : UPI PRESS (1980)
7
6
dasar untuk pelajaran selanjutnya8. Seiring dengan itu Sahari (1994:11) mengemukakan membaca adalah: Kegiatan dalam menerapkan dalam kemampuan berbahasa (linguisti) dengan melibatkan faktor biologis dan psikis yang dipengaruhi oleh lingkungan dengan huruf, suku kata, kata dan kalimat sebagai objek bacaan tingkatan awal dalam belajar membaca. Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan pelajaran membaca awal. Kemampuan membaca yang diperoleh anak di kelas I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran membaca kelaskelas berikutnya 9. Menurut Supryadi (1993) mengemukakan bahwa “kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut” 10. 2) Tujuan membaca permulaan Tujuan membaca permulaan tidak terlepas dari tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pengajaran pada khususnya.Tujuan pengajaran membaca permulaan pada dasarnya adalah memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan siswa untuk menguasai tehniktehnik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik dan benar. Menurut Rita Wati (1996:43) tujuan pengajaran membaca permulaan adalah “agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat Wati, Rita Penerapan Metode pembelajaran Membaca Permulaan , Jakarta, Dunia Ilmu
8
(1996:43) 9 Sahari, Pembelajaran Membaca dan membaca , Bandung, UPI PRESS(1994:11) 10 Supryadi, Pendidikan bagi anak berkesulitan membaca, Jakarta, PT Asdi Mahasatya. (1993)
7
sederhana dengan lancar dan tepat. Pengajaran membaca permulaan disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan kejiwaan peserta didik” 11. 3) Langkah-langkah membaca permulaan Rita Wati (1996:51) mengemukakan langkah-langkah membaca permulaan sebagai berikut 12: a) Mengenal unsur kalimat b) Mengenal unsur kata .
c) Mengenal unsur huruf d) Merangkai huruf menjadi suku kata
b. Merangkai suku kata menjadi kata Menurut Sibarani Akhadiah (1992:1993:34) mengemukakan langkahlangkah membaca permulaan sebagai berikut13 : 1) Menentukan tujuan pokok bahasan yang akan diberikan. Tujuan ini dapat diambil dari GBPP 2) Mengembangkan bahan pengajaran 3) Setelah bahan pelajaran dan bahan latihan disusun, kemudian harus memikirkan bagaimana cara menyampaikan. Bagaimana urutan pemberian bahan-bahannya, dan bagaimana cara mengaktifkan siswa.
11
Ibid ,Hal. 43 Ibid, Hal 51 13 Akhadiah, Sibarani, Pengertian Membaca Permulaan bagi anak SD kelas 1, Jakarta: Bumi Aksara (1992: 1993: 43) 12
8
4)
Pada tahap latihan, guru dapat membuat kombinasi baru, baik dengan kata maupun suku kata, dan huruf. Hal ini mudah dilakukan dengan menggunakan kartu-kartu yang tersedia, anak dapat bermain dengan kartu-kartu tersebut. Misalnya membentuk suku kata, kata ataupun kalimat.
5) Untuk memantau apakah anak telah mencapai tujuan yang ditetapkan, guru dapat membuat tes formatif. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai cara yang dianggap terbaik untuk kelangsungan pembelajaran. Berdasarkan hal di atas, agar tujuan pengajaran membaca dapat tercapai dengan baik, sebaiknya guru menetapkan langkah-langkah tersebut dilakukan secara berulang-ulang. 2. Metode Suku Kata a. Pengertian Metode Suku Kata Menurut Depdikbud (1992:12) metode suku kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah dirangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu dirangkai menjadi kata yang terakhir
merangkai kata menjadi
kalimat1414) Misalnya: Mata →Ma-ta Kaki → Ka-ki 14
Depdikbud, Peningkatan Ketrampilan Berbahasa Indonesia, 1992
9
Mata kaki Sedangkan pendapat Muhammad Amin (1995:207) metode suku kata adalah “suatu metode yang dimulai dengan mengajar suku-suku kata kemudian suku kata digabungkan menjadi kata dan diuraikan menjadi huruf15) Misalnya: mata → Ma-ta → m-a-t-a b. Keunggulan Metode Suku Kata Setiap metode memiliki keuntungan dan kelemahan masingmasing. Hal ini sesuai dengan pendapat Amin Muhammad (1995) yang mengatakan keuntungan dari metode suku kata yang membantu anak dalam membaca permulaan, antara lain16 : 1) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehigga mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan 2) Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya 3) Penyajian tidak memakan waktu yang lama 4) Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditegaskan keuntungan metode suku kata ini adalah untuk membantu anak kesulitan belajar
15
Amin Muhammad, Pembelajaran Membaca Permulaan melalui Pendekatan suku kata, Jakarta: Bumi Aksara (1995:207) 16 Ibid, hal : 225)
10
yang cepat bosan, sehingga metode suku kata ini dapat digunakan untuk motivasi belajar meningkatkan membaca anak kesuliatn belajar. c. Langkah-langkah pelaksanaan metode suku kata 1.
Guru merangkaikan atau menggabungkan huruf konsonan dengan huruf vocal yang sudah dikenalkan kepada anak dan membentuk suku kata/terdiri dari satu suku kata, lalu membaca huruf konsonan dalam kalimat dan huruf vocal yang dirangkaikan tersebut bersama anak. Misalnya: b-o → bo l-a → la
2.
Guru menuliskan kata-kata yang sudah dikupas menjadi suku kata, lalu membaca suku kata tersebut bersama anak. Misalnya: Bo-la Ka-ki
3.
Guru merangkaikan/menuliskan suku kata menjadi kata, lalu membaca suku kata yang sudah dirangakaikan menjadi kata tersebut bersama anak. Misalnya : Bola → Bo-la Kaki → Ka-ki
11
4.
Kemudian guru merangkaikan atau menuliskan menjadi kalimat, lalu membaca kata yang sudah dirangkai menjadi kalimat tersebut bersama anak. Misalnya : Bola
Bola → Bo-la
Kaki
Kaki → Ka-ki
Bola kaki
F. Hipotesis Berdasarkan pada kajian teori dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diambil penulis adalah melalui pendekatan Tehnik Suku Kata dapat meningkatkan ketrampilan membaca pada siswa kelas I MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen.
G. Indikator Keberhasilan Dalam penelitian ini akan diperoleh dari observasi langsung pada objek penelitian untuk mengungkapkan sejauh mana peningkatan ketrampilan membaca. Observasi langsung dilakukan pada saat awal pembelajaran dengan menerapkan metode Suku Kata dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan analisis dalam penelitian tindakan kelas ini untuk memperoleh kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan sebagaimana yang diharapkan penulis. Analisis untuk tes dilakukan dengan mengumpulkan hasil tes pada awal dan akhir pembelajaran, kemudian dicari rata-ratanya. Sedangkan untuk observasi
12
dihitung dengan cara mencari prosentasenya kemudian digambarkannnya atau diuraikan dalam bentuk kalimat. Dalam penelitian Anas Sudjiono (1998) cara mencari prosentase adalah sebagai berikut17 : 100% p = prosentase f = jumlah siswa yang menjawab pada aspek yang diminati n = jumlah semua siswa dalam kelas Kualifikasi yang ditetapkan dalam observasi adalah sebagai berikut : Tabel I. Kulifikasi dalam observasi No
Aspek yang Unsur
Skor Maksimal
1.
81 – 100 %
Sangat Tinggi
2.
61 – 80 %
Tinggi
3.
41 – 60 %
Cukup
4.
21 - 40 %
Kurang
5.
0 - 20 %
Sangat Kurang
H. Metode Penelitian 1.
Jenis penelitian Penelitian
ini
menggunakan
Jenis
Penelitian
Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
sebuah
kegiatan
penelitian
yang
bertujuan
untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran di kelas, yaitu dengan cara melakukan tindakan-tindakan tertentu agar 17
Sudjiono, Anas, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar baru (1998)
13
dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. 2.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari Penelitian ini adalah siswa kelas 1 MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen Purworejo yang terdiri dari 20 siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 1 MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen Purworejo melalui model pembelajaran kooperatif type Suku Kata.
3.
Instrumen Penelitian Instrumen
merupakan
alat
ukur
yang
digunakan
untuk
mendapatkan informasi tentang karakteristik data cara objektif Instrumen yang digunakan para peneliti dalam penelitian ini adalah : a.
Peneliti Peneliti adalah instrument yang sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, menganalisa data, penafsir data dan pada akhirnya melaporkan hasil penelitiannya.
b.
Lembar Observasi Lembar observasi disini digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pengamatan di dalam kelas. Dari lembar observasi inilah peneliti dapat mengetahui gambaran aktifitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
14
model pembelajaran kooperatif tipe Suku Kata. Lembar Observasi di sini berupa lembar observasi aktivitas siswa. c. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap Kepala Sekolah dan beberapa siswa kelas I MI Muhammadiyah Krendetan, Bagelen, Purworejo. d. Catatan Lapangan Catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran pembelajaran berlangsungnya penelitian. Catatan ini diperoleh dari apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan oleh peneliti. e. Dokumentasi Melalui Dokumentasi peneliti bisa mengetahui berita dan data data yang berkaitan dengan siswa seperti nilai hasil belajar siswa dan foto yang menggambarkan situasi pembelajaran sedang berlangsung. 4.
Tehnik pengumpulan data a.
Observasi Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan serta berupa catatan lapangan. Catatan lapang digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas ketika melakukan observasi. Catatan diperoleh dari apa yang peneliti lihat, dialami, didengar dan yang dipikirkan.
b.
Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru beberapa siswa Kelas I MI Muhammadiyah Krendetan, Bagelen.
15
c.
Dokumentasi Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar siswa dan foto pada saat pembelajaran berlangsung.
d. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban secara lisan atau secara perbuatan. Tes dibuat oleh peneliti berdasarkan pada tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui tentang kemampuan membaca siswa, peneliti menggunakan kisi-kisi sebagai berikut : Tabel II. Aspek Yang Dinilai Ketepatan menyuarakan tulisan
Kewajaran lafal
Rubrik Penilaian Tes
Patokan SB : tepat dalam mengucapkan katakata dan kalimat sederhana. B : kurang tepat mengucapkan katakata dan kalimat sederhana. C : cukup tepat mengucapkan katakata dan kalimat sederhana. K : tidak tepat mengucapkan katakata dan kalimat sederhana. SB : wajar, tidak dibuatbuat dan tidak menunjukkan ciri kedaerahan.
Skor Maksimal
Kriteria
19 – 20
Sangat baik
16 – 18
Baik
13 – 15
Cukup
10 – 12
Kurang
19 – 20
Sangat baik
16
B : kurang wajar, tidak dibuat-buat dan tidak menunjukkan ciri kedaerahan.
Kewajaran Intonasi
Kelancaran
Kejelasan suara
e.
S : cukup wajar, dibuatbuat dan menunjukkan ciri kedaerahan. K : tidak wajar, dibuatbuat dan menunjukkan ciri kedaerahan. SB : tepat dalam penggunaan intonasi. B : baik dalam penggunaan intonasi. S : cukup dalam penggunaan intonasi. K : kurang dalam penggunaan intonasi. SB : suara jelas dan tidak terbata-bata. B : suara jelas tetapi kurang tepat dan tidak terbata-bata. S : suara kurang jelas dan tidak terbata-bata. K : suara tidak jelas dan terbata-bata. SB : suara jelas, dan tidak terbata-bata B : suara jelas tetapi kurang tepat dan tidak terbata-bata S : suara kurang jelas dan tidak terbata-bata K : suara tidak jelas dan terbata-bata
16 – 18
Baik
13 – 15
Cukup
10 – 12
Kurang
19 – 20
Sangat baik
16 – 18
Baik
13 – 15
Cukup
10 – 12
Kurang
19 – 20
Sangat baik
16 – 18
Baik
13 – 15
Cukup
10 – 12
Kurang
19 – 20
Sangat baik
16 – 18
Baik
13 – 15
Cukup
10 – 12
Kurang
Uji Keabsahan Data Untuk menjaga keabsahan data, peneliti berperan sebagai pengamat dan guru sebagai penyampai materi atau berkolaborasi. Uji 17
keabsahan data menggunakan tehnik tringaluasi. Adapun tehnik triangulasi yang digunakan adalah tringaluasi sumber, berarti membandingkan data dan mengecek balik derajat kepercayaan yang diperoleh melalui waktu dan nilai berbeda dalam metode kualitatif. f.
Tehnik Analisa Data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian dan dari hasil analisis ditarik kesimpulan. Penelitian menggunakan analisis kualitatif. Tehnik analisis data ini diperoleh dengan cara merefleksi hasil observasi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di kelas. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa hasil observasi, catatan lapangan, wawancara dengan kepala sekolah dan siswa yang dilakukan setiap akhir tindakan dan tes hasil belajar. 1) Analisis Data Hasil Observasi Data observasi yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisa secara deskriftif. Sehingga mampu memberi gambaran yang jelas tentang pembelajaran yang dilakukan guru pada saat pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung yaitu dengan menggunakan model kooperatif tipe Suku Kata. Lembar yang diberikan kepada guru semua berupa pernyataan positif karena berupa perilaku guru saat pembelajaran berlangsung.
18
Perhitungan persentase skor sebagai berikut : Jumlah Skor Persentase aspek ( x ) = ——————— x 100 % Skor maksimum Hasil dari perhitungan persentase dikualifikasikan sebagai berikut : Tabel III. Kriteria Partisipasi Siswa No. 1 2 3 4
Persentase 75 % - 100 % 50 % - 74,99 % 25 % - 74,99 % 0 % - 24,99 % Dengan
demikian
Kualifikasi Sangat Baik (SB) Baik (B ) Kurang ( K ) Sangat Kurang ( SK ) dapat
diketahui
sejauh
mana
peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pembelajaran tipe Suku Kata. 2) Analisis Hasil Wawancara Hasil wawancara yang telah dilakukan kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif. Sehingga mudah dibaca dan difahami. 3) Analisis Hasil Belajar Tes diberikan pada setiap satu siklus sekali yaitu berupa tes kemampuan membaca Hasil akhir tes belajar siswa dihitung rata-ratanya, yaitu antara Siklus satu dan siklus dua. Hasil tes pada akhir siklus I dibandingkan dengan hasil tes siklus 2, jika tes mengalami peningkatan maka diasumsikan
19
model
pembelajaran
pembelajaran
Suku
yang Kata
digunakan dalam
yaitu
pembelajaran
model dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. 4) Analisis Data Lapangan Hasil dari data lapangan dianalisis secara deskriptif Kualitatif
untuk
pembelajaran
melengkapi
bahasa
Indonesia
data
selama
proses
berlangsung
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Suku Kata. 5) Penarikan Kesimpulan Data
yang
telah
dianalisis
selanjutnya
diambil
kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut dapat diketahui apakah tujuan dari penelitian dapat dicapai atau tidak. g.
Rancangan Penelitian Model atau desain yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model Kemmis dan Taggart, dimana dalam satu siklus terdiri dari 4 komponen yaitu planing (perencanaan), acting (tindakan), observing (observasi), dan reflecting (refleksi). Secara rinci prosedur pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan sebagai berikut :
20
Gambar 1 . Model penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Taggart I.
Sistematika Pembahasan Pada bagian skripsi ini terdapat empat bab di mana antara satu dengan lainnya saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan. Adapun Bab I yaitu pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kajian pustaka, landasan teori, hipotesis tindakan, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II memaparkan tentang gambaran umum MI Muhammadiyah Krendetan, Bagelen yang berisi tentang letak dan kondisi geografis, sejarah berdiri dan perkembangannya, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, sumber daya pendidikan, pelaksanaan pengembangan secara umum. Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan tentang kondisi awal sebelum tindakan dilaksanakan, penerapan tindakan pada siklus I, siklus II, kemudian juga memaparkan pembahasan dan analisis pembelajaran keterampilan membaca dengan metode Suku Kata.
21
Sedangkan pada bab IV yaitu penutup. Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, serta saran-saran pada bagian akhir terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran terkait dengan penelitian tersebut. Bagian akhir dari skripsi ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran yang terkait dengan penelitian.
22
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di kelas I MI Muhammadiyah
Krendetan
Bagelen
Purworejo,
dalam
pembelajaran
membaca permulaan dengan menggunakan metode Suku Kata dapat disimpulkan bahwa metode suku kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Penerapan metode Suku Kata menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru mengenalkan huruf kepada siswa. 2. Merangkaikan suku kata menjadi huruf. 3. Menggabungkan huruf menjadi suku kata . Misalnya: buku b–u–k-u bu - ku Terdapat peningkatan ketuntasan belajar dari pra tindakan sebesar 25%, pada siklus I meningkat sebesar 40%, dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 95%. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan efektifitas pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan keaktifan dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Peningkatan daya serap juga dapat dilihat dari hasil rata-rata siswa. Dari pra tindakan sebesar 64,9 pada siklus I meningkat sebesar 66,30 dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 69,70. Dengan demikian penggunaan metode Suku Kata dalam pembelajaran bahasa Indonesia terbukti dapat meningkatkan prestasi siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia.
61
B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Guru
dalam
menyampaikan
proses
pembelajaran
sebaiknya
menggunakan metode pembelajaran yang mampu menarik siswa untuk belajar lebih giat dan menghindari pemberian materi pelajaran hanya melalui ceramah. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat diikuti oleh siswa dengan baik, sehingga prestasi siswa akan memuaskan. 2. Bagi Madrasah Pihak Madrasah perlu meninjau kembali kelengkapan sarana prasarana pembelajaran, agar guru mudah untuk merancang pembelajaran yang lebih kratif dan inovatif agar prestasi siswa meningkat. Selain itu membimbing guru agar menggunakan metode pembelajaran yang mudah, murah, efektif, dan efisien.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian ini, upaya meningkatkan prestasi siswa dilakukan dengan cara memberikan materi pelajaran menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan untuk pengembangan materi selanjutnya dapat dilakukan dengan berbagai macam metode belajar yang lebih kreatif dan inovatif.
62
C. Penutup 1. Puji syukur Alhamdulilah peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya, karena penelitian dan penulisan laporan dalam bentuk skripsi ini telah dapat peneliti selesaikan tanpa halangan suatu apapun, Amin. 2. Skripsi ini dapat terwujud karena adanya bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih dengan harapan semoga amal baiknya diterima dan dibalas oleh Allah SWT. Amin ya robbal’alamin. 3. Hasil penelitian ini adalah sebagian kecil dari upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi siswa. Tentu masih banyak berbagai permasalahan yang belum ditemukan solusinya. Namun, dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap tulisan ini dapat dijadikan sebagai suatu gambaran tentang salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode pembelajaran yang dikembangkan dengan alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
63
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sibarani, “Pengertian Membaca Permulaan bagi anak SD kelas I”, Jakarta : Bumi Aksara (1992: 1993) Amin, Muhammad, “Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Pendekatan Suku kata”, Jakarta : Bumi Aksara (1995:207) As’ad Humam.Bacalah, Cara Cepat Belajar Membaca jilid 1,2.Balai Litbang LPTQ Nasional .Yayasan Tim Tadarus AMM ‘As’ad Humam Yoyakarta Depdikbud, “Peningkatan Ketrampilan Berbahasa Indonesia”, 1992 Harirs, Sipay, “Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di kelas Rendah”, Bandung : UPI PRESS (1980) H.Suyatno, dkk. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk SD/MI Kelas 1.Jakarta. Pusat Perbukuann Departeman Pendidikan Nasional Tahun 2008. Hudaita, “Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Metode Pendekatan suku kata”, http://hudaita.blogspot.com/2009/01, diunduh tanggal 16 April 2014 Ismail
Kusmayadi, dkk.. Belajar Bahasa Indonesia itu Menyenangkan Untuk SD Kelas 1, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Mardliatun, “Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca dan Menulis Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Media Papan Lingkaran pada Siswa Kelas III MIM Lemahbang, (Skripsi) (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011) Mulyadi, ‘Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif”, di kelas I SD Negeri sanden Boyolali (Skripsi)(Surakarta : UNS Surakarta : 2009) Muhammad Jaruki.. Bahasa Kita Bahasa Indonesia Untuk SD/MI Kelas Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
1,
64
Rahim, Farida, “Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar”, Jakarta : Bumi Aksara (2005) Sahari, “Pembelajaran Membaca dan membaca”, Bandung, UPI PRESS (1994:11) Sudjiono, Anas, “Penelitian dan Penilaian Pendidikan”, Bandung : Sinar Baru (1998) Sudrajat, ahmad, “Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com, di unduh tanggal 16 April 2014 Sukiman, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Program Peningkatan Kualifikasi SI Guru PAI melalui Dual Mode System, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Sukarjono, “Hakekat Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Guru sekolah dasar”, Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Magelang. (2000) hal 4. Supriyadi, “Pendidikan bagi anak berkesulitan membaca”, Jakarta, PT Asdi Mahasatya. (1993). Tim Bina Karya Guru, .Bina Bahasa Indonesia untuk SD kelas I semester 2.Jakarta Erlangga, 2007.
Wati, Rita, “Penerapan Metode Pembelajaran Membaca Permulaan”, Jakarta, Dunia Ilmu (1996:43) www.ditptk sd.go.id ,Membaca dan Menulis Permulaan ,Jakarta , Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Tahun 2009. Diunduh tanggal 18 April 2014.
65
Lampiran I
SKEMA PROSES PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODEL KEMMIS & TAGGART
Lampiran IV
Catatan Lapangan
1. a. Jenis alat
: Observasi
b. Tanggal
: 11 Maret 2014
c. Jam
: 09.15 – 10.20 WIB
d. Tindakan pada : Pra Tindakan e. Hasil Observasi Guru memasuki ruang kelas pada pukul 09.15.Setelah membuka
pelajaran
guru
menyampaikan
materi
yang
telah
dipersiapkan.Pada saat guru menyampaikan materi,kebanyakan siswa hanya berbicaradengan teman sebangkunya dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Hanya beberapa siswa yang kelihatan aktif menjawab pertanyaan dari guru,sedangkan siswa yang lain asuk dengan teman sebangkunya bahkan terdapat 1 siswa yang asik mainan kertas lipat. Siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi, merasa bingung. Dalam menyelesaikan tugas membaca sebuah kalimat juga masih lambat, sehingga beberapa siswa harus menyelesaikan latihan membaca di rumah.
2. a. Jenis Alat
: Observasi
b.Tanggal
: 13 Maret 2014
c. Jam
: 09.15 – 10.20
d.Tindakan Pada : Siklus I e. Hasil Observasi Pembelajaran dimulai pukul 09.15.
Guru membuka pelajaran
dilanjutkan dengan menyampaikan materi dan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan saat ini. Secara umum guru masih mendominasi,guru masih banyak memberikan penjelasan kepada siswa. Masih terdapat siswa yang ramai ketika guru menyampaikan materi. Pada saat tanya jawab masih ada siswa yang diam dan tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Namun sudah ada peningkatan pada intensitas keaktifan siswa.
3. a. Jenis Alat
: Observasi
b.Tanggal
: 13 Maret 2014
c. Jam
: 07.00 – 08.20
d.Tindakan Pada : Siklus II Pertemuan I e. Hasil Observasi.
Pembelajaran dimulai pada pukul 07.00. Guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan menyampaikan materi yaitu tentang Membaca Lancar dengan pendekatan Suku Kata. Rata-rata siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, dan keaktifan siswa juga terlihat meningkat. Siswa berani tampil membaca kalimat yang diberikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran ditutup pada pukul 08.20 WIB.
4. a. Jenis Alat
: Observasi
b.Tanggal
: 13 Maret 2014
c. Jam
: 09.15 – 10.20
d.Tindakan Pada : Siklus II Pertemuan ke II e. Hasil Observasi. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.15. Guru melakukan apersepsi tentang pertemuan sebelumnya. Siswa terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran kali ini. Suasana kelas tidak ramai,mereka memperhatikan pada saat guru memberikan penjelasan. Saat guru memberikan pertanyaan siswa terlihat dapat menjawab. Antusias siswa sangat terlihat pada saat diminta untuk membaca teks bacaan. Siswa terlihat sangat senang dan berebut membaca teks bacaan. Pada saat membaca teks bacaan mereka kelihatan bersemangat, walaupun masih terlihat beberapa siswa yang pasif. Kegiatan ditutup dengan merefleksi kegiatan belajar mengajar kali ini yaitu tanya jawab tentang cara membaca lancar teks bacaan. Guru memberikan motifasi agar siswa gemar membaca dan menulis karena akan sangat berguna untuk kehidupan kelak.
A.Contoh Lampiran 1. Membaca Suku Kata
2. Membaca teks bacaan MEMBUAT LAYANG‐LAYANG Hari Minggu, Tono ke rumah Paman Rudi Paman Rudi sedang memotong bambu.
Bambu dipotong sama panjang. Potongan bambu dibelah sebesar lidi. Paman lalu mengambil benang. Bambu diikat dan dirangkai dengan benang. Kemudian, kertas dipasang. Layang‐layang pun jadi. Layang‐layang ituuntuk Tono. Tono sangat senang.
Lampiran V
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Sekolah
: MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 1. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak. B. Kompetensi Dasar 1.3 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 – 5 kata dengan intonasi yang tepat. C. Indikator 1. Membaca teks pendek, penggalan cerita dengan intonasi dan lafal yang tepat. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 – 5 kata dengan intonasi yang tepat. Karakter siswa yang diharapkan: rasa ingin tahu
E. Materi Pembelajaran Membaca 1. Membaca dengan memperhatikan jeda panjang pada kalimat tersebut. 2. Membaca wacana dengan suara nyaring secara klasikal. 3. Membaca dengan memperhatikan intonasi dan lafal yang benar.
1. Media dan Sumber a. Media Buku Bacaan Kartu Huruf b. Sumber Tim Bina Karya Guru, Bina Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas I semester 2. Penerbit Erlangga F. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab c. Tugas 2. Langkah-langkah kegiatan a. Kegiatan Awal (10 menit) a)
Guru mengkondisikan kelas.
b) Guru menyiapkan rencana pembelajaran. c)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (50 menit) a) Eksplorasi 1) Membaca dengan memperhatikan intonasi pada kalimat . b) Elaborasi 1) Memperhatikan cara membaca sesuai dengan petunjuk guru. 2) Membaca secara individual, kelompok, atau klasikal. c) Konfirmasi 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan.
c. Kegiatan Akhir (10 menit) a)
Guru mengadakan tes formatif.
b) Secara individu siswa mengerjakan tes formatif. c)
Guru beserta siswa menyeleksi hasil formatif.
d) Guru menilai tes formatif dan menganalisis. G. Evaluasi 1. Prosedur Tes a. Tes awal
:-
b. Tes Dalam Proses : c. Tes akhir
: Ada
d. Tindak Lanjut
: 1) Guru memberikan perbaikan kepada siswa yang nilainya belum tuntas. 2) Guru memberikan pengayaan kepada siswa yang nilainya sudah tuntas.
2. Bentuk tes Essay 3. Jenis Tes a. Tes awal
:
b. Tes dalam proses : tanya jawab c. Tes akhir
: soal tes formatif
Lampiran VI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Sekolah
: MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
:I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi 1. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak. B. Kompetensi Dasar 1.3 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 – 5 kata dengan intonasi yang tepat. C. Indikator 1. Membaca teks pendek, penggalan cerita dengan intonasi dan lafal yang tepat 2. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 - 5 kata dengan intonasi yang tepat. Karakter siswa yang diharapkan: rasa ingin tahu
3. Materi Pembelajaran Membaca 1. Membaca dengan memperhatikan jeda panjang pada kalimat tersebut. 2. Membaca wacana dengan suara nyaring secara klasikal. 3. Membaca dengan memperhatikan intonasi dan lafal yang benar.
1. Media dan Sumber
a. Media Buku Bacaan Kartu Huruf b. Sumber Tim Bina Karya Guru, Bina Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas I semester 2. Penerbit Erlangga 4. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode a. Ceramah b. Tanya jawab c. Tugas 2. Langkah-langkah kegiatan a.
Kegiatan Awal (10 menit) a)
Guru mengkondisikan kelas.
b) Guru menyiapkan rencana pembelajaran. c) b.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (50 menit) a) Eksplorasi 1) Siswa dapat membaca dengan memperhatikan intonasi pada kalimat . 2) Elaborasi 1) Memperhatikan cara membaca sesuai dengan petunjuk guru. 2) Membaca secara individual, kelompok, atau klasikal.. 3) Konfirmasi 1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. 2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman. 3) Guru memberikan penguatan dan penyimpulan.
d) Kegiatan Akhir (10 menit) a) Guru mengadakan tes formatif. b) Secara individu siswa mengerjakan tes formatif. c) Guru beserta siswa menyeleksi hasil formatif. d) Guru menilai tes formatif dan menganalisis. 5. Evaluasi 1.
Prosedur Tes a. Tes awal
:-
b. Tes Dalam Proses : c. Tes akhir
: Ada
d. Tindak Lanjut
: 1) Guru memberikan perbaikan kepada siswa yang nilainya belum tuntas. 2) Guru memberikan pengayaan kepada siswa yang nilainya sudah tuntas.
2.
Bentuk tes Essay
3.
Jenis Tes a. Tes awal
:
b. Tes dalam proses : tanya jawab c. Tes akhir
: soal tes formatif
Lampiran VII
FOTO–FOTO KEGIATAN PRA TINDAKAN, SIKLUS I DAN SIKLUS II
tindakan Pra
Siklus I
Siklus II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI Nama
: Norhadirijanto, A. Ma
Tempat dan Tanggal Lahir
: Purworejo, 16 September 1969
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Guru
Unit Kerja
: MI Muhammadiyah Krendetan Kec.Bagelen Kab.Purworejo
Alamar Rumah
: Kauman Barat Rt 01 Rw 08 Bagelen, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo.
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. MI Muhammadiyah Bagelen
: Tahun 1982
2. MTs Negeri Purworejo
: Tahun 1985
3. PGA Negeri Kulon Progo
: Tahun 1988
4. DII PAI IAIN Walisongo Semarang : Tahun 1999 RIWAYAT PEKERJAAN 1. Guru DPK MI Bener Purworejo
: 1992 - 1995
2. Guru DPK SD Muhammadiyah I Purworejo
: 1995 – 2010
3. Guru DPK MI Muhammadiyah Krendetan Bagelen
: 2010 - sekarang