PENERAPAN METODE IQRO’ BRAILLE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA HURUF ALQUR’AN BAGI SISWA TUNANETRA ISLAM PADA SEKOLAH LUAR BIASA DI KABUPATEN KULON PROGO
ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh Bejo NIM. 08103244004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2016
PENERAPAN METODE IQRO’ BRAILLE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA HURUF ALQUR’AN BAGI SISWA TUNANETRA ISLAM PADA SEKOLAH LUAR BIASA DI KABUPATEN KULON PROGO THE APPLICATION OF BRAILLE IQRO’ METHOD IN THE KORAN LETTER READING LEARNING FOR MOSLEM BLIND STUDENTS IN SPECIAL SCHOOL (SLB)IN KULON PROGO REGENCY Oleh Bejo, Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Yogyakarta.
[email protected]
ABSTRAK proses pembelajaran membaca huruf alQur’an yang menggunakan metode Iqro’ Braille dan sejauhmana kemampuan siswa sebelum dan sesudah mempelajaran huruf AlQur’an Braille dengan metode Iqro’. Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan
ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif.. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang remaja tunanetra Islam di kelas VII SMPLB di SLB Muhammadiyah Dekso Kalibawang Kulon Progo. Setting penelitian dilakukan di dalam kelas. Peneliti mengambil informasi kunci yaitu Siti AlPiyah, Guru Pendidikan Agama Islam di SLB Muhammadiyah Dekso tersebut. Penelitian dilakukan selama dua bulan terdiri dari delapan pertemuan. Tehnik Pengumpulan data yang dipilih, adalah : observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. tehnik keabsahan data yang dipilih adalah derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan dan kriteria kepastian (confirmability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pembelajaran Huruf AlQur’an bagi peserta didik tunanetra pada SLB Muhammadiyah Dekso yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan metode Iqro’ dalam huruf Braille dan telah menyesuaikan dengan metode yang tercantum dalam metode Iqro’ yaitu : Cara Belajar Siswa Aktif. Kemampuan membaca Arab Braille untuk materi yang sudah diberikan dapat berhasil dikuasai dengan baik. SW sudah mampu membaca huruf Arab Braille yang berharokat : a, i, dan u baik yang dibaca panjang maupun pendek, huruf bertanwin, dan huruf bersukun dan huruf qalqalah. Selama dua bulan peneliti hanya dapat memonitor pembelajaran dengan metode Iqro’ dari jilid 3 dan 4. Padahal untuk dapat membaca alQur’an dalam huruf Braille SW harus menyelesaikan belajar Iqro’nya sampai tamat jilid 6. Kunci sukses belajar Iqro’ adalah : tertib, rajin, teliti, sabar dan tidak bosan. Kata kunci : Metode Iqro’, Siswa tunanetra Islam, Pembelajaran Huruf AlQur’an.
ABSTRACT This research was aimed to describe the process of the Koran letter reading using an Iqro’ Braille method and how far student ability before and after the Koran Braille letter learning by an Iqro’ method was. This was a descriptive research. The research subject was a young moslem blind of VII grade of SMPLB student in Special School (SLB) Muhammadiyah of DeksoKalibawang, KulonProgo. The research setting was in the classroom. The researcher took a key information namely SitiAlpiyah, a teacher of Islamic Religion Education in SLB Muhammadiyah of Dekso. The research was conducted for two months consisted of eight meetings. Data gathering technique selected was: observation, documentation, interview and questionnaire. Data validity technique selected was credibility, transferability, dependability and confirmability. The research result showed that the Koran letter learning for the blind learners in SLB Muhammadiyah of Dekso performed by the Islamic Religious Education Teacher by applying Iqro’ method in Braille letter and had adjusted method written in Iqro’ method namely: Active Student Learning Way. The ability to read Braille Arabic for materials already given could be well-mastered. SW had been able to read Braille Arabic letter with harokat (vowel): a, i and u well that was read long or shortly, letter with tanwin and letter
1
with suqun and qalqalah. The researcher could only monitor learning byIqro’method from level 3 to level 4 for two months, whereas to be able to read the Koran in Braille letter, SW should complete his/her Iqro’ learning until level 6 completed. The successful key of learning Iqro’ was: discipline, diligent, careful, patient and conscientious.
Keywords: Iqro’ Method, Islamic blind students, the Koran letter learning
Qur’an, dan mulai kelas V dan VI
PENDAHULUAN
diharapkan anak telah dapat membaca
A. Latar Belakang Masalah Anak Tunanetra juga sebagai manusia
yang
merupakan
hamba
alQur’an dengan lancar dan benar, terutama
pada
Tuhan juga berhak dan berkewajiban
pendek.maupun
mempelajari Kitab Suci dari agama
(BSNP : 2006, 4-10)
yang diyakininya. Bagi tunanetra yang beragama
Islam,
pilihan.
Pembelajaran AlQur’an bagi Tunanetra harus menggunakan metode
mempunyai hak dan kewajiban untuk
tersendiri. Sebab tunanetra yang tidak
belajar mempelajari dan mengamalkan
dapat memperoleh informasi visual dan
Kitab sucinya, yaitu alQur’an. Adapun
hanya dapat menerima informasi lewat
tahap
suara/bunyi dan sesuatu yang dapat
pengamalan
saja
ayat-ayat
juga
awal
tentu
surat-surat
alQur/an
adalah membaca AlQur’an tersebut. Dalam
Buku
diraba. Bagi anak-anak yang dapat
Standard
melihat
(awas)
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
membaca
SDLB/A
dibantu/diatasi
(2006 : 5-16) mengenai
ketidakmampuan
Alqur’an
dapat
dengan
mengikuti
Aspek Qur’an dan Hadits dijelaskan
Taman
bahwa
Pendidikan
terdapat di masjid-masjid di wilayah
Agama Islam bagi siswa SDLB/A
tempat tinggalnya. Namun bagi siswa
meliputi
:
muslim yang tunanetra tidak mudah
Qur’an dan Hadits, Aqidah dan
belajar dengan anak pada umumnya.
Akhlaq serta Fiqih. Dan khusus materi
Hal ini merupakan kendala, adapun
Aspek Al Qur’an juga dijelaskan
sebabnya adalah jarang sekali ustadz
bahwa : Huruf AlQur’an Braille harus
TPA yang mampu dan peduli untuk
sudah diberikan sejak siswa kelas
belajar huruf alQur’an Braille. Belum
III/SDLB,
IV
ada buku pedoman membaca dan
mampu
menulis Qur’an Braille yang praktis
ayat-ayat
untuk santri TPA yang tunanetra. Buku
Ruang
diharapkan membaca
lingkup
beberapa
dan
mulai
anak dan
aspek,yaitu
telah
menulis
kelas
Pendidikan
alQur’an
yang
2
Iqro’ yang ada masih tercetak untuk
Begitu pula inventarisasi bahan
orang-orang awas. Maka tentu saja
pustaka yang dimiliki sekolah tempat
bagi santri TPA untuk penyandang
penulis bekerja, baik ketika di SLB
tunanetra tidak dapat menggunakan
Muhammadiyah Dekso maupun di
buku iqro’ tersebut.
SLB Negeri 1 Kulon Progo saat ini
Berdasarkan penulis
di
pengalaman
sekolah
tempat
kerja
penulis, untuk pembelajaran huruf
juga belum terdapat buku pelajaran yang khusus untuk Arab/huruf Al Qur’an Braille.
alQur’an bagi tunanetra Islam pada sekolah
tersebut
memang
Masalah lain yang menghambat
masih
adalah waktu pembelajaran huruf Arab
ditemui beberapa permasalahan, antara
Braille yang sangat kurang. Pembinaan
lain : banyak pendidik yang mengajar
huruf Al qur’an Khususnya Iqro’
tunanetra yang belum menguasai huruf
diselenggarakan secara masal oleh
Arab Braille. Sebetulnya latar belakang
semua guru kelas, ketika pada acara
guru
sudah
pesantren kilat, yang diselenggarakan
spesialisasi/jurusan tunanetra, namun
satu tahun satu kali pada bulan
berhubung kurang mendalami terhadap
Romadhon. Itupun yang baru dapat
penguasaan huruf Arab Braille, maka
mengikuti siswa yang awas, sebab
proses pembelajaran huruf alQur’an
buku iqro; yang ada baru buku awas.
Braille
terpenuhi.
Sedangkan yang tunanetra cuma bisa
huruf
mendengar teman yang baru baca
kelasnya
juga
Sedangkan
juga
belum pembelajaran
alQur’an merupakan tanggung jawab
iqro’.
guru pendidikan agama Islam, maka
Untuk mengatasi hal tersebut,
guru kelasnya tidak mengajarkan huruf
berhubung
Arab Braille tersebut. Sedangkan Guru
mempunyai pengalaman huruf Arab
Pendidikan
yang
Braille, maka penulis menyalin buku
bertanggung jawab atas pembelajaran
iqro; tersebut ke dalam huruf Arab
huruf Arab Braille, memang ijasahnya
Braille dan mengajarkanya kepada
S1 jurusan Pendidikan Agaama Islam
siswa tunanetra Islam agar dia juga
namun Sertifikasi ke-PLB-an yang
dapat
diikuti special Tunarungu. Sehingga
Membaca Huruf AlQur’an tersebut.
beliau tidak memiliki ketrampilan
B. Rumusan Masalah
Agama
Islam
penulis
mengikuti
telah
sedikit
Pembelajaran
huruf Arab Braillle. 2
1. Siswa tunanetra Islam pada
Romadhon satu kali dalam
SLB Muhammadiyah Dekso
setahun.
belum mampu membaca Huruf
6. Mushaf
Al Qur’an.
sekolah
tersebut
menguasai
Huruf
tidak
AlQur’an
Braille, sebab belum pernah
Dengan adanya permasalahan tersebut maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut : 1.
belajar huruf Arab Braille. 3. SLB tersebut belum ada buku pedoman
membaca
dan
hal ini penulis ketahui setelah mencari
Bagaimana
cara
guru
mengajarkan
Iqro’
Braille
untuk melatih siswa tunanetra membaca
menulis huruf alqur’an Braille,
penulis
Braille
belum dapat dimanfaatkan..
2. Guru Pendidikan Agama Islam di
AlQur’an
huruf
AlQur’an
Braille? 2.
Bagamanakah
kemampuan
pada
siswa tunanetra Islam yang
sekolah
diteliti, sebelum dan sesudah
tersebut, dan juga telah penulis
mempelajari huruf Al Qur;an
tanyakan baik kepada kepala
Braille dengan metode Iqro.
sekolah
Braille?
perpustakaan
pada
maupun
petugas
perpustakaaan pada sekolah tersebut.
LANDASAN TEORI :
4. Metode pengajaran membaca
A. Kajian Terhadap Anak Tuna Netra.
dan menulis huruf alQur’an
Anak tunanetra adalah anak
belum dapat diikuti siswa yang
yang mengalami kehilangan fungsi
tunanetra, sebab buku Iqro;
penglihatan sedemikian rupa, sehingga
yang ada masih berupa buku
tidak dapat memperoleh informasi
Iqro; untuk orang awas. Yang
secara visual, yang mengakibatkan
untuk tunanetra belum ada.
anak kesulitan di bidang mobilitas dan
5. Siswa tunanetra pada sekolah
perkembangan pendidikannya. (Sari
tersebut tidak mendapat waktu yang cukup untuk belajar huruf
Rudiati, 2002 :.22). Secara
harfiah
tunanetra
AlQur’an Braille. Sebab hanya
berasal dari dua kata, yaitu : a. tuna
pada
(tuno : jawa) yang berarti rugi yang
waktu
pesantren
kemudian diidentikkan dengan rusak, 3
hilang, terhambat, terganggu. Dan b.
Pada
dasarnya
materi
Netra (netro _ jawa), yang berarti :
Pendidikan Agama Islam untuk siswa
mata. Namun demikian kata tunanetra
yang tunanetra tidak berbeda dengan
adalah : satu kesatuan ang tidak
orang awas, adapun yang berbeda
terpisahkan , yang berarti adanya
hanyalah cara pengajarannya saja.
kerugian
oleh
Yakni :untuk pengajaran membaca
kerusakan atau terganggunya organ
dan menulis termasuk untuk huruf
mata.
alQur’an juga menggunakan huruf
yang
disebabkan
Pengertian tunanetra dalam
kamus
besar
BahasaIndonesia
AlQur’an Braille.
diartikan sebagai rusak matanya, atau
Menurut
Buku
Standar
luka matanya atau tidak memiliki
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
mata yang berarti buta atau kurang
SekolahDasar
dalam penglihatan. (Purwaka Hadi,
Tunanetra disebutkan bahwa Ruang
2005 : 36).
Lingkup Pendidikan Agama Islam
Untuk
belajar
akademik,
Luar
berikut
Anak tunanetra memanfaatkan indera
Aqidah. Akhlaq, Fiqih
pada
ujung
membaca
tulisan
jari
braille
untuk
untuk siswa SDLB/A adalah sebagai
terutama untuk membaca dan menulis,
perabaan
Biasa
:AlQur’an
dan
Hadits.
untuk
Dari materi Pendidikan Agama
maupun
Islam tersebut aspek membaca adalah
media
pembelajaran
yang
dapat
Qur’an dan Hadits, sebab Qur’an dan
diraba.
Serta
pendengaran
Hadits berupa teks yang ditulis dengan
indera
untuk mendapatkan informasi yang
huruf
bersifat audio, yaitu suara lisan dari
membaca huruf Arab yang digunakan
pendidik, maupun suara-suara dari
sebagai
lingkungan.
Hadits sangat diperlukan.
Untuk membaca di samping tangan.jari untuk meraba, tunanetra
Arab.
huruf
Maka
kemampuan
AlQur’an
maupun
C. Kajian Metode Iqro. 1. Pengertian :
juga memanfaat kemampuan motorik
Menurut Mangun Budianto
bicara, sebagaimana anak normal pada
(2010 :01) Metode Iqro’ adalah
umumnya.
salah satu metode untuk cara cepat belajar membaca huruf alQur’an
B. Kajian Pembelajaran AlQur’an
ciptaan KH AS AS HUMAM
untuk Tunanetra
Pendiri dan Pemimpin Perdana 4
Team Tadarus Angkatan Muda
1) Disusun
dari
yang
Masjid dan Musholla di Kotagede
kongkrit menuju yang
Yogyakarta.
abstrak.
Metode Iqro’ itu disusun
2) Dimulai yang mudah
dalam Satu Set Buku Iqrok yang
menuju yang sulit.
terdiri dari 6 jilid. Di mana dalam
3) Dimulai
yang
mempelajari huruf alQur’an para
sederhana menuju yang
umat Islam dituntun untuk belajar
kompleks.
secara
bertahap,
membaca
huruf
dari
mampu
hijaiyah
c. Aththoriqah
yang
Biriyadhotul
Ahtfal,
maksudnya
berharokat fathah /berbunyi :A
CaraBelajar Santri Aktif.
sampai mampu membaca mushaf
d. Attawasu’i fil maqooshid
alQur’an sembarang surat, juz dan
laa fil aalat. Maksudnya
ayat, dengan lancer dan benar
penganjaran
sesuai kaidah IlmuTajiwid.
tujuan.
2. Prinsip-Prinsip
Metode
Buku
e. Attoriqoh
Iqro’
bimuroo’atil
isti’daadi
Menurut
wal
(1995:14)
Maksudnya
menyebutkan Lima Prinsip-Prinsip
pengajaran
Metodologi Buku Iqro’ antara lain:
memperhatikan
a. Attoriqatus shautiyah, artinya
kematangan,
:
Budiyanto,
berorientasi
(tidak
namanya,
menyebutkan namun
berangsur-angsur). Selanjutnya Budiyano menjelaskan bahwa mengikuti tabaruj
Buku
Iqro’
prinsip
pula ini
tariqoh
(berangsur-angsur)
ini
harus kesiapan, potensi-
peserta didinya. 3.
b. Attaroriqatut tabaruj. (secara
bahwa
potensi dan watak/tabi’at
langsung
bacaannya,:
tobii’i.
Langkah-langkah
Penerapan Metode Iqro’ a.
Assesmen 1) Guru
melaksanakan
assesmen kemampuan membaca bagi
yang ini dibuktikan bahwa
(santri
sifat Buku Iqr’ tersebut :
dengan
AlQur’an
peserta
didik.
dalam
TPA),
menggunakan
lembar penjajagan. 5
2) Peserta
didik/santri
membaca
lembar
penjajagan
yang
ditunjukkan guru. 3) Guru
siswa/peserta
didik/santri
jilid
2
dan
mencatat mana bacaan
tersebut
dengan
Pembukaan :
santri
yang
salah.
alQur’an menggunakan
b. Pembelajaran
yang betul.
bacaan
belajar
2.
metode Iqro’
menghitung
dengan
1) Guru mengucapkan salam
dan
menjawab
5) Jika
bacaan
santri/peserta
didik
siswa
metode Iqro’ mulai jilid
yang salah dan mana
4) Guru
maka
membaca
memperhatikan
bacaan
jilid 1 dan belum lulus
siswa salam
dari guru. 2) Guru
menanyakan
salah, guru menyuruh
siswa, apakah sudah
siswa
siap
mengulang
bacaan
yang
salah
untuk dibetulkan. 6) Guru
dalam
siap.
membaca
3) Guru
sudah
menyuruh
santri/siswa
7) Assesmen ini ditujukan
siswa
menjawab
siswa
alQur’an.
untuk
membaca AlQur’an atau belum? Siswa
menyimpulkan
kemampuan
belajar
menentukan terseut
belajar
untuk
membaca
untuk
mengeluarkan buku iqro’
kemudian
siswa mengeluarkan buku iqro;
AlQur’an
dengan
menggunakan
metode
sudah sampai jilid
iqro’ mulai jilid yang
berapa, dan sudah
telah ditentukan.
sampai
8) Jika peserta didik santri ternyata
sudah
luluh
4) Guru
menanyakan
halaman
berapa yang sudah dibaca.
Murid 6
menjawab pertnyaan guru
tentang
9) Guru
jilid
menyuruh
berhenti
sebentar,
dan halaman yang
jika bacaan santri
sudah dipelajari.
masih
5) Guru melihat Kartu
salah,
ada
yang untuk
Prestasi Santri untuk
diingatkan.
Dan
melihat kemampuan
siswa
terakhir siswa dalam
sebentar
membaca
buku
perintah guru, dan
iqro’,
untuk
memperhatikan
berhenti sesuai
menentukan
pembimbingan dari
halaman yang sudah
guru
dibaca perlu diulang
yang salah.
atau tidak. 6) Guru
untuk
bacaan
10) Guru
menyuruh
siswa
mengulangi
segera
menyuruh
atas
siswa membaca
membaca
kembali
terhadap
kalimat
halaman yang masih
yang salah baca tadi
perlu diulang atau
dengan bacaan yang
halaman berikutnya
betul, sesuai saran
sesuai
guru.
prestasi
terakhir. 7) Siswa
11) Guru membaca
memberikan
semangat
dengan
benar
pujian
halaman
yang
siswa/santri
diperintahkan guru. 8) Guru
terhadap jika
bacaan santri telah
membimbing
betul.
siswa, jika bacaan
4. Kelebihan
santri/siswa
Metode Iqro’
masih
dengan
dan
kelemahan
ada yang salah. Dan
Menurut Mangun Biyanto, dalam
siswa
mengikuti
bukunya Efektifitas Metode Iqrok
pembimbingan guru
dalam Pembelajaran Membaca
dengan baik.
AlQur’an di TKA-TPA “AMM” 7
Kotagede
Yogyakarta
menyebutan bahwa : a.
Kelebihan
Metode
belum dapat mempelajarinya. Iqro’:Baca
2. Materi terlalu banyak, sehingga
langsung/tanpa
dieja,
CBSA
ada siswa yang tidak sabar untuk
(Cara
Siswa
Aktif)
ingin meraih jilid di atasnya.
Belajar
:Privat/Klasikal; Modul :Asistensi :Praktis
b.
Yogyakarta, sehingga tunanetra
:Sistematis
:Variatif
3. Belum ada contoh bacaan buku Iqrok dalam bentuk CD, sehingga
:KomunikatifFleksibel.(Mangun
santri tidak dapat mengetahui
Budianto (2010: 5)
contoh bacaan yang tepat sesuai
Kelemahan Metode Iqro’
standar Tim Tadarus Angkatan
Menurut Miftachul Jannah, Metode Iqro’ terdapat Kekurangan yaitu : 1) Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini. 2) Tak ada media belajar 3) Tak dianjurkan
Muda
menggunakan
irama
Sedangkan menurut Zainap Hartati, (2004 :85)“dapat dikatakan bahwa sistem “her” mengulang jilid tertentu yang diterapkan bagi siswa yang dianggap belum mampu berpindah ke jilid berikutnya secara kejiwaan dapat menjadi beban psikologis bagi siswa yang bersangkutan di mana ia akan membandingkan kemampuan dirinya dengan santri yang lainnya.” Menurut pendapat penulis sendiri, metode
iqro’
masih
terdapat
kelemahan sebagai berikut : 1. Belum ada buku Iqro’ yang telah
danusholla,
melainkan hanya tergantung dari kemampuan
ustadz
yang
mengajarnya. 4. Belum dapat membimbing bagi santri kelemahan
murottal.
Masjid
yang
mempunyai artikulasi/motorik
bicaranya. 5. Penerapan Asistensi yang tidak tepat. Ada santri yang sebetulnya belum menguasai
materi
iqro’
oleh
gurunya sudah disuruh menyimak santri jilid di bawahnya. Sehingga kualitas
bacaan
santri
tidak
terkontrol gurunya. Bagi santri lebih tertarik dinilai temannya sendiridari pada disimak gurunya, sebab memberikan nilai yang lebih baik/lebih murah dari pada
disalin ke dalam huruf Braille dari
gurunya.
Tim Tadarus Angkatan Muda
5. Penerapan
Masjid danusholla di Kotagede
Tunanetra. :
Metode
Iqro’
pada
8
a. Usaha Penyalinan Materi Buku
menggunakan
Buku
menentukan
oleh peneliti sendiri.
santri/peserta didik tersebut untuk
Pembelajaran
atau
untuk
Iqro’ ke dalam tulisan Braille
b. Melaksanakan
lulus
Iqro’
dapat melanjutkan dari
tidaknya
jilid yang
Huruf AlQur’an bagi tunanetra
telah ditempuhnya menuju jilid
Islam dengan menggunakan
atasnya.
buku Iqro’ yg telah disalin ke
Contoh :
dalam
Santri/peserta
huruf
Braille
oleh
peneliti sendiri. c. Dalam
didik
yang
di
telah
mengakhiri halaman jilid 3, maka dia
proses
belajaran
harus mengikuti Ujian Kenaikan Jilid
tersebut guru menyimaknya
dengan membaca halaman EBTA
pakai Buku Iqro’ Aslinya,
yang diujikan oleh ustadz yang khusus
sedangkan
Penguji EBTA.
siswa/santri
tunanetra membaca buku iqro’
Lulus Jilid 2 :
yang telah disalin ke dalam
Santri sudah mampu membaca huruf
tunanetra.
hijaiayah yang berharokat fat-hah dan
6. Indikator Kelulusan Materi Metode
bacaan panjang/mad dengan benar.
Iqro;
Santri sudah mampu menguasai huruf
Siswa/Santri
yang
telah
dapat
bersambung.
dinyatakan lulus Iqro; adalah sebagai
Khusus huruf bersambung ditiadakan
berikut :
untuk siswatunanetra.
Lulus JIlid 1:
Santri
Santri/siswa sudah mampu membaca
beberapa macam tanda mad dengan
huruf
benar.
hijaiyah
berharokat
fat-hah
sudah
mampu
mengenal
dengan benar,
Santri sudah dapat membedakan mana
Siswa dapat membedakan antara huruf
bacaan yang panjang dan pendek.
yang satu dengan yang lainnya.
Lulus jilid 3 : jika santri/siswa sudah
Siswa dapat membaca huruf dengan
mampu :
makhraj yang benar.
1 membaca huruf hijaiayah yang
Pada buku iqro’, halaman digunakan santri/peserta
untuk didik
EBTA menguji
pembelajaran
berharokat kasroh dan dhomah. 2 Membaca bacaan maad : I panjang dan U panjang.
membaca Kitab Suci AlQur’an dengan 9
3 Dapat membedakan bacaan yang panjang dan pendek.
- Membaca huruf yang ber lafal : ALLAH. Al,l`hu
Lulus jilid 4 : jika siswa/santri sudah
- Membaca huruf yang berigham bilaghunnah. N3
mampu :
Men3 l1dun3k1
- Membaca huruf bertanwin dengan
Lulus Iqrok jilid 6 : jika siswa/santri
benar - Membaca huruf bersukun dengan
telah mampu : - Membaca
benar. - Membaca huuf qalqalah dengan
kalimah
yang
beridhgham bighunnah. - Membaca kalimah yang beriqlab
benar - Dapat membedakan huruf bersukun yang qalqalah dengan yang tidak
- Membaca
huruf/kalimah
yang
berikhfak. - Membaca kalimah dengan tanda-
qalqalah dengan benar. Lulus jilid 5 : jika siswa/santri sudah
tanda waqaf, - Dapat membedakan tanda tanda
mampu : - Membaca huruf yang ber izhar
- Membedakan alif yang tidak dibaca
kalimah
yang
- Membacatanwin yang diwaqofkan
- Membaca
marbutoh
yang
- Membaca bacaan mad panjang 5 harokat ja[
berizgham
syamsiyah (al syamsiyah) al,n - Membaca huruf yang ada ikhfa; syafawi m3
qalqalah
bertasydud yang diwaqafkan.
suwar/huruf awal surat
telah dikuasai, tadi jiwa siswa/santri telah dapat membaca dengan benar. Kesimpulan,
- Membaca huruf bertasydid ,l huruf
membaca
Indikator umum : semua materi yang
diwaqofkan *u7
- Membaca
yang benar.
- Dapat membaca huruf fawatihus
57 tak
dan
membolehkan berhenti atau terus.
- Dapat
diwaqofkan. ---7
97
terus,
- Membaca kalimah dengan waqaf
dan alif yang dibaca. - Membaca
waqaf yang mengharuskan berhenti, mengharuskan
qomariyah (al qamariyah) al3
2a7
l
bila
santri
telah
dinyataan lulus iqrok jilid 6, maka santri/siswa
tersebut
sudah
siap
membaca alQur’an pada sembarang surat dan ayat dengan benar.
b METODE PENELITIAN 10
A. Jenis Penelitian.
I. HASIL PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Diskriptif. Menurut Dr. Juliansyah Noor, SE, MM, Penelitian Deskriptip adalah penelitian ynng berusaha mendiskripsikan gejala, peritiwa kejadian yang terjadi saat sekarang.Penelitian Deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung (Juliansyah Noor, 2011:34-35) B. Penentuan
Subyek
dan
Obyek
Hasil
Penelitian
Kemampuan
Membaca Huruf Arab Alqur’an dalam huruf
Braille
dengan
menggunakan
Metode Iqro’ 1.
Cara guru mengajar :
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap cara guru mengajar membaca huruf Arab Braille dengan metode Iqro’ adalah : a. Guru menyiap bahan yang akan dipelajari,
yaitu
Maqro’
/Bahan
Bacaan dari Buku Iqro’ yang telah
Penelitian.
disalin ke dalam huruf Braille. Di
1 . S u b y e k
samping
P e n e l i t i a n Subjek penelitian adalah orang yang
A.
akan
informasi
bisa
atau
dimintai
orang
yang
menjadi sumber informasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Siswa Tunanetra yang beragama Islam pada SLB Muhammadiyah Dekso, dan Guru Pendidikan Agama Islam yang mengampunya. 2 . O b j e k P e n e l i t i a n Objek penelitian yang diteliti disini adalah : Proses pembelajaran huruf Al qur’an Braille dengan menggunakan metode Iqro’ Braille, dan kemampuan siswa
itu
Guru
menyiapkan
instrumen yang telah dibuat oleh peneliti. Instrumen tersebut digunakan oleh guru untuk menilai bacaan siswa yang diteliti. b. Guru
emnyampaikan
salam
pembukaan. c. Guru menyerahkan bahan bacaan Iqro’
Braille
kepada
subyek
penelitian. d. Guru
menyuruh
siswa
untuk
membaca Maqro’ Braille tersebut. e. Guru juga menjelaskan materi pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa. f. Guru
menyimak
bacaan
siswa
/subyek penelitian darikata perkata , kalimat demi kalimat, sampai selesai. g. Guru mencatat maqrok yang telah dipelajaridalam kartu Prestasi dan 11
menulis dalam instrumen indikator
terhadap
bacaan siswa.
dilakukan
h. Guru membuat keputusan atas hasil
pencatatannya juga lebih dari satu
penilaian bacaan SW untuk ditetapkan
kali..(Anas Sudijono : 2010 :12).
Keputusan
:
Oleh karena itu selama kurang lebih
Melanjutkan bacaan berikutnya, atau
dua bulan Yaitu bulan Agustus 2014
masih mengulang/
dan
i. Guru menyuruh siswa membaca
melakukan penelitian satu minggu
kembali maqro’ yang telah dipelajari
dua kali, pada hari Jum’at dan Sabtu,
di rumah.
dan setiap pertemuan penulis catat
j. Guru juga memberikan ucapan
hasilnya.
pujian jika bacaan siswa benar, dan
Adapun datanya tercantum pada
mengingatkan jika terjadi kesalahan.
Tabel 1 : Data Prestasi Iqrok di
k. Guru memberikan motivasi kepada
bawah ini.
siswa agar sabar dan rajin belajar.
1. Kemampuan Awal :
Akhirnya,
yaitu
satu
individu,
namun
berulang-ulang
September
2014
dan
penulis
l. Guru menutup pertemuan dengan
Data kemampuan awal tercatat
berdo’a.
dalam tabel Data Prestasi Iqro; Nomor 1 sampai 4. Pada saat itu
2. Kemampuan
siswa
dalam
mempelajari Iqro’
penulis
melakukan
kemampuan
membaca
huruf
Sebelum penulis menyajikan data
Arab
Hasil
Kemampuan
menggunakan halaman EBTA
Membaca Huruf ArabBraille perlu
buku Iqro’ ternyata anak sudah
penulis
:
ada kemampuan membaca huruf
penelitian
Hijaiyah yang berharokat Fathah.
Penelitian
sampaikan
berhubung penulis
di
hanya
bahwa
lokasi
menemukan
Braille
ujian
dengan
satu
Namun masih perlu perbaikan
individu sebagai subyek penelitian,
makhrajnya. Pembetulan lafaz-
maka
lafaznya. Atau disebut Lulus
penelitian
yang
penulis
lakukan bersifat agregatif. Menurut bukunya Penidikan,
Anas
Sudijono,
Pengantar disebutkan
Iqro’ Jilid 1. dalam Statistik bahwa
penelitian boleh dilakukan hanya
Selanjutnya
untuk
membandingkan subyek
kemampuan
penelitian
dalam
membaca huruf Arab Braille 12
dengan
metode
Iqrok
antara
B.
Pembahasan
sebelum dan sesudah penelitian,
Dengan
Penulis
contoh
ternyata memang terdapat perbdaan
dengan
kemampuan subyek penelitian dalam
tabel
menggunakan yang
ditulis
menggunakan
Metode
:
melihat
tabel
di
atas,
membaca huruf ArabBraille dengan
Wilcoxon Signed Rangk Test.
menggunakan metode Iqro’.
Menurut Andi Supangat, dalam
KESIMPULAN
bukunya Statistika dalam kajian
Dari hasil penelitian dan pembahasan
deskreptif, Inferensi dan Non
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Parametrik, menyebutkan bahwa
Pembelajaran
Huruf
AlQur’an
Metode Wilcoxon Signed Rangk
Braille dengan menggunakan Metode Iqro’
Test sebagai alat untuk menguji
dalam
Perbedaan dari dua median yang
Muhammadiyah
diperolehdari dua himpunan data
menyesuaikan dengan Petunjuk Mengajar
dengan cara pengambilan data
pada
secara bertahap. (Andi Supangat,
AlQur’an Metode Iqro’ Ciptaan KH As’as
2010 : 368).
Humam Kotagede Yogyakarta setelah
Berhubung
penulis
huruf
buku
Braille
Cara
pada
Dekso
SLB telah
Belajar
Membaca
hanya
disalin ke dalam huruf Braille dan ternyata
menemukan satu individu maka
Metode Iqro’ tersebut setelah disalin ke
obyek penelitiannya yang kami
dalam huruf Braille dapat dipelajari oleh
bagi menjadi beberapa indikator,
Anak Tuna Netra. Kemampuan SW dalam
dan
belajar
penulis
bandingkan
AlQur’an
hingga
penelitian
kemampuan subyek penelitian
berakhir SW telah berhasil lulus jilid 4,
antara
sesudah
dan siap mempelajari jilid berikutnya.
melihat
Adapun Materi yang telah dipelajari,
kemampuan subyek penelitian
adalah : Huruf Hijaiyah berharokat, Huruf
sebelum dan sesudah penelitian
yang dibaca panjang dan huruf yang
dapat
dibaca pendek, bertanwin, bersukun, dan
sebelum
penelitian.
dan
Untuk
dilihat
pada
tabel
terlampir.
Qalqalah.
2. Kemampuan terakhir :
belajar
Kunci membaca
untuk
keberhasilan
alQur’an
Anak mampu membaca huruf
:Kemauan,
hijaiyah
Ketelitian dan kemampuan vokal yang
yang
bertanwin,
bersukun dan qalqalah.
Kerajinan,
adalah
Kesabaran,
cukup. 13
Tabel : 2 Hasil pencapaian indikator membaca iqrok : Jilid Materi dan indikator Hal yg Skor dibaca Sebelum Sesudah penelitian penelitian 1. Huruf hijaiyah berharokat 33 3 4 fatchah Iqrok 1 1.1 Dapat Membedakan huruf 34 3 4 hijaiyah ang satu dengan Iqro’ 1 yang lain 1.2 Makhraj huruf 35 2 3 2. Huruf hijaiyah 32 3 4 berfaharokat factchah yang Iqro’ 2 panjang dan yang pendek. 2.1 Dapat menyebutkan 32 3 4 harokat tanda panjang dan Iqro’ 2 pendek. 2.2 Dapat membedakan 32 3 3 kata/suku kata yang harus Iqro’2 dibaca panjang maupun yang dibaca pendek 3 Huruf hijaiyah berharokat 31-32 0 3 kasroh dan dhomah, baik Iqrok yang dibaca pendek jikid 3 maupun dibaca panjang. 3.1 Dapat membaca huruf 31-32 0 3 yang berharokat kasroh Iqrok jikid 3 3.2 Dapat membaca bacaan 31-32 0 3 berkasroh yang Iqrok dipanjangkan. jikid 3 3.3 Dapat membaca huruf 31-32 0 3 hijaiyah berharokat Iqrok dhomah jikid 3 3.4 Dapat membaca huruf 31-32 0 3 hijaiyah berharokat Iqrok dhomah yang jikid 3 dipanjangkan. 3.5 Dapat membedakan tanda 0 4 harokat fatchah, kasroh dan dhomah baik yang dibaca panjang maupunyang dibaca pendek. 4 Huruf bertanwin 4.1 Dapat membaca huruf 0 3 bertanwin 4.2 Dapat membedakan antara 0 4 14
5 5.1 6 6.1 6.2
fatain, kasrotain dan dhomatain Huruf bersukun Dapat membaca huruf bersukun dengan benar. Huruf qalqalah :Dapat membaca huruf bersukun yang qalqalah Dapat membedaan bacaan antara huruf yang berqalqalah dan yang tidak qalqalah Jumlah
0 0
3 3
0 4 0
2 3
Iqro’ hal 18 Iqro’ 4 0 hal 19 dan hal 31-32 EBTA 17
3
62
0 = materi tidak dibaca 1 = tidak dapat membaca dengan benar walau sudah dibimbing 2 = dapat mebaca dengan benar jika dibimbing atau diingatkan. 3 = dapat membaca dengan benar tapi masih lambat. 4 = dapat membaca dengan benar dan lancar DAFTAR PUSTAKA
Agus Wasisto Dwi Doso Warso., Kiat-kiat Melakukan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah, Pustaka Book Publisher, Yogyakarta, 2011. Ahmad Masykuri, Makalah Cara Cepat Belajar Arab Braille, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah IstimwaYogyakarta, Tahun 2013. Anas
Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun 2006.
Andi Supangat, Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Non Parametrik, Kencana . Juliansyah
Nnoor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi,
Prenada Media Group, Jakarta Tahun 2010. As’Ad Humam, Buku Iqro’ Cara Cepat Belajar Membaca AlQur’an, Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM” Yogyakarta, : 2000. Arrochman.com, 90% Muslim Tuna Netra Masih Buta Alquran Braile, www.Arrochman com, Bandung : 23 Desember 2010. Haryanto,. Identifikasi dan Assesmen Anak berkebutuhan Khusus, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada msyarakat Dirjen Dikti Kemendikbud, Jakarta : 2012 dan Karya Ilmiah, Prenada Media, Jakarta : 2011. 2
Mangun Budiyanto, Efektivitas Metoe Iqro’ Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di TKA-TPA “AMM” Kotagede, Yogyakarta, Tim Tadarus Angkatan Masjid dan Musholla (AMM), Kotagede, Yogyakarta : 2010. Mangun
Budiyanto, Prinsip-Prinsip Metodologi Buku Iqro’ Tim Tadarus Angkatan Masjid dan Musholla (AMM), Kotagede, Yogyakarta : 1995.
Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung, Sinar Baru Algesindo, : 2004. Margono,
Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta : 2005.
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Ciawi-Bogor, 2005.
Guru, Dirjen Depdikbud, 1996).
Rubijo, Proposal Permohonan Rehab Ruang Kelas dan Asrama SLB Muhammadiyah Dekso, TahunmAnggaran 2008/2009, Muhammadiyah Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Cabang Dekso, Tahun 2009. Said Agil Husin Al Munawar., AlQur’anul Kariim Dalam Huruf Braille Berpedoman Kepada Mushaf Standar, Proyek Peningkatan Beragama Pusat Direktorat dan Penyelenggaraan Haji, Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, Jakarta : 2003. Sari Rudiyati, Pendidikan anak Tunanetra, FIP UNY, Yogyakarta : 2002. Siti
Alpiyah, Strategi Guru dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SLB Muhammadiyah Dekso, Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta, Thesis, Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Guru AgamaIslam Universitasi Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2012.
Tin
Suharmini, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, Kanwa Publisher, Yogyakarta : 2009.
Munawir Yusuf, Pendidikan Tunanetra Dewasa Dan Pembinaan Karir, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Dirjen Dikti, Depdikbud, Jakarta, tanpa tahun Purwaka Hadi, Kemandirian Tunanetra, Orientasi Akademik dan Orientasi Sosial, Direktorat Pembinaan PT dan TPT, Dirjen Dikti Depdiknas, Jakarta, 2005, Rochman Nata Widjaya, Zainial Alimin, Penelitian Bagi Guru Pendidikan Luar Biasa, Proyek Pendidikan Tenaga
Dikti,
Zainap Hartati', Penerapan Metode Iqra
Dalam Belajar Menbaca Al-Qur'an (Studi teniatrg Penerapan Metode lqra di 2
TKA-TPA BKPRMIKota Palangka Raya, Kalimanta! Tengah), BKPRMIi, Palang Karaya, 2004,,
3