ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S P1 A0 UMUR 21 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING DI BPM FINULIA SURJATI SURAKARTA TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : NATALIA PRISCA AGUSTINA DEWI SHINTA NIM. B09.094
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S P1 A0 UMUR 21 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING DI BPM FINULIA SURJATI SURAKARTA TAHUN 2013
Disusun Oleh :
NATALIA PRISCHA AGUSTINA DEWI SHINTA NIM. B09.094
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal, 26 Juli 2013
Pembimbing
(APRILIA DYAH RAHMAWATI, SST) NIK. 201189095
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan pada Ny. S P1 A0Umur 21 Tahun Akseptor KB Suntik Depo Provera Dengan Spotting Di BPM Finulia Surjati Surakarta”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi Tugas Akhir sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Anis Nurhidayati, SST,M.kes, selaku penguji Karya Tulis Ilmiah. 4. Ibu Aprilia Dyah Rahmawati, SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis. 5. Ibu Pimpinan BPM Finulia Surjati Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan kasus. 6. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
8. Ny. S dan keluarga yang telah bersedia membantu penulis dalam kelancaran penyelesaian Karya Tuils Ilmiah. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juli 2013
MOTTO v Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan. (Herodotus) v Apabila anda berbuat kebaikan terhadap orang lain maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri. (Benyamin Frankin) v Kegagalan hanya terjadi jika kita menyerah. (Lessing) v Jadilah yang terbaik diantara yang baik. (Penulis) PERSEMBAHAN : Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Tuhan YME yang telah memberikan anugrah dan rahmat sehingga terwujud Karya Kecil ini. 2. Bapak dan Ibuku tercinta yang paling aku banggakan menjadi tumpuan hidup yang selalu memberikan semangat dan dukungan, sungguh tiada kata yang lebih mudah dan pantas terucap untuk membalas semua kasih sayang, tetesan air mata, cucuran keringat serta doa yang selalu mengalir kepada penulis. 3. Suamiku
tercinta
yang
selalu
menjadi
inspirasiku terima kasih atas doa, dukungan, kesetiaan dan cintanya selama ini. 4. Anakku tersayang Fidela, terima kasih telah menjadi semangat untuk mama sehingga mama dapat menyelesaikan semua ini. 5. Adikku tersayang terimakasih telah membantu kakak selama ini. 6. Teman-temanku satu angkatan, tiga tahun kita berjuang dengan liku-liku suka dan duka yang kita hadapi bersama. 7. Almamater ku tercinta.
vi
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Natalia Prischa Agustina Dewi Shinta
Tempat / Tanggal Lahir
: Surakarta, 23 Agustus 1991
Agama
: Katolik
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Sumber Krajan Rt 05 Rw 01, Banjarsari, Surakarta.
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri Kestalan Surakarta
LULUS TAHUN 2003
2. SMP Kanisius 1 Surakarta
LULUS TAHUN 2006
3. SMA Kristen 1 Surakarta
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan X
vii
Prodi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Natalia Prischa Agustina Dewi Shinta B09.094
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S P1 A0 UMUR 21 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING DI BPM FINULIA SURJATI SURAKARTA TAHUN 2013 Xi + 70 halaman + 8 lampiran INTISARI Latar belakang : Secara nasional jumlah keikutsertaan KB dari seluruh jumlah PUS pada tahun 2011 sebanyak 54,44%. Salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah KB suntik.KB suntik Depo Provera yaitu mengandung 150 mg medroksi progesterone asetat yang diberikan setiap 12 minggu sekali.Data dari BPM Finulia Surjati Surakarta dari bulan Januari sampai Oktober tahun 2012 jumlah akseptor KB suntik Depo Provera sebanyak 350 akseptor dan yang mengalami spotting sebanyak 110 akseptor, apabilaspotting tidak segera ditangani akan menyebabkan terjadinya anemia. Tujuan :Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Depo Provera dengan spottingsesuai dengan manajemen kebidanan menurut varney, mengetahui kesenjangan, dan alternatif pemecahan masalah. Metodologi : Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus menggunakan metode deskriptif dengan lokasi studi kasus di BPM Finulia Surjati Surakarta, subyek studi kasus Ny. S P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Proveradengan spottingyang dilakukan dari tanggal 15 sampai 24 Mei 2013 dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder. Hasil :Dari hasil asuhan yang diberikan dapat diketahui bahwa spotting yang dialami Ny. S P1 A0merupakan efek samping KB Suntik Depo Provera, spotting dapat teratasi pada perawatan hari ke-5 dengan diberikan terapi pil kombinasi 3035 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari, dengan ibu sudah tidak cemas karena perdarahan bercak sudah berhenti, dan Ny. S tetap menggunakan KB suntik Depo Provera. Kesimpulan :Kesimpulan dari kasus Ny. S terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu Ny. S P1A0 tidak diberi tablet zat besi karena pasien tidak sampai mengalami anemia. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, KB suntik Depo Provera, Spotting Kepustakaan : 24 literatur (tahun 2003-2011)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
MOTO ........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................
vi
CURICULUM VITAE ...............................................................................
vii
INTISARI ...................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
3
C. Manfaat Studi Kasus ...........................................................
3
D. Tujuan Studi Kasus .............................................................
5
E. Keaslian Studi Kasus ..........................................................
6
F. Sistematika Penulisan .........................................................
7
TINJAUAN TEORI A. Teori Medis .........................................................................
9
1. Definisi Keluarga Berencana ........................................
9
2. Akseptor .......................................................................
9
ix
BAB III
3. Kontrasepsi Suntik .......................................................
11
4. Pengertian Suntik Depo Progestin ................................
11
5. Spotting..........................................................................
17
B. Teori Manajemen Kebidanan ..............................................
18
C. Landasan Hukum ................................................................
34
METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ................................................................
35
B. Lokasi Studi Kasus ..............................................................
35
C. Subyek Studi Kasus ............................................................
35
D. Waktu Studi Kasus ..............................................................
35
E. Instrumen Studi Kasus ........................................................
36
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
36
G. Alat-Alat Yang Digunakan .................................................
40
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Tinjauan Kasus ...................................................................
41
B. Pembahasan ........................................................................
62
PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
68
B. Saran ...................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat permohonan ijin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Keterangan Penggunaan Lahan Lampiran 3. Jadwal Penelitian Lampiran 4. Surat Keterangan Persetujuan Pasien Lampiran 5. Satuan Acara Penyuluhan efek samping KB Suntik Lampiran 6. Satuan Acara Penyuluhan dengan materi gizi seimbang Lampiran 7. Kartu KB Pasien Lampiran 8. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan
kualitas
penduduk,
maka
pemerintah
Indonesia
telah
mencanangkan berbagai program untuk menangani masalah kependudukan yang ada.Salah satu program pemerintah adalah dengan Keluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan yang berwawasan kependudukan dengan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan Pasangan Usia Subur (PUS) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana (BKKBN,2011). Dimasyarakat metode kontrasepsi hormonal tidaklah asing lagi. Sebagian besar masyarakat telah menggunakan kontrasepsi hormonal, namun demikian banyak juga efek samping yang telah dikeluhkan oleh akseptor KB berkenaan dengan metode kontrasepsi yang dipakainya, dan akhirnya banyak kejadian akseptor berganti kontrasepsi karena belum memahami dengan baik bagaimana metode kontrasepsi hormonal tersebut (Handayani, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada bulan September 2011,jumlah akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Dengan rincian pengguna kontrasepsi suntik sebanyak 2.241.592 peserta (54,44%), Pil sebanyak 684.914 peserta (16,63%), IUD sebanyak 429.636 peserta (10,43%), Implant sebanyak 374.444 peserta (9,09%),MOW sebanyak
1
2
246.985 peserta (5,99%) dan Kondom sebanyak 75.920 peserta (1,84%). Pengguna KB Suntik berada di urutan pertama yang paling diminati oleh masyarakat (Dinkes provinsi Jawa Tengah,2011). Kontrasepsi
suntik
Depo
Provera
(Depo
moendroxy
ProgesteronAsetat) yaitumengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik secara intramuskular. Efek samping yang sering di temukan adalah penambahan berat badan, sakit kepala, gangguan haid yang berupa amenorhoe, perdarahan ireguler, dan spotting.Selain itu terdapat juga efek samping pada kardiovaskuler, efek metabolik dan efek pada system reproduksi (Speroff & Darney, 2005). Spotting adalah perdarahan intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kassa pembalut, merupakan perdarahan ringan yang tidak berbahaya. Apabila spotting cukup mengganggu misalnya
spotting tidak berhenti dalam waktu yang lama
bahkan terjadi perdarahan maka perlu diberi terapi untuk menghentikan perdarahan dan apabila tidak segera ditangani
maka akan menyebabkan
anemia sehingga dalam keadaan itu penambahan pil zat besi sangat diperlukan. Penanganan kasus untuk menghentikan
spotting antara lain
adalah konseling, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemberian pil kombinasi (Hartanto,2004 dan Saifuddin, 2008). Berdasarkan data yang diperoleh penulis melalui studi pendahuluan pada bulan Desember di BPM Finolia Surjati Surakarta didapatkan data akseptor KB dari bulan Januari sampai Oktober 2012, terdapat 486 akseptor,
3
yaitu suntik depoprovera sebanyak 350 akseptor (72%), suntik 1 bulan sebanyak 108 akseptor (22,6%), pil sebanyak 24 akseptor (5%), IUD sebanyak 1 akseptor (0,2%) dan Implant sebanyak 3 akseptor (0,6%).Dari 350 Akseptor KB Suntik 3 bulan, yang tidak mengalami keluhan sebanyak 100 akseptor (43,6%), sedangkan yang mengalami keluhan spotting sebanyak 110 akseptor (19,6%), amenorrhea sebanyak90 akseptor (21,8%) dan kenaikan berat badan sebanyak 50 akseptor (14,8%). Berdasarkan dari permasalahan di atas,maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai KB suntik 3 bulan dengan spotting melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun Akseptor KB Suntik Depo provera dengan Spotting di BPM Finolia Surjati Surakarta” B. Rumusan Masalah Rumusan
masalah
dalam
penelitian
ini
yaitu
“Bagaimana
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun akseptor KB suntik Depo proveradengan spotting Di BPM Finolia Surjati Surakarta dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah
Varney?” C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Penulis dapat menerapkan Asuhan kebidanan padaNy. S P A umur 21 1
0
tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan Spotting sesuai dengan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
4
2. Tujuan Khusus a.
Penulis mampu: 1) Melaksanakan pengkajian data padaNy. S P A umur 21 tahun 1
0
akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting. 2) Melakukan interprestasi data serta merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan padaNy. S P A umur 21 tahun 1
0
akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting. 3) Merumuskan diagnosa potensial padaNy. S P A umur 21 tahun 1
0
akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting. 4) Mengidentifikasi tindakan segera yang akan dilaksanakan pada Ny. S P A umur 21 tahun akseptor KB suntik Depo provera 1
0
dengan spotting. 5) Merencanakan asuhan yang menyeluruh padaNy. S P A umur 21 1
0
tahun akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting. 6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan padaNy. S P A umur 1
0
21 tahun akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting. 7) Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada Ny. S P A umur 21 tahun akseptor KB suntik Depo provera dengan 1
0
spotting. b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada akseptor KB suntik Depoprovera dengan spotting.
5
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Diri Sendiri Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam praktik di lahan dan mendapatkan gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan khususnya tentang Asuhan Kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo provera dengan spotting. 2. Bagi institusi a.
BPS Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting, serta untuk meningkatkan mutu layanan kebidanan yang sudah ada.
b.
Institusi Pendidikan Kebidanan Dapat digunakan untuk tambahan referensi, wacana dan pengetahuan bagi mahasiswa maupunpengajar tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo provera dengan spotting.
3. Bagi Masyarakat Sebagai wacana dalam meningkatkan pengetahuan bagi akseptor KB suntik Depo provera tentang efek samping dari KB suntik berupa spotting dan cara mengatasinya. E. Keaslian Studi Kasus Berdasarkan penulisan kepustakaan ada beberapa Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo provera dengan Spotting yang pernah dilakukan oleh:
6
1. Fibriyanti (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny . S akseptor KB suntik Depoprovera dengan spotting di BPS Dian Sesanti Nogosari Boyolali” dengan terapi satu siklus pil kontrasepsi kombinasi 30-35 mg Etinilestradiol 3x1 tablet, Vit K 3x1 tablet/ hari dan Fe 1 x 1 kapsul/ hari dengan hasil akseptor mengerti bahwa spotting sebagai efek samping KB, spotting dapat teratasi setelah pengobatan hari ke-5 perdarahan bercaknya sudah berhenti dan akseptor tetap menggunakan KB suntik Depoprovera. 2. Wulandari (2009), dengan judul : “Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik Depo provera Ny. E dengan spotting di BPS Yuli Prasetyo Ningsih Kebak Kramat”. Asuhan yang diberikan berupa pil KB 3x1 tablet sehari, selama 7 hari dengan dukungan moril, KIE personal hygiene. Hasilnya spotting dapat teratasi 7 hari keadaan ibu membaik dan tetap menggunakan kontrasepsi suntik Depo provera. 3. Sumaryati (2010), dengan judul : “Asuhan Kebidanan Pada Ny. H Akseptor KB Suntik Depo provera dengan spotting di RB Hati Bunda Sragen”. Asuhan yang diberikan berupa pil kontrasepsi kombinasi 30-35 etinilestradiol dengan dosis 3x1/ hari, pemberian KIE tentang efek samping dari penggunaan KB suntik Depo provera.
7
F. Sistematika Penulisan Isi dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan umum dan khusus studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka berisi teori medis tentang KB, KB suntik 3 bulan, Spotting, teori manajemen kebidanan menurut Varney,data perkembangan SOAP dan landasan hukum.
BAB III METODOLOGI Berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data serta alat-alat yang dibutuhkan dalam studi kasus. BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menampilkan kasus serta pembahasan dari studi kasus dan dasar teori,mulai dari pengkajian sampai evaluasi dengan melihat kesenjangan antara kasus yang nyata dengan teori. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan pembuatan Karya Tulis Ilmiah
8
ini,sedangkan
saran
merupakan
tanggapan dari kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
alternatif
pemecahan
dan
9
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori medis 1. Definisi KB Menurut Hartanto (2004), Keluarga Berencana dalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu. b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan. d. Mengatur interval diantara kehamilan. 2. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi Menurut Winkjosastro (2008), kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. b. Macam-macam kontrasepsi Menurut Hartanto (2004), Macam-macam kontrasepsi : 1) Kontrasepsi Metode Sederhana a) Tanpa alat (1) KB alamiah terdiri dari pantang berkala, metode kalender, metode suhu basal, metode lender serviks.
9
10
(2) Coitus Interuptus adalah suatu metode keluarga berencana tradisonal, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. b) Dengan alat (1) Mekanisme (barier), terdiri dari kondom pria, barier intravagina (diafraghma, kap servik, spons, kondom). (2) Kimiawi, yang berupa spermisid (vaginal cream, vagina Foam, vagina jelly, vagina tablet dan vagina slube film) 2) Kontrasepsi Metode Modern a) Kontrasepsi Hormonal (1) Per oral : Pil kombinasi POK(Pil Oral Kombinasi), minipil, morning after pill. (2) Injeksi
atau
Progesteron
suntikan Asetat),
:
DMPA
(Depo
NET-EN,
Medroksi
microsphere,
microcapsules. (3) Subkutis : Implant (alat kontrasepsi bawah kulit : AKBK) (a) Implant non biodegradable : (norplant, norplant 2) (b) Implant biodegradable : capronor,pellets. b) Intra Uteri Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : Cooper T, Medus, Seven Cooper T. 3) Metode kontrasepsi mantap a) Pada wanita Medis Operatif Wanita (MOW) : Tubektomi
11
b) Pada pria Medis Operatif Pria (MOW) : Vasektomi. 3. Kontrasepsi Suntik a. Pengertian Kontrasepsi Suntik adalah suatu metode kontrasepsi hormonal untuk wanita yang mampu melindungi seorang wanita terhadap kemungkinan hamil yang diberikan secara suntikan (Hartanto, 2004). b. Jenis kontrasepsi suntik Jenis-jenis kontrasepsi suntik menurut Hartanto (2004), dibagi menjadi 3 jenis antara lain: a) Cyclofem Diberikan satu bulan sekali secara IM dengan dosis 50 mg. Berisi hormon progesteron dan estrogen. b) Depo Medroxyprogesterone Asetat (Depo provera) Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.Berisi hormon progesteron. c) Noretisteron Enantat ( Depo Norsterat) a) Di pakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita b) Di berikan dalam dosis 200 mg dan di berika 2 bulan dengan cara disuntikkan intramuscular.
12
4. Kontrasepsi Suntik Depo Provera a. Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik Depo Provera Menurut Saifuddin (2006), yang diperbolehkan menggunakan kontrasepsi Depo provera antara lain: 1) Wanita usia reproduktif 2) Nulipara dan yang telah memiliki anak 3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi 4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai 5) Setelah abortus atau keguguran 6) Perokok b. Kontra indikasi kontrasepsi Depo Provera Menurut Arum & Sujiyatini (2009), yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik Depoprovera adalah : 1) Hamil atau dicurigai hamil 2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya 3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea 4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. 5) Diabetes mellitus disertai komplikasi
c. Waktu yang tepat untuk pemberian kontrasepsi suntik Depo Provera
13
Menurut Handayani (2010), waktu pemberian kontrasepsi suntik Depo Provera yang tepat adalah sebagai berikut: 1) Hari ke 1 sampai 7 dari siklus haid 2) Setiap saat selama siklus haid dimana dipastikan tidak hamil 3) Pasca aborsi segera atau dalam waktu 7 hari Menurut
Saifuddin
(2006),
penggunaan
/
pemberian
kontrasepsi Depo Provera adalah sebagai berikut : Jenis ini disuntikkan secara intramuscular di daerah pantat dan diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. d. Teknik penyuntikan kontrasepsi suntik Depo Provera Menurut Glasier & Gebbie (2005), teknik penyuntikan Depo Provera adalah: 1) Vial Depo Provera harus dikocok terlebih dahulu dengan baik 2) Semua obat harus dihisap kedalam alat suntiknya 3) Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada otot bokong (Musculus gluteus) 4) Jangan melakukan masase pada tempat suntikan 5) Kedua hal terakhir ini sangat penting karena kalau tidak ditaati, maka pelepasan otot dari tempat suntikan akan dipercepat dan akan mengakibatkan masa efektif kontrasepsinya menjadi lebih pendek.
14
e. Keuntungan dan kerugian Kontrasepsi suntik Depo Provera 1) Menurut Noviawati & Sujiyatini (2008), keuntungan kontrasepsi suntik Depo Provera antara lain: a) Sangat efektif b) Pencegahan kehamilan jangka panjang c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri d) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI e) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara 2) Menurut Speroff & Darney (2005), kerugian kontrasepsi suntik Depo Provera antara lain: a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti: (1) Siklus haid yang memendek atau memanjang (2) Perdarahan yang banyak atau sedikit (3) Perdarahan tidak teratur/ perdarahan bercak atau spotting (4) Tidak haid sama sekali b) Peningkatan berat badan c) Diperlukan penyuntikan yang teratur
f. Efek samping dan penanganan alat kontrasepsi suntik Depo Provera
15
1) Menurut Hartanto (2004), Efek samping kontrasepsi suntik Depo Provera adalah sebagai berikut: a) Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling mengganggu, seperti : (1) Amenorea (2) Perdarahan bercak (Spotting) b) Penambahan berat badan Umumnya penambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi anatara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama.Penyebab penambahan berat badan tidak jelas, tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena cairan tubuh. c) Sakit kepala Insident sakit kepala terjadi pada < 1 – 17 % akseptor d) Efek pada Sistem Kardiovaskuler Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau sistem
pembekuan
darah
maupun
sistem
fibrinolitik.Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan
HDL
kolestrol.Kadar
HDL
menyebabkan timbulnya atherosclerosis.
e) Efek pada sistem reproduksi (1) Kembalinya Kesuburan/ Fertilitas
yang
rendah
16
Suntikan DMPA 150 mg dianggap tidak efektif lagi sebagai kontrasepsi setelah 90
hari, tetapi
pada
kebanyakan akseptor DMPA mencegah kehamilan untuk jangka waktu yang lebih lama. Rata- rata memerlukan 1,5 – 3 bulan lebih lama untuk kembali hamil dibandingkan pil oral atau IUD. (2) Laktasi Pada DMPA tidak ditemukan efek terhadap laktasi, malah mungkin dapat memperbaiki kuantitas ASI (memperbanyak produksi ASI).DMPA tidak merubah komposisi dari ASI. 2) Menurut Saifuddin (2006), efek samping dari kontrasepsi depoprovera dan penanganannya adalah sebagai berikut : a) Amenorea (tidak terjadi perdarahan) (1) Bila tidak hamil, pengobatan apa pun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim, nasihati untuk kembali ke klinik (2) Bila terjadi kehamilan ektopik, segera rujuk klien b) Perdarahan / perdarahan bercak (spotting) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka
17
dapat disarankan pilihan pengobatan yaitu dengan pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µ etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. c) Meningkatnya atau menurunnya berat badan Informasikan bahwa kenaikan/ penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok, hentikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain. 5. Spotting a. Pengertian spotting Spotting adalah perdarahan intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kain atau kassa pembalut (Hartanto, 2004). b. Gejala spotting Perdarahan yang berupa bercak-bercak ringan (Saifuddin, 2006). c. Penyebab spotting Penyebab spotting adalah terjadinya pelebaran pembuluh vena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal. Bila efek gestagen kurang, stabilitas stoma berkurang, yang pada akhirnya akan terjadi perdarahan (Baziad, 2008).
18
d. Penatalaksanaan kasus spotting Menurut Saifuddin (2006), penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut: Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat disarankan dua pilihan pengobatan: a) Menggunakan
pil
kontrasepsi
kombinasi
(30-35
mg
etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari. B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
19
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2008). 2. Langkah langkah dari manajemen kebidanan Menurut Varney (2008), proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses periodik dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat menjadi langkah-langkah tertentu dan dapat berubah sesuai dengan keadaan pasien. Adapun pelaksanaan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney tersebut adalah sebagai berikut: a. Langkah pertama : Pengumpulan dan pengkajian data Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien (Varney, 2008). 1) Data Subyektif Data subyektif berisi tentang data dari pasien melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau masalah KB (Hidayat, 2008).Keluhan pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Provera dengan spotting berupa
perdarahan
(Saiffudin, 2006). a) Identitas
bercak
sedikit
dan
tidak
teratur
20
Menurut Varney (2008), adalah sebagai berikut: (1) Nama Nama akseptor dan suami untuk mengetahui identitas akseptor dan suami sebagai orang yang bertanggung jawab. (2) Umur Untuk mengetahui termasuk sebagai pertimbangan dalam menentukan cara KB yang rasional dan untuk mengetahui apakah pasien masih dalam usia reproduksi atau tidak (3) Agama Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut akseptor, karena ada agama yang menganggap tabu cara KB. (4) Suku Bangsa Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh akseptor. (5) Pendidikan Berkaitan dengan tingkat pengetahuan seseorang untuk mengikuti KB, seseorang memiliki pendidikan tinggi biasanya lebih tahu tentang manfaat dan efek samping KB.
(6) Alamat
21
Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien dengan nama yang sama untuk keperluan kunjungan rumah. (7) Pekerjaan Untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga atau penghasilan. b) Keluhan Utama Untuk
mengetahui
keluhan
yang
dirasakan
saat
pemeriksaan. Pada akseptor KB suntik Depo Provera denganspotting yang dikeluhakan ialah mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin (Varney, 2008). c) Riwayat Perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah apakah ini pernikahan yang pertama apakah pernikahan “bahagia” jika belum menikah apakah terdapat hubungan yang bersifat mendukung (Farrer, 2007). d) Riwayat Menstruasi Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya menstruasi, teratur atau tidak, sifat darah dan keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi (Nursalam, 2009).
e) Riwayat Kehamilan dan nifas yang lalu
22
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil akhirnya (abortus, lahir hidup, apakah anaknya masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas sebelumnya dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Farrer, 2007). f) Riwayat Keluarga Berencana Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB. Kalau pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama, keluhan pada saat ikut KB, alasan berhenti KB (Varney, 2008). g) Riwayat Penyakit (1) Riwayat penyakit sekarang Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau masalah utama (Varney, 2008). (2) Riwayat Penyakit Sistemik Riwayat
kesehatan
mengidentifikasi
yang
kondisi
lalu
ditanyakan
kesehatan
dan
untuk untuk
mengetahui penyakit yang diderita dahulu seperti hipertensi, diabetes, PMS, HIV/AIDS (Hyre, 2003).
(3) Riwayat Penyakit Keluarga
23
Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
akseptor
KB.Sehingga dapat diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma, demam dan apakah dalam keluarga memiliki keturunan kembar, baik dari pihak istri maupun pihak suami (Varney, 2008). h) Pola kebiasaan sehari-hari Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makanan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2007). (1) Pola Nutrisi Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien. Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien. (2) Pola Eliminasi Untuk mengetahui BAB dan BAK berapa kali sehari warna dan konsistensi. (3) Pola istirahat Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari.
(4) Pola seksual
24
Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam hubungan seksual. (5) Pola hygiene Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari. (6) Aktivitas Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya. i) Data Psikologis Data psikososial ini diberikan untuk mengetahui motivasi atau mental pasien (Prawirohardjo, 2005). 2)
Data Obyektif Data Obyektif adalah data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik sebelumatau selama pemakaian KB (Hidayat, 2008). a) Keadaan Umum
: Mengetahui keadaan pasien baik atau tidak (Hidayat, 2008).
b) Kesadaran
: Menilai
status
composmentis,
kesadaran
pasien
somnolens
atau
apatis(Hidayat, 2008). c) Pemeriksaan tanda vital(vital sign)
25
(1) Tekanan darah Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuaanya mmHg. Keadaan normal antara 120/80 mmHg sampai 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2008). (2) Pengukuran suhu Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah 360C sampai 370C . Bila suhu tubuh lebih dari 380C harus dicurigai adanya infeksi (Wiknjosastro, 2006). (3) Nadi Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi normal 70x/ menit sampai 88x/ menit (Perry & Potter, 2005). (4) Pernafasan Mengetahui sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam satu menit. Pernafasan normal 22x/menit sampai 24x/menit (Saifuddin, 2006).
d) BB (Berat Badan)
26
Mengetahui berat badan pasien karena merupakan salah satu
efek
samping
KB
suntik
Depo
provera
(Saifuddin, 2006). e) TB (Tinggi Badan) Mengetahui tinggi badan pasien (Hidayat, 2008). f) Pemeriksaan Sistematis (1) Kepala (a) Rambut
: Untuk menilai warna, kelebatan, dan karakteristik
seperti
ikal,
lurus,
keriting (Hidayat, 2008). (b) Muka
: Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema (Wiknjosastro, 2008).
(c) Mata
: Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak, sclera berwarna putih atau tidak (Hidayat, 2008).
(d) Hidung
: Untuk mengetahui apkah ada polip atau tidak (Hidayat, 2008).
(e) Telinga
: Bagaimana keadaan daun telinga, liang telinga dan ada seruman atau tidak (Hidayat, 2006).
(f) Mulut
: Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada caries atau tidak dan ada
27
karang
gigi
atau
tidak
(Wiknjosastro, 2008). (2) Leher
: Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan pembesaran
getah
bening
(Nursalam, 2009). (3) Dada dan aksila : Apakah ada benjolan pada payudara atau tidak, dan apakah simetris kanan kiri (Nursalam, 2009). (4) Abdomen
: Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi, adakah nyeri tekan serta adanya massa (Farrer, 2007).
(5) Genetalia
: Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartholini, dan perdarahan (Prawirohardjo, 2005). Pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Provera PPV (Perdarahan Per Vaginam)
berupa
darah
bercak
merah (Saifuddin, 2006). (6) Ekstremitas
: Apakah terdapat varices, oedema atau tidak, betis merah atau lembek atau keras (Saifuddin, 2006).
28
g) Pemeriksaan Inspekulo Pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk mengetahui atau mencari sumber perdarahan, apakah terdapat lesi pada porsio atau servik, pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Provera dengan spotting sumber perdarahan berasal dari uterus (Depkes RI, 2009). h) Data laboratorium Digunakan untuk mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang, yaitu dilakukan pemeriksaan Hb. Pada akseptor KBsuntik tiga bulan Depo Provera dengan spotting pemeriksaan Hb di lakukan untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak (Nursalam, 2009). b. Langkah kedua : Interprestasi data Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan menjadi satu diagnosa atau masalah yang telah diindentifikasi mejadi diagnosa nomenklatur.Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnostik kebidanan (Varney, 2008).
1) Diagnosa Kebidanan Ny.
X…….
P…A…umur….
Depoprovera dengan Spotting.
Akseptor
KB
Suntik
29
Data dasar : a) Ibu mengatakan bernama Ny X b) Ibu mengatakan berumur … c) Ibu mengatakan pernah melahirkan … d) Ibu mengatakan pernah keguguran atau tidak e) Ibu mengatakan akseptor KB suntik Depoprovera f) Ibu mengtakan mengeluarkan bercak darah sejak … sampai… Data Obyektif : a) Keadaan ibu
:
b) Kesadaran
:
c) Keadaan Umum
:
d) Vital sign
: TD
: ….
R
: ….
N
: ….
S
: ….
e)
Genetalia
: Pengeluaran pervaginam berupa bercak darah.
2) Masalah Menurut Varney (2008), masalah yang sering muncul pada akseptor KB Suntik Depoprovera dengan spotting antara lain sebagai berikut: a) Rasa tidak nyaman pada daerah kemaluan. b) Rasa cemas tentang perdarahan diluar haid. 3) Kebutuhan
30
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien-pasien dan yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.Kebutuhan yang diperlukan akseptor KB Suntik Depo provera adalah dukungan moril pada ibu (Varney, 2008). c. Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial Diagnosa
potensial
adalah
suatu
pernyataan
yang
timbul
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2008). Diagnosa potensial yang terjadi pada akseptor KB Suntik Depo provera adalah anemia (Saifuddin, 2006). d. Langkah Keempat : Antisipasi Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada step sbelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, segera kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2008).
31
Antisipasi pada spotting yaitu diberikan terapi : tablet zat besi yang merupakan suatu suplemen penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia (Saifuddin, 2006). e. Langkah Kelima : Perencanaan Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan pada akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting menurut Saifuddin (2006), adalah : 1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan: a) Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan
ditangani
dengan
pemberian
2
tablet
pil
kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg
32
etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari (Saifuddin, 2006) f. Langkah Keenam : Implementasi Implementasi merupakan pelaksanaan dari asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus dimana bidan harus berkolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan pasien adalah tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh (Varney, 2008). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada akseptor KB Suntik Depoprovera dengan spotting secara menyeluruh. g. Langkah Ketujuh : Evaluasi Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2008). Menurut Saifuddin (2006), evaluasi yang diharapkan pada akseptor KB Suntik Depoprovera meliputi: 1) Ibu mengerti tentang efek samping yang akan timbul pada akseptor KB Suntik Depo provera. 2) Ibu sudah tidak merasa cemas dengan keadaannya. 3) Spotting dapat teratasi dan pasien tetap menggunakan KB Suntik Depo Provera.
33
3. Data Perkembangan Pendokumentasian asuhan kebidanan, rencana asuhan kebidanan ditulis dalam data perkembangan SOAP yang merupakan salah satu pendokumentasian yang menurut Varney (2008), SOAP merupakan singkatan dari: S
: Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.Anamnesa dilakukan pada akseptor KB Suntik Depo Provera dengan Spotting.
O
: Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat keadaan umum, kesadaran dan perdarahan pervaginam.Pada pemeriksaan laboratorium misalnya pada pemeriksaan Hb, pemeriksaan papsmear dan secret vagina.
A
: Assesment Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
analisis
dan
implementasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi P
: Planning
34
Menggambarkan
pendokumentasian
dari
perencanaan
evaluasi berdasarkan assessment. Memberikan konseling sesuai dengan permasalahan yang ada sebagai upaya untukmembantu proses pengobatan. C. Landasan Hukum Standar merupakan landasan berpijak secara dan parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Kepmenkes RI No. 900/ Menkes/SK/VII/2002 Pasal 25 ayat (1) Bidan dalam memberikan
pelayanan
kepada
ibu
dengan
menggunakan
KB
Depoprovera dengan Spotting harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman,sedangkan dalam pemberian pelayanan harus berdasarkan standar profesi. Menurut (Kepmenkes,2002), Bidan mempunyai kewenangan sebagai berikut: 1. Menghormati hak pasien 2. Merujuk kasus yang tidak bisa ditanagani 3.
Menyimpan rahasia
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku 4. Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan 5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan. 6. Melakukan rekam medis yang baik
35
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Studi kasus adalah penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2005). Jenis studi kasus ini adalah
laporan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif yaitu
suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus dalam penelitian ini mendiskribsikan asuhan kebidanan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun akseptor Kb suntik Depoprovera dengan Spotting menggunakan manajemen kebidanan dengan 7 langkah Varney, dan data perkembangan menggunakan SOAP. B. Lokasi Studi Kasus Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan di BPM Finolia Surjati Surakarta C. Subyek Studi Kasus Subjek Studi Kasus Merupakan hal atau orang yang dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2005). Subyek yang akan digunakan dalam studi kasus ini yaitu Ny. S. P1 A0 umur 21 tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting. D. Waktu Studi Kasus Waktu studi kasus adalah tentang waktu yang digunakan penulis untuk mencari kasus (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 15 - 24 Mei 2013. 35
36
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen merupakan alat pantau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti kata lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Notoatmodjo, 2005).Pada penulisan studi kasus ini menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga Berencana dengan 7 langkah Varney dan data perkembangan menggunakan SOAP. F. Teknik Pengumpulan Data Penyusunan studi kasus ini digunakan berbagai metode untuk mengumpulkan data antara lain data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan studi kasus (Nursalam, 2009) a. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah tehnik pengumpulan data dengan cara memeriksa pasien secara langsung dengan menggunakan berbagai cara seperti pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi sebagai penunjang pemeriksaan agar mendapatkan diagnose yang tepat (Notoadmodjo, 2005). Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik secara sistematis (Nursalam, 2009).
37
Pemeriksaan Fisik dilakukan dengan cara: 1) Inspeksi Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui keadaan pasien secara sistematis dari kepala sampai kaki dan pengeluaran vagina (Nursalam, 2009). Pada kasus Kb suntik Depo Provera dengan spotting inspeksi dilakukan secara berurutan mulai kepala sampai kaki dan pengeluaran pervaginam (Varney, 2009). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan konjungtiva, untuk mengetahui kemungkinan adanya anemia dan melihat adanya spotting pada akseptor Kb suntik Depo Provera . 2) Palpasi Suatu teknik yang menggunakan indera peraba untuk mendapatkan data (Nursalam, 2009). Pada kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting dilakukan pemeriksaan bimanual atau palpasi mencakup pengkajian terhadap adanya massa dalam ovarium dan uterus serta adanya nyeri. 3) Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan pada daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan untuk
38
mengidentifikasi
lokasi,
ukuran
dan
konsistensi
jaringan
(Nursalam, 2009). Pada kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting
pemeriksaan
ini
tidak
harus
jalan
mendengarkan
dilakukan
(Wiknjosastro, 2008). 4) Auskultasi Pemeriksaan
dengan
suatu
yang
dihasilkan oleh tubuh (Nursalam, 2009). Pada pemeriksaan kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting, pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak b. Wawancara Wawancara yaitu suatu metode yang dipergunakan untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005). Dalam kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting metode yang digunakan adalah wawancara atau tanya jawab dengan klien dan bidan. c. Observasi Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung pada klien selama berkunjung ke lokasi studi kasus (Notoatmodjo, 2005). Untuk memperoleh data objektif penulis melakukan pengamatan langsung pada kasus akseptor KB suntik Depo Provera dengan spotting untuk observasi dapat berupa pemeriksaan umum (pemeriksaan tanda vital, keadaan umum klien), pemeriksaan fisik (pemeriksaan konjungtiva, pengeluaran
pervaginam)
dan
pemeriksaan
penunjang.
Pada
pemeriksaan penunjang ini dilakukan pemeriksaan Hb yang dilakukan
39
pada awal kunjungan pada akseptor KB suntik Depo Provera dengan Spotting. 2. Data Sekunder Menurut Notoatmodjo (2005) data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga dan lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi, meliputi: a. Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah sebuah bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumentasi, baik dokumen resmi maupun tidak resmi (Notoatmodjo, 2005).Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data yang diambil dari buku kunjungan di BPS Finolia Surjati Surakarta. b. Studi kepustakaan Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi, baik berupa teori-teori, generalis maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli buku-buku yang ada (Notoatmodjo, 2005).Pada kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting penulisan menggunakan bahan referensi dari tahun 2003 sampai tahun 2012. G. Alat-Alat Yang Digunakan Menurut Saifuddin (2006), alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data yaitu :
40
1. Alat yang dibutuhkan dalam melakukan wawancara antara lain: a. Format pengkajian pada akseptor KB Suntik Depo Provera b. Buku tulis c. Alat tulis 2. Alat dan bahan dalam observasi antara lain: a. Spighmomanometer b. Stetoskop c. Thermometer d. Timbangan berat badan e. Tinggi badan f. Kom berisi air g. Speculum h. Kassa steril i. Lampu sorot j. Handscoon k. 1 set Hb sahli 3. Alat yang dibutuhkan untuk pendokumentasian adalah lembar observasi.
41
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS Tanggal
: 15 Mei 2013
Pukul
: 16.00 WIB
Tempat
: BPM FINULIA SURJATI SURAKARTA
1. PENGKAJIAN DATA a. Identitas Pasien
Identitas Suami
1) Nama
: Ny. S
Nama Suami : Tn. D
2)
Umur
: 21 th
Umur
: 26 th
3)
Agama
: Islam
Agama
: Islam
4)
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
5)
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
6)
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
7)
Alamat
: Sumber Rt 03 Rw 04
b. Anamnesa (Data Subyektif) 1) Keluhan Utama Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah yang keluar dari alat kelamin sejak tanggal 10 Mei 2013 dan tidak berhenti sampai saat ini. 2) Riwayat Perkawinan Ibu mengatakan status perkawinannya syah, kawin 1 kali, umur 20 tahun, dengan suami umur 24 tahun, lama pernikahan 2 tahun, anak 1 orang.
41
42
3) Riwayat Menstruasi a) Menarche
: Ibu mengatakan menstruasi pertama kali umur 13 tahun
b) Siklus
: Ibu mengatakan siklus menstruasi 30 hari
c) Banyaknya
: Ibu mengatakan banyaknya menstruasi 2-3 kali ganti pembalut/hari
d) Lama
: Ibu mengatakan lama menstruasi 7 hari
e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasi teratur f)
Sifat darah
: Ibu mengatakan sifat darah menstruasi encer dan merah segar.
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut saat menstruasi. 4) Riwayat Obstetri Tabel 4.1 Riwayat Obstetri Jenis Anak Tgl/th Tempat Umur PenoPersalina Partus Partus Hamil Long Jenis BB PB n 28 Pere 9 2800 49 1 januari Bidan Normal Bidan mpua bulan gram cm 2012 n
No
Nifas Kead
Laktasi
Keadaan anak sekarang
Baik
Ya,selama Hidup 2 tahun
mengatakan
hanya
5) Riwayat KB a) Macam Peserta KB
: Lama
b) Metode yang pernah dipakai : Ibu
menggunakan KB suntik 3 bulan
43
sejak anaknya berumur 1 bulan, lamanya sudah 1,5 tahun. c) Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah sejak 5 hari yang lalu yaitu mulai tanggal 10 Mei 2013 6) Riwayat Penyakit a) Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan sekarang tidak menderita penyakit apapun seperti flu, batuk, dan demam. b) Riwayat Penyakit Sistemik (1) Jantung :
Ibu mengatakan tidak pernah merasa berdebardebar saat beraktifitas dan tidak berkeringat dingin di telapak tangan.
(2) Ginjal
:
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit dipinggang.
(3) Asma
:
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas
(4) TBC
:
Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu, batuk disertai darah, nafsu makan tidak pernah menurun, berat badan tidak pernah turun secara berlebihan.
(5) Hepatitis :
Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning dimata, ujung kuku dan kulit.
44
(6) DM
: Ibu
mengatakan
tidak
pernah
merasa
menderita penyakit gula dengan gejala sering haus, lapar, dan sering kencing di malam hari dengan frekuensi sering ± 6-7 kali. (7) Hipertensi : Ibu
mengatakan
tidak
pernah
tekanan
darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan tidak pernah mengalami sakit kepala yang menetap. (8) Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan mengeluarkan busa dari mulut.
(9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lainya seperti HIV dan penyakit kelamin seperti sifilis, gonorhea. c)
Riwayat Penyakit Keluarga 1)
Penyakit menurun Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak suami tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan asma.
2)
Penyakit menular Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak suami tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.
3) Riwayat Keturunan Kembar Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
45
d) Riwayat Operasi Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun. 7)
Pola Kebiasaan sehari-hari a) Pola Nutrisi (1) Makan
: Ibu mengatakan makan 3 x/hari, dengan porsi
sedang
jenis
(nasi,sayur
bayam,lauk tahu dan ayam dan buah pisang) (2) Minum
: Ibu mengatakan minum ± 8 gelas, jenis berupa air putih 6 gelas dan teh 2 gelas/hari.
b) Pola Eliminasi (1) BAB
: Ibu mengatakan frekuensi BAB 1 x/hari, konsistensi
lunak,
warna
kuning
kecoklatan. (2) BAK
: Ibu mengatakan BAK sehari 4-5 kali, warna kuning jernih.
c) Pola istirahat (1) Tidur siang
: Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam
(2) Tidur malam
: Ibu mengatakan tidur malam ±7-8 jam.
d) Pola Aktivitas (1) Sebelum spotting : Ibu mengatakan sebelum spotting ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri
46
seperti menyapu, mencuci baju, mencuci piring, dan mengasuh anaknya. (2) Selama spotting :Ibu
mengatakan
melakukan
selama
pekerjaan
spotting
rumah
seperti
menyapu,mencuci baju, mencuci piring, dan mengasuh anaknya dibantu oleh suami. e)
Pola Seksual (1) Sebelum spotting
: Ibu
mengatakan
melakukan
hubungan seksual 3 kali seminggu dan tidak mengeluarkan darah sehabis hubungan seksual. (2) Selama spotting
: Ibu mengatakan selama mengalami bercak darah tidak melakukan hubungan seksual.
f)
Personal Hygiene (1) Sebelum spotting : Ibu mengatakan mandi 2 x/hari, yaitu pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 17.00 WIB, gosok gigi 2 x/hari, keramas 4 kali dalam seminggu. (2) Selama spotting : Ibu mengatakan mandi 2 x/hari, yaitu pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 16.30 WIB, gosok gigi 2x/hari,
47
keramas 3 kali dalam seminggu, ganti pembalut 2 kali sehari. 8) Data Psikologis
: Ibu merasa cemas karena bercak darah yang keluar dari alat kelaminnya.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1) Status Generalis a) Keadaan umum
: Baik
b) Kesadaran
: Composmentis
c) Tanda – tanda Vital (1) Tekanan darah
: 110/80 mmHg
(2) Suhu
: 36,50 C
(3) Nadi
: 82 x/menit
(4) Respirasi
: 24 x/menit
d) BB
: 64kg
e) TB
: 150cm
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala (1) Rambut
: Bersih, warna hitam, tidak berketombe, tidak rontok, tidak kusam
(2) Muka
: Tidak ada oedema, tidak pucat
(3) Mata (a) Oedema
: Tidak ada oedema
(b) Conjungtiva : Warna merah muda (c) Sklera
: Warna putih
48
(4) Hidung
: Bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada benjolan
(5) Telinga
: Bersih, simetris, tidak ada serumen
(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada perdarahan pada gusi b) Leher (1) Kelenjar gondok
: Tidak ada pembesaran
(2) Tumor
: Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran c) Dada dan Axilla (1) Mammae (a) Membesar
: Pembesaran normal
(b) Tumor
: Tidak ada benjolan
(c) Simetris
: Ya, simetris kanan kiri
(d) Areola
: Warna coklat pekat
(e) Putting susu
: Menonjol
(f) Kolostrum
: Tidak ada kolostrum
(2) Axilla (a) Benjolan
: Tidak ada benjolan
(b) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan
d) Abdomen (1) Pembesaran uterus
: Tidak ada pembesaran uterus
(2) Benjolan atau tumor : Tidak ada benjolan (3) Nyeri tekan
: Tidak ada nyeri tekan
49
(4) Luka bekas operasi
: Tidak ada luka bekas operasi
e) Anogenital (1) Vulva dan Vagina (a) Varices
: Tidak ada varices
(b) Luka
: Tidak ada luka
(c) Kemerahan
: Tidak kemerahan
(d) Nyeri
: Tidak terjadi nyeri tekan
(e) Pengeluaran pervaginam: Perdarahan darah,
berupa warna
bercak merah
kecoklatan, bau khas darah. (2) Inspeculo Tidak ada peradangan pada dinding vagina, portio sedikit membuka,keluar bercak darah warna kecoklatan, bau khas darah. (3) Pemeriksaan Dalam
: Tidak dilakukan
(4) Anus Haemoroid
: Tidak ada haemoroid
f) Ekstremitas (1) Varices
: Tidak ada varices pada tangan dan kaki
(2) Oedema
: Tidak ada oedema pada tangan dan kaki
(3) Reflek patella
: Tidak dilakukan.
50
3) Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium 2.
: Hb : 11gr%
INTERPRETASI DATA Tanggal : 15 Mei 2013 Pukul : 17.00 WIB a. Diagnosa Kebidanan Ny. S P1 A0 umur 21 tahun Akseptor KB Suntik Depo Provera denganspotting Data Dasar: Data Subyektif: 1) Ibu mengatakan berumur 21 tahun 2) Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali, dan belum pernah keguguran. 3) Ibu mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik Depo provera selama 1,5 tahun. 4) Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin sejak tanggal 10 Mei 2013 dan belum berhenti sampai sekarang. Data Obyektif
:
Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum
: Baik
2) Kesadaran
: Composmentis
3) Tanda-tanda vital Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Suhu
: 36,50 C
Nadi
: 82 x/menit
Respirasi
: 24x/menit
51
4) Mata
:
Conjungtiva
berwarna
merah
muda,
skleraberwarna putih. 5) Palpasi
: Abdomen tidak ada nyeri tekan pada daerah bagian bawah dan tidak teraba adanya benjolan atau masa.
6) Vulva Vagina
: Tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah.
7) Inspekulo
: Porsio sedikit membuka keluar bercak darah warna kecoklatan dan bau khas darah, dan tidak ada peradangan pada dinding vagina
Data penunjang
: Hb
:
11gr%
b. Masalah Ibu cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan bercak darah yang dialaminya. c. Kebutuhan Memberikan informasi tentang bercak darah (Spotting) tersebut adalah efek samping dari penggunaan KB suntik dan memberikan dukungan moril pada ibu. 3. DIAGNOSA POTENSIAL Anemia
52
4. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA Terapi obat untuk menghentikan perdarahan yaitu pil kombinasi 30-35µg etinilestradiol dengan dosis 2 x1 tablet perhari selama 7 hari. 5. PERENCANAAN Hari/tanggal: Rabu,15 Mei 2013
Pukul: 17.10 WIB
a. Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan. b. Beri KIE tentang efek samping KB suntik Depo Provera c. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygieneterutama pada daerah kemaluannya. d. Beri ibu dukungan moril untuk tidak cemas dengan keadaannya, dan ibu harus tetap menggunakan alat kontrasepsi lain atau tetap menggunakan kb suntik 3 bulan Depo provera untuk mencegah kehamilan. e. Beri terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan anjurkan ibu untuk minum secara teratur. f. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan, dan beritahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 18 Mei 2013. 6. IMPLEMENTASI/ PELAKSANAAN Tanggal :15 Mei 2013
pukul : 17.15 WIB
a. Memberitahu bahwa ibu mengalami spotting dan keadaan ibu masih baik, terdapat bercak darah pada alat kelamin.
53
b. Memberikan informasi bahwa bercak darah (spotting) merupakan perdarahan yang ringan karena merupakan efek samping akibat dari pemakaian KB Suntik Depo Provera. c. Memberi KIE tentang efek samping KB suntik Depo Provera antara lain terjadi spotting, amenorrhea, dan penambahan berat badan. d. Memberikan dukungan moril pada ibu agar tidak cemas karena spotting tersebut dapat diatasi, meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan dirinya dan agar ibu tetap menggunakan Kb suntik 3 bulan Depo provera. e. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluannya, dengan cara cebok dari depan kebelakang, ganti pembalut minimal 3 kali/hari,ganti celana dalam 3 kali/hari, khususnya pada kasus spotting manfaatnya yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi dan agar spotting tidak bertambah parah dan cepat sembuh. f. Memberi ibu terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan menganjurkan untuk minum secara teratur. g. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila ada keluhan atau setelah obat habis dan memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 18 Mei 2013. 7. EVALUASI Tanggal : 15 Mei 2013
Pukul : 18.00 WIB
a. Ibu sudah tau tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaannya baik.
54
b. Ibu mengerti dan memahami bahwa keadanya yang dialami merupakan salah satu efek samping dari pengunaan KB Suntik Depo Provera. c. Ibu sudah mengerti tentang efek samping KB suntik Depo Provera. d. Ibu bersedia melakukan anjuran serta nasehat yang diberikan.Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan. e. Ibu telah diberikan pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan bersedia meminumnya. f. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan dan menerima kunjungan rumah yaitu pada tanggal 18 Mei 2013.
55
DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah) Tanggal
: 18 Mei 2013
Pukul
: 13.30 WIB
Tempat
: Sumber Rt 03 Rw 04
S : Subyektif 1. Ibu mengatakan setelah minum obat secara teratur bercak darah sudah mulai berkurang dan ibu masih menggunakan pembalut 2 kali sehari 2. Ibu mengatakan sampai sekarang masih takut melakukan hubungan seksual dengan suaminya, karena keluar bercak darah dari alat kelamin. 3. Ibu mengatakan masih minum obat dari bidan. O : Obyektif 1) Keadaan umum : Baik 2) Kesadaran
: Composmentis
3) Tanda – tanda Vital
4)
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Suhu
: 36,7O C
Nadi
: 83 x/menit
Respirasi
: 21 x/menit
Mata
: Conjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih.
5)
Vulva vagina
: Tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah.
56
A : Assesment Ny. S P1 Ao umur 21 tahun Akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting. P : Planning Tanggal : 18 Mei 2013
Pukul : 13.55 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa keadaan ibu baik. 2. Memberikan dukungan mental pada ibu agar tidak cemas karena spotting tersebut dapat diatasi, meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan dirinya. 3. Memberikan KIE pada ibu agar makan makanan bergizi dengan menu seimbang ,yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin, lemak, dan cairan, dapat diperoleh dari : karbohidrat (nasi, singkong, kentang), protein (tempe, tahu, telor, ikan, dan daging), mineral (brokoli, madu, susu, kacang-kacangan), vitamin (wortel, tomat, kangkung, sawi), lemak (keju, alpukat, labu), cairan (air) 4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh terutama daerah kemaluannya dengan cara cebok dari depan kearah belakang, mengganti pembalut minimal 3 kali/,hari, dan mengganti celana dalam minimal 3 kali/ hari. 5. Menganjurkan pada ibu untuk minum obat dari bidan secara teratur, dan periksa ulang ke bidan jika obat habis.
57
6. Memberitahu pada ibu bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu sampai bercak darahnya berhenti. 7. Memberitahu ibu akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 21 Mei 2013. Evaluasi Tanggal : Tanggal : 18 Mei 2013
Pukul : 14.25 WIB
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Ibu berjanji melakukan anjuran dan nasehat yang diberikan. 3. Ibu bersedia makan makanan bergizi dengan menu seimbang 4. Ibu bersedia menjaga kebersihan tubuh terutama daerah kemaluannya 5. Ibu bersedia minum obat secara teratur, dan berkunjung lagi setelah obat habis. 6. Ibu bersedia untuk tidak melakukan hubungan sexual terlebih dahulu dengan suaminya sampai bercak darahnya berhenti. 7. Ibu bersedia menerima kunjungan rumah pada tanggal 21 Mei 2013.
58
DATA PERKEMBANGAN II (Kunjungan Rumah) Tanggal
: 21 Mei 2013
Pukul
: 16.00WIB
Tempat
: Sumber RT03 Rw 04
S : Subyektif 1. Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan bercak darah dari kemarin sore pada tanggal 20 Mei 2013 2. Ibu mengatakan sudah tidak cemas dan merasa nyaman dengan keadaannya sekarang. 3. Ibu mengatakan masih minum obat dari bidan, dan ini obat yang terakhir yang diberikan pada ibu dari bidan. O : Obyektif 1. Keadaan Umum
:
Baik
Tekanan darah
:
120/80 mmHg
Suhu
:
36,4oC
Nadi
:
80x/menit
Respirasi
:
22x/menit
:
Conjungtiva berwarna merah muda, sklera
2. Tanda – tanda Vital
3. Pemeriksaan fisik Mata
berwarna putih. Vulva Vagina
: Tidak ada bercak darah
59
A : Assesment Ny. S P1 A0 umur 21 tahun Akseptor KB Suntik Depo Provera dengan riwayat spotting. P : Planning Tanggal : 21 Mei 2013
Pukul : 16.25 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaann yang telah dilakukan, bahwa keadaan ibu baik-baik saja. 2. Menganjurkan pada ibu untuk kembali datang ke tenaga kesehatan bila ada keluhan. 3. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama daerah kemaluan. 4. Menganjurkan dan menguatkan ibu untuk tetap memakai Kb suntik Depo Provera. Evaluasi Tanggal : 21 Mei 2013
Pukul : 16.45 WIB.
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Ibu bersedia kembali ketenaga kesehatan bila ada keluhan. 3. Ibu bersedia untuk tetap menjaga personal hygne. 4. Ibu tetap ingin melanjutkan kb suntik 3 bulan Depo provera.
60
DATA PERKEMBANGAN III (Kunjungan Rumah)
Hari/Tanggal :Jumat/24 Mei 2013 S
Pukul:14.00
: Subyektif 1. Ibu mengatakan tidak mengeluarkan bercak-bercak darah. 2. Ibu mengatakan sudah tidak merasa cemas. 3. Ibu mengatakan sudah tidak takut lagi melakukan hubungan seksual dengan suaminya.
O
: Obyektif 1. Keadaan Umum Ibu
: Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Vital Sign
: TD
:110/80 mmHg
S
:36,3 C
N
:83x/menit
R
:22X/menit
4. Pemeriksaan fisik Mata
: Conjungtiva warna merah,sclera warna putih
Pengeluaran pervaginam: Tak ada bercak darah. A
:
Assessment Ny. S P1A0 umur 21 tahun akseptor KB suntik Depo provera dengan riwayat spotting.
61
P
: Planning Hari/Tanggal: Jumat/24 Mei 2013
Pukul: 14.10 WIB
1. Menjelaskan pada ibu apabila nanti timbul bercak darah agar ibu tidak cemas dan segera ke tenaga kesehatan untuk kontrol. 2. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama daerah kelamin. 3. Menganjurkan pada ibu untuk kembali ke bidan untuk melakukan penyuntikan Depo provera sesuai dengan jadwal. Evaluasi Hari/Tanggal: Jumat/24 Mei 2013
Pukul: 14.25 WIB
1. Ibu bersedia kontrol apabila ibu mengalami bercak darah lagi. 2. Ibubersedia untuk menjaga personal hygne. 3. Ibu bersedia kembali lagi untuk melaksanakan penyuntikan Kb Depo provera sesuai dengan jadwal.
62
B. Pembahasan Kasus Setelah penulis melakukan asuhaan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting
pada Ny. S P1 A0 dengan manajemen
kebidanan menurut Hellen varney, maka penulis akan membahas serta membandingkan antara teori manajemen kebidanan dan penatalaksanaan secara teori dengan kenyataan yang terjadi saat memberikan asuhan, serta membahas kesenjangan yang ada selama melakukan asuhan. 1.
Langkah 1 : Pengkajian Dalam pengkajian ini pengumpulan data dasar merupakan data awal. Pada pengkajian data subyektif Ny. S mengatakan keluar bercak darah darialat kelamin sejak tanggal 10 Mei 2013 sampai tanggal 21 Mei 2013. Pada data obyektif yaitu pada pemeriksaan fisik yang meliputi keadaan umum : baik, palpasi: tidak ada benjolan atau massa dan tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan vulva dan vagina tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah, pemeriksaan inspekulo hasilnya porsio sedikit membuka, keluar bercak darah berwarna kecoklatan dan bau khas darah, tidak ada peradangan pada dinding vagina, pada pemeriksaan didapatkan hasil inspeksi pada conjungtiva berwarna merah muda, dan pada data penunjang hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11 gr%. Menurut Varney (2004), data subyektif Akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting yang dikeluhkan ialah mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin. Menurut Manuaba (2008), data obyektif yang di
63
dapat dari kb suntik Depo provera dengan spotting dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk mengetahui atau mencari sumber perdarahan tersebut apakah ada infeksi atau kelainan pada servik porsio. Menurut Wiknjosastro (2006), dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh, adakah benjolan atau tidak. Pada langkah ini ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada pemeriksaan fisik.Pada teori dilakukan pemeriksaan dalam sedangkan pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan dalam karena sudah dilakukan pemeriksaan inspekulo dan tidak terlihat adanya kelainan. 2. Langkah 2 : Interpretesi Data Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada langkah ini maka diagnosa kebidanan yang muncul yaitu Ny. S P1Ao umur 21 tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting.Disertai masalah rasa cemas dan tidak nyaman karena perdarahan bercak yang dialaminya maka kebutuhan yang diberikan adalah informasi tentang perdarahan bercak dan berikan dukungan moril. Menurut Saifuddin (2006), masalah yang muncul pada akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting yaitu rasa cemas karena perdarahan bercak yang dialaminya, sedangkan kebutuhan menurut Varney (2008), diberikan dukungan moril pada ibu. Maka dapat ditarik kesimpulan pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
64
3. Langkah 3 : Diagnosa potensial Pada kasus Ny. S P1A0 akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting diagnosa potensial adalah anemia tetapi pada kasus ini diagnosa potensial tidak terjadi karena asuhan yang tepat pada ibu, keadaan ibu baik, tidak terlihat pucat, konjungtiva berwarna merah muda, ibu tidak lemas, dan hasil dari pemeriksaan Hb ibu 11 gr %. Menurut Sulistyawati (2011), bila perdarahan bercak terjadi secara berlanjut akan timbul masalah potensial yaitu anemia. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan penanganan di lahan 4. Langkah 4 : Antisipasi Pada kasus Ny. S P1A0 akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting, antisipasinya adalah pemberian pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari. Menurut Sulistyawati (2011), antisipasi pada kasus KB Suntik Depo Progestin dengan spotting adalah pemberian tablet zat besi yang merupakan suatu suplemen penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia. Pada langkah ini ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, yaitu pada teori diberi tablet zat besi tetapi pada kasus tidak diberi tablet zat besi karena pasien tidak adanya tanda-tanda kekurangan darah, tetapi diberikan KIE tentang gizi seimbang, agar kondisi ibu tetap baik,
65
dan HB ibu tetap dalam batas normal, pada saat kunjungan rumah pada tanggal 18 Mei 2013. 5. Langkah 5 : Perencanaan Pada kasus Ny. S P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting rencana tindakannya adalah dengan memberi tahu hasil pemeriksaan, memberikan informasi tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB suntik Depo provera menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, pemberian dukungan moril, pemberian terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2xl tablet perhari selama 7 hari , anjuran minum obat secara teratur, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang bila ada keluhan dan menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dengan gizi seimbang, dan akan dilakukan kunjungan rumah. Menurut saifuddin (2006), pada kasus KB Suntik Depo Provera dengan spotting rencana tindakannya meliputi informasi tentang perdarahan bercak dan terapi pil kombinasi satu siklus atau ibuprofen 3x800 mg selama 5 hari, atau obat sejenis lain. Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. 6.
Langkah 6: Implementasi Pada langkah ini telah dilakukan tindakan yang sesuai dengan perencanaan yaitu memberitahu hasil pemeriksaan, memberikan informasi
66
tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB suntik Depo Provera, menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, pemberian dukungan moril, pemberian terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2 x l tablet perhari selama 7 hari, anjuran minum obat secara teratur,memberitahu ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan dan memberitahu akan dilakukan kunjungan rumah. Menurut Saifuddin (2006), KIE tentang bercak darah dan terapi bercak perdarahannya.Menurut Winkjosastro (2008), membersihkan vulva minimal 2 x sehari untuk mencegah infeksi.Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu terletak pada pemberian KIE tentang gizi seimbang pada saat kunjungan rumah I, dikarenakan ibu tidak diberikan tablet Fe sehingga KIE tentang gizi diharapkan ibu tetap mengkonsumsi makanan bergizi sehingga Hb tetap dalam batas normal.Pada kasus ini data perkembangan diberikan KIE gizi dan menginformasikan ibu untuk tidak melakuakan hubungan seksual, di karenakan disesuaikan dengan kondisi dan masalah dari Ny.S yaitu mengeluh takut untuk berhubungan sexual. 7. Langkah 7: Evaluasi Setelah dilakukan tindakan evaluasi untuk menilai keefektifan dari asuhan pada Ny. S selama 7 hari, dimulai dari tanggal 15 Mei 2013 sampai 24 Mei 2013 diperoleh hasil keadaan umum ibu baik, ibu tidak cemas dan sudah merasa nyaman, perdarahan bercak berhenti sejak tanggal 21 Mei 2013 dan ibu tetap menggunakan KB Suntik Depo Provera. Pada kasus ini ibu tidak melakukan kunjungan ulang ke bidan
67
setelah obat habis dikarenakan perdarahan sudah berhenti. Pada teori, evaluasi yang diharapkan pada kasus spotting setelah diberikan asuhan adalah perdarahan dapat berhenti dan ibu tetap menggunakan alat kontrasepsi. (Saifuddin, 2006). Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan Asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney pada Ny. S P1 A0 akseptor KB Suntik Depo Provera dengan Spottingdi BPM Finulia Surjati Surakarta maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengkajian pada Ny. S P1A0 akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting diperoleh dari data subyektif
dan data obyektif. Dari data
subyektif diperolehdata bahwa ibu mengatakan keluar bercak darah dari alat kelamin sejak tanggal 10 Mei 2013, dan ibu merasa cemas dengan keadaannya.
Data
obyektifnya
diperoleh
hasil
keadaan
umum,
pemeriksaan vulva dan vagina tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah, pemeriksaan inspekulo porsio sedikit membuka, keluar bercak darah berwarna kecoklatan dan bau khas darah, tidak ada peradangan pada dinding vagina, inspeksi pada conjungtiva berwarna merah muda, dan pada data penunjang hasil pemeriksaan laboratorium 11 gr%. 2. Interpretasi data diperoleh dari pengumpulan data yang diambil dari pengkajian sehingga didapatkan diagnosa kebidanan yang tepat yaitu Ny.S P1 A0 umur 21 tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting. Dimana timbul masalah rasa cemas dan rasa tidak nyaman karena perdarahan bercak darah yang dialaminya sehingga kebutuhan yang diberikan adalah informasi tentang pendarahan bercak dan berikan dukungan moril dan masalah dapat teratasi. 68
69
3. Pada kasus Ny. S P1 A0 umur 21 tahun diagnosa potensial adalah anemia, tetapi tidak terjadi karena kondisi ibu baik, tidak pucat, konjungtiva merah muda, ibu tidak lemas, dan Hb ibu 11 gr% maka antisipasinya diberikan pil kombinasi 30- 35 µg dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari untuk menghentikan perdarahan. 4. Rencana tindakan yang dilakukan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting yaitu informasi tentang hasil pemeriksaan, memberikan informasi tentang perdarahan bercak, KIE tentang efek samping KB suntik Depo Progestin, menganjurkan ibu untuk menjagapersonal hygiene, pemberian dukungan moril, pemberian terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2 x l tablet perhari selama 7 hari, anjuran minum obat secara teratur, memberitahu ibu untuk kunjungan ulang bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah. 5. Pelaksanaan yang dilakukan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 6. Evaluasi dari asuhan yang diberikan pada Ny. S P1 Ao umur 21 tahun selama 7 hari, diperoleh hasil keadaan umum ibu baik tidak ada masalah potensial yang muncul, ibu tidak cemas dan sudah merasa nyaman, pendarahan bercak berhenti pada perawatan hari ke-7, dan ibu tetap menggunakan KB Suntik Depo Provera. 7. Pada kasus Ny. S P1 A0 umur 21 tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan spotting terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada pemeriksaan fisik tidak dilakukan pemeriksaan dalam karena sudah dilakukan pemeriksaan inspekulo dan pada antisipasi tidak diberikan tablet
70
zat besi, tetapi diberikan KIE tentang gizi seimbang, pada saat kunjungan rumah I. B. Saran Berdasarkan
kesimpulan
diatas
perlu
adanya
upaya
untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Profesi Bidan diharapkan lebih meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam penanganan spotting dengan melakukan asuhan sesuai prosedur tetap kebidanan. 2. Bagi Institusi a. Bagi instansi / BPS Bagi BPS diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan agar lebih maksimal sesuai dengan prosedur yang sudah ada. b. Pendidikan. Bagi pendidikan diharapkan menambah referensi dan buku bacaan tentang Kb suntik Depo provera. 3. Bagi pasien Diharapkan pada akseptor KB Suntik Depo Provera dengan Spotting untuk tetap menjaga pola makan dengan gizi seimbang, menjaga personal hygiene khususnya pada daerah kemaluan,dan melakukan kunjungan ulang atau segera datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Arum, D. N. S, Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan. Cetakan Keempat. Yogyakarta : Nuhamedika Baziad, A. 2008. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Sarwono Prawirohardjo
Yayasan Bina Pustaka
BKKBN Jawa Tengah. 2011. Hasil Pencapaian Peserta Aktif PER MIX S.D September 2011 Provinsi Jateng. www.bkkbnjateng.com/cms_bkkbn/files/hasil%20PENCAPAIAN%20PER%20MIX.jpg. Diakses tanggal 16 November 2012 Depkes RI. 2009. Definisi Akseptor KB. http://www.dinkes.com. Diakses tanggal 13 November 2012 Dinkes Jateng 2011. Data PUS dan KB Aktif. http://www.data akseptor kb aktif.com. Diakses pada tanggal 11 November 2012 Farrer, H. 2007. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Fibriyanti. 2008. Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik Depoprovera Ny. S dengan Spotting di BPS Dian Sesanti Nogosari Boyolali. Glasier, A dan Gebbie, A. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Edisi 4. Jakarta : EGC Handayani, S. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Pustaka Rihama Hartanto, H.2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hidayat, A.A.2006. Panduan Keperawatan. Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia Hyre, A. 2003. Panduan Ilmu Keperawatan. Cetakan Kedua.Jakarta : EGC Manuaba, I. B. G. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC Noviawati dan Sujiyatini. 2008.Pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana. Jakarta : Trans Info Media Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik., Jakarta : Salemba Medika
72
Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan . Jakarta : Bina Sarwono Prawirohardjo Saifuddin, A, B. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo Speroff, L.M.D dan Darney, P.D. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : E EGC Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika Sumaryati. 2010. Kumpulan Askeb.available.online.http://www.askeb.com, 13 Desember 2011 Varney, H. 2008. Varney’s Midwifery. (Thrid Edition). Bandung : Sekeloa Publisher Wulandari, S.W.U. 2009. Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik Depoprogestin Ny. E dengan Spotting di BPS Yuli Prasetyo Ningsih Kebakkramat. Akbid Mitra Husada Karanganyar. KTI. Tidak Dipublikasikan Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo