PENGARUH ORIENTASI BELANJA DAN GENDER DIFFERENCES TERHADAP PENCARIAN INFORMASI ONLINE DAN BELANJA ONLINE (Studi Kasus pada Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Disusun oleh: GITA CHAIRUN NISA 107081003297
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M / 1434 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Gita Chairun Nisa
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 30 April 1989 Agama
: Islam
Alamat
: Perumahan Bukit Indah Blok J1/11 Sarua, Ciputat
E-mail
:
[email protected]
Pendidikan Formal 2007-2013
: Strata 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2004-2007
: SMA Islam Al-Azhar 1
2001-2004
: SLTP Islam Al-Azhar 1
1995-2001
: SD Islam Al-Azhar 4
1993-1995
: TK Islam Al-Azhar 4
1992-1993
: Play Group Cut Mutia, Jakarta Pusat
Pendidikan Non Formal • • •
ESQ Training Basic pada tahun 2007 Pelatihan Fasilitator GeMAH 99 pada tahun 2008 ESQ In House Training MCB UIN pada tahun 2009
Pengalaman Organisasi • • •
Bendahara FOSMA UIN periode 2008-2010 Bendahara Saman SAFOZE periode tahun 2010 Bendahara Naml Foundation periode 2012-sekarang
i
ABSTRACT
The aim of this research is to to analyze the influence of shopping orientations on online information search and online purchase, and the differences between male and female in their shopping orientations. The samples of this research are students of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta who have online purchased at least one time. The data collection in this research uses a questionnaire containing 22 statements wich are distributed to 60 respondents. This research uses purposive sampling technique in the form of multiple linear regression analysis by firstly referring to the classic assumption analysis. This research also uses independent sample T test to analyze the differences between male and female students in their shopping orientations. Shopping orientations were indentified into six variables: shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, and brand/store loyalty. The results show that simultaneously shopping orientations significantly influence on online information search but not significantly influence on online purchase. Partially, only convenience/time conscious and price conscious variable have significant influence on online information search and shopping enjoyment variable has significant influence on online purchase. Convenience/time conscious and price conscious were significantly different between male and female students’ shopping orientations. No significant differences were found in shopping enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence, and brand/store loyalty between male and female students.
Key words: shopping orientations, shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty, gender differences, online information searches, online purchase.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi belanja terhadap pencarian informasi online dan belanja online, serta menganalisis perbedaan orientasi belanja antara pria dan wanita. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan belanja online minimal satu kali. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 22 butir pertanyaan yang disebarkan kepada 60 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan metode analisis menggunakan uji regresi linier berganda dengan terlebih dahulu mengacu pada uji asumsi klasik. Selanjutnya penelitian ini juga menggunakan independent sample T test untuk menganalisis perbedaan orientasi belanja pada mahasiswa pria dan wanita. Orientasi belanja dijelaskan dalam enam variabel, yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/tima conscious, price conscious, shopping confidence, dan brand/store loyalty. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan orientasi belanja berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online tetapi tidak signifikan terhadap belanja online. Secara parsial hanya variabel convenience/time conscious dan price conscious yang berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online dan variabel shopping enjoyment yang berpengaruh signifikan terhadap belanja online. Terdapat perbedaan orientasi belanja yang signifikan antara pria dan wanita pada variabel convenience/time conscious dan price conscious. Pada variabel shopping enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence, dan brand/store loyalty tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita.
kata kunci: orientasi belanja, shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty, gender differences, pencarian informasi online, belanja online.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hamba-Nya, Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences Terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online (Studi Kasus Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” ini dengan sebaikbaiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, dalam arti masih terdapat kekurangan baik dari segi materi bahasan maupun teknik penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan sekaligus sangat menghargai saran dan kritik dari pembaca, guna mewujudkan karya ilmiah yang lebih berkualitas. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ayahanda Sandy Haryanto dan Ibunda Indhrawaty Diah Permata atas kesabarannya yang telah membesarkan, mendidik dan mengasuh penulis dengan penuh rasa kasih sayang yang besar dan tulus, serta senantiasa mendukung dan memanjatkan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta 3. Ibu Leis Suzanawati, SE, M.Si selaku Pudek I bidang akademik, Ibu Yulianti, SE, M.Si selaku Pudek II bidang administrasi umum, dan bapak
iv
Herni Ali HT, SE, MM selaku pudek III bidang kemahasiswaan yang telah memberikan motivasi dan didikan yang baik untuk penulis. 4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta 5. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Pembimbing I dan Ibu Leis Suzanawati, SE, Msi selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 6. Bapak Dr. Suhendra, MM selaku salah satu penguji komprehensif yang telah memberikan motivasi dan ilmu kepada penulis. 7. Seluruh dosen, asisten dosen, karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya yang berada di jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya serta pelayanan akademik selama ini bagi penulis. 8. Teman-teman kuliah jurusan Manajemen angkatan 2007, khususnya kelas C dan kelas pemasaran B yang telah memberikan dukungan, keceriaan, kenangan, serta berbagi pengalaman selama kita kuliah bersama-sama. Teman-teman seperjuangan, Resha, Agi, Isti, Neng, Wandi, terima kasih atas sharing-sharingnya :D 9. Geng rempongers Yolan, Pipit, Wenny dan my PIC Arini yang kadang nyebelin tapi ngangenin, hahaha :D Terima kasih atas kebersamaan, kegilaan, dan dukungannya selama ini. Semoga kebersamaan ini akan terjalin seterusnya. 10. Sahabat terbaik dari SMA, para cewek kece, Zahra, Odi, Fitri, Nadia yang terus saling mendukung dan tentunya ikut mewarnai kehidupanku selama beberapa tahun belakangan ini. 11. Para sepupu Punyun, Pulut, Pumon yang telah berbagi ilmu, semangat, pelukan, canda tawa, kesenangan, kesedihan, keharuan, kegalauan yang tak pernah putus, dan yang terpenting selalu memberikan motivasi yang baik untukku selama ini, terutama ketika selama proses penyelesaian
v
skripsi ini. Teruntuk Tecin, terima kasih yang juga tak terkira karena sering diculik kemana-mana untuk menemani mencari referensi atau sekedar jalan-jalan melepas penat hehehe.. Juga dua lagi, untuk para sepupu, Dinda dan Phalen yang juga telah menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat dan saudara baruku di FOSMA UIN dan Naml Foundation, trio Kameta - Kacipa - Kalia, Racil, Nina, Rifa, Hani, Ibnu, Romi, Reza, Kak Oci, Abe, Kak Wildan, Kak Novas, Angga, Dian, Lela, Ulan Bonte, serta yang lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas doa, dukungan dan perhatiannya (yang kadang mengganggu :p) selama ini. Ucapan khusus teruntuk pasangan Kak Isti dan Kak Bhara yang pernah direpotkan masalah statistik, haha terima kasih kakak S.S.T :D 13. Keluarga besarku, Eyang Uti, para om dan tanteku, serta para sepupu, sodara dan sodari yang selalu memberikan dukungan melalui doa sehingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 14. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan pahala atas semua kebaikan pihak-pihak yang telah membantu dalam masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya. Jakarta, 25 Oktober 2013 Penulis,
Gita Chairun Nisa
vi
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... i Abstract ........................................................................................................ ii Abstrak ......................................................................................................... iii Kata Pengantar .............................................................................................. iv Daftar Isi ....................................................................................................... vii Daftar Tabel................................................................................................... x Daftar Gambar .............................................................................................. xiii Daftar Lampiran ........................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Electronic Commerce ....................................................................... 12 B. Orientasi Belanja .............................................................................. 13 1. Shopping Enjoyment .................................................................. 15 2. Brand/Fashion Cosncious ......................................................... 17 3. Convenience/Time Conscious .................................................... 18 4. Price Conscious ........................................................................ 20 5. Shopping Confidence ................................................................. 22 6. Brand/Store Loyalty .................................................................. 22 C. Gender Differences .......................................................................... 24 D. Information Search ........................................................................... 26 vii
1. Online Information Search ........................................................ 27 E. Belanja Online ................................................................................. 29 F. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 30 G. Kerangka Penelitian ......................................................................... 32 H. Hipotesis .......................................................................................... 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 39 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 39 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 40 D. Metode Analisis Data ....................................................................... 43 E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas dan Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan E-commerce .......................................... 57 2. Perkembangan E-commerce di Indonesia ................................... 58 B. Pembahasan Hasil Kuesioner 1. Uji Validitas Data ...................................................................... 59 2. Uji Realibilitas .......................................................................... 61 3. Deskriptif Responden ................................................................ 62 C. Pembahasan dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Variabel a. Deskriptif Variabel Shopping enjoyment ............................. 67 b. Deskriptif Variabel Brand/Fashion Conscious .................... 70 c. Deskriptif Variabel Convenience/Time Conscious ............... 72 d. Deskriptif Variabel Price Conscious ................................... 74 e. Deskriptif Variabel Shopping Confidence ........................... 78 f. Deskriptif Variabel Brand/Store Loyalty ............................. 80 g. Deskriptif Variabel Pencarian Informasi Online .................. 82 viii
h. Deskriptif Variabel Belanja Online ..................................... 83 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data ............................................................ 84 b. Uji Multikolinieritas ........................................................... 86 c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 89 d. Uji Autokorelasi ................................................................. 92 3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda .................................................. 94 b. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 96 c. Uji t (Parsial) ...................................................................... 98 d. Uji F ................................................................................... 117 e. Uji Independent Sample T Test ........................................... 123 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ...................................................................................... 136 B. Implikasi .......................................................................................... 138 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 141 LAMPIRAN ................................................................................................ 145
ix
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal.
3.1
Skala Likert
43
3.2
Operasional Variabel Penelitian
54
4.1
Uji Validitas Item Pertanyaan
60
4.2
Uji Realibilitas
61
4.3
Jenis Kelamin Responden
62
4.4
Fakultas Responden
63
4.5
Semester Responden
64
4.6
Usia responden
65
4.7
Jumlah Pengeluaran Untuk Belanja Online Responden
66
4.8
Berbelanja online membuat saya menjadi gembira
68
4.9
Saya menikmati aktivitas belanja melalui internet
68
4.10 Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari
69
produk melalui internet 4.11 Saya menyukai membeli produk dengan merek yang sudah dikenal
70
4.12 Saya tertarik dengan fashion
71
4.13 Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai dengan tren
71
fashion saat ini 4.14 Saya dapat menghemat waktu dengan berbelanja di toko online
72
4.15 Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah
73
kenyamanan 4.16 Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana
74
dan mudah digunakan 4.17 Sebelum melakukan pembelian, saya memperhatikan harga terlebih
75
dahulu 4.18 Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi
76
4.19 Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu sebelum
76
memutuskan untuk membeli suatu produk x
4.20 Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet
77
4.21 Saya memutuskan untuk membeli suatu produk secara online tanpa
78
bertanya pada orang lain 4.22 Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri”
79
4.23 Saya adalah seorang pembelanja yang baik
79
4.24 Saya melakukan pembelian ulang pada toko atau merek yang sama
80
4.25 Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan
81
harga pada produk yang biasa saya beli 4.26 Memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran,
82
warna dan bahan suatu produk 4.27 Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai
83
ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya beli 4.28 Frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir
84
4.29 Hasil Uji Normalitas (Y1)
85
4.30 Hasil Uji Normalitas (Y2)
86
4.31 Hasil Uji Multikolinieritas (Y1)
87
4.32 Hasil Uji Multikolinieritas (Y2)
88
4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y1)
90
4.34 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y2)
91
4.35 Hasil Uji Autokorelasi (Y1)
93
4.36 Hasil Uji Autokorelasi (Y2)
93
4.37 Hasil Uji Regresi Berganda (Y1)
95
4.38 Hasil Uji Regresi Berganda (Y2)
96
4.39 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y1)
97
4.40 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y2)
98
4.41 Hasil Uji t Hitung (Y1)
100
4.42 Hasil Uji t Hitung (Y2)
110
4.43 Hasil Uji F Hitung (Y1)
119
4.44 Hasil Uji F Hitung (Y2)
120
4.45 Hasil Uji Asumsi Varians
124 xi
4.46 Hasil Uji Independent Sample T Test (X1)
126
4.47 Hasil Uji Independent Sample T Test (X2)
127
4.48 Hasil Uji Independent Sample T Test (X3)
128
4.49 Hasil Uji Independent Sample T Test (X4)
130
4.50 Hasil Uji Independent Sample T Test (X5)
132
4.51 Hasil Uji Independent Sample T Test (X6)
133
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal.
1.1
Persentase Penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia
3
1.2
Item yang Diminati Konsumen Online
6
2.1
Hubungan sikap relatif pada pembelian ulang
23
2.2
Kerangka Penelitian
54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Hal.
1.
Kuesioner Penelitian
145
2.
Skor Jawaban Penelitian
149
3.
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
151
4.
Hasil Perhitungan SPSS
156
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, persaingan pasar semakin hari terasa semakin ketat. Semakin banyak penjual yang mencoba masuk ke dalam pasar yang baru. Di tengah persaingan yang semakin ketat tersebut, para penjual pun berlomba-lomba untuk mendapatkan pembeli. Berbagai macam cara akan dilakukan para penjual untuk meraih banyak pembeli, dimulai dari menawarkan kualitas super, harga yang miring, hingga menawarkan kemudahan-kemudahan lain seperti layanan pesan antar.
Dengan semakin banyaknya penjual yang menjual barang sejenis, pembeli pun semakin sulit untuk menentukan pilihan. Berbagai alternatif yang ditawarkan penjual menjadi penentu seseorang untuk membeli produknya. Tak jarang para pembeli sering keluar masuk berbagai macam toko hanya untuk mendapatkan sebuah barang yang sesuai dengan keinginannya. Tetapi berbeda dengan mereka yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja. Mereka tidak mau membuang waktunya untuk keluar masuk toko hanya untuk mendapatkan sebuah barang. Mereka menginginkan kemudahan dalam melakukan pembelian barang yang diinginkannya.
Pencarian informasi merupakan tahap penting dalam model pengambilan keputusan konsumen. Internet dapat mempermudah pencarian online dan 1
pembelian aktual (Nam, 2003:40). Sebelum konsumen melakukan pembelian, seperti biasa mereka sebelumnya akan mencari informasi mengenai produk yang diinginkannya, atau pun produk yang sedang ditawarkan oleh penjual. Bagi konsumen online, pencarian informasi tersebut bisa didapat melalui search engine di internet, atau dengan berkeliling keluar masuk toko online. Informasi yang dikumpulkan bisa berupa harga, merek, spesifikasi barang, bentuk, bahan material, dan lain-lain yang selanjutkan dijadikan bahan pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian.
Fenomena tersebut menjadikan peluang bagi para penjual untuk memanfaatkan teknologi yang menawarkan kemudahan bagi mereka, yaitu internet. Internet adalah jaringan publik luas dari jaringan komputer yang menghubungkan
pengguna
di
seluruh
dunia
satu
sama
lain
dan
menghubungkan mereka dengan “penyimpanan informasi” yang sangat besar (Kotler dan Armstrong, 2010:237). Jumlah pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat (tabel 1.1). Dimulai dari tahun 2000, prosentase penduduk Indonesia yang menggunakan internet sebesar 1%, kemudian di tahun 2007 menjadi 8,9%, lalu meningkat hingga 10,5% di tahun 2008, dan terus meningkat di tahun 2010, yakni sebesar 12,3%. Penelitian yang dilakukan Yahoo bersama TNS pada tahun 2010 kepada responden pengguna internet menunjukkan bahwa 64% pengguna internet di Indonesia adalah pada kelompok usia 15-29 tahun sedangkan kelompok usia 30-34 tahun sebanyak 2
16% (Alfiyah, 2012). Data juga menunjukkan bahwa pemanfaatan internet sebagai media jual-beli saat ini didominasi oleh kalangan anak muda, baik itu sebagai penjual maupun pembeli. Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena sebagian besar dari para pengguna internet aktif adalah orang-orang yang berusia 17-40 tahun (http://www.dinomarket.com).
Gambar 1.1 Persentase Penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia 14 12 10 8
Persentase penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia
6 4 2 0 2005
2007
2008
2010
Sumber: www.internetworldstats.com
Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Teknologi ini dimanfaatkan oleh beberapa penjual yang ingin memasuki pasar baru atau pun melebarkan sayap usahanya. Penggunaan 3
teknologi internet merupakan pilihan yang populer dipilih oleh para penjual beberapa tahun belakangan ini. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Proses jual beli yang didukung dengan perangkat elektronik, terutama internet ini dikenal dengan nama e-commerce (Kotler dan Armstrong, 2010).
Dalam usaha untuk mendapatkan banyak pembeli, para pedagang mencoba mempromosikan barang dagangannya melalui internet. Tidak hanya itu, banyak juga para pedagang yang membuat suatu situs tertentu yang disebutnya sebagai ‘toko online’, untuk memenuhi kebutuhan para konsumen yang menginginkan kemudahan dalam berbelanja. Toko online merupakan pilihan mudah bagi orang yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja, namun memiliki banyak kebutuhan untuk dipenuhi. Mereka bisa memilih dan membeli barang yang diinginkan kapanpun tanpa harus pergi ke toko ataupun pusat perbelanjaan. Mereka hanya tinggal duduk santai di rumah atau bisa saja di kantor, kemudian membuka internet lalu mulai melakukan pencarian terhadap barang yang diinginkannya. Cukup dengan beberapa klik, barang yang diinginkannya tersebut akan segera dimiliki. Banyak diantara toko online tersebut yang tidak memiliki toko nyata. Jadi, mereka hanya mengandalkan internet sebagai media pertemuan antara penjual dan pembeli.
4
Ada beberapa alternatif media yang digunakan bagi para penjual untuk menawarkan produknya secara online, melalui blog salah satunya. Sebut saja Blogspot, Multiply, blogger.com, dan masih banyak lagi. Blog tersebut dapat dimiliki dengan mudah secara gratis. Penjual bisa menambahkan ornamenornamen sendiri yang sesuai dengan barang yang dijualnya ataupun sesuai kepribadian pemilik toko. Selain itu, blog tersebut juga menawarkan template menarik yang dapat digunakan para penjual untuk menarik minat pembeli. Situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter pun kini sudah mulai banyak digunakan pagi para penjual untuk mendirikan toko online-nya. Berbeda dengan blog, penampilan toko online di situs jejaring sosial tidak dapat disesuaikan dengan keinginan pribadi pemilik toko. Mereka hanya bisa menampilkan gambar-gambar produk yang akan dijual. Alternatif lain yang dapat dipilih adalah dengan membuat situs web sendiri. Disini penjual lebih bebas dalam menentukan tampilan yang akan digunakan untuk toko online nya tersebut. Situs web bisa didapatkan secara gratis, ataupun dapat juga dengan menggunakan situs web yang berbayar.
Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan Nielsen, menunjukkan bahwa sekitar 85% dari responden telah melakukan pembelian secara online. Hal ini menunjukkan perbaikan dalam tren belanja online. Klaim lain adalah bahwa sekitar 50% dari orang yang menggunakan internet di seluruh dunia, adalah pembeli online aktif. Sebuah survei yang dilakukan sekitar tahun 2009, tentang jumlah pembeli online, tercatat sekitar 627 juta orang melakukan transaksi online, kemudian telah meningkat sekarang menjadi 875 5
juta orang. Orang-orang dari Negara-negara seperti Korea, Jerman, Inggris, Jepang dan Amerika Serikat, adalah mereka yang sangat gemar belanja online (sumberdaya.web.id).
Gambar 1.2 Item yang Diminati Konsumen Online elektronik, 2%
baju, aksesoris dan sepatu, 21%
reservasi tiket pesawat, 40%
buku, 37%
Sumber:www.viva.co.id
Di Indonesia sendiri, berdasarkan temuan Nielsen bertajuk Global Nielsen Consumer Report 2009, sebanyak 47% masyarakat di Indonesia pernah melakukan transaksi online. Berdasarkan gambar 1.1 diatas, terlihat Item yang paling popular ditransaksikan adalah reservasi tiket pesawat, yakni sebesar 40%. Selain itu, item lain seperti kategori buku diminati konsumen sebesar 37%, kategori baju, aksesoris, dan sepatu sebesar 21%, serta kategori barang elektronik juga sebesar 21% (Chandrataruna, 2010). untuk persentase
6
penetrasi penduduk Indonesia yang pernah melakukan belanja online, berdasarkan catatan MarkPlus Insight tahun 2010, baru sebesar 6,3%. Namun, ketika survei kembali dilakukan pada bulan April 2011, penetrasi belanja online meningkat dua kali lipat menjadi 12,7%. Data ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu belanja melalui internet akan semakin meningkat ke depannya (Hassanuddin, 2011).
Dalam belanja online, gender dapat mempengaruhi kegiatan belanja. Meskipun di jaman globalisasi sekarang ini kesetaraan gender selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat, bahkan pria dan wanita dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam memutuskan berbelanja online, tapi dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa gender merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku belanja secara online (Prabowo dan Suwarsi, 2009:108). Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa terdapat perbedaan jumlah produk atau jasa yang dibeli secara online antara pembeli pria dan wanita (Leonard dalam Lim et al, 2010:158). Gender dikatakan merupakan faktor yang membedakan frekuensi pembelian online (Wells dan Chen dalam Prabowo dan Suwarsi, 2009:108). Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan Prabowo dan Suwarsi (2008), juga terdapat perbedaan dimensi shopping orientation, online search information, dan online purchase antara pria dan wanita.
Berdasarkan penjelasan yang telah diurai penulis mengenai beberapa literatur yang membahas tentang variabel orientasi belanja, gender difference,
7
online information search dan belanja online mendorong penulis untuk meneliti variable-variabel tersebut. Sehingga diperoleh judul penelitian yaitu “Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online” dengan studi kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Perumusan Masalah Dengan memodifikasi penelitian sebelumnya yang dilakukan olehSeock dan Bailey (2008), peneliti menggunakan enam variabel independen untuk menjelaskan Orientasi Belanja, yaitu variabel Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, Convenience/Time Conscious, dan Brand/Store Loyalty. Variabel-variabel tersebut digunakan peneliti untuk mengukur pengaruh Orientasi Belanja terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online. Dalam penelitian ini, peneliti juga akan meneliti apakah terdapat perbedaan orientasi belanja antara Pria dan Wanita. Berdasarkan uraian tersebut, maka permusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah Shopping Enjoyment berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?
2.
Apakah Brand Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?
3.
Apakah Convenience/Time Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?
8
4.
Apakah Price Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?
5.
Apakah Shopping Confidence berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?
6.
Apakah Brand/Store Loyalty berpengaruh secara signifikan terhadap Pencarian Informasi Online?
7.
Apakah Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Convenience, Price Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/Store Loyalty berpengaruh secara simultan terhadap Pencarian Informasi Online?
8.
Apakah Shopping Enjoyment berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?
9.
Apakah Brand Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?
10. Apakah Convenience/Time Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online? 11. Apakah Price Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online? 12. Apakah Shopping Confidence berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online? 13. Apakah Brand/Store Loyalty berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Online?
9
14. Apakah Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Convenience/Time Conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/Store Loyalty berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Online? 15. Apakah terdapat perbedaan Shopping Enjoyment antara Pria dan Wanita? 16. Apakah terdapat perbedaan Brand Conscious antara Pria dan Wanita? 17. Apakah terdapat perbedaan Convenience/Time Conscious antara Pria dan Wanita? 18. Apakah terdapat perbedaan Price Conscious antara Pria dan Wanita? 19. Apakah terdapat perbedaan Shopping Confidence antara Pria dan Wanita? 20. Apakah terdapat perbedaan Brand/Store Loyalty antara Pria dan Wanita?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan penulis, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online dan belanja online, serta menganalisis perbedaan orientasi belanja antara pria dan wanita dengan mengambil studi kasus pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10
2. Manfaat Penelitian
a.
Bagi Peneliti 1) Peneliti dapat menerapkan ilmu Ekonomi khususnya dalam bidang Manajemen Pemasaran yang telah diperoleh selama perkuliahan 2) Sebagai media
untuk menambah
wawasan pengetahuan
mengenai pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online
b.
Bagi pihak toko online
Agar pemilik toko online mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online dan untuk membantu memutuskan strategi yang akan diambil untuk meningkatkan pembelian konsumen
c.
Bagi akademisi Sebagai referensi untuk mempermudah para akademisi yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama, sehingga penelitian berikutnya dapat lebih baik lagi
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Electronic Commerce
E-commerce diartikan sebagai kegiatan menjual produk secara online, tapi faktanya jenis bisnis apapun yang dilakukan secara elektronik adalah ecommerce. Kegiatan e-commerce merupakan kegiatan membuat, mengelola, dan meluaskan hubungan komersial secara online (Kienan, 2001).
Terdapat empat kategori dalam istilah e-commerce (Bearden et al., 2001), yaitu:
1. Bussiness to Customer (B2C), pelaku bisnis melakukan penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir. 2. Business to Business (B2B), melibatkan penjualan produk dan layanan antar perusahaan. Pemasar B2B menggunakan situs web B2B, e-mail, catalog produk online, jaringan perdagangan online, dan sumber daya online lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan yang ada dengan lebih efektif, dan memperoleh efisiensi pembelian dan harga yang lebih baik. 3. Consumer to Consumer (C2C), konsumen dapat melakukan transaksi jual beli atau pertukaran informasi barang atau jasa secara langsung dengan konsumen lainnya, melibatkan konsumen yang menjual secara langsung
12
ke konsumen. Transaksi ini terjadi di dalam naungan sebuah situs web. Contohnya seperti situs web eBay, amazon.com, dan kaskus.co.id yang memungkinkan orang menjual barang mereka ke konsumen lain atau dengan melelangnya kepada penawar tertinggi. 4. Consumer to Business (C2B), konsumen individu menjual produk atau jasa kepada pelaku bisnis.
B. Orientasi Belanja
Orientasi belanja adalah gaya pembeli yang menempatkan penekanan khusus pada aktivitas tertentu (Hawkins, Best, dan Coney dalam Gehrt dan Shim, 1998:35). Orientasi belanja dapat didefinisikan sebagai gaya pembelanja yang memberikan penekanan khusus pada gaya hidup belanja yang
mencakup
kegiatan
belanja,
kepentingan
dan
pendapat, dan
mencerminkan pandangan dari belanja sebagai sebuah fenomena sosial, rekreasi dan ekonomi yang kompleks (Visser dan Preez dalam Hassan et al., 2010:176). Orientasi belanja dikonsepkan sebagai bagian tertentu dari gaya hidup dan dijalankan oleh berbagai kegiatan, kepentingan dan pernyataan pendapat yang relevan dengan tindakan belanja (Li et al. dalam Kwek et al.,2010:5).
Orientasi belanja dapat diidentifikasi menjadi sebelas kelompok: pembeli confident, brand conscious, convenience/time conscious, pembeli mall, pembeli toko lokal, pembeli apatis terhadap produk yang dibuat oleh Amerika, pembeli katalog, penampilan manajer, pengguna kartu kredit, 13
pembeli ekonomis dan fashion conscious. Pembeli confident yakin akan kemampuannya membuat keputusan dalam melakukan pembelanjaan, sedangkan
brand
conscious
mencari
merek-merek
yang
terkenal.
Convenience/time conscious mencari toko yang paling nyaman menurut mereka, sedangkan pembeli mall lebih menyukai berbelanja di pusat perbelanjaan. Pembeli toko lokal lebih menyukai untuk membeli pada tokotoko lokal yang lebih kecil, sedangkan pembeli apatis terhadap produk yang dibuat oleh Amerika tidak peduli di mana produk tersebut dibuat. Pembeli katalog memilih untuk berbelanja melalui katalog. Appearance managers meyakini bahwa pilihan akan suatu produk akan mempengaruhi reputasi mereka di mata orang lain. Pembeli ekonomis lebih memperhatikan produk yang lebih murah, sedangkan fashion conscious membeli produk sesuai musim yang sedang terjadi (Shim dan Kostiopulos dalam Zhang, 2010:11).
Hong et al dalam Prabowo dan Suwarsi (2007) melakukan penelitian pada konsumen Korea yang menggunakan internet untuk pembelian. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa konsumen bervariasi karena adanya perbedaan orientasi belanja. Mereka mengidentifikasi empat tipe dalam orientasi belanja, yaitu: highly-involved, customer service conscious, price conscious dan apathetic shopping orientations. Mereka menemukan bahwa highly-involved shoppers cenderung mencari informasi yang lebih luas mengenai produk atau jasa dan lebih menyukai internet untuk berbelanja.
14
Seock dan Bailey (2008) mengakui ada 7 orientasi belanja, yaitu:
1. Shopping enjoyment, pembeli pada segmen ini menikmati transaksi pembelian tidak hanya untuk produk yang dibeli, tetapi demi pengalaman itu sendiri. 2. Brand and fashion conscious shopper, mencari merek-merek terkenal dan lebih trendi 3. Price conscious, adalah pembeli yang mencari harga produk yang lebih rendah 4. Shopping confidence, adalah pembeli yang yakin pada kemampuan mereka untuk menjadi pembeli yang bijaksana 5. Convenience/time conscious, lebih mencari transaksi pembelian yang membuat mereka nyaman 6. In-home shopping, adalah pembeli yang lebih suka berbelanja dari rumah 7. Brand/store loyalty, merupakan segmen yang menujukkan para pembeli yang setia terhadap merek atau toko tertentu.
1.
Shopping Enjoyment Shopping Enjoyment atau kesenangan belanja diartikan sebagai kesenangan yang diperoleh dari proses belanja (Beatty dan Ferrell dalam Kwek et al.,2010:8). Kenikmatan belanja diidentifikasi menjadi tiga jenis konstruk, yang meliputi pelarian, kesenangan, dan gairah. Pelarian tercermin dalam kenikmatan yang berasal dari melakukan
15
kegiatan yang menarik, sampai ke titik yang menawarkan pelarian diri dari tuntutan dunia sehari-hari. Kesenangan adalah sejauh mana seorang merasa gembira, bahagia, atau puas dalam belanja online. Sedangkan gairah adalah sejauh mana seorang merasa terangsang, aktif, atau waspada selama melakukan belanja online (Menon dan Khan dalam Kwek et al.,2010:8). Konsumen yang masuk dalam kategori shopping enjoyment, akan mencapai kesenangannya dengan menghabiskan waktu untuk melakukan browsing produk yang diinginkannya (Seock dan Bailey, 2008:118). Seock dan Bailey juga menjadikan suasana hati yang bagus sebagai salah satu alat ukur dari shopping enjoyment. Suasana hati yang bagus atau positif dapat berupa perasaan suka, bagus dan senang (Peter dan Olson, 1999).
Menurut Menon dan Kahn dalam Kwek et al (2010), pengalaman yang menyenangkan atau membangkitkan akan berdampak pada pengalaman
berikutnya.
Jika
pelanggan
merasa
senang
dan
membangkitkan rangsangan selama pengalaman belanja online mereka, mereka lebih cenderung terlibat dalam perilaku pembelian berikutnya. Kenikmatan belanja diciptakan dari kesenangan dari pengalaman belanja online, bukan dari penyelesaian aktivitas berbelanja. Dengan demikian kenikmatan belanja mencerminkan persepsi pelanggan mengenai hiburan dalam berbelanja online.
16
2. Brand/Fashion Conscious Brand/Fashion Conscious adalah pembeli yang mencari merek yang sudah dikenal (Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang, 2010). Brand/fashion conscious shopper memiliki arti konsumen yang sadar akan merek atau mode. Pembeli yang sadar akan merek dan mode akan mengunjungi situs web untuk memeriksa produk terbaru dari situs tersebut dan mereka akan membelinya jika sesuai dengan selera mereka (Seock dan Bailey, 2008:118). Merek didefinisikan sebagai pembeda nama atau simbol (seperti logo, merek dagang dan desain package) yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau pengecer, dan membedakan mereka dari pesaingnya (Aaker dalam Tjiptono, 2007). Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing (Kotler, 2009:332). Merek lebih dari sekedar nama dan simbol. Merek adalah elemen penting dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. Merek merepresentasikan persepsi konsumen dan perasaan terhadap produk dengan kinerja produk tersebut (Kotler dan Armstrong, 2010:260). Bagi banyak penjual online, nama merek adalah nama perusahaan dalam lingkungan e-commerce. Perusahaan yang terpercaya dan nama merek digunakan untuk menggantikan informasi mengenai suatu produk oleh konsumen yang ingin
17
melakukan pembelian online (Ward dan Lee dalam Kwek et al., 2010). Nama merek yang kuat bukan hanya menarik pelanggan yang baru, tapi juga memiliki kemampuan untuk membuat pelanggan merasa nyaman dengan keputusan pembelian mereka (Kwek et al., 2010).
3. Convenience/Time Conscious Convenience/Time Conscious dapat diartikan sebagai pembeli yang sadar akan waktu dan kenyamanan. Pembeli dengan tipe ini memiliki kecenderungan untuk berbelanja di toko yang dapat menghemat waktu ketika mereka melakukan kegiatan belanja (Seock dan Bailey, 2008:119). Convenience atau kenyamanan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan penghematan dimensi waktu dan usaha dalam melakukan suatu transaksi pembelian. Kenyamanan jasa adalah persepsi konsumen terhadap waktu dan usaha berkaitan dengan pembelian atau pemakaian suatu jasa. Konseptualisasi ini menggunakan dimensi waktu dan usaha sebagai manfaat kenyamanan (penghematan waktu dan atau usaha) atau biaya atau beban ketidaknyamanan (pemborosan waktu dan atau usaha) (Berry et al, dalam Tjiptono, 2007:60). Dilihat dari sisi e-commerce, kenyamanan dapat mengacu pada sejauh mana pelanggan merasa bahwa suatu situs web bersifat sederhana, intuitif, dan mudah digunakan (Srinivasan et al, 2002).
18
Beberapa
studi
menunjukkan
bahwa
kenyamanan
adalah
motivator utama bagi pelanggan untuk berbelanja online dan berinteraksi dengan vendor online (Meuter et al dalam Kwek et al, 2010:8). Kemungkinan pembelian online akan meningkat seiring dengan peningkatan persepsi pelanggan terhadap kenyamanan belanja online (Bhatnagar et al dalam Kwek et al, 2010:8). Beberapa jenis kemudahan dapat dianggap sebagai keseluruhan proses berbelanja. Sebagai contoh, produk yang mudah dijangkau memiliki “kemudahan akses”, sedangkan produk-produk yang mudah untuk ditemukan dan dibandingkan menunjukkan “kenyamanan pencarian”. “kenyamanan kepemilikan” terjadi ketika produk mudah diperoleh, sedangkan kemudahan pembelian dan pengembalian memungkinkan pembeli untuk memiliki “kenyamanan transaksi”. Selain itu, belanja yang cepat dan tanpa penundaan mewujudkan “kenyamanan waktu” (Seiders et al dalam Kwek et al, 2010:8).
Kenyamanan
sering
dikonseptualisasikan
sebagai
gagasan
berorientasi waktu, meskipun ada bukti bahwa kemudahan tidak terdiri dari dimensi ruang dan usaha. Masing-masing mungkin termotivasi oleh satu atau semua dimensi. Misalnya belanja online mengeliminasi waktu berkendara dan memungkinkan pembeli untuk mengakses toko yang jauh (Gehrtet al dalam dalam Kwek et al, 2010:9).
19
4. Price Conscious Price conscious adalah pembeli yang memusatkan perhatian pada harga suatu barang. Mereka mencari dan membandingkan suatu penawaran dengan harga yang lebih rendah. Konsumen akan mengunjungi situs internet untuk mencari tahu tentang penjualan atau penawaran promosi, atau untuk membandingkan harga dari situs perusahaan yang berbeda. Harga yang rendah dapat menjadi faktor yang menyebabkan seorang konsumen memilih salah satu situs web mana yang akan mereka pilih (Seock dan Bailey, 2008:118). Calon pembeli yang sadar akan harga sering juga dikatakan sebagai economic shopper (pembeli ekonomis). Pembeli ekonomis adalah mereka yang berkeliling-keliling sebelum melakukan keputusan pembelian (Vijayasarathy dan Jones dalam Kwek et al, 2010:8). Pendapat lain mengatakan pembeli ekonomis adalah mereka yang menaruh perhatian pada penghematan uang (Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang, 2010:12). Pembeli ekonomis juga dideskripsikan sebagai kelompok yang memiliki perhatian utama pada harga berbagai produk sehingga mereka akan berbelanja untuk pilihan harga dan kualitas yang terbaik (Lumpkin dalam Zhang, 2010:11).
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang pelanggan tukarkan atas kepemilikan atau penggunaan manfaat dari sebuah produk atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2010: 314). Harga adalah sejumlah nilai tukar 20
yang dibebankan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Pada zaman dahulu, untuk mendapatkan suatu barang atau jasa biasa dilakukan dengan barter. Namun seiring perkembangan zaman, kini masyarakat
telah
mengenal
uang
sebagai
alat
tukar
untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Harga merupakan aspek penting dalam belanja online. Kekuatan harga terbukti nyata dalam peringkat format toko. Beberapa pembeli sangat sensitif terhadap harga dan karena itu melihat barang yang murah. Individu itu akan secara aktif mencari dan membeli produk dari internet untuk mendapatkan harga yang lebih rendah, karena harga rendah merupakan alasan utama mengapa pembeli berbelanja di toko online (Forrester Research dalam Kim et al, 2000:689). Bakos dalam Korgaonkar dan Silverblatt (2003) menegaskan bahwa internet menurunkan biaya pencarian untuk mendapatkan informasi tentang harga dan penawaran produk, dan mengurangi inefisiensi yang disebabkan oleh pencarian harga dari pembeli. Dalam temuannya tersebut tersirat bahwa internet secara signifikan mengurangi biaya mencari harga bagi konsumen yang sadar akan harga dengan menyediakan akses informasi cepat mengenai produk dan jasa kepada mereka.
21
5. Shopping Confidence Shopping confidence adalah konsumen yang merasa aman dengan kemampuan mereka dalam membuat keputusan pembelian (Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang, 2010). Pengertian lain dari shopping confidence ini adalah konsumen yang merasa percaya diri dalam berbelanja. Mereka telah mengetahui apa yang akan mereka beli dan tempat yang akan dikunjungi, dan menganggap bahwa dirinya adalah pembeli yang baik. Beberapa pembeli pakaian (terutama wanita) merasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk memilih pakaian yang tepat untuk diri mereka sendiri, sedangkan yang lainnya lebih memerlukan kepastian dan bimbingan dari orang lain saat berbelanja (Tatzel et al dalam Hansen dan Jensen, 2009:1157).
6. Brand/Store Loyalty Brand loyalty atau loyalitas merek adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya (Aaker, 1997). Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika dalam merek tersebut didapati adanya perubahan, baik 22
menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto dkk, 2004:126). Oliver dalam Tjiptono (2007:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa datang, sehingga menimbulkan pembelian merek atau rangkaian merek yang sama secara berulang.
Loyalitas pelanggan dipandang sebagai kekuatan hubungan antara sikap relatif (relative attitude) individu dan pembelian ulang (repeat patronage) (Dick dan Basu dalam Tjahyadi, 2006). Dick dan basu mengembangkan suatu kerangka konseptual baru untuk memahami lebih lengkap faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan sikap relatif pembelian ulang dan konsekuensinya.
Gambar. 2.1 Hubungan Sikap Relatif Pada Pembelian Ulang
Repeat Patronage High
Relative attitude
Low
High
Loyalty
Latent Loyalty
Low
Spurious Loyalty
No Loyalty
Sumber: Dick dan Basu dalam Tjiptono (1994)
Berdasarkan gambar di atas, loyalitas terjadi ketika pembelian ulang muncul bersama sikap relatif yang tinggi. Konsumen 23
mengetahui perbedaan kualitas merek dibanding pesaing, dan konsumen tersebut memiliki tingkat pembelian yang tinggi. Spurious loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif yang rendah dan pembelian ulangnya tinggi. Pembelian ulang terjadi karena hanya ada satu merek yang tersedia dan ditawarkan. No loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif dan pembelian yang rendah. Kondisi ini terjadi ketika konsumen mengetahui tidak adanya perbedaan di antara merek yang ada. Terakhir, latent loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap yang relatif tinggi, tetapi tingkat pembelian ulangnya rendah. Hal ini terjadi karena keadaan lingkungan atau faktor situasional yang mempengaruhi tingkat pembelian konsumen tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek melalui preferensi terhadap merek tersebut dibanding merek lain, terutama jika dalam merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain dan dapat dilihat dengan melakukan pembelian secara berulang.
C. Gender Difference
Oakley dalam Relawati dan Sukesi (2011) menyatakan gender adalah perbedaan kebiasaan atau tingkah laku antara laki-laki dan perempuan yang
24
dikonstruksikan secara sosial, yang dibuat oleh laki-laki dan perempuan itu sendiri.
Dalam penelitian yang dilakukan Slyke et al.dalam Prabowo dan Suwarsi (2009), ditemukan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita dalam persepsi mereka mengenai pembelian online. Lebih lanjut lagi Slyke et al. menemukan bahwa persepsi pria terhadap online shopping lebih baik daripada wanita. Hasil studi lain yang dilakukan oleh Rodger dan Harris (2003) menunjukkan bahwa laki-laki lebih memiliki kepercayaan yang tinggi dalam hal internet shopping dan menerima internet sebagai outlet belanja yang lebih nyaman daripada wanita. Dalam penelitian berbeda yang dilakukan oleh Leonard dan Tweney dalam Lim et al (2010) mengenai perbedaan gender, hasilnya ditemukan bahwa pria meneliti dan membeli lebih banyak produk dan jasa melalui internet dibandingkan dengan wanita. Singkatnya, pria ditemukan cenderung lebih aktif dalam belanja online daripada wanita. Menurut Leonard, pria menyukai pembelian hardware, software, dan perangkat elektronik sedangkan wanita lebih menyukai pembelian produk makanan, minuman dan pakaian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) juga mengungkapkan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan dalam orientasi belanja, pencarian informasi online, maupun pembelian online.
25
D. Information Search
Pencarian informasi adalah tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen terangsang untuk mencari informasi lebih lanjut. Konsumen mungkin hanya menaruh perhatian yang tinggi atau pergi ke satu pencarian informasi yang aktif. Hal ini termasuk yang berasal dari sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, penjual, situs penjual), sumber publik (media massa, organisasi rating konsumen, pencarian melalui internet), dan sumber berdasarkan pengalaman dalam menangani, memeriksa atau menggunakan sebuah produk (Kotler dan Armstrong, 2010:178).
Ottman dalam Mowen dan Minor (2002:18) memecah kegiatan pencarian informasi dalam dua kategori. Kategori pertama disebut pencarian sebelum pembelian (prepurchase search), yaitu kegiatan mencari informasi dimana para konsumen terlibat untuk memudahkan pengambilan keputusan mengenai pembelian spesial setelah melewati tahap pengenalan masalah. Sedangkan kategori pencarian kedua adalah pencarian secara terus-menerus (ongoing search), yaitu kegiatan pencarian yang independen dari kebutuhan pembelian atau keputusan yang khusus. Orang akan melakukan pencarian kategori ini karena mereka sangat berminat atas kelas produk tersebut. Mereka berusaha untuk membentuk bank informasi yang akan digunakan di masa depan atau hanya
karena mereka memperoleh kepuasan yang mendalam dari
keterlibatannya dalam kegiatan seperti itu.
26
1. Online Information Search Pencarian informasi online merupakan proses pencarian informasi yang dilakukan konsumen dengan menggunakan media internet. Pencarian informasi dalam pengaturan online terdiri dari dua tahap yang menggabungkan perencanaan dengan tindakan (Payne et al dalam Punj dan Moore, 2009:646). Pada tahap awal melibatkan penyaringan alternatif
pilihan
dengan
melakukan
pencarian
ulang
untuk
mengidentifikasi alternatif yang sesuai kebutuhan. Sekali teridentifikasi, alternatif selanjutnya dapat diperiksa dan diteliti untuk informasi lebih lanjut.
Dalam proses pencarian informasi online, Chen (2009) membagi menjadi dua bagian, yaitu pencarian informasi dan evaluasi online, dan proses informasi online/pengalaman yang bermanfaat. Pada bagian pencarian informasi dan evaluasi online, Chen membagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah untuk mencari tahu fungsi dan spesifikasi dari produk yang dibutuhkan, kemudian beberapa kandidat toko online terpilih akan masuk ke dalam tahap dua, yaitu tahap perbandingan harga. Mengenai produk fashion, pencarian informasi karakteristik produk meliputi harga, ukuran, warna dan bahan (Ha dan Stoel dalam Wynn dalam Chen, 2009: 31).
Selanjutnya
pada
bagian
kedua,
yaitu
proses
informasi
online/pengalaman yang bermanfaat, dalam penelitian yang dilakukan
27
oleh Chen (2009) ditemukan bahwa lebih dari setengah sampel penelitiannya melakukan pencarian informasi dan evaluasi untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai berbagai macam produk dalam rangka untuk mengetahui kebutuhan mereka. Dari penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa mereka melakukan perbandingan harga untuk mencegah pembayaran yang berlebih. Berkenaan dengan pengalaman yang bermanfaat dalam pencarian informasi melalui internet, setengah dari sampel penelitian tersebut menyatakan puas dengan pembelian mereka setelah melakukan pencarian informasi dan evaluasi online.
Kegiatan mencari meliputi jumlah website yang dikunjungi oleh konsumen sebelum mereka melakukan pembelian, jenis situs web pencarian, frekuensi browsing online, jumlah pencarian, dan penggunaan istilah pencarian atau kata kunci (Ahuja et al dalam Lim et al, 2010:157). Ahuja meneliti jumlah orang yang mengunjungi situs web sebelum mereka membuat keputusan pembelian. Ia menemukan bahwa baik pelajar maupun non pelajar biasanya mengunjungi antara satu sampai tiga situs sebelum mereka melakukan pembelian. Perencanaan dan penelitian yang baik sebelum konsumen menyelesaikan transaksi pembelian menunjukkan hubungan positif antara aktivitas pencarian dan perilaku pembelian online.
Penelitian yang dilakukan Seock dan Bailey dengan menggunakan sampel mahasiswa perguruan tinggi di USA, menguji hubungan antara
28
shopping orientations terhadap intensitas pencarian informasi online dan pembelian online. Dari hasil uji tersebut didapatkan hasil bahwa shopping orientations secara signifikan mempengaruhi tingkat pencarian informasi online dan pembelian online (Prabowo dan Suwarsi, 2009:110).
E. Belanja Online
Online shopping atau biasa juga disebut internet shopping atau internet buying merupakan proses dari pembelian produk atau jasa melalui internet (Prabowo dan Suwarsi, 2009:110). Aktivitas belanja dapat diukur dari jumlah waktu yang dihabiskan selama berbelanja, frekuensi berbelanja, dan jumlah uang yang dikeluarkan dalam berbelanja (Magie, 2008:45). Seperti belanja di toko biasa, sebelum melakukan belanja online, seorang konsumen juga dapat mencari dan membandingkan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen tersebut. Namun bedanya, dalam belanja online juga menggunakan fasilitas internet dalam pencarian informasi mengenai produk yang diinginkannya. Untuk sistem pembayarannya, pembeli online dapat menggunakan kartu plastik, transfer antar rekening, ataupun dengan transaksi Cash on Delivery dimana seorang konsumen baru akan membayar setelah produk yang dibeli telah sampai ke tangan konsumen. Berbagai metode pembayaran tersebut dapat dipilih sesuai dengan sistem pembayaran yang ditawarkan masing-masing pihak toko online.
29
F. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini Peneliti merujuk pada 4 penelitian terdahulu. Penelitian pertama dilakukan oleh Choon Ling Kwek, et al. Pada tahun 2010 dengan judul “Investigating The Shopping Orientations on Online Purchase Intention in The E-Commerce Environment” yang dilakukan di Malaysia dengan objek penelitian Mahasiswa di sebuah Universitas di Klang Valley, Malaysia. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Data yang dikelola berjumlah 242 kuesioner dari 250 kuesioner yang disebar peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dorongan orientasi pembelian berhubungan secara positif terhadap niat pembelian online. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan, dorongan orientasi belanja memiliki nilai sig 0,015. ini berarti nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,015<0,05).
Hasil berikutnya diperoleh bahwa orientasi belanja berhubungan secara positif terhadap niat pembelian online. Ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,036 (0,036<0,05). Kemudian hasil lain yang didapat dari penelitian ini adalah shopping enjoyment orientation tidak memiliki hubungan yang positif terhadap niat pembelian online. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,263, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Terakhir, penelitian ini menunjukkan bahwa convenience orientation berpengaruh secara positif terhadap niat pembelian online. Ini terlihat dari nilai
30
probabilitas yang lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 yaitu 0,007 (0,007<0,05).
Penelitian kedua dilakukan oleh Tulay Girard Pradeep Korgaonkar dan Ronnie Silverblatt (2003) dengan judul “Relationship of Type of Product, Shopping Orientations, and Demographics With Preference for Shopping on The Internet” yang dilakukan pada mahasiswa sebuah universitas di Southeastern United States. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi dengan jumlah sampel sebanyak 120 orang. Korgaonkar dan Silverblatt menemukan hasil bahwa convenience orientation berpengaruh positif terhadap pembelian produk pakaian dan parfum (nilai sig 0,001<0,05). convenience orientation juga perpengaruh secara positif terhadap pembelian produk televisi dan telepon seluler (nilai sig 0,047<0,05) dan berpengaruh secara positif juga terhadap pembelian produk vitamin, dengan nilai probabilitas sebesar 0,03 (0,03<0,05).
Hasil lain yag didapat dari penelitian ini yaitu perbedaan gender berpengaruh dalam pembelian produk online. Pembeli pria lebih banyak melakukan belanja online untuk produk telepon seluler, sedangkan pembeli wanita lebih banyak melakukan pembelian produk pakaian dan parfum.
Penelitian ketiga dengan judul “The Effects of Information Format and Shopping Tasks on Consumers’ Online Shopping Behavior: A Cognitive Fit Perspective” yang dilakukan oleh Hong et al. tahun 2005. Penelitian ini menggunakan 118 orang mahasiswa bisnis sebagai sampel penelitiannya. 31
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel convenience yang diukur dengan time saving, berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pencarian informasi online.
Penelitian keempat yang bertajuk “Effects of Consumer Lifestyles on Purchasing Behavior on The Internet: A Conceptual Framework and Empirical Validation” yang dilakukan oleh Kim et al. pada tahun 2000. Penelitian ini dilakukan terhadap 306 orang responden. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup yang berorientasi pada waktu memiliki hubungan secara langsung terhadap perilaku pembelian melalui internet.
G. Kerangka Penelitian
Berdasarkan teori yang ditemukan oleh Seock dan Bailey dalam penelitiannya yang berjudul The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Searches and Purchase Behaviours, peneliti kemudian melakukan modifikasi untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan enam variabel bebas yang terkait dalam orientasi belanja. Keenam variabel tersebut adalah shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand/store loyalty.
Merujuk pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi, terdapat tiga tahapan dalam pengujian hipotesis penelitian. Pada tahap pertama dilakukan regresi berganda dengan pencarian informasi online
32
sebagai variabel dependen, dan enam variabel independen orientasi belanja. Tahap selanjutnya yaitu melakukan regresi berganda pada variabel independen yang sama dan menggunakan variabel belanja online sebagai variabel dependen. Tahapan terakhir yang dilakukan dalam pengujian hipotesis ini adalah untuk membedakan orientasi belanja terhadap Pria dan Wanita dengan menggunakan uji beda Independent Sample T Test. Berdasarkan uraian tersebut, maka model penelitiannya adalah sebagai berikut:
33
Gambar. 2.2 Kerangka Penelitian
Pencarian Informasi (Y1)
Orientasi Belanja (X1)
Belanja Online (Y2)
Gender Differences(X2)
Uji Validitas Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Beda
Uji Regresi Linear Berganda
(Independent Sample T Test)
Uji t Uji F
Kesimpulan
Saran
H. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ditolak apabila faktanya menyangkal dan diterima apabila faktanya
34
membenarkan. Berdasarkan paradigma penelitian di atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis, yaitu :
1. Ho β1 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping enjoyment terhadap pencarian informasi online. Ha β1 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping enjoyment terhadap pencarian informasi online. 2. Ho β2 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online. Ha β2 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online. 3. Ho β3 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel convenience/time conscious terhadap pencarian informasi online. Ha β3 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel convenience/time conscious terhadap pencarian informasi online. 4. Ho β4 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel price conscious terhadap pencarian informasi online. Ha β4≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel price conscious terhadap pencarian informasi online. 5. Ho β5 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping confidence terhadap pencarian informasi online. Ha β5 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping confidence terhadap pencarian informasi online.
35
6. Ho β6 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online. Ha β6≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online. 7. Ho β7 = 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty berpengaruh secara simultan terhadap pencarian informasi online. Ha β7 ≠ 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty tidak berpengaruh secara simultan terhadap pencarian informasi online. 8. Ho β8 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping enjoyment terhadap belanja online. Ha β8 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping enjoyment terhadap belanja online. 9. Ho β9 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/fashion conscious terhadap belanja online. Ha β9 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/fashion conscious terhadap belanja online. 10. Ho β10 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel convenience/time conscious terhadap belanja online. Ha β10 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel convenience/time conscious terhadap belanja online.
36
11. Ho β11 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel price conscious terhadap belanja online. Ha β11 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel price conscious terhadap belanja online. 12. Ho β12 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping confidence terhadap belanja online. Ha β12 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel shopping confidence terhadap belanja online. 13. Ho β13 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/store loyalty terhadap belanja online. Ha β13 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel brand/store loyalty terhadap belanja online. 14. Ho β14 = 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty berpengaruh secara simultan terhadap belanja online. Ha β14
≠
0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand/fashion
conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand loyalty tidak berpengaruh secara simultan terhadap belanja online. 15. Ho µ 1 = µ 2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan shopping enjoyment antara pria dan wanita
37
Ha µ 1 ≠µ 2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan shopping enjoyment antara pria dan wanita 16. Ho µ 1 = µ 2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan brand/fashion conscious antara pria dan wanita Ha µ 1 ≠µ 2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan brand/fashion conscious antara pria dan wanita 17. Ho µ 1 = µ 2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan price conscious antara pria dan wanita Ha µ 1 ≠µ 2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan price conscious antara pria dan wanita 18. Ho µ 1 = µ 2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan shopping confidence antara pria dan wanita Ha µ 1 ≠µ 2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan shopping confidence antara pria dan wanita 19. Ho µ 1 = µ 2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan convenience/time conscious antara pria dan wanita Ha µ 1 ≠µ 2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan convenience/time conscious antara pria dan wanita 20. Ho µ 1 = µ 2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan brand loyalty antara pria dan wanita Ha µ 1 ≠µ 2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan brand loyalty antara pria dan wanita
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil penelitian dengan objek penelitiannya adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan pembelian produk fashion secara online minimal satu kali pada toko online manapun. Lokasi tempat penelitian ini dilakukan adalah di dalam lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah pada bulan Juli 2011 sampai Agustus 2013. Berdasarkan masalah yang diteliti, penulis membatasi ruang lingkup hanya pada pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang akan diteliti. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sampel Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Jumlah sampel yang di ambil atau digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 responden 39
sesuai dengan pendapat Roscoe dalam Sugiyono (2007) yang menyatakan ukuran sampel yang layak dalam penelitian apabila terbagi dalam dua kategori (dalam penelitian ini kategori pria dan wanita), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30. Penelitian ini menggunakan metode sampel non probability sampling yaitu teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun jenisnya yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode penarikan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
Pertimbangan
tersebut
didasarkan
pada
kepentingan dan tujuan penelitian (Suharyadi dan Purwanto, 2004). Sesuai dengan tujuan penelitian, syarat untuk menjadi responden dalam penelitian ini yaitu laki-laki atau perempuan yang pernah melakukan pembelian online, minimal satu kali.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperolah data, penulis mengumpulkan data-data primer dan sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data Sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Beberapa metode yang penulis lakukan dalam memperoleh data yang diperlukan berupa :
40
1. Data Primer Cara mendapatkan data primer yaitu dengan cara memperoleh data dari sumber pertama yang menjadi objek penelitian dan teknik yang digunakan adalah: a. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner berupa seperangkat pertanyaan tertulis untuk responden sehingga diperoleh data yang diinginkan. Kuesioner yang peneliti gunakan yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan memberikan
tertutup,
kebebasan
yaitu
kepada
pertanyaan
responden
yang
karena
tidak
alternatif
jawabannya sudah disediakan oleh peneliti. Pedoman kuesioner yang disusun sesuai dengan jumlah variabel penelitian, yaitu : 1) Shopping Enjoyment 2) Brand/Fashion Conscious 3) Convenience/Time Conscious 4) Price Conscious 5) Shopping Confidence 6) Brand/Store Loyalty 7) Gender differences 8) Pencarian Informasi Online 9) Belanja Online
41
Kuesioner ini juga menggunakan sebuah pertanyaan saringan di awal kuesioner yang akan menanyakan apakah calon responden pernah melakukan pembelanjaan melalui internet atau tidak. Jika calon responden menjawab pernah, maka calon responden tersebut baru dapat
dikategorikan
sebagai
responden
penelitian
dan
boleh
melanjutkan mengisi kuesioner penelitian.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh shopping enjoyment, brand
conscious,
price
conscious,
shopping
confidence,
convenience/time conscious, brand/store loyalty dan gender differeces terhadap pencarian informasi online dan belanja online dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala Likert membutuhkan responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan dengan berbagai pernyataan yang berhubungan dengan sikap atau objek. Pada penelitian ini skala likert digunakan untuk menghadapkan responden pada pertanyaan menyangkut tanggapan konsumen toko online mengenai shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious,
shopping
confidence,
convenience/time
conscious,
brand/store loyalty dan gender Differeces terhadap pencarian informasi online dan belanja online. Instrumen pertanyaan ini akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti yang tercantum pada tabel skala likert di bawah ini:
42
Tabel. 3.1 Skala Likert Kategori
Bobot Nilai
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber: Jogiyanto, 2009
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi (Malhotra, 2009). Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penyusunan penelitian ini bersumber dari buku-buku dan jurnal ilmiah. Peneliti juga menggunakan media internet untuk memperoleh informasi serta data-data yang diperlukan.
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan secara umum adalah metode analisis kuantitatif. Analisa kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif atau menggunakan model-model seperti matematika. Untuk menjaga validitas dan reliabilitas butir-butir pertanyaan yang ada pada 43
kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dengan melakukan try out terhadap beberapa konsumen online store. 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data Uji Validitas data adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2010). Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya > 0,3 maka faktor tersebut dinyatakan valid, Sebaliknya jika korelasi tiap faktor tersebut negatif dan besarnya < 0,3 maka faktor tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2009).
b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk- konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun di uji beberapa kali. Suatu alat ukur dapat dianggap reliabel apabila nilai
44
cronbach alpha yang diperoleh ≥ 0,60. Untuk mendapatkan hasil uji tersebut digunakan alat bantu program SPSS.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik seperti regresi linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel Kolmogorov-Smirnov Z. Data dikatakan memiliki distribusi yang normal adalah data yang memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi dengan normal (Priyatno, 2010).
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah keadaan di mana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Data yang tidak memiliki multikolinearitas adalah 45
yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2010).
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas
adalah
keadaan
di
mana
terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas diukur melalui uji Spearman’s rho. Metode pengambilan keputusan pada uji Spearman’s rho adalah dengan melihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas, sedangkan sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2010).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test), dengan prosedur pengujian sebagai berikut:
46
i.
Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif:
Ho : Tidak terjadi autokorelasi
Ha : terjadi autokorelasi
ii.
Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05.
iii.
Menentukan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson
iv.
Pengambilan keputusan:
dU < DW < 4-dU, maka Ho diterima
DW < dL atau DW > 4-dL, maka Ho ditolak
dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL, maka tidak ada keputusan yang pasti
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab akibat antara variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independent yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty terhadap variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan belanja online. Adapun rumus yang digunakan : 47
Y1 = a + β1X1+ β2X2 + β3X3+β4X4+ β5X5+ β6X6 Y2 = a + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5 + β6X6 Dimana :
Y1 = Pencarian Informasi Online
Y2 = Belanja Online
X1 = Shopping Enjoyment
X2 = Brand Conscious
X3 = Convenience/Time Conscious
X4 = Price Conscious
X5 = Shopping Confidence
X6 = Brand/Store Loyalty
a = bilangan konstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6 = koefisien regresi
b. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh sumbangan variabel-variabel independen yaitu 48
shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan belanja online. Nilai koefisien determinasi (R2) untuk menunjukkan persentase tingkat kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan. Nilai R2 memiliki batasan antara 0 sampai 1. Jika nilai R2 semakin mendekati 1 maka berarti semakin besar variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
c. Uji t (parsial)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty dalam menerangkan variabel dependen Pencarian informasi online dan belanja online. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, maka nilai signifikan t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Hipotesis yang digunakan adalah :
1) Menentukan Ho dan Ha :
Ho : β1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
49
Ha : β1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak dan apabila probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. 3) Menentukan t tabel dengan df: n – k – 1 4) Pengambilan keputusan. Apabila t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dan apabila t hitung < t tabel atau –t hitung > -t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang berarti variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
d. Uji F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh keseluruhan
variabel
independen
yaitu
shopping
enjoyment,
brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty secara bersama-sama terhadap dua variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan belanja online. Hipotesis yang digunakan adalah :
50
1) Menentukan Ho dan Ha :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen secara bersama dengan variabel dependen.
Ho : β1≠β2 ≠β3 ≠β4 ≠β5 ≠β6 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen secara bersama dengan variabel dependen.
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05 3) Menentukan F tabel dengan df1 = k – 1, dan df2 = n - k 4) Dasar Pengambilan Keputusan:
Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
e. Independent Sample T Test
Independent sample T test atau uji sampel bebas digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data atau sampel yang independen. Dalam penelitian ini, pengujian sampel bebas ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan orientasi belanja antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Untuk melakukan uji sampel bebas, diperlukan prosedur pengujian berikut:
51
1) Uji asumsi varian (uji Levene’s)
a) Menentukan Ho dan Ha
Ho: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan memiliki varian yang sama
Ha: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan memiliki varian yang berbeda
b) Pengambilan keputusan
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima (varian sama)
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (varian berbeda)
2) Uji sampel bebas
a) Menentukan Ho dan Ha
Ho: tidak ada perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan
Ha: terdapat perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan
b) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 0,05 c) Menentukan t tabel dengan df: n - 2
52
d) Pengambilan keputusan, Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan jika -t hitung <-t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu :
1.
Variabel Independen.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty dan gender differences.
2.
Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu pencarian informasi online dan belanja online.
53
Tabel. 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel 1. Shopping Enjoyment
Indikator
Skala
1. Belanja online membuat suasana hati
Likert
menjadi gembira (Seock dan Bailey, 2008) 2. Menikmati berbelanja melalui internet 3. Menikmati menghabiskan waktu untuk mencari produk melalui internet
2. Brand/fashion Conscious
1. Membeli produk dengan merek yang
Likert
sudah dikenal 2. Tertarik pada fashion
(Seock dan Bailey, 2008) 3. Up to date dengan tren fashion
3. Convenience/time conscious
Likert
1. Hemat waktu 2. Memberi
nilai
yang
tinggi
untuk
kenyamanan (Seock dan Bailey, 2008; 3. Membeli di toko online yang sederhana Srinivasan et al., 2002) dan mudah digunakan
4. Price Conscious
1. Memberi perhatian yang lebih pada
Likert
harga (Seock dan Bailey, 2008) 2. Berbelanja ketika mendapat penawaran promosi
54
Variabel
Indikator 3. Mengunjungi
berbagai
Skala toko
online
sebelum melakukan pembelian produk 4. Dapat
menghemat
uang
ketika
berbelanja
5. Shopping
1. Percaya
diri
terhadap
kemampuan
Likert
dalam berbelanja Confidence 2. Mampu membeli produk yang tepat (Seock dan Bailey, 2008)
3. Berpikir sebagai pembelanja yang baik
6. Brand/store
1. Pembelian ulang pada toko/merek yang
Likert
sama Loyalty 2. Tidak berpindah toko atau merek ketika (Oliver dalam Tjiptono,
terjadi perubahan harga
2007; Durianto dkk, 2004)
7. Pencarian
Informasi
online
1. Memperoleh
pengetahuan
sebanyak
Likert
mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk
(Chen, Chun-An, 2009) 2. Memperoleh
pengetahuan
sebanyak
mungkin mengenai perbandingan harga suatu produk
55
Variabel 8. Belanja Online
Indikator 1. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk
Skala Likert
berbelanja melalui internet dalam satu (Kim et al., 2000) tahun terakhir 2. Frekuensi belanja online dalam satu tahun terakhir
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah perkembangan e-commerce Pertama kali bermula pada tahun 1990 Tim Berners-Lee menciptakan browser web World Wide Web yang mengubah jaringan telekomunikasi akademik menjadi sistem komunikasi untuk semua orang setiap hari secara mengglobal yang dikenal dengan nama internet. Pada awalnya penggunaan internet bertujuan komersial dilarang dengan keras. Ini dikarenakan adanya larangan commercial network traffic oleh National Science Foundation’s (NSFNET) yang merupakan backbone Internet. Tahun 1991 NSF menghapus larangan untuk tujuan komersial dan saat itulah membuka jalan bagi electronic commerce (e-commerce). Hanya saja, tidak semua kebijakan mengenai komersial dicabut. Baru pada tanggal 30 April 1995, batasan komersial yang paling terakhir dicabut. Istilah perdagangan elektronik (e-commerce) telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian secara elektronik. Kemudian istilah perdagangan elektronik berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat dikatakan "perdagangan web", yaitu pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman 57
(HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan. Jika menelusuri sejarah, maka perusahaan paling pertama yang mendirikan toko online adalah Pizza Hut. Mereka menyediakan fasilitas pemesanan online atau pengiriman ke rumah untuk testing pada tahun 1994 di Santa Cruz, California. Pada tahun 2007 seluruh daerah sudah mendapatkan opsi dalam sistemnya. Berlanjut pada tahun 1995, Amazon muncul sebagai toko buku online. Belakangan perusahan tersebut menyadari barang dagangan lainnya juga memiliki permintaan yang tinggi, sehingga pada akhirnya mengadakan perluasan dengan menjual berbagai komoditas. Pada akhir tahun 2000, banyak perusahaan Eropa dan Amerika menyediakan fasilitas pelayanan melalui World Wide Web. Semenjak saat itulah, orang mulai mengasosiasikan istilah “e-commerce” sebagai kemampuan untuk membeli berbagai produk melalui internet (Garry, 2010). 2. Perkembangan e-commerce di Indonesia Di Indonesia, fenomena e-commerce ini sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan munculmya situs http://http://www.sanur.com/ sebagai toko buku online pertama. Kemudian, beberapa layanan e-commerce pun mulai bermunculan.
Situs
seperti
astaga.com,
mandirionline.com
dan
satunet.com sempat populer. Namun, krisis moneter yang menimpa Indonesia sekitar tahun 1998 memperburuk kemajuan bisnis e-commerce (Amaliya, Ulya). 58
Belakangan ini e-commerce kembali berkembang dan menyita perhatian penduduk Indonesia. Untuk pengguna internet di Indonesia, di tahun 2012, jumlah pengguna internet mencapai 55 juta orang. Jumlah tersebut
tercatat
mengalami
pertumbuhan
sebesar
30,9
persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk belanja online, Pada tahun 2009 di Indonesia baru ada 3 persen pengguna internet yang berbelanja secara online. Angka tersebut meningkat di tahun 2012 hingga mencapai 6 persen dari pengguna internet. Meningkatnya transaksi ecommerce di Indonesia ini antara lain disebabkan oleh membaiknya pertumbuhan perekonomian di Indonesia (Setyowati, 2012). B. Pembahasan Hasil Kuesioner 1. Uji Validitas Data Menurut Priyatno (2010:17), untuk mengukur validitas kuesioner dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan 30 sampel try out. Setelah dilakukan pengolahan data kuesioner dengan alat bantu SPSS versi 17.0, diperoleh hasil yang tercantum pada tabel 4.1.
59
Tabel 4.1 Uji Validitas Item Pertanyaan Konstruk
Pearson
Sig.
Penilaian
Correlation
(2-tailed)
X1.1
0,736
X1.2
N
Ket.
0,000
30
Valid
0,849
0,000
30
Valid
X1.3
0,855
0,000
30
Valid
X2.1
0,935
0,000
30
Valid
X2.2
0,879
0,000
30
Valid
X2.3
0,868
0,000
30
Valid
X3.1
0,848
0,000
30
Valid
X3.2
0,935
0,000
30
Valid
X3.3
0,888
0,000
30
Valid
X4.1
0,825
0,000
30
Valid
X4.2
0,851
0,000
30
Valid
X4.3
0,536
0,002
30
Valid
X4.4
0,869
0,000
30
Valid
X5.1
0,900
0,000
30
Valid
X5.2
0,912
0,000
30
Valid
X5.3
0,956
0,000
30
Valid
Brand/store
X6.1
0,972
0,000
30
Valid
Loyalty
X6.2
0,977
0,000
30
Valid
Pencarian
Y1.1
0,917
0,000
30
Valid
Informasi Online
Y1.2
0,944
0,000
30
Valid
Variabel
Shopping Enjoyment
Brand/fashion Conscious
Convenience/time conscious
Price Conscious
Shopping Confidence
Sumber: data primer diolah untuk penelitian Berdasarkan pada tabel 4.1, terlihat bahwa semua item pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden adalah valid. Hal tersebut dapat dilihat dari angka Pearson Correlation masing-masing adalah bernilai lebih dari 0,3. Variabel Belanja Online hanya memiliki satu item 60
pertanyaan saja, jadi secara otomatis pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Nawawi dalam Sigit, 2006:86). 2. Uji Reliabilitas Suatu alat ukur dapat dianggap reliabel apabila nilai cronbach alpha yang diperoleh ≥ 0,60. Untuk mendapatkan hasil uji tersebut digunakan alat bantu program SPSS versi 17.0 (Priyatno, 2010:32). Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Variabel Shopping Enjoyment Brand/fashion Conscious Convenience/time conscious Price Conscious
Cronbach's Alpha
N of Items
Keterangan
0,729
3
Reliabel
0,874
3
Reliabel
0,866
3
Reliabel
0,786
4
Reliabel
Shopping 0,910 3 Confidence Brand/store 0,945 2 Loyalty Pencarian 0,837 2 Informasi Online Sumber: Data primer diolah untuk penelitian
Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih dari 0,60, maka semua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena cronbach’s alpha ≥ 0,60. Variabel Belanja Online hanya memiliki satu item pertanyaan saja, jadi secara otomatis pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel (Nawawi dalam Sigit, 2006:86).
61
3. Deskriptif Responden Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 60 responden. Para responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang pernah melakukan belanja melalui internet. Adapun gambaran responden penelitian dari semua sampel yang merupakan mahasiswa/i yang pernah melakukan belanja melalui internet diklasifikasikan berdasarkan karakteristiknya, yaitu berdasarkan jenis kelamin, fakultas, semester, usia dan pengeluaran untuk belanja online selama satu tahun terakhir. Berdasarkan dari data hasil penyebaran kuesioner maka peneliti membahas mengenai kondisi dari masing-masing klasifikasi tersebut. a. Responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Presentase Pria 30 50% Wanita 30 50% Total 60 100% Sumber: Data primer diolah untuk penelitian Berdasarkan pada tabel 4.3, diketahui bahwa 60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang telah mengisi kuesioner penelitian ini terdiri dari 30 responden pria dan 30 responden wanita dengan persentase masing-masing sebesar 50%.
62
b. Responden berdasarkan fakultas Tabel 4.4 Fakultas Responden Fakultas Pria Wanita Ekonomi dan Bisnis 17 15 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 0 5 Dakwah dan Komunikasi 6 7 Sains dan Teknologi 5 3 Syariah dan Hukun 2 0 Jumlah 30 30 Sumber: Data primer diolah untuk penelitian Berdasarkan pada tabel 4.4, diketahui bahwa 60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang telah mengisi kuesioner penelitian ini, sebanyak 32 responden yang terdiri dari 17 pria dan 15 wanita berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan persentase sebesar 53,33%, 5 responden wanita berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan persentase sebesar 8,33%, 13 responden yang terdiri dari 6 pria dan 7 wanita berasal dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan persentase sebesar 21,67%, 8 responden yang terdiri dari 5 pria dan 3 wanita berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi dengan persentase sebesar 13,33%, dan 2 responden pria berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum dengan persentase sebesar 3,33%.
63
c. Responden berdasarkan semester Tabel 4.5 Semester Responden Semester Pria Wanita 1 1 2 3 9 4 5 8 8 7 5 10 9 6 3 11 1 3 Jumlah 30 30 Sumber: data primer diolah untuk penelitian Berdasarkan pada tabel 4.5, diketahui bahwa diketahui bahwa 60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang telah mengisi kuesioner penelitian ini, sebanyak 3 responden yang terdiri dari 1 pria dan 2 wanita adalah mahasiswa/i semester 1 dengan persentase sebesar 5%, 13 responden yang terdiri dari 9 pria dan 4 wanita mahasiswa/i semester 3 dengan persentase sebesar 21,67%, 16 responden yang terdiri dari 8 pria dan 8 wanita mahasiswa/i semester 5 dengan persentase sebesar 26,67%, 15 responden yang terdiri dari 5 pria dan 10 wanita mahasiswa/i semester 7 dengan persentase sebesar 25%, 9 responden yang terdiri 6 pria dan 3 wanita mahasiswa/i semester 9 dengan persentase sebesar 15%, dan 4 responden yang terdiri 1 pria dan 3 wanita mahasiswa/i semester 11 dengan persentase sebesar 6,67%.
64
d. Responden berdasarkan usia Tabel 4.6 Usia Responden Usia Pria Wanita 17 0 1 18 1 2 19 8 3 20 7 8 21 5 7 22 7 9 23 1 0 24 1 0 Jumlah 30 30 Sumber: data primer diolah untuk penelitian Berdasarkan pada tabel 4.6, diketahui bahwa diketahui bahwa 60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang telah mengisi kuesioner penelitian ini, sebanyak 1 responden wanita berusia 17 tahun dengan persentase sebesar 1,67%, 3 responden yang terdiri dari 1 pria dan 2 wanita berusia 18 tahun dengan persentase sebesar 5%, 12 responden yang terdiri dari 8 pria dan 3 wanita berusia 19 tahun dengan persentase sebesar 20%, 15 responden yang terdiri dari 7 pria dan 8 wanita berusia 20 tahun dengan persentase sebesar 25%, 12 responden yang terdiri 5 pria dan 7 wanita berusia 21 tahun dengan persentase sebesar 20%, 16 responden yang terdiri 7 pria dan 9 wanita berusia 22 tahun dengan persentase sebesar 26,67%, 1 responden pria berusia 23 tahun dengan persentase sebesar 1,67%, dan 1 responden pria berusia 24 tahun dengan persentase sebesar 1,67%. 65
e. Responden berdasarkan jumlah pengeluaran untuk belanja online dalam satu tahun terakhir Tabel 4.7 Jumlah Pengeluaran Untuk belanja Online Responden (dalam satu tahun terakhir) Jumlah Pengeluaran untuk Belanja Online dalam Satu Tahun Terakhir < Rp100.000 Rp100.000 - Rp399.999 Rp400.000 - Rp699.999 Rp700.000 - Rp999.999 Rp1.000.000 - Rp1.399.999 Rp1.400.000 - Rp1.699.999 ≥ Rp1.700.000 Jumlah Sumber: data primer diolah untuk penelitian
Pria
Wanita
1 9 12 3 1 1 3 30
1 17 10 0 0 1 1 30
Berdasarkan pada tabel 4.7, diketahui bahwa diketahui bahwa 60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang telah mengisi kuesioner penelitian ini, sebanyak 2 responden yang terdiri dari 1 pria dan 1 wanita mengeluarkan uang kurang dari Rp100.000 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 3,33%, 26 responden yang terdiri dari 9 pria dan 17 wanita mengeluarkan uang kurang antara Rp100.000 Rp399.999 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 43,33%, 22 responden yang terdiri dari 12 pria dan 10 mengeluarkan uang antara Rp400.000 - Rp699.999 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 36,67%, 3 responden pria mengeluarkan uang 66
antara Rp700.000 - Rp999.999 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 5%, 1 responden pria
mengeluarkan uang antara Rp1.000.000 -
Rp1.399.000 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 1,67%, 2 responden yang terdiri 1 pria dan 1 wanita mengeluarkan uang antara Rp1.400.000 Rp1.699.999 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 3,33%, dan 4 responden yang terdiri dari 3 pria dan 1 wanita mengeluarkan uang lebih dari Rp1.700.000 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 1,67%. C. Pembahasan dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Variabel Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 60 responden maka diperoleh data hasil jawaban item pernyataan kuesioner yang merupakan indikator dari variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut: a. Deskriptif variabel Shopping Enjoyment Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Shopping Enjoyment:
67
1) Belanja online membuat suasana hati menjadi gembira (X1.1) Tabel 4.8 “Berbelanja online membuat saya menjadi gembira” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 1 0 Tidak Setuju 3 3 Ragu-ragu 12 10 Setuju 12 17 Sangat Setuju 2 0 Total 30 30 Sumber: Olah data Kuesioner
Jumlah Persentase 1 1,67% 6 10% 22 36,67% 29 48,33% 2 3,33% 60 100%
Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau 48,33% menyatakan
setuju, 22 responden atau 36,67%
menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 10% menyatakan tidak setuju, 2 responden atau 3,33% menyatakan sangat setuju, dan 1 responden
atau
1,67%
menyatakan
sangat
tidak
setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden menyatakan setuju terhadap pernyataan “Berbelanja online membuat saya menjadi gembira”. 2) Menikmati berbelanja melalui internet (X1.2) Tabel 4.9 “Saya menikmati aktivitas berbelanja melalui internet” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 3 0 Tidak Setuju 1 4 Ragu-ragu 7 4 Setuju 17 22 Sangat Setuju 2 0 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah 3 5 11 39 2 60
Persentase 5% 8,33% 18,33% 65% 3,33% 100%
68
Tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 39 responden atau 65% menyatakan setuju, 11 responden atau 18,33% menyatakan raguragu, 5 responden atau 8,33% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 5% menyatakan sangat tidak setuju, dan sisanya 2 responden atau 3,33% menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya menikmati aktivitas berbelanja melalui internet”. 3) Menikmati menghabiskan waktu untuk mencari produk melalui internet (X1.3) Tabel 4.10 “Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari produk melalui internet” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 7 8 Ragu-ragu 2 3 Setuju 16 17 Sangat Setuju 5 2 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah Persentase 0 0% 15 25% 5 8,33% 33 55% 7 11,67% 60 100%
Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 33 responden atau 55% menyatakan setuju, 15 responden atau 25% menyatakan
tidak
setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan sangat setuju, dan 5 responden atau 8,33% menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan “Saya menikmati 69
dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari produk melalui internet”. b. Deskriptif Variabel Brand/fashion Conscious Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Brand/fashion Conscious: 1) Membeli produk dengan merek yang sudah dikenal (X2.1) Tabel 4.11 “Saya menyukai membeli produk dengan merek yang sudah dikenal” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 1 2 Tidak Setuju 1 4 Ragu-ragu 0 7 Setuju 16 14 Sangat Setuju 12 3 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah Persentase 3 5% 5 8,33% 7 11,67% 30 50% 15 25% 60 100%
Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50% menyatakan setuju, 15 responden atau 25% menyatakan sangat setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan ragu-ragu, 5 responden atau 8,33% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau 5% menyatakan dangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa setengah dari responden menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya menyukai membeli produk dengan merek yang sudah dikenal”.
70
2) Tertarik pada fashion (X2.2) Tabel 4.12 “Saya tertarik dengan fashion” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 1 2 Tidak Setuju 8 0 Ragu-ragu 6 3 Setuju 14 16 Sangat Setuju 1 9 Total 30 30 Sumber: Olah data Kuesioner
Jumlah Persentase 3 5% 8 13,33% 9 15% 30 50% 10 16,67% 60 100%
Tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50% menyatakan setuju, 10 responden atau 16,67% menyatakan sangat setuju, 9 responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, 8 responden atau 13,33% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau 5% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya tertarik dengan fashion”. 3) Up to date dengan tren fashion (X2.3) Tabel 4.13 “Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai dengan tren fashion saat ini” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 7 0 Tidak Setuju 8 10 Ragu-ragu 13 8 Setuju 2 11 Sangat Setuju 0 1 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah Persentase 7 11,67% 18 30% 21 35% 13 21,67% 1 1,67% 60 100%
71
Tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 35 % menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 30% menyatakan tidak setuju, 13 responden atau 21,67% menyatakan setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan sangat tidak setuju, dan 1 responden atau 1,67% menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan ragu-ragu kemudian diikuti dengan tidak setuju terhadap pernyataan “Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai dengan tren fashion saat ini”. c. Deskriptif Variabel Convenience/time conscious Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Convenience/time conscious: 1) Hemat waktu (X3.1) Tabel 4.14 “Saya dapat menghemat waktu dengan berbelanja di toko online” Pernyataan Pria Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Ragu-ragu 2 Setuju 15 Sangat Setuju 10 Total 30 Sumber: olah data kuesioner
Wanita 2 2 2 23 1 30
Jumlah Persentase 3 5% 4 6,67% 4 6,67% 38 63,33% 11 18,33% 60 100%
Tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 38 responden atau 63,33% menyatakan
setuju, 11 responden atau 18,33%
menyatakan sangat setuju, 4 responden atau 6,67% menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju, dan sisanya 3 responden atau 5% 72
menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya dapat menghemat waktu dengan berbelanja di toko online”. 2) Memberi nilai yang tinggi untuk kenyamanan (X3.2) Tabel 4.15 “Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah kenyamanan” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 0 2 Tidak Setuju 1 0 Ragu-ragu 1 1 Setuju 8 18 Sangat Setuju 20 9 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah Persentase 2 3,33% 1 1,67% 2 3,33% 26 43,33% 29 48,33% 60 100 %
Tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau 48,33% menyatakan sangat setuju, 26 responden atau 43,33% menyatakan setuju, 2 responden atau 3,33% menyatakan ragu-ragu dan sangat tidak setuju, dan sisanya 1 responden atau 1,67% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah kenyamanan”.
73
3) Membeli di toko online yang sederhana dan mudah digunakan (X3.3) Tabel 4.16 “Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana dan mudah digunakan (user friendly)” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 3 4 Ragu-ragu 3 2 Setuju 16 19 Sangat Setuju 8 5 Total 30 30 Sumber: Olah data Kuesioner
Jumlah Persentase 0 0% 7 11,67% 5 8,33% 35 58,33% 13 21,67% 60 100%
Tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 35 responden atau 58,33% menyatakan setuju, 13 responden atau 21,67% menyatakan sangat setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan tidak setuju, dan 5 responden atau 8,33% menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana dan mudah digunakan (user friendly)”. d. Deskriptif Variabel Price Conscious Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Price Conscious:
74
1) Memberi perhatian yang lebih pada harga (X4.1) Tabel 4.17 “Sebelum melakukan pembelian, saya memperhatikan harga terlebih dahulu” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 2 Ragu-ragu 2 1 Setuju 7 11 Sangat Setuju 21 16 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah Persentase 0 0% 2 3,33% 3 5% 18 30% 37 61,67% 60 100%
Tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 37 responden atau 61,67% menyatakan sangat setuju, 18 responden atau 30% menyatakan setuju, 3 responden atau 5% menyatakan ragu-ragu, dan 2 responden atau 3,33% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan “Sebelum melakukan pembelian, saya memperhatikan harga terlebih dahulu”. Hasil jawaban ini dipengaruhi oleh faktor pendapatan dari responden penelitian ini yaitu mahasiswa, di mana diketahui bahwa sebagian besar dari mahasiswa belum memiliki pendapatan tetap. Dengan begitu, mahasiswa tentunya akan mempertimbangkan faktor harga terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian.
75
2) Berbelanja ketika mendapat penawaran promosi (X4.2) Tabel 4.18 “Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 3 6 Ragu-ragu 6 6 Setuju 17 13 Sangat Setuju 4 5 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah Persentase 0 0% 9 15% 12 20% 30 50% 9 15% 60 100%
Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50% menyatakan setuju, 12 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 9 responden atau 15% menyatakan tidak setuju, dan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi”. 3) Mengunjungi berbagai toko online sebelum melakukan pembelian produk (X4.3) Tabel 4.19 “Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 1 2 Tidak Setuju 0 5 Ragu-ragu 6 3 Setuju 13 14 Sangat Setuju 10 6 Total 30 30 Sumber: Olah data Kuesioner
Jumlah Persentase 3 5% 5 8,33% 9 15% 27 45% 16 26,67% 60 100%
76
Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 27 responden atau 45% menyatakan setuju, 16 responden atau 26,67% menyatakan sangat setuju, 9 responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 8,33% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau 5% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk”. 4) Dapat menghemat uang ketika berbelanja (X4.4) Tabel 4.20 “Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet” Pernyataan Pria Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 1 Ragu-ragu 6 Setuju 16 Sangat Setuju 6 Total 30 Sumber: olah data kuesioner
Wanita 2 7 11 10 0 30
Jumlah Persentase 3 5% 8 13,33% 17 28,33% 26 43,33% 6 10% 60 100%
Tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau 43,33% menyatakan setuju, 17 responden atau 28,33% menyatakan ragu-ragu, 8 responden atau 13,33% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 10% menyatakan sangat setuju, dan 3 responden atau 5% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
77
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet”. e. Deskriptif Variabel Shopping Confidence Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Shopping Confidence: 1) Percaya diri terhadap kemampuan dalam berbelanja (X5.1) Tabel 4.21 “Saya memutuskan untuk membeli suatu produk secara online tanpa bertanya pada orang lain” Pernyataan Pria Sangat Tidak Setuju 5 Tidak Setuju 9 Ragu-ragu 5 Setuju 7 Sangat Setuju 4 Total 30 Sumber: olah data kuesioner
Wanita 0 10 2 16 2 30
Jumlah Persentase 5 8,33% 19 31,67% 7 11,67% 23 38,33% 6 10 % 60 100%
Tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 38,33% menyatakan setuju, 19 responden atau 31,67% menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 10% menyatakan sangat setuju, dan 5 responden atau 8,33% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan setuju dan tidak setuju terhadap pernyataan “Saya memutuskan untuk membeli suatu produk secara online tanpa bertanya pada orang lain” adalah paling banyak dan sama besar.
78
2) Mampu membeli produk yang tepat (X5.2) Tabel 4.22 “Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri” Pernyataan Pria Sangat Tidak Setuju 4 Tidak Setuju 9 Ragu-ragu 5 Setuju 8 Sangat Setuju 4 Total 30 Sumber: olah data kuesioner
Wanita 0 0 4 22 4 30
Jumlah Persentase 4 6,67% 9 15 % 9 15% 30 50% 8 13,33% 60 100,00%
Tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50% menyatakan setuju, 9 responden atau 15% menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu, 8 responden atau 13,33% menyatakan sangat setuju, dan 4 responden atau 6,67% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri”. 3) Berpikir sebagai pembelanja yang baik (X5.3) Tabel 4.23 “Saya adalah seorang pembelanja yang baik” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 0 0 Tidak Setuju 2 1 Ragu-ragu 10 4 Setuju 11 20 Sangat Setuju 7 5 Total 30 30 Sumber: Olah data Kuesioner
Jumlah Persentase 0 0% 3 5% 14 23,33% 31 51,67% 12 20% 60 100%
79
Tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 31 responden atau 51,67% menyatakan setuju, 14 responden atau 23,33% menyatakan ragu-ragu, 12 responden atau 20% menyatakan sangat setuju, dan 3 responden atau 5% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya adalah seorang pembelanja yang baik”. f. Deskriptif Variabel Brand/store Loyalty Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Brand/store Loyalty: 1) Pembelian ulang pada toko/merek yang sama (X6.1) Tabel 4.24 “Saya melakukan pembelian ulang pada toko atau merek yang sama” Pernyataan Pria Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 7 Ragu-ragu 5 Setuju 12 Sangat Setuju 5 Total 30 Sumber: olah data kuesioner
Wanita 3 10 3 12 2 30
Jumlah Persentase 4 6,67% 17 28,33% 8 13,33% 24 40% 7 11,67% 60 100%
Tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 40% menyatakan setuju, 17 responden atau 28,33% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,33% menyatakan ragu-ragu, 7 responden atau 11,67% menyatakan sangat setuju, dan 4 responden atau 6,67% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil 80
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan
setuju
terhadap
pernyataan
“Saya
melakukan
pembelian ulang pada toko atau merek yang sama”. 2) Tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan harga (X6.2) Tabel 4.25 “Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan harga pada produk yang biasa saya beli” Pernyataan Pria Wanita Sangat Tidak Setuju 1 3 Tidak Setuju 7 10 Ragu-ragu 5 3 Setuju 12 12 Sangat Setuju 5 2 Total 30 30 Sumber: olah data kuesioner
Jumlah Persentase 4 6,67% 17 28,33% 8 13,33% 24 40% 7 11,67% 60 100%
Tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 40% menyatakan tidak setuju, 17 responden atau 28,33% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,33% menyatakan ragu-ragu, 7 responden atau 11,67% menyatakan sangat setuju, dan 4 responden atau 6,67% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan “Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan harga pada produk yang biasa saya beli”.
81
g. Deskriptif Variabel Pencarian Informasi Online Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Pencarian Informasi Online: 1) Kepuasan terhadap keragaman produk (Y1.1) Tabel 4.26 “Memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk” Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 1 2 3 5% Tidak Setuju 0 0 0 0% Ragu-ragu 2 3 5 8,33% Setuju 15 21 36 60% Sangat Setuju 12 4 16 26,67% Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner Tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 36 responden atau 60% menyatakan setuju, 16 responden atau 26,67% menyatakan sangat setuju, 5 responden atau 8,33% menyatakan ragu-ragu, dan 3 responden atau 5% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk”.
82
2) Memperoleh
pengetahuan
sebanyak
mungkin
mengenai
perbandingan harga suatu produk (Y1.2) Tabel 4.27 “Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya beli” Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 0 2 2 3,33% Tidak Setuju 1 0 1 1,67% Ragu-ragu 0 4 4 6,67% Setuju 17 18 35 58,33% Sangat Setuju 12 6 18 30% Total 30 30 60 100% Sumber: Olah data Kuesioner Tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 35 responden atau 58,33% menyatakan setuju, 18 responden atau 30% menyatakan sangat setuju, 4 responden atau 6,67% menyatakan ragu-ragu, 2 responden atau 3,33% menyatakan sangat tidak setuju, dan 1 responden atau 1,67% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya beli”. h. Deskriptif Variabel Belanja Online Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel Belanja Online:
83
1) Frekuensi belanja online dalam satu tahun terakhir (Y2) Tabel 4.28 “Frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir” Pernyataan Pria Tidak Pernah 0 Sesekali 12 Jarang 14 Sering 4 Sangat Sering 0 Total 30 Sumber: olah data kuesioner
Wanita 0 8 19 3 0 30
Jumlah Persentase 0 0% 20 33,33% 33 55% 7 11,67% 0 0% 60 100%
Tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 33 responden atau 55% menyatakan jarang, 20 responden atau 33,33% menyatakan sesekali, dan 7 responden atau 11,67% menyatakan sering. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir responden adalah jarang. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji
normalitas
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
data
terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik seperti regresi linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel Kolmogorov-Smirnov Z. Data dikatakan memiliki distribusi yang normal adalah data yang memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih
84
kecil dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi dengan normal (Priyatno, 2010). Berikut adalah tabel yang dihasilkan dari pengolahan data kuesioner dengan alat bantu SPSS versi 17.0 dengan cara normal probability plots: 1) Uji Normalitas Data terhadap Variabel Y1 Tabel 4.29 Hasil Uji Normalitas (Y1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
60
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
0,0000000 1,07422114
Absolute
0,073
Positive
0,043
Negative
-0,073
Kolmogorov-Smirnov Z
0,566
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,906
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansinya adalah sebesar 0,906. Karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.
85
2) Uji Normalitas Data terhadap Variabel Y2 Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas (Y2) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
60
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
Mean
0, 0000000
Std. Deviation
0,60323334
Absolute
0,116
Positive
0,116
Negative
-0,116
Kolmogorov-Smirnov Z
0,902
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,390
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel 4.30 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansinya adalah sebesar 0,390. Karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan. b. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas adalah keadaan di mana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak
adanya
masalah
multikolinearitas.
Metode
pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah 86
multikolinearitas. Data yang tidak memiliki multikolinearitas adalah yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2010). Berikut adalah tabel hasil pengujian VIF dari model regresi dengan alat bantu SPSS 17.0: 1) Uji Multikolinieritas terhadap Variabel Y1 Tabel 4.31 Hasil Uji Multikolinieritas (Y1) Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Shopping Enjoyment
0,619
1,616
Brand Conscious
0,652
1,534
Convenience
0,473
2,114
Price Conscious
0,461
2,170
Shopping Confidence
0,770
1,299
Brand Loyalty
0,684
1,462
a. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan Tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa nilai tolerance variabel Shopping Enjoyment sebesar 0,619 (61,9%), nilai tolerance variabel Brand/fashion Conscious sebesar 0,652 (65,2%), nilai tolerance variabel Convenience/time conscious sebesar 0,473 (47,3%), nilai tolerance variabel Price Conscious sebesar 0,461 (46,1%), nilai tolerance variabel Shopping Confidence sebesar 0,770 (77%), dan nilai 87
tolerance variabel Brand/store Loyalty sebesar 0,684 (68,4%). Hasil tersebut menunjukkan jauh diatas besar nilai tolerance (0,1), dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Dari tabel di atas dapat diketahui juga bahwa nilai VIF variabel Shopping Enjoyment sebesar 1,616, VIF variabel Brand/fashion Conscious sebesar 1,534, VIF variabel Convenience/time conscious sebesar 2,114, VIF variabel Price Conscious sebesar 2,170, VIF variabel Shopping Confidence sebesar 1,299 dan VIF variabel Brand/store Loyalty sebesar 1,462. Hasil tersebut menunjukkan semua nilai VIF variabel bebas kurang dari besar nilai VIF yaitu 10 (VIF hitung < VIF), dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. 2) Uji Multikolinieritas terhadap Variabel Y2 Tabel 4.32 Hasil Uji Multikolinieritas (Y2) Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Shopping Enjoyment
0,619
1,616
Brand Conscious
0,652
1,534
Convenience
0,473
2,114
Price Conscious
0,461
2,170
Shopping Confidence
0,770
1,299
Brand Loyalty
0,684
1,462
a. Dependent Variable: Belanja Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 88
Berdasarkan Tabel 4.30 di atas, diketahui bahwa nilai tolerance variabel Shopping Enjoyment sebesar 0,619 (61,9%), nilai tolerance variabel Brand/sore Conscious sebesar 0,652 (65,2%), nilai tolerance variabel Convenience/time conscious sebesar 0,473 (47,3%), nilai tolerance variabel Price Conscious sebesar 0,461 (46,1%), nilai tolerance variabel Shopping Confidence sebesar 0,770 (77%), dan nilai tolerance variabel Brand/store Loyalty sebesar 0,684 (68,4%). Hasil tersebut menunjukkan jauh diatas besar nilai tolerance (0,1), dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Dari tabel di atas dapat diketahui juga bahwa nilai VIF variabel Shopping Enjoyment sebesar 1,616, VIF variabel Brand/fashion Conscious sebesar 1,534, VIF variabel Convenience/time concious sebesar 2,114, VIF variabel Price Conscious sebesar 2,170, VIF variabel Shopping Confidence sebesar 1,299 dan VIF variabel Brand/store Loyalty sebesar 1,462. Hasil tersebut menunjukkan semua nilai VIF variabel bebas kurang dari besar nilai VIF yaitu 10 (VIF hitung < VIF), dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas
adalah
keadaan
di
mana
terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas diukur melalui uji 89
Spearman’s rho. Metode pengambilan keputusannya adalah dengan melihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. (Priyatno, 2010) Berikut adalah tabel Spearman’s rho yang dihasilkan dari pengolahan data kuesioner dengan alat bantu SPSS versi 17.0: 1) Uji Heteroskedastisitas terhadap Variabel Y1 Tabel 4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y1) Correlations Unstandardized Residual Unstandardized Pearson Correlation Residual Sig. (2-tailed)
1
N
60
Shopping Enjoyment
Pearson Correlation
0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
N Brand Conscious
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Convenience
60 0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
N Sig. (2-tailed) N
60 0,000 1,000 60
Pearson Correlation
0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
N Brand Loyalty
1.000
Pearson Correlation
Price Conscious Pearson Correlation
Shopping Confidence
60 .000
60
Pearson Correlation
0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
N
60
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Dari hasil Tabel Spearman’s rho diatas, diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Dapat 90
disimpulkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 2) Uji Heteroskedastisitas terhadap Variabel Y2 Tabel 4.34 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y2) Correlations Unstandardized Residual Unstandardized Pearson Correlation Residual Sig. (2-tailed) N Shopping Enjoyment
0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Convenience
1.000 60 0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
Price Conscious Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
60 0,000 1,000 60
Pearson Correlation
0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
N Brand Loyalty
60 .000
Pearson Correlation N
Shopping Confidence
60
Pearson Correlation N
Brand Conscious
1
60
Pearson Correlation
0,000
Sig. (2-tailed)
1,000
N
60
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Dari hasil Tabel Spearman’s rho diatas, diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
91
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test), dengan prosedur pengujian sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan Ha:
Ho : Tidak terjadi autokorelasi
Ha : terjadi autokorelasi
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05. 3) Menentukan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson dengan n = 60, k = 6: nilai dL = 1,37, nilai dU = 1,81, 4-dL = 2,63, 4dU = 2,19 4) Pengambilan keputusan:
1,81 < DW < 2,19, Ho diterima
DW < 1,37 atau DW > 2,63, Ho ditolak
1,37 < DW < 1,81 atau 2,19 < DW < 2,63, tidak ada keputusan yang pasti 92
Berikut adalah hasil uji Durbin-Watson (DW test) dalam penelitian ini: 1) Uji Autokorelasi terhadap Variabel Y1 Tabel 4.35 Hasil Uji Autokorelasi (Y1) b
Model Summary
Model
R
R Square
1
0,775
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
0,600
0,555
Durbin-Watson
1,133
1,930
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious b. Dependent Variable: Online Search
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Dari hasil Tabel Durbin-Watson diatas, diketahui bahwa nilai DW adalah sebesar 1,930. Dengan membandingkan antara nilai DW, dL dan dU, maka ditemukan bahwa nilai dU < DW < 4-dU atau 1,81 < 1,930 < 2,19. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi ini. 2) Uji Autokorelasi terhadap Variabel Y2 Tabel 4.36 Hasil Uji Autokorelasi (Y2) b
Model Summary
Model
R
R Square
1
0,335
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
0,112
0,012
Durbin-Watson
0,636
1,566
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious b. Dependent Variable: Belanja Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 93
Dari hasil Tabel Durbin-Watson diatas, diketahui bahwa nilai DW adalah sebesar 1,566. Dengan membandingkan antara nilai DW, dL dan dU, maka ditemukan bahwa nilai dL < DW < dU atau 1,37 < 1,566 < 1,81. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada keputusan yang pasti untuk autokorelasi pada model regresi ini. 3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Berganda Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab akibat antara variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independent yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty terhadap variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan belanja online. Adapun rumus yang digunakan: Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 Dimana : Y1
: Pencarian Informasi Online
Y2
: Belanja Online
X1
: Shopping
X2
: Brand/fashion Conscious
X3
: Convenience/time conscious
X4
: Price Conscious
Enjoyment
94
X5
: Shopping Confidence
X6
: Brand/store Loyalty
a
: Nilai konstanta
b1,b2,b3,b4,b5,b6
: Koefisien regresi dari variabel bebas
Berikut adalah tabel Coefficients untuk menentukan persamaan regresi pada penelitian ini: 1) Uji Regresi Berganda terhadap Variabel Y1 Tabel 4.37 Hasil Uji Regresi Berganda (Y1) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1,097
1,158
0,948
0,348
Shopping Enjoyment
-0,096
0,081
-0,130 -1,176
0,245
Brand Conscious
-0,095
0,091
-0,112 -1,045
0,301
Convenience
0,519
0,106
0,620
4,906
0,000
Price Conscious
0,235
0,090
0,333
2,599
0,012
Shopping Confidence
-0,061
0,078
-0,077 -0,779
0,439
Brand Loyalty
-0,030
0,092
-0,034 -0,326
0,746
a. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel Coefficients di atas, maka persamaan regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y1 = 1,097+0,519X3+0,235X4 Keterangan: Y1: Pencarian Informasi Online 95
X3: Convenience/time conscious X4: Price Conscious 2) Uji Regresi Berganda terhadap Variabel Y2 Tabel 4.38 Hasil Uji Regresi Berganda (Y2) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
2,122
0,650
Shopping Enjoyment
0,103
0,046
Brand Conscious
-0,012
Convenience
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
3,263
0,002
0,369
2,244
0,029
0,051
-0,037
-0,232
0,817
-0,004
0,059
-0,014
-0,075
0,941
0,010
0,051
0,037
0,195
0,846
Shopping Confidence
-0,012
0,044
-0,041
-0,279
0,781
Brand Loyalty
-0,042
0,052
-0,127
-0,809
0,422
Price Conscious
a. Dependent Variable: Belanja Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel Coefficients di atas, maka persamaan regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y2 = 2,112+0,103X1 Keterangan: Y2: Belanja Online X1: Shopping Enjoyment b. Uji Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh sumbangan variabel-variabel independen yaitu shopping
96
enjoyment,
brand/fashion
conscious,
price
conscious,
shopping
confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan belanja online. 1) Uji Koefisien determinasi terhadap Variabel Y1 Tabel 4.39 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y1) Model Summaryb Model
R
1
0,775a
R Square 0,600
Adjusted R Square 0,555
Std. Error of the Estimate 1,133
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious b. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien Adjusted R square sebesar 0,555, hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel Shopping Enjoyment, Brand/fashion Conscious, Convenience/time conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/store Loyalty terhadap Pencarian Informasi Online sebesar 55,5%. Atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 55,5% variasi variabel dependent. Sedangkan sisanya sebesar 44,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
97
2) Uji Koefisien determinasi terhadap Variabel Y2 Tabel 4.40 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y2) Model Summaryb Model
R
1
0,335a
R Square
Adjusted R Square
0,112
Std. Error of the Estimate
0,012
0,636
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious b. Dependent Variable: Belanja Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien Adjusted R square sebesar 0,012, hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel Shopping Enjoyment, Brand/fashion Conscious, Convenience/time conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/store Loyalty terhadap belanja Online sebesar 1,2%. Atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 1,2% variasi variabel dependent. Sedangkan sisanya sebesar 98,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. c. Uji t (Parsial) Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty dalam menerangkan variabel dependen Pencarian informasi online dan belanja online. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing 98
variabel independen terhadap variabel dependen, maka nilai signifikan t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Hipotesis yang digunakan adalah: 1) Menentukan Ho dan Ha: Ho : β1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Ha : β1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. 2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak dan apabila probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. 3) Menentukan t tabel dengan df: 60 – 6 - 1 = 53, t tabel = 2,006 4) H0 diterima, jika t hitung berada di antara –t tabel (-2,006) dan t tabel (2,006) dan H0 ditolak, jika -t hitung < -t tabel (-2,006) atau t hitung > t tabel (2,006). Berikut adalah tabel coefficients untuk mengetahui hasil nilai t hitung pada penelitian ini:
99
1) Uji t terhadap Variabel Y1 Tabel 4.41 Hasil Uji t Hitung (Y1) Coefficientsa Model 1
T (Constant)
Sig.
0,948
0,348
Shopping Enjoyment
-1,176
0,245
Brand Conscious
-0,045
0,301
Convenience
4,906
0,000
Price Conscious
2,599
0,012
Shopping Confidence
-0,779
0,439
Brand Loyalty
-0,326
0,746
a. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Hasil uji t hitung pada tabel coefficient diatas, dapat diketahui apakah
masing-masing
variabel
bebas
berpengaruh
secara
signifikan terhadap variabel terikat secara parsial. a) Pengaruh Shopping Enjoyment terhadap pencarian Informasi Online: i) Ho : b1 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping Enjoyment terhadap pencarian Informasi Online). ii) Ha : b1 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Enjoyment terhadap pencarian Informasi Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai -t hitung sebesar 1,176 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka 100
ditemukan bahwa t hitung -1,176 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,245 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Shopping Enjoyment tidak signifikan. Artinya Shopping Enjoyment secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pencarian Informasi Online. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel Shopping Enjoyment tidak berpengaruh terhadap pencarian Informasi Online. Hasil ini sesuai didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase”, yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel shopping enjoyment dengan pencarian informasi online. b) Pengaruh
Brand/fashion
Conscious
terhadap
pencarian
Informasi Online: i) Ho : b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/fashion Conscious terhadap pencarian Informasi Online).
101
ii) Ha : b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/fashion Conscious terhadap pencarian Informasi Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -1,045 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung -1,045 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,301 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan Brand/fashion
bahwa
koefisien
Conscious
tidak
regresi
pada
variabel
signifikan,
artinya
Brand/fashion Conscious secara parsial tidak berpengaruh terhadap pencarian Informasi Online. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel brand/fashion conscious tidak berpengaruh terhadap pencarian informasi online. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase”, yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel brand conscious dengan pencarian informasi online.
102
c) Pengaruh Convenience/time conscious terhadap Pencarian Informasi Online: i) Ho
:
b3
=
0
(tidak
terdapat
pengaruh
antara
Convenience/time conscious terhadap Pencarian Informasi Online). ii) Ha : b3 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Convenience/time conscious terhadap Pencarian Informasi Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 4,906 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung > t tabel = 4,906 > 2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan
bahwa
Convenience/time Convenience/time
koefisien
regresi
conscious conscious
secara
pada
signifikan, parsial
variabel artinya
berpengaruh
terhadap Pencarian Informasi Online. Hasil
analisis
menunjukan
bahwa
variabel
convenience/time conscious berpengaruh terhadap pencarian informasi online. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The 103
Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Search and Purchase Behaviours” dan Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul ”Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Informations Search dan Online Purchase”. Kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara convenience dan pencarian informasi online. Hasil yang sama juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Hong et al. (2005) dengan judul “The Effects of Information Format and Shopping Tasks on Consumers’ Online Shopping Behavior: A Cognitive
Fit
Perspective”.
Dalam
penelitian
tersebut
ditemukan bahwa convenience (time saving) berpengaruh secara signifikan terhadap pencarian informasi. d) Pengaruh Price Conscious terhadap Pencarian Informasi Online: i) Ho : b4 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Price Conscious terhadap Pencarian Informasi Online). ii) Ha : b4 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Price Conscious terhadap Pencarian Informasi Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 2,599 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan 104
bahwa t hitung > t tabel = 2, 599 > 2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,012 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Price Conscious signifikan, artinya Price Conscious secara parsial berpengaruh terhadap Pencarian Informasi Online. Hasil analisis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of College
Students’
Shopping
Orientations
and
Gender
Differences on Online Information Search and Purchase Behaviours”, yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara price conscious dan pencarian informasi online. e) Pengaruh Shopping Confidence terhadap Pencarian Informasi Online: i) Ho : b5 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping Confidence terhadap Pencarian Informasi Online). ii) Ha : b5 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Confidence terhadap Pencarian Informasi Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,779 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan 105
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung -0,779 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,439 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Shopping Confidence tidak signifikan, artinya Shopping Confidence secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pencarian Informasi Online. Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of College
Students’
Shopping
Orientations
and
Gender
Differences on Online Information Search and Purchase Behaviours”. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa variabel shopping confidence tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pencarian informasi online. f) Pengaruh Brand/store Loyalty terhadap Pencarian Informasi Online: i) Ho : b6 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/store Loyalty terhadap Pencarian Informasi Online). ii) Ha : b6 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/store Loyalty terhadap Pencarian Informasi Online). 106
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,326 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung -0, 326 berada diantara -2,006 dan 2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,746 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan
bahwa
koefisien
regresi
pada
variabel
Brand/store Loyalty tidak signifikan, artinya Brand/store Loyalty secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pencarian Informasi Online. Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) dengan judul “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase” dan Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Search and Purchase Behaviours”. Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel brand loyalty dengan pencarian informasi online.
107
Dari
hasil
penelitian
ini,
variabel
shopping
enjoyment,
brand/fashion conscious, shopping confidence dan brand/store loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online, sedangkan variabel convenience/time conscious dan price conscious berpengaruh secara signifikan terhadap pencarian informasi online. Sehubungan dengan variabel convenience/time conscious, hal ini terjadi dikarenakan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian informasi produk di internet disebabkan oleh adanya keterbatasan waktu dan keinginan untuk mencari produk dengan harga yang murah. Pencarian informasi produk melalui internet dinilai lebih menghemat waktu dibanding mereka harus berjalan keluar masuk toko untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang mereka butuhkan atau inginkan. Faktor harga juga berpengaruh bagi seseorang dalam melakukan pencarian informasi produk melalui internet. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang (2010) yang menyatakan bahwa pembeli yang sadar akan harga adalah mereka yang menaruh perhatian pada penghematan uang. Maka dalam hal pencarian informasi, mereka akan berkunjung ke berbagai situs web untuk mencari harga promo atau untuk mencari perbandingan harga mengenai produk yang diinginkannya. Hasil ini juga dipengaruhi oleh faktor pribadi responden penelitian ini, yaitu mahasiswa. Mayoritas mahasiswa, yang juga menjadi sampel penelitian ini adalah belum 108
bekerja, sehingga pendapatan per bulannya pun masih mengandalkan pemberian orang tua yang relatif tidak terlalu besar. Oleh sebab itu faktor price conscious berpengaruh dalam penelitian ini. Para responden melakukan pencarian informasi toko online mana yang menawarkan harga yang murah sesuai dengan uang yang dimilikinya. Variabel shopping enjoyment tidak berpengaruh terhadap pencarian informasi online sebab orang yang melakukan pencarian informasi melalui internet tidak menikmati aktivitas web surfing, sebab mereka melakukan pencarian informasi untuk menghemat waktu. Variabel brand/fashion conscious tidak berpengaruh terhadap pencarian informasi online sebab orang yang melakukan pencarian informasi melalui internet lebih memerhatikan faktor harga dibanding perkembangan fashion. Shopping confidence tidak berpengaruh terhadap pencarian informasi online. Faktor kepercayaan diri responden tidak berpengaruh dalam proses pencarian informasi online. Sebab berdasarkan wawancara terhadap responden, baik responden yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi maupun responden yang butuh pendapat orang lain dalam berbelanja, tetap melakukan pencarian informasi online untuk mengumpulkan sejumlah informasi mengenai produk yang mereka inginkan. Informasi yang dibutuhkan oleh kebanyakan dari responden adalah informasi mengenai harga dari produk yang mereka inginkan. Kenyataan tersebut juga berhubungan dengan penemuan hasil dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa 109
variabel price conscious berpengaruh terhadap pencarian informasi online. Sejalan dengan hal tersebut, maka variabel brand/store loyalty juga tidak berpengaruh terhadap pencarian informasi online. Hal tersebut dikarenakan seseorang akan mudah berpindah dari satu situs web ke situs web berikutnya untuk mendapatkan harga yang lebih murah. 2) Uji t terhadap Variabel Y2 Tabel 4.42 Hasil Uji t Hitung (Y2) Coefficientsa Model 1
t
Sig.
(Constant)
3,263
0,002
Shopping Enjoyment
2,244
0,029
Brand Conscious
-0,232
0,817
Convenience
-0,075
0,941
0,195
0,846
Shopping Confidence
-0,279
0,781
Brand Loyalty
-0,809
0,422
Price Conscious
a. Dependent Variable: Belanja Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Hasil uji t hitung pada tabel coefficient diatas, dapat diketahui apakah
masing-masing
variabel
bebas
berpengaruh
secara
signifikan terhadap variabel terikat secara parsial. a) Pengaruh Shopping Enjoyment terhadap Belanja Online: i) Ho : b1 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping Enjoyment terhadap Belanja Online). 110
ii) Ha : b1 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Enjoyment terhadap Belanja Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai -t hitung sebesar 2,244 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung > t tabel = 2,244 > 2,006,
maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,029 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Shopping Enjoyment signifikan. Artinya Shopping Enjoyment secara parsial berpengaruh terhadap Belanja Online. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel Shopping Enjoyment berpengaruh terhadap belanja Online. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Search and Purchase Behaviours” dan Prabowo dan Suwarsi (2009) dengan judul “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase”. Kedua penelitian
111
tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara shopping enjoyment dan belanja online. b) Pengaruh Brand/fashion Conscious terhadap Belanja Online: i) Ho : b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/fashion Conscious terhadap Belanja Online). ii) Ha : b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/fashion Conscious terhadap Belanja Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,232 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung -0,232 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,817 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan Brand/fashion
bahwa
koefisien
Conscious
tidak
regresi
pada
variabel
signifikan,
artinya
Brand/fashion Conscious secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Online. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel brand/fashion conscious tidak berpengaruh terhadap belanja online. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) dengan judul “Pengaruh Shopping 112
Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase” dan Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Search and Purchase Behaviours”. c) Pengaruh Convenience/time
conscious
terhadap
Belanja
Online: i) Ho
:
b3
=
0
(tidak
terdapat
pengaruh
antara
Convenience/time conscious terhadap Belanja Online). ii) Ha : b3 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Convenience/time conscious terhadap Belanja Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,075 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung -0, 075 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,941 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan
bahwa
Convenience/time
koefisien
conscious
regresi
tidak
pada
variabel
signifikan,
artinya
Convenience/time conscious secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Online. 113
Hasil
analisis
convenience/time
menunjukan
conscious
tidak
bahwa berpengaruh
variabel terhadap
belanja online. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase”. hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel convenience/time conscious dengan belanja online. d) Pengaruh Price Conscious terhadap Belanja Online: i) Ho : b4 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Price Conscious terhadap Belanja Online). ii) Ha : b4 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Price Conscious terhadap Belanja Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 0,195 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung 0,195 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,846 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Price 114
Conscious tidak signifikan, artinya Price Conscious secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Online. Hasil analisis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase”, yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel price conscious dengan belanja online. e) Pengaruh Shopping Confidence terhadap Belanja Online: i) Ho : b5 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping Confidence terhadap Belanja Online). ii) Ha : b5 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Confidence terhadap Belanja Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,279 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung -0,279 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,781 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Shopping
115
Confidence tidak signifikan, artinya Shopping Confidence secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Online. Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) dengan judul “The Influence of College
Students’
Shopping
Orientations
and
Gender
Differences on Online Information Search and Online Purchase Behavior”. hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel shopping confidence dengan belanja online. f) Pengaruh Brand/store Loyalty terhadap Belanja Online: i) Ho : b6 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/store Loyalty terhadap Belanja Online). ii) Ha : b6 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/store Loyalty terhadap Belanja Online). Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,809 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung -0,809 berada diantara -2,006 dan 2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,422 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan
bahwa
koefisien
regresi
pada
variabel 116
Brand/store Loyalty tidak signifikan, artinya Brand/store Loyalty secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Online. Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) dengan judul “The Influence of College
Students’
Shopping
Orientations
and
Gender
Differences on Online Information Search and Online Purchase Behavior”. hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel brand loyalty dengan belanja online. Dari hasil penelitian ini, hanya variabel shopping enjoyment yang berpengaruh secara signifikan terhadap belanja online. Hal ini menggambarkan seseorang menikmati setiap proses yang dilalui dalam melakukan belanja melalui internet. Dengan melakukan belanja online, maka seseorang akan merasa gembira. Oleh karena itu variabel lainnya yaitu perkembangan fashion, berapa waktu dan uang yang telah dihabiskan dalam berbelanja melalui internet, keyakinan dalam berbelanja, dan loyalitas terhadap merek atau toko sudah kurang dipertimbangkan oleh mereka. d. Uji F Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh keseluruhan
variabel
independen
yaitu
shopping
enjoyment,
brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence, 117
convenience/time conscious, brand/store loyalty secara bersama-sama terhadap dua variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan belanja online. Hipotesis yang digunakan adalah: 1) Menentukan Ho dan Ha a) H0: b1,b2,b3,b4,b5,b6 = 0 (nilai koefisien regresi prediktor shopping
enjoyment,
convenience/time
conscious,
brand/fashion price
conscious,
conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty dan pencarian informasi online dan belanja online tidak signifikan atau tidak terdapat pengaruh antara
shopping
convenience/time
enjoyment, conscious,
brand/fashion price
conscious,
conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty secara simultan terhadap pencarian informasi online dan belanja online). b) H0: b1,b2,b3,b4,b5,b6 ≠ 0 (nilai koefisien regresi prediktor shopping
enjoyment,
convenience/time
conscious,
brand/fashion price
conscious,
conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty dan pencarian informasi online dan belanja online signifikan atau terdapat pengaruh antara shopping
enjoyment,
convenience/time
conscious,
brand/fashion price
conscious,
conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty secara simultan terhadap pencarian informasi online dan belanja online).
118
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak dan apabila probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. 3) Menentukan F tabel dengan df1: 6 – 1 = 5, dan df2: n - k = 60 – 6 = 54, maka F tabel = 2,386 4) H0 diterima, jika F hitung ≤ F tabel (2,386) dan H0 ditolak, jika F hitung > F tabel (2,386). Berikut adalah tabel ANOVA untuk mengetahui nilai F hitung pada penelitian ini: 1) Uji F terhadap Variabel Y1 Tabel 4.43 Hasil Uji F Hitung (Y1) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
Mean Square
df
102,100
6
68,083
53
170,183
59
F
Sig.
17,017 13,247 0,000a 1,285
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious b. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel anova diperoleh nilai F hitung sebesar 13,247, sementara nilai F tabel pada penelitian ini adalah 2,386. Dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel maka ditemukan bahwa F hitung > F tabel = 13,247 > 2,386, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga dari 119
hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas (shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty) terhadap variabel terikat (Pencarian Informasi Online). 2) Uji F terhadap Variabel Y2 Tabel 4.44 Hasil Uji F Hitung (Y2) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression
Mean Square
df
2,714
6
0,452
Residual
21,470
53
0,405
Total
24,183
59
F
Sig.
1,117 0,365a
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious b. Dependent Variable: Belanja Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel anova diperoleh nilai F hitung sebesar 1,117, sementara nilai F tabel pada penelitian ini adalah 2,386. Dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel maka ditemukan bahwa F hitung < F tabel = 1,117 < 2,386, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,365 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa 120
Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas (shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty) terhadap variabel terikat (Belanja Online). Penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Peneliti memiliki pendapat, tidak adanya pengaruh yang simultan antara variabel bebas dan variabel terikat ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden, beberapa diantaranya menyatakan memiliki pengalaman buruk dalam berbelanja online. Mereka mengaku kecewa setelah melakukan pembelian barang khususnya produk pakaian melalui internet. Kekecewaannya beragam, mulai dari bahan pakaian yang tidak sesuai dengan yang tertera di foto, barang yang telat sampai hingga mengalami penipuan yaitu barang tidak sampai padahal mereka telah mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar barang yang
mereka
pesan.
Pengalaman-pengalaman
tersebut
menyebabkan mereka tidak ingin melakukan belanja online. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian terdahulu, yang dilakukan oleh Seock dan Bailey. Peneliti menduga perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik responden yang berbeda. Penelitian terdahulu dilakukan di Amerika, sedangkan penelitian ini dilakukan di Indonesia. Dikutip dari antaranews.com, 121
warga Amerika dikatakan memang gemar belanja online. Penjualan e-commerce di Amerika tercatat mencapai 44,28 miliar dolar AS selama kuartal pertama di tahun 2012 (Saputra, Desy, 2012). Sedangkan di Indonesia, jumlah transaksi barang melalui internet baru mendekati angka 500 juta dolar AS hingga tahun 2013 ini (Ratomo, 2013). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku belanja online di Indonesia memang masih berbeda jauh jika dibandingkan Amerika, meskipun belanja online di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari hasil kuesioner yang telah diolah oleh peneliti, lebih dari 50% responden mengaku jarang melakukan pembelian melalui internet. Hasil tersebut dapat mendukung bahwa perilaku belanja online khususnya di kalangan mahasiswa UIN Jakarta masih terbilang cukup rendah. Beberapa hal tersebut dapat dijadikan alasan peneliti mengapa hasil penelitian ini bisa berbeda dengan hipotesis penelitian maupun dengan penelitian terdahulu. Dari kedua hasil uji simultan di atas, dapat juga peneliti simpulkan bahwa konsumen mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa UIN Jakarta masih menggunakan media internet hanya sebagai media pencarian informasi dan bukan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan berbelanja.
122
e. Uji Independent Sample T Test Independent sample T test atau uji sampel bebas digunakan untuk menguji perbedaan orientasi belanja antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. 1) Uji Asumsi Varian Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian sampel bebas adalah: a) Menentukan Ho dan Ha Ho: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan memiliki varian yang sama Ha: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan memiliki varian yang berbeda b) Taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%) c) H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 (uji t menggunakan Equal Variance Assumed), dan Ha diterima jika nilai signifikansi < 0,05 (uji t menggunakan Equal Variance Assumed). Berikut adalah tabel uji asumsi varians untuk mengetahui nilai signifikansi uji sampel bebas pada penelitian ini:
123
Tabel 4.45 Hasil Uji Asumsi Varians Levene's Test for Equality of Variances Shopping Enjoyment Equal variances assumed
F
Sig.
0,451
0,504
0,706
0,404
0,009
0,925
2,761
0,102
5,182
0,027
1,955
0,167
Equal variances not assumed Brand Conscious
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Convenience
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Price Conscious
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Shopping Confidence Equal variances assumed Equal variances not assumed Brand Loyalty
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Shopping Enjoyment adalah 0,504, nilai signifikansi Brand/fashion Conscious adalah 0,404, nilai signifikansi Convenience/time conscious adalah 0,925, nilai signifikasi Price Conscious adalah 0,102, nilai signifikansi Shopping Confidence adalah 0,027 dan nilai signifikansi Brand/store Loyalty adalah 0,167. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Shopping
Enjoyment,
Brand/fashion
Conscious,
Convenience/time conscious, Price Conscious dan Brand/store Loyalty memiliki varian yang sama, terlihat dari nilai signifikansi > 0,05. Dengan demikian uji t untuk variabel tersebut menggunakan Equal Variance Assumed. Sedangkan untuk variabel Shopping 124
Confidence memiliki nilai varian yang berbeda, terlihat dari nilai signifikansi 0,027 < 0,05, maka uji t variabel Shopping Confidence menggunakan Equal Variance Not Assumed. 2) Uji Sampel Bebas (Independent Sample T Test). Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian sampel bebas adalah: a) Menentukan Ho dan Ha Ho: tidak ada perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan Ha: terdapat perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan b) Taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%) c) Menentukan t tabel dengan df: 60 – 2 = 58, t tabel = 2,001 d) H0 diterima, jika t hitung berada di antara –t tabel (-2,001) dan t tabel (2,001) dan H0 ditolak, jika -t hitung < -t tabel (-2,001) atau t hitung > t tabel (2,001). Berikut adalah tabel uji independent sample T test untuk mengetahui nilai t hitung pada penelitian ini:
125
1) Uji Independent Sample T Test Variabel X1 Tabel 4.46 Hasil Uji Independent Sample T Test (X1) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
t
df
Shopping Equal 0,056 Enjoyment variances assumed
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper
58 0,956
0,033
0,600 -1,167 1,234
Equal 0,056 55,533 0,956 0,033 0,600 -1,168 1,235 variances not assumed Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 0,056, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat
perbedaan
shopping
enjoyment antara responden pria dan wanita. Dalam penelitian ini baik responden wanita maupun pria, sama-sama memiliki kenikmatan belanja yang tinggi dalam kegiatan belanja melalui internet. Hal ini terlihat melalui jawaban responden terhadap tiga 126
poin pernyataan untuk variabel shopping enjoyment dalam penelitian ini. Dari hasil jawaban tersebut, baik responden pria maupun wanita sama-sama lebih banyak yang menyatakan setuju. 2) Uji Independent Sample T Test Variabel X2 Tabel 4.47 Hasil Uji Independent Sample T Test (X2) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
t Brand Equal 1,229 Conscious variances assumed
df
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower
58 0,224
0,633
Upper
0,515 -0,398
1,665
Equal 1,229 55,972 0,224 0,633 0,515 -0,399 variances not assumed Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
1,666
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 1,229, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan brand/fashion conscious antara responden pria dan wanita. Tidak adanya 127
perbedaan pada brand/fashion conscious ini bisa terjadi karena pria dan wanita yang menjadi responden dalam penelitian ini memang bukan termasuk kategori konsumen yang mementingkan merek. Temuan ini didukung oleh tidak adanya hubungan yang signifikan antara brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online maupun terhadap belanja online yang terdapat dalam penelitian ini. 3) Uji Independent Sample T Test Variabel X3 Tabel 4.48 Hasil Uji Independent Sample T Test (X3) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
t Convenience Equal -2,023 variances assumed
Df
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper 58 0,048
-1,033
0,511 -2,056 -0,011
Equal -2,023 57,839 0,048 -1,033 0,511 -2,056 -0,011 variances not assumed Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,023, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka 128
ditemukan bahwa t hitung < t tabel = -2,023 < -2,001, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan
bahwa
terdapat
perbedaan
convenience/time
conscious antara responden pria dan wanita. Sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Seock dan Bailey (2007), konsumen pria memiliki tingkat convenience/time conscious yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Para konsumen pria cenderung untuk membeli produk di tempat yang bisa lebih menghemat waktu mereka. Pernyataan tersebut terbukti dari hasil jawaban responden
mengenai
pernyataan
terhadap
variabel
convenience/time conscious. Pernyataan-pernyataan mengenai variabel convenience/time conscious mendapatkan cukup banyak jawaban sangat setuju dari responden pria dan berbeda dari jawaban pernyataan responden wanita yang jumlahnya hanya sedikit. Pernyataan hemat waktu mendapat 10 jawaban sangat setuju dari pria dan hanya 1 jawaban sangat setuju dari responden wanita. Perbedaan juga terlihat dari pernyataan kenyamanan paling penting dalam berbelanja online. sebanyak 20 responden pria menyatakan sangat setuju dan hanya 9 responden wanita yang menyatakan sangat setuju.
129
4) Uji Independent Sample T Test Variabel X4 Tabel 4.49 Hasil Uji Independent Sample T Test (X4) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference t Price Equal -2,843 Conscious variances assumed
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper
Df 58
0,006
-1,667
0,586 -2,840 -0,493
Equal -2,843 56,542 0,006 -1,667 0,586 -2,841 -0,493 variances not assumed Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,843, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung < t tabel = -2,843 < -2,001, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan price conscious antara responden pria dan wanita. Responden wanita cenderung memberi perhatian yang lebih kepada harga dibanding responden pria. Menurut hasil wawancara peneliti terhadap responden mengenai alasan mereka melakukan belanja online, banyak 130
responden wanita yang mengatakan bahwa faktor harga menjadi alasan pertama mengapa mereka melakukan belanja melalui internet. Beberapa produk yang dijual melalui internet dikatakan responden wanita memiliki harga yang lebih murah dibanding dengan yang dijual di toko-toko yang ada di pusat perbelanjaan. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Seock dan Bailey (2007) yang menyatakan bahwa dibandingkan pria, konsumen wanita dinilai lebih sensitif terhadap harga produk. Perbedaan price conscious ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa memang terdapat perbedaan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pria dan wanita dalam satu tahun terakhir. Responden pria cenderung lebih banyak mengeluarkan uang untuk berbelanja dibanding wanita. Dari data yang diperoleh peneliti, sebanyak 20 dari 30 responden pria mengeluarkan Rp400.000-1.700.000, 3 orang mengeluarkan lebih dari Rp1.700.000, dan sisanya mengeluarkan kurang dari Rp400.000 untuk berbelanja online dalam satu tahun terakhir. Sedangkan untuk responden wanita sebanyak 18 dari 30 responden mengeluarkan hanya kurang dari Rp400.000, sebanyak 11 orang wanita mengeluarkan Rp400.000-1.700.000, dan hanya 1 responden wanita yang mengeluarkan uang diatas Rp1.700.000 untuk berbelanja online dalam satu tahun terakhir.
131
5) Uji Independent Sample T Test Variabel X5 Tabel 4.50 Hasil Uji Independent Sample T Test (X5) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
t Shopping Equal 1,828 Confidence variances assumed
df
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper
58 0,073
1,000
0,547 -0,095 2,095
Equal 1,828 50,018 0,074 1,000 0,547 -0,099 2,099 variances not assumed Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 1,828, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat
perbedaan
shopping
confidence antara responden pria dan wanita. Konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini bukan konsumen yang berorientasi pada kepercayaan diri mereka ketika melakukan kegiatan belanja online. Temuan ini didukung oleh tidak adanya 132
hubungan yang signifikan antara shopping confidence baik terhadap pencarian informasi online maupun terhadap belanja online, yang juga terdapat dalam penelitian ini. 6) Uji Independent Sample T Test Variabel X6 Tabel 4.51 Hasil Uji Independent Sample T Test (X6) Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference t Brand Equal Loyalty variances assumed
-0,198
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference Lower Upper
df 58
0,843
-0,100
0,504 -1,109
0,909
Equal -0,198 55,015 0,843 -0,100 0,504 -1,110 variances not assumed Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2012
0,910
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 0,198, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan brand/store loyalty antara responden pria dan wanita. Baik pria maupun wanita yang 133
menjadi responden dalam penelitian ini bukanlah konsumen yang loyal terhadap satu merek. Berdasarkan hasil wawancara peneliti, responden mengaku bisa berpindah ke merek lain apabila ada merek lain yang menawarkan produk yang sama tapi dengan harga yang lebih murah. Temuan ini didukung oleh tidak adanya hubungan yang signifikan antara brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online maupun terhadap belanja online yang terdapat dalam penelitian ini. Dari keenam hasil uji beda tersebut, dapat disimpulkan bahwa hanya dua variabel, yaitu convenience/time conscious dan price concsious yang memiliki perbedaan antara pria dan wanita. Sedangkan
dalam
keempat
variabel lainnya,
yaitu
shopping
enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence dan brand/store loyalty tidak memiliki perbedaan antara pria dan wanita. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seock dan Bailey (2007), di mana dalam penelitian tersebut semua variabel kecuali variabel brand/store loyalty memiliki perbedaan antara pria dan wanita. Menurut peneliti, perbedaan hasil ini bisa terjadi dikarenakan perbedaan sosial dan budaya dari dua negara yang berbeda. Seock dan Bailey melakukan penelitiannya di Amerika. Sama halnya dengan hasil penelitian ini, peneliti menemukan penelitian yang dilakukan oleh Amiani dan Primanita mengenai perilaku belanja pria dan wanita pada tahun 2009 di Surabaya. 134
Penelitian itu menyatakan bahwa secara garis besar, perilaku belanja yang dilakukan oleh pria dan wanita terbilang sama. Berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan di Amerika, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perilaku belanja antara pria dan wanita. Amiani dan Primanita menyatakan adanya perbedaan hasil tersebut dikarenakan adanya perbedaan budaya antara negara Indonesia dan Amerika. Mereka menyatakan bahwa di negara Amerika sudah terjadi pergeseran peranan antara pria dan wanita yang menjadikan perbedaan perilaku belanja antara pria dan wanita. Berbeda dengan di Indonesia, di mana pergeseran peranan tersebut belum bergeser, sehingga menyebabkan perilaku belanja antara pria dan wanita Indonesia masih terbilang sama. Berdasarkan argumentasi tersebut, maka perbedaan hasil dalam penelitian ini dengan hasil dalam penelitian terdahulu, juga dikarenakan adanya perbedaan faktor sosial dan budaya antar negara yang berbeda, yang kemudian mempengaruhi perbedaan perilaku belanja antara pria dan wanita di Indonesia dan Amerika.
135
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda dan independent sample T test, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Shopping enjoyment tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. 2. Brand/fashion conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. 3. Convenience/time
conscious
berpengaruh
signifikan
terhadap
pencarian informasi online. 4. Price conscious berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. 5. Shopping confidence tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. 6. Brand/store loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. 136
7. Shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. 8. Shopping enjoyment berpengaruh signifikan terhadap belanja online. 9. Brand/fashion conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. 10. Convenience/time conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. 11. Price conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. 12. Shopping confidence tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. 13. Brand/store loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. 14. Shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online. 15. Tidak terdapat perbedaan shopping enjoyment antara pria dan wanita. 16. Tidak terdapat perbedaan brand/fashion conscious antara pria dan wanita. 17. Terdapat perbedaan convenience/time conscious antara pria dan wanita. 18. Terdapat perbedaan price conscious antara pria dan wanita. 137
19. Tidak terdapat perbedaan shopping confidence antara pria dan wanita. 20. Tidak terdapat perbedaan brand/store loyalty antara pria dan wanita. B. Implikasi 1. Bagi pihak toko online Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa convenience/time conscious dan price conscious berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. Bagi para pihak yang baru akan membuka toko online, sebaiknya untuk lebih memperhatikan desain dan layout dari toko online yang dimilikinya. Pemilihan warna dasar untuk toko online juga perlu diperhatikan. Untuk meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berbelanja, pihak toko online juga bisa memberikan garansi terhadap produk yang mereka jual. Garansi yang ditawarkan bisa berupa jaminan bahwa produk yang tertera di gambar sama persis dengan yang akan diterima pembeli, ataupun bisa juga dengan memberikan pusat layanan, baik berupa email, messenger, atau nomor telepon untuk melayani berbagai keluhan ataupun pertanyaan dari para konsumen mengenai produknya. Memberikan informasi sedetil mungkin mengenai produk-produk yang ditawarkan oleh pihak toko online juga penting untuk dilakukan. Selanjutnya, para pihak toko online juga disarankan agar melakukukan penawaran harga promosi secara berkala. Hal tersebut disarankan agar para vendor mendapatkan perhatian dari para konsumen yang melakukan pencarian informasi.
138
Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa shopping enjoyment berpengaruh signifikan terhadap belanja online. Pembuatan toko online yang interaktif juga perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan para konsumen senang dalam menikmati aktivitas belanja melalui internet. Dengan memiliki tata letak web yang menarik dan didukung oleh pemilihan warna desain web yang bagus, diharapkan konsumen akan semakin senang melakukan aktivitas belanja online. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan penjualan bagi pihak toko online. Penelitian
ini
juga
menemukan
adanya
perbedaan
orientasi
convenience/time conscious dan price conscious antara pria dan wanita. Pria dinilai lebih berorientasi convenience/time conscious dibanding konsumen wanita. Bagi toko online yang memiliki target konsumen pria, ada
baiknya
untuk
mengelompokkan
menata
produknya
tokonya ke
dalam
seefisien
mungkin,
beberapa
kategori,
seperti atau
menampilkan gambar produk beserta informasi yang terkait ke dalam bentuk katalog, sehingga para calon pembeli dapat lebih menghemat waktu ketika berkunjung ke toko online mereka. Sedangkan untuk faktor harga, konsumen wanita cenderung lebih memperhatikan harga dibanding konsumen pria. Toko online yang menargetkan wanita sebagai pembelinya, harus bisa menawarkan harga yang bersaing untuk menarik perhatian calon pembeli. Beberapa promosi pemasaran seperti potongan harga untuk beberapa produk, atau memberikan fasilitas gratis ongkos kirim bisa sesekali dilakukan untuk menarik minat calon pembeli wanita. 139
Dengan adanya perbedaan orientasi tersebut, pihak toko online bisa terlebih dahulu menentukan target konsumennya dan kemudian bisa memberikan pelayanan toko sesuai dengan kebutuhan para konsumennya untuk menarik lebih banyak jumlah pengunjung toko dan juga meningkatkan jumlah penjualannya.
2. Bagi akademisi Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi, pengaruh shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious,
shopping confidence,
brand/store
loyalty
dan
gender
differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online menunjukkan angka persentase sebesar 55,5% dan 1,2%. Hal ini menunjukkan masih terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi pencarian informasi online dan belanja online yang tidak digunakan oleh peneliti. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan beberapa variabel yang tidak peneliti masukkan dalam penelitian ini.
140
DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A, “Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of Brand Name”, The Free Press, New York, 1991 Amaliya, Ulya, “E-Commerce di Singapura dan Indonesia: Sebuah Perbandingan Kebijakan”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://ulyaamaliya.blog.ugm.ac.id/2011/06/21/e-commerce-di-singapura-danindonesia-sebuah-perbandingan-kebijakan/ Alfiyah, Viny, “Internet for Students, Internet for Young People”, artikel diakses pada tanggal 22 Oktober 2012, dari http://internetcerdasindonesia.org/artikel-internet-cerdas/internet-forstudents-internet-for-young-people Bearden et al., “Marketing: Principles and Perspectives Third Edition”, McGrawHill, 2001 Chandrataruna, Muhammad, “47% Masyarakat Pernah Transaksi Online”, diakses pada 27 Maret 2012, dari http://www.viva.co.id/cangkang/ramadhan2013/news/read/152786-47masyarakat-pernah-transaksi-online Chen, Chun-An, “Information-Oriented Online Shopping Behavior in Electric Commerce Environment”, Journal of Software, vol. 4, No. 4, 2009 Durianto, “Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 Garry, “Sejarah Toko Online”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://www.computesta.com/blog/2012/03/sejarah-tokoonline/#.USN5a6XIs9R Gehrt dan Shim, “A shopping Orientation Segmentation of French Consumers: Implications for Catalog Marketing”, Journal of Interactive Marketing, Vol. 12, No.4, Autumn 1998 Hansen Torben dan Jan Moller Jensen, “Shopping Orientations and Online Clothing Purchases: The Role of Gender and Purchase Situation”, European Journal of Marketing, Vol. 43, No. 9/10, 2009 Hassan et al., “Influence of Shopping Orientation and Store Image of Patronage of Furniture Store”, International Journal of Marketing Studies, Vol.2, No.1, 2010
141
Hassanuddin, “Apa itu Social Shopper Produk Apa yang Mereka Beli”, diakses pada tanggal 27 Maret 2012 dari http://www.onlinestoreku.com/index.php/component/k2/item/311-apa-itusocial-shopper-produk-apa-yang-mereka-beli Jogiyanto, “Metode Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalamanpengalaman”, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2009 Kienan, Brenda, “Small Bussiness Solutions E-Commerce, E-Commerce untuk Perusahaan Kecil”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001 Kim et al., “Effects of Consumer Lifestyles on Purchasing Behavior on the Internet: A Conceptual Frameworks and Empirical Validation”, International Association for Information Systems Electronic Library (AISeL), 2000, p. 76 Kotler, Philip, “Manajemen Pemasaran”, Edisi 12, Jilid 1, PT. Indeks, 2009 Kotler dan Armstrong, “Principles of Marketing”, Pearson Prentice Hall, New York, 2010 Korgaonkar dan Silverblatt, “Relationship of Type of Product, Shopping Orientations and Demographics with Preference for Shopping in the Internet”, Journal of Business and Psychology, Vol. 18, No.1, 2003 Kwek et al., “Investigating the Shopping Orientations on Online Purchase Intention in the e-Commerce Environment: A Malaysian Study”, Journal of Internet Banking and Commerce, August, Vol.15, No.2, 2010 Lim et al., “Online Search and Buying Behavior: Malaysian Experience”, Canadian Social Science, vol. 6, No.4, 2010 Magie, Anna Ashlock, “An Analysis of Lifestyle, Shopping Orientations, Shopping Behaviors and Shopping Involvement Among Teens Aged 13 to 18 in The United States”, ProQuest Dissertations and Theses, 2008 Malhotra, Naresh K., “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan”, Edisi keempat, Jilid 1, PT. Indeks, 2009 Mowen dan Minor, “Perilaku Konsumen”, Erlangga, Jakarta, 2004 Prabowo dan Suwarsi, “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase”, Fokus Manajerial, Vol. 7, No. 2, 2009
142
Primanita dan Amiani, “Analisa Perilaku Belanja Pria dan Wanita Usia Produktif”, Manajemen Kepariwisataan Universitas Kristen Petra, 2009 Priyatno, Duwi, “Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS”, Penerbit Gaya Media, Yogyakarta, 2010 Punj dan Moore, “Information Search and Consideration Set Formation in A Web-based Store Environment”, Journal of Business Research, Vol. 62, 2009 Purwanto, Suharyadi, “Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern”, Salemba Empat, Jakarta, 2004 Ratomo, “Pembeli Online Paling Minati Fesyen, Kecantikan dan Gadget”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://www.antaranews.com/berita/383507/pembeli-online-paling-minatifesyen-kecantikan-dan-gadget Relawati dan Sukesi, “Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender”, CV. Mutiara Indah, Bandung, 2011 Saputra, Desy, “Warga Amerika Gemar Belanja Online”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://www.antaranews.com/berita/1336605779-wargaamerika-gemar-belanja-online Seock dan Bailey, “The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Searches and Purchase Behavours”, International Journal of Consumer Studies, 2008, p. 113-121 Setyowati, Retno, “Prospek Belanja Online”, diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2012/10/05/02371027/prospek.belanja.quot onlinequot pada tanggal 21 Agustus 2013 Sigit, Murwanto, “Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif terhadap Niat Beli Mahasiswa sebagai Konsumen Potensial Produk Pasta Gigi Close Up”, Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 11, No. 1, April 2006 Srinivasan et al., “Customer Loyalty in E-commerce: An Explorations of its Antecedents And Concequences”, Journal of Retailing Vol. 78, 2002, p. 41 Tjiptono, Fandy, “Pemasaran Jasa”, Bayumedia Publishing, Malang, 2007 Zhang, Bopeng, “Shopping Orientations, Retail Attributes and Retail Format Choice among Generation Y Apparel Shoppers”, Theses and Dissertations, University of South Carolina Scholar Commons, Thesis and Desertations, 2010, p. 428 143
http://www.internetworldstats.com/asia/id.html diakses pada tanggal 27 Maret 2012 http://www.dinomarket.com/newsreview/1375757/2011/06/17/Jual-Beli-OnlineKian-Marak-di-Indonesia/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2012 http://sumberdaya.web.id/2011/tren-belanja-online/ diakses pada tanggal 8 Maret 2012
144
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH ORIENTASI BELANJA DAN GENDER DIFFERENCES TERHADAP PENCARIAN INFORMASI ONLINE DAN BELANJA ONLINE
Identitas Peneliti Nama
: Gita Chairun Nisa
Nim
: 107081003297
Jurusan : Manajemen Pemasaran Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi peneliti. Pernyataan yang ada, mohon dibaca dan dipahami dengan sebaik-baiknya dan diisi dengan benar. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal apabila seluruh pernyataan telah terjawab. Oleh karena itu sebelum mengembalikan kuesioner ini, harap Saudara/Saudari mengecek kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab. Data-data yang telah dikumpulkan ke peneliti, kerahasiaannya akan dijaga sebaikbaiknya oleh Peneliti. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.
Jakarta, 10 Januari 2013 Peneliti,
Gita Chairun Nisa
145
KUESIONER PENELITIAN Analisis Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online. Nama
:
Fakultas : Semester : Usia
:
Apakah Anda pernah berbelanja melalui internet? Ya Tidak (bila jawaban Anda tidak, Anda tidak perlu melanjutkan mengisi kuesioner ini)
TAHAP II Petunjuk pengisian jawaban: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju R
: Ragu-ragu
S
: Setuju
SS : Sangat Setuju
Shopping Enjoyment
No. Pernyataan 1. Berbelanja online membuat saya menjadi gembira 2. Saya menikmati aktivitas berbelanja melalui internet 3. Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari produk melalui internet
STS TS
R
S
SS
146
Brand/Fashion Conscious
No. Pernyataan 1. Saya menyukai membeli produk dengan merek yang sudah dikenal 2. Saya tertarik dengan fashion 3. Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai dengan tren fashion saat ini
STS TS
R
S
SS
STS TS
R
S
SS
STS TS
R
S
SS
STS TS
R
S
SS
Convenience/Time Conscious
No. Pernyataan 1. Saya dapat menghemat waktu dengan berbelanja di toko online 2. Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah kenyamanan 3. Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana dan mudah digunakan (user friendly) Price Conscious
No. Pernyataan 1. Sebelum melakukan pembelian, saya memperhatikan harga terlebih dahulu 2. Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi 3. Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk 4. Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet Shopping Confidence
No. Pernyataan 1. Saya memutuskan untuk membeli suatu produk secara online tanpa bertanya pada orang lain 2. Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri 3. Saya adalah seorang pembelanja yang baik
147
Brand/Store Loyalty
No. Pernyataan 1. Saya melakukan pembelian ulang pada toko atau merek yang sama 2. Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan harga pada produk yang biasa saya beli
STS TS
R
S
SS
STS TS
R
S
SS
Pencarian Informasi Online
No. Pernyataan 1. Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya beli 2. Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai perbandingan harga suatu produk yang akan saya beli Belanja Online
No. Pernyataan 1.
Tidak Sesekali Jarang Sering Sangat Pernah Sering
Frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir
PERTANYAAN TERBUKA (wajib diisi) Jumlah uang yang dikeluarkan untuk belanja online dalam satu tahun terakhir: Rp ……………………..
148
Lampiran 2: Skor Jawaban Responden X1 Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 4 3 3 2 4 3 3 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 5 2 3 3 4 4 4
X2 2 4 3 2 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 5 2 3 1 5 4 3
3 3 3 2 2 4 5 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 5 2 4 2 3 4 4
1 4 2 3 4 3 3 5 4 3 5 4 2 4 1 4 4 2 4 4 5 4 2 4 1 4 4 3 3 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4
X3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 1 4 4 5 5 4 4 5 5 3 1 4 4 4 3 5 4 2 4 4 3 4 4 4 2 2
3 4 3 2 2 2 3 4 3 4 2 3 2 3 4 2 2 2 4 4 3 3 2 3 4 2 4 5 4 4 4 4 1 4 2 3 1 3 3 1
1 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 5 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 3 4
X4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 1 4 5 5 4 5 4 5 4 4 1 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5
3 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 5 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 2 4 4 3 4 4 2 2 5 3 4 4 4 4 5
1 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 2 2 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4
2 4 3 3 2 3 5 4 4 2 2 4 4 5 4 2 3 2 4 4 5 4 4 5 4 2 4 3 3 5 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3
X5 3 3 4 3 4 4 5 5 4 3 2 4 2 5 1 2 4 4 4 5 4 4 2 5 1 2 4 4 4 5 4 4 3 5 4 3 4 5 4 5
4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 1 4 4 2 4 3 4 3 3 2 1 4 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4
1 4 4 2 2 2 1 2 4 3 4 2 2 4 2 4 4 4 5 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 5 4 4 1 1 3 2 2 2 2 5
X6 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 5 4 3 3 3 4 5
3 3 3 5 4 4 3 4 3 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 2 3 3 4 4
1 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 4 2 1 4 4 4 5 1 4 2 4 2 1 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 4 3 4 2 1
Y1 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 1 5 5 3 2 2 2 2
1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 1 4 4 4 3 5 5 5 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5
Y2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 1 3 4 5 3 5 5 5 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 4 4 3
149
X1 Res 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 4 2 4 3 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 3
X2 2 4 1 4 4 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
3 5 2 4 2 2 5 4 2 5 4 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4
1 4 1 5 4 2 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
X3 2 3 4 3 2 2 3 4 2 1 3 4 4 2 4 2 2 4 4 4 5 3
3 2 1 2 1 1 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4
1 4 5 4 4 1 5 5 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 5 5 5
X4 2 5 4 5 5 2 5 3 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5
3 4 5 4 4 2 4 4 5 3 3 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5
1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 5
2 4 3 3 4 2 4 4 4 5 4 4 5 4 3 2 2 4 4 4 5 5
X5 3 5 4 3 4 1 3 4 4 5 3 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5
4 4 4 3 4 3 4 3 2 5 4 3 1 3 4 4 4 4 5 4 5 5
1 2 2 2 1 2 1 4 1 2 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 5 5
X6 2 3 2 3 4 2 4 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5
3 3 5 3 4 2 5 3 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5
1 4 3 2 2 2 4 4 3 5 3 3 2 2 3 4 4 4 5 5 5 4
Y1 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 5 5 5 4
1 5 5 4 5 1 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 3 4 5 4
Y2 2 5 5 4 5 2 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5
1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2
150
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Realibilitas dengan SPSS 17.0 Correlations x1.1 x1.1
Pearson Correlation
x1.2 1
.053
.056
.000
30
30
30
30
Pearson Correlation
.356
1
Sig. (2-tailed)
.053
N
30
30
30
**
1
.777
.056
.000
30
30
**
.849
30
30
**
1
.855
.000
.000
.000
30
30
30
N
**
.855
.000
**
.736
**
.849
30
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
**
.777
.000
.352
Pearson Correlation
.736
.000
Pearson Correlation
N ShoppingEnjoyment
**
.352
N
x1.3
ShoppingEnjoyment
.356
Sig. (2-tailed)
x1.2
x1.3
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations x2.1 x2.1
Pearson Correlation
x2.2 1
Sig. (2-tailed) N x2.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x2.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
BrandConscious
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x2.3 **
.757
BrandConscious **
.728
**
.935
.000
.000
.000
30
30
30
30
**
1
.757
.000 30 **
.728
**
.616
**
.879
.000
.000
30
30
30
**
1
.616
**
.868
.000
.000
30
30
30
30
**
**
**
1
.935
.879
.000
.868
.000
.000
.000
30
30
30
30
151
Correlations x2.1 x2.1
Pearson Correlation
x2.2 **
1
x2.2
x2.3
30
30
30
1
**
Sig. (2-tailed)
30
30
30
**
**
1
.616
**
.868
.000
30
30
30
30
**
**
**
1
.935
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N Pearson Correlation
.879
.000
30 .728
**
.616
.000
Pearson Correlation
BrandConscious
.000
.757
N
.935
.000
**
Sig. (2-tailed)
**
.728
.000 30
Pearson Correlation
BrandConscious **
.757
Sig. (2-tailed) N
x2.3
.000
.879
.868
.000
.000
.000
30
30
30
N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations x3.1 x3.1
Pearson Correlation
x3.2 1
Sig. (2-tailed) N x3.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x3.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Convenience
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30 **
.745
x3.3
Convenience
.745**
.570**
.848**
.000
.001
.000
30
30
30
1
**
.935**
.000
.000
.000
.759
30
30
30
30
.570**
.759**
1
.888**
.001
.000
30
30
30
30
.848**
.935**
.888**
1
.000
.000
.000
30
30
30
.000
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
152
Correlations x4.1 x4.1
Pearson Correlation
x4.2 1
x4.2
.000
30
30
30
30
1
*
**
.400
**
.671
.612
.028
.000
.000 30
30
30
Pearson Correlation
.135
*
.400
1
.355
Sig. (2-tailed)
.478
.028
30
30
**
**
.000
.000
.054
30
30
30
30
30
**
**
**
**
1
.671
N Pearson Correlation
.612
.825
Sig. (2-tailed)
.851
.002
30
30
30
.355
1
.536
.869
.002
.000
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pearson Correlation
x6.2 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N BrandLoyalty
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
BrandLoyalty **
.900
**
.972
.000
.000
30
30
30
**
1
.900
.000
**
.977
.000
30
30
30
**
**
1
.972
.977
.000
.000
30
30
**
.869
.000
.000
x6.1
**
.536
.054
.000
N
x6.2
**
.851
30
Sig. (2-tailed)
x6.1
**
.825
30
Pearson Correlation
PriceConscious
.000
.000
N x4.4
.478
.613
N x4.3
.000
**
Sig. (2-tailed)
PriceConscious
.135
30
Pearson Correlation
x4.4
**
.613
Sig. (2-tailed) N
x4.3
30
153
30
Correlations x6.1 x6.1
Pearson Correlation
x6.2 **
1
x6.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
BrandLoyalty
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
.900
Sig. (2-tailed) N
BrandLoyalty .972
.000
.000
30
30
30
**
1
.900
**
.977
.000
.000
30
30
30
**
**
1
.972
.977
.000
.000
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations x5.1 x5.1
Pearson Correlation
x5.2
x5.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
x5.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ShoppingConfidence
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ShoppingConfidence
.703**
.813**
.900**
.000
.000
.000
30
30
30
30
.703**
1
.816**
.912**
.000
.000
1
Sig. (2-tailed) N
x5.3
.000 30
30
30
30
.813**
.816**
1
.956**
.000
.000
30
30
30
30
.900**
.912**
.956**
1
.000
.000
.000
30
30
30
.000
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
154
Correlations y1.1 y1.1
Pearson Correlation
y1.2 1
**
y1.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.917
.000
.000
30
30
30
**
1
.733
**
.944
.000
N OnlineSearch
**
.733
Sig. (2-tailed) N
OnlineSearch
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
30
30
30
**
**
1
.917
.944
.000
.000
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Realibilitas
Variabel Shopping Enjoyment Brand/fashion Conscious Convenience/time conscious Price Conscious Shopping Confidence Brand/store Loyalty Pencarian Informasi Online
Cronbach's Alpha
N of Items
0,729
3
0,874
3
0,866
3
0,786
4
0,910
3
0,945
2
0,837
2
155
Lampiran 4: Hasil Uji Regresi dengan SPSS 17.0 Output Hasil Regresi Y1 a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
(Constant)
1.097
1.158
ShoppingEnjoyment
-.096
.081
BrandConscious
-.095
Convenience PriceConscious
t
Sig.
Tolerance
VIF
.948
.348
-.130
-1.176
.245
.619
1.616
.091
-.112
-1.045
.301
.652
1.534
.519
.106
.620
4.906
.000
.473
2.114
.235
.090
.333
2.599
.012
.461
2.170
ShoppingConfidence
-.061
.078
-.077
-.779
.439
.770
1.299
BrandLoyalty
-.030
.092
-.034
-.326
.746
.684
1.462
a. Dependent Variable: OnlineSearch b
Model Summary
Model
R
R Square a
1
.775
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.600
.555
1.133
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious b. Dependent Variable: OnlineSearch b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
102.100
6
17.017
68.083
53
1.285
170.183
59
F 13.247
Sig. a
.000
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious b. Dependent Variable: OnlineSearch
156
Output Hasil Regresi Y2 a
Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
2.122
.650
.103
.046
BrandConscious
-.012
Convenience
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
3.263
.002
.369
2.244
.029
.619
1.616
.051
-.037
-.232
.817
.652
1.534
-.004
.059
-.014
-.075
.941
.473
2.114
.010
.051
.037
.195
.846
.461
2.170
ShoppingConfidence
-.012
.044
-.041
-.279
.781
.770
1.299
BrandLoyalty
-.042
.052
-.127
-.809
.422
.684
1.462
ShoppingEnjoyment
PriceConscious
a. Dependent Variable: BelanjaOnline b
Model Summary
Model
R
R Square a
1
.335
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.112
.012
.636
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious b. Dependent Variable: BelanjaOnline ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2.714
6
.452
Residual
21.470
53
.405
Total
24.183
59
F 1.117
Sig. .365a
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious, PriceConscious b. Dependent Variable: BelanjaOnline
157
Lampiran 5: Hasil Uji Beda Independent Sample T Test dengan SPSS 17.0 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Shopping
Equal variances
.451
Sig. .504
t
df
.056
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
58
.956
.033
.600
-1.167
1.234
.056 55.533
.956
.033
.600
-1.168
1.235
Enjoyment assumed Equal variances not assumed
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Brand
Equal variances
.706
Sig.
t
.404 1.229
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
58
.224
.633
.515
-.398
1.665
1.229 55.972
.224
.633
.515
-.399
1.666
Conscious assumed Equal variances not assumed
158
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Convenience Equal
.009
Sig. .925
t
df
-2.023
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
58
.048
-1.033
.511
-2.056
-.011
-2.023 57.839
.048
-1.033
.511
-2.056
-.011
variances assumed Equal variances not assumed
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Price
Equal variances
2.761
Sig. .102
t -2.843
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
58
.006
-1.667
.586
-2.840
-.493
-2.843 56.542
.006
-1.667
.586
-2.841
-.493
Conscious assumed Equal variances not assumed
159
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Shopping
Equal variances
Sig.
t
df
5.182 .027 1.828
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
58
.073
1.000
.547
-.095
2.095
1.828 50.018
.074
1.000
.547
-.099
2.099
Confidence assumed Equal variances not assumed
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Brand
Equal variances
Sig.
t
1.955 .167 -.198
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
58
.843
-.100
.504
-1.109
.909
-.198 55.015
.843
-.100
.504
-1.110
.910
Loyalty assumed Equal variances not assumed
160