MODUL DAMPAK PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH GITA PERTIWI – PAN-AP
1
KATA PENGANTAR Dampak penggunaan pestisida pada kesehatan manusia dan lingkungan hidup disebabkan oleh penggunaan yang secara teknis kurang memperhatikan pedoman baku. Pelanggaran tersebut meliputi: pengunaan pestisida terlarang, digunakan
tidak
sesuai
peruntukannya,habis
masa
izin
peredarannya,
penggunaan terbatas (berisiko pada kesehatan dan lingkungan), tidak sesuai dengan standar/syarat peredaran dan penggunaan, serta penggunaan tidak sesuai persyaratan keselamatan kerja. Informasi tentang bahaya dan dampak kesehatan pestisida bagi kesehatan dan lingkungan sangat minim yang dapat diperoleh oleh masyarakat, baik itu konsumen di pedesaan maupun perkotaan (pestisida rumah tangga). Oleh karena itu Gita Pertiwi bersama PAN-AP berinisiatif menyusun modul yang berisi informasi tentang pestisida, dari sejarah sampai dampaknya. Modul ini disusun bertujuan untuk membantu masyarakat konsumen pestisida (pedesaan dan perkotaan) untuk memahami dan meningkatkan kesadaran akan bahaya pestisida bagi kesehatan dan lingkungan. Modul ini memuat 3 informasi/materi pokok, yaitu: 1. Politik pestisida : sejarah dan kebijakan pestisida yang ada di Indonesia 2. Pestisida dan Label/Kemasan : kualifikasi dan penggolongan pestisida 3. Dampak Pestisida : Dampak Kesehatan dan Lingkungan
Modul ini dapat dikembangkan dengan menambah informasi maupun gambar-gambar yang akan lebih memperjelas pesan yang akan disampaikan. Kami sangat berharap ada kritik dan masukan untuk memperbaiki modul ini.
Surakarta, Juni, 2006
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................
2
MATERI 1. POLITIK PESTISIDA ......................................................
4
MATERI 2. PESTISIDA DAN LABEL/KEMASAN ............................ 14
MATERI 3. PESTISIDA & KESEHATAN ........................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 26
3
MATERI : 1 POLITIK PESTISIDA
1.Pengantar
Pestisida, yang merupakan salah satu alat produksi utama yang digunakan dalam Revolusi Hijau selain benih hibrida, pupuk kimia, mesin pertanian dan irigasi. Pestisida digunakan perusahaan kimia pertanian sebagai alat monopoli dan kontrol perdagangan pertanian dunia. Tercatat di tahun 2000, ada 6 perusahaan kimia pertanian besar (Sygenta, Monsanto, Dupont, Aventis, BASF dan Down Chemical Co) mengeruk keuntungan lebih dari US $ 20.422 juta dari penjualan bahan kimia pertanian, dan US $ 4.836 juta dari benih dan pangan transgenik. Mereka menguasai hampir 80 % perdagangan pangan dunia. Perusahaan ini bahkan telah menancapkan bisnisnya secara kuat di Indonesia, hal ini bisa dilihat semakin hari banyak petani dan konsumen rumah tangga yang tidak bisa menghindar penggunaan pestisida. Bahkan juga didukung oleh kebijakan yang ada. Banyaknya regulasi yang keluar setiap tahun (terutama berupa Surat Keputusan Mentri Pertanian RI) yang memberikan ijin perusahaan pestisida untuk memproduksi dan memperdagangkannya, memberi bukti bahwa Indonesia merupakan pasar besar perdagangan pestisida. Dari catatan Gita Pertiwi, sejak tahun 1996 – 2003, tercatat ada 20 Surat Keputusan Meteri Pertanian RI yang mengatur Pendaftaran, pemberian Ijin dan pengawasan berbagai jenis pestisida yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia (lihat www.deptan.go.id).
Contoh gambar produk pestisida
4
Berangkat dari realitas dan kekhawatiran akan ancaman pestisida, sudah selayaknya saat ini banyak pihak lebih bijaksana dalam menyikapi dan menggunakannya. Sumber kerusakan kesehatan manusia yang berasal dari lingkungan dan pangan yang tidak sehat, akan semakin memperparah kondisi negara ini. Pangan merupakan hak dasar dari masyarakat, terutama dalam ikut menentukan kebijakan pangan dan pertanian yang mempengaruhi hidup dan peri-kehidupan mereka. Ini merupakan hak untuk memanfaatkan dan mengontrol proses produksi serta memastikan bahwa pangan mereka konsumsi terlindungi. Masyarakat berhak untuk mendapatkan jaminan keamanan pangan yang sesuai dengan budaya mereka, serta produksi pangan yang berkelanjutan. Kedaulatan pangan menuntut diakuinya hak-hak masyarakat ini, yang didalamnya termasuk keadilan gender serta ekonomi dan politik yang adil bagi mereka. 2. Tujuan 1. Peserta mampu memahami sejarah munculnya pestisida. 2. Peserta mampu menganalisis pihak-pihak yang diuntungkan dan dirugikan 3. Peserta memahami kebijakan yang berkaitan dengan pestisida 4. Peserta mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk pelanggaran peredaran dan penggunaan pestisida 5. Peserta mampu mengidentifikasi cara-cara pengawasan partisipatif
3.Metode 1. Curah pendapat. 2. Diskusi kelompok 3. Role play
4.Alat dan bahan 1. Spidol 2. Kertas plano. 3. Lakban / isolasi kertas.
5
4. Metaplan 5. Kebijakan pestisida
5.Waktu 90 menit
6.Proses fasilitasi
Tahapan
Methode
Sejarah pestisida 1. Fasilitator latar
Curah menjelaskan pendapat
belakang
dan
Bahan
Waktu
Kertas plano
30
Spidol
menit
Isolasi kertas
tujuan. 2. Fasilitator mendiskusikan sejarah
petani
menggunakan pestisida,( jenis dan kemasan, cara memperoleh) Politik pestisida 1. Fasilitator mendiskusikan
Diskusi
besar SK
dan
tanya POPs,WHO,
para jawab
pihak yang terlibat dalam penggunaan
Mentan, 60 menit
Daftar pestisida terbatas (2004)
dan
peredaran pestisida 2. Fasilitator peserta menuliskan
mengajak untuk pestisida
yang biasa digunakan 3. Fasilitator menyimpulkan klasifikasi
pestisida
6
berdasarkan kandungan bahan
aktif
dan
penggunaannya
Pengawasan pestisida 1. Fasilitator
Diskusi
Kertas plano
30
kelompok
Spidol
menit
mendiskusikan
Isolasi kertas
pelanggaran yang dapat terjadi berkaitan dengan penggunaan
dan
peredaran pestisida. 2. Peserta
mendiskusikan
model-model pengawasan yang dapat dilakukan masyarakat
Proses diskusi tentang Pestisida
7
Materi Politik Pestisida Dan Pertanian Berkelanjutan
Sejarah Pestisida
Menurut Kept Menteri Pertanian No 434.1/Kpts/TP.270/7/2001, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk : a. memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian b. memberantas rumput c. Mematikan daun, mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan d. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, tidak termasuk pupuk e. Memberantas hama luar pada hewan piaraan dan ternak f. Memberantas atau mencegah hama air g. Memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam RT, bangunan dan alat pengangkutan h. Memberantas atau mencegah binatang yang dapat mneyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Apabila kita berbicara pestisida, kita harus mengingat kembali sejarah munculnya pestisida di dunia. Kemunculan pestisida tidak bisa dilepaskan dari sejarah manusia. Kerjasama antara militer dan industri agro kimia pada waktu Perang dunia telah membuat perusahaan-perusahaan tersebut memproduksi beberapa jenis pestisida yang memang difungsikan untuk kepentingan perang. Pada waktu Perang Dunia I, Jerman memproduksi nitrat yang digunakan sebagai bahan peledak. Selain itu diproduksi pula organophosphate yang digunakan sebagai gas beracun. Sejarah ini terulang pula pada waktu meletus Perang Dunia II, di mana DDT digunakan untuk memberantas lintah dan nyamuk yang sangat mempengaruhi kehidupan
8
tentara di medan perang.
Selain itu herbisida 2-4 D dan 2,4,5-T digunakan AS di
Vietnam untuk membasmi tanaman. Setelah masa penjajahan, kondisi Negara-negara dunia ke tiga semakin terpuruk, karena sumber kekayaan alam yang berlimpah lebih banyak digunakan untuk mencukupi kebutuhan Negara utara, seperti gula, the, kopi, dll.
Bahaya kekurangan pangan,
kelaparan dan wabah penyakit mulai melanda Negara dunia ke tiga tsb. Pada saat itu oleh
Negara utara mulai diperkenalkan pertanian modern yang bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan pangan dengan pemberian paket tehnologi (pupuk,benih pestisida). Dari sinilah sejarah pestisida berubah, dari kepentingan perang digunakan untuk tanaman.
Politik Pestisida
Berakhirnya masa kolonial bukan berarti berakhirnya kekuasaan Negara utara, tetapi mereka menggunakan cara baru untuk kembali menguasai Negara dunia ke tiga. Dengan kebijakan Revolusi Hijau, Negara berkembang dipengaruhi untuk menganut system tsb dengan pemberian paket tehnologi, melalui perusahaan multi nasional yang bekerjasama dengan elite nasional, perguruan tinggi dan peneliti. Dengan cara ini perusahaan pestisida berkembang menjadi industri raksasa yang menguasai dunia. Fakta menunjukkan bahwa industri pestisida pada PD sampai saat ini berkembang pesat menjadi kerajaan pestisida, diantaranya: 1. Di Inggris, beberapa perusahaan Inggris yang berproduksi untuk mensuplay PD 1 (1920), bergabung dalam ICI (Imperial Chemical Industries), pada tahun 1993 mengembangkan usahanya dalam industri farmasi, agrokimia dan benih dengan nama ZENECA.
Tahun 1999 Zeneca merger dengan ASTRA (perusahaan
farmasi Swedia) membentuk ASTRAZENECA. Dan pada tahun 2000 industri ini merger dengan NORVATIS (gabungan Ciba dan Sandos di Swiss), membentuk SYGENTA. 2. Di Jerman, Bayer yang saat ini termasuk 6 industri pestisida terbesar di dunia, dulunya berasal dari BASF, Bayer dan Hoechst yang merger dengan Rhone Poulenc (Perancis) dan AVENTIS pada tahun 2002.
9
Pertanyaannya adalah mengapa perusahaan pestisida tsb mampu menguasai pasar Negara lain.
Hal ini tidak terlepas dari adanya politik yang dilakukan oleh
perusahaan multi nasional tersebut dan telah menjadi scenario global. Proses globalisasi telah dijadikan alat diberlakukannya pasar bebas, dengan pemberian pinjaman bagi Negara miskin dengan syarat tertentu. Strategi ini dilakukan dengan cara mempengaruhi elite nasional, perguruan tinggi dan peneliti, serta konsumen seperti: 1. IRRI disupport oleh Yayasan Rockefeller dan Ford Foundation mengadakan riset tentang RH yang sebenarnya merupakan politik AS untuk membendung ajaran komunis. 2. Pinjaman/Hutang jangka panjang oleh Bank Dunia, IMF, ADB untuk pembelian paket tehnologi RH yang diproduksi industri tsb (perkembangannya tidak hanya pestisida yang diproduksi tetapi juga benih, pupuk, alat-alat pertanian). 3. Promosi di media elektronik dan cetak : eksploitasi perempuan, hadiah naik haji, mobil, dll
Strategi ini membuat petani semakin tergantung pada pestisida kimia dan semakin lama dosis yang digunakan semakin bertambah karena hama semakin resisten. Kekebalan hama ini selain meningkatkan dosis penggunaan juga membuat petani mencampur beberapa jenis pestisida untuk kepentingan lain di usaha taninya, akibatnya biaya produksi melambung tidak sebanding dengan harga jual produk pertanian. Keuntungan TNC semakin berlipat ganda, seperti tertera dalam table berikut: Tabel 1. Penjualan TNC tahun 2002 (dalam $ juta) Perusahaan
Sygenta
Penjualan Pestisida
Penjualan benih
dan rangking
dan rangking
5.3(1)
0.937 (3)
Bayer
3.8 (2)
0.294 (4)
Mosanto
3.1 (3)
1.6 (2)
BASF
2.8 (4)
-
Dow
2.5 (5)
0.190 (5)
Dupont
1.8 (6)
2.0 (1)
19.3
5.02
Total
10
Situasi ini juga terjadi di India, di mana penjualan pestisida menjadi 20 juta rupe per tahun, dengan pertumbuhan 2 – 5 % per tahunnya. Produksi pestisida di India mencapai 90.000 ton/tahun (terbesar di Asia, rangking 13 dunia), di mana 67% produk pestisida tsb dikonsumsi oleh pertanian. Perusahaan yang berperan di India adalah Sygenta, Bayer, DuPont, Mosanto dan De Nocil yang bekerjasama dengan perusahaan nasional setempat. Kebijakan Pestisida Kekhawatiran penggunaan petisida yang kemudian menimbulkan beragam penyakit telah mendorong lahirnya berbagai perjanjian / Konvensi Internasional yang menyangkut pestisida, antara lain Konvensi Rotterdam (Prior Informed Consent /PIC) yang dikeluarkan FAO dan UNEP di tahun 1998 dan telah ditandatangani 50 negara. Di tahun 2001, Konvensi Persisten Organic Pollutants (POPs) atau yang terkenal dengan Konvensi Stockhlom. Konvensi ini juga telah diratifikasi lebih dari 50 negara di dunia. Selain itu juga draft Konvensi yang diinisiasi oleh jaringan anti pestisida yang dikenal PAN Dirty Dozen. Salah satu bahan kimia yang diusulkan dilarang dalam konvensi ini adalah paraquat. Di indonesia, jenis ini banyak digunakan untuk sebagai pestisida pembasmi rumput. Sejarah pelarangan pestisida di Indonesia ternyata tidak menyurutkan langkah perusahaan pestisida meningkatkan strategi dagang . Keberadaan pestisida di Indonesia diatur dengan berbagai landasan hukum, yaitu: 1. PP NO.7 / 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,Penyimpanan,dan Penggunaan Pestisida 2. UU NO 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman 3. PP NO 6/1995 tentang perlindungan Tanaman 4. Kep.Bers
Menkes
&
Mentan
no.
881/Menkes/SKB/VII/1996
&
771/Kpts/TP,270/8/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida Pada hasil Pertanian 5. Kep MENTAN NO 434.1/Kpts/TP.270/7/2001 tentang Syarat & Tata Cara Pendaftaran Pestisida 6. Kep.MENTAN NO.517/Kpts/TP.270/9/2002 tentang pengawasan Pestisida
11
Klasifikasi Peredaran Pestisida (SK Mentan N0 434.1/Kpts/TP.270/7/2001) 1. Dilarang Beredar :
Termasuk klas 1a & 1b (WHO)
Ada 37 Jenis formulasi yang dilarang beredar,
Indikasi Karsinogenik, Onkogenik, Teratogenik & Mutagenik
Salah satu contoh pestisida terlarang yang masih beredar
2. Boleh Beredar
Harus Terdaftar dan memperoleh ijin dari
Menteri Pertanian via Komisi Pestisida
Sedangkan dari cara penggunaannya,pestisida digolongkan dalam dua kriteria,yaitu: 1. Terbatas Pakai - bersertifikat via latihan - Toksisitas tinggi & belum ada pengganti Kriteria : Korosif pada mata (permanen pd oculer) ; pengkerutan kornea ; iritasi sampai ≥ 7 hari Korosif pada kulit (jar dlm dermis rusak dan atau luka bks) ; iritasi berat ≥ 72 jam Keracunan secara nyata sub kronik, Kronik dan tertunda ( paparan langsung or residu ) 2. Penggunaan Umum Diluar kriteria tersebut diatas
12
PENGELOLAAN PESTISIDA 1. PEREDARAN a. Pestisida ( barangnya ) : Harus Terdaftar Terjamin Mutu & Efektivitas b. Kios - Pemilik dan Pekerja tahu aturan teknis & hukum - Taat aturan dr Depkes, Perindag c. Publikasi - Tidak menyesatkan / memanipulasi
Salah satu contoh iklan / brosur tentang pestisida
13
MATERI. 2 PESTISIDA DAN LABEL/KEMASAN
1.Pengantar Pestisida adalah racun pembunuh yang sangat berbahaya bagi manusia. Sikap kehati-hatian sangat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya. Dampak negatif yang ditimbulkan antar lain terhadap : a. Terhadap kesehatan. Dampak terhadap kesehatan ini bisa secara langsung ( akut), maupun jangka panjang (kronis). Pestisida dapat meracuni manusia melalui kulit, pernafasan maupun mulut. b. Terhadap lingkungan.Hilangnya keseimbangan ekosistem yang ada di alam. Matinya mahluk hidup yang bermanfaat bagi manusia baik yang berada di air, darat maupun yang berada di udara terancam punah. c. Terhadap sosial budaya. Penggunaan pestisida menghilangkan sikap menghargai sesama mahluk hidup, kemandirian dan kegotong-royongan yang ada di masyarakat menjadi hilang. Harga pestisida semakin mahal, untuk mendapatkannya perlu biaya yang sangat tinggi.
Dalam penggunaannya pestisida seringkali kita jumpai label yang terdapat dalam kemasan kurang diperhatikan. Adapun isi label yang terdapat pada kemasan antara lain : 1. Nama merek dagang. 2. Jenis pestisida. 3. Bentuk pestisida. 4. Bahan aktif. 5. Kegunaan pestisida.
14
6. Aturan pakai. 7. Keamanan pemakaian. 8. Pertolongan apabila terkena manusia. 9. Cara penyimpanan yang aman. 10. Nama perusahaan yang memproduksi.
Untuk menghindari bahaya dan dampak negatif dari penggunaan pestisida pemahaman terhadap label yang terdapat pada kemasan sangat diperlukan.
Tujuan 1. Peserta mampu mengenal dan memahami isi label yang terdapat pada kemasan pestisida. 2. Peserta mampu mengidentifikasi tingkat bahaya pestisida dari label yang ada pada kemasan pestisida.
Metode 4. Diskusi kelompok. 5. Diskusi pleno.
Alat dan bahan Spidol Kertas plano. Lakban / isolasi kertas. Kemasan pestisida ( insektisida, fungisida dan herbisida ).
Waktu 90 menit
15
Proses fasilitasi Tahapan
Methode
Bahan
Waktu
Diskusi kelompok
Diskusi
Kertas plano
60
Spidol
menit
1. Fasilitator menjelaskan latar kelompok belakang dan tujuan.
Isolasi kertas
2.Fasilitator membagi peserta
Kemasan :
kedalam tiga kelompok untuk
-
insektisida
membahas
-
fungisida
-
herbisida
isi
label
yang
terdapat pada kemasan : a. Insektisida. b. Fungisida. c. Herbisida Diskusi pleno
Diskusi besar Hasil
1. Mendiskusikan dari
hasil dan
masing-masing jawab
kelompok
untuk
klarifikasi
dan
diskusi 30
tanya kelompok 1, 2 dan menit 3.
penajaman. 2. Fasilitator
bersama
peserta: a.Identifikasi bahaya pestisida berdasarkan label yang ada. b.Memberikan kesimpulan akhir dari hasil diskusi yang telah dilakukan.
16
Hand out PESTISIDA DAN LABEL/KEMASAN
Latar belakang Sebagian besar pestisida bersifat biosida ( racun bagi manusia dan organisme lain ) termasuk dalam kategori Bahan Beracun Berbahaya (B3) yang berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia, sebagai akibat rusaknya ekosistem pertanian dan residu pestisida pada produk pertanian. Pestisida tidak hanya dipakai dalam budidaya pertanian tanaman pangan saja, tetapi juga pada perkebunan, penyimpanan hasil panen, perikanan ( tambak dan nelayan ) serta pestisida rumah tangga (PRT). Pestisida rumah tangga seperti contoh obat nyamuk semprot, bakar, oles, pembasmi semut, kecoa, dll. Dalam prakteknya penggunaan pestisida kurang memperhatikan dan memahami label yang terdapat pada kemasan. Sehingga penggunaan pestisida dilapangan banyak menyimpang dari aturan yang ada pada label. Hal ini mengakibatkan dampak negatif yang ditimbulkannya semakin parah dan semakin luas.
A. Jenis-jenis pestisida. Ada bermacam-macam jenis pestisida yang dipakai oleh masyarakat antara lain : 1. Insektisida untuk mematikan serangga. 2. Fungisida untuk memberantas jamur. 3. Herbisida untuk memberantas rumput atau tanaman pengganggu. 4. Nematisida untuk memberantas cacing. 5. Bakterisida untuk memberantas bakteri, dll.
17
B.Bentuk pestisida Pastisida bermacam-macam bentuknya, antara lain : 1. Berbentuk cair ( EC ). 2. Berbentuk butiran (G). 3. Berbentuk tepung. 4. Berbentuk gas / fumigan.
C. Bahan aktif Bahan aktif yang dipakai untuk membuat pestisida berasal dari bahan kimia antara lain : a. Insektisida ( arsenic, cadmium, choldane, dll ) b. Fungisida (captafol, captan, chlorotalonil, dll ) c. Herbisida (acetachlor, acachlor, amitrole, dll ) Dari berbagai macam bahan aktif pestisida ada yang bersifat kontak dan juga ada yang bersifat sistemik. Bersifat kontak berarti secara langsung membunuh sasaran. Bersifat sistemik berarti membunuh sasaran lewat system syaraf, system pencernaan, system metabolisme, dll. Bahan aktif yang bersifat systemik lebih berbahaya dalam jangka panjang, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan manusia.
D.Daya racun pestisida. Berdasarkan daya racunnya pestisida dibagi menjadi 4 klas. No. Klas Pestisida
Tingkat Bahaya
Warna Label
1.
Sangat berbahaya
Merah
Clas 1 a Clas 1 b
2.
Clas II
Berbahaya
Kuning
3.
Clas III
Sedang
Biru / Ungu
4.
Clas IV
Ringan / Kurang bahaya
Hijau
18
E. Cara penggunaan pestisida. Pestisida dipakai untuk membunuh mahluk hidup yang dikehendaki. Namun demikian yang mati tidak hanya sasaran yang dimaksud saja, tetapi juga mahluk hidup yang ada di sekitarnya juga kena dampak dari penggunaan pestisida tersebut. Bahkan bahaya yang ditimbulkanya jauh lebih besar. Tingkat kerugiannya akan lebih lama terutama untuk perbaikan ekosistemya. Pemakaian pestisida untuk mematikan mahluk hidup harus ditiadakan atau dikurangi. Mengingat bahaya yang ditimbulkan sangat berbahaya.
Setiap
produk
pestisida
dalam
label
kemasan
dicantumkan
cara
penggunaannya. Selain memperhatikan dengan cermat sikap kehati-hatian sangat diperlukan.
Walaupun dalam takaran sedikit dan klas berlabel hijau
pestisida tetap racun pembunuh mahluk hidup.
F. Cara penyimpanan pastisida. Setiap kemasan pestisida diharuskan ada simbul gambar tengkorak disilang. Ini menunjukkan bahwa semua jenis pestisida berbahaya dan dapat menimbulkan kematian pada manusia dan mahlik hidup yang lain. Agar terhindar dari bahaya, pestisida harus disimpan pada tempat : a. Tertutup rapat. b. Terlindung dari panas dan hujan. c. Jauh dari jangkauan anak-anak. d. Dll.
G. Keamanan Pemakaian. Untuk menjaga pemakaian dari bahaya pestisida, biasanya pada kemasan digambarkan pada simbul-simbul antara lain : sepatu bot, baju dan celana panjang, masker dan sarung tangan. Hal ini menunjukkan bahwa pestisida sangat berbahaya baik yang berlabel merah, kuning, biru maupun hijau.
19
Bersinggungan dengan pestisida akan membawa ancaman terhadap si pengguna maupun sasarannya. Betapapun rapatnya peralatan yang dipakai tetap saja ada celah pestisida masuk ke tubuh dan dampak yang ditimbulaknnya memang ada yang secara langsung maupun jangka panjang baru dirasakan. H.Pertolongan Bila Terkena Pestisida. Untuk mengatasai apabila terkena pestisida setiap kemasan ada cara-cara untuk mengatasi atau pertolongan yang harus dilakukan. Hal ini perlu untuk dipahami agar dampak sakit yang ditimbulkannya tidak semakin parah.
Contoh kemasan pada sebuah pestisida buatan pabrik
20
Materi 3 Pestisida dan Kesehatan
Pengantar Pestisida merupakan racun bagi kehidupan sehingga mampu membunuh semua kehidupan yang ada. Pestisida tersebut memiliki kemampuan untuk tidak mudah hilang (residu) sehingga sefat yang ditinggalkan akibat penggunaan pestisida akan mempengaruhi kesehatan kehidupan maupun lingkungan. Pada sesi ini lebih menekankan bagaimana peserta mampu menganalisis kejadian disekitarnya akibat penggunaan pestisida baik dirumah tangga, pertanian, perkebunan dll. Dengan demikian diharapkan peserta akan lebih bijaksana mensikapi adanya peredaran dan penggunaan pestisida. Banyak kejadian yang dialami oleh petani sawah maupun perkebunan yang tidak disadari bahwa akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida hal ini kurangnya informasi akan bahaya pestisida. Dengan demikian diharapkan materi ini akan lebih banyak membantu menjelaskan bagaimana akibat yang ditimbulkan dari pestisida.
Tujuan
Membangun kesadaran terhadap anacaman dan bahaya pestisida.
Pada sessi ini lebih menekankan terhadap partisipasi peserta meliputi :
Sharing pengalaman tentang dampak pestisida yang diketahui
Bagaimana praktek atau usaha – usaha untuk mengetahui /test terhadap tanda – tanda atau gejala - gejala dampak pestisida
Alat dan Bahan
Kertas berwarna
Plano
Media gambar
Lem kertas 21
Spedol
Alokasi Waktu Karena sessi ini lebih pada peragaan membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit. Proses : a. Dampak pestisida terhadap kesehatan
Seorang pasilitator menjelaskan persoalan – persoalan berdasarkan pengalaman betapa dahsyatnya pestisida berbahaya terhadap kehidupan baik manusia, hewan dan alam sekitar.
Fasilitator membantu menganalisis dampak pestisida dengan mengaitkan dari berbagai aspek kehidupan misalnya aspek pisik, bviologi, ekonomi dan aspek lingkungan alam sekitar.
Brainstorming : Difinisi sehat bukan karena penyebab penyakit
Body mamping secara umum
Jika diperlukan ada beberapa contoh gejala dan akibat yang ditimbulkan oleh pestisida misalnya : gambar orang terserang penyakit gatal, gambar ciri salah satu anggota badan, contoh – contoh penyakit dalam tumor (kanker), liver, porstad dll.
Fasilitator menegaskan apa yang telah di bahas pada body mapping agar peserta lebih memahami
Contoh penggunaan pestisida yang tidak memperhatikan dampak kesehatan
22
b. Dampak pestisida terhadap perempuan
Body mapping Perempuan dan laki – laki terhadap dampak pestisida dengan memberikan tanda pada bagian tertentu yang dianggap rawan terhadap ancaman pestisida dengan kertas warna sesuai kesepakatan sebagai simbol sangat bahaya, bahaya dan kurang bahaya.
Body mapping terhadap perempuan lebih dipertegas terhadap alat reproduksi karena perempuan lebih berperan terhadap proses regenerasi.
23
Hand Out
Dampak Pestisida Pada Kesehatan dan Lingkungan Pengertian kesehatan dan penyakit Pada proses ini ketika
membicarakan kesehatan dan penyakit tidak
terlepas dari aspek : Physical, Social, Biological, Environmental (lingkungan alam sekitar). Begitu juga ketika berbicara soal dampak kesehatan dan lingkungan tidak terlepas dari analisis dan hubungan – hubungan timbal balik antara : Pysical, Social, Biological dan environmental.
Pestisida dan Lingkungan Bahwa pengertian bahaya pestisida dan lingkungan perlu menyampaikan pula tentang jenis atau bahan aktif kimia yang mampu merusak dari berbagai faktor meliputi :
Insektisida
: Serangga
Herbisida
: Rumput
Rodenticides
: Binatang
Kill Snails
: Membunuh siput
Kill rats
: Membunuh tikus
Kill Weeds
: Membunuh rumput – rumputan
Dll
Pestisida mampu membunuh semua organisme yang hidup baik binatang, manusia
sehingga
pestisida
disebut
Racun..
Pestisida
juga
mampu
24
meninggalkan residu didalam tanah dengan kekuatan berpuluh – puluh tahun.
Perempuanpun tidak mau kalah untuk mengetahui bahaya pestisida
Dampak Terhadap Perempuan Pada bagian ini seorang fasilitator perlu menyampaikan bahwa peran perempuan didalam kehidupan manusia berperan sebagai proses regenerasi sehingga
perempuan
manjadi
penyelamat
generasi
berikutnya.
Apabila
perempuan terkontaminasi pestisida akan berpengaruh terhadap anak yang dikandungnya (bagi usia produktif). Pada proses body mapping perlu mempertajam analisis dari pendapat peserta, karena pendapat peserta belum tentu memahami secara benar sehingga perlu diulang – ulang agar peserta paham betul akibat yang ditimbulkan oleh pestisida dikemudian hari.
Proses belajar masyarakat untuk mengetahui dampak pestisida
25
Daftar pustaka Jhamtani Hira, WTO dan Penjajahan Kembali Dunia Ke Tiga, INSIST Press,2005
Heertz N, Priyono Hery,dkk, Neoliberalisme, Cidelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 2003
Menteri Pertanian RI, SK No 434 1/Kpts/TP.270/7/2001, Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida, 2001
PAN-AP, A Guide for The Training of Facilitators on Community-Based Pesticide Action Monitoring (CPAM),2005
PAN-AP, Seeking Out The Poison: A Guide To Community-Based Monitoring, 2005
26
27