PENGARUH KEPEMILIKAN ASING, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN TRANSFER PRICING (Studi pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014)
Disusun oleh: Elsa Kisari Putri NIM: 1112082000021
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama
: Elsa Kisari Putri
2.
Tempat, Tanggal Lahir
: Madiun, 18 September 1994
3.
Alamat
: Jl. Lembah Pinus Raya A3/102 RT 003/023, Pamulang Timur, Pamulang – Kota Tangerang Selatan 15417
4.
Telepon
: 082225842921
5.
Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1.
TK Tunas Kejaksaan
Tahun 1999-2000
2.
SDN Cipayung 1
Tahun 2000-2006
3.
SMPN 4 Kota Tangerang Selatan
Tahun 2006-2009
4.
SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009-2012
5.
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012-2016
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1.
Bimbingan Belajar BEST, 2011-2012
2.
Kursus Tari Saman FEB UIN Jakarta, 2012-2015
3.
Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Komputer SMAN 1 Kota Tangerang Selatan, 2009-2012
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 2013-2014
: Koordinator Department Seni dan Budaya HMJ Akuntansi
2014-2015
: Ketua Bidang IV HMJ Akuntansi
V. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Nasional oleh HMJ Akuntansi FEB UIN, “Pathway Profesi Akuntansi Indonesia”, 25 Mei 2015. 2.
Company Visit Goes To Direktorat Jenderal Pajak, “Tingkatkan Wawasan, Raih Kesuksesan”, 19 November 2015.
3.
Dosen Tamu oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), “Akuntansi Pengelolaan Dana Desa”, 18 November 2015.
4.
Dosen Tamu oleh Mantan Komisioner KPK, “Akuntansi Fraud”, 9 November 2015.
5.
Studium General Akuntansi oleh Partner KAP Pricewaterhouse Cooper (PwC), 17 April 2014.
6.
Seminar Tax Goes To Campus oleh Tax Center FEB UIN, “Pengenaan Pajak pada UMKM”, 3 Desember 2013
. VI. LATAR BELAKANG KELUARGA 1.
Ayah
: Hariyanto
2.
Ibu
: Kiswahyu
3.
Anak ke-
: 1 (satu)
vii
ABSTRACT
This research is aimed to analyze the effect of foreign ownership, firm size and leverage toward the firm decision for transfer pricing. Dependent variable in this research was transfer pricing proxied by the value of related party transaction (RPT) sales. Independent variables in this research were foreign ownership, firm size and leverage. This research used secondary data analysis of financial statements or annual reports of firms in Indonesia Stock Exchange. The population in this research was all firm that listed in Indonesia Stock Exchange in 2014. By using purposive sampling method, the total amount of samples obtained in this research were 147 firms. This research used logistic regression analysis as analysis method. The results of the analysis in this research showed that firm size effected and positive toward the firm decision for transfer pricing. While foreign ownership and leverage did not effect on the firm decision to transfer pricing. Keywords: foreign ownership, firm size, leverage, and firm decision for transfer pricing.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah transfer pricing yang diproksikan dengan nilai dari related party transaction (RPT) penjualan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage. Penelitian ini menggunakan data sekunder pada laporan keuangan atau laporan tahunan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014. Dengan menggunakan metode purposive sampling, didapat jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah 147 perusahaan. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi logistik. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Sedangkan kepemilikan asing dan leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Kata Kunci: kepemilikan asing, ukuran perusahaan, leverage, dan keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan berkat, rahmat, dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga segala macam kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada: 1.
Ayahanda dan Ibunda serta kedua adikku yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat serta doa yang tiada hentinya. Terima kasih atas segalanya Papa dan Mama.
2.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hiayatullah Jakarta.
x
4.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., CA., MM., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hiayatullah Jakarta dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan dan memberikan nasihat dalam menjalani perkuliahan.
5.
Ibu Yulianti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia meluangkan waktu dan tak pernah lelah dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah sabar dan ikhlas mendidik dan memberikan ilmu yang Insha Allah dapat bermanfaat.
7.
Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. Terima kasih atas semua kasih sayangnya.
8.
Muhammad Farid Almunawar, orang yang selalu menemani dan memberikan dukungannya dalam berjuang untuk mencapai cita-cita. Terima kasih atas waktu dan perhatiannya.
9.
Sahabat seperjuanganku dari semester 1, Nida Nadya Hasan, Tuti Herawati, Dwi Putri Oktaviani, Siti Lu’lu’ul Bahiyyah dan Verina Asgari, terima kasih atas semangat, dukungan, doa dan kasih sayangnya.
10. Teman-teman terdekat yang telah banyak memberikan semangat dan menghiburku, Bella Pavita, Mita Haristin Chaniago, Yuniasari Chairunissa, Nanda, Nourma, Meta, Tri, Tata, Matari, Pinkan, Meirza, dan Falah. 11. Teman-teman Akuntansi 2012, terkhusus Akuntansi A 2012, terima kasih untuk semangat dan kebersamaannya. 12. Teman-teman seperjuangan dalam melewati berbagai rintangan dan sidangsidang, Nida, Naya, Yudi, Revan, Rita, Fai. Terima kasih atas dukungan, semangat dan optimisme kalian. xi
13. Keluarga HMJ Akuntansi, terima kasih atas ilmu, pengalaman dan kebersamaannya. 14. Senior-senior Akuntansi yang telah memberikan bantuan, arahan dan nasihat selama perkuliahan. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya. 15. Teman-teman KKN Serabi, Jannah, Dhia, Shofi, Rahma, Nida, Tuti, Dwi, Chendy, Rizky, Mabrur, Fajar, Rahmat, Ulul, Faisal, Muas, dan Abas. Terima kasih atas perjuangannya menjalankan KKN, terima kasih atas rasa kekeluargaannya. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerja samanya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan atau kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis dengan adanya tugas akhir ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan dan pengetahuan penulis pada khususnya dan pihak lain pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 Maret 2016
Elsa Kisari Putri
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi ABSTRACT (Bahasa Inggris)............................................................................. viii ABSTRAK (Bahasa Indonesia) ........................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 9 1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9 2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9 BAB II KAJIAN LITERATUR ......................................................................... 11 A. Landasan Teori ................................................................................ 11 1. Teori Agensi (Agency Theory) ..................................................... 11 2. Transfer Pricing .......................................................................... 14 3. Kepemilikan Asing...................................................................... 23 4. Ukuran Perusahaan...................................................................... 25 5. Leverage ..................................................................................... 28 B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 31 C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 35 D. Hipotesis.......................................................................................... 43
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 44 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 44 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 44 C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 45 D. Metode Analisis Data....................................................................... 46 1. Uji Statistik Deskriptif................................................................. 46 2. Analisis Regresi Logistik ............................................................ 47 E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 56 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...................................... 56 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .................................................... 57 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 58 a. Hasil Uji Deskriptif ..................................................................... 58 b. Hasil Uji Frekuensi ..................................................................... 60 2. Hasil Analisis Regresi Logistik ................................................... 61 a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .... 61 b. Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 62 c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ............................................ 63 d. Hasil Matriks Klasifikasi ............................................................. 64 e. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk............. 65 C. Pembahasan ................................................................................... 67 1. Pengaruh antara Kepemilikan Asing (OWN) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ................... 67 2. Pengaruh antara Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ................... 68 3. Pengaruh antara Leverage (LEV) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) ...................................... 69 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 71 A. Kesimpulan ..................................................................................... 71 B. Saran ............................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 31 Tabel 3.1 Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 55 Tabel 4.1 Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria .............................................. 57 Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 58 Tabel 4.3 Hasil Uji Frekuensi ........................................................................... 60 Tabel 4.4 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model............................................... 62 Tabel 4. 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 63 Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi.................................................. 63 Tabel 4.7 Hasil Uji Matriks Klasifikasi ............................................................ 64 Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ................................................ 65
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 .1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2014 ... 79 Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan dan Leverage Periode 2014............................................................ 84 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Transfer Pricing Periode 2014............ 92 Lampiran 4 Output Hasil Penelitian Data ......................................................... 97
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Globalisasi
telah
membawa
dampak
semakin
meningkatnya
perekonomian di dunia dan membuat batas-batas negara menjadi sempit, bahkan hampir tidak ada. Perkembangan ekonomi tersebut memberikan suatu pengaruh yang besar bagi pola bisnis dan sikap bagi para pelaku bisnis. Arus barang, jasa, modal, dan tenaga kerja negara,
menjadikan
para
pelaku
semakin mudah dan lancar antar bisnis
mengembangkan
bisnisnya
membentuk perusahaan multinasional melalui anak perusahaan, cabang perusahaan, dan agennya mengembangkan bisnis di beberapa negara lain dengan melakukan berbagai investasi dan transaksi yang berskala internasional (Lingga, 2012). Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai transaksi internasional antar anggota (divisi), salah satunya adalah penjualan barang atau jasa. Sebagian besar transaksi bisnis tersebut biasanya terjadi di antara perusahaan yang berelasi atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Penentuan harga atas berbagai transaksi antar anggota (divisi) tersebut dikenal dengan sebutan transfer pricing/harga transfer (Mardiasmo, 2008). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 diatur di Pasal 18 ayat (4) yaitu: hubungan istimewa antara wajib pajak dapat terjadi karena 1
pemilikan atau penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainnya sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau lebih, atau antara beberapa badan yang 25% (dua puluh lima persen) atau lebih sahamnya dimiliki oleh suatu badan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan juga mempunyai aturan mengenai masalah transfer pricing, yaitu Pasal 18. Aturan transfer pricing mencakup beberapa hal, yaitu: pengertian hubungan istimewa, wewenang menentukan perbandingan utang dan modal, dan wewenang untuk melakukan koreksi dalam hal terjadi transaksi yang tidak arm’s length (wajar). Aturan lebih lanjut dan detail tentang transfer pricing termuat dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011 tentang penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman (arm’s length principle) dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Di dalam aturan ini disebutkan pengertian arm’s length principle yaitu harga atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi tersebut mencerminkan harga pasar yang wajar. Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Transfer pricing biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product) yang merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh divisi penjual 2
kepada divisi pembeli. Transfer pricing dapat terjadi dalam satu negara (domestic
transfer
pricing)
maupun
dengan
negara
yang
berbeda
(international transfer pricing) (Zain, 2007). Permasalahan transfer pricing menjadi isu yang sangat menarik dan semakin mendapatkan perhatian dari otoritas perpajakan di berbagai belahan dunia. Semakin banyak negara di dunia yang mulai memperkenalkan peraturan tentang transfer pricing. Penelitian pada akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan multinasional (MNC) melihat harga transfer (transfer pricing) sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan lebih dari setengah perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling penting (Suandy, 2011). Dari sisi pemerintahan, transfer pricing diyakini mengakibatkan berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak karena perusahaan multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya dengan cara memperkecil harga jual antara perusahaan dalam satu grup dan mentransfer laba yang diperoleh kepada perusahaan yang berkedudukan di negara yang menerapkan tarif pajak yang rendah (tax haven countries). Sedangkan dari sisi bisnis, perusahaan cenderung berupaya meminimalkan biaya-biaya (cost efficiency) termasuk di dalamnya minimalisasi pembayaran pajak perusahaan (corporate income tax). Bagi korporasi multinasional, perusahaan berskala global (multinational corporations), transfer pricing dipercaya menjadi salah satu
strategi
yang
efektif
untuk
memenangkan
persaingan
dalam
memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas dan peluang membuat 3
strategi
untuk
mendapatkan
keuntungan
lebih
dari
penjualan
dan
penghindaran pajak. Salah satu caranya adalah dengan membuat anak perusahaan di negara yang memberikan tarif pajak rendah ataupun negara yang berstatus tax haven countries (Santosa, 2004 dalam Lingga, 2012). Beberapa waktu yang lalu kasus mengenai transfer pricing menimpa Google di Inggris, Starbucks Inggris, Amazon Inggris, dan lain-lain. Starbucks Inggris misalnya, pada tahun 2011 sama sekali tidak membayar pajak korporasi padahal berhasil mencetak penjualan sebesar £398 juta. Mereka juga mengaku rugi sejak tahun 2008, padahal dalam laporan kepada investornya di Amerika Serikat, Starbucks mengatakan bahwa mereka memperoleh keuntungan yang besar di Inggris (Setiawan, 2014). Di Indonesia sendiri, salah satu perusahaan yang terkena kasus transfer pricing yaitu PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Kasus Toyota terendus setelah Dirjen Pajak secara simultan memeriksa surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) Toyota Motor Manufacturing pada 2005. Belakangan, pajak Toyota pada 2007 dan 2008 juga ikut diperiksa. Pemeriksaan dilakukan karena Toyota mengklaim kelebihan membayar pajak pada tahun-tahun itu, dan meminta negara mengembalikannya (restitusi). Dari pemeriksaan SPT Toyota pada 2005 itu, petugas pajak menemukan sejumlah kejanggalan. Pada 2004 misalnya, laba bruto Toyota anjlok lebih dari 30 persen, dari Rp 1,5 triliun 4
(2003) menjadi Rp 950 miliar. Selain itu, rasio gross margin atau perimbangan antara laba kotor dengan tingkat penjualan-- juga menyusut. Dari sebelumnya 14,59 persen (2003) menjadi hanya 6,58 persen setahun kemudian. Padahal omzet produksi dan penjualan mereka pada tahun itu justru naik 40 persen. Pemeriksa pajak menemukan jawabannya ketika memeriksa struktur harga penjualan dan biaya Toyota dengan lebih seksama. Di sinilah jejak transfer pricing perseroan ini mulai tercium. Toyota diduga ‘memainkan’ harga transaksi dengan pihak terafiliasi dan menambah beban biaya lewat pembayaran royalti secara tidak wajar. Dari dokumen Toyota terungkap bahwa seribu mobil buatan Toyota Motor Manufacturing Indonesia harus dikirim dulu ke kantor Toyota Asia Pasifik di Singapura, sebelum berangkat ke Filipina dan Thailand. Dengan kata lain, Toyota di Indonesia hanya bertindak “atas nama” Toyota Motor Asia Pacific Pte., Ltd –nama unit bisnis
Toyota
yang
berkantor
di
Singapura.
Skema jual-beli via negara perantara semacam itu sebenarnya lazim saja dalam perdagangan internasional. Apalagi penjual dan pembelinya adalah bagian dari korporasi perusahaan multinasional yang sama. Tapi Justinus Prastowo, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis, mengingatkan, ada persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu transfer pricing --atau transaksi antar-pihak terafiliasi-- tidak dituding sebagai modus penghindaran pajak (tax avoidance). “Syaratnya, nilai transaksi mereka harus memenuhi standar kewajaran,” katanya, Februari lalu. Sampai saat ini kasus
5
ini belum juga diputus, walaupun sidangnya telah lama berakhir yaitu pada tahun 2013 (Kontan, 2013). Selain alasan pajak, praktik transfer pricing pun dapat dipengaruhi oleh alasan non pajak seperti kepemilikan asing. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014) yang membuktikan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Perusahaan di Asia kebanyakan memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi. Dalam struktur kepemilikan yang terkonsentrasi, pemegang saham pengendali memiliki posisi yang lebih baik karena pemegang saham pengendali dapat mengawasi dan memiliki akses informasi yang lebih baik dibanding pemegang saham non pengendali sehingga menimbulkan potensi pada pemegang saham pengendali untuk terlibat jauh dalam pengelolaan perusahaan (Dyanty dkk, 2011). Pemegang saham pengendali menurut PSAK No. 15 (Revisi 2013) adalah entitas yang memiliki saham sebesar 20% atau lebih baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga entitas dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam mengendalikan perusahaan. Pemegang saham pengendali dapat dimiliki oleh seseorang secara individu, pemerintah, maupun pihak asing. Pada saat kepemilikan saham yang dimiliki pemegang saham pengendali asing semakin besar, pemegang saham pengendali asing memiliki kendali yang semakin besar dalam menentukan keputusan dalam perusahaan yang menguntungkan dirinya termasuk kebijakan penentuan harga maupun jumlah transaksi transfer pricing (Sari, 2013). Hal ini 6
dimungkinkan bahwa kepemilikan asing dapat mempengaruhi banyak sedikitnya transfer pricing yang terjadi. Hal lain yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan transfer pricing ialah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran suatu perusahaan dapat diketahui dari total aset perusahaan. Semakin besar jumlah aset perusahaan maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut (Wijaya dkk, 2009). Perusahaan yang besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Richardson, et al (2013) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Hal lain yang juga mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan transfer pricing ialah leverage. Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa
jauh
perusahaan
menggunakan
utang
dalam
pembiayaan.
Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggota kelompok dengan transfer utang dan / atau modal (Richardson et al, 1998). Transfer utang dan / atau modal yang sebagian didorong oleh peluang untuk arbitrase pajak dan dengan demikian, perusahaan yang terlibat dalam lokalisasi selektif utang untuk tujuan pajak lebih mungkin menjadi agresif dalam hal pengaturan transfer pricing mereka (Richardson et al, 1998). Ada kemungkinan bahwa leverage dapat bertindak sebagai pengganti untuk transfer pricing dalam mencapai pengurangan kewajiban pajak perusahaan grup. Penelitian yang dilakukan
7
Richardson, et al (2013) membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan menguji kembali faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan asing, ukuran perusahaan, leverage. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing”. Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang, maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing? 2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing? 3) Apakah leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer pricing, khususnya pada perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Menganalisis pengaruh positif kepemilikan asing terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
2.
Menganalisis
pengaruh
positif
ukuran
perusahaan
terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. 3.
Menganalisis
pengaruh
positif
leverage
terhadap
keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing. 2.
Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini antara lain: a.
Manfaat Praktis Memberikan gambaran kepada pemerintah, analis laporan keuangan, manajemen
perusahaan,
dan
investor/kreditor
bagaimana
kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage mempengaruhi atau tidak mempengaruhi perusahaan untuk mengambil keputusan melakukan transfer pricing. 9
b.
Manfaat Teoritis dan Akademis Menambah pengetahuan bagi perkembangan studi akuntansi dan pajak dengan memberikan gambaran faktor yang mempengaruhi perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan transfer pricing, khususnya perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI. Menambah referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.
10
BAB II KAJIAN LITERATUR
A. Landasan Teori 1.
Teori Agensi (Agency Theory) Penelitian ini dilandasi oleh teori agensi. Teori ini memegang peran penting dalam praktik bisnis perusahaan. Teori agensi merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan agent. Principal sebagai pemegang saham sedangkan agent sebagai manajer. Principal mengontrak agent untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan. Tujuan utama dari teori keagenan adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris (Belkaoui, 2007). Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang (atau lebih), seorang principal dan orang lainnya, seorang agent, untuk memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk melibatkan pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agent. Baik principal maupun agent diasumsikan untuk termotivasi hanya oleh kepentingan dirinya sendiri yaitu, untuk
11
memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk menyadari kepentingan bersama mereka (Godfrey, 1994). Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara principal dan agent sulit tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan (conflict of interest). Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat
memperlihatkan
kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal. Perbedaan kepentingan antara principal dengan agent dapat menimbulkan permasalahan yang dikenal dengan asimetri informasi. Adanya
asumsi
bahwa
individu-individu
bertindak
untuk
memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Akibat adanya informasi yang tidak seimbang (asimetri informasi) ini, dapat menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan karena adanya kesulitan principal memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakantindakan agent. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah: 12
a.
Moral Hazard Yaitu permasalahan yang muncul jika agent tidak melaksanakan hal-
hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja. b.
Adverse Selection Yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui
apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas. Dalam upaya mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung baik oleh principal maupun agent. Jensen & Meckling (1976) membagi biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditanggung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal. Selanjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal (Godfrey, 1994). Agent (manajemen) yang diberikan wewenang oleh principal (pemegang
saham)
mempunyai
tanggungjawab
agar
principal
13
mendapatkan keuntungan yang besar, yaitu salah satunya dengan berkurangnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Pihak manajemen tersebut terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi, komisaris independen, dan lain-lain. Pihak manajemen tersebut yang akan menjalankan wewenang dari pihak investor dan mengendalikan perusahaan serta mengambil keputusan perusahaan. 2.
Transfer Pricing a.
Definisi Definisi transfer pricing menurut para ahli: Horngren (2008): “Transfer price is the price one subunit (department or division) charges for product or service supplied to another subunit of the same organization.” OECD (Organization for Economic Co-operation dan Development) (2009), transfer pricing adalah: “Prices at which a company undertakes any transactions with associated enterprises. When a company transfer goods, intangible property or services to a related company, the prices charged is defined as a transfer pricing.” Gunadi: “Transfer pricing adalah penentuan harga atau imbalan sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, atau pengalihan teknologi antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dan suatu rekayasa manipulasi harga secara sistematis dengan maksud mengurangi laba artifisial, membuat seolah-olah perusahaan rugi, menghindari pajak atau bea di suatu negara.” (Suandy, 2011) Peraturan Dirjen Pajak PER - 32/PJ/2011: Penetapan harga atas transaksi penyerahan barang berwujud, barang tidak berwujud, atau penyediaan jasa antar pihak yang memiliki hubungan istimewa (transaksi afiliasi). Pengertian transfer pricing (harga transfer) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian yang bersifat netral dan bersifat 14
peyoratif−negatif. Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni strategi dan taktik bisnis tanpa motif pengurangan
beban
pajak.
Sedangkan
pengertian
peyoratif
mengasumsikan harga transfer sebagai upaya untuk menghemat beban pajak dengan taktik, antara lain menggeser laba ke negara yang tarif pajaknya rendah (Suandy, 2011). Dapat simpulkan bahwa transfer pricing adalah penentuan harga atas barang, jasa, ataupun harta tak berwujud lainnya antara perusahaan yang berelasi atau antar perusahaan yang memiliki hubungan istimewa. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (Revisi 2012), pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain, atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan. Transaksi antara pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan. Tujuan
penetapan
transfer
pricing
adalah
untuk
mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departemen atau
divisi-divisi
perusahaan
pada
waktu
mereka
saling
menggunakan barang dan jasa satu sama lain (Simamora, 1999 dalam Lingga, 2012). Menurut Suryana (2012), tujuan dilakukannya 15
transfer pricing, pertama untuk mengakali jumlah profit sehingga pembayaran pajak dan pembagian dividen menjadi rendah. Kedua, menggelembungkan profit
untuk
memoles
(window-dressing)
laporan keuangan. Menurut Horngren, Datar dan Foster (2008) penetapan transfer pricing seharusnya membantu mencapai strategi tujuan perusahaan serta sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Secara khusus, transfer pricing seharusnya mendukung kesesuaian tujuan dan tingkat usaha manajemen puncak. Subunit yang menjual produk atau jasa seharusnya dimotivasi untuk menurunkan biaya mereka; subunit yang membeli produk atau jasa seharusnya dimotivasi untuk memperoleh dan menggunakan input secara efisien. Transfer pricing seharusnya juga membantu manajemen puncak mengevaluasi kinerja dari subunit individual dan manajer mereka. Jika manajemen puncak mendukung tingkat desentralisasi yang tinggi dalam pengambilan keputusan, ini berarti manajer subunit yang ingin memaksimalkan laba operasi dari sub unitnya seharusnya memiliki kebebasan untuk melakukan transaksi dengan subunit lain dari perusahaan (atas dasar harga transfer) atau untuk melakukan transaksi dengan pihak eksternal.
16
b. Metode Transfer Pricing dan Penentuan Nilai Pasar Wajar Horngren, Datar, dan Foster (2008) menjelaskan bahwa secara umum ada 6 (enam) metode yang paling sering digunakan oleh perusahaan, antara lain: 1.
Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices) Harga transfer yang berdasarkan biaya kurang memuaskan untuk perencanaan bisnis unit usaha, motivasi dan evaluasi kerja. Oleh karena itu, diperkenalkan harga transfer dengan basis harga pasar. Model dari bentuk ini berada pada harga pasar yang berlaku (current-market price) dengan harga pasar dikurangi diskon (market-price minus discount). Bentuk ini dijadikan tolak ukur untuk menilai kemampuan kinerja manajemen unit usaha karena hal ini menunjukkan kemampuan produk untuk menghasilkan laba serta merangsang unit usaha untuk bekerja secara bersaing. Bentuk ini dipakai apabila pasar perantara cukup bersaing dan saling ketergantungan antar unit usaha. Transfer barang atau jasa pada harga pasar secara umum akan mengarah pada keputusan optimal apabila kondisi berikut ini dipenuhi: a) harga untuk intermediate product secara sempurna kompetitif, b) independensi antara sub unit adalah minimal, c) tidak ada tambahan biaya atau manfaat untuk perusahaan secara keseluruhan dari membeli atau menjual harga 17
pasar terbuka dibandingkan transaksi secara internal, d) suatu pasar yang secara sempurna, kompetitif ada pada saat terdapat suatu barang yang sama dengan harga beli sama dengan harga jual dan tidak ada pembeli individual atau penjual dapat mempengaruhi harga-harga tersebut. Dengan menggunakan harga pasar dalam pasar yang secara sempurna kompetitif, suatu perusahaan dapat mencapai tujuan congruence, dukungan manajemen, evaluasi kinerja unit usaha, dan otonomi unit usaha. 2.
Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices) Adalah harga yang didasarkan pada biaya produksinya. Biaya yang digunakan dalam harga transfer berdasarkan biaya dapat merupakan biaya aktual (actual cost) atau biaya yang dianggarkan (budget). Transfer berdasarkan biaya termasuk suatu mark-up atau profit margin yang menggambarkan tingkat pengembalian investasi suatu unit usaha: a) biaya variabel aktual (actual variable costs), b) biaya tetap standar (standart variable fixed), c) biaya tetap aktual (actual fixed costs), d) biaya total standar (standard full costs), e) biaya rata-rata (average costs), dan f) biaya total ditambah laba (full costs plus mark-up). Penentuan harga transfer berdasarkan biaya dalam konsep ini sederhana dan menghemat sumber daya karena informasi biaya tersedia pada tingkat aktivitas.
18
3.
Berdasarkan Negosiasi (Negotiated Transfer Prices) Pemberian tingkat otoritas dan pengendalian laba per divisi secara memadai menghendaki kemungkinan penentuan transfer pricing berdasarkan negosiasi. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kedua unit usaha mempunyai posisi tawar-menawar yang sama, namun boleh jadi transfer pricing yang demikian akan memakan waktu negosiasi, mengulang pemeriksaan serta revisi transfer pricing.
4.
Berdasarkan Biaya Total (Full Cost Bases Transfer Prices) Dalam praktiknya, beberapa perusahaan menggunakan transfer pricing berdasarkan full costs. Untuk menaksir suatu harga mendekati harga pasarnya, transfer pricing berdasarkan biaya kadang-kadang dibuat pada full costs plus suatu margin. Transfer pricing ini kadang-kadang dapat mengarahkan pada keputusan unit usaha.
5.
Harga Transfer Arbitrase (Arbitrary Transfer Prices) Dalam
pendekatan
ini,
transfer
pricing
ditentukan
berdasarkan interaksi kedua unit usaha dan pada tingkat yang dianggap terbaik bagi kepentingan perusahaan.
19
6.
Harga Transfer Ganda (Double Transfer Prices) Transfer pricing ini digunakan untuk memenuhi disparitas responsibilitas dari unit usaha perusahaan. Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) atau Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas yang dibentuk pada tahun 1960. Bidang yang menangani perpajakan dalam OECD dilaksanakan oleh Committee on Fiscal Affairs (CFA). Terkait transfer pricing, CFA melalui sub grupnya yaitu Working Party No. 6 telah menerbitkan OECD Transfer Pricing Guidelines (selanjutnya disebut dengan OECD Guidelines) sebagai panduan bagi perusahaan multinasional dan otoritas pajak dalam masalah transfer pricing. Dengan demikian, OECD Guidelines ini dibuat dengan maksud untuk membantu (i) otoritas pajak (tidak hanya terhadap negara-negara anggota saja, tetapi juga negara-negara yang bukan anggota OECD) maupun (ii) perusahaan multinasional dalam memberikan panduan tentang cara penyelesaian
perselisihan
transfer
pricing
yang
saling
menguntungkan antara masing-masing otoritas pajak, dan antara otoritas pajak dengan perusahaan multinasional (Darussalam dan Septriadi, 2008).
20
Dalam menentukan harga pasar wajar (Arm’s Length) ada beberapa metode yang dapat digunakan. Tujuan dari metode-metode tersebut untuk memastikan bahwa transaksi yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan istimewa telah memenuhi harga pasar wajar secara konsisten. Menurut OECD Guidelines, metode tersebut terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: 1.
Pendekatan Tradisional a.
Comparable uncontrolled price method (CUP) atau metode harga pasar sebanding Pada pendekatan ini, harga transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dibandingkan dengan harga wajar pada transaksi serupa yang terjadi antara pihakpihak yang sama sekali tidak berhubungan (berada pada kondisi wajar (arm’s length)).
b.
Resale price method (RPM) atau metode harga jual minus Pada resale price method, pedomannya adalah gross margin yang diperoleh untuk transaksi serupa pada kondisi arm;s length. Harga koreksian dihitung dari harga jual kembali produk itu dikurangi dengan gross margin tadi.
21
c.
Cost plus method (CPM) atau metode harga pokok plus Metode ini sama dengan resale price method, yaitu menggunakan gross margin sebagai pedoman. Namun yang menjadi dasar perhitungan adalah total biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk.
2.
Pendekatan Transaksional a.
Profit Split Method (PSM) atau metode pembagian laba Metode ini dipergunakan ketika tidak terdapat data yang dapat diperbandingkan. Dalam pendekatan metode profit split ini, laba dari transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat diketahui dengan cara melakukan analisis fungsi atas kegiatan usaha yang dilakukannya.
b.
Transactional Net Margin Method (TNMM) atau metode laba bersih transaksi Pada pendekatan TNMM, laba bersih transaksi antara pihak-pihak
yang
mempunyai
hubungan
istimewa
dibandingkan dengan satu dasar tertentu, misalnya jumlah aktiva, biaya, atau total penjualan. Hasilnya kemudian disandingkan dengan angka serupa tetapi yang diperoleh
22
dari harga dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. 3.
Kepemilikan Asing Isu Penanaman Modal Asing (PMA) dewasa ini semakin ramai dibicarakan.
Hal
ini
mengingat,
bahwa
untuk
kelangsungan
pembangunan nasional dibutuhkan banyak dana. Dana yang dibutuhkan untuk investasi tidak mungkin dicukupi dari pemerintah dan swasta nasional. Keadaan ini yang makin mendorong untuk mengupayakan semaksimal mungkin menarik penanaman modal asing ke Indonesia. Pengertian Penanaman Modal Asing dalam UU Nomor 25 tahun 2007 pasal 1 ayat 3 adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Dengan adanya penanaman modal asing tersebut maka akan timbul kepemilikan asing. Kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Kepemilikan asing dapat diukur sesuai dengan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh asing. Para pemegang saham memiliki beberapa hak yang hanya terdapat pada kepemilikan saham biasa, diantaranya adalah (Ross, Westerfield, dan Jordan, 2008):
23
1.
Hak suara dalam pemilihan langsung dewan direksi perusahaan. Jenis voting yang dapat dilakukan oleh pemegang saham ada dua jenis yaitu cumulative voting dan straight voting. Cumulative voting adalah prosedur dimana pemegang saham dapat menggunakan seluruh hak voting-nya untuk memilih hanya satu calon anggota dewan direksi perusahaan. Straight voting adalah prosedur dimana pemegang saham menggunakan seluruh hak voting-nya untuk masing-masing calon dewan direksi perusahaan. Perbedaan efek kedua jenis voting tersebut adalah pada pemegang saham minoritas. Cumulative voting memperjelas peran pemilik saham minoritas, sedangkan straight voting justru mengaburkan peran tersebut.
2.
Hak proxy voting dimana pemegang saham dapat memberikan hak suaranya kepada pihak tertentu di dalam sebuah rapat pemegang saham. Proxy sering terjadi pada pengambilan suara di dalam perusahaan-perusahaan besar yang memiliki jutaan lembar saham yang beredar.
3.
Hak mendapatkan dividen apabila perusahaan memutuskan untuk membagi dividen pada periode tertentu.
4.
Hak ambil bagian dalam likuidasi aset perusahaan setelah perusahaan memenuhi kewajibannya kepada pemegang obligasi.
24
5.
Hak suara dalam rapat pemegang saham luar biasa yang menentukan masa depan perusahaan, misalnya merjer, akuisisi, dan lain-lain.
6.
Hak memiliki saham yang baru diterbitkan oleh perusahaan. Hak ini disebut sebagai prevemptive right.
Entitas asing yang memiliki saham sebesar 20% atau lebih sehingga dianggap
memiliki
pengaruh
signifikan
dalam
mengendalikan
perusahaan bisa disebut sebagai pemegang saham pengendali asing. Pemegang saham pengendali asing ini akan memungkinkan untuk memerintahkan manajemen untuk melakukan apa yang ia inginkan yang dapat menguntungkan dirinya. 4.
Ukuran Perusahaan Ukuran secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar kecilnya suatu objek. Menurut Sawir (2004), ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda. Ketentuan untuk ukuran perusahaan diatur dalam UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah. Peraturan tersebut menjelaskan 4 (empat) jenis ukuran perusahaan yang dapat dinilai dari jumlah penjualan dan aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Keempat jenis ukuran perusahaan tersebut antara lain:
25
a.
Perusahaan dengan usaha ukuran mikro, yaitu memiliki kekayaan bersih ≤Rp 50.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan memiliki jumlah penjualan ≤Rp 300.000.000,-.
b.
Perusahaan dengan usaha ukuran kecil, yaitu memiliki kekayaan bersih Rp50.000.000,- sampai Rp 500.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp 300.000.000,- sampai dengan Rp 2.500.000.000,-.
c.
Perusahaan dengan usaha ukuran menengah, yaitu memiliki kekayaan bersih Rp 500.000.000,- sampai Rp 10.000.000.000,(tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp 2.500.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000.000,-.
d.
Perusahaan dengan usaha ukuran besar, yaitu memiliki kekayaan bersih ≥Rp 10.000.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan ≥Rp 50.000.000.000,-. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya
ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Supriyanto dan Falikhatun, 2008).
26
Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total aset/aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan dari sisi pemilik perusahaan, jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini akan digunakan total aset untuk mengukur ukuran perusahaan karena nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan penjualan. Total aset adalah segala sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan
besar
yang
telah
mencapai
tahap
kedewasaan
mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan perusahaan kecil. Bagi perusahaan yang stabil biasanya tingkat kepastian untuk memperoleh laba sangat tinggi. Sebaliknya, bagi perusahaan kecil besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil karena tingkat kepastian laba lebih rendah. Dalam perusahaan besar yang memiliki keuntungan besar cenderung akan terlibat dalam transaksi atau skema yang dirancang untuk secara 27
signifikan untuk menghindari pajak perusahaan (Rego, 2003). Di beberapa kasus perusahaan besar memiliki masalah pembayaran pajak yang tinggi karena itu lah ada beberapa perusahaan yang melakukan berbagai cara agar pembayaran pajak perusahaan menjadi rendah. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui transfer pricing, maka dari itu penelitian ini akan meneliti seberapa banyak perusahaan besar yang melakukan transfer pricing. 5.
Leverage Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah utang (leverage).
Leverage
adalah
salah
satu
rasio
keuangan
yang
menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset perusahaan. Rasio ini dapat melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal perusahaan yang baik semestinya mempunyai modal lebih besar daripada utang. Tingkat rasio leverage yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi pula dan ini berarti profitabilitas perusahaan akan meningkat, namun disisi lain utang yang tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan. Terdapat dua tipe leverage yaitu: a. Operating leverage Hal ini terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dengan hasil
28
operasinya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan tidak rugi. Meningkatnya jumlah penjualan yang melampaui titik impas, laba akan meningkat karena biaya tetap penjualan per unit yang ditanggung oleh perusahaan akan lebih kecil. Jadi operating leverage dapat meningkatkan profitability yang tidak pasti. b.
Financial leverage Pembiayaan dengan utang mempunyai tiga implementasi penting, yang pertama adalah memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian terhadap perusahaan dengan implementasi terbatas. Yang kedua adalah kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan safety margin. Sehingga pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Dan yang terakhir adalah jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibayarkan dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Apabila
perusahaan
menggunakan
utang
pada
komposisi
pembiayaan, maka akan ada bunga yang harus dibayar. Pada peraturan perpajakan, bunga pinjaman merupakan komponen dari deductible 29
expense dan bisa dibiayakan atau menjadi pengurang penghasilan kena pajak.
Sebaliknya,
apabila
komposisi
pembiayaan
perusahaan
menggunankan equity financing, maka harus membayarkan dividen yang tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan kena pajak (Suandy, 2011). Kebijakan pendanaan suatu perusahaan akan mempengaruhi tarif pajak efektif karena pajak memiliki perlakuan yang berbeda terkait dengan struktur modal suatu perusahaan (Gupta dan Newberry, 1997). Karena tarif pajak efektif juga merupakan proksi pengukuran penghindaran pajak, maka kebijakan pendanaan pun akan berpengaruh terhadap adanya penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggotanya dengan transfer utang dan/atau modal, untuk tujuan pajak lebih mungkin dalam peraturan transfer pricing (Richardson, et al, 2013).
30
B. Penelitian Terdahulu
No. 1.
2.
3.
Peneliti (Tahun) Muideen Adeseye Awodiran (2014)
Agnes W. Y. Lo, Raymond M. K. Wong dan Michael Firth (2010)
Judul Penelitian Transfer Pricing : A Tax Avoidance Tool of Multinational Corporation
Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of ChineseListed Companies
Grant Determinants of Richardson, Transfer Pricing Grantly Taylor Aggressiveness: dan Roman Emperical Evidence Lanis (2013) from Australian firms Bersambung ke halaman selanjutnya
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Transfer Pricing Tidak terdapat variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage
Hasil Penelitian Transfer pricing merupakan alat atau instrumen yang digunakan oleh perusahaanperusahaan multinasional untuk mengurangi kewajiban pajak
Kepemilikan pengendali dan keputusan kebijakan transfer pricing
Tidak terdapat variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage
Penelitian ini menemukan perusahaan-perusahaan yang menghadapi pajak dan insentif tunneling bahwa insentif cenderung saling mengimbangi sehingga tidak ada manajemen laba untuk membuat keputusan melakukan transfer pricing
Variabel ukuran perusahaan, leverage, dan transfer pricing
Variabel profitability, intangible assets, multinationality, dan sektor industri sebagai variabel kontrol.
Firm size, profitability, leverage, intangible assets, dan multinationality berpengaruh positif terhadap transfer pricing 31
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian dilakukan pada perusahaan di Australia pada periode 2009
4.
Andrew B. Transfer Pricing by Bernard, J. U.S. Based Bradford Jensen, Multinational Firms dan Peter K. Schott (2006)
Variabel transfer pricing
Tidak terdapat variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage
5.
Vera Dyanty, Sidharta Utama, Hilda Rossieta, dan Sylvia Veronica (2011)
Variabel kepemilikan asing. Populasi penelitian yaitu seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Variabel dependen diukur dengan transaksi pihak berelasi
Tidak terdapat variabel ukuran perusahaan dan leverage. Periode penelitian pada tahun 2003-2007
Pengaruh Kepemilikan Akhir terhadap Transaksi Pihak Berelasi
Hasil Penelitian aggressiveness dengan variabel kontrol sektor industry Ukuran perusahaan, pangsa ekspor perusahaan, negara dengan tingkat pajak rendah mempengaruhi harga kewajaran dalam transaksi pihak berelasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai wajar ekspor di AS lebih tinggi dibandingkan harga yang tercatat dalam transaksi pihak berelasi Transaksi pihak berelasi dipengaruhi oleh kepemilikan saham pengendali, termasuk kepemilikan saham pengendali asing
Bersambung ke halaman selanjutnya 32
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian Peneliti No. Judul Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 6. Ni Wayan Pengaruh Pajak dan Variabel transfer Tidak terdapat variabel Yuniasih, Ni Tunneling Incentive pricing. Metode kepemilikan asing, Ketut Rasmini, pada Keputusan penelitian yang ukuran perusahaan, dan dan Made Gede Transfer Pricing digunakan yaitu leverage. Periode yang Wirakusuma Perusahaan Manufaktur regresi logistik. digunakan pada tahun (2012) yang Listing di Bursa Transfer pricing 2008-2010 Efek Indonesia diukur dengan transaksi pihak berelasi 7. Nancy Kiswanto Pengaruh Pajak, Variabel kepemilikan Tidak terdapat variabel dan Anna Kepemilikan Asing, dan asing, ukuran leverage. Populasi Purwaningsih Ukuran Perusahaan perusahaan, dan penelitian yaitu sektor (2014) terhadap Transfer transfer pricing manufaktur yang Pricing Pada terdaftar di BEI. Perusahaan Manufaktur Periode yang digunakan di BEI Tahun 2010pada tahun 2010-2013. 2013 Metode yang digunakan yaitu regresi linier berganda 8. Fadillah Karim Pengaruh Corporate Kepemilikan Tidak terdapat variabel (2014) Governance terhadap institusional yang ukuran perusahaan dan Tax Avoidance didalamnya terdapat leverage kepemilikan asing
Hasil Penelitian Hasil empiris menunjukkan bahwa pajak dan tunneling incentive berpengaruh positif pada perusahaan untuk melakukan transfer pricing
Pajak dan kepemilikan asing berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing perusahaan. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing perusahaan.
Penelitian ini menemukan kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan komite audit dan kualitas
Bersambung ke halaman selanjutnya 33
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil Penelitian audit berpengaruh terhadap tax avoidance.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
34
C. Kerangka Pemikiran 1. Pengaruh kepemilikan asing terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing Perusahaan di Asia kebanyakan memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi. Struktur kepemilikan tersebut menimbulkan potensi pada pemegang saham pengendali untuk terlibat jauh dalam pengelolaan perusahaan serta memperoleh kekuasaan dan insentif untuk dapat bernegosiasi
dan
mendorong
kontrak
perusahaan
dengan
para
stakeholders. Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi cenderung menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham pengendali dan manajemen dengan pemegang saham non pengendali (Dyanty dkk, 2011). Pemegang saham non pengendali mempercayakan pemegang saham pengendali untuk mengawasi manajemen karena pemegang saham pengendali memiliki posisi yang lebih baik dan memiliki akses informasi yang lebih baik sehingga dimungkinkan pemegang saham pengendali menyalahgunakan hak kendali untuk kesejahteraannya sendiri. Salah satunya dengan melakukan transfer pricing. Pemegang saham pengendali asing menjual produk dari perusahaan yang ia kendalikan ke perusahaan pribadinya dengan harga di bawah pasar. Hal tersebut dilakukan pemegang saham pengendali asing untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan merugikan pemegang saham non pengendali (Atmaja, 2011). Ketika kepemilikan saham yang dimiliki
35
pemegang saham pengendali asing semakin besar maka pemegang saham pengendali asing memiliki pengaruh yang semakin besar dalam menentukan berbagai keputusan dalam perusahaan, termasuk kebijakan penentuan harga maupun jumlah transfer pricing. Penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Ketika pihak asing telah menanamkan modalnya pada perusahaan publik Indonesia dengan persentase lebih dari 20% maka pihak asing bisa memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing yang melibatkan pihak asing. Semakin besar kepemilikan asing dalam suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pengaruh pihak asing dalam menentukan banyak sedikitnya transfer pricing yang dilakukan. Dyanty, dkk (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi hak kendali yang dimiliki pemegang saham pengendali, termasuk pemegang saham pengendali asing, memungkinkan pemegang saham pengendali memerintahkan manajemen melakukan transaksi pihak berelasi. Transaksi pihak berelasi adalah proksi yang digunakan untuk mengukur keberadaan transfer pricing. Berbeda dengan penelitian Kiswanto dan Purwaningsih (2014), studi yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Di dalam kepemilikan institusional terdapat kepemilikan asing oleh institusi dan menurut Lestari (2008) bahwa 36
transfer pricing adalah salah satu upaya tax avoidance (penghindaran pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan multinasional atau Multi National Company (MNC). Dengan tidak adanya pengaruh kepemilikan institusional terhadap tax avoidance, maka transfer pricing juga tidak dipengaruhi oleh kepemilikan institusional yang termasuknya kepemilikan asing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014), Dewi dan Jati (2014), serta Fadillah (2014), diduga bahwa terdapat inconsistency pengaruh kepemilikan asing terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Oleh karena itu perlu diuji kembali mengenai pengaruh kepemilikan asing. 2.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Pada umumnya penelitian di Indonesia menggunakan total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki keuntungan besar cenderung akan terlibat dalam transaksi
37
untuk menghindarkan pajak. Di beberapa kasus perusahaan besar cenderung memiliki masalah pembayaran pajak yang tinggi, oleh sebab itu beberapa perusahaan melakukan berbagai cara agar pembayaran pajak menjadi rendah, yaitu dapat dilakukan dengan transfer pricing. Penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al (2013) dan Supriyanto dan Falikhatun (2008)
menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Selain itu, Bernard, et al (2006) mengamati bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam manipulasi yang lebih besar dari transfer pricing. 3.
Pengaruh
leverage
terhadap
keputusan
perusahaan
untuk
pendanaan
dalam
melakukan transfer pricing Perusahaan
memiliki
berbagai
sumber
menjalankan bisnisnya, salah satunya dengan utang. Leverage mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin besar utang maka laba kena pajak akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin besar (Prakosa, 2014). Penelitian Ozkan (2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang untuk mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan tersebut agresif terhadap pajak.
38
Perusahaan multinasional biasanya membiayai anggota kelompok dengan transfer utang dan / atau modal (Richardson, et al, 1998). Transfer utang dan / atau modal yang sebagian didorong oleh peluang untuk arbitrase pajak dan dengan demikian, perusahaan yang terlibat dalam lokalisasi selektif utang untuk tujuan pajak lebih mungkin menjadi agresif dalam hal pengaturan transfer pricing mereka (Richardson et al, 1998). Ada kemungkinan bahwa leverage dapat bertindak sebagai pengganti untuk transfer pricing dalam mencapai pengurangan kewajiban pajak perusahaan grup. Penelitian terbaru dilakukan oleh Richardson et al, (2013) yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2011) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing, Semakin tinggi leverage, semakin besar pembiayaan perusahaan dari kreditor. Hal ini tentunya makin meningkatkan pengawasan bank terhadap operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika bank menganggap transaksi pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat menurunkan nilai aset yang tersedia, bank sebagai kreditur akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi di perusahaan (Chien dan Hsu, 2010 dalam Dyanty, 2011). 39
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014), Ozkan (2001), Richardson, et al (2013) serta Dyanty, dkk (2011) diduga bahwa terdapat inconsistency pengaruh leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Oleh karena itu perlu diuji kembali mengenai pengaruh leverage.
40
Dari uraian di atas, terbentuk kerangka pemikiran sebagai berikut:
Perusahaan A
Hubungan istimewa
Perusahaan B
Terdapat Transfer Pricing : barang, jasa, barang tak berwujud lainnya
Adanya kemungkinan penyelewengan dalam penggunaan kebijakan transfer pricing karena ada perbedaan antara kepentingan perusahaan dengan peraturan OECD Guidelines dan UU PPh No. 36 tahun 2008
Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing
Landasan teori : Agency Theory
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Variabel Independen Variabel Dependen
Kepemilikan Asing (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Leverage (X3)
Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing
Model Analisis: Regresi Logistik
Pembahasan dan Hasil Pengujian
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2 .1 Skema Kerangka Pemikiran
42
D. Hipotesis Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan di atas, dapat dimungkinkan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Ha1:
kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan transfer pricing 2. Ha2: ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing 3. Ha3: leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis melalui validitas teori atau pengujian aplikasi kepada teori tertentu. Ruang lingkup penelitian ini hanya membatasi pembahasannya pada pengujian apakah kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh positif pada keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. B. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1) Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. 2) Data laporan keuangan perusahaan sampel tersedia untuk tahun pelaporan 2014. 44
3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam satu jenis mata uang yaitu rupiah. Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan multinasional yang berada di Indonesia sehingga hanya digunakan mata uang rupiah. Selain itu, perubahan kurs yang berfluktuatif juga menjadi pertimbangan. 4) Perusahaan sampel yang dikendalikan oleh perusahaan asing dengan kepemilikan 20% atau lebih. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 15 (Revisi 2013) yang menyatakan bahwa pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih (Kiswanto dan Purwaningsih, 2014). C. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yang dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu teknik pengambilan data dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder
yang berupa laporan keuangan seluruh perusahaan yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Serta dari berbagai buku pendukung dan sumber lainnya yang berhubungan dengan transfer pricing. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan auditor independen masing-masing perusahaan publik yang diperoleh dari www.idx.co.id.
45
D. Metode Analisis Data Metode analisis penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model logit atau regresi logistik dengan bantuan program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 22, karena variabel dependen bersifat dikotomi (transfer pricing yang diproksikan dengan keberadaan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Dalam hal ini maka dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2013). 1.
Uji Statistik Deskriptif a.
Uji Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Uji deskriptif yang digunakan, antara lain rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel, sehingga secara konstektual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
b. Uji Frekuensi Frekuensi deskriptif adalah susunan data menurut kelas-kelas tertentu atau pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang
46
menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. 2.
Analisis Regresi Logistik Analisis regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal ini variabel dependennya dalam bentuk variabel dummy (diantara 0 dan 1). Dalam analisis regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik karena didalam analisis regresi logistik dihasilkan suatu analisis model fit yang menggambarkan apakah data dari penelitian ini baik untuk digunakan dalam penelitian. Uji yang dilakukan dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013): a.
Menilai Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah 47
probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data input.
Untuk
menguji
hipotesis
nol
dan
alternatif,
L
ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesikan fit dengan data. b. Uji Koefisien Determinasi Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Nagelkerke’s R square
merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R² dengan
nilai
maksimumnya.
Nilai
nagelkerke’s
R²
dapat
diintrepretasikan seperti nilai R² pada multiple regression. Nilai nagelkerke’s R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
48
c.
Uji Kelayakan Model Regresi Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit test statistics sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistics Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
d. Uji Matriks Klasifikasi Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam membuat keputusan transfer pricing. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan dalan persen.
49
e.
Pengujian Hipotesis Penelitian Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE). Ho = b1 = b2 = b3 = …= bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ …≠ bi ≠ 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah: 1) Jika nilai probabilitas (sig) < α maka hipotesis alternatif didukung 2) Jika nilai probabilitas (sig) > α maka hipotesis alternatif tidak didukung
f.
Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik dengan melihat pengaruh kepemilikan asing, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah:
50
Ln (p/1-p) = TP = α + β1OWN + β2SIZE + β3LEV + ε Keterangan: TP
= Transfer Pricing, 1 untuk perusahaan yang melakukan penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa, 0 untuk perusahaan tidak yang melakukan penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa
α
= konstanta
β1- β3
= koefisien variabel independen
OWN
= kepemilikan
SIZE
= ukuran perusahaan
LEV
= leverage
ε
= koefisien eror
E. Operasional Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen dan variabel independen.
51
1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Transfer pricing dihitung dengan pendekatan dikotomi yaitu dengan melihat keberadaan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Menggunakan variabel dummy, perusahaan yang melakukan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberi nilai 1 dan yang tidak diberi nilai 0 (Yuniasih, 2012). 2. Variabel Independen (X) Variabel independen (X) terdiri dari kepemilikan asing (X1), ukuran perusahaan (X2), dan leverage (X3). 1. Kepemilikan asing Kepemilikan
asing
diukur
menggunakan
proksi
persentase
kepemilikan asing sebesar 20% atau lebih. Kriteria struktur kepemilikan terkonsentrasi didasarkan pada UU Pasar Modal No. IX.H. 1, yang menjelaskan pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih. PSAK No. 15 (Revisi 2013) juga menyatakan tentang pengaruh signifikan yang dimiliki oleh pemegang saham dengan persentase 20% atau lebih (Yuniasih, 2012). Kepemilikan asing dapat diukur dengan (Farooque, et al, 2007). Kepemilikan asing = Jumlah kepemilikan saham asing x 100% Total saham beredar 52
2. Ukuran perusahaan Berdasarkan ukurannya perusahaan dibagi menjadi perusahaan kecil dan besar, dimana perusahaan yang besar memiliki sistem manajemen yang lebih kompleks dan memiliki laba yang lebih tinggi pula. Oleh karena itu perusahaan yang besar memiliki masalah dan risiko yang lebih kompleks daripada perusahaan-perusahaan kecil. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (SIZE). Ukuran perusahaan merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang berdasarkan total aset. Dalam ini ukuran perusahaan dinilai dengan log of total assets. Log of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. Konversi yang terbentuk bertujuan untuk membuat data total aset terdistribusi normal. Pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala rasio, dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2000): SIZE = Log (Total Aset)
3. Leverage Leverage merupakan pengukur besarnya aset yang dibiayai oleh utang-utang yang berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham ataupun investor. Utang yang dimaksud adalah utang jangka panjang. Dalam penelitian sebelumnya menyatakan bahwa perusahaan yang tinggi rasio utang terhadap ekuitas akan meminimalkan pajak perusahaan (Lanis dan
53
Richardson, 2012). Variabel leverage diukur dengan membagi total kewajiban jangka panjang dengan total aset perusahaan (Richardson et al., 2013).
Leverage = Total kewajiban jangka panjang Total aset perusahaam
54
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Variabel yang diukur Indikator
Skala
Variabel Dependen (Y) Keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing Yuniasih, et al (2012)
Variabel (X)
1 = Ada transaksi kepada pihak yang Dummy memiliki hubungan istimewa 0 = Tidak ada transaksi kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa
Independen
Kepemilikan asing Farooque, et al (2007) Ukuran perusahan Richardson, et al (2013) Leverage Richardson, et al (2013)
Rasio Jumlah kepemilikan saham asing x100% Total saham beredar Rasio SIZE = Log (Total Aset) Rasio Total kewajiban jangka panjang Total aset
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2014 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan sampel adalah metode purposive sampling. Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Berdasarkan hasil pengujian yang terlihat pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah perusahaan di Indonesia pada tahun 2014 yang dapat menjadi populasi penelitian adalah sebagai berikut:
56
Tabel 4.1 Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria No. Kriteria Jumlah 1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014 426 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan 2. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan atau (9) annual report pada tahun 2014 3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan mata (82) uang selain rupiah 4. Perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan asing (188) kurang dari 20% Jumlah sampel 147 Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak dibidang keuangan berjumlah 426 perusahaan. Dari 426 perusahaan tersebut terdapat 9 perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan atau annual report, juga terdapat 82 perusaahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan mata uang selain rupiah serta 188 perusahaan yang tidak memiliki persentase kepemilikan asing lebih dari 20%. Sehingga perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 147 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 426 perusahaan. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran. B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (kepemilikan
57
asing, ukuran perusahaan dan leverage) terhadap variabel dependen yaitu keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif a.
Hasil Uji Deskriptif Tabel 4.2 menggambarkan mengenai statistik deskriptif seluruh variabel dalam penelitian ini. Nilai minimum menggambarkan nilai terkecil dari hasil pengolahan sampel. Nilai maksimum adalah nilai paling besar yang berasal dari hasil analisis data. Mean adalah nilai rata – rata yang menggambarkan jumlah data dibandingkan dengan banyaknya data masing-masing variabel. Sedangkan standar deviasi merupakan hasil pengukuran yang menjelaskan penyebaran distribusi atau variabilitas yang ada pada data. Berikut adalah hasil analisis deskriptif penelitian ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N 147 147 147
Min ,07 23,14 ,00
OWN lnSIZE LEV Valid N 147 (listwise) Sumber: output SPSS
Max Sum ,99 79,47 33,09 4151,15 2,99 29,22
Std. Mean Deviation ,5406 ,23080 28,2391 1,74251 ,1988 ,28575
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai
58
yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Dapat dikatakan apabila mean lebih besar daripada standar deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik. Berdasarkan tabel 4.2 nilai statistik deskriptif untuk variabel kepemilikan asing (OWN) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 0,5406 atau 54%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2014 yang memiliki kepemilikan saham asing lebih dari 20% dari total kepemilikan saham tersebut akan
menggunakan
hak
pemegang
saham
pengendali
untuk
melakukan transfer pricing. Sedangkan untuk nilai maksimum, minimum dan standar deviasi variabel ini adalah 0,99, 0,07 dan 0,23080. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 28,2391. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2014 yang memiliki log dari total aset tersebut akan melakukan transfer pricing. Sedangkan untuk nilai maksimum, minimum dan standar deviasi pada variabel ini adalah 33,09, 23,14 dan 1,74251. Variabel leverage (LEV)
yang diproksikan dengan total
kewajiban jangka panjang dibagi total aset memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1988. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat leverage perusahaan
observasi
sebesar
19,88%
yang
artinya
19,88%
59
perusahaan observasi menggunakan utang jangka panjang untuk membiayai perusahaan. Selanjutnya untuk nilai maksimum, minimum dan standar deviasi pada variabel ini adalah 2,99, 0,00 dan 0,28575. b. Hasil Uji Frekuensi Tabel 4.3 Hasil Uji Frekuensi Transfer Pricing Frequency Valid tidak terdapat rpt sales terdapat rpt sales Total
Percent
Valid Cumulative Percent Percent
69
46,9
46,9
46,9
78
53,1
53,1
100,0
147
100,0
100,0
Sumber: output SPSS Berdasarkan hasil tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variabel transfer pricing (TP). Praktik transfer pricing ditunjukkan dengan adanya transaksi penjualan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Dari total 147 sampel perusahaan, ada 69 perusahaan yang tidak melakukan transfer pricing atau sekitar 46,9% dan sisanya sebesar 78 perusahaan melakukan praktik transfer pricing atau sekitar 53,1%. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan transfer pricing dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan transfer pricing.
60
2. Hasil Analisis Regresi Logistik Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh kepemilikan asing (OWN), ukuran perusahaan (SIZE) dan leverage (LEV) terhadap variabel dependen transfer pricing (TP) yang bersifat dummy (adanya transaksi penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik pada tingkat signifikansi (α) 5 persen. Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness Fit Test. Uji yang dilakukan dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013): a.
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model fit dengan data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan ke dalam model. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) awal dan pada -2 Log Likelihood (-2LL) akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Berikut ini disajikan data hasil uji kesesuaian keseluruhan model:
61
Tabel 4.4 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model Keterangan -2 Log Likelihood Block Number: 0
203,204
Block Number: 1
192,542
Sumber: output SPSS Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh informasi bahwa dimana awal (Block Number= 0) yaitu model yang hanya memasukkan konstanta mempunyai nilai -2LL sebesar 203,204. Sedangkan pada akhir (Block Number= 1) mengalami penurunan setelah masuknya beberapa variabel independen dalam penelitian, nilai -2LL menjadi 192,542. Penurunan ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data, artinya penambahan variabel bebas yaitu kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage akan memperbaiki model fit penelitian ini. b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien variabilitas
determinasi
untuk
variabel-variabel
mengetahui
independen
seberapa
mampu
besar
memperjelas
variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Berikut hasil pengujian koefisien determinasi.
62
Tabel 4. 5 Hasil Uji Koefisien Determinasi -2 Log Cox & Snell Nagelkerke Step likelihood R Square R Square 1 192,542a ,070 ,094 Sumber: output SPSS
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,094 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat djelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 9,4%, sisanya sebesar 90,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian. Atau secara bersama-sama, variasi variabel kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan leverage dapat menjelaskan keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing sebesar 9,4%. c.
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Berikut ini disajikan data hasil pengujian kelayakan model regresi. Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 9,458 8 ,305 Sumber: output SPSS Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Chi-square sebesar 9,458 dengan signifikansi (p) sebesar 0,305. Berdasarkan hasil
63
tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. d. Hasil Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan membuat keputusan untuk melakukan transfer pricing. Hasil uji matriks klasifikasi ditunjukkan dalam tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Matriks Klasifikasi Predicted TP Observed tidak terdapat terdapat Percentage rpt sales rpt sales Correct Step 0 TP tidak terdapat rpt 0 69 ,0 sales terdapat rpt sales 0 78 100,0 Overall Percentage 53,1 Sumber: output SPSS Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa kekuatan model regresi dalam memprediksi keputusan perusahaan melakukan transfer pricing adalah sebesar 100%, yaitu dari total 78 sampel yang diprediksi akan melakukan transfer pricing dari total 78 perusahaan yang melakukan transfer pricing. Sedangkan kekuatan prediksi model untuk sampel yang tidak melakukan transfer pricing adalah 0% yang berarti bahwa model regresi yang digunakan tidak ada perusahaan yang diprediksi
64
akan melakukan transfer pricing dari total 69 perusahaan yang melakukan transfer pricing. e.
Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik 95% C.I.for EXP(B)
Step OWN 1a lnSIZE LEV Consta nt
B S.E. Wald df Sig. 1,124 ,770 2,131 1 ,144 ,308 ,107 8,286 1 ,004 ,565 ,600 ,886 1 ,347 -9,268 3,129 8,772
1 ,003
Exp (B) Lower Upper 3,076 ,680 13,905 1,360 1,103 1,677 1,760 ,542 5,709 ,000
Sumber: ouput SPSS Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model berikut ini: Ln (p/1-p) = TP = -9,268 + 0,308SIZE + ℯ
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan asing (OWN) sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi positif sebesar 1,124 dengan tingkat signifikansi 0,144 yang berada di atas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis kesatu (Ha1) tidak diterima yang artinya kepemilikan
65
asing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,308 dengan tingkat signifikansi 0,004 yang berada di bawah 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5%, maka hipotesis kedua (Ha2) diterima yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,308 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara ukuran perusahaan dan keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing yang dimana apabila ukuran perusahaan suatu perusahaan semakin besar, maka akan semakin besar juga keputusan badan usaha dalam penggunaan kebijakan transfer pricing. Variabel leverage (LEV) sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,565 dengan tingkat signifikansi 0,347 yang berada di atas 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis ketiga (Ha3) tidak diterima yang artinya leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
66
C. Pembahasan 1.
Pengaruh antara Kepemilikan Asing (OWN) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP) Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel kepemilikan asing sebesar 0,144>0,05. Hal ini menandakan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa pemegang saham pengendali
asing
tidak
menggunakan
hak
kendalinya
untuk
memerintahkan manajemen dalam melakukan transfer pricing atau bisa disebut juga ada atau tidak adanya pemegang saham pengendali asing, perusahaan akan tetap melakukan transfer pricing. Hasil ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis yang menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap perusahaan untuk melakukan transfer pricing, bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kiswanto dan Purwaningsih (2014). Menurut Lestari (2008) bahwa transfer pricing adalah salah satu upaya tax avoidance (penghindaran pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan multinasional atau Multi National Company (MNC). Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah (2014). Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance yang diduga karena pemilik institusional hanya berpikir
67
untuk memaksimalkan kesejahteraannya sehingga apapun keputusan yang dibuat oleh manajemen asalkan itu menguntungkan maka mereka akan mendukung keputusan tersebut, termasuk keputusan untuk melakukan transfer pricing. Di dalam kepemilikan institusional terdapat kepemilikan asing dimana dalam penelitian ini digunakan kepemilikan asing oleh institusi.
2.
Pengaruh antara Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)
Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel ukuran perusahaan sebesar 0,004<0,05 dan koefisien regresi positif sebesar 0,308. Hal ini menandakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Pada umumnya penelitian di Indonesia menggunakan total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih lama (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki keuntungan besar cenderung untuk terlibat dalam transaksi
68
untuk menghindarkan pajak. Di beberapa kasus perusahaan besar cenderung memiliki masalah pembayaran pajak yang tinggi, oleh sebab itu beberapa perusahaan melakukan berbagai cara agar pembayaran pajak menjadi rendah, yaitu dapat dilakukan dengan transfer pricing. Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al (2013) dan Supriyanto dan Falikhatun (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Selain itu, Bernard, et al (2006) mengamati
bahwa
perusahaan-perusahaan
besar
terlibat
dalam
manipulasi yang lebih besar dari transfer pricing.
3. Pengaruh antara Leverage (LEV) terhadap Keputusan Perusahaan untuk Melakukan Transfer Pricing (TP)
Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel leverage sebesar 0,565>0,05. Hal ini menandakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset perusahaan. Rasio ini dapat melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
69
digambarkan oleh modal perusahaan yang baik semestinya mempunyai modal lebih besar daripada utang. Semakin tinggi leverage, semakin besar pembiayaan perusahaan dari kreditor. Hal ini tentunya makin meningkatkan pengawasan bank terhadap operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika bank menganggap transaksi pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat menurunkan nilai aset yang tersedia, bank sebagai kreditur akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi di perusahaan (Chien dan Hsu, 2010 dalam Dyanty, 2011). Transaksi pihak berelasi adalah proksi yang digunakan untuk mengukur keberadaan transfer pricing. Hasil ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing, bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014), Ozkan (2001) dan Richardson, et al (2013). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2011) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap transaksi pihak berelasi.
70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi logistik (regression logistic) menunjukkan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Jati (2014) dan Fadillah (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Menurut Lestari (2008) bahwa transfer pricing adalah salah satu upaya tax avoidance (pengindaran pajak) yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan multinasional atau Multi National Company (MNC). Hasil penelitian ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis karena kepemilikan institusional dimana dalam penelitian ini digunakan kepemilikan asing oleh institusi hanya mementingkan kesejahteraan mereka sehingga mereka mempercayakan apapun keputusan oleh manajer asalkan itu menguntungkan bagi pemilik institusional, termasuk keputusan untuk melakukan transfer pricing. 2. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan untuk 71
melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Richardson, et al (2013) dan Supriyanto dan Falikhatun (2008). Selain itu, Bernard, et al (2006) mengamati bahwa perusahaan-perusahaan besar terlibat dalam manipulasi yang lebih besar dari transfer pricing. 3. Hasil uji regresi logistik (regression logistic) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dyanty, dkk (2008). Hasil ini berlawanan dengan logika penyusunan hipotesis karena semakin tinggi leverage, semakin besar pembiayaan perusahaan dari kreditor yang akan membuat pihak bank akan mengawasi lebih ketat terhadap operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap aset perusahaan. Jika bank menganggap transaksi pihak berelasi sebagai transaksi yang dapat menurunkan nilai aset yang tersedia, bank sebagai kreditur akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi di perusahaan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu perpajakan internasional dan manajemen mengenai keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan 72
perusahaan untuk melakukan transfer pricing dan dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi adalah ukuran perusahaan. Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah faktor lain yang mungkin berpengaruh pada keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Seperti mekanisme bonus, dimana ada kecenderungan manajemen
memanfaatkan
transaksi
transfer
pricing
untuk
memaksimalkan bonus yang mereka terima jika bonus tersebut didasarkan pada laba (Lo et al., 2010). Dan tarif, dimana tarif yang lebih tinggi akan meningkatkan gap antara harga wajar dengan harga hubungan istimewa. Perusahaan menggunakan harga yang lebih rendah ketika melakukan ekspor kepada perusahaan dengan tarif impor yang tinggi (Bernard et al., 2006). 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti dalam rentang waktu yang lebih lama, karena periode yang lebih panjang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik. 3. Proksi yang digunakan untuk transfer pricing dalam penelitian ini hanya sebatas menggunakan nilai penjualan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi transfer pricing yang lain jika data tersedia.
73
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, ‘Tinjauan Perspektif Teori Keagenan (Agency Theory)’, Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar. Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Atmaja, Lukas Setia, “Who Want To Be Rational Investor”, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2011. Awodiran, Muideen Adeseye, “Transfer Pricing : A Tax Avoidance Tool of Multinational Corporation”, Afe Babalola University, Ado-Ekiti, SSRN 2463201, 2014. Belkaoui dan Ahmed Riahi, “Accounting Theory: Teori Akuntansi”, Edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Bernard, A.B., Jensen, J.B., Schott, P.K, “Transfer Pricing by U.S.-Based Multinational Firms”, NBER Working Paper 12493, 2006. Choutrou, S., Bedard, J., Courteau, L., “Corporate Governance and Earnings Management”, Working Paper, 2001. Darussalam dan Danny Septriadi, “Konsep dan Aplikasi Cross-Border Transfer Pricing untuk Tujuan Perpajakan”, Danny Darussalam Tax Center, Jakarta, 2008. Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati, “Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia”, ISSN: 2302-8556. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 6.2 (2014): 249-260, 2014. Dyanty, Vera, Sidharta Utama, Hilda Rossieta, dan Sylvia Veronica, “Pengaruh Kepemilikan Pengendali Akhir terhadap Transaksi Pihak Berelasi”, Jurnal dan Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi, 2011. Fadillah, Rahmi, “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance”, Universitas Padang, 2014. Farooque, Omar Al, Tony van Zijl, Keitha D., and AKM Waresul K, ”Corporate Governance in Bangladesh: Link between Owner-shipand Financial Performance”, Blackwell Publishing Ltd, Journal Compilation, 15(6), 14531468, 2007. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. 74
Godfrey, J., Hodgson, Allan, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes, “Accounting Theory 7th Edition”, John Wiley and Sons, Sydney, 1994. Gupta, S., dan Newberry, K., “Determinants of the Variability in Corporate Effective Tax Rates: Evidence from Longitudinal Data“. Journal of Accounting and Public Policy, 1-34, 1997. Hansen dan Mowen, “Management Accounting: Akuntansi Manajemen”, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Herawati, Nurul dan Zaki Baridwan, “Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Perjanjian Utang”, Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, 2007. Horngren, T, Charles, Srikant M, Datar, dan George Foster, “Akuntansi Biaya: dengan Penekanan Manajerial”, Erlangga, Jakarta, 2008. Jensen, Michael C. dan Meckling, William H., “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics (JFE), Vol. 3, No. 4, 1976. Julaikah, Nurul, 2014, “Hampir Semmua Perusahaan Asing Akali Bayar Pajak”, Merdeka, artikel diakses tanggal 18 Oktober 2015, dari http://www.merdeka.com/uang/hampir-semua-perusahaan-asing-akali-bayarpajak.html Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua”, BPFE, Yogyakarta, 2000. Kiswanto, Nancy dan Anna Purwaningsih, “Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing dan Ukuran Perusahaan terhadap Transfer Pricing pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010-2013”, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2014. Kontan, Nasional, 2013, “Sengketa Pajak Toyota Motor Menanti Palu Hakim”, http://nasional.kontan.co.id/news/sengketa-pajak-toyota-motor-menanti-paluhakim, Diakses tanggal 25 Desember 2015. Lanis, R. dan Richardson, G, “Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness : An Empirical Analysis”, Journal of Accounting and Public Policy, 86-108, 2012. Lestari, Dewi, “Kajian Empiris Metode Tidak Langsung terhadap Modus Pengindaran Pajak Melalui Transfer Pricing: Studi Kasus di KPP PMA”, Tesis Universitas Indonesia, Jurusan Ilmu Administrasi Perpajakan, Depok, 2010.
75
Lingga, Ita Salsalina, “Aspek Perpajakan dalam Transfer Pricing dan Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”, Jurnal Zenit; Vol. 1 No. 3, Hal. 210-221, 2012. Lo, W. Y. A., Raymond. M.K. W., and Micheal F, “Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies”, Journal of the American Taxation Association, Vol. 32, No. 2: 1-26, 2010. Mardiasmo, 2008, “Advance Pricing Agreement dalam Kaitannya dengan Upaya Meminimalisasi Potential Tax Risk”, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 3, No. 1, Oktober 2008, hal 1-2. Nurhayati, Indah Dewi, “Evaluasi atas Perlakuan Perpajakan terhadap Transfer Pricing pada Perusahaan Multinasional di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 2 No.1, 2013. OECD, (Organization for Economic Co-Operation and Development), Transfer Pricing Guidelines for Multinastional Entreprises and Tax Administration, OECD, 2009. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 Tahun (Revisi 2012) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 15 Tahun (Revisi 2013) tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama. Prakosa, Kesit Bambang, “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia”, Jurnal SNA 17 Mataram, Lombok, 2014. Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko, ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, Makassar, 26-28 Juli 2007. Rego, S.O., “Tax Avoidance Activities of U.S. Multinational Corporations”, Contemporary Accounting Research, Vol. 20 (4), 805-833, 2003. Richardson, Grant, Taylor, Grantly, and Roman Lanis, “Determinants of Transfer Pricing Aggressiveness: Empirical Evidence from Australian Firms”, Journal of Contemporary Accounting & Economics, Vol. 9, 136-150, 2013.
76
Richardson, G., Hanlon, D., Nethercott., “Thin Capitalization: an AngloAmerican Comparison”, The International Tax Journal, Vol. 24 (2), 36-66, 1998. Ross, Westerfield dan Jordan, “Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance Fundamental). Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Rudianto, “Akuntansi Manajemen”, Erlangga, Jakarta, 2013. Sari, Ratna Candra, 2013, “Tunneling dan Model Prediksi: Bukti Empiris pada Transaksi Pihak Berelasi”, Disertasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sawir, Agnes, “Kebijakan Pendanaan dan Restrukturasi Perusahaan”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Sekaran, Uma, “Research Methods For Business”, Salemba Empat, Jakarta, 2011. Setiawan, Hadi, “Transfer Pricing dan Risikonya terhadap Penerimaan Negara”,http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_Tr ansfer%20Pricing%20dan%20Risikonya%20Terhadap%20Penerimaan%20N egara.pdf, Diakses tanggal 17 Januari 2016. Suandy, Erly, “Hukum Pajak”, Salemba Empat, Jakarta, 2011. Supriyanto, Eko dan Falikhatun, “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10 No. 1, April. 2008. Suryana, Anandita B, 2012, “Menangkal Kecurangan Transfer Pricing”, http://www. Pajak.go.id/node/4049?lang=en, Diakses tanggal 8 Februari 2015. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Wijaya, Darma Sudata, Supatmi dan Yeterina Widi, “Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Related Party Transaction”, Jurnal Bisnis & Ekonomi, Vol. 9, No. 1, April 2011, p. 77. Wulandari, Indah, Andreas dan Elfi Ilham, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant, dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Online Mahasiswa (JOM) FEKON, Vol. 1 No. 2 Oktober 2014. 77
Yuniasih, Ni Wayan, Ni Ketut Rasmini dan Made Gede Wirakusuma, “Pengaruh Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi Unikal XV, 2012. Zain, Mohammad, “Manajemen Perpajakan”, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
78
Lampiran 1 Daftar Sampel Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2014 NO.
NAMA PERUSAHAAN
1 Salim Ivomas Pratama Tbk. [S] 2 Golden Energy Mines Tbk. [S] 3 Samindo Resource Tbk. [S] 4 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. [S] 5 Holcim Indonesia Tbk. [S] 6 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] 7 Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] 8 Arwana Citramulia Tbk. [S] 9 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 10 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] 11 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] 12 Alakasa Industrindo Tbk. [S] 13 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] 14 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] 15 Jaya Pari Steel Tbk. [S] 16 Lion Metal Works Tbk. [S] 17 Lionmesh Prima Tbk. [S] 18 Pelangi Indah Canindo Tbk. 19 Eterindo Wahanatama Tbk. 20 Indo Acidatama Tbk. [S] 21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] 22 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. [S] 23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 24 Malindo Feedmill Tbk. [S] 25 Astra International Tbk. [S] 26 Gajah Tunggal Tbk. [S] 27 Indomobil Sukses Internasional Tbk. 28 Selamat Sempurna Tbk. [S] 29 Apac Citra Centertex Tbk. 30 Panasia Indo Resources Tbk. 31 Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] 32 Sepatu Bata Tbk. [S] 33 Jembo Cable Company Tbk. 34 Delta Djakarta Tbk. Bersambung ke halaman selanjutnya 79
KODE SIMP GEMS MYOH PTBA SMCB INTP SMGR ARNA AMFG KIAS TOTO ALKA BTON GDST JPRS LION LMSH PICO ETWA SRSN AKPI CPIN JPFA MAIN ASII GJTL IMAS SMSM MYTX HDTX RICY BATA JECC DLTA
NO.
Lampiran 1 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN
35 Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 36 Multi Bintang Indonesia Tbk. 37 Nippon Indosari Corporindo Tbk. [S] 38 Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] 39 Sekar Bumi Tbk. [S] Lampiran 1 (Lanjutan) 40 Sekar Laut Tbk. [S] 41 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 42 Bentoel Internasional Investama Tbk. 43 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] 44 Kalbe Farma Tbk. [S} 45 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. 46 Merck Tbk. [S] 47 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] 48 Mandom Indonesia Tbk. [S] 49 Unilever Indonesia Tbk. [S] 50 Kedaung Indah Can Tbk. [S] 51 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] 52 Bumi Serpong Damai Tbk. [S] 53 Duta Anggada Realty Tbk. [S] 54 Jaya Real Property Tbk. [S] 55 Nusantara Infrastructure Tbk. [S] 56 Indosat Tbk. [S] 57 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. [S] 58 Cardig Aero Services Tbk. [S] 59 Steady Safe Tbk. 60 Intraco Penta Tbk. 61 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. [S] 62 Modern Internasional Tbk. [S] 63 Tunas Ridean Tbk. [S] 64 Wicaksana Overseas International Tbk. [S] 65 Catur Sentosa Adiprana Tbk. 66 Kokoh Inti Arebama Tbk. [S] 67 Skybee Tbk. [S] 68 Grahamas Citrawisata Tbk. [S] 69 Jakarta International Hotels & Dev. Tbk. [S] 70 Mas Murni Indonesia Tbk. [S] 71 MNC Land Tbk. [S] Bersambung ke halaman selanjutnya 80
KODE INDF MLBI ROTI PSDN SKBM SKLT CEKA RMBA DVLA KLBF SCPI MERK SQBB TCID UNVR KICI LMPI BSDE DART JRPT META ISAT TLKM CASS SAFE INTA JKON MDRN TURI WICO CSAP KOIN SKYB GMCW JIHD MAMI KPIG
NO.
Lampiran 1 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN
72 First Media Tbk. [S] 73 Link Net Tbk. [S] 74 Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. [S] 75 Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. [S] 76 Bakrie & Brothers Tbk. 77 MNC Investama Tbk. [S] 78 Multipolar Tbk. 79 Gozco Plantations Tbk. [S] 80 Sampoerna Agro Tbk. [S] 81 Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. [S] 82 Golden Eagle Energy Tbk. 83 Cita Mineral Investindo Tbk. [S] 84 Citatah Tbk. [S] 85 Mitra Investindo Tbk. [S] 86 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] 87 Alam Karya Unggul Tbk. 88 Berlina Tbk. [S] 89 Sekawan Intipratama Tbk. [S] 90 Sierad Produce Tbk. [S] 91 SLJ Global Tbk. 92 Tirta Mahakam Resources Tbk. 93 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 94 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] 95 Eratex Djaja Tbk. 96 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] 97 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] 98 KMI Wire and Cable Tbk. [S] 99 Voksel Electric Tbk. [S] 100 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] 101 Wismilak Inti Makmur Tbk. 102 Akasha Wira International Tbk. [S] 103 Bhuwanatala Indh Permai Tbk. [S] 104 Fortune Mate Indonesia Tbk. [S] 105 Indonesia Prima Property Tbk. [S] 106 Intiland Development Tbk. [S] 107 Lippo Cikarang Tbk. [S] 108 Lippo Karawaci Tbk. [S] Bersambung ke halaman selanjutnya 81
KODE KBLV LINK MIKA SRAJ BNBR BHIT MLPL GZCO SGRO DSFI SMMT CITA CTTH MITI IKAI AKKU BRNA SIAP SIPD SULI TIRT KBRI LPIN ERTX UNIT SSTM KBLI VOKS AISA WIIM ADES BIPP FMII OMRE DILD LPCK LPKR
NO.
Lampiran 1 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN
109 Metro Realty Tbk. 110 Metropolitan Land Tbk. [S] 111 Modernland Realty Tbk. [S] 112 Pakuwon Jati Tbk. [S] 113 Pikko Land Development Tbk. [S] 114 Plaza Indonesia Realty Tbk. [S] 115 Suryamas Dutamakmur Tbk. [S] 116 Leyand International Tbk. [S] 117 Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. [S] 118 Cipaganti Citra Graha Tbk. [S] 119 Mitra International Resources Tbk. [S] 120 Tanah Laut Tbk. [S] 121 Zebra Nusantara Tbk. [S] 122 Solusi Tunas Pratama Tbk. 123 Bintang Mitra Semestaraya Tbk. [S] 124 Evergreen Invesco Tbk. [S] 125 Inter Delta Tbk. [S] 126 Leo Investments Tbk. [S] 127 Millennium Pharmacon International Tbk. [S] 128 Mitra Pinasthika Mustika Tbk. 129 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. [S] 130 Hero Supermarket Tbk. [S] 131 Matahari Putra Prima Tbk. [S] 132 Sona Topas Tourism Industry Tbk. [S] 133 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 134 Trikomsel Oke Tbk. 135 Bayu Buana Tbk. [S] 136 Hotel Mandarine Regency Tbk. 137 Hotel Sahid Jaya International Tbk. [S] 138 Indonesian Paradise Property Tbk. [S] 139 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. [S] 140 Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. [S] 141 Pioneerindo Gourmet International Tbk. [S] 142 Red Planet Indonesia Tbk. 143 Graha Layar Prima Tbk. [S] 144 Indoritel Makmur Internasional Tbk. [S] 145 Limas Indonesia Makmur Tbk. Bersambung ke halaman selanjutnya 82
KODE MTSM MTLA MDLN PWON RODA PLIN SMDM LAPD CMNP CPGT MIRA INDX ZBRA SUPR BMSR GREN INTD ITTG SDPC MPMX CENT HERO MPPA SONA AMRT TRIO BAYU HOME SHID INPP JSPT PGLI PTSP PSKT BLTZ DNET LMAS
NO. 146 147
Lampiran 1 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN Hanson International Tbk. [S] Polaris Investama Tbk.
KODE MYRX PLAS
83
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan dan Leverage Periode 2014
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
1 SIMP 0,800 2 GEMS 0,300 3 MYOH 0,742 4 PTBA 0,446 5 SMCB 0,807 6 INTP 0,510 7 SMGR 0,386 8 ARNA 0,409 9 AMFG 0,439 10 KIAS 0,963 11 TOTO 0,395 12 ALKA 0,789 13 BTON 0,799 14 GDST 0,873 15 JPRS 0,684 16 LION 0,577 17 LMSH 0,322 18 PICO 0,762 Bersambung ke halaman selanjutnya
TOTAL ASET 30,996,051,000,000 3,921,803,353,518 2,031,097,095,000 14,812,023,000,000 17,195,352,000,000 28,884,973,000,000 34,314,666,027,000 1,259,175,442,875 3,918,391,000,000 2,352,542,603,065 2,027,288,693,678 244,879,397,000 174,157,547,015 1,354,622,569,945 370,967,708,751 600,102,716,315 139,915,598,255 626,626,507,164 84
LOG (TOTAL ASET) 31,06 29,00 28,34 30,33 30,48 30,99 31,17 27,86 29,00 28,49 28,34 26,22 25,88 27,93 26,64 27,12 25,66 27,16
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 7.290.175.000.000 44.091.088.893 479.284.798.000 2.567.052.000.000 4.629.215.000.000 839.613.000.000 4.038.944.969.000 31.272.198.901 335.511.000.000 94.320.586.032 267.281.556.150 8.366.832.000 2.679.745.925 484.174.854.654 14.852.958.154 23.968.711.839 4.607.084.953 119.456.770.859
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,235 0,011 0,236 0,173 0,269 0,029 0,118 0,025 0,086 0,040 0,132 0,034 0,015 0,357 0,040 0,040 0,033 0,191
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
20 SRSN 0,352 21 AKPI 0,501 22 CPIN 0,354 23 JPFA 0,575 24 MAIN 0,515 25 ASII 0,925 26 GJTL 0,595 27 IMAS 0,715 28 SMSM 0,071 29 MYTX 0,588 30 HDTX 0,452 31 RICY 0,326 32 BATA 0,819 33 JECC 0,200 34 DLTA 0,646 35 INDF 0,501 36 MLBI 0,818 37 ROTI 0,393 38 PSDN 0,736 39 SKBM 0,607 40 SKLT 0,574 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan) LOG TOTAL ASET (TOTAL ASET) 26,86 463,347,124,000 28,43 2,227,042,590,000 30,67 20,862,439,000,000 30,39 15,730,435,000,000 28,89 3,531,219,815,000 33,09 236,029,000,000,000 30,41 16,042,897,000,000 30,79 23,471,397,834,920 28,19 1,749,395,000,000 28,34 2,041,304,000,000 29,07 4,221,696,886,907 27,79 1,170,752,424,106 27,38 774,891,087,000 27,69 1,062,476,023,000 27,62 991,947,134,000 32,08 85,938,885,000,000 28,43 2,231,051,000,000 28,39 2,142,894,276,216 27,15 620,928,440,332 27,20 649,534,031,113 26,53 331,574,891,637 85
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 134.510.685.000 378.320.428.000 5.451.910.000.000 5.523.993.000.000 710.951.070.000 42.182.000.000.000 6.943.382.000.000 5.271.119.667.308 65.758.000.000 941.268.000.000 3.096.075.682.854 291.191.558.773 29.541.847.000 45.004.561.000 36.521.246.000 22.028.823.000.000 88.453.000.000 875.163.252.239 44.475.831.881 74.700.075.216 36.781.482.794
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,290 0,170 0,261 0,351 0,201 0,179 0,433 0,225 0,038 0,461 0,733 0,249 0,038 0,042 0,037 0,256 0,040 0,408 0,072 0,115 0,111
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
41 CEKA 0,870 42 RMBA 0,990 43 DVLA 0,927 44 KLBF 0,315 45 SCPI 0,985 46 MERK 0,939 47 SQBB 0,980 48 TCID 0,690 49 UNVR 0,850 50 KICI 0,314 51 LMPI 0,655 52 BSDE 0,219 53 DART 0,447 54 JRPT 0,285 55 META 0,503 56 ISAT 0,704 57 TLKM 0,397 58 CASS 0,417 59 SAFE 0,215 60 INTA 0,358 61 JKON 0,200 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan) LOG TOTAL ASET (TOTAL ASET) 27,88 1,284,150,037,341 29,96 10,250,546,000,000 27,84 1,236,247,525,000 30,15 12,425,032,367,729 27,91 1,317,314,767,000 27,30 716,599,526,000 26,85 459,352,720,000 28,25 1,853,235,343,636 30,29 14,280,670,000,000 25,30 96,745,744,221 27,42 808,892,238,344 30,97 28,134,725,397,393 29,26 5,114,273,658,000 29,53 6,684,262,908,000 29,04 4,074,896,999,371 31,61 53,254,841,000,000 32,58 140,895,000,000,000 27,71 1,085,460,356,000 23,14 11,154,720,616 29,38 5,774,709,000,000 28,98 3,844,756,799,399 86
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 27.917.794.870 5.634.827.000.000 95.232.652.000 221.636.516.794 931.448.487.000 33.088.525.000 6.755.953.000 1.853.235.343.636 817.056.000.000 9.838.490.468 42.823.139.797 4.331.968.409.729 1.387.919.969.000 435.090.129 1.331.758.243.996 17.911.028.000.000 22.984.000.000.000 243.691.371.000 33.362.301.613 1.869.084.000.000 219.027.813.580
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,022 0,550 0,077 0,018 0,707 0,046 0,015 0,045 0,057 0,102 0,053 0,154 0,271 0,000 0,327 0,336 0,163 0,225 2,991 0,324 0,057
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
62 MDRN 0,420 63 TURI 0,517 64 WICO 0,781 65 CSAP 0,210 66 KOIN 0,910 67 SKYB 0,906 68 GMCW 0,665 69 JIHD 0,303 70 MAMI 0,337 71 KPIG 0,324 72 KBLV 0,551 73 LINK 0,335 74 MIKA 0,660 75 SRAJ 0,351 76 BNBR 0,413 77 BHIT 0,723 78 MLPL 0,320 79 GZCO 0,342 80 SGRO 0,745 81 DSFI 0,558 82 SMMT 0,626 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan) LOG TOTAL ASET (TOTAL ASET) 28,50 2,381,553,472,757 29,01 3,962,895,000,000 26,05 204,951,499,255 28,83 3,308,917,601,000 26,99 525,488,407,521 26,61 361,690,270,528 24,67 52,013,648,667 29,50 6,484,787,205,000 27,36 762,521,218,182 29,93 9,964,606,193,061 30,19 12,962,414,000,000 28,95 3,742,005,000,000 28,40 2,156,666,399,969 28,25 1,857,908,620,340 30,06 11,296,048,454,000 31,49 47,531,672,000,000 30,76 22,798,205,000,000 28,80 3,232,644,000,000 29,33 5,466,874,000,000 26,32 270,782,723,620 27,31 724,974,385,620 87
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 460.179.711.748 559.414.000.000 13.634.980.402 237.989.892.000 9.589.089.839 4.214.398.830 31.198.562.188 1.160.188.567.000 121.405.184.799 1.475.432.565.808 2.113.669.000.000 155.882.000.000 145.044.286.016 330.101.278.395 1.572.613.458.000 14.185.270.000.000 4.130.864.000.000 1.444.522.000.000 1.470.770.269.000 60.514.913.934 133.629.781.985
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,193 0,141 0,067 0,072 0,018 0,012 0,600 0,179 0,159 0,148 0,163 0,042 0,067 0,178 0,139 0,298 0,181 0,447 0,269 0,224 0,184
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
83 CITA 0,732 84 CTTH 0,464 85 MITI 0,686 86 IKAI 0,412 87 AKKU 0,863 88 BRNA 0,337 89 SIAP 0,897 90 SIPD 0,269 91 SULI 0,321 92 TIRT 0,453 93 KBRI 0,750 94 LPIN 0,396 95 ERTX 0,473 96 UNIT 0,548 97 SSTM 0,285 98 KBLI 0,543 99 VOKS 0,535 100 AISA 0,381 101 WIIM 0,225 102 ADES 0,919 103 BIPP 0,490 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan) LOG TOTAL ASET (TOTAL ASET) 28,66 2,790,120,638,838 26,63 366,053,299,896 26,62 362,678,809,663 26,97 518,546,655,125 25,23 90,674,071,077 27,92 1,334,085,916,000 29,24 4,979,635,925,000 28,66 2,800,914,553,878 27,53 900,611,000,000 27,29 713,714,873,924 27,89 1,299,315,036,743 25,95 185,595,748,325 27,38 775,917,827,931 26,81 440,727,374,151 27,37 773,663,346,934 27,92 1,337,351,473,763 28,07 1,553,904,599,142 29,63 7,371,846,000,000 27,92 1,332,907,675,785 26,95 504,865,000,000 27,14 613,810,885,565 88
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 402.373.476.929 33.186.568.983 30.967.822.565 132.758.421.318 52.739.599.481 412.601.657.000 163.394.070.000 310.618.828.500 880.715.000.000 186.218.388.842 550.984.553.467 7.076.683.000 23.415.677.784 4.546.035.596 182.283.424.795 140.534.337.657 1.038.049.413.765 2.285.709.000.000 39.036.668.424 52.166.000.000 98.179.527.813
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,144 0,091 0,085 0,256 0,582 0,309 0,033 0,111 0,978 0,261 0,424 0,038 0,030 0,010 0,236 0,105 0,668 0,310 0,029 0,103 0,160
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
104 FMII 0,412 105 O.M.R.E 0,901 106 DILD 0,421 107 LPCK 0,237 108 LPKR 0,212 109 MTSM 0,207 110 MTLA 0,515 111 MDLN 0,288 112 PWON 0,409 113 RODA 0,905 114 PLIN 0,295 115 SMDM 0,977 116 LAPD 0,431 117 CMNP 0,822 118 CPGT 0,530 119 MIRA 0,409 120 INDX 0,864 121 ZBRA 0,269 122 SUPR 0,255 123 BMSR 0,815 124 GREN 0,724 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan) LOG TOTAL ASET (TOTAL ASET) 26,85 459,446,166,175 27,43 815,338,709,481 29,83 9,004,884,010,541 29,09 4,309,824,234,265 31,26 37,761,220,693,695 25,25 92,326,274,743 28,81 3,250,717,743,000 29,98 10,446,907,695,182 30,45 16,770,742,538,000 28,75 3,067,688,575,340 29,15 4,544,932,176,000 28,78 3,156,290,546,000 27,57 938,096,369,000 29,30 5,298,108,569,813 27,32 733,827,301,726 26,97 515,577,615,353 25,93 183,172,852,929 24,32 36,642,287,738 30,19 12,894,699,893,195 26,89 478,158,703,159 27,20 651,466,871,807 89
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 48.594.868.020 105.883.704.894 2.733.483.167.468 108.329.891.288 14.389.379.227.138 7.008.121.755 461.505.883.000 3.408.432.891.141 4.574.524.360.000 224.644.513.871 1.558.865.090.000 329.874.877.000 16.771.624.000 1.032.274.441.811 178.927.830.278 100.405.936.260 5.987.112.356 4.209.118.844 4.825.947.065.458 3.490.645.000 8.063.865.361
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,106 0,130 0,304 0,025 0,381 0,076 0,142 0,326 0,273 0,073 0,343 0,105 0,018 0,195 0,244 0,195 0,033 0,115 0,374 0,007 0,012
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
125 INTD 0,745 126 ITTG 0,755 127 SDPC 0,550 128 MPMX 0,221 129 CENT 0,710 130 HERO 0,810 131 MPPA 0,261 132 SONA 0,450 133 AMRT 0,375 134 TRIO 0,963 135 BAYU 0,533 136 HOME 0,280 137 SHID 0,417 138 INPP 0,458 139 JSPT 0,396 140 PGLI 0,212 141 PTSP 0,788 142 PSKT 0,657 143 BLTZ 0,295 144 DNET 0,693 145 LMAS 0,454 Bersambung ke halaman selanjutnya
Lampiran 2 (Lanjutan) LOG TOTAL ASET (TOTAL ASET) 24,65 50,956,633,269 25,29 96,361,046,789 27,00 529,991,702,159 30,27 13,950,177,000,000 27,56 927,142,011,991 29,75 8,295,642,000,000 29,39 5,827,294,000,000 27,72 1,091,574,119,466 30,27 13,992,568,000,000 29,84 9,062,002,619,234 27,04 551,383,191,769 26,29 260,781,036,869 27,99 1,434,881,838,925 28,32 1,982,734,525,885 28,91 3,575,786,663,963 24,97 69,855,302,836 26,41 294,177,698,000 27,04 555,126,145,538 27,21 655,349,092,810 29,66 7,584,772,233,394 26,85 458,708,845,264 90
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 12.884.625.075 714.299.213 20.245.183.814 4.482.760.000.000 69.646.502.785 53.689.000.000 228.978.000.000 206.566.978.369 2.451.497.000.000 3.425.399.804.715 10.706.949.555 23.168.618.482 345.995.979.455 751.256.283.606 648.470.390.880 7.120.180.820 64.607.839.000 178.310.857.344 8.683.612.925 1.187.026.000 136.188.889.535
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,253 0,007 0,038 0,321 0,075 0,007 0,039 0,189 0,175 0,378 0,019 0,089 0,241 0,379 0,181 0,102 0,220 0,321 0,013 0,000 0,297
NO.
KODE
KEPEMILIKAN ASING
146 147
MYRX PLAS
0,240 0,327
Lampiran 2 (Lanjutan) LOG TOTAL ASET (TOTAL ASET) 29,38 5,723,420,360,339 26,62 363,025,826,086
91
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 259.775.110.527 4.129.228.049
LEVERAGE Kewajiban tidak lancar/total aset (%) 0,045 0,011
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Transfer Pricing Periode 2014 NO.
NAMA PERUSAHAAN
1 Salim Ivomas Pratama Tbk. [S] 2 Golden Energy Mines Tbk. [S] 3 Samindo Resource Tbk. [S] 4 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. [S] 5 Holcim Indonesia Tbk. [S] 6 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] 7 Semen Indonesia (Persero) Tbk. [S] 8 Arwana Citramulia Tbk. [S] 9 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 10 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] 11 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] 12 Alakasa Industrindo Tbk. [S] 13 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] 14 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] 15 Jaya Pari Steel Tbk. [S] 16 Lion Metal Works Tbk. [S] 17 Lionmesh Prima Tbk. [S] 18 Pelangi Indah Canindo Tbk. 19 Eterindo Wahanatama Tbk. 20 Indo Acidatama Tbk. [S] 21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] 22 Charoen Pokhpand Indonesia Tbk. [S] 23 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 24 Malindo Feedmill Tbk. [S] 25 Astra International Tbk. [S] 26 Gajah Tunggal Tbk. [S] 27 Indomobil Sukses Internasional Tbk. 28 Selamat Sempurna Tbk. [S] 29 Apac Citra Centertex Tbk. 30 Panasia Indo Resources Tbk. 31 Ricky Putra Globalindo Tbk. [S] 32 Sepatu Bata Tbk. [S] 33 Jembo Cable Company Tbk. 34 Delta Djakarta Tbk. Bersambung ke halaman selanjutnya 92
TRANSFER PRICING 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
NO.
Lampiran 3 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN
35 Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 36 Multi Bintang Indonesia Tbk. 37 Nippon Indosari Corporindo Tbk. [S] 38 Prasidha Aneka Niaga Tbk. [S] 39 Sekar Bumi Tbk. [S] 40 Sekar Laut Tbk. [S] 41 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 42 Bentoel Internasional Investama Tbk. 43 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] 44 Kalbe Farma Tbk. [S} 45 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. 46 Merck Tbk. [S] 47 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] 48 Mandom Indonesia Tbk. [S] 49 Unilever Indonesia Tbk. [S] 50 Kedaung Indah Can Tbk. [S] 51 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] 52 Bumi Serpong Damai Tbk. [S] 53 Duta Anggada Realty Tbk. [S] 54 Jaya Real Property Tbk. [S] 55 Nusantara Infrastructure Tbk. [S] 56 Indosat Tbk. [S] 57 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. [S] 58 Cardig Aero Services Tbk. [S] 59 Steady Safe Tbk. 60 Intraco Penta Tbk. 61 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. [S] 62 Modern Internasional Tbk. [S] 63 Tunas Ridean Tbk. [S] 64 Wicaksana Overseas International Tbk. [S] 65 Catur Sentosa Adiprana Tbk. 66 Kokoh Inti Arebama Tbk. [S] 67 Skybee Tbk. [S] 68 Grahamas Citrawisata Tbk. [S] 69 Jakarta International Hotels & Dev. Tbk. [S] 70 Mas Murni Indonesia Tbk. [S] 71 MNC Land Tbk. [S] Bersambung ke halaman selanjutnya 93
TRANSFER PRICING 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
NO.
Lampiran 3 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN
72 First Media Tbk. [S] 73 Link Net Tbk. [S] 74 Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. [S] 75 Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. [S] 76 Bakrie & Brothers Tbk. 77 MNC Investama Tbk. [S] 78 Multipolar Tbk. 79 Gozco Plantations Tbk. [S] 80 Sampoerna Agro Tbk. [S] 81 Dharma Samudera Fishing Industries Tbk. [S] 82 Golden Eagle Energy Tbk. 83 Cita Mineral Investindo Tbk. [S] 84 Citatah Tbk. [S] 85 Mitra Investindo Tbk. [S] 86 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] 87 Alam Karya Unggul Tbk. 88 Berlina Tbk. [S] 89 Sekawan Intipratama Tbk. [S] 90 Sierad Produce Tbk. [S] 91 SLJ Global Tbk. 92 Tirta Mahakam Resources Tbk. 93 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 94 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] 95 Eratex Djaja Tbk. 96 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] 97 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] 98 KMI Wire and Cable Tbk. [S] 99 Voksel Electric Tbk. [S] 100 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] 101 Wismilak Inti Makmur Tbk. 102 Akasha Wira International Tbk. [S] 103 Bhuwanatala Indh Permai Tbk. [S] 104 Fortune Mate Indonesia Tbk. [S] 105 Indonesia Prima Property Tbk. [S] 106 Intiland Development Tbk. [S] 107 Lippo Cikarang Tbk. [S] 108 Lippo Karawaci Tbk. [S] Bersambung ke halaman selanjutnya 94
TRANSFER PRICING 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NO.
Lampiran 3 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN
109 Metro Realty Tbk. 110 Metropolitan Land Tbk. [S] 111 Modernland Realty Tbk. [S] 112 Pakuwon Jati Tbk. [S] 113 Pikko Land Development Tbk. [S] 114 Plaza Indonesia Realty Tbk. [S] 115 Suryamas Dutamakmur Tbk. [S] 116 Leyand International Tbk. [S] 117 Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. [S] 118 Cipaganti Citra Graha Tbk. [S] 119 Mitra International Resources Tbk. [S] 120 Tanah Laut Tbk. [S] 121 Zebra Nusantara Tbk. [S] 122 Solusi Tunas Pratama Tbk. 123 Bintang Mitra Semestaraya Tbk. [S] 124 Evergreen Invesco Tbk. [S] 125 Inter Delta Tbk. [S] 126 Leo Investments Tbk. [S] 127 Millennium Pharmacon International Tbk. [S] 128 Mitra Pinasthika Mustika Tbk. 129 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. [S] 130 Hero Supermarket Tbk. [S] 131 Matahari Putra Prima Tbk. [S] 132 Sona Topas Tourism Industry Tbk. [S] 133 Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 134 Trikomsel Oke Tbk. 135 Bayu Buana Tbk. [S] 136 Hotel Mandarine Regency Tbk. 137 Hotel Sahid Jaya International Tbk. [S] 138 Indonesian Paradise Property Tbk. [S] 139 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. [S] 140 Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. [S] 141 Pioneerindo Gourmet International Tbk. [S] 142 Red Planet Indonesia Tbk. 143 Graha Layar Prima Tbk. [S] 144 Indoritel Makmur Internasional Tbk. [S] 145 Limas Indonesia Makmur Tbk. Bersambung ke halaman selanjutnya 95
TRANSFER PRICING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NO. 146 147
Lampiran 3 (Lanjutan) NAMA PERUSAHAAN Hanson International Tbk. [S] Polaris Investama Tbk.
96
TRANSFER PRICING 0 0
Lampiran 4 Output Hasil Penelitian Data 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N 147 147 147
OWN lnSIZE LEV Valid N (listwise)
Min ,07 23,14 ,00
Max ,99 33,09 2,99
Std. Sum Mean Deviation 79,47 ,5406 ,23080 4151,15 28,2391 1,74251 29,22 ,1988 ,28575
147
2. Hasil Uji Frekuensi TP
Frequency
Percent
Valid Cumulative Percent Percent
Valid tidak terdapat rpt sales
69
46,9
46,9
46,9
terdapat rpt sales
78
53,1
53,1
100,0
147
100,0
100,0
Total
3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model Iteration Historya,b,c
-2 Log likelihood
Iteration Step 0
Coefficients Constant
1
203,234
,122
2
203,234
,123
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 203,234 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than ,001.
Bersambung ke halaman selanjutnya 97
Lampiran 4 (Lanjutan) Iteration Historya,b,c,d
-2 Log likelihood
Iteration Step 1
Constant
Coefficients own lev
lnsize
1
192,621
-8,465
1,008
,516
,281
2
192,542
-9,252
1,121
,564
,307
3
192,542
-9,268
1,124
,565
,308
4
192,542
-9,268
1,124
,565
,308
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 203,234 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 192,542a
Cox & Snell Nagelkerke R R Square Square ,070 ,094
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
5. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test
Step 1
Chi-square 9,458
Df 8
Bersambung ke halaman selanjutnya
98
Sig. ,305
Lampiran 4 (Lanjutan) 6. Hasil Matriks Klasifikasi Classification Tablea
Predicted TP
Step 1
Observed TP tidak terdapat rpt sales
tidak terdapat rpt sales
terdapat rpt sales
terdapat rpt sales
Percentage Correct
39
30
56,5
27
51
65,4
Overall Percentage
61,2
a. The cut value is ,500
7. Hasil Hipotesis Penelitian dan Model Regresi Terbentuk Variables in the Equation
B Step 1a
S.E.
95% C.I.for EXP(B) Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
OWN
1,124
,770 2,131
1 ,144
3,076
lnSIZE
,308
,107 8,286
1 ,004
1,360
1,103
1,677
LEV
,565
,600
,886
1 ,347
1,760
,542
5,709
-9,268 3,129 8,772
1 ,003
,000
Consta nt
,680 13,905
a. Variable(s) entered on step 1: OWN, lnSIZE, LEV. Correlation Matrix
Constant Step 1
OWN
lnSIZE
LEV
Constant
1,000
-,292
-,989
-,206
OWN
-,292
1,000
,160
,149
lnSIZE
-,989
,160
1,000
,154
LEV
-,206
,149
,154
1,000
99