ID0100173 ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
DISTRIBUSI PERTUMBUHAN PRESIPITAT ZIRCALOY-4 PADA TEMPERATUR 700 - 900°C Harini Sosiati, Sungkono Pusat Elemen Bakar Nuklir- BATAN
ABSTRAK DISTRIBUSI PERTUMBUHAN PRESIPITAT ZIRCALOY-4 PADA TEMPERATUR 700 - 900°C. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis distribusi pertumbuhan presipitat zircaloy-4 pada temperatur 700 - 900°C selama 5 - 2 5 jam. Data hasil analisis ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan kinetika pertumbuhan presipitat dan untuk menginterpretasi laju pertumbuhan oksida. Pelat zircaloy-4 standar dianil dalam tungku inert argon pada temperatur 700, 800 dan 900°C selama masing-masing 5, 10, 20 dan 25 jam dan selanjutnya didinginkan di dalam tungku dengan laju pendinginan sekitar 50°C/detik. Uji metalografi untuk analisis presipitat secara kuantitatif dilakukan dengan TEM (Transmission Electron Microscope) JEM-1200EXII. Pada temperatur 700°C, rentang diameter presipitat minimum adalah (0,01 - 0,05) urn dan maksimum adalah (0,31 - 0,35) urn. Pada temperatur 800°C, rentang diameter presipitat minimum adalah (0,01 - 0,05) jim dan maksimum adalah (0,51 - 0,55) urn. Pada temperatur 900°C, rentang diameter presipitat minimum adalah (0,01 - 0,05) urn dan maksimum adalah (0,66 - 0,7) urn. Semua zircaloy-4 yang dianil pada temperatur 700°C dan 800cC selama 5 dan 10 jam dapat diklasifikasikan sebagai material dengan laju pertumbuhan oksida rendah.
ABSTRACT THE PRECIPITATE GROWTH DISTRIBUTION OF ZIRCALOY-4 AT TEMPERATURE OF 700 90Q°C. The aim of the work is to analyze the precipitate growth distribution of zircaloy-4 at temperature from 700 to 900°C for 5 to 25 hours. The analysis results will be used as a basic evaluation for the kinetics of the precipitate growth and to interprete the oxide growth rate. Zircaloy-4 plates were annealed in the Argon inert furnace at 700, 800 and 900 "C for 5, 10, 20 and 25 hours, respectively, then cooled at about 50°C/s. The precipitates formed in zircaloy-4 specimens were observed and analyzed with a TEM (Transmission Electron Microscope) JEM1200EXII. At 700°C the minimum diameter of precipitate is between (0.01-0.05) fim and the maximum diameter is between (0.31-0.35) pm. At 800 °C the minimum diameter of precipitate is between (0.0 -0.05) pm and the maximum diameter is between (0.5-0.55) /im. At 900°C the minimum diameter of precipitate is between (0.01-0.05) pm and the maximum diameter is between (0.66-0.7) /.im. All zircaloy-4 annealed at 700°C and 800°C for 5 and 10 hours have the average precipitate diameter of less than 0.1 fjm. They can be classified as materials being low in oxide growth rate.
PENDAHULUAN
zircaloy-4 dianalisis dengan mikroskop elektron transmisi (TEM). Karakterisasi mikrostruktur zircaloy-4 dengan TEM relatif belum banyak dilakukan, mengingat penyiapan sampel dan teknik pengoperasian TEM memerlukan keahlian khusus. Data hasil analisis karakterisasi zircaloy-4 menggunakan TEM sangat diperlukan untuk menunjang program penelitian pengembangan elemen bakar nuklir, khususnya pada proses fabrikasi elemen bakar di Pusat Elemen Bakar Nuklir, sesuai dengan program jangka panjang BATAN.
Penelitian tentang karakterisasi mikrostruktur zircaloy-4 akibat perlakuan panas serta pengaruhnya terhadap sifat korosi telah dilakukan oleh para peneliti luar negeri11'2'31. Di Indonesia, karakterisasi presipitat zircaloy yang telah dilakukan oleh peneliti BATAN adalah karakterisasi presipitat menggunakan mikroskop optik'4'. Mengingat mikroskop optik mempunyai resolusi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mikroskop elektron transmisi, maka hasil karakterisasi presipitat menggunakan mikroskop optik belum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Oleh karena itu pada penelitian ini karakterisasi presipitat
Pada penelitian ini karakterisasi mikrostruktur zircaloy-4 difokuskan pada karakterisasi presipitat setelah aniling, karena
217
Prosiding Presentasi Hmiah Daur Baban Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
ISSN 1410-1998
ukuran dan distribusi pertumbuhan presipitat sangat bergantung pada perubahan kondisi anil selama daur pemrosesan. Hubungan numerik antara diameter presipitat dengan kondisi anil dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut, D = f (t, T )
adalah (5+0,1) mm, dan tebal' (t) adalah (2±0,1) mm. Sampel dianil dalam tungku inert argon pada temperatur 700, 800 dan 900°C selama masing-masing 5, 10, 20 dan 25 jam dan selanjutnya didinginkan di dalam tungku dengan laju pendinginan sekitar 50°C/detik.
•(1)
Uji metalografi untuk analisis presipitat secara kuantitatif dilakukan dengan TEM (Transmission Electron Microscope) JEM-1200EXII. Sampel TEM dipersiapkan dengan twin jet-thinning electropolisher menggunakan larutan elektrolit 10% volum asam perklorat (60%) dan 90% volum metanol (99,8%).
dengan D adalah diameter karakteristik presipitat, t adalah waktu anil dan T adalah temperatur anil. Selama reaktor beroperasi, zircaloy yang digunakan sebagai material kelongsong akan selalu bersinggungan langsung dengan media pendingin, sehingga terjadinya oksidasi pada zircaloy tidak dapat dihindari. Dalam hal ini distribusi pertumbuhan presipitat mempunyai peran yang sangat penting dalam mengendalikan laju pertumbuhan oksida pada zircaloy. Semakin tinggi laju pertumbuhan presipitat, laju pertumbuhan oksida juga akan semakin tinggi. Laju pertumbuhan presip'rtat tinggi akan menyebabkan jarak antar partikel menjadi relatif besar, sehingga akan memudahkan ion hidrogen berdifusi ke dalam matriks melalui lapisan oksida. Hal ini dapat meningkatkan akumulasi H2 di sekitar presipitat, sehingga tekanan gas H2 bertambah tinggi. Apabila tekanan gas H2 melebihi tekanan yang dapat menahan lapisan oksida, maka akan terjadi patahan lapisan oksida, sehingga reaksi langsung antara H2O dengan matriks akan semakin tidak terkendali dan laju korosi semakin tinggi'51.
HASIL DAN BAHASAN 1. Karakterisasi presipitat Hasil karakterisasi presipitat pada sampel zircaloy-4 ditunjukkan pada mikrograf TEM (Gambar 1). Karakterisasi mikrostrukturnya memperlihatkan terbentuknya partikel hitam yang tersebar di seluruh lokasi sampel, yang diidentifikasi sebagai presipitat. Terjadinya presipitat zircaloy-4 pada penelitian ini dikendalikan oleh proses difusi selama pendinginan. Pada saat sampel dianil pada suhu 700, 800 dan 90Q°C terjadilah homogenisasi unsur dan difusi dari atomatom unsur logam paduan. Perubahan fase hanya terjadi pada sampel yang dianil pada suhu 900°C yaitu dari fase-a menjadi fase (a+P). Selama proses pendinginan, atomatom unsur paduan tersebut berpresipitasi membentuk fase kedua yang lazim disebut dengan presipitat. Untuk pendinginan dalam tungku dengan laju pendinginan yang relatif rendah, maka waktu yang dimiliki oleh atomatom unsur paduan untuk menata diri, berdifusi dan berpresipitasi juga relatif lama.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis distribusi pertumbuhan presipitat zircaloy-4 pada temperatur 700900°C selama 5-25 jam. Pada temperatur anil tersebut diperkirakan presipitat zircaloy telah memasuki fase pertumbuhan, sehingga distribusi pertumbuhan presipitat dapat dianalisis. Data hasil analisis tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan kinetika pertumbuhan presipitat dan untuk menginterpretasi laju pertumbuhan oksida pada zircaloy-4.
Mikrograf TEM dari seluruh sampel zircaloy-4 yang dianil (Gambar 1) menampilkan kecenderungan distribusi presipitat yang merata baik pada butir maupun di batas butir. Selain itu juga memperlihatkan adanya kecenderungan bahwa presipitat besar berada di batas butir dan sebagian bergerak ke arah batas butir, sedangkan presipitat kecil tetap tersebar pada butir dengan jarak antar partikel yang semakin besar dengan naiknya temperatur anil. Hal ini merupakan akibat dari laju pendinginan yang relatif rendah. Adanya konsentrasi kekosongan yang relatif tinggi di batas butir, akan menjadi tempat terjadinya
METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pelat zircaloy-4 standar. Pelat dipotong menjadi 12 sampel dengan dimensi panjang (p)= (10 ± 0,1 ) mm, lebar(!)
218
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
proses pengintian yang dilanjutkan dengan proses pertumbuhan presipitat. Selama proses pertumbuhan presipitat, presipitat yang berdiameter lebih besar dari diameter kritis akan menjadi semakin besar, sedangkan presipitat yang berdiameter lebih kecil dari diameter kritis akan semakin kecil dan seterusnya hilang. Tampilan seperti ini ditunjukkan dengan jelas pada zircaloy-4 yang dianil pada suhu 900°C (Gambar 1).
2. Analisis pertumbuhan presipitat Distribusi pertumbuhan presipitat zircaloy-4 yang dianil pada temperatur 700, 800 dan 900°C, masing-masing ditampilkan pada Gambar 2, 3 dan 4. Pada temperatur 700°C, rentang diameter presipitat minimum adalah (0,01-0,05) jam dan maksimum adalah (0,31-0,35) urn. Pada temperatur 800°C, rentang diameter presipitat minimum adalah (0,01-0,05) urn dan maksimum adalah (0,51-0,55) \xm. Pada temperatur 900°C, rentang diameter presipitat minimum adalah (0,01-0,05) urn dan maksimum adalah (0,66-0,7) urn.
Laju pertumbuhan presipitat dikendalikan oleh proses pengintian yang dilanjutkan dengan proses pertumbuhan presipitat. Pada proses pengintian presipitat, zat terlarut berdifusi dari matriks di sekitarnya. Selama periode ini, volume presipitat naik dan kandungan zat terlarut dari matriks menurun. Setelah konsentrasi zat terlarut dari matriks berada dalam keadaan setimbang, maka mikrostruktur menjadi statis|6). Berdasarkan hal ini, kandungan zat terlarut yang setimbang dengan presipitat yang berukuran lebih kecil akan menjadi lebih besar, dibandingkan kesetimbangan dengan presipitat yang berukuran lebih besar. Selama proses pertumbuhan presipitat, sistem cenderung meminimalkan energi bebasnya dengan mengurangi luas antar muka total antara presipitat dengan matriks. Hal ini dapat dicapai dengan pelarutan partikel kecil dan pertumbuhan partikel besar, karena daya larut dari atom terlarut pada presipitat besar menjadi paling rendah, sedangkan pada presipitat kecil menjadi lebih t i n g g i .
Dari tampilan Gambar 2, 3 dan 4 tampak bahwa jumlah presipitat semakin menurun dengan bertambahnya waktu dan temperatur anil, demikian juga diameter presipitatnya. Akan tetapi, efek terhadap laju pertumbuhan presipitat akibat kenaikan temperatur anil cenderung lebih dominan dibandingkan akibat bertambahnya waktu anil. Dari hasil distribusi pertumbuhan presipitat ini dapat pula ditentukan diameter modus dari masing-masing perlakuan, yang dihitung menurut persamaan berikut:
dM=b + p\
bl+b2
(2)
dengan d M adalah diameter modus, b adalah batas bawah kelas modal, p adalah panjang kelas modal, b^ adalah frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil dari sebelum tanda kelas modal, dan b2 adalah frekuensi kelas modal dikurangi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar dari sesudah tanda kelas modal. Hasil perhitungan diameter modus (dM) ditunjukkan pada Tabel 1. Dengan ditentukannya diameter modus, maka dapat ditentukan diameter presipitat terbesar, diameter presipitat terkecil dan diameter kritis, yang dapat digunakan sebagai dasar perhitungan kinetika pertumbuhan presipitat.
Di samping itu, morfologi presipitat juga dapat mengkontribusi efek korosi dan kekuatan bahan. Morfologi presipitat yang berbeda akan memberikan distribusi unsur yang berlainan, sehingga perbandingan Fe/Cr akan berubah171. Morfologi presipitat pada zircaloy-4 hasil penelitian ini ada yang berbentuk bulat, bulat panjang dan persegi panjang, tetapi sebagian besar presipitat berbentuk persegi panjang. Dalam hal ini, morfologi presipitat tidak bergantung pada waktu dan temperatur anil sehingga kontribusi morfologi presipitat pada sifat zircaloy-4 tidak dapat diinterpretasikan. Adapun jenis presipitat yang terbentuk diidentifikasi sebagai presipitat tipe {Zr(Fe,Cr)2}18' 9|.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan151, zircaloy yang mempunyai laju pertumbuhan oksida rendah
219
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
ISSN 1410-1998
adalah zircaloy yang mempunyai diameter presipitat rata-rata (dr) < 0,1 urn dengan jarak antar partikel sekitar 0,05 ^m. Ditinjau dari distribusi pertumbuhan presipitat pada seluruh sampel zircaloy-4 yang telah dilakukan pada penelitian ini, tampak bahwa seluruh sampel zircaloy-4 yang dianil pada suhu 700°C, dan zircaloy-4 yang dianil pada 800°C selama 5 jam dan 10 jam, dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan. Akan tetapi, apabila hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu1101, yang membahas tentang distribusi ukuran presipitat zircaloy-2 dengan pendinginan cepat, maka diameter presipitat yang dihasilkan pada penelitian ini jauh lebih besar. Oleh karena itu, laju pendinginan juga mempunyai peran yang relatif dominan dalam menentukan sifat bahan.
llmiah DBBN II, PEBN, BATAN, Jakarta, 1996. [5]. KUWAE, R., SATO, K., HIGASHINAGAWA, E., KAWASHIMA, J., and NAKAMURA, S., Mechanism of Zircaloy Nodular Corrosion, J. Nucl. Mater. 119 1983, p. 229-239. [6]. SMALLMAN, R. E., Modern Physical Metallurgy, Butterworths, London, 4 th ed., 1985,363-373. [7]. CHEMELLE, P., KNORR, J. B., VAN DER SANDE and PELLOUX, R. M., Morphology and Composition of Second Phase Particles in Zircaloy-2, J. Nucl. Mater. 113(1983), p. 58-64. [8]. - , Intermetallic Precipitates in Zircaloy-4, J. Nucl. Mater. 132 (1985), p. 80-87. [9]. ARIAS, D. et. al., Composition of Precipitates Present in Zircaloy-2 and Zircaloy-4, J. Nucl. Mater. 148 (1987), p. 227-229. [10]. SOSIATI, H., A TEM Investigation on Intermetallic Particles in Zircaloy-2, Atom Indonesia, Vol. 22 (2), (July 1996).
SIMPULAN Dari hasil analisis distribusi pertumbuhan presipitat zircaloy-4 yang dianil pada temperatur 700, 800 dan 900°C selama masing-masing 5, 10, 20 dan 25 jam, dapat ditarik kesimpulan bahwa zircaloy-4 yang dianil pada temperatur 700°C selama 5, 10, 20 dan 25 jam dan 800°C selama 5 dan 10 jam mempunyai diameter presipitat ratarata (dr) < 0,1 \xm, sehingga dapat dikatagorikan material dengan laju pertumbuhan oksida rendah.
TANYA JAWAB Budi Briyatmoko • Bagaimana fungsi laju pendinginan pada diameter presipitat? Mengingat korelasi D = f(t,T), apakah perlu ditambah satu parameter lagi yaitu laju pendinginan ? Harini Sosiati • Laju pendinginan akan mempengaruhi distribusi presipitat. Pada laju pendinginan yang relatif sangat tinggi (lebih besar dari 100°C/detik), distribusi presipitat cenderung homogen. Pada laju pendinginan yang relatif sangat rendah ( lebih kecil dari 0,05°C/detik ) akan memberikan kecenderungan distribusi presipitat di batas butir. Oleh karena ukuran presipitat hanya dipengaruhi temperatur dan waktu anil dengan laju pendinginan tetap.
PUSTAKA [1]. HUANG, K., The Effect of Heat Treatment on The Microstructure and The Corrosion Resistance of Zircaloy-4 in 450°C Steam, J. Nucl. Mater, 136 (1985). [2]. BANGARU, N. V., An Investigation of The Microstructures of Heat Treated Zircaloy-4, J. Nucl. Mater. 131 (1985), p. 280-290. [3]. URQUHART, A. W., VERMILYEA, D. A., ROCCO, W. A., A Mechanism for The Effect of Heat Treatment on The Accelerated Corrosion of Zircaloy-4 in High Temperature and High Pressure Steam, J. Electrochem. Soc. (Electrochem. Sci. and Technol.), 125 (2) (1972), p. 199-204. [4]. SIGIT, MUCHLIS. B dan WIDJAKSANA, Pengaruh Suhu dan Waktu Anil Terhadap Distribusi Ukuran Presipitat dan Kekerasan, Prosiding Presentasi
Taufik Usman • Bagaimana terhadap zircaloy-4 ?
pengaruh mekanisme
temperatur presipitasi
Harini Sosiati • Temperatur anil akan mempengaruhi pengintian dan pertumbuhan presipitat. Pada proses pengintian zat terlarut 220
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentas/ llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
berdifusi dari matriks disekitarnya. Selama periode ini, volume presipitat naik dan kandungan zat terlarut dari matriks menurun hingga mendekati kesetimbangan dan mikrostruktur akan menjadi statis. Selama proses pertumbuhan presipitat, sistem cenderung meminimalkan energi bebasnya dengan mengurangi luas antar muka total antara presipitat dan matriks. Hal ini terjadi oleh adanya difusi zat terlarut dari presipitat kecil ke presipitat besar yang mengakibatkan pelarutan presipitat kecil dan pertumbuhan presipitat besar. Dengan naiknya temperatur anil, ukuran presipitat menjadi semakin besar dengan jumlah yang semakin menurun.
Sugondo • Mohon penjelasan, apakah tidak terbentuk presipitat selain Zr(Fe,Cr)2? Harini Sosiati • Hasil identifikasi presipitat dari zircaloy-4 yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya bahwa presipitat yang terbentuk pada zircaloy-4 adalah Zr(Fe,Cr)2. Hal ini disebabkan komposisi zircaloy-4 terdiri dari Zr, Sn, Fe, dan Cr dengan Sn larut ke dalam matriks Zr. Dalam penelitian ini identifikasi presipitat tidak dibuktikan karena aperture yang terkecil pada SAD tidak berfungsi sehingga penentuan jenis presipitat mengacu pada penelitian sebelumnya. Widjaksana • Apakah judul yang sesuai dengan penelitian tersebut Distribusi Pertumbuhan atau Distribusi Presipitat atau Distribusi Ukuran Presipitat ? • Bagaimana mekanisme oksidasi dari zircaloy-4 dengan H2O ?
Sigit • Apakah benar bintik-bintik hitam tersebut presipitat ? Dimana letak presipitat ? Faktor apa yang mempengaruhi bentuk presipitat ? • Bagaimana cara menentukan zona pengintian dan pertumbuhan presipitat ? • Berapa ukuran presipitat dari zircaloy-4 yang diperbolehkan ?
Harini Sosiati: • Judul Distribusi Pertumbuhan Presipitat lebih ditekankan karena kejadian pertumbuhan presipitat tidak sama antara lokasi satu dengan lokasi lainnya pada kondisi temperatur dan waktu anil yang sama. • Pada tahap awal oksidasi terjadi pertumbuhan aktif dari lapisan oksida disertai dengan penyerapan hidrogen yang intensif. Setelah terbentuk lapisan oksida protektif, proses oksidasi berlangsung stabil dan laju penyerapan hidrogen menurun. Lapisan oksida yang telah mencapai tebal kritisnya dapat rontok sehingga akan mengurangi sifat protektif dari lapisan oksida. Hal ini dapat menyebabkan laju penyerapan hidrogen bertambah tinggi. Selama proses oksidasi zircaloy-4 dengan air akan terjadi persaingan antara pertumbuhan dan pengelupasan oksida.
Harini Sosiati • Bintik-bintik hitam merupakan presipitat telah dibuktikan dengan TEM menggunakan teknik difraksi elektron. • Ukuran presipitat zircaloy-4 yang diperkenankan berkaitan dengan efek terhadap laju korosi adalah kurang dari 0,1 ^m dengan jarak antar partikel kurang dari 0,05 \im. • Zona pengintian presipitat pada umumnya terjadi pada tempat-tempat yang mempunyai konsentrasi kekosongan tinggi yaitu di daerah batas butir dan daerah yang mengandung dislokasi. Sedangkan zona pertumbuhan presipitat dapat diidentifikasi pada daerah atau tempat-tempat yang mengandung presipitat yang berukuran relatif besar dan relatif kecil.
221
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
ISSN 1410-1998
Tabel 1. Diameter Modus (DM)
Temperatur anil (°C)
Waktu anil (jam)
Diameter Modus (|J.m)
700
5
0,0167
700
10
0,0165
700
20
0,0360
700
25
0,0862
800
5
0,0168
800
10
0,0328
800
20
0,1369
800
25
0,2355
900
5
0,0291
900
10
0,0612
900
20
0,1855
900
25
0,3355
222
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
Gambar 1.a. Mikrograf TEM dari presipitat zircaloy-4 yang dianil pada suhu 700°C. A (5 jam) B (10 jam) C (20 jam) D (25 jam)
223
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
ISSN 1410-1998
Gambar 1 .b. Mikrograf TEM dari presipitat zircaloy-4 yang dianil pada suhu 800°C. A (5 jam) B (10 jam) C (20 jam) D (25 jam)
224
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
.*••**.: ::;.3V.
Gambar I.e. Mikrograf TEM dari presipitat zircaloy-4 yang dianil pada suhu 900°C. A (5 jam) B (10 jam) C (20 jam) D (25 jam)
225
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
ISSN 1410-1998
Zry-4(7(X)C, 5 jam)
'EL
p.,
50-
6 3
'.Q
8 o
Diameter presipitat rata-rata, [xm
Diameter presipitat rata-rata, |xm
I(X)Zry-4(7(X)C, 20 jam)
E _3.
2 '3. 50-
e 3
irj rM
'O r^>
*o 'O C J r**>
'O c*j
'O ^^
'O 'O O4 r*^
*O ' O OH C*^
O O O O — • — « — * — • c i t N C
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
v
*O OJ
i r
o
i
o
" ^ 'O r*^ t^*" 1 v o
o
o o o o o o o o o o o o o o o
Diameter presipitat rata-rata, j.im
Diameter presipitat rata-rata,
Gambar 2. Distribusi pertumbuhan presipitat zircaloy-4 yang dianil pada suhu 700°C.
226
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Hi PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
ISSN 1410-1998
5 S O
—
O
O
O
Cl
O
O
875
m \m m m m r-, M2 O
O
O
o
Diameter presipitat rata-rata, \xm
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Diameter presipitat rata-rata, [un
(X)Zry-4 (8(X)6C, 25 jam)
Zry-4(«(X)C, 20 jam)
3 5* 50-
(X
50-
x:
"E
E
3
3
i
i
i
i
I I
I
i T" i "T* i
'O
'O 'O 'O 'O 'O 'Q 'O 'O 'O 'O 'O
O
O
O
O
C
J
O
O
O
O
O
O
O
o- 1 1 1 1 1
r 'O
IT¥T-fTTT
1 i T i TV
(Ntc^tScNroic(NrtN
oooooooooooooodoooooooo
O
Diameter presipitat rata-rata, |nm
Diameter presipitat rata-rata, j.trn
Gambar3. Distribusi pertumbuhan presipitat zircaloy-4 yang dianii pada suhu 800°C. 227
ISSN 1410-1998
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir III PEBN-BATAN Jakarta, 4-5 Nopember 1997
Zry-4(9(X)C, 10 jam)
I 3 'EL £} 5 0 -
6P
[
. .
r
.
r
,
[
.
T T T
,
r |
. ,
| 1 T T
|
t
t
| |
T
|
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
Diameter prcsipitata rata-rata, |im
Diameter presipitata rata-rala, [im
E a. S Ji Cu
"s
E
3
3
I
I I I I I 1I I I I I I I I I I I I I I I I I I 1I I I
ooooooooooooooooooooooo
oooooooooooooooooooooooooooo
I
I
I
I
Diameter presipitata rata-rata, \xm
Diameter presipitata rata-rata,
Gambar 4. Distribusi pertumbuhan presipitat zircaloy-4 yang dianil pada suhu 900°C.
228