DISKRESI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA RESORT MALANG KOTA DALAM KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS
Fachrizal Afandi
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 169 Malang Email:
[email protected]
Abstract Article 16 (2) and 18 Act. No. 2/2002 of Indonesia Police Officer gives an authority to police officer doing legal actions based on their interpretation. Furthermore Act No 22/2009 of Traffic and Vehicle should can solve impacts problems from traffic accident. This article will focus on the discretional police background and its mechanism in enforcing traffic law. Key words: discretion, traffic aciident, alternative dispute resolutions
Abstrak Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) diharapkan dapat menyelesaikan masalah turunan akibat adanya kecelakaan lalu lintas. Pasal 16 ayat (2) dan 18 Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan kewenangan penuh kepada pejabat kepolisian untuk bertindak menurut penilaiannya sendiri, dalam kata lain aparat kepolisian memiliki kewenangan untuk melakukan diskresi. Fokus tulisan ini berkaitan dengan faktor yang melatarbelakangi Kepolisian Resort Malang Kota menerapkan diskresi dalam menyelesaikan perkara kecelakaan lalu lintas dan mekanisme penggunaan diskresi yang diterapkan Kepolisian Resort Malang Kota dalam penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas. Kata kunci: diskresi, kecelakaan lalu lintas, mediasi penal
Latar Belakang Tujuan
utama
untuk mengejewantahkan tujuan dimaksud dari
dibentuknya
Indonesia sebagai negara hukum adalah untuk memberikan kesejahteraan, keadilan, ketertiban,
kepastian
serta
kemanfaatan
bagi masyarakat. Upaya yang dilaksanakan
tentunya tidak mudah jika penerapan hukum tidak
bisa terimplementasi dengan baik.
Oleh karenanya negara memiliki kewenangan untuk melakukan upaya paksa agar hukum yang telah disepakati dapat diterapkan dengan baik.
379
Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Resort Malang Kota...
Negara
memliki
banyak
380
lembaga
tujuan sosial berupa penjagaan terhadap
penegakan hukum, namun lembaga negara
ketertiban seringkali bertolak belakangan
yang dianggap memiliki fungsi penegakan
tujuan hukum yang menghendaki kepastian
hukum paling luas bagi masyarakat sipil
penegakan hukum yang total.2
adalah polisi. Kepolisian dianggap sebagai
Salah satu tugas yang dibebankan kepada
melakukan
kepolisian adalah penanganan permasalahan
pengawalan pada tiap aturan yang dibuat oleh
lalu lintas baik yang bersifat prefentif
negara. Pekerjaan kepolisian adalah pekerjaan
maupun represif. Kepolisian dituntut untuk
penegakan hukum in optima forma, seringkali
menjaga ketertiban lalu lintas selain juga
disebut sebagai hukum yang hidup karena
harus menegakkan hukum pidana lalu lintas.
pekerjaannya yang langsung berhadapan
Lahirnya Undang-undang Republik Indonesia
dengan masyarakat dan dipaksa memiliki
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
kemampuan untuk menafsirkan undang-
dan Angkutan Jalan (selanjutnya disebut
undang tertulis dalam kehidupan nyata.
UULLAJ) sebagai ganti atas Undang-undang
representasi
negara
dalam
Kepolisian sebagai institusi terdepan
Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas
dalam upaya penegakan hukum memiliki
dan Angkutan Jalan memberikan peneguhan
kewenangan
serangkaian
kepada aparat kepolisian sebagai lembaga
penyelidikan, penggeledahan, penangkapan,
negara yang memiliki kewenangan paling luas
pemeriksaan
perkara
dibanding lembaga lain dalam hal penegakan
ke kejaksaan untuk dapat disidangkan di
hukum pidana lalu lintas dan ketertiban di
pengadilan. Dengan rangkaian urutan kegiatan
jalan raya.3
antara dan
lain
melimpahkan
tersebut nampak bahwa polisi adalah institusi
Lalu lintas didefinisikan sebagai gerak
yang memegang fungsi utama penegakan
kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan,
hukum. Selain itu kepolisian juga dituntut
sedangkan angkutan adalah perpindahan
untuk melayani tujuan sosial berupa penjagaan
orang dan/atau barang dari satu tempat ke
keamanan dan ketertiban serta memberikan
tempat lain dengan menggunakan kendaraan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan
di ruang lalu lintas jalan.4 Segi positif dari lalu
kepada masyaraka.1 Inilah yang seringkali
lintas dan angkutan adalah perannya yang
menjadi dilema bagi aparat kepolisian karena
strategis dalam mendukung
pembangunan
1 Pasal 13 UU Kepolisian. 2 Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu tinjauan Sosiologis, Genta Publishing, Yogyakarta, 2011, hlm. 113. 3 Pasal 5 ayat 3 huruf e UU LLAJ menyatakan Pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh instansi pembina sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang meliputi urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. 4 Pasal 1UU LLAJ.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
381
Tabel 1 Data Kecelakaan dan Pelanggaran Lalu Lintas Tahun 2010 dan 2011 Kota Malang6 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. dan
Jenis Kasus Jumlah Kecelakaan Korban Meninggal Dunia Korban Luka Berat Korban Luka Ringan Rugi Materiil Jumlah Penyelesaian Jumlah Pelanggaran Jumlah Denda
Tahun 2010 183 74 39 173 105.125.000 164 22561 1.692.075.000
Tahun 2011 317 97 27 358 188.325.000 252 35003 2.275.195.000
Trend % 73,22 31,08 -30,76 106,93 79,18 53,65 55,14 34,46
integrasi nasional, namun dalam
angka kecelakaannya mengalami kenaikan
prosesnya, lalu lintas juga membawa segi
yang signifikan sejumlah 73,22 % dari 183
yang negatif dimana tanpa diduga dan tidak
kasus kecelakaan di tahun 2010 menjadi 317
disengaja terjadi kecelakaan yang melibatkan
kasus di tahun 2011, dengan perincian:
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
Tabel
di
atas
menunjukkan
kasus
lain yang mengakibatkan korban manusia
kecelakaan lalu lintas di Kota Malang
atau kerugian harta benda. Inilah faktor yang
merupakan salah satu penyumbang angka
perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
kematian dan korban luka terbesar dibanding
berbagai kalangan.
tindakan kriminal lainnya. Faktor penyebab
Secara faktuil angka kecelakaan lalu
terjadinya kecelakaan lalu lintas sangat
lintas di Indonesia mengalami kenaikan
bervariasi, mulai dari kesalahan atau kelalaian
yang signifikan. Jawa Timur dengan jumlah
pengemudi bahkan korban sampai pada
penduduk terpadat di Indonesia misalnya,
keteledoran
selama tahun 2011 angka kecelakaan lalu
mengatur kualitas dan kuantitas manajemen
lintas tercatat naik 9.956 kasus atau 88,1%,
jalan raya di daerahnya. Hal ini tentunya
yakni dari 11.295 kasus pada tahun 2010
harus direspons oleh petugas kepolisian dalam
menjadi 21.251 kasus pada tahun 2011 dengan
rangka menjaga ketertiban dan melakukan
jumlah korban meninggal dunia dari 5.422
penegakan hukum pidana lalu lintas.
korban pada tahun 2010 menjadi 5.395 korban
pemerintah
setempat
dalam
UU LLAJ yang baru telah diberlakukan
pada tahun 2011.5 Lebih khusus kota Malang
sejak
sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur,
menyelesaikan masalah turunan akibat adanya
tahun
2010
diharapkan
dapat
5 Kecelakaan lalu lintas di Jatim naik 88, 1% http://www.antaranews.com/berita/1325162344/kecelakaan-lalulintas-di-jatim-naik-88-1, diakses 17 April 2012 pukul 12.12 WIB. 6 Catatan Akhir Tahun Kriminalitas di Kota Malang. http://wartamalang.com/2011/12/catatan-akhir-tahunkriminalitas-di-kota-malang-2011/, diakses 15 April 2012 pukul 12.12 WIB.
Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Resort Malang Kota...
382
kecelakaan lalu lintas. Proses penegakan
dalam
hukum
wewenangnya dapat bertindak menurut
yang
seringkali
berbelit-belit
membuat sebagian besar masyarakat enggan menyelesaikan permasalahan mereka melalui aparat kepolisian.
melaksanakan
tugas
dan
penilaiannya sendiri. 2. Pelaksanaan
ketentuan
sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
Secara normatif tugas dan wewenang
dilakukan dalam keadaan yang sangat
polisi berkait dengan proses peradilan lalu
perlu dengan memperhatikan peraturan
lintas meliputi pembinaan di bidang lalu
perundang-undangan, serta kode etik
lintas, penyidikan tindak pidana di bidang
profesi
lalu lintas dan angkutan jalan. Kepolisian juga
Indonesia
berwenang untuk
melakukan pemeriksaan
Pasa1 tersebut memberikan kewenangan
atas kebenaran keterangan berkenaan dengan
penuh kepada pejabat kepolisian untuk
pemenuhan persyaratan teknis dan layak jalan
bertindak
kendaraan bermotor. Dalam melaksanakan
dalam kata lain aparat kepolisian memiliki
tugas penegakan hukum pidana lalu lintas ini,
kewenangan
aparat Kepolisian tunduk pada aturan-aturan
Dengan kewenangan diskresi yang dimiliki
khusus untuk melakukan tindakan hukum.
tersebut, maka bisa jadi ada satu persoalan
Ketentuan ini tertuang dalam Kitab Undang-
hukum yang tidak diselesaikan melalui
undang Hukum Acara Pidana, Undang-undang
jalur
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
penyelesaiannya pada keputusan anggota
Negara Republik Indonesia (selanjutnya
polisi. Apalagi secara faktual tidak setiap
disebut UU Kepolisian), UU LLAJ serta
kasus kecelakaan lalu lintas selalu berakhir
aturan moral yang menjadi pedoman yang
di pengadilan. Kasus kecelakaan lalu lintas
harus ditaati. Oleh karenanya tidak mungkin
lebih sering berakhir dengan perjanjian damai
kerja polisi menjadi kaku karena tuntutan
di antara kedua belah pihak atau lebih, hal ini
untuk cepat tanggap terhadap fenomena
dimungkinkan karena UU LLAJ memberikan
sosial dibandingkan secara rigid bertindak
peluang kepada aparat kepolisian untuk
sesuai ketentuan tertulis. UU Kepolisian
memfasilitasi upaya perdamaian di luar
kewenangan atau otoritas yang dimiliki polisi
pengadilan. Hal ini dapat kita lihat dalam
untuk melakukan tindakan yang menyimpang
Pasal 236 ayat (2) UU LLAJ:
sesuai dengan situasi dan pertimbangan hati
kepolisian
menurut
Kewajiban
republik
penilaiannya
untuk
pengadilan
negara
melakukan
melainkan
mengganti
sendiri, diskresi.
diserahkan
kerugian
nuraninya.
sebagaimana
Pasal 18 UU Kepolisian menyatakan:
pada Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana
1. Untuk
kepentingan
umum
pejabat
Kepolisian Negara Republik Indonesia
dimaksud pada ayat
(1)
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2) dapat dilakukan
di luar pengadilan jika terjadi
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
383
kesepakatan damai diantara para pihak yang
mempersiapkan dan memperhatikan hal-hal
terlibat.
sebagai berikut:7
Penggunaan diskresi Kepolisian menjadi isu yang menarik untuk diteliti karena korelasinya dengan proses penyelesaian kasus kecelakaan lalu lintas, tentunya penggunaan diskresi ini tidak dimaksudkan sebagai solusi satu-satunya untuk menanggulangi kecelakaan
1. Menerima laporan dan pengaduan laka lantas. a. Tempat
dilaksanakan
di
Kantor
Polres Malang Kota. b. Di pos-pos tetap di Wilayah Polres Malang Kota.
lalu lintas namun sebagai salah satu pintu
c. Menerima laporan yang disampaikan
keluar dalam menyelesaikan problematika
seseorang secara tertulis maupun
yang timbul sebagai efek adanya kecelakaan
lisan
lalu lintas. Oleh karenanya ada 2 (dua)
kecelakaan lalu lintas.
tentang
suatu
peristiwa
permasalahan yang menjadi fokus perhatian
d. Menerima dan mencatat identitas
penulis berkaitan dengan latar belakang yang
pelapor dimana lokasi terjadinya
telah dikemukakan, yaitu pertama, Faktor apa
kecelakaan lalu lintas.
saja yang melatarbelakangi Kepolisian Resort
2. Dalam hal penanganan laka lantas,
Malang Kota menerapkan diskresi dalam
terutama perihal kecepatan anggota
menyelesaikan perkara kecelakaan lalu lintas?
laka lantas Polres Malang Kota dalam
Kedua Bagaimana mekanisme penggunaan
pelaksanaannya
diskresi yang diterapkan Kepolisian Resort
lantas dengan tenggang waktu dari
Malang Kota dalam penyelesaian perkara
menerima laporan sampai dengan tiba di
kecelakaan lalu lintas?
lokasi laka lantas maksimal 15 menit. didukung dengan pos tetap yang ada di
Pertama
Dalam
Penanganan Perkara Kecelakaan Lalu Lintas Sebagai
TPTKP
3. Unit laka lantas Polres Malang Kota
Pembahasan A. Prosedur
mendatangi
optimalisasi
setiap wilayah polsek masing-masing, dan ditambah pos TAC (Traffic Accident Center) serta pos pantau yang ada di jalur rawan laka / black spot memiliki berbagai
Program
Quick
fasilitas pendukung yaitu:
Wins 2010 bidang peningkatan pelayanan
a. Kendaraan unit laka untuk ke TPTKP.
penanganan kecelakaan lalu lintas, Petugas
b. Kendaraan
ambulance
yang
Unit Kecelakaan dan Lalu Lintas Satuan Polisi
dilengkapi dengan Traffic Accident
Lalu Lintas Polres (laka lantas) Malang Kota
Box
yang
digunakan
untuk
7 Humas Polres Kota Malang, Standar Operasional Prosedur (SOP) Pam Dan Olah TKP Laka Lantas Traffic Accident Center Sat Lantas Polres Malang Kota, Malang, 2010, hlm. 1.
Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Resort Malang Kota...
384
mendatangi TKP dengan kecepatan
6) Setelah alat bukti diberi tanda dan di
dan mobilitas yang tinggi diharapkan
foto segera dipindahkan ke tepi jalan
mampu
sehingga arus lalu lintas dapat lancar
untuk
memberikan
pertolongan serta penanganan laka lantas secara maksimal.
kembali. 7. Untuk penanganan di jalur Black Spot yang dilakukan oleh Tim Laka Lantas
Setibanya di tempat kejadian perkara
Terpadu, setiba di TKP, masing-masing
kecelakaan lalu lintas, tindakan yang harus
instansi melakukan sesuai tugas dan
dilakukan oleh anggota Sat Lantas Kepolisian
tanggung jawabnya.
Resort Malang Kota antara lain:8
Selanjutnya, petugas Polresta Malang
1. Mengamankan TKP kecelakaan lalu
2
dalam
rangka
penyelidikan
maupun
lintas agar tidak terjadi kecelakaan lalu
penyidikan tindak pidana kecelakaan lalu
lintas baru.
lintas melakukan pengamatan secara umum,
Memberikan pertolongan pertama kepada
yang meliputi pengamatan terhadap keadaan
korban.
jalan
3. Mengamankan tersangka dan saksi serta
(sempit/lebar/tanjakan/turunan/
tikungan/simpangan/lurus
dan
lain-lain),
mengumpulkannya pada tempat di luar
keadaan
batas yang telah ditentukan.
pandangan dan lain-lain), keadaan cuaca
4. Mengamankan barang bukti kecelakaan lalu lintas. 5. Memisahkan
lingkungan
(ramai/sepi/bebas
pada waktu terjadi kecelakaan lalu lintas, kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas,
saksi
dan
tersangka
kerusakan pada kendaraan, kerusakan pada
dengan maksud untuk tidak saling
jalan dan kelengkapannya, letak kendaraan
mempengaruhi.
dan korban, bekas-bekas tabrakan yang
6. Membuat tanda di TKP kecelakaan lalu
tertinggal di jalan seperti; bekas rem, pecahan
lintas.
kaca, tetesan darah, bekas cat/dempul, bekas
1) Terhadap kendaraan yang terlibat
oli, suku cadang yang terlepas/jatuh dan
kecelakaan lalu lintas. 2) Terhadap korban kecelakaan lalu lintas.
lain-lain dan arah datangnya kendaraan yang terlibat kecelakaan.9 Selain itu, petugas Polresta Malang
3) Terhadap alat bukti lainnya.
juga
melakukan
pemeriksaan
terhadap
4) Terhadap titik tabrak.
kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas,
5) Terhadap bekas rem.
berupa kelengkapan surat-surat kendaraan
8 Ibid., hlm. 2. 9 Interview dengan BRIPTU Robby Arya W, penyidik Unit Laka Lantas Polresta Malang tanggal 12 September 2012.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
385
(STNK,STCK, Buku Kir), keadaan lampu-
yang terdiri dari
foto situasi TKP secara
lampu kendaraan (apakah semua menyala
keseluruhan, sebanyak 4 (empat) kali dari 4
dengan baik dan bagaimana penyetelan tinggi
(empat) penjuru, foto posisi dari kendaraan
rendahnya sorot lampu), keadaan klakson,
yang terlibat kecelakaan, sebanyak 4 (empat)
keadaan alat penghapus kaca, kedudukan
kali dari 4 (empat) penjuru, foto korban
porseneling pada gigi berapa. keadaan kemudi,
sebelum dipindahkan dari TKP, foto kerusakan
penyetelan dari pada kaca spion, kondisi rem,
yang ada pada kendaraan yang terlibat
kondisi ban kendaraan, kedudukan spido
kecelakaan lalu lintas dan foto bekas-bekas
meter/ ukuran kecepatan kendaraan, kondisi
yang tertinggal di TKP seperti bekas rem,
per dan muatan kendaraan.
pecahan kaca, pecahan cat/dempul dan hal
Kondisi jalan dan kelengkapannya seperti
lain. Setelah pengolahan TKP kecelakaan lalu
kondisi jalan (hotmix/ sirtu/ berlobang/
lintas selesai dilaksanakan maka dilakukan
bergelombang dan lain-lain), rambu-rambu
pengecekan terhadap personil, perlengkapan
yang ada di sekitar TKP. Kondisi bahu jalan
dan segala hal yang diketahui, ditemukan dan
dan Marka jalan tempat terjadinya kecelakaan
yang dilakukan di TKP. Kemudian TKP dibuka
juga dilakukan pemeriksaan demi mengetahui
dengan konsekuensi arus lalu lintas harus
lebih
normal kembali. Langkah penting lanjutan
jelas
faktor
dominan
penyebab
kecelakaan lalu lintas.
adalah petugas melakukan permintaan Visum
Mengenai pemeriksaan yang dilakukan terhadap
tersangka,
Aparat
Kepolisian
wajib mengamankan tersangka termasuk memberikan masyarakat
perlindungan yang
main
apabila hakim
ada
sendiri,
et Repertum ke Rumah Sakit di mana korban dirawat. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat oleh Penyidik/ Penyidik Pembantu
yang
melakukan
pengolahan
selanjutnya melakukan interview dengan
TKP, dengan materi hasil yang diketemukan
mengajukan
kepada
di TKP baik TKP itu sendiri, korban, saksi-
tersangka untuk memperoleh keterangan
saksi, tersangka maupun barang bukti, dant
sementara tentang bagaimana terjadinya
tindakan yang dilakukan oleh petugas (TPTKP
peristiwa kecelakaan tersebut di samping
dan pengolahan TKP) tehadap hasil yang
mencatat indentitas tersangka (SIM, KTP dan
ditemukan di TKP. Di samping Berita Acara
lain-lain).10
Pemeriksaan di TKP dibuat juga Berita Acara
Untuk
pertanyaan
kepentingan
singkat
pembuktian,
lain-lain sesuai tindakan yang dilakukan.11
diperlukan adanya pemotretan di TKP,
10 Ibid. 11 Interview dengan AIPTU Safari, SH, penyidik Unit Laka Lantas Polresta Malang tanggal 12 September 2012.
Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Resort Malang Kota...
b.
Proses
Penyelesaian
386
Perkara
Penyidik Kepolisian Resort Kota Malang
Tindak Pidana Kecelakaan Lalu
dalam kurun waktu tahun 2011 hingga bulan
Lintas
Agustus tahun 2012 telah menangani 537
Di
Kepolisian
Resort
Malang Kota
kejadian kecelakaan lalu lintas. Dari total
Proses penyelesaian perkara tindak pidana
537 kejadian kecelakaan lalu lintas terdapat
kecelakaan lalu lintas tunduk pada aturan
153 korban meninggal dunia, 35 korban luka
KUHAP, dimana selaku penyidik, petugas
berat dan 601 korban luka ringan dengan
Kepolisian Resort Malang Kota memiliki
total kerugian Rp. 442.500.000,- (empat ratus
wewenang sebagaimana diatur di dalam
empat puluh dua juta lima ratus ribu rupiah). Proses penyelesaian perkara kecelakaan
pasal 7 (1) KUHAP yaitu: a) Menerima laporan atau pengaduan dari
lalu lintas oleh penyidik Kepolisian Resort
seorang tentang adanya tindak pidana;
Kota Malang pada kurun waktu 2011-2012,
b) Melakukan tindakan pertama pada saat di
jika dicermati dari total 537 kasus di atas hanya 15 kasus yang disidik dan diteruskan ke
tempat kejadian; c) Menyuruh berhenti seorang tersangka dan
penuntutan hingga dilimpahkan ke pengadilan.
memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
Sebanyak 59 kasus lainnya dihentikan dengan
d) Melakukan
penangkapan,
penahanan,
dasar SP3. Dasar penghentian 59 kasus tindak pidana kecelakaan lalu lintas adalah Pasal 140
penggeledahan dan penyitaan; e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan
ayat 2 huruf a KUHAP dikarenakan tersangka meninggal dunia, nebis in idem atau daluwarsa
surat; f) Mengambil sidik jari dan memotret
dan Pasal 76, 77, 78 KUHP.12 Penyelesaian melalui jalur perdamaian
seorang; g) Memanggil orang untuk didengar dan
/ Alternative Dispute Resolutions cukup
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
mendominasi angka penyelesaian perkara
h) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan
kecelakaan lalu lintas, sebanyak 355 kasus
dalam hubungannya dengan pemeriksaan
atau hampir 70% kasus diselesaikan dengan
perkara;
cara ini. Hal ini menurut Kanit Laka Lantas
i) Mengadakan penghentian penyidikan;
Polres Malang Kota merupakan salah satu dari
j) Mengadakan
implementasi diskresi dalam penyelesaian
tindakan
lain
hukum yang bertanggung jawab.
menurut
perkara tindak pidana kecelakaan lalu lintas.13
12 Interview dengan IPDA Hudi Susilo SH, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polresta Malang tanggal 19 September 2012. 13 Ibid.
387
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
C. Faktor Yang Kepolisian
Melatarbelakangi
Daerah
Jawa
Timur
Direktorat
Lalu
Resort
Malang
Lintas melalui surat pada bulan Juni 2010
Menerapkan
Diskresi
memberikan pedoman tentang ADR dalam
Dalam Menyelesaikan Perkara
kasus kecelakaan lalu lintas dimana klasifikasi
Kecelakaan Lalu Lintas
kasus yang dapat di ADR antara lain juga
Kota
Bentuk diskresi Kepolisian Resort Malang
termasuk kasus yang sudah dinyatakan
Kota dalam kasus kecelakaan lalu lintas
berkasnya lengkap oleh Penuntut Umum atau
adalah melalui jalur mediasi penal dengan
P.21 dengan korban meninggal dunia dan luka
cara mengupayakan penyelesaian di antara
berat. Hal ini menurut surat tersebut dilakukan
pihak yang terlibat dengan jalan damai melalui
demi kepentingan umum, dimana pejabat
mekanisme Alternative Dispute Resolutions /
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
ADR. Penyidik memberikan peluang terhadap
melaksanakan tugasnya dan kewenangannya
pihak-pihak yang berperkara untuk melakukan
dapat bertindak menurut penilaian sendiri dan
kesepakatan perdamaian.14
hanya dilakukan dalam keadaan yang sangat
Terdapat dua faktor yang melatarbelakangi Kepolisian Resort Malang Kota menerapkan
perlu dengan memperhatikan perundangundangan dan kode etik Profesi Polri.16
diskresi dalam hampir semua penyelesaian
Dasar-dasar inilah yang digunakan oleh
perkara kecelakaan lalu lintas melalui jalur
aparat Kepolisian Resort Malang Kota dalam
mediasi penal. Faktor pertama menurut Kanit
menyelesaikan 355 kasus atau hampir 70%
Laka Lantas Polres Malang Kota adalah secara
perkara kecelakaan lalu lintas selama kurun
internal adanya Surat Kapolri Nopol B/3022/
waktu 2011-2012 melalui jalur perdamaian
XII/2009/Sdeops
Desember
/ Alternative Dispute Resolutions dengan
2009 tentang penanganan kasus melalui
klasifikasi tindak pidana kecelakaan lalu lintas
Alternative Dispute Resolution (ADR) yang
dengan kerugian materiil, korban luka ringan,
dipertegas dengan Surat Telegram Kapolda
luka berat bahkan meninggal dunia.
tanggal
14
Jatim Nomor ST/476/II/2010/Ditlantas yang
Selain
itu
faktor
kedua
yang
memerintahkan agar para penyidik di wilayah
melatarbelakangi Kepolisian Resort Malang
Jawa Timur yang menangani kasus kecelakaan
Kota menerapkan menggunakan diskresi
lalu lintas yang mengakibatkan luka ringan /
adalah adanya Pasal 16 ayat (2) UU Kepolisian
kerugian materiil dapat diselesaikan melalui
dimana disebutkan aparat kepolisian dapat
konsep Alternative Dispute Resolution.15
melakukan tindakan lain menurut hukum yang
Kepolisian
bertanggung jawab. Maksudnya tindakan-
Negara
Republik
Indonesia
14 Ibid. 15 Ibid. 16 Pedoman tentang ADR dalam Kasus kecelakaan lalu lintas, Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Timur 2010.
Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Resort Malang Kota...
388
tindakan penyidikannya yang dilaksanakan
diskresinya dalam melakukan penyelesaian
harus memenuhi syarat antara lain tidak
kasus kecelakaan lalu lintas ringan.
bertentangan dengan aturan hukum, selaras
Lebih lanjut, penerapan diskresi dalam
dengan kewajiban hukum yang mengharuskan
Pasal 18 UU Kepolisian ternyata tidak hanya
tindakan tersebut dilakukan, harus patut
digunakan untuk kasus kecelakaan lalu
masuk akal dan termasuk dalam lingkungan
lintas ringan saja sebagaimana diatur dalam
jabatannya, Pertimbangan layak berdasarkan
Pasal 236 ayat (2) UULLAJ. Faktor yang
keadaan yang memaksa dan menghormati
melatarbelakangi digunakannya ADR untuk
HAM.17
tindak pidana kecelakaan lalu lintas dengan
Menurut analisa penulis, faktor pertama
kerugian materiil, korban luka ringan, luka
yang melatarbelakangi penggunaan diskresi
berat bahkan meninggal dunia diakui oleh
dalam bentuk mediasi penal secara normatif
Kanit Laka Lantas Polresta Malang selain
dapat kita lacak pada pasal 236 (2) UULLAJ
perintah dari Mabes Polri dan Polda Jatim
dimana dalam kasus tertentu kecelakaan lalu
adalah karena murni alasan kemanusiaan
lintas dapat diselesaikan di luar persidangan.
dan budaya masyarakat Malang yang tidak
Jika terjadi kesepakatan damai di antara
menginginkan proses yang berbelit-belit
pihak yang terlibat kerugiannya material dan
dan cenderung memilih jalan damai. Oleh
ganti rugi dapat dilakukan di luar PN. Jika
karenanya jika ada kesepakatan damai diantara
terdapat korban luka ringan digunakan Berita
pihak-pihak yang terlibat dalam kecelakaan
Acara Cepat dan bila ada kerugian materiil
lalu lintas tersebut, maka penyidik Kepolisian
yang sangat ringan sifatnya dapat digunakan
Resort Malang kota tidak akan memproses
mekanisme denda/ tilang. Indikator yang
dan melanjutkannya ke tahap penuntutan dan
digunakan untuk menjabarkan Pasal 236 ayat
peradilan.19
(2) UULLAJ adalah luka ringan yang diderita
Menurut
pendapat
penulis,
secara
korban dalam waktu dekat cepat sembuh
normatif penggunaan diskresi yang dilakukan
dan tidak menyebabkan cidera tetap, kasus
oleh
tersebut tidak menimbulkan keresahan di
khusus untuk proses penyelesaian perkara
masyarakat, kecelakaan yang tidak melibatkan
tindak pidana kecelakaan lalu lintas dengan
korban masal serta kerugian materiil yang
kerugian materiil dimana termasuk kategori
ditimbulkan sangat kecil.18 Ke semua indikator
tindak pidana kecelakaan lalu lintas ringan
tersebut menjadi dasar bagi para penyidik di
sesuai dengan ketentuan Pasal 236 ayat
lapangan ketika menggunakan kewenangan
(2) UULLAJ. Namun proses penyelesaian
Kepolisian
Resort
Malang
Kota
17 Ibid. 18 Ibid. 19 Interview dengan IPDA Hudi Susilo SH, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polresta Malang tanggal 19 September 2012.
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
389
dengan
menggunakan
perdamaian
yang
•
Kesepakatan tertulis dari masing-masing
diterapkan dengan alasan diskresi pada kasus
pihak yang terlibat dalam kecelakaan
tindak pidana kecelakaan lalu lintas sedang
lalu
dengan korban luka ringan dan tindak pidana
ditandatangani di atas segel dan diberi
kecelakaan lalu lintas berat dengan korban
materai, diketahui/disetujui oleh ketua
luka berat dan meninggal dunia tidak sesuai
RT/RW atau kepala lingkungan dan
dengan ketentuan Pasal 310 UU LLAJ dimana
diketahui oleh para saksi-saksi lainnya.
delik kecelakaan lalu lintas merupakan delik
lintas
(pelaku,
korban)
yang
Penyelesaian menggunakan ADR harus
biasa bukan delik aduan. Dan tidak ada satu
berprinsip pada musyawarah mufakat
aturanpun dalam UU LLAJ yang memberikan
dan harus diketahui oleh masyarakat
peluang kepada aparat penegak hukum untuk
sekitar serta harus menghormati norma
mengupayakan perdamaian. Bahwa kemudian
sosial/adat yang berlaku serta memenuhi
hal ini disebut diskresi demi kepentingan
asas keadilan.
umum dengan mengacu pada Pasal 16
•
Setelah terjadi kesepakatan perdamaian,
dan 18 UU Kepolisian dan surat Kapolri
penyidik
Nopol B/3022/XII/2009/Sdeops tanggal 14
lintas tersebut dalam buku register dan
Desember 2009 tentang penanganan kasus
didatakan dengan baik.
melalui Alternative Dispute Resolution (ADR)
mencatat
kecelakaan
lalu
Berdasarkan Surat Kapolri Nopol B/3022/
dan Surat Telegram Kapolda Jatim Nomor
XII/2009/Sdeops tanggal 14 Desember
ST/476/II/2010/Ditlantas
prespektif
2009 tentang penanganan kasus melalui
kemanfaatan dan keadilan mungkin bisa
Alternative Dispute Resolution (ADR)
dibenarkan, namun hal ini tidak menjamin
dinyatakan untuk kasus yang telah
kepastian hukum. Karena secara yuridis
diselesaikan dengan ADR agar tidak lagi
kedua surat tersebut bisa dikatakan batal demi
disentuh oleh tindakan hukum lain yang
hukum karena bertentangan dengan peraturan
kontra produktif dengan tujuan polmas.20
dari
•
yang lebih tinggi dalam hal ini UU LLAJ.
D. Mekanisme Penggunaan Diskresi Dalam
Penyelesaian
Kecelakaan
Lalu
Perkara
Lintas
Di
Kepolisian Resort Malang Kota Mekanisme
Mediasi
penal
sebagai
bentuk diskresi dalam penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut: 20 Ibid.
Apabila tidak terdapat kesepakatan di antara para pihak baru diselesaikan sesuai prosedur hukum yang berlaku secara profesional dan proporsional. Sebagai
contoh
mekanisme
kasus
kecelakaan lalu lintas yang diproses dengan cara diskresi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 UU Kepolisian adalah kecelakaan
Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Resort Malang Kota...
390
lalu lintas dimana antara korban dan tersangka
Kepala Desa /Kepala Kelurahan setempat,
masih ada hubungan keluarga.
maka langkah yang dilakukan penyidik
A (bapak)
membonceng B (istri) dan C (anaknya)
adalah:
terlibat kecelakaan lalu lintas mengakibatkan
1. Menyelesaikan BAP secara lengkap
istri atau anaknya meninggal dunia sedang
2. SPDP belum perlu dikirim ke PU
yang menjadi tersangka adalah A (bapaknya).
3. Dilakukan gelar perkara yang dipimpin
Langkah yang dilakukan dalam penggunaan
Wakapolresta dan dihadiri Kasat Lantas,
diskresi oleh penyidik Kepolisian Resort
Kasat Serse, Kasat Intel, Provos, Kanit
Malang Kota adalah sebagai berikut:
Laka, penyidik Laka dan hasilnya
1. Tetap dilakukan penyidikan sampai
dilaporkan ke Kapolres sebagai bahan
menjadi BAP lengkap
untuk mengambil keputusan namun
2. Bila perlu tersangka tidak ditahan
penyidik
3. SPDP belum perlu dikirim ke PU
perkembangannya dengan mendengarkan
4. Tersangka tidak dibebani apapun
saran dari masyarakat
tetap
harus
memantau
5. Dilakukan gelar perkara yang dipimpin
4. Pelaporan penyelesaian perkara ke Polda
waka dan dihadiri Kasat Lantas, Kasat
dapat dikategorikan penangguhan jika
Serse, Kasat Intel, Provos, Kanit Laka,
ada persetujuan dari Kapolres.22
penyidik Laka dan hasilnya dilaporkan ke Kapolresta sebagai bahan untuk mengambil keputusan namun penyidik tetap harus memantau perkembangannya dengan
mendengarkan
saran
dari
masyarakat.
Kendala yang dihadapi dalam penggunaan diskresi dalam kedua contoh kasus di atas adalah diperlukan adanya pengawas penyidik yang memantau dan memonitoring perkembangan penyidikan agar tidak disalahgunakan dengan melakukan pengawasan internal penyidikan
Setelah dilakukan gelar perkara dan
yang dilakukan secara berjenjang dan melekat
masyarakat,
kepada setiap penyidik. Hal ini sulit dilakukan
Kapolresta akan memutuskan apakah kasus A
karena keterbatasan sumber daya materi dan
(bapak) sebagai tersangka atas kecelakaan lalu
manusia. Kendala lain yaitu mekanisme gelar
lintas tersebut diteruskan atau ditangguhkan.21
perkara yang selalu dipimpin oleh wakapolres
Contoh kasus lain terkait kecelakaan lalu
maupun kasat lantas membuat tidak semua
lintas yang mengakibatkan korban meninggal
perkara bisa dilakukan gelar dalam waktu
dunia, luka berat namun kedua belah pihak
yang cepat. Sehingga diperlukan pembinaan
telah sepakat damai dengan membuat surat
mental kepada anggota kepolisian secara
pernyataan yang diketahui oleh RT/RW/
terus menerus guna merubah mindset dalam
mendengarkan
21 Ibid. 22 Ibid.
saran
dari
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
391
menangani kasus kecelakaan lalu lintas.23
kepastian mengenai status tersangka. Apakah
Menurut penulis, untuk kategori tindak
dihentikan? Ataukah dilanjutkan? Yang ada
pidana kecelakaan lalu lintas ringan, mekanisme
hanyalah status bagi tersangka berdasarkan
yang dilakukan oleh kepolisian sudah tepat,
keputusan Kapolres adalah ditangguhkan.
karena sudah sesuai dengan ketentuan Pasal
Meski dalam Surat Kapolri Nopol B/3022/
236 ayat (2) UULLAJ yang memberikan
XII/2009/Sdeops tanggal 14 Desember 2009
peluang proses penyelesaian perkara di
tentang penanganan kasus melalui Alternative
luar peradilan, meski mekanismenya tidak
Dispute Resolution (ADR) untuk kasus yang
diatur dalam UULLAJ namun Surat Kapolri
sudah mendapatkan keputusan dari Kapolres
Nopol B/3022/XII/2009/Sdeops tanggal 14
tidak boleh disentuh oleh tindakan hukum lagi,
Desember 2009 tentang penanganan kasus
namun hal ini sangat rawan disalahgunakan
melalui Alternative Dispute Resolution (ADR)
oleh oknum aparat penegak hukum. Harusnya
dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan
diatur yang jelas dan tegas dalam peraturan
tindak pidana kecelakaan lalu lintas ringan.
perundang-undangan mengenai mekanisme
Namun jika ditelaah lebih lanjut, untuk tindak pidana kecelakaan sedang dan tindak pidana kecelakaan berat dengan korban luka berat dan meninggal dunia, mekanisme
diversi untuk kasus kecelakaan lalu lintas, untuk menjamin kepastian hukum
Simpulan
penggunaan diskresinya tidak sesuai dengan
Faktor
KUHAP dan bahkan UULLAJ. KUHAP
digunakannya
hanya mengenal penghentian penyidikan
penyelesaian perkara melalui jalur perdamaian
itupun dengan syarat yang sangat limitatif
dalam menyelesaikan 355 kasus atau hampir
sedangkan
memberikan
70% perkara kecelakaan lalu lintas selama
peluang penggunaan ADR dalam tindak
kurun waktu 2011-2012 dengan klasifikasi
pidana
tindak
tindak pidana kecelakaan lalu lintas dengan
pidana kecelakaan berat dengan korban
kerugian materiil, korban luka ringan, luka
luka berat dan meninggal dunia. Hal it tentu
berat bahkan meninggal dunia adalah secara
berbeda dengan praktik yang dilakukan oleh
internal Kepolisian terdapat Surat Kapolri
Kepolisian Resort Malang Kota dengan
Nopol B/3022/XII/2009/Sdeops tanggal 14
dasar Surat Kapolri Nopol B/3022/XII/2009/
Desember 2009 tentang penanganan kasus
Sdeops tanggal 14 Desember 2009 tentang
melalui
Alternative
penanganan
(ADR)
yang
UULLAJ
kecelakaan
kasus
tidak sedang
melalui
dan
Alternative
yang
melatarbelakangi
diskresi
dalam
Dispute
dipertegas
bentuk
Resolution
dengan
Surat
Dispute Resolution (ADR), dari dua contoh
Telegram Kapolda Jatim Nomor ST/476/
kasus di atas dapat dilihat tidak adanya
II/2010/Ditlantas
23 Ibid.
yang
memerintahkan
Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Resort Malang Kota...
392
untuk memberikan peluang bagi para pihak
RT/RW atau kepala lingkungan dan diketahui
yang terlibat untuk melakukan perdamaian,
oleh para saksi-saksi lainnya. Setelah terjadi
dan dari sisi faktor eksternal adalah alasan
kesepakatan perdamaian, penyidik mencatat
kemanusiaan dan budaya masyarakat yang
kecelakaan lalu lintas tersebut dalam buku
tidak menginginkan proses yang berbelit-belit
register dan didatakan dengan baik. Sedangkan
dan cenderung memilih jalan damai. Oleh
mekanisme
karenanya jika ada kesepakatan damai diantara
keputusan untuk kasus kecelakaan lalu lintas
pihak-pihak yang terlibat dalam kecelakaan
yang mengakibatkan korban meninggal dunia,
lalu lintas tersebut, maka penyidik Kepolisian
luka berat jika kedua belah pihak telah sepakat
Resort Malang Kota tidak akan memproses
damai dengan membuat surat pernyataan yang
dan melanjutkannya ke tahap penuntutan dan
diketahui oleh RT/RW/Kepala Desa/Kepala
peradilan
Kelurahan setempat, maka penyidik tetap
diskresi
dalam
pengambilan
Mekanisme Alternative Dispute Resolution
menyelesaikan BAP secara lengkap, SPDP
(ADR) sebagai bentuk diskresi penanganan
belum dikirim ke PU dan kemudian dilakukan
kasus kecelakaan lalu lintas adalah penyidik
gelar perkara yang dipimpin Wakapolresta
memberikan peluang terhadap pihak-pihak
dan dihadiri Kasat Lantas, Kasat Serse, Kasat
yang berperkara untuk melakukan kesepakatan
Intel, Provos, Kanit Laka, penyidik Laka dan
perdamaian /ADR. Tahapan mekanisme yang
hasilnya dilaporkan ke Kapolres sebagai bahan
dilakukan antara lain adanya kesepakatan
untuk mengambil keputusan namun penyidik
tertulis dari masing-masing pihak yang
tetap harus memantau perkembangannya
terlibat dalam kecelakaan lalu lintas (pelaku,
dengan mendengarkan saran dari masyarakat.
korban) yang ditandatangani di atas segel dan
DAFTAR PUSTAKA
diberi materai, diketahui/disetujui oleh ketua
Buku
Satjipto Rahardjo, 2011, Penegakan Hukum Suatu tinjauan Sosiologis, Genta Publishing, Yogyakarta. Humas Polres Kota Malang, 2010, Standar Operasional Prosedur (SOP) Pam Dan Olah TKP Laka Lantas Traffic Accident Center Sat Lantas Polres
Malang Kota, Malang.
Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Undang-undang
Nomor
2 Tahun
2002
tentang Kepolisian Negara Republik
393
ARENA HUKUM Volume 6, Nomor 3, Desember 2013, Halaman 290-452
Indonesia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
lintas-di-jatim-naik-88-1. Catatan Akhir Tahun Kriminalitas di Kota
Jalan.
Artikel Internet Kecelakaan lalu lintas di Jatim naik 88,1%,
berita/1325162344/kecelakaan-lalu-
http://www.antaranews.com/
Malang,
http://wartamalang.
com/2011/12/catatan-akhir-tahunkriminalitas-di-kota-malang-2011/.