KODE JUDUL: 1.03
EXECUTIVE SUMMARY
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
DISEMINASI VARIETAS KENTANG UNGGUL RESISTEN Phytophthora infestans (Mont.) de Bary
KEMENTRIAN/LEMBAGA: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Peneliti/Perekayasa: 1. Dr. Ahsol Hasyim, MS 2. Dr. Eri Sofiari 3. Kusmana SP 4. Ir. Yenni Kusadriani. 5. Drs. Lutfi
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012 0
EXECUTIVE SUMMARY Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melepas beberapa varietas kentang unggul baru, namun adopsi dari varietas-varoietas tersebut masih sangat kecil sekali. Hal ini diantaranya terkendala oleh beberapa masalah yaitu kurangya promosi, sehingga keberadaanya kurang dikenal oleh pengguna. Kalaupun ada promosi ternyata sewaktu benihnya diminta pengguna benihnya tidak siap, karena untuk mendapatkan benih stake holder harus memesan terlebih dahulu, kemudian benih yang ditawarkan dalam keadaan planlet atau GO (benih penjenis) yang kebanyakan petani kita belum bisa mengelola kelas benih tersebut. Untuk lebih memperkenalkan varietas-varietas hasil rakitan Balitsa kepada stake holder maka salah satunya yang cukup efektif untuk mempromosikannya adalah melalui kegiatan pengenalan varietas atau demplot varietas. Dengan dilakukannya demplot maka petani dapat langsung mengamati varietas-varietas baru tersebut pada masa tanaman tumbuh sampai dengan tanaman dipanen. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa varietas kentang unggul baru yang telah dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran termasuk varietas yang toleran terhadap serangan penyakit busuk daun. Sasarannya adalah petani dapat mengadopsi dan memilih varietas yang sesuai dan cocok untuk dikembangkannya didaerah masing-masing terutama didaerah yang endemik terserang Phytophthora infestan sehingga penggunaan pestisida dapat dikurangi. Diharapkan minimal satu varietas kentang yang didesiminasikan disukai oleh petani sebagai pengguna. Lokus kegiatan dilaksanakan di Sulawesi Selatan dilaksanakan di desa Pattapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Goa, Propinsi Sulawesi Selatan. Areal lokasi kegiatan merupakan sentra produksi sayuran dan ditanami oleh sayuran kol, kentang, bawang daun. Fokus kegiatan adalah Pertanian Tanaman Pangan. Benih sumber Generasi awal (G0) diperbanyak di Balitsa sebagai bahan untuk demplot akselerasi dan adopsi varietas baru kentang unggul hasil Balitsa. Jumlah umbi Generasi awal (G0) yang dibutuhkan untuk Demplot varietas berkisar antara 300-400 umbi per varietas. Varietas yang ditanam sebanyak 8 varietas yaitu Granola G 0, GM 08, Repita, GM 05, Merbabu 17, Margahayu, Kikondo, Cipanas, dan ditambah satu varietas Granola Generasi ke tiga. Kegitan lapang berupa demplot varietas kentang dilaksanakan dengan menanam 8 varietas kentang
1
Generasi awal (G0) ditambah 1 varietas Granola Generasi ketiga (G3) di lahan petani desa Pittapang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Goa. Tahapan kegiatan meliputi konsultasi dan koordinasi dengan para pihak (petaani, kelompok tani, BPTP dan Dinas Pertanian) kemudian dilanjutkan dengan orientasi lapangan. Pelaksanaan kegiatan berupa demplot varietas dimulai dengan persiapan benih, pengolahan tanah, pembuatan guludan, pemasangan mulsa plastik hitam, penanaman kentang, pemeliharaan, panen, pengumpulan data dan pembuatan laporan. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegitan adalah tidak adanya irigasi teknis. Pengairan dilaksanakan dengan mengambil air dari dalam tanah dengan pompa kemudian ditampung dalam bak penampungan. Namun pada saat tanaman berumur >60 hari air dalam tanah terbatas jumlahnya hal ini disebabkan karena musim kemarau yang panjang Rencana penggunaan anggaran ( RAB) telah disusun sebelumnya sesuai dengankebutuhan kegiatan penelitian serta kegiatan lainya yang mendukung penelitian ini, dan diharapkan RAB tersebut dijadikan acuan dalam rangka mencapai output yang telah ditetapkan. Perencanaan anggaran sudah disusun berdasarkan panduan insentif PKPP 2012 yang meliputi tiga tahapan pencairan (termin) yaitu Termin 1 ( 30%), termin ke dua (50%), dan termin ketiga (20%). Jumlah biaya penelitian seluruhnya adalah Rp.250.000.000,- dengan rencana alokasi untuk gaji dan upah Rp 96.560.000, perjalanan dinas Rp 87.880.000, bahan 55.460.000 dan biaya lain-lain Rp 10,100.000. Realisasi SPJ termin ke I sebanyak Rp.74.013.920, SPJ termin ke II Rp.124.841.658 dan SPJ termin ke III Rp. 51.142.422. Kendala dalam administrasi adalah jadwal kegiatan yang telah disusun matang tidak dibarengi dengan turunnya anggaran yang tepat pada waktunya. Kendala dalam administrasi adalah jadwal kegiatan yang telah disusun matang tidak dibarengi dengan turunnya anggaran yang tepat pada waktunya. Demplot penelitian akan dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan sedangkan perbanyak benihnya dilakukan di Skreen house Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.
Lahan untuk
demplot pengujian varietas diolah
secara baik dengan dicangkul, diratakan, dan kotoran atau gulma dibersihkan. Kemudian dibuatkan larikan untuk meletakan pupuk kandang, pupuk buatan dan benih kentang. Jarak tanam yang digunakan 70 x 20 cm, Pupuk kandang yang digunkan pupuk ayam yang sudah matang dengan dosis 15 ton/ha diberikan 2
seminggu sebelum tanam. Pupuk dasar diberikan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 500 kg /ha
diberikan pada saat tanam. Nematisida diberikan untuk
mengendalikan
nematoda dengan dosis 40 kg /ha diberikan saat tanam. Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, dilakukan seminggu dua kali apabila tidak kena hujan, pendangiran dilakukan umur 3 minggu setelah tanaman diikuti pemberian pupuk susulan dengan menggunakan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 700 kg /ha diberikan disekitar perakaran tanaman sebelum tanaman di bumbun. Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 50 hari setelah tanam. Aplikasi pestisida dilakukan secukupnya untuk mengendalikan hama dan penyakit utama kentang. Pada saat tanaman berumur antara 50-60 hari setelah tanam direncanakan akan mengundang beberapa penangkar benih,
petani, pedagang bibit, pedagang
kentang konsumsi, penyuluh, konsumen rumah tangga, BPTP dan Dinas Pertanian Setempat (stakeholder). Pengujian partisipatif dilakukan pada demlot kegiatan di Sulawesi selatan responden yang diundang adalah responden yang berdomisili disektar lahan percobaan. Jumlah responden sebanyak 40 orang yang mewakili sebagai petani, penangkar benih, pedagang dan penyuluh. Tujuan mengundang stake holder adalah untuk memberikan informasi tentang beberapa varietas kentang unggul baru toleran busuk daun, diharapkan setelah diketahui oleh stakeholder mereka tertarik dengan varietas Balitsa. Dengan melihat tanaman tersebut stakeholder dapat mengamati varietas baru kentang yang ditampilkan di demplot. Dari pengamatan tipe pertumbuhan tanaman tersebut mereka dapat menilai tinggi tanamannya, pola pertumbuhannya, vigor tanamannya serta resistensinya terhadap hama dan penyakit. Responden yang diundang pada pertemuan pertama atau saat pertumbuhan akan diundang juga pada saat panen. Pada waktu panen responden dapat menilai varietas mana yang paling disukainya berdasarkan tampilan hasil umbinya maupun berdasarkan hasil tonasenya. Jumlah stakeholder yang diundang pada setiap pertemuan antara 30-40 orang.
Sesui dengan metode yang dilakukan
oleh Basuki et al (2001) Pada saat panen responden diberikan quisionair untuk mengevaluasi varietas yang diuji kemudian diminta untuk memilih varietas kentang yang mana yang paling disukainya. Responden akan mendapat sampel umbi bibit kentang sesuai dengan yang mereka pilih. Varietas yang diberikan ke responden dicatat, penerimanya siapa, jenis varietasnya apa dan berapa kilogram. Dengan kegiatan seperti ini kedepan kita dapat memonitoring sebaran varietas yang didistribusikan.Peubah yang diamati, Tinggi tanaman umur 60 hari, Intensitas 3
serangan penyakit Phytophthora, Intensitas serangan penyakit lainnya, preferensi kesukaan petani pada saat fase vegetatif, Preferensi kesukaan petani pada saat panen (fase generatif), komponen hasil (jumlah umbi, berat umbi). Penelitian bertujuan untuk; (a) memperkenalkan keberadaan varietas unggul kentang hasil Balitsa kepada pengguna dalam hal ini petani, pedagang, penangkar benih dan konsumen, (b) Menyediakan benih untuk digunakan sebagai bahan pengkajian lebih lanjut
atau sebagai bahan
diseminasi untuk mendukung
pengembangan kentang di kawasan hortikultura Demplot penelitian dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan sedangkan perbanyak benihnya dilakukan di Skreen house Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.
Lahan untuk
demplot pengujian varietas diolah
secara baik dengan dicangkul, diratakan, dan kotoran atau gulma dibersihkan. Kemudian dibuatkan larikan untuk meletakan pupuk kandang, pupuk buatan dan benih kentang. Jarak tanam yang digunakan 80 x 30 cm, Pupuk kandang yang digunkan pupuk ayam yang sudah matang dengan dosis 15 ton/ha diberikan seminggu sebelum tanam. Pupuk dasar diberikan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 500 kg /ha
diberikan pada saat tanam. Nematisida diberikan untuk
mengendalikan
nematoda dengan dosis 40 kg /ha diberikan saat tanam. Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, dilakukan seminggu dua kali apabila tidak kena hujan, pendangiran dilakukan umur 3 minggu setelah tanaman diikuti pemberian pupuk susulan dengan menggunakan NPK 16 : 16: 16 sebanyak 700 kg /ha diberikan disekitar perakaran tanaman sebelum tanaman di bumbun. Pembumbunan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 50 hari setelah tanam. Aplikasi pestisida dilakukan secukupnya untuk mengendalikan hama dan penyakit utama kentang. Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 100 hari dimana 10 hari sebelum panen dilakukan pemotongan batang tanaman. Pada saat tanaman berumur antara 50-60 hari setelah tanam direncanakan akan mengundang beberapa penangkar benih, petani, pedagang bibit, pedagang kentang konsumsi, penyuluh, konsumen rumah tangga, BPTP dan Dinas Pertanian Setempat (stakeholder). Pengujian partisipatif dilakukan pada demlot kegiatan di Sulawesi selatan responden yang diundang adalah responden yang berdomisili disektar lahan percobaan. Jumlah responden sebanyak 40 orang yang mewakili sebagai petani, penangkar benih, pedagang dan penyuluh. Tujuan mengundang stake holder adalah untuk memberikan informasi tentang beberapa varietas kentang 4
unggul baru toleran busuk daun, diharapkan setelah diketahui oleh stakeholder mereka tertarik dengan varietas Balitsa. Dengan melihat tanaman tersebut stakeholder dapat mengamati varietas baru kentang yang ditampilkan di demplot. Dari pengamatan tipe pertumbuhan tanaman tersebut mereka dapat menilai tinggi tanamannya, pola pertumbuhannya, vigor tanamannya serta resistensinya terhadap hama dan penyakit. Responden yang diundang pada pertemuan pertama atau saat pertumbuhan akan diundang juga pada saat panen. Pada waktu panen responden dapat menilai varietas mana yang paling disukainya berdasarkan tampilan hasil umbinya maupun berdasarkan hasil tonasenya. Jumlah stakeholder yang diundang pada setiap pertemuan antara 30-40 orang.
Sesui dengan metode yang dilakukan oleh Basuki
et al (2001) Pada saat panen responden diberikan quisionair untuk mengevaluasi varietas yang diuji kemudian diminta untuk memilih varietas kentang yang mana yang paling disukainya. Responden akan mendapat sampel umbi bibit kentang sesuai dengan yang mereka pilih. Varietas yang diberikan ke responden dicatat, penerimanya siapa, jenis varietasnya apa dan berapa kilogram. Dengan kegiatan seperti
ini
kedepan
kita
dapat
memonitoring
sebaran
varietas
yang
didistribusikan.Peubah yang diamati, Tinggi tanaman umur 60 hari, Intensitas serangan penyakit Phytophthora, Intensitas serangan penyakit lainnya, preferensi kesukaan petani pada saat fase vegetatif, Preferensi kesukaan petani pada saat panen (fase generatif), komponen hasil (jumlah umbi, berat umbi). Penggunaan varietas yang sangat terbatas yang hanya bertumpu pada varietas Granola atau varietas Atlantik saja dapat menyebabkan terjadinya erosi genetik, sehingga kalau terjadi ledakan hama atau penyakit pada kedua varietas tersebut akan berdampak sangat buruk pada mata rantai produksi kentang di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melepas beberapa varietas kentang unggul baru, namun adopsi dari varietas-varoietas tersebut masih sangat kecil sekali. Hal ini diantaranya terkendala oleh beberapa masalah yaitu kurangya promosi, sehingga keberadaanya kurang dikenal oleh pengguna. Untuk lebih memperkenalkan varietas-varietas hasil rakitan Balitsa kepada stake holder maka salah satunya yang cukup efektif untuk mempromosikannya adalah melalui kegiatan diseminasi pengenalan varietas atau demplot varietas. Dengan dilakukannya demplot maka petani dapat langsung mengamati varietas-varietas baru tersebut dari masa pertumbuhan hingga tanaman tersebut dipanen. 5
Strategi pengembangan diseminasi inovasi teknologi varietas kentang kedepan perlu dipertajam dengan pola/model SDMC (Sistem Diseminasi Multi Chanel) yang diawali dengan advokasi, pelatihan, penerbitan dan penyebarluasan media cetak serta pelaksanaan peragaan (demplot) dari inovasi teknologi varietas kentang yang disukai petani. Petani diharapkan berpartisipasi aktif mulai dari awal sampai akhir kegiatan. Kerjasama untuk benih kentang bebas patogen perlu dilanjutkan lagi dengan dengan mengirimkan planlet hasil perbanyakan laboratorium Balitsa dan kemudian akan diperbanyak oleh penangkar setempat. Lahan petani yang terinfeksi oleh penyakit tular tanah perlu diberakan atau dilakukan pergiliran tanaman dengan menanam lahan selain tanaman kentang. Koordinasi antar lembaga terkait, yaitu: BPTP Sulawesi Selatan, Balitbangda Sulawesi Selatan, perguruan Tinggi dan Dinas Pertanian perlu ditingkatkan lagi. Kerjasama untuk benih kentang bebas patogen perlu dilanjutkan lagi dengan dengan mengirimkan planlet hasil perbanyakan laboratorium Balitsa dan kemudian akan diperbanyak oleh penangkar setempat. Lahan petani yang terinfeksi oleh penyakit tular tanah perlu diberakan atau dilakukan pergiliran tanaman dengan menanam lahan selain tanaman kentang. Sedangkan anggota
Kelompok Tani
Hikmah Bersama yang ingin mencoba menanam varietas kentang yang telah dipanen perlu menyeleksi benih yang baik dari hasil panen yang bebas patogen. Sedangkan koordinasi antar
lembaga terkait, yaitu: BPTP Sulawesi Selatan,
Balitbangda Sulawesi Selatan, perguruan Tinggi dan Dinas Pertanian perlu ditingkatkan lagi. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk diseminasi varietas kentang yang telah dilepas Balitsa harus dilakukan secara masiv dengan melibatkan langsung para petani kentang melalui Kelompok Tani Hikmah Bersama dan kelompok petani lainnya, dan para penangkar benih sudah mulai terbentuk di daerah-daerah sentral produksi kentang. Diharapkan kedepan akan terbentuk
kerjasama formal antar
pihak terkait, yaitu: Dinas Pertanian, BPTP, Balitbangda, dan Perguruan Tinggi yang ada di daerah Propinsi Sulawesi Selatan serta terlaksananya penyebarluasan benih varietas kentang unggul
Balitsa oleh petani kentang di lokasi kegiatan secara
mandiri. Kelompok Tani dan BPTP Sulawesi Selatan telah bersedia dan sepakat untuk penyebarluasan varietas kentang Balitsa.
Perguruan tinggi (Universitas
Hasanuddin juga akan mencoba beberapa varietas kentang yang sudah dilepas 6
Balitsa dengan memperbanyak benih kentang bebas patogen melalui kegiatan aeroponik. Telah dilakukan advokasi untuk para petani kentang dan anggota kelompok tani Hikmah Bersama tentang perlunya digunakan benih sehat dan bebas patogen sehingga produksi kentang yang dihasilkan tinggi. Anggota kelompok tani yang melihat sendiri umbi kentang yang besar-besar pada saat panen tertarik untuk mencoba menanam dilahan kentang mereka masing-masing. Perguruan tinggi juga ingin memperbanyak benih kentang melalui sistem aeroponik dan akan memesan langsung planletnya ke Balitsa. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk diseminasi varietas kentang yang telah dilepas Balitsa harus dilakukan secara masiv dengan melibatkan langsung para petani kentang melalui Kelompok Tani Hikmah Bersama dan kelompok petani lainnya, dan para penangkar benih sudah mulai terbentuk di daerah-daerah sentral produksi kentang.
7