SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
DISAIN TRAINER MIKROKONTROLER YANG BEROPERASI TANPA MENGGUNAKAN PERSONAL KOMPUTER 1
2
Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Teknik Elektro FPTK-UPI Bandung ABSTRAK Trainer mikrokontroler yang dipergunakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),Universitas, dan JPTE FPTK UPI pada umumnya menggunakan Personal Computer (PC) dalam operasinya dan harganya relative mahal, oleh karena itu dirancang trainer mikrokontroler dimana operasinya tanpa menggunakan komputer sebagai inovasi teknologi trainer mikrokontroler. Hasil Ekperimen yang dilakukan disain rangkaian trainer mikrokontroler menggunakan dua prosesor, dimana satu prosesor sebagai master dan satu lagi sebagai prosesor target, yaitu µC tipe AVR ATmega 16 dan AT 89S51 sebagai target. Display output menggunakan LCD character 20 x 4. Keybord dipilih PS/2. Power suplay disediakan AC = 220 V dan tegangan 5 DC. Sedangkan program yang digunakan untuk kompiler dan interfacing yaitu bahasa C dan Assembly language AT 89S51. Dengan fitur : menulis langsung program assembler, mengkompile program yang dibuat, mengisi program ke dalam chip mikrokontroler, menjalankan aplikasi program, mengoreksi kesalahan penulisan program assembler, tidak memerlukan PC, biayanya murah, mudah dalam pemakaian, aplikasi I/O lebih luas, dan fleksibilitas dihubungkan dengan I/O eksternal. Dari segi pembiayaan akan ekonomis karena tidak memerlukan komputer. Kesimpulan : hasil perancangan hardware dan software untuk trainer mikrokontroler yang operasinya tanpa menggunakan PC telah bekerja dan beroperasi secara normal dan optimal untuk percobaan-percobaan yang dilakukan dengan penulisan menggunakan program assembly language, yaitu untuk program-program : lampu Led berjalan, Key pad, Push button, Relay, Seven segment, LCD karakter, Counter, stepper motor, project board, dan dapat menyimpan program ekperimen yang telah dibuat. Sedangkan hasil opini guru-guru SMK Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung; setelah mencoba trainer hasil penelitian ini merespon dengan baik dan tertarik untuk membuat karena penggunaanya sangat mudah, praktis, dan tidak memerlukan komputer sehingga ekonomis. Artinya sekolah (SMK) yang tidak memiliki komputer siswanya masih dapat melaksanakan praktik mikrokontroler. Kata Kunci : Trainer Mikrokontroler, Liquid Cristal Disply, Keyboard, bahasa C, dan Assebly language. Technology (AJST) Science and Engineering Series Vol. 3, No. 1, pp. 113-. Kelengkapan dalam chip mikrokontroler tergantung pada tipe dan jenis mikrokontroler. Sedangkan suatu mikroprosesor adalah bagian Central Processing Unit (CPU) dari sebuah mikrokomputer, tanpa memori, input-output, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dari suatu sistem yang lengkap. Mikroprosesor tersebut, agar dapat bekerja membutuhkan perangkat pendukung yang dapat berupa Random Access Memory (RAM), Read Only Memory (ROM), serta Input dan Output (I/O). Terdapatnya berbagai tipe dan jenis mikrokontroler yang diproduksi oleh berbagai produsen , tentunya mempunyai spesifikasi teknik yang berbeda dan bahasa yang berbeda (tiap produk lain instruksinya). Hal inilah yang menyebabkan kelemahan mikrokontroler sehingga tidak kompartibel yang satu dengan yang lainnya, disamping itu juga mikrokontroler cepat usang (absolute). Keunggulan mikrokrokontroler relative banyak akan tergantung pada kebutuhan aplikasi. Jenis dan tipe mikrokontroler yang beredar dan popular di masyarakat serta banyak dipelajari di Universitas, politeknik, lembaga pendidikan formal dan non formal serta di sekolah-sekolah menengah kejuruan teknologi yaitu mikrokontroler seri AT 89C51, AT 89C52, AT 89C55, AT 89S8252, AT 89S53, AT 89C2051, AT 90, AT Ttiny, AT mega 8535, AVR 2313 (ATMEL). MCS-48, MCS-51,
1. Latar Belakang Trainer mikrokontroler adalah alat bantu pendidikan untuk mempelajari mikrokontroler dalam proses belajar mengajar di sekolah menengah kejuruan teknologi Teknologi ataupun di universitas-universitas, politeknik yang mempunyai fakultas teknologi/jurusan/prodi teknik elektro, instrumentasi, pengaturan, dan komputer bahkan dipelajari di prodi otomasi industri. “A microcontroller trainer is described, which is intended for training of university, polytechnic and vocational-centre students in the interfacing of hardware and writing of programs in a microcontroller environment”( Habib M. Talukder and Michael Collier, 2002). African Journal of Science and Technology (AJST) Science and Engineering Series Vol. 3, No. 1, pp. 113-. Mikrokontroler adalah kombinasi CPU dengan memori dan I/O yang dilakukan dalam level chip yang menghasilkan Single Chip Microkomputer (SCM) yang juga disebut mikrokontroler. Pada chip mikrokontroler terdiri dari RAM, EPROM/PLASH PEROM, Input dan Output ( I/O), ADC, DAC, Timer, Counter, modem, clock, dan lain-lain. “A microcontroller consists of a central processor, a Read Only Memory (ROM), a Random Access Memory (RAM), an analogue/digital converter, registers and decoders all in one chip”(Talukder dan Michael, 2002). African Journal of Science and
A2-78
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
8051, 8748, (INTEL). MC68 HC 05, 68HC08, 68HC11 dan 68 RS 75 buatan Motorola. PIC 8 ( Microchip), Z 80 (Zilog). DS80C390 (Dallas). Dari semuanya terbagi dua jenis/tipe, yaitu : Tipe CISC atau Complex Instruction Set Computing yang lebih kaya instruksi tetapi fasilitas internal secukupnya saja ( AT 89 meliki 255 instruksi) dan RISC atau Reduced Instruction Set Computing yang justru lebih kaya fasilitas internalnya tetapi jumlah instruksi secukupnya ( seri PIC 16 F hanya ada sekitar 30-an instruksi, seri AVR ada sekitar 118). Keberadaan trainer mikrokontroler yang di pergunakan di universitas, politeknik, UPI, tempattempat kursus bahkan di sekolah menengah kejuruan teknologi pada umumnya dipasilitasi dengan komputer atau menggunakan komputer untuk membuat program dan latihan membuat program-program. Program yang dipergunakan pada umumnya bahasa mesin (assembly language), bahasa C, pascal, bascom dan lain-lain. Untuk mengisikan program ke dalam IC target (mikrokontroler) pada umumnya mempergunakan rangkaian Laoder yang dipasang secara parallel ataupun secara seri dengan komputer. Trainer mikrokontroler yang didisain tanpa menggunakan komputer atau tanpa dipasilitasi oleh komputer dalam membuat program atau latihan membuat program dan mengisikan program ke mikrokontroler target, sehingga pemakai atau siswa tidak perlu memiliki komputer sehingga secara pembiayaan peralatan praktikum lebih ekonomis dan praktis bahkan bagi sekolah-sekolah menengah kejuruan teknik yang tidak memiliki komputer atau komputernya terbatas masih dapat melakukan praktek mikrokontroler. Disain Trainer Mikrokontroler tanpa menggunakan personal komputer (PC) merupakan hasil penelitian hibah bersaing . Trainer mikrokontroler ini sebagai hasil inovasi teknologi dari trainer mikrokontroler yang sudah ada di masyarakat. Keunggulannya yang paling menguntungkan dalam operasinya tanpa membutuhkan personal komputer, sehingga sangat membantu bagi sekolah menengah kejuruan teknologi yang tidak memiliki komputer atau sekolah menengah kejuruan teknologi di daerah terpencil. 2. Permasalahan Beracuan pada latar belakang dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh Sekolahsekolah Menengah Kejuruan Teknologi (SMKT) atau Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) maka “Bagaimana merancang bangun trainer mikrokontroler yang beroperasi tanpa menggunakan komputer (tidak difasilitasi komputer) sebagai inovasi rekayasa enginnering untuk memenuhi kebutuhan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Universitas Pendidikan Indonesia” Permasalahan ini difokuskan pada rancang bangun perangkat keras, perangkat lunak, antarmuka dan aplikasinya.
A2-79
Pada penelitian ini mengkaloborasi antara penerapan teknologi dengan kajian pedagogic yang terwujud dalam bentuk trainer mikrokontroler sebagai alat latih pendidikan dibidang teknologi elektro. Tujuan khusus yang ingin dicapai ada tiga yaitu : a) Dengan kajian teoritis materi mikrokontroler dapat diaplikasikan pada rancang bangun sistem trainer mikrokontroler dengan memiliki fitur-fitur : fleksibilitas dalam pemrograman, berkemampuan antarmuka trainer dengan target aplikasi, fleksibilitas antarmuka dengan system dan proses dari luar, menarik, serta ekonomis. b) Dengan kajian pedagogic, Trainer mikrokontroler menjadi fasilitas belajar yang merupakan alat latih dapat membantu dan mempermudah dalam mempelajari mikrokontroler yang berdampak meningkatkan hasil proses belajar mengajar mikrokontroler di Sekolah menengah Kejuruan teknologi atau di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). c) Sebagai salah satu solusi dalam penyiapan dan pengadaan alat latih belajar mengajar atau trainer mikrokontroler tanpa menggunakan komputer untuk Sekolahsekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Universitas Pendidikan Indonesia. Manfaat hasil penelitian ini a. Dengan terwujudnya trainer mikrokontroler hasil penelitian rancang bangun akan menjadi referensi pilot project dalam penelitian-penelitian trainer lebih lanjut., khususnya di Jurusan Pendidikan teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. b. Menambah fasilitas alat praktikum di laboratorium Elektronika komunikasi dan industri yang keberadaanya saat ini, trainer-trainer sangat minim atau sangat terbatas. c. Dengan adanya trainer mikrokontroler mahasiswa akan lebih tertarik untuk mendalami dan mengembangkan aplikasi mikrokontroler karena belajar mikrokontroler akan lebih nyata tidak Verbalisme. d. Proses belajar mengajar mikrokontroler akan lebih bermakna dan dapat meningkatkan keterampilan pemograman yang akan berdampak pada peningkatan kemampuan hasil belajar. e. Trainer mikrokontroler dapat berfungsi sebagai media interaktif sebab ketika mahasiswa membuat dan menjalankan program terjadi kesalahan maka trainer mikrokontroler dipasilitasi dengan koreksi kelahan pada pembuatan program tersebut sehingga mahasiswa/siswa akan
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
mencoba kembali sampai program yang dibuat benar. f. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi (SMKT) akan lebih tertarik untuk milih dan menggunakan trainer ini dengan pertimbangan ekonomis tetapi mempunyai fitur-fitur teknis yang lengkap dan mudah dioperasikan. Hal ini menjadi pertimbangan yang kompetitif dengan produk dari luar negeri. g. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi (SMKT) akan merasa terbantu dalam penyediaan dan pengadaan trainer mikrokontroler yang masih jarang dan relative mahal. h. Dengan tersedia dan menggunakan trainer mikrokontroler ini diharapkan proses belajar mengajar mikrokontroler di Sekolah Menengah Kejuruan teknologi (SMKT) dapat meningkatkan hasil belajarnya sehingga sesuai dengan tututan dunia Industri dan manyarakat. i. 3. Sistem Perencanaan Trainer Mikrokontroler (Journal) sebagai kajian teoritis Perancangan sistem Trainer mikrokontroler pada umumnya difasilitasi dengan komputer atau dibantu dengan komputer untuk membuat programnya. Seperti yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu seperti yang dikemukakan dari hasil kajian journal nasional ataupun internasional.
Gambar 1. Hubungan PC dengan trainer mikrokontroler 68MC11 Abul K. M. Azad1 and Vamshi Krishna Lakkaraju membuat penelitian trainer Mikrokontroler yang dintegrasikan dengan computer (Personal Computer). ‘MC11 is a single board computer based on 68HC11 Microcontroller. This is a small but powerful developmental tool with an 8-bit microcontroller unit (MCU). It is designed for use as an evaluation and training aid, but may just as effectively be used as a stand-alone controller. This unit should be linked to a host PC via its serial port in order to allow the development and execution of user programs’. Dengan fitur-fitur yang dimiliki sebagai berikut : a) MCU contains 256 bytes of RAM and 512 bytes of EEPROM; b) A ROM-Resident monitor program allows short user programs to be quickly assembled and
A2-80
debugged on a line-by-line basis. The ROM size is 8Kbyte. Longer programs may be assembled on the host PC, loaded into MC11, then run and teste under the control of a monitor program; c) 8-Kbyte of RAM for user programming; d)Two IDC connectors (Port-1 and Port-2) permiteasy interfacing to peripheral hardware. Port-1 allows direct connection to a wide range of standard target systems. e)An expansion port (Port-3) enables further expansion of the system. “One of the advantages of such an educational tool is that it makes full use of its computing power by engaging in many activities simultaneously, all designed to enhance the teaching and learning processes” (Talukder and Michael, African Journal of Science and Technology (AJST) Science and Engineering Series Vol. 3, No. 1, pp.) Sedangkan Daniel M Castro (2003:1) menyebutkan “Microcontroller based trainer is The Intelligent logic Circuits trainer” artinya Alat latih yang berbasis mikrokontroler adalah alat latih rangkaian logika cerdas. Sedangkan Talukder dan Michael (2002:2) merancang bangun dan mengembangkan trainer mikrokontroler SGS-THOMSON ST62xx family member ST62E10 microcontroller chip. Dengan bertujuan memberikan pengalaman pada pelajar tentang teknik-teknik : - writing of assembly language programs - assembling, downloading and running of programs - programming to output characters to 7-segment displays - programming to read key-pad characters - generation of waveforms for display on an oscilloscope - uses of interrupt facilities - implementation of timing routines using the onchip hardware timer Sedangkan fungsi dari trainer mikrokontroler yang dirancang bangun sebagai berikut 1. Allows the student to obtain LED displays by setting toggle switches to learn how the binary coded decimal and hexadecimal numbers can be represented. 2. Displays the waveforms of functions such as sine, ramp, triangle, square wave and pulse width modulation. 3. The facility to energize relays for external functional outputs, for example, switching a light, or controlling a remote switch using software. 4. The facility to connect to a personal computer for experiments to system the input and display features of the computer. 5. The facility exists to display data on the sevensegment display unit using digit select and decimal point select exists. The four-digit display unit will allow a display maximum of 9999 (base 10). 6. The use of terminal blocks as digital/analogue inputs or as digital outputs.
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
7. The use of the twelve-key keypad to input numeric data, which may be read by suitable software. 8. The provision of a range switch for analogue voltage inputs when converting to digital signals. This may also be used for variable frequency voltages. Perancangan sistem trainer mikrokontroler, kelengkapannya akan tergantung kepada kebutuhan sistem khususnya dalam tujuan pebelajaranya untuk pencapaian domain afektif, konitif, dan psikomotoriknya. 4. Rancang bangun trainer mikrokontroler hasil penelitian Trainer mikrokontroler yang dirancang operasinya tidak menggunakan personal komputer; rancangan ini merupakan inovasi teknologi dari trainer-trainer mikrokontroler yang sudah ada baik yang dikeluarkan oleh Intel, Atmel, Motorola, Dallas, Zilog dll. Diagram blok rancangan sebagai berikut : Blok Diagram Sistem
Flat screen
DRIVER LCD
MEMORI
MIKROKONTROLLER
ANTARMUKA I/O
TARGET APLIKASI
OSILATOR
Keyboard
Pengguna
Gambar 2. Diagram blok Model Disain Trainer Mikrokontroler Perancangan model trainer ini meliputi dua aspek yaitu : 1. Perangkat Keras (Hardware) 2. Perangkat Lunak (Software). Fitur-fitur yang dinginkan sebagai berikut : • Menulis langsung program assembler. • Mengkompile program yang dibuat. • Mengisi program ke dalam chip mikrokontroler. • Menjalankan aplikasi program. • Mengoreksi kesalahan penulisan program assembler. • Tidak memerlukan PC. • Biayanya murah. • Mudah dalam pemakaian. • Aplikasi I/O lebih luas. • Fleksibilitas dihubungkan dengan I/O eksternal. 1. Merancang perangkat keras model trainer mikrokontroler dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Mikrokontroler yang dipilih tipe AVR ATmega 16 digunakan sebagai master
A2-81
dengan 16 k byte Flash program memori, 1 K byte SRAM, 512 EEPROM, 32 bit Input/output, Timer/Counter, 10 bit ADC, 32 register umum, USART, dan fitur-fitur yang lain. b. Mikrokontroler sebagai target dipergunakan AT 89S51/52 c. Memori ekternal menggunakan 24C64. d. Liquid Cristal Disply (LCD) Caracter menggunakan 20 X 4 .dan LCD e. Keyboard yang dipilih Keyboard PC. PS/2 f. Kristal untuk pembangkit Clock 8 – 16 Mhz. g. Led-led standar untuk ekperimen . h. Keypad untuk ekperimen. i. Seven segmen CA , CC dan decoder 7447 serta 7448. j. Integrated Circuit (IC – IC ) sebagai penguat dan driver. k. Transistor –transistor sebagai penguat dan saklar untuk rangkaian ekperimen. l. Motor DC atau stepper motor 9-12 volt untuk ekperimen. m. LCD karakter 2 x 16 sebagai ekperimen. n. Power Supply batrai 6- 9 Volt, dan Adaptor 5 Volt. 2. Perancangan perangkat lunak sebagai berikut : Perangkat lunak yang digunakan yaitu Bahasa C dengan compiler yang digunakan yaitu Code Vision AVR. Dipergunakan untuk : o Pembuatan perangkat lunak (software) membaca keyboard Personal komputer PS/2 dari input keyboard hubungannya dengan Master Mikrokontroler. o Pembuatan perangkat lunak (software) membaca karakter yang ditampilkan pada LCD. o Pembuatan perangkat lunak (software) tabel instruksiinstruksi.untuk instruksi compiler Hex. o Pembuatan perangkat lunak (software) main compiler. o Pembuatan perangkat lunak (software) compiler hex. o Pembautan perangkat luanak (software) delay. o Pembautan perangkat luanak (software) pesan hex dan lain-lain. 3.
Perancangan hardware yang dihasilkan berdasarkan pengukuran dapat dikatakan sudah stabil baik dari pengukuran frekuensi clock untuk mikrokontroler atau untuk frekuensi clock Keyboard. Demikian juga taraf logika sudah memenuhi syarat-syarat standar logika.
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
A2-82 5. Dari hasil perancangan hardware dan
6.
7.
8.
Gambar 3. Photo bentuk fisik hasil percobaaan dan penelitian Trainer Mikrokontroler yang beroperasi tanpa Personal Computer 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Perancangan perangkat keras atau Hardware telah ditetapkan dengan menggunakan mikrokontroler tipe tipe AVR ATmega 16 digunakan sebagai master dengan 16 k byte Flash program memori, 1 K byte SRAM, 512 EEPROM, 32 bit Input/output, Timer/Counter, 10 bit ADC, 32 register umum, USART, dan fitur-fitur yang lain. Sedangkan untuk mikrokontroler target yaitu 89S51/52 dan memori ekternal 24C64 serta LCD 20 x 4 karakter. 2. Perancangan hardware yang dipilih perancangan yang menggunakan dua mikrokontroler. Satu dijadikan sebagai prosesor yang menggantikan fungsi komputer dan yang satu lagi dipakai sebagai IC target ( prosesor yang menjadi target ). 3. Perancangan hardware yang dihasilkan berdasarkan pengukuran dapat dikatakan sudah stabil baik dari pengukuran frekuensi clock untuk mikrokontroler atau untuk frekuensi clock Keyboard. Demikian juga taraf logika sudah memenuhi syarat-syarat logika. 4. Program yang digunakan untuk antara muka antara Keyboard dengan mikrokotroler yaitu bahasa C yang diterjemahkan ke dalam format Hexadesimal
software untuk trainer mikrokontroler yang operasinya tanpa menggunakan PC telah bekerja dan beroperasi secara normal dan optimal untuk percobaanpercobaan yang dilakukan dengan penulisan menggunakan program assembly language. Langkah terakhir pembuatan trainer ini adalah proses kompiler. Bahasa assembler yang ditampilkan pada LCD harus dapat ditransfer ke dalam mikrokontroler target dalam bentuk kode Hexa. Modul-modul percobaan telah dicoba untuk program-program : lampu led berjalan, Key pad, LCD karakter, seven segment, Counter, stepper motor, relay, dan project board. Guru-guru SMK Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung; setelah mencoba trainer hasil penelitian ini merespon dengan baik dan tertarik untuk membuat karena penggunaanya sangat mudah, praktis, dan tidak memerlukan komputer sehingga ekonomis. Artinya sekolah (SMK) yang tidak memiliki komputer siswanya masih dapat melaksanakan praktik mikrokontroler.
5.2. Saran –saran : Untuk keseimbangan dan estetika antara trainer mikrokontroler dengan keyboard akan dikembangkan dengan menggunakan Keypad, agar penampilan dan bentuk dari trainer menjadi lebih menarik dan bentuknya menjadi kecil sehingga seimbang antara sistem trainer dengan sistem input-output-nya. DAFTAR PUSTAKA 1. Arief S. Sadiman dkk (1995). Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2. Astim Riyanto. (2003). Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Bandung: YAPEMDO. 3. Abul K. M. Aza and Vamshi Krishna Lakkaraju. (2003). Development of a microcontroller laboratory facility for directing students towards application oriented projects. April 4-5, 2003 – Valparaiso University, Valparaiso, IN 2003 IL/IN Sectional Conference. 4. Alfredo del Río, (2006). Learning Microcontrollers with a CAI-Oriented MultiMicro Simulation Environment Member, IEEE, Juan José Rodríguez Andina, Member, IEEE and Andrés A. Nogueiras Meléndez, Member, IEEE . E-mail:
[email protected].
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
5. Allen L Wyatt. ( 1995). Using Assembly Language; Que. 6. Agus Bejo (2008), C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dlm uC AT 8535. 7. Atmel Corporation, (1997). 8051 Flash Microcontroller Data Book,. http://www.atmel.com/atmel/products/prod2 0.htm 8. Collier, M. (1999). An Introduction to Microcontrollers and Picocontrollers, NUST Lecture Notes Series No.5, NUST, Bulawayo. 9. C. E. Nunnally, (1996)"Teaching th Microcontrollers", Proc. of the 26 Frontiers in Education Annual Conference, pp. 434436, vol. 1. 10. Daniel M. Castro.(2006). Development of an Intelligent Logic Circuit Trainer. dari Internet. 11. George Brown and Madeleinne. (1989). Effective Teaching In Higher Education. New york: Methuen & Co. 12. Greenfield, Joseph D.(1992). The 68HC11 Microcontroller. Orlando, FL: Saunders College Publishing. 13. Geoffrey C. Yeree D. Build Your Own MC68HC11 Computer Traine. Internet : 2 Pebruari 2006. 14. Habib M. Talukder and Michael Collier. (2003). A general purpose microcontroller trainer. African Journal of Science and Technology (AJST) Science and Engineering Series Vol. 3, No. 1, pp. 113-. 15. Hall, V. (1986). Microprocessor and Interfacing Programming and Hardware, Computer Science series, New York: McGraw-Hill International Edition. 16. Myke Predko.( 1995). Programming and custumizing the 8051 microcontroller. 17. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (1991). Media Pengajaran. Bandung : CVC Sinar Baru. 18. Puadi. (1995). Upaya Pengembangan Kegunaan Trainer BGC 8088 V3 Sebagai Alat Bantu Belajar Mengajar. Bandung: IKIP. 19. Peter Spasov, (2002). Microcontroller Technology: The 68HC11, PrenticeHall. ISBN: 0-13-019579. 20. Sencer. ( 1997). Programming interfacing 8051 microcontroller . Mc Graw Hill. 21. Toto Budiono (2005). Pemograman Bahasa C dgn SDCC. Gaya Media. 22. 89C51 Development Tools DT51 Version 3. User”S Guide. Manual Book.
A2-83