DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI
Direktur Jenderal IUBTT Budi Darmadi Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian dengan Daerah Jakarta, 22 Mei 2013
11
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
II. KINERJA TAHUN 2012 III. PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI IV. KEGIATAN DITJEN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 V. RENCANA KEGIATAN DITJEN IUBTT TAHUN 2014
22
33
PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS
• • • • •
• Industri Tekstil • Industri Alas Kaki • Industri Furniture
Industri Fesyen Industri Kerajinan Industri Batu Mulia Industri Keramik Industri Minyak Atsiri
Industri Padat Karya
• Industri Gula • Industri Pupuk • Industri Petrokimia
Industri Prioritas Khusus
Industri Kecil dan Menengah
• Industri Otomotif, Elektronika dan Telematika
Industri Pertumbuhan Tinggi
Industri Barang Modal • Industri Penghasil barang Modal • Industri Perkapalan
Industri Berbasis Sumber Daya Alam
• • • • • •
Industri Makanan dan Minuman Industri Hilir Kelapa Sawit Industri Hilir Karet Industri Hilir Kakao Industri Hilir Baja & Alumunium Hulu Industri Rumput Laut 44
FOKUS PENGEMBANGAN AKSELERASI INDUSTRIALISASI
55
LINGKUP BINAAN IUBTT Industri Kendaraan Bermotor Roda 4 atau Lebih Industri Kendaraan Bermotor Roda 2 Industri Karoseri kendaraan Bermotor Industri Komponen dan Aksesoris Industri Keretaapi dan komponennya Sepeda Bengkel Perawatan
Industri Alat Transportasi Darat
Industri Perkapalan (Bangunan Baru dan Reparasi) Industri Peralatan/Komponen Kapal Industri Pemecah Kapal (Ship Breaking) Industri Bangunan Lepas Pantai Industri Alat Pertahanan Industri Kedirgantaraan Industri Reparasi Pesawat
Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Industri Konstruksi Baja Industri Alat Konstruksi Industri Mesin Pertanian Industri Mesin Proses Industri Alat Energi Industri Alat Penunjang Industri Alat Kelistrikan Industri Alat Kesehatan
Industri Elektronika dan Telematika
Industri Elektronika Konsumsi Industri Elektronika Bisnis Industri Komponen Elektronika Industri Komputer dan Peralatannya Industri Perangkat Lunak dan Konten Multimedia Industri Telekomunikasi
66
77
PERTUMBUHAN IUBTT (Persen)
SEKTOR IUBTT
2007
2008
2009
2010
2011
2012
1). Industri Alat Transportasi Darat
16,62
19,90
-5,14
14,65
10,21
8,31
2). Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
33,94
38,74
-6,99
16,87
11,71
14,08
3). Industri Elektronika dan Telematika
-7,65
-11,70
-1,30
5,76
10,35
15,75
4). Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian
6,83
-2,62
0,58
3,26
1,69
1,60
IUBTT (Alat Angk., Mesin & Peralatannya)
9.73
9.79
-2.87
10,38
6,81
6,94
Industri Non Migas
5.15
4.05
2.56
5,12
6,74
6,40
Sumber : BPS diolah Kemenperin;
88
NILAI EKSPOR DAN IMPOR IUBTT (Miliar US$) 63,4
50,56 44,41 37,37
17,29
2008 Sumber : BPS diolah Kemenperin;
21,89
19,55
16,22
2009
2010 Impor
2011
Ekspor
Produk Ekspor : 1. Produk Elektronika Konsumsi : Printer, Fotocopy, Telepon dan komputer 2. Produk Elektronika Bisnis/Industri : Televisi, AC, Lemari ES, Mesin Cuci, Kipas Angin dan Pompa air 3. Kendaraan Bermotor : KBM R-4 (CBU dan CKD), KBM R-2 (unit sepeda motor) 4. Komponen : gasket & brake system, drive train, engine parts, dll
99
INVESTASI IUBTT (Rp. Miliar )
Sumber : BPS diolah Kemenperin;
10 10
PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR IUBTT
Ribu Orang
1.180 1.200 1.000 800
789
864
828
898
959
1.010
600 400 200 2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : BPS diolah Kemenperin;
Unit
2015 (proyeksi)
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
IATD
207.697
230.383
243.930
IMKAP
61.843
63.516
66.412
IET
412.993
431.066
452.059
IPAMP
215.670
234.170
247.659
11 11
PETA SEBARAN IUBTT
Gambar 6 Peta Sebaran Industri Berbasis Teknologi Tinggi
12 12
13 13
I. INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT
• Low Cost and Green Car dan Low Carbon Emission Car
• Komponen Utama (Engine, Transmisi, Axle, dll)
14 14
LOW COST AND GREEN CAR DAN LOW CARBON EMISSION CAR
Tujuan 1. Mengembangkan industri KBM R-4 yang hemat energi, ramah lingkungan, dan harga terjangkau; 2. Mempercepat pencapaian target produksi KBM R-4 nasional sebesar 1,5 juta unit pada tahun 2015; 3. Mendorong Indonesia menjadi basis produksi KBM R-4 dan komponen di tingkat regional dan global
Investasi Komitmen Investasi yang ditanamkan oleh industri otomotif dan industri komponen senilai USD 4,5 miliar Tenaga Kerja 1. Tingkat Perakit : 10.000 Orang 2. Tingkat Industri Komponen : 22.000 Orang 3. Tingkat Distributor dan After Sales Service : 24.000 Orang (Belum termasuk di sektor keuangan dan non formal) 15 15
KEBIJAKAN PEMERINTAH Low Cost and Green Car 1. Pengurangan PPnBM (Pajak Penjulan-Barang Mewah) untuk segmen kendaraan dengan mesin 900 s.d. 1200 cc. Jenis MPV dari 10% diusulkan menjadi 0% 2. Bea masuk 0% (pada IKD) untuk bahan baku dan komponen yang belum diproduksi di dalam negeri; 3. Pembebasan Bea Masuk atas impor mesin& peralatan serta bahan baku komponen dalam rangka produksi. (Permenkeu No, 76/2012); Low Carbon Emission 1. Pembebasan bea masuk atas impor mesin peralatan produksi dan bahan baku serta komponen yang belum dibuat di dalam negeri (PMK 76/2012); 2. Pengurangan PPnBM apabila : a. Konsumsi BBM 20 s/d 28 km/L, dikurangi PPnBM 25% b. Konsumsi BBM 28 km/L, dikurangi PPnBM 50% c. Pembebasan bea masuk atas impor bahan baku serta komponen yang belum dibuat di dalam negeri (IKD/CKD)
16 16
II. INDUSTRI PERMESINAN DAN ALAT MESIN PERTANIAN
• • • • •
Pengembangan Teknologi Industri Alsintan di Daerah Potensial Pertanian Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Konversi BBM ke BBG Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Pelestari Lingkungan Pengembangan Industri Mesin Tekstil Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan
17 17
a. Pengembangan Teknologi Alsintan di Daerah Potensial Pertanian Tujuan Mendukung program ketahanan pangan, swasembada pangan dan surplus 10 juta ton beras sampai dengan tahun 2014, melalui intensifikasi lahan pertanian dan mekanisasi pertanian serta meningkatkan daya saing produk alsintan. Investasi Dengan pengembangan teknologi alsintan diharapkan dapat mencapai investasi di bidang industria pengolahan hasil pertanian dengan proyeksi pada tahun 2015 mencapai Rp. 3.5 trilyun.
Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri alsintan diproyeksikan pada tahun 2015 mencapai 19.498 orang. Kebijakan Pemerintah 1. 2. 3. 4. 5.
Penataan infrastruktur industri alsintan yang meliputi : data industri alsintan, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; Meningkatkan kompetensi SDM industri alsintan; Meningkatkan kemampuan daya saing industri alsintan melalui peningkatan mutu dan SNI; Pengembangan prototipe alsintan di daerah potensial pertanian; Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk alsintan melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi. 18 18
b. Pengembangan Mesin dan Peralatan Konversi BBM ke BBG Tujuan Mendukung program nasional konversi BBM ke BBG melalui pengembangan produk mesin peralatan konversi gas untuk otomotif dan industri Investasi Dengan adanya program konversi BBM ke BBG maka diharapkan akan menyerap investasi sebesar Rp. 40 milyar untuk produksi convertier kit. Kebijakan Pemerintah 1. Penataan infrastruktur industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG; 2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG; 3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe mesin peralatan konversi BBM ke BBG.
19 19
c. Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Pelestari Lingkungan Tujuan Meningkatkan penggunaan teknologi yang bersih dan efisien
Kebijakan Pemerintah 1. Penataan infrastruktur industri mesin pelestari lingkungan yang meliputi : data industri mesin pelestari lingkungan, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; 2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin pelestari lingkungan; 3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin pelestari lingkungan melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe mesin pelestari lingkungan; 5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin pelestari lingkungan melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi.
20 20
d. Pengembangan Industri Mesin Tekstil Tujuan
Meningkatkan daya saing produk industri mesin tekstil dalam negeri Investasi Dengan pengembangan industri mesin tekstil diharapkan mencapai investasi dengan proyeksi pada tahun 2015 mencapai Rp. 5.5 trilyun. Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri mesin tekstil diproyeksikan untuk tahun 2015 mencapai 61.678 orang Kebijakan Pemerintah 1. 2. 3. 4. 5.
Penataan infrastruktur industri mesin tekstil yang meliputi : data industri mesin tekstil, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin tekstil; Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin tekstil melalui peningkatan mutu dan SNI; Pengembangan prototipe mesin tekstil; Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin tekstil melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi. 21 21
e. Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas & Alat Kesehatan Tujuan Mengembangkan penguasaan teknologi industri mesin perkakas dan peralatan kesehatan yang mandiri
Investasi Dengan pengembangan teknologi industri mesin perkakas dan alkes diproyeksikan dapat menyerap investasi pada tahun 2015 sebesar USD 1.021,8 juta untuk alat kesehatan dan USD 30.455, 1 juta.
Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja untuk proyeksi hingga tahun 2015 adalah 10.761 orang untuk industri alat kesehatan dan 33.418 orang untuk industri mesin perkakas.
Kebijakan Pemerintah 1. 2. 3. 4. 5.
Penataan infrastruktur industri mesin perkakas dan alkes yang meliputi : data industri mesin perkakas dan alkes, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir; Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin perkakas dan alkes; Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin perkakas dan alkes melalui peningkatan mutu dan SNI; Pengembangan prototipe mesin perkakas dan alkes; Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin perkakas dan alkes melalui penyusunan regulasi teknis dan diseminasi. 22 22
III. INDUSTRI MARITIM, KEDIRGANTARAAN, DAN ALAT PERTAHANAN
• Peningkatan kapasitas produksi sampai dengan 900.000 DWT/tahun • Pengembangan peralatan dan komponen perkapalan untuk kebutuhan pasar dalam negeri • Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan Lamongan, Karimun dan Tanggamus (Lampung)
23 23
PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS PERKAPALAN DI LAMONGAN
Tujuan
1. Mempercepat pertumbuhan industri di Kabupaten Lamongan serta penyerapan tenaga kerja. 2. Meningkatkan investasi serta daya saing industri perkapalan nasional. 3. Meningkatkan kapasitas galangan kapal nasional. 4. Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur Kabupaten Lamongan. Investasi
1. Investasi yang masuk di kawasan industri perkapalan Lamongan senilai IDR 800 Milyar untuk pembangunan tahap pertama PT. LMI dan PT. DPS Lamongan, sedangkan industri galangan kapal di kawasan tersebut, antara lain : PT. Dok Pantai Lamongan, PT. Lamongan Marine Industry, dan PT. DPS Lamongan. 2. Berdasarkan hasil kajian diperkirakan dalam tahap pengembangannya akan memberikan stimulus terhadap perekonomian Kab. Lamongan dan Jatim sebesar Rp. 5,74 Triliun. 24 24
PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS PERKAPALAN DI LAMONGAN Tenaga Kerja
Dalam tahap pengembangannya diperkirakan penyerapan tenaga kerja sejumlah 10.000 orang untuk pembangunan dan reparasi kapal. Kebijakan Pemerintah
1. Melakukan promosi investasi Kawasan Industri Perkapalan Lamongan. 2. Pemberian insentif BMDTP produk perkapalan untuk industri galangan kapal nasional. 3. Melakukan pelatihan dan sertifikasi untuk SDM industri perkapalan : juru las kapal, blasting/coating, pengelasan non-ferro, pengelasan bawah air. 4. Fasilitasi kawasan industri melalui pembersihan ranjau laut yang bekerjasama dengan Dishidros serta Kementerian Pertahanan. 5. Fasilitasi pembangunan breakwater di Kawasan Industri Perkapalan Lamongan yang bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan PU.
25 25
IV. INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA
• Penyusunan dan penerapan Standar Produk Elektronika • Pengembangan Pusat-pusat Pengembangan IT
26 26
PENGEMBANGAN INDUSTRI TELEMATIKA Penyusunan dan Penerapan Standar Produk Elektronika 1. Penerapan dan Pemberlakuan SNI Wajib (AC, Kulkas, Mesin Cuci, EMC, Audio Video, ITE, Lampu LED); 2. Peningkatan Kemampuan Lab Uji; 3. Fasilitasi insentif dan membangun keberpihakan.
Pengembangan Pusat-pusat Pengembangan IT 1. Pengembangan Pusat pertumbuhan IT di Bandung Technopark; 2. Pemberdayaan Incubator Bussiness Center (IBC) Bidang Telematika di Semarang (Jawa Tengah) dan Bali; 3. Pemberdayaan Indonesia Content Development Center (ICDC) di Yogyakarta; 4. Pengembangan industri kreatif (animasi) di Cimahi Creative Association (CCA) * Kalau anggaran disetujui
27 27
28 28
KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 Kab. Aceh Timur
Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 dan Kapal nelayan
NAD
Sumatera Utara
Kab. Humbang Hasudutan
1. 2. 3. 4.
Sumatera Selatan
Diklat Bengkel HP Diklat Bengkel KBM R-2 Bantuan mesin peralatan industri pengolahan cabe Bantuan mesin peralatan industri pengolah karet
Pemantang Siantar
Diklat Bengkel Elektronika
Kab. Simalungun
Bantuan Alat Jasa Keteknikan Perbengkelan KBM R-2
Lampung
Kab. Musi Banyuasin
Kab. Way Kanan
Pembuatan prototipe pompa perahu irigasi
Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2
29 29
KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013 Kab. Tangerang
1. Pelatihan KBM R-4 2. Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2
Kab. Bima dan Kab. Lombok Tengah
Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2
Kota Tangerang Selatan
Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2
Kab. Lombok Barat
1. 2.
Kota Tangerang
Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Kab. Badung, Bali
Banten
Diklat IT
Jakarta Jawa Barat
Jawa Timur
Bali
Jakarta
Diklat IT
Kab Majalengka
Diklat Bengkel Elektronika
Kota Depok
Diklat IT
Kab Bandung
1. 2.
Diklat Bengkel Elektronika Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2
Pelatihan SDM industri di bidang metal working Pelatihan SDM industri di bidang alsintan
NTB
Kab. Banyuwangi
Diklat Klaster
Kab. Madiun
1. 2.
Diklat Pelatihan Bengkel KBM R-4 Bantuan Alat Jasa Keteknikan Perbengkelan KBM R-2
Kab. Nganjuk
1. 2. 3.
Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan Pelatihan SDM industri bidang alsintan Bantuan mesin peralatan pengolahan pertanian
Kab. Gersik
1. 2. 3. 4.
Diklat Pengelasan bawah air Diklat Bengkel Elektronika Pelatihan SDM industri di bidang pengecoran PelatihanSDM industri di bidang metal working
Kab. Lamongan
1. 2.
Diklat Fitter Pengelasan Kapal Diklat Pengelasan Non Fero
30 30
KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013
Jawa Tengah
Kota Temanggung
Bantuan Perbengkelan KBM R-2
Kab. Banjarnegara
Diklat Bengkel Elektronika
Kab. Kebumen Kab. Purbalingga
Kab. Banyumas
1. 2. 3.
Bantuan Perbengkelan KBM R-2 Diklat Bengkel Elektronika Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan
Kab. Brebes
Pelatihan Klaster Otomotif (Pelatihan Guru SMK)
Kab. Tegal
1. 2.
Kota Tegal
Diklat Pengelasan Non Fero level 3 utk Industri Komponen Kapal
Kab. Pekalongan
1. 2. 3.
Kab. Temanggung
Bantuan Perbengkelan KBM R-2
Diklat Bengkel Elektronika 1. 2.
Pelatihan Knalpot (Pipe Bending) Diklat Bengkel Elektronika
Kab. Cilacap
Diklat Bengkel Elektronika
Kab. Wonosobo
Bantuan Perbengkelan KBM R-2
Pelatihan SDM industri di bidang pengecoran Pelatihan SDM industri di bidang metal working
Diklat Klaster (Komponen mobil dan motor) Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan Pelatihan SDM industri dibidang alsintan
31 31
KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Kab. Bolaang Mongondow Timur
Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2
Kab. Konawe
Diklat Perbengkelan KBM R-4
Kota Makassar
Diklat KBM R-4
Kab. Kep. Selayar
1. 2. 3. 4.
Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 Bantuan mesin peralatan pemipil jagung dan pengupas padi Bantuan hand tractor Bantuan mesin peralatan bengkel alat mesin pertanian
Sulawesi Selatan
Kota Samarinda
1. 2.
Pelatihan pengecoran Diklat Welding Operator
32 32
33 33
RENCANA KEGIATAN IUBTT TAHUN 2014 1.
Standarisasi Produk – Produk IUBTT (Pengembangan standar, penerapan standar, pengembangan Lab. Uji dan Pengembangan lembaga Sertifikasi)
2.
Standarisasi Kompetensi Tenaga Kerja (Pengembangan Standar Kompetensi, Pelatihan, Sertifikasi SDM, Pengembangan LSP dan Pengembangan TUK)
3.
Peningkatan Kemampuan SDM Industri
4.
Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan
5.
Pengembangan Pusat Desain Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan
6.
Pengembangan Pusat Layanan Teknis Alat Mesin Pertanian
7.
Perluasan Akses Pasar melalui Promosi Investasi dan Kerjasama Industri
8.
Promosi produk-produk buatan Indonesia di dalam dan luar negeri
9.
Pengembangan Koridor Telematika di daerah potensial
10. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Koridor Jawa
11.
Pengembangan Low Cost and Green Car
12.
Pengembangan industri komponen dan mesin peralatan
13. Pengembangan kendaraan angkutan umum murah untuk pedesaan 34 34
35 35