DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-12
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT, FIRM SIZE DAN LEVERAGE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010) Rahayu Budhi Purwanti, Shiddiq Nur Rahardjo 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT This study aims to test empirically the influence of managerial skills, auditor quality, audit committee, firm size and the leverage of earnings management. Managerial skills were measured using Data Envelopment Analysis (DEA) to measure the level of efficiency manager, auditor quality measured wth dummy variable that consist of KAP Big Four and non-Big Four, audit committee measured with number of audit committee members, firm size measured by natural logarithm of total assets and leverage measured by Debt to Asset Ratio. Earnings management as the dependent variable is measured by discretionary accrual from the Modified Jones models. This study used a sample of manufacturing firms during the years 2008-2010 by using purposive sampling method. The data used were obtained from annual reports listed manufacturing companies BEI. There are 96 companies during the years 2008-2010 that meet the criteria. The method of analysis used in this study is multiple regression analysis. This study found that the quality of auditors, audit committee and firm size variables have a significant influence on earnings management, while the managerial skills and leverage variables have no significant effect on earnings management. This is caused by the application of good corporate governance, the company's management will have the same purpose with the company. This invention can be used by the owner to know the factors that may effect earnings management. In addition, this study can contribute literature on earnings management practices of the company. Keywords: Earnings Management, Data Envelopment Analysis (DEA), Multiple Linear Regression Analysis, ManufacturingFirm .
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Laporan keuangan merepresentasikan pilihan metode-metode akuntansi yang digunakan perusahaan, metode akuntansi yang digunakan akan disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Peraturan tentang pelaporan keuangan dan akuntansi telah memberikan peluang untuk melakukan manajemen laba, contohnya seperti fleksibilitas tentang metode – metode akuntansi yang berbeda. Menurut PSAK 16 revisi 2007 tentang pengakuan dan pengukuran aset tetap, terdapat beberapa pilihan atau alternatif perlakuan akuntansi. Karena itu, penelitian tentang manajemen laba telah mendapat perhatian dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan transaksi perusahaan. Menurut Beneish (2001) dalam Peni dan Vahama (2010), telah diketahui sejak lama bahwa eksekutif perusahaan atau manajer perusahaan telah memiliki insentif untuk melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan, ataupun untuk memaksimalkan kesejahteraan pribadi. Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (manajer). Salah satu cara untuk mengukur manajemen laba adalah dengan menggunakan proksi Discretionary Accrual (DA). Discretionary Accrual adalah komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajer, artinya 1
Rahayu Budhi Purwanti, Shiddiq Nur Rahardjo
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2-12
manajer memberi intervensinya dalam proses pelaporan akuntansi (Gumanti, 2000). Demerjian, dkk. (2006) memperkenalkan pengukuran kecakapan manajerial di bidang keuangan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Seorang manajer dikatakan cakap apabila manajer tersebut memiliki keahlian yang memadai dan pengalaman dalam bekerja. Salah satu bentuk pengambilan keputusan yang dilakukan manajer antara lain judgement terhadap transaksi ekonomi perusahaan. Selain disebabkan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer, banyaknya kasus audit failure yang terjadi pada dunia bisnis internasional maupun di dalam negeri telah mendorong banyaknya investigasi yang dilakukan untuk mengetahui faktor yang akan mempengaruhi manajemen laba (Arya dkk., 2003; Imhoff, 2003) dalam Rusmin (2010). Di Indonesia kasus audit failure terjadi pada perusahaan Kimia Farma dan Bank Lippo (Boediono, 2005). Dalam kasus perusahaan Kimia Farma terjadi mark up terhadap laba tahun 2001 sedangkan pada Bank Lippo terjadi pembukuan ganda pada tahun 2002. Penelitian ini memfokuskan perhatian pada perbedaan antara KAP kelompok Big Four dan KAP diluar kelompok Big Four. Meutia (2004) dan Sanjaya (2008) menyatakan bahwa auditor berkualitas tinggi dapat mengurangi kecenderungan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Dalam perkembangannya, peran komite audit dalam upaya untuk menjamin kualitas dari pelaporan keuangan perusahaan telah menjadi suatu pertimbangan yang berarti (Lin dkk., 2006 dalam Putri, 2011). Komite Audit yang efektif bertugas sebagai alat untuk meningkatkan efektivitas, tanggung jawab, dan keterbukaan dewan komisaris. Lin (2006) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap manajemen laba, hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar memiliki jumlah aset yang lebih besar, sehingga perusahaan dapat melakukan proses penjualan lebih banyak, selain itu perusahaan memiliki jumlah modal yang ditanam lebih banyak sehingga mengakibatkan lebih banyak pihak yang terlibat dalam perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih berhati–hati dalam menyampaikan kondisi laporan keuangannya. Saat ini laibilitas menjadi salah satu bentuk kebijakan perusahaan, dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa laibilitas dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun, apabila kebijakan itu dilakukan untuk menarik kreditor maka terdapat kemungkinan untuk melakukan manajemen laba. Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total aset. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai laibilitas perusahaan. Herawati dan Baridwan (2007) yang memberikan bukti empiris tentang adanya tingkat manajemen laba yang lebih besar pada perusahaan yang terikat perjanjian laibilitas daripada perusahaan yang tidak terikat perjanjian laibilitas. Penelitian ini meneliti hal–hal yang mempengaruhi manajemen laba dari berbagai faktor yang berkaitan perusahaan, seperti kecakapan manajerial, kualitas auditor, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah kecakapan manajerial dapat mempengaruhi manajemen laba? (2) Apakah kualitas auditor dapat mempengaruhi manajemen laba? (3) Apakah komite audit dapat mempengaruhi manajemen laba? (4) Apakah ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba? (5) Apakah leverage dapat mempengaruhi manajemen laba?. Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Tinjauan teoritis, memberikan informasi mengenai penelitian yang berkaitan peran manajer, dewan direksi dan auditor pada praktik manajemen laba, selain itu penelitian ini memberikan informas mengenai karakteristik perusahaan yang melakukan manajemen laba dari sisi keuangan (2) Bagi tinjauan praktik, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian mendatang mengenai peran kecakapan manajerial, kualitas auditor, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba, terutama faktor kecakapan manajerial yang belum banyak diteliti di Indonesia dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pemilik perusahaan dalam mencegah manajemen laba.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Manajemen laba dilakukan perusahaan untuk mengelola laba sehingga laba yang dilaporkan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan kepentingan pemilik. Manajemen laba
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3-12
terjadi sebagai akibat asimetri informasi dalam teori agensi. Hal ini dikarenakan manajer lebih mengetahui informasi tentang perusahaan yang dikelolanya. Manajemen laba dalam penelitian ini di ukur dengan proksi discretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen total accruals yang berasal dari rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan fleksibilitas dalam menentukan nilai estimasi pada metode akuntansi. Penelitian ini ingin mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba, variabel yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut aspek–aspek perusahaan. Variabel yang digunakan antara lain, kecakapan manajerial, kualitas auditor, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage. Manajer yang cakap memiliki kemampuan lebih untuk mengolah informasi lebih yang dimilikinya, sehingga manajer yang memiliki kecakapan lebih akan lebih mudah memanipulasi data. Menggunakan auditor yang berkualitas merupakan salah satu cara pemilik untuk meminimalisir asimetris informasi dan ketidakseimbangan yang terjadi di perusahaan, auditor yang berkualitas diharapkan dapat menemukan indikasi manajemen laba yang dilakukan. Perusahaan yang telah go public diwajibkan untuk memiliki komite audit, komite audit juga merupakan usaha pemilik untuk mengatasi manajemen laba, komite audit berfungsi untuk menjembatani hubungan internal auditor dengan auditor eksternal, dengan komite audit yang efektif diharapkan akan mengurangi manajemen laba. Perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar memiliki tingkat kestabilan dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil, hal ini dikarenakan dengan tingkat aset yang besar perusahaan besar telah mencapai tingkat kedewasaan. Selain itu kondisi perusahaan yang lebih dikenal oleh masyarakat akan mengakibatkan perusahaan lebih berhati–hati dalam menyampaikan laporan keuangannya dan cenderung menyampaikan laporan keuangan yang lebih akurat. Tingkat leverage yang tinggi sama artinya bahwa nilai laibilitas perusahaan tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat laibilitas tinggi akan cenderung menggeser laba masa depan ke laba sekarang, yang berarti melakukan manajemen laba.
Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Manajemen Laba Manajer yang cakap merupakan kunci sukses bagi perusahaan, manajer merupakan pengelola perusahaan yang memiliki informasi mengenai perusahaan. Tingkat informasi yang dimiliki manajer dan pemilik perusahaan seringkali tidak seimbang, pemilik perusahaan yang tidak secara terus menerus berada di perusahaan akan kehilangan beberapa informasi mengenai perusahaan, di lain pihak manajer sebagai pengelola perusahaan akan memiliki dan mengetahui informasi– informasi penting yang berkaitan dengan perusahaan lebih cepat dibandingkan pemilik. Dalam teori agensi ketidakseimbangan informasi ini dapat memberikan peluang adanya manajemen laba, asimetri informasi digunakan manajer untuk mengambil keuntungan pribadinya. Manajer yang memiliki tingkat intelegensia yang tinggi lebih cerdas mengolah informasi sehingga menguntungkan dirinya. Menurut Sugiri (2005) ada dua prasyarat yang harus ada agar manajemen selalu jujur dalam melaksanakan tugasnya. Pertama, kultur organisasional harus mendukung pengambilan keputusan yang etis. Kedua, manajemen harus memiliki pemotivator untuk selalu bertindak jujur. Prasyarat lain yang akan menjamin manajemen selalu mendasarkan tindakannya demi kepentingan para pemegang saham adalah apabila manajer dan pemegang saham memiliki informasi dengan jumlah dan kualitas yang sama. Penelitian Isnugrahadi dan Kusuma (2009) menyatakan bahwa kecakapan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. H1: Kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba Menggunakan jasa auditor yang berkualitas dan profesional merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mengurangi perilaku manajemen perusahaan yang berusaha memaksimalkan kepentingan pribadinya. Auditor yang berkualitas memiliki tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi sehingga auditor yang berkualitas akan mengaudit perusahaan dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Dengan adanya kualitas audit yang baik, maka akan tercipta suatu pengendalian seperti preventive control, detective control dan reporting control dalam perusahaan. Dengan auditor yang berkualitas
3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4-12
diharapkan tidak akan terjadi audit failure, selain itu diharapkan audit yang profesional akan mengurangi tindakan manajemen laba. H2: Kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Komite audit bertugas untuk menjembatani hubungan antara auditor internal perusahaan dengan pihak eksternal serta mengawasi keefektifan internal auditor perusahaan. Dalam teori agensi terdapat biaya yang digunakan untuk mencegah konflik kepentingan, diantaranya monitoring cost, komite audit merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan principal terhadap agent. Keefektifan komite audit dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan dan internal auditor akan sangat berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba, apabila komite audit secara terus menerus melakukan pemeriksaan maka pihak manajemen tidak akan memiliki kesempatan untik melakukan manajemen laba. Pemeriksaan ini meliputi tindakan-tindakan manajemen yang melanggar prinsip akuntansi berterima umum (PABU). H3: Komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) Terhadap Manajemen Laba Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aset perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar merupakan perusahaan yang memiliki tingkat penjualan lebih besar, tingkat kestabilan perusahaan lebih tinggi dan melibatkan lebih banyak pihak. Karena pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan besar berpengaruh terhadap publik, sehingga masyarakat lebih mengenal perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan akan menyampaikan laporan keuangannya dengan lebih berhati–hati dan akurat. Choutrou, dkk. (2001) dalam Ningsaptiti (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan di Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan kecil. H4: Ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki laibilitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki, hal ini akan mengakibatkan risiko dan tekanan yang besar pada perusahaan. Tekanan ini akan mendorong manajemen melakukan manajemen laba. Penelitian Shanti dan Yudhanti (2007) menemukan bahwa perusahaan yang mempunyai financial leverage tinggi akibat besarnya laibilitas dibandingkan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban membayar laibilitas pada waktunya. H5 : Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba, Pengukuran manajemen laba dilakukan dengan dengan cara menghitung discretionary accrual. Pengukuran discretionary accrual sebagai proksi kualitas laba (manajemen laba) menggunakan Model Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Dechow, dkk. (1995). Model ini digunakan karena dinilai merupakan model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Untuk mendapatkan nilai discretionary accrual dilakukan dengan menghitung langkah-langkah berikut ini: a. Menghitung total accrual dengan persamaan: Total Accrual (TAC) = laba bersih setelah pajak (net income) – arus kas operasi (cash flow from operating). b. Menghitung nilai accruals dengan persamaan regresi linear sederhana atau Ordinary Least Square (OLS) dengan persamaan:
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5-12
𝑇𝐴𝐶𝑡 𝐴𝑡−1
=𝛼1
1 𝐴𝑡−1
+ 𝛼2
∆𝑅𝐸𝑉𝑡 𝐴𝑡−1
+ 𝛼3
𝑃𝑃𝐸𝑡 𝐴𝑡−1
+e
Keterangan: TACt : total accruals perusahaan i pada periode t. At-1 : total aset untuk sampel perusahaan i pada tahun t-1. ∆REVt : perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t. PPEt : aktiva tetap (gross property plant and equipment) perusahaan tahun t. c. Dengan menggunakan koefisien regresi di atas, kemudian dilakukan perhitungan nilai non discretionary accrual (NDA) dengan persamaan dengan terlebih dahulu melakukan regresi linear sederhana dengan persamaaan : 1 ∆𝑅𝐸𝑉𝑡 − ∆𝑅𝐸𝐶𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑡 𝑁𝐷𝐴𝑡 = 𝛼1 + 𝛼2 + 𝛼3 𝐴𝑡−1 𝐴𝑡−1 𝐴𝑡−1 Keterangan: NDAt : non discretionary accruals pada tahun t. 𝛼 : fitted coeffcient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals. ∆RECt : perubahan pilaibilitas perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t. d. Menghitung nilai discretionary accruals dengan persamaan : 𝑇𝐴𝐶𝑡 𝐷𝐴𝐶𝑡 = − 𝑁𝐷𝐴𝑡 𝐴𝑡−1 Keterangan: DACt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian antara lain kecakapan manajerial, kualitas auditor, komite audit, ukuran perusahaan (firm size) dan leverage. Kecakapan manajerial diukur menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang menggunakan input dan output untuk menilai efisiensi manajer, output yang digunakan adalah penjualan, sedangkan input yang digunakan: a. Total Aset b. Jumlah tenaga kerja c. Days COGS in Inventory (DCI) Variabel ini mengukur besaran kecepatan perputaran sediaan perusahaan dalam satuan hari. Rumus untuk menghitung besaran DCI adalah sebagai berikut: DCI = 365 / (COGS / Inventory) Keterangan: COGS : Cost of Goods Sold d. Days Sales Outsatanding (DSO) DSO mengukur waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk mendapatkan kas setelah melakukan penjualan. Semakin cepat perusahaan mendapatkan kas semakin baik. Rumus untuk menghitung DSO adalah sebagai berikut: DSO = Receivables / (Sales / 365) Kualitas auditor diukur menggunakan variabel dummy, nilai 1 untuk KAP Big Four dan nilai 0 untuk KAP Non Big Four. Komite audit diukur meggunakan jumlah anggota komite audit. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural total aset dan leverage diukur menggunakan Debt to Asset Ratio, yaitu total kewajiban dibagi dengan total aset.
Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2010. Sampel adalah bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili karakteristiknya. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan selama perioda 2008 - 2010.
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6-12
2. Selama perioda 2008 – 2010 perusahaan menerbitkan annual report secara lengkap dan dalam mata uang rupiah. 3. Informasi yang meliputi total aktiva, pendapatan, piutang dagang, persediaan, aktiva tetap, kos barang terjual (cost of goods sold), aliran kas bersih dari operasi, jumlah tenaga kerja serta KAP yang melakukan pengauditan tersedia.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 𝐴𝐵𝑆𝐷𝐴𝐶𝐶𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐾𝑀𝑡 + 𝛽2 𝐾𝐴𝑡 + 𝛽3 𝐴𝑈𝐷𝐼𝑇𝑡 + 𝛽4 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑡 + 𝛽5 𝐿𝐸𝑉 + ε Keterangan: ABSDACCt = Nilai absolut akrual diskresioner pada tahun t KMt = Kecakapan manajerial perusahaan pada tahun t KAt = Auditor, nilai 1 jika KAP Big 4 dan 0 jika KAP Non Big 4 AUDITt = Jumlah anggota komite audit pada tahun t SIZEt = Logaritma natural total aset LEVt = Leverage perusahaan pada tahun t ε = Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2010, dengan kriteria pemlihian sampel sebagai berikut: Tabel 1 Kriteria pengambilan sampel Keterangan Jumlah Perusahaan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 Annual report selama tahun 2008-2010 yang tidak dapat diakses dan diperoleh Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait dengan variabel penelitian Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang dollar Total unit analisis Jumlah sampel penelitian (32 x 3)
148 perusahaan (94 perusahaan) (21 perusahaan) (1 perusahaan) 32 perusahaan 96 perusahaan
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan, dengan periode pengamatan selama 3 tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini menggunakan data dalam bentuk pooled cross sectional yaitu dengan menggabungkan data cross section selama 3 tahun berturutturut. Jadi dengan sampel sebanyak 32 perusahaan maka data penelitian secara pooled cross section akan berjumlah 96. Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Kecakapan Manajerial Kualitas Auditor Komite Audit Ukuran Perusahaan Leverage Manajemen Laba
N 96 96 96 96 96 96
Minimum 4,00 0 2,00 21,8424 0,1273 0,001550
Maximum 100,00 1,00 4,00 32,3571 1,2935 1,1123
Mean 54,6830 28,6163 0,5001 0,1518
Std Deviasi 30,02920 1,88857 0,2010829 0,2173364
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7-12
Dari hasil analisis statistik deskriptif di atas dapat diketahui bahwa jumlah observasi dalam penelitian (N) adalah 96. Deskripsi mengenai Kecakapan Manajerial (KM) yang diukur berdasarkan efisiensi perusahaan dalam memaksimalkan output (penjualan) dengan meminimalkan input menunjukkan rata-rata sebesar 54,6830%. Hal ini berarti bahwa rata-rata manajemen perusahaan sampel selama tahun 2008–2010, diperoleh hanya mampu memaksimalkan output penjualannya sebesar 54,6830%. Nilai efisiensi manajerial yang paling rendah adalah sebesar 4,00% dan nilai efisiensi tertinggi adalah 100,00%. Kecakapan manajer dalam hal ini dihitung dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Pada variabel kualitas auditor (KA) yang merupakan representasi dari KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four (Kode 1) dan KAP Non Big Four (Kode 0). Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa terdapat 69 perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four, sedangkan sisanya 27 perusahaan diaudit oleh KAP Non Big Four. Variabel komite audit (AUDIT) yang diukur berdasarkan jumlah komite audit memperoleh nilai terkecil adalah sebanyak 2 orang dan jumlah terbanyak adalah sebanyak 4 orang. Hal ini bertentangan dengan peraturan yang menyatakan bahwa jumlah anggota minimal komite audit adalah 3 orang. Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa terdapat 1 perusahaan yang memiliki anggota komite audit dibawah jumlah minimal, lalu terdapat 79 perusahaan yang memiliki 3 anggota komite audit dan sisanya sebanyak 16 perusahaan memiliki anggota komite audit sebanyak 4 orang. Nilai minimum variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang diproksi dengan logaritma natural dari total aset sebesar 21,8424, sedangkan nilai maksimum dari SIZE sebesar 32,3571. Rata–rata yang diperoleh sebesar 28,6163, dengan standar deviasi sebesar 1,8885789. Deskripsi mengenai variabel leverage (LEV) yang merupakan representasi dari besarnya laibilitas perusahaan menunjukkan rata-rata sebesar 0,5001. Hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki laibilitas sebesar 50,01% dari aset perusahaan sampel adalah berasal dari laibilitas pada pihak ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan sumber pendanaan eksternal. Rasio leverage terendah adalah sebesar 0,1273 dan rasio leverage tertinggi adalah sebesar 1,2935. Rasio maksimal leverage ini lebih tinggi dari 1, karena perusahaan memiliki ekuitas yang negatif. Standar deviasi leverage diperoleh sebesar 0,2795656. Pengukuran Manajemen laba yang diukur dengan nilai absolut dari discretionary accrual (ABSDACC) dengan estimasi model modified Jones diperoleh rata-rata sebesar 0,1518. Manajemen laba dalam hal ini dilakukan dengan cara menaikkan laba maupun menurunkan laba. Nilai minimum ABSDACC adalah sebesar 0,00 yang menunjukkan kecilnya tindakan manajemen laba, sedangkan nilai ABSDACC tertinggi adalah sebesar 1,11 yang menunjukkan adanya manajemen laba.
Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan secara parsial dengan menggunkan uji t, hasil uji t adalah sebagai berikut:
Variabel
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis Beta t hitung
Sig
Kecakapan Manajerial
-0,027
-0,215
0,830
Kualitas Auditor
0,256
2,490
0,015
Komite Audit
-0,211
-2,097
0,039
Ukuran Perusahaan
-0,280
-2,056
0,043
Leverage
0,173
1,601
0,113
Hipotesis pertama (H1) adalah kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -0,215 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,830 (p < 0,05) maka variabel kecakapan manajerial memiliki arah negatif dan tidak berpengar;uh signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H1 ditolak. Hasil
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8-12
yang diperoleh dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Isnugrahadi dan Kusuma (2009), dalam penelitiannya Isnugrahadi dan Kusuma menemukan bahwa kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba.Hasil dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa seorang manajer akan bertindak pula sebagai wakil dari pemegang saham lainnya, sehingga manajemen cenderung berusaha memaksimalkan nilai dan kinerja perusahaan untuk memberikan yang pelaporan keuangan yang lebih baik. Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda. Hal ini didukung oleh pernyataan Francis, dkk (2006) dalam Purwanti (2008) yang menyebutkan bahwa kualitas laba perusahaan yang rendah bukan dipengaruhi oleh tindakan manajemen, namun dipengaruhi oleh lingkungan operasional perusahaan. Sehingga, lingkungan perusahaan memiliki peranan pening dalam mempengaruhi motivasi manajer untuk melakukan kecurangan. Hipotesis kedua (H2) adalah kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,490 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05) maka variabel konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif secara signifikan terhadap manajemen laba atau yang berarti H2 ditolak. Hal ini bertentangan dengan dugaan semula bahwa kualitas audit akan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang di audit oleh KAP besar tidak terbukti membatasi perilaku manajemen laba yang dilakukan perusahaan malah menambah tindakan manajemen laba. Dilihat dari hubungan antara variabel kualitas auditor dengan manajemen laba yang positif yang dapat disebabkan oleh auditor yang termasuk Big Four lebih kompeten dan profesional dibanding auditor Non Big Four, sehingga ia memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan maupun melakukan tindakan manajemen laba. Alasan lain yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini antara lain karena pengauditan itu sendiri memang tidak ditujukan untuk mendeteksi manajemen laba akan tetapi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, selain itu saling ketergantungan antara manajemen dan KAP juga dapat menyebabkan pengawasan yang dilakukan menjadi tidak maksimal. Manajemen membutuhkan KAP untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang disusunnya, sedangkan KAP membutuhkan perusahaan sebagai sumber pendapatan atas jasa pengauditan laporan keuangan perusahaan. Apabila auditor melakukan pengawasan dengan ketat dikhawatirkan KAP tersebut akan kehilangan perusahaan tersebut sebagai klien (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009). Hipotesis ketiga (H3) adalah komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -2,097 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,039 (p > 0,05). maka variabel komite audit berpengaruh negatif secara signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H3 diterima. Adanya komite audit yang merupakan bagian dari pelaksanaan Good Corporate Governance dapat menekan tindakan oportunis manajer. Hasil ini sejalan dengan penelitian Pratiwi (2009) yang menyatakan bahwa pengawasan komite audit akan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, yang dilakukan dengan cara mengawasi proses penyusunan laporan keuangan yang meliputi sistem pengendalian internal dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. Penelitian ini mendukung penelitian Veronica dan Bachtiar (2004) yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempengaruhi praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan, serta penelitian Suaryana (2005), yang menyatakan bahwa komite audit akan meningkatkan kualitas laba yang dihasilkan perusahaan. Hipotesis keempat (H4) adalah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -2,056 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043 (p < 0,05) maka ukuran perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H4 diterima. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil tindakan manajemen laba yang dilakukan. Menurut Virawati (2009) perusahaan besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba daripada perusahaan kecil, hal ini disebabkan karena pengguna laporan keuangan perusahaan besar lebih luas sehingga perusahaan dituntut memiliki kredibilitas dalam menyajikan laporan keuangan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Siregar dan Utama (2005) dan Ningsaptiti (2010) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif
8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9-12
terhadap besaran pengelolaan laba, artinya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil indikasi pengelolaan labanya. Hipotesis kelima (H5) adalah leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 1,601 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,113 ( p > 0,05) maka leverage memiliki arah positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, yang berarti H5 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan laibilitas perusahaan tidak dapat mengindikasikan adanya praktik manajemen laba, hal ini sejalan dengan penelitian Indriani (2010) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, hal ini dikarenakan kebijakan laibilitas yang tinggi menyebabkan perusahaan dimonitor oleh pihak debtholders (pihak ketiga). Karena monitoring dalam perusahaan yang ketat tadi menyebabkan manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan debtholders dan shareholders. Debtholders yang sudah menanamkan dananya di perusahaan dengan sendirinya akan berusaha melakukan pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh debtholders akan mengakibatkan manajer tidak dapat melakukan tindakan oportunis.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kecakapan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. 2. Kualitas auditor berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. 3. Komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. 4. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. 5. Leverage berpengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba.
Keterbatasan Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang masih perlu menjadi bahan revisi penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Terdapat data outlier yang dikeluarkan dari penelitian, sebanyak 7 perusahaan karena data tidak normal. 2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 5 variabel dengan 2
Adjusted R hanya 0,156. Sehingga ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap manajemen laba. 3. Sampel penelitian berjumlah 32 perusahaan, karena data yang didapat dari pojok BEI tidak lengkap.
Saran Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan penelitian dengan mengembangkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Memilih sampel yang berasal dar populasi yang tepat sehingga data memenuhi asumsi normalitas dan tidak perlu mengeluarkan outlier yang dapat mengurangi jumlah sampel. 2. Penelitian yang akan datang dapat menguji variabel lain yang dapat secara langsung mempengaruhi manajemen laba, sehingga kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen meningkat. 3. Menggunakan jumlah sampel lebih banyak dengan mengakses Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu, www.idx.go.id.
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10-12
DAFTAR PUSTAKA Badan Pengawas Pasar Modal. 2004. “Peraturan IX.1.5. 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”. http://www.bapepam.go.id/old/hukum/peraturan/IX/IX.I.5.pdf. Boediono, Gideon S.B. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ)”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. Demerjian, Peter, dkk. 2006. “Managerial Ability and Earnings Quality”. Working Paper, http://ssrn.com/abstract=1650309. Diakses tanggal 14 Oktober 2011. Effendi, Muh. Arief. 2005. “Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1, No. 1, hal. 51-57. Ghozali, Prof. Dr. Imam M. Com., Akt. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gumanti, Tatang Ary. 2000. “Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2, No. 2, hal. 104-115. Handayani, RR. Sri dan Agustono Dwi Rachadi. 2009. “Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No.1, hal. 33-56. Herawati, Nurul dan Zaki Baridwan. 2007. “Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Laibilitas”. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar. Ikatan Komite Audit Indonesia. 2004. “Komite Audit”. http://komiteaudit.org/. Diakses tanggal 17 Oktober 2011. Indriani, Yohana. 2010. “Pengaruh Kualitas Auditor, Corporate Governance, Leverage dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Isnugrahadi, Indra dan Indra Wijaya Kusuma. 2009. “Pengaruh Kecakapan Manajerial terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”. Simposium Nasional Akuntansi 12. Palembang Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, hal. 305-360. Komite Nasional Corporate Governance. 2002. “Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif”. www.governance-indonesia.com. Diakses tanggal 17 Oktober 2011. Lin, Jerry W, June F. Li dan Joon S. Yang. 2006. “The Effect of Audit Committee Performance on Earnings Quality”. Managerial Auditing Journal, Vol. 21, No. 9, hal. 921-933.
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11-12
Luhgiatno. 2008. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia)”. Tesis tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Meutia, Inten. 2004. ”Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No.3, hal. 333-350. Murhadi, R. Werner, 2009. “Studi Pengaruh Corporate Governance Terhadap Praktik Earnings Management pada Perusahaan Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 1. Ningsaptiti, Restie. 2010. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2006 – 2008)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Nuryaman. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak. Pamudji, Sugeng dan Aprilliya Hartati. 2009. “Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite Audit terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 6, No. 1. Pamudji, Sugeng dan Aprillya Trihartati. 2010. “Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. http://ejournal.undip.ac.id/. Diakses tanggal 30 November 2011. Peni, Emilia dan Sami Vahamaa. 2010. “Female Executive and Earnings Management”. Managerial Finance Journal, Vol.36, No.7, hal. 629-645. Prasetyo, Wika Septian. 2011. “Pengaruh Corporate Governance, Bonus Plants, Debt Convenance, dan Firm Size terhadap Manajemen Laba”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Pratiwi, Aulia. 2009. “Pengaruh Asimetri Informasi, Pengawasan Komite Audit dan Kualitas Auditor Eksternal (KAP) terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur LQ 45 yang Terdaftar di BEI)”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Purwandari, Indri Wahyu. 2011. “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI periode 2005-2009)”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Purwanti, Lilik. 2008. “Kecakapan Manajerial, Skema Bonus, Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 8, No. 2, hal.430-436. Putri, Destika Maharani. 2011. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 – 2009)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Rani, Prawita Mandhega. 2011. “Pengaruh Kinerja Komite Audit terhadap Manajemen Laba (Dengan Menggunakan Earning Restatement sebagai Proksi dari Manajemen Laba)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12-12
Rusmin, Rusmin. 2010. “Auditor Quality and Earnings Management: Singapore Evidence”. Managerial Auditing Journal, Vol.25, No.7, hal.618-638. Sanjaya, I Putu Sugiartha. 2008. “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1, hal. 97-116. Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. Siregar, Sylvia Veronica dan Siddharta Utama. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. Sugiri, Slamet. 2005. Kejujuran Manajemen Sebagai Dasar Pelaporan Laba Berkualitas. Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM. Sulastri, Lili. “Azas-Azas Manajemen”. http://lilisulastri.wordpress.com/. Diakses tanggal 20 Oktober 2011. Thiruvadi, Sheela dan Hua-Wei Huang. 2011. “Audit Commitee Gender Differences and Earnings Management”. Gender in Management: an International Journal, Vol. 26, No. 7, hal. 483498. Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar. Wahyudiharto, Eko. 2009. “Opini: Teori Agensi (Agency http://s2.wahyudiharto.com/2009/02/opini-teori-keagenan-agency-theory.html. tanggal 20 Oktober 2011.
Theory)”. Diakses
Wangi, Annisa Meta Cempaka. 2010. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2009”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Widiastuty, Erna dan Rahmat Febrianto. 2009. “Pengukuran Kualitas Audit: Sebuah Esai”. http://ejournal.unud.ac.id/ . Universitas Udayana. Widyaningsah, Agnes Utari. 2001. “Analisis Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3, No.2, hal. 89-101.
12