DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Volume 1, Nomor 1 , Tahun 2012, Halaman 1-15.
STUDI EMPIRIS PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN NILAI PASAR PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Bambang Parto Kusumo, Muchamad Syafrudin 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedgarto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone, +6224746486851 ABSTRACT The purpose of this study is to provide empirical evidence of the positive influence of intellectual capital (VACA, VAHU, STVA) and ROGIC (RVACA, RVAHU, RSTVA) with a market value (PTB, PER, ASR), financial performance (CR, DE, AT, ROI, ROE), and growth (AG , EG) companies. This research uses 75 companies data drawn from Indonesia Stock Exchange between years 2006-2008. This research uses analysis tool Structural Equation Modeling (SEM) with an alternative method of Partial Least Square (PLS). Based on the results of testing with PLS is known that intellectual capital influences positively to financial company’s performance, intellectual capital influences positively to growth of the company, intellectual capital influences positively to the company's market value.,ROGIC influences positively to financial company’s performance, ROGIC influences positively to growth of the company, ROGIC influences positively to the company's market value. Keywords: intellectual capital, financial performance, growth, market value. PENDAHULUAN Perubahan lingkungan ekonomi yang cepat, menuntut dunia bisnis saat ini untuk mampu bertahan mengatasi tantangan-tantangan di dalam lingkungan ekonomi. Agar dapat terus bertahan dalam menghadapi tantangan-tantangan bisnis maka perusahaan dituntut untuk merubah strategis bisnisnya. Perusahaan harus merubah dari strategi berbasis tradisional yang hanya mengandalkan aset berwujud menjadi strategi berbasis pengetahuan. Dalam perusahaan berbasis pengetahuan, sumber terpenting perusahaan bukanlah aset berwujud lagi tetapi yang terpenting adalah aset tidak berwujud, dalam hal ini adalah modal intelektual. Definisi modal intelektual menurut Marr dan Schiuma (2001) dalam Solikhah (2010) menjelaskan bahwa modal intelektual merupakan sekelompok aset pengetahuan yang merupakan atribut organsisasi dan berkontribusi signifikan untuk meningkatkan posisi persaingan dengan menambahkan nilai bagi stakeholder. Modal inteletektual mulai menarik perhatian untuk diteliti ketika adanya peningkatan selisih antara nilai pasar dengan nilai buku. Selisih nilai pasar dengan nilai buku tersebut merupakan suatu hidden value perusahaan. Dan hidden value tersebut merupakan hasil dari modal intelektual yang dimiliki perusahaan. Modal intelektual merupakan faktor penting yang dapat menciptakan suatu value added perusahaan (Abidin, 2000). Value added merupakan suatu indikator pertumbuhan dan keberhasilan bisnis (Pulic,1998). Modal intelektual sendiri mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkan PSAK No 19 (revisi 2000) mengenai intangible asset (Aset tidak berwujud) (Ulum, 2008). Modal intelektual terus berkembang di Indonesia ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahan di Indonesia yang menggunakan strategi berbasis pengetahuan. Semakin banyaknya perusahaan berbasis pengetahuan ditandai dengan adanya Indonesia MAKE Study pada tahun 2005. Indonesia MAKE Study
1
Bambang Parto Kusumo, Muchamad Syafrudin
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
merupakan suatu penghargaan terhadap perusahan-perusahaan berbasis pengetahuan yang paling dikagumi di Indonesia. Penelitian tentang modal intelektual sudah banyak dilakukan di dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang kontradiktif. Penelitian Chen et al. (2005) dan Tan et al.(2007) menunjukkan hasil bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Tetapi penelitian Kuryanto (2008) dan Pramelasari (2010) menunjukkan hasil yang kontradiktif yaitu modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian Tan et al.(2007) lainnya menunjukkan Rate Of Growth Of Intellectual Capital (ROGIC) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan masa depan. Tetapi hasil penelitian dari Ulum (2008) dan Kuryanto (2008) menunjukkan hasil yang kontradiktif yaitu Rate Of Growth Of Intellectual Capital (ROGIC) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan masa depan. Berdasarkan fenomena gap dan research gap yang terjadi, maka menarik perhatian penulis untuk melakukan peneltian tentang modal intelektual. Penelitian ini berusaha mereplikasi penelitian yang pernah dilakukan Solikhah (2010) dengan beberapa modifikasi. Modifikasi yang dilakukan peneliti antara lain memasukkan satu variabel independen baru yaitu Rate Of Growth Of Intellectual Capital (ROGIC). Selain itu peneliti juga memasukkan indikator baru sebagai pengukur nilai pasar yaitu Annual Stock Return (ASR) , dan objek peneltian ini tidak hanya pada perusahaan manufaktur go public tetapi juga terdapat perusahaan jasa, dagang, properti. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Dalam sub bab ini memberikan gambaran hubungan variable independen dan dependen, dan menjelaskan pengembangan hipotesis berdasarkan teori dan penelitian terdahulu. 2.2.1 Kerangka Pikir Teoritis Dalam penelitian ini terdapat 2 model kerangka pikir. Gambar 2.1 menjelaskan pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar. Gambar 2.2 menjelaskan pengaruh Rate Of Growth Of Intellectual Capital (ROGIC) terhadap kinerja keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan nilai pasar. Variabel independen yaitu modal intelektual diukur dengan indikator VACA, VAHU,STVA sedangkan ROGIC diukur dengan indikator RVACA, RVAHU, RSTVA. Variabel dependen yaitu kinerja keungan diukur dengan indikator CR, DE, AT, ROI, ROE. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan indikator AG dan EG. Sedangkan nilai pasar diukur dengan indikator PTB, PER, dan ASR. Model dari kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Teoritis
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Teoritis 2
2.2 Pengembangan Hipotesis 2.2.1 Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan adalah suatu gambaran kondisi keuangan perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan Chen(2005), Ulum(2007) menunjukkan hasil bahwa modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang mampu mengelola dan memanfaatkan sumberdaya strategisnya maka perusahaan itu akan mampu menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan kompetitif sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja keuanganperusahaan. Sumberdaya strategis itu dapat berupa aset berwujud dan aset tidak berwujud, Aset tidak berwujud disini dapat berupa aset intelektual perusahaan yaitu inovasi, sistem informasi, budaya organisasi, sumber daya manusia. Hal tersebut sesuai dengan Resourced based theory. Peningkatan kinerja keuangan akan berdampak positif pada return yang didapat oleh stakeholder. Oleh karena itu, para stakeholder akan berperan sebagai pengendali dalam pengelolaan sumber daya perusahaan termasuk sumber daya intelektual. Hal ini sesuai sesuai dengan Stakeholder theory. Atas dasar penelitian terdahulu dan diperkuat dengan teori yang ada, maka hipotesis pertama adalah: H1: Modal Intelektual mempunyai pengaruh postif terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2.2.2 Pengaruh Modal Intelektual terhadap Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan size (Kallapur dan Trombley, 2001) dalam (Solikhah, 2010). Resourced based theory menjelaskan bahwa kontinuitas dan pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh pengelolaan dan pemanfaatan asset-aset strategis yang penting. Aset-aset strategis tersebut termasuk aset berwujud maupun asset tak berwujud. Perusahaan yang terus berkembang akan berpengaruh positif terhadap return yang didapatkan stakeholder. Hal ini juga sesuai dengan Stakeholder theory. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Chen (2005), pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu indikator pembentuk variable kinerja keuangan tetapi dalam penelitian Solikhah (2010) dilakukan modifikasi, yaitu dengan menjadikan pertumbuhan perusahaan sebagai variable yang terpisah dari kinerja keuangan. Dalam penelitian Chen (2005) dan Solikhah (2010) menunjukkan bahwa modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Atas dasar penelitian terdahulu dan teori yang ada, maka hipotesis kedua adalah: H2: Modal Intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. 2.2.3 Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar Resource-Based Theory menjelaskan bahwa perusahaan yang memanfaatkan sumber daya intelektual memungkinkan perusahaan mencapai keunggulan kompetitif dan nilai tambah. Atas dasar keunggulan kompetitif dan nilai tambah perushaan itu maka Investor yang juga merupakan Stakeholder akan memberikan penghargaan lebih kepada perusahaan dengan berinvestasi lebih tinggi. Dimana hal tersebut sesuai dengan pandangan Teori Stakeholder. Dalam Penelitian terdahulu yang dilakukan Chen (2005) Modal intelektual mempunyai pengaruh postif terhadap nilai pasar. Pasar investor akan tertarik untuk berinvestasi lebih tinggi karena masuknya konsep modal intelektual dalam value added perusahaan. Dalam peneltian
3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
Solikhah (2010) memberikan hasil yang kontradiktif yaitu modal intelektual tidak mempunyai pengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan. Atas hasil kontradiktif tersebut menarik perhatian peneliti untuk menguji ulang hipotesis pengaruh modal intelektual terhadap nilai pasar dengan memberikan satu indikator tambahan yaitu annual stock return (ASR). Atas dasar teori yang ada dan hasil peneltian terdahulu yang kontradiktif, maka hipotesis ketiga adalah: H3: Modal intelektual mempunyai pengaruh positif terhadap nilai pasar 2.2.4 Pengaruh ROGIC terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Jika perusahaan yang memiliki modal intelektual (VAIC™) lebih tinggi akan memiliki kinerja yang lebih baik, maka logikanya rate of growth of intellectual capital (ROGIC) juga akan memiliki hubungan positif dengan kinerja keuangan masa depan (Tan et al., 2007). Perusahaan yang mampu mengelola dan mengembangkan sumberdaya strategisnya maka perusahaan itu akan mampu menciptakan suatu nilai tambah dan keunggulan kompetitif sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Sumberdaya strategis itu dapat berupa aset berwujud dan aset tidak berwujud, Aset tidak berwujud disini dapat berupa aset intelektual perusahaan yaitu inovasi, sistem informasi, budaya organisasi, sumber daya manusia. Hal tersebut sesuai dengan Resourced based theory. Peningkatan kinerja keuangan akan berdampak positif pada return yang didapat oleh stakeholder. Oleh karena itu, para stakeholder akan berperan sebagai pengendali dalam pengelolaan sumber daya perusahaan termasuk sumber daya intelektual. Hal ini sesuai sesuai dengan Stakeholder theory. Atas dasar penelitian terdahulu dan diperkuat dengan teori yang ada, maka hipotesis keempat adalah: H4: ROGIC mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan. 2.2.5 Pengaruh ROGIC terhadap Pertumbuhan Perusahaan Resourced based theory menjelaskan bahwa kontinuitas dan pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh pengelolaan dan pengembangan asset-aset strategis yang penting. Aset-aset strategis tersebut termasuk aset berwujud maupun asset tak berwujud. Perusahaan yang terus berkembang akan berpengaruh positif terhadap return yang didapatkan stakeholder. Hal ini juga sesuai dengan Stakeholder theory. maka logikanya rate of growth of intellectual capital (ROGIC) juga akan memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. Atas dasar teori tersebut, maka hipotesis kelima adalah: H5: ROGIC mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. 2.2.6 Pengaruh ROGIC terhadap Nilai Pasar Resource-Based Theory menjelaskan bahwa perusahaan yang mengelola dan mengembangkan sumber daya intelektual memungkinkan perusahaan mencapai keunggulan kompetitif dan nilai tambah. Atas dasar keunggulan kompetitif dan nilai tambah perushaan itu maka Investor yang juga merupakan Stakeholder akan memberikan penghargaan lebih kepada perusahaan dengan berinvestasi lebih tinggi. Dimana hal tersebut sesuai dengan pandangan teori Stakeholder. Maka logikanya rate of growth of intellectual capital (ROGIC) juga akan memiliki pengaruh positif terhadap nilai pasar. Atas dasar teori tersebut, maka hipotesis kelima adalah: H6: ROGIC mempunyai pengaruh positif terhadap nilai pasar. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian 3.1.1 Variabel Independen Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah modal intelektual yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA). Kombinasi dari VACA, VAHU, STVA tersebut merupakan VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000) dalam Ulum (2008). Formulasi perhitungan VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000) dalam Ulum (2008) adalah sebagai berikut: Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain. Input (IN) = Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan). Value Added (VA): Selisih antara Output dan Input. VA = OUT – IN Human Capital (HC) = Beban karyawan.
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
Capital Employed/Capital Coifficient (CA) = Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih). Structural Capital (SC) = VA - HC Value Added Capital Coifficient (VACA) adalah rasio dari VA terhadap CA. Rasio ini menunjukkan kontribusi setiap unit CA dalam menghasilkan VA perusahaan. VACA = VA/CA Value Added Human Capital (VAHU) adalah rasio dari VA terhadap HC. Rasio ini menunjukkan kontribusi setiap rupiah untuk HC dalam mengahasilkan VA perusahaan. VAHU = VA/HC Structural Capital Value Added (STVA) adalah rasio dari SC terhadap VA. Rasio ini merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA. STVA = SC/VA Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi. VAIC™ merupakan kombinasi dari VACA, VAHU, STVA. VAIC™ = VACA + VAHU + STVA Variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah rate of growth of intellectual capital (ROGIC). Model Pulic menetapkan pengukuran modal intelektual dari sebuah perusahaan adalah VAIC™ yang merupakan kombinasi dari VACA, VAHU dan STVA, maka ROGIC diperoleh dari tingkat pertumbuhan VACA, VAHU dan STVA perusahaan dari tahun ke tahun. Formulasi perhitungan ROGIC adalah sebagai berikut: R-VACA merupakan selisih antara VACA dari tahun ke-t dengan nilai VACA tahun ke-t-1 R-VACA= VACA t - VACA t-1 R-VAHU merupakan selisih antara VAHU dari tahun ke-t dengan nilai VAHU tahun ke-t-1 R-VAHU= VAHU t - VAHU t-1 R-STVA merupakan selisih antara STVA dari tahun ke-t dengan nilai STVA tahun ke-t-1 R-STVA= STVA t - STVA t-1 Rate Of Growth Of Intellectual Capital (ROGIC). ROGIC merupakan kombinasi dari R-VACA, R-VAHU, R-STVA. ROGIC =R- VACA + R-VAHU +R- STVA 3.1.2 Variabel Dependen Variabel dependen pertama dalam penelitian ini adalah financial performance (PERF). Kinerja keuangan yang digunakan adalah current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), rasio total assets turnover (ATO), return on investment (ROI), dan return on equity (ROE). Current Ratio (CR)= Aktiva lancer / Utang Lancar Debt To Equity Ratio (DER )= Total hutang/Ekuitas pemegag saham Total Assets Turnover (ATO)= Penjualan/Total Aset Return On Investment (ROI) = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aset Return On Equity (ROE) = Laba bersih setelah pajak/Ekuitas Pemegang saham Variabel dependen kedua adalah Variabel pertumbuhan perusahaan diproxykan dengan 2 indikator yaitu pertumbuhan laba (EG) dan pertumbuhan aktiva (AG). Pertumbuhan laba (EG) mengindikasikan kenaikan laba dari tahun ke tahun. Sedangkan pertumbuhan aktiva (AG) menunjukkan kenaikan aktiva dari tahun ke tahun. Earning Growth (EG) = ( Laba tahun t / Laba tahun t-1) -1 x 100% Asset Growth (AG) = ( Aset tahun t / Aset tahun t-1) -1 x 100% Variabel dependen ketiga dalam penelitian ini adalah nilai pasar yang diproksikan dengan price to book value ratio (PBV) dan price to earning ratio (PER) ditambah satu indicator lagi yang disarankan oleh Solikhah (2010) yaitu annual stock return (ASR). Price To Book Value Ratio (PTB) = Harga Pasar/ Nilai buku per saham Price To Earning Ratio (PER) = Harga Saham/ Laba per saham Annual Stock Return (ASR) =( Harga saham tahun t + 1 – Harga saham tahun t) + deviden ) / Harga saham tahun t. 3.2 Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, jasa, dagang dan properti yang listed dan go public di BEI serta ICMD 2006-2009. Alasan penulis tidak menggunakan
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
perusahaan perbankan karena penulis menggunakan indikator CR untuk membentuk variabel kinerja keuangan. Penulis memerlukan data kewajiban lancar untuk mengukur indikator CR, tetapi dalam perusahaan perbankan informasi kewajiban lancar tidak diklasifikasikan secara jelas. Sementara itu, sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian. Sampel tersebut sudah bisa mewakili adanya populasi. Untuk mengisolasi efek faktor eksternal, pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: Perusahaan yang akan dianalisis hanya perusahaan Indonesia yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Perusahaan tidak menderita kerugian dan neracanya tidak menunjukkan kekayaan negatif selama 2006-2009. Perusahaan tidak disuspen dari perdagangan dan memberikan laporan keuangan tahunan. Perusahaan yang tidak tercatat perdagangan sahamnya untuk keseluruhan tahun tidak dimasukkan ke dalam sampel karena tidak mungkin menentukan Annual Stock Return untuk tahun itu. 3.3 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan 2 teknik analisis data yaitu statistik dekriptif dan statistik inferensial.Penjelasanya sebagai berikut: 3.3.1 Statistik Deskriptif Pengujian statistik desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran profil data sampel. Statistik deskriptif juga bermanfaat untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu akan memberikan gambaran umum dari tiap variabel penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain: mean, standard deviation, maximal, minimal. 3.3.2 Statistik Inferensial Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan metode alternatif yaitu Partial Least Square (PLS). Pemilihan metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini, variabel independen (modal intelektual, ROGIC) maupun variabel dependen (kinerja keuangan,pertumbuhan perusahaan, nilai pasar), keduanya dibangun dengan indikator formatif. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan PLS karena program analisis SEM lainnya tidak mampu melakukan analisis atas variabel laten dengan indikator formatif (Ghozali, 2006) dalam (Ulum,2008) . Pengambilan keputusan atas penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut (Ulum,2008): 1. Melihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya. Nilai weight yang disarankan adalah di atas 0.50 (positif) dan t-statistic di atas 1.282 untuk alfa (α) 0.10; 1.645 untuk alfa (α) 0.05; dan 2.326 untuk alfa (α) 0.01 (one tailed). Indikator yang memiliki nilai di bawah ketentuan tersebut harus didrop dari model dan kemudian dilakukan pengujian ulang. 2. Melihat nilai inner weight dari hubungan antar variabel laten. Nilai weight dari hubungan tersebut harus menunjukkan arah positif dengan nilai T-statistic di atas 1.282 untuk alfa(α) 0.10; 1.645 untuk alfa (α) 0.05; dan 2.326 untuk alfa (α) 0.01 (one tailed). 3. Hipotesis alternatif (Ha) diterima jika nilai weight dari hubungan antar variabel laten menunjukkan arah positif dengan nilai T-statistic di atas 1.282 untuk alfa (α) 0.10; 1.645 untuk alfa (α) 0.05; dan 2.326 untuk alfa (α) 0.01. Sebaliknya, H0 diterima jika nilai weight dari hubungan antar variabel laten menunjukkan arah negatif dan nilai T-statistic di bawah 1.282 untuk alfa (α) 0.10; 1.645 untuk alfa (α) 0.05; dan 2.326 untuk alfa (α) 0.01. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2009. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Atas dasar kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh jumlah sampel dari penelitian selama periode 2006 sampai 2009 adalah sebesar 74 perusahaan.
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7
Tabel 4.1 Klasifikasi Sampel Jumlah Perusahaan
Perusahaan Tersedia
Manufaktur Perdagangan Jasa Properti
139 42 104 61
41 13 10 9
Jumlah
346
74
Sektor
Sumber: Data diolah dengan excel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.2 Tabel Analisis Deskriptif N
MEAN
MAX
VACA VAHU STVA RVACA
296 296 296 222
0,39 2,48 0,46 0,01
3,88 20,7 1,6 3,51
RVAHU RSTVA CR
222 222 296
0,18 0,01 2,02
DE
296
AT ROI
MIN
STDEV 0,46 3,37 0,25 0,66
19,21 1 9,25
0,02 0,16 0 -3,63 15,02 -0,85 0,12
1,4
8,44
0,1
1,25
296 296
1,24 0,08
5,8 1,48
0,07 0
0,91 0,11
ROE AG EG
296 296 296
0,17 0,15 2
3,24 1,25 199,53
0 -0,43 -1
0,26 0,22 14,72
PER
296
19,63
568,17
0,05
46,87
PTB ASR
296 296
2,55 0,43
73,24 16,45
0,12 -0,98
4,97 1,51
2,62 0,26 1,58
Sumber: Data diolah dengan excel Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata (mean) VACA, VAHU, STVA, RVACA, RVAHU, RSTVA yaitu sebesar 0,39; 2.48; 0,46; 0,01; 0,18; 0,01. Besarnya nilai terkecil untuk VACA, VAHU, STVA RVACA, RVAHU, RSTVA adalah 0,01; 0,16; 0,00; -3,63; -15,2; -0,85 sedangkan nilai terbesarnya adalah 3,88; 20,70; 1,6; 3,51; 19,21; 1 dengan standar deviasi sebesar 0,46; 3,37; 0,25; 0,66; 2,62; 0,26. 4.3 Analisis Statistik Inferensial Dalam pengujian menggunakan PLS terdapat 2 pengujian yaitu uji outer dan uji inner. Dalam uji outer menjelaskan pengaruh indikator formatif terhadap variabel laten, sedangkan dalam uji inner menjalaskan pengaruh variabel independen terhadap dependen. Pengujiannya sebagai berikut:
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8
4.3.1 Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan 1. Uji Outer model VAIC original sample estimate TStatistic
STVA
VACA
VAHU
0.634
0.326
5.744
3.806
PERFORM
AT
CR
DE
ROE
ROI
0.344
0.398
0.028
0.136
1.130
0.229
2.913
4.985
0.421
1.689
6.282
1.103
Sumber: Olah data PLS Berdasarkan uji outer model diatas, diketahui bahwa tiga indikator pemebentuk modal intele ktual terbukti signifikan, maka ketiga indikator tersebut masih dimasukkan dalam model penelitian. STVA signifikan pada α 1%, VACA siginifikan pada α 1%, VAHU signifikan pada α 10%. Sementara indikator pembentuk variabel kinerja keuangan yang terbukti signifikan adalah AT pada α 1%, DE pada α 5%, dan ROE pada α 1%. Hanya indikator ROE yang masih dipertahankan dalam penelitian karena indikator AT dan DE mempunyai nilai original sample estimate negatif. Pengujian selanjutnya adalah hanya dengan memasukkan indikator-indikator yang terbukti signifikan. Indikator pembentuk modal intelektual yaitu VAIC, VACA, VAHU masih dipertahankan. Sedangkan indikator pembentuk kinerja keuangan yang masih dipertahankan adalah indikator ROE. Berdasarkan pengujian tersebut selanjutnya dilakukan pengujian inner model untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan. 2. Uji Inner Model
VAIC -> PERFORM
original sample estimate
mean of subsamples
Standard deviation
Rsquare
TStatistic
Ttabel
Ketr
0.507
0.511
0.035
0.257
14.357
2.326
Sig. α 1% (1tailed)
Sumber: Olah data hasil PLS Berdasarkan uji inner model diatas diperoleh informasi bahwa estimasi pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan adalah 0.507 dengan nilai R-square 0.257 terbukti signifikan pada α 1% dengan T-statistic sebesar 14.357. R-square sebesar 0.257 berarti bahwa variabel modal intelektual mampu menjelaskan variable kinerja keuangan sebesar 25.7%, sedangkan sisanya sebesar 74.3% dijelaskan oleh variable lain diluar model. Dari informasi tersubut maka dapat disimpulkan bahwa modal intelektual (VACA, VAHU, STVA) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE), dengan ini maka H1 diterima. Hal ini berarti perusahaan di indonesia mampu memanfaatkan sumber daya intelektual yaitu human capital, structural capital, dan capital employed dalam menciptakan value added perusahaan secara maksimal. Sehingga perusahaan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan ekuitas dalam menciptakan laba. 4.3.3 Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Pertumbuhan Perusahaan 1`. Uji Outer model VAIC original sample estimate TStatistic
STVA
VACA
VAHU
0.209
0.790
0.610
2.764
GROWTH
AG
EG
0.340
0.385
1.025
0.883
1.237
2.809
Sumber: Olah data PLS Berdasarkan uji outer model diatas, diketahui bahwa VACA merupakan indikator pembentuk modal intelektual yang terbukti signifikan pada α 1% maka VACA masih dipertahankan dalam model penelitian.. Sementara indikator pembentuk pertumbuhan perusahaan yang terbukti signifikan adalah EG pada α 1%, AG pada α 10%. Hanya indikator EG yang masih dipertahankan dalam model penelitian karena nilai original sample estimate negatif.
8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9
Pengujian selanjutnya adalah hanya dengan memasukkan indikator-indikator yang terbukti signifikan. Indikator pembentuk modal intelektual yaitu VACA dan indikator pembentuk pertumbuhan perusahaan yaitu EG. Berdasarkan pengujian tersebut selanjutnya dilakukan pengujian inner model untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap pertumbuhan perusahaan. 2. Uji Inner Model
VAIC -> GROWTH
original sample estimate
mean of subsamples
Standard deviation
Rsquare
TStatistic
Ttabel
0.169
0.169
0.056
0.028
3.142
2.326
Ketr Sig. α 1% (1-tailed)
Sumber: Data hasil PLS Berdasarkan uji inner model diatas diperoleh informasi bahwa estimasi pengaruh modal intelektual terhadap pertumbuhan perusahaan adalah 0.169 dengan nilai R-square 0.028 terbukti signifikan pada α 1% dengan T-statistic sebesar 3.036. R-square sebesar 0.028 berarti bahwa variabel modal intelektual mampu menjelaskan variable pertumbuhan perusahaan sebesar 2.8%, sedangkan sisanya sebesar 97.2 dijelaskan oleh variable lain diluar model. Dari informasi tersubut maka dapat disimpulkan bahwa modal intelektual(VACA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan(EG) , dengan ini maka H2 diterima. Hal ini berarti perusahaan di indoensia mampu memanfaatkan sumber daya intelektual yaitu capital employed dalam menciptakan value added perusahaan secara maksimal. Sehingga perusahaan mampu meningkatkan laba perusahaan. 3.3.3 Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Pasar 1.Uji Outer model VAIC original sample estimate TStatistic
STVA
VACA
VAHU
0.182
0.260
0.684
3.019
MARKET
ASR
PER
PTB
0.801
0.017
0.453
1.014
3.614
0.153
3.976
21.675
Sumber: Olah data PLS Berdasarkan uji outer model diatas, diketahui bahwa VACA dan VAHU merupakan indikator pembentuk modal intelektual yang terbukti signifikan pada α 10% dan 5% maka VACA dan VAHU masih dipertahankan dalam model penelitian. Sementara indikator pembentuk nilai pasar yang terbukti signifikan adalah PER dan PTB pada α 1%. Hanya indikator PTB yang masih dipertahankan dalam penelitian karena PER mempunyai nilai original sample estimate negatif. Pengujian selanjutnya adalah hanya dengan memasukkan indikator-indikator yang terbukti signifikan. Indikator pembentuk modal intelektual yaitu VACA dan VAHU dan indikator pembentuk pertumbuhan perusahaan yaitu PTB. Berdasarkan pengujian terbeut selanjutnya dilakukan pengujian inner model untuk mengetahui pengaruh modal intelektual terhadap nilai pasar.
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10
1. Uji Inner Model
VAIC -> MARKET
original sample estimate
mean of subsamples
Standard deviation
Rsquare
TStatistic
0.356
0.363
0.058
0.149
6.115
TTABEL 2.326
Ketr Sig. α 1% (1-tailed)
Sumber: Data hasil PLS Berdasarkan uji inner model diatas diperoleh informasi bahwa estimasi pengaruh modal intelektual terhadap nilai pasar adalah 0.356 dengan nilai R-square 0.149 terbukti signifikan pada α 1% dengan T-statistic sebesar 4.086. R-square sebesar 0.149 berarti bahwa variabel modal intelektual mampu menjelaskan variable nilai pasar sebesar 14.9%, sedangkan sisanya sebesar 85.1% dijelaskan oleh variable lain diluar model. Dari informasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal intelektual(VACA, VAHU) berpengaruh positif terhadap nilai pasar(PTB), dengan ini maka H3 diterima. Hal ini berarti perusahaan di indoensia mampu memanfaatkan sumber daya intelektual yaitu capital employed, human capital dalam menciptakan value added perusahaan secara maksimal. Sehingga perusahaan mampu meningkatkan nilai pasar saham. 3.3.4 Pengaruh ROGIC Terhadap Kinerja Keuangan 1. Uji Outer model ROGIC original sample estimate TStatistic
RSTVA 0.075
0.291
RVACA 0.275
1.954
RVAHU 0.887
PERFORM
3.521
AT 0.010
CR 0.202
DE 0.124
ROE 0.519
ROI 0.484
0.088
0.973
0.997
3.556
3.555
Sumber: Olah data PLS Berdasarkan uji outer model diatas, diketahui bahwa RVACA, RVAHU merupakan indikator pembentuk ROGIC yang terbukti signifikan pada α 5% dan 1% maka RVACA, RVAHU masih dipertahankan dalam model penelitian. Sementara indikator pembentuk kinerja keuangan yang terbukti signifikan adalah ROE dan ROI pada α 1% maka ROE dan ROI masih dipertahankan dalam model penelitian. Pengujian selanjutnya adalah hanya dengan memasukkan indikator-indikator yang terbukti signifikan. Indikator pembentuk modal intelektual yaitu RVACA, RVAHU dan indikator pembentuk pertumbuhan perusahaan yaitu ROE dan ROI. Berdasarkan pengujian tersebut selanjutnya dilakukan pengujian inner model untuk mengetahui pengaruh ROGIC terhadap kinerja keuangan. 2. Uji Inner Model
ROGIC -> PERFORM
original sample estimate
mean of subsamples
Standard deviation
0.194
0.208
0.063
Rsquare
0.051
TStatistic
3.089
TTABEL
KETR
2.326
Sig. α 1% (1-tailed)
Sumber: Data hasil PLS Berdasarkan uji inner model diatas diperoleh informasi bahwa estimasi pengaruh modal intelektual terhadap nilai pasar adalah 0,194 dengan nilai R-square 0.051 terbukti signifikan pada α 5% dengan T-statistic sebesar 2,058. R-square sebesar 0.051 berarti bahwa variabel modal intelektual mampu menjelaskan variable nilai pasar sebesar 5,1%, sedangkan sisanya sebesar 94,9% dijelaskan oleh variable lain diluar model. Dari informasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ROGIC(RVACA, RVAHU) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan(ROI, ROE), dengan ini maka H4 diterima. Hal ini berarti perusahaan di indoensia mampu mengembangkan sumber daya intelektual yaitu human capital, structural capital, dan capital employed dalam
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11
menciptakan value added perusahaan secara maksimal. Sehingga perusahaan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan ekuitas dalam menciptakan laba, selain itu juga meningkatkan efisiensi penggunaan asset dalam menciptakan laba. 3.3.5 Pengaruh ROGIC Terhadap Pertumbuhan Perusahaan 1. Uji Outer model ROGIC
RSTVA
RVACA
RVAHU
1.133
-0.136
1.867
0.539
original sample estimate TStatistic
GROWTH
AG
EG
-0.686
1.020
0.097
1.177
1.746
0.237
Sumber: Olah data PLS Berdasarkan uji outer model diatas, diketahui bahwa RSTVA merupakan indikator pembentuk ROGIC yang terbukti signifikan pada α 5% maka RSTVA masih dipertahankan dalam model penelitian. Sementara indikator pembentuk pertumbuhan perusahaan yang terbukti signifikan adalah AG pada α 5% maka AG masih dipertahankan dalam model penelitian. Pengujian selanjutnya adalah hanya dengan memasukkan indikator-indikator yang terbukti signifikan. Indikator pembentuk modal intelektual yaitu RSTVA dan indikator pembentuk pertumbuhan perusahaan yaitu AG. Berdasarkan pengujian tersebut selanjutnya dilakukan pengujian inner model untuk mengetahui pengaruh ROGIC terhadap pertumbuhan perusahaan. 1. Uji Inner Model
ROGIC -> GROWTH
original sample estimate
mean of subsamples
Standard deviation
Rsquare
TStatistic
0.093
0.093
0.031
0.015
2.978
TTABEL
KETR
2.326
Sig.α 1% (1-tailed)
Sumber: Olah data hasil PLS Berdasarkan uji inner model diatas diperoleh informasi bahwa estimasi pengaruh modal intelektual terhadap nilai pasar adalah 0.093 dengan nilai R-square 0.015 terbukti signifikan pada α 1% dengan T-statistic sebesar 2,047. R-square sebesar 0.015 berarti bahwa variabel modal intelektual mampu menjelaskan variable nilai pasar sebesar 1,5%, sedangkan sisanya sebesar 98,5% dijelaskan oleh variable lain diluar model. Dari informasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ROGIC(RSTVA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan(AG), dengan ini maka H5 diterima. Hal ini berarti perusahaan di indonesia mampu mengembangkan sumber daya intelektual yaitu structural capital dalam menciptakan value added perusahaan secara maksimal, sehingga perusahaan mampu meningkatkan aset perusahaan. 3.3.6 Pengaruh ROGIC Terhadap Nilai Pasar 1. Uji Outer Model RSTVA
RVACA
RVAHU
original sample estimate
ROGIC
-0.426
0.587
T-Statistic
1.973
2.390
MARKET
ASR
PER
PTB
0.881
-0.383
0.223
0.743
4.147
1.557
2.069
3.937
Sumber: Olah data PLS Berdasarkan uji outer model diatas, diketahui bahwa RVACA, RVAHU, RSTVA merupakan indikator pembentuk ROGIC yang terbukti signifikan pada α 1% 1%, dan 5%. Hanya
11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12
indikator RVACA dan RVAHU yang masih dipertahankan dalam model penelitian karena RSTVA mempunyai nilai original sample estimate negatif. Sementara indikator pembentuk nilai pasar yang terbukti signifikan adalah ASR, PTB, PER pada α 10%, 1%, dan 5%. Hanya indikator PER dan PTB yang masih dipertahankan dalam model penelitian karena ASR mempunyai nilai original sample estimate negatif. Pengujian selanjutnya adalah hanya dengan memasukkan indikator-indikator yang terbukti signifikan. Indikator pembentuk ROGIC yaitu RVACA dan RVAHU dan indikator pembentuk pertumbuhan perusahaan yaitu PER dan PTB. Berdasarkan pengujian tersebut selanjutnya dilakukan pengujian inner model untuk mengetahui pengaruh ROGIC terhadap nilai pasar. 2. Uji Inner Model
ROGIC -> MARKET
original sample estimate
mean of subsamples
Standard deviation
Rsquare
T-Statistic
0.202
0.222
0.034
0.051
6.002
TTABEL 2.326
KETR Sig. α 1% (1tailed)
Sumber: Data hasil PLS Berdasarkan uji inner model diatas diperoleh informasi bahwa estimasi pengaruh ROGIC terhadap nilai pasar adalah 0.202 dengan nilai R-square 0.051 terbukti signifikan pada α 1% dengan T-statistic sebesar 3,491. R-square sebesar 0.051 berarti bahwa variabel modal intelektual mampu menjelaskan variable nilai pasar sebesar 5,1%, sedangkan sisanya sebesar 94,9% dijelaskan oleh variable lain diluar model. Dari informasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ROGIC(RVAHU, RVACA) berpengaruh positif terhadap nilai pasar(PER, PTB), dengan ini maka H6 diterima. Hal ini berarti perusahaan di indoensia mampu mengembangkan sumber daya intelektual yaitu capital employed, human capital dalam menciptakan value added perusahaan secara maksimal, sehingga perusahaan mampu meningkatkan nilai pasar saham dan laba yang dihasilkan dari saham. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Tujuan penelitiam ini adalah untuk memberikan bukti empiris bahwa modal intelektual dan ROGIC mempunyai pengaruh positif terhadap nilai pasar, kinerja keuangan, dan pertumbuhan perusahaan go public. Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik modal Intelektual terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2. Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik modal Intelektual terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. 3. Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik modal Intelektual terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan. 4. Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik ROGIC terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. 5. Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik ROGIC terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan. 6. Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik ROGIC terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan. Adapun keterbatasan-keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Pengukuran terhadap HC tidak konsisten karena ada perusahaan yang tidak mencantumkan biaya karyawan secara jelas. Contoh dalam PT. Astra Graphia, HC diukur dengan beban gaji,tunjangan, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan dalam PT. Gowa Makassar, HC hanya diukur dengan beban gaji dan tunjangan.
12
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13
2. Data yang digunakan adalah data lama yaitu data 2006-2009. Jika saya menggunakan data 2007-2010 saya membutuhkan data dari ICMD 2011. Sedangkan pada saat melakukan penelitian ini ICMD 2011 belum terbit. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian diatas penulis memberikan saran yaitu: 1. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan BAPEPAM, dapat menetapkan standar yang lebih baik tentang pengungkapan IC dalam laporan keuangan perusahaan. Sehingga investor dapat mendapatkan informasi IC sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi. 2. Bagi manajemen perusahaan hendaknya memaksimalkan modal intelektual sehingga dapat menambah value added perusahaan. 3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya melakukan perhitungan yang konsisten untuk beban karyawan.
13
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 14
REFERENSI Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital market)”, Mediasoft Indonesia, Jakarta. Abidin. 2000. “Upaya Mengembangkan Ukuran-ukuran Baru”. Media Akuntansi. Edisi 7, Thn.VIII, pp. 46-47. Aldhi, B. Elnath.2005. “Menjadikan Manajemen Pengetahuan Sebagai Keunggulan Kompetitif Perusahaan Melalui Strategi Berbasis Pengetahuan”. Jurnal Manajemen & Organisaal Vol. 2. Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. 2005. “An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 N0. 2. pp. 159-176. Firer, S., and S.M. Williams. 2003. “Intellectual capital and traditional measures of corporate performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3. Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling; Metode Alternatif dengan PLS. Semarang: Badan penerbit Undip. Halim, Abdul. 2007. “Manajemen Keuangan Bisnis”, Bogor: Ghalia Indonesia Harahap, Sofyan, Syafri. 2007. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba Empat. Kuryanto, Benny. Syafruddin, Muchamad. 2008. “Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan”. Proceeding SNA XI. Pontianak. Murti, Anugraheni Cahyaning. 2010. “Analisis Pengaruh Modal intelektual Terhadap Kinerja perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Noe, R.M., Hollenbeck,J.R., Gerhart, B., dan Wright, P.M. 2000. “Human resource management: Gaining a competitive advantage”. 3rd edition. New York. Irwin McGraw-Hill. Pulic, A. 1998. “Measuring the performance of intellectual potential in knowledge economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential. _______. 1999. “Basic information on VAIC™”. available online at: www.vaic-on.net. (accessed November 2006). _______. 2000. “VAICTM – an accounting tool for IC management”. available online at: www.measuring-ip.at/Papers/ham99txt.htm (accessed November 2006). Pramelasari, Yosi Meta. 2010. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Ross, Westerfield, Jordan. 2008. Pengantar Keuangan Perusahaan (Corporate Finance Fudamental), Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Empat.Yogyakarta.
14
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 15
Sawarjuwono, T. Prihatin, A.K. 2003. “Intellectual capital: perlakuan, pengukuran, dan pelaporan (sebuah library research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5 No. 1. Surabaya. Sawir, Agnes. 2001. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan”. Penerbit BPFE, Yogyakarta. Solikhah, Badingatus. 2010. Implikasi Intellectual Capital Terhadap Financial Performance, Growth Dan Market Value; Studi Empiris Dengan Pendekatan Simplistic Specification. Proceeding SNA XIII. Purwokerto. Tan, Hong Pew, David Plowman dan Phil Hancock. 2007. “Intellectual capital and financial returns of Companies”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1. Ulum, Ihyaul. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares”. Proceeding SNA XI. Pontianak.
15