Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
DINAMIKAUSAHA TEMPE CAP BUNGA MAWAR DI GAMPONG UTEUN BAYI KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE, 1995-2016 Lisa Ariani1, Mawardi2, Anwar Yoesoef3 Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah tentang bagaimana perkembangan ekonomi usaha tempe Cap Bunga Mawar di Gampong Uteun Bayi dan apa faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha tempe Cap Bunga Mawar di Gampong Uteun Bayi tersebut. Penelitian ini bertujuan memaparkan perkembangan usaha tempe Cap Bunga Mawar dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha tersebut.Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yakni dengan cara observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi.Adapun informan dalam penelitian ini dipilih melalui teknik Purposive Sampling. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dan pendekatan kualitatif.Hasil analisis data menunjukkan bahwa usaha tempe Cap Bunga Mawar yang didirikan sejak 1995 telah mengalami perkembangan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah permintaan akan tempe yang semakin meningkat dari konsumen, jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat serta pendapatan semakin meningkat. Di samping itu, Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha tempe Cap Bunga Mawar meliputi faktor internal yaitu Ketersediaan Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan usaha tempe Cap Bunga Mawar meliputi Konsumen dan pelanggan, sosial ekonomi dan budaya, dan kesehatan.. Kata Kunci : Dinamika, Usaha Tempe.
ABSTRACT The research raises the issue of how economic development efforts tempe Cap Bunga Mawarin Uteun Bayi village Infants and what factors affecting business development tempeCap Bunga Mawar inUteun Bayi village. This study aims to describe the development of business tempe Cap Bunga Mawarand explain the factors that influence the development of the business. The data collection is done in three ways, namely by way of observation, interview (interview), and documentation. The informants in this study were selected through purposive sampling technique. The method used is the historical method and qualitative approach. The results of data analysis showed that businesses tempeCap Bunga Mawarestablished since 1995 has been progressing every year. It can be seen from the number of requests will tempe ever increasing number of consumers, the workforce is 76
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
growing and increasing revenue. In addition, factors that affect business development tempe Cap Bunga Mawar include internal factors, namely Availability of Raw Materials, Labor, and Trading Business License (Business License). While external factors affecting business development tempeCap Bunga Mawarinclude Consumers and customers, socio-economic and cultural, and health. Keywords: Dynamics, Business Tempe.
kerja yang bekerja didalamnya adalah
PENDAHULUAN Usaha pembuatan
seluruh
tempe merupakan
keluarga
termasuk
anak
salah satu usaha yang cukup potensial, hal
didalamnya, istri dan pekerja upahan..
ini disebabkan karena tempe digunakan
Dengan
sebagai lauk pauk dan sebagai makanan
mengakibatkan
tambahan atau jajanan. Potensi tempe dapat
pembuatan tempe relatif lamban, namun
meningkatkan kesehatan dan harganya
bertahan dalam situasi ekonomi apapun.
relatif murah memberikan alternatif pilihan
Hal ini disebabkan karena usaha tempe
dalam pengadaan makanan bergizi yang
merupakan usaha tradisional yang turun
dapat
temurun dan diterima masyarakat luas dan
dijangkau
oleh
seluruh
lapisan
sifat-
sifat
tradisional
perkembangan
ini usaha
berbagai kalangan.
masyarakat. tempe merupakan
Pada era globalisasi, perkembangan
salah satu usaha kecil dan menengah di
usaha pembuatan tempe selalu dihadapkan
Indonesia yang
diusahakan masyarakat
dengan permasalahan menyangkut bahan
Indonesia dari dahulu hingga sekarang
baku yaitu kedelai. Aceh sebagai salah satu
dengan cara tradisional. Sifat tradisional
daerah
yang dapat dilihat dari usaha pembuatan
Indonesia ternyata juga tidak luput dari
tempe misalnya pengolahan tempe masih
dampak melonjaknya harga kedelai. Untuk
secara manual, peralatan yang digunakan
memenuhi
masih sederhana, sistem organisasi belum
kualitas yang baik, ternyata produsen tempe
relatif sempurna dan tidak ada standarisasi
di Aceh menggunakan kedelai impor. Para
dapat dilihat dari tempat produksi dan
produsen tempe membeli kedelai di Medan
mekanisasi. Hal lain yang dapat dilihat
karena tidak tersedianya kedelai lokal,
pada usaha tempe adalah tempat produksi
Padahal Aceh memiliki potensi besar
dan tempat tinggal menjadi satu dan tenaga
sebagai penghasil kedelai. Pada tahun 1987,
Usaha pembuatan
77
terbesar
penghasil
kebutuhan
kedelai
tempe
di
dengan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
kedelai
di
kabupaten
Bireun
pernah
500 sampai 600 kg perhari. Kondisi seperti
menduduki peringkat kedua sebagai kedelai
ini tentu saja sangat menghambat jalannya
kualitas terbaik di Indonesia. Masih pada
usaha tersebut, namun pengusaha tempe
dekade yang sama, produksi kedelai Aceh
mengatasinya
juga kedua terbesar di Indonesia. (Asmaul
memperkecil ukuran tempe dan mengurangi
Husna, 2006: 23).
jumlah produksi dan para produsen tempe
Namun, kejayaan kualitas kedelai lokal
dengan
cara
seperti
di kota Lhokseumawe juga berharap agar
tidak dapat dirasakan lagi oleh para
pemerintah
produsen tempe di manapun. Melonjaknya
swasembada kedelai seperti dulu yang
harga kedelai membuat usaha pembuatan
tersebar dibeberapa kabupaten di Aceh
tempe sempat tidak stabil dan bahkan
seperti Bireun dan Peurelak, Aceh Timur
terancam gulung tikar namun mereka
agar usaha pembuatan tempe kembali
bertahan dalam kondisi apapun. Hal ini
berjalan
dirasakan
(http://archive.id.com) di akses pada 23
oleh
pengusaha
tempe
di
beberapa tempat di kota Lhokseumawe, salah satunya yaitu usaha tempe
kembali
menggalakkan
dengan
stabil.
september 2016
Cap
Harga
kedelai
sangat
memegang
Bunga Mawar di gampong Uteun Bayi
peranan penting dalam usaha pengolahan
kecamatan
kota
kedelai seperti usaha pembuatan tempe.
Lhokseumawe. Usaha tempe Cap Bunga
Kenaikan dan menurunnya harga kedelai
Mawar ini dimulai pada tahun 1995,
merupakan salah satu faktor utama dalam
terbilang cukup maju. Namun semenjak
perkembangan dan dinamika suatu usaha
melonjaknya harga kedelai, kondisi usaha
pembuatan tempe.
Banda
Sakti
pembuatan tempe Cap Bunga Mawar ini Rumusan Masalah
mengalami sedikit permasalahan dalam produksinya dan pemasarannya.
1. Bagaimana
perkembangan
Pada tahun 2015 harga kedelai pernah
ekonomi usaha tempe Cap bunga
mengalami kenaikan dari Rp 6000 menjadi
Mawar di gampong Uteun Bayi
Rp 9000. Sebelum kenaikan harga kedelai,
kecamatan Banda Sakti Kota
usaha pembuatan tempe tersebut dapat
Lhokseumawe, 1995-2016 ?
menghabiskan kedelai sebanyak 800 kg
2. Faktor
apa
saja
yang
perhari. Namun semenjak kenaikan harga
mempengaruhi
kedelai, mereka menghabiskan sebanyak
usaha tempe Cap Bunga Mawar 78
perkembangan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
di
gampong
Uteun
Bayi
dengan jalan melibatkan berbagai metode
kecamatan Banda Sakti Kota
yang ada.Jenis penelitian yang digunakan
Lhokseumawe, 1995-2016 ?
adalah metode historis (sejarah). Penelitian historis
adalah
menganalisa
proses
menguji
kesaksian
sejarah
dan guna
menemukan data yang otentik dan dapat di
Tujuan Penelitian 1. Untuk
mengetahui
percaya, serta usaha sintesi atas data
perkembangan ekonomi usaha
semacam itu menjadi kisah sejarah yang
tempe Cap Bunga Mawar
dapat di percaya. (Louis Gottchalk ( Dalam
di
Dudung Abdurrahman, 1999:44).
gampong Uteun Bayi kecamatan Banda Sakti kota Lhokseumawe,
Sumber Data
1995-2016 ? 2. Untuk mengetahui faktor apa saja
yang
Adapun
mempengaruhi
primer
dalam
penelitian ini terdiri atas sumber lisan dan
perkembangan usaha tempe Cap Bunga
sumber
tulisan. Sumber lisan dilakukan dengan
Mawar di gampong
melakukan wawancara dengan pemilik
Uteun Bayi kecamatan Banda
usaha
Sakti kota Lhokseumawe, 1995-
tempe
Cap
Bunga
Mawar
di
gampong Uteun Bayi, beberapa pekerja dan
2016.
masyarakat gampong Uteun Bayi sebagai informan. Dan sumber tulisan adalah data
Metode Penelitian
yang berbentuk dokumen serta dapat
Pendekatan dan Jenis Penelitian
diperoleh instansi-instansi terkait seperti
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
yang
pendekatan penelitian
telah yang
(Dalam
digunakan
ini
kualitatif.Menurut
ditetapkan
adalah Denzin
Maleong
Kantor Camat Kecamatan Baiturrahnan dan
maka
Badan Pusat Statistik (BPS).Selain itu hasil
dalam
pengamatan secara langsung juga dijadikan
pendekatan dan
Lexy,
sumber primer dalam penelitian ini.sumber
Licoln
sekunder
2007:5)
berupa
buku-buku,
artikel, skripsi, disertasi dan jurnal.
menyatakan bahwa penelitian kualitatif Teknik Pengumpulan Data
merupakan penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan 79
majalah,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
Ada beberapa teknik pengumpulan data
alat wawancara seperti buku catatan, dan tipe recorder atau alat perekam.
yang akan penulis lakukan, yaitu :
Dalam hal ini peneliti menetapkan 1) Pengamatan (observasi)
Pemilik usaha tempe Cap Bunga Mawar
Pengamatan langsung diperlukan
dan beberapa pekerja pada usaha tempe
untuk membantu dalam mengumpulkan
serta warga
data dilapangan, sangat diharapkan dari
Kecamatan Banda Sakti sebagai sampel,
observasi ini akan lebih mendukung dalam
dan Penarikan sampel dilakukan dengan
memberikan gambaran isi secara rinci
cara Purposive sampling. Sugiono (2001
daerah yang akan diteliti dan juga sebagai
:61) Purposive sampling yaitu teknik
pusat
penentuan sampel dengan pertimbangan
dokumuentasi
di
akhir
laporan
di gampong Uteun Bayi
penelitian. Observasi ini juga semakin
tertentu.
lengkap dengan adanya foto-foto yang
tersebut dilakukan secara sengaja, dimana
didapatkan selama berada dilapangan.
peneliti menilai siapa siapa saja yang pantas
2) Dokumentasi. Dalam
hal
mengumpulkan
Teknik
pengambilan
sampel
memenuhi persyaratan untuk dijadikan ini
penulis
berbagai
sampel.
akan
.
dokumen-
Teknik Analisis Data
dokumen yang berupa catatan-catatan atau karangan-karangan seorang dan tulisan-
Teknik analisis data yang akan
tulisan opini di surat kabar, jurnal, serta
penulis lakukan dengan cara: setelah semua
sensus penduduk.
data baik sumber primer ataupun sekunder
3) Wawancara (interview).
terkumpul, maka akan dilakukan kritik sumber dengan cara mengklarifikasikan dan
Salah satu alat pengumpulan data dengan
cara
mewawancarai
membandingkan antara data yang satu
seseorang
dengan data yang lainnya. Hal ini bertujuan
dengan percakapan langsung dan tatap
agar memperoleh sumber yang asli atau
muka. Dalam hal ini penulis akan terlebih dahulu
menghubungi
informan
dapat di percaya. Setelah data otentik
untuk
diperoleh, maka penulis akan mengadakan
meminta waktu dan tempat melakukan
interpretasi (analisa) guna mendapatkan
wawancara. Agar hasil wawancara terekam
fakta-fakta tentang
dengan baik penulis akan menggunakan
Dinamika Usaha
Tempe Cap Bunga Mawar Di Gampong Uteun bayi Kecamatan Banda Sakti Kota 80
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
Lhokseumawe, 1995-2016. Dan setelah
atau sekitar 90 paket ( I paket terdiri dari 20
fakta diperoleh, langkah selanjutnya ialah
bungkus tempe). Pada awal berdirinya pada
meluangkan fakta dalam bentuk tulisan
1995, harga tempe perbungkus sekitar Rp
dengan menggunakan teknik penulisan
65,00 atau harga perpaketnya Rp 1.300.
karya ilmiah agar menarik untuk dibaca.
Namun dimulai pada tahun 1998, produksi tempe Cap Bunga Mawar ini meningkat
PEMBAHASAN
yaitu
memproduksi
180
paket
setiap
Sejarah Singkat Usaha Tempe Cap
harinya.
Dan harga tempe pun naik
Bunga Mawar Di Gampong Uteun Bayi
menjadi Rp 2.000 pada saat itu. Jumlah
Kecamatan Banda Sakti Kota
produksi tempe dan harga tempe terus
Lhokseumawe, 1995-2016
meningkat hingga tahun 2016 karena perkembangan globalisasi. Pada awal
Usaha pembuatan tempe Cap Bunga Mawar terletak di Lr Nek Atjeh, gampong
tersebut,
Uteun Bayi Kecamatan Banda Sakti Kota
tenaga kerja yang berasal dari keluarganya
Lhokseumawe. Usaha tempe Cap Bunga
saja yang berjumlah 3 orang dan usaha
Mawar didirikan pada tahun 1995 oleh
tersebut berbentuk perseorangan. Adapun
Jakfar Usman. Pada awal berdirinya yaitu
beberapa pertimbangan lain Jakfar Usman
tahun 1995, usaha ini beroperasi di daerah
mendirikan usaha tersebut yaitu : untuk
Cunda selama 3 tahun kemudian berpindah
mengembangkan
ke daerah Mon Geudong selama 2 tahun
membantu
setengah dan kemudian baru berpindah ke
membuka
gampong Uteun Bayi hingga sekarang.
menyediakan pangan
Usaha tempe Cap Bunga Mawar
Jakfar
merintis usaha tempe Usman
diri
menggunakan
dalam
perekonomian lapangan dan
usaha, keluarga,
pekerjaan,
serta
melayani
kebutuhan
untuk
memenuhi
masyarakat
kebutuhan gizi.
hingga tahun 2016 masih dipimpin dan dikelola langsung oleh Jakfar Usman dan
Pada awal berdirinya usaha ini
usaha ini berbentuk unit perseorangan. Pada
tahun 1995 produksi yang dihasilkan masih
tahun 1995, Berbekal sedikit modal yang
dalam skala kecil yaitu 90 paket ( 1800
dimiliki oleh Jakfar Usman yang bernilai
bungkus tempe) setiap harinya, karena
Rp.
dan
permintaan akan tempe masih sedikit dan
mengolah 100 kg kacang kedelai dan
usaha ini masih belum dikenal masyarakat.
menghasilkan 1800 bungkus tempe perhari
Namun pada tahun
65.000,00
untuk
membeli
81
berikutnya
sudah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
meningkat sedikit demi sedikit meskipun terkadang juga terjadi penurunan dalam
Gambaran Umum Usaha Tempe Cap
penjualan
Bunga Mawar Di Gampong Uteun Bayi,
bahkan
kerugian
yang
tak
terduga Penurunan dan kerugian yang
Kecamatan
terjadi
Lhokseumawe, 1995-2016
disebabkan
karena
kondisi
Banda
Sakti
Kota
keamanan yang kurang kondusif. Pada tahun 1999 - 2002 sedang terjadi konflik
Usaha Pembuatan tempe Cap Bunga
antara GAM dan TNI yang memunculkan
Mawar
DOM ( Daerah Operasi Militer) sehingga
pembuatan tempe yang terbilang maju dan
pemasaran tempe yang dilakukan sangat
sukses di kota Lhokseumawe dan sebagian
terhambat dan tidak memiliki keberanian
daerah di Aceh Utara. Hal ini terbukti dari
untuk memasarkan tempe sehingga banyak
banyaknya konsumen yang mengkonsumsi
produk tempe yang sudah diproduksi
produk tempe tersebut. Usaha tempe ini
kadang
awal
berlokasi di jalan Kenari, Lorong Nek
berdirinya usaha tersebut, pemasaran yang
Atjeh, Dusun Teladan gampong Uteun
dilakukan
Bayi. Bangunan Usaha pembuatan tempe
kadang
tersisa.
hanya
di
Pada
daerah
kota
Lhokseumawe dan Cunda.
merupakan
salah
satu
usaha
ini memiliki luas 14 × 18 m.
Pada permulaan berdirinya usaha
.
Dalam pengolahan tempe, masih
ini, kedelai sebagai bahan bakupengolahan
menggunakan cara manual atau tradisonal,
tempe didapatkan dari daerah Matang
hanya
Geulumpang
kedelainya
Dua
Kabupaten
Bireun
dalam saja
penggilingan
kacang
menggunakan
mesin.
dengan harga perkilonya Rp. 650 sampai
Kacang kedelai sebagai bahan baku dalam
Rp.700 pada tahun 1995. Pada saat itu
pembuatan tempe yang digunakan saat ini
petani
merupakan kedelai impor dari Amerika
di
Aceh
kedelai.Namun kedelai
memakai
lama
semakin
berjalannya
masih
waktu kedelai
menanam
kelamaan
harga
Serikat yang dipesan atau didatangkan dari
meningkat
seiiring
Batam atau Medan. Usaha tempe tersebut
hingga
akhirnya
dalam sehari menghabiskan 800 kg dan
impor.Perbandingan
menghasilkan sekitar 600 paket tempe atau
kedelai lokal dengan kedelai impor sangat
sekitar 9000 bungkus tempe.
berbeda, kedelai impor memilki bentuk dan
pemasaran tempe dilakukan setiap pagi dari
kualitas rasa yang lebih unggul dari kedelai
jam 06.00 WIB hingga 07.30 WIB ke
lokal.
pasar-pasar pagi di daerah Lhokseumawe, 82
Saat ini,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
Krueng
Geukueh
Sebagian
hingga
Lhoksukon.
penjualan produk tempe setiap harinya
juga
mengambil
kemudian
pedagang
diselisihkan
atau
dikurangi
langsung ke pabriknya untuk mempercepat
dengan biaya operasional yang termasuk
kegiatan jual beli.
didalamnya biaya produksi, gaji karyawan,
(Wawancara : Jakfar
Usman, 9 Oktober 2016)
alat-alat produksi dan lain sebagainya.
Usaha tempe Cap Bunga Mawar ini
Adapun
perhitungan
rincian
telah berdiri sejak 21 tahun yang lalu.
pendapatan usaha tempe Cap Bunga Mawar
Jakfar Usman memulai usaha ini dengan
perbulan
modal yang kecil kecilan namun perlahan
diperhitungkan melalui pendapatan tempe
lahan
terus
yang terjual dalam satu hari sebanyak 600
berkembang dan cukup dikenal sebagai
paket (300 paket kecil dan 300 paket besar).
penghasil tempe yang berkualitas tinggi.
Untuk 300 paket kecil dikalikan dengan Rp
Keuntungan yang diperoleh dari usaha ini,
14.000 ( harga per paket) dan hasilnya Rp.
telah memberikan dampak yang positif
4.200.000. Sedangkan 300 paket besar
dalam perkenomian keluarganya.Mulai dari
dikalikan Rp 15.000 ( harga per paket) dan
dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder
hasilnya Rp.4.500.000.
dan tersier hingga dapat menyekolahkan
hari jumlah penghasilan yang didapatkan
anaknya ke perguruan tinggi dan menjadi
Rp.8.700.000
sarjana.Bahkan dengan keuntungan yang
pendapatan dalam sebulan Rp 8.700.000
dimiliki dapat diinvestasikan untuk masa
dikalikan
depannya di hari tua.
Rp.261.000.000
usahanya
mulai
dan
untuk
tahun
dan
30
Pendapatan
261.000.000
Usaha
dan
Tempe Cap Bunga Mawar
pendapatan
tersebut kotor,
bisa
Jadi dalam satu
untuk
Penghasilan Perkembangan
2016
menghitung
menghasilkan
sebesar
Rp
masih
dalam
untuk
mendapatkan
Pendapatan atau laba dalam usaha
pendapatan bersih, maka akan diselisihkan
tempe cap Bunga Mawar ini semakin
dengan harga bahan baku yaitu kedelai dan
meningkat setiap tahunnya. Produk yang
biaya operasional yang termasuk biaya
dipasarkan
produksi, gaji karyawan, alat produksi dan
sering
terjual
habis,
dan
jikalaupun tersisa hanya 7 %. Untuk
uang tambahan lainnya.
menghitung pendapatan atau laba bersih
Menurut
maka
harus
dijumlahkan
diperhitungkan dulu
pendapatan
informasi
dari
Jakfar
atau
Usman Biaya operasional dalam satu hari
hasil
menghabiskan Rp.2.000.000 dan dalam 83
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
satu bulan biaya operasional menghabiskan
usaha tersebut sangat berhasil.(Wawancara
Rp.60.000.000. Kemudian untuk biaya
: Jakfar Usman, Oktober 2016 )
bahan baku yaitu kedelai, dalam satu hari menghabiskan 800 kg kedelai dengan harga
Faktor Internal dan Faktor Eksternal
perkilonya Rp.6.900 per kilo. Jadi dalam
Yang Mempengaruhi Perkembangan
satu hari menghabiskan Rp.5.600.000 untuk
Usaha Tempe Cap Bunga Mawar Di
kedelai.Untuk sebulan pemakaian kedelai
Gampong Uteun bayi, 1995-2016
menghabiskan
Faktor Eksternal
Rp.168.000.000.
Jadi
perhitungan untuk biaya operasional dan bahan
baku
(kedelai)
dalam
-
sebulan
Ketersediaan Bahan Baku Sejak tahun 2006, usaha tempe cap
menghabiskan Rp.228.000.000
Bunga Mawar ini, menggunakan kedelai
pendapatan bersih yang dapat
impor. Alasan memakai kedelai impor
diperkirakan adalah jumlah penghasilan
dikarenakan minimnya pasokan kedelai
penjualan
diselisihkan
lokal karena usaha tempe ini memproduksi
dengan biaya operasional dan bahan baku
tempe yang banyak dan kedelai impor juga
yaitu
memiliki bentuk dan rasa yang lebih enak.
total
perbulan
Rp.261.000.000
penjualan
tempe
(penghasilan
perbulan)
dikurangi
Kedelai
impor
dari
Amerika
Serikat
dengan Rp.228.000.000 (biaya operasional
tersebut, dipesan oleh pemilik usaha dari
dan bahan baku)
Batam
yang menghasilkan
Rp.33.000.000 Menurut
dengan
harga
perkilonya
Rp.6.900.00 pada tahun 2015 hingga 2016, informasi
Jakfar
dan pemilik usaha memesan 5 sampai 6 ton
Usman omset dalam sebulan yang biasa
untuk seminggu produksi dan pengolahan
diterima berkisar antara Rp.27.000.000
tempe.
hingga
persentase
diperoleh dari pemilik usaha tempe Cap
pendapatan usaha tempe Cap Bunga Mawar
Bunga Mawar ini menjelaskan bahwa
ini sekitar 91 % dan Pendapatan sebesar itu
ketika menggunakan kedelai impor, bentuk
tentu sangat menguntungkan pemilik usaha
tempe menjadi lebih padat, biji kedelainya
dan usaha tempe tersebut. Usaha yang
bersih, besar dan seragam ukurannya.
dirintis sejak tahun 1995 yang bermodalkan
Kesimpulannya,
sedikit hingga mendapatkan penghasilan
menghasilkan
puluhan juta dalam sebulan, bisa dikatakan
Sedangkan kedelai lokal, ketika diolah
Rp.30.000.000.jadi
dari
Berdasarkan
wawancara
kedelai tempe
impor yang
yang
dapat indah.
menjadi tempe sedikit memiliki kelemahan 84
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
seperti, ukurannya kecil atau tidak seragam
percaya pada produk usaha tersebut karena
dan kurang bersih, kulit ari kacang sulit
sudah dinyatakan baik dimata hukum
terkelupas saat proses pencucian kedelai, proses peragiannya pun lebih lama. Lalu setelah
berbentuk
pengukusannya
tempe,
lebih
lama
Faktor Eksternal
proses
-
empuknya.
Konsumen merupakan titik sentral
Bahkan bisa kurang empuk. -
Konsumen dan Pelanggan
perhatian dalam pemasaran produk. 90 %
Surat Izin Perdagangan (SIUP) Usaha tempe cap Bunga Mawar di
konsumen di daerah Lhokseumawe, krueng
gampong Uteun Bayi, telah memiliki Surat
geukuh hingga Lhoksukon mengkonsumsi
Izin
awal
produk tempe Cap Bunga Mawar tersebut.
berdirinya pada tahun 1995 dengan nomor
Tempe merupakan makanan yang bergizi
:510.1/476/1995 dan telah memperpanjang
dan beberapa rumah sakit seperti RSU Cut
keberlakuan surat tersebut hingga 2016 dan
Meutia,
juga
persyaratan
Lhokseumawe dan RS Kasih Ibu telah
administratif yang telah ditetapkan oleh
menjadi langganan tetap tempe Cap Bunga
pemerintah kota Lhokseumawe seperti
Mawar tersebut karena tempe cap Bunga
Surat Izin Gangguan (HO) dengan nomor :
Mawar tersebut juga telah memiliki hak
503/58/ HO/ 2010
dan usaha tempe ini
paten dan sudah lulus uji laboratorium.oleh
juga telah lulus uji kesehatan dari Dinas
karena itu banyak yang mengkonsumsi
Kesehatan pemerintah Kota Lhokseumawe
produk tersebut.
Usaha
Perdagangan
sudah
melengkapi
sejak
dan juga berdasarkan surat keputusan
-
RS
Melati,
RS
TNI
AD
Sosial,Ekonomi dan Budaya
kepala badan pengawas obat dan makanan nomor:
Tempe merupakan makanan yang
HK.03.1.23.04.14.2205 pada tanggal 30
memiliki nilai sosial yang tinggi karena
April 2012.
makanan tersebut disukai dan dikonsumsi
republik
Indonesia
dengan
Usaha tempe cap bunga mawar ini
oleh berbagai masyarakat di Indonesia.
juga telah mengajukan permohonan untuk
Selain itu, tempe juga makanan yang murah
mengeluarkan merek dan logo khusus pada
enak dan bergizi karena tempe bisa diolah
produknya . Dengan adanya surat –surat
menjadi berbagai bentuk makanan seperti
keterangan dan juga penamaan merek
keripik tempe, tempe goreng, tempe bacem
tersebut,
dan lain sebagainya.
maka
konsumen
akan
lebih 85
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
Tempe juga merupakan makanan
asam
khas dan memiliki peradaban di Indonesia
lemak,
vitamin,
mineral,
dan
antioksidan.
karena sudah dikonsumsi berabad abad yang lalu.Makanan yang mempunyai ciri
KESIMPULAN
khas dan juga merupakan warisan kuliner
Berdasarkan hasil penelitian terkait
Indonesia. Oleh karena itu Perhimpunan
permasalahan yang terdapat pada bab satu
Pakar Gizi dan Pangan ( Pergizi Pangan )
di atas, maka dapat ditarik beberapa
Indonesia bersama forum tempe Indonesia
kesimpulan, yaitu:
mengajukan tempe sebagai warisan budaya
Perkembangan Usaha Tempe Cap
nonbenda atau intangible cultural heritage
Bunga Mawar Di Gampong Uteun Bayi,
of humanity ( ICHH) kepada UNESCO
Kecamatan
sebagai warisan kuliner dunia agar tidak
Lhokseumawe,
diklaim oleh negara lain.
perkembangan
( http://sains.kompas.com)
tempe Cap Bunga Mawar merupakan salah
-
Banda
Sakti
1995-2016 setiap
Kota
mengalami
tahunnya.
Usaha
satu Usaha tempe yang sukses di Aceh
Kesehatan
Utara dan Lhoseumawe yang penjualannya Tempe yang merupakan makanan khas
meliputi kota Lhokseumawe, Kruengeukuh
di Indonesia sejak berabad abad silam yang
Hingga Kota Lhoksukon dan sekitarnya.
menjadi lauk pauk pendamping nasi. Tidak
Berkembangnya usaha tempe Cap Bunga
hanya menjadi lauk pauk saja, tempe juga
Mawar ini juga diiringi dengan strategi
memiliki manfaat dan nilai serta kandungan
penjualan seperti menetapkan harga. Ketika
gizi yang tinggi didalamnya. Sejumlah
kedelai naik dan memakai kedelai impor,
penelitian yang diterbitkan pada tahun
pengusaha tempe Cap Bunga Mawar tidak
1940-an
1960-an
menaikkan harga jual tempe hanya saja
tahanan
ukuran tempe sedikit dikecilkan. Hal ini
perang dunia II Pada zaman kependudukan
dikarenakan persepsi sebagian masyarakat
Jepang di Indonesia berhasil terhindar dari
Aceh yang beranggapan bahwa tempe
disentri dan busung lapar karena tempe.
sebagai cemilan dan sebagian masyarakat
Penelitian terhadap nilai gizi tempe terus
Aceh tidak terlalu memperdulikan jika
dilakukan dan dari penelitian tersebut
tempe sebagai makanan yang bergizi. Oleh
diperoleh hasil bahwa tempe mengandung
karena itu jika harga tempe dinaikkan maka
elemen yang berguna bagi tubuh yakni :
konsumen akan beralih dan lebih fokus
sampai
menyimpulkan
bahwa
dengan banyak
86
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
untuk membeli lauk pauk yang lainnya.
tersebut dinyatakan legal dan sah dimata
Sampai saat ini, konsumen di Aceh Utara
hukum dan konsumen akan lebih percaya
meliputi
dalam mengkonsumsi produknya.
daerah
kota
Lhokseumawe,
Krueng Geukuh Hingga Lhoksukon 90 %
Faktor Eksternal yang mempengaruhi
mengkonsumsi tempe Cap Bunga Mawar
perkembangan
ini dan pendapatan bersih yang diterima
meliputi:
oleh pengusaha tempe Cap Bunga Mawar
pelanggan, permintaan akan tempe yang
juga sekitar 91 %. Sampai 93 % Yaitu
meningkat dari konsumen maka pendapatan
sekitar
juga akan semakin meningkat. Langganan
Rp.
27.000.000
hingga
Rp
30.000.000 perbulannya. Faktor
yang
usaha
pertama,
tempe
tersebut
konsumen
dan
produk tempe Cap Bunga Mawar ini juga mempengaruhi
dari beberapa rumah sakit di Lhokseumawe
perkembangan usaha tempe Cap Bunga
dan Aceh utara seperi RSUD Cut Meutia,
Mawar di Gampong Uteun Bayi Kecamatan
RS TNI-AD, RS Meulati, dan RS Kasih
Banda Sakti Kota Lhokseumawe, 1995-
Ibu. Kedua, sosial, ekonomi dan budaya :
2016 yaitu terdiri dari Faktor Internal dan
tempe memiliki nilai sosial,ekonomi dan
Faktor Eksternal.
budaya karena tempe disukai oleh berbagai
Faktor Internal yang mempengaruhi perkembangan meliputi,
usaha
pertama,
tempe
lapisan masyarakat, harga tempe juga
tersebut
murah
dan
tempe
memiliki
yaitu
peradaban yang tinggi sebagai salah satu
kedelai. Semenjak memakai kedelai impor
kuliner Indonesia. Ketiga, kesehatan :
meskipun harganya sedikit mahal namun
tempe mempunyai kandungan gizi yang
tidak menghalangi perkembangan usaha
tinggi dan baik bagi kesehatan oleh karena
tersebut, karena kedelai impor tempe yang
itu banyak masyarakat yang mengkonsumsi
dihasilkan semakin enak, padat, empuk.
tempe merupakan salah satu makanan
Oleh
murah tapi mengandung gizi yang tinggi.
karena
itu
Bahan baku
sangat
permintaan
semakin
bertambah .Kedua , Tenaga kerja : tenaga kerja memberikan kontribusi yang sangat
DAFTAR PUSTAKA
besar bagi usaha tempe Cap Bunga Mawar Alamsyah taher.(2009). Metode Penelitian Sosial. Banda Aceh: Unsyiah Press.
ini, tanpa ketrampilan dari tenaga kerja maka usaha tersebut tidak akan berjalan. Ketiga, Surat Izin Usaha Perdagangan. Dengan adanya surat tersebut maka usaha 87
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
Abdurrahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah.Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Murdiani.(2014). Perkembangan Industri Kecil-Menengah (IKM) di Kota Banda Aceh, 19872014. Banda Aceh.Unsyiah
Djufri, Dkk (2016). Pedoman Penulisan Skripsi.Banda Aceh : Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Parker.S.R.dkk (1992).Sosiologi Industri. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fadhilah,
Sara .(2016).Perkembangan Usaha Pembuatan Tahu Di Kota Banda Aceh, 1993-2014. Banda Aceh : Unsyiah.
Sutrisno Endar (2006). Studi Profil Industri Tempe Berdasarkan Tingkat Kesuksesan Di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Bandung: Institut Pertanian Bogor.
Fatimah,
Verlinda. (2014). Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Pabrik Gula Cot Girek, Aceh Utara (1970-1986). Banda Aceh : Unsyiah.
Soedjono.(2006). Seri Industri Pertanian, Kacang-kacangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://wartailmu.blogspot.co.id. pada 16 September 2016 https://lifeblogid.com.Diakses September 2016
Tempe : Persembahan Indonesia Untuk Dunia. (2012) Jakarta : Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Diakses
pada
16 DAFTAR INFORMAN
http ://lhokseumawe.inaport1.co.id. Diakses pada 23 September 2016
1. Nama : Jakfar Usman Umur : 53 Tahun Tempat Tinggal : Gampong Uteun Bayi Pekerjaan : Pimpinan Usaha Tempe Cap Bunga Mawar Waktu Wawancara : 09 Oktober 2016
http:// pliken.blogspot.co.id.Diakses pada 19 September 2016 http://sains.kompas.com.Diakses pada 05 Oktober 2016 Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya. Kuntowijoyo.
Moleong,
1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Lexy. (2007). Metodelogi Penelitian Kualitatif:Bandung : Remaja Rosdakarya. 88
2. Nama Umur Tempat Tinggal Uteun Bayi Pekerjaan Waktu Wawancara 2016
: Zikri : 21 Tahun : Gampong
3. Nama Umur
: Bukhari : 29 Tahun
: Mahasiswa : 10 Oktober
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Program Studi Pendidikan Sejarah Volume 2, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 76-89
Tempat Tinggal Lhokseumawe Pekerjaan Waktu Wawancara 2016 4. Nama Umur TempatTinggal Kuta Blang Pekerjaan Waktu Wawancara 2016
: Darussalam, : pekerja : 10 Oktober
: Saidah : 18 Tahun : Gampong : Pekerja : 10 Oktober
89
5. Nama Umur Tempat Tinggal Pekerjaan Waktu Wawancara 2016
: Yusuf : 25 Tahun : Blang Jruen : Pekerja : 11 Oktober
6. Nama Umur TempatTinggal Uteun Bayi Pekerjaan Waktu Wawancara 2016
: Faisal : 33 Tahun : Gampong : Pekerja : 11 Oktober