DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT CINA DI CHINATOWN KOTA SAN FRANCISCO DAN KOTA NEW YORK AKHIR ABAD KE-19 - AWAL ABAD KE-20
Crystal Susiana
Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok Jawa Barat 16424 Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak
Masyarakat Cina di Amerika Serikat merupakan imigran-imigran awal yang turut membentuk kebudayaan Amerika Serikat. Mereka tinggal di sebuah daerah milik bersama yang bernama Chinatown yang pada saat itu hanya ada dua yaitu di San Francisco dan New York. Chinatown kemudian menjadi sebuah daerah unik di Amerika Serikat karena daerah ini merupakan cerminan utuh dari kehidupan sosial orang Cina yang tidak tersentuh masyarakat Amerika Serikat mulai dari kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik, termasuk kehidupan sisi gelapnya yaitu fenomena tongs. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menambah historiografi sejarah masyarakat Cina di Amerika Serikat. Sumber-sumber yang dipakai adalah tesis, jurnal elektronik, buku, artikel koran, dan halaman web.
The Dynamics of the Chinese Social Life in San Francisco and New York City’s Chinatown from Late 19th Century to Early 20th Century
Abstract
The Chinese in United States were the early immigrants who contributed in the forming of United States‟ culture. They lived in an enclave called Chinatown. There were only two Chinatowns back then: San Francisco‟s Chinatown and New York‟s Chinatown. Chinatown became an unique enclave in United States because this neighborhood was the perfect mirror example of the Chinese lives that were untouched by the Americans in their economy, social, cultural, politics, including their dark social life which was the tongs phenomenon. The purpose of this research is to enrich the historiography of the Chinese in United States. The sources being used in this research are Master‟s degree thesis, electronic journals, books, newspaper articles, and webpages.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Keywords: Immigrant life; Chinese in the USA; Chinatowns.
Pendahuluan
Bangsa Cina merupakan bangsa yang sangat besar, populasinya diperkirakan mencapai angka lebih dari satu milyar jiwa hanya di negaranya saja. Di Amerika Serikat, bangsa Cina ikut menyumbangkan sebagian dari kebudayaannya dalam rangka membentuk kebudayaan Amerika Serikat yang pluralis. Masyarakat Cina di Amerika Serikat yang sekarang telah dinilai sebagai contoh model minority telah menjalani sejarah yang cukup panjang dan membekas bagi mereka.
Faktor migrasi bangsa Cina ke seluruh dunia termasuk ke Amerika Serikat dapat dibedakan menjadi dua: faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah kekacauan sosial dan politik yang terjadi di negara Cina pada saat itu, terutama di masa Dinasti Qing (1644-1912). Dalam pemerintahan dinasti ini, terjadi banyak sekali pemberontakan dalam pemerintah maupun di kalangan masyarakat karena sikap Dinasti yang dinilai sangat mengalah terhadap dominasi kekuatan Barat yang mulai merajalela di Cina pada saat itu, seperti kekuatan Inggris. Momen besar dalam sejarah Cina adalah kekalahan Cina kepada Inggris dalam Perang Candu. Peresmian kekalahan Cina dari Inggris ditandai dengan Perjanjian Nanjing (1842) yang berisi kesepakatan bahwa Cina secara otomatis membuka dirinya kepada dunia secara setara, harus membayar kerugian perang sebesar 21 juta dolar, dan Cina wajib menghapuskan sistem hong yang adalah sistem perdagangan dimana orang Cina menjadi jembatan antara Cina dengan negara asing. Dari seluruh poin-poin utama di Perjanjian Nanjing, yang paling memberatkan rakyat adalah ganti rugi 21 juta dolar dari Cina kepada Inggris karena pemerintah Cina kemudian menekan rakyat untuk membayar pajak yang lebih tinggi. Selain itu, di Cina juga terdapat banyak pemberontakan seperti Pemberontakan Taiping (1854-1864) dan Pemberontakan Boxer (1900). Bencana alam seperti banjir, angin taifun dan kegagalan panen juga menjadi pertimbangan utama orang Cina untuk pindah dari negaranya.
Faktor eksternal dari kedatangan bangsa Cina ke Amerika Serikat adalah kemajuan Amerika Serikat di abad ke19. Pada saat itu, Amerika Serikat sedang berusaha menaklukkan seluruh benua Amerika lewat pemikiran Manifestasi Takdir (Manifest Destiny) mereka (“Manifest Destiny”, n.d.). Gerakan tersebut dinamakan Pergerakan ke Barat (Westward Movement). Westward Movement ini kemudian memiliki banyak efek, terutama fenomena Demam Emas (Gold Rush) di California, terutama di kota tempat emas ditemukan untuk pertama kalinya yaitu San Francisco. Populasi kota ini meningkat dari hanya 812 orang menjadi 25.000 orang di akhir tahun 1848 dan menjadi 80.000 orang di tahun 1850 (Avakian, 2002:27). Selama kurun waktu 1848-1850, diperkirakan ada 24.000 orang Cina yang bekerja di California sebagai buruh emas. Buruh-buruh ini tiba ke Amerika Serikat sebagai buruh bebas dan buruh kontrak. Perbedaannya terletak di afiliasi imigran. Orang Cina
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
yang datang sebagai buruh kontrak adalah mereka yang pergi ke Amerika Serikat atas kontrak kerja dengan para pedagang asing atau perusahaan Amerika yang membuka cabang di Cina. Sementara itu, orang Cina yang menjadi buruh bebas adalah mereka yang datang ke Amerika Serikat dengan kemauan dan biaya sendiri. Setibanya mereka di Amerika Serikat, buruh Cina menjadi kesukaan masyarakat kulit putih karena mereka suka bekerja keras, jarang melakukan aksi unjuk rasa, dan mau dibayar harga murah yaitu dengan harga $0,90 per hari (Huston, 1995:91). Seiring waktu berjalan, orang-orang Cina mulai merambah ke pekerjaan lain seperti usaha binatu, toko kelontong, buruh industri, dan pindah ke kota-kota besar lain di California maupun luar California.
Perlahan-lahan, sikap terbuka yang ditunjukkan masyarakat kulit putih berubah menjadi diskriminasi ketika lebih banyak orang Cina datang dan menjadi buruh emas. Etos kerja orang Cina dinilai mengancam keberadaan buruh kulit putih karena petinggi-petinggi perusahaan tambang emas pasti akan lebih memilih untuk mempekerjakan orang Cina. Buruh kulit putih kemudian melakukan berbagai demonstrasi dan pembunuhan orang Cina besar-besaran, namun ketegangan rasial antara orang Cina dengan orang kulit putih mencapai puncaknya ketika pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang Chinese Exclusion Act pada tahun 1882. Undang-undang ini mengatur pembatasan jumlah imigran Cina ke Amerika Serikat dan di tahun-tahun berikutnya beberapa undang-undang lain yang semakin menekan laju kehidupan orang Cina di Amerika Serikat juga dikeluarkan seperti Scotts Act dan Geary Act.
Dibalik semua tindakan diskriminasi yang menimpa orang Cina, mereka berhasil bertahan hidup dengan cara berkumpul dengan sesama imigran Cina dan membangun daerah komunitas yang sering disebut dengan nama Chinatown. Daerah Chinatown pertama yang dibangun adalah Chinatown San Francisco yaitu di sekitar Portsmouth Plaza, sebuah ruang publik pertama di kota tersebut. Pada tanggal 18 April 1906 pukul 5.12 pagi, gempa bumi berkekuatan 8.3 skala Richter memporakporandakan Chinatown San Francisco sehingga akhirnya Chinatown dipindahkan ke sekitar Washington Street dan Grant Street sampai sekarang (Choy, 2012:40). Chinatown kedua yang didirikan orang Cina adalah Chinatown New York yang dibangun di daerah Five Points, meliputi jalan besar Canal Street dan gang-gang kecil didalamnya seperti Bayard Street, Pell Street, Mott Street, Mulberry Street dan Park Street.
Kehidupan di Chinatown sangat beragam dan meriah dibandingkan dengan kehidupan di daerah-daerah enclave yang lain karena orang Cina membawa serta kebudayaan asal mereka ke Amerika Serikat. Puluhan rumah judi, rumah opium, rumah prostitusi tersebar di berbagai pelosok Chinatown. Rumah-rumah ibadah juga ada di sudutsudut Chinatown yang selalu ramai dengan orang-orang yang memohon kesehatan, kesuksesan dan keinginankeinginan lain kepada dewa-dewa dan leluhur mereka. Restoran-restoran marak menyajikan hidangan Cina yang terkenal eksotis bagi orang kulit putih seperti sup sirip ikan hiu, tumis sayur, burung dara, dan lain-lain. Chinatown ramai dengan berbagai orang dengan berbagai pekerjaan yang lalu lalang di jalan seperti penjual barang keliling, pengantar baju-baju bersih dari binatu, tukang semir sepatu, penjual rokok, penjual koran, malam-malam Chinatown juga selalu ramai dengan opera-opera Cina di teater Cina yang selalu dikunjungi masyarakat. Semeriah apapun kehidupan di Chinatown, rahasia gelap tetap mempunyai tempat di daerah ini yaitu keberadaan tongs atau yang sering disebut dengan mafia Cina.
Asal mula tongs adalah perkumpulan rahasia triad yang sejarahnya bisa dilihat sampai ke pemerintahan Dinasti Han di Cina (Huston, 1995:28). Triad adalah organisasi masyarakat yang suka mengadakan pemberontakan untuk meruntuhkan pemerintahan dinasti, namun selalu gagal. Yang terkenal dari triad adalah keanggotaan mereka yang bersifat rahasia dan ritual mereka yang cenderung menjadikan triad sebagai sebuah agama daripada organisasi masyarakat. Di Amerika Serikat, triad kemudian berevolusi menjadi tongs yang mengadopsi sistem kerahasiaan anggota dan ritual-ritual rahasia, namun fungsi utamanya telah berubah menjadi alat proteksi
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
anggotanya terhadap serangan pihak luar (baca: serangan dari anggota tongs luar). Tongs sering menjadi sumber masalah di Chinatown karena jumlah perang berdarah antar tongs yang sering terjadi di akhir abad 19 sampai awal abad 20.
Selain tongs, ada dua organisasi sosial lain yang dibawa orang Cina ke Amerika Serikat yaitu huiguan dan benevolent society. Huiguan merupakan organisasi masyarakat yang bersifat kedaerahan, berarti anggotanya harus berdasarkan dari daerah yang sama atau mempunyai dialek yang sama atau memiliki marga yang sama. Sementara itu, benevolent society adalah organisasi bentuk lanjut dari huiguan karena organisasi ini adalah organisasi yang melihat orang Cina tidak dari asal usul, bahasa atau marga mereka. Contoh benevolent society yang cukup vokal bagi orang Cina di Amerika Serikat adalah CCBA (Chinese Consolidated Benevolent Association).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode sejarah dengan empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Heuristik adalah tahapan pertama dari metode sejarah yaitu penulis mencari, menemukan dan menghimpun sumber baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber-sumber yang berasal dari koran, majalah, wawancara, arsip sesuai dengan zamannya. Untuk penulisan ilmiah ini, penulis mendapatkan berita dari koran-koran New York seperti New York Times, New York Tribune, dan The Sun. Penulis juga mendapatkan berita dari pangkalan data kumpulan koran di negara bagian California yang diprakarsai Center for Bibliographical Studies and Research, University of California Riverside yaitu California Digital Newspaper Collection dan pangkalan data koran-koran dari Library of Congress yang dinamakan Chronicling America. Beberapa jurnal yang terkait dengan karya ilmiah penulis juga didapatkan dari Jstor.com, sebuah laman web khusus untuk jurnal dari berbagai disiplin ilmu.
Setelah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, penulis melangkah menuju tahap kedua yaitu kritik. Dalam tahap ini, penulis menilai apakah sumber-sumber ini termasuk valid dan apakah mereka bisa dimasukkan ke dalam jurnal ini. Penulis wajib melakukan kritik terhadap semua sumber yang masuk, seperti contohnya sumber-sumber yang menyatakan tentang kedatangan awal orang Cina ke Amerika Serikat, sistem yang diberlakukan saat orang Cina tiba ke Amerika Serikat untuk pertama kali, bagaimana Chinatown terbentuk, apa saja interaksi sosial yang ada di Chinatown pada masa-masa awal pembentukan mereka, dan organisasiorganisasi sosial yang ada di tempat tersebut.
Tahap ketiga adalah interpretasi yaitu penulis akan menganalisa informasi dari sumber-sumber yang telah layak masuk setelah melewati proses kritik. Dalam interpretasi, penulis berpendapat bahwa masyarakat Cina di Amerika Serikat masih berbentuk closed knit society yaitu masyarakat yang berusaha untuk terbuka kepada dunia luar, namun secara internal mereka sangat dekat satu sama lain. Penulis juga berpendapat bahwa masyarakat Cina di Amerika Serikat berhasil menjadikan Chinatown sebagai cerminan dari kehidupan asli di negara asal mereka karena mereka membawa kebudayaan asal mereka ke Amerika Serikat yang lambat laun ikut menyemarakkan kebudayaan pluralis Amerika Serikat.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Tahap terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi. Di tahap ini, penulis menyusun rangkaian data-data menjadi sebuah catatan peristiwa secara kronologis dan obyektif. Penulisan sejarah akan disusun secara sistematis sehingga menjadikan hasil sejarah sebagai kisah.
Masyarakat Cina di Amerika Serikat
Pada awalnya, orang Cina datang ke Amerika Serikat menggunakan kapal-kapal. Mereka mendapatkan uang untuk berlayar dengan cara meminjam dari sanak saudara, huiguan, atau lintah darat. Ada juga cara lain untuk mendapatkan uang yaitu credit-ticket system yang adalah sistem yang memperbolehkan orang Cina pergi ke Amerika Serikat dengan menggunakan uang dari perusahaan tertentu, lalu mereka akan membayar uang tersebut dari hasil gaji mereka. Kapal-kapal yang digunakan adalah kapal-kapal milik Pacific Mail Steamship Company, sebuah perusahaan kapal uap Amerika Serikat yang tarifnya sekitar $50-$55 dari Hongkong ke San Francisco dan $40 dari San Francisco ke Hongkong (Chan, 1986:26).
Sekitar 85% orang Cina di California bekerja di sektor penambangan emas pada awal tahun 1850-an. Sepanjang hari mereka bekerja di lokasi pertambangan dan tinggal di tenda-tenda, gubuk-gubuk dan kabin-kabin sempit yang dipenuhi dengan meja-meja, kursi-kursi dan peralatan memasak. Walaupun mereka tinggal di tempat yang sempit, mereka tidak segan untuk berbagi dengan belasan orang lain sepanjang mereka masih bisa tidur nyenyak. Di tanah perantauan, orang Cina juga terkenal mau berbagi dengan sesamanya dalam hal hasil kerja. Jika ada satu kelompok buruh Cina mendapatkan emas, mereka akan memotong emas itu menjadi bagian-bagian kecil dan menjualnya karena emas yang dipotong kecil-kecil lebih menguntungkan daripada emas satuan yang berat. Di malam hari, kelompok penambang Cina menghibur diri dengan membentuk grup musik dan bermain musik menggunakan alat-alat musik dari kampung halaman mereka. Seorang penulis kontemporer, J.D. Borthwick menulis kamp pertambangan Cina sebagai tempat yang bersih. Sementara itu, Mark Twain menulis orang Cina sebagai “orang-orang pendiam, penuh damai, dan tidak suka mabuk-mabukkan” (Chang, 2003:39).
Kesenangan orang-orang kulit putih terhadap orang Cina berubah menjadi kebencian karena rasa iri karena para pemilik usaha pertambangan lebih suka mempekerjakan orang Cina karena mereka suka bekerja keras dan mau dibayar murah. Sikap kerja seperti ini dikarenakan orang Cina hidup berdasarkan etos kerja Konfusius, yang menekankan hal-hal seperti kedisiplinan, hidup hemat, kewajiban pada keluarga, bekerja dengan tekun dan persamaan ekonomi. Alasan ini akhirnya berujung pada sikap sinophobia Amerika Serikat yang berupa pembantaian orang Cina di beberapa daerah, slogan-slogan anti-Cina dan pada akhirnya berujung pada undangundang negara. Salah satu pembantaian orang Cina terbesar di Amerika Serikat adalah peristiwa Rock Springs Massacre yang terjadi di Rock Springs, Wyoming. Ada juga Chinese Massacre of 1871 di Los Angeles yang didasari atas penembakan orang kulit putih secara tidak sengaja karena dia sedang berada ditengah-tengah perang antar tongs Cina. Slogan-slogan anti-Cina juga menjadi senjata utama dalam peperangan masyarakat Amerika Serikat melawan arus deras imigran Cina. Yang paling terkenal adalah slogan “The Chinese Must Go!” dari Workingmen’s Party of California yang diketuai oleh Denis Kearney, seorang imigran asal Irlandia. Slogan ini kemudian diikuti dengan slogan-slogan buatan media Amerika seperti “Yellow Peril” dan sebutan orang Cina sebagai “Chink”. Sinophobia orang Amerika akhirnya diresmikan lewat undang-undang saat Chinese Exclusion Act diberlakukan pada tahun 1882 yang berisi pembatasan kuota imigran Cina yang mau datang ke Amerika Serikat selama 10 tahun. 10 tahun kemudian (1892), undang-undang lain bernama Geary Act disahkan oleh pemerintah yang isinya adalah menetapkan orang-orang Cina harus memiliki sertifikat tinggal di Amerika Serikat.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Tantangan orang Cina di Amerika Serikat memang banyak, namun mereka bisa mengatasi tantangan tersebut dengan adat istiadat yang mereka bawa dari negara asal. Pembentukan Chinatown adalah salah satu contoh adat istiadat mereka yaitu sistem kekerabatan yang sangat erat. Orang-orang Cina kemudian mendirikan Chinatown pertama di Amerika Serikat yaitu di San Francisco. Chiinatown San Francisco terletak di sekitar Portsmouth Square, sebuah taman publik pertama di kota tersebut (Chen, 1980:57). Lambat laun daerah Chinatown meluas hingga ke Kearney Street, Stockton Street, Washington Street, dan bagian utara dari Grant Street. Pada tahun 1850, Chinatown San Francisco dijuluki sebagai Little Canton karena daerah ini memiliki 33 pertokoan, 15 apotik tradisional dan 5 restoran.
Lingkungan Chinatown San Francisco yang semakin kondusif membuat semakin banyak orang Cina menetap di daerah ini. Lambat laun, banyak dari mereka yang memutuskan untuk pindah ke kota-kota lain di Amerika Serikat dikarenakan penduduk yang semakin banyak di San Francisco dan juga kesempatan untuk bekerja di kota-kota lain semakin besar karena Amerika Serikat sedang membuat jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota besar di Amerika Serikat. Selain itu, alasan lain adalah karena desakan anti-Cina semakin tajam di California. Banyak orang Cina akhirnya memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat bagian timur seperti New York, Massachussets dan Philadephia. Di negara-negara bagian ini perlahan muncul Chinatown dengan kota New York sebagai pelopornya di tahun 1870-an.
Banyak teori tentang orang Cina pertama yang menjejakkan kaki di New York. Sumber pertama menyatakan bahwa seorang pria bernama Lee Ah Bow pindah ke New York pada tahun 1840-an. Di New York, Lee Ah terkenal dengan nama Quimbo Appo, seorang kriminal kelas tinggi yang bertanggungjawab atas sederetan pembunuhan di New York (Anbinder, 2001:391). Sumber lain menyatakan bahwa orang Cina pertama di New York adalah Wo Kee yang tinggal di Mott Street pada tahun 1858 (Novas, 2004:26). Walaupun terdapat banyak teori tentang kedatangan awal orang Cina ke New York, namun intinya sama: untuk kehidupan yang lebih baik daripada di San Francisco. Dalam waktu sepuluh tahun, populasi Chinatown New York meningkat hingga 10.000 orang (Chen, 1980:258). Chinatown New York didirikan di daerah kumuh bernama Five Points yang awalnya diduduki oleh imigran-imigran miskin dari Italia, Irlandia, Jerman, Yahudi dan budak-budak Afrika yang baru bebas. Pendatang Cina mendapatkan tempat di sekitar Mott Street, Doyers Street, dan Pell Street.
Kehidupan Masyarakat Cina di Chinatown Amerika Serikat
Chinatown awalnya hanya sekedar merupakan tempat tinggal, namun lambat laun masyarakatnya mulai menganggap bahwa daerah tersebut bisa menjadi lahan bagus untuk memulai kegiatan sehari-hari termasuk kegiatan ekonomi. Di San Francisco, bank pertama di Chinatown dinamakan Bank of Canton atau Canton Bank. Di atas kertas, penemu Canton Bank adalah Look Tin Eli namun seorang sejarawan Kanada bernama William K. Luke berpendapat bahwa penemu Canton Bank adalah seorang pria bernama Look Poong-shan pada tahun 1906 (Chinn, 1989:52). Look Poong-shan merupakan campuran Cina-Indian yang lahir di Mendocino, California. Ayah Poong-shan mengirimnya ke Cina untuk mendapatkan pendidikan dari negara asal ibunya tersebut. Setelah selesai, Poong-shan kembali ke San Francisco untuk mendapatkan pendidikan Amerika. Selanjutnya, Poongshan mendapatkan pekerjaan di Russo-Asiatic Bank of San Francisco karena kemampuannya berbahasa Cina. Menurut Luke, salah satu eksekutif di bank tersebut menyarankan Poong-shan untuk mendirikan bank untuk orang Cina. Poong-shan kemudian mendirikan Canton Bank. Namun banyak sejarawan yang mengatakan bahwa Look Tin Eli adalah penemu Canton Bank. Look Tin Eli adalah presiden Canton Bank dari 1910 sampai 1919.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Kemungkinan besar Look Tin Eli merupakan salah satu tokoh vital dalam pembangunan Canton Bank bersama Poong-shan, maka itu banyak orang menganggapnya sebagai pendiri Canton Bank.
Di New York, kegiatan ekonomi awal yang dijalankan orang Cina adalah berjualan rokok dengan Ah Ken (Ah Kam) sebagai pionirnya. Berjualan rokok dinilai sangat menguntungkan karena modalnya rendah dan bisa dijajakan dengan cara berkeliling daerah Chinatown. Penjual rokok keliling mendapatkan modal berjualan mereka dari sisa-sisa tembakau yang dibeli dari pembuat rokok skala besar. Kemudian mereka memilin sendiri tembakau tersebut sekitar 150-200 bagian dan dijual di jalan dengan harga 3 sen untuk satu linting. Di tahun 1885, banyak pedagang rokok jalanan yang bisa membentuk pabrik rokok sendiri, seperti Mig Atak yang berhasil membuat pabrik rokok di Chatham Street dengan 100 pekerja (Anbinder, 2001:401).
Usaha lain yang sangat terkenal di Chinatown adalah usaha binatu. Usaha ini dikenal baik di Chinatown San Francisco dan juga di New York. Modal yang dikeluarkan untuk membangun usaha binatu tidak terlalu mahal, yaitu $35 untuk penyewaan ruangan kosong per bulan, $15 untuk mesin cuci per bulan, dan 95 sen untuk 100 pon sabun. Wah Lee adalah orang pertama di Chinatown San Francisco yang membuat usaha binatu. Dia melihat ada peluang bisnis karena pada tahun 1850-an, San Francisco adalah kota dengan populasi pria sekitar 70% dan mereka tidak mempunyai waktu untuk mencuci baju. Para imigran Cina di San Francisco bahkan lebih memilih untuk mengirim baju kotor mereka ke Hongkong untuk dicuci dengan harga $12 per lusin dan menurut Wah Lee ini sangat merepotkan karena prosesnya sangat lama, sekitar empat bulan. Akhirnya dia membuat binatu pertama dengan harga $5 per lusin untuk jasa pencucian baju dengan tangan. Di New York, usaha binatu biasanya mematok harga sebagai berikut: 10 sen per baju, 7 sen per pakaian dalam, 2 sen per sapu tangan, dan 2 sen per kemeja (Beck, 1867:62). Bisnis binatu adalah bisnis yang sangat menguntungkan untuk investasi jangka panjang. Sebagai contoh, seorang pria bernama Chin Wah Sing di Mott Street bisa meraih keuntungan hingga lebih dari $9.000 di tahun keempat bisnis binatunya (Hall, 1998:78).
Bisnis toko kelontong di Chinatown Amerika Serikat juga menjadi bisnis yang banyak dilirik penduduk Cina. Toko kelontong menyediakan seluruh kebutuhan orang Cina sampai menjual koran dan jasa kantor pos. Pada hari Minggu, toko kelontong dibanjiri pengunjung (biasanya pemilik binatu) untuk membeli kebutuhan binatu selama seminggu, mengirim atau mengambil surat dari kampung halaman dan bersantai sambil bermain domino. Barang-barang yang dijual di toko kelontong adalah barang-barang antik khas Cina seperti obat-obat tradisional, teh, tembakau, sutra, sandal, baju-baju Cina, sirip ikan hiu, rempah-rempah, dupa, dan lain-lain (The Sun, 7 Maret 1880). Sebuah koran di San Francisco pada tahun 1856 mencatat ada 33 toko kelontong di Chinatown San Francisco yang menjual barang-barang impor dari Cina seperti daging babi, ikan kering dan berbagai bahan makanan (Coe, 2009:118).
Selain berjualan rokok, binatu dan toko kelontong, restoran adalah salah satu ciri khas Chinatown Amerika Serikat. Sebenarnya di Chinatown terdapat banyak restoran yang menyediakan makanan khas negara lain sebagai usaha mendongkrak popularitas Chinatown sebagai daerah pariwisata, namun restoran Cina tetap menjadi raja di daerah ini. Resep mereka yang asli bawaan dari negeri Cina menjadi alasan mengapa para turis domestik cenderung memilih restoran Cina daripada makanan dari negara lain. Di San Francisco, satu set makanan Cina dihargai $1 di beberapa restoran (Chen, 1980:57). Di tahun 1880-an, terdapat tujuh restoran mahal di Chinatown New York dan empat restoran murah. Harga makanannya cukup bervariasi, mulai dari 10 sen sampai $2. Yang menentukan mahal murahnya sebuah restoran Cina adalah dekorasi restoran dan kokinya. Di restoran mahal, dekorasi restoran diimpor langsung dari Cina dan kokinya benar-benar harus menguasai makanan Cina. Sementara itu restoran murah menempati ruang bawah tanah gedung-gedung dan kursi mejanya
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
hanya terbuat dari kayu. Kokinya juga tidak harus menguasai cara pembuatan makanan Cina secara total (Beck, 1867:54).
Usaha ilegal seperti usaha rumah prostitusi juga banyak ditemui di Chinatown. Bisnis prostitusi datang dari kecenderungan masyarakat Chinatown pada akhir abad ke-19 yang kebanyakan adalah laki-laki. Permintaan prostitusi biasanya dipenuhi dari Hongkong, Kanton dan daerah sekitarnya. Perempuan-perempuan yang masuk ke lingkaran gelap ini dimasukkan kedalam sebuah barak yang bisa memuat sampai 100 wanita. Mereka didandani dan diberi pakaian bagus sebelum akhirnya dilelang. Perempuan-perempuan yang dibeli orang-orang kaya akan masuk ke rumah-rumah prostitusi besar, sementara sisanya akan masuk ke rumah-rumah prostitusi kecil. Disana mereka tinggal di kamar-kamar yang luasnya tidak lebih dari 4x6 kaki (Hirata, 1979:14). Pada tahun 1870, sensus mencatat dari 2.018 perempuan Cina sekitar 71% atau 1.436 perempuan bekerja di bidang prostitusi (Bonner, 1997:70).
Masyarakat Chinatown juga membawa kebiasaan dan kehidupan sosial budaya mereka ke Amerika Serikat, salah satunya adalah kehidupan beragama. Mereka masih memuja dewa-dewa dan leluhur mereka di sebuah rumah pemujaan yang terkenal dengan nama joss house. Walaupun agama mereka masih berupa agama dewadewa, namun banyak yang menilai agama di Chinatown sudah ternodai kepentingan bisnis dan hal-hal duniawi. Biasanya, dewa-dewa yang disembah adalah patung Jendral Quan Kung, dewa perang dan dewa pelindung penjudi (Hall, 2001:72). Ditengah-tengah kepercayaan tradisional Cina yang masih kental di Chinatown, agama monoteisme seperti Kristen mulai berkembang. Mereka menggunakan sarana Sekolah Minggu dan ceramah untuk menyebarkan ajaran mereka. Di tahun 1850-an, beberapa gereja mulai didirikan di Chinatown San Francisco seperti The Presbyterian Church of Chinatown yang beralamat di 925 Stockton Street. Peresmian gereja ini menjadi pionir dari peresmian gereja-gereja lain seperti Chinese Congregational Church dan Chinese Baptist Church, demikian juga dengan pendirian gereja Katolik yaitu Saint Mary‟s Chinese Catholic Center di 902 Stockton Street. (Chinn, 1989:25). Sementara itu, penyebaran agama Kristen di Chinatown New York dilakukan oleh misionaris Methodis dan Baptis. Misionari Kristen Methodis mendirikan The Chinese Mission of the Methodist Episcopal Church di 14 Mott Street dengan Moy Jin Kee sebagai ketua mereka, sedangkan Misionaris Kristen Baptis beralamat di 17 Doyers Street dengan nama Morning Star Mission (Beck, 1867:236).
Walaupun agama Kristen mulai merebak di Chinatown, banyak petinggi agama Kristen yang merasa bahwa agama ini tidak tepat untuk masyarakat Chinatown. Alasan mereka sangat mendasar yaitu karena lebih banyak orang Cina yang memilih untuk menganut agama leluhur mereka. Orang Cina hanya menggunakan Sekolah Minggu dan ibadah setiap Minggu untuk berlatih bahasa Inggris dan tidak mengindahkan ajaran Kristen. Banyak juga keyakinan bahwa orang Cina tidak akan bisa seluruhnya menjadi Kristen selama dosa prostitusi dan judi masih merajai Chinatown. Fuey Moy, adik dari Moy Jin Kee berkata bahwa orang-orang Cina hanya pergi ke gereja pada hari Minggu untuk beribadah dan setelah itu mereka kembali ke rumah judi untuk melakukan dosa yang sama (Beck, 1867:236).
Judi memang menjadi kebudayaan masyarakat Cina yang mendarah daging dan tersebar di seluruh diaspora orang Cina di seluruh dunia, tidak terkecuali Amerika Serikat. Rumah-rumah judi tersebar di seluruh Chinatown, dibuka selama beberapa jam di siang hari kemudian tutup dan dilanjutkan kembali dari pukul delapan malam. Pada hari Minggu dan hari libur, rumah judi dibuka dari pukul sebelas siang (Bonner, 1997:62). Permainan judi yang paling terkenal di kalangan orang Cina di Amerika Serikat adalah fantan. Fantan adalah permainan sejenis roulette yang dimainkan diatas meja panjang dengan ukuran 4x5 kaki. Dealer duduk di depan kotak nomor satu. Kasir duduk di depan kotak nomor dua. Beberapa pemain duduk di depan kotak nomor tiga dan empat. Di depan dealer terletak setumpuk koin perunggu Cina. Dealer kemudian mengambil segenggam koin Cina lalu
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
menutupnya dengan tutup piring dari besi. Setelah pemain menentukan jumlah taruhan mereka, si dealer membuka tutup koin, menyebarkan koin kepada pemain menggunakan tongkat melengkung dengan panjang sekitar 18 inci, tanpa menyentuh koin dengan tangannya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berapa koin yang tersisa dari yang disebarkan tersebut setelah empat kali penyebaran. Selain fantan, jenis judi lain yang terkenal di Chinatown adalah lotere atau pak ko piu dalam bahasa Cina. Pak ko piu dijalankan di kamar-kamar kecil yang jendelanya ditutup dengan penutup dari kayu. Penutup tersebut baru dibuka pada sore hari dan pukul 9 atau 10 malam saat penjual mulai melepas lotere yang adalah huruf-huruf tradisional Cina dari buku 1000 Karakter Klasik (Bonner, 1997:62). Sistem permainannya mirip dengan lotere orang awam.
Organisasi sosial merupakan denyut nadi dari dinamika kehidupan politik di Chinatown. Organisasi tradisional seperti huiguan, benevolent societies dan tongs bukan menjadi hal yang baru bagi masyarakat Cina perantauan di Amerika Serikat, karena organisasi-organisasi seperti ini sudah ada di tanah leluhur mereka. Pada pertengahan abad ke-20, organisasi aliansi pekerja mulai marak di Chinatown seperti aliansi pemilik binatu, aliansi pekerja binatu, aliansi pekerja pabrik rokok, dan lain-lain.
Oraganisasi huiguan adalah organisasi tradisional yang sudah cukup terkenal di Cina Daratan. Huiguan terbentuk karena banyak sekali pedagang Cina yang merantau ke daerah lain dan berkumpul dengan pedagang lain dari area yang sama. Di Amerika Serikat, huiguan muncul sebagai bentuk awal dari benevolent societies. Beberapa peneliti Cina-Amerika seperti A.W. Loomis, Him Mark Lai, William Hoy dan Shih-Shan Henry Tsai menyebutkan tahun 1851 adalah tahun pembentukan huiguan pertama, namun Liu Boji menyimpulkan huiguan pertama dibentuk pada 1849, merujuk pada sebuah koran tanggal 31 Desember 1849 yang menurunkan berita tentang rapat orang-orang Cina tentang resolusi mengenai orang Cina di Amerika Serikat (Guanghua, 2001:100). Huiguan di Amerika Serikat agak berbeda dengan di Cina karena di Amerika Serikat pembentukan huiguan tidak berasal dari campur tangan kaum petinggi atau orang gentri (Lai, 2004:41), sehingga tujuannya bisa lebih fleksibel. Tujuan huiguan sangat banyak. Sebagai organisasi pengikat dengan daerah asal, sebagai penolong imigran Cina yang baru tiba untuk mengurus tempat tinggal dan pekerjaan, sebagai penghantar surat-surat dari Cina ke Amerika Serikat dan sebaliknya, sebagai sarana mediasi, itu semua hanya bagian kecil dari banyaknya fungsi huiguan di Amerika Serikat. Hanya saja, sarana-sarana ini hanya bisa diberikan kepada anggota huiguan tersebut dan terbatas pada bahasa/dialek/suku tertentu. Atas dasar ini, akhirnya orang Cina di Amerika Serikat setuju untuk membentuk benevolent societies.
Sebenarnya, benevolent societies bukanlah produk organisasi sosial baru. Kemunculan awalnya di Cina merupakan gebrakan pada zamannya karena ini adalah tipe organisasi yang dasarnya adalah berbuat kebaikan kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Di Amerika Serikat, benevolent societies merupakan leburan dari beberapa huiguan dengan nama Chinese Six Companies. Urgensi pembentukan benevolent societies berawal dari pemerintah California yang memberikan aturan yang bersikap diskriminatif kepada orang Cina terutama masalah pembayaran pajak usaha tambang dan pajak rekreasi. Chinese Six Companies adalah gabungan dari enam huiguan di San Francisco yaitu dari Gangzou, Ningyang, Sanyi, Yunghe, Hehe dan Renhe Huiguan. Pada akhir abad ke-20, Chinese Six Companies berubah nama menjadi Chinese Consolidated Benevolent Association (CCBA) dan mulai menyebar ke Chinatown di kota-kota lain seperti New York. Di New York, CCBA dibentuk pada tahun 1883 dan menjadi cabang pertama dari CCBA San Francisco. Fungsi CCBA berkisar pada fungsi membantu masyarakat Chinatown dalam segala aspek kehidupannya tanpa memandang suku/daerah asal/dialek mereka. CCBA San Francisco, misalnya, mengirimkan perwakilan-perwakilan untuk menjemput orang-orang Cina yang baru datang ke Amerika Serikat, kemudian mereka menawarkan tempat tinggal dan makanan seharihari sampai mereka mendapatkan pekerjaan (Hansen, 2006:41). CCBA juga memberikan pelayanan kesehatan dan rekreasi. Jika ada penduduk yang meninggal, CCBA bertanggungjawab dalam hal pengiriman tulang belulang mereka kepada keluarga di negara asal.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Organisasi lain dari Cina yang berkembang di Amerika Serikat adalah tongs. Tongs adalah format baru dari triad, sebuah organisasi rahasia yang terbentuk sejak zaman Dinasti Qing. Konsep-konsep triad ini diadaptasi oleh tongs dan tongs menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tongs bisa disebut sebagai salah satu tipe organisasi bisnis dan keanggotaannya sangat eksklusif. Di San Francisco, tongs dibentuk oleh pengungsi politik dari organisasi seperti Triad di Cina Daratan. Tongs yang paling kuat di San Francisco adalah Chee Kong Tong yang dipimpin oleh Low Yet, salah satu pemimpin dari Pemberontakan Taiping di Cina yang berlangsung dari 1850 sampai 1864. Ketika Low Yet tiba di San Francisco, dia menyebarkan paham-paham Triad dan mendirikan Chee Kong Tong (Dillon, 1962:178). Di New York, tongs yang paling terkenal adalah Hip Sing Tong dan On Leong Tong. Anggota-anggota Hip Sing Tong mayoritas adalah pekerja binatu. Markasnya terletak di 15 Pell Street dan kekuasaan mereka meliputi seluruh Pell Street dan Doyers Street. Di sisi lain, On Leong Tong adalah tongs yang anggotanya bekerja sebagai pedagang kaya (Hall, 1998:133). Hal ini dibuktikan dengan markasnya yang sangat besar dan sangat dekoratif. Persaingan antar tongs yang merupakan persaingan bisnis sering menghasilkan perang berdarah antar tongs yang terkenal dengan nama Perang Tongs. Kasus-kasus tong war pada periode abad 19 dan 20 berpusat pada masalah pencurian istri dan budak perempuan.
Perang Tongs
Perang Tongs merupakan nama lain dari perkelahian berdarah antar tongs di Chinatown Amerika Serikat. Para tongs ini berkelahi karena berbagai alasan seperti pencurian perempuan, budak, sampai persaingan bisnis. Pada intinya, isu utama perang tongs adalah kepentingan ekonomi. Perang Tongs pertama yang tercatat adalah saat Hop Sing Tong dan Suey Sing Tong berkelahi dengan masalah utama perempuan (Dillon, 1962:196). Setelah perang Tongs ini semakin banyak lagi perang yang terjadi di Chinatown San Francisco, namun yang paling terkenal adalah perang akibat kematian Little Pete atau Fong Ching di tahun 1897, seorang bos kecil di Chinatown San Francisco.
Little Pete atau Fong Ching atau Fung Ching atau Fung Jing Doy adalah pria kelahiran Kow Gong, sepuluh mil dari Kanton di tahun 1864. Pete pindah ke San Francisco sepuluh tahun kemudian. Di masa remajanya, ia bekerja sebagai buruh sepatu di pabrik sepatu Sacramento Street (Dillon, 1962:305). Selagi bekerja, Pete belajar bahasa Inggris di Methodist Chinese Mission. Dia merintis karir politiknya dari sebuah huiguan bernama Sam Yup Company. Ia menggunakan seluruh gaji dari karir politiknya untuk mendirikan pabrik sepatu dengan nama F. C. Peters & Company yang merupakan singkatan dari Fong Ching Peters. Banyak orang menganggap Little Pete adalah sosok yang bisa membangun Chinatown San Francisco menuju arah yang lebih baik, namun keserakahan dan sifat pragmatisnya membuatnya beralih ke bisnis ilegal yaitu rumah-rumah judi dan pendirian tongs bernama Gee Sin Seer yang merekrut berandalan-berandalan.
Little Pete memiliki banyak musuh yang ingin membunuhnya karena iri dengan kekayaan dan kekuasaannya. Usaha pembunuhan pertama dilakukan di tanggal 23 Juli 1886 oleh anggota bo Sin Seer bernama Yen Yuen, namun digagalkan oleh ajudan Little Pete yang bernama Lee Chuck. Lee terbukti bersalah karena membunuh Yen Yuen. Little Pete tidak menerima keputusan dari pengadilan dan akhirnya menyogok petugas hukum, sesuatu yang akhirnya membuatnya ditahan dengan tuntutan percobaan penyogokan. Little Pete berhasil lolos dari tuntutan ini karena dia menyewa pengacara terkenal San Francisco bernama Hall McAllister.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Pada tahun 1897, Little Pete menyewa ajudan baru yang bernama C.H. Hunter. Di tanggal 23 Januari 1897, Pete menyuruh Hunter keluar untuk membeli koran. Setelah bekerja di pabrik sepatu, Pete berbelok ke salon untuk mencukur rambutnya. Kira-kira pukul 9.10 malam, dua centeng memasuki salon dan menembak Little Pete dua kali di kepala dan sekali di dada. Pada awalnya, dua orang Cina dari Oregon bernama Chin Poy dan Wing Sing ditangkap atas tuduhan pembunuhan Little Pete, namun mereka dilepaksan karena alibi yang meyakinkan polisi bahwa mereka adalah orang baru di San Francisco dan tidak mengetahui apa-apa tentang reputasi Little Pete (Dillon, 1962:329). Bahkan setelah sidang terakhir di bulan Juni 1897, Hakim Carroll Cook tidak mampu membuktikan siapa yang membunuh Little Pete.
Peristiwa pembunuhan Little Pete menjadi tonggak perang Tongs terbesar di Chinatown San Francisco pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Populasi Chinatown menurun drastis dari 25.000 orang menjadi 14.000 orang antara tahun 1890-1900 (Dillon, 1962:345).
Di New York, kematian seorang perempuan Cina bernama Bow Kum tidak disangka bisa menyulut perang Tongs paling berdarah di awal abad ke-20. Bow Kum alias „Little Flower‟, seorang budak perempuan Cina yang menjadi penyebab utama Perang Tongs di tahun 1909. Pada tanggal 15 Agustus 1909, Bow Kum ditemukan meninggal di rumahnya, 17 Mott Street. Yang menemukan mayatnya adalah Chin Len, suaminya sendiri. Chin Len sangat yakin bahwa yang membunuh Bow Kum adalah Lau Tung atau yang dia sebut sebagai “San Francisco Chinaman” kepada pihak kepolisian. Menurut versinya di Sabtu malam itu, dia pergi untuk bermain kartu bersama teman-temannya dan kembali ke rumah pada hari Minggu pagi, menemukan Bow Kum telah bersimbah darah di lantai rumah mereka. Dia menjelaskan tentang jejak darah di tangannya terjadi karena dia mencoba mengangkat tubuh Bow Kum ke tempat tidur. Tiga hari kemudian, kepolisian akhirnya berhasil menemukan orang yang disebut Chin Len sebagai “San Francisco Chinaman” yaitu pria Cina bernama Lau Tang. Bersamaan dengan itu, kepolisian juga berhasil menguak masa lalu Bow Kum.
Bow Kum lahir di Kanton dan pada tahun 1906 dia dijual sang ayah ke Amerika Serikat untuk dipekerjakan sebagai budak. Di tahun 1907, dia dijual seharga $3.000 kepada Low Hee Dong, seorang anggota Hip Sing Tong cabang San Francisco. Low kemudian ditahan polisi karena dia tidak bisa membuat sertifikat untuk Bow Kum yang diklaim sebagai istrinya. Bow Kum kemudian diambil oleh Donaldina Cameron yang mendirikan Occidental Mission Home yaitu rumah untuk budak-budak perempuan Asia yang diselundupkan ke Amerika Serikat. Di tahun yang sama, Bow Kum dilepaskan Cameron karena ada seorang pria Cina bersama Chin Len yang mau menikahi Bow Kum. Chin Len mengatakan bahwa dirinya adalah petani beragama Kristen dari New York. Ketika Chin Len menikahi Bow Kum, Low Hee Dong mengancam Chin Len bahwa suatu hari nanti dia akan mencari dan membunuh Bow Kum dan Chin Len. Untuk menyelamatkan nyawa mereka berdua, keluarga baru ini tinggal sebentar di Chicago dan berbisnis binatu disana. Beberapa tahun kemudian, Chin Len pindah ke New York dan mereka tinggal di 17 Mott Street.
Lau Tang adalah tersangka pertama yang dikaitkan dengan pembunuhan Bow Kum. Menurut testimoni Chin Len, Lau Tang adalah anggota Hip Sing Tong cabang San Francisco yang mengancam keselamatan dia dan istrinya. Lau Tang meminta Chin Len untuk membayar uang sebesar $3.000 karena Chin Len dianggap mencuri istri orang, namun Chin Len menolak. Setelah penolakan Chin Len, Lau Tang menempelkan pengumuman di setiap papan di Chinatown yang menuliskan bahwa Chin Len telah melanggar kebiasaan orang Cina yaitu menolak membayar uang ganti rugi atas sesuatu yang telah dia curi.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Setelah pembunuhan Bow Kum, intensitas pembunuhan di Chinatown New York meningkat, seperti pembunuhan anggota Hip Sing Tong bernama Gum Kee, dua penduduk bernama Lo Jong dan Lu Ye Fong, dan masuknya satu tongs baru ke peta peperangan antar tongs yaitu Four Brothers Society. Diantara pembunuhanpembunuhan tersebut, peristiwa kedua yang termasuk cukup besar adalah pembunuhan seorang komedian bernama Ah Hong.
Ah Hong sering tampil di Teater Cina di 5-7 Doyers Street. Dia adalah anggota On Leong Tong yang sering menampilkan lelucon sindiran kepada Hip Sing Tong dan Four Brothers Society ketika sedang di atas panggung. Walaupun banyak yang mengingatkannya atas leluconnya namun Ah Hong tidak menanggapi komentarkomentar tersebut. Hip Sing Tong dan Four Brothers Society geram dan mengirimkan pesan keapda Ah Hong berisi jam dan tanggal kapan dia akan dibunuh, namun Ah Hong tidak acuh.
30 Desember 1909, tanggal dimana Hip Sing Tong dan Four Brothers Society berjanji akan membunuh Ah Hong. Pada hari itu Ah Hong bekerja seperti biasa di Teater Cina, namun kali ini dia didampingi oleh tiga orang polisi yaitu Sersan John D. Coughlin dan dua anak buahnya. Pada hari itu, tiket pertunjukkan Ah Hong habis terjual karena masyarakat penasaran untuk melihat penampilan terakhir Ah Hong, banyak dari mereka yang berharap Ah Hong akan dieksekusi di atas panggung.
Harapan kebanyakan penonton sirna karena sampai pertunjukan berakhir, Ah Hong masih hidup. Dia kemudian pulang ke kamarnya di 10 Chatham Square, diikuti oleh segerombolan anggota On Leong bersenjata lengkap yang berjaga di depan pintu kamar Ah Hong. Ah Hong kemudian pergi tidur dan keesokan harinya ditemukan dalam keadaan tewas. Rupanya Hip Sing Tong mengubah rencana mereka karena melihat banyak polisi yang menjaga Ah Hong saat pertunjukan terakhirnya. Para pembunuh Hip Sing Tong memutuskan untuk memasuki kamar Ah Hong lewat belakang gedung, naik ke atap tiga gedung dan meloncat sampai ke gedung tempat tinggal Ah Hong, masuk ke jendela kamarnya dan ketika Ah Hong pulang, menembak Ah Hong dengan menggunakan peluru peredam suara.
Bulan Januari tahun 1910, kasus Bow Kum kembali ke permukaan karena pada tanggal ini Lau Tang dan satu orang terdakwa lain yang bernama Lau Shong menjalani sidang yang dipimpin Hakim Agung Goff. Terence McManus selaku pengacara Lau Tang dan Lau Shong menyatakan bahwa kasus Bow Kum adalah konspirasi Hip Sing Tong untuk menjatuhkan On Leong Tong dan menyebutkan alibi Lau Tang dan Lau Shong. Alibi Lau Tang adalah saat itu dia berada di Teater Cina dan Lau Shong berada di binatu di Brooklyn. Setelah proses persidangan selama lima hari, Lau Tang dan Lau Shong dibebaskan dari segala tuntutan pada tanggal 5 Januari 1910. Hakim memutuskan bahwa yang membunuh Bow Kum adalah suaminya sendiri yaitu Chin Len. Walaupun begitu, ada orang-orang yang beropini bahwa Lau Tang dan Lau Shong adalah pihak yang bertanggungjawab karena semua bukti mengarah kepada mereka. Sampai sekarang, apakah benar Chin Len membunuh Bow Kum atau orang lain yang membunuhnya, tidak diketahui.
Jika dianalisa, perang Tongs merupakan bukti adanya infiltrasi dari nilai-nilai Barat di Chinatown San Francisco dan New York. Walaupun Chinatown terlihat sebagai tempat tinggal orang Cina yang hampir tidak tersentuh dengan kebudayaan Barat, namun perang Tongs adalah wujud dari kebudayaan Barat berupa kapitalisme. Perkelahian antar Tongs ini merupakan konflik horizontal dengan alasan perebutan daerah kekuasaan yang berujung pada ajang kedua tongs atau lebih berusaha membuktikan siapa yang kekuatan ekonominya paling kuat. Konflik horizontal ini merupaka hal baru di kalangan masyarakat Cina di Amerika Serikat karena mereka
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
hanya mengenal konflik vertikal yang sering terjadi di negara mereka berupa pemberontakan dari rakyat ke pemerintah pusat.
Penyebab perang Tongs sendiri, menurut banyak sumber, tidak begitu jelas. Banyak sumber hanya menyebutkan bahwa perang antar Tongs sering terjadi dengan alasan perebutan budak atau persaingan daerah kekuasaan. Walaupun begitu, sumber-sumber tersebut menyebutkan secara tersirat bahwa ada persaingan bisnis antara Tongs yang berkelahi. Contohnya adalah dua tongs besar di New York yaitu On Leong Tong dan Hip Sing Tong. Hip Sing Tong yang mayoritas anggotanya bekerja sebagai pekerja binatu secara keuangan kemungkinan besar tertinggal jauh dibandingkan On Leong Tong yang mayoritas anggotanya adalah pedagang-pedagang kaya. Sementara itu, tong lain yang belakangan muncul seperti Four Brothers Society merupakan organisasi baru yang dibekali anggota yang banyak. Berapapun jumlah organisasi yang ikut dalam konflik tersebut, yang terpenting bukan seberapa kaya anggota-anggota mereka, melainkan berapa banyak bisnis yang dimiliki oleh tongs tersebut. Keinginan satu tongs untuk menguasai bisnis tongs lain dan ambisi perluasan wilayah masing-masing tongs bisa menjadi penyebab perang Tongs yang kerap terjadi di Chinatown. Masalah-masalah kecil seperti perebutan budak atau perempuan hanya menjadi pemicu meletusnya perang dan tidak menjadi masalah inti dari konflik antar Tongs.
Para petinggi Cina tidak tinggal diam dalam penyelesaian perang Tongs. Di San Francisco, utusan Cina bernama Wu Ting Fang berusaha mendekati pemerintah Amerika Serikat untuk membantu mengembalikan ketentraman di wilayah Chinatown dengan cara membuat perjanjian ekstradisi antara Amerika Serikat dan Cina untuk mengizinkan pengusiran resmi terhadap centeng-centeng Cina di Amerika Serikat, namun pihak Amerika Serikat menolak ide tersebut karena proses judisial Amerika Serikat dan Cina sangat berbeda (Dillon, 1962:344). Setelah pendekatan dengan pemerintah pusat dinyatakan gagal, elemen-elemen masyarakat di Chinatown San Francisco mulai berjuang sendiri-sendiri. Donaldina Cameron berjuang dengan cara menyelamatkan budakbudak perempuan Cina. William B. Farwell berhasil membuat peta Chinatown San Francisco dengan kode-kode berwarna (ibid., 145) yang berhasil membantu kepolisian San Francisco untuk menghancurkan perang Tongs.
Namun pada akhirnya, bumi-lah yang berhasil meluluhlantakkan perang Tongs di San Francisco. Gempa bumi San Francisco yang disusul dengan kebakaran besar berhasil mengubah Chinatown seperti kota mati. Setelah gempa bumi San Francisco perang Tongs berkurang secara signifikan karena banyak tongs yang sudah kehilangan pemimpin dan masyarakat Cina di San Francisco banyak pindah ke kota lain untuk bertahan hidup.
Di New York, upaya kedamaian antar tongs dimulai pada medio 1910. Di tahun ini terjadi banyak arbitrase dan percobaan mediasi antar tongs yang berselisih oleh pemerintah Cina dan kepolisian New York. Pada tanggal 29 Desember 1910, lima anggota On Leong Tong, Konsul Dinasti Cina, perwakilan dari Kedutaan Besar Dinasti Cina di Washington, Letnan Hackett dari kantor polisi Elizabeth Street yang membawa serta lima anggota perwakilan Five Brothers Society duduk bersama di sebuah joss house di 16 Mott Street. Hasil dari pertemuan tersebut adalah secarik kertas berwarna kuning sepanjang enam kaki yang berisi pernyataan bahwa perang Tongs secara resmi telah selesai. Perjanjian ini ditandatangani oleh perwakilan dari Four Brothers Society dan On Leong Tong beserta pihak-pihak mediator yang terkait.
Kesimpulan
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Orang Cina bermigrasi ke Amerika Serikat dengan tujuan mencari masa depan yang lebih baik. Faktor-faktor kedatangan mereka ke Amerika Serikat terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah masalah-masalah yang terjadi di negara asal mereka (Dinasti Cina), seperti kekalahan Cina kepada Inggris dalam Perang Candu, pajak yang dinaikkan oleh pemerintah pusat Cina untuk membayar ganti rugi kepada Inggris, pemberontakan-pemberontakan yang terjadi sebagai bentuk protes dari rakyat kepada negara, dan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di daerah Cina Selatan. Faktor eksternalnya adalah dari Amerika Serikat yang pada saat itu mempunyai ambisi untuk melakukan ekspansi sampai ke seluruh benua Amerika, sesuatu yang akhirnya dijadikan kenyataan lewat gerakan Ekspansi ke Barat (Westward Expansion). Westward Movement akhirnya memunculkan kota-kota industri di Amerika Serikat bagian utara dan kota-kota pertanian di bagian selatan, menjadikan negara ini menjadi negara yang seimbang dalam hal industri maupun pertanian. Bagian dari Westward Expansion yang akhirnya menjadi magnet bagi orang Cina untuk bermigrasi ke Amerika Serikat adalah Demam Emas yang bermula di kota kecil San Francisco di negara bagian California, sebuah negara bagian yang berhasil direbut Amerika Serikat dari Meksiko.
Orang-orang Cina pada mulanya tinggal di kamp-kamp pertambangan emas di sekitar California, namun lambat laun mereka menemukan tempat untuk tinggal di San Francisco di sekitar Portsmouth Plaza. Daerah ini kemudian disebut dengan nama Chinatown. Selain menjadi tempat tinggal orang Cina, Chinatown lambat laun menjadi pusat kegiatan ekonomi, sosial dan budaya orang Cina di San Francisco karena mulai banyak orang Cina yang mendirikan bisnis di daerah ini seperti bank, restoran, toko kelontong, dan pusat-pusat pelacuran serta rumah judi. Faktor-faktor seperti diskriminasi terhadap orang Cina yang semakin menjamur di San Francisco, penduduk yang semakin berkembang di San Francisco dan proyek jalur kereta api Antar-Benua (Transcontinental Railroad) yang menghubungkan seluruh Amerika Serikat dan menghasilkan kota-kota baru membuat orang Cina akhirnya menyebar ke seluruh Amerika Serikat termasuk ke negara bagian New York dan akhirnya mendirikan Chinatown kedua di New York sekitar tahun 1870.
Chinatown New York, sebagai Chinatown kedua di Amerika Serikat, mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan Chinatown di San Francisco. Yang membedakan antara New York dan San Francisco adalah kegiatan ekonominya. Chinatown New York yang penduduk mayoritasnya adalah pedagang, mulai melebarkan sayap mereka dengan mendirikan berbagai industri baru yang tidak ditemui di San Francisco seperti pabrik rokok, toko kelontong, pedagang keliling, dan toko suvenir bagi turis domestik yang datang ke Chinatown New York. San Francisco kemudian mengadopsi cara ini karena semakin banyak industri yang berkembang di kota tersebut. Walaupun jenis industri di Chinatown New York sudah bervariasi daripada di San Francisco, namun orang Cina di kedua kota ini masih sama dalam kehidupan sosial dan budaya mereka. Mereka masih memuja dewa-dewa Cina di rumah-rumah pemujaan (Joss house) dan masih menjunjung tinggi kebiasaan berjudi.
Terlepas dari kehidupan orang Cina di Chinatown yang sering dilihat sebagai kehidupan yang tenang, ada sebuah konflik internal yang sering terjadi yaitu konflik antar tongs atau organisasi gelap di Chinatown. Penulis berkesimpulan bahwa konflik antar Tongs ini adalah bentuk dari Amerikanisasi berupa kapitalisme yang terjadi di Chinatown karena konflik-konflik ini terjadi atas dasar perebutan daerah kekuasaan dan konflik-konflik ekonomi.
Daftar Acuan
Buku
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Anbinder, Tyler. (2001). Five Points. New York: Free Press.
Avakian, Monique. (2002). Atlas of Asian-American History. New York: Checkmark Books.
Beck, Louis J.. (1867). New York’s Chinatown. New York: Bohemia Publishing Company.
Bonner, Arthur. (1997). Alas! What Brought Thee Hither?: The Chinese in New York 1880-1950. Teaneck: Fairleigh Dickinson.
Chan, Sucheng. (1986). This Bitter-sweet Soil: The Chinese in California Agriculture, 1860-1910. Los Angeles: University of California Press.
Chang, Iris. (2003). The Chinese in America. New York: Penguin Books.
Chen, Jack. (1980). The Chinese of America. San Francisco: Harper & Row Publishers.
Chinn, Thomas W.. (1989). Bridging the Pacific: San Francisco Chinatown and Its People. San Francisco: Chinese Historical Society of America.
Coe, Andrew. (2009). Chop Suey: A Cultural History of Chinese Food in the United States. New York: Oxford University Press.
Dillon, Richard H.. (1962). The Hatchet Men: The Story of the Tong Wars in San Francisco’s Chinatown. New York: Coward-McCann, Inc..
Guanghua, Wang. (2001). In Search of Justice, The 1905-1906 Chinese Anti-American Boycott. Cambridge: Harvard University Asia Center.
Hall, Bryce Edward.(1998). Tea That Burns: A Family Memoir of Chinatown. New York: The Free Press.
Huston, Peter. (1995). Tongs, Gangs and Triads, Chinese Crime Groups in North America. Boulder: Paladin Press.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013
Novas, Himilce, Cao, Lan, & Rosemary Silva. (2004). Everything You Need to Know About Asian-American History. New York: Penguin Group.
Yung, Judy, Chang, Gordon H., &Him Mark Lai. (2006). Chinese American Voices: From the Gold Rush to the Present. Berkeley: University of California.
Jurnal Hirata, Lucie Cheng. (1979). Free, Indentured, Enslaved: Chinese Prostitutes in Nineteenth-Century America.Signs, Vol. 5, No 1, Women in Latin America.
Dinamika kehidupan..., Crystal Susiana, FIB UI, 2013