1. Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi ekspor.
Selain memiliki
potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai keistimewaan lebih tahan terhadap kekeringan dan genangan bila dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya serta dapat tumbuh hampir di setiap jenis tanah. Dilihat dari kandungan kimianya, biji sorgum (utuh) mengandung 9,01 % protein; 3,6 % lemak; 1,49 % abu; dan 2,5 % serat. Sorgum biasanya ditanam melalui biji. Akan tetapi juga dapat diperbanyak dengan stek batang, jika mau harus dengan memunculkan premordia akar pada buku. Syarat Tumbuh : 1. Suhu optimum 23-300C dengan kelembaban relatif 20-40% dan curah hujan 375-425 mm. 2. Dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah dan pH 5,0-5,5. Teknologi Budidaya Pengolahan Tanah Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase. Penanaman Bila ditanam secara monokultur, populasi tanaman per/hektar sekitar 100.000 - 150.000 tanaman dengan jarak tanam 75 X 25 cm atau 75 X 20 cm dengan masing-masing 2 tanaman perlubang. Pemeliharaan 1. Pemupukan Pupuk yang utama diperlukan tanaman sorgum adalah 200 kg/ha urea, 100 kg/ha TSP, dan 50 kg/ha KCl. Pupuk urea diberikan dua kali yaitu 1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk (TSP dan KCl) serta 2/3 bagian sisanya diberikan pada umur 1 bulan setelah tanam. Seluruh Pupuk diberikan dengan cara menyebarnya dalam larikan sedalam ± 1 cm. Untuk pemupukan pertama jaraknya 7 cm di kiri kanan barisan tanaman, sedangkan pemupukan kedua jaraknya ± 15 cm.
2. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan pertama dapat dilakukan pada saat tanaman sorgum berumur 10 - 15 hari setelah tanam. Penyiangan kedua dilakukan bersama-sama pembumbunan setelah pemupukan kedua. Pembubunan dimaksud untuk memperkokoh batang. 3. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Berdasarkan prinsip Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Terpadu (PHPT). Panen Panen dilakukan apabila biji dianggap telah masak optimal, biasanya ± 45 hari setelah bakal biji terbentuk dengan cara memangkas tangkai mulai 7,5 - 15 cm di bawah bagian biji dengan menggunakan sabit. 2. Ubi Kayu
Ubi kayu (Manihot Utillisima) dapat ditanam secara tunggal (monokultur). Secara tumpang sari atau tumpang sisip dengan tanaman kacang-kacangan, padi gogo dan jagung. Teknik penanamannya dengan cara baris ganda (double row). Dengan teknik baris ganda dapat dilakukan 2 kali penanam kacang-kacangan tanpa menurangi hasil panen ubi.
Ubi kayu
memiliki beragam manfaat bagi kesehatan manusia, diantaranya sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan. Varietas unggul yang direkomendasikan antara lain Adira-1, Adira-2, Adira-4, UJ-3, UJ-5, Malang-4, dan Malang-6. Syarat Tumbuh Dapat tumbuh pada ketinggian 1500 m dpl dengan suhu rata-rata antara 25-27oC dan curah hujan optimum berkisar antara 760 - 1015 mm per tahun. Dapat ditanam pada jenis tanah alluvial, latosol, dan podsolik dengan pH minimum 5.
Persiapan Bibit 1. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, maka stek harus dipilih dari tanaman yang sehat, diameter stek antara 2-3 cm dan umurnya seragam. Stek diambil dari batang bagian tengah tanaman ubi kayu yang berumur 7-12 bulan. 2. Batang untuk stek disimpan selama 15 hari setelah panen,atau penyimpanannya kurang adari 30 hari. Penyimpanan stek yang baik adalah dengan cara posisi batang tegak, disimpan di bawah naungan. 3. Panjang stek optimum adalah 20-25 cm, dengan jumlah mata tunas paling sedikit 10 mata. Pada saat memotong stek, diusahakan kulit batang tidak terkelupas supaya mudah kering dan daya tumbuhnya baik. Budidaya Tanah dicangkul sedalam ± 25 cm. Stek ditanam dengan cara menancapkan di tanah dengan posisi tegak sedalam 3-5 cm dan posisi stek jangan terbalik. Pada awal pertumbuhan tanaman ubi kayu memerlukan banyak air, oleh karena itu penanam dianjurkan awal musim hujan. Jarak tanam 1 x 0,5 m (untuk tanah subur) atau 0,8 x 0,7 m (untuk tanah miskin unsur hara). Pupuk diberikan secara tunggal sekitar 15 cm dari batang tanaman, dengan dosis 200 kg/ha urea, 100 kg/ha SP-36, dan 100 kg/ha KCl. Pupuk urea diberikan sebanyak dua kali, maisngmasing 100 kg/ha pada umur 7 – 10 HST dan 60 – 90 HST.
Pupuk SP-36 diberikan
semuanya pada umur 7 – 10 HST, serta pupuk KCl diberikan dua kali pada umur 7 – 10 HST dan 60 – 90 HST, masing-masing sebanyak 50 kg/ha. Pewiwilan dilakukan pada umur 1 bulan. Tunas yang berlebihan dikurangi dan sisakan 2 tunas sehat. Penyiangan dilakukan 1 – 2 kali atau hingga umur 3 bulan, umur 2 – bulan dilakukan pembumbunan. Umur panen tergantung varietas. Varietas unggul umumnya dipanen umur 8 – 11 bulan.
3. Ganyong
Ganyong (Canna edulis Kerr) adalah anaman yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat, maka sudah sepatutnya dikembangkan. Ganyong dapat dimanfaatkan sebagai tanaman herbal untuk menyembuhkan panas dalam dan radang saluran kencing. Disamping itu, ubi ganyong dapat dibuat tepung dan agar-agar yang bergizi tinggi. Ganyong dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-250 meter dpl, daerah beriklim tropis, serta tanah lempung berpasir yang kaya humus. Budidaya Tanaman Pengolahan Tanah 1) Pada musim kemarau tanah sebaiknya diganco dulu. Setelah hujan tiba, tanah segera dicangkul dan diratakan. Pada tanah liat berat sebaiknya dibuat guludan agar drainasenya bisa sempurna. Sedang pada jenis tanah yang lain, tanah cukup dibuat bedenganbedengan. 2) Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan panjang tidak dibatasi. Tinggi bedengan 25-30 cm dan jarak antar bedengan 30-50 cm. Diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos sebanyak 25 sampai 30 ton tiap hektar. Penanaman Buat lubang tanam dengan kedalaman 12,5-15 cm dibuat secara lajur atau berbaris. Pada tanah liat dianjurkan menggunakan jarak tanam 90 x 90 cm, dengan jarak barisan 90 cm begitu juga jarak antara barisannya. Jika yang tersedia adalah lahan yang masih banyak ditumbuhi oleh rerumputan atau alang alang, maka sebaiknya digunakan jarak tanam yang lebih lebar lagi yaitu 135 cm x 180 cm, sedang untuk tanah liat berat di gunakan jarak tanam 120 cm x 120 cm.
Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman ganyong yang sangat penting adalah penyiangan, pembumbunan dan pemupukan. Pembumbunan dapat dimulai pada saat ganyong berumur 2 2,5 bulan. Pengendalian hama dan penyakit berdasarkan pada prinsip Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Terpadu (PHPT). Panen Sebagai patokan yang pasti, umbi dianggap dewasa apabila telah ditandai dengan mengeringnya batang dan daun daun tanaman. Pemanenan bisa dilakukan dengan cara pencabutan apabila batang tanaman ganyong belum rapuh, bila telah rapuh dapat dengan cara mencongkelnya dengan garpu, linggis atau sejenisnya. 4. Jagung Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Varietas unggul baru jagung terdiri dari varietas unggul baru hibrida seperti Bima-7, Bima-9, Bima-10, dan Bima-11 dan komposit meliputi Sukmaraga, Lamuru, Srikandi Kuning 1, Srikandi Putih 1, dan Anoman-1.
Syarat Tumbuh Suhu optimum berkisar antara 23-27o C.
Pada saat perkecambahan, benih jagung
memerlukan suhu sekitar 30o C. Jenis tanah yang dapat ditanami antara lain andosol, latosol, grumosol, dan tanah berpasir dengan pH tanah antara 5,6-7,5. Membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
Pengolahan Tanah Tanpa olah tanah (TOT) dilakukan pada lahan sawah setelah bercocok tanam padi. Olah tanah sempurna dilakukan pada lahan kering.
Pengolahan tanah dilakukan dengan
cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Anjuran dosis rata-rata pada pemupukan dasar adalah 100 kg/ha Urea, dan 100 kg/ha TSP. Pupuk diberikan pada saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah. Penanaman Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang tanam antara 3-5 cm dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung yang dianjurkan adalah 70-75 cm x 20 cm (1 biji per lubang) atau 70-75 cm x 40 cm (2 biji per lubang). Pemeliharaan Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuatan saluran dan bersamaan dengan penyiangan kedua.
Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri baris
tanaman dikeruk dengan cangkul kemudian ditimbun di barisan tanaman dan terbentuk guludan yang memanjang. Dosis pemupukan untuk tanaman jagung setiap hektarnya adalah pupuk Urea 200-300 kg, TSP/SP-36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Tahap kedua (pupuk susulan I), diberikan setelah tanaman jagung berumur 34 minggu setelah tanam.
Tahap ketiga (pupuk susulan II), diberikan setelah tanaman
jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar. Pengairan diberikan secukupnya dengan tujuan agar tanaman tidak layu.
Pada saat
menjelang berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu diairkan pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. Pengendalian HPT dengan prinsip teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman terpadu (PHPT).
Panen Umur panen berkisar antara 86-96 hari setelah tanam. Kelobot tongkol telah mengering atau berwarna coklat, biji telah mengeras, dan telah terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. Biji kering, keras, dan mengkilat, serta apabila ditekan tidak membekas. Pasca Panen Jagung dikupas pada saat menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air menjadi 9-11%.
Biasanya
penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Setelah dijemur sampai kering, jagung dipipil. Setelah jagung dipipil, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran sehingga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan atau dibuang, antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpulan. 5. Padi Sawah Budidaya padi sawah melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), yaitu sistem pengelolaan yang menggabungkan berbagai sub sistem pengelolaan, seperti sub sistem pengelolaan hara tanaman, konservasi tanah dan air, bahan organik dan organisme tanah, tanaman (benih, varietas, bibit, populasi tanaman dan jarak tanam), pengendalian hama dan penyakit/ organisme pengganggu tanaman, dan sumberdaya manusia. Komponen teknologi PTT padi sawah terdiri dari komponen teknologi dasar dan pilihan. Komponen Teknologi Dasar 1) Varietas Unggul Baru (VUB). VUB adalah varietas yang mempunyai hasil tinggi, ketahanan terhadap biotik dan abiotik, atau sifat khusus tertentu. VUB padi sawah diantaranya adalah Inpari 1 - Inpari 20.
2) Benih Bermutu dan Berlabel.
Benih bermutu adalah benih berlabel dengan tingkat
kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi. Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari benih berlabel yang sudah lulus proses sertifikasi. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak sehingga pertumbuhannya akan lebih cepat dan merata serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 3) Pemupukan Berdasarkan Kebutuhan Tanaman dan Status Hara tanah. Pemberian pupuk bervariasi antar lokasi, musim tanam, dan jenis padi yang digunakan. Pengaruh spesifik lokasi pemupukan memberikan peluang untuk meningkatkan hasil per unit pemberian pupuk, mengurangi kehilangan pupuk, dan meningkatkan efisiensi agronomi dari pupuk. 4) Pengendalian
Organisme
Pengganggu
Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Tanaman
(OPT).
Berdasarkan
pendekatan
Taktik dan teknik pengendalian diantaranya
mengusahakan tanaman sehat, pengendalian hayati, penggunaan varietas tahan, mekanik, fisik, senyawa semi kimia (hormon), dan pestisida. 5) Pengaturan Populasi Tanaman dengan Sistem Tanam Jajar Legowo, yaitu legowo 2:1 dan 4:1. 6) Penambahan Bahan Organik. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan (pupuk kandang), pupuk hijau dan kompos (humus) berbentuk padat atau cair yang telah mengalami dekomposisi. Komponen Teknologi Pilihan 1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam. 2) Penanaman bibit muda, umur < 21 hari. 3) Tanam 1-3 batang per rumpun. 4) Pengairan secara efektif dan efisien (pengairan berselang). 5) Penyiangan. 6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.