PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III MI AL – MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : Miggi Aisyah Safitri 115-12-014
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III MI AL – MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : Miggi Aisyah Safitri 115-12-014
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
iii
iv
v
vi
MOTTO Tanpa mimpi, kita tak punya apa – apa dan tak akan kemana - mana Man Jadda Wa Jada, Barang Siapa bersungguh – sungguh maka dapatlah ia
PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayahku tercinta (Sumaryadi) dan Ibuku tersayang (Siti Amini) sebagai wujud baktiku kepadanya, yang telah bersusah payah membesarkanku, memberikan dukungan ,mendo‟akanku serta membiayai kebutuhanku hingga aku lulus S1. 2. Adikku tersayang ( Anang Mahmuda ) yang telah mendoakan serta support dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kekasihku tercinta ( Afrizan Gusmayoni ) yang telah membantu dan memberikan motifasi dalam pengerjaan skripsi ini. 4. Sahabatku tersayang ( Nofita, Vita & Desy ) yang telah memberikan motifasi dan menemani selama 4 tahun dibangku perkuliahan. 5. Teman – teman seperjuangan PGMI angkatan 2012. 6. Teman – teman Stain Sport Club ( SSC ). 7. Teman – teman Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Salatiga. 8. Segenap guru dan murid – murid MI Al – Mustajab Wahyurejo. 9. Saudara seiman dan setakwa yang telah member do‟a agar mendapat ilmu yang bermanfaat
vii
Kata Pengantar بسم هللا الر حمن ال حيم Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan rahmat, taufik serta hidayah Nya skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia Melalui Strategi Paikem Pada Siswa Kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada: 1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing, member motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
viii
6. Ibu Umi Halimah Saadah M, Si selaku kepala sekolah MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Al – Mustajab. 7. Siswa siswi MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh – sungguh. 8. Bapak Sumaryadi dan Ibu Siti Amini tercinta yang senantiasa mendidik, memberikan semangat serta mendoakan penulis. 9. Mas Afrizan Gusmayoni tersayang yang senantiasa membantu, memberi motifasi serta mendoakan penulis. 10. Teman PGMI angkatan 2012 yang telah berjuang bersama – sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologis. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan dating. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin. Salatiga, 29 Agustus 2016 Penulis
Miggi Aisyah Safitri ix
ABSTRAK
Safitri, Miggi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan PAIKEM Pada Siswa Kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institute Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Kata Kunci: PAIKEM, hasil belajar IPA cuaca dan pengaruhnya Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Mustajab Wahyurejo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan PAIKEM. Masalah yang dikaji adalah apakah PAIKEM apat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ? Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 10 siswa, yaitu terdiri dari 8 laki – laki dan 2 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, data dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan temuan penelitian dikatakan bahwa penggunaan PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dengan PAIKEM pada siswa kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase hasil keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 45%. Pada siklus I rata – rata keaktifan siswa mencapai 40%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan keaktifan siswa yang rata – ratanya menjadi 85%. Penerapan Paikem juga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia pada kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017. Dilihat dari peningkatan persentase hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 40%. Hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 50% dan 5 siswa atau 50% yang belum tuntas dengan rata – rata 64,6. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 90% dan 1 siswa atau 10% yang belum tuntas dengan rata – rata 80, 8.
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Gambar Berlogo Judul ……………………………………………………………………. iii Halaman Persetujuan Pembimbing
…………………………………….. iv
Halaman Pengesahan Kelulusan
……………………………………... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan Halaman Motto dan Persembahan Kata Pengantar
…………………………….. vi
……………………………………. vii
……………………………………………………
viii
Abstrak
……………………………………………………………
x
Daftar Isi
……………………………………………………………
xi
Daftar Tabel ……………………………………………………………
xii
……………………………………………………
xiii
Daftar Lampiran BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. H.
BAB II
Latar Belakang Masalah …………………………… Rumusan Masalah …………………………… Tujuan Penelitian …………………………… Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan …… Manfaat Penelitian …………………………… Definisi Operasional …………………………… Metodologi Penelitian …………………………… Sistematika Penulisan ……………………………
1 6 6 6 7 9 10 17
LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar ……………………………… B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ……………… xi
18 23
C. Strategi PAIKEM ………………………………… D. Kaitan Antara Hasil Belajar IPA dengan PAIKEM BAB III
PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Subjek Penelitian …………………………………… B. Pelaksanaan Penelitian ……………………………
BAB IV
32 44
47 48
ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Paparan Siklus …………………………….. 60 B. Pembahasan Hasil Penelitian …….…………………… 66
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………...70 B. Saran ……………………………………………………..70
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL LAMPIRAN - LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Nama Siswa Kelas III MI Al – Mustajab ………………………
47
Tabel 2.
Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I ………………
60
Tabel 3.
Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus II ……………..
62
Tabel 4.
Hasil Belajar Siklus I ……………………………………………
64
Tabel 5.
Hasil Belajar Siklus II …………………………………………..
65
Tabel 6.
Hasil Keaktifan Siswa …………………………………………..
67
Tabel 7.
Hasil Belajar Siswa ……………………………………………..
68
xiii
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1.
Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar ……………………… 72
Lampiran 2.
Lembar Penunjukan Pembimbing Skripsi ……………………73
Lampiran 2.
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……………...74
Lampiran 3.
Daftar Riwayat Hidup ………………………………………...75
Lampiran 4.
Identitas Sekolah, daftar personalia dan murid ………………76
Lampiran 5.
RPP Siklus I …………………………………………………..77
Lampiran 6.
Lembar Pengamatan Guru Siklus I …………………………...78
Lampiran 7.
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I ……………….79
Lampiran 8.
RPP Siklus II ………………………………………………… 80
Lampiran 9.
Lembar Pengamatan Guru Siklus II ………………………… 81.
Lampiran 10. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II ……………....82 Lampiran 11. Latihan Soal Siswa Siklus I …………………………………….83 Lampiran 12. Latihan Siswa Siklus II …………………………………………84 Lampiran 13. Lembar Konsultasi Pembimbing ……………………………….85 Lampiran 14. Daftar SKK ……………………………………………………. 86 Lampiran 15. Power Poin ……………………………………………………... 87
xiv
BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madarasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas) (Tohirin,2009: 5).Itulah salah satu alasan mengapa pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Selain itu, pendidikan padahakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas (Tohirin, 2009:5). Sehingga pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh dengan persaingan. Maka disinilah pendidikan berperan sebagai penentu kualitas, daya saing dan nilai dari setiap individu. Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang maka sudah seharusnya pendidikan yang ada di negara ini harus berjalan dan berlangsung secara maksimal. Bahkan Agama Islam sendiri memberi perhatian khusus terhadap pendidikan. Hal itu terdapat dalam Al-qur‟an suroh Al „Alaq ayat 1-5, sebagai berikut:
Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Belajar yang sesungguhnya harus dapat membuat perubahan dalam diri siswa baik dalam segi pengetahuan, pemahaman, maupun sikap siswa. Tingkat keberhasilan siswa dapat diukur melalui penilaian berupa tes tertulis, lisan, maupun pengamatan terhadap sikap siswa.Prestasi belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi.Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotifasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013: 1-2). Dalam undang – undang tentang sistem Pendidikan Nasional Nomer 20, tahun 2013, Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Dewasa ini, pendidikan sangat diperlukan baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa. Sebagian masyarakat menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu sangat bergantung pada keberadaan guru yang bermutu. Dan keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Berbicara mengenai guru, sesungguhnya mereka diharapkan menjadi masyarakat yang memiliki pengetahuan luas dan pemahaman yang mendalam. Disamping penguasaan materi, guru juga dituntut memiliki keragaman metode dan model pembelajaran. Apabila
2
konsep pembelajaran tersebut dipahami oleh para guru, maka upaya mendesain pembelajaran bukan menjadi beban, tetapi menjadi pekerjaan yang menantang (M.Sobry Sutikno, 2014: 11). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. IPA bukan mata pelajaran bersifat hafalan, tetapi mata pelajaran yang memberi peluang bagi siswa melakukan berbagai pengamatan dan latihan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan cara berpikir yang sehat dan logis. Oleh karena itu untuk terlaksananya pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung maka guru hendaknya memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran yang berkualitas, yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran perlu dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi mengembangkan kompetensi siswa secara berkesinambungan. Dengan proses pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung, diharapkan agar siswa dapat mengembangkan potensinya dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan bergelut dengan ide-ide. Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPA di MI Al – Mustajab masih cenderung menggunakan metode ceramah, penugasan dan latihan - latihan dari guru. Materi pelajaran disampaikan langsung kepada siswa dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat penjelasan
dari
guru.
Praktikum
IPA
jarang
3
sekali
dilaksanakan.
Guru
hanya
menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah dan meminimalkan keterlibatan siswa. Siswa diberi pertanyaan yang lebih cenderung berupa hafalan. Pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir yang lebih tinggi seperti melakukan suatu percobaan kemudian menyimpulkan sendiri hasil percobaan jarang dilakukan oleh guru. Siswa lebih banyak mendengarkan dan menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan serta keterampilan yang mereka butuhkan. Dengan demikian guru harus pandai dalam menggunakan model Pembelajaran yang sesuai dan menarik dalam proses pembelajaran IPA dan juga dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA. Salah satu strategi pembelajaran yang saat ini dianggap sebagai alternative untuk mengurangi rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM bisa diartikan sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif serta menyenangkan (Rudi,2013: 135). Adapun penggunaan PAIKEM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta serta memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih bermakna. Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan Paikem Pada Siswa Kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun2016/2017”.
4
B.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia pada siswa kelas III MI Al –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017?
C.
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia melalui strategi PAIKEM pada siswa kelas III MI Al –Mustajab
Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Penerapan strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al
–Mustajab
Wahyurejo
Kecamatan
Pringapus
Kabupaten
Semarang
Tahun
Pelajaran2016/2017. 2. Indikator Keberhasilan Indikator hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia adalah sebagai berikut : (1) Menjelaskan hubungan keadaan langit dan cuaca, keadaan cuaca, (3) Menjelaskan proses terjadinya hujan,
(2) Menjelaskan (4) Menjelaskan macam –
macam awan, (5) Menjelaskan bagaimana cara memperkirakan keadaan cuaca, (6) Menjelaskan beberapa simbol cuaca,
(7) Menjelaskan pengaruh cuaca terhadap
kegiatan manusia.
5
Penerapan strategi pembelajaran PAIKEM ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai dan proses belajar mengajar aktif, efektif dan menyenangkan.Adapun indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut : a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia
Siswa meningkat keaktifannya dalam proses belajar
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM = 65)
Minimal 85% dari jumlah siswa termotivasi belajar menggunakan strategi pembelajaran PAIKEM
E. MANFAAT PENELITIAN Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidikan di lembaga sekolah pada umumnya. Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Ditemukannya pendekatan dan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi b. Pemahaman siswa menggunakan PAIKEM pada mata pelajaran IPA dapat meningkat. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Peneliti Dapat menambah keilmuan dan pengalaman dalam dunia pendidikan untuk menjadi seorang pendidik yang profesional. b. Manfaat bagi Guru
6
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperkaya strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. c. Manfaat bagi Siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu: 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa. 3. Memudahkan dalam mengingat dan mengulang materi pelajaran yang telah dipelajari. 4. Meningkatkan kemampuan belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. d. Manfaat bagi Sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu :Memberikan pemikiran baru sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tidak hanya pelajaran IPA saja, tetapi juga pada pelajaran yang lain. F. DEFINISI OPERASIONAL Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan Strategi PAIKEM Pada
Siswa Kelas III
MI Al – Mustajab
Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 akan penulis paparkan sebagai berikut : 1. Peningkatan Menurut Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas, maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik.
7
2. Hasil Belajar Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007: 39) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. 3.Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. 4. PAIKEM Menurut Ismail (2009: 44) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. G. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah
Classroom Action Research, kalau di Indonesia dikenal dengan
sebutan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Wihardit (2010: 14) mengatakan bahwa: "Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
8
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru" sehingga hasil kerja siswa menjadi meningkat.", Menurut Arikunto (2008: 3), Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.Menurut Suyadi (2010: 18) bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar
yang
sengaja
dimunculkan
dan
terjadi
dalam
sebuah
kelas
secara
bersamaan".Menurut Suyanto (1997: 9) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik – praktik pembelajaran di kelas secara professional”. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas bersifat reflektif. Maksutnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas – tugas pembelajaran di kelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang selama ini telah dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan, yaitu dirancang dan dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memperbaiki kinerja peningkatan prestasi siswa yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri, dan PTK bersifat situasional dann kontekstual. Pemilihan jenis penelitian ini karena untuk memecahkan permasalahan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan PAIKEM sehingga hasil belajar siswa meningkat. Adapun gambar tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
9
Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto , 2008: 16) Perencanaan Pelaksanaan
Siklus I
Refleksi
Pengamatan Perencanaan
Pelaksanaan
Sikluss II
Refleksi
Pengamatan
? 1. Rancangan Penelitian a. Perencanaan (Planning) PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan. Dalam penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
10
sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2008 : 18). b. Pelaksanaan(Acting) Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isis rancangan. Yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ini pelaksana harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat – buat (Arikunto, 2008 : 18). c. Pengamatan (Observing) Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikitnya kurang tepat kalau pengamat ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, karena seharusnya pengamat dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama (Arikunto, 2008: 19).
d. Refleksi(Reflecing) Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Reflaksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah "memantul". Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan
pengalamannya,
baik
kelemahan
dan
kekurangannya
(Arikunto,2008: 19). 2. Subjek Penelitian a.Tempat Penelitian Ruang kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
11
b.Waktu Penelitian Waktu
pelaksanaan
penelitian
ini
adalah
pada
semester
1
tahun
pelajaran2016/2017. c. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. d. Karakteristik Siswa Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun pelajaran2016/2017, yang mendapat mata pelajaran cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. Jumlah siswa kelas III ada 10 siswa, meliputi 8 siswa laki – laki dan 2 siswa perempuan. 3. Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, tes, dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut: a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemantik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1990 :100). Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan. Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar. c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto.
12
4. Analisis Data Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa. a. Ketuntasan Individu Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dapat dilihat dari nilai hasil tes evaluasi. Dan peningkatan keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari nilai pengamatan keaktifan pembelajaran. 2. Ketuntasan Klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya secara klasikal jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996:48). Dan minimal 85% dari jumlah siswa termotifasi belajar menggunakan strategi pembelajaran PAIKEM. Pengukuran presentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut : P= Ket: P = Persentase X = Jumlah siswa yang tuntas Xi = Jumlah seluruh siswa
13
H. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan.Pada bab ini mencakup latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan teori. Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap – tiap variable penelitian. BAB III Paparan Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran umum MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian. BAB IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi hasil penelitian meliputi deskripsi persiklus dan pembahasan. BAB V Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksut adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya Gagne dalam teorinya yang disebut The domains of learning, menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu : 1) Keterampilan motoris (motor skill); adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari dan loncat. 2) Informasi verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa symbol yang tampak (verbal).
15
3) Kemampuan intelektual; selain menggunakan symbol verbal, manusia juga mampu
melakukan
interaksi
dengan
dunia
luar
melalui
kemampuan
intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran. 4) Strategi kognitif; Gagne menyebutkan sebagai organisasi keterampilan yang internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajaro dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus menerus dan serius. 5) Sikap (attitude); sikap merupakan factor penting dalam belajarl karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat memengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh (Ahmad,2013: 3) Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4), belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampuberinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut E.R.Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksut mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya. Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar
16
untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru, sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak. 2. Pengertian Hasil Belajar Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan – perubahan yang akan terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruktuksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Ahmad, 2013: 5). Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukan evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan
17
prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreatifitas guru, sumber – sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut : 1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat –
18
marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua kurang terhadap anak, serta kebiasaan sehari – hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari – hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik (Ahmad,2013: 12). B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata – rata nilai UAS pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah. Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena kebanyakan guru
tidak
melakukan
kegiatan
pembelajaran
dengan
memfokuskan
pada
pengembangan keterampilan proses sains anak. Pada akhirnya, keadaan semacam ini
19
yang menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya
terpusat
pada
penyampaian materi dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong siswa untuk berusaha nenghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau tes hasil belajar (Ahmad,2013: 164).Padahal, untuk anak jenjang sekolah dasar, menurut
Marjono (1996),
hal
yang harus diutamakan adalah bagaimana
mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Dari ketiga komponen ini, Sutrisno (2007) menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Akan tetapi, penambahan ini bersifat pengembangan dari ketiga komponen diatas, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip – prinsip IPA sebagai produk. Lebih lanjut, IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson & Bergman (1980), meliputi : 1. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum dan teori. 2. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. 3. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyikap rahasia alam.
20
4. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau seberapa saja. 5. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif. Dalam uraian hakikat IPA diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran sains merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip – prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep IPA. Oleh karena itu, pembelaharan IPA disekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan – kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA. 2. Tujuan Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
21
4. Mengembangkan
keterampilan
proses
untuk
menyelidiki
alam
sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Ahmad,2013:171). Dari beberapa tujuan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah mengenalkan anak sejak usia dini tentang hal – hal yang berkaitan dengan alam sekitarnya. Hal yang demikian agar rasa keingin tahuan anak berkembang, dapat mencintai lingkungan dan sadar sejak dini cara menghargai dirinya sendiri serta lingkungannya. 3. Materi Cuaca dan pengaruhnya bagi manusia a. Hubungan Keadaan Langit dan Cuaca Cuaca adalah keadaan udara di suatu daerah tertentu sdan terjadi dalam jangka waktu yang terbatas. Cuaca disebabkan oleh petubahan suhu, cahaya matahari, kelembapan, dan kecepatan angin pada suatu wilayah ( Erlangga, 2015: 94 ). Ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut meteorologi. Iklim adalah keadaan cuaca pada satu wilayah dalam jangka waktu yang lama ( bertahun – tahun ). Keadaan cuaca di suatu tempat belum tentu sama dengan cuaca ditempat lain, misalnya di daerah A turun hujan, ternyata di daerah B matahari bersinar terang. Cuaca sangat dipengaruhi oleh matahari, awan, hujan, angin, dan suhu udara. Keadaan cuaca dapat ditunjukkan dari keadaan langit ( LKS Sang Juara, 2015: 30 ).
22
b. Keadaan Cuaca Keadaan langit dapat dijadikan acuan untuk melihat kondisi cuaca yang sedang terjadi, bahkan dapat memperkirakan kondisi cuaca yang akan terjadi. Keadaan langit tersebut dapat dilihat dari bentuk – bentuk awan. Ada berbagai macam cuaca di bumi, yaitu cuaca cerah, cuaca berawan, cuaca panas, cuaca dingin, dan cuaca hujan. a) Cuaca Cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi terang, tidak berawan. Cahaya matahari bersinar terang dan udara sangat hangat. b) Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit banyak terdapat awan. Awan menghalangi sinar matahari ke bumi, udara tidak begitu panas. c) Cuaca panas adalah cuaca yang menunjukkan sinar matahari bersinar sangat terik dan udara terasa panas. d) Cuaca dingin terjadi bila kelembaban udara, kecepatan angin dan suhu udara rendah pada daerah tersebut. Cuaca hujan alaha turunnya titik – titik air hujan dari udara yang mengandung uap air ( LKS Sang Juara, 2015: 31 ). c. Proses Terjadinya Hujan a) Cahaya matahari mengakibatkan terjadinya penguapan. Air laut, air sungai, dan air tanah menguap ke langit b) Uap akan mengembun membentuk awan di langit. Hal ini disebabkan udara di langit yang sangat dingin. c) Butiran air yang berkumpul akan membentuk awan. Semakin lama awan bertambah besar, maka akan jatuh sebagai hujan.
23
Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir ( Erlangga, 2015: 95 ). d. Macam – macam Awan Awan merupakan kumpulan air yang terdapat di udara. Awan terbentuk dari uap air yang naik ke langit. Uap air tersebut berasal dari pemanasan matahari terhadap air di bumi, seperti kolam, danau, laut, dan sungai. Semakin banyak uap air yang menjadi titik – titik air, maka semakin luas dan tebal keadaan awan. Semakin tebal awan maka kemungkinan terjadinya hujan akan semakin besar. Kandungan uap air dan kecepatan angin yang berbeda – beda mengakibatkan berbagai bentuk awan. Bentuk – bentuk awan tersebut dapat menjadi acuan kondisi cuaca yang sedang terjadi dan dan memprediksi kondisi cuaca yang akan terjadi ( Erlangga, 2015: 95 ). Ada tiga macam awan berdasarkan bentuk dan ketinggiannya : a) Awan sirus berbentuk serabut – serabut halus berwarna putih seperti rambut. Terjadinya awan sirus menunjukkan tanda – tanda cuaca cerah akan berakhir dan pertanda hujan akan turun. b) Awan kumulus berbentuk gumpalan putih dengan bagian – bagian atas menyerupai bunga kol dengan dasar rata. Terjadinya awan kumulus menunjukkan cuaca akan tetap panas dan kering. c) Awan satratus berbentuk lembaran berlapis – lapis, berwarna abu – abu. Awan ini paling dekat dengan permukaan bumi. Awan satratus dapat berubah menjadi kabut dan menyebabkan terjadinya hujan gerimis ( LKS Sang Juara, 2015: 32 ). e. Memperkirakan keadaan cuaca
24
Prakiraan cuaca adalah suatu ramalan tentang cuaca. Prakiraan cuaca dapat memberi tahu keadaan cuaca yang akan terjadi. Dengan melihat keadaan langit, kamu dapat memperkirakan keadaan cuaca yang akan terjadi. Prakiraan cuaca yang tepat membantu kalian merencanakan kegiatan. Status cuaca adalah tempat untuk mengumpulkan keterangan mengenai cuaca pada waktu tertentu. Untuk menyatakan keadaan cuaca biasanya menggunakan simbol – simbol cuaca. Simbol – simbol cuaca tersebut berguna untuk melakukan prakiraan atau ramalan cuaca ( LKS Sang Juara, 2015: 33 ).
f. Pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia Dalam suatu daerah, cuaca dapat berubah – ubah dari hari ke hari. Pada daerah lain, cuaca terjadi hampir sama sepanjang waktu. Musim adalah perubahan cuaca dalam waktu satu tahun yang terjadi karena perubahan kemiringan sumbu bumi saat mengelilingi matahari. Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Keadaan cuaca sangat mempengaruhi kegiatan manusia. Berikut beberapa kegiatan manusia yang terpengaruh oleh cuaca dan musim. 1. Pada musim hujan petani menanam padi 2. Pada musim kemarau petani memanen padi, petani garam membuat garam, dan pengrajin batu bata tradisional membuat bata 3. Saat cuaca hujan, pendaki gunung dianjurkan tidak mendaki
25
4. Saat cuaca buruk, pilot dan nahkoda harus menunda penerbangan dan pelayaran Keadaan cuaca juga dapat mempengaruhi pakaian yang dikenakan manusia. 1. Saat cuaca panas, manusia biasanya memakai pakaian yang tipis, misalnya kemeja dan kaus dari bahan katun 2. Saat cuaca dingin, manusia biasanya memakai pakaian yang tebal, misalnya jaket dan sweter 3. Saat cuaca hujan, manusia memakai jas hujan atau payung ketika diluar rumah d) Selain itu, cuaca dapat pula mempengaruhi selera makan dan minum. Saat cuaca cerah, suhu udara sangat panas. Disaat itu, minuman yang paling tepat adalah minuman dingin. Saat cuaca dingin, makanan dan minuman hangat tepat untuk diantap (LKS Sang Juara, 2015: 33). C. Strategi Pembelajaran PAIKEM Salah satu strategi pembelajaran yang saat ini dianggap sebagai alternative untuk menggurangi rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM bisa diartikan sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. PAIKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan
26
lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif (Asmani , 2010: 59). Menurut Suyadi (2013: 162) PAIKEM adalah sebuah strategi dengan pendekatan introduksional yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan secara beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman. Menurut Ismail (2009: 44) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana
sedemikian
rupa
sehingga
siswa
aktif
bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan menekankan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu (termasuk pemanfaatan lingkungan) supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Dalam melakukan strategi pembelajaran PAIKEM ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut : Menurut Jamal Ma‟mun Asmani (2010: 99) dalam melaksanakan PAIKEM, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut beberapa hal tersebut. 1. Memahami Sifat yang Dimiliki Anak Pada dasarnya, anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya atau miskin, semua terlahir dengan sifat tersebut. Sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu
27
lahan yang harus kita olah, sehingga kedua sifat tersebut dapat berkembang dengan subur. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru mendorong anak untuk melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang diharapkan mampu mengembangkan kedua sifat diatas. 2. Mengenal Anak Secara Perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang berfariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individu tersebut
perlu
diperhatikan
dan
harus
tercermin
dalam
kegiatan
pembelajaran.semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak – anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya, sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal. 3. Memanfaatkan Perilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar Sebagai makhluk social, secara alami anak akan bermain secara berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat melakukannya secara berpasangan atau dalam kelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang. 4. Mengembangkan
Kemampuan Berpikir
Memecahkan Masalah
28
Kritis,
Kreatif,
dan Mampu
Pada dasarnya, hidup ini adalah untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi, yang keduannya ada pada diri anak sejak lahir. Maka dari itu, tugas guru adalah mengembangkannya. Salah satu cara untuk mengembangkannya adalah dengan sering – sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan secara terbuka. 5. Mengembangkan Ruang Kelas sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk memenuhi ruang kelas. Hasil pekerjaan yang dipajang, baik hasil perorangan maupun kelompok, tersebut diharapkan dapat memotifasi siswa untuk belajar lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa yang lainnya. Pajangan tersebut dapat berupa gambaran, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan dapat ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah. 6. Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Lingkungan (fisik, social, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak harus selalu keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa keruang kelas untuk mengemat
29
biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan,
seperti
mengamati,
berhipotesis,
mengklasifikasikan,
mencatat,
merumuskan
membuat
tulisan
dan
pertanyaan, membuat
gambar/diagram. 7. Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa tersebut. Umpan balik itu hendaknya lebih mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksutkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas – tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar serta catatan demi peningkatan kemampuan siswa. Catatan ini akan lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa dari pada hanya sekedar nilai angka. 8. Membedakan Aktifitas Fisik dan Aktif Mental Banyak guru yang sudah merasa puas apabila menyaksikan para siswa tampak sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda – tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, baik takut diteryawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik
30
yang dating dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAIKEM yang menyenangkan. Delapan hal diatas harus diperhatikan guru dalam proses pelaksanaan PAIKEM di kelas. Guru tidak boleh mudah marah, mudah menyerah, dan putus asa. Untuk mengetahui penerapan pelaksanaan PAIKEM adapun ciri-ciri nya adalah sebagai berikut : Menurut pelatihan MBS, ciri-ciri PAIKEM digambarkan dalam buku pelatihan awal program MBS. Pelatihan ini merupakan program kerja sama pemerintahan Indonesia dengan UNESCO dan UNICEF (2003:3-4). Berikut ciri-ciri PAIKEM tersebut : 1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do). 2) Guru mrnggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa. 3) Guru mengatur kelas dengan cara memajang buku – buku dan bahan ajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”. 4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktiff, termasuk belajar kelompok. 5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
31
Menurut Rose dan Nocholl (2003), bahwa ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut : 1) Menciptakan lingkungan tanpa stress (rileks), yaitu lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun dengan harapan akan mendapatkan kesuksesan yang lebih tinggi. 2) Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar. 3) Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif. Pada umumnya, hal tersebut dapat terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta dukungan antusias. 4) Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri maupun kanan. 5) Menantang peserta
didik
untuk dapat
berpikir
jauh
kedepan
dan
mengekspresikan apa yang sedang dipelajari, dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar. Penjelasan diatas memberikan penekanan bahwa PAIKEM adalah manifestasi dari pembelajaran aktif (active learning). Oleh karena itu. Sudah seharusnya guru menerapkan pembelajaran aktif sebagai pondasi awal dalam melaksanakan PAIKEM. Tujuan strategi pembelajaran PAIKEM antara lain sebagai berikut : a. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu. b. Menentukan kebutuhan pembelajaran. c. Membantu dan mendorong siswa. d. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik lagi. e. Meningkatkan kualitas pendidikan (Jamal Ma‟mur, 2010: 106).
32
Menurut Jamal Ma‟mur Asmani (2010: 92) dalam PAIKEM, aktor utamanya adalah guru dan siswa. Keduanya ada dalam interaksi yang dinamis dan kontekstual. Kalau keduanya pasif dan tidak kreatif, maka PAIKEM tidak dapat berjalan sesuai dengan koridornya. 1. Gambaran tentang peranan guru terhadap siswa Berikut ini gambaran lengkap mengenai peranan guru dan siswa dalam PAIKEM. A. Pembelajaran Aktif 1) Guru aktif : a. Memantau kegiatan belajar siswa b.Memberi umpan balik c. Mengajukan pertanyaan yang menantang, serta d.Mempertanyakan gagasan siswa 2) Siswa aktif : a. Membangun konsep bertanya b.Bertanya c. Bekerja, terlibat, dan berpartisipasi d.Menemukan dan memecahkan masalah e. Mengemukakan gagasan, serta f. Mempertanyakan gagasan B. Pembelajaran Kreatif 1) Guru kreatif : a. Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam b.Membuat alat bantu belajar c. Memanfaatkan lingkungan d.Mengelola kelas dan sumber belajar, serta
33
e. Merencanakan proses dan hasil belajar 2) Siswa kreatif : a. Membuat / merancang sesuatu, dan b.Menulis / mengarang C. Pembelajaran Efektif 1) Guru mencapai tujuan pembelajaran 2) Siswa mencapai kompetensi yang diharapkan D. Pembelajaran Menyenangkan 1) Siswa senang karena : a. Kegiatannya menarik, menantang, dan meningkatkan motivasi b.Mendapat pengalaman secara langsung c. Kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah semakin meningkat, dan d.Tidak membuat siswa takut 2) Guru senang karena mampu mengkondisikan anak agar mampu: a. Berani mencoba/berbuat b.Berani bertanya c. Berani memberikan gagasan d.Berani mempertanyakan gagasan orang lain Pengembangan Media Dan Metode PembelajaranPAIKEM pada dasarnya memerlukan optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep – konsep yang abstrak. Secara etimologi media dimaknai sebagai suatu ekstensi manusia yang memungkinkan mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengannya (Marshal Mcluhan dalam Anton Noornia, 2006: 5).
34
Dari sudut cakupan, media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua : Pertama, media pembelajaran dalam arti sempit. Dalam konteks ini media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Kedua, media pembelajaran dalam arti luas, bahwa media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektrinik yang kompleks, tetapi juga sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata dan kunjungan ke luar kelas. Disamping menggunakan media, PAIKEM juga memerlukan metode untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan karakteristik PAIKEM, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multimetode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, quis, diskusi. (Sofan Amri, 2011: 76). Jadi, PAIKEM sangat membutuhkan metode dan media pembelajaran yang kreatif dan menarik
untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan. PAIKEM
dalam
kenyataannya
memiliki
beberapa
kelebihan seperti
pembelajaran terpadu. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut : 1. Pengalaman
dan
kegiatan
belajar
anak
relevan
dengan
perkembangannya 2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
35
tingkat
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama 4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu 5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak 6. Keterampilan
sosial
anak
berkembang
dalam
proses
pembelajaran
terpadu.Keterampilan sosial ini diantara lain adalah : kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain (Lif Khoiru, 2011:25). Disamping kelebihan, PAIKEM mempunyai kelemahan. Kelemahan PAIKEM adalah sebagai berikut : 1) Guru harus menyiapkan pembelajaran yang lebih sekedar ceramah, maka dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran tersebut 2) Guru harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental maupun fisik 3) Pengembangan RPP dalam PAIKEM guru dituntut untuk kerja ekstra dalam pengembangan pembuatan RPP agar dapat menciptakan pembelajaran yang diinginkan. 4) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif. 5) Guru lebih intensif dalam membimbing (Jamal Ma‟mur, 2010: 120).
D. Kaitan Antara Hasil Belajar IPA Dengan Paikem IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Hakikat pembelajaran IPA dibagi menjadi 2 yaitu,
36
secara absolutisme dan konstruktifisme. Secara absolutisme yaitu perubahan tingkah laku dari belum tahu ke keadaan sudah tahu, ibarat mengisi botol kosong . Sedangkan secara konstruktifisme yaitu Siswa
diakui telah memiliki
pengetahuan, dengan cara percobaan dan pengamatan. IPA bukan mata pelajaran bersifat hafalan, tetapi mata pelajaran yang memberi peluang bagi siswa melakukan berbagai pengamatan dan latihan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan cara berpikir yang sehat dan logis. Oleh karena itu untuk terlaksananya pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung maka guru hendaknya memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran yang berkualitas, yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran perlu dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi mengembangkan kompetensi siswa secara berkesinambungan. Dengan proses pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman
belajar
secara
langsung,
diharapkan
agar
siswa
dapat
mengembangkan potensinya dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan bergelut dengan ide-ide. Namun Pada kenyataannya, pembelajaran IPA di tingkat SD/MI masih cenderung menggunakan metode ceramah, penugasan dan latihan - latihan dari guru. Materi pelajaran disampaikan langsung kepada siswa dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat penjelasan dari guru. Praktikum IPA jarang sekali dilaksanakan. Guru hanya menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah dan meminimalkan keterlibatan siswa. Siswa diberi pertanyaan yang
37
lebih cenderung berupa hafalan. Pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir yang lebih tinggi seperti melakukan suatu percobaan kemudian menyimpulkan sendiri hasil percobaan jarang dilakukan oleh guru. Siswa lebih banyak mendengarkan dan menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan serta keterampilan yang mereka butuhkan. Permasalahan ini juga dijumpai dalam pembelajaran IPA di MI Al –Mustajab. Dengan demikian guru harus pandai dalam menggunakan model Pembelajaran yang sesuai dan menarik dalam proses pembelajaran IPA dan juga dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA. Adapun penggunaan PAIKEM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta serta memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih bermakna.
38
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 10 siswa dengan keterangan 8 siswa laki – laki dan 2 siswa perempuan. Berikut nama siswa kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Tabel I. Nama siswa kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo No
Nama Siswa
Jenis Kelamin
1
Ahmad Faisal Munif
Laki – laki
2
Ahmad Zaki Zidan M
Laki – laki
3
Aris Wahyu Nughoro
Laki – laki
4
Atha Pradiva Ramadani
Laki – laki
5
Balya Zahrul Jihad
Laki – laki
6
Gigih Anggi Wijaksono
Laki – laki
7
Laviola Valen P.A
Perempuan
8
Teguh Saputra
Laki – laki
9
Salsabila Luklul Ashfa
Perempuan
10
Akmal Hesa Ega S
Laki – laki
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia tahun pelajaran2016/2017. Penelitian strategi PAIKEM dilaksanakan 39
satu kali pertemuan pra siklus dan sebanyak dua siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran kelas III di MI Al-Mustajab Wahyurejo Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Pra Siklus, tanggal 19 Juli 2016 2. Kegiatan Siklus I, tanggal 21 Juli 2016 3. Kegiatan Siklus II, tanggal 28 Juli 2016 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan pelajaran IPA materi hubungan keadaan langit dan cuaca sebagai bahan kajian 3) Menyiapkan alat dan media yang berhubungan dengan strategi PAIKEM 4) Menentukan metode pembelajaran 5) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik 6) Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar dengan strategi PAIKEM
b. Pelaksanaan Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada, 21 Juli 2016 pukul 08.00 sampai 09.00 WIB di ruang Kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka ( 2 x 35 menit ). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca.
40
Berikut adalah langkah – langkah pelaksanaan siklus I : 1. Kegiatan Awal (15 menit) Apersepsi dan Motivasi : a. Mengucapkan salam dan berdo‟a bersama b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk c. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi dan Kompetensi yang diharapkan 2. Kegiatan Inti (45 menit) a. Eksplorasi (10 menit) Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Guru menggali pemahaman awal siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai cuaca 2) Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab 3) Guru memberikan contoh gambar tentang materi cuaca 4) Siswa mengamati gambar yang diberikan guru 5) Guru mengajak siswa melihat keadaan langit dan cuaca diluar kelas b. Elaborasi (30 menit) Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Guru bersama siswa menyanyikan lagu Tik tik tik bunyi hujan yang berkaitan dengan materi 2) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, dengan cara berhitung dan setiap kelompok diberi kartu bergambar 3) Siswa
diberi
tugas
untuk
mendiskusikan
kartu
perkelompok 4) Guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok
41
bergambar
5) Setelah mengerjakan tugasnya, perwakilan kelompok disuruh menempelkan kartu bergambar yang cocok dengan materi, di papan tulis 6) Perwakilan kelompok mendiskripsikan kartu bergambar di papan tulis dan membuat kesimpulan tentang cuaca c. Konfirmasi (5 menit) Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru mengulas kembali secara singkat materi yang kurang dipahami siswa mengenai keadaan cuaca, proses terjadinya hujan dan macam – macam awan. 2) Siswa diberi tugas mengerjakan soal dari guru
3. Kegiatan Akhir (5 menit) a. Evaluasi 1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami 2) Guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi hubungan keadaan langit dan cuaca b.Penutup 1) Guru menanyakan kepada siswa tentang materi apa yang akan dipelajari minggu depan 2) Guru menutup pelajaran dengan salam c. Pengamatan Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa untuk mengetahui pengaruh kegiatan
42
pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil pengamatan data dapat dilihat dari lembar pengamatan siswa dan hasil perolehan nilai tes tertulis. d.Refleksi Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya : 1) Kendala yang dihadapi a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru b) Sebagian siswa kurang aktif dalam bertanya jawab saat kegiatan pembelajaran c) Sebagian siswa masih merasa takut untuk mengungkapkan pendapat/gagasan didepan teman – temannya d) Sebagian siswa masih merasa takut dan kurang percaya diri ketika maju kedepan menempelkan kartu bergambar e) Dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang mencontek dan bertanya kepada teman 2) Cara mengatasinya Untuk mengatasi kendala pada siklus I, guru melakukan berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. Ide perbaikan tersebut adalah : a) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran b) Guru menasehati siswa supaya percaya diri
43
c) Guru memberikan apresiasi berupa hadiah kepada siswa yang percaya diri dalam mengemukakan pendapat, maju didepan untuk mengerjakan tugas yang diperintah guru serta berani bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar d) Guru menyarankan supaya siswa mengerjakan latihan soal dengan usaha sendiri, tidak mencontek dan tidak bertanya kepada teman. Pada siklus ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui strategi PAIKEM pada pelajaran IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia hasil belajar siswa akan meningkat. 2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan pelajaran IPA materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia sebagai bahan kajian 3) Menyiapkan alat dan media
yang berhubungan dengan strategi
PAIKEM 4) Menentukan metode pembelajaran 5) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik 6) Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar dengan strategi PAIKEM
b. Pelaksanaan
44
Pada tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada, 28 Juli 2016 pukul 08.00 sampai 09.00 WIB di ruang Kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian ini berlangsung sekama satu kali tatap muka ( 2 x 35 menit ). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah menjelaskan perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia. Berikut adalah langkah – langkah pelaksanaan siklus II : 2. Kegiatan Awal (15 menit) Apersepsi dan Motivasi : a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo‟a bersama. b. Guru menanyakan kabar siswa. c. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk. d. Kegiatan apersepsi dengan berbaris seperti kereta api sambil bernyanyi, kemudian berjalan menuju teras mushola yang masih satu lingkup dengan halaman sekolah 3. Kegiatan Inti a. Eksplorasi (10 menit) Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1) Guru menggali
pemahaman awal
siswa
dengan memberikan
pertanyaan mengenai cuaca 2) Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab. 3) Guru memberikan contoh gambar tentang materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia 4) Siswa mengamati gambar yang diberikan guru
45
b. Elaborasi (30 menit) Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Guru mengajukan pertanyaan mengenai beberapa simbol perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca yang telah diterangkan, kemudian memberi pujian kepada siswa yang bisa menjawabnya. 2) Siswa yang dapat menjelaskan beberapa simbol perkiraan cuaca dan pengaruh cuaca disuruh maju menerangkan kedepan teman – temannya. 3) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, dengan cara berhitung dan setiap kelompok diberi kartu bertuliskan & bergambar 4) Setiap kelompok diberi tugas untuk menggabungkan kartu bertuliskan & bergambar, dan menuliskan pengaruhnya dalam kehidupan sehari – hari di dalam kertas karton 5) Guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok 6) Setelah
mengerjakan
tugasnya,
perwakilan
kelompok
disuruh
mendiskripsikan tugasnya 7) Perwakilan siswa mengungkapkan gagasan dan
pengalamannya
tentang pengaruh cuaca dalam kehidupan sehari – hari 8) Guru mengajak siswa melihat keadaan cuaca dengan mengamati keadaan langit c. Konfirmasi (5 menit) Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa, dan setiap kelompok berebut untuk menjawab quis pertanyaan yang telah diberikan.
46
kelompok yang mendapatkan poin terbanyak akan mendapat apresiasi berupa hadiah. 2) Guru mengulas kembali secara singkat materi yang kurang dipahami siswa mengenai materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia. 3) Guru membagikan lembar soal evaluasi dan siswa mengerjakannya 4. Kegiatan Akhir (5 menit) a. Penutup 1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami 2) Guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia b. Penutup 1)
Guru menanyakan kepada siswa tentang materi apa yang akan dipelajari minggu depan
2)
Guru menutup pelajaran dengan salam
c. Pengamatan Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan strategi PAIKEM. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan di teras mushola.Hasil pengamatan data dapat dilihat dari lembar pengamatan siswa dan hasil perolehan nilai tes tertulis. Dalam tindakan kelas siklus II ini mengamati apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa dari siklus I.
47
d. Refleksi Pada siklus II peneliti menemukan cukup banyak peningkatan dari siklus I, pada mata pelajaran IPA materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia di MI Al-Mustajab Wahyurejo. Peningkatan tersebut meliputi : 1) Sebagian besar siswa memperhatikan pelajaran meskipun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan 2) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran 3) Siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat/gagasan, serta berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru 4) Adanya peningkatan hasil tes tertulis siswa dan hasil pengamatan siswa dalam kegiatan pembelajaran 5) Adanya peningkatan ketuntasan klasikal Berdasarkan peningkatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II diatas, hal – hal yang telah guru perbaiki adalah sebagai berikut : a. Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran b. Guru menasehati siswa supaya percaya diri c. Guru memberikan apresiasi berupa hadiah kepada siswa yang percaya diri dalam mengemukakan pendapat, maju didepan untuk mengerjakan tugas yang diperintah guru serta berani bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar d. Guru menyarankan supaya siswa mengerjakan latihan soal dengan usaha sendiri, tidak mencontek dan bertanya kepada teman. Pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai tes dan lembar pengamatan siswa dalam
48
kegiatan pembelajaran pada pelajaran IPA materi keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia.
49
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Paparan Siklus Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus. Dalam penelitian ini menggunakan lembar pengamatan keaktifan peserta didik dan tes tertulis yang berbentuk lembar kerja siswa untuk mengukur hasil belajar IPA. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: 1. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik a. Siklus I 1) Data Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Tabel 2.1 Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Siklus I No
Nama Siswa
1
AFM
2
AZZ
3
AWN
4
APR
5
BZJ
6
GAW
7
LVP
8
TS
9
SL
10
AHE
Keaktifan bertanya jawab
Keberani an mempres entasikan hasil kerjanya
Keterliba tan dalam kerja kelompok
Percaya diri dalam mengerj akan tes
Table 2.2 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I No
Aspek yang diamati 50
Jumlah
Persen
1
Keaktifan bertanya jawab
2
Keberanian mempresentasikan hasil
siswa 2
tase 20%
3
30%
kerjanya 3
Keterlibatan dalam kerja kelompok
7
70%
4
Percaya diri dalam mengerjakan tes
4
40% 40%
Dari pengamatan/observasi yang dilaksanakan peneliti dapat diketahui, bahwa rata – rata keaktifan peserta didik sudah cukup baik yaitu 40%. Berdasarkan pengamatan dari 10 siswa, ada dua siswa yang aktif dalam bertanya jawab, tiga siswa yang berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, tujuh siswa yang terlibat dalam kerja kelompok, dan empat siswa yang percaya diri dalam mengerjakan tes. 2) Refleksi Kondisi pembelajaran pada siklus I ini sudah menunjukkan pembelajaran yang menyenangkan karena guru sudah cukup kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran. Pemilihan metode dan media pun sudah sesuai dengan kondisi peserta didik dan materi yang telah dibahas. Tetapi dalam pembelajaran ini guru kurang aktif karena hanya sebagai fasilitator saja, akibatnya kurang komunikatif dan peserta didik juga masih ada yang senang bermain sendiri kurang bimbingan dari guru. Mungkin kreatifitas guru harus ditambah lagi supaya peserta didik lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah – masalah yaitu adanya peserta didik yang belum bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi kelas, perasaan takut yang masih ada ketika disuruh 51
maju kedepan mempresentasikan gagasan hasil kerja kelompoknya, kurang percaya diri mengerjakan tes, dan kurangnya motifasi belajar. Dengan adanya masalah – masalah tersebut maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil keaktifan peserta didik pada siklus I. b. Siklus II 1) Data Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Siklus II No
Nama Siswa
Keaktifan bertanya jawab
Keberanian mempresen tasikan hasil kerjanya
Keterliba tan dalam kerja kelompok
Percaya diri dalam mengerja kan tes
1
AFM
2
AZZ
3
AWN
4
APR
5
BZJ
6
GAW
7
LVP
8
TS
9
SL
10
AHE
Table 3.2 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus II No
Aspek yang diamati
1
Keaktifan bertanya jawab
2
Keberanian mempresentasikan
Jumlah siswa 9
Persentase
7
70%
10
100%
90%
hasil kerjanya 3
Keterlibatan dalam kerja kelompok
52
4
Percaya diri dalam mengerjakan
8
80%
tes 85%
Berdasarkan pengamatan/observasi
yang dilaksanakan peneliti
dapat
diketahui, bahwa rata – rata keaktifan peserta didik lebih meningkat karena peserta didik senang dengan suasana pembelajaran yang tidak menegangkan yang dilaksanakan diluar kelas. Rata – rata keaktifan peserta didik meningkat sebesar 45%, yaitu hasil rata-rata pada siklus I dari 40% adanya peningkatan di siklus II menjadi 85%.
2. Hasil Belajar Peserta Didik a. Siklus I 1) Data Hasil Belajar Siklus I Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus I No
Nama
KKM
Nilai
Keterangan
1
AFM
65
67
Tuntas
2
AZZ
65
62
Belum Tuntas
3
AWN
65
73
Tuntas
4
APR
65
57
Belum Tuntas
5
BZJ
65
62
Belum Tuntas
6
GAW
65
75
Tuntas
7
LVP
65
40
Belum Tuntas
8
TS
65
60
Belum Tuntas
9
SL
65
80
Tuntas
53
10
AHE
65
70
Tuntas
Rata – rata kelas
64.6
Persentase ketuntasan
50%
Siswa tidak tuntas
50%
Berdasarkan data diatas pelaksanaan siklus I dapat diperoleh data dari 10 siswa dengan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 5 siswa dan 5 siswa belum tuntas. Adapun siswa yang dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65. Rata – rata yang diperoleh dari data diatas yaitu 64.6. 2) Refleksi Pada hasil siklus I ini masih ada 50% siswa yang belum tuntas dan hanya 50% yang telah tuntas. Berdasarkan pengamatan peneliti pembelajaran yang dilakukan kurang maksimal. Masih ada siswa yang berbicara dan kurang memperhatiakn pelajaran. Tindakan yang harus diberikan oleh guru adalah member motifasi serta mengondisikan siswa lebih baik dalam pengajaran berikutnya. b. Siklus II 1) Data Hasil Belajar Siklus II Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Siklus II No
Nama
KKM
Nilai
Keterangan
1
AFM
65
80
Tuntas
2
AZZ
65
75
Tuntas
3
AWN
65
93
Tuntas
54
4
APR
65
70
Tuntas
5
BZJ
65
72
Tuntas
6
GAW
65
97
Tuntas
7
LVP
65
60
Belum Tuntas
8
TS
65
74
Tuntas
9
SL
65
100
Tuntas
10
AHE
65
87
Tuntas
Rata – rata kelas
80.8
Persentase ketuntasan
90%
Siswa tidak tuntas
10%
Pada siklus II ini sebanyak 90% siswa tuntas, namun masih terdapat 10% siswa yang belum tuntas. Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya secara klasikal jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996:48). Berdasarkan indikator keberhasilan yaitu minimal 85% dari jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM = 65) maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini sudah berhasil karena 90% >85%.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Persiklus Data dibawah ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui 2 siklus, berikut rangkaian data siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
55
Tabel 6. Hasil Keaktifan Siswa Uraian
Siswa aktif bertanya
Keberanian Keterlibatan mempresentasik dalam an hasil kerja kelompok
Percaya diri mengerjakan tes
%
%
%
%
Sikus I
20%
30%
70%
4%
Siklus II
90%
70%
10%
8%
a. Pada siklus I rata – rata keaktifan peserta didik sebanyak 40% b. Pada siklus II rata – rata kekatifan peserta didik sebanyak 85% Dari table diatas menunjukkan adanya peningkatan persentase hasil keaktifan siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik dibawah ini. 12 Keaktifan bertanya jawab
10 8 6
Keberanian mempresentasikan hasil kerja
4
Keterlibatan dalam kelompok kerja
Percaya diri dalam mengerjakan tes
2 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 1. Peningkatan Hasil Keaktifan Peserta didik
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM
56
Uraian
Siswa yang Tuntas
Siswa yang Tidak Tuntas
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Siklus I
5
5%
5
5%
Siklus II
9
90%
1
10%
Dari table diatas menunjukkan adanya peningkatan persentase hasil belajar siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik dibawah ini. 100% 90% 80% 70% 60% 50%
Persentase ketuntasan
40%
Siswa tidak tuntas
30% 20%
10% 0% Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa a. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 50% b. Pada siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 90% Jadi, peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar karena penggunaan strategi PAIKEM. Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan strategi PAIKEM pokok bahasan cuaca dan pengaruhnya bagi manusia telah berhasil meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas III MI Al-Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Tahun Pelajaran2016/2017. Senada dengan penelitian Sartini (2012) bahwa penerapan strategi PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi perkalian dan pembagian pada siswa kelas II MI 57
Ma‟arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012.
58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : Penggunaan strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia pada kelas IIIMI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran2016/2017. Peningkatan persentase hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 40%. Hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 50% dan 5 siswa atau 50% yang belum tuntas dengan rata – rata 64,6. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau 90% dan 1 siswa atau 10% yang belum tuntas dengan rata – rata 80,8. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Siswa a. Memperhatikan nasehat orang tua dan guru sebagai pendidik dan orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangannya b. Memperhatikan penjelasan guru dan tingkatkan daya konsentrasi c. Rajin membaca buku pelajaran supaya mendapat nilai yang bagus d. Tetap tekun dan rajin belajar walaupun tidak diberi rewart oleh orang tua, guru maupun teman sebayanya e. Percaya diri dalam mengerjakan tugas, berani menyampaikan gagasan didepan teman – teman, dan aktif didalam kelas dalam hal yang positif f. Selektif terhadap apa yang diterima dan dilihat, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat 59
2. Guru a. Memberi motivasi agar siswa rajin belajar dan membaca tidak hanya disekolah namun dirumah juga b. Memahami karakteristik peserta didik agar dapat memilih strategi maupun metode yang tepat dalam pembelajaran c. Menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa d. Meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi peserta didik e. Memberikan reward sebagai apresiasi terhadap prestasi yang telah diperoleh siswa untuk lebih memotivasi belajar siswa f. Aktifkanlah perpustakaan yang telah ada, untuk menumbuhkan budaya membaca pada diri siswa
3. Wali Murid a. Memberikan motivasi kepada anak akan pentingnya belajar b. Memperhatikan dan mendampingi anaknya ketika belajar. Jika tidak mampu
mintalah
bantuan
kepada
orang
lain
yang
mampu
menanganinya c. Bertanya dan berkonsultasi kepada guru tentang perkembangan anaknya disekolah d. Memperhatikan kondisi anak baik seragam sekolah, alat tulis dan memberikan bekal/uang saku secukupnya e. Menanyakan perekrjaan rumah (PR) anak sudah dikerjakan atau belum
60
f. Menjaga kondisi anak baik fisik ataupun psikis sehingga mudah menerima pelajaran ketika disekolah g. Menciptakan suasana edukatif dan komunikatif dalam keluarga
61
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Lif khoiru dan Amri, Sofyan. 2011. PAIKEM GEMBROT. Jakarta: Prestasi Pustakarya Arikunto,Suharsimi.1996. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi & Safruddin, 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Asmani, Jamal M. 2011. Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran 7 Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan. Yogjakarta : Diva Press Hartono, Rudi . 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : Diva Press Khistiyono, Irene & Hida, 2015. Esps & Simpe Modern Erlangga Straight Poin Series IPA untuk SD/MI Kelas III. Jakarta : Penerbit Erlangga Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muslich, Mansnur. 2009. Melaksanakana PTK Itu Mudah. Jakarta : PT Bumi Aksara Nurbawani Ratna, Nugroho Arinto, dkk, 2015. Sang Juara IPA Untuk Kelas III Semester Genap. Solo : Usaha Makmur Solo Susanto,Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Kharisma Putra Utama Sutikno, Sobry. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Lombok :
Jakarta : PT
Holistica
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Prenada Media Goup
62
Kencana
63
Lampiran – lampiran
Jenis Kegiatan
Dokumentasi
Keterangan
Pra Siklus Lokasi MI AlMustajab
Para siswa mengerjakan soal dalam kegiatan Pra siklus, guru menyampaikan materi hanya dengan metode ceramah
64
Siklus I
Kerja kelompok mendiskusikan kartu bergambar
Siswa menggolong kan jenis kartu bergambar di papan tulis
65
Perwakilan tiap – tiap kelompok mendiskripsikan kartu bergambar didepan teman – temannya
Siswa mengerjakan soal dalam kegiatan siklus I
66
Siklus II
Siswa mengamati keadaan cuaca
Siswa mengerjakan tugas perkelompok di luar kelas
67
Siswa mempresentasikan hasil tugas didepan teman – temannya
68
Siswa mengerjakan soal siklus II
Foto bersama guru dan siswa kelas III dihalaman lokasi penelitian
69
70
71
72
IDENTITAS SEKOLAH, DAFTAR PERSONALIA DAN MURID MI AL – MUSTAJAB WAHYUREJO KEC. PRINGAPUS KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017
IDENTITAS SEKOLAH Nama Sekolah : MI Al – Mustajab Wahyurejo Alamat Sekolah Jalan : Jln PTPN IX Jatirunggo, Pringapus Kelurahan : Pringapus Kecamatan : Pringapus Kota/Kabupaten
: Semarang
Profinsi Visi
: Jawa Tengah :“Beriman, bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan dan terampil”
Missi
: 1.Memberikan pendidikan optimal 2. Menciptakan kedisiplinan. 3.Mendidik siswa tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan sebagai cermin anak didik islam 4.Menciptakan suasana ilmiah dengan kewajiban membaca setiap hari 5.Membekali siswa dengan keterampilan yang berguna bagi masyarakat
Tujuan
: 1. Dapat membaca Al Qur‟an dengan baik. 2. Sholat lima waktu dengan baik. 3. Melaksanakan hukum-hukum Islam. 4.Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 5. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga pendidikan yang lain.
73
Daftar Personalia MI Al – Mustajab Wahyurejo Kec. Pringapus Kab. Semarang.
No
Nama
NIP
Jabatan
1
Umi Halimah Saadah, M.S.I
198205292005012003
2 3 4 5 6 7
Rohmah Siti Fatimah, S.Pd.I Dani Kristiana, S.Pd
GTY GTY GTY GTY 198306212005012003 GTY
Kepala Sekolah dan guru kelas II Guru Kelas I Guru Kelas III Guru Kelas IV Guru Kelas V Guru Kelas VI Guru Penjaskes
Mutabi’in, S. HI
Ambar Munifah, S.Pd.I Rustam, S.Pd
Berdasarkan table di atas MI Al – Mustajab Wahyureji pada tahun ajaran 2016/2017 memiliki 1 Kepala Sekolah yang merangakap sebagai guru, dan 6 guru
Daftar Siswa MI Al – Mustajab Wahyurejo Kec. Pringapus Kab. Semarang. No
Kelas
1 2 3 4 5 6
I II III IV V VI Jumlah
Jumlah Siswa Pa Pi
Jumlah
14
21
35
9
4
13
8
2
10
2
7
9
8
7
15
8
4
12
49
45
94
Berdasarkan table di atas MI Al – Mustajab Wahyurejo pada tahun ajaran 2016/2017 memiliki siswa sebanyak 94, yang terdiri dari 49 putra dan 45 putri.
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP SIKLUS I )
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Waktu
: : : : :
MI Al – Mustajab Wahyurejo IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) 3 /I Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
B. Standar Kompetensi : 5. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam C. Kompetensi Dasar 5.1 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca D. Indikator Pencapaian : 1.Menjelaskan hubungan keadaan langit dan cuaca 2.Menjelaskan keadaan cuaca 3.Menjelaskan proses terjadinya hujan 4.Menjelaskan macam – macam awan E. Tujuan Pembelajaran 1.Siswa dapat mengetahui bagaimana hubungan keadaan langit dan cuaca 2.Siswa dapat menjelaskan keadaan cuaca yang ada di Indonesia 3.Siswa dapat mengetahui proses terjadinya hujan 4.Siswa dapat menjelaskan macam – macam awan F. Materi Essensial Hubungan Keadaan Langit dan Cuaca Cuaca adalah keadaan udara di suatu daerah tertentu dan terjadi dalam jangka waktu yang terbatas. Iklim adalah keadaan cuaca pada satu wilayah dalam jangka waktu yang lama ( bertahun – tahun ). Keadaan cuaca di suatu tempat belum tentu sama dengan cuaca ditempat lain, misalnya di daerah A turun hujan, ternyata di daerah B matahari bersinar terang. Cuaca sangat dipengaruhi oleh matahari, awan, hujan, angin, dan suhu udara. Keadaan cuaca dapat ditunjukkan dari keadaan langit. 1. Keadaan Cuaca Ada berbagai macam cuaca di bumi, yaitu cuaca cerah, cuaca berawan, cuaca panas, cuaca dingin, dan cuaca hujan. e) Cuaca Cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi terang, tidak berawan. Cahaya matahari bersinar terang dan udara sangat hangat. f) Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit banyak terdapat awan. Awan menghalangi sinar matahari ke bumi, udara tidak begitu panas. g) Cuaca panas adalah cuaca yang menunjukkan sinar matahari bersinar sangat terik dan udara terasa panas. 75
h) Cuaca dingin terjadi bila kelembaban udara, kecepatan angin dan suhu udara rendah pada daerah tersebut. i) Cuaca hujan alaha turunnya titik – titik air hujan dari udara yang mengandung uap air. 2. Proses Terjadinya Hujan d) Cahaya matahari mengakibatkan terjadinya penguapan. Air laut, air sungai, dan air tanah menguap ke langit e) Uap akan mengembun membentuk awan di langit. Hal ini disebabkan udara di langit yang sangat dingin. f) Butiran air yang berkumpul akan membentuk awan. Semakin lama awan bertambah besar, maka akan jatuh sebagai hujan. Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir.
3. Macam – macam Awan Awan merupakan kumpulan air yang terdapat di udara. Keadaan awan dapat menunjukkan keadaan cuaca pada waktu itu. Ada tiga macam awan berdasarkan bentuk dan ketinggiannya : e) Awan sirus berbentuk serabut – serabut halus berwarna putih seperti rambut. Terjadinya awan sirus menunjukkan tanda – tanda cuaca cerah akan berakhir dan pertanda hujan akan turun. f) Awan kumulus berbentuk gumpalan putih dengan bagian – bagian atas menyerupai bunga kol dengan dasar rata. Terjadinya awan kumulus menunjukkan cuaca akan tetap panas dan kering. g) Awan satratus berbentuk lembaran berlapis – lapis, berwarna abu – abu. Awan ini paling dekat dengan permukaan bumi. Awan satratus dapat berubah menjadi kabut dan menyebabkan terjadinya hujan gerimis. G. Metode Ceramah CTL (Contekstual Teaching and Learning) Diskusi Observasi Quis Tanya Jawab Penugasan H. Media Belajar Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III, Erlangga, hal 167 Ilmu Pengetahuan Alam Kelas III Semester Genap, Viva Pakarindo, hal 44 Kartu bergambar, visual Isolasi gunting
76
I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa Pertemuan ke-1 1. Pendahuluan e. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo‟a bersama. (15 f. Guru menanyakan kabar siswa. menit) g. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk. h. Kegiatan apersepsi dengan bernyanyi Tik tik tik bunyi hujan yang berkaitan dengan materi. 2. Kegiatan Inti (45 Eksplorasi menit) Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Guru menggali pemahaman awal siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai cuaca Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab Guru memberikan contoh gambar tentang materi cuaca Siswa mengamati gambar yang diberikan guru Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 9) Guru mengajukan pertanyaan mengenai keadaan langit dan cuaca yang telah diterangkan, kemudian memberi pujian kepada siswa yang bisa menjawabnya. 10) Siswa yang dapat menjelaskan keadaan langit diluar kelas disuruh maju menerangkan kedepan teman – temannya. 11) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, dengan cara berhitung dan setiap kelompok diberi kartu bergambar 12) Siswa diberi tugas untuk mendiskusikan kartu bergambar perkelompok 13) Guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok 14) Setelah mengerjakan tugasnya, perwakilan kelompok disuruh menempelkan kartu bergambar yang cocok dengan materi, di papan tulis 15) Perwakilan kelompok mendiskripsikan kartu bergambar di papan tulis dan membuat kesimpulan tentang cuaca dan guru memberikan umpan balik 16) Guru mengajak siswa melihat keadaan langit dan cuaca diluar kelas Konfirmasi
77
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 4) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa, dan setiap siswa berebut untuk menjawab quis pertanyaan yang telah diberikan. 5) Guru mengulas kembali secara singkat materi yang kurang dipahami siswa mengenai keadaan cuaca, proses terjadinya hujan dan macam – macam awan. 6) Guru membagikan lembar soal evaluasi dan siswa mengerjakannya 3. Penutup 7) Guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi hubungan keadaan (5 langit dan cuaca menit) 8) Guru menutup pelajaran dengan salam 4. Pekerjaan Rumah -
J. Penilaian: 1. Jenis penilaian
: Tertulis
Bentuk
: Pilihan ganda, dan Urain
Instrumen
:
A. Pilihlah jawaban yang tepat di bawah ini ! 1) Cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi terang, tidak berawan adalah cuaca ……. a. Cuaca dingin b. Cuaca berawan c. Cuaca panas d. Cuaca cerah 2) Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan ….. a. Salju b. Banjir c. Kebakaran d. Gunung meletus 3) Uap air akan naik ke angkasa dan berkumpul menjadi …… a. Awan b. Hujan c. Angin d.Debu 4) Langit menjadi gelap, dan bertaburan bintan – bintang ada di waktu …. a. Sore b.Dhuha c. Siang 78
B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
d.Malam 5) Cuaca sangat dipengaruhi oleh ….. a. Bumi b. Matahari, awan, suhu udara c. Bintang d. Planet 6) Macam – macam awan ada ….. macam a. Tiga b. Empat c. Lima d. Enam 7) Berbentuk lembaran berlapis – lapis, berwarna abu – abu adalah ciri – ciri awan ….. a. Awan Sirus b. Awan Kumulus c. Awan Stratus d. Awan berlapis 8) Cahaya matahari akan mengakibatkan penguapan pada proses ….. a. Fotosintesis b. Tsunami c. Banjir d. Terjadinya hujan 9) Adanya sinar matahari yang bersinar sangat terik adalah tanda – tanda cuaca ….. a. Hujan b. Panas c. Dingin d. Cerah 10) Matahari pada pagi hari terbit disebelah ….. a. Barat Daysa b. Utara c. Timur d. Selatan Isilah titik – titik dibawah ini dengan benar ! Cahaya matahari mengakibatkan terjadinya …….. dalam proses terjadinya hujan Awan sirus adalah …….. Butiran air yang berkumpul akan membentuk ……… Matahari tengelam pada sore hari disebelah ……….. Ciri – ciri terjadinya hujan adalah ……… Pengertian dari cuaca adalah …… Cuaca ada …….. macam Adanya awan kumulus adalah pertanda ……. Jenis awan ada …….. macam 79
10. Perbedaan cuaca berawan dengan cuaca hujan adalah ……
Pedoman penilaian Pada pilihan ganda
: Betul x 1 = 10
Pada isian
: Betul x 2 = 20
Nilai
=
x 10 = 100 Tabel Nilai Siswa Siklus I
No.
Nama
Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
2. Jenis penilaian
: Penilaian sikap
Bentuk
: Pengamatan sikap
Instrumen
:
Lembar keaktifan siswa : No
Nama
Aktif
1 2 3 4 5
Rubrik penilaian : Siswa yang aktif mendapat nilai 90 - 100 80
Cukup aktif
Tidak aktif
Siswa yang cukup aktif mendapat nilai 70 - 85 Siswa yang tidak aktif mendapat nilai 50 - 65
Nilai 90 – 100 jika selama proses pembelajaran selalu menyampaikan pendapatnya
Nilai 70 – 85 jika selama proses pembelajaran kadang-kadang menyampaikan pendapatnya
Nilai 50 – 65 jika selama proses pembelajaran siswa tidak aktif atau tidak menyampaikan pendapatnya.
Wahyurejo, 21 Juli 2016 Guru Kelas
Praktikan
Siti Fatimah, S.Pd.I
Miggi Aisyah Safitri NIM. 115-12-014
Mengetahui Kepala Sekolah
Umi Halimah Saadah, S.Pd.I., M.S.I. NIP. 198205292005012003
81
Lampiran Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda 1. D 2. B 3. A 4. D 5. B 6. C 7. A 8. D 9. B 10. C B. Uraian 1. Penguapan 2. Awan sirus adalah awan yang berbentuk serabut – serabut halus berwarna putih seperti rambut, dan menunjukkan akan turun hujan. 3. Membentuk awan 4. Barat 5. Langit tidak cerah dan berkabut 6. Cuaca hujan adalah Turunnya titik – titik air hujan dari udara yang mengandung uap air. 7. Ada 5 macam 8. Cuaca akan tetap panas dan kering 9. Ada 3 macam jenis awan 10. Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa dari langit banyak awan. Cuaca hujan adalah turunnya titik – titik air hujan dari udara yang mengandung uap air.
82
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah
: MI Al – Mustajab Wahyurejo
Nama Guru
: Siti Fatimah S.Pd.I
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Materi
: Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia
Kelas/Semester
: III/1
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Hari/Tanggal
: 21 Juli 2016
Petunjuk Penggunaan : Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai untuk memberikan skor pada aspek – aspek penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun criteria skor adalah 0 = tidak sesuai/tidak tampak; 1 = kurang baik ; 2 = cukup ; 3 = baik ; 4 = sangat baik. NO
Aspek yang dinilai
Skala Penilaian 0
A. Persiapan 1 2 3
4
5 6 7 8 9
Guru mempersiapkan RPP dengan seksama Guru menyesuaikan bahan ajar Guru merumuskan Indikator,dan tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPP Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya Guru memilih sumber belajar Guru memilih metode yang tepat Guru mempersiapkan media pembelajaran Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental
83
1
2
3
4
1 2
3 4 5 6 7
8
1
2
3 4
5
6 7 8 9
B. Pelaksanaan Pembelajaran Ketepatan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepso Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik Kemampuan guru menguasai pelajaran Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah – langkah dan urutan yang logis Petunjuk – petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami Selama proses pembelajaran guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan memuaskan Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaranpada akhir kegiatan C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan strategi PAIKEM selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan tidak membosankan Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetapa berlangsung secara efektif dan efisien Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya, maka guru harus bergerak secara dan menghampiri secara berimbang dan tidak terfokus hanya pada beberapa gelintir siswa saja Guru mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang ada didalam kelas Media pembelajaran didalam pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif Latihan diberikan secara efektif Guru selalu bersikap terbuka dan tidak 84
menganggap negative apabila siswa melakukan kesalahan dalam proses belajarnya D. Karakteristik Pribadi Guru Guru sabar terutama dalam memancing respon siswa Guru berupaya memancing respon siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran Guru bersikap tegas dan jelas Penampilan guru menarik dan tidak membosankan Guru menggunakan bahasa yang baik dan sopan Jumlah Frekuensi
1 2 3 4 5
Catatan : ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… Keterangan skala penilaian : : tidak dilakukan
21 – 30: dilakukan dengan baik
1 – 10 : dilakukan kurang baik
31 – 40: dilakukan sangat baik
0
11 – 20: dilakukan cukup baik Predikat
:
Wahyurejo, 21 Juli 2016 Pengamat
………………….. Siti Fatimah S.Pd.I
85
LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK SIKLUS I
NO
Nama Siswa
Keaktifan bertanya jawab
Keberanian mempresen tasikan hasil kerjanya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
86
Keterlibatan dalam kerja kelompok
Percaya diri dalam mengerjakan tes
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Waktu
: : : : :
MI Al – Mustajab Wahyurejo IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) 3 /I Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
K. Standar Kompetensi : 5. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam L. Kompetensi Dasar 5.2 Mendiskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia M. Indikator Pencapaian : 1.Menjelaskan bagaimana cara memperkirakan keadaan cuaca 2.Menjelaskan beberapa simbol cuaca 3.Menjelaskan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia N. Tujuan Pembelajaran 1.Siswa dapat mengetahui bagaimana cara memperkirakan keadaan cuaca 2.Siswa dapat menjelaskan beberapa simbol cuaca 3.Siswa dapat mengetahui pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia O. Materi Essensial g. Memperkirakan keadaan cuaca Prakiraan cuaca adalah suatu ramalan tentang cuaca. Prakiraan cuaca dapat memberi tahu keadaan cuaca yang akan terjadi. Dengan melihat keadaan langit, kamu dapat memperkirakan keadaan cuaca yang akan terjadi. Prakiraan cuaca yang tepat membantu kalian merencanakan kegiatan. Status cuaca adalah tempat untuk mengumpulkan keterangan mengenai cuaca pada waktu tertentu. Untuk menyatakan keadaan cuaca biasanya menggunakan simbol – simbol cuaca. Simbol – simbol cuaca tersebut berguna untuk melakukan prakiraan atau ramalan cuaca. h. Pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia Dalam suatu daerah, cuaca dapat berubah – ubah dari hari ke hari. Pada daerah lain, cuaca terjadi hampir sama sepanjang waktu. Musim adalah perubahan cuaca dalam waktu satu tahun yang terjadi karena perubahan kemiringan sumbu bumi saat mengelilingi matahari. Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Keadaan cuaca sangat mempengaruhi kegiatan manusia. Berikut beberapa kegiatan manusia yang terpengaruh oleh cuaca dan musim. 5. Pada musim hujan petani menanam padi
87
6. Pada musim kemarau petani memanen padi, petani garam membuat garam, dan pengrajin batu bata tradisional membuat bata 7. Saat cuaca hujan, pendaki gunung dianjurkan tidak mendaki 8. Saat cuaca buruk, pilot dan nahkoda harus menunda penerbangan dan pelayaran Keadaan cuaca juga dapat mempengaruhi pakaian yang dikenakan manusia. 1. Saat cuaca panas, manusia biasanya memakai pakaian yang tipis, misalnya kemeja dan kaus dari bahan katun 2. Saat cuaca dingin, manusia biasanya memakai pakaian yang tebal, misalnya jaket dan sweter 3. Saat cuaca hujan, manusia memakai jas hujan atau payung ketika diluar rumah Selain itu, cuaca dapat pula mempengaruhi selera makan dan minum. Saat cuaca cerah, suhu udara sangat panas. Disaat itu, minuman yang paling tepat adalah minuman dingin. Saat cuaca dingin, makanan dan minuman hangat tepat untuk diantap.
P. Metode Ceramah CTL (Contekstual Teaching and Learning) Diskusi Observasi Quis Tanya Jawab Penugasan Q. Media Belajar Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III, Erlangga, hal 168 Ilmu Pengetahuan Alam Kelas III Semester Genap, Viva Pakarindo, hal 46 Kartu bertulisan gambar, visual karton Spidol lem R. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa Pertemuan ke-1 i. j. k. l.
1. Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo‟a bersama. (15 Guru menanyakan kabar siswa. menit) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk. Kegiatan apersepsi dengan berbaris seperti kereta api sambil bernyanyi, kemudian berjalan menuju teras mushola yang masih satu lingkup dengan 88
halaman sekolah
2. Kegiatan Inti (45 Eksplorasi menit) Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Guru menggali pemahaman awal siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai cuaca Siswa diberikan kesempatan untuk menjawab Guru memberikan contoh gambar tentang materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia Siswa mengamati gambar yang diberikan guru Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 17) Guru mengajukan pertanyaan mengenai beberapa simbol perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca yang telah diterangkan, kemudian memberi pujian kepada siswa yang bisa menjawabnya. 18) Siswa yang dapat menjelaskan beberapa simbol perkiraan cuaca dan pengaruh cuaca disuruh maju menerangkan kedepan teman – temannya. 19) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, dengan cara berhitung dan setiap kelompok diberi kartu bertuliskan & bergambar 20) Setiap kelompok diberi tugas untuk menggabungkan kartu bertuliskan & bergambar, dan menuliskan pengaruhnya dalam kehidupan sehari – hari di dalam kertas karton 21) Guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok 22) Setelah mengerjakan tugasnya, perwakilan kelompok disuruh mendiskripsikan tugasnya 23) Perwakilan siswa mengungkapkan gagasan dan pengalamannya tentang pengaruh cuaca dalam kehidupan sehari – hari 24) Guru mengajak siswa melihat keadaan cuaca dengan mengamati keadaan langit Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 9) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa, dan setiap kelompok berebut untuk menjawab quis pertanyaan yang telah diberikan. kelompok yang mendapatkan poin terbanyak akan mendapat 89
apresiasi berupa hadiah. 10) Guru mengulas kembali secara singkat materi yang kurang dipahami siswa mengenai materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia. 11) Guru membagikan lembar soal evaluasi dan siswa mengerjakannya 3. Kegiatan Akhir a. Penutup (5 12) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya menit) mengenai materi yang belum dipahami 13) Guru dan siswa menarik kesimpulan dari materi perkiraan keadaan cuaca dan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia b. Penutup 14) Guru menanyakan kepada siswa tentang materi apa yang akan dipelajari minggu depan 15) Guru menutup pelajaran dengan salam 4. Pekerjaan Rumah -
S. Penilaian: 3. Jenis penilaian
: Tertulis
Bentuk
: Pilihan ganda, dan Urain
Instrumen
:
B. Pilihlah jawaban yang tepat di bawah ini ! 1. Bagaimana cara memperkirakan keadaan cuaca yang akan terjadi? a. Melihat keadaan bintang b. Melihat keadaan langit c. Melihat keadaan matahari d. Melihat keadaan bulan 2. Ada berapakah simbol – simbol cuaca itu ? a. Lima b. Dua c. Empat d. Tiga 3. Ada berapakah musim di Indonesia ? a. Satu b. Tiga c. Lima d. Dua 4. Jenis tanaman apakah yang ditanam petani pada waktu hujan ? 90
a. Padi b. Rumput c. Kacang – kacangan d. Tomat 5. Pada musim apakah petani garam memanen garam ? a. Hujan b. Semi c. Kemarau d. Salju 6. Pada saat cuaca apakah manusia biasanya memakai pakaian yang tipis ? a. Cuaca Dingin b.Cuaca Panas c. Cuaca Hujan d.Cuaca Berawan 7.Jenis pakaian apakah yang sering dipakai manusia pada saat cuaca dingin ? a. Pakaian Tebal b.Pakaian Tipis c. Pakaian bergaris d.Pakaian Kotak – kotak 8. Pada saat cuaca apakah manusia memakai jas hujan/paying ? a. Cuaca panas b.Cuaca dingin c. Cuaca hujan d.Cuaca berawan 9. Bagaimana suhu udara di daerah pantai ? a. Panas b. Dingin c. Lembab d. Sejuk 10. Bagaimana kondisi manusia pada cuaca dingin ? a. Mudah merasa haus b. Tubuh terasa gerah c. Badan berkeringat d. Sering buang air kecil B. Isilah titik – titik dibawah ini dengan benar ! 1. Kita menggunakan paying pada saat cuaca ……… 2. Indonesia mengalami musim ……….. dan ……….. 3. Saat cuaca buruk, pilot dan nahkoda harus menunda …….. dan …….. 4. Penduduk di daerah pesisir cenderung mengenakan pakaian yang ………. 5. Contoh pakaian yang tebal misalnya ……… dan …….. 6. Petani garam membuat garam pada musim ……… 7. Kemeja dan kaus dari bahan katun digunakan manusia pada cuaca ……… 8. Bencana alam yang sering terjadi pada musim hujan adalah …………. 9. Menjemur ikan pada cuaca …….. 91
10. Suasana panas dan gerah terjadi saat musim ……… Pedoman penilaian Pada pilihan ganda
: Betul x 1 = 10
Pada isian
: Betul x 2 = 20
Nilai
=
x 10 = 100 Tabel Nilai Siswa Siklus
No.
Nama
Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
4. Jenis penilaian
: Penilaian sikap
Bentuk
: Pengamatan sikap
Instrumen
:
Lembar keaktifan siswa : No
Nama
Aktif
1 2 3 4 5
Rubrik penilaian : Siswa yang aktif mendapat nilai 90 - 100 92
Cukup aktif
Tidak aktif
Siswa yang cukup aktif mendapat nilai 70 - 85 Siswa yang tidak aktif mendapat nilai 50 - 65
Nilai 90 – 100 jika selama proses pembelajaran selalu menyampaikan pendapatnya
Nilai 70 – 85 jika selama proses pembelajaran kadang-kadang menyampaikan pendapatnya
Nilai 50 – 65 jika selama proses pembelajaran siswa tidak aktif atau tidak menyampaikan pendapatnya
Wahyurejo, 28 Juli 2016 Guru Kelas
Praktikan
Siti Fatimah, S.Pd.I
Miggi Aisyah Safitri NIM. 115-12-014
Mengetahui Kepala Sekolah
Umi Halimah Saadah, S.Pd.I., M.S.I. NIP. 198205292005012003
93
Lampiran Kunci Jawaban
C. Pilihan Ganda 11. B 12. A 13. D 14. A 15. C 16. B 17. A 18. C 19. B 20. D D. Uraian 1. Hujan 2. Hujan dan kemarau 3. Penerbangan dan pelayaran 4. Tebal 5. Jaket dan sweter 6. Kemarau 7. Panas 8. Banjir 9. Panas 10. Kemarau
94
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah
: MI Al – Mustajab Wahyurejo
Nama Guru
: Siti Fatimah S.Pd.I
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Materi
: Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia
Kelas/Semester
: III/1
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Hari/Tanggal
: 28 Juli 2016
Petunjuk Penggunaan : Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai untuk memberikan skor pada aspek – aspek penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun criteria skor adalah 0 = tidak sesuai/tidak tampak; 1 = kurang baik ; 2 = cukup ; 3 = baik ; 4 = sangat baik. NO
Aspek yang dinilai
Skala Penilaian 0
A. Persiapan 1 2 3
4
5 6 7 8 9
1
Guru mempersiapkan RPP dengan seksama Guru menyesuaikan bahan ajar Guru merumuskan Indikator,dan tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPP Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya Guru memilih sumber belajar Guru memilih metode yang tepat Guru mempersiapkan media pembelajaran Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental B. Pelaksanaan Pembelajaran Ketepatan guru dalam membuka pelajaran 95
1
2
3
4
2
3 4 5 6 7
8
1
2
3 4
5
6 7 8 9
dan melakukan apersepso Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik Kemampuan guru menguasai pelajaran Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah – langkah dan urutan yang logis Petunjuk – petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami Selama proses pembelajaran guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan memuaskan Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaranpada akhir kegiatan C. Metode Pembelajaran/Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan strategi PAIKEM selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan tidak membosankan Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetapa berlangsung secara efektif dan efisien Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya, maka guru harus bergerak secara dan menghampiri secara berimbang dan tidak terfokus hanya pada beberapa gelintir siswa saja Guru mengenali dan mengetahui nama setiap siswa yang ada didalam kelas Media pembelajaran didalam pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif Latihan diberikan secara efektif Guru selalu bersikap terbuka dan tidak menganggap negative apabila siswa melakukan kesalahan dalam proses 96
belajarnya D. Karakteristik Pribadi Guru Guru sabar terutama dalam memancing respon siswa Guru berupaya memancing respon siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran Guru bersikap tegas dan jelas Penampilan guru menarik dan tidak membosankan Guru menggunakan bahasa yang baik dan sopan Jumlah Frekuensi
1 2 3 4 5
Catatan : ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… Keterangan skala penilaian : : tidak dilakukan
21 – 30: dilakukan dengan baik
1 – 10 : dilakukan kurang baik
31 – 40: dilakukan sangat baik
0
11 – 20: dilakukan cukup baik Predikat
:
Wahyurejo, 28 Juli 2016 Pengamat
………………….. Siti Fatimah S.Pd.I
97
LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK SIKLUS II
NO
Nama Siswa
Keaktifan bertanya jawab
Keberanian mempresen tasikan hasil kerjanya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
98
Keterlibatan dalam kerja kelompok
Percaya diri dalam mengerjakan tes
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Miggi Aisyah Safitri
NIM
: 115-12-014
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: PGMI
PA
: Dr. Budiyono Saputro M.Pd
No.
1
Kegiatan
Waktu
Sertifikat OPAK STAIN SALATIGA
5–7
2012 Tema “Progresifitas Kaum Muda,
September
Kunci Oerubahan Indonesia”
2012
Status
Skor
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
2
Peserta
8
Piagam Penghargaan OPAK Jurusan
2
Tarbiyah STAIN Salatiga Tema
8–9
“Mewujudkan Gerak Mahasiswa
September
Tarbiyah Sebagai Tonggak Kebangkitan 2012 Pendidikan Indonesia” Sertifikasi Orientasi Dasar Keislaman 3
10
(ODK) Tema “Membangun Karakter
September
Bertaraf Internasional Di Era
2012
Globalisasi Bahasa”
4
5
6
7
Piagam Penghargaan Seminar Entrepreneurship dan Perkoperasian 2012 Tema “Explore Your Entrepreneurship Talent”
11
Sertifikat Achicvment Motivation
12
Training Tema “Dengan AMT, Bangun
September
Karakter Raih Prestasi”
2012
Sertifikat UPT Perpustakaan STAIN
13
Salatiga “Library User Education
September
(Pendidikan Pemakai Perpustakaan)”
2012
Sertifikat Seminar Nasional LPM
29
September 2012
99
Dinamika Tema “Urgensi Media Dalam
September
Pergulatan Politik”
2012
Basic Training (LK1) Himpunan 8
Mahasiswa Islam (HMI) dengan tema
25 Oktober
“Membangun Kader Sebagai
2012
Peserta
2
Peserta
2
Panitia
3
Peserta
6
Peserta
6
Peserta
8
Panitia
3
Panitia
3
Panitia
3
Manifestasi Iman, Ilmu dan Amal” Sertifikat Seminar Pra Youth 9
Leadership Training Tema “Surat Cinta Pembasmi Galau”
10
7 – 13
IV
Januari 2013 13 Maret
“HIV/AIDS bukan Kutukan dari
2013
Tuhan” 12
13
2012
Piagam Penghargaan Panitia DIKSAR
Seminar Nasional dengan Tema 11
3 Oktober
Seminar Nasional “Ahlussunnah Waljamaah dalam Perspektif dalam Indonesia” Sertifikat Seminar Nasional
26 Maret 2013
Entrepreneurship Tema “Menumbuhkan 27 Mei 2013 Jiwa Entrepreneur Generasi Muda”
14
Piagam Penghargaan Panitia SSC CUP III
9 – 10 November 2013 30 November
15
Piagam Penghargaan Panitia LPJ dan
–1
MUBES
Desember 2013
Piagam Penghargaan Panitia
17 – 26
DIKLATSAR V
Januari 2014
17
Surat Keputusan Kepala Unit Pembinaan Kemahasiswaan (UPK) STAIN Salatiga tentang Pengangkatan Pengurus STAIN Sport Club (SSC) STAIN Salatiga Masa Bakti 2014
31 Januari 2014
Pengurus
4
18
Piagam Penghargaan PORS VI SSC
24 – 25 Maret 2014
Panitia
3
16
100
19
Seminar Nasional dengan Tema “Peran
25
Mahasiswa dalam Mengawal Masa
September
Depan Indonesia Pasca Pilpres 2014”
2014
20
Piagam Penghargaan Panitia SSC CUP IV
21
Piagam Penghargaan Panitia SSC CLUP
23
Setifikat Seminar Nasional Tema “Pendidikan Karakter Untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan” Ngaji Akbar Jurnalistik & Seminar Nasional
24
SKK Guru MI Gondoriyo
22
Peserta
6
Panitia
3
Panitia
3
17 November 2015
Peserta
8
6, 10 dan 26 Juni 2016
Peserta
8
Sejak 1 Juli 2016
Guru
8
9 – 10 November 2014 6–7 Desember 2014
Jumlah
101
Salatiga, 2 September 2016 Mengetahui, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag NIP. 19700510 199803 1 003
101