UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK PERIODE 08 JULI – 30 AGUSTUS 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
RISKA EKA YUDA, S.Farm 1206330040
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JANUARI 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK PERIODE 08 JULI – 31 AGUSTUS 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JANUARI 2014 ii
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
iv
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Angkatan LXXVII Universitas Indonesia, yang diselenggarakan pada tanggal 08 Juli – 31 Agustus 2013 di Rumah Sakit Marinir Cilandak. Kegiatan PKPA dan penyusunan laporan PKPA merupakan bagian dari kegiatan perkuliahan program pendidikan profesi apoteker dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa. Setelah mengikuti kegiatan PKPA, diharapkan apoteker yang lulus nantinya dapat mengaplikasikan
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
dimiliki
kepada
masyarakat pada saat masuk dunia kerja. Kegiatan PKPA dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt. Selaku Dekan di Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. 2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS, Apt., selaku Pejabat Sementara Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013. 3. Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. 4. Kolonel Laut dr. Arie Zakaria, SpOT, FICS selaku Komandan Rumah Sakit Marinir Cilandak, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Marinir Cilandak. 5. Letnan Kolonel Laut (K) Drs. Agusman, MM., Apt., selaku Kepala Departemen Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak. 6. Mayor Laut Mayannaria Simarmata, M.Farm., Apt., selaku Pembimbing I di Rumah Sakit Marinir Cilandak, atas bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker. v
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
7. Prof. Dr. Maksum Radji, M.Biomed., Apt selaku Pembimbing II di Rumah Sakit Marinir Cilandak, atas bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker. 8. Seluruh staf Departemen Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak. 9. Seluruh staf Rumah Sakit Marinir Cilandak. 10. Seluruh dosen, tata usaha dan karyawan di Program Apoteker Fakultas Farmasi UI atas segala ilmu pengetahuan dan didikannya selama ini. 11. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis. 12. Semua teman-teman Apoteker Universitas Indonesia angkatan 77 serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis selama Praktek Kerja Profesi Apoteker. 13. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang penulis peroleh selama menjalani Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang membutuhkan.
Depok, Januari 2014 Penulis
vi
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Riska Eka Yuda, S. Farm : Farmasi : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan Periode 08 Juli – 30 Agustus 2013
Tenaga kefarmasian merupakan salah satu dari tenaga kesehatan yang berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien di rumah sakit. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit, diatur dan dikelola oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan merupakan pelayanan utama di rumah sakit, karena hampir seluruh pelayanan yang diberikan pada penderita dirumah sakit berkaitan dengan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Keberadaan pelayanan farmasi yang baik akan berpengaruh pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan, penurunan biaya kesehatan, dan peningkatan prilaku rasional dari seluruh tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien dan masyarakat lain. Tenaga kefarmasian di rumah sakit memiliki fungsi untuk mengelola perbekalan farmasi dan melakukan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan pada 08 Juli – 30 Agustus 2013 di Rumah Sakit Marinir Cilandak guna memberikan perbekalan bagi para calon Apoteker untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama masa kuliah secara praktis dan langsung kepada pasien di Rumah Sakit. Kegiatan PKPA tersebut memberikan pengetahuan langsung mengenai peran dan fungsi Apoteker dalam pelayanan kefarmasian dan pengelolaan Obat di rumah Sakit.
Kata Kunci
: Praktek Kerja Profesi Apoteker, Rumah Sakit Marinir Cilandak, Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Tugas Umum : xiii+83 halaman ; 30 lampiran Tugas Khusus : iv+62 halaman ; 2 lampiran Daftar Acuan Tugas Umum : 9 (2004 - 2010) Daftar Acuan Tugas Khusus : 6 (2004 - 2012)
viii
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
ABSTRACT
Name Study Program Title
: Riska Eka Yuda, S. Farm : Pharmacy : Report of Pharmacist Internship Program at Marinir Cilandak Hospital Period Of July 8 to August 30, 2013
Pharmacy personnel is one of the health professionals who play a role in providing health care to patients in the hospital. Pharmacy services in hospitals, organized and managed by the Hospital Pharmacy (IFRS) and is the main service at the hospital, because almost all of the services provided to patients in the hospital related to the supply of pharmaceutical and medical supplies. The existence of a good pharmaceutical care will affect health care quality improvement, reduction in health care costs, and an increase in the rational behavior of all health professionals, patients, patients' families and other communities. Hospital pharmacy personnel have the functionality to manage pharmaceuticals and pharmacy services in the conduct of drug use and tool of healty. Work Practice Pharmacist (PKPA) performed on July 8 to August 30, 2013 in the Marinir Cilandak Hospital to provide supplies for prospective pharmacists to apply the knowledge they have learned during the course in a practical and direct to patients in the hospital. The Work Practice Pharmacist activities provide direct knowledge of the role and functions of pharmacists in pharmacy services and drug management in hospital. Key Words
: Pharmacist Internship Program, Marinir Hospital, Instalation of Hospital Pharmacy. General Assignment : xiii+83 pages ; 30 appendixes Specific Assignment : iv+62 pages ; 2 appendixes Bibliography of General Assignment : 9 (2004-2010) Bibliography of Specific Assignment : 6 (2004 - 2012)
ix
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Cilandak
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... HALAMAN JUDUL ....................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. KATA PENGANTAR .................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................................................................................................... ABSTRAK ....................................................................................................... ABSTRACT ..................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
i ii iii iv v vii viii ix x xii xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................ 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 2.1 Rumah Sakit ...................................................................................... 2.1.1 Definisi Rumah Sakit ............................................................ 2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ............................................ 2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit ....................................................... 2.1.4 Fasilitas dan Peralatan Rumah Sakit ..................................... 2.1.5 Penilaian Kinerja Rumah Sakit.............................................. 2.1.6 Struktur Organisasi Rumah Sakit .......................................... 2.1.7 Ketenagaan RumahSakit........................................................ 2.1.8 Panitia Farmasi dan Terapi ................................................... 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit .......................................................... 2.2.1 Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit ............................... 2.2.2 Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit ................................. 2.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit...... 2.2.4 Staf dan Pimpinan Instalasi Farmasi Rumah Sakit ................
4 4 4 4 5 7 10 11 11 11 14 14 15 16 17
BAB 3 TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK ...... 3.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Sakit Marinir Cilandak ............. 3.2 Tujuan, Visi, Misi, Motto dan Tugas Pokok RS Marinir Cilandak ... 3.2.1 Tujuan .................................................................................... 3.2.2 Visi......................................................................................... 3.2.3 Misi ....................................................................................... 3.2.4 Motto .................................................................................... 3.2.5 Tugas Pokok ......................................................................... 3.3 Struktur Organisasi RS. Marinir Cilandak ........................................ 3.4 Tenaga Profesional RS Marinir Cilandak .......................................... 3.5 Instalasi Rawat Jalan ........................................................................
19 19 21 21 21 21 22 22 22 22 23
x
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
3.6 Instalasi Rawat Inap .......................................................................... 3.7 Fasilitas Penunjang ............................................................................ 3.8 Rekan Medis ..................................................................................... 3.9 Formularium ...................................................................................... 3.10 Unit Sterilisasi (Sterilization Unit) ................................................. 3.11 Pengolahan Limbah RSMC ...........................................................
23 24 24 25 25 26
BAB 4 TINJAUAN KHUSUS DEPARTEMEN FARMASI RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK .................................................................................... 28 4.1 Struktur Organisasi Departemen Farmasi RSMarinir Cilandak ........ 28 4.2 Fungsi dan Tugas Pokok Departemen Farmasi ................................ 31 4.2.1 Fungsi .................................................................................... 31 4.2.2 TugasPokok ........................................................................... 31 4.3 Uraian Tugas Departemen Farmasi .................................................. 31 4.4 Gudang Farmasi ................................................................................ 33 4.4.1 Jam Kerja ............................................................................... 33 4.4.2 Personalia............................................................................... 34 4.4.3 Kegiatan Gudang Farmasi .................................................... 34 4.5 Apotek Dinas .................................................................................... 36 4.5.1 Jam Kerja .............................................................................. 37 4.5.2 Personalia............................................................................... 37 4.5.3 Jenis Pelayanan ..................................................................... 37 4.5.4 Pengadaan Obat .................................................................... 38 4.5.5 Penyimpanan ........................................................................ 38 4.5.6 Pelayanan Farmasi ................................................................. 38 4.6 Apotek Pelayanan Masyarakat Umum (Yanmasum) ....................... 39 4.6.1 Jam Kerja .............................................................................. 39 4.6.2 Personalia............................................................................... 39 4.6.3 Jenis Pelayanan ..................................................................... 39 4.6.4 Pengadaan Obat .................................................................... 40 4.6.5 Penyimpanan ........................................................................ 40 4.6.6 Pelayanan Farmasi ................................................................ 40 4.7 Apotek ASKES ................................................................................. 41 4.7.1 Jam Kerja .............................................................................. 41 4.7.2 Personalia............................................................................... 41 4.7.3 Jenis Pelayanan ..................................................................... 41 4.7.4 Pengadaan Obat .................................................................... 41 4.7.5 Penyimpanan ........................................................................ 42 4.7.6 Pelayanan Farmasi ................................................................. 42 BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................... 43 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 50 6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 50 6.2 Saran ................................................................................................. 50 DAFTAR ACUAN............................................................................................... 52 xi
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
xii
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Marinir Cilandak............................ 54 Lampiran 2. Struktur Organisasi Departemen Farmasi RSMC ............................... 55 Lampiran 3. Tim Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Marinir Cilandak ........ 56 Lampiran 4 .Alur Pasien Rawat Jalan di Apotek Dinas RSMC............................... 57 Lampiran 5. Alur Resep Pasien Rawat Inap di Apotek Dinas dan Yanmasum RSMC .................................................................................................. 58 Lampiran 6. Alur Resep Pasien Individu di Apotek Yanmasum RSMC ................. 59 Lampiran 7.Alur Resep Pasien Rawat Jalan dan Inap di ApotekASKES RSMC.................................................................................................. 60 Lampiran 8. Formulir Lembaran Konseling Obat.................................................... 61 Lampiran 9. Formulir Kartu Catatan Obat Pasien Rawat Inap ................................ 62 Lampiran 10. Surat Pesanan Obat Apotik Dinas, Yanmasum, ASKES ke PBF .................................................................................................... 63 Lampiran 11. Surat Pesanan Narkotika .................................................................... 64 Lampiran 12. Surat Pesanan Psikotropika ............................................................... 65 Lampiran 13. Berita Acara Pemusnahan Obat ......................................................... 66 Lampiran 14. Alur Proses Dukungan MatKes dari LAFIAL .................................. 67 Lampiran 15. Surat Permintaan Dukungan MatKes dari LAFIAL ......................... 68 Lampiran 16. Bukti Surat Pengeluaran Material Kesehatan dari DISKESAL ........ 69 Lampiran 17. Bukti Surat Penerimaan Material Kesehatan ..................................... 70 Lampiran 18. Laporan Hasil Pengujian Limbah ...................................................... 71 Lampiran 19. Alur Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSMC ............................ 72 Lampiran 20. Alur Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSMC ............................. 73 Lampiran 21. Flow chart Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Pasien ASKES pada Kunjungan Pertama ........................................................................... 74 Lampiran22. Flow chart Rawat Inap Tingkat Lanjutan Pasien ASKES pada Rawat Inap Pertama ........................................................................... 75 Lampiran 23. Formulir Pendaftaran Pasien Baru ..................................................... 76 Lampiran 24. Kartu Stok Perbekalan Kesehatan ..................................................... 77 Lampiran 25. Lembar Resep Apotek Dinas ............................................................. 78 Lampiran 26. Salinan Resep Apotek Yanmasum .................................................... 79 Lampiran 27. Salinan Resep Apotek ASKES ......................................................... 80 Lampiran 28. Alur Pasien Rawat Jalan di RSMC ................................................... 81 Lampiran 29. Alur Pasien Rawat Inap di RSMC .................................................... 82 Lampiran 30. Alur Pasien Gawat Darurat di RSMC ............................................... 83
xiii
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang dapat diartikan sebagai
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Presiden Republik Indonesia, 2009). Oleh karena itu, setiap manusia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai dengan kebutuhan. Pelayanan kesehatan yang paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi pendekatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan (preventif),
penyembuhan
(rehabilitatif),
yang
penyakit
dilaksanakan
(kuratif), secara
dan
pemulihan
terpadu,
kesehatan
menyeluruh
dan
berkesinambungan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Mengingat pentingnya kesehatan, maka Pemerintah Republik Indonesia memasukkan kesehatan sebagai salah satu prioritas dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan untuk meningkatkan angka harapan hidup pada tahun 2015 (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014). Sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna salah satunya adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya. Fungsi utama Rumah Sakit yakni menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif bagi pasien. Rumah sakit dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatannya, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat (Presiden Republik Indonesia, 2009).
1
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
2
Dalam rangka melakukan upaya kesehatan tersebut, rumah sakit perlu didukung oleh semua bagian yang ada di dalamnya termasuk tenaga kesehatan. Tenaga kefarmasian merupakan salah satu dari tenaga kesehatan yang berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien di rumah sakit. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit, diatur dan dikelola oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan merupakan pelayanan utama di rumah sakit, karena hampir seluruh pelayanan yang diberikan pada penderita dirumah sakit berkaitan dengan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Keberadaan pelayanan farmasi yang baik akan berpengaruh pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan, penurunan biaya kesehatan, dan peningkatan prilaku rasional dari seluruh tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien dan masyarakat lain. Tenaga kefarmasian di rumah sakit memiliki fungsi untuk mengelola perbekalan farmasi dan melakukan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Apoteker mempunyai peranan yang penting dalam IFRS. Apoteker yang memiliki pengalaman minimal dua tahun di bagian farmasi rumah sakit dapat dipilih sebagai kepala IFRS. Apoteker sebagai kepala instalasi farmasi rumah sakit harus mampu menerapkan manajemen yang baik untuk mengelola ketersediaan dan kesinambungan perbekalan dan pelayanan farmasi tersebut (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Peran apoteker lainnya dalam farmasi rumah sakit adalah memberikan solusi dari masalah obat yang digunakan untuk diberikan kepada tim medis yang telah melakukan diagnosis yang tepat. Oleh karena itu, apoteker diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian. Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya, maka Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UI bekerja sama dengan RS Marinir Cilandak menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 8 Juli – 30 Agustus 2013. Melalui kegiatan PKPA ini mahasiswa calon apoteker diharapkan memiliki bekal pengetahuan tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit sehingga dapat mengabdikan diri sebagai apoteker yang profesional dan handal di masa yang akan datang. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
3
1.2
Tujuan Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Marinir Cilandak adalah: 1. Mengetahui struktur organisasi, tugas, peran dan fungsi manajemen Rumah Sakit Marinir Cilandak dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat. 2. Mengetahui dan memahami tugas, peranan, fungsi, serta tanggung jawab apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak. 3. Mengetahui permasalahan atau kendala yang terjadi dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Marinir Cilandak serta ikut mencari alternatif solusi yang tepat.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Rumah Sakit
2.1.1
Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan instalasi gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Sedangkan menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit 2.1.2.1 Tugas Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009).
2.1.2.2 Fungsi Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai fungsi: a.
Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c.
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
4
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
5
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe kepemilikan, tipe pelayanan, lama tinggal, fasilitas pelayanan dan kapasitas tempat tidur, afiliasi pendidikan dan status akreditasi(Siregar Charles, 2003): 2.1.3.1 Kepemilikan Rumah sakit berdasarkan kepemilikannya dapat digolongkan menjadi: a. Rumah sakit pemerintah Rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dan diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Kementrian Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rumah sakit ini umumnya bersifat nonprofit, tidak mencari keutungan semata. Sebagai contoh: Rumah Sakit Umum Pemerintah, Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL), Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD), Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU), Rumah Sakit Polisi Republik Indonesia (RS POLRI). b. Rumah sakit non pemerintah (swasta) Rumah
sakit
swasta,
adalah
rumah
sakit
yang
dimiliki
dan
diselenggarakan oleh yayasan, organisasi keagamaan, atau oleh badan hukum lain dan dapat juga bekerja sama dengan institusi pendidikan. a) Rumah sakit swasta berdasarkan tujuan : 1) Rumah sakit profit Rumah sakit tipe ini yaitu, rumah sakit yang dimiliki dan dikelola oleh yayasan atau badan yang bukan milik pemerintah, dengan tujuan mencari keuntungan. 2) Rumah sakit non profit Rumah sakit tipe ini yaitu, rumah sakit yang biasanya dimiliki oleh organisasi atau yayasan keagamaan, kekeluargaan, dan tidak mencari keuntungan. b) Rumah sakit swasta berdasarkan pelayanan : 1) Rumah sakit swasta pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
6
2) Rumah sakit swasta madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C. 3) Rumah sakit swasta utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B.
2.1.3.2 Jenis Pelayanan Berdasarkan jenis pelayanaan yang diberikan, rumah sakit dapat digolongkan menjadi: 1) Rumah sakit umum Pelayanaan kesehatan yang diberikan rumah sakit umumbersifat dasar, spesialitik, dan sub spesialitik. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagi kondisi medik, ibu hamil dan lain sebagainya. 2) Rumah sakit khusus Rumah sakit khusus, adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan khusus bagi penderita dengan spesialisasi dan pelayanan sub spesialis khusus, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit paru-paru, rumah sakit mata, rumah sakit kanker, rumah sakit jantung.
2.1.3.3 Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur Berdasarkan kapasitas tempat tidurnya, rumah sakit pemerintah dibagi menjadi lima kelas, yaitu : 1) Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas A RSU Kelas A adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialistik Dasar, 5 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 Pelayanan Medik Spesialis Lain, dan 13 Pelayanan Medik Sub Spesialis, serta memiliki kapasitas tempat tidur minimal 400 buah.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
7
2) Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas B RSU Kelas B adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayanan Medik Spesialis dasar, 4 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan 2 Pelayanan Medik Subspesialis Dasar, serta memiliki kapasitas tempat tidur minimal 200 buah. 3) Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas C RSU Kelas C adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 Spesialis Dasar dan 4 Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, serta memilki kapasitas tempat tidur minimal 100 buah. 4) Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas D RSU Kelas D adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 2 Pelayanan Medik Spesialis Dasar serta memiliki kapasitas tempat tidur minimal 50 buah.
2.1.4 Fasilitas dan Peralatan Rumah Sakit (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004) 2.1.4.1 Bangunan Fasilitas bangunan, ruangan, dan peralatan harus memenuhi ketentuan dan perundang-undangan kefarmasian yang berlaku, yaitu : a. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit. b. Terpenuhinya luas yang cukup untuk penyelenggaraan asuhan kefarmasian di rumah sakit. c. Dipisahkannya antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajemen, pelayanan langsung pada pasien, dispensing, serta ada penanganan limbah. d. Dipisahkannya juga antara jalur steril, bersih, dan daerah abu-abu, bebas kontaminasi. e. Persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan, dan keamanan binatang pengerat. f. Fasilitas peralatan memenuhi pesyaratan yang ditetapkan terutama untuk perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril, maupun cair untuk obat luar atau dalam. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
8
2.1.4.2 Pembagian Ruangan a. Ruang Kantor -
Ruang pimpinan
-
Ruang staf
-
Ruang kerja/administrasi
-
Ruang pertemuan
b. Ruang Produksi Lingkungan kerja ruang produksi harus rapih, tertib, dan efisien untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi sediaan dan dipisahkan antara : -
Ruang produksi sediaan non steril
-
Ruang produksi sediaan steril
c. Ruang Penyimpanan Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperatur, sinar/cahaya, kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas yang terdiri dari : -
Kondisi umum untuk ruangan penyimpanan obat jadi, obat produksi, bahan baku obat, alat kesehatan, dll.
-
Kondisi khusus untuk ruang penyimpanan obat termolabil, alat kesehatan dengan suhu rendah, obat mudah terbakar, obat/bahan obat berbahaya, dan barang karantina.
d. Ruang Distribusi/Pelayanan Ruang distribusi yang cukup untuk seluruh kegiatan farmasi rumah sakit : -
Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan (apotek)
-
Ada
ruang
khusus/terpisah
dari
ruang
penerimaan
barang
dan
penyimpanan barang -
Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap (satelit farmasi)
-
Ruang distribusi untuk melayani kebutuhan ruangan
-
Ada ruang khusus/terpisah dari ruang penerimaan
barang dan
penyimpanan barang -
Dilengkapi kereta dorong trolley
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
9
e. Ruang Konsultasi Sebaiknya ada ruang khusus untuk apoteker memberikan konsultasi pada pasien dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien.Ruang konsultasi ini untuk pelayanan rawat jalan (apotek) dan pelayanan rawat inap. f. Ruang Informasi Obat Sebaiknya tersedia ruangan sumber informasi dan teknologi komunikasi dan penanganan informasi yang memadai untuk mempermudah pelayanan informasi obat. Luas ruang yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi obat tergantung dari jumlah tempat tidur yang dimiliki oleh rumah sakit, yaitu : -
-
200 tempat tidur
: 20 m2
-
-
400-600 tempat tidur
: 40 m2
-
-
1300 tempat tidur
: 70 m2
g. Ruang Arsip Dokumen Harus ada ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyiapkan dokumen dalam rangka menjamin agar penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik. h. Peralatan Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril, maupun cair untuk obat luar atau dalam. Fasilitas peralatan harus dijamin sensitif pada pengukuran dan memenuhi persyaratan, penaraan, dan kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap tahun. Peralatan minimal yang harus tersedia : -
Peralatan untuk penyimpanan, peracikan, dan pembuataan obat baik non steril maupun aseptik
-
Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip
-
Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan informasi obat
-
Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika
-
Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil
-
Penerangan, sarana air, ventilasi, dan sistem pembuangan limbah yang baik
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
10
2.1.5
Penilaian Kinerja Rumah Sakit Salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja rumah sakit
adalah melalui penilaian efisiensi pengelolahan rumah sakit yang menetapkan 4 (empat) parameter dasar dalam perhitungan, yaitu : 1.
Bed Occupancy Rate (BOR) Indikator ini digunakan untuk menghitung berapa banyak tempat tidur di Rumah Sakit yang digunakan pasien dalam satu periode. Nilai ideal BOR menurut Depkes (2001) adalah antara 70%-85%. Rumus : BOR =
Jumlah hari perawatan rumah sakit x 100%
(Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode) 2.
Turn Over Interval (TOI) Indikator ini digunakan untuk menghitung waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong. Idealnya adalah 2 sampai 3 hari. Rumus : TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode)-Hari perawatan) Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
3.
Length of Stay (LOS) Indikator ini digunakan untuk menghitung lama hari perawatan bagi 1 (satu) pasien selama 1 (satu) tahun. Idealnya adalah 6 sampai 9 hari. Rumus : LOS =
Jumlah hari perawatan pasien rawat inap (hidup+mati) Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
4.
Bed Turn Over (BTO) Indikator ini digunakan untuk menghitung berapa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam satu tahun. Idealnya adalah 40 sampai 50 kali. Data-data pengunjung yang harus dilengkapi dalam perhitungan tingkat efisiensi tersebut adalah : -
Rata-rata jumlah tempat tidur per tahun
-
Jumlah hari perawatan pasien selama 1 (satu) tahun
-
Jumlah pasien keluar rawat inap dalam keadaan hidup dan meninggal selama 1 (satu) tahun.
Rumus : BTO =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) Jumlah tempat tidur
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
11
2.1.6 Struktur Organisasi Rumah Sakit Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas kepala atau direktur rumah sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksa internal, serta administrasi umum dan keuangan (Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, 2009).
2.1.7
Ketenagaan Rumah Sakit Tenaga kesehatan di rumah sakit terdiri dari (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009):
a.
Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.
b.
Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
c.
Tenaga kefarmasian meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker).
d.
Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entemolog kesehatan, mikrobiolog, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan, sanitarian.
e.
Tenaga gizi meliputi nutrition, dietician.
f.
Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis, terapis wicara.
g.
Tenaga keteknisian medis : radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedia, analis kesehatan, dokter mata, tehnik transfusi, perekam medis.
2.1.8 Panitia Farmasi dan Terapi 2.1.8.1 Definisi Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) merupakan badan penghubung antara staf medis dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit
dan
apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya. Selain itu juga membuat kebijaksanaan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penilaian dan pemilihan obat dirumahsakit agar didapat penggunaan yang Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
12
rasional (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). PFT dipimpin oleh seorang dokter, sedangkan Apoteker dari Instalasi Farmasi sebagai sekretaris. Tugas utama panitia ini adalah menyeleksi obat yang memenuhi standar kualitas terapi obat yang efektif, mengevaluasi data klinis obat baru atau bahan yang diusulkan untuk dipakai di rumah sakit, mencegah duplikasi pengadaan obat, menganjurkan penambahan-penambahan dan penghapusan obat dari formularium rumah sakit dan mempelajari reaksi obat yang tidak diinginkan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
2.1.8.2 Tujuan Adapun tujuan dari Panitia Farmasi dan Terapi adalah sebagai berikut: a.
Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan dan penggunaan obat secara rasional serta evaluasinya.
b.
Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
c.
Meningkatkan efektivitas, keamanan, dan nilai ekonomis dari penggunaan obat di rumah sakit.
2.1.8.3 Struktur Organisasi dan Kegiatan Susunan kepanitian PFT serta kegiatan yang dilakukan bagi setiap rumah sakit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakit setempat. Ketentuan umum bagi PFT di antaranya : a.
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang yaitu dokter, apoteker dan perawat. Untuk rumah sakit yang besar tenaga dokter bisa melebihi 3 orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang ada.
b.
Ketua PFT dipilih dari dokter yang ada dalam kepanitiaan dan jika rumah sakit
tersebut
mempunyai
ahli
farmakologi
klinik,
maka
farmakolog yang dipilih sebagai ketua. Sekretaris adalah apoteker dari instalasi farmasi atau apoteker yang ditunjuk. c.
PFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 bulan sekali Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
13
dan untuk rumah sakit yang besar diadakan sebulan sekali. Rapat PFT dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun luar rumah sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan PFT. d.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT diatur oleh sekretaris, termasuk persiapan dan hasil-hasil rapat.
e.
Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam rumah sakit yang sasarannya berhubungan dengan penggunaan obat.
2.1.8.4 Fungsi dan Ruang Lingkup PFT a.
Mengembangkan
formularium
di
rumah
sakit
dan
merevisinya.
Pemilihan obat untuk dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama. b.
Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.
c.
Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit yang termasuk dalam kategori khusus.
d.
Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
e.
Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji rekam medik dan dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat secara rasional.
f.
Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
g.
Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat melalui media berkomunikasi.
2.1.8.5 Peran dan Tugas Apoteker dalam PFT Peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
14
di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini. Tugas apoteker dalam PFT adalah sebagai berikut: a.
Menjadi sekretaris PFT
b.
Menetapkan jadwal pertemuan
c.
Mengajukan acara yang akan dibahas dalam pertemuan
d.
Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam pertemuan khususnya tentang obat
e.
Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan pada pimpinan rumah sakit
f.
Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada seluruh pihak yang terkait
g.
Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan
h.
Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman penggunaan antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain
i.
Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan PFT
j.
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
k.
Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat
l.
Melaksanakan
umpan
balik
hasil
pengkajian
pengelolaan
dan
penggunaan obat pada pihak terkait
2.2
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
2.2.1 Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit di suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional. IFRS juga merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu, pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit, serta pelayanan farmasi Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
15
klinik yang mencakup layanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.
2.2.2 Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit 1. Manajemen a.
Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien.
b.
Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan.
c.
Menjaga dan meningkatkan mutu kemampuan tenaga kesehatan Farmasi dan staf melalui pendidikan.
d.
Mewujudkan sistem informasi manajemen tepat guna, mudah dievaluasi dan berdaya guna untuk pengembangan.
e.
Pengendalian mutu sebagai dasar setiap langkah pelayanan untuk peningkatan mutu pelayanan.
2. Farmasi Klinik a.
Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk pencegahan dan rehabilitasinya.
b.
Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan obat baik potensial maupun kenyataan.
c.
Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui kerja sama pasien dan tenaga kesehatan lain.
d.
Merancang, menerapkan dan memonitor penggunaan obat untuk menyelasaikan masalah yamg berhubungan dengan obat.
e.
Menjadi pusat informasi obat bagi pasien, keluarga dan masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit.
f.
Melaksanakan konseling obat pada pasien, keluarga dan masyarakat serta tenaga kesehatan rumah sakit.
g.
Melakukan pengkajian obat secara prospektif maupun reprospektif.
h.
Melakukan pelayanan Total Parenteral Nutrition.
i.
Memonitor kadar obat dalam darah.
j.
Melayani konsultasi keracunan.
k.
Bekerja sama dengan tenaga kesehatan terkait dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi pengobatan. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
16
2.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit 2.2.3.1 Tugas Pokok IFRS Tugas Pokok : 1.
Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
2.
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
3.
Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
4.
Memberi
pelayanan
bermutu
melalui
analisa,
dan
evaluasi
untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi. 5.
Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
6.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
7.
Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
8.
Memfasilitasi
dan
mendorong tersusunnya
standar
pengobatan
dan
formularium Rumah Sakit.
2.2.3.2 Fungsi IFRS a.
Pengelolaan Perbekalan Farmasi 1.
Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
2.
Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
3.
Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
4.
Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
5.
Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
6.
Menyimpan
perbekalan
farmasi
sesuai
dengan
spesifikasi
dan
persyaratan kefarmasian. 7.
Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.
b.
Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan 1.
Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
17
2.
Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan.
3.
Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.
4.
Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan.
5.
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga.
6.
Memberi konseling kepada pasien/keluarga.
7.
Melakukan pencampuran obat suntik.
8.
Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.
9.
Melakukan penanganan obat kanker.
10. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah. 11. Melakukan pencatatan setiap kegiatan. 12. Melaporkan setiap kegiatan.
2.2.4
Staf dan Pimpinan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ketentuan bagi Instalasi Farmasi Rumah Sakit menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit antara lain: a.
IFRS dipimpin oleh Apoteker.
b.
Pelayanan farmasi diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang mempunyai pengalaman minimal dua tahun di bagian farmasi rumah sakit.
c.
Apoteker telah terdaftar di Departemen Kesehatan dan mempunyai surat ijin kerja.
d.
Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi (D3) dan tenaga menengah farmasi/ asisten apoteker.
e.
Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi.
f.
Setiap saat harus ada Apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan dan mengawasi
pelayanan
farmasi
dan
harus
ada
pendelegasian
wewenang yang bertanggung jawab bila apoteker berhalangan. g.
Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
18
h.
Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan kebutuhan.
i.
Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau tenaga farmasi lainnya, maka harus ditunjuk Apoteker yang memiliki kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut.
j.
Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 3 TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK 3.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Marinir Cilandak Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC) sebelumnya merupakan suatu poliklinik kecil yang menempati sebuah ruang dinas bintara KKO. Poliklinik ini dipindahkan ke lokasi rumah sakit saat ini pada tahun 1961 dan dikembangkan menjadi balai pengobatan yang dipimpin oleh Kapten Laut (K) dr. O.M. Sianipar. Berdasarkan S.Kep. Panglima KKO AL No. 5401/5/1968 pada tanggal 22 Maret 1968, status Rumah Sakit diubah menjadi Rumah Sakit Korps Komando TNI AL (RSKO wilayah barat), yang berlokasi di tempat sekarang ini. Tanggal 22 Maret diresmikan sebagai hari jadi Rumah Sakit Marinir Cilandak. Komandan Rumah Sakit yang pertama adalah Mayor Laut (K) dr. Foead Arief Tirtohusodo. Berdasarkan ketetapan Menhankam/Pangab S.Kep. No. 226/11/1977 Rumah Sakit AL Lanmar ditetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat IV dan mengganti istilah Komandan Rumah Sakit menjadi Kepala Rumah Sakit (Ka Rumkit). Penerbitan S.Kep. Kasal No 813/IV/1979 membawa perubahan pada rumah sakit melalui Surat Keputusan Panglima Daerah No 3 S.Kep/42/VII/1979 tentang perubahan nama RS TNI AL tingkat IV Lanmar Jakarta Cilandak menjadi RS TNI AL Daerah 3 (Rumkital Daerah 3 Cilandak). Pada tahun 1980, rumah sakit telah memiliki 2 orang dokter umum dan 2 orang dokter gigi. Status rumah sakit meningkat menjadi Rumah Sakit ABRI tingkat III dengan 60 tempat tidur melalui penerbitan S.Kep. Menhankam/Pengab No. 226a/II/1980. Kedudukan Rumkit AL Cilandak di bawah Suriak Teklap Diskes daerah 3 yang ditetapkan melalui S.Kep. Kasal No 609/II/1980. Pada tanggal 24 Maret 1990, jabatan Kepala Rumkital Cilandak diserahterimakan ke Mayor Laut drg. Moeryono Aladin. Peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit terus dilaksanan. Berbagai perbaikan terus dilakukana baik dari segi sarana rumah sakit maupun kemampuan sumber daya manusia yang dituangkan melalui “Tiga Perintah Harian” yang berbunyi: a.
Tingkatkan profesionalisme dan semangat pengabdian seluruh jajaran RSMC 19
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
20
b.
Ciptakan lingkungan bersih, nyaman dan asri di RSMC.
c.
Tingkatkan dukungan dan pelayanan kepada prajurit dan keluarganya.
Pada tanggal 24 Maret 1990, RSMC ditetapkan sebagai kawasan bebas rokok dan merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang memberlakukan larangan merokok di lingkungan rumah sakit. Pada tahun 1992, RSMC menjadi rumah sakit terbersih se-DKI Jakarta dan menjadi juara II untuk tingkat nasional. Berdasarkan Surat Keputusan Kasal No. Kep/42/VII/1997 dan No. SKEP/22/III/1998, Rumah Sakit Marinir Cilandak secara bertahap mengalami perubahan organisasi, saarana, dan prasarana sesuai persyaratan yang ada sebagai Rumah Sakit TNI AL tingkat II. Pada tanggal 18 Juni 1998, Rumah Sakit Marinir Cilandak ditetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat II B dan sebagai unsur komando pelaksana fungsi Korps Marinir di Bidang Kesehatan yang berkedudukan langsung di bawah Korps Marinir. Pada tahun 1990, akreditasi rumah sakit tingkat dasar berhasil dilaksanakan. Berdasarkan S.Kep Depkes RI No. YM.00.03.3.5.400, Rumah Sakit TNI AL Marinir Cilandak telah mendapatkan status akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 14 Februari 2000. Pada tanggal 21 Desember 2000, jabatan Kepala Rumkital diserahkan kepada Kolonel Laut (K) dr. Musana, Sp.KJ. Peningkatan kemampuan fasilitas dan pelayanan rumah sakit dilaksanakan dengan moderenisasi peralatan yang ada serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan. Upaya peningkatan fasilitas rumah sakit memanfaatkan hasil pelayanan masyarakat umum yang dikelola dengan baik oleh Rumkital Marinir Cilandak. Kegiatan renovasi diawali dengan melengkapi kendaraan operasional dan peralatan kesehatan yang canggih, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan registrasi keuangan dan komputerisasi rekam medik pasien. Pada tahun 2003, pengembangan fasilitas penunjang pelayanan kesehatan lain dilakukan berupa pembangunan ruang serbaguna, ruang kebidanan dan kandungan, ruang bayi, ruang bersalin, ruang kesehatan ibu dan anak (KIA), ruang tunggu rawat jalan, renovasi radiologi dan penyelesaian pembangunan gedung rawat inap kelas III dengan bantuan dari Departemen Pertahanan. Untuk Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
21
meningkatkan pelayanan yang lebih baik, Rumah Sakit Marinir Cilandak memberikan bantuan keringanan perawatan atau subsidi nonmaterial kepada pasien miskin dan tidak mampu. Unsur pelayanan di Rumah Sakit Marinir Cilandak meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan unit gawat darurat. Unsur pelayanan ini meliputi penunjang medis dan pelaksanaan pelayanan medis.Selain memberikan pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Marinir Cilandak juga menjadi tempat prakek kerja dari beberapa institusi pendidikan di Jakarta, seperti Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional, Fakultas Kedokteran Pelita Harapan, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia seta beberapa Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, Akademi Fisioterapi dan Akademi Farmasi.
3.2. Tujuan, Visi, Misi, Motto, dan Tugas Pokok RS Marinir Cilandak 3.2.1 Tujuan Tujuan Rumah Sakit Marinir Cilandak adalah sebagai berikut : a. Tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi personil militer TNI AL khususnya marinir agar selalu siap operasional. b. Terpeliharanya kesiapan Rumah Sakit Marinir Cilandak agar selalu siap dalam memberikan dukungan kesehatan pada operasi Korps Marinir. c. Terlaksananya pelayanan kesehatan secara profesional bagi anggota dan keluarganya serta masyarakat umum, tanpa memandang agama, golongan, kedudukan, dan pangkat.
3.2.2. Visi Menjadi Rumah Sakit TNI AL yang berkualitas dan mampu melaksanakan dukungan kesehatan pada operasi militer dan pelayanan kesehatan yang profesional.
3.2.3. Misi 1. Menyiapkan sarana dan prasarana guna terlaksananya dukungan dan pelayanan kesehatan.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
22
2. Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mencapai sasaran program secara berhasil guna dan berdaya guna.
3.2.4. Motto “Keselamatan pasien prioritas layanan kami.”
3.2.5. Tugas Pokok Rumah Sakit Marinir Cilandak bertugas melaksanakan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan spesialistik dan sub spesialistik terbatas bagi personil militer dan Pegawai Negeri Sipil TNI AL beserta keluarganya di wilayah barat.
3.3. Struktur Organisasi RS Marinir Cilandak Struktur organisasi RS Marinir Cilandak dipimpin oleh seorang Komandan Rumah Sakit disingkat dengan Dan Rumkit, dibantu oleh Wakil Komandan Rumkit disingkat WaDan Rumkit. Setelah itu Wakil Komandan Rumkit dibantu oleh Kepala Departemen Kesehatan Kelautan (Kesla); Kepala Departemen Penyakit Dalam, Paru, Jantung, Jiwa dan Saraf (P2J2S); Kepala Departemen Gigi dan Mulut (Gilut); Kepala Departemen Bedah; Kepala Departemen Kulit, Telinga, dan Mata (Kutema); Kepala Departemen Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); Kepala Departemen Penunjang Klinik; Kepala Departemen Farmasi; dan Kepala Departemen Perawatan (Lampiran 1).
3.4
Tenaga Profesional RS Marinir Cilandak Sumber daya manusia merupakan aset terpenting bagi rumah sakit untuk
dapat melaksanakan upaya pelaksa kesehatan. Tenaga profesional yang dimiliki oleh Rumah Sakit Marinir Cilandak saat ini terdiri dari: a.
Dokter Umum
b.
Dokter Gigi Umum dan Spesialis
c.
Dokter Spesialis: Kesehatan, Anak, Kebidanan dan Kandungan, Penyakit Dalam, jantung, Paru, Bedah Umum, Bedah Plastik, Bedah Tulang, Bedah Urologi, Bedah Syaraf, THT, Mata, Kulit dan Kelamin, Saraf, Anastesi, Radiologi, Patologi Klinik dan Jiwa. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
23
3.5
Instalasi Rawat Jalan Pelayanan rawat jalan yang tersedia di RS Marinir Cilandak terdiri dari:
a.
Polikilinik Penyakit Dalam (internist)
b.
Poliklinik Penyakit Bedah: Umum, tulang, saraf, plastik, urologi
c.
Poliklinik Paru
d.
Poliklinik Jantung
e.
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
f.
Poliklinik Kesehatan Anak
g.
Poliklinik Mata
h.
Poliklinik Saraf
i.
Poliklinik THT
j.
Poliklinik Kulit dan Kelamin
k.
Poliklinik Fisioterapi
l.
Poliklinik Umum
m.
Poliklinik Gigi Umum
n.
Poliklinik Gigi Spesialis
o.
Poliklinik Akupuntur
3.6
Instalasi Rawat Inap Pelayanan rawat inap adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang
membutuhkan perawatan secara intensif di rumah sakit sehingga mengharuskan pasien untuk tinggal di rumah sakit sampai kesehatannya membaik. Instalasi rawat inap RSMC memiliki kemampuan dalam menyiapkan tempat rawat inap pasien sebanyak 188 tempat tidur terpasang yang meliputi: a.
Rawat Inap Pavilun A (Anyelir)
: Khusus pasien kebidanan
b.
Rawat Inap Paviliun B (Bougenvile)
: Khusus pasien bedah
c.
Rawat Inap Paviliun C (Cempaka)
: Khusus pasien penyakit dalam
d.
Rawat Inap Paviliun D (Dahlia)
: Khusus pasien anak
e.
Rawat Inap Paviliun E (Edelweis)
: Khusus pasien VVIP, VIP, Kelas I
f.
Rawat Inap Paviliun F (Flamboyan)
: Pasien campuran
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
24
3.7
Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang yang terdapat pada Rumah Sakit Marinir Cilandak
adalah: a.
Laboratorium
b.
Radiologi
c.
Farmasi
d.
Gizi
e.
High Care Unit (HCU)
f.
Medical Check Up (MCU)
g.
Intensif Care Unit (ICU)
h.
Unit Gawat Darurat (UGD)
i.
Kamar Operasi (OK)
3.8
Rekam Medis Rekam Medis merupakan alat komunikasi antara pasien, dokter, perawat
dan apoteker. Rekam medis atau catatan medis adalah kumpulan data medis dan sosial dari seorang pasien baik rawat inap maupun rawat jalan sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien sembuh dan pulang (Depkes, 2008). Penulisan rekam medis di RS Marinir Cilandak dimulai pada saat pasien mendaftar di tempat pendaftaran, kemudian menuliskan identitas lengkap seperti nama, umur, alamat, pendidikan, tempat tanggal lahir, dan sebagainya. Kemudian data-data tersebut akan disimpan dalam file berdasarkan nomor dan warna dan tidak ada perbedaan antara pasien anggota dan pasien umum. Isi dari rekam medis adalah: a.
Identitas pasien
b.
Ringkasan riwayat klinis
c.
Kartu pasien
d.
Pemeriksaan Lab, terdiri dari analisa gas darah, darah rutin, kultur atau resistensi
e.
Ringkasan masuk darurat yang terdiri dari: anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis
f.
Pengukuran denyut nadi, suhu tubuh, tekanan darah (untuk rawat inap) Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
25
g.
Catatan perkembangan pasien dan instruksi dokter
h.
Rencana tindakan perawatan
i.
Catatan terapi terdiri dari: nama pasien, tanggal masuk, ruang rawat, nama obat (dosis, tanggal pemberian, waktu pemakaian)
3.9
Formularium Rumah Sakit Marinir Cilandak memiliki formularium rumah sakit yang
berisi kelas terapi obat, nama obat, sediaan, nama dagang, dan nama produsen obat. Susunan daftar obat dievaluasi tiap setahun sekali oleh tim komite medik berdasarkan kualitas, potensi dan harga obat.
3.10 Unit Sterilisasi (Sterilization Unit) Pelaksanaan proses sterilisasi RSMC belum dilakukan di unit sterilisasi yang terpusat atau Central Sterile Supply Departement (CSSD). Proses sterilisasi dilakukan di setiap ruangan seperti rawat inap, kamar operasi, unit gawat darurat, dan lain-lain. Untuk proses sterilisasi ruangan, langkah awal yang dilakukan adalah ruangan harus dibersihkan lalu disterilkan dengan cara disinari dengan sinar UV. Setiap 6 bulan sekali dilakukan pengujian terhadap keberadaan bakteri. Apabila bakteri melebihi ambang batas maka ruangan harus dibersihkan dengan desinfektan dan setelah itu di-fogging. Sterilisasi alat-alat kedokteran dilakukan berdasarkan jenis bahannya, yaitu menggunakan cara sebagai berikut: a.
Sterilisasi dengan panas kering Sterilisasi panas kering digunakan untuk mensterilkan alat-alat logam seperti gunting bedah, tong spatel, pisau bedah, jarum bedah, dan alat-alat bedah lainnya. Cara sterilisasi yang dilakukan yaitu memasukkan alat kedalam oven dengan suhu 150C selama 2 jam. Setelah selesai proses sterilisasi, alat-alat yang sudah steril disimpan di dalam lemari yang disusun berdasarkan jenis tindakan operasi (bedah umum, bedah ortopedi, bedah kandungan dan bedah urologi).
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
26
b.
Sterilisasi dengan panas basah Sterilisasi dengan autoklaf digunakan untuk mensterilkan linen/kain katun, dressing kain kassa dan perban. Cara yang dilakukan adalah dengan memasukkan alat dan bahan ke dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit. Setelah selesai proses sterilisasi alat dan bahan disimpan dalam di lemari dalam ruangan yang telah disterilisasi dengan menggunakan formaldehid yang diencerkan.
3.11 Pengolahan Limbah RSMC Pengolahan limbah RSMC meliputi limbah padat dan cair. 3.11.1 Pengolahan Limbah Cair Limbah cair berasal dari berbagai unit, seperti ruang perawatan, laboratorium, dapur dan laundry. Pemantauan pengolahan limbah RSMC dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan mengirim sampel ke BPLHD (badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah) untuk melihat aman tidaknya limbah tersebut dibuang ke sungai Krukut. Parameter pemeriksaan limbah cair adalah kadar klorin, kesadahan, senyawa aktif biru metilen, Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (Lampiran 18). Pada proses pengolahan limbah, semua limbah cair dialirkan kedalam bak penampungan yaitu bak pertama dan kedua untuk pemprosesan limbah dan proses proses aerasi dengan alat blower. Bak ketiga untuk sedimentasi yang bertujuan memisahkan antara lumpur dengan air yang bersih, bak keempat untuk proses penyaringan limbah. Bak kelima adalah proses pertumbuhan bakteri aerob untuk menguraikan limbah serta pengobatan dengan kaporit lalu air dialirkan ke Sungai Krukut. 3.11.2 Pengolahan Limbah Padat Limbah padat dibedakan menjadi limbah medis dan limbah non medis, Limbah medis merupakan limbah yang berasal dari ruangan perawatan, laboratorium, kamar operasi, UGD, misalnya kassa, jarum suntik, botol infus, vial, ampul, kapas dan perban. Penanganan untuk alat-alat yang tajam dimasukkan dalam wadah khusus seperti jirigen. Limbah padat yang tidak bersifat infectious dimasukkan ke dalam plastik hitam sedangkan limbah yang bersifat infectious dimasukkan ke dalam plastik kuning. Semua limbah dibakar menggunakan Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
27
incinerator dimasukkan ke dalam plastik kuning. Semua limbah dibakar menggunakan incinerator dengan suhu 800C – 1200C. Limbah non medis merupakan limbah yang berasal dari dapur, kertas, botol plastik, botol infus, vial dan ampul. Penanganan limbah non medis dilakukan dengan pengumpulan oleh petugas kesehatan kemudian dua kali dalam seminggu diambil oleh petugas kebersihan setempat.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 4 TINJAUAN KHUSUS DEPARTEMEN FARMASI RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK 4.1
Struktur Organisasi Departemen Farmasi RS. Marinir Cilandak Departemen Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak merupakan suatu unit
fungsional yang mengelola semua perbekalan farmasi yang digunakan oleh RSMC yang dipimpin oleh seorang Kepala Departemen Farmasi (Kadep Far) yang secara struktural berada di bawah Komandan Rumah Sakit. Tenaga personalia Departemen Farmasi RSMC terdiri dari 5 apoteker, 23 orang asisten apoteker, dan 13 orang non asisten apoteker. Struktur Organisasi Departemen Farmasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 4.1.1 Kepala Departemen Farmasi Kepala Departemen Farmasi bertugas dalam membantu Komandan Rumah Sakit (Dan Rumkit) yang berada dibawah koordinasi dan pengawasan Wakil Komandan
Rumah
Sakit
(Wadan
Rumkit)
yang
bertugas
dalam
menyelenggarakan pelayanan farmasi di RSMC. Dalam menjalankan tugasnya, Kadep Far bertanggung jawab langsung kepada Dan Rumkit atau melalui Wadan Rumkit. Dalam kegiatan administrasi Kadep Far dibantu oleh TU dengan uraian tugas dan pekerjaan sebagai berikut : a.
Menyelenggarakan ketatausahaan di Departemen Farmasi dan kegiatan surat menyurat sesuai dengan petunjuk administrasi yang berlaku.
b.
Melaksanakan agenda/ekspedisi serta penyimpanan arsip.
c.
Menyediakan bahan dan alat-alat kebutuhan surat-menyurat bagi keperluan Departemen Farmasi.
d.
Melaksanakan pencatatan, pengawasan, pemeliharaan dan pengamanan material/dokumen serta inventaris yang ada dalam Departemen Farmasi.
e.
Mengadakan koordinasi dengan sekretariat RSMC tentang surat-menyurat yang berasal dari dan ditujukan untuk Departemen Farmasi.
28
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
29
4.1.2
Kepala Sub Departemen Pengendalian Farmasi Kadep Far dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Kepala
Sub Departemen Pengendalian Farmasi. Kepala Sub Departemen Pengendalian Farmasi (Ka Subdep Dalfar) memiliki tugas sebagai berikut: a. Menyusun dan menyiapkan perkiraan kebutuhan material kesehatan. b. Membantu melaksanakan pengadaan material kesehatan. c. Melaksanakan pemeliharaan alat kesehatan. d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran material kesehatan. e. Merancang sistem penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran material kesehatan. f. Melaksanakan administrasi, penyimpanan, dan penyaluran material. g. Merancang bekal diagnostik kepada unit pelaksana diagnostik. h. Menyusun laporan penerimaan dan penyaluran material kesehatan serta pengajuan material kesehatan secara periodik. Kepala Sub Departemen Pengendalian Farmasi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kadep Far dan dibantu oleh petugas :
4.1.2.1 Kepala Seksi Pemeliharaan Material Kesehatan (Kasi Har Matkes) Kepala seksi pemeliharaan material kesehatan memiliki tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan pemeliharaan material kesehatan sesuai jadwal pemeliharaan. b. Melaksanakan inventarisasi material kesehatan. c. Membantu Ka Subdep Dalfar dalam pengendalian dan pengawasan material kesehatan. d. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Ur Har Matkes.
4.1.2.2 Kepala Seksi Perbekalan Farmasi (Kasi Bek Far) Kepala seksi perbekalan farmasi memiliki tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran material perbekalan farmasi.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
30
b. Melaksanakan administrasi penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran perbekalan farmasi. c. Menyelenggarakan tatalaksana penyimpanan. d. Merencanakan, menyiapkan, dan mengembangkan ruang-ruang penyimpanan. e. Membantu Ka Subdep Dalfar dalam menyusun perkiraan kebutuhan material kesehatan. f. Membantu Ka Subdep Dalfar dalam menyusun laporan penerimaan dan penyaluran perbekalan farmasi. g. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Ur Bek Far.
4.1.3
Kepala Sub Departemen Apotek Selain dibantu oleh Ka Subdep Dalfar, Kadep Far juga dibantu oleh
seorang Kepala Sub Departemen Apotek (Ka Subdep Apotek) yang memiliki tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan pelayanan bekal kesehatan kepada pasien rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, dan unit-unit perawatan. b. Melaksanakan penyuluhan tentang khasiat dan efek samping obat kepada pasien dalam rangka pemberian informasi obat. c. Menyelenggarakan administrasi penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran material kesehatan. d. Membuat laporan pelaksanaan tugas Sub Dep Apotek secara periodik. e. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kadep Far. Kepala Sub Departemen Apotek dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh: 4.1.3.1 Kepala Seksi Perencanaan Farmasi (Kasi Ren Far) Kepala seksi perencanaan farmasi memiliki tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana pengadaan dan pemeliharaan material kesehatan secara terjadwal. b. Melaksanakan pembuatan/penyiapan obat/alat kesehatan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap. c. Melaksanakan administrasi pengadaan material kesehatan. d. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ka Subdep Apotek. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
31
4.1.3.2 Kepala Seksi Pendistribusian Kepala seksi pendistribusian dengan tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan penyaluran material kesehatan pada apotek dan poli-poli di RSMC. b. Melaksanakan administrasi penyimpanan dan penyaluran alat/bekal kesehatan. c. Melaksanakan kegiatan farmasi rumah sakit. d. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ka Subdep Apotek.
4.2
Fungsi dan Tugas Pokok Departemen Farmasi
4.2.1
Fungsi
a. Melaksanakan perencanaan kebutuhan barang farmasi. b. Melaksanakan pengadaan barang farmasi sesuai ketentuan yang berlaku. c. Mengatur sistem penyimpanan barang farmasi sesuai peraturan yang berlaku. d. Mengatur sistem pendistribusian barang farmasi ke seluruh poli di RSMC yang membutuhkan. e. Melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di lingkungan rumah sakit. f. Melaksanakan kegiatan tata usaha untuk menunjang pelayanan farmasi.
4.2.2
Tugas Pokok Sebagai salah satu unsur pelaksana utama Dan Rumkit, Kepala
Departemen Farmasi bertugas membantu Dan Rumkit atau Wadan Rumkit untuk menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur serta mengawasi seluruh kegiatan dan kebutuhan pelayanan Farmasi yang meliputi obat, alat kesehatan, alat kedokteran dan alat perawatan, bekal kesehatan, gas medik, dan barang kimia lainya di RSMC.
4.3
Uraian Tugas Departemen Farmasi
a. Menyiapkan semua data di Departemen Farmasi untuk disajikan kepada Dan Rumkit baik secara langsung maupun melalui Wadan Rumkit. b. Memberikan saran mengenai bidang kefarmasian baik diminta maupun tidak diminta kepada Dan Rumkit baik secara langsung maupun melalui Wadan Rumkit. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
32
c. Menyusun program kerja Departemen Farmasi sebagai bahan penyusunan program kerja RSMC. d. Mengajukan kebutuhan personel, peralatan dan anggaran biaya kepada Dan Rumkit dalam rangka kelancaran tugas dan pengembangan Departemen Farmasi. e. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan dalam kegiatan farmasi rumah sakit. f. Menyusun dan menyiapkan petunjuk-petunjuk dalam rangka pelaksanaan kegiatan di Departemen Farmasi. g. Menyelenggarakan fungsi staf dalam bidang pembinaan kefarmasian di lingkungan RSMC atas dasar pengembangan ilmu dan teknologi masingmasing Sub Departemen. h. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib, disiplin, kebersihan, keamanan dan kelancaran tugas di lingkungan Departemen Farmasi. i. Mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab terhadap semua peralatan dan sarana yang ada di Departemen Farmasi, agar selalu dalam keadaan baik, lengkap serta siap pakai. j. Menyiapkan dan meneliti surat-surat yang berhubungan dangan Departemen Farmasi sebelum ditandatangani Dan Rumkit. k. Melaksanakan koordinasi di lingkungan Departemen Farmasi dengan unit kerja lain di luar Departemen Farmasi dalam rangka penyusunan prosedur kerja pelayanan farmasi di RSMC. l. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Kepala Departemen dan unit kerja lain yang terkait dalam rangka merencanakan kebutuhan obat, alat kesehatan, alat kedokteran dan alat perawatan, pengembangan pelayanan farmasi di departemen atau unit kerja yang bersangkutan. m. Melaksanakan koordinasi dengan unsur, badan dan instansi baik di dalam maupun di luar RSMC untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya sesuai tingkat dan lingkup kewenangannya. n. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian barang-barang farmasi guna menjamin pencapaian tujuan sasaran program kerjanya secara berhasil guna dan berdaya guna. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
33
o. Membuat uraian tugas bagi para pelaksana yang bekerja di lingkungan Departemen Farmasi. p. Mengawasi dan bertanggung jawab agar semua kegiatan di lingkungan Departemen Farmasi berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dapat mencapai sasaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Membuat laporan kepada Dan Rumkit atau Wadan Rumkit baik secara langsung maupun secara tertulis. q. Membuat laporan berkala meliputi: pengadaan dan penggunaan obat, alat kesehatan, alat kedokteran dan bekal kesehatan setiap bulan, per triwulan dan setiap akhir tahun anggaran, menyiapkan data penggunaan obat narkotik, Stock
opname
setiap
menyelenggarakan
akhir
usaha-usaha
triwulan
dan
akhir
yang
bertujuan
tahun
untuk
anggaran,
meningkatkan
pelayanan farmasi sesuai dengan tuntutan masyarakat pengguna jasa rumah sakit dan kemampuan rumah sakit agar tugas pokok Departemen Farmasi dapat dilaksanakan secara optimal. r. Selalu mengadakan koordinasi dan kerja sama serta memelihara hubungan baik dengan departemen lain untuk menunjang tercapainya tugas pokok dan fungsi Departemen Farmasi. s. Mengadakan kegiatan lain sesuai dengan pengarahan Dan Rumkit atau Wadan Rumkit.
4.4
Gudang Farmasi Gudang
farmasi
bertugas
untuk
menerima,
menyimpan,
dan
mendistribusikan perbekalan kesehatan untuk pasien dinas baik rawat jalan maupun rawat inap. Perbekalan kesehatan yang dimaksud meliputi material kesehatan yang berupa obat-obatan dan barang habis pakai serta alat kesehatan. Gudang farmasi buka setiap hari kerja yaitu Senin-Jumat pada jam kerja yaitu jam 07.00-15.00 WIB dan istirahat pada pukul 12.00-13.00 WIB.
4.4.1
Jam Kerja Jam kerja dimulai pukul 07.00-15.00 WIB.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
34
4.4.2
Personalia Tenaga personalia di bagian gudang farmasi RSMC terdiri dari
1
apoteker, 3 asisten apoteker, dan 1 non asisten apoteker.
4.4.3
Kegiatan Gudang Farmasi 1. Penerimaan Perbekalan Farmasi Perbekalan farmasi di RSMC dapat berasal dari : a. Penerimaan dropping dari Diskesal dan Puskes TNI AL Dropping dari Diskesal (Dinas Kesehatan Angkatan Laut) merupakan sumber utama perbekalan farmasi di gudang farmasi. Dropping ini dilakukan secara rutin setiap enam bulan (semester). Gudang farmasi rumah sakit bertugas membuat permintaan dari masing-masing ruangan yang menuliskan jenis-jenis perbekalan farmasi yang diminta beserta jumlahnya, kemudian dikirimkan ke Diskesal. Untuk semester pertama tiap tahunnya, Surat Permintaan Untuk Terima (PUT) dikirimkan ke Diskesal paling lambat pada akhir Desember tahun sebelumnya. Sedangkan untuk semester kedua, PUT paling lambat dikirimkan pada akhir Juni. Alur ini dapat dilihat pada Lampiran 14. Khusus untuk alat kesehatan yang besar, pengajuannya dilakukan setiap setahun sekali. Perbekalan farmasi yang diminta akan diberikan oleh Diskesal pada selambat-lambatnya akhir Mei untuk semester pertama dan akhir Oktober untuk untuk semester kedua. Setiap kali menerima barang, gudang farmasi bertugas membuat laporan kepada Diskesal yang terdiri dari atas laporan tahunan, semester, serta triwulan. Sumber dropping yang lainnya adalah Puskes TNI, Korps Marinir, Dinas Kesehatan dan lain-lain, namun sifatnya tidak rutin. b. Penerimaan
pengadaan
barang
dari
dana
APBN/DPK
(Dana
Pemeliharaan Kesehatan). c. Pembelian RS sendiri dari dana non APBN (Yanmasum : Pelayanan Masyarakat Umum). Sumber dana untuk pembelian kesehatan didapat dari dana Yanmasum dan DPK yang berasal dari APBN (Anggaran Pemeliharaan Belanja Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
35
Negara), yang diberikan setiap tiga bulan (triwulan), sedangkan dana Yanmasum merupakan dana yang diperoleh dari keuntungan rumah sakit untuk pelayanan pasien umum di luar pasien dinas. Pola pembelian yang dilaksanakan di RSMC adalah pembelian dalam jumlah terbatas (sesuai kebutuhan) dan direncanakan untuk kebutuhan satu bulan. Setiap penerimaan obat, baik yang sumbernya dari dropping maupun pembelian sendiri, harus didukung dengan bukti penerimaan. Penerima barang harus memeriksa kesesuaian antara fisik barang dengan dokumen pengantar kiriman barang. Dokumen bukti pemeriksaan tersebut harus ditandatangani oleh petugas penerima barang, yang menyerahkan barang, serta diketahui oleh Kepala Departemen Farmasi dan dibubuhi stempel. Untuk jenis barang yang diadakan melalui pembelian sendiri, bila terjadi ketidaksesuaian antara fisik barang dengan dokumen, maka dilakukan pengembalian barang (retur) dan dicatat di buku berita acara. 2. Penyimpanan (Pergudangan) Penyimpanan barang dilakukan menurut sumbernya, yaitu obat yang berasal dari DPK/APBN, Yanmasum, dan dropping baik dari Diskesal maupun Puskes TNI AL. Selain itu, obat dan perbekalan kesehatan lainnya juga dikelompokkan berdasarkan ruangan yang membutuhkan, seperti OK dan UGD. Setiap jenis barang yang terdapat di gudang dilengkapi dengan kartu stok yang menunjukkan jumlah dan tanggal pemasukan serta pengeluaran dari setiap barang. Sistem pengeluaran obat atau barang dilakukan menurut metode First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). 3.
Pendistribusian Sistem pendistribusian di gudang farmasi dibagi menjadi dua yaitu : a. Distribusi untuk Apotek Dinas berupa obat dan alat kesehatan b. Distribusi untuk ruang rawat inap, ruang ICU, Ruang OK, UGD, dan laboratorium berupa material kesehatan seperti kasa, perban, desinfektan, alkohol, reagen, cairan infus, obat gawat darurat, Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
36
dan alat kesehatan yang dilakukan dengan sistem yang disebut “amprahan”. 4.
Pelayanan Rutin Setiap minggunya gudang farmasi melayani amprahan ke apotek
Dinas, poli rawat jalan, pavilion rawat inap, OK, UGD, ICU, dan laboratorium. Sebelumnya setiap ruangan mengajukan permintaan mengenai jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang diperlukan kepada gudang farmasi. Gudang farmasi kemudian membuat jadwal untuk amprahan secara rutin setiap minggunya. Petugas dari ruangan mendatangi gudang sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk mengambil amprahan. Jadwal pemberian amprahan di gudang farmasi selama seminggu adalah sebagai berikut: a. Senin : Paviliun Flamboyan atas dan bawah, OK, serta poli kandungan. b. Selasa : Paviliun Bougenville. c. Rabu : Paviliun Cempaka 1 dan 2, serta UGD. d. Kamis : Ruang bayi, paviliun Dahlia, Apotek Dinas. e. Jumat : Paviliun Edelweis, OK, dan ICU. Setiap barang yang diambil dari gudang farmasi kemudian dicatat jenis dan jumlahnya pada buku khusus amprahan tiap ruangan. Apabila perbekalan farmasi di ruangan telah habis, maka ruangan dapat mengambil amprahan di luar jadwal yang sudah ditentukan. Gudang juga melayani pengisian gas medik seperti NO2, O2 dan perbaikan alat kesehatan.
4.5
Apotek Dinas Apotek Dinas merupakan salah satu apotek yang berada dibawah struktur
organisasi Departemen Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak. Apotek Dinas khusus ditujukan untuk melayani pasien anggota TNI AL dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) beserta keluarganya. Keluarga yang dimaksud adalah istri dengan anak maksimal dua orang. Apotek Dinas melayani obat untuk rawat inap maupun rawat jalan. Alur resep rawat jalan pasien Apotek Dinas dapat dilihat pada Lampiran 4. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
37
4.5.1
Jam Kerja Pelayanan di Apotek Dinas dilakukan setiap hari kerja selama 24 jam dan
dibagi menjadi dua shift yaitu pukul 07.00–15.00 WIB dan pukul 15.00–07.00 WIB. Untuk shift pukul 15.00-07.00 WIB, pelayanan di Apotek Dinas dilakukan hanya sampai pukul 21.00 WIB, setelah itu pelayanan untuk pasien dinas akan diberikan di Apotek Pelayanan Masyarakat Umum /Yanmasum (Apotek Swasta).
4.5.2
Personalia Tenaga personalia di Apotek Dinas terdiri dari 1 orang apoteker, 4 asisten
apoteker, 2 non asisten apoteker dan 1 administrasi.
4.5.3
Jenis Pelayanan Apotek Dinas hanya melayani pasien yang merupakan anggota TNI AL
dan Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya. Keluarga yang dimaksud adalah istri dengan anak maksimal dua orang. Pelayanan ditujukan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap. Apabila terdapat obat yang tidak tersedia di apotek dinas, maka petugas akan memberikan resep yang diberi stempel restitusi. Selanjutnya pasien dapat memperoleh obat yang dimaksud di apotek Yanmasum sesuai dengan prosedur yang berlaku. Prosedur restitusi dilaksanakan sesuai surat edaran Kepala Rumkital Marinir Cilandak, Nomor SE/75/VI/2006 tanggal 22 Juni 2006 yang berdasar kepada SE/002 1/I/94/Ditkes tanggal 25 Januari 1994 tentang Pedoman Pemberian Restitusi Kesehatan di Lingkungan TNI AL. Prosedur pelaksanaan restitusi sebagai berikut : a. Resep yang sudah distempel restitusi dari Apotek Dinas dibawa ke Apotek Yanmasum (Apotek Swasta) di Rumah Sakit Marinir Cilandak, diberi harga, kemudian diserahkan kepada pasien. b. Pasien menghadap Komandan Rumah Sakit Marinir Cilandak atau Wadan untuk meminta persetujuan dari Dan Rumkit atau Wadan Rumkit. c. Apabila sudah mendapat persetujuan dari Dan Rumkit atau Wadan Rumkit, pasien dapat membawa kembali resepnya ke Apotek Yanmasum untuk mendapatkan obat. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
38
d. Obat-obatan yang sudah direstitusi dapat diberikan untuk 3 hari. Untuk penyakit kronik dapat diberikan 30 hari. Jenis restitusi yang dapat diberikan adalah obat dengan resep dokter RSMC yang disetujui oleh Dan Rumkit atau Wadan Rumkit, serta kacamata untuk anggota RSMC sesuai ketentuan dan berdasarkan resep dokter mata. Jenis restitusi yang tidak dapat diberikan antara lain obat-obat tradisional, susu, obat pelangsing, kosmetik, vitamin, hormon dan mineral. Persetujuan oleh pejabat yang berwenang memperhatikan pertimbangan urgency dari pemberian obat kepada pasien, jenis dan harga obat serta patokan dukungan anggaran non APBN per bulan. Pembayaran dari dana non APBN dilakukan setelah dibuat rekapitulasi per bulan.
4.5.4
Pengadaan Obat Barang-barang di Apotek Dinas berupa sediaan obat dan alat kesehatan
disediakan oleh gudang farmasi. Pengadaan obat di Apotek Dinas dilakukan dengan cara merekap kebutuhan barang dalam buku defekta kemudian melakukan permintaan barang ke gudang farmasi. Permintaan barang dilakukan sekali dalam seminggu dalam bentuk sediaan jadi dan alat kesehatan. Apotek Dinas juga memberikan rencana pengadaan obat setiap bulannya. Barang yang datang dari distributor akan diantarkan dan disimpan di gudang farmasi. Barang yang datang diperiksa sesuai dengan faktur dan diperiksa tanggal kadaluarsanya. Jika barang yang datang tidak sesuai dengan pesanan maka barang akan di retur.
4.5.5
Penyimpanan Penyimpanan obat dikelompokkan berdasarkan jenis sediaan yaitu sedian
tablet, sirup, injeksi, dan alat kesehatan, kemudian disusun berdasarkan alfabetis.
4.5.6
Pelayanan Farmasi Pelayanan farmasi di Apotek Dinas dilakukan sesuai resep dokter untuk
pasien dinas rawat jalan, rawat inap, dan UGD. Alur pelayanan pasien rawat jalan, rawat inap, dan UGD di RSMC dapat dilihat pada Lampiran 28, 29 dan 30 dan
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
39
alur berkas rekam medik untuk rawat jalan dan rawat inap dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 20.
4.6
Apotek Pelayanan Masyarakat Umum (Yanmasum) Apotek Yanmasum merupakan salah satu apotek yang berada di bawah
struktur organisasi Departemen Farmasi RSMC. Apotek Yanmasum dapat melayani seluruh obat untuk pasien umum maupun obat untuk pasien Dinas yang tidak ditanggung oleh Apotek Dinas RSMC, baik melalui mekanisme restitusi maupun pembelian sendiri oleh pasien dinas. Apotek Yanmasum dapat melayani obat untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. 4.6.1
Jam Kerja Apotek Yanmasum RS Marinir Cilandak memberi pelayanan selama 24
jam setiap harinya. Pelayanan dilaksanakan dengan pembagian shift kerja di Apotek Yanmasum yaitu dengan adanya shift jaga di luar shift normal setiap harinya. Shift normal apotek adalah pada pukul 07.00 – 15.00 WIB. Di luar jam tersebut, terdapat tiga orang petugas jaga yang bertugas pada shift jaga pukul 15.00– 21.00 WIB serta dua orang bertugas jaga mulai pukul 21.00 – 07.00 WIB.
4.6.2
Personalia Tenaga personalia di Apotek Yanmasum RSMC terdiri dari 1 orang
apoteker, 5 asisten apoteker dan 2 non asisten apoteker.
4.6.3 Jenis Pelayanan Apotek Yanmasum melayani pasien umum swasta rawat jalan dan rawat inap, pasien yang terdaftar sebagai anggota asuransi tertentu (pasien jaminan), pasien gawat darurat dan juga pelayanan restitusi untuk pasien dinas dan keluarganya. Untuk pasien jaminan, apotek Yanmasum melakukan kerjasama dengan JAMSOSTEK serta beberapa perusahaan asuransi. Untuk pasien rawat inap yang merupakan pasien jaminan resep diserahkan oleh perawat, sedangkan untuk pasien rawat inap umum resep dapat dibeli langsung oleh keluarga pasien atau melalui hospital pharmacy dimana pasien tidak membeli langsung ke apotek tetapi melalui perawat. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
40
4.6.4
Pengadaan obat Pengadaan barang di Apotek Yanmasum dilakukan terpisah dari Apotek
Dinas. Prosedur pemesanan obat dilakukan dengan memesan langsung ke distributor. Petugas apotek yang bertanggung jawab atas tugas defekta melihat stok barang yang perlu dipesan dan mencatatnya pada buku defekta. Kemudian daftar barang yang perlu dipesan diserahkan pada Kepala Sub Departemen Pengendalian Farmasi (Ka Sub Dep Dalfar). Setelah disetujui, barang dapat dipesan langsung ke distributor menggunakan surat pesanan. Surat pesanan khusus narkotika dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku dengan menyertakan tanda tangan dari APA (Apoteker Pengelola Apotek). Barang yang dipesan kemudian diantarkan langsung oleh distributor ke Apotek Yanmasum. Faktur diserahkan ke apotek oleh distributor, namun mekanisme pembayaran obat dilakukan melalui bagian Pekas Rumah Sakit menurut ketentuan Rumah Sakit Marinir Cilandak.
4.6.5
Penyimpanan Pengelompokan barang di Apotek Yanmasum dilakukan berdasarkan
bentuk dan jenis sediaan. Sediaan padat dan cair serta alat kesehatan dipisahkan dalam penyimpanan. Terdapat lemari khusus untuk menyimpan obat injeksi dan refrigerator untuk menyimpan jenis-jenis obat yang termolabil seperti suppositoria dan vaksin. Lemari khusus untuk menyimpan sediaan cair memiliki pemisahan tersendiri untuk jenis sirup antibiotik. Setelah pengelompokan berdasarkan bentuk dan jenis sediaan, obat disusun berdasarkan alfabetis. Apotek Yanmasum tidak memiliki ruangan khusus untuk menyimpan persediaan obat dan alat kesehatan (gudang), namun persediaan disimpan pada lemari tersendiri yang terdapat di ruangan Apotek Yanmasum. Pencatatan stok obat dan alat kesehatan yang masuk dan keluar dicatat pada kartu stok.
4.6.6
Pelayanan farmasi Pelayanan farmasi yang dilakukan di Apotek Yanmasum yaitu pelayanan
pemberian obat berdasarkan resep dan non resep kepada pasien umum serta
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
41
pemberian obat restitusi kepada pasien dinas. Alur resep inap dan resep pasien individu di Apotek Yanmasum dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.
4.7
Apotek ASKES Apotek ASKES RSMC adalah apotek yang dibentuk atas dasar kerjasama
antara Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC) dengan PT. ASKES. Apotek ASKES RSMC berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada peserta ASKES sesuai dengan Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) yang telah ditentukan oleh PT. ASKES, yaitu daftar obat yang digunakan untuk pelayanan obat bagi peserta ASKES, baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap.
4.7.1
Jam Kerja Pelayanan di Apotek ASKES dilakukan setiap hari kerja selama 24 jam.
Dibagi menjadi dua shift yaitu pukul 07.00 – 15.00 WIB dan pukul 15.00 – 07.00 WIB. Untuk shift pukul 15.00 – 07.00 WIB, pelayanan di Apotek ASKES dilakukan hanya sampai pukul 21.00 WIB, setelah itu pelayanan untuk pasien ASKES akan diberikan di Apotek Pelayanan Masyarakat Umum (Yanmasum).
4.7.2
Personalia Tenaga personalia di Apotek ASKES RSMC terdiri dari 1 orang apoteker,
4 orang asisten apoteker dan 1 orang petugas dari ASKES sebagai verifikator.
4.7.3
Jenis Pelayanan Apotek ASKES hanya melayani pasien yang terdaftar sebagai peserta
ASKES.
4.7.4
Pengadaan Obat Perencanaan pengadaan obat dilakukan setiap minggu. Prosedur
pengadaan obat di Apotek ASKES adalah dengan mencatat obat-obatan yang stoknya minimum dalam buku defekta. Buku defekta tersebut kemudian diserahkan kepada Ka Sub Dep Dalfar. Setelah diperiksa oleh Ka Sub Dep Dalfar, buku defekta diserahkan kepada Ka Dep Far dan jika disetujui selanjutnya Ka Sub Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
42
Dep Dalfar akan membuat surat pemesanan atau Purchase Order (PO) dengan persetujuan PT. ASKES. Purchase Order dikirim ke PBF (Pedagang Besar Farmasi) dan PBF akan mengirimkan barang berdasarkan PO yang telah dibuat. Data-data penjualan obat selama satu bulan direkapitulasi oleh apoteker yang bertugas di Apotek ASKES dan dikirim ke PT. ASKES untuk diverifikasi. Selanjutnya PT. ASKES akan membayar sesuai hasil rekapitulasi tersebut ke rekening Departemen Farmasi.
4.7.5
Penyimpanan Obat di apotek ASKES dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaannya,
kemudian disusun secara alfabetis. Setiap pemasukan dan pengeluaran obat dicatat dalam kartu stok obat.
4.7.6
Pelayanan farmasi Pemberian obat dan atau material kesehatan dilakukan berdasarkan resep
dokter untuk pasien ASKES baik pasien rawat inap atau pasien rawat jalan. Alur pelayanan resep pasien rawat jalan dan rawat inap di apotek ASKES dapat dilihat pada Lampiran 7.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 5 PEMBAHASAN Rumah Sakit Marinir Cilandak merupakan Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir yang digolongkan sebagai rumah sakit tipe B, yaitu rumah sakit
yang memiliki pelayanan medik spesialistik luas serta telah memiliki
pelayanan medik sub spesialistik meskipun terbatas. Rumah sakit ini memiliki berbagai unit fasilitas mulai dari rawat inap, rawat jalan, bedah sentral, Intensive Care Unit (ICU), unit gawat darurat serta berbagai fasilitas penunjang medik lainnya seperti instalasi farmasi. Kegiatan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Marinir Cilandak meliputi kegiatan farmasi klinik dan non klinik. Pelayanan farmasi klinik meliputi pelayanan resep yang dilakukan di tiga apotek yaitu Apotek Dinas, Apotek Yanmasum dan Apotek ASKES dan terdapat Pusat Informasi Obat (PIO) yang terletak di Apotek Dinas yang salah satu kegiatannya memberikan informasi obat dan konseling kepada pasien. Namun dengan begitu tidak tertutup kemungkinan pula untuk dilakukannya kegiatan pemberian informasi dan konseling obat di apotek yang lainnya. Sedangan pelayanan farmasi non klinik yang dilakukan berupa pengelolaan perbekalan farmasi
meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, distribusi, pengawasan, produksi administrasi dan pelaporan. Kegiatan farmasi non klinik ini dilakukan di Departemen Farmasi yang bertugas
melakukan
perencanaan,
pengadaan dan pengawasan terhadap
perbekalan farmasi yang dibutuhkan di rumah sakit. Perencanan perbekalan farmasi di RSMC dilakukan berdasarkan kepada permintaan atau kebutuhan dari setiap unit. Hal ini dapat dilihat dari hasil konsumsi rata-rata setiap semesternya atau setiap tahunnya dari masing-masing unit. Pengadaan perbekalan farmasi di ketiga
apotek
di RSMC memiliki
sistem pengadaan yang berbeda-beda. Sumber barang di Apotek Dinas berasal dari bantuan (dropping) yang terutama berasal dari Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal), Pusat Kesehatan TNI (Puskes TNI) dan Korps Marinir (KORMAR) serta dari pembelian langsung yang dananya berasal dari keuntungan Apotek Yanmasum (Pelayanan Masyarakat Umum) rumah sakit dan Dana 43
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
44
Pemeliharaan Kesehatan (DPK) yang berasal dari Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal) setiap triwulan sekali dengan pengadaan menggunakan sistem lelang terbuka. Sedangkan pengadaan di Apotek Yanmasum dan Apotek ASKES dilakukan dengan pembelian langsung melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF). Pengadaan di Apotek Yanmasum berdasarkan formularium RSMC dan Apotek ASKES melakukan pengadaan obat sesuai standar yang ada pada DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) yang diterbitkan oleh PT. ASKES. Pengadaan perbekalan farmasi di RSMC dilakukan dengan sistem satu pintu dimana seluruh pemesanan perbekalan farmasi yang dibutuhkan harus melalui bagian Departemen Farmasi terlebih dahulu. Dengan sistem satu pintu tersebut, pengelolaan barang untuk Apotek Dinas dan seluruh unit di rumah sakit dilakukan oleh gudang farmasi, termasuk pendataan defekta (barang dengan stok minimum) di Apotek Dinas dan seluruh unit di rumah sakit. Sedangkan untuk Apotek ASKES dan Yanmasum, baik penerimaan, penyimpanan dan pendataan defekta dilakukan oleh masing-masing apotek. Seluruh daftar defekta yang berasal dari ketiga apotek kemudian diserahkan kepada Kepala Sub Departemen Pengendalian Farmasi yang memiliki kewenangan dalam hal pengendalian bidang perencanaan dan distribusi.Sistem satu pintu ini secara teori baik untuk menjamin pengawasan peredaran perbekalan farmasi di rumah sakit. Hal ini karena seluruh perbekalan farmasi di seluruh unit rumah sakit dikendalikan dan diawasi oleh gudang farmasi. Gudang farmasi di RSMC berfungsi untuk menyimpan perbekalan farmasi untuk Apotek Dinas dan seluruh perbekalan kesehatan yang dibutuhkan oleh semua unit di RSMC. Setiap kegiatan berupa penerimaan dan pendistribusian barang di gudang farmasi dilakukan oleh tim berdasarkan surat perintah Komandan Rumah Sakit. Kegiatan tersebut selanjutnya dilakukan pencatatan dan dibuat laporannya. Barang yang diterima akan dicocokkan kembali dengan daftar permintaan dan dilihat waktu kadaluwarsanya, setelah itu disimpan di gudang dan disusun berdasarkan asal dan tujuan barang tersebut serta bentuk sediaannya. Selanjutnya, gudang farmasi akan melakukan kegiatan distribusi setiap pekannya ke unit-unit yang berada di rumah sakit sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan termasuk ke Apotek Dinas. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
45
Apotek Dinas hanya melayani pasien dinas dimana pasien dinas merupakan anggota Angkatan Laut beserta keluarganya yang terdiri atas suami atau istri dan 2 orang anak di bawah 21 tahun dan Pegawai Negeri Sipil TNI beserta keluarganya yang terdiri atas suami atau istri dan 2 orang anak di bawah 21 tahun. Namun jikalau anak tersebut melanjutkan pendidikannya hingga Perguruan Tinggi maka akan tetap mendapatkan jaminan kesehatan hingga usia 25 tahun dengan syarat harus disertai dengan surat aktif kuliah dari institusinya. Pelayanan di Apotek Dinas telah berjalan dengan baik dengan dilakukannya pengecekan berulang dari resep yang dilayani, mulai dari screening, peracikan dan proses penyerahan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan permintaan dalam resep, sehingga akan terwujud sistem tepat obat, tepat dosis, tepat indikasi dan tepat pasien. Namun, tidak tertutup kemungkinan dengan banyaknya resep yang masuk terdapat kesalahan pemberian obat pada pasien. Oleh karena itu diberikan solusi untuk mengurangi kesalahan tersebut, diantaranya dapat dilakukan pemberian nomor resep menggunakan kombinasi angka dan huruf bila didapati dua atau lebih resep yang ditebus oleh satu pasien. Misalnya pemberian nomor resep 25/A dan 25/B untuk dua resep yang ditebus oleh satu pasien atau dengan mencocokkan pangkat kesatuan, usia serta nama lengkap pasien sesuai yang tertera pada resep. Apotek Yanmasum atau biasa disebut apotek PC melayani pasien umum yang merupakan seluruh masyarakat umum yang berobat di RSMC atau pasien dinas yang tidak ditanggung Apotek Dinas, baik melalui mekanisme restitusi maupun pembelian sendiri oleh pasien. Apotek Yanmasum tidak memiliki gudang penyimpanan obat, sehingga obat-obat disimpan di rak-rak yang terdapat di apotek tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya area di dalam apotek sehingga berkurang pula ruang gerak bagi para petugas apotek dalam melakukan pelayanan resep terutama saat peracikan dan atau pengemasan.Namun hal ini tidak mengurangi pelayanan yang optimal yang dilakukan oleh Apotek Yanmasum. Apotek ASKES hanya melayani pasien peserta penjaminan PT.ASKES yang merupakan pensiunan instansi pemerintah termasuk Angkatan Laut beserta keluarganya yang terdiri atas suami atau istri dan 2 orang anak di bawah 21 tahun. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
46
Apotek ASKES juga memberikan pelayanan obat untuk persediaan selama satu bulan, sehingga pasien tidak harus kembali lagi dalam waktu yang cepat untuk kontrol penyakitnya di rumah sakit. Hal ini memudahkan bagi para pasien yang mayoritas adalah pasien geriatri. Proses pelayanan resep juga dilakukan pengecekan berulang terhadap resep mulai dari proses screening, peracikan hingga proses penyerahan, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam pemberian obat. Obat-obat yang diberikan disesuaikan dengan DPHO ASKES, oleh karena itu jika terdapat obat yang tidak termasuk dalam daftar tersebut dapat diberikan penggantinya dengan komposisi yang sama dengan sepengetahuan dokter. Jika obat tidak termasuk dalam daftar DPHO dan pasien diharuskan menggunakan obat tersebut tanpa ada penggantinya maka diberikan copy resep untuk selanjutnya obat dibeli secara langsung di Apotek Yanmasum dan tidak menjadi tanggungan Apotek ASKES. Penataan obat-obatan di Apotek ASKES berdasarkan kepada bentuk sediaan dan alfabetis sehingga memudahkan dan mempercepat dalam pelayanan resep. Sama halnya dengan Apotek Yanmasum, Apotek ASKES juga tidak memiliki gudang penyimpanan, sehingga obat-obatan disimpan di dalam apotek. Sistem distribusi obat bagi pasien rawat inap di RSMC menggunakan sistem sentralisasi dimana seluruh perbekalan kefarmasian di ruangan rawat inap tertuju kepada Apotek Dinas dan tidak memiliki stok di ruangan. Persedian di ruangan hanya terbatas untuk obat-obat emergency dan perbekalan farmasi dasar. Tidak terdapat depo farmasi di ruangan untuk melayani obat dan perbekalan farmasi lainnya, sehingga memudahkan dalam pengawasan dan pengendalian obat-obat yang digunakan. Sedangkan untuk pasien, sistem peresepan yang digunakan adalah sistem peresepan individual dengan dosis sehari (one daily dose). Proses sterilisasi di Rumah Sakit Marinir Cilandak dilakukan di setiap ruangan, seperti ruang rawat inap dan kamar operasi, oleh karena itu dapat disarankan perlunya CSSD (Centralized Sterile Supply Departement) yang tersentralisasi di suatu tempat dengan penanggung jawab khusus agar proses sterilisasi semua alat kesehatan dapat terkendali dengan baik. Manfaat lain yang didapatkan dari diterapkannya CSSD adalah efisiensi penggunaan sarana dan Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
47
peralatan sehingga mampu menghemat biaya investasi, operasional serta pemeliharaan, selain itu dengan adanya CSSD maka tenaga paramedis yang berada pada masing-masing unit kerja tidak perlu melakukan kegiatan sterilisasi dan yang terpenting adalah adanya standardisasi prosedur kerja dan jaminan mutu hasil sterilisasi. Sterilisasi merupakan hal yang penting di suatu rumah sakit karena sterilisasi merupakan suatu tindakan pencegahan terhadap terjadinya infeksi nosokomial. Rumah sakit ini juga telah dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah yang diuji secara berkala untuk memastikan limbah cair RSMC sesuai standar yang telah ditetapkan. Pengujian tersebut belum menjamin keamanan limbah yang dibuang ke Sungai Krukut, karena hanya dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan cara mengirim sampel ke Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD). Sebaiknya pengecekan keamanan limbah dilakukan setiap hari untuk menjamin tidak terjadinya pencemaran di Sungai Krukut yang letaknya berdekatan dengan tempat tinggal warga rumah sakit. Pengecekan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah indikator pencemaran, misalnya ikan Emas yang sensitif terhadap adanya pencemaran. Air limbah sebelum di alirkan ke Sungai Krukut sebaiknya dialirkan terlebih dahulu ke kolam tempat ikan Emas untuk memastikan limbah yang dibuang bebas dari pencemaran. Fungsi pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh Departemen Farmasi RSMC masih sangat terbatas karena masih kurangnya kebijakan yang mendukung dan sumber daya manusia seperti tenaga profesi apoteker yang jumlahnya masih belum memadai. Fungsi pelayanan farmasi klinik tersebut diantaranya yaitu pelayanan informasi obat, konseling, proses pengawasan terhadap penggunaan obat, Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan atau pengamatan terhadap Drug Related Problem’s. Hal ini menyebabkan kegiatan kefarmasian lebih banyak terpusat pada kegiatan yang bersifat non klinik yang lebih berfungsi dalam kegiatan manajemen atau pengelolaan perbekalan farmasi. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit idealnya 1 orang apoteker berbanding 30 tempat tidur pasien. Rumah Sakit Marinir Cilandak memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 188 tempat tidur, menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
48
Sakit maka idealnya memiliki 6 orang tenaga apoteker. Saat ini Rumah Sakit Marinir Cilandak memiliki 5 orang tenaga apoteker yang terdiri dari 1 orang apoteker sebagai Kepala Departemen Farmasi, 2 orang apoteker yang bertanggungjawab dalam pengelolaan perbekalan farmasi di RSMC, 1 orang apoteker yang bertugas di Apotek Dinas dan 1 orang apoteker yang bertugas di Apotek Askes. Untuk memaksimalkan peranan apoteker dalam kegiatan farmasi klinik dapat disarankan kepada pimpinan Rumah Sakit Marinir Cilandak untuk penambahan tenaga profesi apoteker terutama apoteker yang berfokus pada kegiatan farmasi klinik di ruang rawat inap. Penghubung antara staf medik dan farmasi di rumah sakit adalah Panitia Farmasi dan Terapi (PFT). Peran apoteker dalam PFT sangat strategis dan penting karena semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam PFT ini. PFT di RSMC telah terbentuk dan apoteker dari Departemen Farmasi telah masuk ke dalam struktur PFT. Salah satu kegiatan PFT dalam menunjang pelayanan medis di rumah sakit adalah dengan mengkaji dan menyusun formularium. Rumah Sakit Marinir Cilandak telah memiliki formularium rumah sakit yang menjadi acuan bagi staf medik dan kefarmasian di rumah sakit dalam hal peresepan ataupun pengadaan perbekalan farmasi. Pengadaan perbekalan farmasi yang sesuai dengan formularium sangat bermanfaat karena dengan adanya formularium, pengelolaan dana dan pengadaan perbekalan farmasi menjadi lebih terarah. Tenaga medis lainnya pun dapat menjadikan formularium sebagai acuan dalam hal peresepan obat-obat kepada pasien. Sistem Manajemen dan Akuntasi (SIMAK) di Rumah Sakit Marinir Cilandak terhubung langsung (online) ke Dinas Kesehatan Angkatan Laut (Diskesal). Departemen Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak wajib membuat laporan setiap triwulan, semester dan tahunan ke Dinas Kesehatan Angakatan Laut (Diskesal) mengenai penerimaan atau pemakaian material kesehatan. Laporan bukan hanya dalam bentuk penggunaan jumlah item perbekalan kesehatan saja namun juga dalam bentuk rupiah untuk mengetahui jumlah dana yang digunakan. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
49
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Departemen Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak yang dilaksanakan selama lebih kurang 8 minggu dapat dirasakan manfaatnya untuk memberikan gambaran kepada calon apoteker tentang bagaimana mengelola kegiatan kefarmasian klinik dan non klinik secara komprehensif di suatu rumah sakit, serta mempelajari permasalahanpermasalahan dalam menjalankan kegiatan kefarmasian di rumah sakit serta berupaya mencari solusi dari setiap permasalahan yang mungkin timbul. Praktek Kerja Profesi ini diharapkan dapat menjadi bekal sebelum memasuki dunia kerja nantinya. Sehingga para calon apoteker mampu melihat kondisi nyata di bidang kefarmasian dan mempersiapkan diri dalam menghadapi hari-harinya di bidang profesi farmasi di masa yang akan datang.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan a. Rumah Sakit Marinir Ciladak merupakan rumah sakit Angkatan Laut tingkat II (dua) dengan klasifikasi tipe B, yaitu rumah sakit yang memiliki pelayanan medik spesialistik luas serta telah memiliki pelayanan medik sub spesialistik meskipun terbatas. Rumah sakit ini dipimpin oleh seorang Kolonel Laut yang menjabat sebagai Komandan Rumah Sakit. b. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Rumah Sakit Marinir Cilandak meliputi pelayanan farmasi klinik dan non klinik. Apoteker berperan dalam segala aspek farmasi baik klinik sebagai kesatuan Panitia Farmasi dan Terapi serta pelayanan informasi obat dan farmasi non klinik dalam fungsi manajerial dan administrasi yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, produksi dan pengawasan perbekalan farmasi serta dalam hal pencatatan dan pelaporan perbekalan kesehatan di rumah sakit. c. Kendala atau tantangan pada pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Marinir Cilandak meliputi pelayanan farmasi klinik yang belum berjalan dengan baik, dan belum diterapkannya sistem distribusi obat rawat inap dosis unit, serta belum optimalnya peranan Panitia Farmasi dan Terapi dalam menetapkan dan mengawasi kebijakan penggunaan obat di lingkungan RSMC.
6.2 Saran a. Perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam lagi terhadap seluruh aspek kegiatan
kefarmasian
sehingga
dapat
dicarikan
solusi
terbaik
atas
permasalahan yang terdapat di Rumah Sakit berdasarkan hasil studi literatur pada Rumah Sakit lainnya yang memiliki klasifikasi tipe sederajat dengan Rumah Sakit Marinir Cilandak atau klasifikasi Rumah Sakit yang lebih baik lagi. Agar didapatkan solusi terbaik bagi kemajuan Rumah Sakit Marinir Cilandak di masa yang akan datang. b. Dalam hal kegiatan kefarmasian yang dilakukan disarankan perlu diperluasnya pelayanan farmasi klinik untuk mengoptimalkan terapi pasien, seperti pemberian konseling kepada pasien dengan kriteria khusus, screening instruksi 50
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
51
pengobatan, monitoring efek samping obat, pengkajian dan evaluasi penggunaan obat, kunjungan ke ruang perawatan (ward), Therapeutic Drug Monitoring (TDM) dan Total Parenteral Nutrition (TPN). c. Dalam hal kegiatan farmasi nonklinik disarankan untuk dilakukannya pembenahan dalam hal penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar agar dipisahkan atau ditempatkan pada tempat yang khusus dari perbekalan kesehatan yang lainnya. Di sisi lain disarankan pula kegiatan distribusi obat rawat inap dalam bentuk dosis unit (unit dose) untuk mengoptimalkan terapi pasien di Rumah Sakit Marinir Cilandak. d. Dalam hal sumber daya manusia disarankan perlu adanya penambahan tenaga farmasi terutama apoteker agar pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit Marinir Cilandak dapat berjalan lebih optimal dan semua kegiatan kefarmasian yang berlangsung di Rumah Sakit Marinir Cilandak dapat diawasi langsung oleh apoteker.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
DAFTAR ACUAN
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kepala Rumkital Marinir Cilandak. (2006). Surat Edaran Kepala Rumkital Marinir Cilandak Nomor SE/75/VI/2006 tentang Pedoman Pemberian Restitusi Kesehatan DI Lingkungan TNI AL. Jakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Peraturan Menteri Kesehatan No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia.(1996). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta. Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 Tentang Kesehatan dan Gizi Masyarakat Berdasarkan Perpres No.5 Tahun 2010. Jakarta. Siregar, Charles J.P. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
52
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Lampiran 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Marinir Cilandak KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK STRUKTUR ORGANISASI RUMKITAL MARINIR CILANDAK KARUMKIT
WAKARUMKIT KPPRS
KOMITE DALIN
KOMITE MEDIS
PEKAS
SATMA
SET
BAG URDAL
DEP KESLA
DEP GILUT
BAG BEK
BAG ANG
DEP BEDAH
DEP KIA
BAG PROGA
BAG HARMAT
DEP P2J2S
DEP KUTEMA
DEP JANGLIN
BAG
BAG
DEP WAT
KSD DUKKES
KSD KESGUIM
KSD BDH UMUM
KSD KES ANK
KSD KITLAM
KSD KULKEL
KSD RADIO
KSD R.JALAN
KSD URIKKES
KSD BDH MLT
KSD ORTHOPEDI
KSD OBSGYIN
KSD PARU
KSD THT
KSD PATKLIN
KSD R.INAP
KSD UGD
KSD PROTETIK
KSD UROLOGI
KSD KKB
KSD JANTUNG
KSD MATA
KSD PAT AN
KSD ORTHO
KSD BDH PSLTK
KSD KESWA
KSD ANASTESI
KSD SARAF
KSD BANGDIKLAT
KSD KUBT
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
KSD GIZI KSD REHAB/MED
DEP FARMASI
KSD DALFAR KSD APOTIK
55
Lampiran 2. Struktur Organisasi Departemen Farmasi RSMC
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
56
Lampiran 3. Tim Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Marinir Cilandak
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
57
Lampiran 4. Alur Resep Pasien Rawat Jalan di Apotek Dinas RSMC
PASIEN
Penerimaan resep
Anggota
Anggota
Intern
Ekstern Pemilihan resep
Racikan : -
Puyer Salep Sirup Kapsul
Non racikan
Restitusi
Pengolahan resep
Pencatatan Etiket
Pengecekan Akhir Obat
Apotek Yanmasum
Loket
PASIEN
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
58
Lampiran 5. Alur Resep Pasien Rawat Inap di Apotek Dinas dan Yanmasum di RSMC.
Resep dari ruang perawatan
Apotek
Penomoran
Pengolahan resep UDD
IP
DISPENSING
DISPENSING Pengecekan
ETIKET
ETIKET
Obat di serahkan ke perawat CATAT FORMULIR
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
59
Lampiran 6. Alur Resep Pasien Individu di Apotek Yanmasum RSMC
Penerimaan Resep, Pengecekan & Penghargaan
Pasien
Penyerahan & KIE
Pembayaran Obat
Peracikan
Obat Siap
Pemberian Etiket
Kontrol
Pelayanan
Sediaan Jadi
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
60
Lampiran 7. Alur Resep Pasien Rawat Jalan dan Inap di Apotek Askes RSMC
Legalisasi ASKES
Rawat Inap
Resep, Foto Copy SJP, Foto copy
ASKES
Pengecekan
Pasien
DPHO dan entri Resep, Foto copy Rawat Jalan
SJP, Foto copy ASKES
Penyerahan
Penyiapan Obat
Pemberian Etiket
Kontrol
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
61
Lampiran 8. Formulir Lembaran Konseling Obat
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
62
Lampiran 9. Formulir Kartu Catatan Obat Pasien Rawat Inap
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
63
Lampiran 10. Surat Pesanan Obat Apotik Dinas, Yanmasum, ASKES ke PBF
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
64
Lampiran 11. Surat Pesanan Narkotika
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
65
Lampiran 12. Surat Pesanan Psikotropika
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
66
Lampiran 13. Berita Acara Pemusnahan Obat
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
67
Lampiran 14. Alur Proses Dukungan MatKes dari LAFIAL
PUT FASKES MENGIRIMKAN PUT SELAMBAT-LAMBATNYA SAMPAI DI DISKESAL SEMESTER I : AKHIR DESEMBER SEMESTER II : AKHIR JUNI
PODUKSI OBAT LAFIAL SELURUH ITEM OBAT PRODUKSI LAFIAL TERSEDIA DI GUDANG P2 MATKES (KUANTITAS) SEMESTER I : AKHIR JANUARI (60%) SEMESTER II : AKHIR MARET (100%)
RENDIS SUBDIS-SUBDIS DISKESAL MEMBUAT RENDIS SEMESTER I : AKHIR FEBRUARI SEMESTER II : AKHIR JULI
SPPB SUBDIS MATKES MEMBUAT SPPB DITANDATANGANI KADISKESAL SEMESTER I : PERTENGAHAN APRIL SEMESTER II : PERTENGAHAN DESEMBER
PENGEPAKAN SIP 2 MATKES MELAKSANAKAN PENGEPAKAN SEMESTER I : AWAL MEI SEMESTER II : AWAL OKTOBER
PENGIRIMAN SIP 2 MATKES MELAKSANAKAN PENGIRIMAN SELAMBAT LAMBATNYA KE FASKES SEMESTER I : AKHIR15. MEI Lampiran SEMESTER II :AKHIR OKTOBER Surat Permintaan Material Kesehatan Lampiran 15. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
68
Lampiran 15. Surat Permintaan Dukungan MatKes dari LAFIAL
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
69
Lampiran 16. Bukti Surat Pengeluaran Material Kesehatan dari DISKESAL
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
70
Lampiran 17. Bukti Surat Penerimaan Material Kesehatan
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
71
Lampiran 18. Laporan Hasil Pengujian Limbah
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
72
Lampiran 19. Alur Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSMC
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
73
Lampiran 20. Alur Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSMC
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
74
Lampiran 21. Flow chart Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Pasien ASKES pada Kunjungan Pertama
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
75
Lampiran 22. Flow chart Rawat Inap Tingkat Lanjutan Pasien ASKES pada Rawat Inap Pertama
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
76
Lampiran 23. Formulir Pendaftaran Pasien Baru
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
77
Lampiran 24. Kartu Stok Perbekalan Kesehatan
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
78
Lampiran 25. Lembar Resep Apotek Dinas
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
79
Lampiran 26. Salinan Resep Apotek Yanmasum
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
80
Lampiran 27. Salinan Resep Apotek ASKES
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
81
Lampiran 28. Alur Pasien Rawat Jalan di RSMC
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
82
Lampiran 29. Alur Pasien Rawat Inap di RSMC
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
83
Lampiran 30. Alur Pasien Gawat Darurat di RSMC
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK PERIODE 08 JULI – 30 AGUSTUS 2013
ANALISIS BIAYA PERBEKALAN KESEHATAN DI RUANG UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT MARINIR CILANDAK PERIODE 26 – 31 JULI 2013
RISKA EKA YUDA., S. Farm 1206330040
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JANUARI 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
DAFTAR ISI DAFTAR ISI .............................................................................................ii DAFTAR TABEL ...................................................................................iii DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................iv BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................1 1.1 Latar Belakang ......................................................................1 1.2 Tujuan ...................................................................................3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................4 2.1 Rumah Sakit ..........................................................................4 2.2 Unit Gawat Darurat ...................................................................5 2.3 Pelayanan Non Farmasi Klinik pada Stok Obat di Ruang UGD .........................................................................................8 BAB 3 METODOLOGI ............................................................................10 3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................10 3.2 Cara Kerja ................................................................................10 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................11 4.1 Hasil .........................................................................................11 4.2 Pembahasan .............................................................................13 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................17 4.1 Kesimpulan .........................................................................17 4.2 Saran....................................................................................17 DAFTAR ACUAN ..................................................................................18 LAMPIRAN ...............................................................................................19
ii Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2
Peralatan Kesehatan di Ruang UGD ............................. Obat – obatan di Ruang UGD........................................ Perbekalan kesehatan yang Jumlahnya Bertambah ....... Perbekalan kesehatan yang Jumlahnya Berkurang .......
iii Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
6 7 11 12
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2
Data Register Pasien ....................................................... Stok Bekkes Di Ruang UGD ..........................................
iv Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
20
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia (Presiden Republik Indonesia, 2009). Hal ini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau masyarakat (Presiden Republik Indonesia, 2009 a). Diantara fasilitas pelayanan kesehatan tersebut diantaranya yaitu rumah sakit. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan peroranagan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Presiden Republik Indonesia, 2009 b). Gawat darurat yaitu keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna menyelematkan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (Undang-Undang No.44 tentang Rumah Sakit, 2009). Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat tentunya dibutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat untuk melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat serta melakukan resusitasi dan stabilisasi (life saving) (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Ruang gawat darurat atau yang lebih dikenal dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan ruangan yang menjadi persyaratan teknis dari berdirinya sebuah bangunan bernama Rumah Sakit. Persyaratan ini pun harus sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang 1
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
2
termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut (Presiden Republik Indonesia, 2009 b). Dalam melakukan fungsinya, UGD dibekali oleh sarana, prasarana, sumber daya manusia yang merupakan tenaga medis dan non medis serta manajemen Unit Gawat Darurat Rumah Sakit sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Sarana yang dibutuhkan dalam ruangan UGD diantaranya yaitu, apotek yang tersedia 24 jam di dekat UGD atau depo obat dalam UGD, ruang penerimaan, ruang tindakan, ruang operasi, ruang observasi dan ruang khusus untuk pasien luka bakar. Sedangkan prasarana yang dibutuhkan meliputi perbekalan kesehatan di ruang triase atau ruangan untuk memilah pasien sesuai keadaan dan kedaruratan pasien dan ruang tindakan. Perbekalan kesehatan tersebut dapat berupa alat kesehatan, obat-obatan dan bahan habis pakai. Perbekalan kesehatan yang dibutuhkan di ruang UGD tidak akan terlepas dari peran serta tenaga kefarmasian. Hal ini sesuai dengan fungsinya dalam kegiatan farmasi non klinik yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, produksi, distribusi dan pengawasan. Sebagai bagian yang bertanggung jawab dalam pengadaan perbekalan kesehatan di UGD, maka tenaga kefarmasian wajib memastikan ketersediaan perbekalan kesehatan yang tepat dan tersedia dalam jumlah yang optimal serta terjamin mutunya. Untuk memastikan perbekalan kesehatan yang terjamin mutunya maka tenaga kefarmasian dapat melakukan pengadaan perbekalan kesehatan kepada industri farmasi yang terpercaya dan disertai sertifikat jaminan mutu. Dalam hal lain, untuk memastikan perbekalan kefarmasian yang tepat sesuai yang dibutuhkan selama tindakan dapat mengacu pada Keputusan Mentri Kesehatan No. 856 tahun 2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit. Sedangkan untuk menjamin jumlah persediaan perbekalan kesehatan di ruang UGD maka dilakukanlah pemantauan terhadap jumlah stok persediaan perbekalan kesehatan selama beberapa periode. Hal ini untuk memastikan bahwa perbekalan kesehatan tidak dalam kondisi kosong, terutama untuk obat-obatan penyelamat hidup (life saving). Sebagai bagian dari Praktek Kerja Profesi Apoteker, dilakukan pengamatan trerhadap kondisi perbekalan kesehatan (bekkes) yang terdapat di Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
3
ruang UGD Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC) setiap hari terhitung dari tanggal 26 Juli hingga 31 Juli 2013. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan gambaran bagi para calon apoteker terhadap kondisi stok perbekalan kesehatan di ruang UGD. Stok perbekalan kesehatan di RSMC melalui pengamatan yang dilakukan selalu mengalami perubahan di setiap harinya. Jumlah stok perbekalan kesehatan yang selalu beubah setiap harinya ini memberikan warna tersendiri terhadap hasil pengamatan. Seharusnya stok perbekalan kesehatan selalu tetap, hal ini karena pasien yang datang ke ruang UGD setelah mendapatkan tindakan akan mendapatkan resep dokter yang wajib ditebus di apotek rumah sakit. Selanjutnya obat-obatan atau alat kesehatan yang telah ditebus dikembalikan ke ruang UGD RSMC. Sehingga kondisi stok perbekalan kesehatan selalu tetap. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukan pengamatan terhadap stok perbekalan kesehatan di UGD RSMC untuk mengetahui jumlah perbekalan kesehatan yang berlebih dan berkurang setiap harinya, sehingga dapat diakumulasikan untuk selanjutnya dinilai sebagai jumlah besarnya kerugian rumah sakit terhadap pemakaian barang perbekalan kesehatan di UGD RSMC.
1.2 Tujuan Menganalisis keuntungan dan atau kerugian biaya dari perbekalan kesehatan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Marinir Cilandak selama periode 26 - 31 Juli 2013 yang mengalami peningkatan dan penurunan jumlah.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan unit gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Presiden Republik Indonesia, 2009 b). Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (prefentif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai fungsi (Presiden Republik Indonesia, 2009 b): a.
Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c.
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
2.1.2 Bagian-Bagian yang Ada di Rumah Sakit Menurut Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang: a. Rawat jalan b. Ruang rawat inap 4
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
5
c. Ruang gawat darurat d. Ruang operasi e. Ruang tenaga kesehatan f. Ruang radiologi g. Ruang laboratorium h. Ruang sterilisasi i. Ruang farmasi j. Ruang pendidikan dan latihan k. Ruang kantor dan administrasi l. Ruang ibadah, ruang tunggu m. Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit n. Ruang menyusui o. Ruang mekanik p. Ruang dapur q. Laundry r. Kamar jenazah s. Taman t. Pengolahan sampah u. Pelataran parkir yang mencukupi
2.2 Unit Gawat Darurat Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (Presiden Republik Indonesia, 2009 b). Menurut The American Hospital Association (AHA) pengertian gawat darurat adalah
An emergency is any condition that in the opinion of the
patient,his family, or whoever assumes the responsibility of bringing the patient to thehospital-requires immediate medical attention. This condition continues until adetermination has been made by a health care professional that the patient’s lifeor well-being is not threatened (Nurfadli, 2012). Setiap rumah sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang mempunyai kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
6
dan melakukan resusitasi dan stabilisasi (life saving). Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit harus dapat memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Pasien gawat darurat harus ditangani 5 menit setelah sampai di UGD.
2.2.1 Persediaan Alat-Alat dan Obat -Obatan di UGD Alat-alat dan obat-obatan di Unit Gawat Darurat harus sedemikian rupa sehingga resusitasi dan “life support” dapat dilakukan. Alat-alat dan obat-obatan yang harus ada disemua bagian Unit Gawat Darurat adalah untuk tindakan resusitasi dan tindakan stabilisasi penderita (life support). Tabel 2.1 Peralatan Kesehatan Di Ruang UGD (Presiden Republik Indonesia, 2009 b). No. Peralatan
No Peralatan
1
Nasopharyngeal tube
12
Chest tube
2
Oropharingeal
13
Cricothyroidectomy +
3
Laringoscope set anak
4
Laringoscope set dewasa
14
Ventilator transport
5
Nasotraceal tube
15
Vital sign monitor
6
Suction Manual otomatic
16
Infusion pump + syring
7
Trakheostomi set
8
Bag. Valve mask
17
EGC + defebrilator
(dewasa/Anak)
18
Vena section
9
Kanal oksigen
19
Gluco stick
10
Oksigen mask (dewasa/
20
Stetoskop
anak)
21
Termometer
Warmer
22
Nebulizer
11
tracheostomy set
pump
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
7
Tabel 2.2 Obat – obatan di Ruang UGD No.
Obat-Obatan
No.
Obat-Obatan
1
Cairan Kolid Infus
13
Furosemid
2
Cairan Kristaloid
14
Pethidin
3
Cairan Infus Dextrose
15
Morfin
4
Adrenalin
16
Anti Convulsan
5
Sulfat Atropin
17
Antiseptik
6
Kortiko steroid
18
Antibisa ular
7
Lidokain
19
Anti rabies
8
Aminophilin
20
Trombolitik
9
Dopamin
21
Amiodaron
10
Dobutamin
22
Manitol
11
Analgetik
23
Stesolid
12
ATS, ATT
24
Dextrose 50%
2.2.2 Status Kegawatan Pasien Status kegawatan pasien Unit Gawat Darurat terdiri dari (Nurfadli, 2012): a. Pasien gawat darurat Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. b. Pasien gawat tidak darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut. c. Pasien darurat tidak gawat Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayatan dangkal. d. Pasien tidak gawat tidak darurat Misalnya pasien dengan ulcus tropicum, TBC kulit, dan sebagainya. Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
8
2.2.3 Alur Pelayanan Medis Di UGD Pasien yang berada di UGD harus dapat ditangani seoptimal mungkin sesuai standar dan alur layanan yang teratur baik secara medis maupun administratif. Adapun alur pelayanan pasien di UGD adalah (Wirawan, W. 2010): a. Pasien masuk gawat darurat. b. Pengantar mendaftar ke bagian administrasi. c. UGD menerima status pasien dari rekam medik dan map. d. Paramedik dan dokter memeriksa kondisi pasien. e. Dokter menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh keluarga pasien. f. Bila pasien atau keluarga menolak maka harus menandatangani surat penolakan. g. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, maka dokter atau paramedis berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang dapat mengancam jiwa pasien. h. Bila diperlukan pemeriksaaan penunjang, dokter membuat pengantar ke unit terkait dan mengkonfirmasi melalui telepon, pengambilan sampel ke laboratorium dilakukan di ruang gawat darurat. i. Dokter mencatat hasil bacaan penunjang medik pada rekam medik dan proses tindak lanjut dilakukan meliputi rawat jalan, rawat inap atau rujukan.
2.3 Pelayanan Non Farmasi Klinik pada Stok Obat di Ruang UGD Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari
pemilihan,
perencanaan,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Pada stok obat yang ada di ruang UGD kegiatan kefarmasian yang harus dilakukan adalah administrasi (pencatatan), penyimpanan dan pendistribusian. Perlu dilakukan analisis persediaan obat dan alat kesehatan yang ada di ruang UGD.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
9
2.3.1 Administrasi (pencatatan) Administrasi perbekalan farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan laporan yang berkaitan dengan perbekalan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Salah satu jenis administrasi yaitu administrasi keuangan. Pelayanan farmasi merupakan pengaturan anggaran pengendalian dan analisis biaya, pengumpulan informasi keuangan dan penyiapan laporan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
2.3.2 Penyimpanan Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang ditetapkan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suku dan kestabilannya, mudah tidaknya meledak, terbakar dan tahan atau tidak tahannya terhadap cahaya disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
2.3.3 Pendistribusian Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di Rumah Sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Obat-obat yang terdapat di UGD merupakan obat yang bersifat emergency dan life saving sehingga persediaannya harus sesuai dengan jumlah minimum yang ada.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan data tugas khusus mengenai analisis biaya perbekalan kesehatan UGD dilaksanakan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Marinir Cilandak. Pelaksanaan pengambilan data di mulai dari tanggal 26 – 31 Juli 2013.
3.2 Metode Pelaksanaan Pada laporan tugas khusus ini data yang dikumpulkan berupa stok perbekalan kesehatan di Unit Gawat Darurat yang dihitung setiap hari sesuai dengan periode yang ditentukan (26 – 31 Juli 2013) serta data pasien yang terdapat pada buku register pasien meliputi nama pasien, jam masuk, umur, jenis kelamin, registrasi, status jaminan pasien, pangkat, diagnosa, perbekalan kesehatan dan status perawatan pasien (rawat inap atau rawat jalan).
10
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan data tugas khusus mengenai analisis biaya perbekalan kesehatan di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Marinir Cilandak di mulai dari tanggal 26 – 31 Juli 2013. Berdasarkan hasil pengamatan maka didapat hasil terdapat 13 jenis perbekalan kesehatan yang jumlahnya bertambah dan terdapat 27 jenis perbekalan kesehatan yang mengalami pengurangan jumlah dari total 131 jenis perbekalan kesehatan. Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbekalan Kesehatan yang Jumlahnya Bertambah Stok Awal
Stok Akhir
Selisih (b)
Keuntun gan (Rp) (a x b)
No
Nama Barang
Satuan
Harga Satuan (a)
1
Canul O2 bayi
Buah
36000
5
6
+1
+36.000
2
Infuset micro
Pcs
15000
4
6
+2
+30.000
3
Pcs
12000
2
3
+1
+12.000
Buah
7500
9
10
+1
+7.500
Buah
8500
2
4
+2
+17.000
Buah
9500
1
2
+1
+9500
7 8 9 10
NGT No 5 Spalk Uk 50 cm Spalk Uk 60 cm Spalk Uk 80 cm Diazepam Lidocain Novalgin Tramal Inj
Ampul Ampul Ampul Ampul
2500 1610 9500 6000
4 10 6 10
6 11 7 11
+2 +1 +1 +1
+5.000 +1.610 +9500 +6.000
11
Xylocain Jelly
Tube
80000
5
7
+2
+160.000
12
Asering 500 ml
botol
12500
1
4
+3
+37.500
13
Dexametason
tab
15
31
32
+1
+15
4 5 6
TOTAL
331.625
11
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
12
Tabel 4.2 Perbekalan Kesehatan yang Jumlahnya Berkurang No
Nama Barang
Satuan
Harga Satua n (a)
Stok Awal
Stok Akhir
Selisih (b)
Kerugian (Rp) (a x b)
1
Canul O2 dewasa
Buah
15000
7
6
-1
-15.000
2
Mask Non Rebreathing child
Pcs
95000
2
0
-2
-190.000
3
NGT No 16
Pcs
16000
4
3
-1
-16.000
4
Spiut 3 cc
Pcs
2915
18
15
-3
-8745
5
Spuit 10 cc
Pcs
3402
15
14
-1
-3402
6
Adrenalin Inj
Ampul
4890
6
5
-1
-4890
7 8 9 10
Buscopant Neurobion Ondavel 4 mg Ranitidin Inj
Ampul 75000 Ampul 3700 Ampul 2000 Ampul 2500
6 4 7 10
4 3 5 8
-2 -1 -2 -2
-150.000 -3.700 -4.000 -5.000
11
Transamine Inj
Ampul 10828
5
4
-1
-10.828
12
Vitamin K
Ampul
1008
6
5
-1
-1.008
13
Dekstrose 40
Ampul
2577
7
5
-2
-2.577
14
Ampul
2000
5
4
-1
-2.000
Kolf
7790
5
1
-4
-31.160
kolf tab tab
7260 220 235
14 19 23
13 18 16
-1 -1 -7
-7260 -220 -1645
tab
125
8
1
-7
-875
20 21 22 23 24
WFI 25 ml NaCl 0,9 % 100 ml RL ISDN Captopril 25 Parasetamol (pamol) Nifedipin CTM Antidiare Betahistin Maag tab
tab tab tab tab tab
161 15 201 121 125
20 18 29 20 23
17 17 27 16 12
-3 -1 -2 -4 -11
-483 -15 -402 -484 -1.375
25
Ascardia (aspirin)
tab
525
14
10
-4
-2.100
26 27
Asmef Dramamin
tab 150 tab 120 TOTAL
12 41
9 34
-3 -7
-450 -840 -464.459
15 16 17 18 19
SELISIH = 331.625 – 464.459 = 132.834 Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
13
4.2 Pembahasan Unit Gawat Darurat merupakan suatu bagian yang tidak terpisah dari rumah sakit. Di setiap rumah sakit wajib mempunyai Unit Gawat Darurat. Unit gawat darurat ini memiliki standar tersendiri sehingga dapat memberikan pelayanan dengan respon cepat dan penanganan tepat. Pasien yang masuk ke UGD rumah sakit tentunya membutuhkan pertolongan dengan segera, sebab keadaan gawat darurat apabila tidak ditangani dengan segera maka dapat berakibat fatal bagi pasien. Kegiatan di UGD meliputi kegiatan klinis dan administrasi. Kegiatan administrasi berupa pencatatan data pasien. Di ruang UGD pada Rumah Sakit Marinir terdapat buku Register Pasien yang ditulis oleh perawat mengenai datadata pasien. Data pasien yang dicatat yaitu nama pasien, jam masuk, umur, jenis kelamin, registrasi, status jaminan pasien, pangkat atau kesatuan, diagnosa, perbekalan kesehatan dan status perawatan pasien (di rawat inap atau rawat jalan). Contoh data pasien terdapat dalam Lampiran 1. Pencatatan pasien bertujuan untuk memudahkan pengecekan kembali data pasien apabila terjadi kesalahan. Pada pencatatan bagian kolom status pasien, pasien dibedakan berdasarkan penjamin (provider) dalam pembayaran. Pasien dibedakan menjadi pasien Marinir, Sipil, Keluarga Marinir, Keluarga Sipil, ASKES dan Pasien Umum. Tempat pengambilan obat disesuaikan dengan penjamin pasien tersebut. Pasien marinir, sipil, keluarga marinir dan keluarga sipil mengambil obat di Apotek Dinas, sedangkan pasien yang ditanggung ASKES maka menebus obat di Apotek ASKES dan pasien umum dapat menebus obatnya di Apotek Yanmasum. Perbekalan kesehatan (bekkes) yang diperlukan dalam unit gawat darurat bersifat emergency dan life saving. Stok bekkes yang terdapat dalam UGD juga harus selalu terpenuhi sesuai dengan jumlah minimal agar semua pasien dapat tertangani dengan baik. Berdasarkan Kepmenkes No 856 tahun 2009, jenis obatobatan yang terdapat di ruang UGD Rumah sakit Marinir Cilandak terlalu melebar. Obat-obat yang tidak bersifat emergency dan life saving dapat dikurangi jenis dan jumlahnya sehingga meminimalisir terjadinya kerugian. Apabila pasien memerlukan obat tersebut maka pasien dapat menebus obat yang diperlukannya itu di Apotek Yanmasum, Apotek Dinas atau Apotek ASKES. Sesuai dengan Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
14
Kepmenkes No 856 tahun 2009, maka obat-obat di UGD yang jenisnya dapat dikurangi antara lain injeksi ranitidin, vitamin B1, Vitamin K, injeksi Neurosanbe, injeksi Ondancentron, dan beberapa injeksi lainnya. Bekkes yang terdapat didalam UGD dapat berupa sediaan injeksi baik dalam bentuk vial dan ampul, sediaan tablet, suppositoria, cairan infus dan alat kesehatan yang diperlukan dalam keadaan darurat. Bekkes tersebut disimpan di tempat penyimpanan yang sesuai dengan bentuk sediaan dan kestabilan sediaan tersebut. Sediaan tablet disimpan di dalam wadah kecil tertutup baik. Obat injeksi di simpan dalam rak kecil dan diletakkan ditempat yang terlindung dari sinar matahari. Alat kesehatan (alkes) disimpan dalam lemari kaca dan disusun dengan rapi dan sedian-sediaan yang tidak stabil di suhu ruangan seperti suppositoria dan cairan parentral di simpan di dalam lemari pendingin. Alur penggunaan bekkes yang ada di ruang UGD yaitu ketika pasien datang ke UGD maka dokter segera melakukan tindakan dan, apabila pasien tersebut dalam keadaan darurat dan memerlukan obat maka petugas medis dapat mengambil dari persediaan yang terdapat di UGD untuk melakukan tindakan. Ketika pasien tidak dalam kondisi gawat darurat lagi, dokter meresepkan obat yang telah dan akan digunakan oleh pasien, dan pasien atau keluarga pasien datang membawa resep yang ditebus untuk mengganti persediaan bekkes yang telah digunakan pasien tersebut. Analisis biaya pada persediaan bekkes yang ada di UGD perlu dilakukan untuk melihat apakah apotek mengalami kerugian atau tidak yang dikarenakan berkurangnya stok bekkes yang ada di UGD. Pengambilan data dan analisisnya dilakukan mulai dari tanggal 26 -31 Agustus 2013. Persediaan bekkes yang ada di UGD dihitung dan dicatat setiap harinya. Pasien yang menggunakan bekkes UGD di telusuri berdasarkan catatan register pasien, sehingga dapat dicocokkan jumlah bekkes yang hilang dengan penggunaan bekkes oleh pasien. Penelusuran juga dilakukan pada resep yang masuk pada tiap apotek (Apotek Yanmasum, Dinas dan ASKES) untuk melihat bekkes apa saja yang ditebus oleh pasien. Sebelum memulai pengambilan data, harus diketahui stok awal dari bekkes sehingga dapat dihitung selisih antara stok awal dan akhir. Berdasarkan selisih stok awal dan stok akhir maka didapat berapa kerugian yang dialami apotek dinas dengan cara Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
15
mengalikan selisih tersebut dengan harga beli dari bekkes tersebut. Menurut data yang dikumpulkan, berdasarkan 131 maretial kesehatan yang diteliti kerugian yang dialami oleh apotek selama 26 - 31 Agustus 2013 terdapat 27 jenis perbekalan kesehatan yang jumlahnya berkurang dari stok awal sehingga menyebabkan kerugian sebesar Rp 464.459,. namun ada 13 jenis material yang jumlahnya bertambah sehingga bisa menutupi kerugian sebesar Rp 331.625 Berdasarkan selisih tersebut maka Apotek mengalami kerugian sebesar Rp 132.834,. Bekkes yang berkontribusi menyebabkan kerugian yang besar yaitu alat kesehatan dan sediaan injeksi yang memiliki harga yang cukup tinggi, namun dari segi kuantitas (jumlah) yang paling sering hilang adalah sediaan tablet. Banyak hal yang dapat menyebakan terjadinya pengurangan persediaan bekkes di UGD. Mulai dari kurang lengkapnya pencatatan yang dilakukan oleh perawat terkait penggunaan bekkes, kurangnya kesadaran dan kepatuhan perawat dalam mengganti perbekalan kesehatan yang telah digunakannya untuk menangani pasien, kurang lengkapnya resep yang dituliskan, kurangnya pengawasan dari pihak farmasi terhadap persediaan bekkes yang ada di UGD dan dari segi pasien yang mungkin belum menebus obatnya. Oleh karena itu perlu dilakukan kerja sama baik dari perawat, dokter dan farmasis untuk menjaga persediaan yang ada di dalam ruang UGD agar tidak terjadi kerugian pada apotek. Apabila apotek masih mengalami kerugian pada bekkes di UGD maka perlu dilakukan pengawasan ketat oleh tenaga kefarmasian terhadap seluruh bekkes yang terdapat di UGD. Pengawasan yang ketat bukan berarti dengan pengadaan jumlah personil kefarmasian di ruang UGD yang akan selalu ada di ruang UGD setiap harinya yang terbagi dalam tiga shift. Hal ini karena dirasa masih belum tepat jika melihat dari total kerugian yang ditimbulkan dibandingkan dengan salary yang harus dikeluarkan untuk menggaji personil kefarmasian. Oleh karenanya, dapat dilakukan hal lain yaitu dengan mencantumkan daftar stok bekkes tetap yang terdapat di UGD, kemudian ditempelkan pada lemari stok agar dapat dilihat dan dijadikan acuan oleh tenaga kesehatan lainnya di UGD. Setelah itu dilakukan pengontrolan yang dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari untuk melihat stok yang berlebih atau berkurang dari stok tetap. Jika ada stok yang berkurang maka harus segera dilakukan penelusuran terhadap penggunaan bekkes, Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
16
namun jika stok berlebih maka harus segera diambil dan dikembalikan ke Gudang Farmasi Rumah Sakit untuk meminimalisasi dampak kerugian yang terjadi.
Universitas Indonesia
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkn perhitungan jumlah stok perbekalan kesehatan maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa stok perbekalan kesehatan yang berkurang sehingga menyebakan kerugian pada Departemen Farmasi Rumah Sakit Marinir Cilandak. Kerugian yang dialami pada periode pengamatan 26-31 Juli 2013 yaitu sebesar Rp132.834,.
5.2 Saran a. Sebaiknya tim medis yang melakukan pencatatan buku register mencatat dengan baik dan lengkap. b. Tim medis sebaiknya segera mengembalikan bekkes yang digunakan untuk pasien di ruang UGD sesuai dengan catatan pasien dan resep yang telah di tebus. c. Stok awal bekkes yang terdapat di UGD sebaiknya dicantumkan pada lemari penyimpanan bekkes.
18
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2004). Keputusan Menteri Kesehatan No 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan No 856 tahun 2009 tentang Standar Instalasi Gawat darurat Rumah Sakit. Jakarta. Nurfadli. (2012). Analisis Kelengkapan Fasilitas Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang Terhadap Standar Operasional Pelayanan Unit Gawat Darurat. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Presiden Republik Indonesia. (2009 a). Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta. Presiden Republik Indonesia (2009 b). Undang- Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta Wirawan, Widodo. (2010). “Alur http://8qqwwytyc9.wordpress.tal.ki/20100623/alur-ugd-45264/. tanggal 24 Agustus 2013.
19
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
UGD”. Diakses
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
19
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Universitas Indonesia
Jumat, 26 Juli 2013 No.
1
Jam
09.45
2
Nama
Ny.S
Umur / Register Status JK
28 Th/P 22.71.25
KM
Diagnosa
bekkes
RI
ISK
RJ
Plg
Ny. SA
49 Th/P 31.79.94
ASK
Anemia, EC Melena
Lab
G1
FB
3
09.40
Tn. H
43 Th/L
31.79.95
PC
Asites & Hipoalbunimia + gangguanginjal+ trombositopenia
RL, Lab, EKG, Thorax (Infus set, Vemplon)
4
13.00
An. Y
4 Th/L
31.14.08
PC
ISPA
Lab, RL, EKG (Infus set, Vemplon)
5
14.10
Tn. MAS
29 Th/L
31.80.02
M
Obat Febris + Dispepsia
6
14.51
Ny. LS
20 Th/P 11.42.11
KS
H
7
15.23
An. AS
2 th/P
31.89.04
PC
UL
8
15.10
Tn. K
28 Th/L
31.20.03
ASK
Dispepsia
Resep Cefixime 100mg (10), Antiflu (10), Na Diclofenac 50 mg (10), Ranitidine (10), Vitarma (10), Spuit 3 cc (1) Transamin (3), vit K amp (3), omeprazole amp (2), Musin syr (1), alprazolam 0,5mg (2), Bisoprolol (10), RL (1), Nacl 0,9% (1), Infus set (1), Venflon 20 (1), Spuit 3cc (3), Spuit 5cc (2), Bloodset (1)
Plg
Plg
Paaracetamol (10), Amoxicillin (10), Ranitidin (10), Vitamar (10) Amoxillin 500 mg (10), Asmef (10), Kloramfenikol salep mata (1)
HC II, IT Ranitidin, Ondensentron, Antasid 2 tab (Spuit)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Silk 5 (1)
Keterangan
No.
Jam
Nama
Umur / Register Status JK
9
15.15
Th. HA
76 Th/L
16.76.89
10
16.10
Tn. D
51 Th/L
11
16.30
Tn. W
39 Th/L
Diagnosa
bekkes
RI
RJ
Resep
PC
Relenio, Urin, el Sup BP H
Cateter (Urin bag)
08.92.01
M
Lab
24.11.07
M
Obs Febris
Paracetamol (10), cefadroxil tab (10), Ranitidin (10), Vitaneuron (10)
Xylocain gel (1), Folley Catheter 16 (1), WFI (1), Spuit 10 cc (1) Cefadroxil 500mg (10), antiflu tab (10), cough syr (1), vitarma (10)
37 Th/P 31.80.07
PC
BP Dat TB Paru
Ro II, Lab, Ges
Acran amp (2), Terfacef (2), RL (2), aquabidest 25cc (2), D5% 500cc (2), Nacl 100cc (1), Ventolin nebu (3), Spuit 1 cc (1), 3cc (3), 10cc (2)
Tn. RAP
15Th/L
08.18.65
KM
VL
Ro II, HT, V, Inj, MT (Spuit)
Lidokain Ampul (3), Amox 500mg (10), As mefenamat (10), Spuit 3 cc (2), 1 cc (1), Handscod disp 7,5 (1)
16.00
Tn. T
38 Th/L
03.23.20
M
Rumus Paru
RL, Lab, Thorax (Infus set, Vemplon)
Nasal Kanul O2 (1)
15
17.00
Tn. B
53 Th/L
1480010
M
ISPA
-
16
18.10
Nn. DN
14 Th/P 31.80.08
PC
Syspend
Lab
Plg
17
19.20
An. FS
27.24.93
PC
...... + Obs febris
lab
Plg
18
20.00
Ny.D
35 Th/P 09.46.56
M
ISPA
lab
Plg
19
20.25
Tn. AM
27 Th/L
27.62.07
M
Obs febris
Lab
Plg
20
20.30
Tn. AR
33 Th/L
15.09.33
ASK
Dyspepsia
Lab
Plg
12
19.50
Ny. A
13
16.00
14
6 Th/L
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Cefadroxil 500 mg ( 10), Antiflu (10), cough (1), dexa tab (10) Baquinor (10), getidin (10), sanmol (10), nufit (10) Sporetik (6), sanmol syr (1), candistatin drop (1), spuit 3 cc (1) Antiflu (10), Difenhydramin syr (1), Cefadroxyl (6), Spuit 3 cc (1) Cefadroxil (10), Procet (10), Vitaneuron (10), Ranitidin (10)
Keterangan
No.
Jam
Nama
21
20.55
Ny. Y
22
21.30
An. MR
Umur / Register Status JK
52 Th/P 19.43.10
7 Th/L
15.09.33
Diagnosa
bekkes
ASK
RJ
Resep
Obs Febris
RL, NB 5000, Ranitidin ondansentron 4 mg (Infus set, Vemplon, Spuit)
Plg
Ondansentron 4mg (1), NB 5000 amp (1), ranitidin amp (1), antasida syr (1), omeprazole (10), neurodex (10), RL (1), Vemplon (1), infus set (1), Spuit 3cc (3)
KS
ISPA
Lab
Plg
Lab, RL (Infus set, Vemplon)
23
21.50
Tn. SK
75 Th/L
06.64.48
ASK
Post Kll+DM tipe II + Hiperlipidemia
24
21.50
An. SR
7 Th/L
31.80.09
ASK
Typoid
25 26
22.45 23.45
An. KR An. H
9 Th/P 7 Th/P
31.80.10 19.81.11
PC KM
ISPA Obs Febris
Lab, RL (Infus set, Vemplon) lab lab
27
02.30
Tn. A
22 Th/L
23.48.53
PC
Obs Febris
lab
RI
Plg
Metil prednisolon (10), Natrium Diklofenak (10), Proneuron (10), hexpam (10), Spuit (1)
D/III Plg Plg Plg
28
01.07
Tn. NBS
49 Th/L
31.80.13
PC
Dyspnea e.c HDD & post stroke
RL, Lab, cateter, EKG, Monitor, O2, lasix, NGT (Infus set, Vemplon, Spuit, O2 Mask, Urin bag)
29
02.45
Ny. U
35 th/P
18.06.06
S
Muscula spasme
EKG
Plg
30
06.45
Nn. RP
26 Th/P
PC
Obs Febris
Lab
Plg
31
07.00
Tn. R
36 Th/L
M
Obs Febris
Lab
Plg
Baquinir F (10), sanmol (10), getidin tab (10), vometa FT (10), Spuit 3cc (1)
F/B
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Neurosanbe Pulus (10), sanmol (10), ranitidin (10), Spuit 3cc (1)
Keterangan
No.
32
33
34
35
36
Jam
06.45
08.30
Nama
Drg. TM
Umur / Register Status JK
45 th/P
ASK
Diagnosa
bekkes
Susp Apenditis Akut
Tramal I, Prefenid Supp II, RL, EKG, Lab (Infus set, Vemplon, Spuit)
Dispepsia + Isk
Lab, Ranitidin amp (Spuit)
RI
RJ
Resep
Tramal supp (1), profenid sup (2), ceftriaxone (10), RL (2), aquabides 25 ml (1), abocath (1), Infus set (1), spuit 1cc (1), 10cc (1)
E/I
Ny. N
43 Th/P
KM
Tn. W
28 th/L
M
Paracetamol (10), domperidone (10), cefixime (10), ranitidin (10), vitarma (10), gentamicin (1)
KS
Amox syr (1), pct syr (1), racikan: GG (2), CTM (4), Efedrin (2), sacharum lactt (2), takana syr (1)
KM
Inj ceftriaxone (1), inj ranitidin (1), probi (1), orezink (1), Sanmol drop (1) infus RL flab (1), kaen 3B (1), NaCl 0,9% 100cc (2), infus set (1), vemplon 24 (2), spuit 1cc (1), 3cc (2), 5cc (2)
An. MY
2 th/L
An. T
37
Tn. S
34 th/L
M
38
An. A
4 th/L
KM
Plg
Ranitidin ampul (1), propepsa susp (1), ranitidin tab (10), omeprazole (10), ciprofloxacin (10), spuit 3 cc (2)
Inj. ranitidin (2), inj ceftriaxone (2), Vitarma (1), Pct (2), RL (3), NaCl 0,9% 100cc (1), infus set (1), vemplon 20 (1), spuit 1cc (1), 3cc (2), 10cc (1) Ranin amp (1)ceftriaxone (1), pamol syr (1), RL (2), infus set (1), venflon 24 (1), spuit 5cc (2), 1cc (1), spalk pediatrik (1)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Keterangan
No.
39
Jam
Nama
Tn. A
Umur / Register Status JK 35 Th/L
Diagnosa
bekkes
RI
RJ
Resep
M
Ranitidin amp (10), cefixime tab (10), antasida (10), domperidon (10), vitarma (10), RL (1), infus set (1), venflon 20 (1), spuit 3cc (3)
40
Nn. L
P
KM
Ceftriaxon inj (2), inj ketorolac (2), aquabidest 25 cc (1), infus set (1), vemflon 20 (1), RL (2), spuit 1cc (1), 3cc(3), 5cc (2)
41
An. A
9 bln/P
PC
Amoxan syr (1), sanmol syr (1), racikan; ambroxol (3), tremenza (3)
42
Tn. M
23 Th/L
PC
43
An. S
44
Tn. M
45
Tn. I
46
Ny. SS
Tremenza (10) Lidocain amp (1), amoxan syr (1), sanmol syr (1), spuit 1cc (2), handscoen 7,5 (1) Transamin 500 mg (5), vit K tab (10), ketesse tab (10), piracetam (10)
PC
75 th/L
PC
Epinefrin inj (1), Xylocain gel (1), WFI 10 ml (3), Folley catheter 18 (1), Urine bag (1), Spuit 10cc (3)
PC 78 th/P
ASK
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Keterangan
Lampiran 2 Stok bekkes UGD
No
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b) 0
keuntungan/ kerugian 0
1
Blood set
Pcs
29500
6
6
6
6
6
6
6
2
Canul O2 anak
Buah
20000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Canul O2 bayi
Buah
36000
5
5
5
5
5
5
6
+1
+36000
4
Canul O2 dewasa
Buah
15000
7
7
7
7
7
6
6
-1
-15.000 0 0
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
0
11000
9
9
9
9
9
9
9
0
0
15000
4
4
4
4
4
5
6
+2
+30.000
Pcs
17500
10
10
10
10
10
10
10
0
0
IV Catheter No. 22
Pcs
17500
10
10
10
10
10
10
10
0
0
IV Catheter No. 24
Pcs
29876
10
10
10
10
10
10
10
0
0
Pcs
17500
5
5
5
5
5
5
5
0
0
Pcs
95000
3
3
3
3
3
3
3
0
0
Pcs
95000
2
2
2
1
1
0
0
-2
-190.000
16
IV Catheter No. 26 Mask Non Rebreathing adult Mask Non Rebreathing child Mask Rebreathing adult
Pcs
99000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
17
Mask Rebreathing child
Pcs
99000
1
1
1
1
1
1
1
0
0
18
Microdrip Buret
Pcs
125000
7
7
7
7
7
7
7
0
0
19
NGT No 10
Pcs
12000
3
3
3
3
3
3
3
0
0
20
NGT No 14
Pcs
16000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
21
NGT No 16
Pcs
16000
4
4
4
3
3
3
3
-1
-16.000
22
NGT No 18
Pcs
16000
2
2
2
2
2
2
2
0
0 0
5
ECG Elektrode
Box/25
7
Gudel
Buah
8
Infus set
Pcs
9
Infuset micro
Pcs
10
IV Catheter No. 20
11 12 13 14 15
60000
23
NGT No 8
Pcs
12000
2
2
2
2
2
2
2
0
24
NGT No 5
Pcs
12000
2
2
2
3
3
3
3
+1
+12.000
25
NGT No 3,5
Pcs
12000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
26
Orthopaedic Padding
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
27
Oxigen tubing
Pcs
2
2
2
2
2
2
2
0
0
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
Pcs
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013 3
3
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b)
3
3
0
28
Perfusor
29
Kondom Catheter
Pcs
30
Spalk Uk 50 cm
Buah
7500
31
Spalk Uk 60 cm
Buah
8500
32
Spalk Uk 80 cm
Buah
9500
1
1
1
2
2
33
Spiut 1 cc
Pcs
4000
10
10
10
10
10
34
Spiut 3 cc
Pcs
2915
18
18
18
15
15
15
keuntungan/ kerugian 0
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
0
0
9
9
9
10
10
10
10
+1
+7500
2
2
2
4
4
4
4
+2
+17.000
2
2
+1
+9500
10
10
0
0
15
-3
-8745 -3402
15
15
15
14
14
14
14
-1
Pcs
12
12
12
12
12
12
12
0
0
35
Spuit 10 cc
Pcs
36
Spuit 20 cc
3402
37
Spuit 5 cc
Pcs
29
29
29
29
29
29
29
0
0
38
Spuit 50 cc
Pcs
18
18
18
18
18
18
18
0
0
39
Surgical Gloves No 7,5
Pcs
10000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
40
Three way stop cock
Pcs
21500
9
9
9
9
9
9
9
0
0
41
Urine Bag
Pcs
5500
6
6
6
7
7
6
6
0
0
42
Venofix
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0 0
2
2
2
2
2
2
2
0
Pcs
4
4
4
4
4
4
4
0
0
Folley Cath. No. 16
Pcs
4
4
4
4
4
4
4
0
0
Folley Cath. No. 20
Pcs
4
4
4
4
4
4
4
0
0
Folley Cath. No. 22
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
43
Nebulizer Mask
Pcs
44
Folley Cath. No. 12
45 46 47
25000
48
Folley Cath. No. 24
Pcs
2
2
2
2
2
2
2
0
0
49
Suction Cath. No. 6
Pcs
2
2
2
2
2
2
2
0
0
50
Suction Cath. No. 8
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
51
Suction Cath. No 12
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
52
ETT No. 6
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
53
ETT No. 7
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0 0
54
Adona Inj
Ampul
26732
5
5
5
5
5
5
5
0
55
Aminofilin Inj
Ampul
5163
3
3
3
2
2
2
3
0
0
56
Acran Inj
Ampul
21
21
21
21
21
19
21
0
0
57
Alupent Inj
Ampul
9
9
9
9
9
9
9
0
0
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No 58
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal 6
Penggunaan bekkes 26/07/2013 6
27/07/2013 6
28/07/2013 29/07/2013 5
selisih
keuntungan/ kerugian
30/07/2013
31/07/2013
(b)
5
5
5
-1
-4890
Adrenalin Inj
Ampul
4890
59
Buscopant
Ampul
75000
6
6
6
5
5
4
4
-2
-150.000
60
Beladont Deladryl
Ampul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
61
Cadilant
Ampul
6
6
6
6
6
6
6
0
0
62
Cimetidin
Ampul
6
6
6
6
6
6
6
0
0
63
Cortison
Ampul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
64
Dyclnone
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0 +5.000
65
Diazepam
Ampul
4
4
4
4
4
4
6
+2
66
Dopamin
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0
67
Ketesse
Ampul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
68
Largactil
Ampul
6
6
6
6
6
6
6
0
0
69
Lasix
Ampul
10326
5
5
5
3
3
3
5
0
0
70
Lanoxin
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0
71
Lidocain
Ampul
1610
10
10
10
10
10
10
11
+1
+1.610
72
Methergin
Ampul
1
1
1
1
1
1
1
0
0 0 -3.700
2500
0
0
0
0
0
0
0
0
4
4
4
1
1
1
3
-1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
6
6
6
6
3
7
+1
+9500
20000
5
5
5
5
5
4
5
0
0
2000
7
7
7
5
5
5
5
-2
-4.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
10
10
10
10
10
10
0
0
2500
10
10
10
8
8
7
8
-2
-5.000
10828
5
5
5
5
5
4
4
-1
-10.828
10
10
10
10
10
10
11
+1
+6.000 0 0
73
Nefradin
Ampul
74
Neurobion
Ampul
75
Notropil
Ampul
76
Novalgin
Ampul
9500
77
Ondavel 8 mg
Ampul
78
Ondavel 4 mg
Ampul
79
Papaverin Inj
Ampul
80
Pimperan Inj
Ampul
81
Ranitidin Inj
Ampul
82
Transamine Inj
Ampul
83
Tramal Inj
Ampul
6000
84
Toramin Inj
Ampul
85
Quinine Chlorida
Ampul
86
Vitamin B1
Ampul
87
Vitamin K
Ampul
3700
15000
1008
7
7
7
7
7
6
7
0
5
5
5
5
5
5
5
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
6
6
6
6
6
4
5
-1
-1.008
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No 88
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b)
keuntungan/ kerugian
15
15
15
15
15
15
15
0
0
20
20
20
20
20
20
20
0
0
5
5
5
5
5
5
5
0
0
7
7
7
5
5
5
5
-2
-2.577
Vial
1
1
1
1
1
1
1
0
0
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0
5
5
5
5
5
4
4
-1
-2.000 0
Phenitoin
Ampul
89
S. Atropin
Ampul
90
Meylon 84
Ampul
7028
91
Dekstrose 40
Ampul
2577
92
Aquabidest Steril 20 ml
93
KCl 7,46%
94
WFI 25 ml
Ampul
2000
1
1
1
1
1
1
1
0
80000
5
5
5
7
7
7
7
+2
160.000
Kolf
7790
5
5
5
1
1
1
1
-4
-31.160
Kolf
7615
5
5
5
5
5
5
5
0
0
Deksametason inj
Ampul
800
16
16
16
13
13
13
16
0
0
100
Matros 10
botol
3
3
3
3
3
3
3
0
0
101
KaEn 1B
botol
5
5
5
5
5
5
5
0
0
102
KaEn 3B
botol
9
9
9
9
9
9
9
0
0 0 0
95
Burnazin salep
Tube
96
Xylocain Jelly
Tube
97
NaCl 0,9 % 100 ml
98
Glukosa 5% 100 ml
99
103
KaEn 4B
botol
6
6
6
6
6
6
6
0
104
Manitol 20
botol
4
3
3
3
3
3
4
0
105
RL
botol
14
14
14
16
16
12
13
-1
106
Dekstrose 5% 500 ml
botol
2
2
2
2
2
2
2
0
0
107
Asering 500 ml
botol
1
1
1
2
2
2
4
+3
+37.500
108
Infusan Ring-As
2
2
2
2
2
2
2
0
0
109
Tridex 27B
1
1
1
1
1
1
1
0
0
110
Ringer Asetat
1
1
1
1
1
1
1
0
0
12500
111
ISDN
tab
220
19
19
19
19
19
19
18
-1
-220
112
Captopril 12,5
tab
220
33
33
33
33
33
33
33
0
0
113
Captopril 25
tab
235
23
23
23
21
21
21
16
-7
-1645 -875
114
Parasetamol (pamol)
tab
115
Vytazim
tab
116
Nifedipin
tab
117
Largatil
tab
125 161
8
8
8
4
4
1
1
-7
5
5
5
5
5
5
5
0
0
20
20
20
17
17
17
17
-3
-483
13
13
13
13
13
13
13
0
0
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b)
keuntungan/ kerugian
118
CTM
tab
15
18
18
18
17
17
17
17
-1
-15
119
Antidiare
tab
201
29
29
29
29
29
29
27
-2
-402
120
Ranitidin
tab
9
9
9
9
9
9
9
0
0
121
Betahistin
tab
20
20
20
17
17
16
16
-4
-484
122
Bisoprolol
tab
5
5
5
5
5
5
5
0
0
123
Furosemid
tab
3
3
3
3
3
3
3
0
0
124
Antasida (actamid)
tab
125
Maag tab
tab
126
Diazepam
tab
127
Ascardia (aspirin)
tab
128
Asmef
tab
129
Dramamin
tab
130
Norit
tab
131
Dexametason
tab
121
6
6
6
6
6
6
6
0
0
23
23
23
21
21
21
12
-11
-1.375
10
10
10
10
10
10
10
0
0
525
14
14
14
12
12
12
10
-4
-2.100
150
12
12
12
10
10
10
9
-3
-450
120
41
41
41
34
34
35
34
-7
-840 0 -15
125
15
1
1
1
1
1
1
1
0
31
31
31
32
32
32
32
+1
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
29 Juli 2013 No.
Jam
Nama
Umur/JK
Registrasi
Status
Diagnosa
bekkes
1
06.35
Ny. EA
43 th/P
02.63.33
KM
ISPA
Lab
RI
RJ
Resep
Plg Lidokain amp (I); Ceftriaxone vial (I); Transamin amp (I); Vit K amp (I); Ondansentron inj 8mg (III); Captopril 12,5mg (III); Ringer Lactate (I); Ring As (I); NaCl 100mL (I); Infus set (I); Abbocath 20G (I); Spuit 3cc (V); Spuit 1 cc (I); Spuit 5cc (I); Handscoon steril M (I); Nasal canule (I)
Lab; Rontgen; EKG; CKR + HT gr II WTHT III; Lidocain, TT E/I tidak terkontrol 1 cc; (Spuit 3cc)
2
07.45
Ny. E
45 th/P
31.80.49
Ask
3
10.20
Ny. TRMC
40 th/P
31.80.59
PC
4
09.05
Tn. IC
42 th/L
31.80.53
PC
Co hk Abdomen + HT GV II + ISPA
Lab
Plg
5
12.50
Tn. P
31 th/L
20.39.15
M
Obs. Febris + Dyspepsia
Lab
Plg
Paracetamol (X); CTM (X); Vitarma (X); Antasida (X)
6
14.40
Tn. H
4) th/L
06.81.93
M
ISPA
Ro
Plg
Amoxicilin 500mg (X); Antiflu (X); Vitarma (X)
Flamar 50mg 10; Caldecef 1; Ulceranin 10; Cefixime 10; Otogenta 2
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Keterangan
No.
7
Jam
12.30
8
9
10
11
16.10
16.15
15.25
Nama Umur / JK
Register
Status
Diagnosa
An. G
6 bln/L
31.80.69
PC
GEA dehidrasi ringan sedang
An. D
10 th/L
16.40.29
KS
ISPA
An. C
Tn. M
Tn. A
12 th/L
41 th/L
37 th/L
11.90.27
31.80.20
28.39.63
KM
PC
ASK
bekkes
Lab, Asering, (Infus set), (Abbocath 26G)
RI
RJ
Resep
Acran inj (I); Biospec inj (I); Smecta (I); Sanmol syrup (I); Aquadest 25cc (I); NaCl 100mL (I); Asering (I); KaEn 4B (I); Abbocath 26G (I); Infus set (I); Spuit 1cc (I); Spuit 5cc (I); Spuit 3cc (III) Spalk anak (I)
G/I
Cefixime pulv 25 (X); GG (III) tab; Plg CTM (X) tab; Efedrin (III) tab; Paracetamol (V); Takana Syrup 1
Lab
Dexamethasone amp (I); Amoxicilin 450mg (X); Cetirizine 10mg (V); Plg Prednison (X); Salicyl talk (I); Spuit 3cc (I)
Corpus alineum ec cruris
ATS; WT; HT (Spuit 3 cc III)
Lidocain inj (V); Spuit 3cc (III); ATS 1500 inj (I); Spuit 1cc (I); Handscoon Plg steril M (III); Ciprofloxacin (X); As.mefenamat 500mg (X); Enervon C (X)
CKR + contusio musculotum
RL; Asering; Lab; Ketesse (Infus Set I), (Abbocath 22G I), (Spuit 3cc )
Urticaria
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
B/VIP
Keteranga n
No.
Jam
12
15.05
14
15
16
Nama Umur / JK
Register
Status
Diagnosa
An. R
08.17.63
KM
Kontrol luka
Tn. J
17.45
17.50
Nn. F
Ny. R
15 th/L
24 th/L
11 th/P
65 th/P
31.80.72
14.47.34
26.50.71
bekkes
RI
RJ
Plg
Resep
Amoxicilin 500mg (X); As.Mefenamat (X); Vitamin C (X)
PC
Ringer Lactate (I); Viral infection + Paracetamol infus (I); C/3 obs. Febris (Infus set I), (abbocath 20G I)
Antrain inj (II); Cendantron 8mg (II); Paracetamol inj (I); Ceftriaxone inj (II); Getidin inj (II); Musin syrup (I); Asering (IV); NaCl 100mL (I); Abbocath 20G (I); Infus set (I); Spuit 10cc (I); Spuit 3cc (IV); Spuit 1 cc (I)
KM
Ringer Lactate 1; Lab; C/S Obs. Febris hari I Proris; (Infus set I), VIP (Abbocath 22G I)
Proris 250mg supp (IV); Propiretik 240mg supp (II); Cefixime 65 mg (VI); Cough Syrup (I); Paracetamol (X); Takana Syrup (I); Spuit 3 cc (I)
ASK
SNH + DM
RL; LAB; EKG; Neurobion (Infus set I), (Abbocath 20G I), (Spuit 3cc III)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
F/B
Neurobion inj (I); Serfoc inj 500mg (II); Neurobion 5000 (II); Miniaspi 80mg (I); Amlodipin 10mg (I); Hemobion (I); Zeufor 500 (II); Novorapid (I); RL (II); Abbocath 20G (II); Spuit 1cc (II); Infus set (II); Spuit 5cc (I); Spuit 3cc (I)
Keteranga n
No.
Jam
17
17.55
Nama Umur / JK
Register
Status
Diagnosa
Nn. R
24.46.83
PC
Thypoid fever
21 th/P
bekkes
RI
RJ
RL; Alinamin; Ondansentron 8 (Infus C/3 set I), (Spuit 3 cc II)
Asering 1; (Infus set I), (Abbocath 24G)
Acran inj (I); Isoprinosin syrup (I); Naprex 250mg (I); Proris supp (II); B/III Ring As (IV); Infus set (I); Abbocath 24G (I); Spalk anak (I); Spuit 3cc (II)
18
19.00
An. M
11 th/P
31.30.73
PC
DBD
19
20.50
An. B
7 th/L
22.72.40
KM
Corpus alineum
20
20.00
Ny. L
31 th/P
20.83.37
KM
Viral infection
Lab;
Plg
21
19.25
Ny. N
38 th/P
12.28.01
KM
Of patella + susp candilus tibia
Ro;
Plg
22
21.00
An. H
6 th/P
22.22.46
KM
Obs. febris + 1 hari ISPA
Lab
Plg
23
20.50
Tn. NS
60 th/L
31.60.50
ASK
Susp HIL + HT Gr II
24
19.25
An. I
4 th/P
26.34.75
KM
25
22.40
Nn. NR
17 th/P
06.24.26
KM
Multiple VG + VL contusional Febris
Resep
Plg
Plg
WT
Plg
Lab
Plg
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Keteranga n
No.
26
27
28
Jam
21.00
21.30
22.30
Nama Umur / JK
Tn. S
Ny. HR
Ny. A
39 th/L
69 th/P
34 th/P
Register
31.80.74
29.70.30
31.80.75
Status
P
Diagnosa
bekkes
RI
Ringer Lactate 1; Antrain inj; Lab; (Infus Obs. Febris 1 hari set I), (Abbocath 22G), (Spuit 3 cc I)
Lab; Ringer Lactate (I); Ondansentron inj 8mg Syndrom ASK dyspepsia dengan (I); Ranitidin inj (I); (Infus set I), (Abbocath AF 20G I), (Spuit 3cc 2)
PC
Susp 15 k + dyspepnia syndrome
Acran inj 1; Lab; (Spuit C/III 3cc 1)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RJ
Resep
Novalgin (I); Cefixime (X); Sanmol (X); Ambroxol (X); Tremenza (X); Plg Theragran M (X); Asering (I); Infus set (I); Abbocath 20G (I); Spuit 3cc (I)
Ondansentron inj 8mg (I); Ranitidin inj (I); Ranitidin tab (X); Ondansentron tab 8mg (X); Plg Piroxicam (X); Ringer Lactate (I); Abbocath 20G (I); Infus set (I); Spuit 3cc (III)
Ondansentron inj 8mg (I); Novalgin inj (I); Ceftriaxone inj (II); Cendantron inj 8mg (III); Panso inj (II); Cefixime (X); Omeprazole (X); Buscopan (X); Vosedon (X); Musin syrup (I); Asering (I); NaCl 100mL (I); RL (III); Infus set (I); Abbocath 20G (II); Spuit 3cc (V); Infus set (I); Spuit 10cc (I); Spuit 5cc (I)
Keteranga n
No.
Jam
30
00.00
31
32
01.20
02.00
33
34
01.20
Nama Umur / JK
Register
Status
Diagnosa
Tn. HO
31.80.76
PC
Susp. Fr. Dental quarter
RL; Ketarolac; TT WT; Ro; Transamin inj B/III (Spuit 3 cc 2)
PC
Obs. Dyspepnea + rx. Alergi + palpitasi
Ranitidin inj (I); EKG; Lab; O2; Ringer Lactate (I), (Infus set I), (Abbocath 22G I), (Spuit 3cc I)
Getidin inj (I); Dexamethasone inj (I); Bropexum (X); Ranitidine (X); Plg Plantacid (X); Hapsen (X); Aspar K (X); RL (I); Abbocath 20G (I); Infus set (I); spuit 3cc (III)
Antran inj (I); Ringer Lactate (I); (Infus set I), (Spuit 3cc I), (Abbocath 20G I)
Novalgin (I); Ranitidin (I); Ondansentron 8mg (X); Neurosanbe (X); Cefadroxil 500mg (X); Inedixon Plg (X); Sistenol (X); Rhinos SR (X); Abbocath 20G (I); Infus set (I); Spuit 3cc (III)
Ny. S
Ny. HL
35 th/L
38 th/P
57 th/P
31.80.77
31.80.78
PC
Tn. Y
29 th/L
07.99.29
PC
An. H
10 th/L
18.30.08
KM
Bacterial infection
bekkes
RI
GEA
RL; Lab; Ranitidin inj Obs. Vomitus + (Infus set I), (Abbocath F/A febris 24G I), (Spuit 3cc I)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RJ
Resep
Scopamin inj (I); Trovenis 4mg (X); New diatab (X); Imodium (IV); Plg Propepsa syrup (I); Tramal tab (VI); Spuit 3cc (I);
Keteranga n
No.
35
Jam
03.45
Nama Umur / JK
Tn. D
42 th/L
Register
25.72.36
Status
ASK
Diagnosa
Obs. Febris
bekkes
RI
RL; Antrain; Ranitidin inj (Infus set I), F/B (Abbocath 24G I), (Spuit 3cc I)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RJ
Resep
Keteranga n
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
30 Juli 2013 No.
Jam
Nama
Umur / JK
Register Status
Diagnosa
bekkes
1
11.15
Tn. R
35 th/L
15.15.24
M
Thypoid fever
Lab; Ringer Lactate II; Infus set II; (Abbocath 20G II);
2
11.45
Nn. ZF
18 th/P
31.63.83
PC
ISPA + Anemia
Lab
3
11.30
An. D
10 bl/P
31.81.02
PC
ISPA
Lab
4
17.30
Nn. F
16 th/P
31.81.04
PC
Susp App
Lab
Obs. Febris hari I
Lab; Ringer Lactate 1; Ondansentron inj 8mg 1; Ranitidin inj 1, (Infus set I), (Abbocath 24G I), (Spuit 3cc II)
5
15.20
An. F
12 th/L
19.63.83
KM
6
14.45
Tn. A
27 th/L
31.81.05
PC
GEA
Lab;
7
14.10
Tn. B
19 th/L
31.81.06
ASK
Obs. Febris hari V + thypus
RL; Lab (Infus set I), (Abbocath 22G I)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RI
RJ
Resep Ceftriaxone Inj (II); Ranitidine amp (II); Aquadest 25cc (I); NaCl 100cc (II); RL (II); Infus set (II); Abbocath 20G (II); Spuit 1cc (I); Spuit 5cc (I); Spuit 3cc (III)
Amoxicilin Syrup (I); Paracetamol Syrup (I); GG (II); Efedrin (II); CTM (IV); Takana Syrup (I)
Ondansentron inj 8mg (I); Ranitidin inj (I); Cefixime 65 mg (X); Paracetamol (VI); Domperidone (VI; RL (I)
Neurobion inj (I); Ranitidin inj 4mg (I); New diatab (X); Imodium (X); Tremenza (X); Sumagesic (IV); Medixon (X); RL (I); Abbocath 20G (I); Infus set (I); Spuit 3cc (I)
Keteran gan
No.
Jam
Nama
Umur / JK
Register Status
Diagnosa
bekkes
RI
RJ
Resep Ranitidin amp (I); Betahistin tab (X); Dramamin (X); P olisilaine (I);Antasida syrup (I); Ranitidin tab (X); RL (I); Infus set (II); Abbocath 20G (II); Spuit 3cc (II)
8
16.35
Ny. B
54 th/P
31.81.07
ASK
Vertigo, dyspepsia
9
19.15
Ny. M
30 th/P
31.80.30
PC
Anemia cc masa nipas
Iberet folic 500mg (X); Pansomic (X0
ISPA
Cefixime 30 mg (X); Ambroxol 6 mg (X); Prednison 3,6 mg (X); CTM 1,2 mg (X); Trifedrin (IV); Pamol (I)
10
19.45
An. C
21 th/P
29.27.16
KM
Lab
Neubulizer
11
18.00
Tn. A
54 th/L
31.81.09
ASK
susp. SH
Lab; EKG; O2; (Nasal canule I)
12
21.10
Nn. S
25 th/P
31.81.12
PC
Post trauma
RL
13
21.07
Ny. K
52 th/P
31.81.11
PC
Ca mammae
14
22.50
Ny. N
24 th/P
31.81.13
PC
Post KW pada Gipo Ao Hamil 36 mg
Plg
Neulin inj 500mg (II); Transamin inj (III); Ranitidin inj (II); Novalgin inj (III); Serfoc inj (II); Manitol (I); Amlodipin 10mg (III); Aquadest 25cc (II); RL (III); Infus set (II); Abbocath 20G (II); Nasal canule (II); Folley catether 16 (II); Urine bag (II); Spuit 10cc (I); Spuit 5cc (VI) ; Spuit 3cc (I)
F/B
Plg Getidin inj (I); Ondansentron inj 8mg (I); Neurobion inj (I); Madu (I); Infus set (I); Abbocath 22G (I); Spuit 5cc (I); Spuit 3cc (II)
Asering 1 (Infus set I), (Abbocath 22G I)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Amoxan 10; Sanmol 10
Keteran gan
No.
15
Jam
02.30
Nama
Tn. S
Umur / JK
45 th/L
Register Status
31.81.14
Diagnosa
ASK
Lab; EKG; RO; Ringer Lactate ; Ranitidin inj (I), Novalgin inj (I), G/I (Abbocath 20G I), (Infus set I), (Spuit 3cc II)
03.00
Ny. N
52 th/P
31.25.25
ASK
DHF
17
03.50
An. DR
7 bl/L
30.96.20
KM
ISPA
19
04.50 Ny. AM
03.56
Tn. HY
42 th/P
53 th/L
25.96.72
31.81.13
RI
Lab; EKG; 02; RL; Condom cateteher; chest pain + CHF Lasix; Ranitidin inj (Infus ICU Set I), (Abbocath 22G I), (Spuit 3cc 2)
16
18
bekkes
ASK
PC
Lab
EKG; Captopril 25mg I; Fension headache Maag tab I; Ranitidin inj + dyspepsia I; (Spuit 3cc I)
Dyspepsia + gangguan fungsi hati
Lab; EKG; O2; Captopril; Rocer inj (I); Ranitidin G/I inj (I); (Nasal canule I), (Spuit 3cc II)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RJ
Resep
Novalgin inj (I); Ranitidin inj (2); Neurobion 5000 inj (I); Paracetamol (V); New diatab (VIII); Abbocath 20G (I); Infus set (I); Spuit 3cc (4) Plg
Plg
Ranitidin inj (I); Captopril 25mg (I); Maag tab (I); Amlodipin 10mg (X); Ponstal 500mg (X); Betahistine mesylate (X); Propepsa syrup (I); Ranitidin tab (X); Diazepam 5mg (VI)
Cendantron inj 8mg (III); Getidin inj (II); Amlodipin 5mg (II); Propepsa syrup (I); HP Pro (IV); Curcuma (VI) Ringer Lactate (I); Spuit 5cc (III); Spuit 2cc (II)
Keteran gan
No.
20
21
Jam
04.45
06.35
Nama
Ny. AS
Ny. EC
Umur / JK
50 th/P
42 th/P
Register Status
01.17.77
15.67.99
Diagnosa
bekkes
S
RL; Lab; EKG; Ondansentron Inj 8mg; Scopamin inj Inj; Abdominal pain cc Ranitidine Inj; Captopril thypoid 25mg; Antasida; Ro (Infus set I), (Abbocath 20G I), (Spuit 3cc 3)
S
RL; Lab; Neurobion Inj; Nebulizer (Infus set I), (Abbocath 22G I), (Spuit 3cc I)
ISPA
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RI
RJ
E/II
Resep
Keteran gan
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
31 Juli 2013 No
1
2
3
Jam
Nama
09.50 An. FNY
09.50
10.10
Ny. S
Ny. A
Umur / JK
6 th/L
51 th/P
55 th/P
Register
26.25.50
00.28.04
31.81.24
Stat us
Diagnosa
bekkes
Propiretik I; O2; Asering (Infus set I), (Abbocath 20G I)
RI
PC
Obs. Febris
KM
Lab; Ringer Lactate 1; EKG; Ro; Ketorolac inj 30mg 1; Cephalgia + Ondansentron inj 8mg 1; (Infus C/I DM tipe II set I), (Abbocath 20G I), (Spuit 3cc II)
Cephalgia + culic ASK abdoment + HT gr II
F/A
Lab; EKG; Ro; Ringer Lactate (I), Ondansentron inj (I), (Infus set I), C/III (Abbocath 20G I), (Spuit 3cc I)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RJ
Resep
Biospec inj (II); Acran inj (I); Dexamethasone inj (III); Valisanbe (I); Buffect forte syrup (I); NaCl 25cc (I); NaCl 100mL (II); KaEn 3A (I); Three way (I); Spuit 3cc (I); Spuit 10cc (I); Spuit 50cc (I); Perfusor (I)
Ondansentron inj 8mg (I); Ranitidine inj (I); Buscopan amp (I); Ceftriaxone 2g (I); Omperazole inj (II); Profenid supp (II); ; Xylocain jelly (I); RL (I); KaEn IIIB (III); Dextrose 5% 500mL (I); NaCl 0,9% 100 mL (I); Spuit 5 cc (III); Spuit 3 cc (IV); Infus set (I); Spuit 10cc (II); Spuit 1cc (I); Abbocath 22G (I); NGT 16 (I)
Ketera ngan
No
4
Jam
09.05
Nama
Tn. AB
Umur / JK
35 th/L
Register
Stat us
31.81.23
PC
Diagnosa
Colic renal
5
12.00
An. D
6 th/P
31.14.01
Obs. Vomitus KM + dehidrasi ringan
6
13.55
Ny. I
25 th/P
31.81.37
KM
ISPA
bekkes
RI
RJ
Ringer Lactate (I); Lab; Ketorolac inj 30mg (I); Ondansentron inj 8mg (I); Propiretik supp (I); (Infus B/III set I), (Abbocath 26G I), (Spuit 3cc II)
Co amoxiclav (X); Nonflamin (X); Cendopantocain (I)
Ranitidine amp (I); Ceftriaxone 1g (I); Domperidone 3,5mg (X); Ringer Lactate (I); NaCl 100cc (I); KaEn 3B (I); Aquadest 25cc (I); Spuit 1cc (I); Spuit 5cc (I); Spuit 3cc (III)
C/I
Lab
7
13.30
Ny. SL
58 th/P
31.81.36
PC
HT Grade II + Hipoglikemia + Bal renal
Lab; EKG; Ro; Ringer Lactate (I), (Infus set I), (Abbocath 20G I)
8
12.05
Tn. A
28 th/L
31.81.35
KS
Open fraktur falang distal
Ceftriaxone inj 1; (Spuit 3cc I)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Plg
HB
Resep
Amoxicilin 500mg (X); Antiflu (X); Hemafort (X); Ambroxol (X) Biocef inj (I); Ikaneuron inj (I); Amlodipin 10mg (I); Canderin (I); Aquadest 10cc (I); Ringer Lactate (I); Dextrose 5% (II); Infus set (I); Abbocath 20G (I); Spuit 1cc (I); Spuit 3cc (IV); Spuit 5cc (I)
Ketera ngan
No
Jam
Nama
Umur / JK
Register
Stat us
Diagnosa
bekkes
9
13.35
Tn. H
27 th/L
10.05.51
KS
Bacterial infection + Gangguan fungsi hati
10
14.15
An. A
7 bl/P
31.19.94
KM
ISPA
Lab; Proris supp (I)
11
14.25
Ny. AT
38 th/P
27.77.05
KM
Mensturasi
Lab
12
14.50
Ny. TS
50 th/P
16.28.43
S
Obs dyspnea
Lab; EKG;
17.52.79
M
ISPA
14
18.30
24.78.33
M
ISPA
12.08.20
Lab; Ranitidin inj (I); EKG; Herpes Ondansentron inj (I); Ringer M zoester + obs. Lactat (I); (Infus set I), (Abbocath Vomitus 20G I), (Spuit 3cc II)
15
17.05
Tn. S
38 th/L
Resep
CTM 1mg (X); Ambroxol 4mg (X); Plg Prednison 0,5mg (X); Paracetamol syrup (I); Proris supp 80mg (I) Plg
C/I
As.mefenamat 500mg (X); Amoxicilin 500mg (X); Vitarma (X) Amlodipine 5mg (I); Captopril 12,5mg (II); Miniaspi 80mg (I); ISDN 5mg (II); Bisoprolol 10mg (I); Nasal Canule (I)
Cefixime 100mg (X); Tremenza (XV); Plg Ambroxol (X); Dexamethasone (X); Cetirizine (V)
17.30 Tn. ADY 41 th/L
26 th/L
RJ
Lab; Ringer Lactate 1; Antrain inj 1;(Infus set I), (Abbocath 20G I), C/III (Spuit 3cc I)
13
Tn. T
RI
Lab
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
E/I
Cefixime 100mg (X); Antidiare (XX); Ranitidine (X); Paracetamol (X) Ondansentron inj 8mg (III); Ranitidine inj (II); Acyclovir 800 mg (X); Paracetamol (III); Isoprinosin (III); Plg Ringer Lactat (III); Infus set (I); Abbocath 22G (II); Spuit 3cc (II); Spuit 5cc (III)
Ketera ngan
No
Jam
Nama
Umur / JK
Register
Stat us
Diagnosa
Lab; EKG; Ringer Lactat (I); (Infus set I), (Abbocath 22G I);
Ringer Lactate1; (Infus set I), (Abbocath 24G I)
17
18.50
Tn. K
51 th/L
00.79.20
M
Fr clanula lateral 1/3 distal
18
20.30
An. A
10 th/P
31.81.43
PC
Trauma
19
20
21
19.05
19.55
20.00
Tn. I
Ny. N
An. F
32 th/L
46 th/P
12 th/L
bekkes
RI
RJ
Resep
Ceftriaxone inj (II); Ketorolac inj 30mg (III); NaCl 0,9% 100mL (I); Ringer Plg Lactat (III); Infus set (I); Abbocath 22G (I)
F/B
23.31.89
M
Colic abdoment + Lab; Ranitidine amp (I); Pronalges C/II es susp (II), (Spuit 3cc I), gastritis
Ondansentron inj 8mg (III); Ranitidine amp (II); Ceftriaxone 1g (I); Pronalges supp (IV); Maag tab (X); Ringer Lactate (IV); NaCl 0,9% 100mL (I); Infus set (I); Abbocath 20G (II); Nasal canule (I); Spuit 1cc (I); Spuit 3cc (II); Spuit 50cc (I)
31.81.41
Lab; EKG; Captopril 25mg 1; ISDN Angina pada PC 1, Ringer Lactate 1; (infus set I), Obs Ht emergency (Abbocath 22G I)
Ranitidine inj (I); seloken tab (I); Spuit 10cc (I); Abbocath 22G (I); Nasal canule (I)
Lab; Proris Supp 250 (I); Ringer Lactat (I), (Infus set I), (Abbocath C/III 24G I)
Ondansentron inj 8mg (I); Acran amp (I); Proris 125mg supp (I); NaCl 500ml (I); Ringer Lactat (I); Infus set (I); Abbocath 24G (I); Spalk anak (I); Spuit 3cc (II)
19.63.83
KM
Febris cc Thypoid
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Ketera ngan
No
23
24
Jam
20.30
19.50
Nama
Tn. AB
An. Farel
Umur / JK
57 th/L
6 th/L
Register
31.81.42
26.25.50
Stat us
Diagnosa
bekkes
RI
KS
Angina pada CAD + Abdominal discomfort
Ranitidin inj 1; EKG, (Spuit 3cc I)
F/A
Lab; Ringer Lactate (I); Stesolid inj KDK + (I); Propiretik supp 240mg 2, PC F/B Hiponatremia (Infus set I), (Abbocath 22G I), (Spuit 3cc I)
Ceftriaxone inj (I); Ondansentron inj 8mg (I); Ranitidine amp (I); Propiretik 240mg supp (II); Paracetamol syrup (I); Ringer Lactat (IV); NaCl 0,9% 100 cc (I); Infus set (I); Abbocath 24G (I); Spalk anak (I); Spuit 1cc (I); Spuit 3cc (II); Spuit 5cc (I)
25
20.30
An. I
9 th/P
19.66.54
26
22.00
Ny. H
56 th/P
00.07.50
PC
Gastritis
EKG; Lab
PC
Obs. Penurunan kesadaran + Hipokalemia
Ringer Lactate I; Lab; EKG (Infus set I), (Abbocath 20G I),
22.30
Tn. W
19 th/L
31.81.44
Resep
Biospec inj (I); Acran inj (I); Dexamethasone inj (I); Propiretik supp 240mg (II); Stesolid supp (I); Aquadest 25cc (I); Asering (I); KaEn 3A (I); Infus set (I); Abbocath 22G (I); Spuit 1 cc (I); Spuit 3cc (I); Spuit 5cc (I); Spalk anak (I); Nasal canule (I)
Lab;; Spalk anak (I); Ringer Lactat Obs. Febris 2 (I); Ondansentron inj 8mg (I); KM hari (Spuit 3cc I), (Infus set I); (Abbocath 24G I)
27
RJ
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Plg
Obs
Cefixime (X); Ranitidine (X); Sanmol (X); Vometa (X)
Ketera ngan
No
Jam
Nama
Umur / JK
Register
Stat us
Diagnosa
28
23.30
Ny. S
31 th/P
18.56.27
S
Common cold
Plg Plg
29
00.00
Tn. AK
20 th/L
31.81.45
PC
Udem palpebra inferior
30
00.25
An. R
3 th/L
27.65.38
S
Obs GEA + Febris
31
01.30 Ny. TW 44 th/P
06.66.82
S
32
02.40
31.81.46
PC
33
05.00
Ny. S
An. I
58 th/P
6 th/L
26.73.40
34
05.00
Tn. M
45 th/L
26.54.91
35
04.45
Ny. S
29 th/P
21.37.80
bekkes
RI
RJ
Resep
Ringer Lactate 2; Lab (Infus set I), Obs (Abbocath 20G I),
Ringer Lactate (I); Lab; Ondansentron inj 8mg (I); CRF gangguan Ranitidin inj (I); Lasix inj (I); Folley fungsi hati, catetether 16 (I); O2, (Infus set I) CAD (Abbocath 20G I), (Spuit 3cc 3), (Nasal canule I) Lab; Profenid 1; Ranitidin inj 1, (Spuit 3cc I)
ISK
Plg
KS
Obs. febris
Lab
Sporetik syrup (I), Proris syrup (I); Plg Vaisanbe 2mg (VII); Epexol 2mg (III); Prednison (III); Ventolin (III)
S
ISPA + parathyroid fever
Lab
Plg
Lab
Plg
KM Pratiroid fever
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Ketera ngan
No
Jam
36
37
Nama
An. FA
06.35
Ny. J
Umur / JK
6 th/L
32 th/P
Register
19.63.83
31.81.47
Stat us
KM
PC
Diagnosa
bekkes
Obs. febris satu hari
Lab; Ringer Lactate (I); Proris supp (I); Ondansentron inj 8mg (I), (Infus set I), (Abbocath 26G I), (Spuit 3cc I)
susp ca. Mammae
Ringer Lactate I; Lab; Neurobion inj I; Tramal supp 1; Ranitidin inj (I); EKG; Ketorolac 30mg (I), (Infus set I), (Abbocath 22G I), (Spuit 3cc I)
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
RI
RJ
Plg
Resep
Ketera ngan
Lampiran 2 Stok bekkes UGD
No
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b) 0
keuntungan/ kerugian 0
1
Blood set
Pcs
29500
6
6
6
6
6
6
6
2
Canul O2 anak
Buah
20000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Canul O2 bayi
Buah
36000
5
5
5
5
5
5
6
+1
+36000
4
Canul O2 dewasa
Buah
15000
7
7
7
7
7
6
6
-1
-15.000 0 0
2
2
2
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
2
2
0
11000
9
9
9
9
9
9
9
0
0
15000
4
4
4
4
4
5
6
+2
+30.000
Pcs
17500
10
10
10
10
10
10
10
0
0
IV Catheter No. 22
Pcs
17500
10
10
10
10
10
10
10
0
0
IV Catheter No. 24
Pcs
29876
10
10
10
10
10
10
10
0
0
Pcs
17500
5
5
5
5
5
5
5
0
0
Pcs
95000
3
3
3
3
3
3
3
0
0
Pcs
95000
2
2
2
1
1
0
0
-2
-190.000
16
IV Catheter No. 26 Mask Non Rebreathing adult Mask Non Rebreathing child Mask Rebreathing adult
Pcs
99000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
17
Mask Rebreathing child
Pcs
99000
1
1
1
1
1
1
1
0
0
18
Microdrip Buret
Pcs
125000
7
7
7
7
7
7
7
0
0
19
NGT No 10
Pcs
12000
3
3
3
3
3
3
3
0
0
20
NGT No 14
Pcs
16000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
21
NGT No 16
Pcs
16000
4
4
4
3
3
3
3
-1
-16.000
22
NGT No 18
Pcs
16000
2
2
2
2
2
2
2
0
0 0
5
ECG Elektrode
Box/25
7
Gudel
Buah
8
Infus set
Pcs
9
Infuset micro
Pcs
10
IV Catheter No. 20
11 12 13 14 15
60000
23
NGT No 8
Pcs
12000
2
2
2
2
2
2
2
0
24
NGT No 5
Pcs
12000
2
2
2
3
3
3
3
+1
+12.000
25
NGT No 3,5
Pcs
12000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
26
Orthopaedic Padding
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
27
Oxigen tubing
Pcs
2
2
2
2
2
2
2
0
0
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
Pcs
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013 3
3
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b)
3
3
0
28
Perfusor
29
Kondom Catheter
Pcs
30
Spalk Uk 50 cm
Buah
7500
31
Spalk Uk 60 cm
Buah
8500
32
Spalk Uk 80 cm
Buah
9500
1
1
1
2
2
33
Spiut 1 cc
Pcs
4000
10
10
10
10
10
34
Spiut 3 cc
Pcs
2915
18
18
18
15
15
15
keuntungan/ kerugian 0
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
0
0
9
9
9
10
10
10
10
+1
+7500
2
2
2
4
4
4
4
+2
+17.000
2
2
+1
+9500
10
10
0
0
15
-3
-8745 -3402
15
15
15
14
14
14
14
-1
Pcs
12
12
12
12
12
12
12
0
0
35
Spuit 10 cc
Pcs
36
Spuit 20 cc
3402
37
Spuit 5 cc
Pcs
29
29
29
29
29
29
29
0
0
38
Spuit 50 cc
Pcs
18
18
18
18
18
18
18
0
0
39
Surgical Gloves No 7,5
Pcs
10000
2
2
2
2
2
2
2
0
0
40
Three way stop cock
Pcs
21500
9
9
9
9
9
9
9
0
0
41
Urine Bag
Pcs
5500
6
6
6
7
7
6
6
0
0
42
Venofix
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0 0
2
2
2
2
2
2
2
0
Pcs
4
4
4
4
4
4
4
0
0
Folley Cath. No. 16
Pcs
4
4
4
4
4
4
4
0
0
Folley Cath. No. 20
Pcs
4
4
4
4
4
4
4
0
0
Folley Cath. No. 22
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
43
Nebulizer Mask
Pcs
44
Folley Cath. No. 12
45 46 47
25000
48
Folley Cath. No. 24
Pcs
2
2
2
2
2
2
2
0
0
49
Suction Cath. No. 6
Pcs
2
2
2
2
2
2
2
0
0
50
Suction Cath. No. 8
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
51
Suction Cath. No 12
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
52
ETT No. 6
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0
53
ETT No. 7
Pcs
1
1
1
1
1
1
1
0
0 0
54
Adona Inj
Ampul
26732
5
5
5
5
5
5
5
0
55
Aminofilin Inj
Ampul
5163
3
3
3
2
2
2
3
0
0
56
Acran Inj
Ampul
21
21
21
21
21
19
21
0
0
57
Alupent Inj
Ampul
9
9
9
9
9
9
9
0
0
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No 58
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal 6
Penggunaan bekkes 26/07/2013 6
27/07/2013 6
28/07/2013 29/07/2013 5
selisih
keuntungan/ kerugian
30/07/2013
31/07/2013
(b)
5
5
5
-1
-4890
Adrenalin Inj
Ampul
4890
59
Buscopant
Ampul
75000
6
6
6
5
5
4
4
-2
-150.000
60
Beladont Deladryl
Ampul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
61
Cadilant
Ampul
6
6
6
6
6
6
6
0
0
62
Cimetidin
Ampul
6
6
6
6
6
6
6
0
0
63
Cortison
Ampul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
64
Dyclnone
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0 +5.000
65
Diazepam
Ampul
4
4
4
4
4
4
6
+2
66
Dopamin
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0
67
Ketesse
Ampul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
68
Largactil
Ampul
6
6
6
6
6
6
6
0
0
69
Lasix
Ampul
10326
5
5
5
3
3
3
5
0
0
70
Lanoxin
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0
71
Lidocain
Ampul
1610
10
10
10
10
10
10
11
+1
+1.610
72
Methergin
Ampul
1
1
1
1
1
1
1
0
0 0 -3.700
2500
0
0
0
0
0
0
0
0
4
4
4
1
1
1
3
-1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
6
6
6
6
3
7
+1
+9500
20000
5
5
5
5
5
4
5
0
0
2000
7
7
7
5
5
5
5
-2
-4.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
10
10
10
10
10
10
0
0
2500
10
10
10
8
8
7
8
-2
-5.000
10828
5
5
5
5
5
4
4
-1
-10.828
10
10
10
10
10
10
11
+1
+6.000 0 0
73
Nefradin
Ampul
74
Neurobion
Ampul
75
Notropil
Ampul
76
Novalgin
Ampul
9500
77
Ondavel 8 mg
Ampul
78
Ondavel 4 mg
Ampul
79
Papaverin Inj
Ampul
80
Pimperan Inj
Ampul
81
Ranitidin Inj
Ampul
82
Transamine Inj
Ampul
83
Tramal Inj
Ampul
6000
84
Toramin Inj
Ampul
85
Quinine Chlorida
Ampul
86
Vitamin B1
Ampul
87
Vitamin K
Ampul
3700
15000
1008
7
7
7
7
7
6
7
0
5
5
5
5
5
5
5
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
6
6
6
6
6
4
5
-1
-1.008
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No 88
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b)
keuntungan/ kerugian
15
15
15
15
15
15
15
0
0
20
20
20
20
20
20
20
0
0
5
5
5
5
5
5
5
0
0
7
7
7
5
5
5
5
-2
-2.577
Vial
1
1
1
1
1
1
1
0
0
Ampul
3
3
3
3
3
3
3
0
0
5
5
5
5
5
4
4
-1
-2.000 0
Phenitoin
Ampul
89
S. Atropin
Ampul
90
Meylon 84
Ampul
7028
91
Dekstrose 40
Ampul
2577
92
Aquabidest Steril 20 ml
93
KCl 7,46%
94
WFI 25 ml
Ampul
2000
1
1
1
1
1
1
1
0
80000
5
5
5
7
7
7
7
+2
160.000
Kolf
7790
5
5
5
1
1
1
1
-4
-31.160
Kolf
7615
5
5
5
5
5
5
5
0
0
Deksametason inj
Ampul
800
16
16
16
13
13
13
16
0
0
100
Matros 10
botol
3
3
3
3
3
3
3
0
0
101
KaEn 1B
botol
5
5
5
5
5
5
5
0
0
102
KaEn 3B
botol
9
9
9
9
9
9
9
0
0 0 0
95
Burnazin salep
Tube
96
Xylocain Jelly
Tube
97
NaCl 0,9 % 100 ml
98
Glukosa 5% 100 ml
99
103
KaEn 4B
botol
6
6
6
6
6
6
6
0
104
Manitol 20
botol
4
3
3
3
3
3
4
0
105
RL
botol
14
14
14
16
16
12
13
-1
106
Dekstrose 5% 500 ml
botol
2
2
2
2
2
2
2
0
0
107
Asering 500 ml
botol
1
1
1
2
2
2
4
+3
+37.500
108
Infusan Ring-As
2
2
2
2
2
2
2
0
0
109
Tridex 27B
1
1
1
1
1
1
1
0
0
110
Ringer Asetat
1
1
1
1
1
1
1
0
0
12500
111
ISDN
tab
220
19
19
19
19
19
19
18
-1
-220
112
Captopril 12,5
tab
220
33
33
33
33
33
33
33
0
0
113
Captopril 25
tab
235
23
23
23
21
21
21
16
-7
-1645 -875
114
Parasetamol (pamol)
tab
115
Vytazim
tab
116
Nifedipin
tab
117
Largatil
tab
125 161
8
8
8
4
4
1
1
-7
5
5
5
5
5
5
5
0
0
20
20
20
17
17
17
17
-3
-483
13
13
13
13
13
13
13
0
0
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
No
Nama Barang
Satuan
Harga (Satuan) (a)
stok awal
Penggunaan bekkes 26/07/2013
27/07/2013
28/07/2013 29/07/2013
selisih 30/07/2013
31/07/2013
(b)
keuntungan/ kerugian
118
CTM
tab
15
18
18
18
17
17
17
17
-1
-15
119
Antidiare
tab
201
29
29
29
29
29
29
27
-2
-402
120
Ranitidin
tab
9
9
9
9
9
9
9
0
0
121
Betahistin
tab
20
20
20
17
17
16
16
-4
-484
122
Bisoprolol
tab
5
5
5
5
5
5
5
0
0
123
Furosemid
tab
3
3
3
3
3
3
3
0
0
124
Antasida (actamid)
tab
125
Maag tab
tab
126
Diazepam
tab
127
Ascardia (aspirin)
tab
128
Asmef
tab
129
Dramamin
tab
130
Norit
tab
131
Dexametason
tab
121
6
6
6
6
6
6
6
0
0
23
23
23
21
21
21
12
-11
-1.375
10
10
10
10
10
10
10
0
0
525
14
14
14
12
12
12
10
-4
-2.100
150
12
12
12
10
10
10
9
-3
-450
120
41
41
41
34
34
35
34
-7
-840 0 -15
125
15
1
1
1
1
1
1
1
0
31
31
31
32
32
32
32
+1
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014
Laporan praktek…., Riska Eka, FF UI, 2014