TINGKAT KOMSUMSI ENEWGI, MORBIDITAS . DAN STATUS GlZl AMAK BALITA DI ENAM DESA PEMELiTIAN " FOOD SECURITY"
O l e h :
IRENE PR IMIYANTI
JURUSAM GDZi I\IIASYARAI
BOGOR
RINGKASAN
IRENE PRIMIYANTI.
Tingkat konsumsi energi, morbiditas,
dan status gizi anak balita di enam desa penelitian "Food Security1'.
(Dibawah bimbingan HARDINSYAH dan DRAJAT MAR-
TIANTO). Penelitian
ini
bertujuan untuk
mengamati
tingkat
konsumsi energi, morbiditas, dan status gizi anak balita, lokasi (desa), bulan, jenis kelamin, umur,
pengaruh
nyakit, lama sakit dan keadaan menyusui terhadap
pe-
tingkat
konsumsi dan status gizi anak balita, serta hubungan
an-
tara tingkat konsumsi energi, morbiditas dan status gizi anak balita di enam desa penelitian "Food Securityn. Data yang
digunakan adalah data
yang telah dikumpulkan
Tim Studi PSXPG (Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Institut Pertanian Bogor Desember
1988).
pertimbangan Medalem
pola
selama
Lokasi penelitian
12
bulan
dipilih
tanam dan mobilitas
oleh
Gizi),
(Januariberdasarkan
penduduk.
Desa
dan Wonokromo (Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur)
mewakili pola tanam padi-palawija; Desa Janapria dan kor
(Kabupaten Lombok
Tengah, Nusa
Tenggara
Le-
Barat)
mewakili pola tanam padi; Desa Tumu dan Tetaf (Timor Tengah
Selatan, Nusa Tenggara Timur) mewakili
jagung. mobilitas Medalem, rendah.
Desa
Wonokromo, Janapria
pola
tanam
dan
Tumu mempunyai
penduduk yang relatif tinggi,
sedangkan Desa
Lekor dan Tetaf mobilitas
penduduknya
relatif
iden-
Adapun data-data yang digunakan meliputi data titas
dan keterangan rumahtangga, konsumsi anak
kejadian sakit dan lama sakit anak balita. tangga
balita,
Jumlah rumah-
contoh untuk desa-desa di Kabupaten Lamongan
dan
Lombok Tengah masing-masing 60 rumahtangga, sedangkan untuk desa-desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan 40
rumahtangga.
Dalam penelitian ini
hanya
sebanyak digunakan
159 rumahtangga, yaitu rumahtangga yang mempunyai balita,
dimana
dalam
satu rumahtangga hanya diambil
satu
anak
balita saja. Data
konsumsi pangan anak balita
mengetahui
diperlukan
tingkat konsumsi energi anak
untuk
balita.
Data
konsumsi pangan anak balita diperoleh secara "recall" makanan
selama satu hari dari hasil wawancara dengan
ibu.
Sedangkan dari data kejadian sakit anak balita
diketahui
gejala-gejala penyakit yang pernah atau sedang
diderita
anak balita.
Gejala-gejala yang ada yaitu panas,
batuk,
kexuar lendir dari hidung, berkeringat waktu tidur malam hari,
keluar bercak-bercak merah kemudian menjadi
hitam
dan akhirnya meninggalkan bopeng, mencret-mencret beberapa kali sehari disertai muntah-muntah, mual-mual disertai mata dan kulit berwarna kuning, mata merah dan pedih, telinga
bernanah dan berlendir, lemas cepat lelah dan
pu-
Data identitas dan keterangan anak balita dipergunakan
untuk
dari
data
mengetahui status gizi anak ini tercantum umur dan berat
menggunakan
balita.
Karena
badan.
Dengan
rujukan NCHS (National Centre
for
Health
Statistics) diperoleh persentase dan kategori status gizi berdasarkan berat badan. untuk
Selanjutnya data ini
digunakan
tabulasi silang (kategori), regresi dan
(persentase).
korelasi
Data mengenai kejadian sakit anak
balita
dikelompokkan dan diperingkat dari satu sampai dengan tujuh sesuai dengan pengaruhnya terhadap status gizi, yaitu diare, ISPA (Infeksi Saluran pernapasan Atas), cacarlcampa, kuning, anemia, kulit dan anak balita yang tidak
sa-
kit. Untuk mengetahui pengaruh dari tiap peubah digunakan uji
regresi berganda (Multiple regression),
sedangkan
untuk melihat hubungan dari masing-masing peubah kan
uji korelasi dengan program SPSS/PC, dan
nyajikan
diguna-
untuk
dalam bentuk grafik digunakan program
me-
SPSSIPC
ditambah dengan program Harvard Graphics. Dari
hasil pengolahan data diketahui bahwa
tingkat
konsumsi anak balita desa-desa di Kabupaten Lamongan bih baik daripada keempat desa lainnya.
Tingkat konsumsi
terendah dijumpai di desa-desa di Kabupaten Timor Selatan.
Status kesehatan anak balita di
penelitian 5-7
persen.
le-
Tengah
keenam
hampir sama fluktuasinya dan berkisar
desa
antara
Dari berbagai jenis penyakit yang ada,
pe-
nyakit ISPA, diare dan kulit merupakan jenis-jenis penyakit
yang
banyak dan sering
dijumpai
setiap bulannya.
Persentase terkecil anak balita berstatus gizi buruk jumpai di Desa Lekor dan Tetaf. merupakan
Sedangkan Desa Janapria
desa yang buruk status gizi balitanya, karena
persentase anak yang berstatus gizi kurang dan buruk bih
banyak
Bahkan
di-
di
dibandingkan dengan status gizi Desa Wonokromo paling
banyak
yang
le-
baik.
dijumpai
anak
balita yang menderita KEP. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh beberapa
peubah
terhadap tingkat konsumsi energi dan
gizi anak balita.
status terha-
Peubah-peubah yang berpengaruh
dap tingkat konsumsi anak balita adalah Desa Tumu,
bulan
Februari, Juli, Agustus, Oktober, November, Desember, jenis
kelamin, umur dan A S 1 (anak balita yang masih
sui).
Desa Tumu mempunyai pengaruh yang
negatif
disunyata
dan tingkat konsumsi energi anak balitanyapun paling rendah.
Pada
bulan Februari
pengaruhnya
positif
nyata,
dimana
pada bulan tersebut desa-desa di Kabupaten Timor
Tengah
Selatan dan Desa Wonokromo sedang memasuki masa
panen tanaman utama, sedangkan Desa Medalem panen tanaman kedua. Pada nyata,
bulan
Juli dan
Agustus pengaruhnya
dimana desa-desa di Kabupaten Lombok
Tengah
Timor Tenqah Selatan sedang panen tanaman kedua. jutnya
bulan
negatif
Oktober dan November pengaruhnya
dan
Selannegatif