HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARIAN KECAMATAN HARIAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2013 Dewi R. Bancin ABSTRAK Imunisasi tetanus toksoid merupakan imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil agar memperoleh kekebalan terhadap penyakit tetanus dan mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi yang dilahirkan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pelayanan kesehatan imunisasi TT, yaitu usia, pendidikan, pendapatan paritas, informasi, dan pengetahuan. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah hubungan karakteristikdan pengetahuan ibu hamil dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Tahun 2013.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Harian yang berjumlah 75 orang.Tehnik pengambilan sampel menggunakan accidental samplingdan besar sampel adalah total dari populasiyaitu sebanyak 75 orang.Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square.Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid dengan umur (p = 0,034), pendidikan (p = 0,033),paritas(p = 0,000), tingkat pendapatan (p = 0,018), pengetahuan (p = 0,005). Untuk itu disarankan bagi ibu hamil agar menambah pengetahuannya dengan lebih aktif mencari sumber informasi tentang imunisasi tetanus toksoid, manfaat pemberian imunisasi tetanus toksoid, jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid serta efek samping pemberian imunisasi tetanus toksoid bagi ibu hamil.
Kata kunci : Karakteristik, Pengetahuan, Kelengkapan imunisasi tetanus toksoid
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan 3) penyelenggaraan surveilans. Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu maupun WUS tidak hamil)
belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2 bumil jauh lebih rendah dari cakupan K4. (Kemenkes RI. 2009). Walaupun program telah dilaksanakan, jangkauan imunisasi TT bagi ibu hamil masih jauh dari harapan.Terbukti, dari 356.231 estimasi ibu hamil pada tahun 2009 di Sumatera Utara, ternyata hanya 57.804 ibu hamil mendapat imunisasi TT1 dan 49.992 ibu hamil mendapat imunisasi TT2.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya jangkauan imunisasi TT adalah kurangnya kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas serta rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap imunisasi TT walaupun imunisasi tersebut dapat diperoleh secara gratis di
tempat pelayanan kesehatan pemerintah(Depkes RI, 2006). Pada tahun 2007 jumlah kasus tetanus neonatorum diantara 8 negara ASEAN, angka tertinggi terjadi di Filipina (141 kasus) dan Indonesia (112 kasus). Menurut Dadi 2002, Sekretaris Jenderal Depkes RI tahun 2002, bahwa 9,8 % dari sekitar 184.000 bayi baru lahir yang meninggal setiap tahun disebabkan oleh tetanus neonatorum. Menurut badan pusat statistic estimasi angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2007 sebesar 34/1.000 Kelahiran hidup. Salah satu penyebab tingginya AKB adalah infeksi pada masa neonatus sebesar 24% (tetanus neonatorum 12,5%, Pneomonia 7,5%, sepsis 4%) (Depkes, 2007). Pada tahun 2005 cakupan imunisasi TTI pada ibu hamil adalah 92,8% sedangkan imunisasi TT2 sebesar 86,6%. Keadaan ini menurun pada tahun 2006, yaitu TTI sebesar 72,88% dan TT2 sebesar 58,12%. (Data dari Profil Kesehatan Dati II, Jawa, tahun 2006). Berdasarkan Survei Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup, itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada ibu 248 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, dan nifas. Diperkirakan 15.000-30.000 wanita yang tidak terimunisasi Tetanus Toksoid (TT) diseluruh dunia meninggal setiap tahun karena terinfeksi clostridium tetani pasca partus (Mastum, 2008). Pada Profil Epidemiologi Indonesia didapatkan data cakupan imunisasi TT ibu hamil: TT1 84% dan TT2 77% dengan target Nasional adalah 95% untuk TT1 dan 90% untuk TT2 (Ranuh, 2008). Di Provinsi Banten,
cakupan imunisasi TT1 : 66,7% dan TT2 : 59,1%(Depkes RI, 2007). Dari perolehan data laporan Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir pada bulan januari- desember 2012 didapat 326 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilan, namun dari 326 orang ibu hamil tersebut hanya 138 orang (42,33%) ibu hamil yang mendapat imunisasi tetanus toksoid yang lengkap, dan 188 orang (57,66%) ibu hamil yang mendapat imunisasi tetanus toksoid yang tidak lengkap. (Data laporan Puskesmas Harian, 2012). Hasil survei awal yang dilakukan pada 10 orang ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir pada bulan Januari 2013 didapatkan hasil bahwa terdapat 7 orang ibu hamil yang tidak mengerti apa itu imunisasi tetanus toksoid dan manfaat bagi dirinya dan bayinya. Selain itu diperoleh bahwa para kader kesehatan kurang pro aktif dalam mengadakan penyuluhan tentang imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil yang ada di daerah ini. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah tentang “Apakah ada Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Harian KecamatanHarian Kabupaten Samosir Tahun 2013” 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir tahun 2013. 2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 3. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 5. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid diWilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan HarianKabupaten Samosir Tahun 2013. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Ibu Hamil Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kelengkapan imunisasi TT. 1.4.2. Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan
petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan tentang pentingnya imunisasi tetanus toxoid pada masa kehamilan, serta sebagai bahan evaluasi bagi peningkatan program imunisasi TT ibu hamil. 1.4.3. Bagi Instansi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat yaitu sebagai bahan ilmu pengetahuan tentang imunisasi TT ibu hamil. 1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan dalam melakukan penelitian selanjutnya. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tetanus Toksoid 2.1.1. Definisi Tetanus Toksoid Tetanus Toksoid adalah penyakit kekakuan otot (Spasme)yang disebabkan oleh eksotoksin (Tetanospasmin) dari organisme penyebab penyakit tetanus dan bukan oleh organismenya sendiri (Maya, 2010). Tetanus Toksoid adalah salah satu penyakit yang paling beresiko mengakibatkankematian.Penyebabnya, basil Clostridium Tetani yang bersifat anaerob (tidak dapattumbuh ketika berhubungan bebas dengan udara) dan memproduksi toksin yang disebut Tetanospasmin.Tetanospasmin ini bersifatneurotropic sehingga bisa mengakibatkan ketegangan dan spasme/ kekakuan otot (Depkes RI, 2007). 2.1.2. Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetaniyang merupakan bakteri gram-positif berbentuk batang dengan spora pada sisi ujungnya sehingga mirip pemukul genderang. Bakteri tetanus bersifat
obligant anaerob, yaitu berbentuk vegetatif pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan terhadap panas serta disinfektan. Pada lingkungan yang tidak kondusif bakteri akan membentuk spora yang tahan terhadap panas termasuk perebusan. 2.1.3. Gejala dan Tanda Menurut (Widoyono, 2008), gejala awal yang muncul adalah kekakuan otot rahang untuk mengunyah, sehingga anak sukar membuka mulut untuk makan dan minum.Kekakuan ini pada neonatus sering menyulitkan saat menyusui karena mulut bayi kaku. Gejala lain yang muncul menurut (Surasmi, 2007): 1. Sulit menelan, gelisah, mudah terkena infeksi 2. Kekakuan otot wajah 3. Kekakuan otot tubuh 4. Kejang-kejang 2.1.4. Pengobatan Tindakan pencegahan serta eliminasi tetanus neonatorum adalah bersandarkan pada tindakan menurunkan atau menghilangkan faktorfaktor resiko.Pendekatan pengendalian lingkungan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan.Pemotongan dan perawatan tali pusat wajib menggunakan alat-alat yang steril (WHO,2006). Pengendalian kebersihan pada tempat pertolongan persalinan perlu dilakukan dengan semaksimal mungkin agar tidak terjadi kontaminasi spora pada saat proses persalinan, pemotongan dan perawatan tali pusat perlu dilakukan praktik 3 bersih yaitu bersih tangan, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat tidur ibu. Selain persalinan yang bersih dan perawatan tali pusat yang tepat, pencegahan tetanus neonatorum dapat dilakukan dengan pemberian
imunisasi TT kepada ibu (Mutaroh, dkk, 2010). 2.2. Karakteristik Ibu Hamil 2.2.1. 2.2.2. 2.2.3. 2.2.4. 2.2.5. 2.3. 2.3.1.
hamil
Umur Pendidikan Paritas Tingkat Pendapatan Pengetahuan Konsep Dasar Imunisasi Pengertian Imunisasi Imunisasi (vaksinasi) merupakan aplikasi prinsip-prinsip imunologi dan merupakan upaya ilmiah yang dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Wahab, 2006). 2.3.2. Tujuan Imunisasi Menurut Wahab (2006), tujuan Imunisasi adalah untuk memberikan kekebalankepada seseorang agar dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematianoleh penyakit yang sering berjangkit. Vaksin yang efektif harus memiliki hal-hal berikut ini (Depkes, 2008): 1. Merangsang timbulnya imunitas yang tepat. 2. Stabil dalam penyimpanan. 3. Mempunyai imunogenesitas yang cukup 2.3.3. Macam-Nacam Imunisasi Seperti yang penulis kutip dari salah satu penulis di situs kesehatan yaitu Sugiyono (2005) menyebutkan bahwa Imunisasi terdiri atas dua macam yaitu: 1. Imunisasi Aktif Imunisasi aktif adalah imunisasi yang dilakukan dengan merangsang tubuh membentuk zat antibodi sendiri setelah dalam tubuh dimasukkan virus atau kuman yang sudah dimatikan atau dilemahkan, misalnya: Imunisasi Campak, BCG, DPT, Polio dan HB.
2. Imunisasi Pasif Imunisasi pasif adalah proses penyuntikan zat antibodi ke dalam tubuh.Artinya tubuh tidak memproduksi antibodi karena telah mendapat supply dari Imunisasi pasif ini. Contohnya adalah inject ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. 2.4. Macam-macam Kekebalan dalam Tubuh Ada dua macam kekebalan di dalam tubuh untuk melawan penyakit menurut bukuPrinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, karangan Notoatmodjo, 2007 yaitu: 1. Kekebalan tidak Spesifik (Non Spesific Resistance) yang dimaksud dengan Kekebalan tidak Spesifik adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya. 2. Kekebalan Spesifik (Spesific Resistance), yang dimaksud dengan Kekebalan Spesifik adalah pertahanan tubuh pada manusia yang didapat dari luar tubuh atau setelah mendapat imunisasi tertentu. Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni: a. Genetik Adalah kekebalan yang berasal dari sumber genetik atau bawaan lahir, misalnya: orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin
b. Kekebalan yang diperoleh (Acquired Immunity) Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, iaakan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme.Pathogen (bibit) penyakit.Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak,malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama.Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau binatang.Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja). 2.5. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 2.5.1. Pengertian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Imunisasi Tetanus Toksoid adalah: proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2007). 2.5.2. Manfaat Imunisasi Tetanus Toksoid adalah: 1. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005).
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2006) 3. Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang dikandungnya, sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari penyakit tetanus (Mandriawati, 2007). 4. Melindungi calon bayi dari kemungkinan terkena infeksi pada tali pusat yang menyebabkan kejang pada bayi yang membahayakan keselamatan jiwa dan menimbulkan kerusakan otak (Januadi, 2009). 5. Memberikan kekebalan pasif pada ibu hamil, karena vaksinasi selama hamil juga ikut membantu bayinya menghindari tetanus selama beberapa minggu setelah lahir (Mufdillah, 2009). 6. Mencegah calon ibu terkena penyakit tetanus akibat persalianan yang menggunakan peralatan yang kurang steril atau kurang terjaga kebersihannya misalnya didaerah terpencil (Depkes RI, 2006). 7. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil 2.5.3. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid Biasanya hanya gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat penyuntikan, efek samping berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak memerlukan tindakan pengobatan (Depkes RI, 2006). 2.5.4. Cara Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dapat dilakukan dengan diinjeksikan intramuskuler/subkutan dalam jarak pemberian (interval) Imunisasi TT1
dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifudin dkk, 2007). 2.5.5. Dosis Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Vaksin harus dikocok dulu sebelum digunakan untuk menghomogenkan suspensi.Vaksin harus disuntikkan secara intramuskuler atau subkutan yang dalam.Jarum suntik dan syringe yang steril harus digunakan pada setiap penyuntikan (Anonim, 2006).Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) untuk pencegahan terhadap tetanus/ tetanus neonatalterdiri dari 2 dosis primer 0,5 ml yang diberikan secara intramuskuler atau subkutanyang dalam dengan interval 4 minggu yang dilanjutkan dengan dosis ketigapada 612 bulan berikutnya (Lisnawati,2011). 2.5.6. Jadwal Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan 2 kali selama masa kehamilannya, dengan dosis yang sama, pemberian pertama sebaiknya pada kehamilan trimester dua dan sebelum usia kehamian 8 bulan, supaya tidak terlalu dekat, sehingga pemberian antibodi bisa optimal. Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid Imunisasi
Jarak pemberian
TTl TT2 TT3 TT4 TT5
4 Minggu setelah TTI 6 bulan setelah TT2 1 Tahun setelah TT3 1 Tahun setelah TT4
Durasi Perlindungan 3 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 25Tahun
(Kusmiyah dkk, 2009). Jenis imunisasi TT minimal dilakukan lima kali seumur hidup pada Wanita usia subur untuk mendapatkan
kekebalan penuh. Jadwal imunisasi TT ini harus meliputi dosis pertama pada kontak pertama, dosis kedua sekurangkurangnya 4 minggu setelah dosis pertama, dan dosis ketiga 6-12 bulan berikutnya.Tingkat proteksi setelah dosis kedua sekitar 80-90%. Sedangkan setelah dosis ketiga 95-98%. Perlindungan ini dapat berlangsung sampai sekitar 5 tahun. Bila diberikan dosis keempat dan kelima, imunitas dapat menetap sampai masing-masing 10-20 tahun atau selama masa reproduksi. Dosis keempat diberikan sekurang-kurangnya satu tahun setelah ketiga, begitu juga dosis kelima satu tahun setelah dosis keempat (Depkes RI, 2007). 2.5.7. Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi TT 1. Puskesmas 2. Puskesmas pembantu 3. Rumah sakit 4. Rumah bersalin 5. Polindes 6. Posyandu 7. Rumah sakit swasta 8. Dokter praktik, dan 9. Bidan praktik (Depkes RI, 2006). 2.6. Kerangka Konsep Variabel Variabel Dependen Karakteristik 1. Umur 2. Pendidikan 3. Paritas 4. Tingkat pendapatan
Indepeden
Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Pada Ibu
1. Ada hubungan umur dengan kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013.
2. Ada hubungan pendidikan dengan kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 3. Ada hubungan paritas dengan kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir ahun 2013. 4. Ada hubungan tingkat pendapatan dengan kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 5. Ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 6. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.
Hamil Hipotesis Pengetahuan 1.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Harian
Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013.
3.2.2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bulan Desember 2012 – Agustus 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 yaitu sebanyak 75 orang ibu hamil. 3.5. Definisi Operasional Variabel Variabel
3.3.2. Sampel Besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah total dari populasi artinya semua populasi dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 75 ibu hamil. 3.4. Metode pengumpulan data a. Data primer Data primer diperoleh langsung dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner kepada responden yaitu meliputi umur, pendidikan, paritas, tingkat pendapatan, dan pengetahuan. b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Harian Kecamatan Harian dan instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.
Definisi Operasional
Alat pengukuran
Skala Pengukuran
Hasil Pengukuran
Usia responden yang dihitung mulai dari sejak lahir sampai saat penelitian dilakukan. Yang dikategorikan berdasarkan usia reproduksi sehat ( Lisnawati, 2012 ). Izajah terakhir responden selam mengikuti program pendidikan formal, (Muzda, 2007).
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT/ AKADEMI
Jumlah kehamilan yang pernah dialami responden sampai saat penelitian dilakukan Upah/ gaji perbulan
kuesioner
Ordinal
1. Primigravida 2. Secundigravida 3. Multigravida 4. Grande Multigravida
Kuesioner
Ordinal
1. Tinggi : >
Variabel Bebas Umur
Pendidikan
Paritas
Tingkat
1. 2. 3.
< 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun
4. 5. 1.
Pendapatan
Pengetahuan
Variabel Terikat Kelengkapan Imunisasi tetanus toksoid
yang diperoleh responden melalui pekerjaaan yang dimilikinya. Yang dikategorikan berdasarkan Upah Minimum Kabupaten Samosir (Biro Pusat Statistik Kabupaten Samosir, 2012) Hal – hal yang diketahui responden tentang defenisi imunisasi tetanus toksoid, manfaat imunisasi tetanus toksoid, jadwal imunisasi tetanus toksoid serta efek samping imunisasi tetanus toksoid,
Jumlah imunisasi tetanus toksoid yang diperoleh responden selama kehamilannya
Rp.1.458.799 2. Rendah : ≤ Rp.1.458.799
Kuesioner
Ordinal
1. 1. Baik : apabila menjawab pertanyaan dengan benar > 12 2. Cukup : apabila menjawab pertanyaan dengan benar 7-12 3. Kurang : apabila menjawab pertanyaan dengan benar 0-6
Kuesioner
3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Pengetahuan Untuk mengukur pengetahuan ibu tentang defenisi imunisasi tetanus toksoid, manfaat imunisasi tetanus toksoid, efek samping imunisasi tetanus toksoid serta jadwal imunisasi tetanus toksoid dapat diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan, jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0 dapat diukur dengan menggunakan rumus Sudjana (2006). Re n tan g Panjang kelas = Banyak kelas
Ordinal
1. Lengkap : apabila mendapat imunisasi tetanus toksoid 2 kali selama masa kehamilannya 2. Tidak Lengkap : apabila mendapat imunisasi tetanus toksoid < 2 kali selama masa kehamilan
20 0 3 = 6,66 Keterangan : P = Nilai yang
=
dicari Rentang = Nilai jawaban tertinggi BK
=
Banyak
kelas Kategori :
3.7.
Baik : > 12 Cukup : 7-12 Kurang : 0-6
Teknik Pengolahan Data
Dalam analisa data peneliti menggunakan distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti dan dilakukan dengan mencari ukuran – ukuran melalui mean. Data yang diperoleh melalui langkah – langkah berikut ini : a. Editing, yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. b. Coding, yaitu kegiatan pemberian kode numerik atau angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. c. Tabulating, yaitu mempermudah analisa data, pengolahan dan pengambilan kesimpulan maka hasil pengumpulan data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi (Aziz, 2009). 3.8. Analisis Data 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan dari masing-masing variabel yaitu umur, pendidikan, paritas, tingkat pendapatan, pengetahuan dan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikansi (nilai p), yaitu: a. Jika nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima b. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. Rumus chi square (Agus,2009).
X2 = Keterangan
:
0 : Nilai yang diamati (observasi) E : Nilai yang diamati (ekspetasi) HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan UmurDi Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 No
Umur
Frekuensi
1 2 3
<20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun Total
7 62 6 75
Persen (%) 9,3 82,7 8,0 100
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan PendidikanDi Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 No 1 2 3 4
Pendidikan SD SMP SMA PT/ AKADEMI Total
Frekuensi 4 17 43 11
Persen (%) 5,3 22,7 57,3 14,7
75
100
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan ParitasDi Wilayah Kerja Puskesmas HarianKecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 N o 1 2 3 4
Paritas Primigravida Secundigravida Multigravida Grandemultigravid a Total
Frekuens i 26 24 18 7
Perse n (%) 34,7 32,0 24,0 9,3
75
100
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 No 1 2
Tingkat pendapatan > Rp. 1.458.799 ≤ Rp. 1.458.799 Total
Frekuensi 35 40 75
Persen (%) 46,7 53,3 100
5. Pengetahuan Responden Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Reponden Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 No 1 2
Pengetahuan responden Baik Cukup
Frekuensi 24 30
Persen (%) 32,0 40.0
3
Kurang Total
21 75
28,0 100
6. Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan HarianKabupaten Samosir Tahun 2013 No
1 2
Kelengkapan imunisasi tetanus toksoid Lengkap (2x) Tidak lengkap (< 2x) Total
Frekuensi
Persen (%)
32 43
42,7 57,3
75
100
4.2.2. Analisa Bivariat 1.Hubungan Umur Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 Tabel 4.7 Tabulasi Silang Hubungan Umur Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 Umur
Kelengkapan imunisasi tetanus toksoid Lengkap (2x)
Total
n 1
% 1,3
Tidak lengkap (< 2x) n % 6 8,0
20-35 Tahun
25
33,3
37
49, 3
62
82,7
> 35 Tahun
6
8,0
-
-
6
8,0
< 20 Tahun
n 7
% 9,3
P
0,00 5
Total
32
42,7
43
57, 3
75
100
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Squaremenunjukkan ada hubungan antara umur dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid dengan nilai p = 0,005 dimana p < 0,05. 2. Hubungan Pendidikan Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013. Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Pendidikan Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 Pendidikan
SD SMP SMA PT/ AKADEMI Total
Kelengkapan imunisasi tetanus toksoid Lengkap Tidak (2x) lengkap (< 2x) n % n % 4 5,3 4 5,3 13 17,3 24 32,0 19 25,3 4 5,3 7 9,3
n 4 17 43 11
% 5,3 22,7 57,3 14,7
32
75
100
42,7
43
57,3
Total
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Squaremenunjukkan ada hubungan antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid dengan nilai p = 0,033 (p < 0,05).
3. Hubungan Paritas Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013.
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Hubungan Paritas Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan HarianKabupaten Samosir Tahun 2013 Paritas
Primigra vida Secundi gravida PMultigra vida Grande multigra vida Total 0,033
Kelengkapan imunisasi tetanus toksoid Lengkap Tidak (2x) lengkap (< 2x) n % n % 3 4,0 23 30,7
Total
n 26
% 34,7
9
12,0
15
20,0
24
32,0
13
17,3
5
6,7
18
24,0
7
9,3
0
0
7
9,3
32
42,7
43
57,3
75
100
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Squaremenunjukkan ada hubungan antara paritas dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05). 4.Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013.
P
0,00 0
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas HarianKecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 Tingkat Pendap atan
> Rp.1.458 .799 ≤ Rp. 1.458.79 9 Total
Baik Cukup Kurang
Kelengkapan imunisasi tetanus toksoid Lengkap Tidak (2x) lengkap (< 2x) n % n % 12 16,0 28 37,3
Total
n 40
% 53,3
20
36,7
15
37,3
35
46,6
32
42,7
43
57,3
75
100
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Squaremenunjukkan ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid dengan nilai p = 0,018 (p < 0,05). 4. Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Harian Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Tahun 2013 Pengeta huan
Kelengkapan imunisasi tetanus
Total
P
Total
toksoid Lengkap Tidak (2x) lengkap (< 2x) n % n % 13 17, 11 14,7 3 15 20, 15 20,0 0 4 5,3 17 22,7
n 24
32
75
42, 7
43
57,3
30 21
% 32, 0 40, 0 28, 0 10 0,0
Dari hasil uji statistik dengan uji Chi 0,01menggunakan 8 Squaremenunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid dengan nilai p = 0,034 (p < 0,05). 4.3. Pembahasan Hasil uji statistik dengan uji chisquare yang digunakan ternyata ada hubungan antara umur dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid dengan nilai probabilitas p = 0,005 (p < 0,05).Menurut Mastum (2008), umur ibu hamil dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi tetanus toksoid karena semakin tua umur seorang ibu hamil ,maka ia akan semakin aktif dalam mendapatkan imunisasi tetanus toksoid yang lengkap. Hal ini disebabkan karena semakin cukupnya umur dan kedewasaan dalam berfikir. Hal ini sejalan dengan penelitian Tiofani (2011), yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dimana nilai P value = 0,019. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa umur sangat berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) karena dengan umur ibu yang lebih tua mempunyai banyak P pengalaman serta dalam menerima
0,0 34
informasi seperti halnya pengetahuan tentang imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dibandingkan umur ibu yang masih muda. Umur ibu berhubungan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid. Hal ini disebabkan karena semakin tua umur seorang ibu maka tingkat pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki tentang imunisasi tetanus toksoid akan lebih banyak serta lebih cenderung untuk mendapatkan imunisasi tetanus toksoid yang lengkap dibandingkan umur ibu yang masih muda. Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid. Karena makin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu maka si ibu akan semakin lebih mengerti dan memahami pentingnya imunisasi tetanus toksoid yang lengkap selama hamil. Hal ini disebabkan karena banyaknya informasi yang diterimanya selama mengikuti program pendidikan. Paritas berhubungan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid karena makin tinggi paritas ibu maka akan lebih cenderung lebih banyak memiliki pengalaman serta lebih banyak memperoleh informasi tentang imunisasi tetanus toksoid dibandingkan dengan paritas rendah. Tingkat pendapatan berhubungan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid karena ibu yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi lebih mampu dalam membayar biaya yang dibutuhkan sewaktu dalam memperoleh imunisasi tetanus toksoid dibandingkan dengan tingkat pendapatan yang rendah. Pengetahuan berhubungan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid. Hal ini disebabkan karena
semakin tinggi pengetahuan seorang ibu tentang imunisasi tetanus toksoid dan dampak yang mungkin terjadi jika tidak mendapat imunisasi tetanus toksoid yang lengkap maka ibu akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan agar mendapat imunisasi tetanus toksoid yang lengkap. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Dari hasil uji statistik bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dengan hasil uji chi-square p = 0,005 (p < 0,05) 2. Dari hasil uji statistik bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dengan hasil uji chi-square p = 0,033 (p < 0,05) 3. Dari hasil uji statistik bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dengan hasil uji chi-square p = 0,000 (p < 0,05) 4. Dari hasil uji statistik bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dengan hasil uji chi-square p = 0,018 (p < 0,05) 5. Dari hasil uji statistik bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dengan hasil uji chi-square p = 0,034 (p < 0,05) 5.2. Saran 1. Bagi ibu hamil Disarankan bagi ibu hamil agar menambah pengetahuannya dengan
lebih aktif mencari sumber informasi tentang imunisasi tetanus toksoid, manfaat pemberian imunisasi tetanus toksoid, jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid serta efek samping pemberian imunisasi tetanus toksoid bagi ibu hamil. 2. Bagi petugas puskesmas Disarankan bagi petugas kesehatan Puskesmas Harian agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil terutama dalam memberikan imunisasi tetanus toksoid serta dapat memberikan informasi yang lebih jelas mengenai imunisasi tetanus toksoid agar pengetahuan ibu semakin bertambah sehingga ibu mengerti dan tau dampak yang akan timbul jika tidak mendapat imunisasi tetanus toksoid yang lengkap. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009, Imunisasi TT Bagi Wus Untuk Tekan Angka Kematian Bayi, 7 Februari 2009, http://kbigemari.go.id.html), Sumatera Utara. Aziz
Maulana, 2009, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Biro Pusat Statistik, 2012, Data Profil Kabupaten Samosir 2012, (http://profil Kabupaten Samosir. go.id/hqweb. html), Sumatera Utara. Depkes RI, 2006, Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Jakarta.
________, 2007, Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian IkutanPasca Imunisasi, Jakarta. ________, 2008, Tujuan Pemberian Imunisasi TT Bagi Ibu Hamil, Bina Pustaka , Jakarta. Dinkes Dati II, 2006, Profil Kesehatan Dati II Tahun 2006, Jawa. Fitriadi, A, L, 2007, Analisa Drop Out Imunisasi TT Ibu Hamil Guna Menyusun Upaya Peningkatan Kinerja Bidan Puskesmas Di Kota Banjarmasin, 13 Januari 2007, (http://
[email protected]), Banjarmasin. Kusmiyah, dkk, 2009, Praktikum Kehamilan, Yogyakarta.
Penuntun Asuhan Fitramaya,
Mandriwati, 2008, Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Cetakan I, EGC, Jakarta. Mastum, 2006, Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan Maternitas, Trans Infomedia, Jakarta. Mufdillah, 2009, ANC Focus Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Nuha Medika, Yogyakarta. Notoadmodjo S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Revisi Ke 2, Rineka Cipta, Jakarta. _____________, 2007, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Dan Seni,
Edisi Revisi, Jakarta.
Rneka
Cipta,
Purnawan, 2009, Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Ibu Hamil Di Kota Jambi Tahun 2009, http://kbigemari.go.id.html), Jambi. Ruspa
Nora, 2012, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Imunisasi TT Dengan Kelengkapan Imunisasi Ibu Hamil Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2012, Riau.
Sarwono P, 2006, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Cetakan Keempat, Bina Pustaka, Jakarta. Sudjana,
2005, Metode Tarsito, Bandung
Statistika,
Sukmara, 2006, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil Di Kota Bogor Tahun 2006, http://kbigemari.go.id.html), Bogor. Tiofani, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT, (http://www. Wordpress.com, diakses 18 mei 2009) Wahab
Samik, 2002, SistemImunisasidan Penyakit Imun, Cetakan Pertama, Medika Widya,Jakarta.
WHO,
2008, Tujuan Pemberian Imunisasi TT Bagi Ibu Hamil, (http://WHO. go.id/dib/lap/html).