HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin Email :
[email protected] Minat Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang, mengetahui laju adopsi karpet kandang, dan menganalisis hubungan persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi. Objek dalam penelitian ini adalah peternak anggota kelompok yang sudah dan belum menggunakan karpet kandang. Metode yang digunakan adalah survei, di TPK Ciater, Kabupaten Subang. Teknik pengambilan sampel menggunakan two stage random sampling dengan sampel sebanyak 30 peternak. Berdasarkan analisis Rank Spearman, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi. Interpretasi menurut Guilford sebesar 0,79 menunjukan adanya hubungan tinggi, kuat. Hasil menunjukkan bahwa persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori tinggi (66,67%), sedangkan yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (53,33%). Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap kesesuaian berada pada kategori tinggi (53,33%), sedangkan yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (46,67%). Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap kemudahan diamati berada pada kategori tinggi (60,00%), sedangkan yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori rendah (60,00%). Laju adopsi berada pada kategori cukup (46,67%) dan tahap adopsi pada kategori tinggi (100%). Kata kunci : Persepsi, Sifat Inovasi, Karpet Kandang, Laju Adopsi. PENDAHULUAN Dalam mewujudkan peternakan sapi perah yang maju diperlukan program pengembangan peternakan yang diarahkan untuk menghasilkan inovasi dalam upaya menyelesaikan masalah peternak. Para peternak umumnya bersifat sensitif dan hatihati terhadap pengaruh serta inovasi dari luar karena skala usaha yang kecil dan rentan terhadap kegagalan, kurang teliti dalam manajemen usahanya sehingga kurang terorganisir. Pengembangan inovasi, khususnya peralatan kandang merupakan salah satu unsur yang cukup strategis mengingat kandang adalah tempat dimana sapi berada setiap harinya. Kandang sapi perah rakyat yang ada di Indonesia, umumnya masih sederhana beralaskan lantai semen, tanah, dan kayu yang apabila basah
lantai menjadi licin sehingga membahayakan bagi sapi perah. Salah satu penelitian yang telah dilakukan Komarudin dkk (1988) tentang macam bahan lantai kandang dapat menentukan timbulnya sapi yang luka badan dan umumnya daerah luka dibagian lutut, paha, dan pinggul. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan adanya sebuah solusi berupa penggunaan karpet kandang. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Komarudin dan Wijono (1990) diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan karpet pada lantai kandang sapi perah ternyata dapat memperkecil kejadian luka kaki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang pada peternakan sapi perah rakyat, mengetahui laju adopsi karpet kandang, dan menganalisis hubungan
persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi pada peternakan sapi perah rakyat. Suatu inovasi yang diperkenalkan dapat menimbulkan persepsi yang berbeda. Peternak dalam memilih sebuah inovasi tidak lepas dari persepsinya terhadap inovasi tersebut, yang dapat dilihat dari (1) keuntungan relatif, yakni sejauhmana karpet kandang dianggap menguntungkan bagi peternak, (2) kesesuaian, yakni karpet kandang memiliki kesesuaian dengan kebiasaan, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan peternak (3) kerumitan, yakni tingkat dimana karpet kandang dirasa sulit atau tidak untuk dipahami, diperoleh dan digunakan (4) dapat dicoba, yakni kemudahan karpet kandang untuk dicobakan dalam skala yang terbatas (5) dapat dilihat, yakni kemudahan mengamati hasil yang diperoleh dari penggunaan karpet kandang. (Ray, 1998). Persepsi penerima tentang sifat-sifat inovasi menurut para ahli mempengaruhi kecepatan adopsinya (Laju adopsi). Laju adopsi ini biasanya diukur sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan oleh peternak dalam mengadopsi inovasi karpet kandang sejak diperkenalkannya inovasi tersebut. Menurut Rogers (1995), sebanyak 49% - 87% variasi dalam laju adopsi suatu inovasi dapat dijelaskan oleh sifat inovasi itu sendiri. Dalam sebuah proses adopsi sebuah inovasi, peternak terlebih dahulu melalui tahapan sampai akhirnya mengadopsi inovasi karpet kandang tersebut. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971), terdapat 5 tahapan dalam proses adopsi inovasi, sebagai berikut: (1) tahap kesadaran, yakni ditandai mulai sadar dan terbuka dengan datangnya inovasi karpet kandang (2) tahap minat, yakni ditandai dengan adanya minat dan kegiatan untuk mencari informasi tentang inovasi karpet kandang (3) tahap penilaian, yakni melakukan penilaian lebih jauh tentang inovasi karpet kandang dan mulai menimbang-nimbang untuk kemungkinan mencoba atau tidak (4) tahap mencoba, yakni peternak mulai mencoba inovasi karpet kandang tersebut dalam skala yang lebih kecil
(5) tahap penerimaan, yakni tahap diterapkannya inovasi karpet kandang dalam skala yang lebih luas. Suatu inovasi akan cepat diadopsi oleh peternak bila sifat inovasi tersebut dinilai positif oleh peternak. METODE DAN MATERI Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja peternak anggota KPSBU yang berada di TPK Ciater, Kabupaten Subang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan two stage random sampling. Arikunto (1998) mengemukakan bahwa apabila populasi lebih dari 100, dapat diambil sampel sebanyak antara 10-25% dan apabila populasi sama atau kurang dari 100 harus diambil semua. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel yang digunakan adalah sebanyak 15% dari 197, yaitu sebanyak 30 orang peternak diambil secara proporsional random sampling dari 3 kelompok yang sudah dan belum menggunakan karpet. Dalam menganalisis hubungan persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi digunakan teknik analisis statistika deskriptif dan teknik analisis statistika inferensial. Untuk mengukur antar variasi digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) berskala ordinal maka analisis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut : Rumus uji korelasi Rank Spearman (r s) rs = 1 - 6∑di2 n3-n (Siegel, 1994) Jika proporsi angka sama dalam observasi-observasi X dan Y dan jumlahnya besar, maka digunakan rumus berikut untuk menghitung rs: rs = ∑x2 + ∑y2 - ∑di2 2 ∑x2∑y2 Interpretasi dari hasil tersebut menggunakan Guilford (1956) yang dikutip Jalalludin Rahmat (1995) sebagai berikut :
Tabel 1. Interpretasi koefisien Korelasi Rank Spearman Interval Tingkat Hubungan Koefisien Hubungan rendah sekali; 0 < ρs < 0,20 lemah sekali 0,20 < ρs < 0,40 Hubungan rendah tetapi pasti 0,40 < ρs < 0,70 Hubungan rendah yang cukup berarti 0,70 < ρs < 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat Hubungan sangat tinggi; 0,90 < ρs < 1 kuat sekali, dapat diandalkan HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Persepsi Peternak Terhadap Keuntungan Relatif Karpet Kandang Jumlah Orang (%) Responden Jumlah Tinggi Sedang Rendah 10 5 15 Mengguna kan Karpet 66,67 33,33 100 Tidak 9 6 15 Mengguna 60,00 40,00 100 kan Karpet Berdasarkan Tabel 2. sebagian besar persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori tinggi (66,67%), karena menurut peternak karpet kandang memberikan keuntungan. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (60,00%), karena menurut peternak karpet kandang memberikan keuntungan, namun peternak belum meyakini karena belum menggunakan karpet kandang secara langsung. Tabel 3. Persepsi Peternak Terhadap Kesesuaian Karpet Kandang Jumlah Orang (%) Responden Jumlah Tinggi Sedang Rendah 8 6 1 15 Mengguna kan Karpet 53,33 40,00 06,67 100 Tidak Mengguna kan Karpet
3
7
5
15
20,00
46,67
33,33
100
Berdasarkan Tabel 3. sebagian besar persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada katogori tinggi (53,33%). Karpet kandang sesuai dengan kebiasaan, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan peternak. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (46,67%) karena kurang sesuai dengan kebiasaan peternak yang masih menggunakan peralatan sederhana, namun sesuai dengan pengalaman sebelumnya dan kebutuhan. Tabel 4. Persepsi Peternak Terhadap Kerumitan Karpet Kandang Jumlah Orang (%) Responden Jumlah Tinggi Sedang Rendah 2 13 15 Mengguna kan Karpet 13,33 86,67 100 Tidak 1 14 15 Mengguna 93,33 100 kan Karpet 06,67 Berdasarkan Tabel 4. sebagian besar persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang dan tidak menilai sedang. Sebesar 86,67% peternak yang menggunakan karpet kandang dan sebesar 93,33% peternak yang tidak menggunakan karpet kandang. Peternak menilai karpet kandang cukup sulit diperoleh karena harga yang kurang terjangkau, namun mudah untuk dipahami dan digunakan. Tabel 5. Persepsi Peternak Terhadap Dapat Dicobanya Karpet Kandang Jumlah Orang (%) Responden Cukup Tidak Jumlah Mudah Mudah Mudah 2 11 2 15 Mengguna kan Karpet 13,33 73,33 13,33 100 Tidak 1 6 8 15 Mengguna 06,67 40,00 53,33 100 kan Karpet Berdasarkan Tabel 5. sebagian besar persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada nilai sedang (73,33%). Persepsi tersebut dipengaruhi oleh modal yang cukup, namun tingkat ketercobaannya
tidak setinggi apabila harga karpet lebih murah. Pengalaman beternak juga mempengaruhi persepsi, dimana semakin lama (>5-10) semakin paham tentang usahanya. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada nilai rendah (53,33%). Hal ini dipengaruhi oleh tidak adanya modal yang besar. Pengalaman beternak yang kurang dari 5 tahun juga ikut mempengaruhi penilaian peternak.
Berdasarkan Tabel.7 sebagian besar persepsipeternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori cukup (46,67%). Peternak yang tidak menggunakan karpet kandang tidak memberikan penilaian terhadap tingkat laju adopsi inovasi karpet kandang ini karena peternak belum menggunakan inovasi tersebut. Tabel 8. Derajat Tahap Adopsi
Tabel 6. Persepsi Peternak Terhadap Dapat Diamatinya Karpet Kandang Jumlah Orang (%) Responden Cukup Tidak Jumlah Mudah Mudah Mudah 9 4 2 15 Mengguna kan Karpet 60,00 26,67 13,33 100 Tidak 5 10 15 Mengguna 33,33 66,67 100 kan Karpet Berdasarkan Tabel 6. sebagian besar persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada nilai tinggi (60,00%). Persepsi tersebut disebabkan peternak sudah menggunakan karpet kandang sekitar 6-7 tahun, sehingga dapat mengamati perbedaan lantai yang menggunakan karpet kandang dengan yang tidak. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada nilai rendah (66,67%) karenakan peternak tidak menggunakan karpet kandang, sehingga tidak dapat mengamati langsung lantai yang menggunakan karpet kandang dan yang tidak. Tabel 7. Tingkat Laju Adopsi Jumlah Orang (%) Responden Cepat Cukup Lambat (1-3) (4-6) (> 6) 3 7 5 Mengguna
Jumlah 15
kan Karpet
20,00
46,67
33,33
100
Tidak Mengguna kan Karpet
0
0
0
0
0
0
0
0
Peternak yang Tidak Tahap Menggunakan Adopsi Karpet Orang % Orang % Kesadaran Minat 2 13,33 Penilaian 13 86,67 Mencoba Penerimaan 15 100 Berdasarkan Tabel 8. sebagian besar persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori tinggi (100%) karena peternak sudah melalui semua tahapan sebelum akhirnya mengadopsi. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (86,67%) karena untuk sampai pada tahap mencoba peternak harus memiliki modal yang cukup besar, sedangkan peternak tidak memiliki modal yang besar. Peternak yang Menggunakan Karpet
Hubungan Antara Sifat Inovasi Karpet Kandang dengan Laju Adopsi Hasil koefisien Korelasi Rank Spearman menunjukan adanya hubungan antara persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang. Interpretasi tingkat hubungan menurut Guillford diperoleh hasil sebesar 0,79 dimana berada pada kisaran nilai 0,70 < ρs < 0,90 menunjukkan dua variabel memiliki hubungan yang tinggi, kuat. Kuatnya hubungan antara dua variabel dapat dilihat dari tingginya persepsi peternak yang menggunakan karpet terhadap sifat inovasi, yaitu keuntungan relatif (66,67%), kesesuaian (53,33%), dan dapat diamati inovasi karpet kandang (60,00%). Sedangkan kerumitan
(86,67%) dan dapat dicoba (73,33%) inovasi karpet kandang berada pada kategori sedang. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang, yaitu keuntungan relatif (53,33%), kesesuaian (46,67%), dan kerumitan (93,33%). Sedangkan dapat dicoba (53,33%) dan diamati ( 66,67%) inovasi karpet kandang berada pada kategori rendah. Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap sifat inovasi karpet kandang berada pada kategori tinggi dengan laju adopsi cukup (46,67%), sedangkan derajat tahap adopsi berada pada kategori tinggi yang menggunakan karpet kandang (100%) dan kategori sedang yang tidak menggunakan karpet kandang (86,67%). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh hasil bahwa: 1. Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap keuntungan relatif berada pada kategori tinggi (66,67%), kesesuaian pada kategori tinggi (53,33%), dapat diamati pada kategori tinggi (60,00%), kerumitan pada kategori rendah (86,67%), dapat dicoba pada kategori sedang (73,33%). Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang terhadap keuntungan relatif berada pada kategori sedang (53,33%), kesesuaian pada kategori sedang (46,67%), dapat diamati pada kategori rendah (66,67%), kerumitan pada kategori sedang (93,33%), dapat dicoba pada kategori rendah (53,33%). 2. Laju adopsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori cukup (46,67%) dan derajat adopsi pada kategori tinggi (100%). 3. Terdapat hubungan yang tinggi, kuat (0,79) antara persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang terhadap laju adopsi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Komarudin, M, M.A. Yusran dan D.E. Wahyono. 1988. Evaluasi perkandangan sapi perah: Pengaruh jenis bahan lantai kandang terhadap terjadinya luka pada sapi perah. Proc. Pertemuan Ilmiah Ruminansia. Puslitbangnak. Bogor. Komarudin, M dan Wijono, D.B. 1990. Penggunaan Karpet Karet Sebagai Alas Kandang Sapi Perah. Sub Balai Penelitian Ternak Grati, Pasuruan. http://doi.dx.pustaka.litbang.deptan.go.i d/abstrak/abstrak_sapi.pdf (diakses 1 Januari 2012). Rahmat, J. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung Ray, G.L. 1998. Extension Communication and Management. Naya Procas. Calcuta. Rogers EM. dan Shoemaker. 1971. Communication of Innovation. A Cross-Cultural Approach. Second Edition. The Free Press. New York. Rogers, E.M. 1995. Diffusion of Innovation. Four Edition. The Free Press. New York. Siegel, Sidney. 1994. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT Gramedia. Jakarta. Singarimbun, M. dan Sofian, E. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.