PEMBANGUNAN CMS (CONTENT MANAGEMENT SYSTEM) E-GOVERNMENT DI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
Wahyu Gugus Nurcahyo
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto Email :
[email protected] Abstrak Penelitian yang dilakukan berjudul Pembangunan CMS (Content Management System) E-Government di Pemerintah Kabupaten Banyumas. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat CMS (Content Management System) E-Government di Pemerintah Kabupaten Banyumas. Metode pengambilan data menggunakan dokumentasi, observasi, dan studi pustaka. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Extreme Programming (XP). Hasil dari penelitian ini berupa CMS (Content Management System) website instansi menggunakan basis data terpusat, kemudian memudahkan administrator website instansi untuk mengelola konten, dan Dinhubkominfo sebagai pengelola website di Pemerintah Kabupaten Banyumas dapat lebih mudah dalam hal pengelolaan dan pengaksesan data seluruh website instansi. Kata Kunci : website, oracle, codeigniter, e-government, extreme programming, cms, content management system 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banyumas adalah salah satu bagian dari berbagai macam dinas yang ada di Kabupaten Banyumas. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika memiliki tugas yang berkaitan dengan pengembangan EGovernment di Kabupaten Banyumas salah satu diantaranya mengintegrasikan subdomain dinas dengan domain utama www.banyumaskab.go.id. Perbedaan bahasa pemrograman, basis data yang digunakan, dan kurangnya dokumentasi menyulitkan untuk proses pengintegrasian ke domain utama, karena setiap pembuatan website dinas melalui proses lelang dan dikerjakan oleh pihak swasta sehingga proses untuk integrasi data mengalami kesulitan. Dalam Peraturan Daerah No.4 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan EGovernment disebutkan bahwa subdomain harus terintegrasi dengan domain utama, tetapi dalam pelaksanaannya ketika suatu dinas membuat website tidak ada fasilitas untuk mengintegrasikan datanya ke domain utama www.banyumaskab.go.id dikarenakan dalam pembuatan website tersebut terlalu berorientasi kepada proyek, sifat ego sektoral disetiap dinas masih sangat kuat dan lepasnya tanggung jawab pihak ketiga atau swasta dalam pembuatan website ketika proyek telah selesai. Website yang berjalan disetiap dinas saat ini basis datanya bertempat dimana website tersebut disimpan dan tidak memiliki fasilitas web service sebagai media untuk integrasi. Jika dibangun fasilitas web service pada website suatu dinas atau badan yang dikerjakan oleh pihak ketiga akan kesulitan untuk memperoleh informasi masuk ke tempat hosting website, karena pihak dinas terkait tidak mengetahui secara detail mengenai informasi masuk ke tempat hosting website dan hanya mengetahui jika website tersebut sudah selesai dikerjakan yang mengetahui secara lengkap mengenai informasi masuk ke tempat hosting website hanya pihak ketiga. Pembangunan CMS (Content Management System) E-Government dengan basis data yang terpusat bisa menjadi solusi yang tepat untuk digunakan dalam pembuatan website dinas di Pemerintah Kabupaten Banyumas. Keuntungan menggunakan CMS (Content Management System) dengan basis data yang terpusat adalah lebih mudah dalam proses pemeliharaan karena letaknya dalam satu lokasi, dan proses mengolah data dari setiap dinas menjadi lebih mudah. Penggunaan CMS (Content Management System) dengan basis data yang terpusat dapat
1
mengoptimalkan website Pemerintah Kabupaten Banyumas, yaitu memudahkan dalam memperoleh data yang tepat dan benar. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pembangunan CMS (Content Management System) E-Government di Pemerintah Kabupaten Banyumas ? 1.3. Batasan Masalah Dalam membuat sistem ini diperlukan batasan masalah yang jelas untuk menghindari kerancuan dan ketidak jelasan dalam pembahasan, adapun batasan masalahnya adalah: 1.3.1. Studi kasus dilakukan di dua instansi yaitu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kabupaten Banyumas. 1.3.2. Pada penelitian ini membahas pembuatan sebuah website dinas di Kabupaten Banyumas dengan menggunakan basis data terpusat. 1.3.3. Tidak membahas keamanan pada basis data. 1.3.4. Basis Data yang digunakan Oracle. 1.3.5. Bahasa Pemrograman yang digunakan PHP. 1.3.6. Framework PHP yang digunakan CodeIgniter. 1.3.7. Tidak membahas konfigurasi server. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan akhir dari penelitian ini yaitu membuat CMS (Content Management System) EGovernment di Pemerintah Kabupaten Banyumas. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.5.1. Dinhubkominfo sebagai pengelola website di Pemerintah Kabupaten Banyumas dapat lebih mudah dalam hal pengelolaan dan pengaksesan data seluruh website instansi. 1.5.2. Meningkatkan perkembangan E-Government di Pemerintah Kabupaten Banyumas.
2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian CMS (Content Management System) CMS (Content Management System) adalah sebuah sistem yang memberikan kemudahan kepada para pengguna dalam mengelola dan mengadakan perubahan isi sebuh website dinamis tanpa sebelumnya dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. dengan demikian setiap orang, penulis, maupun editor, setiap saat dapat menggunakannya secara leluasa untuk membuat, menghapus atau bahkan memperbaharui isi website tanpa campur tangan langsung dari pihak webmaster[2].
2.2. Website Website adalah sebuah sistem di mana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainlain yang tersimpan dalam sebuah internet webserver dipresentasikan dalam bentuk hypertext (Simarmata, 2006). Informasi di web dalam bentuk teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hypertext Markup Language). Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG, PNG), suara (dalam format WAV, AU), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World).
2
Web dapat diakses oleh perangkat lunak web client yang secara popular disebut browser. Browser membaca halaman-halaman web yang tersimpan dalam webserver melalui protocol yang disebut HTTP(Hypertext Transfer Protocol). Sebagai dokumen hypertext, dokumendokumen di web dapat memiliki link dengan dokumen lain, baik yang tersimpan dalam webserver yang sama maupun di webserver lainnya. Link memudahkan para pengakses web berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya, dan dari saru server ke server lain. Kegiatan penelusuran halaman web ini biasa diistilahkan sebagai browsing, ada juga yang menyebutnya sebagai surfing (berselancar)[5]. 2.3. Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah notasi yang lengkap untuk membuat visualisasi model suatu sistem. Sistem berisi informasi dan fungsi tapi secara normal digunakan untuk memodelkan sistem komputer. Sebagaimana halnya bahasa pemodelan, UML mengijinkan deskripsi dari sistem dibuat dengan mendetail pada setiap level abstraksi. Notasi tersebut akan mendefinisikan sistem dengan arsitektur berorientasi obyek (Sholiq, 2006). UML tidak hanya merupakan bahasa pemodelan berorientasi obyek, akan tetapi merupakan pemodelan untuk spesifikasi, visualisasi, konstruksi, dokumentasi proses sistem secara intensif. Pada dasarnya, UML berhubungan dengan pengetahuan yang ditangkap, dikomunikasikan dan dikembangkan[4]. 2.4. Codeigniter Menurut Wardana (2010), framework adalah kumpulan perintah atau fungsi dasar membentuk aturan-aturan tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain sehingga dalam pembuatan aplikasi website, kita harus mengikuti aturan dari framework tersebut. Dengan framework (dalam hal ini framework PHP), kita tikda perlu memikirkan kode printah/fungsi dasar dari aplikasi website kita. Sebagaimana mengambil data dari database untuk ditampilkan. Kita hanya memikirkan apa kode SQL nya dan ditampilkan kemana? Hal-hal penunjang lainnya seperti koneksi database, validasi form, GUI, dan keamanan telah disediakan oleh framework sehingga jumlah baris kode yang kita buat jauh lebih sedikit dibanginkan jika semua kode dari kita[8]. 2.5. E-Government E-Government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain (Yakub, 2012). Penggunaan teknologi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti government to citizen (G2C), government to business (G2B), government to government (G2G), dan internal efficeiency & effectiveness (IEE)[9]. 2.6. Oracle Menurut Tarigan (2003) database Oracle adalah produksi dari Oracle Corporation, sebuah perusahaan computer raksasa yang saat ini bermarkas di Redwood City, California. Kisah database Oracle dimulai pada tahun 1977 ketika Larry Ellison melihat peluang bagus yang belum dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan software kala itu. Bersama dua orang temannya, Bob Miner dan Ed Qates, dia mendirikan sebuah perusahaan bernama Relational Software Incorporated dan mulai membuat prototype sebuah relational database menggunakan bahasa C. Tahun 1979, versi pertama dijual kepada umum. Versi pertama ini telah menyertakan interface SQL untuk berinteraksi dengan database. Tahun 1983, mereka mengubah nama perusahaannya menjadi Oracle Corporation. Pada tahun itu juga, Oracle Corporation meluncurkan database versi ke tiga mereka. Pada versi keempat beberapa sistem operasi yang ada kala itu. Pengembangan terus dilakukan sesuai dengan kemajuan teknologi computer. Pada versi yang kedelapan, yang dipasarkan pada tahun 1998, Oracle mulai mengadopsi konsep orientasi objek. Konsep orientasi objek pada database sedikit berbeda dengan konsep yang dikenal pada pemrograman. Pada perkembangan selanjutnya Oracle memperkenalkan fitur-fitur
3
baru yang dikenal dilingkungan internet sehingga mereka membubuhkan huruf “i” yang merupakan huruf awal “internet”. Oracle merupakan database yang menggunakan konsep RDBMS. Pada RDBMS, sebuah tabel merupakan struktur penyimpanan dasar. Satu tabel atau lebih membentuk sebuah relational database. Sejak Oracle8, Oracle merupakan database yang berkemampuan menangani objek. Pengembangan ini diilhami oleh pemrograman berorientasi objek. Oleh karena itulah, Oracle menggunakan istilah Object Relational Database Management System(ORDBMS) untuk produk Oracle8 atau yang lebih Tinggi[6]. 2.7. Hasil Penelitian Sebelumnya Referensi [7] telah menunjukkan dalam penelitiannya yang berjudul “Implemantasi Content Management System (CMS) pada situs portal berita”, menjelaskan bahwa implementasi sebuah prototipe CMS (Content Management System) berupa portal berita dengan menggunakan metode pengembangan sistem Prototipe. Pembuatan aplikasi tersebut menggunakan bahasa pemrograman PHP. Referensi [1] telah menunjukkan dalam penelitiannya yang berjudul “Rancang Bangun Website Dinamis Sebagai Media Informasi Pada IMKI Prima Purwokerto.”, menjelaskan bahwa rancang bangun website dinamis IMKI Prima Purwokerto yang bertujuan menghasilkan website IMKI Prima Purwokerto yang dinamis dengan menggunakan metode pengembangan sistem SDLC. Pembuatan aplikasi tersebut menggunakan bahasa pemrograman PHP. Pada penelitian ini menggunakan basis data terpusat sehingga pengelolaan data pada website menjadi lebih mudah untuk dikelola. 3. METODE PENGEMBANGAN SISTEM Metode pengembangan sistem yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode Extereme Programming (XP), Extereme Programming adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dan tanggap terhadap perubahan kebutuhan pelanggan[3] . Tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini, yaitu : 3.1. Planning (Perencanaan) Tahapan planning atau perencanaan dilakukan dengan mengumpulkan kebutuhan untuk memahami konteks bisnis pada website yang akan dibuat dan untuk mendapatkan pandangan output website serta fitur dan fungsi utama pada website dinas. 3.2. Design (Desain) Tahapan design dilakukan dengan pembuatan desain sederhana mengenai proyek pengembangan website dinas yang kemudian akan dilakukan analisis class stereotype, pembuatan class diagram. 3.3. Coding (Pengkodean) Tahap selanjutnya adalah coding, setelah desain dibuat maka akan dilakukan tahap pengkodean dari pengembangan website dinas. Pengkodean website menggunakan framework Codeigniter dan didukung dengan database Oracle. 3.4. Testing (Pengujian) Tahap testing dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap pengkodean (coding) pada sistem website dengan menggunakan library unit test pada Codeigniter sebagai unit testing dan hasil akhir pengkodean(coding) yang telah diuji melalui unit testing kemudian dilakukan pengujian oleh perusahaan dengan menggunakan beta testing atau dikenal dengan user acceptance testing.
4
4. PEMBAHASAN 4.1. Use Case (Halaman muka pengunjung)
Gambar 1. Use Case (Halaman pengunjung) Berdasarkan Gambar1, pengunjung adalah orang yang dapat mengakses dan melihat website baik itu halaman yang ada di website instansi, melihat galeri foto, mengisi bukutamu, melihat weblink, pencarian posting, membaca posting yang pada pada website instansi, mengunduh file, melihat statistik website, mengisi jejak pendapat, melihat posting headline, melihat posting popular. 4.2. Class diagram (Halaman pengunjung)
Gambar 2. Class diagram (Halaman pengunjung) Berdasarkan Class Diagram pada Gambar 2, terdapat 14 (empat belas) class yaitu controller home yang memiliki method __construct() dan index(), dan controller home memiliki model site yang memiliki method __construct(), getBeritaHeadline(), getPopularPost(), getDownloads(), getStatistikWebsite(), dan getWeblink(), kemudian controller bukutamu yang memiliki method __construct() dan index(), dan controller bukutamu memiliki model bukutamu yang memiliki atribut id, nama, alamat, email, komentar, flag, tanggal, dan flag_respon, kemudian memiliki method save(data), kemudian controller galeri yang memiliki method __construct(), index(), dan controller galeri memiliki model galeri yang memiliki atribut id , nama_galeri, image, slug, deskripsi, tanggal, dan memiliki method getDataGaleri(), kemudian controller menu yang memiliki method __construct(), dan index(), dan controller menu memiliki model menu yang memiliki atribut id, menu, flag, slug, parent, position, sort dan memiliki method getDetailMenu(slug), dan memiliki controller search yang memiliki method __construct(), dan
5
proses(), dan controller search memiliki model search yang memiliki method getDataSearch(value), kemudian controller polling yang memiliki method __construct(), result(), dan vote(), dan controller polling memiliki model polling yang memiliki atribut id, poll, dan flag, kemudian memiliki method updatePoll(id), dan getDetailPolling(), kemudian controller read yang memiliki method __construct(), dan index(), dan controller read memiliki model posting yang memiliki atribut id, judul, headline, keyword, tanggal, hits, isi, image, flag, slug, dan pengguna, dan memiliki method getPosting(slug). 4.3. Use Case (Halaman administrator)
Gambar 3. Use case (Halaman administrator) Berdasarkan Gambar 3, super admin adalah orang yang memiliki akses untuk mengelola baik menambah, mengubah, dan menghapus data website pada semua instansi, kemudian admin skpd adalah orang yang memiliki akses untuk mengelola baik menambah, mengubah, dan menghapus data pada 1 website intansi saja. 4.4. Class diagram (Halaman administrator)
Gambar 4. Class diagram (Halaman administrator) Berdasarkan class diagram pada Gambar 4, terdapat 17 (tujuh belas) class yaitu controller login memiliki method do_login() dan memiliki model login yang memiliki method do_login(), kemudian controller bukutamu, controller posting, controller album, controller foto, controller page, controller daftar_website, controller banner, controller polling, controller weblink, controller menu, controller app, controller bukutamu, controller submenu, controller file dimana memiliki method index() dan proses(), kemudian memiliki model crud yang memiliki method insertData(), updateData(), deleteData(), getData().
6
4.5. Implementasi
Gambar 5. Halaman antarmuka pengunjung
5. PENUTUP Setelah dilakukan penelitian mengenai pembangunan CMS (Contenet Management System) EGovernment di Pemerintah Kabupaten Banyumas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 5.1. Pada penelitian ini telah berhasil membangunan CMS (Content Management System) EGovernment di Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk mempermudah administrator instansi mengelola website. 5.2. Penggunaan framework Codeigniter sangat membantu dalam pengembangan website dikarenakan framework Codeigniter memiliki fitur yang membantu developer untuk mempercepat proses pembuatan website. 5.3. Penggunaan metode Extreme Programming sangat membantu dalam proses pengembangan website dikarenakan menerapkan beberapa iterasi yang masing-masing iterasi terdapat tahapan planning, design, coding, dan testing dimana setiap iterasi hanya menciptakan desain sederhana berdasarkan kebutuhan saat ini atau mendesak, kalaupun ada perbaikan atau penambahan dapat dilakukan pada iterasi berikutnya, dan adanya umpan balik antara pengembang dan pihak instansi sehingga dengan menggunakan metode Extreme Programming akan terjalin komunikasi yang efektif, menghemat waktu pengembangan website, serta kedisiplinan dalam pengembangan website instansi. 5.4. Penggunaan metode Extreme Programming dan Framework Codeigniter dapat mempercepat waktu pengembangan website instansi yang dibuktikan dengan adanya perbedaan antara perencanaan jadwal pengembangan dengan waktu pengembangan, dimana waktu yang dibutuhkan dalam mengembangkan website secara riil lebih cepat daripada perencanaan jadwal yang telah dibuat.
7
6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Darsono. 2011. Rancang bangun website dinamis sebagai media informasi di STMIK Amikom Purwokerto. Skripsi. Program Studi Teknik Informatika STMIK AMIKOM Purwokerto. [2]. Kemas, Y. 2003. Pengantar Content Management System. Paper Kuliah umum: ilmukomputer.com. [3]. Pressman, Roger S. 2010. Software Engineering A Practitioner’s Approach Seventh Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. [4]. Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi berorientasi objek dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. [5]. Simarmata, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi. [6]. Tarigan, Edi Prima. 2003. Menguasai Oracle SQL. Jakarta: Elex Media Komputindo. [7]. Umar, Rusydi, Sri Winiarti, dan Fernando Sitindaon. 2004. Implemantasi Content Management System (CMS) pada situs portal berita. Jurnal. Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan. [8]. Wardana. 2010. Menjadi Master PHP dengan Framework Codeigniter. Jakarta: Elex Media Komputindo. [9]. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
8