ARTIKEL PENELITIAN
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA SIBERUT KECAMATAN SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2012 Dewi Andika Rahayu* ABSTRAK Pengobatan tradisional menurut WHO adalah keseluruhan pengetahuan, keahlian, dan kemahiran yang didasarkan pada teori, keyakinan dan pengalaman masyarakat asli dari berbagai budaya, apakah dapat digunakan atau tidak dapat digunakan untuk memelihara kesehatan, sejak dari pencegahan, diagnosis, penyembuhan, dan pengobatan penyakit baik fisik maupun mental. Pada masyarakat Mentawai pengobatan tradisional dilakukan oleh dukun atau sering disebut sikerei. Tujuan penelitian adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pengobatan tradisional di Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Muara Siberut pada bulan Oktober tahun 2012. Populasi target adalah seluruh rumah tangga desa Maileppet dan desa Muntei, besar sampel yaitu 96 responden dengan metode cluster. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Disajikan dalam bentuk diagram, tabel, dan narasi. Dari hasil penelitian didapatkan 54,17% responden berpengetahuan rendah dan 51,04% responden bersikap negatif. Sebesar 93,75% responden bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, 63,54% respon berpendidikan rendah, dan 68,75% jarak tempat tinggal responden dengan tempat pengobatan dekat, serta 69,79% responden masih memiliki kebudayaan yang tradisional dan 63,54% responden yang memilih pengobatan tradisional melalui sikerei. Variabel pengetahuan,sikap, pendidikan, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan pengobatan, sedangkan variabel pekerjaan dan jarak tempat tinggal tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan pengobatan melalui sikerei. Variabel kebudayaan dan pendidikan merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan pemilihan pengobatan. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat perlu dilakukan penyuluhan tentang dampak dari pengobatan tradisional dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya berobat ke tempat pelayanan kesehatan. Daftar Pustaka: 38 (1989-2012) Kata Kunci : Pengobatan Tradisinal, dukun atau sikerei
ABSTRACT Acccording to WHO, traditional treatment is the whole knowledge, skill, and competence based on the theory, belief and experiences of native people of various cultures, wether it can be used or not to keep healthy that began from prevention, diagnose, recovery and illness treatment physically and mentaly . In Mentawai people, the traditional treatment is done by shaman or often called as sikerei. The purpose of the research is known the factors that related to the choice of traditional treatment in South Siberut Mentawai Island 2012. This study used cross sectional design. The research held in October 2012 at Muara Siberut Public Health Center. The target of population is all the families living in Maippet and Muntei village. The sampel is about 96 of respondens by using cluster method.. Instrument of researches were questionnaire and it were univariate, bivariate, and multivariate analyzed. That presented in diagrams, tables, and narrative. From the result of the research, the writer find that 54,17% of respondens with the low knowledge, 51,04 % of respondens with the negative respons, 93,75% of respondens work to ful fill the basic requirements, 63,54% of respondens have low education, 68,75% of respondens neared from
1
treatment place, and 69,7% of respondens stil believe on native culture, around 63,54% of respondens choose the traditional treatment by sikerei. Variable of knowledge, behavior, education and culture have the significant correlation with the choice of treatment, while the kind of occupation and range of address do not give significant aspect with the choice of the traditional treatment by sikerei. Variable culture and education were the dominant variables associated with treatment To increase the people knowledge, it is necessary to hold the illumination about the effedt or traditional treatment and pople awareness toward the importance of Public health center. References
:38 (1989-2012)
Keywords
:Traditional Treatment, shaman or sikerei
*Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (
[email protected])
peningkatan 30,67% tahun 2003, 32,87%
Pendahuluan Kesehatan merupakan kebutuhan dasar
bagi
setiap
Masalah
38,30% pada tahun 2006. Berdasarkan
kesehatan difokuskan pada penyakit yang
hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
diderita manusia untuk dilakukannya
(SUSENAS)
pengobatan dan penyembuhan. Sumber
pengobatan tradisional meningkat dari
pengobatan di dunia mencakup tiga
tahun ke tahun (digunakan oleh 40 %
sektor
penduduk Indonesia). Pada tahun 2010
yang
pengobatan pengobatan
orang.
tahun 2004, 35,25% tahun 2005 dan
saling rumah
terkait
yaitu
tangga
atau
sendiri,
pengobatan
tradisional dan pengobatan medis yang dilakukan
oleh
perawat,
48,5%
di
penggunaan
pengobatan
tradisional
meningkat menjadi 45,17 % dan tahun 2011 menjadi 49,53 %.2,3,4,5
dokter,
Puskesmas atau Rumah Sakit 1 Sebesar
penggunaan
tentang
Pengobatan secara tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam
Australia
pelayanan kesehatan masyarakat
masyarakatnya menggunakan pengobatan
sangat
tradisional, di Perancis sebesar 49% dan di
Pemerintah
secara
Taiwan sebesar 90% pasien menggunakan
memberikan
perhatian
terapi konvensional yang dikombinasikan
terhadap
dengan
pengobatan tradisional ini.
pengobatan
Berdasarkan
tradisional
Cina.
potensial
muncul
untuk
dan
dan
dikembangkan. formal yang
sudah seksama
berkembangnya Pengobatan
Sensus Sosial Ekonomi
tradisional dalam Undang-Undang RI No.
penduduk yang menggunakan pengobatan
36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1
tradisional mengalami peningkatan yaitu
butir 16 mengatakan bahwa Pelayanan
15,04% pada tahun 1999 menjadi 30,24%
kesehatan tradisional adalah pengobatan
tahun 2001, tahun 2002 turun menjadi
dan atau perawatan dengan cara dan obat
29,73%. Pada tahun 2003-2006 mengalami
yang mengacu pada pengalaman dan 2
keterampilan turun temurun secara empiris
sahabat dekat , lazimnya diterima dan
yang dapat dipertanggung jawabkan dan
dipercaya begitu saja tanpa bersikap kritis.
diterapkan sesuai dengan norma yang
Sampai saat ini penerimaan masyarakat
berlaku
Perkembangan
terhadap penyembuhan tradisional masih
pengobatan tradisional dibarengi dengan
tetap tinggi, bukan saja pada masyarakat
adanya kesadaran etnik masyarakat tertentu
pedesaan, tetapi juga masyarakat perkotaan,
terhadap
golongan bawah dan
di
masyarakat.
potensi
nilai
budaya
lokal.
juga golongan
Anderson dan Foster (1988), menyebutkan
menengah ke atas. Hal ini disebabkan oleh
bahwa salah satu ciri dari jenis pengobatan
faktor budaya, sistem nilai dan tradisi yang
tradisional adalah menunjukkan identitas
mempengaruhi
budaya bangsa (nasionalisme).7,8
mereka tentang sakit, penyakit, dan upaya
Pada
umumnya
penyembuhan dapat
tradisional
dikategorikan
penyembuhan
cara-cara di
dengan
upaya
menggunakan
dan
pengetahuan
penyembuhannya.8
Indonesia
dalam
sikap
Perkembangan
pembangunan
pelayanan kesehatan modern di Indonesia terus
meningkat,
bahkan
pelayanan
ramuan tumbuhan obat, cara fisik (dukun
kesehatan tersebut telah sampai ke pelosok-
beranak, sunat, patah tulang, susuk, ketok,
pelosok pedesaan.Ketersediaan pelayanan
refleksologi, akupuntur, dan sebagainya),
yang mulai memadai, tingkat pengetahuan
meditasi, pernafasan dan tenaga dalam dan
dari pemberi pelayanan kesehatan dan
penyembuhan dengan cara spirituil (doa,
jumlah sarana dan prasarana kesehatan
mantera,
telah
psikoterapi
dan
sebagainya).
membentuk
institusi
kesehatan
Orang yang melaksanakan atau melakukan
menjadi penting, sehingga peningkatan
penyembuhan
pelayanan
tradisional
selalu
kesehatan
modern
dapat
memperhatikan latar belakang orang sakit
menimbulkan kecenderungan masyarakat
seperti keluarga, agama, dan kepercayaan,
pedesaan untuk meninggalkan cara-cara
budaya, tradisi, lingkungan dan lain-
pengobatan
tradisional
lainnya.
membudaya,
akan
Ciri-ciri
pelayanannya
adalah
yang tetapi
telah pada
akrab, ramah, penuh perhatian, penuh
kenyataannya pengobatan tradisional ini
kesabaran, serta pasrah kepada Tuhan Yang
masih merupakan pilihan yang diambil oleh
Maha Esa atau kepada kekuatan gaib
masyarakat .6
tersebut.
Biaya
pengobatan
umumnya terjangkau. Ilmu tradisional
dan
tradisional
6,8
cara
diwariskan
Masyarakat
memilih
pengobatan
tradisional disebabkan oleh berbagai faktor penyembuhan secara
seperti pengetahuan masyarakat mengenai
informal
pengobatan tradisional. Apakah masyarakat
dalam ikatan keluarga, kekerabatan atau
sudah memiliki pengetahuan yang tinggi 3
mengenai pengetahuan tradisional tersebut,
tradisional yang belum diteliti dan ternyata
apakah
mengandung racun didalamnya yang bila
masyarakat
telah
mengetahui
dampak yang akan terjadi bila melakukan
dikonsumsi
pengobatan tradisional tersebut atau bahkan
keracunan
sebaliknya
masyarakat
memiliki
seseorang mengalami penyakit berhari-hari
pengetahuan
yang
tentang
lamanya dan tetap melakukan pengobatan
minim
dan
pengobatan tradisional, mereka melakukan
tradisional
pengobatan tradisional hanya karena di ajak
orang
atau di perkenalkan oleh orang lain tanpa
dapat
kematian
maka
tersebut
mengakibatkan
akan
bila
mengakibatkan
bertambah
mengakibatkan kematian.
serta
parah
dan
2
mengetahui bagaimana dampak yang akan
Masyarakat di Sumatera Barat yang
terjadi bila tetap melakukan pengobatan
memilih pengobatan tradisional masih ada
tradisional.
hal ini dapat dilihat dari
Bagaimana
juga
sikap
data yang
masyarakat terhadap pengobatan tradisional
diperoleh melalui Susenas 2001 yaitu
tersebut, apakah masyarakat menerimanya
sekitar
atau
pengobatan tradisional dari 9.972 penduduk
bahkan
menolak
pengobatan
22%
masyarakat
tradisional. Selain itu pendidikan dan
yang
pekerjaan seseorang juga mempengaruhi
Tradisional di Sumatera Barat sekarang ini
dalam
pengobatan
masih merupakan pilihan yang diambil, hal
memiliki
ini terlihat dari masyarakat Sumatera Barat
pendidikan rendah dan tidak memiliki
masih percaya dengan penyakit yang
pekerjaan akan lebih memilih pengobatan
disebabkan oleh roh-roh jahat seperti
tradisional
pengobatan
gasiang tangkurak, palasik dan Urang
modern. Bila dilihat dari segi jarak tempat
Bunian yang pengobatannya hanya bisa
tinggal dengan tempat pengobatan juga ada
dilakukan melalui dukun.9,10
tindakan
biasanya
pemilihan
masyarakat
di
hubungannya.
yang
bandingkan
Biasanya
sakit.Pengobatan
akan
Pada masyarakat Mentawai yang
memilih pengobatan yang berada di sekitar
merupakan salah satu kabupaten yang
atau dekat dengan lokasi tempat tinggalnya.
terdapat di Sumatera Barat. Data mengenai
Kebudayaan, kepercayaan dan tradisi juga
tindakan
mempengaruhi
hal
kabupaten kepulauan Mentawai memang
memilih pengobatan, biasanya masyarakat
belum ditemukan, akan tetapi dari survei
yang mempunyai kebudayaan yang kuat
awal yang dilakukan
akan lebih cenderung untuk memilih
kuesioner dari 10 kuesioner didapatkan 8
pengobatan tradisional ini.8
responden
seseorang
orang
mengeluh
melakukan
dalam
Dampak dari pengobatan tradisional ini
adalah
ada
bahan
ramuan
obat
pengobatan
yang
tradisional
di
disebarkan 10
memilih
pengobatan
tradisional melalui sikerei dan 2 responden yang
memilih
pengobatan
ke
tempat 4
pelayanan kesehatan. Selain itu dari data
masa inisiasi yang panjang. Pengobatannya
yang diperoleh dari Puskesmas Muara
merupakan campuran dari obat tumbuh-
siberut didapatkan 11.185 kunjungan sehat
tumbuhan
dan 15.037 kunjungan sakit, dengan total
efeknya bersifat medis dan psikosomatis.
kunjungan yang berkunjung ke Puskesmas
Dalam setiap pengobatan maupun upacara-
ini adalah 26.222 orang dan jumlah
upacara adat sikerei selalu menggunakan
penduduk di Muara Siberut adalah 17405
dedaunan untuk ramuan obat dan sebagai
jiwa , maka di peroleh hanya 0,01 %
perantara dalam berkomunikasi dengan
masyarakat yang berobat ke Puskesmas
jiwa dan roh nenek moyang.11,12
ketika sakit dan 99% yang memilih tidak melakukan
apa-apa
saat
dan
Sejak
kegiatan-kegiatan
berkembangnya
yang
fasilitas
menderita
kesehatan masyarakat seperti Puskesmas,
penyakit, melakukan pengobatan sendiri
Pustu, Posyandu, Polindes dan Poskesdes
dengan membeli obat bebas yang ada di
sudah mulai berkurangnya pengobatan
toko-toko
melakukan
tradisional terutama masyarakat pendatang
pengobatan tradisional melalui sikerei.
tidak ada yang melakukan pengobatan
sikerei adalah Berdasarkan pengamatan
melalui sikerei akan tetapi masyarakat asli
yang
juga
masih percaya kepada sikerei terutama
merupakan penduduk dan berdomisili di
dalam mengobati penyakit-penyakit yang
daerah Mentawai masyarakat ini masih
setelah dibawa ke Puskesmas tetapi tidak
banyak yang berobat ke sikerei terutama
mengalami perubahan sama sekali. Contoh
masyarakat pribumi.11
kasus yang terjadi di desa Salappa salah
terdekat
dilakukan
dan
peneliti
yang
Mentawai merupakan salah satu kabupaten
yang
Sumatera
Barat
kebudayaan
terdapat yang
yang
di
satu desa di kecamatan siberut selatan ada
propinsi
seorang anak yang sudah lama mengidap
mempunyai
penyakit sesak nafas akut yang disertai
berbeda
dengan
dengan
kejang
Barat. Masyarakat Mentawai mempunyai
pertolongan sikerei, sikerei mengambil
pengobatan yang khas, berbeda dengan
rumput sebagai obatnya, sampai akhirnya
pengobatan
di
si anak meninggal karena tidak ada
Mentawai umumnya dilakukan dengan
perubahan dari pengobatan yang dilakukan
upacara-upacara
oleh sikerei tersebut.13
penyembuhan
yang
adalah
oleh
orangtua
Pengobatan
anak
dilakukan
kebudayaan mayoritas penduduk Sumatera
modern.
si
yang
meminta
dilakukan oleh seorang dukun yang dikenal dengan sebutan sikerei yang memperoleh pengetahuan
gaib
melalui
Metode
pertolongan
Penelitian ini menggunakan desain
seorang guru yang berpengalaman dalam
cross sectional dan dilakukan pada bulan 5
april-Oktober
2012
di
wilayah
kerja
Hubungan
antara
variabel
Puskesmas Muara Siberut. Populasi target
independen dan variabel dependen dilihat
penelitian ini adalah seluruh penduduk di
secara statistik melalui analisis bivariat
wilayah kerja Puskesmas Muara Siberut
dengan uji Chi-square. Hasil kemaknaan
pada tahun 2012. Populasi sumber adalah
perhitungan
rumah tangga dengan unit sampel kepala
independen
keluarga
menggunakan batas kemaknaan p<0,05. Uji
yang
berjumlah
623
orang.
Sampel penelitian berjumlah 96 orang. Pengumpulan
dengan
antara
variabel
variabel
dependen
statistik dinyatakan bermakna jika p value
dilakukan
lebih kecil dari (p<0,05) dan sebaliknya.
melalui data primer Data sekunder berupa
Hasil uji Chi-square dapat dilihat pada
data
tabel 1-5 berikut :
kunjungan
data
statistik
Puskesmas,
jumlah
penduduk, dari Puskesmas Muara Siberut dan kantor kecamatan siberut selatan. Analisis data dilakukan dengan 3 tahap yaitu
analisis
univariat,
bivariat,
dan
multivariat dengan menggunakan uji Chi-
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Pengobatan Pemilihan Pengobatan Ya(melalui Tidak(melalui Pengetahuan sikerei) nakes) f % f % f Rendah 45 86,5 7 13,5 52 Tinggi 16 36,4 28 63,6 44 Total 61 63,5 35 36,5 96
square dan regresi logistik.
Berdasarkan
tabel
Total p value % 100 100 100
1.
0,000
diketahui
bahwa persentase pada responden yang memilih berobat ke sikerei lebih tinggi dari
Hasil dan Pembahasan Hasil
penelitian
menunjukkan
golongan responden yang berpengetahuan
bahwa persentase responden yang memilih
rendah
pengobatan tradisional di wilayah kerja
responden yang berpengetahuan tinggi
Puskesmas
sebanyak
(36,4%). Di sini terdapat perbedaan yang
pengetahuan
signifikan antara pemilihan pengobatan
responden diperoleh 54,17% responden
tradisional yang berpengetahuan rendah
yang mempunyai pengetahuan rendah dan
dengan responden yang berpengetahuan
51,04% responden yang bersikap negatif.
tinggi. Hasil uji statistik diperoleh p =
Responden yang bekerja adalah sebanyak
0,000 (p value < 0,05 ) maka dapat
93,75%,
disimpulkan
63,54%.
Muara Dilihat
reponden
Siberut dari
yang
memiliki
(86,5%)
dari
ada
pada
golongan
hubungan
antara
pendidikan rendah sebanyak 63,54%, jarak
pengetahuan dengan pengobatan. Dari hasil
dari rumah responden ke tempat pelayanan
penelitian ini dan studi terdahulu serta teori
kesehatan adalah dekat yaitu 68,75%.
yang
Responden yang memiliki kebudayaan
pengetahuan merupakan faktor yang cukup
tradisional adalah sebanyak 69,79%.
berhubungan
ada
dapat
disimpulkan
dengan
bahwa
pemilihan
pengobatan. Pengetahuan tinggi tentang 6
pemilihan pengobatan akan menimbulkan
dari golongan responden yang bersikap
ketakutan bila salah memilih pengobatan
negatif
yang tepat dalam mengatasi masalah
responden yang bersikap positif (36,2%).
kesehatan. Pengetahuan yang tinggi akan
Di sini terdapat perbedaan yang signifikan
mengetahui apa dampak dari pengobatan
antara pemilihan pengobatan responden
tradisional tersebut. Sebaliknya dengan
yang bersikap negatif dengan responden
pengetahuan yang rendah akan menerima
yang bersikap positif. Hasil uji statistik
pengobatan
tidak
diperoleh p = 0,000 (p value < 0,05 ) maka
pengobatan
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
tersebut. Hasil penelitian didapatkan bahwa
bermakna antara sikap dengan pemilihan
kurang
Pengobatan.
tradisional
memikirkan
dampak
dari
mengetahui
60%
dan
dari
responden
kapan
boleh
tidak
dilakukan
(89,8%)
dari
pada
golongan
Sikap merupakan kesiapan atau
pengobatan tradisional, apa dampak dari
kesediaan
pengobatan
dilakukan
sikap seseorang dalam bidang kesehatan
dalam jangka panjang, siapa seharusnya
harus diiringi dengan penanaman nilai-nilai
penolong
baru dalam bidang kesehatan. Nilai yang
tradisional
saat
bila
sakit,
tindakan
yang
untuk
bertindak.
dilakukan saat anggota keluarga sakit
melekat
parah, dan penyebab kegagalan dalam
mendasari
pengobatan
Untuk
tersebut. Merujuk pada teori Green (1980)
masyarakat
bahwa sikap merupakan faktor predisposisi
maka petugas kesehatan dapat melakukan
untuk terjadinya perilaku, maka sikap klien
penyuluhan dengan pemberian informasi
yang merasa terancam oleh penyakitnya
tentang pengobatan tradisional dan dampak
dan percaya bahwa pengobatan akan
dari pengobatan tradisional tersebut.
menguntungkan(positif)
meningkatkan
tradisional
ini.
pengetahuan
pada
diri
Perubahan
sikap
dan
seseorang
akan
perilaku
orang
demikian
sebaliknya.14,23 Tabel 2. Hubungan Pemilihan Pengobatan
Sikap
masyarakat dalam pemilihan pengobatan
Pemilihan Pengobatan Total Ya(melalui Tidak(melalui Sikap p value sikerei) nakes) f % f % f % Negatif44 89,8 5 5 49 100 Positif 17 36,2 74 30 47 100 0,000 Total 61 63,5 79 35 96 100
Berdasarkan
tabel
Untuk meningkatkan pemahaman
dengan
2.
diketahui
tradisional
ini
diperlukan
penyuluhan
tentang dampak pengobatan tradisional kepada
masyarakat
melalui
tokoh
masyarakat dan tokoh agama. Tokoh masyarakat dan tokoh agama
bahwa persentase pada responden yang
menjadi
memilih pengobatan tradisional lebih tinggi
memilih
panutan
masyarakat,
pengobatan
yang apabila modern 7
masyarakatpun akan mengikuti tindakan mereka dan lambat laun akan merubah perilaku
masyarakat
pengobatan
yang
tradisonal
memilih
beralih
ke
pengobatan modern.
Tabel 3. Hubungan Pekerjaan dengan Pemilihan Pengobatan
Tabel 4. Hubungan Pendidikan dengan Pemilihan Pengobatan Pemilihan Pengobatan Total Ya(melalui Tidak(melalui Pendidikan Sikerei) Nakes) f % f % f % Rendah 53 86,9 8 13,1 61 100 Tinggi 8 22,9 27 77,1 35 100 Total 61 63,5 35 36,5 96 100
Berdasarkan
tabel
4.
p value
0,000
diketahui
bahwa persentase responden yang memilih Pemilihan Pengobatan Pekerjaan Ya(melalui Tidak(melalui sikerei) Nakes) f % f % f bekerja 57 63,3 33 36,7 90 Tdk bkerja4 66,7 2 33,3 6 Total 61 63,5 35 36,5 96
Berdasarkan
tabel
Total
p value
tinggi pada golongan responden yang
% 100 100 100
3.
pengobatan tradisional melalui sikerei lebih
1
berpendidikan
rendah
(96,9%)
dibandingkan
golongan
responden
diketahui
berpendidikan tinggi (22,9%). Terdapat
bahwa persentase responden yang memilih
hubungan bermakna antara pendidikan
pengobatan tradisional melalui sikerei lebih
dengan pemilihan pengobatan responden (p
tinggi pada golongan tidak bekerja (66,7%)
= 0,000).
dibandingkan golongan responden yang
Tabel 5. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Pemilihan Pengobatan
bekerja (63,3%). Tidak ada hubungan antara
pekerjaan
responden
dengan
pemilihan pengobatan (p=1). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dengan
tidak
mempunyai
pemilihan
hubungan
pengobatan,
karena
masyarakat di Kecamatan Siberut Selatan bekerja diluar rumah untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari,
pekerjaan
yang
paling banyak adalah bekerja sebagai petani (59,38%) akan tetapi mereka tetap memilih
pengobatan
tradisional
sesuai
dengan teori masyarakat yang memiliki pekerjaan dan penghasilan yang pas-pasan akan memilih pengobatan tradisional.
Pemilihan Pengobatan Ya(melalui Tidak (melalui Total Jarak p value sikerei) Nakes) f % f % f % Dekat 44 66,7 22 33,3 61 100 Jauh 17 56,7 13 43,3 35 100 0,568 Total 61 63,5 35 36,5 96 100
Berdasarkan
tabel
5.
diketahui
bahwa persentase responden yang memilih pengobatan tradisional melalui sikerei lebih tinggi pada golongan responden yang bertempat tinggal dekat dengan tempat pengobatan (66,7%) dibandingkan dengan responden yang tempat tinggalnya jauh dari tempat pengobatan (56,7%). Tidak ada hubugan antara jarak tempat tinggal dengan pemilihan pengobatan (p=0,568).
8
Tabel 6.Hubungan Kebudayaan dengan
Kesimpulan dan Saran
Pemilihan Pengobatan
Kesimpulan
Pemilihan Pengobatan kebudayaa Ya(melalui Tidak (melalui Total p value n sikerei) Nakes) f % f % f % tradisional 59 88,1 8 11,9 61 100 modern2 6,9 27 93,1 35 100 0,000 Total 61 63,5 35 36,5 96 100
Berdasarkan
tabel
6
diketahui
bahwa persentase responden yang memilih
a. Lebih
dari
mempunyai tentang
separuh
responden
pengetahuan pemilihan
rendah
pengobatan
tradisional. b. Sebagian besar responden mempunyai
pengobatan tradisional melalui sikerei lebih tinggi pada golongan responden yang
sikap negatif
kebudayaan masih
pengobatan tradisional.
tradisional
(88,1%)
dibandingkan dengan responden yang telah modern
(6,9%).
bermakna
Terdapat
antara
terhadap pemilihan
c. Sebagian besar responden bekerja untuk
hubungan
kebudayaan
dengan
pemilihan pengobatan responden (p = 0,000).
memenuhi kebutuhuan hidup seharihari. d. Sebagian besar responden memiliki
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa
mempunyai
hubungan
kebudayaan yang
sangat
signifikan dengan pemilihan pengobatan,
pendidikan rendah. e. Sebagian besar responden bertempat tinggal
dekat
dengan
tempat
dan merupakan faktor yang paling dominan karena
masyarakat
Puskesmas Siberut
di
Muara Seatan
kebudayaan mempercayai
wilayah
Siberut masih
yang
sangat
sikerei
dapat
kerja
Kecamatan mempunyai kuat
pengobatan. f. Sebagian besar responden memilih pengobatan tradisional melalui sikerei.
dan
mengobati
berbagai macam penyakit serta sesuai dengan teori bahwa masyarakat yang
g. Ada
hubungan
antara
pengetahuan
dengan pemilihan pengobatan. h. Ada hubungan antara sikap dengan
memiliki kebudayaan kuat akan cenderung memilih pengobatan tradisiona yang ada ditengah-tengah mereka.
pemilihan pengobatan. i. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan pengobatan
9
j. Ada
k.
hubungan
antara
pendidikan
dampak dari pengobatan tradisional bila
dengan pemilihan pengobatan.
tetap menjadi pilihan utama saat sakit,
Tidak ada hubungan antara jarak
siapa seharusnya penolong saat sakit,
tempat
penyebab kegagalan dalam pengobatan
tinggal
dengan
pemilihan
pengobatan. l. Ada
tradisional
hubungan
antara
kebudayaan
dengan
mengenai pengobatan tradisional ini.
berhubungan
pemilihan
masyarakat
mempunyai pengetahuan atau wawasan
dengan pemilihan pengobatan. m. Faktor dominan yang
sehingga
2) Memberikan informasi dan penyuluhan
pengobatan
kepada
masyarakat berobat
mengenai
tradisional yaitu kebudayaan (p=0,000)
pentingnya
ke
tempat
dan pendidikan.
pelayanan kesehatan saat menderita penyakit keras maupun penyakit ringan
Saran
melalui pemerintah desa atau tokoh Berdasarkan
pembahasan,
dan
hasil
penelitian,
kesimpulan
tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan
pengobatan
masyarakat.
tradisional
b. Bagi Peneliti Lain
di
Perlu dilakukan penelitian yang
wilayah kerja Puskesmas Muara Siberut
lebih lanjut
secara kualitatif untuk
tahun 2012, maka:
mendalami faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pengobatan tradisional
a. Bagi Puskesmas Muara Siberut 1) Diharapkan agar lebih meningkatkan
ini.
Penelitian
kebijakan politik,
pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap
program, dan
kebijakan-
komitmen
sikap
pejabat
petugas-petugas
kesehatan
dengan melakukan penyuluhan melalui media cetak seperti poster dan leaflet, DAFTAR PUSTAKA penyuluhan massal menggunakan audio visual, dan komunikasi interpersonal. Informasi
ini
terutama
mengenai
1.
Nurullah, Helmi. Faktor-Faktor yang Berhubungan Pemanfaatan
dengan Pengobatan
Perilaku Alternatif
Ceragem di Arkananta Center Cilandak 10
Tahun 2011 [Skipsi]. Jakarta : Program
Ilmu
2009.
Kesehatan
Universitas 8.
kementrian kesehatan RI direktorat
.Dari depkes.go.id [2 September 2012]. Aji,
Binar dan Shirmartyrhukmini
Devy. Faktor Predisposising, Enabling dan
Reinforcing
Pengobatan
pada
Alternatif
Pasien
di
Radiesthesi
Medik Metode Romo H. Loogman di Purworejo
Jawa
Tengah
[Online]
Dari
:
2006;3:35-44.
http://www.journal.lib.Unair.co.id [17
Kesehatan. Jakarta : EGC; 1999. Pusat
Statistik.
Kecamatan
Siberut Selatan dalam Angka Tahun 2010. Tuapejat: BPS; 2010. 10. Dinas
Kesehatan
Kepulauan
Kabupaten
Mentawai.
Laporan
Tahunan 2010. Tuapejat : 2010. 11. Hernawati
S.
Uma
Fenomena
Keterkaitan Manusia Dengan Alam. Padang: Yayasan Citra Mandiri; 2007. 12. Notoadmodjo,
Soekidjo.
Konsep
Perilaku Kesehatan dalam Interaksi
Mariana, Andik. Hubungan Antara
Media Promosi Kesehatan Indonesia.
Motivasi, Persepsi, dan Gaya Hidup
Jakarta : Pusat Promosi kesehatan
Masyarakat
Dep.Kes RI; 2002 .
dengan
Pemilihan
Pengobatan Nakamura di Surakarta.
13. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
[Skripsi]. Surakarta : Program Studi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Rineka Cipta; 2007. 14. Gusniardi,
Rahman.
Tumbuh-
; 2011.
tumbuhan yang Digunakan sebagai
Media data riset. Penawaran Daftar
Obat
Peraturan
di
Beringin Kec. Lb. Kilangan Kodya
Indonesia [Online] Januari 2012. Dari :
Padang.[Skipsi]. Padang : Fakultas
http://www.media
Kedokteran
Obat
Tradisional
data.co.id
[2
Agustus 2012]. 6.
Badan
Mei 2012].
Kesehatan Universitas Muhammadiyah
5.
Amir, Amri dan M. Jusuf Hanafiah. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum
9.
4.
Sosiologi Untuk
Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika;
jendral bina upaya kesehatan [Online]
3.
Sudarma, Momon.
Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu-
Pembangunan Nasional Veteran: 2011. 2.
7.
Notoatmodjo,
Tradisional
di
Universitas
Kelurahan
Andalas
;
1997. Soekidjo.
Kesehatan
15. Daulay,
Zainul.
Pengetahuan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Tradisional. Jakarta : Raja Grafindo
Rineka Cipta; 2007.
Persada; 2011. 16. Keesing, Roger. Antropologi Budaya. Jakarta : Djabatan; 1989. 11
17. Hernawati, Tarida. Salappa’ Antara
Tuberkulosis paru dengan Keteraturan
Alam, Kehidupan dan Jiwa. Padang :
Minum obat Anti Tuberkulosis Pada
Yayasan Citra Mandiri; 2004.
Penderita Tuberkulosis Pru di poli Paru
18. Munawir,
Ahmad.
Buku
Panduan
RSUP. H. Adam Malik Tahun 2011.
Penyuluhan Konservasi. Bandung :
[Skripsi].
Karya Utama Grafindo; 2005.
Kedokteran
19. Coronese, Stefano. 1986. Kebudayaan Suku Mentawai. Jakarta : Grafidian jaya; 1986.
Medan
:
Fakultas
Universitas
Sumatera
Utara ; 2011 26. Husaini. Hubungan Persepsi Sehat Sakit terhadap Tindakan Pengobtan
20. Notoadmodjo, Pendidikan
Soekidjo. Kesehatan
Pengantar dan
Ilmu
Masyarakat di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru [online]. Dari : http://
Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi
www. Isjd.pdii.lipi.go.id.
Ofset; 1991.
2012]
21. Nugroho,
Faktor-Faktor
27. Supardi, Sudibyo. Faktor-Faktor yang
dengan
Mempengaruhi Pemilihan Obat Atau
Pengambilan Keputusan Penggunaan
Obat Tradisional di Pedesaan [Online].
Obat
Dari http:// www.Lipi.go.id. [10 Mei
yang
Trilaksana.
[09 Mei
Berhubungan
Tradisional
[Online].
Dari
http://www.medika.net [09 Mei 2012] 22. Djiat, E. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan
Praktek
Penggunaan
2012] 28. Katno,S.
Efek
Obat
[Online].
Dari
pengobatan Tradisional di Kelurahan
http://www.lib.unnes.ac.id.
[12
Kupang
september 2012]
Kecamatan
Kabupaten Semarang Tengah
Ambarawa Provinsi Jawa
[Online].
Dari
Tradisional
Samping
29. Sikaraja, Silvia. Perubahan Perilaku Masyarakat Mentawai dalam Berobat.
http://www.fkm.Undip.ac.id [09 Mei
[Skripsi]. Padang :
2012]
Sosial dan Ilmu Politik Universitas
23. Kamus
Besar
bahasa
[online].
Indonesia.
Andalas; 2011
http://
30. Tamba ,Arie . Pengobatan Suku Sakai
www.bahasa.cs.ui.ac.id. [09 Mei 2012]
tetap Bertahan di Tengah Dunia Medis
24. Walcott, Alternatif
Dari:
Fakultas Ilmu
Esther.
Seni
Pengobatan
Pengetahuan
dan
Persepsi.[Skipsi] Malang : Universitas Muhammadiyah ; 2004 25. Wulandari , Puteri. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan pengetahuan tentang
Modern
[Online].
Dari
Utamidk
jurnas.com. [27 Mei 2012] 31. Abidin, Muhammad. Pengaruh Sosial Budaya
Terhadap
Pelayanan
Kesehatan. [online]. Dari: http:// www. Masbied.com [06 Mei 2011] 12
32. Prastika, Nyoman. Usada Pengobatan Tradisional Bali [online]. Dari: http:// www. google.com [09 Mei 2012]. 33. Notoatmodjo,
Soekidjo.
Pasaman Tahun 2005.[Skripsi]. Padang : PSIKM FK Unand; 2005 36. ____. Ranah Minang dalam Mistis dan
Metodologi
Mitos
[Online].
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
http://forum.tempo.co.htm
Cipta; 2005.
September 2012]
Dari [15
34. Ekowahono, Joseph. Hubungan Antara
37. Singarimbun, Masri. Metode Penelitian
Karakteristik, Lingkungan dan Persepsi
Survai. Jakarta : PT. Pustaka LP3S;
tentang
1995.
Penyebab
Epilepsi
pada
Penyandang Epilepsi dan Keluarganya dengan
Pemilihan
Pengobatan
38. Supardi, Penduduk
Sudibyo. Sakit
Karakteristik yang
Memilih
Epilepsi. Dari http://www.unair.ac.id
Pengobatan di Rumah [Online]. Dari
[27 Mei 2012]
http://www.apotekputer.com
35. Furkan. Berhubungan
Faktor-Faktor dengan
yang
[17
oktober 2012]
Tindakan
Pengobatan Sendiri Oleh masyarakat Lundar kecamatan panti Kabupaten
13