DEVI SANDRA
FOR LOVE OR MONEY
NulisBuku
For Love Or Money Penulis : Devi Sandra Copyright © 2012 by Devi Sandra
Penerbit :
NulisBuku www.nulisbuku.com
[email protected]
Desain cover : Duta Adijaya
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Puji Syukurku, aku panjatkan kepada Allah SWT, yang selalu memberiku jalan keluar, pertolongan, nikmat yang tiada hentihentinya, Alhamdullilah... selalu ada untuk hambanya dalam keadaan sedih dan bahagia, dan telah memberiku bakat untuk menulis, mendengarkan, mencermati semua kejadian, hingga menjadikannya imajinasi. Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Sahabatku, karena keluh kesahnya, curcolnya, memberiku inspirasi untuk menjadikannya sebuah buku. Terimakasih telah menjadikanku tempat curhat ‘Abadi’ hehehe.. sekali lagi... Pardon moi! :D Ide cerita ini aku ambil dari kehidupan sehari-hari, dengan maksud agar setiap orang bisa memetik sebuah pelajaran berharga dalam hidup, (terutama untuk masa Remaja yang masih labil) supaya not wrong doing!! and not wrong choice!! karena hidup adalah pilihan, dan kebahagian itu ada di tangan kita, maka bukanlah suata hal yang bijaksana menyandarkan hidup kita pada siapapun termasuk orang-orang terdekat dan kita cintai, apalagi berharap kebahagian yang kita cari ada di tangannya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesamaan karakter, tokoh, waktu dan kejadian, karena ini adalah sebuah fiksi semata, dan sebagai pemula, aku menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan novel ini. Dengan segala kerendahan hati, sekali lagi aku mohon maaf bila ada salah kata dan ada yang kurang bisa menerimanya. Cheers!
CONTENTS DEDICATION
v
ACKNOWLEDGMENTS
ix
1 ANAK YANG TERBUANG
13
2 KEKHAWATIRAN ITU TERJADI JUGA Error! Bookmark not defined. 3 HIDUP DALAM PELARIAN
Error! Bookmark not defined.
4 ANAKKU PREMATURE
Error! Bookmark not defined.
5 KEUANGAN BERTAMBAH BURUK defined. 6 BAR
Error! Bookmark not
Error! Bookmark not defined.
7 BERTARUNG MEMPERTAHANKAN PERNIKAHAN Error! Bookmark not defined. 8 PERCERAIAN
Error! Bookmark not defined.
9 TERBUAI LAGI
Error! Bookmark not defined.
10 KESALAHAN MASA LALU TERULANG KEMBALI Bookmark not defined. 11 MENIKAH UNTUK KE 2x
Error!
Error! Bookmark not defined.
12 DI PINGGIR JURANG KESEDIHAN defined.
Error! Bookmark not
13 NASIHAT SEORANG SAHABAT defined.
Error! Bookmark not
14 MULAI LAGI, KEHILANGAN KENDALI Error! Bookmark not defined.
15 SEBUAH PELAJARAN
Error! Bookmark not defined.
ABOUT THE AUTHOR
Error! Bookmark not defined.
NENEK & KAKEKKU TERCINTA YANG TELAH TIADA... YANG TELAH MEMBESARKANKU DENGAN PENUH KASIH SAYANG & KESABARAN YANG LUAR BIASA.. TERIMAKASIH ATAS AJARAN HIDUP YANG DIBERIKAN KEPADAKU MENJADIKAN AKU KUAT & MANDIRI... ADIKKU TERCINTA YANG TELAH TIADA.. I LOVE YOU.. PAPA TERCINTA, YANG SELALU MENANAMKAN KESEDERHANAAN KEPADAKU, UNTUK TIDAK SELALU SOMBONG, & MEMANDANG RENDAH PADA SIAPAPUN... MAMA TERCINTA YANG TELAH MENGANDUNGKU SELAMA 9 BULAN TENTUNYA BUKANLAH HAL YANG MUDAH, DAN SELALU PUNYA WAKTU MENDENGARKAN SETIAP KELUH KESAHKU, SAMPAI AKU DEWASA... NDUT, (PANGGILAN SAYANG YANG AKU CIPTAKAN) TEMAN, SAHABAT, & SESEORANG YANG PALING SPECIAL BAGIKU, YANG MEMBERI IDE UNTUK MENULIS, MEMBERI SUPPORT, SELALU SABAR MENGHADAPI KELUHANKU, KEMARAHANKU, DAN SANGAT MEMBANTU DALAM BANYAK HAL... (THANKS FOR YOUR HUGE SUPPORT I LOVE YOU)... ADIK-ADIKKU & TEMAN-TEMANKU TERSAYANG SEMUANYA, YANG TIDAK BISA AKU SEBUTKAN NAMANYA SATU PERSATU :D DAN PADA SIAPA PUN YANG SUDAH MAU MEMBELI BUKU INI.. :D AND SPECIAL THANKS UNTUK NULISBUKU.COM, SANGAT MEMBANTU DALAM MEWUJUDKAN CITA-CITA, SEPERTI MENEMUKAN AIR PADA SAAT DEHIDRASI...^^ TOP BANGET POKOKNYA...
CONTACT Email :
[email protected] Twitter : @dvisandra Facebook : devi shandra
Cinta memang tidak akan ada yang tahu kehadirannya, cinta bisa datang dan pergi tanpa diduga. Cinta bisa berdampak positive ataupun negative terhadap seseorang. Kelahiran Ranti juga karena rasa cinta yang pernah terjalin antara ibu dan ayahnya, tetapi walaupun semua itu karena cinta ternyata kelahiran Ranti sangat tidak diharapkan oleh ibunya, karena Ranti lahir tanpa seorang ayah. ibunya ditinggal oleh ayahnya pada saat Ranti masih di dalam kandungan, ayahnya tidak mau bertanggung jawab untuk menikahi ibunya. Karena masalah itulah, ibunya memberikan Ranti kepada kakaknya (tantenya Ranti), untuk menghidari rasa malu dan menyelamatkan ibunya dari segala tekanan, karena masalah ekonomi untuk membesarkan Ranti atau rasa sakit hatinya yang mendalam terhadap ayahnya. Kebetulan tantenya juga tidak mempunyai anak. Tantenya mengasuh dan merawat Ranti dari bayi dan juga menyekolahkannya. Di masa remajanya Ranti sudah harus menghadapi masalah yang tidaklah mudah. Ranti tidak bisa menikmati masa remajanya, karena kesalahan yang telah ia lakukan, semua lagi-lagi akibat dari cinta. Kisah ibu kandungnya terulang kembali pada Ranti, ia hamil diluar nikah, tapi untungnya kekasih Ranti mau bertanggung jawab untuk menikahinya, tidak seperti ayahnya yang meninggalkan ibunya saat mengandung Ranti. Ayahnya menghilang
tanpa jejak dan tidak tahu di mana keberadaannya. Karena kehamilannya itulah Ranti harus menikah di usia yang sangat relatif muda, di usia yang seharusnya ia bisa nikmati masa-masa remaja yang indah bersama temantemannya. Ternyata kesalahan yang dilakukan Ranti sangat mempengaruhi dan berdampak tidak menyenangkan terhadap kehidupannya yang akan datang. Ranti telah membuat tante dan omnya kecewa, dan sedih, karena apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Remaja seusia Ranti memang masih sangat labil, dan saat itu Ranti membutuhkan kasih sayang yang tulus, mencari sosok figur ayah dan belaian orang tua kandung, apalagi setelah Ranti tahu kalau tante dan omnya bukanlah orang tua aslinya. Hal itu yang membuatnya sangat sedih. Apalagi walaupun mau mengasuh Ranti, tetapi tantenya mempunyai sifat pemarah dan emosian. Kemarahan-kemarahan seperti itu yang membuat jiwa Ranti terkadang merasa tertekan, dan membuat ia begitu ingin dikasihi. Akibat tekanan-tekanan dari rumahnya apalagi setelah mengetahui kisah hidupnya sebagai anak yang tidak diinginkan, hal itu juga yang mendorong Ranti untuk mencari sosok yang lembut dan penuh kasih sayang diluar sana. Kesalahan yang diperbuatnya berawal dari perkenalan Ranti dengan seorang laki-laki tampan, dimana remaja seusianya sedang mengenal cinta monyet. Laki-laki tampan itu bernama Riko yang kelak menjadi suaminya, walau akhirnya meraka harus berpisah juga, karena faktor ekonomi. Ternyata setelah dilalui dalam pernikahan, cinta tidak menjamin kebahagian
seseorang, baru melalui hidup berumah tangga kurang lebih empat tahun, pernikahan Ranti dan Riko pun harus kandas. Cinta yang diagung-agungkan Ranti tidak selamanya bisa menjamin kehidupan pernikahan mereka akan selalu bahagia. “Maafin gue Ran, semuanya terjadi begitu saja,” ucap Riko dengan nada penyesalan. Laki-laki yang sangat Ranti cintai, sosok yang dianggap Ranti bisa memberikan kasih sayang yang tulus, yang ia butuhkan selama ini. Riko menggenggam tangan Ranti dan menatap dalam padanya, namun tidak ada satu kata pun yang bisa keluar dari mulut Ranti, matanya pun tidak berani untuk menatap mata Riko. Ranti hanya bisa tertunduk, dengan air mata yang mulai menggenang, yang akhirnya mengalir deras dan tidak dapat ia bendung lagi. Tuhan apa yang telah aku perbuat, aku telah mencoreng nama orang tuaku, terutama tante dan om yang telah membesarkan aku, rasanya aku ingin mati saja saat ini, ujar Ranti dalam hatinya. Ia sangat takut, ia juga tidak mengerti semuanya begitu saja terjadi. Nasi sudah menjadi bubur, Ranti cuma bisa menyesalinya, ia tidak tahu harus berkata apa, yang dirasakannya hanya ketakutan, karena telah melakukan kesalahan yang fatal. Tangan lembut Riko mendarat di pipi Ranti, untuk menghapus air matanya. Riko pun langsung memeluknya, wajah Ranti tenggelam dalam dekapan Riko dan tangisannya semakin kencang. “Apapun yang terjadi nanti, gue akan selalu di samping lo Ran, gue akan bertanggung jawab,” ucap Riko lembut meyakini dan menenangkan hati Ranti. Setelah kejadian itu Ranti lebih banyak diam di
rumah dan di sekolahnya, pulang sekolah ia mengurung diri di kamar dan hanya sedikit makanan yang bisa ia makan. Tantenya sangat bingung melihatnya, karena tidak tahu apa yang terjadi, dan tantenya yang biasanya cerewet dan selalu ingin tahu hanya bisa diam melihat Ranti seperti itu. Karena terlalu memikirkan masalahnya Ranti jadi jatuh sakit dan badannya demam tinggi. “Kamu yakin ngga apa-apa Ran? kita ke dokter aja ya, mama khawatir kamu tambah parah sakitnya,” ucap tantenya yang sudah dipanggil mama oleh Ranti dari ia kecil. “Lihat tuh badan kamu, semakin kurus, udah beberapa hari ini makanmu ngga benar,” tantenya melanjutkan ucapannya dengan agak sedikit jengkel, karena Ranti sama sekali tidak mau dibawa ke Dokter. “Aku ngga apa-apa ma, nanti juga baik sendiri,” kata Ranti, meyakini tantenya sambil berusaha tersenyum, walau hatinya sangat sedih, galau, gundah, takut semuanya menjadi satu. “Ya sudah, kamu minum dulu nih susunya, ini sudah mama buatin, jangan diliatin aja, biar kamu ada tenaga,” ujar tantenya, sambil menyodorkan segelas susu hangat pada Ranti. Supaya tidak membuat tantennya tambah marah dan mencerewetinya karena susunya belum diminum, Ranti segera menghabiskannya dan supaya tantenya juga cepat berlalu dari kamarnya. Akhirnya tantenya pun berlalu keluar dari kamar Ranti, setelah Ranti menghabiskan susunya, meninggalkan Ranti kembali dengan kesedihan. Pikiran Ranti pun mengingat kembali pada delapan bulan yang lalu, saat pertama kali ia berkenalan dengan Riko di sebuah halte bis, sepulang dari sekolah, setelah
beberapa kali bertemu, karena ketidaksengajaan atau sebuah kebetulan, akhirnya mereka saling menyapa dan berkenalan. Mata meraka saling menatap, ada getaran yang dirasakannya pada saat itu, mungkin ini namanya cinta pada pandangan pertama, “Is it love at first sight”. Dan untuk pertama kalinya Ranti merasakan getaran di hatinya yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, inilah cinta yang pertama kali hadir dan ia rasakan. Cinta itu terlalu cepat hadir di usianya yang masih belia. Entah dari mana awalnya, akhirnya setelah saling mengetahui nama masing-masing, lalu bertukaran nomor telpon, selanjutnya mereka pun menyatakan untuk pacaran, seperti orang yang sedang mabuk kasmaran, rasanya tiada hari tanpa dilalui berdua, setiap pulang sekolah, seperti remaja seusia Ranti, mereka berdua pergi ke plaza, mall, untuk sekedar makan, nonton, dan itu membuat mereka sangat bahagia. mereka seperti sepasang merpati yang tidak bisa dipisahkan. Cinta kedatangannya memang tidak pernah diketahui, keindahannya tidak bisa ditolak, sampai pada akhirnya kejadian itu terjadi di rumah Riko pada saat orang tua dan kakaknya sedang tidak ada dirumah. Kejadian yang membuat Ranti menjadi ketakutan, dan tidak tahu harus bagaimana menghadapi hal yang telah ia lakukan bersama Riko. Sudah tiga hari Ranti tidak masuk sekolah, padahal sudah mau mendekati ujian akhir untuk naik ke kelas tiga, banyak mata pelajaran yang tertinggal. Usia Ranti saat itu masih enam belas tahun, akibat rasa cinta dan kesalahan yang diperbuatnya, telah merubah masa remajanya. Ranti memang seorang sosok
remaja yang sangat membutuhkan kasih sayang, kasih sayang itu ia dapatkan dari seorang Riko, Riko sangat istimewa bagi Ranti, perlakuannya membuat Ranti merasa sebagai seorang wanita yang paling cantik, yang membuat Ranti selalu merasakan kebahagian dan perhatian yang tidak pernah ia dapatkan selama ini sebelum bertemu Riko. “Ran, ada Sandra nih,” teriak tantenya dari luar dan membuyarkan lamunannya. “Masuk saja ke kamarnya San,” lanjut tantenya, menyuruh Sandra. Pintu kamar Ranti terbuka perlahan, Sandra melihat sahabatnya itu sedang berbaring di tempat tidurnya. “Lo kenapa Ran, udah tiga hari ngga masuk sekolah, sakit apa sih?" tanya Sandra sambil menghampiri Ranti dan duduk di sampingnya. Ranti langsung memeluknya begitu Sandra di sampingnya, dan air matanya kembali mengalir deras. Sandra hanya terdiam karena bingung, dia hanya diam membiarkan Ranti memeluknya. “Lo kenapa sih Ran, jangan bikin gue bingung gini dong, ayo ceritain,” tanya Sandra penasaran dan bingung. “Kalau lo mau cerita sesuatu, gue siap ngedengerinnya selama apapun, asal itu bisa meringankan beban yang ada dalam hati lo,” ucapnya lembut. “Gue ngga tau harus memulai dari mana San,” jawab Ranti sambil air matanya terus mengalir. “Gue takut, dan ngga tau harus bagaimana.” “Ya udah, kalau lo belum siap untuk cerita saat ini, ngga apa-apa, tapi lo jangan kayak gini terus, Gue harap lo bisa ikut ujian, karena cuma tinggal dua minggu lagi loh Ran, ini gue bawain foto copyan dari catatan-catatan beberapa hari lo ngga masuk, gue taruh di meja ya,” ujar Sandra pada Ranti.
Setelah Sandra pulang Ranti berusaha membaca buku-buku pelajaran, karena tidak terasa sudah tinggal dua minggu lagi ia akan ujian untuk kenaikan ke kelas tiga, tapi tidak ada satupun yang masuk ke dalam otaknya, walau Ranti sudah berusaha. Saat ini ia hanya bisa pasrah, apakah bisa menjalani dan menghadapi ujiannya. Kriiiiing, kriiiing, kriiiiing, suara telpon membuat Ranti kaget, kenapa tidak ada yang mengangkatnya pikir Ranti, mungkin tantenya sedang tidak ada karena telpon itu terus berdering. Ranti segera bergegas ke ruang keluarga untuk mengangkat telponya. “Hallo, selamat sore bisa bicara dengan Ranti?” tanya orang yang menelpon itu, Ranti sangat mengenal suara itu, suara orang yang ia cintai dan dihindarinya beberapa minggu ini, Ranti terdiam beberapa saat tidak berani untuk mejawabnya. “Hallo,” ujar orang yang menelpon itu lagi, karena belum ada jawaban. “Ya, ini gue,” jawab Ranti pelan. “Ran, akhirnya gue bisa dengar suara lo, mama lo bilang lo lagi sakit ya Ran, gue beberapakali nyoba nelpon, tapi mama lo bilang ngga boleh diganggu dulu, sakit apa Ran? gue kangen banget dan gue khawatir karena sejak kejadian itu lo menghilang, sekali lagi maafin gue ya Ran, gue ingin ketemu, gue mohon,” ujar Riko dengan nada memelas. “Lima hari lagi gue ujian, sebaiknya kita ngga usah ketemu dulu ya Ko, gue ingin konsentrasi belajar, nanti kalau ujiannya udah selesai, kita baru ketemu, udah dulu ya telponnya, kepalanya masih sakit.” Klik, tanpa basa basi Ranti menutup telponnya, tanpa memberi kesempatan Riko berbicara lagi. Walau sesungguhnya ia sangat merindukan Riko, tapi ia masih takut dengan
kejadian itu. Betapa aku sangat merindukan kamu Riko, tapi aku takut, aku takut akan mengingatkan kejadian itu dan takut terulang lagi, ucap Ranti di hatinya. Seperti biasa udara pagi sangat sejuk menyentuh wajah Ranti, pagi ini ujian hari pertama dimulai, Ranti melangkah dengan lesu dan tanpa persiapan apapun, seperti orang yang mau berperang tanpa senjata di tangannya, malah yang ada ia membawa beban berat dan pikiran yang mengganggunya. hari-hari selama ujian berlangsung sangat terasa berat dilaluinya dengan pertanyaan-pertanyaan dan soal-soal yang ia tidak yakin apa benar menjawabnya. Saat ini ia hanya bisa pasrah, apakah akan naik kelas, atau tidak. Mungkin raportnya akan berwarna merah, seperti warna favoritenya, yang pasti tantenya akan memarahinya habis-habisan, seperti yang biasa tantenya lakukan saat marah pada Ranti.