Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
DESKRIPTIF FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA Diah Ayu Restuti1 dan Christiono Utomo2 1 Mahasiswa S2 Manajemen Proyek, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember email :
[email protected] 2 Program Magister Bidang Management Proyek, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Masalah produktivitas tenaga kerja tetap menjadi subjek yang menarik dan merupakan isu yang dominan di sektor konstruksi, karena dianggap sebagai salah satu indikator terbaik dari efisiensi produktivitas. Tingkat produktivitas yang tinggi biasanya diartikan sebagai profitabilitas unggul. Faktor ekonomi merupakan faktor utama dalam mempengaruhi produktivitas pekerja tetapi faktor sosio psikologi tampaknya menjadi sangat penting dalam mempengaruhi peningkatan faktor ekonomi tersebut. Faktor-faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya dan demografis tertentu, sehingga perlu adanya penelitian eksploratif untuk mengembangkan variabel tersebut. Paper ini menyajikan preliminary result berupa studi deskriptif hasil survey faktor-faktor yg mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi di Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah staf pekerja dengan 36 sampel responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 faktor yang dipertimbangkan dalam survei menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi disurabaya adalah kedisiplinan dalam bekerja, kesesuaian jumlah upah yang diterima, pengalaman kerja yang mempengaruhi pengambilan keputusan ketika timbul masalah proyek dan pembayaran upah tepat waktu. Kata kunci: Produktivitas, pekerja, faktor ekonomi dan sosio-psikologi
PENDAHULUAN Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil kegiatan (output) dan masukan (input) (Pilcher, 1992). Sedangkan Olomolaiye et, al (1998) menyatakan bahwa produktivitas dapat diuraikan sebagai suatu perbandingan antara total output yang berupa barang maupun jasa pada waktu tertentu di bagi dengan total inputnya yang berupa manpower, material, biaya, metoda dan mesin selama periode yang bersangkutan dalam satuan waktu. Ditinjau dari sudut organisasi, lebih jauh Sutermeister (1976) menyatakan bahwa produktivitas adalah “output per employee-hour, quality considered”. Pernyataan ini mengandung pengertian bahwa produktivitas selalu menghubungkan output dengan input, dan peningkatan produktivitas dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas. Dari definisi diatas maka secara umum dapat dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Produktivitas konstruksi dipengaruhi banyak faktor. Selain tenaga kerja manusia, produktivitas dipengaruhi bahan, perlengkapan, peralatan, metoda konstruksi dan ketrampilan manajemen. Namun sumber daya ini mati dan tidak berarti jika tidak berubah menjadi alat yang produktif oleh elemen manusia (Zakeri, 1997). Sehingga Fokus utama produktivitas dalam industri konstruksi adalah produktivitas pekerja, karena pekerja merupakan sumber daya yang memberikan pengaruh terbesar pada manajemen (Soetanto, 1998). Di sisi lain, Sondari (1999) menyatakan bahwa tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perusahaan ISBN : 978-602-97491-4-4 B-5-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
konstruksi dapat dikatagorikan menjadi dua bagian yaitu tenaga kerja perusahaan dan tenaga kerja lepas. Tenaga kerja perusahaan yaitu staff perusahaan yang mempunyai ikatan kerja tetap antara tenaga kerja dengan perusahaan dan memiliki penghasilan tetap yang dibayarkan tiap bulan. Tenaga kerja ini terdiri dari tingkat supervisor, pelaksana lapangan lainnya hingga manajerial tertinggi yaitu Project Manager. Tenaga kerja lepas yaitu tenaga kerja non-staff yang tidak memiliki ikatan kerja yang tetap antara perusahaan dan tenaga kerja. Penghasilannya berbentuk upah yang besarnya tidak tetap, tergantung bentuk pekerjaan yang dilakukan atau dihitung berdasarkan hari kerja. Permasalahan yang terjadi di negara-negara berkembang seperti infrastruktur yang tidak memadai dan banyaknya pengangguran serta minimnya persediaan tenaga kerja yang berkualitas memungkinkan keberlanjutan produktivitas yang buruk (Kazaz dan Ulubeyli , 2004). Namun, bahkan dinegara maju, buruknya produktivitas terkadang muncul disaat ekspansi ekonomi yang kuat dan tingkat pekerja yang berpengalaman. Hal ini terjadi di Amerika Serikat pada akhir tahun 1990 dimana kontraktor terpaksa mempekerjakan pekerja suboptimal untuk mengisi kesenjangan yang mengarah pada penurunan produktivitas tenaga kerja konstruksi. Beberapa pendekatan telah diadopsi dalam kaitannya dengan klasifikasi faktor yang mempengaruhi produktivitas konstruksi. Sebuah laporan United Nation (1995) menyatakan bahwa dalam situasi biasa, terdapat dua set utama faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yaitu kontinuitas organisasi dan eksekusi. Kontinuitas organisasi meliputi komponen fisik dari pekerjaan, persyaratan spesifikasi, desain rincian dan lain-lain. Sedangkan kontinuitas eksekusi berhubungan dengan lingkungan kerja dan seberapa efektif pekerjaan diatur dan dikelola. Aspek manajemen termasuk cuaca, ketersediaan bahan dan peralatan, kemacetan, dan out-of-urutan pekerjaan. Dalam rangka meningkatkan produktivitas pekerja, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi telah menjadi subyek penyelidikan oleh banyak peneliti. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat positip dan negatip. Dengan memanfaatkan faktor positif tersebut untuk mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi serta mengontrol faktor yang memiliki efek negatif, maka tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas pekerja namun juga dapat meramalkannya (Lema, 1995). Perkembangan industri konstruksi tersebut di atas juga terjadi di Surabaya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Dimana sebagian besar keterampilan yang didapat oleh para pekerja adalah turun-temurun dari nenek moyang mereka, dan kebanyakan kelompok pekerja dalam satu proyek berasal dari desa yang sama atau berdekatan. Tenaga kerja ahli yang dipekerjakan didapat dari luar kota, seperti Madiun, Blitar, Lumajang, Pasuruan dan daerah lain yang masih termasuk daerah Jawa Timur. Pemilihan tenaga kerja biasanya dilakukan oleh mandor berdasarkan relasi dan kurang memperhatikan faktor keterampilan secara detail. Bila pekerja kontruksi yang tersedia kurang terlatih, maka harus dikembangkan suatu teknik manajemen untuk dapat menjamin produktifitas yang dapat memberikan keuntungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi (Chang, 1994). Selain itu perusahaan sering dihadapkan pada permasalahan rendahnya sumber daya manusia yang dimiliki. Salah satu permasalahan tersebut adalah motivasi kerja yang sangat mudah dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan kerja mereka. Berdasarkan kepala BPKSDM, kecenderungan yang terjadi tenaga ahli yang bekerja di suatu konsultan diturunkan harganya demi memenangkan suatu tender proyek (pu.go.id, 2010). Akibatnya tenaga ahli tersebut kemudian mencari pekerjaan di konsultan-konsultan lain. Implikasi lebih lanjut posisi yang mungkin dapat diisi oleh tenaga ahli lain jadi tertutup dengan kata lain semakin mempersempit lapangan pekerjaan. Kualitas tenaga ahli yang bekerja seperti ini juga cenderung tidak meningkat karena tak ada lagi kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Di ISBN : 978-602-97491-4-4 B-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
sisi lain,menurut Dirut PT. Indra Karya harga tenaga ahli asing cenderung meningkat (pu.go.id, 2010). Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas pekerja (non-staf) konstruksi di Surabaya dari sudut pandang staf pekerja konstruksi. METODE Penelitian ini dimulai dengan meninjau literatur yang relevan tentang produktivitas pekerja konstruksi, kemudian diikuti dengan wawancara eksplorasi yang berlangsung dengan beberapa expert (tenaga ahli/pakar). Diskusi wawancara ini difokuskan pada faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas pekerja (non-staf) berdasarkan sudut pandang staf pekerja konstruksi mulai dari staf teknik, engineer hingga setingkat manajer . Setelah itu dilakukan pengumpulan data melalui survei untuk kebutuhan riset yang akan dilakukan berupa data primer yaitu hasil jawaban kuisioner yang disebarkan kepada staf pekerja konstruksi untuk menilai produktivitas pekerja (non-staf) konstruksi di Surabaya. Tahap pengolahan data adalah berupa statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2009). Statisik deskriftif menggunakan nilai rata-rata, varian dan standar deviasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram kartesius mean-standar deviasi untuk mengurutkan variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi di Surabaya. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Dari hasil kuesioner terhadap 36 (tiga puluh enam) responden didapat aspek demografis yang memiliki peran penting dalam menilai faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi (non-staf) dilihat dari sudut pandang staf pekerjanya. Ada beberapa indikasi yang dapat menggambarkan profil responden tersebut. Diantaranya adalah jenis kelamin, jabatan, usia pengalaman dan proyek yang pernah dikerjakan baik secara personal maupun dilihat dari perusahaannya. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memiliki prosentase terbesar yakni 86 persen dan perempuan sebesar 14 persen. Sedangkan untuk jabatan saat ini, yang terbanyak adalah construction manager sebesar 32 persen diikuti oleh project manager sebesar 30 persen, engineer sebesar 24 persen dan project officer sebesar 14 persen. Kemudian usia pengalaman, dimana dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu usia pengalaman responden dengan nilai terbesar yaitu pengalaman 5 sampai 10 tahun dengan prosentase 33persen, diikuti oleh pengalaman 10-15 tahun sebesar 31 persen, lebih dari 15 tahun sebesar 22 persen dan kurang dari 5 tahun sebesar 14 persen. Demikian halnya dengan pengalaman perusahaan, nilai tertinggi juga didapat dari usia pengalaman 5-10 tahun sebesar 36 persen. Dan untuk indikasi terakhir yaitu berdasarkan proyek yang pernah dikerjakan mulai dari gedung, dermaga, jalan dan jembatan, dam dan bendungan, kebanyakan responden dan perusahaan lebih banyak menangani proyek gedung. Jika dipandang dari sudut proyek yang pernah dikerjakan oleh responden sendiri prosentasenya sebesar 51 persen, sedangkan apabila dipandang dari perusahaannya sebesar 71 persen.
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Pengujian Mean Dan Standar Deviasi Seleksi variabel dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara uji beda mean dan uji beda standar deviasi dari keseluruhan penilaian responden terhadap masing-masing variabel dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi. a. Uji Rata-rata (Mean) Dari perhitungan dengan menggunakan Anova SPSS 17 for windows, dapat dibuatkan uji beda mean dengan uji terhadap hipotesa. Dalam hal ini hipotesa awal (H0) yang akan diuji adalah tidak ada perbedaan mean diantara populasi. Apabila hasilnya H0 ditolak maka terjadi perbedaan mean pada populasi sedangkan apabila hasil H0 diterima maka tidak ada perbedaan mean diantara populasi. Berdasarkan test Anova diketahui bahwa nilai Sig. yaitu 0,000 yang artinya lebih kecil (<) dari level significan 95% atau α 0,05. Dengan demikian H0 ditolak yang berarti memang ada perbedaan mean diantara populasi setiap variabel. sehingga bisa digunakan urutan berdasarkan mean untuk variabel yang berpengaruh. b. Uji Beda Standar Deviasi (SD) Standar Deviasi menggambarkan seberapa besar penyebaran suatu kelompok dengan Uji Test of Homogeneity of variance dengan menggunakan SPSS 17. Dalam hal ini hipotesa awal (H0) yang akan diuji adalah tidak ada perbedaan varian diantara populasi. Apabila hasilnya H0 ditolak maka terjadi perbedaan standar deviasi pada populasi sedangkan apabila hasil H0 diterima maka tidak ada perbedaan standar deviasi diantara populasi. Berdasarkan Test of Homogeneity of variance diketahui bahwa nilai Sig. yaitu 0,000 yang artinya lebih kecil (<) dari level significan 95% atau α 0,05. Dengan demikian H 0 ditolak yang berarti memang ada perbedaan standar deviasi diantara populasi setiap variabel. Sehingga bisa digunakan urutan berdasarkan standar deviasi untuk variabel yang berpengaruh. Analisa deskriptif Dari hasil kuesioner tersebut kemudian diolah dengan analisa deskriftif. Karena hasil Variabel yang berpengaruh menurut mean dan standar deviasi berbeda, maka variabelvariabel tersebut dapat digunakan kemudian digambarkan ke dalam diagram kartesius untuk memperoleh hasil mean-standar deviasi. Analisa deskriftif dengan menggunakan perbandingan antara mean dan standar deviasi dari keseluruhan penilaian responden terhadap masing-masing variabel dilakukan untuk mengambarkan pengelompokan variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas pekerja (non-staf) konstruksi berdasarkan sudut pandang staf. Dalam memudahkan penilaian terhadap urutan yang paling mempengaruhi, maka dilakukan pemetaan (plotting) dalam diagram. Urutan variabel yang dianggap paling berpengaruh dan diperhatikan yaitu variabelvariabel yang memiliki nilai mean (rata-rata) besar dan nilai standar deviasi kecil, karena semakin besar nilai mean maka menunjukkan semakin besar nilai skor yang dimiliki variabel tersebut dan nilai standar deviasi yang kecil berarti semakin tinggi kesepakatan terhadap variabel tersebut. Berdasarkan hasil dari analisa deskriptif yang telah dilakukan maka dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh. Urutan variabel yang berpengaruh berdasarkan diagram mean-standar deviasi pertama yaitu kedisiplinan dalam bekerja dengan mean 6.9 dan standar deviasi 0.5. Urutan kedua, variabel pengalaman kerja yang mempengaruhi pengambilan keputusan ketika timbul masalah proyek dengan mean 6.8 dan Standar deviasi 0.7 Dan ISBN : 978-602-97491-4-4 B-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
variabel kesesuaian jumlah upah yang diterima urutan ketiga dengan mean 6.7 dan Standar deviasi 0.6. dan yang keempat adalah pembayaran upah tepat waktu dengan mean 6.36 dan standard deviasi sebesar 0.77. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan dan pengalaman kerja memiliki efek yang sangat tinggi terhadap produktivitas, meskipun kurang sependapat dengan Maslow (1989) dan Zakeri (1996) yang menyatakan bahwa sebagian besar motivasi tertinggi, semua faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas pekerja terkait oleh masalah keuangan. Namun persepsi responden ini didukung oleh penelitian kazaz dan ulubeyli (2007) yang menyatakan bahwa tanpa pemberdayaan rasa tanggung jawab dan etika kerja, setiap upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui disiplin kerja pasti tidak akan berhasil. Hasil ini juga sependapat dengan pernyataan Enhassi et. al (2007) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja dapat meningkatkan, baik kemampuan intelektual dan fisik tenaga kerja yang akibatnya adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 faktor yang dipertimbangkan dalam survei menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi disurabaya adalah kedisiplinan dalam bekerja, pengalaman kerja yang mempengaruhi pengambilan keputusan ketika timbul masalah proyek kesesuaian jumlah upah yang diterima, dan pembayaran upah tepat waktu. Setelah memperhatikan pembahasan dan kesimpulan, dengan segala keterbatasan dalam pemilihan variabel penelitian ini, maka diperlukan suatu variabel atau indikator lain yang sesuai dengan keadaan pekerja proyek konstruksi dan dalam penelitiannya untuk mendapat jumlah sampel yang lebih banyak lagi sehingga lebih bisa mewakili keadaan yang sebenarnya. Serta diharapkan pada penelitian selanjutnya dibuat model-model pengembangan sumber daya manusia yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pekerja konstruksi. DAFTAR PUSTAKA Chang, W.P. (1994), Motivation of Workers in the Construction Industry in Bangkok, Master Thesis, Asian Institute of Technology, Thailand. Enhassi, A, et. Al. (2007). Factor Affecting Labor Productivity In Building Projects In The Gaza Strip. Journal of Civil Engineering and Management, Vol XIII. No. 4. Hal. 245-254. Hanna. A.S., Chul-ki Chang., Sullivan. K.T., Lackney. J.A. (2008). Impact of Shift Work on Labor Productivity for Labor Intensive Contractor. Journal of Constraction Engineering and Management. Kaming, P. F. Holt, G. D. Kometa, S. T. Olomolaiye, P. O. (1998), Severity diagnosis of productivity problems – reliability analysis. International Journal of Project Management, 16(2), p. 107–113. Kazaz, A, Ulubeyli, S. (2007). driver Productivity Among Construction Worker. Building and Environment, 42. P 2132-2140. Lema, N. M. (1995) Construction of labour productivity modeling. University of Dar Elsalaam.
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Lim, e. C. Alum, J. (1995) Construction productivity: issues encountered by contractors in Singapore. International Journal of Project Management, 13(1), p. 51–58. Nursyirwan, I, (2007), Apresiasi Terhadap Tenaga Ahli Konsultan Nasional Masih Rendah, PU.go.id Olomolaiye, P. Jayawardane, A. Harris, F. (1998) construction productivity management. Chartered Institute of Building, UK. Pilcher, R. (1997) Principles of construction management. McGraw-Hill, London. Parkin, A.B., Tutesigensi, A., and Buyukalp, A.I. (2009). Motivation Among Construction Workers in Turkey. Procs 25th Annual ARCOM Conference, 7-9 September. Hal.105-14. Rojas, E. M, Arramvareekul, P. (2003). labor productivity drivers and opportunities in the construction industry. Journal of Management in Engineering. 19(2): 78-82 Soetanto, R. (1998). Assestment of Productivity Perceptions and Factors for Indonesia Construction Personnel, Master Thesis, Asian Institute of Technologi Thailand Sondari. S. (1999), Pengelolaan Tenaga Lepas Pada Kontraktor Indonesia Sebagai Bagian Dari Sistem Manajemen Kualitas (Tinjauan Dengan Acuan ISO 9000), Thesis Magister. Fakultas Ekonomi UPN ‘Veteran’ Jatim, Surabaya. Sutermeister, R.A, (1976). People and Productivity, New York: Mc.Grow Hill Book Company. United Nations. (1995). The Effect of Repetitionon Building Operations and Processes on Site. New York Usman, R.A, (2007), Apresiasi Terhadap Tenaga Ahli Konsultan Nasional Masih Rendah, PU.go.id Zakeri, M., Olomolaiye, P., Holt, G.D., Harris, F.C, (1996), Factor Affecting The Motivation Iranian Construction Operatives. Journal of building and Environment, Vol.32, No.2. pp. 161-166.1997. Elsevier Science Ltd.
ISBN : 978-602-97491-4-4 B-5-6