DESAIN TAMAN SEKOLAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) GEMA IMANI BOGOR
RIMBO HASAHATAN
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Taman Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Gema Imani Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2013
Rimbo Hasahatan NIM A44080014
ABSTRAK RIMBO HASAHATAN. Desain Taman Sekolah PAUD Gema Imani Bogor. Dibimbing oleh ANDI GUNAWAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan satuan pendidikan terendah yang dimulai ketika anak berusia 0-6 tahun. Pendidikan dalam tahapan umur ini, berpengaruh bagi perkembangan anak ke depannya. Oleh karena itu, fasilitas penyelenggaraan pendidikan tersebut harus mendukung perkembangan anak. Fasilitas outdoor merupakan fasilitas pendukung yang dapat membawa anak bermain di alam atau di outdoor. Fasilitas outdoor berupa taman didesain sesuai standar nasional dan internasional serta memenuhi kebutuhan kurikulum PAUD. Desain taman pada PAUD ini, dibagi ke dalam dua blok utama yaitu taman depan dan taman belakang. Taman belakang lebih difokuskan pada permainan anak-anak yang menggunakan peralatan seperti ayunan, papan titian, perosotan, arch climber,dan panjat tali. Taman depan berupa lawn yang terbuka difokuskan mengakomodasi aktivitas gerak yang bebas seperti berlari, berjalan, dan melompat. Kata kunci: Desain Taman PAUD, Perkembangan anak, Kurikulum ABSTRACT RIMBO HASAHATAN. Design School-yard for Early Childhood School Gema Imani Bogor. Supervised by ANDI GUNAWAN. Early childhood education is the lowest level education for children of 0-6 years. In this phase, education influence child development. Therefore, educational facilities must support child development. Outdoor facilities are facilities that can made children to learn about nature. Outdoor facilities include a garden designed according to national and international standards to fulfill early childhood education curriculum. Garden design is divided into two main area, front garden and rear garden. Rear garden focused on children's games that use equipment such as swings, slides, balance beam, arch climbers, rope climbing, etc. The lawn in front garden accommodate free activity such as running, walking, jumping, etc Key words: Children growth, Curicculum, Design early-childhood school yard
3
2
DESAIN TAMAN SEKOLAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) GEMA IMANI BOGOR
RIMBO HASAHATAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
5
4 LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Desain Taman Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Gema Imani Bogor Nama : Rimbo Hasahatan NRP : A44080014
Disetujui oleh
Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr.Sc Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr.Ir. Bambang Sulistyantara, M. Agr Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
6
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2012 ini ialah taman sekolah, dengan judul Desain Taman Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Gema Imani Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Andi Gunawan, M. Agr. Sc. selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Budi Susetyo selaku pemilik PAUD Gema Insani. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada teman-teman atas dukungan dan doanya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2013
Rimbo Hasahatan NIM A44080014
7
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Kerangka Pikir Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Desain
4
Elemen-Elemen Lanskap
4
Elemen-Elemen Dasar Desain
4
Titik
4
Garis
5
Bentuk Dua Dimensi
5
Volume
6
Diagram fungsional
7
Pendidikan Anak Usia Dini
7
Prinsip Desain
10
Prinsip Kerangka
10
Prinsip Estetika
10
Aplikasi Prinsip Estetika
11
Prinsip Fungsional
11
METODE
13
Waktu dan Lokasi Penelitian
13
Alat dan Bahan Penelitian
14
Metode Penelitian
14
Inventarisasi
14
Analisis
15
Desain
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
8 Kondisi umum
16
Aksesibilitas
16
Potensi Visual
17
Iklim dan Hidrologi
18
Fasilitas dan Utilitas
18
Tanah dan Topografi
19
Tanaman dan Satwa
19
Kondisi Sosial
20
Analisis
21
Kurikulum
21
Analisis Kebutuhan Ruang
22
Analisis Lokasi dan Aksesibilitas
22
Analisis Potensi Visual
31
Analisis Iklim dan Hidrologi
32
Analisis Tanah dan Topografi
32
Analisis Fasilitas dan Utilitas
33
Analisis Tanaman
34
Analisis Standar Permainan Anak
34
Analisis Sosial
35
Program
30
Diagram Fungsional dan Site Related Functional Diagram
36
Rencana Konsep
40
Desain
42
Tanaman
43
Fasilitas
49
SIMPULAN DAN SARAN
56
DAFTAR PUSTAKA
57
LAMPIRAN
59
RIWAYAT HIDUP
85
9 DAFTAR TABEL 1 2 3
Persyaratan sarana dan prasarana bagian gedung Jenis dan sumber data Aktivitas yang akan dikembangkan di tapak
9 14 26
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kerangka Pikir Penelitian Tipe garis dalam desain (Simonds 2006) Bentuk dua dimensi rata dan sederhana serta bentuk geometrik (Simonds 2006) Volume padat geometrik dan tak beraturan (Simonds 2006) Hubungan spasial (Motloch 1991) Lokasi Penelitian Akses utama menuju lokasi Kondisi jalan dan gerbang sekolah Pandangan kearah kebun pemilik Bagian sekitar sumur dan kandang kelinci pemilik Drainase di gerbang sekolah yang telah ditutup Mushola dan area kelas pada halaman belakang Bagian tapak dengan topografi >25% Vegetasi jati Tectona grandis dan Eugenia reinwardtiana Satwa kadal di area playground Siswa di PAUD Gema Imani (sebelum adanya perkerasan pada area playground) Tembok di halaman depan tapak Peta situasi Inventarisasi Inventarisasi vegetasi Pandangan buruk ke rumah penduduk Pandangan baik yang akan dipotensialkan Kemiringan di tapak yang membahayakan anak Fasilitas area playground di tapak Tanaman Tabernaemontana divancara yang mengganggu sirkulasi Perkerasan area playground yang ada Diagram hubungan antar ruang dan diagram hubungan spasial Analisis dan sintesis Diagram fungsional Site related functional diagram Merawat tanaman Bidang lingkaran dan garis lengkung Konsep desain Contoh tanaman di halaman depan Siteplan Gambar potongan tampak
3 4 6 6 7 13 16 16 17 17 18 19 19 20 20 21 22 23 24 25 31 31 33 33 34 35 36 37 39 40 40 41 41 44 45 47
10 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Perspektif halaman belakang Perspektif halaman depan Contoh tanaman di halaman depan dekat dengan gudang Perspektif halaman belakang Kandang kura-kura Kandang kelinci di halaman depan Perspektif halaman depan Perspektif area menanam Perspektif kolam Tampak atas parkir mobil dan parkir motor Perspektif gerbang dan parkir motor Perspektif jalan antar halaman depan dan kebun pemilik Perspektif area hutan
48 48 49 50 51 51 52 52 53 53 54 54 55
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (usia 4-5 tahun) Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (usia 5-6 tahun) Planting plan 1 Planting plan 2 Planting plan 3 Planting plan 4 Planting plan 5 Planting plan 6 Rencana drainase Detail konstruksi 1 Detail konstruksi 2 Detail konstruksi 3
59 65 72 73 74 75 76 77 78 79 81 83
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan yang diterapkan pada anak usia usia 0-6 tahun. Pendidikan ini bertujuan mempersiapkan anak sebelum masuk ke tahapan sekolah berikutnya. PAUD terbagi atas 3 tipe yaitu formal, nonformal, dan informal. Tipe formal merupakan taman kanak-kanak atau rafdhatul anfal dan tipe nonformal merupakan taman penitipan anak serta kelompok bermain. Selanjutnya, tipe informal seperti sekolah alam dan home schooling. Tiap tipe PAUD memiliki kurikulum masing-masing (Kemendiknas 2011). Pendidikan pada usia dini (PAUD) memiliki peran penting karena otak anak-anak mengalami perkembangan sebesar 80% pada usia tersebut (Wibowo 2012). PAUD mempengaruhi perkembangan emosi dan mental pada anak, yang dapat distimulasi melalui aktivitas motorik. Aktivitas motorik pada anak dapat dikelompokkan menjadi aktivitas motorik halus dan motorik kasar. Contoh dari aktivitas motorik yaitu senam tangan dan menulis sedangkan aktivitas motorik kasar contohnya yaitu berlari dan melompat. Aktivitas motorik halus biasanya dilakukan di dalam ruangan sementara aktivitas motorik kasar pada umumnya dilakukan di luar ruangan. Aktivitas motorik yang dilakukan di luar ruangan harus memperhatikan kondisi kemananan lingkungan. Salah satunya terkait dengan ukuran dan material yang digunakan untuk mendukung aktivitas motorik. Menurut Baskara (2011) material penutup tanah yang digunakan harus mampu menahan efek buruk bila anak terjatuh. Penggunaan material juga tidak boleh meracuni dan tidak melukai anak-anak saat beraktivitas (US Product Safety Commission 2010). Tiap aktivitas motorik memiliki luas kebutuhan ruang yang berbeda-beda. Aktivitas aktif membutuhkan ruang yang lebih besar dibandingkan aktivitas pasif. Permasalahan di lapangan yaitu tiap tipe PAUD memiliki ragam aktivitas yang berbeda-beda. Umumnya, perbedaan ini dilihat dari metode pembelajaran yang diterapkan dan aturan pelaksanaan dalam kurikulum. Solusi masalah ini dengan memanfaatkan ruang yang tersedia yaitu dengan desain yang sesuai dengan tipe PAUD tertentu. Desain yang tepat akan memberikan kenyamanan bagi siswa, guru, dan orang di sekitarnya. Desain yang tepat juga memaksimalkan fungsi ruang sehingga pilihan permainan menjadi lebih banyak. Pilihan permainan yang beragam akan mengurangi rasa bosan anak. Rangkaian permainan membantu gerakan anak yang terkoordinasi antara susunan saraf, mata, otot, dan spinal cord. Gerakan ini dapat menstimulasi saraf motorik yang menjadi tujuan utama penelitian ini. Oleh karena itu, desain yang tepat dapat membantu perkembangan anak di PAUD. Tujuan Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan ruang yang sesuai pada taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
2 2. Menganalisis kebutuhan dan ketersediaan lahan untuk taman PAUD. 3. Mendesain taman PAUD berbasis aktivitas PAUD. Manfaat Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam desain taman bermain anak yang membantu guru dan murid dalam proses pembelajaran di Pendidikan pada usia dini (PAUD) Gema Imani.
Kerangka Pikir Penelitian Penelitian diawali dengan menganalisis tipe Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan melihat program ruang yang ada di PAUD tersebut. Program ruang dalam penelitian ini, dilihat dari rencana pembelajaran pada kurikulum. Selanjutnya, program ruang tersebut dipisahkan antara ruang untuk aktivitas tersebut. Program dipisahkan menjadi program ruang dalam untuk aktivitas yang lebih baik dilakukan di ruang dalam atau indoor. Dalam hal yang sama, program ruang luar dikelompokkan untuk aktivitas yang lebih baik dilakukan di ruang luar atau outdoor. Bersamaan dengan hal itu, seluruh data yang berkaitan dengan tapak diambil. Selanjutnya, data tersebut dianalisis dengan aturan baku. Aturan baku ini didapatkan dari instansi yang berkaitan dengan aktivitas di tapak. Hasilnya, didapatkan evaluasi mengenai kondisi yang paling sesuai dengan aturan. Program ruang luar dan hasil analisis dari kondisi disatukan menjadi program ruang pada tapak. Program ruang ini diterapkan hanya pada area outdoor. Program ruang pada tapak dibuat menjadi konsep pada tapak. Selanjutya, program ruang dalam disatukan dengan hasil konsep pada tapak. Hasilnya disesuaikan dengan konsep sekolah alam untuk membuat desain yang sesuai pada PAUD ini. Konsep sekolah alam ini dipilih karena aktivitasnya utamanya. Aktivitas utama pada sekolah alam ini adalah aktivitas bermain yang paling sesuai untuk anak pada usia tersebut. Akhirnya, PAUD ini akan memiliki taman yang didesain berdasarkan pada konsep sekolah alam.
3 Inventarisasi
PAUD Program Ruang
Analisis
Kondisi tapak Program ruang dalam
Program ruang luar Program ruang pada tapak Konsep sekolah alam
Konsep ruang pada tapak
Desain taman PAUD dengan konsep sekolah alam Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
4 TINJAUAN PUSTAKA
Desain Istilah desain memiliki banyak sekali pengertian, namun dalam kaitannya dengan arsitektur lanskap desain merupakan perencanaan pada tiap tapak dengan sangat teliti. Desain sendiri membutuhkan waktu mulai dari proses pencarian data dan analisis data. Selanjutnya, proses desain itu sendiri dilakukan dengan membuat diagram penggunaan tapak yang paling sesuai dan pembuatan konsep (Booth 1988).
Elemen-Elemen Lanskap Desain sebagai proses berpedoman pada elemen lanskap yang berkaitan (Booth 1983) yaitu landform, plant material, buildings, pavement, site structure, dan water. Landform (bentukan lahan) adalah bentuk muka bumi yang terdapat pada tapak. Bentukan lahan dapat mempengaruhi ruang cekung dan cembung dalam skala kecil atau punggung bukit dan lembah pada skala besar. Plant material (vegetasi) adalah elemen yang membentuk ruang. Ruang disini dapat dibentuk dengan canopy pohon sebagai atapnya, dinding yang dapat dibentuk oleh semak atau tanaman dengan tinggi lebih dari 50 cm, dan tanaman penutup tanah yang menjadi lantai. Buildings (bangunan) adalah elemen pembatas ruang, pembatas pandangan, dan pembentuk ruang. Sementara, pavement (perkerasan) adalah bagian elemen taman yang berguna bagi kenyamanan user. Perkerasan biasa digunakan untuk memperjelas dan mengamankan sirkulasi pejalan kaki. Elemen lainnya dalam lanskap adalah site structure. Elemen ini merupakan bagian dari tapak yang dibangun dengan tiga dimensi dan memiliki fungsi tersendiri yang digunakan untuk mendukung elemen lainnya. Elemen tersebut digunakan untuk kenyamanan dan keamanan pengguna. Elemen water atau air adalah bagian dari tapak yang digunakan umumnya untuk konsumsi, irigasi, mengendalikan iklim, mengendalikan suara, dan berekreasi. Kemudian untuk fungsi visualnya menggunakan sifat aliran air dan permainan air seperti air terjun.
Elemen-Elemen Dasar Desain Elemen-elemen desain (Simonds 2006) memisahkan perasaan pada tiap bagian yang ada disekitar kita menjadi bagian yang berbeda-beda : Titik Titik merupakan elemen yang tidak berdimensi tetapi menandakan posisi atau tujuan. Dalam kenyataannya, titik diperlukan untuk menarik perhatian dari suatu objek. Dulunya, titik lebih sering digunakan untuk menandakan suatu area, menegaskan pemilik atau penguasa area tersebut, berperan sebagai landmark, memfokuskan pada suatu obyek tempat yang didesain dalam skala luas, atau
5 menyediakan tempat menarik di dalam desain lanskap yang memiliki sedikit atraksi. Garis Garis adalah perpanjangan dari suatu titik dalam satu dimensi. Garis memiliki ukuran ketebalan untuk terlihat secara visual dan dapat memiliki informasi dari cara pengambarannya, contohnya jelas, kabur (tidak jelas), tidak biasa, dan tidak bersambung. Batas dari suatu bangunan dapat disebut juga sebagai garis atau pada jarak tertentu antara dua warna yang berbeda. Garis dapat terlihat jelas pada bentuk yang memperlihatkan kekuatan atau energi. Garis sangat penting sebagai bagian dari cara otak memproses informasi visual. Bagian dari proses ini adalah untuk melihat batas dan membedakan satu bagian dengan bagian lain. Dalam lanskap, garis memiliki jumlah yang banyak. Dalam lanskap alami garis terlihat pada aliran sungai, batang pohon, batas dari pepohonan. Sementara pada lanskap buatan garis batas lahan, jalan, dan area pertanian.
Keterangan : (a) garis putus-putus (b) garis dengan ketebalan yang berbeda-beda (c) garis yang kabur
(d) garis yang jelas (e) garis lurus
Gambar 1 Tipe garis dalam desain (Simonds 2006)
Bentuk Dua Dimensi Bentuk dua dimensi adalah perpaduan antara dua garis. Umumnya, tidak memiliki kedalaman atau ketebalan melainkan memiliki lebar dan panjang. Contoh nyata dapat terlihat pada sebuah kertas dan dinding tipis. Seringkali ruang tiga dimensi dapat menjadi bentuk dua dimensi. Bentuk dua dimensi dapat terlihat sederhana, berliku, datar, atau bergelombang. Bentuk dua dimensi tidak perlu bersambung atau nyata dapat diimplikasikan sebagai gambar dua dimensi. Bentuk dua dimensi menutup suatu ruang, mungkin memiliki fungsi yang spesifik seperti dinding, lantai, dan atap. Dalam desain bentuk dua dimensi lebih sering dimengerti sebagai media perawatan yang lain, contohnya aplikasi pada tekstur, warna, atau sebagai alat untuk mendekatkan ruang.
6
Gambar 3 Bentuka dua dimensi rata dan sederhana bserta bentuk geometrik (Simonds 2006) Volume Bentuk dua dimensi dapat berubah menjadi bentuk tiga dimensi dengan menambahkan volume. Volume dapat dibagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah volume padat disaat bentuk tiga dimensi membentuk bangun atau massa dalam ruang. Tipe kedua adalah volume terbuka di saat bentuk dua dimensi menutup suatu ruang. Volume padat dapat berbentuk geometrik. Bangun Euclidean antara lain berupa kubus, tetrahedron, bola, dan kerucut. Dalam lanskap volume dapat dilihat pada bangun piramida. Sementara, bentuk yang tidak beraturan dapat terlihat bulat dan lembut atau angular dan kuat. Tidak semua bentuk dapat terlihat kuat atau padat, awan yang terlihat di angkasa atau pohon yang daunnya berguguran adalah contoh bentuk yang ringan atau massa yang transparan.
Gambar 4 Volume padat geometrik dan tak beraturan (Simonds 2006) Volume terbuka biasa didefinisikan sebagai ruang terbuka dalam suatu struktur seperti yang berkisi-kisi atau terlihat lebih nyata dengan bentuk dua dimensi yang menutup ruang sehingga membentuk ruang seperti lubang atau kosong. Selain itu secara ambigu, bangunan yang dibentuk oleh kaca seperti gedung berkaca transparan atau rumah kaca yang memisahkan antara iklim pada ruang tertutup dan ruang terbuka.
7 Pada kenyataannya elemen-elemen ini dapat ditemukan di dalam lanskap dengan konser. Akan tetapi, perbedaan antar elemennya tidak terlihat jelas atau kabur. Jumlah dari beberapa titik dapat terlihat seperti satu garis dalam jarak tertentu. Perubahan ini menyediakan stimulasi tergantung pada pemandangan atau komposisinya. Diagram Fungsional Diagram hubungan spasial Motloch (1991) digunakan untuk menyelidiki hubungan antar ruang seperti hubungan komposit. Mereka dapat memudahkan penerawangan dan mengeksplorasi keinginan organisasi dan hubungan spasial, ukuran, karakter umum dari bentuk, kondisi lingkungan, hubungan, pemisahan, atau tambahan lainnya. Hal itu tidak digunakan secara normal untuk mengelompokkan bentuk spesifik atau kondisi ukuran yang sebenarnya. Simbol bulat yang spesifik dalam diagram hubungan spasial biasanya menunjukkan elemen program. Ukuran simbol ini dapat menunjukkan ukuran elemen atau hal yang penting. Karakter simbol ini biasanya menunjukkan sikap desainer terhadap elemen, karakternya, pengoraganisasian internal atau bentuk potensialnya, hubungan dengan konteks, atau hal lainnya. Hubungan spasial (proximitas) dari simbol ini dikombinasikan dengan karakter tepiannya, kontinuitas garis, tebal garis, panah hubungannya, garis pemisahnya (pemisah secara tidak langsung), nilai, tekstur, warna, dan untuk menunjukkan hubungan keinginan. Hubungan ini dapat mengidentifikasikan secara fisik (akses) atau sensual (visual, pendengaran, dan penciuman).
Gambar 5 Hubungan spasial (Motloch 1991)
Pendidikan Anak Usia Dini Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang
8 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Hal ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pada usia ini, perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996 dalam Endah 2012) sebagai berikut; 1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan alat-alat mainan. 2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. 3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris. 4. Melalui perkembangan motorik yang normal, anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebaya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebaya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan). 5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan selfconcept atau kepribadian anak. Stimulasi yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah sebagai berikut: 1. dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar; 2. keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga; 3. gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari; 4. baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban; 5. Gerakan-gerakan ibadah shalat; Kegiatan di luar ruangan dapat menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI 1997 dalam Endah 2012). Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan dapat mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari (Endah 2012). Selain itu PAUD mampu membentuk anak yang berkualitas. Anak yang berkualitas adalah
9 anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. Selain itu, PAUD membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah (Wibowo 2012). Dalam penyelenggaraannya Kemendiknas telah membuat Petunjuk Teknis dari Kemendiknas (2011). Selanjutnya, syarat-syarat tersebut yaitu: “1. Luas lahan/tanah minimal yang diperlukan 300 m2. 2. Lokasi pendirian hendaknya memperhatikan persyaratan lingkungan, yaitu faktor keamanan, kebersihan, ketenagaan, dekat dengan pemukiman pendudukan serta kemudahan transportasi dan jarak. a. Keamanan Lokasi pendirian TK hendaknya tidak terlalu dekat dengan jalan raya utama, di tebing, pemakaman, sungai, atau tempat-tempat yang dapat membahayakan bagi anak peserta didik. b. Kebersihan Dalam mendirikan TK hendaknya tidak berdekatan dengan tempat pembuangan/penumpukan sampah, pabrik yang mengeluarkan polusi udara, limbah yang berakibat buruk bagi kesehatan. c. Ketenangan/Kenyamanan Taman kanak-kanak yang didirikan lokasi tidak berdekatan dengan pabrik, bengkel, pasar, dan pusat keramaian yang aktivitasnya dapat mengeluarkan suara yang dapat menggangu kegiatan TK. d. Penduduk (usia taman kanak-kanak) Lokasi pendiriannya TK dipilih dekat dengan pemukiman penduduk yang relatif banyak anak usia taman kanak-kanak. e. Transportasi Transportasi mudah dijangkau, baik darat maupun air sesuai dengan kondisi daerah. 3. Memiliki ruang kelas, ruang kantor/kepala TK, ruang dapur, gudang, kamar mandi/WC guru, dan kamar mandi/WC anak. a. Bangunan Gedung Tabel 1. Persyaratan sarana dan prasarana bagian gedunga Jenis ruang
Jumlah ruang 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Ukuran ruang 8x8 m2 3x4 m2 3x3 m2 3x3 m2 2x2 m2 2x2 m2 4x4 m2 3x3 m2 3x3 m2
Ruang Kelas Ruang Kantor/ Kepala TK Ruang Dapur Gudang Kamar Mandi/ WC Guru Kamar Mandi WC Anak Ruang Guru Dapur UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) a Sumber : Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini 2011
Luas seluruhnya 64 m2 12 m2 9 m2 9 m2 4 m2 4 m2 16 m2 9 m2 9 m2
10 b. Halaman TK tersebut sedapat mungkin mempunyai halaman/tempat bermain dan mempunyai ruang bermain terbuka. 4. Memiliki perabot, alat peraga dan alat permaianan di luar dan di dalam ruangan.” Prinsip Desain Prinsip Kerangka Prinsip kerangka atau overarching menyediakan kerangka pikir yang menjadi petunjuk awal pengembangan desain. Prinsip ini dapat menjelaskan konsep desain secara umum tapi tidak dapat menjelaskan konsep secara spesifik. Overarching meliputi penerapan konsep simplicity, blending form and function, dan reflecting local elements of architecture, history, nature, and sense of place. Simplicity adalah konsep yang mengaktualisasi desain dalam bentukbentuk yang sederhana baik secara fisik maupun visual. Prinsip ini dapat dicapai contohnya melalui pengelompokan elemen secara liniar dan pengulangan elemen pada jarak tertentu. Blending form and function adalah konsep yang mendahulukan pertimbangan fungsi suatu elemen pada taman dan kemudian mengembangkan estetikanya. Reflecting local elements of architecture, history, nature, and sense of place adalah konsep yang berkaitan dengan area di sekitarnya. Desainnya dapat mengkombinasikan elemen arsitektural, unsur kesejarahan, karakter tapak alaminya, dan karakter lokalnya (VanDerZanden dan Rodie 2008). Prinsip Estetika Prinsip-prinsip estetika terdiri dari kerangka desain (order), repetisi/pengulangan (repetition), irama (rhythm), kesatuan dalam desain (unity), keseimbangan (balance), proporsi dan skala (proportion and scale), serta penekanan (emphasize). Kerangka desain merupakan penataan elemen-elemen dalam suatu lanskap menurut tema yang konsisten, misalnya tema formal, informal atau struktur informal. Selain itu, konsep ini dapat dicapai dengan menghubungkan secara fisik dengan mengelompokkan tanaman dan elemen keras. Repetisi atau pengulangan adalah penataan elemen secara berulang termasuk tekstur, tanaman tertentu, kumpulan dari tanaman yang banyak atau komposisi tanaman. Mengelompokkan tanaman atau grup tanaman dapat menjadi awal permulaan. Pengelompokan dapat dilakukan dengan satu atau beberapa jenis tanaman. Sebaiknya tanaman yang dipilih tidak terlalu beragam karena untuk pemula biasanya akan terlihat berantakan. Irama merupakan perubahan elemen dalam suatu pergerakan atau waktu tertentu yang konstan. Penataan elemen yang berirama dapat dicapai melalui perubahan elemen warna, bentuk, dan ukuran secara bertahap. Konsep ini dapat dicapai dengan visual atau secara fisik dan dapat dilihat secara vertikal dan horizontal. Irama vertikal dapat muncul dari perbedaan tinggi tanaman yang ditata pada suatu lanskap. Selanjutnya, irama horizontal dapat dimunculkan melalui perubahan elemen secara konstan. Sementara secara fisik dapat dicapai dengan bagaimana orang bergerak dalam suatu lanskap. Contohnya pada lebar jalan dan rute, dimensi, dan jarak dari stepping. Kesatuan dalam desain menciptakan keterikatan antara tanaman,
11 elemen keras, dan rumah. Unity atau kesatuan dalam desain dapat dicapai dengan mengkombinasikan unsur-unsur pembentuk desain. Pemilihan elemen dan tata letak sangat menentukan apakah suatu desain berada dalam kesatuan atau tidak. Sebagai contoh, untuk mencapai kesatuan dapat digunakan material yang sudah ada pada bangunan yang sudah ada di sana lebih dulu. Keseimbangan dibagi menjadi tiga, yaitu keseimbangan simetri, asimetri, dan radial. Keseimbangan simetri dicapai melalui pola penataan elemen yang tepat sama di setiap sisi menurut sebuah poros. Sedangkan keseimbangan asimetri dicapai melalui penempatan elemen yang berbeda pada sisi diantara satu poros.Sementara keseimbangan radial dicapai dengan meletakkan elemen taman pada satu titik. Prinsip proporsi dan skala mengacu pada ukuran elemen dalam lanskap. Proporsi tidak memiliki aturan yang baku namun merupakan prinsip yang absolut. Secara umum, dikenal dua jenis skala (Church 1955 dalam Vanderzanden and Rodie 2008). a. Skala relatif berhubungan dengan ukuran suatu elemen dikaitkan dengan elemennya dalam desain. Pada skala yang lebih luas, skala relatif berhubungan dengan keserasian elemen desain dengan lingkungan disekitarnya. b. Skala absolut berkaitan dengan ukuran suatu elemen desain dengan manusia, misalnya ergonomi untuk tangga, ramp, bangku taman, dan sebagainya. Objek yang baik memiliki skala yang normal relatif terhadap manusia. Pada skala yang lebih dari normal biasanya cenderung membuat manusia takut, sebaliknya pada skala yang lebih kecil, cenderung membuat manusia merasa berkuasa atas suatu elemen. Emosi yang dapat ditimbulkan oleh perbedaan skala ini menyebabkan proses landscaping lebih banyak disesuaikan dengan ukuran manusia. Emphasize merupakan penekanan elemen yang penting dalam desain lanskap yang bertujuan untuk menarik perhatian. Umumnya, emphasize pada suatu elemen menyebabkan elemen menjadi focal point dan menjadi kontras terhadap elemen desain lainnya (VanDerZanden dan Rodie 2008).
Aplikasi Prinsip Estetika Aplikasi prinsip estetika adalah konsep yang bertujuan untuk menghubungkan struktur/bangunan dengan lanskap disekitarnya secara visual, membentuk ruang dengan menyusun elemen melingkupi suatu area, mengarahkan pengguna tapak pada lokasi tertentu, serta mendesain ruang luar yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Konsep ini dapat diterpakan dengan berbagai kombinasi. Bagaimana prinsip ini diterapkan berefek pada bagaimana lanskap ini dialami, baik secara fisik maupun secara mental (VanDerZanden dan Rodie 2008). Prinsip Fungsional Selain bersifat estetik, desain juga harus mampu menjawab kebutuhan/permasalahan dasar atau fungsi dari lanskap. Prinsip ini dapat dicapai
12 dengan menyesuaikan dengan kondisi topografi tapak, menciptakan ruang luar yang bermanfaat, mempertimbangkan aspek pemeliharaan, menyediakan kebutuhan irigasi, mempertimbangkan aspek keberlanjutan, dan menyediakan habitat satwa liar. Prinsip ini dibuat agar tercapai keuntungan secara bersamaan berdasarkan prinsip estetika dan fungsional dalam proses desain (VanDerZanden dan Rodie 2008).
13 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai September 2012. Lokasi penelitian berada pada koordinat 60 31’ 30,83“ Lintang Selatan, 1060 44’ 18,81” Bujur Timur, tepatnya di Desa Bantar Sari RT 02/04, Kecamatan Ranca Bungur, Bogor. Penelitian ini dilakukan di PAUD Gema Imani tipe formal atau taman kanak-kanak.
Gambar 6 Lokasi penelitian (Sumber : Google Earth 2013)
14 Pada umunya, lokasi dikelilingi oleh area pertanian penduduk sekitar tapak (Gambar 6). Tepatnya batas-batasnya sebagai berikut yaitu Batas Utara : Rumah penduduk, area kebun Batas Selatan : Kebun penduduk Batas Timur : Kebun penduduk Batas Barat : Kebun penduduk
Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan survey contohnya meteran dan software desain seperti AutoCAD, Adobe Photoshop CS4, Google Sketch Up 8, MS. Office, dan Google Earth. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data inventarisasi yang dikumpulkan secara mandiri atau bersumber dari institusi terkait. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 2 Jenis dan sumber data No . 1. 2. 3.
4. 5 6.
Data Lokasi Iklim Topografi, tanah, hidrologi Fasilitas dan utilitas Vegetasi dan satwa Sosial
Metode Pengambilan Data Observasi Studi pustaka Observasi, studi pustaka Observasi, studi pustaka Observasi, studi pustaka Observasi, studi pustaka
Bentuk Data Text, Image Text Text, image
Text, image Text, image Text, image
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan proses desain Booth (1983) yang berhenti di construction drawings dan design activity base Motloch (1991). Desain ini berdasarkan pada aktivitas yang akan dikembangkan di tapak. Seluruh proses desain akan mengikuti aktivitas apa yang akan digunakan dan dikembangkan dalam tapak. Aktivitas ini juga yang akan menentukan ruang seperti apa yang dibutuhkan atau sesuai di tapak. Inventarisasi Tahapan ini dimulai dengan mengambil semua data yang berkaitan dengan tapak. Data tersebut didapatkan dengan pengukuran di tapak, diambil dari instansi yang berkepentingan, dan wawancara. Data dari instansi terkait berupa data iklim untuk BMKG atau data sosial yang didapatkan dari instansi sekitar. Selanjutnya, wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tambahan atau data yang tidak dapat ditentukan saat datang ke lapangan. Data ini berupa aktivitas lain anak, kesulitan dalam pembelajaran, atau kondisi anak.
15 Analisis Analisis berupa evaluasi atau membuat penilaian untuk tapak tersebut (Booth 1983). Analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua analisis, analisis kebutuhan ruang dan analisis tapak. Analisis kebutuhan ruang dilakukan terlebih dahulu karena desain ini berdasarkan pada program base activity (Motloch 1991). Program yang diambil adalah rencana pembelajaran pada kurikulum 2010 (Hapidin 2010). Program tersebut dianalisis dan dipisahkan berdasarkan pada tempat umumnya aktivitas tersebut dilakukan. Pemisahan ini dilakukan dengan membedakan antara aktivitas ruang dalam dan aktivitas ruang luar serta aktivitas yang tidak membutuhkan ruang khusus. Selanjutnya, penghitungan kebutuhan luas ruang berdasarkan pada kebutuhan luas dari satu anak (Department of Health and Community Services 2006). Analisis yang kedua menganalisis pada potensi dan masalah yang ditemukan jika aktivitas anak dilakukan di tapak. Kesesuian ruang ini disesuaikan dengan aturan di Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak (Kemendiknas 2011) dan aturan pada Public Playground Safety Handbook (2006). Selanjutnya, kedua analisis ini digabungkan untuk membuat program yang akan dikembangkan di tapak. Program ini akan dievaluasi untuk disesuaikan dengan lokasi. Akhirnya, program ini akan menjadi dasar saat konsep ruang dibuat. Desain Proses desain dimulai dengan membuat ideal functional diagram atau diagram fungsional. Diagram fungsional akan menentukkan hubungan antar ruang yang ada. Hubungan ruang ini dibuat dengan dasar dari hubungan spasial pada program yang sudah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya, diagram ini disesuaikan dengan luas tapak yang disebut Site-related functional diagram. Kesesuian ini akan melihat bentuk tiap ruang yang akan didesain pada tapak. Selanjutnya, konsep mulai ditentukan dengan membuat tema utama dan bentuk yang akan dibuat di tapak. Konsep ini akan mengelompokan ruang menjadi konsep ruang. Konsep ruang dibagi berdasarkan kebutuhan yang lebih spesifik. Ruang tersebut disesuaikan dengan program yang telah dianalisis. Selanjutnya, hasil konsep ruang dibuat rencana tapak dengan mendetilkan tiap bentuk elemen yang direncanakan. Konsep ruang didetilkan dengan bentuk elemen yang spesifik, contohnya pepohonan atau bangunan yang didesain. Selanjutnya, gambar dibuat tiga dimensi dan gambar konstruksi. Gambar tiga dimensi akan memberikan gambaran kepada klien ketika desain telah diaplikasikan. Gambar konstruksi akan memberikan penjelasan tentang bentukan, ukuran, material, dan elemen seperti apa yang akan ada di tapak. Gambar konstruksi ini digunakan untuk mewujudkan gambar menjadi bentuk aslinya.
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Aksesibilitas Lokasi dapat dicapai kira-kira selama 45 menit dari Dramaga Bogor melewati Pasar Ciampea atau dari Persimpangan Atang Senjaya dengan waktu tempuh 40 menit. Lokasi cukup sulit ditempuh karena angkutan umum jarang mencapai lokasi. Lokasi memiliki satu aksesibilitas utama yaitu Jalan BojongAtang Senjaya (Gambar 7). Jalan ini tidak terlalu padat oleh kendaraan dan memiliki lebar sekitar 5 meter.
Gambar 7 Akses utama menuju lokasi (sumber : Google Earth 2012)
Gambar 8 Kondisi jalan dan gerbang sekolah
17 Selanjutnya, akses terakhir adalah jalan yang berakhir di lokasi dengan lebar 2,5 meter. Kondisi terakhir telah dibeton setengahnya dan penerangan lampu jalan dari orang-orang sekitar (Gambar 8). Akses terakhir ini ditutup dengan gerbang sekolah (Gambar 8). Setelah gerbang sekolah ada sebuah jalan kecil di depan halaman. Jalan inilah yang digunakan oleh petani sekitar sekolah untuk menuju lahannya. Jalan ini memang disediakan khusus oleh pemilik. Akses ini merupakan sirkulasi sekunder yang ada dan digunakan secara intensif. Potensi Visual Lokasi memiliki potensi pemandangan yang berasal dari pepohonan, area kebun, dan rumput. Pandangan yang baik terdapat pada bagian depan tapak yang mengarah ke kebun pemilik (Gambar 9) dan ke arah hutan jati. Sementara pandangan yang buruk terdapat pada jalan yang mengarah ke rumah penduduk dan adanya tempat menjemur baju pada halaman belakang dekat mushola. Pandangan buruk lainnya terdapat pada kurang tertatanya sekitar sumur sehingga mengganggu suasana bagian belakang lokasi (Gambar 10). Keberadaan kandang kelinci pada bagian belakang tapak juga cukup memberikan pandangan buruk. (Gambar 10).
Gambar 9 Pandangan ke arah kebun pemilik
Gambar 10 Bagian sekitar sumur dan kandang kelinci pemilik
18 Iklim dan Hidrologi Berdasarkan data yang didapatkan dari Stasiun BMKG Dramaga, wilayah ini kira-kira memiliki suhu sekitar 25.74 0C dan Curah Hujan 178.67 mm/tahun. Kelembapan sekitar 82.97 % dan arah angin mengarah dari timur ke barat. Ditambahkan dengan hasil wawancara pernah terjadi angin kencang dari arah barat dan selatan lokasi. Menurut Alan (2005) hidrologi adalah sifat ilmiah, distribusi, dan sirkulasi dari air tanah, air permukaan, dan air didalam udara. Air permukaan di lokasi mengalir melalui drainase dan permukaan tanah. Drainase ditapak berada di halaman belakang dan sebelah utara tapak. Drainase di utara ini awalnya digunakan untuk Sungai Cidepit tapi selama beberapa tahun sudah tidak berfungsi sehingga pengelola menutupnya dan diatasnya dibangun gerbang sekolah (Gambar 11). Lokasi memiliki sumber air dari satu buah sumur (Gambar 10). Air digunakan oleh seluruh orang yang berada di lokasi. Termasuk petani sekitar lokasi yang membutuhkan air untuk menyemprotkan pestisida.
Gambar 11 Drainase di gerbang sekolah yang telah ditutup Fasilitas dan Utilitas Tapak memiliki fasilitas ruang kelas dalam yang dibuat dari bambu (Gambar 13). Fasilitas lainnya adalah tempat ibadah berupa mushola untuk anak-anak yang dilengkapi dengan tempat berwudhu. Sementara rumah tengah difungsikan sebagai ruang aula. Akhirnya, terdapat fasilitas area bermain untuk anak-anak. Utilitas tapak salah satunya terdapat satu tiang listrik yang mengalirkan listrik ke tapak. Sambungan dimulai dari bangunan rumah tengah kemudian dialirkan dengan pipa kecil ke rumah pengelola lokasi menuju ruang kelas tengah dengan dilindungi pipa. Selanjutnya, sebuah kabel yang menggantung dengan tinggi 150-170 cm antara ruang kelas tengah dan ruang kelas dengan bambu. Untuk saluran air, terdapat pipa yang tersembunyi di dalam tanah yang mengalir sepanjang perkerasan sampai ke tempat wudhu anak. Pipa yang lainnya terdapat pada sekitar sumur yang menempel ke tembok rumah tengah. Seluruh kondisi pipa dalam keadaan baik. Akan tetapi, penyusunannya yang tidak teratur cukup mengurangi keindahan tempat ini.
19
Gambar 12 Mushola dan area kelas pada halaman belakang
Tanah dan Topografi Secara geologis jenis tanah umum Bogor berjenis latosol coklat. Jenis tanah ini cocok untuk semua tanaman. Selanjutnya, topografi yang ada di lokasi umumnya memiliki kemiringan 1-2 % dengan lahan yang relatif datar. Akan tetapi, ada bagian dengan kemiringan >25% antara halaman depan dan area kebun pemilik. Perbedaan tinggi bagian ini sebesar 93 cm dan kemiringan sebesar 67 % (Gambar 12).
Gambar 13 Bagian tapak dengan topografi >25% Tanaman dan Satwa Tanaman yang ada di lokasi meliputi vegetasi pohon, tanaman semak, tanaman penutup tanah, dan tanaman pertanian. Tanaman tersebut antara lain tanaman Jati Tectona grandis dengan ukuran beragam pada lokasi yang berbedabeda misalkan pada halaman depan tanaman jati berdiameter 20-30 cm. Kemudian pada area paling utara tapak terdapat Hutan Jati dengan jarak tanam berkisar antara 2-3.6 meter. Hutan ini adalah area hutan produksi yang dibuat oleh pemiliknya dan tidak terlalu bersatu dengan area hutan lain di sekitarnya. Cherry (Eugenia reinwardtiana) setinggi 3 meter dan dahan pertama berjarak 1.5 m dari tanah, Jambu (Syzygium sp.), Ketapang (Terminalia catappa) setinggi 5 meter, dan Pohon Beringin (Ficus benjamina) di depan rumah pengelola berdiameter 15 meter serta tinggi 5 meter.
20 Tanaman semak kebanyakan menggunakan jenis tanaman hias seperti Tabernaemontana divancara dengan tinggi sekitar 0.3-0.5 m, Drasaena (Dracaena sp.), Pucuk merah (Syzygium oleina) dengan tinggi 0.3-0.5 m. Tanaman Pertanian yang mendominasi terlihat pada Pisang (Musa paradiceae). Sementara tanaman lainnya merupakan tanaman liar. Selanjutnya, pengelola memelihara satwa kelinci dan kura-kura secara khusus. Satwa lainnya merupakan satwa biasa yang ditemukan di sekitar hutan, rumah, dan kebun seperti serangga, kadal, atau kucing. Walaupun begitu, satwa ini tidak membahayakan untuk anak.
Gambar 14 Vegetasi jati Tectona grandis dan Eugenia reinwardtiana
Gambar 15 Satwa kadal di area playground
Kondisi Sosial Pendidikan anak usia dini (PAUD) Gema Imani didirikan untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi warga disekitar lokasi tersebut. Sekolah ini secara resmi berizin pada akhir tahun 2012. Sekolah ini mengakomodasi kebutuhan anak dari usia 4-6 tahun (Gambar 15). Sekolah ini
21 memiliki 3 kelas terdiri atas satu kelas bermain dan dua kelas untuk persiapan masuk SD. Tiap kelasnya memiliki 9-10 siswa. Hari aktif siswa dimulai dari Senin- Jumat dimulai dari jam 8.00-11.00 WIB. Staf pengajar terdiri dari 4 orang guru dan satu kepala sekolah. Siswa di PAUD ini rata-rata tinggal tidak jauh dari tempat ini. Tempat tinggalnya yaitu Desa Hulu Rawa, Desa Gunung Leutik, Desa Gunung Bubut, Desa Hulu Kaus, Desa Gunung Lumbung, Desa Babakan Kondang, dan Desa Kampong Gaok. Di samping itu, latar belakang pendidikan orang tua siswanya beragam terdiri dari buruh, karyawan swasta, wirausaha, pedagang, dan PNS. Pengguna tapak lainnya adalah petani yang memiliki kebun disekitar lokasi. Pengguna tapak yang merupakan pemilik kebun sekitar tapak, kadang memanfaatkan halaman depan sebagai tempat menaikan atau menurunkan muatan saat panen. Hal ini tidak diinginkan oleh pemilik dan pengelola tapak. Selain itu, adanya pencuri membuat resah pengelola lokasi ini.
Gambar 16 Siswa di PAUD Gema Imani (sebelum adanya perkerasan pada area playground)
Analisis Kurikulum Kurikulum adalah perangkat rencana dan pengaturan (Kemendiknas 2011). Hal tersebut meliputi tujuan, bidang pengembangan, dan penilaian serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, kurikulum merupakan dasar dari aktivitas yang ada di tiap sekolah dan menjadi dasar aktivitas yang ada di tapak. Berdasarkan Peraturan menteri pendidikan nasional no. 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini (Kemendiknas 2009), kurikulum yang dipakai harus memuat 5 aspek utama yang harus diajarkan pada anak. Aspek tersebut meliputi nilai agama dan moral, motorik, kognitif, keaksaraan, dan sosialemosional. Oleh sebab itu, kurikulum yang dipakai adalah acuan kurikulum 2010 (Lampiran 1). Akan tetapi, metode sekolah saat ini didominasi oleh kegiatan pasif yang kurang dapat memacu perkembangan anak. Oleh sebab itu, cara pembelajaran dalam penelitian ini meniru konsep sekolah alam. Intinya, cara ini memperbanyak
22 aktivitas ruang luar dibanding aktivitas ruang dalam. Contohnya, aktivitas mengenal tanaman yang dilakukan di luar ruangan sehingga pembelajaran tidak terasa membosankan. Sekolah yang didesain akan menggunakan kurikulum umum pada taman kanak-kanak dengan modifikasi metode pembelajaran yang disesuaikan dengan sekolah alam. Analisis Kebutuhan Ruang Kebutuhan ruang pada tipe PAUD disesuaikan dengan kurikulum yang dimiliki PAUD tersebut. Kebutuhan ruang di tempat ini dibuat dengan acuan standar kurikulum 2010 taman kanak-kanak (lampiran 2). Ukuran luasan tiap ruang berdasarkan aturan Department of Health and Community Services (2006) sebesar 7 m2/anak untuk aktivitas aktif anak. Selanjutnya, standar aktivitas anak pasif 3.2 m2/anak berdasarkan hitungan dari petunjuk teknis penyelenggaraan taman kanak-kanak (Kemendiknas 2012). Standar kebutuhan tiap ruang dibuat untuk 12 anak. Jumlah ini didapatkan dengan wawancara tentang jumlah anak pada satu ruang kela sebesar 10 anak. Selanjutnya, diperkirakan ada penambahan pada tahun ajaran baru sebanyak 2 orang sehingga jumlah anak ada 12 anak. Kebutuhan ruang ini dimasukan pada tiap aktiviitas pada acuan standar kurikulum 2010 (Hapidin 2010). Berikutnya, acuan standar kurikulum dipisahkan antara aktivitas ruang luar, aktivitas ruang dalam, dan aktivitas yang tidak memerlukan ruang khusus. Hasilnya (Tabel 3) didapatkan dasar dari ruang-ruang yang akan diletakkan pada tapak. Ruang-ruang ini akan menjadi gambaran dari aktivitas seperti apa yang ada pada tapak. Analisis Lokasi dan Aksesibilitas Lokasi terdiri dari lahan yang umumnya merupakan area pertanian untuk menanam sayur. Area pertanian di dalam tapak memiliki fungsi sebagai kebun kecil. Halaman depan lokasi dibatasi oleh tembok setinggi 2-2,5 m di selatan tapak sehingga kegiatan di dalam tapak tidak terganggu (Gambar 17). Hal ini menjadi potensi dalam pengembangan tapak sebagai area permainan untuk anakanak.
Gambar 17 Tembok di halaman depan tapak
23
24
25
26
26
Tabel 3 Aktivitas yang akan dikembangkan di tapak Tipe ruang
Kelompok
A
A B
A B B
C D E
F
A A B
B
Aspek yang diinginkan
Indikator aktivitas
Mengendalikan perasaan Menjaga diri sendiri dari lingkungan Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb) Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dsb) Menunjukkan sikap toleran Melakukan kegiatan kebersihan diri Mengklasifikasi benda berdasarkan bentuk, warna atau ukuran
Sabar menunggu giliran Membuang sampah pada tempatnya Memelihara lingkungan, misal: tidak mencoret-coret tembok Memelihara kebersihan lingkungan, misal: tidak mencoret-coret tembok, membuang sampah pada tempatnya, dll Sabar menunggu giliran
Mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukuran (3 variasi) Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan melatih keberanian
Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan fungsi
standar ruang minimal
Saling membantu sesama teman Membuang sampah pada tempatnya
Kebutuhan ruang minimal (m2)
0
Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan dan tanaman menurut ciri-ciri tertentu Menunjuk sebanya-banyaknya benda, hewan, dan tanaman menurut jenisnya
Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman, yang mempunyai warna, bentuk, ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu Memberi makanan pada hewan Menyirami tanaman Mengerjakan “maze” (mencari jejak) yang lebih kompleks (3-4 jalan) Berdiri dengan tumit diatas satu kaki dengan seimbang
3.2 m2/anak
38.4
2
3.2 m /anak
38.4
2
7 m /anak
84
2
3.2 m /anak 38.4
27
Tabel 3 Aktivitas yang akan dikembangkan di tapak (lanjutan)
Tipe ruang
Kelompok
G
B
A
H
B
Aspek yang diinginkan Melakukan permainan fisik dengan teratur Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti ayo kita bermain pura-pura seperti burung) Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam melakukan tarian/senam Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam melakukan tarian/senam
Indikator aktivitas Melakukan permainan fisik, misal petak umpet, tikus dan kucing, dll
standar ruang minimal 7 m2/anak
Kebutuhan ruang minimal (m2) 84
2
Menirukan gerakan binatang peliharaan, binatang yang dapat terbang Menirukan gerakan pohon sepoi-sepoi, pohon tertiup angin kencang, dll
7 m /anak 7 m2/anak
Menirukan gerakan pesawat terbang (mau terbang, gerakan di udara dan gerakan mendarat, dll) Menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ritmik Mengekspresikan diri secara bebas sesuai irama musik Mengikuti gerakan tari sederhana sesuai irama musik Mengekspresikan diri dalam gerak bervariasi Bermain dengan berbagai alat perkusi sederhana
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 3.2 m2/anak
Bermain peran Mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu atau cerita Mengekspresikan gerakan dengan iringan musik/lagu
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
Mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ritmik dengan lentur Gerakan bebas dengan irama musik Mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ritmik dengan lentur Senam fantasi bentuk meniru misalnya: menirukan berbagai gerakan hewan, gerakan tanaman yang terkena angin (sepoi-sepoi, angin kencang dan kencang sekali) dengan lincah Mengekspresikan diri dalam gerakan bervariasi dengan lentur dan lincah Menari/senam menurut musik yang didengar
7 m2/anak
84
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
27
7 m2/anak 7 m2/anak
28
28
Tabel 3 Aktivitas yang akan dikembangkan di tapak (lanjutan)
Tipe ruang
H
Kelompok
B
A I B
A J B
K
A
Aspek yang diinginkan Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
Melakukan gerakan menggantung (bergelayut) Memanfaatkan alat permainan di luar kelas Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan melatih keberanian Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan melatih keberanian Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi Melakukan gerakan antisipasi
Indikator aktivitas Membuat berbagai bunyi dengan berbagai alat membentuk irama Menciptakan alat perkusi sederhana dan mengekspresikan dalam bunyi yang berirama Membuat berbagai bunyi dengan berbagai alat membentuk irama Memanjat, bergantung, dan berayun Bergelayut Bermain dengan alat permainan di luar, misal ayunan, jungkitan, perosotan, dll Naik turun tangga 2-5 anak tangga Memanjat, bergantung dan berayun
standar ruang minimal 3.2 m2/anak 3.2 m2/anak
Kebutuhan ruang minimal (m2) 84
2
3.2 m /anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
Melompat dengan dua kaki atau satu kaki dengan seimbang Melompat dengan tali, dll Meloncat dari ketinggaian 20-30 cm Meloncat dengan rintangan Melompat, meloncat, dan berlari dengan rintangan Meloncat dari ketinggian 30-50 cm
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
Berlari di tempat Berlari cepat Berlari sambil melompat Berlari sambil meloncat Melakukan gerakan menghindar dari hal-hal yang berbahaya
3.2 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
84
84
84
29
Tabel 3 Aktivitas yang akan dikembangkan di tapak (lanjutan)
Tipe ruang
K
Kelompok
B
Aspek yang diinginkan Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan melatih keberanian Menangkap dan melempar sesuatu secara terarah/tepat
A
L
B
Menendang sesuatu secara terarah Melakukan permainan fisik dengan teratur Menggerakkan lengannya untuk kelenturan kekuatan otot dan koordinasi Melakukan gerakan antisipasi
A M B
A
Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh
Kebutuhan ruang minimal (m2)
7 m2/anak 84
Menangkap kantong biji, bola, dll Melambungkan dan menangkap kantong biji, bola, dll Melempar dengan berbagai media, misal: bola, kertas, balon ke tempat yang telah ditentukan Memantulkan bola besar (diam di tempat) Memantulkan bola besar sambil berjalan/bergerak Menendang bola dengan terarah Menendang bola ke depan dan ke belakang (bermain bola)
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil (diam ditempat) Melambungkan dan menangkap bola/kantong biji sambil berjalan/bergerak Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil dengan memutar badan, mengayunkan lengan dan melangkah Berjalan maju pada garis lurus Berjalan diatas papan titian, berjalan bejinjit Berjalan mundur dan ke samping pada garis lurus sejauh 1-2 meter Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban Berjalan mundur, berjalan kesamping pada garis lurus sejauh 2-3 meter sambil membawa beban
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
Bermain dengan simpai (bebas, melompat dengan simpai, merangkak dalam terowongan dari simpai, dll)
7 m2/anak
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak 7 m2/anak
84
84
7 m2/anak
84
29
N
Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan melatih keberanian Memanfaatkan alat permainan di luar kelas
Indikator aktivitas
standar ruang minimal
30
30
Tabel 3 Aktivitas yang akan dikembangkan di tapak (lanjutan)
Tipe ruang
N
Kelompok
B
Aspek yang diinginkan Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan melatih keberanian
Indikator aktivitas Merayap dan merangkak dengan berbagai variasi Bermain dengan simpai
Total Keterangan Tipe Ruang A = Aktivitas kepada sikap anak yang dilakukan di semua lokasi B = Aktivitas yang dapat dilakukan di semua lokasi C = Aktivitas memelihara hewan D = Aktivitas memelihara tanaman E = Aktivitas mencari jejak F = Aktivitas Keseimbangan G = Aktivitas bermain fisik H = Aktivitas seni I = Aktivitas playground J = Aktivitas melompat K = Aktivitas berlari L = Aktivitas bermain bola M = Aktivitas berjalam N = Aktivitas bermain tali
standar ruang minimal
Kebutuhan ruang minimal (m2)
7 m2/anak 7 m2/anak 84
871.2
31 Intensitas penggunaan akses jalan utama yang melewati tapak relatif tidak tinggi. Intensitas penggunaannya yaitu ±10-6 motor/jamnya dan jarak menuju lokasi sekitar 500 m. Bangunan sekitar tapak merupakan rumah penduduk yang tidak akan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Kondisi ini sesuai dengan aturan yang mengizinkan Taman Kanak-Kanak didirikan pada area yang tenang (Kemendiknas 2012). Oleh karena itu, secara keseluruhan lokasi tidak akan memiliki gangguan dari daerah disekitarnya dan cocok dikembangkan menjadi area bermain anak. Analisis Potensi Visual Pemandangan paling potensial untuk dikembangkan di tapak adalah pandangan ke arah kebun depan tapak saat adanya tanaman (Gambar 22). Akan tetapi pandangan ini akan ditutup karena kebun depan tidak selalu dapat dipotensialkan arah pandangannya. Selain itu, pandangan potensial lainnya adalah ke arah hutan jati. Selanjutnya, pandangan terburuk dari tapak adalah pandangan ke arah rumah penduduk (Gambar 21). Pandangan ini sudah ditutupi dari arah tapak dan sudah ditutupi oleh pemilik rumahnya.
Gambar 21 Pandangan buruk ke rumah penduduk
Gambar 22 Pandangan baik yang akan dipotensialkan
32 Walaupun demikian, pandangan baik ini berpotensial untuk mendukung metode pembelajaran sekolah alam. Pemandangan yang alami dapat membuat siswa melihat alam dan belajar tentang gunung, sawah, dan pepohonan. Oleh sebab itu, pemandangan potensial ini dimaksimalkan dengan berjalan-jalan pada sekitar tapak sekaligus dapat mengenalkan siswa pada tanaman yang tidak ada di tapak. Analisis Iklim dan Hidrologi Tutupan vegetasi pada tapak penelitian khususnya di area halaman depan relatif minim, sehingga jumlah daerah bayangan tidak banyak. Kekurangan area bayangan dapat menaikan suhu dalam tapak. Suhu yang terlalu panas dapat mengurangi kenyamanan anak saat bermain. Hal ini tidak menjadi masalah karena area halaman depan tidak dipakai oleh pihak sekolah untuk kegiatan belajar mengajar. Walau demikian untuk memenuhi kebutuhan ruang, halaman tersebut akan digunakan sebagai area permainan. Halaman tersebut akan digunakan sebagai area permainan pada pagi hari. Pada pagi hari radiasi matahari tidak terlalu menyengat dan tidak akan membahayakan anak. Berdasarkan kondisi hidrologinya, tapak memiliki satu sumber air berupa sumber air tanah. Sumber air ini digunakan untuk kebutuhan wudhu, kamar mandi, dan kebutuhan lainnya. Fasilitas kamar mandi ini merupakan fasilitas yang harus ada sesuai ketentuan Kemendiknas (2011) sehingga sumber air merupakan hal yang penting. Sementara untuk sistem pembuangan air limbah, kondisi saat ini sudah sesuai dengan standar kebersihan. Air limbah di buang ke septictank dan tidak merusak lingkungan sekitarnya. Lokasi tidak memiliki masalah dengan aliran air walaupun tidak banyak drainase dilokasi. Hal ini disebabkan lokasi masih banyak memiliki ruang terbuka hijau sebagai tempat penyerapan air. Akan tetapi, masih ada genangan dibeberapa lokasi di halaman depan. Selanjutnya, fasilitas pembuangan air limpasan hujan tidak ada pada bangunan. Hal ini dikarenakan bangunan tidak memiliki talang air sehingga air mengalir dari seluruh atap ke tanah. Air limpasan menjadi masalah di halaman belakang karena kurang besarnya drainase dan tidak lancarnya saluran pembuangan air keluar dari tapak. Masalah ini pernah menyebabkan banjir yang diperkirakan setinggi 10-15 cm. Hal ini menjadi masalah karena lokasi dekat dengan ruang kelas. Oleh karena itu, analisis ini menyimpulkan lokasi perlu banyak pembenahan terutama pada sistem drainasenya. Analisis Tanah dan Topografi Menurut Booth (1983) topografi yang paling ideal dengan banyak fungsi dalam ruang adalah topografi sekitar 1-5 %. Selanjutnya, Russ (2009) topografi yang paling ideal untuk area anak-anak sebesar 1-2 %. Oleh sebab itu, topografi di tapak yang umumnya sekitar 1-2% dapat digunakan untuk area bermain anak . Akan tetapi, pada area di depan halaman depan tapak terdapat perbedaan tinggi sekitar 80-90 cm yang potensial membahayakan anak saat beraktivitas. Perbedaan tinggi untuk area yang diizinkan yaitu maksimal ± 1 cm (Department of Health and Community Services 2006). Oleh karena itu, diperlukan pembatas antar halaman depan dan kebun tapak.
33
Gambar 23 Kemiringan di tapak yang membahayakan anak Area kebun di timur tapak merupakan area terendah di tapak. Secara keseluruhan, analisis ini menyimpulkan tapak tidak memiliki masalah dengan kemiringan karena hampir seluruhnya datar. Hanya saja perlu dilakukan tindakan khusus untuk area dengan perbedaan ketinggian 80-90 cm. Analisis Fasilitas dan Utilitas Tapak memiliki fasilitas yang cukup dengan aturan sesuai Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak (Kemendiknas 2012). Fasilitas seperti mushola, area bermain (Gambar 24), dan ruang kelas serta halaman depan. Kondisi fasilitas ini terawat dengan baik. Kekurangannya hanya pada fasilitas gudang yang tidak terdapat di lokasi penelitian sehingga barang-barang di letakkan disekitar lokasi. Permasalahan utilitas ditapak salah satunya terdapat kabel listrik yang tertutup pohon ketapang sehingga perlu adanya pemangkasan pada pohon ketapang. Sementara listrik dialirkan melalui rumah tengah dengan kabel warna putih didalam pipa di atas tembok beton di pintu masuk. Aliran ini mengalirkan listrik ke rumah pengelola.
Gambar 24 Fasilitas area playground di tapak
34 Masalah aliran listrik berikutnya adanya satu kabel yang menggantung antara ruang kelas tengah dan ruang kelas samping berbahan bambu. Kabel menggantung ini membahayakan anak-anak karena tingginya yang dapat dicapai oleh anak-anak. Sebaiknya aliran ini dialirkan dengan aman menuju ruang kelas samping. Aliran listrik lebih baik dialirkan dengan pipa melalui tembok. Utilitas air dialirkan dari penampungan ke rumah pengelola melalui pipa. Saluran pipa ini ada dibawah perkerasan beton disekitar sumur di halaman belakang. Sementara pipa air pembuangan terkubur dalam tanah dan tidak akan mengganggu anak-anak. Tapi dalam pengembangannya ada sebuah pipa dari septictank yang harus dialihkan sehingga tidak mengganggu area bermain anak. Kemudian pipa disekitar penampungan air akan diatur lagi karena merusak estetika dari tapak. Analisis Tanaman Tanaman di tapak tidak memiliki jumlah yang banyak kecuali untuk Tanaman Jati (Tectona grandis) di area hutan. Permasalahan vegetasi ditapak terjadi pada penanaman jati, tanaman cherry, dan penanaman Tabernaemontana divancara di halaman belakang. Kemudian, penanaman beberapa pisang dan jati di halaman depan. Penanaman jati di halaman belakang menjadi masalah karena dekatnya dengan ruang kelas dan merusak pondasi dihalaman belakang. Tanaman Cherry mengganggu aktivitas anak karena tinggi dahan pertamanya (sekitar 70-80 cm) yang menggangggu aktivitas anak. Karena itu pemotongan dahan pertama sebaiknya dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas anak. Selanjutnya, tanaman Tabernaemontana divancara (Gambar 25) mengganggu sirkulasi anak menuju area bermain sehingga lebih baik dihilangkan atau diletakkan ditempat lain. Akhirnya, penanaman pisang dan jati didepan tidak teratur dan kurang jelas sehingga merusak estetika lokasi. Oleh karena itu, analisis ini menyimpulkan perlunya pembenahan tanaman hampir di keseluruhan tapak.
Gambar 25 Tanaman Tabernaemontana divancara yang mengganggu sirkulasi Analisis Standar Permainan Anak Menurut Russ (2009) syarat untuk area permainan anak adalah material penutup tanah berupa material yang mampu menahan efek buruk bila anak-anak terjatuh. Area keseluruhan permainan disarankan berupa tanah yang berumput dengan persentase 50-60% dari luas total. Oleh sebab itu, tapak memenuhi syarat
35 untuk area bermain anak tetapi material penutup tanah harus diganti karena terlalu keras dan tidak dapat menahan efek buruk bila anak terjatuh (Gambar 26).
Gambar 26 Perkerasan area playground yang ada Akan tetapi, menurut Public Playground Safety Handbook (2010) area tapak eksisting tidak memenuhi syarat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan jarak antar permainan rata-rata 60-180 cm sehingga beberapa permainan tidak memenuhi standar. Material yang digunakan juga tidak dapat menahan dampak dari anak yang terjatuh. Beberapa ukuran permainan tidak memenuhi standar, seperti ayunan dan jarak antar pagar. Oleh sebab itu, permainan anak akan di ubah tata letak dan ukurannya sehingga keamanan anak lebih terjamin. Analisis Sosial Fungsi tapak sebagai area sekolah cukup memadai. Tapak digunakan selama lima hari dalam satu minggu (Senin - Jumat) dari Pukul 8.00-11.00 WIB. Tapak berfungsi secara baik dan maksimal untuk saat ini walaupun kadang tempat didepan mushola digunakan untuk fungsi servis. Penggunaan ini tidak menjadi masalah karena tidak digunakan saat ada kegiatan belajar mengajar. Area halaman belakang lebih banyak digunakan untuk permainan karena adanya fasilitas permainan. Sementara halaman depan lokasi lebih banyak digunakan diluar waktu sekolah untuk area bermain bola anak sekitar lokasi. Sejauh ini tapak tidak memiliki masalah kecuali untuk tindakan pencurian. Sehingga diperlukan metode khusus untuk mencegah hal ini. Program Program yang digunakan dalam desain ini berdasarkan pada hasil analisis kebutuhan ruang (Tabel 2). Tiap aktivitas dikelompokkan dalam satu huruf abjad yaitu, aktivitas kepada sikap anak yang dilakukan di semua lokasi (A), aktivitas yang dapat dilakukan di semua lokasi (B), aktivitas memelihara hewan (C), aktivitas memelihara tanaman (D), aktivitas mencari jejak (E), aktivitas keseimbangan (F), aktivitas bermain fisik (G), aktivitas seni (H), aktivitas
36 playground (I), aktivitas melompat (J), Aktivitas berlari (K), aktivitas bermain bola (L), aktivitas berjalan (M), dan aktivitas bermain tali (N). Tiap kelompok ini digabungkan berdasarkan aktivitas yang dapat dilakukan dengan kebutuhan ruang yang sama (Motloch 1991). Prinsip yang digunakan adalah prinsip contained atau berisi. Jadi, semua kebutuhan digabungkan dalam satu ruang. Penggabungkan ini disebabkan ruang yang tidak memenuhi jika dibuat satu ruang memiliki satu aktivitas. Berdasarkan tabel 2 ruang yang dibutuhkan sebesar ± 871.2 m2 sedangkan ruang yang diizinkan sekitar ± 550 m2 sehingga ada beberapa aktivitas yang harus digabungkan. Selanjutnya, diagram hubungan antar ruangnya (Gambar 27) menjadi pertimbangan tambahan untuk dapat atau tidaknya ruang ini digabungkan dan tempat untuk diletakkan di tapak. Aktivitas A dan B tidak dimasukkan dalam diagram (Gambar 27) karena aktivitas tersebut dapat dilakukan di semua ruang baik di dalam ruangan atau di luar ruangan. Jadi, hanya ruang berlabel C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, dan N yang akan dimasukkan dalam diagram. Penggabungannya melihat dari kebutuhan ruang peraktivitas. Contohnya aktivitas berlabel J dapat digabungkan dengan M karena kebutuhan ruang untuk melompat sama dengan berjalan (Gambar 27) yaitu lapangan luas.
Gambar 27 Diagram hubungan antar ruang dan diagram hubungan spasial Aktivitas berlabel E dapat digabungkan dengan G karena kebutuhan ruang yang sama (Gambar 27). Mencari jejak dapat dilakukan di area hutan produksi dan bermain fisik dapat dilakukan juga di area hutan produksi. Walaupun, aktivitas berlabel G memiliki hubungan erat dengan aktivitas lainnya pada diagram hubungan antar ruang (Gambar 27). Aktivitas yang terkumpul dalam satu ruang dapat membuat ruang lain tidak terpakai. Hasilnya, seluruh aktivitas dibuat dalam diagram hubungan spasial (Gambar 27). Akan tetapi, seluruh aktivitas ini harus diberikan penjadwalan yang ketat. Hal ini dikarenakan ada aktivitas yang tidak boleh berlangsung dalam waktu yang sama. Diagram Fungsional dan Site Related Functional Diagram Berikutnya, desain dibuat menjadi diagram fungsional. Diagram ini akan menggambarkan fungsi dari tiap ruang yang telah digabungkan berdasarkan pada hubungan spasial Motloch (1991). Aktivitas E, G, dan N akan dibuat dalam satu
39 ruang inti sebelum area penerimaan (Gambar 29). Hal ini dilakukan karena sejak awal ruang yang paling cocok adalah area hutan. Selanjutnya, aktivitas berlabel C, D, F, H, I, J, K, L, dan M dibuat dalam satu ruang inti pada halaman depan (Gambar 29). Aktivitas berlabel I akan dipisahkan dengan tembok untuk memisahkan area permainan yang alat-alat permainannya terpasang di tanah dan permainan yang alatnya tidak terpasang di tanah (Gambar 29). Pembatasan ini berdasarkan aturan area permainan anak pada Department of Health and Community Services (2006). Selain itu, dibuat area penerimaan yang berfungsi untuk estetika dan fungsi parkir. Area penerimaan ini juga dapat digunakan untuk mendukung area inti. Fungsi estetika tanaman dapat digunakan untuk menunjukan warna dan bentuk dari tanaman sebagai bahan pembelajaran untuk anak. Selanjutnya, area parkir dapat digunakan untuk upacara jika tidak digunakan untuk parkir.
Gambar 29 Diagram fungsional Diagram selanjutnya dibuat berdasarkan pada luasan yang dibutuhkan pada tapak (Booth 1983). Diagram ini disebut dengan site related functional diagram (Gambar 30). Diagram dibuat untuk melihat luas ruang ruang asli yang ada di tapak. Ruang parkir disediakan seluas ± 375 m2 untuk area penerimaan dan dapat menampung 4-5 mobil serta 22 motor . Selanjutnya, ruang inti seluas ± 450 m2 dan area hutan seluas ± 484 m2 yang dapat menampung seluruh aktivitas. Ruang disesuaikan dengan bentuk tapak dengan kebutuhan ruang untuk parkir dan ruang inti. Ruang inti dibuat dengan meletakkan ukuran minimal dan dibentuk sampai ruang tidak ada yang terbuang. Ruang minimal ini, tergantung dari diagram hubungan spasial. Misalkan ada dua ruang yang digabungkan maka kisaran luasnya sekitar 84-168 m2 karena satu ruang berukuran 84 m2.
40
Gambar 30 Site related functional diagram Rencana konsep Berdasarkan analisis, sekolah alam menjadi konsep dasar yang dipilih untuk desain taman sekolah ini. Konsep sekolah ini menggunakan prinsip menjadikan alam sebagai sekolah. Singkatnya, konsep ini dibagi menjadi tiga konsep utama yaitu alam sebagai ruang belajar, alam sebagai media dan bahan ajaran, serta alam sebagai objek pembelajaran (Sekolah Alam Bogor 2010). Konsep ini akan dikembangkan sebagai metode pembelajaran tanpa mengubah sistem sekolah yaitu taman kanak-kanak. Jika di sekolah pada umumnya diajarkan dengan melihat gambar bunga maka di tempat ini siswa akan dibawa langsung untuk melihat bunga dan mencium wanginya.
Gambar 31 Merawat tanaman (sumber: http://esq-news.com) Di samping itu, misalkan aktivitas memberikan pengetahuan tentang merawat tanaman (Gambar 31) dapat menjelaskan pada siswa tentang proses tumbuh tanaman, tanaman yang seperti apa, ataupun mengenalkan warna dari warna tanaman. Akan tetapi, bila lokasi memang tidak memenuhi, maka aktivitas
41 ini dapat dilakukan di luar area. Contohnya, seperti bermain di pematang sawah, merawat tanaman yang ada di kebun, atau bermain di sungai. Sesuai dengan konsep dasar sekolah alam maka bentukan yang dipilih adalah bentukan alami. Bentukan alami ini diwujudkan dengan garis lengkung dan bidang lingkaran (Gambar 32). Garis lengkung dan bidang lingkaran memiliki bentuk yang alami dan aman. Hal ini dapat dilihat secara dua dimensi dengan tidak adanya sudut tajam yang membahayakan untuk anak. Lagipula, bentuk lingkaran ini memiliki ruang yang lebih luas dibanding bentuk lainnya.
Gambar 32 Bidang lingkaran dan garis lengkung (sumber: http:// www.fileden.com) Selanjutnya ruang dibuat dengan fungsi yang lebih spesifik. Konsep ruang dibagi menjadi 4 area yaitu area belajar dan bermain, area parkir, area estetika, dan area tambahan (Gambar 33). Area belajar mengajar adalah berisi seluruh aktivitas yang ada pada kurikulum contohnya berlari, bermain bola, dan melompat. Selanjutnya, area parkir digunakan untuk parkir mobil dan motor serta area lain untuk anak bermain. Akan tetapi, area bermain ini harus memiliki aktivitas yang tidak memungkinkan anak jatuh dan digunakan bila tidak ada mobil yang di parkir.
Gambar 33 Konsep desain
42 Berikutnya, area estetika digunakan untuk penanaman tanaman dan elemen taman. Area ini juga dapat digunakan sebagai area belajar tanaman untuk anak. Area terakhir adalah area tambahan. Area ini digunakan untuk mengeluarkan sirkulasi dari area sekolah yang akan mengganggu aktivitas sekolah. Pembagian ruangnya dapat dilihat pada Gambar 33.
Desain Desain dibuat dalam dua ruang yaitu halaman depan dan halaman belakang. Ruang halaman depan terdiri dari area belajar dan bermain, area parkir, area tambahan, dan area estetika. Area belajar mengajar dibagi dalam dua tempat. Pertama di taman depan sekolah sedangkan yang kedua di area hutan produksi. Taman depan ini dibuat dengan menggabungkan dua lingkaran yang area bermainnya tidak memiliki sirkulasi di tengah. Sirkulasi di tengah area permainan tidak diperbolehkan karena akan membahayakan anak (Department of Health and Community Services 2006). Selanjutnya, area dapat digunakan untuk berlari, melompat, bermain bola, dan berjalan sesuai dengan acuan kurikulum 2010 (Hapidin 2010). Aktivitas berlari dan melompat dapat dilakukan secara bersamaan oleh enam orang siswa. Akan tetapi, aktivitas berlari dapat dilakukan oleh dua belas orang siswa karena lapangan tengah dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan dua belas orang siswa. Di samping itu, aktivitas melompat dengan rintangan dapat dilakukan dengan menggunakan rintangan dari tali dan dua bambu, bola, atau dengan alat yang bisa dipindahkan tetapi tidak mudah berpindah. Hal tersebut dibuat agar area dapat digunakan untuk aktivitas lain tetapi tidak menggunakan alat yang terpasang. Aktivitas pada lapangan dibuat agar tidak membatasi pergerakan anak (Department of Health and Community Services 2006). Area belajar mengajar juga memiliki area untuk memelihara hewan dan bermain di papan. Memelihara hewan dilakukan dengan membuat kandang kelinci di sebelah gudang. Aktivitas memberi makan dan bermain dengan hewan dapat dilakukan di lapangan rumput. Akan tetapi, hal ini harus dilakukan dengan pengawasan guru karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan area parkir dan sifat kelinci yang dapat menggali serta merusak lapangan. Selanjutnya, area ini juga dapat mengenalkan huruf dan angka dengan aktivitas bermain di papan. Aktivitas ini dibuat dengan ruang disekitar papan sebesar 38.4 m2 sesuai dengan ukuran ruang pasif (Tabel 2). Di samping itu, papan ini juga dapat digunakan untuk meletakkan gendang sehingga anak dapat bermain musik (Tabel 2). Aktivitas seni lainnya seperti meniru pesawat atau bermain dengan peran dapat dilakukan di taman depan ini tepatnya pada lapangan rumput. Akan tetapi, meniru gerakan senam yang merupakan salah satu aktivitas di kurikulum tidak dapat dilakukan di lapangan tengah ini. Aktivitas ini harus dilakukan di seluruh taman depan tetapi tanpa ada mobil yang parkir. Mobil yang parkir dapat diletakkan di bagian dinding yang membatasi taman depan dan area kebun. Aktivitas lainnya yang dapat dipakai di halaman depan adalah menanam tanaman. Area menanam seluas ± 4 m2 ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran merawat tanaman. Perawatan ini meliputi menyiram tanaman
43 (Hapidin 2010) dan menyiangi gulma. Melihat kondisi tanaman saat tumbuh dapat juga menjadi media pembelajaran untuk anak. Aktivitas lainnya di halaman depan dapat dilakukan di kolam walaupun aktivitas ini tidak ada di kurikulum. Kolam dapat digunakan untuk rekreasi anak (Booth 1983) walaupun kapasitasnya terbatas. Selanjutnya, area hutan di tambahkan untuk memperluas ruang halaman depan. Area ini ditambahkan sesuai dengan kondisinya yang dapat digunakan untuk bermain petak umpet dan permainan aktif lainnya (Ingels 2004). Aktivitas tersebut antara lain seperti petak umpet, mencari jejak, dan bermain tali di area hutan produksi. Aktivitas petak umpet dan mencari jejak diletakkan di tempat ini karena aktivitas ini tidak akan mengubah area ini. Selanjutnya, aktivitas bermain tali dipilih karena jarak antar pohon sekitar 2-3.6 m dapat digunakan untuk mengikat tali. Aktivitas di area hutan ini hanya memerlukan pembersihan dari rumput liar dan bila digunakan harus diawasi oleh lebih dari satu guru. Di halaman depan juga, area parkir dibuat dengan pola bulat dan lengkung. Pola ini menghilangkan kesan keras dan memecah kemonotan pada area ini walaupun tidak ada kendaraan yang parkir. Perlindungan area depan ini juga di pagari tembok setinggi 1.8 m dan beberapa lapis tanaman. Tembok ini dibuat lebih tinggi dari 1.2 m agar anak tidak dapat memanjat tembok (US Consumer Product Safety Comision 2010). Ruang di halaman belakang disesuaikan dengan fungsi awalnya sebagai playground. Playground yang dikategorikan dalam area sekolah ini dibuat dengan pola garis lengkung dan lingkaran. Garis lengkung ini dibuat untuk memberi batas pada playground, perkerasan, dan fasilitas lain yang ada di tapak. Playground terdiri dari permainan seperti perosotan, ayunan, arch climber, papan titian, tali panjat, dan tiang untuk bergantung. Beberapa permainan dihilangkan berdasarkan standar playground yang tidak direkomendasikan contohnya seperti rung ladders (US Consumer Product Safety Comision 2010). Permainan yang tersisa didesain kembali mengikuti standar US Consumer Product Safety Comision (2010). Playground diefisiensikan dengan memenuhi jarak antar permainan sebesar 6 ft atau 1.83 m (US Consumer Product Safety Comision 2010). Akan tetapi, beberapa permainan seperti perosotan dan memanjat tali digabungkan untuk keamanan (US Consumer Product Safety Comision 2010). Aktivitas lain yang dapat dilakukan di ruang ini adalah mengenal tanaman pada murid, memainkan alat musik, dan memelihara kura-kura (Hapidin 2010). Alat musik ini berupa Calung yang dapat dimainkan anak dengan tongkat panjang. Untuk menambahkan aktivitas sebagai variasi, aktivitas dapat dilakukan di luar area yang didesain. Misalnya berjalan-jalan di sawah atau bermain di sungai. Aktivitas tambahan ini dapat mengajarkan anak bagaimana keberanian dalam menghadapi rintangan di alam. Tanaman Sesuai dengan fungsi tanaman sebagai estetika (Carpenter dalam Booth 1983) tanaman di tapak dikelompokkan dalam area estetika. Area estetika dibuat dengan menyusun sesuai ritme dan irama atau dengan susunan warna dan tinggi tanaman yang berbeda-beda sesuai prinsip estetika (VanderZanden 2008). Di
44 samping itu tanaman juga dapat membuat batas pagar bagi area sekolah, area parkir dengan kebun depan, dan media belajar untuk melatih mata anak Selanjutnya, vegetasi ini juga dapat digunakan untuk mengenalkan beberapa jenis tanaman. Contohnya seperti kumis kucing (Orthosiphon anistatus) dan pohon bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Tanaman kumis kucing ini sudah ada ditapak sebagai media pembelajaran tentang Tanaman Obat Keluarga. Di samping itu, tanaman lainnya dikombinasikan dari kemudahan dalam perawatan, tekstur, dan warnanya. Contohnya kombinasi tanaman adam hawa (Rhoe discolour), iris (Iris Sp), dan pucuk merah (Oleina syzgium). Selain itu, kombinasi dari taiwan beauty (Cuphea hyssopifolia), ubi hias (Ipomea batatas) dan bawang brojol (Zephyrantes Sp). Di bagian paling belakangnya, dibuat screen tanaman dengan tanaman merambat dolar-dolaran (Ficus repens).
Gambar 34 Contoh tanaman di halaman depan Tanaman bunga bagian ini adalah bunga pukul delapan (Turnera subulata) dan bunga matahari (Helianthus annus). Bunga pukul delapan dibuat untuk menyegarkan kondisi tapak di pagi hari. Bunga matahari ditanam untuk menjadi tanaman pagar dan keunikan bentuknya dapat menarik perhatian anak-anak. Di bagian lainnya ditanam sri rejeki (Dieffenbachia sp.) dan Caladium sp.. Kedua tanaman ini digunakan hanya untuk menambah warna hijau pada bagian lain ini. Di bagian ini ditempatkan juga tanaman lolipop (Pachystachys lutea), tanaman ini jika bagian putih di bunganya diambil dan dikecap akan terasa manis. Aktivitas ini akan mengajari anak tentang rasa manis. Tanaman berbunga di bagian ini adalah bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan bunga lavender (Lavandula angustifolia). Bunga pukul empat diletakkan untuk menceritakan pada anak bahwa tidak semua bunga mekar pada pagi hari. Lavender diletakkan untuk mengenalkan aroma wangi pada tapak sesuai dengan kurikulum 2010 (Hapidin 2010). Di samping itu, bunga lavender juga dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk yang dapat membuat tapak lebih aman dari potensi gangguan nyamuk.
47
48
Gambar 37 Perspektif halaman belakang
Gambar 38 Perspektif halaman depan
49
Gambar 39 Contoh tanaman di halaman depan dekat dengan gudang Di bagian ini juga ditanam palem merah (Cyrtostachis lakka), jakaranda (Jacaranda acutifolia), dan bambu jepang (Arundinaria pumila). Palem dan jakaranda dipilih karena warna yang unik untuk anak-anak. Bambu jepang dipilih karena batangnya kecil dan tidak bisa dipanjat oleh anak. Tanaman lainnya adalah jenis tanaman merambat dari kelompok tanaman Morning glory. Tanaman yang dipilih adalah Ipomea tricolor tanaman ini dipilih karena warnanya yang cerah dan waktu mekarnya di pagi hari. Waktu mekarnya yang bersamaan dengan masuknya anak sekolah bertujuan menyambut anak-anak yang datang ke sekolah. Tanaman eksisting yang dipertahankan adalah Tabernaemontana divancara yang dipindahkan dari halaman belakang ke halaman depan. Tanaman ini dipindahkan ke sekitar area parkir mobil sebagai pagar dan batas. Pohon beringin (Ficus benjamina) dan Cherry (Eugenia reindwardtiana). Kedua tanaman ini dipertahankan karena fungsinya masih dibutuhkan di tapak. Fasilitas Fasilitas dibuat untuk mendukung seluruh kegiatan di tapak. Fasilitas di halaman belakang yaitu playground, aquarium tumbuh, dan alat musik. Dengan memperhitungkan posisi awal dari kondisi umum di tapak, maka desain memodifikasi beberapa peralatan dengan menggabungkan beberapa permainan (Gambar 41). Di samping itu, area ini menghilangkan beberapa permainan yang tidak direkomendasikan oleh standar yg dibuat oleh (US Consumer Product Safety Comision 2010). Material penutup tanah diganti dengan rubber mats sedalam 6 inchi atau 15.24 cm dengan asumsi atuh 1.2 m (US Consumer Product Safety Comision 2010). Fasilitas berikutnya adalah Aquarium tumbuh. Fasilitas ini digunakan untuk siswa-siswi memperhatikan kehidupan bawah tanah dan perakaran tanaman yang tumbuh diatasnya. Siswa-siswi dapat melihat bagaimana perakaran tanaman dan kehidupan dibawah tanah tanap perlu menggali tanah (Gambar 41). Selanjutnya, dibuat fasilitas untuk bermain musik yang terdapat pada halaman depan dengan gendang dan halaman belakang dengan calung. Alat musik
50 gendang dan calung dibuat mudah dipasang dan dilepas agar tidak mudah rusak. Dua alat musik ini diharapkan dapat melatih saraf pendengaran anak (Gambar 41).
a
b
c
Keterangan (a) area playground baru (b) aquarium tumbuh (c) alat musik Gambar 40 Perspektif halaman belakang Fasilitas lainnya dihalaman belakang adalah dibuat baru kandang kura-kura. Kandang kura-kura dapat dihgunakan untuk pemeliharaan kura-kura dan untuk melihat kehidupan kura-kura. Karena butuh area yang lembap kura-kura ini diletakkan di dekat ruang kelas tengah (Gambar 42).
51 Selanjutnya, fasilitas yang terdapat pada halaman depan. Pertama, fasilitas gudang yang dibuat berdasarkan standar yg dibuat oleh Kemendiknas (2012). Gudang ini dibuat dengan luasan minimal 9 m2 sesuai ketentuan syarat dan prasarana. Bentuknya dibuat agar memudahkan sirkulasi untuk pengangkutan barang dan Diharapkan dengan adanya gudang ini barang yg diletakkan di samping sumur dapat dipindahkan sehingga tidak merusak keindahan lokasi (Gambar 35).
Gambar 41 Kandang kura-kura Di samping itu, kandang kelinci dipindahkan ke samping gudang untuk memaksimalkan kondisi awal (Gambar 43). Hal ini disebabkan posisi awalnya kurang tepat di halaman belakang apalagi dekat dengan kelas. Selanjutnya, memindahkan posisinya di halaman depan, mampu mengakomodir kebutuhan anak untuk bermain.
Gambar 42 Kandang kelinci di halaman depan
52
Gambar 43 Perspektif halaman depan Papan bermain dibuat juga sebagai salah satu fasilitas permainan anak. Di tempat ini, anak dapat berrmain musik dan mengenal huruf. Pengenalan huruf dibuat dengan beberapa tingkat sehingga dapat masuk plat-plat huruf. Plat huruf juga dapat disusun untuk membuat kalimat sederhana untuk diajarkan pada anak sebagai variasi (Gambar 44).
Gambar 44 Perspektif area menanam Selanjutnya, dibuat area menanam yang digunakan untuk menanam tanaman bagi siswa-siswi (Gambar 45). Setelah ditanami siswa-siswi dapat merawat dengan memberi air setiap hari dan memperhatikan bagaimana tanaman itu tumbuh dan berkembang. Fasilitas teersebut diharapkan dapat membuat siswasiswi mengerti proses pertumbuhan tanaman. Di samping itu, Di halaman depan
53 juga dibuat kolam yang berfungsi untuk estetika yang mampu memperindah bagian halaman depan dan dapat menjadi tempat bermain untuk anak (Gambar 46).
Gambar 45 Perspektif kolam Sebagai penunjang pada area, fasilitas parkir dibuat dua bagian untuk area motor dan mobil. Parkir mobil dibuat dengan kapasitas maksimal 4-5 mobil dan parkir motor dibuat dengan kapasitas maksimal 22 motor (Gambar 47). Pada gerbang depan di tambahkan papan nama sekolah untuk memberi identitas pada tapak. Di depan gerbang ini dinaikan konturnya sebesar 50 cm untuk menutupi keseluruhan permukaan (Gambar 48).
Gambar 46 Tampak atas parkir mobil dan parkir motor
54
Gambar 47 Perspektif gerbang dan parkir motor Selanjutnya, di antara gerbang dan parkir motor ada jalan kecil yang digunakan sebagai jalan untuk menuju area sawah di sekitarnya (Gambar 49). Jalan ini dibuat untuk mengalihkan sirkulasi sehingga tidak mengganggu aktivitas sekolah. Akhirnya, area hutan produksi disediakan untuk mengakomodasi kebutuhan kurikulum dengan aktivitas mencari jejak atau bersembunyi. Jarak antar pohonnya yang berkisar antara 2-3.6 m dapat digunakan untuk bermain tali. Permainan di area ini perlu diawasi guru atau orang tua karena kondisinya masih alami dan tidak banyak diubah (Gambar 50).
Gambar 48 Perspektif jalan antar halaman depan dan kebun pemilik
55
Gambar 49 Perspektif area hutan
56
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai sistem pendidikan pertama untuk anak didesain dengan efisien dan aman. Luas areal minimal yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan PAUD berdasarkan ketentuan pemerintah adalah ±300 m2. Luas areal hasil analisis kurikulum PAUD adalah 871.2 m2. Penggabungan beberapa fungsi ruang menghasilkan ruang optimal yang sesuai dengan luas tapak, yaitu ± 550 m2. Desain pada taman ini, memungkinkan anak-anak untuk berlari, melompat, dan bermain dengan aman dan nyaman di area taman depan. Pada taman belakang dilakukan redesain dengan mengubah jarak, material, dan ukuran permainannya sesuai standar sehingga lebih aman untuk anak-anak. Pada taman depan ditambahkan lapangan untuk aktivitas seperti berlari dan melompat. Di samping itu, area hutan dikembangkan untuk aktivitas mencari jejak, bermain tali, dan bermain fisik seperti petak umpet atau kucing-kucingan. Saran Standar hasil dari desain ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan PAUD kedepannya. Sementara konsep desain ini dapat dikembangkan dan diaplikasikan di PAUD Gema Insani dan dapat menjadi contoh untuk PAUD di tempat lain sehingga desain PAUD menjadi lebih aman dan nyaman.
57
DAFTAR PUSTAKA Alan J C. 2005. Dictionary of Landscape Architecture and Construction. New York (US): McGraw- Hill. A M VanDerZanden dan S N Rodie. 2008. Landscape Design : Theory and Application. Canada : Thomson Delmar Learning [Kemendiknas] Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini. 2012. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak [Internet]. [diunduh pada 2012 Desember 12]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada : http:// www.paud.kemdiknas.go.id//kurikum2012 [Kemendiknas] Kementrian Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan menteri Pendidikan Nasional no. 58 tahun 2009 [Internet]. [diunduh pada 2013 12]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada: Februari http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/permen_ 58_2009-ttg-standar-PAUD.pdf Department of Health and Community Services. 2006. Outdoor play area standar manual for center-based children care. [tidak diketahui]: newfoundland labrador. Endah. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini [Internet]. [diunduh pada 2012 Oktober 28]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada : http://parentingislami.wordpress.com Hapidin. 2010. Acuan Standar Kurikulum 2010 [Internet]. [diunduh pada 2012 Desember 12]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada : http://hapidin64.blogspot.com/2010/12/acuan-standar-dalam-menyusunkurikulum.html [IPB] Institut Pertanian Bogor. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor (ID): IPB press Izam Al Faqir. 2012. Rumput Indonesia dipakai Stadion di Korea. [Internet]. [diunduh pada 2013 Juni 10]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada : http://sraksruk.blogspot.com/2012/10/rumput-indonesia-dipakai-stadiondi.html Jack F Ingels. 2004. Landscape principles and practices 6th edition. New York (US) : Delmar learning. John L Motloch. 1991. Introduction to Landscape Design. New York (US) : Van Nostrand Reinhold. Medha Baskara. 2011. Prinsip Pengendalian Perancangan Taman Bermain Anak di Ruang Publik. Jurnal-Lanskap-Indonesia-Vol-3-no-1-2011-hal-27-34 [Internet].[diunduh pada 2012 Desember 12]. Tersedia pada : http://medha.lecture.ub.ac.id/2012/02/prinsip-pengendalian-perancangantaman-bermain-anak-di-ruang-publik-design-control-principles-of-childrenplayground-in-public-space/ Norman K Booth. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Desain. Illinois (US): Waveland press, Inc. Republika. 2012. Manfaat PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Optimalkan Potensi Anak [internet]. [diunduh pada 2012 Oktober 28]. Bogor : [situs resmi]. Tersedia pada : http://Republika.co.id
58 Sekolah Alam Bogor. 2010. Sekolah Alam. [Internet]. [dilihat pada 2012 Desember 28]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada : http://www.sekolahalambogor.org/ Simon Bell.2006. Element of Visual Design in Landscape : Second Edition. New York (US) : Taylor & Francais e-library Syafril Salmi. 2012. Pentingnya Pendidikan bagi Anak Usia Dini [Internet]. [diunduh pada 2013 Januari 14]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada : http://syafrisalmi.wordpress.com/2012/12/12/pentingnya-pendidikan-bagianak-usia-dini/ Timothy Wibowo. 2012. Pendidikan Anak Usia Dini [Internet]. [diunduh pada 2012 Oktober 28]. Bogor (ID): [situs resmi]. Tersedia pada : http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikananak-usia-dini/ Thomas H Russ.2009. Site Planning and Design Handbook : Second edition. New York (US):Mc Graw Hill US Consumer Product Safety Comision. 2010. Public Playground Safety Handbook. Washington DC (US): [tidak diketahui]
59 Lampiran 1 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (Usia 4-5 tahun) (Hapidin 2010) Nilai
Aspek yang diinginkan
Indikator aktivitas
Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya
Meniru gerakan ibadah Mengucapkan do’a sebelum sesudah melakukan sesuatu Mengenal berperilaku baik/sopan
dan/atau
Nilai Agama dan Moral
Membiasakan diri berperilaku baik
59
Mengucapkan salam dan membalas salam
Menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan Misalnya: manusia, bumi, langit, tanaman, hewan Memberi makanan pada hewan Menyirami tanaman Menyayangi sesama teman Menyebutkan macam-macam agama Menyebutkan hari-hari besar agama Menyanyikan lagu-lagu keagamaan yang sederhana Menyebutkan tempat-tempat ibadah Menyebutkan waktu-waktu beribadah Meniru pelaksanaan kegiatan ibadah secara sederhana, misal: sikap berdoa, gerakan sembahyang, dll Berdoa sebelum melakukan kegiatan Berdoa sesudah melakukan kegiatan Berbicara/berbahasa yang baik/sopan dengan sesama teman Berbicara/berbahasa yang baik/sopan dengan orang dewasa Berpakaian rapi di rumah Berpakaian rapi di sekolah Berpakaian rapi disesuaikan dengan keperluan Tidak mengganggu teman Meminta tolong dengan sopan Mudah bergaul/berteman Selalu bersikap ramah Memiliki toleransi terhadap sesama Memiliki rasa dermawan Meminjamkan miliknya dengan senang hati Menggunakan barang orang lain dengan hati-hati Mau berbagi miliknya, misal: makan, mainan, dll Mau menghormati teman, guru, orang tua atau orang dewasa lainnya Mau mengalah Suka menolong teman Saling membantu sesama teman Mau di ajak kerjasama dalam tugas Membiasakan diri mengucapkan salam Membiasakan diri membalas salam
60
60 Lampiran 1 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (Usia 4-5 tahun) (Hapidin 2010) (lanjutan) Nilai
Aspek yang diinginkan Menunjuk sikap mandiri dalam memilih kegiatan Mau berbagi, menolong, dan membantu teman
Menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif Mengendalikan perasaan
Sosial Emosional
Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan Menunjukkan rasa percaya diri Menjaga diri sendiri dari lingkungan
Menghargai orang lain
Indikator aktivitas Mampu memilih kegiatan sendiri Mampu bekerja sendiri Melaksanakan tugas yang diberikan sampai selesai Mau meminjamkan miliknya dengan senang hati Mau berbagi dengan teman Bersedia bermain dengan teman Dapat atau suka menolong Dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas Saling membantu sesama teman Mengikuti lomba dalam permainan Bersikap sportif dalam permainan Sabar menunggu giliran Mengendalikan emosi dengan cara yang wajar Dapat dibujuk Tidak cengeng Senang bila mendapatkan sesuatu Mengikuti aturan permainan Berhenti bermain pada waktunya Mampu mengerjakan tugas sendiri Menunjukkan kebanggaan terhadap hasil kerjanya Berani tampil di depan umum Berani mempertahankan pendapatnya Mengenal dan menghindari benda-benda yang berbahaya Mengenal dan menghindari obat-obatan yang berbahaya Menjaga kebersihan diri sendiri Membuang sampah pada tempatnya Memelihara lingkungan, misal: tidak mencoret-coret tembok Mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan Memelihara milik sendiri Memuji teman Menghargai hasil karya temannya/orang lain Menghargai pendapat temannya/orang lain
61 Lampiran 1 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (Usia 4-5 tahun) (Hapidin 2010) (lanjutan) Nilai Bahasa Menerima Bahasa
Aspek yang diinginkan Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa lainnya) Mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan Memahami cerita yang dibacakan
Mengungkapkan Bahasa
Mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb) Mengulang kalimat sederhana Menjawab pertanyaan sederhana Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb)
Menyebutkan kata-kata yang dikenal
Mendengarkan orang tua/teman berbicara Memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu Menirukan kembali 3-4 urutan kata Melakukan 2 perintah secara sederhana Melakukan 2-3 perintah secara bersama Mendengarkan cerita sederhana Menceritakan kembali isi cerita secara sederhana Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Menunjukkan gambar yang berkaitan dengan kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb) Menyebutkan sifat-sifat tokoh yang ada pada cerita yang didengarnya Menirukan kalimat yang disampaikan secara sederhana Mengulang kembali kalimat sederhana Menjawab pertanyaan tentang informasi/kejadian secara sederhana Dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, dimana, dsb Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana Bercerita menggunakan kata ganti aku, saya Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri Mengucapkan syair dengan ekspresi Menyanyi lagu anak Menyebutkan kembali kata-kata yang baru di dengar Menyebutkan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama. Misal kaki-kali atau suku kata akhir yang sama. Misalnya: nama-sama, dll Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan Membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana dan menceritakan isi buku dengan menunjuk beberapa kata yang dikenal Mengutarakan pendapat kepada orang lain Melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa Memberikan pendapat tentang suatu persoalan Melakukan diskusi secara sederhana (tentang pergi rekreasi/tugas kelompok) Berani menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan Menceritakan kembali isi cerita/dongeng yang pernah di dengar secara sederhana Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar)
61
Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau ketidaksetujuan Menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar
Indikator aktivitas
62
62 Lampiran 1 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (Usia 4-5 tahun) (Hapidin 2010) (lanjutan) Nilai Bahasa
Aspek yang diinginkan Mengenal simbol-simbol Mengenal suara-suara hewan/benda yang ada disekitarnya Membuat coretan yang bermakna
Keaksaraan Meniru huruf
Indikator aktivitas Menghubungkan gambar/benda dengan kata Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkanya Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu Menirukan berbagai bunyi/suara tertentu Membuat berbagai macam coretan Menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf Membuat gambar dan coretan (tulisan) tentang cerita mengenai gambar yang dibuatnya Menjiplak huruf Menebalkan huruf Meniru huruf Membuat huruf
Kognitif
Pengetahuan Umum dan Sains
Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis) Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil) Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan dirinya Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram, dsb) Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri
Mengklasifikasi benda berdasarkan bentuk, warna atau ukuran Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola
Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok yang berpasangan dengan dua versi
Memasangkan benda sesuai pasangannya menurut fungsi Menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua buah benda Bermain simbolik dengan benda-benda di sekitar Mengungkapkan sebab akibat, misalnya: mengapa sakit gigi?, mengapa kita lapar?, dll Mengungkap asal mula terjadinya sesuatu Menyatakan dan membedakan waktu (pagi, siang, malam) Mengetahui nama-nama hari dalam satu minggu, bulan dan tahun Mengenal terjadinya hujan Mengenal terjadinya banjir Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian, umbiumbian, batang-batangan), balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan kedalam air (terapung, melayang, tenggelam), benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi), percobaan dengan magnit, mengamati dengan kaca pembesar, mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa, bau dan suara Memasangkan benda sesuai pasangannya menurut fungsi Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan dan tanaman menurut ciri-ciri tertentu Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, dan tanaman menurut jenisnya Menunjuk benda ke dalam kelompok yang sama Menunjuk benda yang sejenis Mengelompokkan benda yang sejenis Mengelompokkan benda yang berpasangan dengan dua versi
63 Lampiran 1 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (Usia 4-5 tahun) (Hapidin 2010) (lanjutan) Nilai Kognitif
Aspek yang diinginkan Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC
Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola
Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna
Mengetahui konsep banyak dan sedikit Membilang banyak benda satu sampai sepuluh Mengenal konsep bilangan Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf
Mengenal lambang bilangan
Mengenal lambang huruf
Indikator aktivitas Meniru pola dengan menggunakan berbagai bentuk Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang berurutan, misal: merah, putih, merah, putih, merah, … Mengurutkan benda dari besar-kecil atau sebaliknya (5 seriasi) Mengurutkan benda dari panjang-pendek atau sebaliknya (5 seriasi) Mengurutkan benda berdasarkan warna (5 seriasi) Mengurutkan benda dari tebal-tipis atau sebaliknya (5 seriasi) Mengenal kasar-halus, berat-ringan, panjang, pendek, jauh-dekat, banyak-sedikit, sama-tidak sama Menunjuk 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit Membilang banyak benda dari 1 sampai 10 Membilang/menyebut urutan bilangan 1-10 Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10 Menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai 10 Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda Menunjuk lambang bilangan 1-10 Meniru lambang bilangan 1-10 Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak di suruh menulis) Menunjuk lambang huruf di lingkungan sekitar anak Menghubungkan gambar/benda dengan lambang huruf Membaca gambar yang memiliki kata/kalimat sederhana
Fisik Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb
Motorik Kasar
Melakukan gerakan menggantung (bergelayut) Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
63
Menirukan gerakan binatang peliharaan, binatang yang dapat terbang Menirukan gerakan pohon sepoi-sepoi, pohon tertiup angin kencang, dll Menirukan gerakan pesawat terbang (mau terbang, gerakan di udara dan gerakan mendarat, dll) Memanjat, bergantung, dan berayun Bergelayut Melompat dengan dua kaki atau satu kaki dengan seimbang Melompat dengan tali, dll Meloncat dari ketinggaian 20-30 cm Meloncat dengan rintangan Berlari di tempat Berlari cepat Berlari sambil melompat Berlari sambil meloncat Melompat, meloncat, dan berlari dengan rintangan
64
64 Lampiran 1 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (Usia 4-5 tahun) (Hapidin 2010) (lanjutan) Nilai
Aspek yang diinginkan
Indikator aktivitas
Fisik Menangkap dan melempar sesuatu secara terarah/tepat
Melakukan gerakan antisipasi Motorik Kasar Menendang sesuatu secara terarah Memanfaatkan alat permainan di luar kelas
Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran Menjiplak bentuk
Motorik Halus Melakukan gerakan manipulative untuk menghasilkan sesuatu dengan menggunakan berbagai media Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
Menangkap kantong biji, bola, dll Melambungkan dan menangkap kantong biji, bola, dll Melempar dengan berbagai media, misal: bola, kertas, balon ke tempat yang telah ditentukan Memantulkan bola besar (diam di tempat) Memantulkan bola besar sambil berjalan/bergerak Berjalan maju pada garis lurus Berjalan diatas papan titian, berjalan bejinjit Berjalan mundur dan ke samping pada garis lurus sejauh 1-2 meter Melakukan gerakan menghindar dari hal-hal yang berbahaya Menendang bola dengan terarah Bermain dengan alat permainan di luar, misal ayunan, jungkitan, perosotan, dll Bermain dengan simpai (bebas, melompat dengan simpai, merangkak dalam terowongan dari simpai, dll) Naik sepeda roda dua (belum seimbang) Naik turun tangga 2-5 anak tangga Meniru membuat garis tegak, datar, miring kiri/kanan Membuat segi empat Menjiplak bentuk geometri Menjiplak bentuk binatang Menjiplak bentuk benda-benda di sekitar Menjahit jelujur 10 lubang dengan tali Meronce dengan manik-manik Menganyam dengan kertas Mencocok dengan pola buatan guru Menggunting bebas Merobek kertas Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan playdought/tanah liat Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan leggo Menyusun menara dari kubus minimal 8 kubus Menciptakan 2 bentuk bangunan dari balok Menciptakan 2 bentuk dari kepingan geometri Menciptakan alat perkusi sederhana Melukis dengan jari (finger painting)
65 Lampiran 1 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok A (Usia 4-5 tahun) (Hapidin 2010) (lanjutan) Nilai
Aspek yang diinginkan
Indikator aktivitas
Fisik Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media Motorik Halus
Kesehatan fisik
Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan Memiliki kesesuaian antara tinggi badan dengan berat badan
Menyanyi 15 lagu anak-anak Bermain dengan berbagai alat perkusi sederhana Menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ritmik Mengekspresikan diri secara bebas sesuai irama musik Mengikuti gerakan tari sederhana sesuai irama musik Mengekspresikan diri dalam gerak bervariasi Mengukur berat badan Mengukur tinggi badan Pemeriksaan UKS dan mengukur lingkar kepala Makan makanan yang mengandung gizi seimbang
Lampiran 2 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (Usia 5-6 tahun) (Hapidin 2010) Nilai
Nilai Agama dan Moral
Indikator aktivitas
Mengenal agama yang dianut
Menyebutkan macam-macam agama yang ada di Indonesia Menyebutkan agama yang di anut Menyanyi lagu-lagu keagamaan Bersyair yang bernafaskan agama Menyebutkan tempat-tempat ibadah Menyebutkan macam-macam kitab suci Menyebutkan kitab suci yang dianut Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan keyakinannya Melaksanakan kegiatan ibadah sesuai aturan menurut keyakinannya Berbuat baik terhadap semua makhluk Tuhan Berbicara dengan sopan Menyapa teman dan orang lain Berpakaian rapi dan sopan Selalu mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu Menghormati guru, orang tua, dan orang yang lebih tua Mendengarkan dan memperhatikan teman berbicara
Membiasakan diri beribadah Memahami perilaku mulia penolong, sopan, hormat, dsb)
(jujur,
65
Aspek yang diinginkan
66 66
Lampiran 2 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (Usia 5-6 tahun) (Hapidin 2010) Nilai Nilai Agama dan Moral
Aspek yang diinginkan Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb)
Mengenal ritual dan hari besar Menghormati agama orang lain
Sosial, Emosional dan Kemandirian
Bersikap kooperatif dengan teman
Menunjukkan sikap toleran
Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang, sedih, antusias, dsb) Mengenal tata karma dan sopan santun sesuai dengan nilai social budaya setempat Memahami peraturan
Menunjukkan rasa empati
Indikator aktivitas Mau memohon dan memberi maaf Mau memohon dan memberi maaf Senang bermain dengan teman Bersikap jujur Suka menolong Menunjukkan perbuatan-perbuatan yang benar dan yang salah Menyebutkan perbuatan yang baik dan buruk Melakukan perbuatan-perbuatan yang baik pada saat bermain Melakukan kegiatan yang bermanfaat pada saat dibutuhkan Memelihara kebersihan lingkungan, misal: tidak mencoret-coret tembok, membuang sampah pada tempatnya, dll Berperilaku hidup hemat air, listrik, peralatan sendiri Menyebutkan hari-hari besar keagamaan Terlibat dalam acara keagamaan Menghormati teman yang sedang melakukan ibadah Dapat hidup berdampingan dengan teman agama lain Menghormati perayaan hari besar agama lain Dapat melaksanakan tugas kelompok Dapat bekerjasama dengan teman Mau bermain dengan teman Mau meminjamkan miliknya Mau berbagi dengan teman Saling membantu sesama teman Sabar menunggu giliran Mengendalikan emosi dengan cara yang wajar Senang ketika mendapatkan sesuatu Antusias ketika melakukan kegiatan yang diinginkan Memberi dan membalas salam Berbicara dengan tidak berteriak Datang ke sekolah tepat waktu Mentaati tata tertib sekolah Mentaati aturan/tata tertib dikelas Mentaati aturan permainan Menghibur teman yang sedih Mendoakan teman yang sakit Suka menolong
67 Lampiran 2 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (Usia 5-6 tahun) (Hapidin 2010)(lanjutan) Nilai Sosial, Emosional dan Kemandirian
Aspek yang diinginkan Menunjukkan rasa empati Memiliki sikap gigih (tidak menyerah)
mudah
Bangga terhadap hasil karya sendiri Menghargai keunggulan orang lain
Indikator aktivitas Mau memberi dan menerima maaf Melaksanakan tugas sendiri sampai selesai Dapat menerima kritik Berani bertanya dan menjawab pertanyaan Bertanggung jawab akan tugasnya Menunjukkan kebanggaan terhadap hasil karyanya Memelihara hasil karya sendiri Dapat memuji teman/orang lain Menghargai hasil karya teman/orang lain Menghargai keunggulan teman/orang lain
Bahasa Menerima Bahasa
Mengerti beberapa perintah secara bersamaan Mengulang kalimat yang lebih kompleks Memahami aturan dalam suatu permainan Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
Mengungkapkan Bahasa Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap
67
Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan
Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar Meniru kembali 4-5 urutan kata Menirukan kalimat sederhana Mengulang kalimat yang telah didengarnya Mentaati aturan permainan Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dsb Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu Mengelompokkan macam-macam gambar yang mempunyai bunyi yang sama Berani bertanya secara sederhana Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata yang sama (misal: kaki-kali) dan suku kata akhir yang sama (misal: samanama), dll Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya Mengelompokkan kata-kata yang sejenis Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri Menyanyi lebih dari 20 lagu anak-anak Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana Memberikan keterangan/informasi tentang suatu hal Bercerita menggunakan kata ganti aku, saya, kamu, dia, mereka Membuat sajak sederhana Melengkapi kalimat sederhana yang sudah dimulai dengan guru. Misalnya: kemarin ibu pergi ke… Mau mengungkapkan pendapat secara sederhana Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara urut
68
68 Lampiran 2 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (Usia 5-6 tahun) (Hapidin 2010)(lanjutan) Nilai Bahasa Mengungkapkan Bahasa
Keaksaraan
Aspek yang diinginkan Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
Membaca nama sendiri Menuliskan nama sendiri
Indikator aktivitas Melanjutkan cerita/dongeng yang telah di dengar sebelumnya Menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan yang dikenal di lingkungan sekitar Membuat gambar dan coretan (tulisan) tentang cerita mengenai gambar yang dibuat sendiri Menyebutkan nama-nama benda yang suara huruf awalnya sama Menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf awal yang sama, misal: bola, buku, baju, dll Menghubungkan gambar/benda dengan kata Membaca gambar yang memiliki kata/kalimat sederhana Menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan dengan yang diungkapkan Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya Membaca buku cerita bergambar yang memiliki kata yang dikenalnya Mengucapkan syair lagu sambil diiringi senandung lagunya Membaca nama sendiri dengan lengkap Menulis nama sendiri dengan lengkap
Kognitif Mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi
Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan) Pengetahuan Umum dan Sains
Menyusun perencanaan kegiatan yang akan digunakan Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah) Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti ayo kita bermain purapura seperti burung)
Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda berdasarkan fungsi Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut fungsinya. Misal: peralatan makan, peralatan mandi, peralatan kebersihan, dll Menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua buah benda Mencoba dan menceritakan tentang apa yang terjadi jika warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman, balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan kedalam air (terapung, melayang, tenggelam), benda-benda dijatuhkan (gravitasi), benda-benda didekatkan dengan magnit, mengamati benda dengan kaca pembesar, macam-macam rasa, mencium macammacam bau, mendengar macam-macam bunyi Membuat perencanaan kegiatan yang akan dilakukan anak Mengungkapkan sebab akibat. Misal: mengapa sakit gigi?, mengapa kita lapar?, dll Mengungkapkan asal mula sesuatu
Mengajak teman untuk bermain Bermain peran Mengekspresikan gerakan sesuai dengan syair lagu atau cerita Mengekspresikan gerakan dengan iringan musik/lagu
69 Lampiran 2 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (Usia 5-6 tahun) (Hapidin 2010)(lanjutan) Nilai Kognitif Pengetahuan Umum dan Sains
Aspek yang diinginkan Memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
sederhana
Indikator aktivitas dalam
Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”, “kurang dari”, dan “paling/ter”
Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukuran (3 variasi) Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola
Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi Mengenal pola ABCD-ABCD
Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya Menyebutkan lambang bilangan 1-10
Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3 pola yang berurutan. Misal: merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah,…/ABCD-ABCD Meniru pola dengan menggunakan berbagai benda Meniru pola dengan menggunakan 4-8 kubus Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya Menyusun benda dari panjang-pendek atau sebaliknya Menyusun benda dari tinggi rendah atau sebaliknya Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 10 Membilang (mengenal konsep bilangan, dengan benda-benda) sampai 20 Menunjuk lambang bilangan 1-10 Membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda Meniru lambang bilangan 1-10 Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 20 Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan Pengenalan huruf vokal dan konsonan Mengenal lambang bilangan 1-20
69
Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan Mengenal berbagai macam lambang, huruf vokal dan konsonan
Mengerjakan “maze” (mencari jejak) yang lebih kompleks (3-4 jalan) Menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk utuh (lebih dari 8 kepingan) Menunjukkan kejanggalan suatu gambar Mampu mengambil keputusan secara sederhana Membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit Mengenal perbedaan kasar-halus, berat-ringan, panjang-pendek, jauh-dekat, banyak-sedikit, sama-tidak sama, tebaltipis,gemuk-kurus, tinggi-rendah, dsb Mengukur panjang dengan langkah, jengkal, lidi, ranting, penggaris, meteran, dll Membedakan berat benda dengan timbangan (buatan atau sebenarnya) Mengisi dan menyebutkan isi wadah (satu gelas, satu botol, dll, dengan air, pasir, biji-bijian, beras, dll Menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman, yang mempunyai warna, bentuk, ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu Mengelompokkan benda 3 dimensi (benda-benda sebenarnya) yang berbentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat) Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut ciri-ciri tertentu. Misal: menurut warna, bentuk, ukuran Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya, jenisnya, persamaannya, warnanya, bentuknya, dll Memasangkan bentuk geometri dengan benda tiga dimensi yang bentuknya sama (lingkaran-bola, segiempat-balok) Menunjuk, mengelompokkan benda yang jumlah sama-tidak, tidak-sama, lebih banyak-lebih sedikit dari 2 kumpulan benda
70
70 Lampiran 2 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (Usia 5-6 tahun) (Hapidin 2010)(lanjutan) Nilai Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf Fisik
Aspek yang diinginkan Mengenal berbagai macam lambang, huruf vokal dan konsonan Menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan melatih keberanian
Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangankepala dalam melakukan tarian/senam Motorik Kasar
Melakukan permainan fisik dengan teratur Menggerakkan lengannya untuk kelenturan kekuatan otot dan koordinasi Melakukan kegiatan kebersihan diri
Menggambar sesuai gagasannya Motorik Halus
Indikator aktivitas Meniru berbagai lambang, huruf vokal dan konsonan
Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban Berjalan mundur, berjalan kesamping pada garis lurus sejauh 2-3 meter sambil membawa beban Meloncat dari ketinggian 30-50 cm Memanjat, bergantung dan berayun Berdiri dengan tumit diatas satu kaki dengan seimbang Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh Merayap dan merangkak dengan berbagai variasi Bermain dengan simpai Naik sepeda roda 2, otopet, egrang, dll Mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ritmik dengan lentur Gerakan bebas dengan irama musik Senam fantasi bentuk meniru misalnya: menirukan berbagai gerakan hewan, gerakan tanaman yang terkena angin (sepoisepoi, angin kencang dan kencang sekali) dengan lincah Mengekspresikan diri dalam gerakan bervariasi dengan lentur dan lincah Menari/senam menurut musik yang didengar Menendang bola ke depan dank e belakang (bermain bola) Melakukan permainan fisik, misal petak umpet, tikus dan kucing, dll Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil (diam ditempat) Melambungkan dan menangkap bola/kantong biji sambil berjalan/bergerak Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil dengan memutar badan, mengayunkan lengan dan melangkah Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan. Misal: makan, mandi, menyisir rambut, memasang kancing, mencuci dan melap tangan, mengikat tali sepatu Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan. Misal: menggosok gigi, mandi, buang air Membersihkan peralatan makan setelah digunakan Membuang sampah pada tempatnya Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, spidol dan bahan-bahan alam) dengan rapi Menggambar bebas dari bentuk dasar titik garis, lingkaran, segitiga, segiempat Menggambar orang dengan lengkap dan proporsional Mencetak dengan berbagai media (jari, kuas, pelepah pisang, daun, bulu ayam) dengan lebih rapi
71 Lampiran 2 Acuan Standar Kurikulum 2010 Kelompok B (Usia 5-6 tahun) (Hapidin 2010)(lanjutan) Nilai
Aspek yang diinginkan
Indikator aktivitas
Fisik Meniru bentuk
Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
Motorik Halus
Menggunakan alat tulis dengan benar Menggunting sesuai dengan pola Menempel gambar dengan tepat
Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail
Kesehatan Fisik
Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan
71
Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan
Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran Meniru melipat kertas sederhana (1-7 lipatan) Mencocok bentuk Membuat lingkaran, segitiga dan bujur sangkar dengan rapi Meronce 2 pola dengan berbagai media (manik-manik sedotan, kertas, daun, dll) Menganyam dengan berbagai media. Misal: kain perca, daun, sedotan, kertas, dll Membuat berbagai bentuk dari daun, kertas, dan kain perca, kardus, dll Menciptakan bentuk dari balok Menciptakan bentuk dari kepingan geometri Menciptakan berbagai bentuk yang menggunakan playdought/tanah liat/pasir, dll Permainan warna dengan berbagai media Membuat berbagai bunyi dengan berbagai alat membentuk irama Menciptakan alat perkusi sederhana dan mengekspresikan dalam bunyi yang berirama Membuat berbagai bunyi dengan berbagai alat membentuk irama Permainan warna dengan berbagai media, misal: krayon, cat air, dll Menyusun menara kubus minimal 12 kubus Membuat mainan dengan teknik melipat, menggunting dan menempel Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari) Membuat berbagai macam coretan Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, lengkung, gelombang, zig zag, lingkaran, segitiga, segiempat) Membuat gambar dengan teknik kolase dengan memakai berbagai media (kertas, ampas kelapa, biji-bijian, kain perca, batu-batuan, dll Membuat gambar dengan teknik mozaik dengan memakai berbagai bentuk/bahan (segiempat, segitiga, lingkaran, dll) Mewarnai bentuk gambar sederhana Mewarnai benda tiga dimensi dengan berbagai media Membatik dan jumputan Melukis dengan jari (finger painting) Melukis dengan berbagai media (kuas bulu ayam, daun daunan, pelepah pisang, dll) Mengukur berat badan dengan rumus (BB/U) Mengukur tinggi badan Pemeriksaan UKS dan mengukur lingkar kepala Makan mengandung gizi seimbang
72
73
74
75
76
77
78
85
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Muarasoma pada tanggal 14 Januari 1990 dari ayah Irwansyah Harahap dan ibu Sri Setiowati. Penulis adalah putra kedua dari empat bersaudara. Awal pendidikan penulis dimulai pada tahun 1994 pada TK Tribhakti Bogor. Penulis melanjutkan studi ke SD Sukadamai 3 pada tahun 1996 dan SMPN 5 Bogor pada tahun 2002. Selanjutnya, penulis melanjutkan studi ke SMAN 2 pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah bergabung dalam tim mengikuti beberapa sayembara seperti Sayembara Taman Topi Bogor dan Desain Bengkel Lanskap. Kemudian, penulis pernah menjadi asisten praktikum Rekayasa Lanskap 2012. Selain bidang akademik, penulis juga pernah menjadi anggota HIMASKAP.