DESAIN RUTE DAN FASILITAS PERMUKAAN SISTEM INJEKSI SURFAKTAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS NODAL
TUGAS AKHIR Oleh: KARL CHRISTIAN NIM 12212077
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNIK Pada Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016
INJEKSI SURFAKTAN
PRODI,'KSI
RUIV DAN FASI[ I
MENGGUNAKAN METODF. AXAI,I.SIS NOI)AL
TUGAS AKI IIR
Oleh
KARL Cl NIM 12212077
I)tajukan sebagat salah satu syarat untuk memperoleh gclar SARJANA TEKNIK Pada Progra1DStudi Teknik Pernunyakan
Fakultas Tekmk Pertambangan dan Pertmnyakan Institut Teknologt Bandung
Dlsetujut Oleh
Dosen Pemblll)blng Tuuas Aklur. Tanggal,
Ir. Ut10kWR
M sc. Phi)
NIP 196009191998031001
Silvya Dewi Rahmawati, SRI VI-SI.1 Pli D.
NIP 198402222014042001
DESAIN RUTE DAN FASILITAS PERMUKAAN SISTEM INJEKSI SURFAKTAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS NODAL Oleh: Karl Christian* Pembimbing: Ir. Utjok W.R. Siagian, M. Sc. Ph.D ** Silvya Dewi Rahmawati, S.Si., M.Si., Ph.D.** Sari Produktivitas suatu reservoir akan makin berkurang dengan bertambahnya masa produksi reservoir tersebut. Umumnya produksi minyak terjadi dengan bantuan energi alamiah (natural flow). Apabila masih banyak minyak yang berada di dalam reservoir yang belum terangkat ke permukaan maka sebelum produksi secara alamiah yang ekonomis berakhir atau bisa pada awal kehidupan suatu reservoir digunakan metode enhanced oil recovery (EOR) untuk meningkatkan perolehan minyaknya. Operasi EOR membutuhkan fasilitas permukaan yang berbeda dengan fasilitas pada lapangan natural flow. Dalam studi ini, akan dibahas tentang fasilitas permukaan yang digunakan untuk injeksi surfaktan. Desain rute dan fasilitas permukaan untuk injeksi merupakan salah satu faktor yang menentukan bagaimana injeksi yang dilakukan ke dalam reservoir akan dinilai optimal dan efisien. Langkah pertama pada studi ini dengan membuat dua skenario, skenario pertama yang terdiri dari tiga sumur injeksi dengan satu unit fasilitas permukaan untuk injeksi, dan skenario kedua yang terdiri dari tiga sumur injeksi dengan masing-masing satu unit fasilitas permukaan untuk injeksi. Setelah itu, akan dibuat sensitivitas dengan memvariasikan laju alir injeksi dan jumlah sumur injeksi pada kedua skenario tadi yang kemudian akan dibandingkan rute mana yang paling optimal. Setelah menemukan skenario yang optimal, maka didapatkan hubungan antara tekanan discharge pompa dengan tekanan reservoir. Proses pengerjaan studi ini menggunakan prinsip analisis nodal di program PIPESIM. Selain model aliran fluida yang akan dibuat, akan didesain juga kapasitas dari storage tank yang terdiri atas water tank, surfactant storage tank, dan stirring tank, kemudian akan didesain juga spesifikasi dari dosing pump yang digunakan untuk menghantarkan fluida injeksi. Kata kunci: fasilitas permukaan, injeksi surfaktan, laju alir injeksi, pompa injeksi, sistem centralized, storage tank, dosing pump, enhanced oil recovery.
1
Abstract Productivity of a reservoir will decrease by increasing the production time of the reservoir. Generally, oil production is done by the help of natural flow energy. If there is much oil saturation that lifted to surface from the reservoir so before the economic natural flow production is end or it can be in the initial life of the reservoir, we can use the enhanced oil recovery (EOR) method to increase the oil recovery. EOR operation needs different surface facilities if it is compared with surface facilities of natural flow field. This study concerns about surface facilities that be used in surfactant injection. Designing route and surface facilities for injecting surfactant is one of the factors that determine how injection that is done to reservoir will be optimal and efficient. First step in this study is by creating two scenarios, first scenario is there are three injection wells with just one unit of injection surface facilities, and the second scenario is there are three injection wells with each of injection surface facilities. After that, it will be done by varying the injection rate and the amount of injection wells in both scenarios, then, it will be compared which route that gives the optimal result. After we get the optimal route, we can construct the relationship between pump discharge pressure and reservoir pressure. This process of study use the principal in nodal analysis that implemented in PIPESIM. Besides the fluid flow model, it will design too the capacity of storage tank that consists of water tank, surfactant storage tank, and stirring tank, then, it will design to the specification of dosing pump that will be used for delivering injection fluid. Keywords: surface facilities, surfactant injection, injection rate, injection pump, centralized system, storage tank, dosing pump, enhanced oil recovery.
2
*) Mahasiswa Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung Tahun 2012 **) Dosen Pembimbing Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung Pendahuluan
sistem. Analisis sistem untuk menentukan laju alir
1.1 Latar Belakang
dan tekanan fluida pada titik tertentu disebut analisis
1.
Produkvitias
suatu
reservoir
akan
semakin
berkurang dengan bertambahnya masa produksi reservoir tersebut. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah minyak yang telah diproduksikan dari reservoir,
yang
berkurangnya
sangat
energi
berpengaruh
reservoir
terhadap
alamiah
yang
diperlukan untuk mengalirkan minyak ke dalam sumur produksi (tekanan reservoir). Untuk dapat memproduksikan minyak setelah energi alamiah reservoir
berkurang
maka
diperlukan
tahap
nodal. Analisis nodal ini dapat terjadi dengan adanya pressure continuity, dimana artinya hanya ada satu nilai unik dari tekanan pada satu titik entah dievaluasi dari upstream maupun downstream (Guo and friends, 2007:70). Pada suatu sistem injeksi ini terdapat proses yang dimulai dari storage tank, yang kemudian bercampur di stirring tank, kemudian dihantarkan menggunakan pompa menuju injection wellhead dan dialirkan ke dalam reservoir. Titiktitik nodal adalah stirring tank itu sendiri, pada pompa injeksi, pada wellhead, atau di wellfloor.
pengurasan minyak selanjutnya.
Selama terjadi proses injeksi, terdapat pressure drop Pada awal produksi suatu reservoir, umumnya
sepanjang pipa flowline maupun pada tubing.
produksi minyak terjadi dengan bantuan energi
Pressure drop adalah peristiwa penurunan tekanan
alamiah (natural flow), yaitu produksi yang terjadi
ketika aliran fluida mengalir melalui pipa yang
karena daya dorong tenaga alam atau dapat pula
disebabkan karena elevasi, energi kinetik, dan friksi.
karena pengangkatan buatan (artificial lift) atau
Hukum pertama termodinamik tentang pressure
dengan bantuan pompa. Apabila masih banyak
drop:
minyak yang berada di dalam reservoir yang belum
βπ = π1 β π2 =
terangkat ke permukaan maka sebelum produksi secara alamiah yang ekonomis berakhir atau bisa pada awal kehidupan suatu reservoir digunakan metode
enhance
oil recovery
(EOR)
untuk
meningkatkan perolehan minyaknya. Operasi EOR membutuhkan fasilitas permukaan yang berbeda dengan fasilitas pada lapangan natural flow.
π ππ
πβπ§ +
π 2ππ
βπ’2 +
2ππΉ ππ’2 πΏ ππ π·
(1)
Dimana βπ = pressure drop, lbf/ft2 P1 = tekanan pada upstream, lbf/ft2 P2 = tekanan pada downstream, lbf/ft2 g = percepatan gravitasi, 32.17 ft/s2 gc = faktor konversi satuan, 32.17 lbm-ft/lbf-s2 π = densitas fluida, lbm/ft2
Desain rute dan fasilitas permukaan injeksi
βπ§ = elevasi, ft
merupakan salah satu faktor yang menentukan
u = kecepatan fluida, ft/s
bagaimana injeksi yang dilakukan ke dalam
fF = faktor friksi Fanning
reservoir akan dinilai optimal, efisien, dan berhasil
L = panjang pipa, ft
meningkatkan produksi minyak.
D = diameter dalam pipa, ft
1.2 Teori Dasar
Suku pertama persamaan tersebut menunjukkan pressure drop akibat elevasi, yang kedua akibat
Untuk mensimulasikan aliran fluida dalam suatu
energi kinetik, dan yang ketiga akibat dari friksi.
sistem injeksi, diperlukan untuk memecah sistem menjadi node diskrit yang memisahkan elemen
3
Faktor friksi Fanning dapat dievaluasi berdasarkan
fasilitas permukaan untuk injeksi polimer adalah
bilangan Reynolds dan kekasaran relatif pipa.
faktor
Bilangan Reynolds adalah ratio antara gaya inertial
diinjeksikan ke dalam reservoir melalui sumur
terhadap gaya viscous.
injeksi dengan laju injeksi dan viskositas yang
Dalam aliran laminar, NRe < 2000, faktor friksi
diinginkan.
Fanning berbanding terbalik dengan bilangan Reynolds, sedangkan untuk aliran turbulen, NRe > 2100, faktor friksi Fanning dapat diestimasi menggunakan korelasi Chenβs (Guo and friends, 2007:46).
penting
agar
larutan
polimer
dapat
Desain sistem kompresi untuk menjaga aliran CO2 dalam kondisi superkritikal di sepanjang pipa menjadi pertimbangan utama dalam desain fasilitas transportasi
CO2
ini.
Kondisi
superkritikal
dibutuhkan untuk menghindari aliran multifasa
Proses terjadinya pressure drop ini terdapat pada sepanjang aliran pipa flowline dan tubing. Pada penulisan tugas akhir ini, perhitungan pressure drop ini sudah diakomodasi dengan software PIPESIM. Pada sistem injeksi, salah satu faktor yang menentukan bagaimana desainnya adalah property
dalam pipa yang dapat menyebabkan kompleksitas konstruksi fasilitas dan berujung pada peningkatan biaya transportasi. Selain itu, sistem kompresi juga harus memenuhi syarat kebutuhan laju alir dan kebutuhan tekanan injeksi sehingga dapat menemui Minimum Miscible Pressure.
dari fluida. Fluida yang digunakan untuk injeksi dapat dibedakan menjadi CO2, polimer, dan
Untuk injeksi surfaktan, properties fluida hampir
surfaktan.
sama dengan air, hanya perlu diubah salinitasnya.
Injeksi polimer atau Polymer Injection atau Polymer
Pada
Flooding
atau
dikarenakan banyaknya ion-ion sebagai active
mencampur air injeksi dengan polimer dalam bentuk
agents. Salinitas ini biasanya berdampak ke
bubuk ataupun cairan konsentrat pada fasilitas
perubahan specific gravity dari fluida itu.
dengan
permukaan.
cara
menambahkan
Keunggulan
injeksi
polimer
dibandingkan dengan injeksi air adalah kandungan polimer
meningkatkan
viskositas
air
injeksi
1.
Mengetahui komponen fasilitas permukaan
mendesain fasilitas permukaan untuk kasus reservoir tersebut. 2.
diharapkan memiliki mobilitas yang lebih rendah
Mengetahui tekanan pompa dan daya pompa
dibandingkan minyak di dalam reservoir, dengan
yang
menghantarkan
kata lain, mobility ratio antara air injeksi dan minyak
optimal
agar
surfaktan
dapat untuk
diinjeksikan ke dalam reservoir tersebut. 3.
satu.
diinginkan, dibutuhkan fasilitas permukaan yang
tinggi
permukaan untuk water injection dan
atau sweep efficiency. Pada umumnya, larutan
air dan polimer yang memiliki viskositas yang
lebih
apa saja yang berbeda dengan fasilitas
reservoir dan meningkatkan efisiensi penyapuan
Untuk menghasilkan campuran larutan polimer dari
yang
Tujuan dari penulisan ini adalah:
mobility ratio air injeksi terhadap minyak di
di reservoir yang diinginkan bernilai kurang dari
salinitas
1.3 Tujuan Penulisan
sehingga mengurangi perbandingan mobilitas atau
polimer yang diinjeksikan ke dalam reservoir
surfaktan,
Menentukan jalur injeksi yang optimal antara kedua skema yang telah dibuat.
4.
Menentukan korelasi hubungan antara tekanan discharge pompa dan tekanan reservoir dan estimasi penggunaan pompa.
mendukung dan memadai. Oleh karena itu, desain
4
2.
Menurut Perkins (1988), pengertian antarmuka
Metodologi
Tahapan-tahapan pada studi ini dapat dilihat pada
(interface) adalah bidang kontak antara dua senyawa
Gambar 1 di lampiran.
dalam fasa yang sama, sedangkan permukaan
Tahap pengerjaan dimulai dengan penentuan
(surface) adalah jika antarmuka antara dua senyawa
cakupan
tidak dalam fasa yang sama.
studi,
yaitu
menentukan
jenis-jenis
peralatan fasilitas permukaan yang akan dirancang.
Selanjutnya Perkins (1988) menambahkan tegangan
Setelah
untuk
permukaan dari suatu cairan adalah tekanan internal
mempelajari fasilitas permukaan untuk injeksi
di bawah permukaan cairan yang disebabkan oleh
surfaktan. Data-data reservoir, fluida injeksi, dan
gaya tarik-menarik antar molekul cairan itu sendiri.
fasilitas permukaan yang dibutuhkan untuk simulasi
Gaya tarik menarik tersebut menimbulkan tekanan
diperoleh dari berbagai sumber referensi proyek-
dari dalam cairan melawan tekanan dari atas
proyek injeksi surfaktan dan berbagai sumber
permukaan
literatur yang menunjukkan referensi proyek injeksi
cenderung untuk membentuk lapisan antarmuka
surfaktan yang telah dipublikasikan. Setelah itu
dengan
membandingkan rute yang lebih efisien dari skema-
mempengaruhi kemampuan dari molekul cairan
skema yang ada.
tersebut agar dapat berinteraksi dengan zat yang lain
3.
dengan cara menurunkan tegangan permukaannya.
itu,
dilakukan
studi
literatur
Surfaktan
cairan
zat
yang
sehingga
lain.
cairan
Surfaktan
tersebut
dapat
Surfaktan (surface active agent) adalah senyawa
Peranan surfaktan yang begitu berbeda dan beragam
organik yang bersifat ampihifilic. Didefinisikan
disebabkan oleh struktur molekulnya yang tidak
sebagai molekul yang mencari tempat diantara dua
seimbang. Surfaktan merupakan molekul amphifilik
cairan (fluida) yang tidak dapat bercampur dan
yang memiliki dua gugus yaitu polar dan nonpolar.
mempunyai kemampuan untuk mengubah kondisi.
Dan molekul surfaktan dapat divisualisasikan
Surfaktan merupakan senyawa kimia yang memiliki
seperti berudu ataupun bola raket mini yang terdiri
aktivitas pada permukaan yang tinggi.
atas bagian kepala dan ekor.
Definisi surfaktan menurut IUPAC (1997) adalah
ο·
Bagian kepala, bersifat hidrofilik (suka air)
suatu zat yang mempunyai kemampuan untuk
merupakan bagian yang sangat polar, dan
menurunkan tegangan permukaan (surface tension)
mengandung heteroatom sepert O, S, P,
suatu medium dan menurunkan tegangan antarmuka
atau N yang terikat dalam gugus fungsional
(interfacial tension) antar dua fasa yang sama tetapi
seperti alcoholmeter, ester, asam, sulfat,
berbeda derajat polaritasnya dalam suatu medium
sulfonat, fosfat, amina, amida, dan lain
yaitu dengan cara melarutkan surfaktan ke dalam
sebagainya.
medium tersebut.
ο·
Bagian ekor, bersifat hidrofobik (benci
Injeksi surfaktan merupakan proses penginjeksian
air/suka
sejumlah surfaktan ke dalam reservoir dengan
nonpolar. Kepala dapat berupa anion,
maksud agar terjadi penurunan tegangan (interfacial
kation atau nonion, sedangkan ekor dapat
tension) antarmuka minyak-fluida injeksi supaya
berupa rantai linier atau cabang minyak
perolehan minyak meningkat. Efisiensi injeksi
dengan gugus alkil atau alkilbenzena.
meningkat sesuai dengan penurunan tegangan antarmuka.
minyak)
merupakan
bagian
Tujuan dari injeksi surfaktan yaitu : ο· Menurunkan tegangan permukaan ο· Menurunkan tekanan kapiler
5
ο· Menaikkan efisiensi pendesakan dalam skala
ditentukan
Fasilitas
jumlah
surfaktan,
biasanya 14.7 psia).
pori (mikroskopis) 3.1 Sistem
untuk
Permukaan
2.
Injeksi
Mengalirkan air dari water tank yang digunakan
Surfaktan
untuk
dicampur
dengan
surfaktan kemudian di stirring tank.
Fasilitas permukaan untuk injeksi surfaktan berbeda 3.
dengan fasilitas permukaan untuk injeksi air,
Mengalirkan larutan surfaktan dari stirring
perbedaannya terletak pada terdapat tambahan
tank menuju masing-masing sumur injeksi
chemical storage tank untuk surfaktan, terdapat
dengan menggunakan pompa agar fluida
dosing pump untuk transfer fluida dari chemical
injeksi dapat mengalir sampai ke reservoir.
storage tank menuju stirring tank.
4.
Rangkaian fasilitas permukaan injeksi surfaktan:
4.1 Input Data
1.
2.
3.
4.
Surfactant storage tank
Input data ini dapat berupa data reservoir yang ada,
Sebagai tempat penyimpanan surfaktan
diameter tubing, diameter flowline, mixing ratio
yang akan dicampur dengan air untuk
surfaktan/air, jumlah surfaktan, salinitas campuran
diinjeksikan.
fluida injeksi yang kemudian sudah termasuk ke
Dosing pump
dalam densitas campuran larutan air dan surfaktan.
Sebagai alat transfer dari surfactant
Lapangan minyak yang akan dilakukan treatment
storage tank menuju stirring tank, tidak
terdiri tiga lapangan yang berada di satu formasi
menambah tekanan.
yang masing-masing berbeda lapisan. Sumur injeksi
Water tank
saya buat satu untuk tiap lapangan.
Sebagai tempat penyimpanan air yang
Untuk input data yang lebih lengkap pada masing-
berasal dari fresh water.
masing lapangan, akan disajikan pada tabel di
Stirring tank
lampiran.
Sebagai
tempat
bertemunya
antara
4.2 Skema Injeksi yang Digunakan
surfactant (liquid) dan air, kemudian
Penulis membuat dua skema fasilitas permukaan
diaduk sampai menjadi larutan untuk siap
injeksi untuk ketiga lapangan ini, yakni: 1.
diinjeksikan. 5.
Simulasi dan Perhitungan
Kasus 1, skema adanya tiga sumur injeksi
Injection pump
untuk masing-masing tekanan reservoir
Pompa yang digunakan agar larutan
yang berbeda, yang dihubungkan ke satu
surfaktan tadi dapat diinjeksikan ke dalam
manifold yang terhubung ke satu unit
reservoir melalui sumur injeksi.
fasilitas permukaan. (Gambar 3)
Rangkaian
fasilitas permukaan
untuk
injeksi
2.
Kasus 2, skema untuk ketiga sumur injeksi
surfaktan ini dapat dilihat pada gambar 2.
tersebut terhubung dengan unit fasilitas
3.2 Proses Injeksi Surfaktan
permukaan masing-masing. (Gambar 4)
Secara garis besar, proses injeksi surfaktan yang di bagian permukaan, yakni: 1.
Mengalirkan surfaktan dari surfactant storage tank menuju stirring tank dengan menggunakan dosing pump (pompa yang bekerja berdasarkan takaran yang telah
6
4.3 Simulasi Injeksi Surfaktan
sehingga total volume air yang digunakan adalah
Proses simulasi injeksi ini menggunakan program
9500 β 40 = 9460 bbl.
PIPESIM, untuk langkah-langkahnya:
Formula surfaktan yang digunakan:
1.
Membuat network untuk proses injeksi, dan
komponen-komponennya
well injection). Mengisi input data seperti yang terletak
Atur laju alir injeksi pada Source_1 ke
Ethoxy sulphate
2.9412
1.500
Alkane sulphonate
0.2076
0.124
Petroleum sulphonate
0.4700
0.376
Butan-2-ol
0.7000
-
3-methyl butan-1-ol
0.4000
-
1900 STB/Day, kemudian dijalankan, akan
4.
5.
6.
Active (g/100 ml)
pada tabel 1 dan tabel 2. 3.
g/100 ml
(Source
sebagai stirring tank, flowline, node, dan
2.
Component
4.7879
2.000
mendapatkan Pressure pada titik Source_1
Tabel 1. Formula Surfaktan
yang akan menjadi tekanan discharge
Untuk informasi salinitas surfaktan, sudah termasuk
pompa.
ke dalam data densitas surfaktan (0.994 g/mL) dan
Dihitung
perbedaan
tekanan
antara
1
densitas larutan campuran (1 g/mL).
Pressure yang didapat di Source_1 dengan
4.5 Desain Storage Tank
14.7 psia, itu akan menjadi differential
Volume larutan campuran yang dibutuhkan adalah
pressure pada pompa injeksi.
1500 m3, dengan tipikal tinggi maksimal untuk
Atur Pressure pada Source_1 menjadi 14.7
tangki adalah 19.5 m, maka diameter tangki yang
psia, dan masukkan nilai differential
didapat adalah sekitar 10 m yang dibutuhkan.
pressure yang didapat dari langkah 4 ke
Untuk desain tangki air, sebenarnya tidak berbeda
input pump, kemudian dijalankan lagi.
dengan desain stirring tank karena volume surfaktan
Akan didapat laju alir injeksi yang
sangatlah kecil jadi volume larutan campuran dan
mendekati 1900 STB/Day, dengan tekanan
volume air hampir sama.
wellhead dan wellfloor tiap sumur injeksi
Untuk desain tangki surfaktan, volume yang
dan power pump.
dibutuhkan adalah 6.35 m3, dibulatkan menjadi 8
Langkah yang sama digunakan untuk menjalankan
m3. Dengan tinggi tangki 8 m, maka diameter yang
simulasi pada Kasus 2, hanya saja tidak perlu
dibutuhkan adalah 1.13 m untuk mencapai kapasitas
bercabang ke ketiga sumur injeksi, hanya terhubung
tersebut.
ke satu sumur injeksi.
4.6 Desain Dosing pump
4.4 Desain Fluida Injeksi
Dosing
Fluida injeksi yang digunakan adalah campuran
menghantarkan chemical dari storage menuju ke
antara surfaktan dan air. Surfaktan yang digunakan
stirring tank, tidak menambah tekanan apapun pada
sejumlah 1650 gallon atau 40 bbl, total volume
discharge maupun intake, kalaupun ada pastilah
larutan campuran yang terdapat di stirring tank
sangat kecil
pump
ini
hanya
digunakan
untuk
3
sejumlah 396000 gallon atau 9500 bbl (1500 m )
1
Cooper, M.N., Southworth, R.A., Walsh, D.M. 1985. Field Experience in the Bothamsall Surfactant Flood Project. BP Research Centre. SPE. Hlm. 13
7
Di storage tekanannya pasti 14.7 psia, di stirring
Dapat dilihat dari gambar 7, tekanan discharge yang
tank, tekananya juga 14.7 psia, sehingga dosing
dibutuhkan untuk mencapai laju alir sebesar 1900
pump yang dibutuhkan:
STB/D adalah 452 psia sehingga
Tekanan intake
= 14.7 psia
βπ = 452 β 14.7 = 437.3 ππ ππ β 437 ππ ππ
Tekanan discharge
= 14.7 psia
Kemudian diatur selisih tekanan pada pompa 435
Power
= 12V from 220/240V
psia sehingga didapat laju alir dari Source_1 sebesar
Dalam
memilih
tekanan
discharge
dosing
1894 STB/D (Gambar 8) dengan daya pompa 16.48
pump,mungkin saja memilih tekanan discharge
hp.
yang lebih tinggi dari tekanan stirring tank (14.7
Laju alir untuk masing-masing sumur injeksi sama
psia) tetapi laju alir menjadi makin kecil sehingga
dengan pembagian laju alir ketika ketiga sumur
membutuhkan waktu lebih lama untuk mengalirkan
injeksi digabung ke satu manifold, dan kemudian
ke stirring tank. Oleh sebab itu, dengan asumsi
didapat discharge pressure untuk setiap sistem
hilangnya tekanan sangat kecil antara surfactant
hampir sama sebesar 449 psia sehingga
storage tank dan stirring tank maka penulis memilih
βπ = 449 β 14.7 = 434.3 ππ ππ
tekanan discharge dosing pump yaitu 14.7 psia.
Diatur pompa untuk setiap sistem masing-masing
Didapat dari catalog dosing pump.
sumur injeksi dengan selisih tekanan sebesar 435
5.
psia (sama seperti pompa Kasus 1) dan didapat tiga
Analisis Hasil
Ada beberapa asumsi yang berlaku pada pengerjaan
daya pompa untuk masing-masing sistem, sebesar
tugas akhir ini, antara lain:
4.80 hp, 5.87 hp, dan 5.81 hp.
ο·
Temperatur
pada
flowline
konstan
0
ο·
(ambient temperature 60 F).
sistem tersebut sama dengan daya pompa yang
Mechanical efficiency pompa adalah 85%
digunakan pada centralized system. π»ππ‘ππ‘ππ = 4.80 + 5.87 + 5.81 = 16.48 βπ
(sumber: Boyun Guo). ο·
Jadi, penjumlahan daya untuk tiap pompa pada tiap
Pencampuran surfaktan dan air di stirring
Hal ini penulis coba sekali lagi dengan laju injeksi
tank berlangsung sempurna.
yang berbeda, laju alir = 2520 STB/D. Daya yang
Tempat surfactant storage tank, water tank,
dibutuhkan pompa pada sistem centralized adalah
dan stirring tank berdekatan sehingga
33.68 hp, sedangkan pada masing-masing sistem
pressure drop sangatlah kecil.
sumur injeksi yang terpisah dibutuhkan daya pompa
ο·
Water cut fluida injeksi adalah 100%.
sebesar 10.17 hp, 11.80 hp, dan 11.71 hp. Yang bila
ο·
Tekanan pada tangki adalah tekanan
dijumlah akan sebesar
ο·
π»ππ‘ππ‘ππ = 10.17 + 11.80 + 11.71 = 33.68 βπ
atmosfer sebesar 14.7 psia. Hasil dari run simulasi dapat dilihat mulai Gambar
Hal yang sama ketika penulis hanya mencoba
7 hingga Gambar 16 pada lampiran. Perhitungan
mengaktifkan dua sumur injeksi dari ketiga sumur
pada flowline menggunakan korelasi Beggs & Brill
tersebut, yang saya aktifkan adalah tekanan
sedangkan
reservoir 600 psia dan 660 psia.
perhitungan
pada
tubing
hingga
completion menggunakan korelasi Hagedon &
Untuk centralized system, didapatkan daya pompa
Brown.
sebesar 56.29 hp, sedangkan ketika penulis partisi
Water cut diasumsikan 100% karena volume
sistemnya, daya pompa yang dibutuhkan sebesar
surfaktan sangat kecil bila dibandingkan dengan
28.27 hp dan 28.02 hp, yang bilamana dijumlahkan
volume air sehingga dapat diabaikan.
akan menghasilkan
8
π»ππ‘ππ‘ππ = 28.27 + 28.02 = 56.29 βπ
3
ππ = 1.0015ππ
(3) + 23.009
Jadi, penulis sudah mengubah laju injeksi dan tetap
Dimana,
menghasilkan daya pompa yang sama antara Kasus
Pd = tekanan discharge pompa, psia.
1 dan Kasus 2, ketika penulis mengubah jumlah
PR = tekanan reservoir, psia.
sumur, tetap menghasilkan daya pompa yang sama
Jika digunakan hanya satu nilai Pd, maka:
pula untuk kedua kasus.
ππ = 1.0015ππ
(1) + 143.18
(2)
Untuk dapat memilih jalur mana yang optimal,
ππ = 1.0015ππ
(2) + 83.097
(3)
penulis tetap memilih yang centralized system bila
ππ = 1.0015ππ
(3) + 23.009
(4)
jumlah sumur lebih dari 1, karena jumlah unit fasilitas injeksi yang dibutuhkan lebih sedikit untuk kapasitas yang sama ketika kita partisi sistemnya, jadi ini akan lebih efisien baik dalam sisi keteknikannya maupun keekonomiannya.
ππ = 0.3338(ππ
(1) + ππ
(2) + ππ
(3) ) + 83.095 (5) 6.
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan tugas akhir ini adalah: 1.
Setelah dipilih rute injeksi centralized, optimalisasi kemudian penggunaan
dilakukan pompa,
dengan hal
ini
berbeda dengan fasilitas permukaan untuk
mengestimasi tentunya
injeksi air adalah adanya chemical storage
akan
tank, dimana dalam penulisan ini surfaktan
menghemat biaya jika tekanan reservoir telah turun
sebagai chemicalnya, kemudian adanya
dan tetap menggunakan pompa yang sama.
dosing pump.
Proses estimasi penggunaan pompa digambarkan
2.
pada plot Gambar 17. Dapat dilihat bahwa kecenderungannya
adalah
dengan
Fasilitas permukaan injeksi surfaktan yang
sumur injeksi, discharge pompa yang
makin
dibutuhkan sebesar 452 psia dengan daya
menurunnya tekanan reservoir maka makin rendah
pompa sebesar 16.48 hp.
pula minimum tekanan discharge pompa yang
Untuk laju alir sebesar 2520 STB/D dan 3
dibutuhkan sehingga dengan makin menurunnya
sumur injeksi, discharge pompa yang
tekanan reservoir maka dapat digunakan juga pompa
dibutuhkan sebesar 688 psia dengan daya
yang sebelumnya (ketika tekanan reservoir masih
pompa sebesar 33.68 hp.
cukup tinggi). Hal ini dikarenakan minimum
Untuk laju alir sebesar 2520 STB/D dan 2
tekanan discharge yang dibutuhkan ketika tekanan
sumur injeksi, discharge pompa yang
reservoir masih tinggi pasti lebih tinggi daripada
dibutuhkan sebesar 1129 psia dengan daya
tekanan discharge yang dibutuhkan ketika tekanan reservoir sudah menurun.
pompa sebesar 56.29 hp. 3.
Tingkat validitas dari plot pada Gambar 17 cukup
Persamaan
1
ππ = 1.0015ππ
(1) + 143.18
2
ππ = 1.0015ππ
(2) + 83.097
ketika
manifold
digabung
lebih
efisien
manifold) untuk kapasitas sistem yang
Untuk masing-masing lapisan dengan tekanan
Layer
injeksi
daripada Kasus injeksi terpisah (tanpa
setiap pertambahan 100 psia.
STB/day, maka korelasinya:
Kasus
menggunakan
tinggi dengan mencari data discharge pressure untuk
reservoir yang berbeda-beda pada laju alir total 2520
Untuk laju alir sebesar 1900 STB/D dan 3
sama. 4.
Makin menurunnya tekanan reservoir maka makin rendah pula minimum tekanan discharge sehingga
pompa dengan
yang
dibutuhkan
makin
menurunnya
tekanan reservoir maka dapat digunakan
9
7.
juga pompa yang sebelumnya (ketika
Ir. Utjok W.R. Siagian, M.Sc., Ph.D. dan Silvya
tekanan reservoir masih cukup tinggi).
Dewi Rahmawati, S.Si., M.Si., Ph.D. dari Program Studi Teknik Perminyakan, Institut Teknologi
Rekomendasi
Rute yang dipilih dan desain fasilitas permukaan
Bandung (ITB). Walaupun beliau sibuk, namun
dari hasil studi ini mungkin tidak bisa diaplikasikan
masih menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan
pada
saya di kala ada kebingungan dalam proses
lapangan
lain
ataupun
lapangan
yang
heterogenitasnya tinggi. Namun, hasil studi dan
pengerjaan tugas akhir ini.
analisis ini bisa menjadi bahan referensi atau acuan
Daftar Pustaka
dasar untuk melakukan studi lebih lanjut mengenai
Cooper, M.N., Southworth, R.A., Walsh, D.M.
hal-hal lain yang belum dibahas. Terutama
1985. Field Experience in the Bothamsall
mengenai
Surfactant Flood Project. BP Research Centre.
variabel-variabel
yang
diduga
mempengaruhi efisiensi rute injeksi dan desain fasilitas injeksi. Hal-hal yang mungkin dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut diantaranya: ο·
Menggunakan
data
reservoir
yang
sebenarnya bukan data fiksi yang tipikal. ο·
Untuk
kali
saya
menggunakan
Potentials
for
Uncoventional
Reservoirs. Tulsa, Oklahoma, USA. SPE. Rilian, N.A., Sumestry, M., Wahyuningsih. 2010.
Fieldβ. Barcelona, Spain. SPE.
Mencoba
untuk
membedakan
antara
Siregar,
Hasian
P.
Septoratno.
Peningkatan
Perolehan Minyak, Bandung, Indonesia. Chronister, W.C., Miller, G.E., Poetker, R.H. 1961.
Menganalisis
faktor
diketahui
keekonomiannya
recovery
nya
Productional Stimulation By Surfactants. SPE.
dari
Perubahan model menjadi tidak terlalu ideal.
8.
Application
Huff-n-Puff
sandstone.
lapangan tersebut.
ο·
Surfactant
Carbonate Reservoir: βA Case Study in Semoga
apabila
ο·
2016.
dikembangkan untuk aplikasi di reservoir
mungkin
puff.
ο·
Yongchun.
Surfactant Stimulation to Increase Reserves in
karbonat,
surfactant flooding dan surfactant huff-nο·
Shuler, P.J. Lu, Zayne, Ma, Qisheng, Tang,
bisa
reservoir
ο·
ini,
SPE
Hirasaki, G.J., Miller, C.A., Puerto, M. 2008. Recent Advances in Surfactant EOR. SPE Conference Paper
Memodelkan dari awal storage tank
Guo, B., Lyons, W.C., Ghalambor, A. 2007.
surfactant dan water tank yang kemudian
Petroleum Production Engineering: A Computer-
dihubungkan dengan stirring tank sampai
Assisted
ke sumur injeksi.
Technology Books.
Sensitivitas laju alir injeksi dan jumlah
Approach.
Artificial
valid.
PennWell Books.
Saya ingin berterima kasih pertama-tama kepada
Science
&
Brown, K.E. & friends. 1984. The Technology of
sumur diperbanyak agar hasil semakin
Ucapan Terima Kasih
Elsevier
Lift
Schlumberger.
Methods.
PIPESIM
Tulsa,
FPT
Oklahoma.
User
Guide.
Schlumberger Information Solution.
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatNya, tugas akhir saya dapat selesai. Saya juga ingin berterima kasih kepada dua dosen pembimbing saya,
Hanna Instruments. Dosing Pumps Instruction Manual.
10
DAFTAR GAMBAR
Mulai
Rancangan Studi
Pengumpulan Literatur
Simulasi dan Perhitungan
Input Data
Studi Literatur
Analisis Hasil
Kesimpulan dan Rekomendasi
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Studi
Water storage tank
Sumur Injeksi Injection pump Stirring tank
Surfactant storage tank
Dosing pump
Gambar 2. Rangkaian Fasilitas Permukaan Injeksi Surfaktan
11
Gambar 3. Kasus 1
Gambar 4. Kasus 2
Gambar 5. Spesifikasi Dosing Pump2
2
Hanna Instruments, 2004, Instruction Manual : Dosing Pumps, hal. 5
12
Gambar 6. Ilustrasi Dosing pump dan Storage Tank (Sumber: Southerns Water Technology)3
3
Southern, What is a dosing pump and how does it work?, 2015, https://southernswater.com.au/what-is-adosing-pump-and-how-does-it-work/, diakses pada 5 Oktober 2016
13
Gambar 7. Report untuk Q = 1900 STB/D (no pump)
Gambar 8. Plot Report untuk Q = 1900 STB/D (no pump)
14
Gambar 9. Report untuk P = 14.7 psia di Source_1 (pump)
Gambar 10. Plot Report untuk P = 14.7 psia di Source_1 (pump)
15
Gambar 11. Report untuk sumur injeksi Well_1 (no pump)
Gambar 12. Report untuk sumur injeksi Well_1 (pump)
Gambar 13. Report untuk sumur injeksi Well_2 (no pump)
16
Gambar 14. Report untuk sumur injeksi Well_2 (pump)
Gambar 15. Report untuk sumur injeksi Well_3 (no pump)
Gambar 16. Report untuk sumur injeksi Well_3 (pump)
17
3000
2500
Tekanan Discharge pompa
2000
layer1 layer2
1500
layer3 Linear (layer1) Linear (layer2) Linear (layer3)
1000
500
0 0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Tekanan Reservoir
Gambar 17. Plot hubungan tekanan reservoir dan tekanan discharge pompa untuk Q = 2520 STB/day
18
DAFTAR TABEL
Data Flowline Panjang Elevation Inner Diameter Ketebalan Kekasaran pipa Temperatur rata
B4 0.5 km 0 ft 8 in 0.5 in 0.001 in 60 F
Data Sumur Injeksi Temperatur permukaan ID Tubing Injectivity Index Reservoir Pressure Reservoir Temperature Kedalaman Data Kapasitas Tinggi Diameter Jumlah
B1 B2 1.5 km 2 km 1000 ft 1000 ft 8 in 8 in 0.5 in 0.5 in 0.001 in 0.001 in 60 F 60 F Tabel 2. Data Flowline
B3 2.5 km 1000 ft 8 in 0.5 in 0.001 in 60 F
Well_1 60 F
Well_2 60 F
Well_3 60 F
1.995 in 0.9 STB/D/psia 540 psia 93.05 F
1.995 in 0.9 STB/D/psia 600 psia 109.4 F
1.995 in 0.9 STB/D/psia 660 psia 113.73 F
2636.72 ft 3100 ft Tabel 3. Data Sumur Injeksi Stirring Tank
3222.66 ft
Water Tank
1500 m3 1500 m3 19.5 m 19.5 m 10 m 10 m 1 1 Tabel 4. Data Storage Tank
Surfactant Storage Tank 8 m3 8m 1.13 m 1
Data Dosing Pump Discharge pressure 14.7 psia Flow rate 2.3 bbl/day Power 12V from 220/240V Tabel 5. Data dosing pump Data Q = 1900 STB/D Q = 2520 STB/D Q = 2520 STB/D Well_1 (540 psia) 4.80 hp 10.17 hp Well_2 (600 psia) 5.87 hp 11.80 hp 28.27 hp Well_3 (660 psia) 5.81 hp 11.71 hp 28.02 hp Centralized 16.48 hp 33.68 hp 56.29 hp Tabel 6. Data Sensitivitas laju alir injeksi dan jumlah sumur
19