PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR KODE MATA KULIAH : ISI 128
DESAIN INTERIOR DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Oleh Nur Alyani Moeliono NIM : 2006.05.027 Program Studi Desain Interior Jurusan Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR KODE MATA KULIAH : ISI 128
DESAIN INTERIOR DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Karya Tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh Nur Alyani Moeliono NIM : 2006.05.027 Program Studi Desain Interior Jurusan Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh Nama
: Nur Alyani Moeliono
NIM
: 2006.05.027
Program Studi
: Desain Interior
Jurusan
: Desain
DESAIN INTERIOR DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Telah diperiksa untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Denpasar, 22 Juni 2011
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes
D.A Sri Suasmini, S.Sn, M.Erg
NIP. 196403241990031002
NIP. 132300931
iii
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAGA
Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh Nama
: Nur Alyani Moeliono
NIM
: 2006.05.027
Program Studi
: Desain Interior
Jurusan
: Desain DESAIN INTERIOR DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE JLN. MOH. YAMIN NO 6 DENPASAR - BALI
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal………………………... dan dinyatakan sah. Dewan Penguji Nama Lengkap
NIP
Ketua Sidang
Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa , M. kes 1964032441990031002
Sekertaris
D. A Sri Suasmini , S.Sn, M.Erg
132300931
Penguji Utama
Drs. I Made Susila Patra, M.Erg
194810041981031001
Anggota
Drs. A.A Gede Rai Remawa, M.Sn
196412311990031030
Anggota
Drs. A. A. Gde Ardana
132006556
Tanda Tangan
Mengesahkan
Mengetahui
Denpasar,………………………
Ketua Jurusan…………………….....
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar
Institut Seni Indonesia Denpasar
Dra. Ni Made Rinu, M. Si
Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa, M. kes
NIP. 195702241986012002
NIP. 1964032441990031002
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan pengantar karya Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar walaupun masih banyak kekurangan yang perlu dikoreksi dan diperbaiki. Karya tugas akhir studio dengan judul “ Desain Interior Douce France Bakery & Cafe“ merupakan persyaratan mata kuliah Tugas Akhir. Adapun tujuan dari penulisan karya tugas akhir studio ini adalah untuk memenuhi persyaratan akademik sebelum menempuh
ujian akhir untuk mencapai gelar kesarjanaan
Strata Satu (SI) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar. Penulisan tugas akhir karya studio ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya tugas akhir studio ini antara lain : 1. Bapak Prof. Dr. Wayan Rai selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar. 2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, M. Si, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 3. Bapak Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes, selaku ketua jurusan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar sekaligus menjadi Pembimbing 1 yang telah membimbing selama proses pengerjaan tugas akhir ini berlangsung 4. Bapak Drs. Cok Gde Rai Padmanaba, M.Erg, selaku Ketua Program Studi Desain Interior. 5. Bapak Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn, selaku pembimbing akademis yang telah membimbing selama masa kuliah, 6. Ibu D.A Sri Suasmini, S.Sn, M.Erg selaku pembimbing II yang selalu memberi masukan dan saran yang bermanfaat bagi penulis selama proses pengerjaan tugas akhir. 7. Bapak Dharma selaku pemilik bangunan di Jalan Moh. Yamin No 6 yang digunakan pada kasus.
v
8. Alliance Francaise yang telah memberi data dan informasi untuk mendukung laporan Tugas Akhir. 9. Bapak, Ibu dan kaka kiki selaku keluarga yang telah memberi dukungan semangat, doa dan materil dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. 10. Teman serta sahabat-sahabat yang telah memberi semangat dan dukunganya. 11. Perangkat yang penulis gunakan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 12. Semua pihak yang turut membantu kelancaran proses penyusunan Tugas Akhir yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Disadari bahwa tugas akhir karya studio ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
Denpasar, 20 Juni 2011
Penulis
vi
ABSTRAK Nur Alyani Moeliono Desain Interior Douce France Bakery & Café Jln. Moh. Yamin No.6 Denpasar -Bali Persaingan bisnis kuliner di Bali cukup menjamur salah satunya adalah bakery. Oleh karena itu bakery di era sekarang sudah berkembang pesat di Bali. Perkembangan gaya hidup membuat bisnis bakery menciptakan image baru, munculah gagasan pemakaian kata Café dibelakang nama sebuah bakery. Menjadikan bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi juga digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia. untuk menarik perhatian para pengunjung salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat suasana yang menarik dan berkonsep. Kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Douce France Bakery & Cafe untuk melakukan ekspansi mencari pasar baru. Douce France Bakery & Cafe adalah tempat yang menjual roti-roti dan kue khas Perancis yang berkualitas. Salah satu menu yang menjadi unggulan adalah Croissant, yaitu sejenis roti yang merupakan roti khas Perancis (France bread). Roti croissant ini dulu disebut roti bangsawan karena hanya disajikan dan dipakai perjamuan raja dan ratu perancis di istana Versailles. Roti ini memiliki sejarah, rasa dan bentuk yang unik yang membuat lebih istimewa dari yang lain. Disamping ingin menampilkan suatu atmosfer dan suasana yang baru bergaya Neoklasik. Desain yang ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari croissant dan istana Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan perjamuan makannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Croissant du Versailles terpilih menjadi konsep yang diaplikasikan pada Desain Interior Douce france Bakery & Café. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat Douce France Bakery & Cafe untuk dijadikan sebagai studi kasus perancangan tugas akhir mahasiswa. Kata kunci : Desain, Interior, Douce France Bakery & Cafe, Croissant du Versailles.
vii
ABSTRACT Nur Alyani Moeliono Interior Design Douce France Bakery & Cafe Moh. Yamin Street No.6 Denpasar-Bali Competition culinary business in Bali is quite flourishing one of them is the bakery. Therefore bakery in the present era is booming in Bali. The development of lifestyle makes bakery business to create a new image, comes the idea of using the word behind the name of a bakery Café. Making the bakery no longer merely as a place selling bread but also used as a place to hang out and meet business associates while enjoying food and beverages are available. to attract the attention of the visitors one way that can be achieved is by creating an attractive atmosphere and concept. This condition is an opportunity for Douce France Bakery & Cafe to expand their search for new markets. Douce France Bakery & Cafe is a place that sells breads and cakes France qualified. One of the menu that is seeded is the Croissant, which is a kind of bread which is a typical French bread (France bread). Croissant bread was once called the aristocracy because only meal served and used French king and queen in the palace of Versailles. This bread has a history, taste and a unique shape that makes it more special than others. Besides the atmosphere and want to display a new atmosphere Neoclassical style. Featured designs take on the characteristics and history of croissants and French palace of Versailles to the banquet banquet meals. Based on this consideration Croissant du Versailles was elected as a concept applied to the Interior Design Douce France Bakery & Café. Based on this background the authors raise Douce France Bakery & Café to serve as a case study design of the final assigment of students. Key words: Design, Interior, Douce France Bakery & Cafe, Croissant du Versailles.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................... i HALAMAN JUDUL................................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA ........................................... iv KATA PENGANTAR .............................................................................................. v ABSTRAK ................................................................................................................ vii ABSTRACT ................................................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii DAFTAR FOTO ....................................................................................................... xv DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Pengertian Judul ............................................................................................... 3 1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4 1.4 Batasan Desain ................................................................................................. 4 1.5 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 4 1.6 Metode.............................................................................................................. 5 1.6.1 Metode Pengumpulan Data .....................................................................
5
1.6.2 Metode Analisa Data ...............................................................................
6
1.6.3 Metode Desain ........................................................................................
6
1.6.4 Proses Desain ..........................................................................................
8
1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Bakery ................................................................................. 10 2.1.1 Pengertian Bakery ................................................................................... 10
ix
2.1.2 Fungsi dan Peranan Bakery ..................................................................... 10 2.1.3 Kegiatan Bakery ...................................................................................... 10 2.1.4 Sejarah Bakery ........................................................................................ 11 2.1.5 Faktor Pemuas Pelanggan ....................................................................... 13 2.2 Tinjauan Tentang Perancis ............................................................................... 17 2.3 Tinjauan Tentang Cafe ..................................................................................... 18 2.3.1 Pengertian Cafe ....................................................................................... 18 2.3.2 Sejarah Singkat Cafe ............................................................................... 19 2.3.3 Macam-macam tipe Café Perancis .......................................................... 19 2.3.4 Sistem pelayanan pada Café ................................................................... 21 2.3.5 Program Ruang Café Secara Umum ....................................................... 24 2.4 Tinjauan Umum Douce France Bakery & Cafe .............................................. 25 2.4.1 Sistem Organisasi Ruang ........................................................................ 25 2.4.2 Sonasi dan Tata Letak ............................................................................. 26 2.4.3 Sirkulasi .................................................................................................. 27 2.4.4 Elemen Pembentuk Ruang ...................................................................... 27 2.4.5 Elemen PelengkapPembentuk Ruang ..................................................... 31 2.4.6 Unsur Utilitas .......................................................................................... 33 2.4.7 Fasilitas ................................................................................................... 39 2.4.8 Kajian Teori Warna ................................................................................. 44 2.6 Tinjauan Data Parameter .................................................................................. 45
BAB III KONSEP DESAIN 3.1 Konsep Desain ................................................................................................. 49 3.1.1 Latar Belakang Konsep ........................................................................... 49 3.1.2 Konsep Umum ........................................................................................ 50 3.1.3 Pengertian Gaya Dalam Desain .............................................................. 52 3.1.4 Sejarah Singkat Arsitektur Neoklasik ..................................................... 52 3.1.5 Konsep Khusus ....................................................................................... 55 3.1.6 Kriteria Desain ........................................................................................ 62
x
BAB IV DATA dan ANALISA 4.1 Data Fisik ......................................................................................................... 65 4.1.1 Denah Lokasi .......................................................................................... 65 4.1.2 Situasi Site............................................................................................... 66 4.1.3 Potensi Site .............................................................................................. 66 4.1.4 Denah Awal ............................................................................................. 67 4.2 Data Non Fisik ................................................................................................. 69 4.2.1 Struktur Organisasi ................................................................................. 70 4.2.2 Pola Aktivitas Civitas Douce France & Bakery ..................................... 72 4.3 Analisis dan Visualisasi Desain ....................................................................... 74 4.3.1 Kebutuhan Ruang .................................................................................... 74 4.3.2 Tabulasi Ruang........................................................................................ 85 4.3.3 Analisis Program Ruang ......................................................................... 85 4.3.4 Hubungan Antar Ruang........................................................................... 87 4.3.5 Analisis Sonasi dan Sirkulasi .................................................................. 88 4.3.6 Analisis Elemen Pembentuk Ruang ........................................................ 92 4.3.7 Analisis Pelengkap Pembentuk Ruang.................................................... 98 4.3.8 Analisis Fasilitas ..................................................................................... 100 4.3.9 Analisis Utilitas ....................................................................................... 102 4.3.10 Visualisasi Ruang .................................................................................. 107
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 109 5.2 Saran ................................................................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN GAMBAR KERJA
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kegiatan Toko Roti ................................................................... 11 Gambar 2.2 Perkembangan Roti ............................................................................... 12 Gambar 2.3 Toko Roti Pertama ................................................................................ 13 Gambar 2.4 Perkembangan Roti ............................................................................... 13 Gambar 2.5 Daerah Champ Elsyess .......................................................................... 18 Gambar 2.6 Café Procope ......................................................................................... 19 Gambar 2.7 Pelayanan Table Service ....................................................................... 21 Gambar 2.8 Pelayanan Counter Service.................................................................... 22 Gambar 2.9 Pelayanan carry out service ................................................................... 22 Gambar 2.10 Pelayanan Self service ......................................................................... 23 Gambar 2.11 Organisasi ruang Linier ....................................................................... 25 Gambar 2.12 Door Size and Frame ........................................................................... 32 Gambar 2.13 penempatan Jendela............................................................................. 32 Gambar 2.14 Rak Majemuk dan display ditengah .................................................... 41 Gambar 2.15 Rak Pada Dinding dan Ruangan ......................................................... 41 Gambar 2.16 Display Toko Roti ............................................................................... 41 Gambar 2.17 Etalase Bertingkat dan Peletakan Barang............................................ 41 Gambar 2.18 Jarak Bersih Meja Bujur Sangkar dan Persegi Panjang ...................... 42 Gambar 2.19 Jarak Bersih Meja Bundar ................................................................... 42 Gambar 2.20 Kursi Tanpa Sandaran Tangan ............................................................ 43 Gambar 2.21 Tempat Duduk Lounge ....................................................................... 43 Gambar 2.22 Penjualan Tipikal Berdiri .................................................................... 43 Gambar 2.23 Dimensi fasilitas Rest Room ............................................................... 44 Gambar 3.1 Konsep Ruang ....................................................................................... 55 Gambar 3.2 Bentuk Croissant dan Aplikasi Dalam Desain ...................................... 56 Gambar 3.3 Interior Versailles .................................................................................. 57 Gambar 3.4 Warna-Warna Neo Klasik ..................................................................... 58 Gambar 3.5 Parket ..................................................................................................... 58
xii
Gambar 3.6 Granit ..................................................................................................... 58 Gambar 3.7 Marmer .................................................................................................. 58 Gambar 3.8 Entrance Versailles................................................................................ 59 Gambar 3.9 Palimanan Stone .................................................................................... 59 Gambar 3.10 Dinding versailless .............................................................................. 59 Gambar 3.11 Wallpaper Bunga................................................................................. 59 Gambar 3.12 Wallpaper Bunga................................................................................. 59 Gambar 3.13 Ceiling Versailles ................................................................................ 59 Gambar 3.14 Ceiling at Chambo Versailles ............................................................. 59 Gambar 3.15 ceiling Chateau Versailles .................................................................. 59 Gambar 3.16 Macam-Macam Produk Gaya Louis XVI Perancis ............................. 60 Gambar 3.17 Pencahayaan Alami Pada pagi Hari .................................................... 61 Gambar 3.18 Pencahayaan Buatan Pada Malam Hari .............................................. 61 Gambar 3.19 Contoh Penghawaan Alami ................................................................. 61 Gambar 3.20 Contoh Penghawaan Buatan ............................................................... 61 Gambar 3.21 Tirai Besar Gaya Neo Klasik .............................................................. 61 Gambar 3.22 Soft Furnishing Dengan Motif Bunga ................................................. 61 Gambar 3.23 Lampu Chandelier ............................................................................... 62 Gambar 3.24 Tempat Lilin dan Peri .......................................................................... 62 Gambar 3.25 Lukisan ................................................................................................ 62 Gambar 3.26 Wall Lamp ........................................................................................... 62 Gambar 3.27 Cermin ................................................................................................. 62 Gambar 4.1 Peta Rencana Lokasi ............................................................................. 65 Gambar 4.2 Konsulat Jenderal .................................................................................. 66 Gambar 4.3 Rumah Penduduk .................................................................................. 66 Gambar 4.4 Jalan Puputan Renon ............................................................................. 66 Gambar 4.5 Atinatur and Travel ............................................................................... 66 Gambar 4.6 Denah Existing Lantai 1 ........................................................................ 68 Gambar 4.7 Denah Existing Lantai 2 ........................................................................ 68 Gambar 4.8 Tampak Depan ...................................................................................... 69 Gambar 4.9 Tampak Samping .................................................................................. 69
xiii
Gambar 4.10 Sonasi Lt. 1.......................................................................................... 89 Gambar 4.11 Sonasi Lt.2 ........................................................................................... 89 Gambar 4.12 Sirkulasi Lt. 1 ...................................................................................... 90 Gambar 4.13 Sirkulasi Lt. 2 ...................................................................................... 91 Gambar 4.14 Denah Lantai 1 .................................................................................... 92 Gambar 4.15 Denah Lantai 2 .................................................................................... 94 Gambar 4.16 Dinding entrance ................................................................................. 97 Gambar 4.17Dinding Sitting arrea, Tea room, Bakery, kasir, privat room, cheess room and library ....................................................................................................... 97 Gambar 4.18 Dinding Kitchen, office dan Rest Room .............................................. 97 Gambar 4.19 Plafon di Area Bakery ......................................................................... 98 Gambar 4.20 Pintu pada Main Entrance ................................................................... 98 Gambar 4.21 Desain Jendela ..................................................................................... 99 Gambar 4.22 Kolom Klasik ...................................................................................... 99 Gambar 4.23 Desain Kursi ........................................................................................ 100 Gambar 4.24 Desain Meja......................................................................................... 101 Gambar 4.25 Desain Display Bakery ........................................................................ 101 Gambar 4.26 Arah Sinar Matahari ............................................................................ 102 Gambar 4.27 Bakery Area ......................................................................................... 107 Gambar 4.28 Seating Area ........................................................................................ 107 Gambar 4.29 private room ........................................................................................ 107 Gambar 4.30 Tea room ............................................................................................. 108 Gambar 4.31 Seating room ....................................................................................... 108 Gambar 4.32 Chees room .......................................................................................... 108
xiv
DAFTAR FOTO
Foto 2.1 Display Bakery ............................................................................................ 45 Foto 2.2 Material Lantai ............................................................................................ 46 Foto 2.3 Jenis Lampu ................................................................................................ 46 Foto 2.4 Café Area .................................................................................................... 46 Foto 2.5 Café Area .................................................................................................... 47 Foto 2.6 Café Area .................................................................................................... 47 Foto 2.7 Café Area .................................................................................................... 47 Foto 2.8 Café Area .................................................................................................... 48 Foto 2.9 Café Area .................................................................................................... 48 Foto 2.10 Neo Klasik Colour .................................................................................... 48 Foto 2.11 Dekorasi .................................................................................................... 48
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Uraian Metode Desain ............................................................................. 7 Bagan 1.2 Proses Desain ........................................................................................... 8 Bagan 2.3 Table Service............................................................................................ 21 Bagan 2.4 Counter Service........................................................................................ 22 Bagan 2.5 Carry Out Service .................................................................................... 23 Bagan 2.6.Self Service ............................................................................................... 23 Bagan 3.1 Bagan Pemilihan Konsep ......................................................................... 50 Bagan 3.2 Bagan Konsep .......................................................................................... 51 Bagan 4.1 Struktur Organisasi .................................................................................. 70 Bagan 4.2 Pola Aktivitas Karyawan ......................................................................... 72 Bagan 4.3 Pola Aktivitas Konsumen Take Away Service ......................................... 73 Bagan 4.4 Pola Aktivitas Konsumen Counter Service ............................................. 73 Bagan 4.5 Pola Aktivitas Konsumen Table Service.................................................. 73
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ketentuan AC dalam Satuan BTU ............................................................ 34 Tabel 2.2 Stándar Lux .............................................................................................. 36 Tabel 2.3 Stándar Lumen ......................................................................................... 36 Tabel 2.4 Pengaruh Warna ........................................................................................ 45 Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Ruang ....................................................................... 84 Tabel 4.2 Tabulasi Jenis Ruang ............................................................................... 85 Tabel 4.3 Analisis Program Ruang .......................................................................... 86 Tabel 4.4 Hubungan Antar Ruang ........................................................................... 87 Tabel 4.5 Deskripsi fungsi dan pendekatan ruang .................................................... 88 Tabel 4.6 Keterangan Ruang ..................................................................................... 92 Tabel 4.7 Jenis Lantai ............................................................................................... 86 Tabel 4.8 Analisa Pencahayaan................................................................................. 105 Tabel 4.9 Analisa Penghawaan ................................................................................. 106
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perbedaan kebudayaan pada setiap wilayah menciptakan ciri khas yang
berbeda di setiap bangsa khususnya dalam hal makanan. Budaya makanan banyak memperoleh perhatian karena ciri khas yang berbeda-beda dan fungsinya sebagai kebutuhan pokok manusia. Di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga memilki ciri khas budaya makan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, terjadi perubahan pola makan masyarakat sebagai akibat adaptasi gaya hidup yang diadopsi dari budaya barat. Contohnya seperti adaptasi masyarakat dalam hal mengkonsumsi roti. Bangsa Perancis hampir setiap hari mengkonsumsi roti lambat laun budaya makan roti ini diadopsi oleh Indonesia sehingga roti tidak hanya sebagai makanan ringan tetapi juga sebagai makanan pokok pengganti nasi. (Sedioetama, 1996). Seiring dengan kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan gaya hidup masa kini. Roti disajikan dengan beraneka ragam rasa, bentuk dan warna yang lebih variatif dengan penyajian yang lebih menarik. Sehingga banyak orang lebih memilih roti sebagai makanan pokok maupun sebagai makanan selingan. Melihat latar belakang kebutuhan dan keinginan tersebut membuat bidang usaha bakery menjadi berkembang dan banyak diminati masyarakat. Usaha bakery yang ada sekarang lebih variatif, mulai dari toko roti rumahan yang menjual roti dalam skala kecil, bakery berlabel asing yang menjual roti, pastry dan lainnya dibuat dan dijual dari luar negeri Sampai dengan exclusive bakery yang menjual roti/ cake tertentu sesuai dengan konsep bakery tersebut. Hal ini terjadi pula di Bali yang menjadi daerah favorit tujuan wisata dunia. Sebagian besar masyarakat bali bahkan masyarakat luar Bali memanfaatkan peluang dari sektor pariwisata. Salah satu sarana pariwisata di Bali yang berpotensi dikembangkan adalah wisata kuliner.
1
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Persaingan bisnis kuliner di Bali cukup menjamur salah satunya adalah bakery. Oleh karena itu bakery di era sekarang sudah berkembang pesat di Bali. Perkembangan gaya hidup membuat bisnis bakery menciptakan image baru, munculah gagasan pemakaian kata Café dibelakang nama sebuah bakery. Menjadikan bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi juga digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia. Untuk menarik perhatian para pengunjung salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat suasana yang menarik dan berkonsep. Kondisi inilah yang menjadi peluang bagi Douce France Bakery & Cafe untuk melakukan ekspansi mencari pasar baru. Douce France Bakery & Cafe terletak di Jl.Moh Yamin Denpasar. Lokasi ini berada pada tempat yang strategis karena terletak di pusat kota Denpasar. Terletak di persimpangan jalan sehingga memudahkan jangkauan dari seluruh penjuru kota Denpasar. Lokasi ini merupakan bangunan kosong 2 lantai yang dialih fungsikan dan belum dimanfaatkan. Alih fungsi denah tersebut menimbulkan tuntutan ruang baru untuk mewadahi segala aktivitas sebuah bakery & café. Douce France Bakery & Cafe adalah tempat yang menjual roti-roti dan kue khas Perancis yang berkualitas. Salah satu menu yang menjadi unggulan adalah Croissant yaitu sejenis roti yang merupakan roti khas Perancis (France bread). Roti croissant ini dulu disebut roti bangsawan karena hanya disajikan dan dipakai perjamuan raja dan ratu Perancis di istana Versailles. Roti ini memiliki sejarah, rasa dan bentuk yang unik yang membuat lebih istimewa dari yang lain. Disamping ingin menampilkan suatu atmosfer dan suasana yang baru bergaya Neoklasik. Desain yang ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari croissant dan istana Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan perjamuan makannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka “Croissant du Versailles” terpilih menjadi konsep yang diaplikasikan pada Desain Interior Douce france Bakery & Café. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat Douce France Bakery & Cafe untuk dijadikan sebagai studi kasus perancangan tugas akhir mahasiswa.
Pengantar Karya Tugas Akhir
2
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 1.2
Pengertian Judul Untuk menghindari salah penafsiran mengenai judul “ Desain Interior
Douce France Bakery & Cafe di Jalan Mohammad yamin no 6 Denpasar”, maka penulis akan menjelaskan sebagai berikut : a. Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai sesuatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya kait-mengait (Suptandar, 2003:2). b. Interior berasal dari bahasa inggris, yang berarti ”bagian dalam” sering dihubungkan dengan bangunan menjadi “bagian dalam bangunan”. Selanjutnya kata ini sering dihubungkan dengan karya seni menjadi “seni menata atau merias bangunan”(Echols, 2009:327). c. Douce merupakan sebuah merk dagang dan nama sebuah toko roti yang mengambil nama dari bahasa Perancis. d. France adalah Perancis pengucapan (Soemargono, 1999:165) e. Bakery adalah tempat menjual roti, toko roti (Echols, 2009:98). f. Cafe berasal dari bahasa inggris yang mempunyai makna sebuah tempat minum dan makan-makanan ringan, dimana pengunjungnya dihibur dengan musik. Cafe juga dapat diartikan sebuah restoran kecil yang menyediakan makanan dan minuman. (Departemen Pendidikan nasional, 2008:429). g. Jalan Mohammad Yamin no 6 adalah nama salah satu kawasan di Bali. Daerah ini termasuk wilayah kotamadya Denpasar Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian judul pengantar karya ini adalah merancang bagian dalam ruang Douce sebuah toko roti khas Perancis dan menyediakan tempat minum dan makanan ringan yang terletak di jalan Mohammad Yamin No 6 Denpasar.
Pengantar Karya Tugas Akhir
3
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 1.3
Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam Desain Interior Douce
France Bakery & Cafe ini adalah : a.
Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas dengan baik?
b.
Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe yang mampu membuat daya tarik pengunjung dan menciptakan ruang melalui konsep Croissant du Versailles ?
1.4
Batasan Desain Untuk menghindari luasnya permasalahan maka pembahasan pada desain
interior Douce France Bakery & Cafe hanya meliputi Entrance Area, Bakery Area, Cashier Area, Seating Area and Outdoor Area. Dipilihnya ruangan ini karena hampir semua aktivitas pengunjung ada diruang ini. Serta unsur-unsur interior pada Douce France Bakery & Cafe, yang meliputi zoning, sirkulasi, desain penataan, lantai, dinding, plafon, serta furnitur dan sarana dekorasi lainnya.
1.5
Tujuan dan Manfaat
1.5.1
Tujuan
a. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas dengan baik. b. Bagaimana mendesain interior Douce France Bakery & Cafe yang mampu membuat daya tarik pengunjung dan menciptakan ruang melalui konsep. 1.5.2
Manfaat
a. Dapat menciptakan calon desainer yang profesional dan siap pakai. Mahasiswa dapat menemukan dan mendapatkan pemecahan terhadap permasalahan yang ada pada proses perencanaan.. b. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan tentang pengetahuan desain khususnya yang berhubungan dengan France Bakery & Cafe.
Pengantar Karya Tugas Akhir
4
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 1.6
Metode Berkaitan dengan laporan Tugas Akhir ini, penulis melakukan beberapa
teknik pengumpulan data. Agar, dapat menyajikan data yang lebih sistematis dan mudah dimengerti. Metode tersebut meliputi : 1.6.1
Metode Pengumpulan Data
a. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera, baik menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 2010:178). Dalam desain ini proses pengumpulan data dimulai dari mengamati langsung lokasi studi kasus mengenai objek yang akan dibahas dan mencatat secara sistematis hal-hal yang berhubungan dengan kasus Douce France Bakery & Cafe tersebut. Dalam metode observasi, penulis mengamati desain-desain Bakery dan Cafe yang sudah ada dan menerjemahkan kembali dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga dapat dimengerti dan digunakan dalam mendesain Douce France Bakery & Cafe. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004:186). Wawancara tersebut dilakukan dengan Pengelola Bali bakery yang digunakan sebagai parameter yaitu Bpk.Nyoman dan Pemilik Alliance Francaise yaitu Ibu Audrey. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai Pelayanan dan penyajian bakery. c. Dokumentasi Menurut Arikunto (2010:231), dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumentasi pada studi ini berupa kumpulan foto dengan kamera dari kasus maupun
Pengantar Karya Tugas Akhir
5
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe parameter yang diperoleh berupa foto-foto ataupun image dari buku atau media lainnya tentang unsur - unsur pembentuk ruang dan interior Bakery & Cafe. d. Kepustakaan Metode
kepustakaan
adalah
metode
pengumpulan
data
yang
memanfaatkan buku atau literatur sebagai bahan referensi untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat para ahli dengan mendapatkan kesimpulan tersebut sebagai metode tersendiri (Ary, 2005:165). Untuk menunjang terciptanya sebuah desain Douce France Bakery &Cafe, maka penulis mencari data-data literatur yang berkaitan dengan bakery serta konsep yang diambil dari berbagai buku-buku dan media lainnya.
1.6.2
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah Metode
deskrisptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisa dan pengamatan terhadap kebutuhan konsumen. Mengetahui kebutuhan pengguna ruang melalui perilaku yang dilakukan dalam sebuah Bakery & Cafe, dilakukan berdasarkan prosedur pengamatan fenomena sosial. Sehingga, hasil penelitian yang didapatkan tidak bersifat statistik dan tidak ada aturan absolut dalam mengolah hasil pengamatan (data). Penilitian ini memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian lebih rinci terhadap objek tertentu secara mendalam dan menyeluruh. 1.6.3
Metode Desain Metode yang digunakan pada desain interior Douce France Bakery &Café
dalam mengkaji permasalahan desain yaitu menggunakan metode Glass Box dengan prinsip cara menganalisis desain secara sistematik. Metode desain yang mengacu pada metode Glass Box dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Input Di mana desainer mengumpulkan data studi kasus yang ada di lapangan
Pengantar Karya Tugas Akhir
6
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe (data ruang, fasilitas, aktivitas dan civitas) sebagai input. b. Data diklasifikasi dan dianalisis Setelah data didapat kemudian data dianalisis berdasarkan data literatur dan parameter. c. Dibuat sintesis atau kesimpulan sementara Data yang sudah dianalisis akan muncul kesimpulan sementara berupa gagasan desain. d. Evaluasi Dengan
munculnya
gagasan
desain,
kemudian
dievaluasi
untuk
mewujudkan desain yang mampu menyelesaikan masalah yang ada sebelumnya. e. Output Hasil proses berpikir sebelumnya akan timbul sebuah desain dan siap untuk diwujudkan. Metode ini dapat digambarkan sebagai berikut : Analisis Input
Sintesis
Output
Evaluasi
Evaluasi Bagan 1.1 Uraian Metode Desain
Pengantar Karya Tugas Akhir
7
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 1.6.4
Proses Desain STUDI KASUS : DOUCE FRANCE BAKERY & CAFE
F E E D
DATA LAPANGAN (Fisik & Nonfisik)
DATA LITERATUR DATA PARAMETER IDENTIFIKASI MASALAH
B A C K
KONSEP
C O N T R O L
GAGASAN IDE ANALISIS
SINTESIS
ALTERNATIF DESAIN
DESAIN Bagan 1.2 Proses Desain Douce France Bakery & Cafe
7
Data lapangan yaitu data fisik dan data non fisik serta permasalahan yang terdapat dalam studi kasus Douce France Bakery &Café mengacu pada literatur (sumber dari pustaka) dan parameter berupa gambar foto sebagai pembanding dengan desain lainnya. Pemilihan konsep disesuaikan dengan permasalahan studi kasus dan parameter. Dari konsep kemudian dilanjutkan sintesa menghasilkan gagasan ide, gambar
dengan
analisis
dan
pra desain dan alternatif desain. Hasil
akhir berupa wujud Desain seperti animasi atau maket dari studi kasus.
Pengantar Karya Tugas Akhir
8
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Berdasarkan uraian diatas menggunakan metode Glass Box karena perancang menggunakan aturan-aturan yang sudah ada dan menggunakannya di dalam mendesain Douce France Bakery &Cafe.
1.7
Sistematika Penulisan Pengantar Karya Tugas Akhir dengan kasus Douce France Bakery & Cafe
ini disusun dengan urutan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang pemilihan objek kasus Douce France Bakery &Cafe, pengertian judul, penjabaran rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan sasaran penulisan, metode yang digunakan dalam penulisan pengantar karya, serta sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan Pustaka Menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan secara langsung dengan kasus Douce France Bakery & Café , yaitu roti, bakery, cafe, serta mengenai Perancis secara umum dan teori-teori desain interior yang digunakan dalam proses desain. Bab III. Konsep Desain Menguraikan konsep desain yang digunakan dalam desain interior Interior Douce France Bakery & Café . Didahulukan dengan latar belakang pemilihan konsep, aplikasi konsep secara langsung dalam desain serta kriteriadesain yang digunakan dalam perancangan. Bab IV. Data dan Analisa Menguraikan tentang data kasus yang diambil, yaitu mengenai data non fisik serta data fisik dari Douce France Bakery & Cafe.
Kemudian dilakukan analisa
terhadap kebutuhan ruang, elemen pembentuk ruang, elemen pelengkap pembentuk ruang, fasilitas, utiltas dan dekorasi. Bab V. Penutup Menjawab dan menyimpulkan permasalahan yang telah dirumuskan.
Pengantar Karya Tugas Akhir
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Tentang Bakery
2.1.1
Pengertian Bakery
`
Bakery berasal dari kata “ Baker is a person hose work or business is
baking bread, pastry, et cetera.” Artinya baker adalah orang yang bekerja untuk membuat roti, pastry, dan yang lainnya. Sedangkan bakery adalah tempat dimana produk roti, pastry dan lainnya dibuat dan dijual. (Neufeldt, 1995:34) Menurut Calvin Andersen dalam situs Bakery Indonesia Magazine menjelaskan bahwa Bakery merupakan bagian dari pastry yang bertanggung jawab pada pembuatan bread, Danish, croissant dan produk yang lain dan disajikan setelah dioven atau baking. Pada bakery setelah proses cooking masih diperlukan penanganan lagi seperti memberi rasa dan tampilan sesuai dengan keperluan. (Andersen, Desember 2010:Pages 2). 2.1.2
Fungsi dan Peranan Bakery
a. Membuat produk untuk breakfast, buffet, a la carte dan produk untuk dijual. b. Membuat produk yang dipesan khusus oleh tamu. (Neufeldt, 1995:36) 2.1.3
Kegiatan Bakery Kegiatan bakery yaitu untuk memperkenalkan produk roti lalu dijual
beserta biasanya dilengkapi dengan kue-kue manis lainnya. Dalam hal ini terjadi arus informasi dari satu pihak yang satu pada pihak lainnya, yaitu pihak konsumen dan pihak produsen. Dengan demikian maka terjadilah transaksi penjualan sesuai kebutuhan konsumen. Keterlibatan pada kejadian tersebut diatas adalah adanya kegiatan pengelola bakery dan pengunjung. Adapun pembagian ruang dan ruang usaha yang terdapat pada bakery. Ruang penyimpanan untuk bahan-bahan dan bahan baku, ruang kebutuhan untuk penyimpanan (rak/lemari), ruang untuk jalan, untuk gudang minimal 8-15m2. 10
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Pemisahan ruang kerja dilakukan pada toko roti dan kue. Toko roti memerlukan suhu yang hangat dan lembab sedangkan kue memerlukan suhu yang dingin. Toko roti mempunyai ruang sebagai berikut: ruang adonan, tempat penyiapan adonan, tempat pembakaran, dan tempat roti-roti yang sudah siap. Diperlukan ruang tersendiri untuk peralatan, untuk pemakaian, pengerjaan, gudang dan tempat penyimpanan. (Neufert, 2002:59) Berikut ini Skema kegiatan pada sebuah bakery :
Gambar 2.1 skema kegiatan toko roti
2.1.4
Sejarah Bakery
Sumber : Neufert, 2002 : 59
Orang Perancis mengatakan bon comme le tain
yang berarti bahwa
sesuatu yang baik disamakan dengan roti (as good as bread ). Orang arab mengatakan bahwa roti adalah pemberian Allah. Bagi sebagian besar penduduk di dunia, roti adalah makanan dan kehidupan. Roti adalah salah satu makanan tertua di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia pada tahun 2600 SM. Saat mereka menemukan cara lain untuk menikmati gandum. Gandum yang awalnya dikonsumsi langsung ternyata dapat dilumat bersama air sehingga membentuk pasta. Lalu menjadi adonan yang sudah basi atau sour dough. Sour dough didapatkan dari adonan sisa kemarin yang tidak dibuang tapi ikut digunakan dalam adonan hari ini., dengan mencampur adonan sour dough menghasilkan roti yang lebih mengembang. Cara tersebut menjadi titik awal pengembangan teknik membuat roti. Dari Mesir inilah sekitar tahun 100 SM bangsa Yunani mengambil teknologi pembuatan roti. Di Roma bahkan roti
Pengantar Karya Tugas Akhir
11
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe dan gandum lebih penting dari daging. Saat itu warna roti membedakan „kelas‟ dalam masyarakat. Semakin gelap warna roti yang dikonsumsi semakin rendah status sosialnya. Hal ini dikarenakan tepung putih yang mahal. Karena roma seni baking menjadi terkenal diseluruh Eropa termasuk Perancis. (Yanuarthi 2008:2-7)
Gambar 2.2 Perkembangan Roti Sumber buku roti zaman purba&masa kini, 2008
Perancis menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh masyarakatnya. Awal mulanya adalah semenjak roti diperkenalkan di Perancis oleh seorang putri keturunan Austria dan Perancis bernama marie antoinette pada tahun 1755.Seorang ratu Perancis yang menikah dengan raja louis XVI Dia memperkenalkan roti croissant yang sekarang menjadi terkenal di Perancis bahkan seluruh dunia. Setiap pagi dia selalu membuat roti kegemarannya
itu dan
memperkenalkannya kepada seluruh istana Versailles. Raja louis XVI menyebut croissant sebagai makanan yang menyenangkan. Dulu roti croissant dinamakan roti bangsawan karena hanya dikonsumsi di istana Versailles dan menjadi makanan favorit raja dan ratu Perancis pada masa itu. Croissant merupakan roti yang paling mempunyai sejarah panjang sebagai penghormatan atas croissant dan warisan marie antoinette Perancis memperingati Le decret pain sebagai penghargaan kepada marie antoinette sebagai sebagai pahlawan tanpa tanda jasa untuk makanan perancis yaitu roti croissant. Croissant sering disebut roti yang fantastis. (Halliday, 2010:56) Auguste Zang seorang perwira arteri pertama kali membuka toko roti pada tahun 1839 di Perancis dengan nama Boulangerie Vienoisse. Boulangerie yang artinya toko roti dan Vienoisse sendiri artinya beruas-ruas. Ciri khas pada Toko roti ini adalah toko roti yang tepat adalah di sebelah kiri dan salon de the’ yang
Pengantar Karya Tugas Akhir
12
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe artinya tea room tempat menikmati teh di sebelah kanan Toko roti ini memiliki keunggulan roti croissant nya yang membuat roti croissant ini semakin terkenal dan populer di kalangan masyarakat Perancis dan seluruh dunia. (Chevallier, 2009:94)
Gambar 2.3 toko roti pertama Boulangerie Viennoise
Pada tahun 1872 seorang kebangsaan Perancis berhasil mengembangkan be ragi secara besar-besaran di pabrik. Sejak saat itu orang mulai meninggalkan cara ”boulangerie vienoisse”
lama dalam pembuatan roti dan menggunakan cara baru dalam pengembangan roti. Sampai sekarang pun ragi masih tetap digunakan dengan daya kembang yang semakin lama semakin sempurna.perkembangan tersebut menjadi sebuah sistem pengiriman, penjualan ke rumah-rumah, dikarenakan permintaan terus meningkat berkembanglah toko-toko roti di pinggir jalan dengan kreasi produknya masingmasing. (Chevallier, 2009:94)
Gambar 2.4 Perkembangan Roti Sumber buku roti zaman purba&masa kini,
2.1.5
Faktor Pemuas Pelanggan Ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan dan
semestinya dapat digunakan sebagai pedoman pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis dan kebutuhan fungsional.
Pengantar Karya Tugas Akhir
13
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe a. Kebutuhan fisik antara lain lay out toko, penataan barang sampai toilet pelanggan.Setiap pelanggan yang akan masuk ke sebuah toko untuk keperluan melihat-lihat, mencari barang yang akan dibeli atau keperluan lain selalu mempertimbangkan lay out toko dan kelegaan menikmati semua bagian toko. Harapan pemilik, membuat lay out yang optimal dapat memberi eye catching (pandangan mata) positif, yang akhirnya akan menimbulkan dampak hallo effect (kesan yang tidak mudah hilang) positif bagi setiap pelanggan untuk langsung berbelanja. Setiap masuk ke bagian dalam toko, tahap berikut yang dilakukan konsumen ialah melihat penataan (display) barang-barang yang dijual. Display product atau visual merchandising dapat mempengaruhi perilaku pelanggan. Pelanggan dapat tertarik, melirik, melihat dengan seksama, dan berpikir-pikir sampai akhirnya mengambil barang dari rak yang ada dan membawanya ke kasir. Display product dapat dioptimalkan melalui gradasi warna, ukuran dan kelengkapan dalam satu rak. b. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan barang (harga, kualitas dan manfaatnya) c. Kebutuhan Fungsional adalah hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan petugas front line (keramahan, kesigapan dan kepedulian). Petugas di front line harus siap untuk ramah, hangat, cekatan, cepat tanggap, penuh senyum, peduli dan rendah hati kepada setiap pelanggan. (Triyono, 2006:74). menurut Triyono (2006:143), ada lima faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen, yaitu: a. Citra Toko (Store Image) Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.
Pengantar Karya Tugas Akhir
14
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe b. Kesan pertama adalah kesan yang paling lama bertahan dalam benak pelanggan. Setiap sudut di dalam toko juga memerlukan sentuhan khusus guna membangun citra toko. Dari setiap sudutlah kesan secara personal dapat dibangun. Sudut yang dioptimalkan dengan presentasi yang mengesankan akan semakin membuat pelanggan merasakan hal posittif terhadap citra toko. c. Aspek eksterior (signed, logo, nama toko, petunjuk, pesan logo/slogan yang ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset (kalau ada), dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan. d. Pajangan Depan (Window Display) Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Bahkan, banyak fakta menunjukkan bahwa pajangan di depan sangat mempengaruhi perhatian pelanggan dan dapat mengundang mereka untuk masuk ke toko. e. Bagian Dalam Toko (Inside the Store) Riset menunjukkan bahwa ketika pelanggan berjalan di toko, mereka melihat dan mengamati hal-hal berikut: 1) Bagian depan saja 2) Melihat sejauh yang bisa dijangkau mata 3) Selalu dari kiri ke kanan 4) Sekedar menenangkan hati dan membebaskan kecurigaan 5) Sesuai garis horisontal dan berhenti di garis vertikal 6) Dari besar ke kecil, atas ke bawah dan dari terang ke gelap.
Pelanggan sangat sensitif terhadap space, mereka membutuhkan ruang untuk privasi dalam rangka melihat-lihat. Apabila toko terlihat penuh dan semrawut, pelanggan merasa tidak nyaman dan akan pergi. Jika toko terlihat sepi dan kosong (kurang stok merchandise), pelanggan mungkin enggan masuk toko. Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang lengkap,
Pengantar Karya Tugas Akhir
15
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya), namun tidak semrawut, cukup space untuk tempat konsumen melihat-lihat dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli. a. Gunakan Penerangan untuk Menciptakan Semangat Membeli Penerangan atau lighting memainkan peranan yang sangat penting dalam hal visualisasi merchandising. Penerangan bisa diartikan memperlihatkan. Ini untuk menuntun pelanggan masuk ke seluruh bagian toko. Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Sebaliknya, penerangan yang tidak ditata dan diperhatikan akan membuat toko tidak menarik. Penerangan bahkan terbukti mampu manciptakan semangat membeli pelanggan. Pelanggan yang semula tidak bersemangat membeli, dengan lighting yang efektif, bisa tergerak hatinya untuk membeli. Penerangan juga memiliki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Bahkan, penerangan bisa dikatakan sebagai tenaga penjual yang diam di dalam toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang soft. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan. Fakta membuktikan bahwa barang yang dipajang dan diberi penerangan yang efektif selalu paling banyak dibeli oleh pelanggan. Sekali lagi, penerangan sangat penting untuk dapat menarik dan menuntun pelanggan, mengoptimalkan pajangan merchandise, membuat perhatian yang fokus, menonjolkan aktivitas promosi, dan memperlihatkan lebih jauh tentang isi toko kepada setiap pelanggan. Dalam bukunya, Broudy (1986:55-58) mengatakan bahwa display yang ada sebaiknya dapat menarik perhatian pengunjung yang datang ke tempat itu. Peletakkan display juga harus memperhatikan jalur sirkulasi yang ada. Penataan display sebaiknya di tempat terbuka atau dapat dibatasi dengan dinding partisi yang tidak terlalu tinggi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata produk, yaitu: a. Menganalisa karakteristik produk sebelum menatanya dalam rak display b. Produk yang didisplay pada akhirnya menjadi pusat perhatian pengunjung
Pengantar Karya Tugas Akhir
16
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe c. karena itu perhatikan dahulu lingkungan sekitarnya d. Membuat alternatif display e. Membuat tingkat display secara geometri f. Sistem display dibuat sefleksibel mungkin untuk menghindari penataan yang di luar jangkauan mata pengunjung.
2.2
Tinjauan Tentang Perancis Perancis merupakan sebuah negara yang teritori yang terletak di Eropa
Barat. Ibu kota Perancis adalah Paris. Orang Perancis sering menyebut Perancis Metropolitan sebagai L'Hexagone karena bentuk geometris teritorinya. Perancis Metropolitan menempati wilayah seluas 547.030 km². wilayah negara terluas di antara semua anggota Uni Eropa. Nama France berasal dari Francia Latin, yang berarti tanah bangsa Frank atau Frankland. Secara Etimologi nama Frank berarti bebas yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam bahasa Perancis sebagai franc, juga digunakan sebagai penerjemahan Frank dan nama mata uang lokal, hingga penggunaan euro pada tahun 2000-an. Tetapi, selain nama etnis frank berasal dari kata frank, juga mungkin bahwa kata ini berasal dari nama etnis frank, hubungannya adalah bahwa hanya frank, sebagai kelas yang berkuasa, memiliki status warga merdeka. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk seluruh kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan. (Anonim, Wikipedia:2 april 2011) Perancis dijuluki pusatnya dunia kuliner. Dimana sekelilingnya memiliki penjualan yang fantastis dari bahan makanan di seluruh Perancis. Dimana hampir sebagian besar reputasinya bersandar pada nama besar bakery, café dan restaurant. Sebuah warisan dari jaman revolusi dimana para koki terdahulu harus membuat sebuah racikan masakan baru untuk bertahan hidup. Warga paris sangat perduli terhadap warisan resep makanan mereka terutama resep roti, sehingga banyak sekali terdapat bakery dan cafe yang menyajikan sarapan, brunch, dan makan siang. Salah satunya champ elsyess tempat ini sangat populer dikalangan masyarakat dan turis dengan Outdoor Space bagi pengunjung, yang banyak ditiru oleh café di seluruh dunia. (wilkins 1996:64)
Pengantar Karya Tugas Akhir
17
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Gambar 2.5 Daerah Champ Elsyess Bakery & Cafe persimpangan paling populer di perancis
2.3
Tinjauan Tentang Café
2.3.1
Pengertian Cafe Kafe berasal dari bahasa Perancis café. Arti harafiahnya sebetulnya adalah
(minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa minumminum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. Di Indonesia, kafe berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang bisa makanmakanan ringan. Dengan ini kafe berbeda dengan warung. Café adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat, di mana para tamu mengumpulkan makananya di atas baki yang diambil di atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan. (Marsum, 2000:8-11). Café dikaitkan dengan kepariwisataan termasuk salah satu jenis restoran, artinya usaha komersial yang ruang lingkup dan kegiatannya menyediakan hidangan makanan dan minuman.( Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR RI/1997, hal 2) Café menurut Dictionary of English Language and Culture oleh Longman adalah restaurant kecil yang melayani/ menjual makanan ringan dan minuman, café biasanya digunakan oleh orang- orang untuk menghabiskan waktu/ istirahat sejenak. Café adalah tempat yang paling menyenangkan, dan yang mana satu menemukan segala macam orang karakter yang berbeda. (Broudy, E. 1986:43)
Pengantar Karya Tugas Akhir
18
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 2.3.2
Sejarah Singkat Cafe Café pertama kali didirikan di Constantinopel pada tahun 1950, kemudian
pada tahun 1672 seorang yang bernama Pascal menjual minuman kopi dalam sebuah kedai pameran Saint-Germani, Paris. Dari situ ia memperkenalkan dan meneruskan usahanya ke berbagai negara di Eropa. Eksistensi cafe terus berkembang sehingga pengertian café menjadi berubah. Palais-Royal, Grands Boulevard, Left Bank dan Bougant adalah cafe-cafe yang dibuat dalam nafas modern mengikuti perkembangan jaman. (Cole, 1998:71). Café selanjutnya berkembang di Eropa terutama di Paris. Cafe terletak di penggir jalan biasanya berada di luar ruangan. Seiring perkembangan jaman, cafe akhirnya memperhatikan interior dalam sistem pelayanannya. Café dengan cepat menjadi bagian integral dari budaya Perancis dari pemunculan pertamanya, berawal dari pembukaan Café Procope di tepi kiri tahun 1689 dan café Régence di Palais Royal setahun kemudian. Café di kebun beberapa distrik menjadi populer pada abad ke-18, dan dapat dianggap sebagai café teras pertama di Perancis, ini tidak akan terkenal hingga trotoar dan jalan boulevard mulai muncul pada pertengahan abad ke-19. Café adalah perhentian penting dalam perjalanan menuju atau dari kantor bagi banyak warga Perancis, dan khususnya saat makan siang. (Porter, 2010:144).
Gambar 2.6 Cafe Procope Cafe tertua di perancis
2.3.3
Macam-macam tipe Cafe Perancis Industri pelayanan makanan di Perancis terus berkembang dengan pesat
seiring kebutuhan serta tingkatan hidup masyarakatnya yang semakin meningkat. Bermacam-macam jenis restoran dan cafe bermunculan dari yang paling
Pengantar Karya Tugas Akhir
19
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe sederhana sampai mewah. Kesemuanya dibedakan menurut jenis makanan yang dijualnya atau cara pelayanannya. a. Boulangerie pattiserie adalah menyediakan berbagai macam jenis roti dan kue-kue manis. b. Brassserie adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman yang beralkohol. c. Bistro Seringkali lebih kecil dari sebuah restoran dan sering kali menggunakan papan kapur atau menu verbal. Banyak fitur masakan daerah. hidangan terkenal dan menawarkan berbagai jenis minuman beralkohol. d. Bouchon Ditemukan di Lyon , mereka menghasilkan Lyonnaise masakan tradisional, seperti sosis, pate bebek atau babi panggang.
sangat
berorientasi pada daging. Ada sekitar dua puluh tradisional bouchons bersertifikat resmi. e. Salon de the adalah mirip dengan kafe di seluruh dunia. Seringkali disebut Tearooms ini sering menawarkan pilihan kue dan tidak menawarkan minuman beralkohol. Banyak menawarkan makanan ringan sederhana seperti salad dan sandwich, teh, cokelat panas, dan chocolat à l'ancienne (minuman cokelat populer) yang ditawarkan juga. tempat ini sering bersebelahan dan menjadi satu dengan toko roti buka hanya sebelum tengah hari untuk makan siang dan kemudian tutup sore hari. f. Estaminet adalah restoran yang digunakan untuk menjadi tempat pusat bagi petani, pekerja tambang, atau tekstil untuk bertemu dan bersosialisasi. Bersamaan dengan minuman biasa (bir dan minuman keras), orang bisa memesan masakan daerah dasar, serta bermain game berbagai indoor. Estaminets ini hampir hilang, tetapi sekarang dianggap sebagai bagian dari sejarah Nord-Pas-de-Calais, dan karena itu harus dijaga dan dikembangkan. (Porter, 2010:25).
Pengantar Karya Tugas Akhir
20
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 2.3.4
Sistem Pelayanan pada Café Pelayanan harus mampu memberikan servis kepada konsumen dengan
baik sehingga konsumen merasa puas secara fisik dan psikologis yang berbeda dengan cafe lain. Hal yang paling terpenting dalam pemberian kepuasan bagi para tamu yaitu pelayanan. Adapun sistem yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. a. Table Service Table Service adalah sistem pelayanan , dimana para tamu duduk di kursi menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman diantarkan, disajikan kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang menyajikan makanan dan minuman adalah waiter/waitress.
Gambar 2.7 pelayanan table service Dapur
Makanan dibawa ke ruang makan
Makanan disajikan
Sisa makanan dirapikan
Sisa makanan dibawa ke ruang pembersihan Bagan 2.3 Table Service
b. Counter Service adalah suatu sistem pelayanan restoran bagi para tamu yang datang langsung menuju ke counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap maka akan disajikan kepada tamu tadi di atas counter. Petugas yang menyajikan makanan dan minuman bisa waiter/
Pengantar Karya Tugas Akhir
21
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe waitress atau langsung oleh juru masaknya. Pelayanan model ini lebih praktis, hemat tenaga dan waktu. Counter di sini memiliki pengertian meja panjang yang membatasi dua ruangan ruang dapur dengan ruangan restoran.
Gambar 2.8 pelayanan counter service
Dapur
Makanan dinikmati di ruang makan
Peralatan dirapikan
Sisa makanan dibawa ke ruang pembersih
Makanan disajikan di counter
Makanan dibungkus
Makanan dibawa pulang
Bagan 2.4 Counter Service
c. Carry Out Service kadang-kadang juga disebut Take Out Service yaitu pelayanan restoran kepada para tamu yang datang untuk membeli makanan yang telah siap atau yang disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks atau kotak untuk dibawa pergi, jadi makanan dan minuman tidak dinikmati
Gambar 2.9 pelayanan carry out service
Pengantar Karya Tugas Akhir
22
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Makanan dimasak pada dapur atau meja konter
Makanan dibungkus pada konter
Makanan dibawa pergi
Bagan 2.5 carry out service
d. Self Service atau kadang-kadang disebut juga Buffet Service ialah suatu sistem pelayanan restoran yang menghidangkan semua makanan secara lengkap (dari hidangan pembuka, hidangan utama, hidangan penutup dan sebagainya) telah ditata dan diatur dengan rapi di atas meja hidang atau meja prasmanan. Para tamu secara bebas mengambil sendiri hidangannya sesuai dengan selera maupun kesukaannya. Sedangkan untuk minuman panas, seperti teh atau kopi, pada umumnya disajikan kepada para tamu oleh petugas.
Gambar 2.10 pelayanan self service
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan urutan kegiatan makanan sebagai berikut :
Makanan dari dapur
Makanan disajikan pada counter
Makanan di ambil dan dinikmati di meja makan
Peralatan makanan dirapikan
Peralatan dibawa ke tempat pembersih an
Bagan 2.5 Self service
Pengantar Karya Tugas Akhir
23
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 2.3.5
Program Ruang Café Secara Umum Menurut Fred Lawson, dalam bukunya yang berjudul Restaurant
Planning & Design, (1994:45) menjelaskan bahwa tata ruang restoran tentunya dirancang dan dibangun dengan pertimbangan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruangan sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah kemudian diproses sampai dengan penyajiannya. Semua tahapan tersebut memerlukan ruangan yang memadai. Oleh karena itu, persyaratan ruangan Café dibedakan menjadi dua yaitu ; a. Ruangan depan (Front Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan, seperti ruang makan, bar, cocktail lounge, ruang parker tempat ibadah dan lain sebagainya. Persyaratan ruangan Cafe : 1) Luas area memenuhi standar 2) Penyekat antara Café dan dapur harus tahan terhadap api 3) Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat 4) Selalu terpasang alat deteksi kebakaran 5) Pintu keluar masuk pelanggan dan pegawai harus terpisah 6) Cukup penerangan 7) Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengatur suhu udara 8) Bersih, rapi dan sanitasi (memenuhi syarat kesehatan) 9) Kualitas bahan bangunan memenuhi standar 10) Lay out ruangan yang tercipta mudah dirubah 11) Mudah untuk dibersihkan dan dirawat. b. Ruangan Belakang (Back Area), yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktivitas kerja bagi karyawan cafe dan sebagai daerah terlarang bagi pelanggan untuk masuk ke dalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukan sampah, steaward area dan lain sebagainya. Sehingga syarat-syarat back area ; 1) Cukup Penerangan 2) Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya
Pengantar Karya Tugas Akhir
24
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 3) Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar 4) Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur saluran air bersih lancar dan mencukupi
2.4
Tinjauan Umum Tentang Douce France Bakery & Café
2.4.1
Sistem organisasi Ruang Ruang-ruang ini dapat berhubungan langsung satu dengan yang lain atau
dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Bentuk organisasi linier dengan sendirinya fleksibel dan cepat tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini bisa mengadaptasi adanya perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu daerah berair atau sekelompok pohon-pohon, atau mengarahkan pemandangan.
ruang-ruangnya Bentuknya
supaya
dapat
memperoleh
lurus,
bersegmen
sinar atau
matahari
dan
melengkung.
konfigurasinya bisa horizontal sepanjang tapaknya, atau diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak sebagai sebuah menara (D.K.Ching, 1996:214-215 )
Gambar 2.11 Organisasi Ruang Linier
a. Sirkulasi Hubungan Jalan dengan Ruang Jalur dapat dikaitkan dengan ruang-ruang yang dihubungkannya melalui beberapa cara, yaitu : 1) Melewati ruang 2) Konfigurasi jalurnya fleksibel 3) Integritas setiap ruang dipertahankan 4) Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara jalur dengan ruang-ruangnya.
Pengantar Karya Tugas Akhir
25
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe b. Konfigurasi Jalur linier memiliki jalan-jalan lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu sederet ruang-ruang. Disamping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran. c. Bentuk Ruang Sirkulasi Bentuk ruang sirkulasi beragam , disesuaikan dengan : 1) Definisi tiap batas-batasnya 2) Keterkaitan dengan bentuk ruang yang dihubungkannya 3) Kualitas skala, proporsi, pencahayaan, dan pemandangan 4) Pintu-pintu masuk 5) Perubahan atau perbedaan ketinggian dengan menggunakan tangga dan ram. Sebuah ruang sirkulasi dapat berbentuk tertutup dengan membentuk suatu area publik atau koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang yang dihubungkannya melalui akses-akses masuk di dalam sebuah bidang dinding. (D.K.Ching. 2000:91) Cafe mempunyai ruang pokok yaitu ruang makan, disamping ruang-ruang lain yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antar ruang tersebut mempunyai arti penting, sebab apabila setiap ruang yang ada tidak tersusun menurut skala prioritas kebutuhan, maka pelaksanaan penyajian makanan dan minuman akan terhambat. Hubungan ruang dalam cafe, seperti Bakery, ruang makan akan berhubungan dengan dapur dan ruang kasir. Dimana ruang-ruang tersebut mempunyai skala prioritas urutan kegiatan, efektivitas kerja,efektifitas waktu, dan fasilitas yang akan digunakan dalam ruang tersebut. Pengaturan ruang dalam bakery & cafe juga diusahakan agar dapat mengarahkan pengunjung didalam melakukan aktifitasnya secara berurutan, mulai dari bagian penerimaan, memilih, masuk dalam ruang makan dan minum hingga menuju pintu keluar. 2.4.2
Sonasi dan Tata Letak Sonasi merupakan pengelompokan ruang atau pendaerahan ruang yang
Pengantar Karya Tugas Akhir
26
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe dipengaruhi oleh hubungan atau pengorganisasian antar ruang. Untuk mendapat komposisi ruang yang baik, diperlukan kesatuan bagian-bagian dalam ruang. Kesatuan ini dapat diperoleh dengan pengaturan yang baik dan pandangan yang serasi (Suptandar, 1994:236). Lebih lanjutnya Suptandar membagi daerah-daerah dalam suatu bangunan menjadi beberapa kelompok utama, yaitu : a. Public Area b. Private Area, yang masih bisa dibagi lagi menjadi Semi Private Area dan Most Private Area. c. Service Area d. circulation Area
2.4.3
Sirkulasi Dalam penataan fasilitas sebuah Bakery & Café juga tidak terlepas dari
unsur sirkulasi. sirkulasi merupakan ruang gerak atau jalur yang diatur untuk menghubungkan, membimbing dan melintasi bagian-bagian tertentu didalam bangunan atau ruangan untuk kelancaran bagian itu sendiri, yang berhubungan dengan penghayatan obyek didalam ruang. Dengan demikian pengertian dari sirkulasi, kaitannya dengan aktifitas ruang adalah; pengarahan dan pembimbingan jalan atau tapak yang terjadi didalam suatu ruang yang direncanakan. (Suptandar, 1982:57) Didalam sebuah Café ada dua pokok pola sirkulasi yang saling berhubungan , yaitu pola sirkulasi para staf dan pola sirkulasi pengunjung. Mengenai sirkulasi staf, oleh fred Lawson diterangkan lalu lintas sirkulasi untuk staf termasuk didalamnya untuk pelayanan meja, pelayanan bagian counter bila digunakan dalam pelayanan umum (Lawson, 1994:171)
2.4.4
Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai Lantai adalah elemen pembentuk interior yang tidak dapat dipisahkan dari
Pengantar Karya Tugas Akhir
27
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe ruangan itu sendiri. Dari 3 elemen pembentuk interior, yaitu lantai, dinding, dan plafond, lantai merupakan elemen yang mutlak harus ada. Lantai merupakan bidang datar dan mempunyai dasar yang rata. Sebaiknya bahan lantai dipilih berdasarkan pertimbangan baik fungsi maupun estetiknya (D.K.Ching, 1996:180) Berikut ini beberapa kriteria dalam memilih lantai pada restoran maupun cafe : 1) Tidak Licin Sangat penting pada area sirkulasi (jalur pelayanan, tangga, entrance) terutama pada waktu basah atau terkena tumpahan (air,lemak) 2) Tahan Lama Tahan terhadap kerusakan karena terlalu sering dipakai berhubungan erat dengan antisipasi terhadap umur lantai. Lantai yang permanen, walaupun tahan
lama
tetap
harus
mempunyai
sifat
yang mudah
untuk
dibersihkan/dikilapkan kembali di waktu mendatang. 3) Penampilan Dalam hubungannya dengan fungsi ruang, tahan terhadap lalu lintas, tahan terhadap kerusakan karena sering dipakai, tahan terhadap tumpahan makanan,minuman, lemak, pewarna dan lekukan. Penting untuk menjaga penampilan yang bersih dan rapi, diperlukan pembersihan rutin dan pemenuhan akan pemeliharaan secara sebaik-baiknya. 4) Suara, kehangatan dan kenyamanan Berhubungan dengan kehalusan dan kemampuan meredam suara dari permukaan lantai dan dekorasi ruangan. (Lawson, 1994:127) Beberapa bahan penutup lantai : 1) Karpet dan permadani : mencerminkan keindahan, kemewahan serta menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Dengan keuntungan dapat memperlemah perambatan suara, sehingga karpet ini juga berfungsi untuk meredam suara. 2) Terrazo : keuntungan dari penggunaan lantai terrazo adalah lebih ekonomis dan indah.
Pengantar Karya Tugas Akhir
28
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 3) Keramik : alasan pemilihan keramik karena mudah pemasangannya, lahan lama, dan tahan terhadap suhu tertentu serta tahan terhadap gesekan. 4) Floor hardener : lapisan penutup lantai cor-coran beton yang baik untuk digunakan pada lantai yang tingkat abrasinya tinggi, serta tahan tekanan.
b. Dinding Dinding merupakan elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan baik sebagai unsur penyekat, pembagi ruang ataupun unsur dekoratif. (D.K. Ching, 1996:183). Dinding-dinding bangunan dari segi fisika bangunan mengemban beberapa fungsi sebagai berikut : 1)
Memikul beban diatasnya Sebagai pemikul, dinding harus kuat bertahan terhadap tiga kekuatan pokok yaitu, a) Tekanan vertikal dari beban atap b) Tekanan horisontal, seperti tekanan mekanis dari fasilitas di dalam ruangan. c) Beban vertikal sering jauh melampaui ukuran tebal atau tipis dinding, sehingga menimbulkan daya tekuk. d) Bahaya tekuk biasanya diatasi dengan pemasangan pilar-pilar satu batu diantara dinding-dinding yang kurang dari satu batu, atau dengan dinding yang melintang e) Untuk daerah-daerah yang kaya gempa bumi, seyogyanya kita berusaha jangan memilih konstruksi dinding pemikul yang panjang atau luas, jika tidak dibutuhkan sungguh-sungguh.
2) Fungsi penutup atau pembatas ruangan Penutupan atau pembatasan itu menyangkut penglihatan visual sehingga berkat dinding manusia dapat terlindung dari pandangan orang lain yang tidak sepantasnya. Dinding biasanya menutupi pandangan mata kesuatu ruangan, tetapi sebenarnya cara penutupan itu
Pengantar Karya Tugas Akhir
29
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe sendiri harus berkebudayaan juga Sering cakup pandangan mata disaring sedikit, dengan kerai, kisi-kisi tirai dan sebagainya. 3) Dinding juga berfungsi sebagai penutup ataupun pembatas ruang pendengaran (audio). 4) Fungsi Keamanan Keamanan tergantung dari unsur rumah yang paling lemah bukan paling kuat. Kekuatan dinding hanyalah salah satu dari sekian banyak mata rantai keamanan bangunan. (Mangunwijaya, 1981:340). 5) Warna dinding juga berpengaruh pada kesan ruang, warna-warna yang mengkilat lebih banyak memantulkan sinar sebaliknya warna buram kurang memantulkan sinar. Warna-warna yang terang memberikan kesan ringan dan luas pada suatu ruang, sedangkan warna gelap memberikan kesan berat dan sempit (Suptandar, 1982:46). Selain warna, dinding juga merupakan bidang yang secara leluasa dapat dihias sesuai dengan selera. Cara menghias dinding menurut Suptandar (1982: 30). a) Membuat motif-motif dekorsi dengan digambar, dicat, dicetak, diaplikasikan dan dilukis secara langsung didinding. b) Dinding ditutup atau dilapisi dengan bahan yang ornamentik atau dengan memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding
c. Plafond Langit-langit yang tinggi cenderung menjadikan ruang terasa terbuka, segar dan luas. Dapat juga memberi suasana agung atau resmi, khususnya jika rupa dan bentuknya beraturan. Tidak sekedar menutup ruang tetapi menjulang ke atas. Langit-langit yang rendah, sebaliknya, mempertegas kualitas naungannya dan cenderung menciptakan suasana intim dan ramah. (D.K.Ching, 1996:192-193) Plafond atau langit-langit diperlukan untuk mencegah panas atap masuk kedalam ruangan di bawahnya, baik secara radiasi maupun secara konveksi. Atap yang panas akan memancarkan radiasi panas ketubuh kita,
Pengantar Karya Tugas Akhir
30
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe sehingga menyebabkan tidak nyaman. Radiasi ini tidak dapat dicegah dengan hembusan aliran udara, tapi dapat dicegah oleh langit-langit. (Satwiko, 2004:22) . Tinggi rendahnya plafon akan mempengaruhi kualitas ruangan, seperti halnya kesan dan suasana serta akustik ruang (Suptandar, 1982:58). Beberapa tipe yang dipergunakan untuk pelapis plafon dipilih dua hal umum yaitu untuk perlindungan api dan penunjang akustik. Kesan-kesan yang ditimbulkan oleh plafon menurut Suptandar (1982:67) sebagai berikut ; 1) Ruang dengan langit-langit tinggi akan memberi kesan agung dan titik penglihatan akan bergerak secara vertikal. 2) Ruang dengan langit-langit normal tidak lapang, tetapi tidak sempit. Maka orang-orang di dalamnya akan didorong melakukan kegiatan: duduk, bersantap dan kegiatan – kegiatan yang sifatnya teratur, terikat. 3) Ruang sempit langit-langit rendah dan intim. Maka orang-orang di dalamnya akan didorong melakuakn kegiatan sebagai berikut : duduk, bersantap, dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya teratur, terikat.
2.4.5
Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri, perabot dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dari satu ruang ke ruang lain dalam bangunan. (D.K. Ching, 1996:220) Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang dipergunakan, pengarahan atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada atau berdekatan dengan sudut-sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas disisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu beberapa kaki dari sudut memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan menempel di sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan jalan keluar masuk cahaya, suara, udara, panas dan dingin (D.K. Ching, 1996:112). Jalan masuk bisa dibuat lebar atau sempit. Itu tergantung dari kebijakan
Pengantar Karya Tugas Akhir
31
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe yang dianut peritel. Kebijakan yang menganut “ingin menyenangkan dan melayani” akan mengatur lebar jalan masuk yang membuat dua orang bisa berjalan beriringan masuk sambil berpapasan dengan dua orang dari arah berlawanan yang juga berjalan beriringan. Sebaliknya, jika kebijakannya adalah “melakukan efisiensi”, lebar jalan akan diatur cukup untuk dua orang berjalan berpapasan secara pas-pasan. Jalan masuk yang lebar banyak dipakai oleh gerai kelas atas, sementara jalan masuk yang sempit, banyak dipakai oleh gerai kelas menengah dan bawah.
Gambar 2.12 Door Size & Frame Sumber : Ernest and Peter Neufert,2003:185
b. Jendela Jendela adalah salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang tersebut. (D.K. Ching, 1996:224). Susunan jendela yang kecil dan tinggi memberi kesan sesak mengakibatkan perasaan seakan-akan tersekap dalam sel tahanan. Lain halnya dengan jendela yang berukuran besar dan ditempatkan rendah akan memberikan perasaan bebas. (Wilkening, 1989:43)
Gambar 2.13 Penempatan Jendela Sumber : Ernest and Peter Neufert
Pengantar Karya Tugas Akhir
32
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Neufert (2003:117) menyarankan tentang bukaan jendela yaitu : Jendela tinggi dapat memberi cahaya baik hingga ke dalam bagian dalam ruangan. Jendela memanjang horizontal memberikan penyebaran cahaya dengan baik ke arah samping terutama dekat jendela itu sendiri.
c. Tangga Tangga dan lorong tangga merupakan sarana sirkulasi vertical antara lantai-lantai dari suatu bangunan. Dua criteria fungsional terpenting dalam pembuatan desain tangga adalah keselamatan dan kemudahan untuk dinaiki atau dituruni. Tinggi dan lebar anak tangga harus sesuai dengan gerak tubuh kita. Kemiringannya, jika curam dapat membuat proses naik melelahkan secara fisik dan menakutkan secara psikologis dan dapat menimbulkan bahaya pada saat menuruninya. Jika landai tangga harus mempunyai injakan yang cukup lebar agar sesuai dengan lebar langkah kita. (D.K.Ching 1996:228).
2.4.6
Unsur Utilitas
a. Penghawaan Yang dimaksud dari penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan udara dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, menghilangkan bau keringat, gas karbondioksida. Jumlah atau kapasitas udara segar tersebut tergantung dari aktivitas, setiap tambahan jumlah civitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih besar (Suptandar, , 1982:150). Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan, penghawaan alami
dapat
memanfaatkan
sistem
cross
ventilation.
Sedangkan
penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas atau AC.
Pengantar Karya Tugas Akhir
33
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Perhitungan jumlah daya AC dalam satuan BTU : KAPASITAS AC = PANJANG RUANGAN (P) X LEBAR RUANGAN (L) X 500 BTU Ketentuan: DAYA AC/PK
DAYA AC DALAM SATUAN BTU
1/5
5000
3/4
7500
1
9000
1½
12000
2
16000 Tabel 2.1. Ketentuan AC Dalam Satuan BTU Sumber : Dokumentasi Mahasiswa
Adapun beberapa jenis AC menurut peletakkannya: 1) Mounted type: ditanam didalam dinding atau didalam plafon. 2) Ceiling type: ditanam di atas atau dipasang di langit-langit. 3) Custom floor type: diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus. 4) Wall mounted type: ditanam didalam dinding. 5) Jenis AC sentral yaitu jenis AC yang memiliki pengontrolan dan pengendalian yang dilakukan dari satu tempat saja. (Suptandar, 1982 : 275) Pada area dapur menggunakan exhaust (penyaring udara) untuk menghindari asap yang berlebihan dan uap yang ada pada tempat penyajian (Lawson, 1994:59) b. Pencahayaan Dalam penataan interior, dapat diciptakan berbagai suasana yang dikehendaki melalui sistem pencahayaan lampu yang redup dan warna lampu yang panas atau hangat yang akan memberikan suasana yang
Pengantar Karya Tugas Akhir
34
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe romantis. Pencahayaan yang digunakan terbagi atas dua bagian yaitu : 1) Pencahayaan Alami Karena sinar langsung matahari membawa serta panas, maka cahaya yang dimanfaatkan untuk pencahayaan ruangan adalah
cahaya
bola
langit.
Sinar
langsung
matahari
hanya
diperkenankan masuk kedalam ruangan untuk keperluan tertentu atau bila hendak dicapai efek tertentu. Oleh karena itu perlu diingat dua hal penting yaitu: a) Pembayangan untuk menjaga agar sinar langsung matahari tidak masuk kedalam ruangan melalui bukaan. Teknik pembayangan antara lain dengan memakai tritisan atau tirai. b) Pengaturan letak dan dimensi bukaan untuk mengatur agar cahaya bola langit dapat dimanfaatkan dengan baik. c) Pemilihan warna dan tekstur permukaan dalam ruangan dan luar untuk memperoleh pemantulan yang baik (agar pemerataan cahaya efisien) tanpa menyilaukan mata.( Satwiko, 2004:80) 2) Pencahayaan buatan
(artificial light) adalah segala bentuk cahaya
yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti : lampu pijar, lilin, atau obor. Menghitung kebutuhan suatu ruang akan pencahayaan buatan dihitung didasarkan pada luas ruang, luminan (intensitas cahaya) serta iluminan (lux, arus cahaya yang datang pada satu bidang). Diperlukan pedoman standar lux suatu ruang serta lumen setiap jenis pencahayaan buatan untuk menentukan jumlah titik lampu. Pencahayaan di daerah layanan makanan memerlukan cahaya yang cukup khususnya sekitar meja kasir. Dalam layanan penyajian memerlukan 400 lux, counter dan meja kasir memerlukan 600 lux. ( Lawson,1994:59). Pencahayaan yang bagus juga perlu disediakan pada area-area sirkulasi, dan terutama di atas anak tangga. Ada beberapa tingkat penerangan berdasarkan kode penerangan, sebagai berikut : a) Lobby memerlukan 400 lux.
Pengantar Karya Tugas Akhir
35
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe b) Kantor memerlukan 300 lux. c) Area cafe memerlukan 200 lux. d) Anak tangga memerlukan 200 lux Berikut adalah standar lux untuk bangunan dengan tinggi 3-5 m :
Tabel 2.2 Standar Lux
Serta berikut standar lumen pada lampu :
Tabel 2.3 Standar Lumen
Toko dengan pencahayaan yang terang akan lebih sukses dan lebih disukai konsumen dibandingkan toko dengan pencahayaan yang redup.
Pengantar Karya Tugas Akhir
36
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Pencahayaan di toko tidak hanya digunakan untuk menerangi produk yang akan dijual tapi juga memainkan peran penting dalam tema, gaya, dan desain toko. 1) Peran pencahayaan yang pertama pada toko untuk menarik perhatian orang dengan memberikan efek pencahayaan yang dramatis,cahaya yang berwarna dan luminair yang menarik. 2) Peran pencahayaan yang kedua pada toko adalah menerangi barang yang dijual. Biasanya menggunakan lampu track atau menggunakan jenis lampu pameran lainnya. 3) Peran pencahayaan penting yang ketiga pada toko adalah untuk menyenangkan pengunjung dengan kesenangan. 4) Peran pencahayaan penting yang keempat pada toko adalah untuk menerangi area kerja dari kegiatan petugas toko. 5) Peran pencahayaan penting yang kelima pada toko adalah mendukung rasa bagi pembeli terhadap nilai dan harga barang yang dijual.
Beberapa cara untuk memberikan kesenangan bagi pengunjung : 1) Pencahayaan yang dramatis pada barang yang dijual, terutama pada fitur yang dipamerkan. 2) Menggunakan luminair yang memiliki gaya yang dapat mendukung tema arsitektur toko 3) Menggunakan teknik pencahayaan arsitektur seperti lampu cove dan pencahayaan pada dinding untuk memunculkan atau mendukung elemen desain interior atau desain arsitektur. 4) Menggunakan teknik pencahayaan yang sangat khusus seperti cahaya optik fiber, cahaya yang bersifat theater, cahaya neon, dan cahaya yang bergerak untuk memberi energi pada ruangan. (Karlen. Benya, 2007:123) Restoran / café adalah salah satu tempat dimana pencahayaan dapat dipamerkan dan membuat pernyataan yang kuat. Dari luminair yang
Pengantar Karya Tugas Akhir
37
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe menarik dan ornamental sampai warnadan efek cahaya khusus, restoran/ café menjadi tempat yang sempurna untuk menggunakan pencahayaan sebagai media desain. Berikut ini pembahasan pencahayaan untuk restoran atau café. Pada restoran/café bertema, kecenderungannya adalah menggunakan banyak pencahayaan dekorasi bertema seperti lentera, lampu
gantung,
chandelier.
Restoran/café
cepat
saji
tepat
jika
menggunakan tingkat pencahayaan yang relative lebih tinggi dan merata, sedangkan restoran mewah harus memilki pencahayaan yang berlapis dan kontras antara tingkat pencahayaan pada area kerja dengan tingkat pencahayaan ambient. (Karlen. Benya, 2007:106) Kegiatan utama biasanya terdapat di meja yang diberi pencahayaan dengan dua cara : 1) Oleh lampu meja pada tiap meja utama. Lampu dipasang pada meja dan daya diberikan dari dinding. Lampu ini juga memberikan cahaya pada ketinggian pandangan mata. 2) Oleh lampu sorot kecil bertegangan rendah pada meja lainnya.
c. Akustik Akustik merupakan unsur penunjang dalam sebuah disain, karena akustik memberi pengaruh luas dan dapat menimbulkan efek psikis dan emosional bagi orang yang mendengarnya. Pengendalian akustik yang baik membutuhkan penggunaan bahan dengan tingkat penyerapan yang tinggi seperti pada lapisan permukaan lantai, dinding, plafon, luas ruang, fungsi ruang, isi ruang, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet, udara di dalam ruang dan pengaruh lingkungan sekitarnya, akustik yang perlu diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi bising yang ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan 60 dB. (Akustik Ling, 198:33). Prosedur perancangan akustik ruangan 1) Mengenali fungsi utama ruangan
Pengantar Karya Tugas Akhir
38
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 2) Mengenali lingkungan sekitar ruangan 3) Merancang detail (Satwiko, 2004:123)
2.4.7
Fasilitas
Dalam merancang fasilitas dan ilmu bentuk terdapat tiga prinsip ilmu yaitu : a. Fungsi 1) Agar fungsi tercapai secara maksimal perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 2) norma tubuh manusia : ukuran fasilitas harus berdasarkan ukuran tubuh manusia pemakai 3) norma penanganan : hal-hal peraktis yang berhubungan dengan fasilitas saat dipakai, seperti tinggi laci dan sebagainya 4) norma benda : ukuran benda yang akan disimpan didalam fasilitas 5) norma industri : ukuran benda yang akan disimpan dan berhubungan dengan perabot yang sudah mampunyai ukuran standar industri 6) Pemanfaatan ruang : ukuran-ukuran benda diperhatikan sehingga ruang pakai benar-benar maksimal. b. Konstruksi Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan konstruksi misalnya; sifat bahan, ukuran bahan, peletakan bahan dan sebagainya yang berhubungan dengan kekuatan, sebagai pendukung fungsi. c. Proporsi Dasar komposisi adalah sebagai berikut : 1) Garis : sebagai elemen dasar dari bidang. Untuk membentuk dan mengkoreksi. Jenisnya adalah: garis vertikal, horisontal, diagonal, patah dan lengkung 2) Sifat/reaksi garis, seperti : melebar, dingin, keras, lugas, tenang, dinamis. 3) Susunan : yaitu teratur, tidak teratur, dan berbentuk 4) Irama; bentuk yang sama berulang-ulang tanpa irama. Monoton, menimbulkan reaksi membosankan. Irama menghidupkan suatu
Pengantar Karya Tugas Akhir
39
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe susunan melalui jarak, bentuk, arah, warna dan sebagainya. 5) Keseimbangan : untuk pemeriksaan akhir suatu komposisi, lebih baik apabila ada keseimbangan (optis-lewat kesan pandang) 6) Warna : dasar reaksi warna adalah warna gelap dan warna terang Warna gelap memiliki sifat : mempersempit, berat, menjauh, tidak menonjol. Warna terang memiliki sifat : memperluas, ringan, mendekat, menonjol. (Kristiani, 1995:14) Berikut Dimensi standard fasilitas yang dibutuhkan dalam Interior Douce France Bakery & Café. a. Rak Pajang/ Display Bakery Rak adalah komponen interior yang paling sering digunakan sebagai wadah penyimpanan atau display barang-barang dagangan. Bukan saja barang-barang tersebut harus dapat dijangkau secara antropometeri, namun juga harus dapat dilihat dengan baik. Tinggi yang ditetapkan harus sesuai dengan jangkauan genggaman vertikal serta tinggi mata. Menurut Prabu wardono jenis sistem display pada toko dapat dibedakan menjadi 3 jenis antara lain : 1) Display terbuka apakah barang dagangan itu dapat diraba, dibuka, dicoba dan sebagainya. Untuk yang demikian pilihan sistem display yang sesuai adalah display terbuka. 2) Display tertutup enclosed ada pula barang dagangan yang dapat dicoba namun harus melalui pelayanan pramuniaga.untuk itu biasanya dipilih display tertutup kaca. Salah satu pertimbangan pemilihan sistem display yang demikian adalah faktor keamanan. 3) Wall system adalah sistem pajang pada dinding yaitu berupa rak/lemari pajang yang dikembangkan pada bidang dinding atau masuk kedalam dinding. Bentuk display disesuaikan dengan bentuk, detail, dimensi dan berat dari suatu barang dagangan yang akan dipajang. Bentuknya pun disesuaikan apakah barang tersebut ditempatkan satu persatu pada rak pajang, ditumpuk dan digantung.
Pengantar Karya Tugas Akhir
40
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Gambar 2.14 rak majemuk dan display di tengah Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 209
Gambar 2.15 rak pada dinding dan ruangan Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:39
Gambar 2.16 Display toko roti Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:38
Gambar 2.17 etalase bertingkat dan peletakan barang. Sumber : Ernst neufert. Arsitek data, 2002:37
Pengantar Karya Tugas Akhir
41
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe b. Seating Area 1) Meja Terdapat bentuk-bentuk meja yang biasa digunakan dalam cafe diantaranya bentuk persegi, bentuk bulat, bentuk elips dan bentuk persegi panjang. a) Bentuk Bujur sangkar dan persegi panjang
Gambar 2.18 jarak bersih meja bujur sangkar dan persegi panjang Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003:142
b) Bentuk Bulat
Gambar 2.19 jarak bersih meja bundar Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 143
2) Kursi Bentuk-bentuk kursi makan untuk sebuah cafe ada dua bentuk dasar yang ditinjau dari sisinya, yakni kursi dengan sandaran tangan dan kursi tanpa sandaran tangan dan tempat duduk bangket. a) Kursi tanpa sandaran tangan
Pengantar Karya Tugas Akhir
42
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Gambar 2.20 kursi tanpa sandaran tangan Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 127
b) Kursi dengan sandaran tangan
Gambar 2.21 Tempat duduk Lounge Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 134-135
c. Cashier Area
Gambar 2.22 penjualan tipikal berdiri Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik,2003: 203
Pengantar Karya Tugas Akhir
43
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe d. Rest Room
Gambar 2.23Dimensi fasilitas rest room Sumber : Ernest and Peter Neufert,2003:262
2.4.8
Kajian Teori Warna Dalam buku Unsur Warna dalam Perancangan Desain karangan Artini
Kusmiati dan Pamudji Suptandar disebutkan beberapa persepsi bila sebuah warna ditangkap oleh penglihatan manusia yaitu : a.
Persepsi Visual Dalam persepsi visual apabila terjadi kontras dan kejenuhan akan terjadi glare yang sangat mengganggu.
b. Persepsi Thermal Masing-masing warna mempunyai temperatur yang berbeda-beda dan masing-masing warna tersebut mempunyai tingkat kemampuan merefleksi warna yang berbeda-beda. Warna muda mempunyai kemampuan merefleksi panas lebih besar, sedangkan warna tua mempunyai kemampuan menyerap panas, sehingga panas yang diterima disimpan di dalam benda yang berwarna tersebut.
Pengantar Karya Tugas Akhir
44
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe c. Persepsi Psikologi Setiap warna menunjukkan gejala emosional yang berbeda. Warna-warna hangat (hues) sering dihubungkan dengan api, matahari dan panas. Warna ini mampu menaikkan emosional seseorang. Warna dingin (cool hues) sering dihubungkan dengan es, bayang-bayang dan air.
Tabel 2.4 Pengaruh warna
2.5
Tinjauan Data Parameter Data parameter yang digunakan sebagai pembanding pada desain diambil
dari hasil dokumentasi berupa foto-foto dan gambar-gambar dari beberapa bakery & café yang sudah ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Penggunaan material kayu pada Display
Bakery
menampilkan
kesan clean dan hangat. Dan dapat menarik daya beli bagi konsumen
Foto 2.1 Display Bakery Sumber : La Boulangerie, Paris
Pengantar Karya Tugas Akhir
45
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Penggunaan material kayu untuk menambah kesan kehangatan pada sebuah Bakery Foto 2.2 Material Lantai Sumber : Grand Indonesia, Jakarta
Penggunaan
Lampu
memberikan
kesan
Chandelier mewah
dan
hangat.
Penggunaan pola lantai diagonal yang mencirikan gaya Versailles Foto 2.3 Jenis Lampu Sumber : PAUL boulangerie, Paris
v
Plafond
berbentuk
geometrik
dengan permainan motif ornament pada gypsum
bergaya neoklasik
Perancis.
Interior dengan sentuhan Classic, seperti terlihat dari bentuk dan warna Foto 2.4 Café area Sumber : Aux Lyonnais, Paris
merah
maroon
yang
mencolok pada kursi dan banquet.
Pengantar Karya Tugas Akhir
46
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Penggunaan wall panel berbahan gypsum
pada
dinding
dengan
permainan ornamen khas Perancis.
Penggunaan dinding
motif akan
flora
pada
memberikan
sentuhan tersendiri. Foto 2.5 Café area Sumber : Aux Lyonnais, Paris
Penggunaan material kaca pada dinding yang berhadapan dengan area
luar,
dengan
tujuan
menambah daya tarik pengunjung untuk masuk ke area display bakery dan café area Penataan fasilitas yang teratur Sesuai dengan konsep Versailles Foto 2.6 Café area Sumber : Alban Chambon, Paris
Akses sistem pencahayaan untuk menambah kesan dramatis Penggunaan bentuk dinamis demi kenyamanan konsumen.
Foto 2.7 Café area Sumber : Alban Chambon, Paris
Pengantar Karya Tugas Akhir
47
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Tata letak fasilitas dengan bentuk linier memberikan sirkulasi yang cukup lebar pada café area dan jarak yang cukup . Foto 2.8 Café area Sumber : Bali Bakery, Bali
Penggunaan
bentuk-
pengulangan
dan
bentuk geometric
merupakan ciri dari Neoklasik.
Foto 2.9 Café area Sumber : Bali Bakery, Bali Penggunaan wallpaper flora pada salah satu dinding memberikan vocal
point
pada
salah
satu
dinding. Kombinasi
warna
–warna
Pastel/pucat seperti warna kuning gading, biru muda, pink, kuning Foto 2.10 Neoklasik Color Sumber : www.interiordesign.net
mentega
dan
mampu
putih.dianggap
mempresentasikan
konsep neo classic of versailles
jendela-jendela berukuran besar untuk
akses
ventilasi
udara,
sengaja dipilih agar pertukaran udara dalam ruangan ini baik. Foto 2.11 Dekorasi Sumber : Magnum cafe
Dilengkapi dengan gorden-gorden dengan gaya neo klasik.
Pengantar Karya Tugas Akhir
48
BAB III KONSEP DESAIN
3.1
Konsep Desain Konsep berasal dari kata concept dalam bahasa inggris yang artinya adalah
pengertian, bagan, gambaran, atau konsepsi (Suparto, 1979:5). Tuntutan kebutuhan manusia bukan hanya tuntutan terhadap selera yang berkaitan secara emosional saja, yang hanya berpijak pada aspek estetika, akan tetapi juga rasional. Dalam hal ini, faktor manusia menjadi tolak ukur sebuah desain (Marizar, 2003:3). Dikatakan bahwa pada setiap perancangan diawali dengan tahapan konsep, yaitu skema berfikir atas sesuatu yang akan dikerjakan yang didukung oleh analisa, survey, dan solusi terbaik untuk hasil terbaik. Pemilihan konsep yang tepat dari segi latar belakang, kesesuaian dengan kasus, hingga pada pengaplikasiannya akan memberikan jiwa di dalam desain tersebut. Sehingga alam tahapan selanjutnya, seluruhnya mengacu pada konsep yang telah dipilih.
3.1.1
Latar Belakang Konsep Sebuah bakery bukan lagi sekedar sebagai tempat penjualan roti tetapi
juga digunakan sebagai tempat berkumpul dan bertemu rekan bisnis sambil menikmati makanan dan minuman yang tersedia. acara makan dan minum tidak semata hanya pemuas rasa lapar dan dahaga saja. Mereka ingin sesuatu yang lain daripada yang lain dalam hal menu, penyajian, suasana serta keunikan pengalaman dalam acara makan dan minum. Untuk menarik perhatian para pengunjung salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat menu dan penyajian berbeda serta suasana yang menarik dan berkonsep. Desain yang ditampilkan mengambil karakteristik serta sejarah dari roti croissant dan istana Perancis yaitu Versailles dengan perjamuan makan dan minum nya. Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilih Croissant du Versailles bergaya Neo Classic sebagai konsep desain. 49
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Visi
Misi
Corporate Identity
Café
Douce France Bakery & Cafe
Tempat berkumpul
Motto
Menginginkan suasana menarik dan pengalaman unik pada acara makan dan minum
Neo Classic of Versailles
France Bakery
Penjualan roti dan kue khas Perancis
Terkenal pertama kali pada jaman Louis XIV kemudian diteruskan oleh Louis XVI sebagai penerus tradisi sebagai perjamuan makanan favorit raja dan ratu. Style dan budaya yang terkenal pada jaman Louis XVI dan ingin mengangkat suasana pada jaman tersebut
Menginginkan Menu roti dan kue khas Perancis
Croissant
Konsep “Croissant du Versailles” Gaya Neo Classic
Bagan 3.1 Bagan Pemilihan Konsep Sumber : Dokumentasi Mahasiswa
3.1.2
Konsep Umum Konsep sebuah desain adalah suatu jalan yang harus dilalui di dalam
urutan perencanaan. Konsep juga berfungsi untuk menghasilkan ekspresi dalam
Pengantar Karya Tugas Akhir
50
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe wujud perencanaan (Suparto, 1979:5). Perencanaan tersebut diupayakan seoptimal mungkin sesuai dengan tuntutan selera estetika manusia. Konsep yang digunakan pada kasus ini adalah Croissant du versailles. Croissant berasal dari ([kʁwasɑ] Pengucapan Bahasa Perancis ) yang berarti bulan sabit. Kata du dalam bahasa Perancis yang berarti dari . sedangkan Versailles diambil dari istana Perancis yang terkenal dengan perjamuan makan dan minumnya serta kemunculan pertamanya roti croissant di Perancis pada masa Louis XVI. Gaya neo classic yang adalah sebuah gaya desain yang menggambarkan unsur budaya populer pada abad ke 18 di Perancis (Halliday, 2010:56). Ketertarikan untuk menciptakan interior bergaya zaman tertentu memiliki sejarah panjang yang unik. Pendapat lainnya bahwa gaya ini untuk menciptakan tampilan interior yang menarik dan ingin mengangkat suasana pada jaman tersebut. Versailles :
Croissant : Roti bangsawan Memiliki bentuk
Budaya makan roti & minum Megah dan mewah Bentuk simetris pada bangunan Adanya keteraturan Warna berani
Croissant Du Versailles
Bulan sabit perulangan Ringan berongga
Neo Classic:
Style yang terkenal pada jaman Louis XVI bentuk klasik yang lebih modern dan simple bentuk geometris dan Lengkung Lebih banyak memakai motif flora. Warna Pastel
Bagan 3.2 Bagan Konsep Sumber : Dokumentasi Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
51
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Dapat disimpulkan bahwa konsep yang digunakan adalah konsep memberikan suasana baru serta keunikan perjamuan dalam makan dan minum bagi pengunjung dengan menggunakan gaya interior Neo classic. Konsep ini menjadi jawaban atas permasalahan, yaitu menjadikan interior sebagai daya tarik bagi pengunjung
sesuai fungsi Bakery & Café
sebagai tempat makan dan
berkumpul. 3.1.3
Pengertian Gaya dalam Desain Gaya adalah suatu bentuk pemecahan desain sebagai ekspresi kepribadian
seseorang atau kelompokmmasyarakat tertentu yang dapat berkembang menjadi bagian dari identitas budaya material secara umum pada suatu masa tertentu. Dalam perkembangan desain, Gaya dipengaruhi perkembangan sosial, budaya, dan ekonomi sehingaa ekspresi keprobadian yang tampak pada artefak budaya pun berkembang sebagai akibat dari peradaban manusia. Penciptaan bentuk gaya desain suatu gerakan terealisasi melalui proses sebagai berikut : Bentuk gaya desain secara teknis dapat dikembangkan berdasaarkan gaya desain yang pernah ada (historical approach). Gaya art and crafts terinspirasi dari berbagai sumber sejarah gothic hingga bentuk-bentuk organic yang berasal dari tradisi vernacular yang kuat dan pemikiran intelektual ciri-ciri gayanya yaitu : perwujudan keasatuan alami antar bentuk (form), fungsi (function), dan dekorasi (decoration).jadi produk harus cocok dengan kegunaannya, implementasi bentuk/gayanya. Gaya sebagai ekspresi sesorang gaya dalam desain menunjukan karakter, kepribadian, filosofi seorang desainer terhadap masalah desain yang harus dipecahkan. Gaya sebagai tradisi budaya sebagai bagian dari perkembangan budaya gaya menunjukan bagaimana sekelompok masyarakat bersikap dan bereaksi terhadap lingkungan sehingga berkembang menjagi bagian dari kepribadian atau identitas budaya mereka. (Wardono, 1996:58-59) 3.1.4
Sejarah Singkat Arsitektur Neoklasik Pada abad XVI Neo-Klasikisme melanda seluruh Eropa. Neo-klasikisme
yang sering disebut kebangkitan klasik (classic revival). Bersamaan dengan
Pengantar Karya Tugas Akhir
52
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Eklektisme yang kadang-kadang dijadikan satu kelompok aliran tersebut. Eklektisme menggabungkan elemen-elemen yang dianggap terbaik dari masa lampau dalam satu bangunan. Dapat dikatakan bahwa Eklektisme juga merupakan bagian dari Neo-klasik dalam arti mengulang elemen-elemen lama. Namun neo klasik bukan eklektisme karena mengulang satu bentuk lama, pada jaman berbeda. Neo klasik selalu diikuti dengan predikat seperti neo-klasikisme yunani, neoklasikisme romawi , neo-klasikisme renaissance, dan seterusnya tergantung aliran mana yang diulang dengan menggunakan bahan, material, sistem konstruksi, dan fungsi bangunan juga berbeda. dimensi atau ukuran besaran yang berbeda. Konsep semacam itu disebut aliran neo-klasikisme. Neoklasikisme dan eklektisme merupakan akhir dari jaman klasik, dapat pula peralihan dari Klasik ke Modern. Bahkan beberapa ahli sejarah mengkategorikan kedua aliran ini sebagai modernisme. Dengan sudut pandang bahwa kaidah-kaidah baku dari arsitektur klasik sudah tidak dipakai lagi. (Yulianto 2003:520) Bangunan – bangunan hasil penerapan konsep neoklasikisme biasanya secara tegas menerapkan kaidah-kaidah dari suatu bentuk arsitektur yang diulangnya (gotik,yunani, romanesque dll). Namun masa berikutnya dekorasi termasuk yang membuat bangunan menjadi ramai, dalam arsitektur neoklasik mulai dikurangi, bahkan sering dihilangkan. Kolom-kolom seperti arsitektur kolom balok yunani (order) kembali difungsikan secara struktural,setelah lama sebelumnya sejak jaman romawi dijadikan dekorasi pada berbagai bangunan bagiannya. Pada abad XIX idealisme neoklasik tersebut di atas mulai ditinggalkan dan kembali dekorasi menjadi elemen penting di dalam memperindah bangunan, gaya-gaya baik dalam bentuk bagian-bagian maupun komposisinya dari masa sebelumnya. (Sumalyo, 2003:520). Arsitektur Post Renaissance berlangsung dari abad XVI hingga XIX, dimana mulai terjadi percampuran antara gaya-gaya klasik yang sudah ada sebelumnya seperti : Yunani, Romawi, Romanesque, Gotik, Renaissance, baroque dan rococo. Gejala ini menandai adanya perubahan besar dalam arsitektur, yang tadinya selama berabad-abad didominasi gaya klasik murni.
Pengantar Karya Tugas Akhir
53
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Percampuran terjadi selain karena perubahan dalam kebudayaan, pola pikir juga karena telah lebih banyak pilihan bentuk sehingga masa ini sering disebut sebagai jaman Neo Classic. (Sumalyo, 1996:3) Neoclassicism muncul sebagai reaksi terhadap gaya Rococo dan berfokus pada bentuk proporsional dan
sederhana, tema virtual dan
Romawi
kuno. neoklasik peduli pada harmoni kesempurnaan dan keseimbangan. bentuk geometris dan kolom adalah fitur utama gaya neoklasik. Sharp warna yang digunakan dalam kontras dengan warna pucat Rococo. Neoclassicism adalah gerakan yang kuat dalam seni arsitektur dan visual. seni . Neoclassicism berasal di Perancis pada akhir abad kedelapan belas dalam menanggapi Baroque. gerakan Tujuannya adalah untuk mengembalikan cita-cita seni Yunani dan Romawi kuno, Gerakan seni Neoclassicism muncul sebagai akibat dari Pencerahan, sering disebut sebagai Age of Reason. Ciri-ciri dari neoklasik Semuanya dalam struktur harus memiliki fungsi praktis dan memiliki estetika. Daripada kurva berbelit-belit dan bentuk jelas dalam arsitektur Baroque, arsitektur neoklasik kembali ke gaya geometri lebih mendasar dan kembali ke arsitektur klasik. Simetri dan keseimbangan adalah karakteristik yang paling dominan Neoclassicism, yang sesuai sebagai proporsi merupakan komponen penting dalam arsitektur Yunani dan Romawi. Salah satu unsur yang dapat diidentifikasi
di
banyak
gedung-gedung
neoklasik
adalah
penggunaan
kolom. Pada eksterior, kolom merupakan metode yang jelas dan efektif untuk menjamin proporsi dalam bangunan. Lengkungan dan kolom telah menjadi simbol klise masyarakat Yunani dan Romawi klasik dalam imajinasi populer. Namun, gagasan ini telah diperkuat oleh keyakinan Neoclassicism bahwa mereka merupakan bagian penting dalam kebangkitan gaya arsitektur klasik. Kolom visual tetap memaksakan dan memberikan bangunan dengan dasar yang simetris dan solid. Selain bentuk simetris dan kolom bertingkat tinggi, pediments yang didukung oleh kolom. Beberapa ciri gaya desain Neo Classic yang juga diterapkan pada interior diantaranya adalah :
Pengantar Karya Tugas Akhir
54
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe a.
Motif geometris kearah lingkaran, oval dan kotak
b.
Berbentuk klasik, namun simple tidak banyak detail
c.
Pada furnitur bentuk lebih sederhana, ringan dan anggun.
d.
Berbahan kayu
e.
Warna-warna pastel dan penggabungan warna yunani dan romawi yaitu Emas dan hitam
f.
Penggunaan jendela-jendela besar.
g.
Wallpaper dalam desain geometris dan wallpaper bunga sebagai elemen dekoratif
h.
Tirai panjang, ware teh perak, cina, lilin, layar, guci dan patung sebagai aksesoris.
3.1.5
Konsep Khusus Dari uraian filosofi konsep umum Croissant du Versailles di atas,
dilanjutkan ke dalam konsep khusus yang akan menjabarkan desain dengan lebih detail. a. Konsep Ruang
Gambar 3.1. konsep ruang
Pengantar Karya Tugas Akhir
55
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Gambar istana Versailles diatas adalah bentuk denah Versailles yang baru telah mengalami masa peralihan dari Renaissance-Rococo-Baroque. Bisa dilihat dari bentuk ruang-ruang yang ada didalamnya. Bentuk Geometris yang didapat dari renaissance sedangkan bentuk lingkaran dan oval didapat dari gaya baroque (Yulianto 2003:452). Sehingga terlihat unsur geometris dan bentuk lingkaran ciri khas dari neoklasik. Organisasi linier terbentuk oleh deretan ruang yang ditempatkan pada satu garis. Ruang-ruang tersebut dapat sama/ serupa atau berbeda ukuran dan bentuknya tetapi selalu berhubungan dengan garis atau ruang yang menyatukannya. Organisasi Linier juga mampu menampilkan konsep Croissant du Versailles yang secara visual tampak sebagai perulangan yang mengekspresikan prosesi dan gerakan. Untuk konfigurasi jalan menggunakan sirkulasi linier, yaitu jalur yang lurus dapat menjadi pengatur utama bagi suatu rangkaian ruang. Jalur ini dapat berbentuk kurvalinear atau terpotong-potong, bersimpangan dengan jalur lain, bercabang, atau membentuk sebuah putaran. Untuk hubungan jalan dengan ruang menggunakan penghubung Melewati Ruang yaitu : 1) Konfigurasi jalurnya fleksibel 2) Integritas setiap ruang dipertahankan 3) Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara jalur dengan ruang-ruangnya. Untuk bentuk Sirkulasi menggunakan bentuk sirkulasi Tertutup. Membentuk suatu ruang publik atau koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang yang dihubungkannya melalui akses-akses masuk di dalam sebuah bidang dinding.( D.K.Ching. 1996:91) b. Konsep Bentuk
Gambar 3.2. Bentuk Croissant dan aplikasi dalam desain
Pengantar Karya Tugas Akhir
56
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Bentuk yang akan diangkat menjadi konsep adalah bentuk sabit dari roti croissant. Mengambil bentuk dari croissant yang berbentuk lengkung. Mengaplikasikan dalam desain dan bentuk unsur-unsur dengan gaya lengkung akan menghasilkan interior dengan gaya neo klasik. motif perulangan pada croissant melambangkan keteraturan namun tetap dinamis. c. Konsep Tata Letak Furniture Pada istana versailles
penataan fasilitas menerapkan
keberaturan di
dalam setiap penataannya. Filosofi ini juga diterapkan ke dalam konsep tata letak furniture pada desain yang menampilkan keberaturan.
Gambar 3.3. Interior Versailles
d. Konsep Warna Warna-warna
yang
mencirikan
sebuah
desain
neo
klasik
akan
menampilkan gaya dekorasi yang anggun dan feminin. Namun jika pemilihan warna neo klasik dalam interior tidak tepat, maka ruang akan terkesan konservatif. Berikut contoh warna yang akan mengesankan gaya neo klasik menurut (Amy 2007;113 ). Warna yang digunakan untuk merealisasikan konsep istana Versailles dengan gaya Neoklasik.
Pengantar Karya Tugas Akhir
57
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Butterscotch Gold
Golden yellow
Rosy Coral
Neutral Tan
Rich rust
Creamy Tan
Pale Blue
Creamy
Gambar 3.4. Warna-warna Neo Classic
e. Konsep Material 1) Lantai Material yang paling menonjol adalah penggunaan marmer, granit, dan parket sebagai penutup lantai, bahkan penutup dinding. Dengan menggunakan pola geometris diagonal dan Permukaan marmer dan Granit dapat terlihat menarik meski tanpa dipoles sekalipun. Konsep material lantai yang digunakan untuk menunjang konsep Croissant du versailles dengan Gaya Neo Klasik adalah seperti dibawah ini:
Gambar 3.5 Parket
Gambar 3.6 Granit
Gambar 3.7 Marmer
2) Dinding Material yang paling menonjol adalah penggunaan batu travertine pada dinding luar dan sebagian dinding dalam. Namun untuk menunjukan kearifan lokal maka pemakaian material batu travertine bisa diganti dengan batu palimanan putih karena kesamaan warna dan tekstur.
Pengantar Karya Tugas Akhir
58
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Gambar 3.8. Entrance Versailles
Gambar 3.9. Palimanan stone
Dinding menggunakan bahan seperti batu bata dengan pola permainan motif wall panel pada gypsum berbentuk bingkai serta finishing Cat dan Wallpaper bermotif Flora.
Foto 3.10.
Gambar 3.11.
Gambar 3.12.
dinding Versailles
Wallpaper Bunga
Wallpaper Bunga
3) Plafond Plafond sebagian besar menggunakan bahan gypsum sebagai penutup. Dengan menggunakan pola dan bentuk geometris seperti kotak dan lengkung.
Gambar 3.13. celling Versailles
Gambar 3.14. celling
Gambar 3.15. celling
at ChambonVersailles
Chateau Versailles
Pengantar Karya Tugas Akhir
59
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 4) Tekstur Tekstur yang ingin ditampilkan dalam desain adalah tekstur lembut soft furnishing berkualitas sehingga nyaman bagi indera peraba, ukuran yang sesuai dan menunjang bagi posisi tubuh. f. Konsep Fasilitas fasilitas pada Douce France Bakery & Cafe menampilkan gaya Neo Classic, Bentuk-bentuk furniture akan diambil dari bentuk-bentuk furnitur pada jaman Louis XVI, bentuk lengkung dan geometris dengan motif flora. Ciri-cirinya adalah penekanan pada garis lurus dan sudut kanan, keseriusan, desain logis, bergerak tajam jauh dari kurva Rococo.
Gambar 3.16. macam-macam perabot gaya Louis XVI Perancis Endang boediono, Sejarah arsitektur. 1997: 218-233
g. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan Konsep pencahayaan yang diaplikasikan dalam desain Douce France Bakery & Cafe adalah 60% pencahayaan alami dan 40% pencahyaan buatan. Pertimbangan ini dilakukan karena posisi site yang menghadap ke timur. Pencahayaan pada pagi hari dari arah timur dimada terbitnya matahari adalah pencahayaan yang paling baik karena memiliki spectrum cahaya yang lengkap dan memiliki daya panas dan kimiawi yang diperlukan makhluk hidup. (Satwiko, 2003:81) Sedangkan untuk
Pengantar Karya Tugas Akhir
60
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe pencahayaan buatan digunakan selain untuk penerangan juga untuk psychological effect yaitu menghasilkan warm light pencahayaan yang hangat
Gambar 3.17. Pencahayaan Alami
Gambar 3.18. Pencahayaan Buatan
pada pagi hari
pada malam hari
Penghawaan alami pada dapat teraplikasi pada area outdoor cafe. Namun pengkhususan dilakukan pada area-area yang membutuhkan penghawaan khusus dari reaksi negative terhadap udara luar contohnya pada area bakery.
Gambar 3.19. Contoh Penghawaan Alami
Gambar 3.20. Contoh Penghawaan Buatan
h. Konsep Dekorasi
Gambar 3.21. Tirai Besar Gaya
Gambar 3.22. Soft Furnishing
Neo Klasik
dengan motif Bunga
Pengantar Karya Tugas Akhir
61
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe i. Konsep Aksesoris Aksesoris dengan gaya neoklasik sebagai berikut :
Gambar 3.23. Lampu Chandelier
Gambar 3.25. Lukisan
3.1.6
Gambar 3.24. Tempat lilin & Peri
Gambar 3.26. Wall Lamp
Gambar 3.27. Cermin
Kriteria Desain Untuk mewujudkan desain Douce France Bakery & Cafe agar sesuai
dengan konsep desain, maka dalam kreteria perancangan dibagi menjadi dua yaitu kriteria khusus dan kriteria umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti dibawah ini: a. Kriteria Khusus Memiliki daya tarik adalah kriteria khusus dalam mewujudkan desain Bakery & café. Kualitas dan daya tarik pada desain dibutuhkan untuk mampu bersaing dengan Bakery lainnya. Daya tarik didapat melalui pencapaian konsep Croissant du Versailles bergaya Neo Classic sehingga mampu menyentuh pasar dan meningkatkan nilai jual.
Pengantar Karya Tugas Akhir
62
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe b. Kriteria Umum 1) Fungsional Setiap elemen interior dalam Douce France Bakery & Cafe didesain sesuai dengan kebutuhan dari pengguna ruang dan disesuaikan dengan aktivitas dalam pelaksanaan persiapan pelayanan. 2) Ergonomis/ kenyamanan Rasa aman dan nyaman dipertimbangkan dalam mendesain setiap elemen interior di dalam Douce France Bakery & Cafe. Disesuaikan dengan aktivitas serta antropometeri tubuh manusia sebagai pengguna desain. 3) Aman Setiap perwujudan mampu memberikan keamanan pengunjung maupun karyawannya baik yang berhubungan langsung dengan civitas maupun keamanan gedung. Sistem keamanan dapat diterapkan melalui yaitu : a) Kemanan pada pemilihan bahan dan konstruksi b) CCTV, yaitu untuk mengawasi kemanan seluruh kegiatan dalam bangunan. c) Terhadap bahaya kebakaran, yaitu dengan adanya Fire Hydrant yang diletakan di daerah strategis (koridor, tangga, daerah publik dan kantor) dan alarm kebakaran, selain itu dilengkapi dengan tangga darurat. 4) Ekonomis Pengunjung dapat dengan cepat dan tepat dalam menggunakan segala fasilitas didalam interior Douce France Bakery & Cafe. Mudah dalam pencapaian sirkulasi dan tidak menggangu sirkulasi area lain. 5) Estetis Aspek estetis atau keindahan dicapai sebagai daya tarik pengunjung untuk datang ke Douce France Bakery & Cafe. Aspek visual adalah indra pertama yang akan memberi kesan indah pada suatu desain. 6) Konektivitas antar ruang Antar ruangan pada Douce France Bakery & Café adalah rangkaian aktivitas yang akan dijalani oleh pengunjung. Oleh karena itu setiap ruang mudah dijangkau oleh ruang lain dan terhubung secara optimal tanpa mengganggu sifat privasi dari ruang tersebut.
Pengantar Karya Tugas Akhir
63
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 7) Unity Yaitu kesatuan atau keseragaman dalam berbagai bentuk, bidang, warna serta material. Hal ini dimaksudkan agar desain mampu menimbulkan harmoni atau keselarasan satu sama lain. 8) Balance Yakni
keseimbangan,
dalam
artian
desain
mampu
memvisualisasikan
keseimbangan satu sama lain, dengan tidak terdapat perbedaan yang terlalu kontras dalam desain, meskipun ada hal yang dominan dianggap sebagai aksen terhadap ruang. 9) Proporsi dihasilkan melalui pengulangan dari ukuran yang sama sehingga memudahkan perbandingan proporsi yang harmonis. Selain itu dengan menggunakan jarak kolom yang sama dan menghasilkan bentangan balok yang sama dengan tinggi kolom yang sama. 10) Skala usaha agar besarnya bangunan kelihatan sebagaimana adanya, menurut ukuran sebenarnya yang biasa diaplikasikan pada bangunan komersial disebut skala natural. Skala ini diperoleh dengan pemecahan masalah fungsional secara wajar. Besarnya ukuran pintu, jendela, fasilitas dan unsur interior lainnya adalah menurut fungsinya sehingga tampak wajar, sebagaimana adanya. 11) dipakai
Irama untuk
menghilangkan kesan monoton dan menjemukan untuk
menciptakan gairah dan variasi. Pengulangan bentuk yang sama memberikan irama walaupun ada perbedaan jarak.
Pengantar Karya Tugas Akhir
64
BAB IV DATA DAN ANALISA
4.1 4.1.1
Data Fisik Denah Lokasi
Foto Tampak Depan
U
Denah Lokasi
Gambar 4.1. Peta Rencana Lokasi
65
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Rencana lokasi perancangan Desain Interior Douce France Bakery & Cafe terletak di Jl.Moh Yamin Denpasar. Lokasi ini berada pada tempat yang strategis karena terletak di pusat kota Denpasar. Sehingga memudahkan jangkauan dari seluruh penjuru kota Denpasar. Terletak di persimpangan jalan memudahkan untuk dilihat dan sebuah strategi untuk menarik minat pengunjung. Lokasi ini merupakan bangunan kosong 2 lantai yang dialih fungsikan dan belum dimanfaatkan.
4.1.2
Situasi Site Batas utara
Gambar 4.2. Consulat General
Batas Selatan
Gambar 4.4. Jalan Puputan Renon
4.1.3
Batas timur
Gambar 4.3. Rumah Penduduk
Batas Barat
Gambar 4.5. Astina Tour & Travel
Potensi Site
a. Sinar matahari Bangunan Perencanaan Douce France Bakery & Cafe ini menghadap ke Selatan, dan langsung berbatasan dengan jalan raya. Sehingga sepanjang 10 meter tidak terdapat bangunan tinggi yang menghalangi masuknya sinar
Pengantar Karya Tugas Akhir
66
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe matahari pagi., dengan bukaan di bagian barat bangunan. Maka, pencahayaan alami sangat optimal di pagi hari. b. Curah Hujan Mengingat daerah kita adalah daerah tropis, maka curah hujan cukup normal, kekhawatiran bencana banjir dapat dikesampingkan. c. Kelembaban Limpahan sinar matahari yang masuk dalam kwantitas cukup kedalam bangunan melalui bukaan pintu dan jendela, memungkinkan kapasitas uap air/ kelembaban pada ruang terletak pada titik normal. d. Angin Melihat posisi site yang terletak melintang ke arah utara-selatan, maka yang perlu diperhatikan adalah peletakan bukaan-bukaan untuk sirkulasi udara, dimana udara yang bergerak pada umumnya di Indonesia adalah dari arah tenggara menuju ke barat laut. (Mangunwijaya 1981:59) e. Kebisingan Meskipun bangunan ini berada di pinggir jalan raya Puputan yang padat namun kebisingan bisa diatasi karena posisi bangunan yang menjorok kedalam. Serta suara kepadatan jalan raya teredam oleh taman dan pepohonan yang terdapat di sisi trotoar. f. Suhu Posisi site yang berada ditengah kota dengan aktivitas perkotaan yang cukup tinggi, serta tingkat polusi jalan raya membuat suhu udara diluar site cukup tinggi.
4.1.4
Denah Awal Perancangan Douce France Bakery & Cafe memilih rencana lokasi di Jl.
Moh Yamin No 6. Lokasi ini merupakan bangunan kosong 2 lantai yang dialih fungsikan dan belum dimanfaatkan. Adapun data fisik bangunan pada area tersebut adalah sebagai berikut Kondisi
: - Bangunan dalam kondisi sudah jadi - Beberapa plafon dan keramik lantai sudah terpasang
Pengantar Karya Tugas Akhir
67
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe - Dinding dilapisi dengan cat dasar
Gambar 4.6. Denah Existing lantai 1
Gambar 4.7. Denah Existing lantai 2
Pengantar Karya Tugas Akhir
68
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Gambar 4.8. Tampak Depan
Gambar 4.9. Tampak Samping
4.2
Data Non Fisik a. Kasus
: Douce France Bakery & Cafe
b. Lingkup Usaha
: Bakery & Cafe
c. Nama Pemilik
: Mrs. Emilie Manon
d. Alamat
: Jalan Moh. Yamin No 6, Denpasar.
e. Contact
:
[email protected]
f. Luas Bangunan
: lantai 1 : 500 m2 , lantai 1 : 500 m2
g. Luas Tanah
: 800 m2
h. Tahun berdiri bangunan
: 2005 Pertama Berdiri Rumah pribadi, 2008 Ozigo bar & salon, 2010 Kosong.
i. Jam Operasional
: 08.00-22.00
Pengantar Karya Tugas Akhir
69
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe j. Mayoritas pengunjung
: Wisatawan mancanegara dan domestik, pegawai, pengusaha, pelajar.
k. Pangsa Pasar
: Menengah ke atas
l. Daya Tampung
: 50 orang
m. Jumlah karyawan
: 26 orang 1 orang manager, 1 orang Asisstant , manager, 2 orang supervisor, 6 orang Chief, 2 orang cashier, 1 orang staf HRD, 7 orang waiter assistant, 2 orang cook assistant, 3 orang store room assistant an 1 orang engineering assistant.
4.2.1
Struktur Organisasi Pemilik/Owner
Manager
Manager assistant
Spv Administrasi
Chief. Accounting cashier
Chief. HRD Assistant
Spv Operasional
Chief Waitress
Assistant
Chief Cook
Assistant
Chief Store room
Chief Engineering
Assistant
Assistant
Bagan 4.1. Struktur Organisasi Douce France Bakery & café
Pengantar Karya Tugas Akhir
70
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Mengamati diagram diatas bahwa pada Douce France Bakery & Café menerapkan struktur garis lurus, dimana setiap asistan bertanggung jawab atas kepala bagian masing-masing. Dan kepala bagian mempertanggung jawabkan pekerjaannya kepada pengawas masing-masing. Yang kemudian dilaporkan pada manager. Sehingga tanggung jawab sepenuhnya ada di tangan manager. Setiap pengawas hanya bertanggung jawab atas bagiannya masing-masing namun tetap melakukan koordinasi pekerjaan terhadap pengawas lain.
Untuk tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : a. Pemilik sebagai pemimpin tertinggi, bertanggung jawab menentukan keputusan. b. Manager sebagai pengambil kebijakan dan bertugas mengatur manajemen Bakery & café. c. Asistan membantu pekerjaan manager. d. Spv. Administrasi mengawasi pekerjaan bagian accounting dan personalia. e. Spv. Operasional membawahi dan mengawasi bagian waitress cook, store room, engineering, dan merangkap sebagai purchasing yang bertugas mengelola pembelian barang-barang untuk keperluan sehari-hari. f. Chief Accounting mengatur pembukuan keuangan g. Chief HRD mengatur bagian kepegawaian. h. Chief waitres mengatur pekerjaan persiapan sebelum melayani tamu seperti membersihkan ruangan, membersihkan alat makan, memeriksa kekurangan bakery &café secara umum dan merapikan kembali bakery &café setelah tutup. i. Chief Cook mengatur penyiapan dan pengolahan makanan yang akan disajikan atau dijual. j. Chief store room mengatur penyediaan bahan makanan untuk diolah atau bumbu-bumbu. Untuk bagian ini juga merangkap tugas stewarding yaitu mensuplai alat-alat makan dan alat saji yang bersih setiap habis dipakai. k. Chief engineering mengatur pekerjaan bila terdapat peralatan pada bakery & café yang mengalami kerusakan teknis.
Pengantar Karya Tugas Akhir
71
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe l. Cashier menerima pembayaran atau transaksi yang dilakukan pengunjung. m. Assistant masing-masing assistan bertugas mengerjakan setiap tugas-tugas dari masing-masing chief.
4.2.2
Pola Aktivitas Civitas Douce France Bakery & Cafe
a. Aktivitas Karyawan Aktivitas Karyawan secara umum dapat diuraikann sebagai berikut : a) mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan, penyajian, pelayanan serta aktifitas lain yang berhubungan dengan makan dan minum. b) Memberi informasi, melayani proses jual beli dan keperluan lainnya yang dibutuhkan pengunjung. c) Kegiatan biologis dan psikologis lainnya seperti buang air, cuci tangan, istirahat dan sebagainya. adapun rangkaian kegiatan karyawan sebagai berikut : Rest Room
Ruang Karyawan
Entrance
Gudang
Dapur
Bagan 4.2. Pola Aktivitas karyawan
b. Aktivitas Konsumen Aktivitas atau kegiatan pengunjung secara umum dapat diuraikan sebagai berikut : a) Meminta informasi dan memilih langsung hidangan roti dan kue b) Memesan dan menyantap makanan c) Ngobrol, minum dan memanfaatkan jasa waiter/waitress d) Mendengarkan musik dan menikmati hiburan lain yang disuguhkan.
Pengantar Karya Tugas Akhir
72
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe e) Kegiatan biologis seperti cuci tangan dan buang air. f) Meminta bon belanja, bayar, keluar.
adapun rangkaian 3 kegiatan konsumen sebagai berikut : Entrance
Bakery Area
Cashier
Bagan 4.3. Pola Aktivitas konsumen take away service
Area Café Lt 1
Entrance
Rest Room
Bakery Area
Area Café Lt 2
Game Area
Library Area
Bagan 4.4. Pola Aktivitas konsumen Counter Service
Entrance
Area Café Lt 1 & 2
Rest Room
Bakery Area
Bagan 4.5. Pola Aktivitas konsumen Table service
Pengantar Karya Tugas Akhir
73
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 4.3
Analisis Dan Visualisasi Desain
4.3.1
Kebutuhan Ruang
JENIS & SIFAT RUANG Entrance
CIVITAS
AKTIVITAS
Konsumen
Keluar
Karyawan
masuk Bakery &
Kapasitas :
KEBUTUHAN AKTIVITAS Space ruang
Melakukan
café
akses masuk untuk menuju ruang dalam ataupun sebaliknya melakukan akses keluar menuju ruang luar
Konsumen
untuk berjalan
8 orang
PERKIRAAN KEBUTUHAN RUANG M2
Memilih
Bakery
Roti dan
Area
kue
(Francis D.K. Ching:64)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 3 m x 2.5 m = 7.5 m² Sirkulasi : besaran spasial x 20 % = 7.5 m² x 0.2 = 1.5 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 7.5 m² + 1.5 m² = 9 m²
Space Ruang
Rak Display Dinding (Ernest Neufert.:37)
Karyawan
Rak Display berada di
Melayani
tengah
Konsumen Kapasitas : 20 orang
Menyiapka n dan membungk
Almari
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 4 x 5m = 20 m² Sirkulasi = Besaran spasial x 30 % 20 m² x 0.3 = 6 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 20 m² + 6 m² = 26 m²
simpan
us makanan
Pendingin
Pengantar Karya Tugas Akhir
74
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
(Ernest Neufert.:37)
Total spasial display yang berada di tengah 1.80 x 5 = 9 m² Sirkulasi = Besaran spasial x 20 % 9 m² x 0.2 = 1.8 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 9 m² + 1.8 m² =10.8 m² Total 26 m² + 10.8 m²= 36.8 m²
Konsumen
Cashier Area
ar
Karyawan
Kitchen
Membay
Melakuk
Kapasitas :
an
5 orang
transaksi
Koki
Area
Meracik
Memasa
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 3 m x 3 m = 9 m² Sirkulasi : besaran spasial x 20 % = 9 m² x 0.2 = 1.8 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 9 m² + 1.8 m² = 10.8 m²
Meja kasir
k bahan makanan
Asisten Koki
Meracik
Memasa (Panero,1979;160)
k bahan makanan
Pengantar Karya Tugas Akhir
75
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Kapasitas :
6 orang
Menyim pan
Kulkas
bahan makanan
Menyim pan alat masak
(Panero,1979;162)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 4 m x 5 m = 20 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 20m² x 0.3 = 6 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 20 m² + 6 m² = 26 m²
Area Café Lantai 1
Konsumen
Duduk Bercakap-
Meja racik
Rak simpan
Meja masak
Kompor
cakap Menunggu
(Panero,1979;148)
Karyawan
listrik dan
Melayani
Oven 2bh
konsumen Membersih
kan meja
Kapasitas :
Zink/bak cuci 2bh
Rak simpan
28 orang
Meja saji 1 bh
(Panero,1979;231)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m² 1,5 x 14 = 21 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 21 x 30 %= 6,3 m² Total spasial : SA + Sirkulasi 21 + 6,3 = 27,3 m²
Pengantar Karya Tugas Akhir
76
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Kapasitas : 40 orang
(Panero,1979;142)
Bangket sofa
Meja makan
Kursi makan
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 2,13 x 2,13 = 4,53 m² 4,53 x 10 = 45.3 m² Sirkulasi : besaran spasial x 20 % = 45.3 m²x 30 %= 13.59 m² Total spasial : SA + Sirkulasi =45.3 m²+ 13.59 m²19 = 58.89 m²
Kapasitas : 40 orang
2 seat
(Panero,1979;217)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m² 1,5 x 10 = 22.5 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 22.5 m²x 0.3%= 6,75 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 22.5 m² + 6,75 m²= 29.25 m² Kapasitas :
42 orang
Meja makan
Kursi makan 4 seat
(Panero,1979;142)
Pengantar Karya Tugas Akhir
77
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 2,28 x 1,98 = 4,5 m² 4,5 x 7 = 31,5 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 31,5 x 30 %= 9,45 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 31,5 + 9,45 = 40,95 m² Kapasitas :
Meja makan
32 orang
bundar
Kursi makan 4 seat (Panero,1979;136)
(Panero,1979;134)
Meja makan bundar
Area Café
Konsumen
Lantai 2
Duduk Bercakap-
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 2.5 m x 1.6 m = 4 m² Sirkulasi : besaran spasial x 20 % = 4 m² x 0.2 = 0.8 m² Total spasial 20 seat : 8(4 m² + 0.8 m²) = 32.8 m²
Kursi makan 6seat
cakap Menunggu
Karyawan
Melayani
(Panero,1979;148)
konsumen Kapasitas : 28 orang
Membersih kan meja
Pengantar Karya Tugas Akhir
78
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Tempat duduk lounge 4 seat Coffe table (Panero,1979;231)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m² 1,5 x 14 = 21 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 21 x 30 %= 6,3 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 21 + 6,3 = 27,3 m²
Kapasitas : 56 orang
(Panero,1979;142)
Bangket sofa
Meja makan
Kursi makan
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 2,13 x 2,13 = 4,53 m² 4,53 x 14 = 63,42 m² Sirkulasi : besaran spasial x 20 % = 63,42 x 30 %= 19 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 63,42 + 19 = 82,42 m²
2 seat
(Panero,1979;217)
Pengantar Karya Tugas Akhir
79
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 1,98 x 0,76 = 1,5 m² 1,5 x 15 = 22.5 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 22.5 m²x 0.3%= 6,75 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 22.5 m² + 6,75 m²= 29.25 m²
Meja makan
Kursi makan 4 seat (Panero,1979;142) (Panero,1979;142)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 2,28 x 1,98 = 4,5 m² 4,5 x 7 = 31,5 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 31,5 x 30 %= 9,45 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 31,5 + 9,45 = 40,95 m²
Meja makan bundar
Kursi makan 4 seat
(Panero,1979;136
Pengantar Karya Tugas Akhir
80
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
(Panero,1979;134)
Library room
Konsumen
Kapasitas :
Meja
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 1.06 x 0.94 = 0.99 m² 0.99 m² x 50 =49.5 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 49.5 m²x 30 %= 14.85 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 49.5 m²+ 14.85= 64.35 m²
makan Membaca buku Membawa buku
bundar
Kursi makan 6seat
5 orang
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 2(1.6m x 1 m) = 3.2 m² 3.2 m²x 5 = 16 m² Sirkulasi : besaran spasial x 20 % = 16 m² x 20 %= 3.2 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 16m²+ 3.2m² = 19.2 m² Tempat duduk
Game room
Konsumen
duduk
Bermain catur
lounge 4 seat Coffe table
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) = 2(1m x 1.4 m) = 2.8 m² 2.8 m²x 6 = 16 .8m² Sirkulasi : besaran spasial x 20 % = 16 .8m² x 20 %= 3.36 m²
Pengantar Karya Tugas Akhir
81
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Total spasial : SA + Sirkulasi = 16m²+ 3.2m² = 20.16 m²
Rak buku
Administrasi : Office
Manager
Karyawan
Kapasitas : 4 orang
Mengurus administras i
Kursi
Meja catur
Mengetik
Meja kerja
Duduk
Kursi
bercakap-
Rak arsip
cakap
Komputer
Menyimpan arsip
(Panero,1979;176)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 3,75 x 1,52 = 5,7 m² 5,7 m² x 2 = 11.4 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 11.4 m²x 30 %= 3.42 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 11.4 m²+ .42 m² = 14.82 m² Area Manager:
(Panero,1979;176)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 3,75 x 1,52 = 5,7 m² 5,7 m² x 2 = Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 5,7 x 30 %= 1,71 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 5,7 + 1,71 = 7,41 m² Total : 22.23 m2
Pengantar Karya Tugas Akhir
82
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Locker
Karyawan (pria) 14 orang
Locker Tempat duduk
Karyawan (wanita) 12 orang (Panero:156)
Pria Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 1,06 x 9,14 = 9,6 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 9,6 x 30 %= 2,88 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 9,6 + 2,88 = 12,48 m² Wanita Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 1,06 x 9,14 = 9,6 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 9,6 x 30 %= 2,88 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 9,6 + 2,88 = 12,48 m²
\\
Rest room
Kapasitas : 6 orang
Closet
Konsumen
Karyawan
Kapasitas : 6 orang
Menyimpan barang Mengganti baju Beristirahat
Tempat tissue Tempat sampah Washtafel Dry hand cermin
(Panero,1979;166)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 1.31 x 1.05 = 1.4 m² 1.4 m² x 6 = 8.4 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 8.4 m²x 30 %= 2.52 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 8.4 m²+ . 2.52 m²= 10.92 m²
Pengantar Karya Tugas Akhir
83
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
(Panero,1979;164)
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 1.82 x 1.05 = 1.93 m² 1.93 m² x 6 = 11.58 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 11.58 m² x 30 %= 3.47 m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 11.58 m² + 3.47 m² = 15.05 m² Total : 25.97 m2 Gudang
Buang air Karyawan
Kapasitas : 3 orang
Mencuci tangan Bercermin
Rak Barang Meja Kursi
Menyimpan bahan makanan Mengorder
Spasial aktivitas dan fasilitas (SA) 1.93x 1.52 = 2.93 m² 2.93 m²x 3 =8.79 m² Sirkulasi : besaran spasial x 30 % = 8.79 m² x 30 %= 2.63m² Total spasial : SA + Sirkulasi = 8.79 m²² + 2.63m² = 11.42 m²
bahan di supplier Memeriksa persediaa n barang
Minimal jumlah besaran ruang adalah = 664.66 m2 Tabel 4.1 Analisis Kebutuhan Ruang Sumber : Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
84
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 4.3.2
Tabulasi Ruang
Adapun ruang-ruang pada interior yang dibutuhkan oleh Douce France Bakery & Cafe adalah : No
Kebutuhan Ruang
Sifat Ruang
01
Main entrance
Publik
02
Bakery Area
Publik
03
Cashier Area
Publik
04
Area Café Lantai 1
Publik
05
Area Café Lantai 2
Publik
06
Library room
Semi Privat
07
Game room
Semi Privat
08
Music Room
Publik
09 10 11 12 13
Kitchen Kantor Toilet Karyawan Gudang Toilet Konsumen
privat Privat Privat Privat Semi privat Tabel 4.2 Tabulasi Jenis Ruang Sumber : Mahasiswa
4.3.3
Analisis Program Ruang Nama Ruang Entrance
Program Ruang Terletak di bagian depan bangunan, menjadi jalur utama pengunjung dari area luar menuju area dalam toko.
Bakery Area
Terletak berdekatan dengan entrance yang tujuannya supaya memudahkan konsumen untuk langsung memilih roti dan kue yang akan disantap maupun dibawa pulang
Cashier Area
Terletak berdekatan dengan bakery area memudahkan para karyawan untuk mengamati para tamu yang meninggalkan restoran untuk faktor keamanan. Mudah menjangkaunya bagi konsumen
Kitchen
Terletak berdekatan dengan Bakery area
Pengantar Karya Tugas Akhir
85
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe memudahkan dan lebih dekat untuk menaruh makanan yang sudah siap dari dapur. Tidak perlu jarak yang jauh untuk menyajikan makanan di display. Sitting Area lantai 1
Terletak berdekatan dengan display bakery memudahkan konsumen apabila ingin membeli lagi roti dan kue. Pada area lantai 1 ini dibagi menjadi 2 yaitu indoor dan outdoor café.
Sitting Area lantai 2
Terletak di lantai 1 diperuntukkan para tamu yang ingin berbincang sambil memesan makanan dan minuman dan menikmati suasana ruang yang ditampilkan. Pada area lantai 2 ini dibagi menjadi 2 yaitu indoor dan outdoor café.
Library room
Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2
Chess room
Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2
Tea room
Terletak berdekatan dengan area café lantai 1&2
Toilet Konsumen
Toilet konsumen berdekatan dengan area café Agar memudahkan konsumen.
Kantor
Kantor diletakkan dibagian belakang bangunan untuk menjaga konsentrasi para karyawan
Toilet Karyawan
Toilet karyawan terletak ditengah koridor ruang berdekatan dengan kantor karyawan dan kitchen
Gudang
Terletak berdekatan dengan kitchen memudahkan dalam pengambilan bahan makanan, penyimpanan barang atau alat dapur.
Tabel 4.3 Analisis Program Ruang Sumber : Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
86
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 4.3.4
Hubungan Antar Ruang
Berikut adalah bagan yang menunjukkan hubungan kedekatan antar ruang pada perancangan : 1. 2. 3.
Enterance Bakery Area Cashier area
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kitchen Area Sitting Area Lantai1 Sitting Area Lantai 2 Library room Chess room Tea room Toilet Konsumen Kantor Toilet Karyawan Gudang
Keterangan : : Dekat : Sedang : Jauh
Tabel 4.4 Hubungan Antar Ruang Sumber : Mahasiswa
NO 1.
Ruang/Fasilitas Entrance
2.
Bakery Area
3.
Cashier Area
4.
Kitchen Area
5.
Sitting area lantai 1
6.
Sitting area lantai 2
Deskripsi Fungsi Area peralihan temperatur luar ruangan menuju dalam ruangan. Area display bakery Pelaksanaan proses pembayaran yang telah disepakati Tempat proses pembuatan roti Ruang duduk serta menikmati makanan dan minuman di lantai 1. Ruang duduk serta
Pendekatan Area transisi antara eksterior dan sitting area. Berdekatan dengan kitchen dan sitting area Mudah diakses dari berbagai area Berdekatan dengan area bakery, tidak berada di area terbuka. Bersifat terbuka, mudah terkoneksi dari entrance
Berdekatan dengan
Pengantar Karya Tugas Akhir
87
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
7.
Library room
8.
Chess Room
9.
Tea Room
10.
Toilet Konsumen
11.
Kantor
12.
Toilet Karyawan
13.
Gudang
menikmati makanan tangga utama. dan minuman di lantai 2 Area untuk membaca Berdekatan dengan sitting area untuk memudahkan jangkauan saat mengambil buku dan menikmati makanan. Ruang khusus untuk Berdekatan dengan bermain catur Ruang khusus penikmat Berdekatan dengan teh sitting area lantai 1 dan bakery. Fasilitas kamar kecil Mudah dijangkau, namun bagi pengunjung. tidak berada pada posisi yang menonjol Ruang Kerja staf Berada pada area yang mudah mengontrol area lainnya. Fasilitas kamar kecil Mudah dijangkau, namun bagi karyawan. tidak berada pada posisi yang menonjol Ruang penyimpanan Tertutup dan dekat stock dengan kitchen. Tabel 4.5 Deskripsi fungsi dan pendekatan ruang Sumber : Mahasiswa
4.3.5
Analisa Sonasi dan Sirkulasi
a. Sonasi.
Kriteria Sonasi ruang mempertimbangkan jangkauan sirkulasi maupun jangkauan ruang yang nyaman pada saat melakukan aktifitas, sehingga besaran ruangan dapat termanfaatkan secara optimal. Sonasi memperhatikan aktivitas yang terjadi serta kebutuhan ruang dan sirkulasi yang terjadi hendaknya tidak mengganggu aktivitas lain yang sedang berlangsung.
Analisa Desain Sonasi pada lantai 1 di kelompokkan berdasarkan aktivitas pengunjung dan karyawan. Zona publik berada pada area yang berhubungan langsung dengan pintu utama. Zona publik pada lantai 1 meliputi sitting area dan
Pengantar Karya Tugas Akhir
88
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe bakery area. Zona privat berada pada area yang berdekatan dengan sirkulasi khusus karyawan. Zona ini meliputi dapur dan ruang karyawan.
Visualisasi Desain Lantai 1
Gambar 4.10 Sonasi Lt.1 Sumber : Mahasiswa
Analisa Desain Lantai 2 dibagi menjadi 3 sonasi. Yaitu, publik, semi publik dan privat. Area privat meliputi kantor, service area dan rest room. Zona semi public di khususkan bagi pengunjung yang membutuhkan privacy khusus dalam VIP room. Zona Publik yang meliputi sitting area berada di area yang paling mudah dijangkau saat menaiki lantai 2.
Visualisasi Desain Lantai 2
Gambar 4.11Sonasi Lt.1 Sumber : Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
89
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe b. Sirkulasi Lantai 1
Visualisasi Desain
Sirkulasi Pengunjung Sirkulasi Karyawan Gambar 4.12 Sirkulasi Lt. 1 Sumber : Mahasiswa
NO.
AREA
1.
Main Entrance
2.
Side Entrance
3.
Sitting Area
4.
Bakery Area
KETERANGAN Berada pada sisi selatan bangunan. Posisi bangunan yang berada di persimpangan jalan, pada sisi barat dan selatan memungkinkan pintu utama berada pada sisi selatan. Sehingga mudah terlihat dan dijangkau pengunjung. Side entrance berada pada sisi barat bangunan. Area ini merupakan penghubung sitting area dalam ruangan dengan outdoor area. Sitting area pada lantai satu dibuat menyebar pada sisi utara dan selatan bangunan. Bakery area berada dekat dengan main entrance dan kitchen. Sehingga memudahkan karyawan untuk menghidangkan roti. Pertimbangan lainnya adalah, pengunjung yang ingin
Pengantar Karya Tugas Akhir
90
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
5.
Stairs Area
6.
Tea Room
7.
Outdoor Area
8.
Service Area
take away (membawa pulang roti) tidak perlu memasuki ruangan terlalu dalam. Area tangga langsung terlihat dari pintu utama. Tujuannya untuk memberi kesan hangat dan penyambutan. Ruangan khusus ini dibuat bagi penikmat teh yang memerlukan kenyaman khusus dalam suatu ruangan. Outdoor area berada di sisi barat bangunan. Pertimbangannya adalah jalur jalan raya yang bisa melihat langsung outdoor area tersebut. Service area berada di sisi timur. Meliputi dapur dan ruang karyawan. Berada di area yang berdekatan dengan bakery. Serta memiliki sirkulasi khusus bagi karyawan.
Sirkulasi Lantai 2
Visualisasi Desain
Sirkulasi Pengunjung Sirkulasi Karyawan Gambar 4.13 Sirkulasi Lt. 2 Sumber : Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
91
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
NO.
AREA
1.
Stairs Area
2.
Library Area
3.
Sitting Area
4.
Private Room
5.
Chess Room
6.
Rest Room
7.
Service Area
8.
Kantor
4.3.6
KETERANGAN Pada lantai 2 terhubung langsung dengan sitting area yang menyebar. Berada pada sisi barat, terlihat langsung saat menaiki tangga. Sitting area pada lantai dua dibuat menyebar pada sisi timur dan barat bangunan. Untuk tingkat privasi yang tinggi, ruangan ini di posisikan pada sisi utara bangunan. Chess room juga merupakan ruangan yang memiliki ketenangan khusus sehing diposisikan di area yang memiliki tingkat aktivitas rendah. Dibuat tersembunyi namun tetap mudah dijangkau dari segala sisi. Berada di area yang berdekatan dengan bakery. Serta memiliki sirkulasi khusus bagi karyawan. Area kantor terkoneksi langsung dengan service area pada lantai satu. Sehingga sirkulasi karyawan tidak mengganggu pengunjung.
Analisa Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai 1
Gambar 4.14 denah lantai Lt. 1 Sumber : Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
92
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
NO Area 1. Entrance
2.
Jenis Lantai Marble Essenza Tipe Alexandria Dimensi: 60x60 cm Polished
Keterangan
Entrance (pintu utama) adalah area yang menampilkan kesan sebuah ruangan. Untuk itu kesan awal yang ingin ditampilkan dari area pintu utama adalah clean. Sitting Area Parquete Bellini Versailles Panels Warna : antique oak Finishing : textured
Kesan yang ingin ditimbulkan di sitting area adalah hangat. Untuk itu parquete dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola diagonal untuk menghindari kesan monoton pada lantai 3.
Tea Room
Tibetan Carpet Madeline Weinrib Mandala Champagne Silk
Kesan yang ingin ditimbulkan di Tea Room adalah hangat. Untuk itu Carpet dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola flora untuk menghindari kesan monoton pada ruangan 4.
Kitchen Area
Ceramic Essenza Crono Finishing Textured Dimensi 20 x 20 cm
Pemilihan material lantai pada area dapur adalah lantai yang mudah dibersihkan dan aman (tidak licin)
Pengantar Karya Tugas Akhir
93
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 5.
Rest Room
Ceramic Essenza Crono Finishing Textured Dimensi 20 x 20 cm
Lantai yang bertekstur dipilih untuk menjaga kemananan pengunjung saat menggunakan rest room. 6.
Outdoor Area
Wooden Deck WPC Finishing : White Wash
Area luar menggunkan Wooden Deck WPC, dengan finishing white wash. Selain itu juga dilapisi coating anti lumut, mempertimbangkan area luar rentan terhadap hujan dan paparan matahari secara langsung.
Lantai 2
Gambar 4.15 Denah Lantai Lt. 2 Sumber Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
94
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe NO Area 1. Library Area
Jenis Lantai Marble Essenza Tipe Alexandria Dimensi: 60x60 cm Polished
Keterangan
Entrance (pintu utama) adalah area yang menampilkan kesan sebuah ruangan. Untuk itu kesan awal yang ingin ditampilkan dari area pintu utama adalah clean. 2.
Sitting Area
Parquete Bellini Versailles Panels Warna : antique oak Finishing : textured
Marble Essenza Tipe Alexandra Dimensi: 60x60 cm Polished
Kesan yang ingin ditimbulkan di sitting area adalah hangat. Untuk itu parquete dipilih sebagai bahan utama, serta pemilihan pola diagonal untuk menghindari kesan monoton pada lantai. Dimodifikasi dengan marble alexandra untuk menampilkan kesan clean pada sudut-sudut tertentu. 3.
Private Room
Tibetan Carpet Madeline Weinrib Mandala Champagne Silk
Tingkat mobilitas yang rendah dan perlunya daya redam akustik ekstra pada ruang ini memungkinkan untuk menggunakan material karpet
4.
Chess Room
Tibetan Carpet Madeline Weinrib Mandala Champagne Silk
Pengantar Karya Tugas Akhir
95
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Tingkat mobilitas yang rendah dan perlunya daya redam akustik ekstra pada ruang ini memungkinkan untuk menggunakan material karpet
5.
Kitchen
Ceramic Essenza Unicolor Warna : snow white, black beauty. Finishing : polished Dimensi : 40 x 40 cm
Tingkat mobilitas yang tinggi dan perlunya penggunaan material ceramic dengan warna abu untuk daya kerja ekstra pada ruangan ini. 6.
Office
Ceramic Essenza Salt and pepper Warna : Carmel Blue Finishing : Polished Dimensi : 40 x 40
Tingkat mobilitas yang tinggi dan perlunya penggunaan material ceramic dengan warna abu untuk daya kerja ekstra pada ruangan ini.
Tabel 4.7 Jenis Lantai Sumber : Mahasiswa
b. Dinding
Dinding pada area entrance menggunakan material alam yaitu paras yogya agar
mampu menciptakan suasana sesuai dengan konsep. Untuk
mencerminkan gaya neoklasik pada Sitting area, Tea Room, Bakery, Kasir, Private Room, Chees Room, dan Library dinding menggunakan wall panel
Pengantar Karya Tugas Akhir
96
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe dengan material gypsum, finishing cat mowilex, warna peach (sorbet MM 5013) dan biru (azure BM 1007). Selain menggunakan wallpanel, dinding juga menggunakan wallpaper dengan motif bunga. Sedangkan pada area kitchen, office dan restroom mengunakan finishing cat tembok mowilex, warna cream (cream BS 3040).
Gambar 4.16 Dinding Entrance Bahan : Paras yogya
Gambar 4.17 Dinding Sitting area, Tea Room, Bakery, Kasir, Private Room, Chees Room dan Library Bahan : gypsum, Finishing cat mowilex
Gambar 4.18 Dinding kitchen, office dan restroom Bahan : pasangan batu bata Finishing cat mowilex
Pengantar Karya Tugas Akhir
97
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe a. Plafon Desain plafon yang diaplikasikan menggunakan material gypsum dengan finishing cat tembok, warna putih, cream dan biru. Terdapat ornament berupa ukiran pada desain plafon untuk memperlihatkan gaya neo klasik. Supaya tidak terjadi kemonotonan maka desain plafon dibuat dengan permainan level.
Gambar 4.19 Plafon di Area Bakery Sumber Mahasiswa
4.3.7
Analisa Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu
Pintu main entrance didesain dengan dua daun pintu, untuk mengantisipasi pengunjung yang keluar dan masuk secara bersamaan. Pada kedua sisi nya dilengkapi
jendela
kaca
yang
digunakan untuk mengamati area luar dan dalam ruangan.
Gambar 4.20 Pintu Pada Main Entrance
Pengantar Karya Tugas Akhir
98
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe b. Jendela
Desain jendela menyerupai desain jendela
bangunan
klasik
eropa
lainnya, dimana terdapat bagian lengkung pada atas serta tonjolan yang berlapis pada bagian bawah yang terlihat seperti tumpuan daun jendela.
Gambar 4.21 Desain Jendela
c.
Kolom
Ciri khas neo klasik terlihat dari desain kolomnya. Bagian atas kolom terdapat ukiran bermotif flora, kolom ini akan menambah kesan neo klasik pada interior Douce France Bakery and Café.
Gambar 4.22 kolom Klasik
Pengantar Karya Tugas Akhir
99
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 4.3.8
Analisa Fasilitas Kriteria : Fasilitas harus fungsional, kuat, nyaman digunakan, ergonomis, serta tidak menimbulkan cedera pada saat digunakan. Ukuran, bentuk dan tinggi serta materialnya disesuaikan dengan tujuan penggunaan.
Analisis : Fasilitas didesain berdasarkan fungsi dengan memperhatikan nilai estetika dan ergonomi. Fasilitas tidak hanya bermanfaat bagi aktivitas namun dapat menjadi unsur estetis ruangan. Oleh karena itu desain harus mewakili konsep yang ingin ditampilkan karena merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah ruangan.
Visualisasi Desain : fasilitas didesain sesuai dengan gaya neo klasik. Pada kaki kursi desainnya lebih lurus sesuai dengan karakter gaya neo klasik. Menggunakan ukiran bunga dengan aksen berwarna keemasan sebagai ornamen pada kursi. Bahan menggunakan kayu mahogani dengan finishing white wash, untuk kain penutup menggunakan kain bermotif flora sehingga memunculkan gaya neo klasik tersebut.
Gambar 4.23 Desain Kursi
Pengantar Karya Tugas Akhir
100
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Gambar 4.24 Desain Meja
Meja juga merupakan fasilitas utama yang menunjang interior bakery and cafe ini. Meja didesain sesuai dengan gaya neo klasik. Bahan menggunakan kayu mahogani dengan finishing white wash.
Gambar 4.25 Desain Display Bakery
Pengantar Karya Tugas Akhir
101
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe Display bakery Desain pada display bakery menggunakan ukiran bunga dengan aksen berwarna keemasan sebagai ornamen pada display bakery. Bahan menggunakan kayu mahogani dengan finishing white wash dan menggunakan kaca tempered untuk memberikan kesan elegan dan menjaga kebersihan dari roti yang ada di display.
4.3.9
Analisa Utilitas
a. Pencahayaan
Gambar 4.26 Arah Sinar Matahari
Bangunan Douce France Bakery & Cafe ini menghadap ke timur. Area paling timur adalah area Bakery dan seating area. Untuk efisiensi cahaya maka optimalisasi pencahayaan alami pada pagi hari dilakukan dengan memberi celah masuk cahaya yang optimal. Bangunan ini berlantai dua, dengan Balcony di sisi timur. Hal ini menguntungkan masuknya cahaya matahari pada pagi hari. Untuk itu diberi pembatas dinding dengan material kaca pada bagian timur. Pada sisi selatan tetap diberi bukaan berupa satu buah jendela pada setiap ruang kantor dilantai dua. Sedangkan pada sisi utara lantai dua menggunakan jendela – jendela besar sebagai media penghantar cahaya matahari. Pengoptimalan cahaya di setiap ruang dibantu dengan pencahayaan buatan yang dihitung kebutuhannya sesuai yang ditentukan oleh fungsi ruang. Untuk itu jenis pencahayaan yang digunakan dijelaskan pada tabel berikut sesuai dengan konsep pencahayaan yang diterapkan.
Pengantar Karya Tugas Akhir
102
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe No 1.
Area Entrance
Konsep Pencahayaan Ambient/terang
Analisa Area ini merupakan area utama sehingga cahaya pada area ini harus mewakili konsep desain secara umum. Pada area ini juga menggunakan bantuan skylight karena dinding pada sisi selatan yang
menggunakan
pembatas
kaca. 2.
Sitting area
Hangat dan aksen
Pada
area
ini
menggunakan
Lantai
khusus pada sarana
pencahayaan
dekoratif
cahaya agak kekuningan untuk
dengan
warna
menampilkan kesan hangat pada ruangan.
Unsur
dekoratif
diperlukan pada artwork yang dipasang pada dinding 3.
Tea Room
Hangat
Untuk menampilkan kesan hangat digunakan
lampu
setengah
kuning. 4.
Kitchen
Ambient/ Terang
Pada
area
ini
memerlukan
ketelitian dalam bekerja karena menyangkut hal-hal detail. Oleh karena
itu
diperlukan
pencahayaan yang cukup terang dengan yang
menggunakan tidak
cahaya
mengubah
warna
lampu
yang
ruangan. 5.
Office
Ambient/ Terang
Menggunakan
menghasilkan cahaya putih untuk menampilkan kesan bersih.
Pengantar Karya Tugas Akhir
103
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 6.
Rest Room
Ambient/ Terang
Area ini harus cukup terang untuk menghindari kecelakaan.
7.
Bakery
Ambient/ Terang
Pada area ini memajang roti-roti
dan dekoratif
sehingga diperlukan cahaya yang tidak merubah warna asli roti. Serta
tetap
pencahayaan
diperlukan yang
bersifat
dekoratif pada bidang tertentu seperti artwork. 8.
Kasir
Ambient/ Terang
Area
yang
membutuhkan
kedetailan,
sehingga
menggunakan
cahayan
yang
cukup terang untuk menghindari kesalahan. 9.
Outdoor
Hangat dan
Diperlukan suasana hangat dalam
Area
dekoratif
area ini, karena area outdoor terlihat langsung dari sisi jalan raya. Untuk itu dipilih cahaya yang
menghasilkan
warna
kekuningan, serta spot light pada art work dan sarana dekoratif lainnya. 10. Private room Hangat dan dekoratif
Tingkat privasi yang tinggi pada ruangan
membutuhkan
kesan
hangat, untuk itu penggunaan lampu dengan warna kekuningan dipilih disamping lampu aksen dekoratif. 11. Chess Room
Ambient/terang
DIperlukan
ketelitian
dalam
Pengantar Karya Tugas Akhir
104
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe dan dekoratif.
bermain
catur
dibutuhkan
untuk
itu
pencahayaan
yang
terang, dan lampu aksen dekoratif 12. Library
Ambient/terang
Ruang ini membutuhkan cahaya yang cukup terang untuk kegiatan membaca.
13. Balcony
Hangat dan
Area ini cukup terbuka sehingga
dekoratif
perlu menampilkan kesan hangat agar terlihat dari luar ruangan.
Tabel 4.8 Analisa Pencahayaan Sumber : Mahasiswa
b. Penghawaan Area
Entrance
Utilitas Penghawaan
Akustik
Sirkulasi udara yang baik.
Kebisingan jalan raya tidak
Pemanfaatan penghawaan
memasuki dalam ruangan karena
buatan diminimalisir
diredam oleh tanaman-tanaman pada teras.
Sitting area
Pengahwaan Buatan
Kebisingan teredam oleh pemilihan material lantai yaitu parquet.
Bakery
Pengahwaan Buatan untuk Tingkat redam tinggi, karena menjaga suhu roti.
banyak aktivitas lalu-lalang
Penghawaan buatan untuk menjaga kualitas produk Tea Room
Penghawaan Buatan
Kebisingan dapat dihindari karena posisi tea room yang lebih di dalam.
Kitchen
Penghawaan Buatan, AC
Tingkat kebisingan yang tinggi
dan Exhoust Fan
sehingga ruang dibuat tertutup
Pengantar Karya Tugas Akhir
105
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe rapat untuk menghidari terganggunya pengunjung. Office
Penghawaan Buatan
Tingkat kebisingan dan mobilitas rendah.
Rest Room
Exhoust Fan
Ruangan jauh dari area yang menuntut ketenangan.
Outdoor Area
Penghawaan Alami
Kebisingan tinggi, diredam oleh tanaman-tanaman pada area outdoor.
Private Room
Penghawaan buatan
Area ini membutuhkan tingkat privasi tinggi. Untuk itu kebisingan diredam dengan pemilihan karpet sebagai material lantai.
Chess Room
Penghawaan buatan
Pemilihan Karpet sebagai peredam, karena ruangan ini membutuhkan ketenangan .
Library
Penghawaan buatan
Menggunakan Material Parquete sebagai peredam, karena area ini membutuhkan ketenangan, disamping itu juga karena mobilitas yang tinggi pada area ini
Balcony
Penghawaaan Alami
Berada pada sisi luar di lantai dua, sehingga tingkat kebisingan lebih bisa ditekan oleh tanaman pada halaman lantai 1.
Tabel 4.9 Analisa Penghawaan Sumber : Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
106
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe 4.3.10 Visualisasi Ruang
Gambar 4.27 Bakery Area Sumber Mahasiswa
Gambar 4.28 Seating Area Sumber Mahasiswa
Gambar 4.29 Private Room Sumber Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
107
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe
Gambar 4.30 Tea Room Sumber Mahasiswa
Gambar 4.31 Seating Room Sumber Mahasiswa
Gambar 4.32 Chees Room Sumber Mahasiswa
Pengantar Karya Tugas Akhir
108
Desain Interior Douce France Bakery & Cafe BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan a. Dengan penempatan ruang yang sesuai dengan urutan dan kebutuhan aktivitas serta fasilitas penunjang pada interior Douce France Bakery & Cafe maka dapat memenuhi seluruh kebutuhan aktivitas civitas di dalamnya. Penemparan ruang pada lantai satu lebih kepada pelayanan cepat saji dan umum, sedangkan lantai dua pelayananya lebih privat (table service) dan terdapat area hiburan seperti library area dan chees room. b. Dengan penempatan ruang yang sesuai dengan urutan dan kebutuhan aktivitas Melalui konsep Croissant du Versailles, maka tercipta ruang yang memiliki gaya neo klasik. Warna-warna soft pastel, bentuk lengkung dari roti croissant dan gaya neo klasik dapat menyatu dengan baik dalam sebuah desain interior Douce France bakery and cafe. Aplikasi bentuk, warna dan material neo klasik yang cenderung memiliki kesan mewah akan membuat daya tarik bagi pengunjung.
5.2 Saran a. Dalam mendesain Douce France Bakery & Cafe yang merupakan ruang public sebaiknya mengacu pada desain yang nyaman dan akrab agar para pengunjung dapat disuguhkan kenyamanan baik dari segi interior maupun dari segi kuliner. b. Sebaiknya dalam desain interior Douce France Bakery & Cafe ini mampu memenuhi kriteria-kriteria desain dan memenuhi persyaratan secara teknis serta memperhatikan nilai-nilai estetika yang ingin dicapai berdasarkan konsep desain. Memenuhi kriteria-kriteria desain dan memenuhi persyaratan secara teknis serta memperhatikan nilai-nilai estetika yang ingin dicapai berdasarkan konsep desain.
Pengantar Karya Tugas Akhir
109
DAFTAR PUSTAKA
Admojo, Marsum widjojo, 1991. Restoran dan Segala Permasalahannya Yogyakarta Andi Amy, Wax. 2007. Color Schemes. Parkway : Creative Homeowner Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta Ary Donald,et.al. 2005. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Broudy, E. 1986. Designing to Sell. New York: Mc.Graw-Hill Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga _______________. 2000. Aritektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta : Erlangga Chevallier, Jim. 2009. Auguste zang and the French croissant, Australian Scholarly Publishing Pty Limited Cole, Robert. 1998. A travelers history of france, Interlinks Books Departemen Pendidikan dan Kebudayan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka Echols,John. 2009. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Inggris : Steven Library Halliday,David. 2010. The bloody history of the croissant, Jakarta : penerbit Australian Scholarly Publishing Pty Limited Indra Santoso. 2003. Kiat Membuka Peluang Bisnis Bakery. Jakarta: Taramedi dan Restu Agung Karlen, mark, Benya James. 2007. Lighting Design Basics. Indiana University. Press. Aurigemma Kritiani, M.Gani. 1995. Teknik Mendesain Perabot yang Benar. Yogyakarta : Kanisius Lawson, Fred. 1994. Restaurant Planning and Design. Cambridge : Cambridge University Press
Mangunwijaya, Y.B. 1981. Pasal-Pasal Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta : PT.Gramedia Marizar, Eddy. 2003. Designing Furniture. Yogyakarta : Media Pressindo Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Neufeldt, Victoria. 1995. All about Business Bakery. New York : McGraw-Hill71 Neufert, Ernest. 2002. Architect Data. Great Britain : Crossby Lockwood & Son Ltd Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang. Jakarta : Erlangga Porter,Darwin. 2010. THE CAFES AND RESTAURANTS OF PARIS, University of California Satwiko, Prasasto, 2004. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta : Andi Sedioetama, 1996.Buku Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi. PT.Gramedia Soemargono. Farida. 2011. Kamus umum perancis– Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Indonesia Sufi S.Yahyono. 2000. Croissant. Jakarta : PT.Gramedia Suhardjito. 2006. Buku Roti Zaman Purba & Masa Kini. Jakarta : Rineka Cipta Sumalyo, Yulianto. 2003. Arsitektur Klasik Eropa. Yogyakarta : Gajah Mada University Press _______________. 1996. Aritektur Modern. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Suparto, Joko. 1979. Mengembangkan Konsep Perencanaan. Jakarta : Pustaka Firdaus Suptandar, Pamudji. 1982. Interior Design II. Jakarta : Erlangga _______________. 1994.Merancang Ruang Interior. Jakarta : Erlangga _______________. 1994.Perancangan Tata Ruang Dalam (Desain Interior). Bandung : Universitas Trisakti Triyono, Adi. 2007. pedoman pengukuran kepuasan pelanaggan, Jakarta : Aneka Ilmu
Wardono, Prabu. 1996. Prinsip Desain Interior. Bandung : ITB Wilkening, F. 1989. Cognitive Psychology. Newyork : McGraw-Hill71 Yanuarti, Mitha.2008. Roti dari zaman purba sampai masa kini, cetakan pertama. Yogyakarta : Agro Media Wilkins, John. 1996. Food in European Literature (European Studies Series), Intellect Books Website : www.worldofbakery.com didownload : 28 Maret 2011 www.wikipedia.com didownload : 3 April 2011
Peraturan Pemerintah : Peraturan pemerintah RI No. 34/PP/DPR RI/1997, hal 2, Tentang Café