Pengantar Karya Tugas Akhir ISI 128
DESAIN INTERIOR BALI FITNESS CENTRE DI JL. TEUKU UMAR, DENPASAR - BALI
Oleh Nama : Ida Bagus Bayu Baskara NIM : 2006.05.018 Program Studi : Interior Jurusan : Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
Pengantar Karya Tugas Akhir ISI 128
DESAIN INTERIOR BALI FITNESS CENTRE DI JL. TEUKU UMAR, DENPASAR - BALI
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh Nama : Ida Bagus Bayu Baskara NIM : 2006.05.018 Program Studi : Interior Jurusan : Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh :
Nama
: Ida Bagus Bayu Baskara
Nim
: 200605018
Program studi : Interior Jurusan
: Desain
Judul : DESAIN INTERIOR BALI FITNESS CENTRE
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S1) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Denpasar, 11 Juni 2011 Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. A.A.Gd.Rai Remawa, M.Sn.
Ida Ayu Dyah Maharani, ST, M.Ds
NIP. 19641231199031030
NIP. 19780510200642002
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh :
Nama
: Ida Bagus Bayu Baskara
Nim
: 200605018
Program studi : Interior Jurusan
: Desain
Judul : DESAIN INTERIOR BALI FITNESS CENTRE
Telah dipertahankan di depan dewan penguji ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada 13 Juni 2011, sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S1) dan dinyatakan sah. Dewan penguji Nama
NIP
Ketua sidang
:
Drs. A. A. Gd. Rai Remawa, M.Sn
196412311990031030
Sekretaris
:
I.A. Dyah Maharani, ST, M.Ds
197805102006042002
Penguji Utama :
Drs. I made Susila Patra, M.Erg
1964810041981031001
Anggota
:
Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si
196301091990031003
Anggota
:
I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.sn. M.Erg
132300931
Ttd
Mengesahkan Denpasar, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Mengetahui Ketua Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain
Dra.Ni Made Rinu, M,Si NIP. 195702241986012002
Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes NIP. 196403241990031002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pengantar karya tugas akhir ini tepat pada waktunya.
Pengantar karya dengan judul ”Desain Interior Bali Fitness Centre, Jl. Teuku Umar, Denpasar Bali” merupakan persyaratan akademik sebelum menempuh ujian akhir untuk mencapai gelar kesarjanaan strata satu (S1) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Dalam penulisan pengantar karya ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya diucapkan kepada: 1. Pihak Dekan, Kajur Desain, Program Studi, dan sebagainya yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti ujian tugas akhir, 2. Drs. A. A. G. Rai Remawa, M.Sn,
selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dengan sepenuh hati serta memberikan masukan dalam penyusunan tugas akhir studio ini, 3. I. A. Dyah Maharani, ST. M.Ds selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitiannya dalam proses penyusunan tugas akhir studio ini, 4. UPT Unit Pelayanan Perpustakaan Daerah selaku pengelola Perpustakaan Daerah yang telah memberikan izin untuk menjadikan Perpustakaan Daerah sebagai kasus dari tugas akhir studio ini, 5. Ayah, Ibu, kakak, adik dan kelurga semuanya serta keluarga besar di Gria Bukit Bangli yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa dalam proses penyusunan karya tugas akhir studio ini, 6.
Sally, Wedas, Zambrud Socety, dan semua sahabat – sahabat terbaik yang telah memberikan dukungan dan semangat.
i
7.
Semua pihak yang turut membantu dan mendukung dalam proses penyusunan tugas akhir studio ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, tentu banyak kekurangan dalam penyusunan pengantar karya ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan pengantar karya ini. Harapan penulis semoga pengantar karya ini dapat berma nfaat bagi pembaca.
Akhir kata semoga tugas akhir karya studio ini bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, 13 Juni 2011
Penulis
ii
ABSTRAK DESAIN INTERIOR BALI FITNESS CENTRE Kesehatan merupakan salah satu topik yang banyak menjad i perbincangan dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Untuk itu, diperlukan gaya hidup sehat sebagai solusi masalahnya, menjaga kondisi tubuh agar tetap prima. Guna mewujudkan kesehatan masyarakat dengan tingkat aktivitasnya yang tinggi, maka diperlukan sebuah wadah pusat kebugaran yang mampu memberikan sarana berolahraga sekaligus sebagai tempat bersosialisasi. Maka salah satu caranya adalah dengan mengadakan bangunan dan pusat kebugaran yang berkosentrasi pada bidang kesehatan seperti Bali Fitness Centre. Dilatar belakangi oleh kurangnya fasilitas lembaga kebugaran maka Bali Fitness Centre memberikan pelayanan lengkap mengenai kebugaran Body Building. Penulis berinisiatif untuk medesain sebuah Fitness Centre dengan nuansa yang atraktif yang mampu membangkitkan suasana dalam proses berolahraga tanpa melupakan fungsi dan unsur estetika. Hal ini dianalisis dalam perwujudan sesuai dengan konsep yaitu casual. Kemudian Bali Fitness Centre didesain dengan memperhatikan kebutuhan besaran ruang, fungsi, bentuk, warna bahan agar merepresentasikan sebuah Fitness Centre.
Kata kunci : Kesehatan, Fitness, Casual, Desain
iii
ABSTRACT INTERIOR DESIGN BALI FITNESS CENTRE Health is one of the many topics to talk in the life of modern society today. For that, it takes a healthy lifestyle as a solution to the problem, keeping the body in order to remain vibrant. In order to realize the public health with a high activity level, we need a container a fitness center that can provide a means of exercising as well as a place to socialize. So one way is to hold the building and fitness center are concentrated in the health sector such as Bali Fitness Centre. Was triggered by a lack of fitness facilities, the Bali institution Fitness Centre provides a complete service of Body Building fitness. The author took the initiative for designing a Fitness Centre with an attractive shades that can generate an atmosphere in the process of exercising without forgetting function and aesthetics. This is analyzed in the embodiment in accordance with the concept that is casual. Then Bali Fitness Centre is designed with attention to the needs of magnitude of space, function, shape, color of materials to represent a Fitness Centre. Keywords: Health, Fitness, Casual, Design
iv
Desain Interior Bali Fitness Centre
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING KATA PENGANTAR.............................................................................. ..................
i
ABSTRAK........................................................................................... .......................
iii
ABSTRACT........................................................................................................... .....
iv
DAFTAR ISI................................................................................................. ..............
v
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ................................................................................. ..................
1
1.2
Pengertian Judul....................................................................... ...........................
2
1.3
Rumusan Masalah................................ ...............................................................
3
1.4
Batasan Desain.............................. ......................................................................
3
1.5
Tujuan..................................................................................................................
3
1.6
Metode Pengumpulan Data .................................... ............................................
4
1.6.1 Metode Desain................................................ ..........................................
5
Sistematika Penulisan..........................................................................................
6
1.7
BAB II TINJAUAN DATA 2.1
Data Pustaka ....................................................................... ................................
7
2.1.1 Tinjauan Fitness........................................ ................................................
7
2.2
Tinjauan Desain Interior Bali Fitness Centre ............................... ......................
10
2.3
Data Kasus...........................................................................................................
27
2.3.1 Data Fisik.................................. ................................................................
27
2.3.2 Data Non Fisik..................................................................... ....................
28
Data Parameter................................................................................... .................
30
2.4.1 Parameter Pusat Kebugaran............................................... ......................
30
2.4.2 Parameter Cafetaria dan Sauna............................................................. ...
31
2.4.3 Parameter Element Pembentuk Ruang........................ .............................
32
2.4.4 Parameter Fasilitas .............. .....................................................................
33
2.4.5 Parameter Aksesoris ............ .....................................................................
33
2.4
Pengantar Karya Tugas Akhir
v
Desain Interior Bali Fitness Centre
BAB III KONSEP DESAIN 3.1
Latar Belakang Konsep...................................................................... .................
34
3.2
Penjabaran Konsep Desain..................................................................................
35
3.3
Aplikasi Konsep Desain........................ ..............................................................
36
3.3.1 Konsep Bentuk ....................................................................... ...................
36
3.3.2 Konsep Ruang ....................................................................... ....................
36
Kriteria Desain ....................................................................... ............................
42
3.4.1
Kriteria Umum ....................................................................... ................
42
3.4.1
Kriteria Khusus ....................................................................... ...............
43
3.4
BAB IV ANALISIS DESAIN 4.1
Program Ruang Secara Umum ....................................................................... ....
44
4.2
Analisa Sonasi Dan Sirkulasi ....................................................................... ......
46
4.2.1 Analisis Sonasi....................................................................... ...................
46
4.2.1 Analisis Sirkulasi....................................................................... ...............
47
4.3
Analisis Kebutuhan Ruang .................................................................................
48
4.4
Analisis Ruang ....................................................................... ............................
50
4.5
Analisa Elemen Pembentuk Ruang ............................................................ ........
54
4.5.1 Lantai........................................................................................................
54
4.5.2 Dinding.....................................................................................................
55
4.5.3 Plafon........................ ...............................................................................
56
Analisis Element Pelengkap Pembentuk Ruang ....................................... .........
56
4.6.1 Pintu........................ .................................................................................
56
4.6.2 Jendela........................ ..............................................................................
57
Analisis Utilitas ............................................................ ......................................
57
4.7.1 Pencahayaan........................ .....................................................................
57
4.7.2 Penghawaan..............................................................................................
58
4.7.3 Akustik........................ .............................................................................
58
4.7.4 Instalasi Keamanan........................ ..........................................................
58
4.8
Analisis Fasilitas ............................................................ ....................................
59
4.9
Analisis Dekorasi........................ ........................................................................
62
4.10 Gagasan Desain Bali Fitness Center ............................................ ......................
62
4.6
4.7
Pengantar Karya Tugas Akhir
vi
Desain Interior Bali Fitness Centre
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan .........................................................................................................
63
5.2
Saran ...................................................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Pengantar Karya Tugas Akhir
vii
Desain Interior Bali Fitness Centre
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
: Organisasi Ruang..... ...................................................................
12
Gambar 2.2
: Dimensi Fasilita Angkat Beban...................................................
23
Gambar 2.3
: Dimensi Ressing Room....... ........................................................
23
Gambar 2.4
: Dimensi Tempat Duduk....... .......................................................
24
Gambar 2.5
: Dimensi Ruang Konsultasi..........................................................
24
Gambar 2.6
: Dimensi Ruang Retail....... ..........................................................
25
Gambar 2.7
: Warna Putih, Merah Dan Orange....... .........................................
26
Gambar 2.8
: Lokasi Site Jalan..........................................................................
27
Gambar 2.9
: Design Healty Centre....... ...........................................................
30
Gambar 2.10
: Design Healty Centre, Sedney ....................................................
30
Gambar 2.11
: Design Cafetaria....... ...................................................................
31
Gambar 2.12
: Sauna Life Japan....... ..................................................................
31
Gambar 2.13
: Fitness Centre Sydney .................................................................
32
Gambar 2.14
: Fitness Centre Sydney .................................................................
32
Gambar 2.15
: Desain Rumah Minimalis ............................................................
33
Gambar 2.16
: Fitness Centre Sydney....... ..........................................................
33
Gambar 3.1
: Interior Dengan Konsep Casual....... ...........................................
36
Gambar 3.2
: Interior Modern Dengan Pola Persegi .........................................
37
Gambar 3.3
: Warna Casual....... .......................................................................
38
Gambar 3.4
: Aplikasi Warna Material....... ......................................................
39
Gambar 3.5
: Cermin .........................................................................................
39
Gambar 3.6
: Aplikasi Block Board....... ...........................................................
40
Gambar 3.7
: Contoh Aplikasi Poster Pada Dinding.........................................
40
Gambar 3.8
: Receptionist Counter ...................................................................
41
Gambar 3.9
: Mass Furniture.............................................................................
42
Gambar 4.1
: Matrix Kedekatan Antara Area ...................................................
46
Gambar 4.2
: Sonasi....... ...................................................................................
47
Gambar 4.3
: Sirkulasi.......................................................................................
48
Gambar 4.4
: Layout..........................................................................................
51
Pengantar Karya Tugas Akhir
viii
Desain Interior Bali Fitness Centre
Gambar 4.5
: Desain Lantai...............................................................................
54
Gambar 4.6
: Material Lantai....... .....................................................................
55
Gambar 4.7
: Material Dinding....... ..................................................................
56
Gambar 4.8
: Philips Lamp....... ........................................................................
57
Gambar 4.9
: Cailling Ac, Exhausfan dan Kipas Angin....... ............................
58
Gambar 4.10
: Fire dan Smoke Detector.............................................................
58
Gambar 4.11
: Desain Fasilitas Sofa Dan Meja Lobby.......................................
59
Gambar 4.12
: Desain Fasilitas Receptionist....... ...............................................
60
Gambar 4.13
: Desain Fasilitas Sofa Fitness Centre....... ....................................
61
Gambar 4.14
: Desain Fasilitas Satu Set Meja Makan Cafetaria....... .................
61
Gambar 4.15
: Standing Lamp....... .....................................................................
62
Gambar 4.16
: Lobby, Cafetaria Dan Fitness Area....... ......................................
62
Pengantar Karya Tugas Akhir
ix
Desain Interior Bali Fitness Centre
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
: Program Ruang .....................................................................................
44
Tabel 4.2
: Kebutuhan Spasial Ruang....... ..............................................................
48
Pengantar Karya Tugas Akhir
x
Desain Interior Bali Fitness Centre
DAFTAR BAGAN Bagan 1.1 : Metode Desain....... .................................................................................
5
Bagan 2.1 : Struktur Organisasi....... ..........................................................................
29
Bagan 2.2 : Pola Aktivitas Pengunjung dan Pengelola....... .......................................
29
Pengantar Karya Tugas Akhir
xi
Desain Interior Bali Fitness Centre
DAFTAR LAMPIRAN
CONCEPTUAL DESIGN Denah Penataan Potongan A – A Potongan B – B Potongan C – C Potongan D – D Perspektif Ruang
DESIGN DEVELOPMENT Site Plan Denah Awal Sonasi Sirkulasi Denah Ruang Desain Penataan Desain Lantai Desain Plafon Tampak Depan Potongan A - A Potongan B – B Potongan C – C Potongan D - D Denah Lampu Denah Instalasi Listrik
CONSTRUCTION DOCUMENT Detai Lantai Detail Dinding Detail Plafon
Pengantar Karya Tugas Akhir
xii
Desain Interior Bali Fitness Centre
Desain Fasilitas Desk For Receptionist Desain Fasilitas Sofa For Lobby Desain Fasilitas Desk For Lobby Desain Fasilitas Chair For Cafetaria Desain Fasilitas Desk For Cafetaria Desain Fasilitas Sofa For Fitness Area
DESIGN VISUALTATION Visual Desain Ruang
Pengantar Karya Tugas Akhir
xiii
Desain Interior Bali Fitness Centre
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Beban pekerjaan yang berat banyak membuat masyarakat cepat lelah, baik pikiran maupun fisik. Sehingga, mereka harus mampu menjaga kesehatan agar tetap dapat selalu dalam kondisi prima. Oleh karena itu, kesehatan merupakan salah satu topik yang banyak menjadi perbincangan dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Untuk itu, diperlukan gaya hidup sehat sebagai solusi masalahnya, menjaga kondisi tubuh agar tetap prima. Olahraga yang teratur tentunya membuat o rang lebih, fit dan segar. Aktivitas olahraga seperti fitness dan bodylanguge sudah dianggap sebagai kebutuhan untuk selalu sehat dan sebagai salah satu gaya hidup masyarakat modern. Guna
mewujudkan
kesehatan
masyarakat
dengan
tingkat
aktivitasnya yang tinggi, maka diperlukan sebuah wadah pusat kebugaran yang mampu memberikan sarana berolahraga sekaligus sebagai tempat bersosialisasi. Maka salah satu caranya adalah dengan mengadakan bangunan dan pusat kebugaran yang berkosentrasi pada bidang kesehatan seperti Bali Fitness Centre. Selain menjadi tempat berolahraga,
tampilan
visual pusat
kebugaran itu sendiri harus menarik agar mampu mewakili pencitraan akan estetika ruang dan memberikan kenyamanan kepada seluruh civitas. Oleh sebab itu diperlukan peranan desain interior yang dapat memberikan pencitraan kepada masyarakat akan sebuah wujud visual pusat kebugaran. Keterbatasan fasilitas dan ruang pada pusat kebugaran yang sejenis seperti di Majesty Club Bandung dan Niki Fitness Club Denpasar menyebabkan kurang mampunya pemenuhan kebutuhan berbagai aktivitas yang terdapat pada sebuah pusat kebugaran. Kondisi yang ada di masyarakat saat ini, di Bali pada khususnya, belum banyak adanya pusat Pengantar Karya Tugas Akhir
1
Desain Interior Bali Fitness Centre
kebugaran yang memberikan fasilitas yang lengkap. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pemilihan judul Bali Fitness Centre Jl. Teuku Umar, Denpasar – Bali menjadi daya tarik bagi mahasiswa untuk diangkat sebagai studi kasus desain Tugas Akhir Studio dalam rangka penyelesaian studi di Institut Seni Indonesia Denpasar .
1.2
Pengertian Judul Judul tugas akhir ini adalah ” Desain Interior Bali Fitness Centre ” pengertiannya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Desain Desain berasal dari kata design dalam Bahasa Inggris memiliki arti perancangan, rancangan, desain. Jadi dapat disimpulkan desain adalah perancangan atau proses untuk suatu perwujudan. (Subarniati, 2001, hal 1) b. Interior Menurut Suptandar (1989, hal 2) Interior adalah hasil karya seni yang mengungkapkan dengan jelas akan tatanan kehidupan manusia dari satu masa melalui media ruang yang mencakup semua unsur keindahan dari berbagai aspek, sehingga akhirnya memberi kepuasan fisik dan spiritual bagi pemakainya. c. Bali Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau
terbesar
yang
menjadi
bagian
dari
provinsi
tersebut.
(www.wikipedia.org) d. Fitness Fitness merupakan salah satu jenis olah tubuh yang berguna untuk kesehatan. Olah tubuh dalam fitness terbagi menjadi beberapa jenis latihan yang memiliki kegunaan masing- masing, yaitu : 1. Latihan beban 2. Latihan kardio (www.wikipedia.org) e. Centre Centre dalam bahasa inggris memiliki arti pusat, titik tengah lingkaran, sub kelompok, penggabungan dari semua elemen. (www.wikipedia.org)
Pengantar Karya Tugas Akhir
2
Desain Interior Bali Fitness Centre
Berdasakan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Desain Interior Bali Fitness Centre adalah perancangan bagian dalam bangunan pusat kebugaran dan kesehatan yang dapat memberikan kepuasan fisik bagi konsumennya.
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada beberapa masalah desain interior yang akan dibahas yaitu : 1. Bagaimana mendesain interior Bali Fitness Centre agar dapat menampung seluruh kegiatan fitness? 2. Bagaimana menciptakan suasana ruang berkonsep Casual agar dapat menampilkan karakter santai dan informal dengan gaya modern?
1.4
Batasan Desain Batasan masalah pada desain interior Bali Fitness Centre dengan konsep casual pada desain interior tempat latihan Bali Fitness Centre agar lebih berkesan santai.
1.5
Tujuan Tujuan dari desain interior Bali Fitness Centre antara lain :
1. Dapat mewujudkan desain interior yang mampu menjawab seluruh kebutuhan berolahraga. 2. Mampu meningkatkan wawasan desain interior yang dilihat dari sistem sonasi dan sirkulasi, elemen pembentuk ruang, elemen pelengkap pembentuk ruang, penataan fasilitas, utilitas , dekorasi serta dapat mendesain sesuai dengan kriteria desain interior dengan melihat kebutuhan serta pelaku aktivitasnya. 3. Mampu mendesain interior Bali Fitness Centre dengan konsep casual, agar dapat menampilkan ciri khas tersendiri dan dapat memvisualisasikan estetika desain.
Pengantar Karya Tugas Akhir
3
Desain Interior Bali Fitness Centre
1.6
Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ini menggunakan beberapa metode untuk
menunjang desain interior Bali Fitness Centre yaitu : a. Observasi Metode observasi adalah metode dengan pengamatan langsung dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi atau pengamatan merupakan hasil dari perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja serta bersifat sistematis tentang keadaan / fenomena sosial dan geja la-gejala dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara 1995 : 63). Dalam metode observasi, mahasiswa mengamati desain-desain healty care yang sudah ada dan menerjemahkan kembali dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga dapat dimengerti dan digunakan dalam mendesain Bali Fitness Center b. Wawancara Wawancara adalah percakapan 2 orang yang dimulai oleh pewawancara dengan tujuan khusus untuk memperoleh keterangan sesuai dengan tujuan topik penelitian dan di titik beratkan pada isi tujuan deskripsi, prediksi dan penjelasan sistematik. (Cannell dan Kahn, 1986 ; 527-528). Wawancara tersebut dilakukan dengan instruktur fitness yaitu Bapak Made Subagia. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai latihan kebugaran yang tersedia. c. Kepustakaan Mencari data literatur yang diperlukan sebagai data komparatif yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan untuk mendapatkan teori – teori dan mempelajari peraturan – peraturan yang berhubungan dengan perancangan ini dan menunjang keabsahan data lapangan. d. Dokumentasi Dokumen disini berarti segala macam bentuk atau benda yang tertulis maupun tidak tertulis (Winarno Surakhmad, 1980 : 123 ). Dokumen menjadi keterangan dalam memperoleh data yang digunakan untuk me lengkapi data – data yang lainnya. Maksud menggunakan metode ini adalah agar dapat mendokumentasikan Pengantar Karya Tugas Akhir
4
Desain Interior Bali Fitness Centre
(data visual berupa foto) objek – objek yang ada guna melengkapi data yang diperoleh melalui metode observasi dan wawancara dengan menggunakan alat (kamera). 1.6.1 Metode Desain Metode desain yang digunakan pada desain interior Bali fitness center dalam mengkaji permasalahan yang ada menggunakan metode Glass Box dengan prinsip cara menganalisis desain secara sistematik. Pola berpikir desain mengacu pada metode Glass Box dengan sistematika proses sebagai berikut : a. Data diklasifikasi dan dianalisis b. Dibuat sintesis atau kesimpulan sementara kemudian di evaluasi c. Hasil proses berfikir tersebut dijadikan landasan atau pedoman dalam menciptakan desain. Pedoman atau landasan tersebut biasa disebut sebagai konsep desain DATA LITERATUR DATA PARAMETER STUDI KASUS : BALI FITNESS CENTRE
F E E D B A C K
IDENTIFIKASI MASALAH DATA LAPANGAN (Fisik & Nonfisik)
GAGASAN IDE
KONSEP
ALTERNATIF DESAIN
ANALISIS
C O N T R O L
PRA DESAIN
DESAIN
Bagan 1.1 Metode Desain
Pengantar Karya Tugas Akhir
5
Desain Interior Bali Fitness Centre
Data lapangan yaitu data fisik dan data non fisik serta permasalahan yang terdapat dalam studi kasus Bali fitness centre mengacu pada literatur (sumber dari pustaka) dan parameter berupa gambar foto sebagai pembanding dengan desain lainnya. Pemilihan konsep disesuaikan dengan permasalahan studi kasus dan parameter. Dari konsep kemudian dilanjutkan dengan analisis dan sintesa menghasilkan gagasan ide, gambar pra desain dan alternatif desain. Hasil akhir berupa wujud Desain seperti animasi atau maket dari studi kasus.
1.7. Sistematika Penulisan Secara keseluruhan isi dari pengantar karya ini diuraikan sebagai berikut : BAB I
memberikan
gambaran
umum
mengenai
isi penulisan
yang
menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode desain, serta sistematika penulisan BAB II
mendeskripsikan tinjauan data yang meliputi studi pustaka tentang kasus, prinsip dasar desain interior kasus, data kasus
dan data
parameter. BAB III
latar belakang konsep desain, penjabarannya, aplikasi konsep desain dan kriteria desain.
BAB IV
mendeskripsikan program ruang dan analisis desain mulai dari sonasi sirkulasi, kebutuhan ruang serta analisis unsur-unsur desain interior pada kasus.
BAB V
menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang merupakan penutup dari pengantar karya.
Pengantar Karya Tugas Akhir
6
Desain Interior Bali Fitness Centre
BAB II TINJAUAN DATA
2.1
Data Pustaka
2.1.1 Tinjauan Fitness a. Pengertian Fitness Banyak orang yang memiliki kesalahpahaman terhadap arti kata fitness. Asosiasi keliru mengenai arti kata ini lebih banyak beredar daripada asosiasi benarnya. Oleh sebagian besar orang fitness adalah aktivitas mengangkat besi yang hanya dilakukan oleh pria berusia muda yang ingin membesarkan badan. Sebenarnya fitness merupakan salah satu jenis olah tubuh yang berguna untuk kesehatan. Olah tubuh dalam fitness terbagi menjadi beberapa jenis latihan yang memiliki kegunaan masing- masing, yaitu latihan beban dan latihan kardio. Latihan
beban
penggunaan
beban
sebagai
alat
bantu
untuk
meningkatkan kontraksi otot dapat termasuk dalam latihan beban. Otot yang menerima beban akan mengalami tekanan hingga mencapai titik kelelahan tertentu. Latihan beban sendiri dapat digolongkan berdasarkan beban yang digunakan seperti : 1) Beban tubuh : menggunakan tubuh sendiri sebagai beban baik secara sebagian maupun beban tubuh secara keseluruhan 2) Beban bebas : menggunakan pemberat bebas seperti barbell ataupun dumbbell 3) Beban alat : menggunakan alat mekanik ataupun elektronik yang dihubungkan dengan pemberat. Tujuan penggunaan alat ini umumnya sebagai penyokong yang memudahkan pengguna dalam mengontrol pemberat tersebut. Latihan beban juga dapat dibedakan berdasarkan otot yang akan dilatih, yaitu : 1) Otot Dada : secara medis dikenal sebagai otot pectoral. Jenis latihan beban yang digunakan meliputi : push up, bench press.
Pengantar Karya Tugas Akhir
7
Desain Interior Bali Fitness Centre
2) Otot Punggung : secara medis dikenal sebagai otot lattismus. Jenis latihan beban yang digunakan meliputi : pull up, chin up, bench row, deadlift 3) Otot Perut : secara medis dikenal sebagai otot abdomen. Jenis latihan beban yang digunakan meliputi : sit up, crunch. Ada pula latihan untuk menyehatkan jantung,yaitu latihan cardio yaitu latihan jantung. Latihan ini lebih untuk meningkatkan detak jantung tanpa penggunaan beban. Pada umumnya, latihan ini digunakan untuk menurunkan berat badan ataupun sekedar menjaga kesehatan. Jenis latihan kardio sangat bervariasi
mulai
dari
jogging,
renang,
bersepeda
hingga
aerobik.
(www.wikipedia.org)
b. Macam- macam Latihan dalam Fitness 1). Latihan Dengan Menggunakan Alat Penggunaan alat bantu yang canggih di pusat kebugaran seperti di Fitness Center memerlukan petunjuk kegunaan dari instruktur sehingga terbentuk suatu aktivitas latihan yang sifatnya terstruktur dan me nyeluruh ke bagian bagian tubuh agar terhindar dari cidera otot. Sebelum melakukan latihan dengan menggunakan alat fitness berat maka latihan fisik didahului dengan pemanasan otot menggunakan alat jogging tread mill. Alat ini berguna untuk menguatkan otot kaki dengan berjalan atau berlari di tempat dengan kecepatan tertentu. Selain itu, alat fitness ini juga dapat menghasilkan penguatan jantung serta pembakaran kalori dan lemak. Ini adalah peralatan fitness yang disesuaikan dengan aktivitas setiap hari, yakni berjalan dan berlari. Setelah itu, peserta mengunakan life cycle atau sepeda statis. Alat ini gunanya untuk penguatan otot pada bagian paha. Efeknya juga untuk peningkatan kemampuan organ sex pemakainya. Karena itu, penggunaan sepeda statis ini juga berfungsi sebagai senam sex. Sementara, untuk memperkuat otot tangan ada alat rowing. Penggunanya akan merasa seperti sedang mendayung perahu. Alat rowing ini juga sekaligus berguna untuk penguatan otot paha dan otot antara bahu dan pinggang. Sementara
Pengantar Karya Tugas Akhir
8
Desain Interior Bali Fitness Centre
untuk penguatan otot paha dan bokong dapat juga menggunakan alat step atau alat bantu langkah yang digerakan seperti saat naik tangga. Tren olahraga kebugaran dengan alat di Eropa, Amerika, dan Australia cenderung menggunakan peralatan fitness berupa bola atau yang dikenal dengan mady ball. Bola ini bergaris tengah satu meter dan digunakan untuk melatih keseimbangan tubuh melalui penguatan otot punggung dan perut. Masih ada alat dumble dengan sejumlah ukuran. Benda-benda ini dapat digunakan untuk penguatan otot lengan dengan menggerakkannya ke atas dan ke bawah. dumble juga berfungsi untuk penguatan otot dada jika dilakukan dalam kondisi tidur. Sedangkan untuk memperbesar dan mengencangkan otot dada dapat juga menggunakan alat butterfly dengan beban tertentu, tergantung kepada kemampuan pemakainya. (www.duniafitness.com)
2). Latihan Kardio (Senam Body Language) Senam body language itu merupakan senam aerobik yang gerakannya seringkali ditambahkan dengan menahan kontraksi otot. Daerah sekitar pinggul dan perut adalah bagian yang paling sering dikontraksikan. Dengan melakukan kontraksi pada bagian-bagian pinggul dan perut, maka akan meningkatkan kekuatan otot perut,
bokong
hingga otot-otot dasar
rongga panggul.
Otot dasar rongga panggul yang terlatih karena sena m body language berguna untuk menjaga miss V serta rahim, agar tetap berada dalam posisinya. Dengan begitu, miss V pun akan tetap kencang. Frekuensi senam body language yang baik dilakukan adalah tiga kali dalam seminggu dengan lama 30-60 menit. Bila tidak memiliki waktu cukup untuk melakukan senam ini, maka ada alternatif latihan yang dapat dilakukan untuk membantu mengencangkan otot dasar rongga panggul. Latihan ini dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Lakukan gerakan seperti menahan buang air kecil, dengan cara mengkontraksikan otot-otot di dalam panggul. Tahan kontraksi selama tiga hingga lima detik dan ulangi hingga 10 kali. Lakukan latihan ini hingga tiga kali dalam sehari. Yang perlu diperhatikan adalah jangan menahan kontraksi lebih dari lima detik. Hal ini dikarenakan yang
Pengantar Karya Tugas Akhir
9
Desain Interior Bali Fitness Centre
akan berkontraksi bukanlah otot dasar panggul tetapi otot pantat yang akan terlatih. Latihan tersebut dinamakan senam kegel. (www.duniafitness.com)
3). Civitas dan Aktivitas Pada Tempat Kebugaran Prinsip dasar sebuah pusat kebugaran adalah kenyamanan. Kenyamanan yang dimaksudkan adalah kenyamanan dalam desain fasilitas, desain interior yang estetis dan kenyamanan dalam melakukan segala aktivitas berolah raga. Untuk menciptakan sebuah desain
interior Bali Fitness Centre yang fungsional dan
mampu memuaskan pengunjung hendaknya diperlukan desain ruang yang memenuhi seluruh aktivitas latihan. Pusat kebugaran berfungsi sebagai tempat pria dan wanita berolah raga dengan melakukan aktivitas yang mampu menguras keringat. Dengan adanya kegiatan di atas maka dilibatkan pegawai dan pengunjung pada kegiatan di dalam Bali Fitness Centre. Adapun keterlibatan civitas dan aktivitasnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pegawai Pegawai adalah civitas yang bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang ada di dalam pusat kebugaran, baik pemeliharaan bangunan sampai dengan melayani pengunjung. Pada Bali Fitness Centre terdapat beberapa klasifikasi pegawai yang melayani latihan yaitu Instruktur Fitness adalah pembimbing dalam melakukan gerakan Fitness sehingga terbentuk suatu aktivitas latihan yang sifatnya terstruktur dan menyeluruh ke bagian bagian tubuh agar terhindar dari cidera otot . 2) Pengunjung Pengunjung adalah civitas yang dapat dibedakan atas kepentingannya. Pembagian kepentingan pegunjung dibedakan menurut aktivitasnya. Aktivitas pengunjung diantaranya yaitu melakukan angkat beban, treak mille, dan Body Language.
2.2 Tinjauan Desain Interior Bali Fitness Centre a.
Organisasi Ruang Pada saat menghadapi struktur yang sudah ada, ruang yang tersedia
biasanya memberikan beberapa indikasi seperti bagaimana ruang tersebut Pengantar Karya Tugas Akhir
10
Desain Interior Bali Fitness Centre
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jalan masuk ke suatu ruang dapat membentuk pola sirkulasi yang membagi ruang menjadi zona tertentu. (Francis D. K. Ching, 1996, hal. 72). Organisasi ruang terbagi berdasarkan pola sirkulasi. Sirkulasi dibagi menjadi tiga yaitu sirkulasi pengunjung, pengelola dan karyawan. Adapun beberapa jenis organisasi ruang penggunaannya tergantung pada tuntutan program dari bangunan tersebut, dengan memperhatikan faktor- faktor pengelompokkan fungsi ruang, kebutuhan pencapaian, pencahayaan dan arah pandangan. Beberapa jenis organisasi ruang yang penggunaannya tergantung pada tuntutan program dari bangunan tersebut dengan memperhatikan faktor-faktor yang meliputi pengelompokkan fungsi ruang, hirarki ruang, kebutuhan pencapaian antar ruang, pencahayaan dan arah pandang (Suptandar, 1982 : 55). Pencapaian dari ruang luar ke ruang dalam hendaknya mempunyai identitas yang jelas, dan pencapaian semacam ini bisa berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang seperti yang disimpulkan sebagai berikut : 1) Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan di dalam ruang maka faktor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi dalam ruang. 2) Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang terjadi didalamnya dan ini akan mempengaruhi dimensi dalam ruang, ukuran, sirkulasi, letak serta bukaan jendela dan pintu-pintu. 3) Dimensi suatu ruang selain ditentukan oleh aktifitas manusia juga dipengaruhi oleh skala dan proporsi. 4) Modul dalam perancangan ruang dan bangunan merupakan faktor yang utama. Ada beberapa modul yaitu modul dasar, modul manusia, modul fungsi, sub modul, perencanaan, multi modul dan faktor yang mempengaruhi modul adalah bahan bangunan dan teknik pelaksanaan. 5) Pencapaian ruang luar dan ruang dalam hendaknya diberi identitas yang jelas. (Pamudji Suptandar, 1982 : 38).
Pengantar Karya Tugas Akhir
11
Desain Interior Bali Fitness Centre
Organisasi ruang yang di terapakan adalah berpola Grid Terdiri dari ruang – ruang yang yang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau dengan pola grid tiga dimensi. (Wardono, Prabu. 2005; 40)
Gambar 2.1: Organisai Ruang Grid
b.
Sonasi Sonasi atau zoning diartikan sebagai penetapan daerah berdasarkan atas
lima kelompok utama yaitu publick area, semi publik area, privat area, service area dan circulation area. (Suptandar, 1999 : 99). Menurut Suptandar (1994 : 28), dua hal utama dalam penataan da n pendaerahan suatu ruang yaitu penataan dari tiap unit dengan penyatuan tugas sejenis dan berurutan sesuai alur kerja, guna pencapaian efisiensi kerja dan pemanfaatan ruang.
c.
Sirkulasi Menurut Suptandar (1982 : 57) Sirkulasi merupakan ruang gerak atau jalur
yang diatur untuk menghubungkan, membimbing dan melintasi bagian-bagian tertentu di dalam bangunan atau ruangan untuk kelancaran bagian itu sendiri, yang berhubungan dengan penghayatan obyek di dalam ruang. Lebar dan tinggi dari suatu ruang sirkulasi harus sebanding dengan macam dan jumlah lalu lintas yang ditampungnya. Dikaitkan dengan pendapat Suptandar (1985 : 35), bahwa sirkulasi adalah pengarahan dan pembimbingan jalan atau tapak yang terjadi dalam ruang. Pengaruh sirkulasi akan memberi kesan langsung kepada pengunjung terhadap fungsi ruang.
Pengantar Karya Tugas Akhir
12
Desain Interior Bali Fitness Centre
d.
Ruang Ruang dibagi menurut kepentingan dari civitasnya, yaitu : 1. Ruang publik yang sifatnya terbuka dan umum. 2. Ruang semi publik yang sifatnya agak terbuka. 3. Ruang private yang sifatnya tertutup, terbatas pada civitas tertentu saja. 4. Ruang sirkulasi merupakan ruang yang aman untuk civitas dalam melakukan kegiatan dimana ruang ini berupa area kosong untuk berjala n. (Suptandar, 1982 : 47) Untuk mendapatkan komposisi ruang yang baik dalam penataan interior
adalah dengan memperhatikan unsur keselarasan antara manusia sebagai pelaku aktivitas di dalam ruang. Ruang gerak disesuaikan dengan aktivitas rutin yang terjadi dan penataan fasilitas harus membentuk keharmonisan dengan tuntutan ruang yang sesuai dan indah. Masih menurut Wilkening, penataan ruang harus dapat menampung segala pekerjaan dan fleksibel dalam perubahan. Unsur keindahan yang tidak dapat lepas dari setiap perancangan, suatu desain interior tidak dapat dipisahkan dari bentuk arsitekturnya, keduanya berdasarkan atas susunan penataan, keselarasan, keseimbangan dalam gerak simetris, konstruksi dan faktor- faktor lainnya dengan penyelesaian unsur dekorasi. (Suptandar, 1994 : 34) Mendesain suatu ruang hendaknya dibentuk sesuai dengan karakter ruang dalam memenuhi kebutuhan aktivitas yang dilakukan oleh si pelaku aktivitas atau si pemakai ruang.
Untuk mendesain ruang sebaiknya diketahui prinsip-pinsip penataan ruang seperti: 1) Proporsi, yaitu perbandingan antara besaran ruangan mengisi ruang sehingga penataan bisa diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh si pemakai aktivitas. 2) Komposisi, yaitu suasana dalam pengaturan antara suatu benda dengan benda yang lainnya. 3) Balance atau keseimbangan, yaitu dicapainya suatu ruang antara satu bidang dengan bidang yang lainnya. Keseimbangan dibagi menjadi dua bagian yaitu Pengantar Karya Tugas Akhir
13
Desain Interior Bali Fitness Centre
keseimbangan simetris, dimana antara satu bidang dengan bidang yang lainnya sama, keseimbangan asimetris, merupakan keseimbangan antara satu dengan yang lainnya tetap sama bila dibagi dua memotong tidak sama persis. 4) Irama, gunanya untuk tidak merasa jenuh bila berdiam di dalam ruang, dicapai dengan memberi alur penataan yang tidak membosankan. 5) Harmoni, keselarasan dari pengaturan benda-benda dalam ruang terhadap ruang dan benda itu sendiri. 6) Kontras, suatu penekanan tertentu pada penataan ruang yang akan menjadi perhatian (center of intrest). 7) Aksen, penyelesaian dari kontras agar perhatian dapat tertuju pada suatu dari seluruh penataan yang ada dengan membuat kesatuan (unity) dalam penataan.
e.
Elemen Pembentuk Ruang Elemen pembentuk
ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan
diidentifikasikan sebagai lantai, dinding, dan langit-langit/ Plafond yang menjadi satu kesatuan struktur dalam sehari- hari. Elemen pembentuk ruang terdiri dari : 1) Lantai Selain berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, pada sebuah ruang lantai juga berfungsi sebagai pendukung beban dan benda-benda yang ada di atasnya seperti perabot serta manusia sebagai civitas ruang, dengan demikian dituntut agar selalu memikul beban mati atau beba n hidup berlalu lalang di atasnya. (Mangunwijaya, 1980 : 329)Material Produk karpet yang ada terdiri dari 4 kelas, adapun kelas tersebut adalah : a) Kelas Atas : Karpet yang memiliki ketebalan kurang lebih 1,5cm dengan corak timbul pada masing- masing lekukan gambarnya. Merk - merk yang ada pada kelas ini : 1). Extacy : Extacy memiliki corak abstrak dengan warna dasar didominasi warna coklat sangat cocok dengan rumah minimalis model sekarang. 2). Concord : Model kas persia motif didominasi bunga dengan bulu lebih tebal karpet ini berkesan berkelas dan mewah dengan tampilan yang elegan. Pengantar Karya Tugas Akhir
14
Desain Interior Bali Fitness Centre
3). Beauty : Didominasi oleh warna-warna yang cerah dengan kombinasi bunga dan abstrak, di beberapa tempat orang menyebutnya samira super karena motifnya mirip samira tetapi lebih tebal. b) Kelas Menengah : Karpet yang memiliki ketebalan kurang lebih 1cm, memiliki kualitas lebih baik daripada karpet kelas biasa. Salah satu merk yang ada pada kelas ini adalah samira. Karpet ini paling dicari orang karena semua orang hanya mengetahui bahwa produk karpet adalah samira. selain namanya sudah terkenal karpet ini adalah satu-satunya karpet impor dari belgia sehingga harga per tiga bulan akan selallu naik. berbagai motif bunga lengkap, dengan motif yang sangat umum sehingga orang gampang sekali menjual karpet ini. Bagi mereka yang fanatik merk biasanya selalu mencari produk ini. Meskipun tidak terlalu tebal karpet ini lumayan lembut bila dibandingkan kelas dibawahnya. c) Kelas Biasa : Karpet yang memiliki ketebalan kurang lebih 1cm, teksturnya agak kasar jika dibandungkan dengan karpet kelas menengah. Merk - merk yang ada pada kelas ini : a).Almaya : Karpet ini sebagai alternatif dari Merk Samira. b).Exotic Africa : Karpet motif nuansa Africa dengan gambaran khas kulit binatang. c).Fiesta : Karpet anak-anak dengan motif yang cerah dengan berbagai gambar bunga dan kartun. d) Paragon : Karpet sebagai alternatif dari Merk Extacy. a).Karpet Karet : Karpet yang memiliki ketebalan karpet < 1cm dan bagian bawah karpet memakai bahan karet. Karpet karet sangat cocok untuk anakanak karena tidak mudah bergeser bila dibuat arena bermain karena tekstur karetnya yang sangat kuat menempel di lantai. Hanya saja perawatan karpet karet harus lebih extra karena tidak boleh lembab. Hati-hati juga dalam mencuci karpet ini cukup disikat pada bagian depanya saja agar awet karena sering kali bagian bawah akan cepat rusak apabila ikut disikat. Merk -merk yang ada pada kelas ini 1.
Disney : Motif disney dengan karakter - karakter Disney.
2.
Egypt. (www.sumberkarpet.com )
Pengantar Karya Tugas Akhir
15
Desain Interior Bali Fitness Centre
2) Dinding Dinding–dinding bangunan dari segi fisika bangunan memiliki fungsi antara lain : a) Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3 kekuatan pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal dan daya tekuk akibat beban vertikal tersebut. b)Fungsi penutup atau pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga manusia terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan dengan kepentingan–kepentingan pribadi atau khusus. (Mangunwijaya, 1980 : 339) Warna dinding juga berpengaruh pada kesan ruang, warna-warna yang mengkilat lebih banyak memantulkan sinar sebaliknya warna buram kur ang memantulkan sinar. Warna-warna yang terang memberikan kesan ringan dan luas pada suatu ruang, sedangkan warna gelap memberikan kesan berat dan sempit (Suptandar, 1982; 46). Secara arsitektural, kaca dianggap dapat menghasilkan efek tertentu yang dapat memanipulasi perasaan dan penglihatan mansusia. Hal tersebut disebabkan oleh sifat visualisasinya yang bening transparan dan dapat merefleksikan cahaya. Kaca tampil sebagai elemen yang dapat memberikan kesan modern pada dinding bangunan. Penggunaan kaca sebagai dinding pada ruangan sebaiknya menggunakan kaca jenis tempered laminated agar memiliki daya tahan terhadap benturan sehingga tidak membahayakan keselamatan civitas di dalamnya. Pada ruang yang bersifat private, sebaiknya digunakan kaca yang tidak tembus pandang seperti sandblast glass, maupun kaca dekoratif. Manfaat penggunaan material kaca sebagai dinding yaitu : 1) Merefleksikan dan meneruskan sinar dan membantu mengurangi kelembapan udara. 2) Membantu meringankan beban struktur. 3) Menciptakan batasan fisik yang masih dapat dijangkau secara visual. 4) Sebagai sarana menciptakan ilusi ruang menjadi semakin luas. 5) Sebagai sarana memasukkan unsur ruang luar ke dalam bangunan. Pengantar Karya Tugas Akhir
16
Desain Interior Bali Fitness Centre
6) Menciptakan efek ringan pada bangunan secara psikologis. 7) Menciptakan kesan modern dan futuristik pada bangunan. Penggunaan dinding kaca pada fasade bangunan selain berfungsi menambah nilai estetis juga memberi kesan ramah dan mengundang orang untuk masuk. Dinding fasade yang terkena sinar matahari berlebihan dapat disiasati dengan menggunakan kaca berlapis khusus yang dapat mengurangi jumlah cahaya matahari yang masuk pada bangunan. Lapisan pada kaca ini disebut Rayben berfungsi mencegah dan membatasi sinar ultraviolet yang masuk pada ruangan. Lapisan kaca riben dapat diatur tingkat kegelapannya. (Prima Media, 2008 : 72) Pengunaan material kaca sebagai dinding partisi bertujuan agar hubungan antar ruang tidak mati sama sekali. Partisi kaca yang digunakan umumnya kaca dekoratif yang memiliki nilai estetis seperti kaca patri, inlay glass, water wall dan sebagainya. Water wall adalah air yang merambat atau mengaliri dinding kaca. Air yang mengalir kaca tersebut menciptakan efek visual yang menarik. Water wall sebagai partisi sekaligus menjadi elemen dekoratif pada ruang. (,Prima Media, 2008 : 22)
3) Plafon Pengertian istilah ceiling/ langit-langit/ plafon, berasal dari kata “ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada dibawahnya. Ditinjau dari fungsi, ceiling memiliki berbagai kegunaan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur pembentuk ruang (space) yang lain (seperti dinding atau lantai).
Pengantar Karya Tugas Akhir
17
Desain Interior Bali Fitness Centre
Fungsi ceiling antara lain: a) Pelindung kegiatan manusia merupakan fungsi dari ceiling yang utama, dengan bentuknya yang paling sederhana, ceiling sekaligus berfungsi sebagai atap. b) Sebagai pembentuk ruang, ceiling bersama-sama dengan dinding dan lantai membentuk suatu ruang dalam. c) Sebagai skylight, di sini ceiling berfungsi untuk meneruskan cahaya alamiah ke dalam bangunan. d) Untuk menonjolkan konstruksi pada gedung- gedung untuk dekorasi, ceiling mampu mencerminkan struktur yang mendukung beban-beban. e) Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi, docting AC, kabel listrik, gantungan armature, loudspeaker dan lain- lain. Di balik ceiling perlu ada rongga guna keperluan pengontrolan-pengontrolan jika terjadi kerusakan pada instalasi- instalasi. f) Sebagai bidang penempelan titik-titik lampu. g) Sebagai penunjang unsur dekorasi ruang dalam, terutama pada bangunanbangunan umum restaurant, hall/lobby hotel dan lain- lain. h) Bentuk ceiling dalam suatu bangunan dapat memperlihatkan sifat-sifat (kesan-kesan) ruang tertentu, dengan membuat ketinggian atau garisgaris (material) serta struktur kesemuanya akan dinikmati langsung oleh penghuni yang berada di bawanya. i) Perbedaan tinggi dan bentuk ceiling dapat menunjukkan perbedaan visual atau zone-zone dari ruang yang lebih luas, dan orang dapat merasakan adanya perbedaan aktivitas dalam ruang tersebut. (Suptandar, 1999 : 161) Dengan kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru dibidang industri
bahan
bangunan
memungkinkan untuk
tercipta
berbagai
memenuhi segala
material
macam jenis
ceiling
yang
fungsi ruang.
Penggunaan material kaca sebagai plafond maupun drop ceiling menciptakan kesan modern yang memiliki kesan smart. Glass drop ceiling dapat dimodifikasi dengan beberapa material lainnya seperti stainless, kalsiboard dan gypsum. Plafon kaca biasanya hanya digunakan untuk sebagian bidang saja. Kehadiran plafond kaca sebagai aksen pembentuk tampilan estetis ruang. Glass Pengantar Karya Tugas Akhir
18
Desain Interior Bali Fitness Centre
drop ceiling dapat menciptakan kesan mewah, tidak mengherankan jika bahan kaca ini biasa dipakai pada ruang-ruang publik. (Plafon Kreatif, Gramedia, 2008 : 31)
f.
Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang 1) Pintu Menurut Ching (1996 : 220), pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain dalam bangunan. Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang dipergunakan, pengarahan atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada atau berdekatan dengan sudut-sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas disisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu beberapa kaki dari sudut memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan menempel di sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan jalan keluar masuk cahaya, suara, udara, panas dan dingin. (Ching, 1996 : 112) Karena berfungsi sebagai area sirkulasi, kekuatan dan keamananlah yang menjadi faktor penentu pemilihan tempered glass door. Penggunaan temperred glass agar saat kaca terbentur hingga pecah, kaca tetap menempel dan tidak jatuh berserakan. Untuk menuju pintu ruang privat sebaiknya digunakan kaca yang tidak tembus pandang seperti sandblast, acid dan kaca dekoratif sehingga hanya menghasilkan siluet dan privasi tetap terjaga. (Prima Media, 2008 : 16) 2) Jendela Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela dapat dikembangkan sampai ke taraf dimana jendela menjadi bidang dinding fisik. Jendela yang transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang inte rior dengan ruang luar atau dengan ruang interior di sebelahnya. (Ching, 1996 : 224) Jendela adalah salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun sebagai sirkulasi udara dan cahaya pada ruang tersebut.
Pengantar Karya Tugas Akhir
19
Desain Interior Bali Fitness Centre
g.
Unsur Utilitas Ruang 1) Pencahayaan Unsur pencahayaan dalam desain interior merupakan aspek yang sangat penting yang dapat memberikan pengaruh luas terhadap optimalisasi kerja dan dapat menimbulkan efek-efek tertentu. Pencahayaan terbagi menjadi dua bagian yaitu: a) Pencahayaan alami, yaitu cahaya alam yang umum dimanfaatkan dalam desain interior adalah sinar matahari. Pencahayaan alami didapat dari bukaan pintu dan jendela. b) Pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan yang dibuat sendiri oleh manusia, seperti cahaya lilin dan cahaya lampu listrik. Cahaya buatan mempunyai dua fungsi yakni sebagai sumber penerangan dan sebaga aksen yang dapat memberikan keindahan pada ruang. Pencahayaan buatan dibedakan menjadi lima yaitu
pencahayaan
langsung (Direct Light), Pencahayaan tidak langsung (Indirect Light), pencahayaan setempat, pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi suatu obyek, pencahayaan yang membias (diffused), dan pencahayaan khusus,
pencahayaan
yang khusus dibutuhkan untuk jenis-jenis
pekerjaan. Terdapat beberapa macam metode pencahayaan buatan yang mampu memberikan efek-efek tertentu, yaitu sebagai berikut: a) General Lighting ( pencahayaan umum ) Pencahayaan yang dapat dicapai oleh lampu – lampu portable, lampu langit- langit, atau lampu yang memanjang di dinding. b) Special Lighting ( pencahayaan khusus) Pencahayaan ini bertugas untuk menciptakan pengamatan atau efekefek khusus dari cahaya langsung pada area yang diinginkan. c) Decorative Lighting ( pencahayaan dekoratif) Pencahayaan di dalam ruang-ruang berolahraga dapat diatur sedemikian rupa untuk memberi akomodasi serangkaian aktivitas yang dilakukan. Tempat olah raga membutuhkan cahaya yang cukup. Idealnya lampu pencahayaan memiliki sinar yang cukup terang dan dapat diarahkan atau difokuskan dengan baik ke suatu titik. Lampu dengan bola lampu Pengantar Karya Tugas Akhir
20
Desain Interior Bali Fitness Centre
bereflektor sebagai pengarah cahaya akan sangat bermanfaat untuk aktivitas berolah raga. (Rorke, Messana. 2007 :211, 238)
2) Penghawaan Yang dimaksud dari penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan udara dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, menghilangkan bau keringat, gas karbondioksida. Dan jumlah/ kapasitas udara segar tersebut tergantung dari aktivitas penghuni, setiap tambahan jumlah sivitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih besar. (Suptandar, 1982 : 150) Penghawaan juga terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan, penghawaan alami dapat memanfaatkan sistem cross ventilation. Sedangkan penghawaan buatan dapat bersumber dari kipas atau AC ( Air Conditioner). Dalam pasaran umum terdapat tiga jenis AC yaitu: a) Window AC, umumnya dipakai pada perumahan dan dipasang pada salah satu dinding ruang dengan batas ketinggian yang terjangkau dan penyemprotan udara tidak menganggu si pemakai. b) Central AC, biasa digunakan pada unit-unit perkantoran,
hotel
supermarket dengan pengkontrolan atau penge ndalian yang dilakukan dari satu tempat. c) Split AC, hampir sama bentuknya dengan window AC, bedanya hanya terletak pada konstruksi di mana alat condensator terletak di luar ruang. Hasil percobaan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa temperatur yang nyaman bagi manusia di dalam ruang berkisar antara 20 0 -240 C, dengan kelembaban relatif 40-45%, serta kecepatan udara segar yang diperlukan dalam suatu ruang berkisar 30 m/orang/jam (Suptandar, 1982).
Pengantar Karya Tugas Akhir
21
Desain Interior Bali Fitness Centre
3) Akustik Akustik/suara merupakan suatu hal yang dapat menimbulkan efek psikis dan emosional dalam ruang. Akustik merupakan unsur penunjang dalam sebuah disain, karena akustik memberi pengaruh luas dan dapat menimbulkan efek psikis dan emosional bagi orang yang mendengarnya. Pengendalian akustik yang baik membutuhkan penggunaan bahan dengan tingkat penyerapan yang tinggi seperti pada lapisan permukaan lantai, dinding, plafond, luas ruang, fungsi ruang, isi ruang, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak, karpet, udara di dalam ruang dan pengaruh lingkungan sekitarnya, akustik yang perlu diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi bising yang ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan. (Francis D. K. Ching, 1996, hal. 33).
h. Fasilitas Fasilitas adalah salah satu kategori elemen desain yang pasti ada dalam desain interior. Fasilitas menjadi perantara antara ruang dengan manusianya, menawarkan adanya transisi bentuk dan skala antara ruang interior dengan individunya. Selain memenuhi fungsi- fungsi khusus, fasilitas menyumbang karakter visual dari suatu tatanan interior. Bentuk, garis, warna, tekstur, dan skala masing- masing benda maupun pengaturan spasialnya, memainkan peranan penting dalam membangun sifat ekspresi dari suatu ruang. (Francis D. K. Ching, 1996, hal. 241). Penyusunan fasilitas harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan civitas, sedang fungsinya tidak dipisahkan dengan faktor estetika. Dengan pengaturan fasilitas yang sedemikian rupa, penggunaan bahan yang aman serta hal penting adalah dimensi atau setandar-setandar
perancangan agar mampu
memberikan kenyamanan bagi civitas. Pada setiap desain hal yang paling penting dipertimbangkan adalah dimensi dimensi ruang dan fasilitasnya yang sesuai dengan antropometri manusia sebagai pemakainya. Terlebih lagi dimensi – dimensi ruang dan fasilitas untuk publik, yang terdiri dari berbedaan jenis kelamin, usia, maupun kondisi fisik yang tidak sama baik itu menyangkut dimensinya maupun cacat atau normal. ( Julius Panero, 2003) Pengantar Karya Tugas Akhir
22
Desain Interior Bali Fitness Centre
1. Dimensi Fasilitas Angkat Beban
Gambar 2.2 : Dimensi Fasilitas Angkat Beban Julius panero, Hu man Dimention and Interior Space, 2003; 136
2. Dimensi Kamar Ganti Pakaian
Gambar 2.3 : Dimensi Ressing Room Julius panero, Hu man Dimention and Interior Space, 2003; 206
Pengantar Karya Tugas Akhir
23
Desain Interior Bali Fitness Centre
3. Dimensi Tempat Duduk Waiting Area
Gambar 2.4 : Dimensi Tempat Duduk Julius panero, Hu man Dimention and Interior Space, 2003; 136
4. Dimensi Fasilitas Ruang Konsultasi
Gambar 2.5 : Dimensi Fasilitas Ruang Konsultasi Julius panero, Hu man Dimention and Interior Space, 2003; 172
Pengantar Karya Tugas Akhir
24
Desain Interior Bali Fitness Centre
5. Dimensi Fasilitas Retail/ Drug Store
Gambar 2.6 : Dimensi Fasilitas Retail/ Drug Store Julius panero, Hu man Dimention and Interior Space, 2003; 203
i. Aksesoris dan Dekorasi Aksesoris dalam desain interior merujuk pada benda-benda yang memberikan kekayaan estetika dan keindahan dalam ruang. Benda-benda tersebut dapat menimbulkan kegembiraan visual untuk mata, tekstur yang menarik untuk diraba, atau sebagai stimulan perasaan. Pada akhirnya, baik sendiri maupun sedang bersama, aksesori adalah bukti jelas suatu hunian. Aksesori yang bermanfaat muncul dalam berbagai desain dan pemilihannya dari waktu ke waktu seringkali merefleksikan kepribadian si pemakai tempat tersebut. (Francis D. K. Ching,1996, 272).
Aksesori yang dapat menambah kekayaan visual dan rasa pada suatu tatanan interior dapat berupa : 1. Manfaat : alat dan objek yang memang berguna. Pengantar Karya Tugas Akhir
25
Desain Interior Bali Fitness Centre
2. Insidential : elemen dan kelengkapan interior. 3. Dekoratif : benda seni dan tanaman. Unsur dekorasi disebut juga sebagai pelengkap ruang. Dekorasi dibedakan menjadi 2 yaitu ; benda pelengkap fungsional dan dekoratif. Benda-benda pelengkap fungsional yaitu benda-benda yang selalu digunakan untuk maksudmaksud tertentu, misalnya; lampu- lampu, cermin/ kaca, bantalan, vas bunga dan lain- lain. Benda-benda yang bersifat dekoratif antara lain lukisan, patung, tanaman hias dan lain- lain. (Pamudji Suptandar, 1985, 119).
j. Warna Warna merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya berbagai perasaan seperti rasa haru, sedih, senang, semangat dan lainnya. Secara visual warna memliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. (Kusrianto Adi, 2007, 47) Sarana olahraga dan body language tergolong ke dalam melakukan aktifitas yang menyenangkan.Warna yang biasa dipakai pada sarana berolahraga adalah warna yang dapat menimbulkan kesan bersemangat dan ceria . Pada area fitness pengaplikasian warna hangat dan Natural yang akan menjadikan suasana dalam berolahraga
menjadi bersemangat dan dapat
memberikan kesan fresh.
(www.wikipedia.org) Efek psikologis yang ditimbulkan dari warna tersebut yaitu : 1. White atau putih : Kemurnian, kesucian, kebersihan, ketepatan, kecermatan, innocent (tanpa dosa), steril. 2. Red atau merah : panas/hangat, menyolok, Sifat warna merah dapat meningkatkan aktifitas kerja, meningkatkan gairah, semangat dan kecepatan kerja. 3. Natural atau alami memberikan kesan sejuk, tenang dan menyegarkan. (www.wikipedia.org)
Gambar 2.7 : Warna putih, red dan orange www.wikipedia.org Pengantar Karya Tugas Akhir
26
Desain Interior Bali Fitness Centre
Secara psikologis, warna putih dapat memberi kejernihan mental, memberi perasaan bahagia dan membersihkan pikiran. (Graham Helen, Penyembuhan dengan warna, 1990 : 211). Warna red atau merah dan jingga biasanya digunakan pada kamar tidur, ruang makan, atau bangunan yang digunakan untuk beraktifitas fisik lebih dominan (Graham Helen, 1990 : 215)
2.3 Data Kasus 2.3.1 Data Fisik a. Peta Lokasi
Gambar 2.8: Lo kasi Site Jalan Teku Umar Denpasar Barat
Data lapangan menunjukkan bahwa lokasi Perpustakaan Daerah terletak di pusat kota Denpasar yaitu di Jln. Teuku Umar Simpang Enam Denpasar, dimana proyek
Desain Interior Bali Fitness Centre ini memanfaatkan gedung
Perpustakaan Daerah di jalan Teuku Umar Denpasar, yang dialihfungsikan menjadi bangunan pusat kebugaran. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa wilayah ini merupakan daerah padat pengunjung, karena selain sebagai pusat kota, juga di kawasan ini terdapat pertokoan untuk kebutuhan elektronik, pakaian, serta makanan.
Pengantar Karya Tugas Akhir
27
Desain Interior Bali Fitness Centre
Fisik bangunan Perpustakaan Daerah mempunyai batas sebagai berikut: Sebelah utara
: Rumah penduduk
Sebelah selatan
: Jln. Perumahan
Sebelah Timur
: rumah penduduk
Sebelah Barat
: Jln. Raya Teku Umar
Lokasi
: Jl. Teuku Umar No. 55 Denpasar Bali
Fungsi Bangunan
: Perpustakaan Daerah (Alih Fungsi )
Luas Tanah
: 1900 M2
Luas Bangunan
: 1280 M2
b. Potensi Site 1. Sinar Matahari Bangunan perpustakaan daerah yang akan di pakai Bali Fitness Centre ini menghadap ke barat, sehingga pencahayaan maksimal diperoleh pada sore hari. 2. Curah Hujan Curah hujan di lokasi ini sedang karena berada pada daerah tropis, siklus pergantian musim enam bulan sekali sehingga tidak terlalu berpengaruh pada kondisi fisik bangunan. 3. Suara Letak lokasi ini yang berada di kawasan jalur utama transportasi, sehingga menyebabkan timbulnya suara bising kendaraan bermotor. 4. Angin Bangunan ini terletak di daerah terbuka, maka hembusan angin terasa cukup kencang sehingga membuat suasana menjadi lebih sejuk. 2.3.2 Data Non Fisik a. Nama Kasus
: Bali Fitness Centre
b. Segmen Pasar
: Tamu Domestik dan Wisatawan Asing
c. Waktu Operasional
: Pengelola
: Pk. 08.30 – Pk. 22.30
Pengunjung : Pk. 09.00 – Pk. 22.00
Pengantar Karya Tugas Akhir
28
Desain Interior Bali Fitness Centre
d. Struktur Organisasi
Owner
Manager
Intruktur Fitness
Secretary
Accounting
Cashier staff Intruktur Body Language
Staff
Bagan 2.1 Struktur Organisasi
e. Pola Aktivitas Secara Umum
Main Entrance
Staff Entrance Cafetaria
Lobby
Staff Area
Accounting Room
Stock Room
Secretary Room
Sauna room Waiting Area
Receptionist
Fitness Area Body language area
Manager Room
Aoutlet sport
Aktivitas Pengunjung Aktivitas Pengelola
Bagan 2.2 Po la Akt ivitas Pengunjung dan Pengelola Pengantar Karya Tugas Akhir
29
Desain Interior Bali Fitness Centre
2.4 Data Parameter 2.4.1 Parameter Pusat Kebugaran a. Interior Fitness Area
Gambar 2.9. Design Healty Centre (www.designgallery.com)
Penataan fasilitas pada area fitness yang memberi kesan lapang, penggunaan material kaca dan stainless memperkuat kesan modern. b. Interior area BodyLanguage
Gambar 2.10. Healty Centre, Sidney. . (www.interiordesign.net)
Desain ruang Body Language dengan desain modern, menggunakan karpet karet sebagai pelapis lantai yang mampu meredam getaran yang dapat menimbulkan suara bising saat beraktifitas.
Pengantar Karya Tugas Akhir
30
Desain Interior Bali Fitness Centre
2.4.2 Parameter Cafetaria dan Sauna
Gambar 2.11. Desain Cafetaria (www.desaingallery.com)
. Desain modern area Cafetaria yang menarik dengan perpaduan warna cream.
Gambar 2.12 Sauna life, Japan (www.interiordesign.net)
Suasana spa yang memberikan suasana natural namun tetap terkesan modern dengan terdapat material kaca dan stainless
Pengantar Karya Tugas Akhir
31
Desain Interior Bali Fitness Centre
2.4.3 Parameter Elemen Pembentuk Ruang
Gambar 2.13. Fitness Centre , Sidney (www. interiordesign.com)
Desain plafon dan dinding dengan material kayu memberi kesan natural namun tetap bergaya modern
Gambar 2.14 Fitness Centre , Sidney (www. interiordesign.com)
Desain lantai yang menggunakan material karpet mempertegas kesan modern dan memberi efek peredam.
Pengantar Karya Tugas Akhir
32
Desain Interior Bali Fitness Centre
2.4.4 Parameter Fasilitas
Gambar 2.15.Desain Ru mah M inimalis, (www.interiordesign.net)
Desain fasilitas yang stylish dan tetap memberi kesan smooth dengan unsur lengkung baik pada sofa maupun meja yang menggunakan material sintetic. 2.4.5 Parameter Aksesoris
Gambar 2.16. Fitness Centre , Sidney (www. interiordesign.com)
Penggunaan cermin pada ruang selain memberi kesan ruang lebih luas juga memperkuat kesan bersih.
Pengantar Karya Tugas Akhir
33
Desain Interior Bali Fitness Centre
BAB III KONSEP DESAIN
3.1
Latar Belakang Konsep Desain Konsep berasal dari kata ”concept ” dalam bahasa inggris yang artinya
pengertian, bagan, gambaran, atau konsepsi. Konsep sebuah desain adalah suatu jalan yang harus dilalui dalam urutan perencanaan. Konsep juga berfungsi untuk menghasilkan ekspresi dalam wujud perencanaan. Konsep desain interior adalah dasar pemikiran desainer dalam memecahkan permasalahan atau problem desain. Konsep desain ditetapkan setelah desainer dapat mengidentifikasi atau menyimpulkan problem desain sebagai hasil analisa data. (Wardono, Prabu. 2005; 20) Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas pada keinginan membuat bangunan yang simpel, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Sifat dasar gaya hidup modern adalah tuntutan untuk bergerak dan melakukan segala sesuatu yang lebih cepat yang didukung oleh teknologi dan industrialisasi. Prinsip modern yaitu seminim mungkin detail yang tidak perlu. (www.studioarchitect.com) Konsep dengan pendekatan hakikat menyaring dan memusatkan aspekaspek persoalan yang lebih rumit menjadi keterangan-keterangan gamblang yang ringkas. Hakikat mengandung pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan intrinsik dari benda yang dianalisis. Suatu pernyataan tentang hakikat sesuatu juga dapat merupakan hasil penemuan dan identifikasi akar-akar suatu pokok persoalan.. (Wardono, Prabu. Prinsip Dasar Interior. 2005; 31). Konsep desain yang dipilih untuk menjawab responsif terseb ut adalah casual. Casual berasal dari bahasa Inggris yang berarti lepas ataupun santai, stylish atau bergaya, smart atau pintar. Casual yang berarti stylish merupakan unsur modern dan mitra dari mewah. (www.wikipedia.org). Casual dipilih menjadi konsep desain Bali Fitness Centre karena adanya keterkaitan karakteristik dengan kesehatan. Pengantar Karya Tugas Akhir
34
Desain Interior Bali Fitness Centre
3.2
Penjabaran Konsep Desain Karakteristik casual berkaitan dengan kebugaran dalam visualisasi
desainnya. Keunggulan dari konsep casual yaitu menghadirkan kelembutan pada desain dengan gaya modern yang biasanya terlihat kaku. Salah satu unsur lembut pada casual adalah penggunaan warna pastel dicampur dengan putih sehingga menghasilkan warna yang lebih muda. Karakteristik dari casual juga merupakan filosofis kesehatan yaitu stylish, smart, fashionable, smoothy, dan comfortable. (www.casualconceptsinc.com) Berikut penjabaran karakter casual : a. Stylish dan Fashionable Stylish dan Fashionable (Inggris) berarti bergaya sesuai dengan mode atau trend saat ini. Aplikasi karakter stylish yaitu pemilihan gaya modern yang berarti kekinian, sesuai dengan jaman atau tren saat ini. b. Smart Smart (Inggris) berarti pintar, pandai dan cerdas. Aplikasi karakter smart yaitu desain fungsionalis atau tepat guna. Dalam menentukan pola sirkulasi, pengelompokan ruang, pemilihan material yang sesuai dengan fungsinya. c. Smoothy Smoothy (Inggris) berarti halus, lembut, mulus, permukaan licin, luwes dan tenang. Smooth pada desain adalah bentuk yang mengurangi sudut tajam, aplikasi bentuk yang lembut seperti pola bentuk lingkaran yang dinamis. Aplikasi smoothy menggunakan material yang halus, licin atau glossy. Desain yang luwes, mengalir atau sustainable yakni penempatan pola ruang yang plastis, berkelanjutan sesuai dengan aktivitas di dalam area tersebut. d. Comfortable Comfortable berasal dari kata Comfort (Inggris) berarti kenyamanan, pas atau sesuai. Aplikasi karakter comfortable yaitu pada sirkulasi pencapaian ruang
Pengantar Karya Tugas Akhir
35
Desain Interior Bali Fitness Centre
yang pas atau sesuai. Desain fasilitas yang nyaman (ergonomis) dan sesuai dengan dimensi tubuh manusia (antropometri).
3.3
Aplikasi Konsep Desain Dari uraian filosofi konsep umum casual, berikut aplikasi konsep khusus
pada desain Bali Fitness Centre. 3.3.1 Konsep Bentuk Pola bentuk yang diambil merupakan adaptasi dari karakter smart yaitu desain fungsionalis atau tepat guna. Dalam menentukan pola sirkulasi, pengelompokan ruang, pemilihan material yang sesuai dengan fungsinya ( www.rancang.net )
Gambar 3.1. Interior Dengan Konsep Casual
Mengaplikasikan bentuk dasar persegi dan lengkungan, serta permainan garis horizontal dan vertikal. 3.3.2 Konsep Ruang a. Organisasi Ruang Organisasi ruang yang sesuai dengan kasus Bali Fitness Centre adalah organisasi ruang grid. Organisasi grid terbentuk oleh dua set element ruang. Element grid dapat ditata sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur atau sebaliknya dan pada sudut tertentu satu sama lain atau pada ruang arsitektur. Ukuran grid dapat diubah membetuk ruang – ruang yang berbeda untuk
Pengantar Karya Tugas Akhir
36
Desain Interior Bali Fitness Centre
menciptakan ruang khusus . Organisasi grid dapat diciptakan oleh alursirkulasi. (Wardono, Prabu. III. 2005; 40).
b. Blocking Blocking adalah perencanaan ruang yang terorganisir dimana ruang-ruang yang sejenis, sefungsi, sesifat dikelompokkan dengan cara menggambarkan batasbatas secara skematik. Konsep blocking menyangkut dasar pembagian kelompok ruang yang dapat dikembangkan atas dasar : 1. Kesamaan fungsi ruang Pembagian kelompok ruang pada Bali Fitness Centre atas kesamaan fungsi ruang yaitu ruang publik, semi publik dan ruang privat. Ruang terbagi atas penggunanya misalnya ruang privat digunakan oleh pengelola dan tidak dapat dijangkau oleh pengunjung. 2. Kesamaan sifat ruang, aktivitas kegiatan yang dilakukan di dalamnya Ruang dikelompokkan berdasarkan aktivitas kegiatan.
Ruang-ruang
dikelompokkan sesuai dengan fungsi masing- masing areanya dan tetap bersifat dinamis atau sustainable. (Wardono, Prabu. 2005; 25)
c. Bentuk ruang Sesuai dengan konsep bentuk, pola ruang yang ingin ditampilkan dari konsep casual adalah dominasi persegi.
Gambar 3.2. Interior modern dengan pola persegi ( (www.idealhome.com)
Pengantar Karya Tugas Akhir
37
Desain Interior Bali Fitness Centre
1. Prinsip komposisi estetik ruang Berdasarkan bentuk pola ruang persegi diaplikasikan pada Bali Fitness Centre maka prinsip komposisi estetik ruang terdapat pada sudut - sudut ruangan. Komposisi estetik lainnya adalah repetisi atau pengulangan yang menghadirkan irama sehingga tercipta visualisasi casual dengan tampilan modern pada pengelompokan ruang. 2. Bentuk hubungan antar ruang Bentuk hubungan antar ruang yang tercipta pada Bali Fitness Centre adalah Ukuran grid dapat diubah membetuk ruang – ruang yang berbeda untuk menciptakan ruang khusus . Organisasi grid dapat diciptakan oleh alur sirkulasi. Penerapan warna dan material pada desain berkaitan dengan penciptaan suasana ruang. Konsep warna dan material yang digunakan mengacu pada konsep casual yaitu ringan secara visualisasi dengan gaya modern yaitu penggunaan material buatan dan material alam yang tetap memiliki tampilan modern.
a. Konsep warna Warna yang dipakai pada desain Bali Fitness Centre beradaptasi dengan warna dari material modern. Sedangkan warna modern tercipta dari material modern seperti acian semen yaitu abu-abu. Memberikan kesan warna yang bersifat santai. Berikut penjabaran warna yang dapat mengekspresikan konsep casual :
Merah
Hijau
kuning
Coklat
Biru
Putih
Orange
Ungu
Abu - Abu
Gambar 3.3. Warna Casual (www.idealhome.com) Pengantar Karya Tugas Akhir
38
Desain Interior Bali Fitness Centre
Warna yang akan diaplikasikan pada desain secara umum adalah warna natural (kayu dan warna vegetasi) warna polos seperti coklat muda dari kayu, serta warna - warna soft dari aksesories dan fasilitas maupun warna dari unsur – unsur interior lainnya.
Gambar 3.4. Aplikasi warna material (www.idealhome.com)
b. Konsep material Material yang digunakan pada desain Bali Fitness Centre adalah material buatan sebagai penunjang konsep casual dengan modern style. Didukung dengan material alam yang tetap memiliki tampilan modern. 1) Cermin Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan sehingga membentuk bayangan. (Kaca dan Aplikasinya, 2008 : 22). Material kaca pada desain Bali Fitness Centre diaplikasikan pada dinding,
Gambar 3.5. Cermin. (www.interiordesign.net) Pengantar Karya Tugas Akhir
39
Desain Interior Bali Fitness Centre
2) Blockboard Block Board adalah sebuah produk hasil olahan Industry Plywood. Block Board terdiri dari 3 lapis yaitu lapis Muka (Face)yang berasal dari lembaran Plywood setebal 0.5 ~ 2 mm, selanjutnya Inti (Core) yang terbuat dari kayu Hutan seperti kayu meranti atau kayu rakyat seperti Kayu Albasia yang sudah dirajang serta dilaminating dan dibuat sedemikian rupa dengan ketebalan berkirar 10 ~ 14 mm dan yang terakhir adalah lapisab belakang (Back) yang dibuat dari Plywood lembaran setebal 0.5 ~ 2.0 mm. (www.wikipedia.org)
Gambar 3.6. Aplikasi Material Block board. (www.idealhome.com)
c. Konsep Element pembentuk Ruang Unsur pembentuk ruang di desain agar memiliki karakter maupun material yang memiliki ciri – ciri khusus yang khas: 1) Lantai Pada lantai digunakan karpet yang mampu untuk meredam getaran dan kebisingan yang di timbulkan alat – alat berat di ruang fitness. 2) Dinding Pada dinding mengunakan material pada umumnya dengan caver cermin yang bertujuan pengunjung dapat memantau kondisi tubuhnya saat berolahraga dan menepatkan poster binaragawan sebagai aksen dinding
Gambar 3.7. Contoh poster diaplikasikan pada dinding (www.bodybuillding.com) Pengantar Karya Tugas Akhir
40
Desain Interior Bali Fitness Centre
3) Plafon Pada plafon terdapat perbedaan elefasi sebagai aksen dan memiliki unsur estetik.
d. Konsep pencahayaan dan penghawaan Pencahayaan pada siang hari diusahakan menggunakan pencahayaan alami sinar matahari dari dinding – dinding kaca di area tertentu dan pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu hallogen yang dapat memunculkan warna asli dari objek
yang disorot. Menggunakan general lighting. Menggunakan
penghawaan buatan berupa Air Conditioner dan penghawaan alami berupa kipas angin.
e. Konsep Mebel Mebel pada Bali Fitness Centre merupakan perpaduan Costumed furniture, dan mass furniture. 1) Costumed furniture Costumed furniture adalah mebel yang dirancang khusus untuk tujuan tertentu yang ditempatkan pada area publik, dengan dimensi khusus, dibuat dengan jumlah relatif sedikit. Costumed furniture pada Bali Fitness Centre diantaranya untuk menunjang aktivitas.
Gambar 3.8. Receptionist Counter (www.dezeen.com)
2) Mass Furniture Mass Furniture yaitu mebel yang dibuat dengan standar untuk kebutuhan tertentu, dengan jumlah yang banyak. Mass furniture pada Bali Fitness Centre diantaranya adalah Treadmil Manual, Sepeda Statis, Lat Pull Down Mechine, Rowing, Bench Press + Stick, Sit Up, dan Decline bench Press + Stick. Pengantar Karya Tugas Akhir
41
Desain Interior Bali Fitness Centre
Gambar 3.9. Mass Furniture (www.dezeen.com), (www.google.com)
3.4
Krite ria Desain Mewujudkan desain Bali Fitness Centre agar sesuai dengan konsep desain
Casual, maka kriteria desain dibagi menjadi dua yaitu kriteria umum dan kriteria khusus.
3.4.1 Kriteria Umum a. Aman Setiap desain atau perwujudan tidak menggangu aktivitas satu dengan yang lainnya dan setiap perwujudan mampu memberikan keamanan pada pemakai. Sehingga orang yang melakukan aktivitas merasa aman. b. Lancar Mudah dalam pencapaian sirkulasi serta dapat memenuhi keleluasaan gerak dan tidak mengganggu aktivitas pada areal atau ruangan lain. c. Komunikatif Hubungan antar ruang saling berkaitan, mudah dikenali dan mudah dalam pencapaian sehingga terwujud suatu hubungan yang lancar dan cepat antara civitas dan aktivitas. d. Efisien Pemanfaatan ruang secara maksimal dengan tetap mempertimbangkan ruang spasial dan setiap perwujudan tetap memperhatikan biaya. Pengantar Karya Tugas Akhir
42
Desain Interior Bali Fitness Centre
e. Ergonomis Perwujudan ruang, utilitas, dekorasi, dan lain–lain dapat memberikan rasa aman dan nyaman, sesuai dengan antopometri manusia sehingga pengunjung dan karyawan merasa nyaman berada dalam ruang. f. Estetis Semua perwujudan interior, eksterior dan arsitektur mengandung unsur keindahan untuk menunjang suasana atau nuansa ruang yang ingin dicapai, sehingga dapat memberikan kesan tersendiri dan dapat menarik banyak pengunjung.
3.4.2 Kriteria Khusus a. Ramah Lingkungan Desain yang memperhatikan kelestarian lingkungan alam. Desain Bali Fitness Centre menggunakan material yang dapat didaur ulang, menjadi pemakaian material berkelanjutan dan tidak mengeksploitasi material alam. b. Penyesuaian terhadap iklim dan site Memperhatikan keadaan iklim pada kawasan Bali Fitness Centre yaitu tropis, sehingga menggunakan material yang sudah diawetkan agar tidak berkarat.
Pengantar Karya Tugas Akhir
43
Desain Interior Bali Fitness Centre
BAB IV ANALISIS DESAIN
4.1
Program Ruang Secara Umum Ruang pada Bali Fitness Centre didesain dengan pertimbangan siklus
kegiatan operasional dan sistem sirkulasi pengunjungnya. Pertimbangan pertimbangan
desain ruang
sebaiknya menunjang aktivitas yang terjadi di
dalamnya. Bali Fitness Centre ini didesain agar peletakannya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas. Program ruang secara umum pada Bali Fitness Centre dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 4.1 PROGRAM RUANG
Program Ruang No.
1
3.
Area
Program Ruang
Lobby
Area pertama yang dimasuki sebelum menuju area berikutnya. Pada area lobby ini terjadi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan setiap kegiatan fitness.
Receptionist
Receptionist ini berdekatan dengan area lobby, fungsinya sebagai pusat informasi. Area ini digunakan sebagai tempat pengunjung untuk mendaftarkan diri untuk selanjutnya diproses .
Pengantar Karya Tugas Akhir
44
Desain Interior Bali Fitness Centre
Program Ruang No.
Area
Program Ruang
4.
Cafetaria
Area Cafetaria bersebelahan dengan area receptionist. Fungsi dari area ini yaitu tempat pengunjung membeli supplement, makanan mupun minuman.
5.
Fahsion Outlet
Outlet pakaian berfungsi sebagai tempat pengunjung membeli perlengkapan ataupun asesoris sebelum berolahraga.
6.
Ressing Room
Ruang ini berada berdekatan dengan Receptionist yang bertujuan pengunjung mengganti pakaian sebelum melakukan aktivitas fitness.
7.
Restroom
Toilet menjadi satu berdekatan dengan seluruh ruangan dan tertdapat toilet khusus bilas dekat ruang sauna dan reflexyologi.
8.
Area Fitness
Area ini berdekatan dengan receptionist ruang ganti, body language dan tempat ini pengunjung melakukan aktivitas berolahraga .
9.
Body Language
Area ini berdekatan dengan area fitness, area ini tempat pengunjung melakukan olahraga senam maupun airobik.
10.
Sauna
Area ini berdekatan dengan area fitness, area ini tempat pengunjung melakukan mandi uap’
Pengantar Karya Tugas Akhir
45
Desain Interior Bali Fitness Centre
Program Ruang No.
Area
Program Ruang
11.
Reflexyology Room
Area ini berdekatan denan area sauna dan area fitness,dan body language, area ini pengujung mendapatkan pijat reflexy.
12.
Office
Area jauh dari area public,bersifat privat,dan khusus bagi ruangan owner,
4.2
Analisis Sonasi dan Sirkulasi Penempatan sonasi dan jalur sirkulasi pada Bali Fitness Centre diawali
dengan analisis kedekatan tiap area yang ada, analisis peletakan zona bisa dilihat dari tabel kedekatan berikut :
Keteranagan Dekat Sedang Jauh
Gambar 4.1 Matrix Kedekatan Antar Area Sumber : Karya Mahasiswa
4.2.1
Analisis Sonasi zona- zona aktivitas dan sirkulasi dalam ruang, zona-zona yang ada dalam
ruang diurutkan sesuai dengan urutan aktivitas pemakai ruang.
Pengantar Karya Tugas Akhir
46
Desain Interior Bali Fitness Centre
Menurut sifatnya, zona pada Bali Fitness Centre terbagi atas tiga yaitu zona privat, semi publik dan publik. 1. Zona private yaitu stock room, dan office. 2. Zona semi public yaitu area fitness area, body languge, sauna, reflexyology 3. Zona public yaitu area lobby dan fashion outlet.
Gambar 4.2 : Sonasi Gambar kerja Bali Fitness Centre
4.2.2
Analisis Sirkulasi Alur langkah pengunjung dan ruangan merupakan subsistem yang
membentuk sebuah Fitness Centre. Pengaturan alur pengunjung dan pajangan perlu dilakukan sedemikian rupa agar pengunjung dapat bersirkulasi dengan mudah, tidak terhenti karena buntu. Sementara pajangan yang menunjang terjadinya sirkulasi diusahakan selalu memberikan efek visual sehingga memberikan kesan estetika yang menyenangkan dan menarik perhatian pengunjung
Pengantar Karya Tugas Akhir
47
Desain Interior Bali Fitness Centre
Gambar 4.3 : Sirkulasi Gambar kerja Bali Fitness Centre
4.3
Analisis Kebutuhan Ruang Berdasarkan penjelasan analisa sonasi dan sirkulasi di atas maka diperoleh
besaran spasial sebagai berikut : TABEL 4.2: TABEL KEBUTUHAN SPASIAL RUANG
No
Nama Ruang/Area
Estimasi Jumlah Civitas
1.
Lobby
2.
Receptionist
Perkiraan Space
Keluasan Ruang (m2 )
Kebutuhan Ruang
10 -15 Orang
1.25m2 /orang -Fasilitas 30% -sirkulasi 40%
(1.25 x15) + (70% x 1.25x15) = 18.75+13.5= 32.25m2
Diperlukan keluasan minimal 32.25 meter persegi
2 orang
-1,25 m2 /orang -fasilitas 40 % -sirkulasi 30%
(1,25x 2) + (70% x 1,25x12) = 15+10,5 = 25.5m2
Keluasan minimal yang diperlukan 25.5 meter persegi
Pengantar Karya Tugas Akhir
48
Desain Interior Bali Fitness Centre
3.
Cafetaria
10-25 Orang
1,25 m2 /orang -fasilitas 40 % -sirkulasi 30%
(1,25x25) + (70% x 1,25x25) = 15 +10.5 = 25.5m2
Akan disediakan ruang dengan keluasan minimal 25.5 meter persegi
4.
Outlet Fahsion
20-30 Orang
1.25m2 /orang -Fasilitas 40% -sirkulasi 30%
(1.25 x30) + (70% x 1.25x30) = 37.5 +26.3 = 63.8m2
Keluasan ruang akan disiapkan minimal 63.8 meter persegi
5.
Dressing Room
15 orang
1.25m2 /orang -Fasilitas 40% -sirkulasi 30%
(1.25 x15) + (70% x 1.25x15) = 18.75+13.5= 32.25m2
Diperlukan keluasan minimal 32.25 meter persegi
6.
Fitness Area
50 orang
1.25m2 /orang -Fasilitas 40% -sirkulasi 30%
(1.25 x50) + (70% x 1.25x50) = 50+35= 85m2
Keluasan ruang akan disiapkan minimal 85 meter persegi
7.
Body Language
15- 20 orang
1.25m2 /orang -Fasilitas 45% -sirkulasi 30%
(1.25 x20) + (75% x 1.25x20) = 25+18.75= 43.75m2
Studio akan disiapkan keluasan minimal 43.75 meter persegi
8.
Restroom
10 orang
1.25m2 /orang -Fasilitas 45%
(1.25 x10) + (75% x
Studio akan disiapkan
Pengantar Karya Tugas Akhir
49
Desain Interior Bali Fitness Centre
-sirkulasi 30%
1.25x10) = 25+18.75= 43.75m2
keluasan minimal 43.75 meter persegi
9.
Souna
30-40 orang
1.25m2 /orang -Fasilitas 25% -sirkulasi 30%
.25 x40) + (55% x 1.25x40) = 50+27.5= 77.5m2
Keluasan ruang akan disiapkan minimal 77,5 meter persegi
10.
Reflexyology
8 orang
1,25m2 /orang -Fasilitas 40% -sirkulasi 30%
(1,25x8) + (70% x 1,25x8) =70 + 49= 54m2
Untuk reflexyology akan disiapkan keluasan sebesar 54 meter persegi
11.
Office
2 Orang
-1,25 m2 /orang -fasilitas 40 % -sirkulasi 30%
(1,25x 2) + (70% x 1,25x12) = 15+10,5 = 25.5m2
Ruang ob akan didesain dengan keluasan 25.5 meter persegi (minimal)
4.4
Analisis Ruang Berdasarkan penjelasan analisis besaran ruang pada analisis kebutuhan
ruang diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengantar Karya Tugas Akhir
50
Desain Interior Bali Fitness Centre
Gambar 4.4 : Layout Gambar kerja Bali Fitness Cente
Lay out yang baik tidak hanya penempatan fasilitas yang efisien, properti yang tepat tetapi penempatan furniture menjadi yang lebih penting. Sesuai konsep dengan pola sonasi serta sirkulasinya, maka didapatkan bentuk ruang berupa bentuk grid, bentuk persegi. Denah ruang pada Desain Interior Bali Fitness Centre ini ditentukan berdasarkan sifat area, jenis aktivitas dan kebutuhan. Berdasarkan pada sifat ruang, area publik disini merupakan area yang mudah dicapai. Sedangkan area privat terletak dibelakang sesuai dengan sifat area tersebut yaitu hanya bisa diakses oleh para staff/ pengelola.
Pengantar Karya Tugas Akhir
51
Desain Interior Bali Fitness Centre
Desain ruang Bali Fitness Centre merupakan aplikasi dari konsep bentuk Casual yaitu tidak formal. Pola penempatan ruang dibentuk berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan aktivitas di dalamnya, walaupun sirkulasi ruang berbentuk persegi namun dengan berbagai perbaikan bentuk dan warna ruang, kesan formal dapat di kurangi. Furniture diletakkan sesuai dengan pola aktifitas pengunjung dan urutan aktifitas yang dilakukan pada masing- masing area. Setelah analisis kebutuhan ruang dan
zonasi sirkulasi maka muncul
gubahan ruang yang mengakomodir zonasi sirkulasi dan keluasan pada bangunan, sehingga muncul denah sebagai berikut : a). Lobby Penataan pada lobby dilengkapi degan dua set sofa yang ditata bersebelahan,
dimaksudkan
untuk
menyatukan penempatan
tamu.
Kemudian pada tangga masuk diberikan box tanaman dan kolam sebagai penyejuk, dan meja resepsionis diletakkan setelah lobby. b). Receptionist Penataan area receptionist sekaligus menjadi tempat pendaftaran fitness berada setelah lobby dan berdekatan dengan ruang lainnya agar mempermudah pengunjung diarahkan ke area yang diinginkan. c). Cafetaria Penempatan ruang cafeteria ini berada berdekatan dengan area receptionist yang bertujuan agar jarak tempuh pengunjung sebelum melakukan latihan fitnesss untuk membeli minum maupun supplement dan makanan agar lebih dekat. d). Ressing room Ruang ini berdekatan dengan area receptionist yang bertujuan agar setelah melakukan pendaftaran pengunjung diarahkan mengganti pakaian ke ruang ganti yang sudah disediakan. e). Fitness Area Penataan alat fitness diletakan sesuai dengan fungsi yang dibagi menjadi dua bagian yaitu alat beban dan alat pemanasan, alat beban yang berupa burble, bainpress sedangkan alat pemanasan berupa treakmile dan sepeda statis. Pengantar Karya Tugas Akhir
52
Desain Interior Bali Fitness Centre
f). Body languge Penataan ruang body languge ini dipergunakan sebagai ruang senam sehingga penggunaan fasilitas yang minim agar memperluas ruangan dan menjadikan pengunjung lebih leluasa bergerak. g). Sauna Ruang sauna ini bersifat tertutup, yang bertujuan memberikan mandi uap bagi pengunjung sehingga fasilitas yang dipergunakan cenderung menggunakan bahan yang anti lembab. h). Reflexyology Di ruang reflexyology ini terdapat fasilitas yang menyerupai spa jadi fasilitas yang dipergunakan terdapat fasilitas yang ada seperti tempat tidur. Hanya saja tidak terdapat aktivitas mandi karena aktivitas yang ada hanya berupa pemijatan. i). Restroom Restroom terbagi menjadi dua jenis,restroom besar terdiri dari pria dan wanita terletak bedekatan dengan seluruh area. Restroom kecil berada di area sauna dan office. j). Fashion Outlet Penataan pada fahsion outlet didominasi rak display untuk item yang dijual. k). Office Penataan pada office hanya terdapat meja direktur dan sekretaris.
Pengantar Karya Tugas Akhir
53
Desain Interior Bali Fitness Centre
4.5
Analisis Ele men Pembentuk Ruang
4.5.1 Lantai
Gambar 4.5 : Desain Lantai Gambar kerja Bali Fitness Centre
Lantai dapat menunjang fungsi dan kegiatan yang terjadi dalam
ruang,
dapat memberikan karakter dan memperjelas sifat ruang. Lantai menentukan secara final kesan keseluruhan ruangan. Desain lantai yang diaplikasikan pada Bali Ffitness Centre menggunakan material acian semet polish. Untuk menegaskan konsep Casual dengan gaya modern maka dipilih material acian sement berwarna abu – abu dan putih. Material lantai acian sement tersebut dicor langsung pada permukaan lantai sehingga dimensi natnya lebih maksimal dan dapat menciptakan kesan lapang. Acian semnent dpolish agar tampilannya glossy. Pengantar Karya Tugas Akhir
54
Desain Interior Bali Fitness Centre
Selain lantai acian sement,
desain lantai lainnya menggunakan parquet
yaitu yang akan memberikan suasana hangat dan nyaman pada area cafeteria, sauna dan area treak mile pada area fitness. Pemilihan carpet ditempatkan pada area fitness yang bertujuan untuk meredam segala getaran ya ng dapat menimbulkan kebisingan. Dipilihan warna cream dan abu – abu agar lebih menegaskan warna casual yang bersifat nonformal. Material desain lantai Bali Fitness Centre :
Carpet
Acian Sement (Polish)
Timmber Parquet Gambar 4.6: Material lantai Sumber : www.enviroglass.com , www.coverallstone.com
4.5.2 Dinding Fungsi dinding antara lain sebagai penutup atau pembatas ruang dan sebagai penempatan unsur dekoratif. Dinding kaca berfungsi untuk memudahkan komunikasi. Beberapa desain dinding Bali Fitness Centre menggunakan aplikasi material Cermin. Dipilihnya aplikasi cermin pada area fitness, body language agar dapat memantulkan bayangan secara jelas sehingga membuat kesan ruangan lebih luas dan para civitas dapat memperhatikan perkembangan yang diharapkan pada tubuhnya, selain cermin, pengaplikasian poster Body Buillding diterapkan untuk memberikan aksen dinding pada ruangan tertentu. Penggunaan bahan batu palimanan dengan warna yang cerah sehingga tidak memberikan kesan berat, digunakan sebagai aksen yang disesuaikan dengan konsep casual yang imformal. Blockboad di aplikasikan ke dinding yang sebagai aksen Pengantar Karya Tugas Akhir
55
Desain Interior Bali Fitness Centre
Cermin
Poster Body Buillding
Batu Palimanan
Block Board
Gambar 4.7 : Material d inding Sumber : www.earthinspiredproduct.com
4.5.3 Plafon Langit- langit sebagai penutup ruangan bagian atas dirancang untuk dapat memberi kesan kokoh, kuat dan sebagai penyerap bunyi. Plafond menggunakan material kalsiboard. Pada plafon terdapat aksen blokboard di area cafeteria. Desain plafon pada masing- masing dengan menggunakan finishing cat warna putih agar mampu mengurangi kesan ramai di ruang bawahnya. Kemudian diberi pencahayaan sehingga menciptakan tampilan plafon yang terlihat lebih tinggi dan memberi kesan lapang. Desain drop ceiling memberi kesan lebih fokus pada area di bawahnya dan
mengundang civitas untuk mendekati area tersebut. Pada
receptionist area dan cafeteria, material plafon menggunakan kalsiboard sebagai aksen elevasi dan penguat pencahayaan setempat.
4.6
Analisis Ele men Pelengkap Pembentuk Ruang
4.6.1 Pintu Material pintu pada Bali Fitness Centre menggunakan temperred coating glass agar memperkuat kesan modern.
Pengantar Karya Tugas Akhir
56
Desain Interior Bali Fitness Centre
4.6.2 Jendela Jendela pada Bali Fitness Centre didominasi bukaan keluar untuk memaksimalkan penggunaan penghawaan alami. Dengan material kaca yang bertujuan memaksimalkan pencahayaan alami di siang hari.
4.7
Analisis Utilitas
4.7.1 Pencahayaan Fungsi utama desain pencahayaan adalah untuk menyinari bangunan dan ruang suatu interior yang memungkinkan pemakainya melakukan aktivitas dan menjalankan tugasnya dengan kecepatan, akrasi dan kenyamanan yang tepat. Pencahayaan pada bangunan Bali Fitness Centre ini
menggunakan
pencahayaan buatan yaitu lampu halogen dan lampu TL yang dipasang di dalam plafon dengan dicover kaca yang difinising dengan cat putih agar memberikan pencahayaan yang tidak terlalu mencolok. Lampu halogen dipilih untuk memberikan pencahayaan yang maksimal pada malam hari dan terdapat banyak bukaan untuk memanfaatkan sinar matahari di siang hari. Decorative lamp ditempatkan pada area yang tidak menyorot langsung pada objek. Decorative lamp ditempatkan pada decorative wall yang menyorot ke atas sehingga menciptakan efek bercahaya pada dinding di atasnya. Selain itu, decorative lamp ada pada up ceiling berbentuk menyesuaikan dengan bentuk plafon, menggunakan flexible lamp Philips Flex LED. Flexible lamp ini dipasang pada bagian tengah up ceiling dan menyorot ke samping sehingga tidak menimbulkan silau pada area ruangan.
Phillips Essential CDL
Phillips Flex LED
Phillips Flex TL
Gambar 4.8 : Philiips Lamp Sumber : www.phillips.com Pengantar Karya Tugas Akhir
57
Desain Interior Bali Fitness Centre
4.7.2 Penghawaan Penghawaan difokuskan pada penghawaan alami karena sifat ruang yang seluruhnya terbuka. Penghawaan buatan yang dipilih adalah AC central ditempatkan pada area Fitness, Body Language, reflexyology, Fashion Outlet, dan Office agar mudah dilakukan pengontrolan pada seluruh ruangan dan pengaturan suhu kelembapan ruang dalam. Sedangkan pada ruangan restroom menggunakan exhaustfan agar ada sirkulasi udara.
Gambar 4.9 : Ceiling AC, Exhaustfan dan kipas angin Sumber : www.lg.com
4.7.3 Akustik Akustik menimbulkan efek psikis dan emosional bagi orang yang mendengarnya. Pengendalian akustik pada bangunan Bali Fitness Centre ini menggunakan material dengan penyerapan suara yang tinggi seperti kalsiboard pada plafon dan dinding, menggunakan karpet pada lantai. 4.7.4 Instalasi Keamanan Bangunan Bali Fitness Centre dilengkapi dengan instalasi keamanan berupa hear detector dan smoke detector. Bangunan ini spearker alarm, horn speaker masing- masing untuk keamanan civitas di dalamnya dari bahaya api atau kebakaran. Fire dan smoke detector ini diletakkan pada plafon dengan jarak 5x5m.
Gambar 4.10 : Fire and smoke detectors Sumber : www.smarthome.com Pengantar Karya Tugas Akhir
58
Desain Interior Bali Fitness Centre
4.8
Analisis Fasilitas Aplikasi bentuk dari konsep Casual juga terlihat pada bentuk fasilitas yang
memadukan sudut tajam dengan sudut pola bentuk lengkungan. Material yang digunakan pada desain fasilitas Bali Fitness Centre ini yaitu Block Board. Selain memiliki tampilan modern, Blok Board juga mudah dibentuk, kuat terhadap segala cuaca dan ringan. Berikut beberapa desain fasilitas pada Bali Fitness Centre : a). Sofa dan Meja Lobby Pada area lobby terdapat sofa dan meja untuk kenyamanan pengunjung, Material block board dan sponge dengan bentuk mengacu pada konsep yaitu casual yang bersifat iiformal terkesan ringan memadukan garis lengkung dengan garis bersudut. Warna utama pada sofa dan meja didominasi dengan warna cream dan kain bercorak pada bantalan sofa
Gambar 4.11 : Desain fasilitas sofá dan meja Lobby
Pengantar Karya Tugas Akhir
59
Desain Interior Bali Fitness Centre
b). Receptionist Built in Receptionist dan cashier table ini berada pada area Receptionist untuk memudahkan akses pengunjung saat pertama masuk interior Bali Fitness Centre. Meja ini berbentuk persegi dan dipadukan dengan garis melengkung sesuai dengan konsep bentuk Casual. Material dari receptionist ini menggunakan block board agar mudah dibentuk dengan tampilannya yang modern sebagai image interior pertama pada Bali Fitness Centre. Meja ini didesain dengan tampilan yang dapat memberikan petunjuk apa saja fasilitas yang tersedia pada Bali Fitness Centre. Pada sisi depan, dan sisi belakang dengan ketinggian meja lebih rendah dan dilengkapi laci, difungsikan untuk karyawan melayani pengunjung. Tidak hanya menggunakan material block board, meja ini didesain menggunakan material batu palimanan yang pada bagian tengahnya diberi lampu Phillips Flex LED menyorot kebawah. Tampilan meja receptionist dan cashier ini lebih bercahaya dan mengundang pengunjung yang baru memasuki lobby.
Gambar 4.12 : Desain fasilitas Receptionist,
Pengantar Karya Tugas Akhir
60
Desain Interior Bali Fitness Centre
3). Satu set Sofa cafeteria Sofa pada area fitness ini untuk pengunjung yang beristirahat saling menikmati minuman pada area fitness didesain sesuai dengan konsep casual yang memperpadukan garis lengkung dan bersudut,dengan material block board, penempatan meja dengan bahan kaca memberikan kesan ringan pada satu set sofa fitness area.
Gambar 4.13 : Desain fasilitas satu set sofá Fitness Area
4). Satu Set Meja makan cafeteria Pada cafetaraia menggunakan meja makan berbentuk persegi dengan pipa besi berbentuk tabung sebagai kakinya, yang masih mengacu pada konsep casual yang memadukan antara garis lengkung dengan garis bersudut, menggunakan finishing coklat yang soft agar memberikan kesan ringan pada fasilitas.
Pengantar Karya Tugas Akhir
61
Desain Interior Bali Fitness Centre
4.9
Gambar 4.14: Desain fasilitas Satu Set Meja makan cafeteria
Analisis Dekorasi
Pemilihan elemen dekorasi pada Bali Fitness Centre disesuaikan dengan konsep Casual yaitu pola bentuk persegi dan lengkungan yang sustainable, menggunakan material kaca dan block board. Dekorasi yang digunakan standing lamp pada area lobby dan receptionist.
Gambar 4.15 : Standing Lamp Sumber : www.interior-deluxe.com
4.10 Gagasan Desain Bali Fitness Centre
Gambar 4.16 : Lobby, Cafetaria dan Fitness Centre Pengantar Karya Tugas Akhir
62
Desain Interior Women Beauty Centre
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bali Fitness Centre didesain untuk memenuhi seluruh kegiatan fitness. Bangunan ini terdiri dari fitness area, bodi language,refleyologi,sauna fashion outlet dan untuk membeli supplement terdapat cafeteria yang menyedikan beragam supplement sebelum dan sesudah latihan fitness. 2. Konsep yang diaplikasikan pada Bali Fitness Centre yaitu Casual yang merupakan informal sehingga sesuai dengan tempat fitness yang tergolong kegiatan yang non formal. 5.2
Saran
1. Mendesain sebuah interior seperti Bali Fitness Centre hendaknya sesuai dengan konsep yang telah dipilih, sesuai dengan kriteria desain, memperhatikan fungsi dari bangungan dan memiliki ciri khas tersendiri sehingga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjungnya. 2. Mendesain bangunan selain Bali Fitness Centre seperti hotel, apartment, restaurant atau bangunan lain yang menggunakan konsep Casualc dengan gaya modern hendaknya disesuaikan dengan fungsi bangunan, sasaran pengunjungnya, kondisi lingkungan sekitar, sehingga penggunaanya tepat dapat memberi kesan tersendiri bagi desainer dan pemilik.
Pengantar Karya Tugas Akhir
63
DAFTAR PUSTAKA BUKU: Ching, Francis D.K; 1996. Ilustrasi Desain Interior. Erlangga, Jakarta Ching, Francis D.K. 1991. Arsitektur Bidang, Ruang dan Susunannya. Jakarta: Erlangga Ching, Francis D.K. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga. Dugdale, shilley . ,2009 Space Straregy for learning space lanscape, Educase review Gie, The Liang. 1981 Administrasi Perkantoran Mode rn, Jogjakarta, Nur Cahya Graham Helen, 1990 Penyembuhan dengan warna, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Latimer, Karen. 2007 IFLA Library Building Guidelines:Developments&Reflections Edited on behalf of IFLA, K·G·Saur München Mangunwijaya. YB, 1980 Fisika Bangunan, buku Arsitektur, Moekijat, 1989.Adminstrasi Perkantoran, Bandung; Mandar Maju, Oblinger, Diana. 2006 Learning Space, Educase . Panero, Julius. 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. (Rorke, Messana. 2007 :Ligting, London
Sukarno K. 1986 Dasar-Dasar Manage ment, Jakarta, Suptandar, Pamudji ; 1982. Perancangan Tata Ruang Dalam (Interior Design), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan USakti, Jakarta Sachari, A. 1999. Modernis me, Sebuah Tinjauan Historis, Desain Modern. Jakarta: Balai Pustaka Suptandar, Pamudji. 1995. Perancangan Tata Ruang Dalam. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti, Jakarta. Wilkening, F. 1981. Cognitive Psychology. New York: McGraw-Hill
INTERNET : (www.bodybuillding.com) 13/05/2011 (www.dezeen.com) 13/05/2011 (www.duniafitness.com) 13/05/2011 (www.google.com) 06/05/2011 (www.idealhome.com) 06/05/2011 (www.wikipedia.org) 06/05/2011 (www.sumberkarpet.com ) 04/06/2011