Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK MENCAPAI KAPASITAS EFEKTIF PRODUKSI DI PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) AIDRAT LAMONGAN Biyati Ahwarumi │ Prof. Drs. H.Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., Ph.d., Ak. Fakultas Ekonomi Bisnis - Universitas Airlangga ABSTRAK Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat di Lamongan mengalami perkembangan yang sangat pesat, ini dapat dilihat dari permintaan AMDK Aidrat di masyarakat luas yang terus mengalami peningkatan. Namun ternyata perkembangan tersebut belum dibarengi dengan tata kelola perusahaan yang baik, sehingga mengakibatkan permasalahan-permasalahan di AMDK Aidrat, antara lain: produk AMDK Aidrat sering terlambat dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, tidak optimalnya return modal yang telah ditanamkan, adanya pembengkakan total cost AMDK Aidrat. Jika permasalahan-permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, dapat mengakibatkan kerugian terus-menerus yang berakibat pada penutupan perusahaan. Melihat permasalahan di AMDK Aidrat tersebut, penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah desain tata kelola perusahaan yang baik (Good corporate Governance, GCG) yang cocok untuk perusahaan AMDK Aidrat, sehingga diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi pemilik dan pimpinan perusahaan untuk membenahi tata kelola di AMDK Aidrat sehingga AMDK Aidrat dapat menghasilkan produksi, profit dan kinerja yang optimal. Untuk menjawab tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian participation observation. Penelitian ini berhasil menyusun desain GCG berupa tahapan-tahapan penerapan GCG telah disesuaikan dengan kondisi, analisis di perusahaan AMDK Aidrat. Tahapan tersebut adalah: 1) persiapan, 2) restrukturisasi organisasi, 3) pengelolaan pada proses, dan 4) evaluasi. Jika tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh, maka AMDK Aidrat akan dapat mengoptimalkan produksi menjadi perusahaan dengan tata kelola yang baik. Kata Kunci: Good Corporate Governance, tahapan-tahapan GCG ABSTRACT Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat, a manufacturing business in Lamongan, has experienced rapid growth due to the continuously increasing demand for its main product, Aidrat bottled drinking water. However, AMDK Aidrat was unable to maintain good business management to follow this rapid growth. In consequences, some serious management problems have occurred, such as: (1) inability to fulfill customers' demand on time; (2) non optimal return on capital investment; and (3) the sky-high numbers shown on company's total cost. Without immediate action to solve these problems, AMDK Aidrat may suffer from continuous losses and therefore, may be forced to end its business operation. In order to provide a solution for those problems, this research was aimed to create a Good Corporate Governance (GCG)-based management design which is suitable with AMDK Aidrat. Hopefully, this design will help the company owners and managers to fix those earlier problems as well as achieving optimal production, profit, and performance. To answer the goal of the research, the research method used is Participation Observation. This research succeeds in formulating GCG design which its step by step application has been adjusted to the actual condition of AMDK Aidrat. The steps are as follows: 1) preparation, 2) organization reconstruction, 3) management on process, and 4) evaluation, if the steps are comprehensively implemented, AMDK Aidrat will be able to optimize the production and become the a good management company. Key Words: Good Corporate Governance, GCG steps, GCG goal indicator
- 285 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
PENDAHULUAN Apapun bentuk kepemilikan perusahaan, baik itu swasta, pemerintah maupun non profit membutuhkan pengelolaan yang baik terhadap aktivitasnya (Adebayo, 2013). Corporate governance adalah serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan manajer dan pengelola perusahaan agar operasional perusahaan sesuai harapan stakeholder (Waseem, 2011). Dengan adanya mekanisme ini diharapkan mekanisme pengambilan keputusan pada setiap manajemen dapat dikendalikan dan perusahaan dapat mencapai tujuan usahanya secara optimal. (Mundung, 2006; Mahmud, 2002). Salah satu bisnis yang berkembang pesat dan menjanjikan adalah bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), karena bisnis ini memiliki pangsa pasar luas (http://www.jpnn.com diakses 10 Mei 2014). Melihat persaingan dan pasar di bisnis AMDK yang masih terbuka lebar, perusahaan keluarga milik Keluarga Besar Pondok Pesantren Sunan Drajat melebarkan sayap ke bisnis AMDK dengan merk Aidrat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2009. Bisnis ini mengalami perkembangan pesat, permintaan produk AMDK Aidrat mengalami peningkatan yang sangat signifikan sampai banyak permintaan yang tidak dapat terlayani (wawancara dengan Direktur AMDK Aidrat, November, 2014). Berdasarkan wawancara dengan pimpinan dan pegawai diperkuat dengan hasil kajian dari struktur organisasi serta hasil observasi langsung mengenai tatakelola AMDK Aidrat, ada beberapa permasalahan di AMDK Aidrat, antara lain; (1) pemilik modal yang merangkap sebagai direktur yang tugas utamanya sebagai pengawas dan pengelola perusahaan belum bisa fokus dan optimal dikarenakan adanya tugas dan tanggung jawab lain diluar perusahaan, (2) adanya
perangkapan pekerjaan seperti bagian admin keuangan merangkap pelaporan, penyimpanan dan pengeluaran keuangan, (3) pengawasan kinerja disetiap bagian tidak optimal. Permasalahan pada manajemen AMDK Aidrat tersebut berdampak pada tingkat operasional terutama dibagian produksi, berdasarkan wawancara dengan manajer AMDK Aidrat (November, 2014) permasalahan dibagian produksi antara lain: kurangnya koordinasi antar bagian sehingga seringkali pasokan logistik (gelas, plastik, kardus) seringkali terlambat yang mengakibatkan keterlambatan produksi, adanya kapasitas menganggur dari peralatan pabrik, belum adanya catatan dan pelaporan hasil produksi sehingga persediaan barang tidak terkontrol dengan baik. Sehingga dari permasalahan tersebut menimbulkan permasalahan bagi pemilik, antara lain: tidak optimalnya return modal yang telah ditanamkan, adanya pembengkakan total cost AMDK Aidrat, sebagian besar permintaan konsumen tidak dapat terlayani. Permasalahan diatas jika tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kerugian secara terus menerus yang berakibat pada penutupan pabrik AMDK Aidrat. Untuk menghindari hal tersebut, perlu dilakukan kajian mendalam tentang pengelolaan perusahaan keluarga ini menjadi perusahaan yang berbasis GCG agar AMDK Aidrat ini dapat menghasilkan produksi yang optimal. Dari adanya permasalahan tersebut, muncul rumusan masalah yang akan dibahas: “Bagaimana desain GCG untuk mencapai kapasitas efektif produksi di AMDK Aidrat?”.
TINJAUAN PUSTAKA Definisi GCG GCG sering didefinisikan sebagai sistem atau struktur yang mengatur hubungan antara manajemen dengan pemilik suatu perusahaan. Pemilik yang dimaksud dalam pengertian ini tidak hanya pemilik mayoritas tetapi juga publik. Hubungan tersebut berupa peran dan tanggungjawab manajemen kepada stakeholdernya. Salah satu tujuan utama ditegakkannya corporate governance, ialah untuk menciptakan sistem yang dapat menjaga keseimbangan dalam pengendalian perusahaan sedemikian rupa sehingga
mampu mengurangi peluang terjadinya kesalahan mengelola (mismanagement), menciptakan insentif bagi manajer untuk memaksimumkan produktivitas penggunaan aset sehingga menciptakan nilai tambah perusahaan yang optimal. (Daniri, 2005; 111) Jika dimasukkan dalam konteks AMDK Aidrat, GCG adalah sebuah sistem pengendalian perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dan berkinerja terbaik untuk menghasilkan profit yang optimal tanpa mengesampingkan hak dan tanggungjawab para stakeholder.
- 286 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Prinsip-prinsip yang dikandung dalam GCG secara umum ada lima prinsip dasar, yaitu: transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. (Daniri, 2006: 8-14, Bhatta dan Gambir, 1996; UNDP, 1997; Mustopadidjaja, 1997; Tjokroamidjojo;2000, Efendi, 2009;2) Tahapan-Tahapan Implementasi GCG Dalam menerapkan GCG sangat penting untuk melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan suatu analisa yang sangat cermat sesuai dengan situasi dan kondisi, dan tingkat kesiapan dari perusahaan itu supaya GCG dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar tentunya harus mendapat dukungan dari semua unsur yang ada dalam perusahaan. Tahapan implementasi menurut (Chinn, 2000; Shaw, 2003 dalam Kaihatu 2006; Daniri, 2006) adalah: 1) Tahap persiapan, meliputi: a), Tahap awareness building, b) GCG assessment, c) GCG manual development 2) Tahap implementasi, meliputi: a) Pada tahap sosialisasi, b) Tahap implementasi, c) Tahap internalisasi 3) Tahap evaluasi Tahapan tersebut perlu dimodifikasi untuk bisa diterapkan di AMDK Aidrat khususnya di bagian produksi. Tahapan-tahapan implementasi GCG di AMDK Aidrat adalah:. Persiapan Tahap pertama menuju perusahaan berbasis GCG adalah dengan melakukan survei awal tentang manajemen dan pengendalian internal perusahaan. Survei awal dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis dokumen, prosedur, kebijakankebijakan, alur dokumen, informasi dan barang perusahaan. Restrukturisasi Organisasi Restrukturisasi organisasi diperlukan untuk memperbaiki kinerja di AMDK Aidrat, tahapan restrukturisasi di AMDK Aidrat antara lain meliputi: (a) restrukturisasi organisasi, (b) pedoman GCG, (c) pelatihan dan pendampingan a. Restrukturisasi organisasi Tujuan dari restrukturisasi ini adalah menciptakan pengelolaan perusahaan yang profesional melaui pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, sehingga bisa tercipta iklim perusahaan yang baik, transparan dan akuntabel.
- 287 -
Restukturisasi organisasi dilakukan karena AMDK Aidrat merupakan perusahaan keluarga dan masih menggunakan struktur tradisional yang masih menekankan pada prinsip-prinsip kekeluargaan. Restrukturisasi organisasi dilakukan untuk memisahkan fungsi, tanggung jawab dan job diskription masing-masing pihak sehingga diharapkan hasil kinerja AMDK Aidrat benar-benar independent, akuntability dan transparan. b. Pedoman GCG Setelah dilakukan restrukturisasi organisasi, perlu dibuatkan pedoman pelaksanaan GCG. Pedoman ini sebagai dasar pelaksanaan dan kontrol perusahaan agar perusahaan tetap pada landasan GCG. Pedoman-pedoman pelaksanaan GCG, yang meliputi: Kebijakan GCG bagi organ perusahaan, GCG bagi komisaris, GCG bagi direktur dan manajemen, Pedoman Perilaku. c. Pelatihan dan pendampingan Setelah restrukturisasi organisasi dirasa sukses dan sudah berjalan dengan baik dan telah dibentuknya pedoman GCG, tahap selanjutnya adalah internalisasi prinsip-prinsip GCG dalam organ perusahaan melalui pelatihan dan pendampingan pegawai, pelatihan ini bertujuan untuk membentuk budaya perusahaan yang baru yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, selain itu juga untuk menyatukan visi misi perusahaan kedepannya dan komitmen untuk mencapainya. Dari tahap kedua ini diharapkan memberikan hasil akhir peningkatan kinerja karyawan dan terbentunya budaya organisasi baru yang mengarah ke GCG Pengelolaan pada proses Setelah tahap awal sudah dilakukan, menginjak tahap ketiga adalah melakukan pengendalian internal dan pengendalian resiko, pengendalian intern adalah tugas utama dari dewan pengawas (yang dibantu auditor), direktur dan manajer unit. Comitte of Sponsoring Organisation of the Tradeway Comission (COSO) tahun 1992 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tiga tujuan (Ricketts, 1992 ; Stevens, 2003). Tujuan tersebut terdiri dari:
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
a) Keandalan laporan keuangan. b) Efektifitas dan efisiensi operasi. c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Evaluasi Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan meminta pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang ada. Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang ada.
Komponen-komponen COSO terdiri dari lima aspek pengendalian intern yang saling berhubungan, yaitu (1) lingkungan pengendalian, (2) Penilaian resiko, (3) Aktivitas pengendalian, (4) informasi dan komunikasi, (5) monitoring. (Janvrine.et.al, 2012): Dari langkah ketiga ini diharapkan perusahaan semakin transparan, independent, akuntability, fairness, responsibility terhadap semua stakeholder perusahaan. METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengetahui desain GCG untuk optimalisasi produksi di AMDK Aidrat, maka penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode participating observation (Langhout, 2003 ; Palson, 2007 ; Culley & Hughey, 2008 ; Bohm Legewie & Dienel, 2008 ; Hofman, 2009 ; Keiding, 2010;) Penelitian ini membatasi Desain GCG hanya pada bagian produksi. Desain GCG untuk mencapai kapasitas efektif produksi di AMDK Aidrat hanya untuk membahas pengelolaan perusahaan secara global dan hanya dibagian produksi.
Metode pengambilan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini (Sugiyono, 2008: 9) adalah: 1. Wawancara dengan menggunakan metode semi structured agar suasana tidak menjadi formal, lebih mengarah pada percakapan. 2. Participant observation dimana observer benarbenar terlibat dalam keseharian responden. 3. Analisis dokumen digunakan sebagai pelengkap metode wawancara dan observasi (Sugiyono, 2008; 83)
Berdasarkan sumbernya, penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder (Wirawan, 2001: 5) dimana data primer diperoleh langsung dari objeknya yaitu AMDK Aidrat, sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber yang ada seperti buku, jurnal, dll. Sumber data yang digunakan adalah: 1. Informan yaitu pemimpin, manajer, pegawai, distributor dan agen AMDK Aidrat 2. Peristiwa atau aktivitas melalui pengamatan terhadap proses dan manajemen produksi di AMDK Aidrat 3. Dokumen terkait berupa data primer dan sekunder
- 288 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Desain GCG di formulasikan dalam tahapan-tahapan GCG. Tahapan ini terdiri dari:
Aidrat yang mengharuskan untuk melakukan analisis yang lebih mendalam.
Persiapan Tahapan persiapan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi manajemen dan pengendalian internal AMDK Aidrat, sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan tata kelola dan pengendalian internal di AMDK Aidrat. Tahap persiapan terdiri dari beberapa langkah, yakni: survei pendahuluan, temuan-temuan, analisis terhadap temuan-temuan terutama untuk menganalisis bagian produksi. Survei Pendahuluan Survei yang dilakukan dibagian administrasi AMDK Aidrat menyatakan bahwa AMDK Aidrat telah mematuhi dan memiliki prosedur pendirian perusahaan dengan baik, dibuktikan dengan dimilikinya perizinan-perizinan dan syaratsyarat yang harus dipenuhi perusahaan AMDK (halal, SIUP, izin gangguan, dan lainnya), dengan lengkapnya perizinan dan persyaratan AMDK Aidrat, seharusnya AMDK ini telah dapat berjalan dengan baik dan optimal, disini dapat diketahui bahwa terdapat masalah pada AMDK
Langkah selanjutnya perlu dilakukan kajian mengenai tata kelola dan pengendalian internal terutama pada produksi. Kajian ini dilakukan untuk melengkapi kajian sebelumnya dan untuk melihat pengendalian internal yang berjalan saat ini. Analisis dan penilaian dilakukan dengan menggunakan internal control questionnary (ICQ) bagian produksi. Nilai dari skor ICQ AMDK Aidrat adalah 12 dari nilai optimal 40, yang berarti pengendalian intern AMDK Aidrat kurang baik. Untuk lebih meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomi maka itu diperlukan banyak perbaikan disegala aspek bagian produksi ini. Selain itu, dengan semakin berkembangnya kegiatan operasi perusahaan, diperlukan dukungan dari pengendalian intern yang baik. Dari penilaian ICQ diatas, didapatkan temuantemuan yang selanjutnya dilakukkan pengembangan hasil temuan berupa analisis produksi.
Tabel 1. Temuan hasil ICQ di AMDK Aidrat No. 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
10.
Kondisi
Akibat
Rekomendasi
Tidak ada perencanaan, target, pengang- Produk jadi sering terlambat, karena tidak Dibuat perencanaan produksi dan penggaran produksi adanya perencanaan produksi dan peren- anggaran produksi setiap bulan agar canaan dari pasokan logistik/bahan baku logistik tidak sampai terlambat dan dapat memenuhi target produksi. Tidak optimalnya kapasitas produksi Dibuat jadwal induk produksi Tidak ada jadwal induk produksi Struktur organisasi dan penugasan kerja Pembagian tugas tidak merata dan tidak Perlu dibuatkan struktur organisasi dan optimal pembagian tugas secara tertulis bagian produksi secara baku belum ada Belum dibuat ramalan permintaan Tidak terpenuhinya kebutuhan konsumen Dibuatkan ramalan permintaan produksi produksi yang didasarkan penelitian Alur produksi berjalan tanpa aturan baku Dibuatkan SOP alur produksi Tidak ada SOP untuk produksi Pelaporan hasil produksi tidak dilakukan Hasil produksi tidak dapat terkontrol Pelaporan dibuat rutin dan terkontrol sepenuhnya secara rutin Diadakan pelatihan karyawan secara rutin Tidak adanya pelatihan karyawan baru Peningkatan kinerja karyawan lamban dan lama Tidak terdapat SOP dan prosedur manual Karena tidak ada dokumen tertulis, maka Dibuatkan SOP dan prosedur manual jika terjadi kesalahan dalam admin, tidak admin produksi bagian admin produksi ada bukti tertulis yang digunakan untuk pertanggungjawabannya Tidak dilakukan rekonsiliasi antara Tidak terkontrolnya selisih BB dan Dilakukan rekonsiliasi BB dan barang jadi permintaan bahan baku (BB) dan barang barang jadi yang oasti dan kerugian dari selisih tersebut jadi Control qualitas produksi tidak dilakukan Dikhawatirkan keluhan konsumen Quality control produksi dilakukan oleh meningkat secara rutin tim ahli setiap hari
Sumber: diolah peneliti, 2014
- 289 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Dari temuan survei awal tersebut, dilakukan analisis aspek produksi secara holistik. Dan dapat
dijabarkan permasalahan bagian produksi AMDK Aidrat:
Tabel 2. Analisis Kondisi dan Rekomendasi untuk Produksi AMDK Aidrat No.
Aspek Penilaian
Rekomendasi Perbaikan Produksi
Produksi saat ini
Manfaat, control, dll
1.
Proses Produksi
- Belum adanya anggaran produksi - Manajemen produksi telah - Terdapat penyiapan dan control - Proses produksi tanpa perencanaan dianalisis tahapan-tahapan dan bahan secara terus menerus dan pengendalian pengendaliannya mulai dari alur sehingga meminimlkan produk - Belum adanya perencanaan pro- perencanaan produksi, penyediaan sampai telat beroperasi karena duksi, misalnya belum ada jadual bahan baku, sampai laporan hasil telat bahan baku induk, perencanaan bahan baku produksi - Masing-masing bagian telah dan logistik - Telah dikaji dan dibuatkan contoh memiliki tugas dan tanggung form untuk perencanaan produksi, jawab masing-masing, cara pelapenyediaan bahan baku logistik, poran dan pertanggungjawabannya dll
2.
Quality control
- Pengujian kualitas produk hanya - Dibuat tim khusus untuk mena- - Mengurangi keluhan konsumen - Mendapatkan jaminan keamanan pada produk jadi dan dilakukan ngani - Pengujian dilakukan continue tiap produk yang valid karena produk seminggu sekali diuji tiap hari - Pengujian terhadap bahan baku hari - Pengujian dilakukan ke bahan tidak rutin baku dan produk jadi
3.
Kapasitas, lokasi
- Pengoptimalan kapasitas belum - Untuk mengoptimalkan kapasitas, - Dengan perencanaan produksi maksimal, saat ini kapasitas galon telah dilakukan kajian mengenai yang matang, yang mengkaji 532/hari, gelas 1.142/hari, botol kapasitas bahan baku, kapasitas aspek-aspek produksi (kapasitas 113/hari, sedangkan kapasitas logistik, kapasitas SDM dan mesin, bahan baku, logistik, SDM, pergudangan) akan mendapatkan o p t i m a l g a l o n 4 . 2 0 0 / h a r i , perhitungan keuangan produksi. - Pengoptimalan produksi dapat hasil yang optimal 1.925/hari, 647/hari - Lokasi strategis karena berada ditingkatkan dengan menambah dekat dengan sumber bahan baku, shift menjadi 2 dengan mempertimbangkan bahan baku, SDM, konsumen, tenaga kerja logistik dan pergudangan
4.
Forecasting
- Belum dilakukan studi mengenai - Telah dilakukan kajian studi - Kajian dan studi lapangan kebutuhan konsumen sehingga lapangan mengenai peramalan mengenai kebutuhan konsumen tidak dapat dilakukan kajian pera- kebutuhan konsumen AMDK sangat penting bagi perencanaan malan kebutuhan konsumen. Aidrat untuk empat daerah produksi, karena dengan studi Peramalan sangat berarti bagi disekitar lokasi AMDK Aidrat tersebut data kebutuhan konsumen (Lamongan, Tuban, Gresik, semakin jelas. kebutuhan perencanaan produksi. Bojonegoro)
Sumber: diolah peneliti, 2014
Dari kajian tersebut, masih perlu dilakukan kajian selanjutnya tentang bagaimana menuju tata kelola perusahaan yang baru dan tahapan implementasi agar tata kelola yang baru tersebut dapat terimplikasi dengan baik dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan restrukturisasi organisasi yang mengarah pada tata kelola perusahaan yang baru tersebut. Berikut ini akan dijelaskan kajian mengenai restrukturisasi organisasi untuk menuju GCG. Restrukturisasi Organisasi Restrukturisasi organisasi meliputi; a. Restrukturisasi organisasi, b. Pembuatan kebijakan GCG perusahaan, c. Pelatihan dan Pendampingan.
- 290 -
Restrukturisasi organisasi Restrukturisasi organisasi pada GCG sangat penting karena dapat membuat budaya perusahaan yang baru yang dapat meningkatkan transparansi, pertanggungjawaban, akuntabilitas, independensi perusahaan. Dengan dilakukan restrukturisasi organisasi ini diharapkan setiap bagian paham, tau dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tugas, kewajiban, tanggung jawab dan target masing-masing bagian. Tujuan utama dari restrukturisasi ini adalah untuk memisahkan dan lebih mengoptimalkan peran dari direktur sebagai pegawas dan manajer sebagai penanggung jawab pengelolaan.
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Berdasarkan kajian struktur organisasi yang berjalan saat ini dan berdasarkan rekomendasirekomendasi aspek produksi yang seharusnya
berjalan, maka struktur organisasi aidrat yang baru adalah sebagai berikut:
DEWAN PENGASUH
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR
MANAJER PEMBELIAN DAN GUDANG
MANAJER PERSONALIA
BAGIAN GUDANG
BAGIAN PEGAWAI
BAGIAN PENERIMAAN BARANG
BAGIAN UMUM
MANAJER KEUANGAN dan AKUNTANSI
DEPARTEMEN KEUANGAN
MANAJER PEMASARAN
DEPARTEMEN PROMOSI RISET PASAR
KREDIT KASIR
MANAJER PRODUKSI
ADMIN PRODUKSI
PEMROSESAN PRODUK
PROMOSI
BAGIAN HUMAS DEPARTEMEN AKUNTANSI
DEPARTEMEN PENJUALAN
HUTANG PIUTG
PENGIRIMAN
PENAGIHAN
ORDER PENJ.
QUALITY CONTROL
BAGIAN MESIN & PEMELIHARAAN
PEMBUKUAN
Pembuatan Model GCG Pembuatan model GCG terbagi menjadi 3 bagian, GCG untuk organ perusahaan, GCG untuk direksi dan manajemen perusahaan, GCG untuk corporate. Pengelolaan pada proses Pengelolaan pada proses dilakukan dengan melakukan pengendalian intern yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan yang dapat menimbulkan resiko kerugian yang cukup besar dalam perusahaan. Tugas dalam melakukan pengendalian di AMDK Aidrat ini dilaksanakan oleh komisaris dibantu auditor. Dalam melakukan pengendalian internal, auditor mendokumentasikan tentang komponen pengendalian internal perusahaan yang diperoleh untuk merencanakan audit. Dokumentasi pemahaman tentang pengendalian internal AMDK Aidrat mencakup flowchart, kuisioner dan tabel keputusan. Internal Control Quissionare (ICQ) ICQ digunakan untuk menilai apakah kinerja perusahaan baik atau tidak. Kinerja AMDK Aidrat ini diukur berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan, manajer produksi, bagian - 291 -
administrasi dan berdasarkan observasi peneliti selama 7 bulan (November 2013 – Mei 2014) Berdasarkan hasil scoring diatas, Manajemen Produksi AMDK Aidrat memperoleh score 6 dari score maksimal 26. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja AMDK Aidrat masih jauh dari yang ditargetkan dan AMDK Aidrat masih harus banyak melakukan perbaikan dimanajemennya. Dari adanya penilaian ICQ dan score di atas, dapat dijadikan rujukan perbaikan manajemen, sehingga score ICQ dapat meningkat secara bertahap dan akhirnya bisa mencapai score optimal. Evaluasi Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan meminta pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang ada. Dengan cara membuat indikator-indikator pencapaian GCG yang digabungkan dengan penilaian balance scorecard. Cara menetapkan pencapaian GCG dilakukan dengan memahami prinsip-prinsip GCG, antara
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
balance scorecard ini akan dapat diperoleh keseimbangan yang strategis antara target kinerja keuangan, target kinerja pelanggan, kinerja internal proses dan kinerja SDM.
lain: transparansi, akuntability, responsibility, independency, fairnes. Sedangkan goal yang ingin dicapai adalah: 1. Optimalisasi produksi sehingga pendapatan dan profit menjadi maksimal 2. Tidak ada keluhan pelanggan baik karena keterlambatan stock produk jadi maupun keluhan pelanggan atas kualitas produk 3. Terbentuknya manajemen produksi yang baik, berkelanjutan, mandiri, transparan, dapat dipertanggungjawabkan dan mensejahterakan stakeholder 4. Terciptanya suasana kerja yang kompetitif sehingga dapat menjadikan AMDK Aidrat sebagai perusahaan yang dapat bersaing secara global
Penilaian indikator pencapaian GCG ini didasarkan pada hasil ICQ yang mana pada hasil ICQ tersebut AMDK Aidrat mendapatkan score yang kurang bagus, sehingga dibutuhkan alat lain untuk mengontrol kinerjanya. Dari analisis indikator pencapaian GCG memberikan pandangan bahwa untuk mencapai tata kelola perusahaan yang baik, tidak dapat dilihat dari hanya satu aspek produksi, karena untuk membentuk perusahaan yang baik dan berbasis GCG, dibutuhkan analisis yang menyeluruh tentang manajemen perusahaan dan yang melingkupinya. Sehingga diharapkan dapat menjadi masukan untuk perbaikan AMDK Aidrat terutama dalam manajemen produksi agar produksi menjadi optimal.
Untuk mencapai goal tersebut, diperlukan indikator pencapaiannya yang dapat terukur, dapat dinilai, memiliki target dan inisiatif strategi. Indikator pencapaian keberhasilan tidak hanya dengan pendekatan keuangan, tetapi harus mengupayakan semaksimal mungkin penciptaan ini bagi: kepuasan pelanggan, pemilik modal, kesejahteraan anggota perusahan, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat digabungkan dengan indikator balance scorecard. Dengan penggabungan penilaian antara GCG dan
Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang ada
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai desain Good Corporate Governance (GCG) untuk optimalisasi produksi di AMDK Aidrat adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian internal dan tata kelola perusahaan AMDK Aidrat masih kurang bagus, hal ini mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan produk AMDK Aidrat sehingga produksi tidak dapat optimal. 2. Perbaikan pada tata kelola perusahaan harus dilakukan dengan menerapkan tahapan-tahapan implementasi GCG. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: tahap persiapan, tahap restrukturisasi organisasi, pengelolaan pada proses, dan evaluasi. 3. Dan untuk menjaga dan menilai keberhasilan penerapan desain manajemen produksi berbasis GCG, maka pihak pimpinan yang dibantu manajemen harus membuat analisis indikatorindikator pencapaian GCG pada manajemen
produksi AMDK Aidrat, hal ini agar AMDK Aidrat dapat mandiri dan berkembang sendiri. 4. Analisis-analisis dan desain tersebut diharapkan dapat membantu manajemen dalam pengelolaan produksinya, sehingga produk AMDK tidak terlambat lagi dan pendapatan serta profit perusahaan dapat optimal. Saran dan Batasan Penelitian Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya, saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Agar tercipta tata kelola perusahaan dari perusahaan dengan konsep keluarga menjadi berbasis GCG, disarankan bagi pimpinan AMDK Aidrat untuk menerapkan tahapan-tahapan implementasi GCG ini dengan baik dan menyeluruh. 2. Setelah melakukan tahapan-tahapan penerapan GCG dengan baik, maka perlu dilakukan analisa tentang indikator-indikator pencapaian GCG
- 292 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
secara berkala, untuk kinerja yang optimal dan berkelanjutan. 3. Kelemahan, penelitian ini hanya membahas GCG secara global, tahapan-tahapannya pengimplementasian GCG yang sebagian besar hanya berfokus dibagian produksi. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian pada aspek yang lebih teknis, seperti keuangan dan pengendaliannya, aspek pengendalian SDM, aspek pemasaran, dan lain sebagainya sampai dengan mencakup seluruh aspek di AMDK Aidrat.
DAFTAR PUSTAKA Abbott. L. J., S. Parker, dan G. F. Peters, 2000, "The Effectiveness of Bluer Ribbon Committee Recommedations in Mitigating Financial Misstatement: An Empirical Studi", Working paper Abor, J. And Adjasi, C. K. D. (2007). Corporate Governance and the Small and Medium Enterprise Sector: Theory and Implications. Corporate Governance, 7 (2), 12 Adebayo O. S. Olusola Ayeni Gabriel, Abiodun Oyewole Felicia. 2013. Relationship Between Corporate Governance and Organizational Performance: Nigerian Listed Organizational Experience. International Journal of Business and Management Invention Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat Bhatta, Gambir. 1996. Capacity Building at the Local Level for Effective Governance, Empowering without Capacity is Meaningless Bohm, B., Legewie, H., and Dienel, L.H., 2008. The Citizens' Exhibition: A Combination of Socio - Scientific Partisipative and Artistic Elements. Qualitative Sosial Research. (Vol. 9): 3 Bogdan, R.C., and Biklen SK. 2007. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods (5th ed). Boston: Allyn & Bacon. Chiang, Hsiang-tsai. 2005. An Empirical Study of Corporate Governance and Corporate Performance. The Journal of Law and Economics, 31, no. 1: pp 122-140 Chinn, Richard. 2000. Corporate Governance Handbook. Gee Publishing Ltd. London. Chtioui, T., and Dubuisson, S.T., 2011. Hard and Soft Controls: Mind The Gap. International Journal of Business. (Vol.16):3. Colbert, J.L., 2004. The PCAOB Standart on Internal Control: What Should Internal Auditor Expect?. Internal Auditing Research. (Vol. 19): 3. Culley, R.M., and Hughey, J., 2008. Power and Public Participation in a Hazardous Waste Dispute: A Community Case Study. Springe Science + Business Media. ( December): 99 - 114. Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Penerbit Gloria Printing Jakarta. Effendi, Muh Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance; Teori dan Implementasi. Penerbit Salemba Empat Jakarta FGCI. 2002. Good Corporate Governance: Konsep dan Implementasi pada Perusahaan Publik & Korporasi Indonesia. Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia & Sinergy Communication. Cetakan Pertama Gauthier, S.J., 2006. Understanding Internal Control. Government Finance Review. (Vol. 22): 10. Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Management (TQM), Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Hadiyati, Uning dan Nuvriasari, Audita. 2008. Corporate Governance di Lingkungan Perusahaan Manufaktur Skala Usaha Kecil-Menengah (UKM) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 8 no. 1 - 293 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Hamid, Suandi. 2003. Membangun Profesionalisme Muhammadiyah. Jogjakarta: Penerbit: LPTP PP Muhammadiyah Hill, C. W. L. And Snell, S. A. 1989. Effects of Ownership Structure and Control on Corporate Productivity. Academy of Management Journal. 21 (1), 25-47 Harrison, Hoek. 2008. Logistics Management and Strategy, Competing Through The Supply Chain 3rd edition. Hofman, L.D., 2009. Multiple Methods, Communicative Preferences and the Incremental Interview Approach Protocol. Qualitative Social Research. (Vol. 10): 1. http://www.merdeka.com/uang/tata-kelola-perusahaan-di-indonesia-terburuk-se-asia-tenggara.html Rabu, 4 Desember 2013 20:29). http://www.jpnn.com/read/2014/02/01/214205/Perusahaan-Air-Minum-Kemasan-Mulai-Gulung-Tikardiakses 10 Mei 2014 http://www.koranmadura.com/2014/02/11/anak-perusahaan-pdam-gulung-tikar/ diakses 10 Mei 2014 http://bisnis.liputan6.com/read/765044/iicd-manajemen-perusahaan-ri-terburuk-diasean#sthash.sNdDrKWm.dpuf, diakses 10 Mei 2014 http://kemendagri.go.id, diakses 20 Juni 2014 Indrawati, M. Linda. 2005. Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam Pelaksanaan Good Corporate Gocernance pada Bank Umum. Disertasi. Universitas Airlangga Indra, Surya dan Ivan, Yustiavandana. 2008. Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta : kencana. Janvrine, J.D., et.al., 2012. The Updated COSO Internal Framework: Recommendations and Opportunities for Future Research. Journal of Information Systems. (Vol. 26): 2. Langhout. D.R., 2003. Reconseptualizing Quantitative and Qualitative Methods. American Journal of Community Phychology. Vol. 32: 3/4. Kaihatu, Thomas. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan: Vol.8, No. 1, Maret 2006: 1-9 Keiding, B.T., 2010. Observing Participating Observation - A- Re Description Based on Systems Theory. (Vol. 11): 3. Krajewski. J. L., Ritzman, P. L. 2002. Operations Management: Strategy and analysis, Prentice Hall, 6th Ed Machmud, Amir. 2010. Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia. Penerbit Erlangga. McMullen, D. A. dan K. Raghundan. 1996. "Enhancing Audit Committe Effectiveness", Journal of Accountancy. 182 Milles, Mattew B., dan A. Michele Haberman, 1992, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press Moeljono, Djokosantoso. 2006. Good Corporate Culture sebagai Inri dari Good Corporate Governance. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Mundung, Anie Valora. 2006. Evaluasi Terhadap Peran Auditor Internal dalam Implementasi Good Corporate Governance. Tesis. Surabaya. Program Pascasarjana UA. Muljono, D., 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta: Andi. Mustopadidjaja, AR. 2003. Dimensi-dimensi Pokok: Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara. Palsson, H., 2007. Participant Observation in Logistic Research. International Journal of Physical Distribution and Logistic Management. (Vol. 37): 2. Rangkuti, Freddy. SWOT Balanced Scorecard. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
- 294 -
Tahun XXVI, No. 3 Desember 2015
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Ricketts, J.B., 1992. New Internal Control Framework and Evaluation Proposed by COSO. Ohio CPA Journal. (Vol. 51):3. Sedarmayanti. 2000. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan. Bandung: Mandar Maju. Sedarmayanti. 2012. Good Governance "Kepemerintahan yang Baik" dan Good Corporate Governance "Tata Kelola Perusahaan yang Baik". Bagian Ketiga Edisi Revisi. Mandar Maju: Bandung Shaw, John C.. 2003. Corporate Governance and Risk: A System Approach, John Wiley & Sons, Inc, New Jersey. Stevens, M.G., 2003. Focus on Internal Controls. The Practical Accountants Research. (Vol. 36): 12. Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta. Tjokroamidjojo, Bintoro. 2000. Good Governance, Paradigma Baru Manajemen-Manajemen Pembangunan. Jakarta: UI Press. UNDP. 1997. Governance for Suitable Development - A policy Document. New York: UNDP. Wirawan, Nata.2001.Cara Mudah Memahami Statistik 1. Edisi Pertama. Denpasar Keraras Emas. Waseem. M. A. Saleh T.A and Fares J.A. 2011. The Effect of Corporate Governance on the Performance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on Amman Stock Exchange. International Journal of Humanities and Social Science. 1 (4), 67
- 295 -