DESAIN DAN PEMBUATAN SISTEM PENCATATAN HASIL TES KEBUGARAN TERINTEGRASI BERBASIS WEB Didi Sunadi, Mitra Djamal, Yulkifli, M. Iqbal Feriansyah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan membuat alat sistem pencatatan hasil tes kebugaran olahraga yang terintegrasi dan berbasis web. Alat ini berfungsi untuk mencatat data waktu lari dalam jumlah besar dalam sekali waktu. Secara teknis alat ukur tes lari ini bekerja dengan konsep sebagai berikut. Sensor ditempatkan di garis finish untuk mendeteksi pelari yang melewati garis finish, ketika pelari melewati sensor, sensor memberikan signal ke mikrokontroler untuk
mencacah waktu yang didapat pada saat pelari melewati sensor, waktu
yang didapat kemudian dikirimkan ke komputer melalui kabel RS232 to USB. Di komputer, data waktu pelari tersebut kemudian ditampilkan di layar. Jika terdapat beberapa pelari, maka software pada komputer akan terus bekerja hingga semua pelari melewati sensor. Setelah semua pelari melewati sensor, software kemudian meminta operator untuk memasukkan nama atau identitas lainnya yang dibutuhkan utuk mengenali pelari. Setelah identitas pelari dan waktu lari telah dicocokkan,software lalu menyimpan data lari tersebut di computer dalam bentuk file teks. Jika file hasil lari yang telah selesai ingin ditampilkan di website, maka software telah menyediakan opsi untuk ditampilkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa alat dan sistem yang dibuat dapat berfungsi sebagai pencatat waktu tes kebugaran olahraga sesuai dengan rancangan sebelumnya. Data waktu yang terekam selanjutnya dapat diolah dengan program tertentu dan dapat digunakan untuk penilaian dan penentuan kategori kebugaran seseorang. Dampak hasil penelitian ini diharapkan selain akan berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya perkuliahan olahraga juga bermanfaat bagi kalangan pendidik, pelatih, dan pembina dunia pendidikan olahraga di Indonesia.1 Kata kunci: tes kebugaran dan desain alat
1
Didi Sunadi adalah Dosen Olah Raga pada Kelompok Keilmuan Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
1
Perkembangan ilmu Teknologi Informasi saat ini sangat pesat. Banyak cabang ilmu pengetahuan lain mempergunakan Teknologi Informasi untuk mempermudah dan menyelesaikan permasalahan yang ada. Dengan integrasinya dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan, pengembangan Teknologi Informasi nampaknya seakan tanpa batas. Dalam bidang ilmu keolahragaan, telah banyak dikembangkan penggunaan Teknologi Informasi. Namun laju perkembangannya tidak secepat cabang ilmu pengetahuan yang lainnya. Penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan perkembangan integrasi antara ilmu keolahragaan dan Teknologi Informasi. Ide awal yang sederhana dari topik penelitian ini adalah bagaimana sistem pencatatan waktu pelari pada lintasan lapangan lari dapat terotomatisasi dan secara langsung dapat dilihat hasilnya pada sebuah website. Hal ini bertujuan untuk membuat perhitungan waktu lari lebih akurat, mempermudah pendokumentasian hasil, serta mempermudah akses untuk melihat hasil lari tersebut secara online. Alat ukur yang umum dipakai para instruktur, guru, dan pelatih olahraga
untuk
mengetahui kebugaran, khususnya dengan tes kebugaran lari, adalah pencatat waktu manual, misalnya stopwatch. Saat ini stopwatch banyak digunakan karena ukurannya yang kecil, mudah dibawa kemana-mana, dan praktis. Sistem pengoperasian stopwatch sangat terbatas. Data waktu yang ada pada stopwatch secara manual dipindahkan kedalam daftar mahasiswa kemudian dikonversikan kedalam nilai kebugaran yang ada. Setelah itu diolah dengan data nilai lainnya. Untuk mengetahui hasil tes kebugaran seseorang diperlukan waktu yang cukup lama karena data tersebar dimana-mana dan susah dicari. Permasalahan lain yang timbul pada saat memakai alat tersebut adalah kesulitan para instruktur ketika harus mengetes siswa dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat dengan hasil yang akurat. Alat pentatat waktu manual tidak memiliki kemampuan menyimpan memori dalam skala besar dan juga tidak dapat memproses secara integral. Dalam perkuliahan Mata Kuliah Olahraga ITB tes kebugaran yang digunakan adalah Tes Lari 2.4 Km dengan alat bantu pencatat waktu manual berupa stopwatch. Alat tersebut praktis dan mudah digunakan tetapi disisi lain tidak dapat menyimpan data waktu yang dapat diprogram lebih lanjut. Keterbatasan sistem pencatatan waktu menyebabkan data tidak tersimpan dengan baik, tercecer dimana-mana, dan susah dicari ketika suatu saat diperlukan. Salah satu contoh, ketika diperlukan data tes kebugaran untuk pembuatan histogram kebugaran siswa, maka data 2
harus dicari di masing-masing daftar hadir mahasiswa tiap kelas dimana data tes kebugaran ditulis, kemudian data tersebut ditik ulang di komputer, setelah itu barulah dibuat histogram. Permasalahan tidak adanya alat bantu pencatatan tes kebugaran ini juga dialami oleh sebagian besar guru-guru olahraga maupun para pelatih olahraga prestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain dan membuat alat bantu sistem pencatatan tes kebugaran terpadu berbasis web. Kelebihan dari alat bantu ini selain berfungsi sebagai alat bantu sistem pencatatan juga dapat menyimpan data (bank data) dalam jumlah besar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dalam kegiatan pendidikan olahraga maupun penelitian. Tingkat kebugaran seseorang dapat diketahui melalui tes lari sejauh 2.400 (2,4 km) meter atau lari selama 15 menit, bergantung dari situasi dan kondisi mana yang mau dipilih. Kalau ingin mengetahui berapa waktu yang ditempuh maka tes yang dipilih adalah Tes Lari 2,4 km, sedangkan kalau ingin mengetahui seberapa jauh jarak yang ditempuh maka tes yang dipilih adalah Tes Lari 15 menit. Dua-duanya mempunyai persamaan yaitu untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani, sedangkan
yang membedakan hanya teknis
pelaksanaan di lapangan
(Kantor Menpora:1999). Tahap-tahap pelaksanaan tes lari 2,4 Km adalah sebagai berikut; siswa berpakaian olahraga lengkap dengan nomor dada berbeda satu sama lainnya, kemudian berbaris dititik 0 (nol) atau di garis Start lintasan atletik berjarak 400 m. Sementara instruktur berdiri di samping barisan sambil bersiap memegang pencatat waktu. Catatan, pada tes kebugaran 2,4 km garis START dan FINISH
berada dalam satu titik.
Selanjutnya instruktur memberikan aba-aba
“bersedia, awaas, ya...!!” maka siswa mulai berlari secara bersama-sama mengelilingi lintasan atletik. Setiap siswa yang melewati garis start dicatat jumlah putarannya pada lembaran tes kebugaran. Pada saat putaran terakhir atau putaran keenam, instruktur memencet alat pencatat waktu yang menandakan bahwa siswa telah selesai melakukan tes kebugaran sebanyak enam putaran atau 2.400 m. Tes kebugaran dinyatakan selesai setelah semua siswa memasuki garis finish sebanyak enam putaran. Siswa dianggap telah menyelesaikan tes kebugaran 2,4 km apabila ia mampu berlari didalam lintasan. Siswa yang berlari diluar lintasan dianggap gugur. Setelah semua memasuki garis finish, maka catatan waktu yang tertera pada alat pencatat waktu selanjutnya disalin dan dipindahkan kedalam lembar tes kebugaran satu-persatu. Data catatan waktu tersebut selanjutnya dikategorikan kedalam nilai dalam skala 60 – 100. Data nilai
3
tes kebugaran selanjutnya digabungkan dengan komponen nilai lainnya seperti nilai UTS, UAS, dan Kehadiran. Setelah itu dilakukan pengolahan dan keluar dalam bentuk Daftar Nilai Akhir. Sementara itu dalam pelaksanaan tes kebugaran lari 15 menit, data yang diambil catatan jarak tempuh lari siswa selama 15 menit. Secara teknis pelaksanaan tes lari 15 menit sama dengan tes lari 2,4 Km. START dilakukan bersama-sama dititik tertentu sedangkan FINISH boleh berhenti dimana saja, yang penting ketika waktu sudah mencapai 15 menit maka semua siswa harus berhenti berlari dengan cara meletakkan nomor dadanya dipinggir lintasan. Perbedaannya terletak pada data yang diambil. Kalau pada tes kebugaran lari 2,4 Km data yang diambil adalah catatan dalam satuan waktu, sedangkan tes kebugaran lari 15 menit, data yang diambil berupa jarak tempuh dalam satuan meter. Berikut gambar lintasan atletik berjarak 400 meter untuk pelaksanaan tes kebugaran lari 2,4 Km. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pembuatan sistem instrumentasi sebagai deteksi objek/pelari 2. Pembuatan sistem Interfacing Pencatatan Data Objek Secara Otomatis dengan software. Untuk mempermudah membuat sistem pengiriman data diperlukan alur program yang jelas, hal ini dapat terlihat pada gambar 5: START
1
2
# Runners NIM
correcting rank & NIM for each runners
Display Result on Website
FINISH Count by Counter
Is Data OK??
No
Yes
Input data from sensor
Send to Server to processed
1
2
Gambar 1: Diagram Alir software Penghitungan
4
Software ini akan menerima data berupa digit-digit angka yang menunjukkan waktu tempuh pelari yang didapat dari sensor yang terpasang di garis finish. Software ini akan menyediakan form masukan data awal berupa NIM pelari sebanyak pelari yang akan dihitung waktunya. Setelah para pelari menyelesaikan jarak tempuh yang telah ditentukan dan sensor telah menangkap waktu yang berhasil didapat para pelari, maka secara manual, operator software akan mencocokkan NIM yang telah terlebih dahulu dimasukkan dengan urutan peringkat waktu para pelari. Setelah data yang didapat telah dicocokkan dan siap untuk diolah, maka data akan disimpan secara sementara di software tersebut. Jika komputer lapangan yang telah ter-install software tersebut telah terhubung ke server database (online), maka data yang tersimpan sementara tersebut dapat langsung dikirim ke server database untuk diolah dan ditampilkan di website. Tetapi jika tidak, maka komputer tersebut harus dihubungkan lebih dulu dengan server melalui hubungan tanpa kabel (wi-fi) ataupun dengan kabel (jaringan komputer).
Prototype Alat Secara umum, prototype alat yang akan dibuat dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1.
Blok Input
2.
Blok Pengolah I
3.
Blok Pengolah II
Input
Pengolah I
Pengolah II
Internet
Gambar 2: Sitem Pengolahan Data
Blok Input terdiri dari rangkaian sensor infrared dan perangkat pengolah mikrokontroler. Sensor infrared digunakan sebagai kontrol on-off yang akan memicu mikrokontroler mengirimkan data hasil penghitungan ke komputer. Blok Pengolah I merupakan sebuah program aplikasi yang terinstall di sebuah komputer. Program ini akan menangkap data yang dikirimkan dari sensor untuk kemudian ditampilkan dan diedit. Setelah proses pengeditan selesai, data yang ada dapat disimpan di komputer atau dikirim ke komputer web server untuk ditampilkan dalam 5
sebuah website. Blok Pengolah II terdiri dari sebuah komputer web server yang di dalamnya terdapat file-file web yang akan menampilkan data yang didapat secara kuantitatif dan kualitatif.
I. Blok Input Sensor yang digunakan adalah sensor infrared dengan jarak pancar maksimal sekitar 5 meter. Sensor ini tersambung ke mikrokontroler 89S52. Pada mikrokontroler terdapat program Assembler untuk mengaktifkan penghitung waktu. Berikut tampilan komponen mikrokontroler:
Gambar 3: Diagram Komponen Mikrokontroler Sensor berfungsi sebagai pemicu cacahan waktu yang dihitung di mikrokontroler. Ketika sensor dilewati oleh pelari, maka sensor memberikan signal kepada mikrokontroler yang kemudian akan „menangkap‟ waktu yang dihitung saat itu.
Gambar 4: Tampilan fisik mikrokontroler
Data hasil cacahan kemudian akan dikirim ke blok selanjutnya melalui konektor RS232 atau yang biasa dikenal dengan port Serial. Dari port serial, data akan dikirim ke komputer
6
melalui kabel RS232-to-USB converter. Kabel ini berfungsi untuk menghubungkan keluaran/masukan RS232 (port Serial) dengan port USB.
Gambar 3: Tampilan fisik mikrokontroler
Gambar 5: Tampilan fisik kabel RS232-to-USB converter Tujuan
dari
penggunaan
kabel
konverter
ini
adalah
untuk
mempermudah
menghubungkan blok Input dengan Blok Pengolah I. Hal ini karena karena diasumsikan setiap komputer, baik PC maupun portabel telah memiliki port USB. Sedangkan tidak semua komputer, khususnya jenis portabel (laptop/notebook) memiliki port RS232 (port Serial), terutama laptoplaptop keluaran terbaru. II. Blok Pengolah I Blok ini berupa sebuah perangkat komputer PC atau komputer portable yang memiliki port USB dan koneksi internet. Software yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 6.0. Software akan berfungsi untuk menangkap data dari port USB dan menampilkannya ke layar komputer. Selain untuk menampilkan data, software dirancang untuk dapat mengirimkan data tersebut ke komputer server melalui jaringan internet. Peralatan lain yang digunakan pada blok ini adalah modem USB untuk terhubung dengan jaringan internet. Modem USB yang digunakan adalah modem jenis HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yang terkoneksi dengan Internet menggunakan protokol 3G. Modem ini menggunakan SIMCard 3G dari provider layanan telekomunikasi.
7
Gambar 6: Tampilan fisik simcard sebagai mediapenghantar data.
III. Blok Pengolah II Blok ini terdiri dari sebuah komputer server yang di dalamnya terdapat sebuah website yang menampilkan data pelari yang telah dikirim. Data yang diterima oleh server kemudian dimasukkan ke dalam database, dan diolah oleh dengan menggunakan bahasa pemrograman web untuk ditampilkan pada website. Pengolahan data meliputi pengolahan kuantitatif seperti peringkat, waktu lari, waktu rata-rata dalam bentuk diagram dan tabel, dan juga pengolahan kualitatif seperti kebugaran atlit serta kenaikan/penurunan prestasi. Sensor Infra Merah Sebagai Deteksi Objek/Pelari Untuk mengukur atau mendeteksi sebuah objek diperlukan alat ukur atau sensor. Berbagai sensor telah digunakan untuk mendeteksi atau mengukur sebuah objek seperti : sensor ultrasonik, sensor infra merah, sensor koil datar, sensor yang menggunakan hambatan, dan sebagainya. Pemilihan jenis sensor didasarkan pada seberapa efektif sensor-sensor tersebut digunakan dalam pengukuran. Setiap jenis sensor memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan kebutuhan user. Untuk penelitian ini digunakan sensor infra merah (SIM). Salah satu kelebiah sensor ini adalah tidak perlu mengganggu objek yang sedang dideteksi/diukur atau non
8
kontak. Sensor infra-merah terbagi ke dalam dua bagian, yaitu rangkaian transmitter (pemancar) dan receiver (penerima).
(a)
(b)
Gambar 7:Rangkaian Inframerah: Transmitter (a), Receiver (b). (http://www.kpsec.freeuk.com/555timer.htm)
Pada gambar di atas, dapat kita lihat bahwa rangkaian transmitter menggunakan LM555 sebagai osilator. Konfigurasi yang digunakan pada osilator tersebut adalah mode astabil, artinya sinyal yang dikeluarkan dari transmitter memiliki dua nilai yang berubah-ubah. Sinyal tersebut berupa sinyal sinusoidal dengan bentuk square dengan frekuensi yang dapat diatur.
Gambar 8: 555 Output astabil berbentuk square wave Interfacing Sistem Pencatatan Data Objek Secara Otomatis Hasil informasi data objek yang diterima sensor diolah dengan mikrokontroller kemuadian dikirim ke komputer menggunakan software. Software ini akan menerima data berupa digit-digit angka yang menunjukkan waktu tempuh pelari yang didapat dari sensor yang terpasang di garis finish. Sistem Kerja Alat Secara teknis alat ukur tes lari ini bekerja dengan konsep sebagai berikut : 1)
Sensor ditempatkan di garis finish untuk mendeteksi pelari yang melewati garis finish.
2)
Ketika pelari melewati sensor, sensor memberikan signal ke mikrokontroler untuk mencacah waktu yang didapat pada saat pelari melewati sensor.
3)
Waktu yang didapat kemudian dikirimkan ke komputer melalui kabel RS232 to USB.
4)
Di komputer, data waktu pelari tersebut kemudian ditampilkan di layar. Jika terdapat 9
beberapa pelari, maka software pada komputer akan terus bekerja hingga semua pelari melewati sensor. 5)
Setelah semua pelari melewati sensor, software kemudian meminta operator untuk memasukkan nama atau identitas lainnya yang dibutuhkan utuk mengenali pelari.
6)
Setelah identitas pelari dan waktu lari telah dicocokkan, software lalu menyimpan data lari tersebut di komputer dalam bentuk file teks.
7)
Jika file hasil lari yang telah selesai ingin ditampilkan di website, maka software telah menyediakan opsi untuk mengirimkan data lari tersebut ke website untuk ditampilkan.
Internet
Micro Controller
Web Server Visitor Website
Gambar 9: Pelaksanaan Pengambilan Data Secara Terintegrasi
Kesimpulan dan Saran Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa prototype sistem pencatatan olahraga ini dapat menjadi solusi bagi ketidak-akuratan pencatatan manual. Data yang dihasilkan selain memiliki keakuratan yang baik, juga tersimpan secara rapi dalam suatu database, sehingga memudahkan pengarsipan. Disamping itu, sistem ini juga memiliki keterbatasan diantaranya, pencatatan dan pencocokan “nama peserta” kebugaran masih bersifat manual. Hasil yang ditampikan pada website masih berupa data kuantitatif. Disarankan untuk diadakan penelitian tingkat lanjut sehingga hasilnya lebih maksimal.
10
Daftar Pustaka Kenneth K. Cooper, The New Aerobics, 1970 Frank M. Verducci. Ed.D. Measurement Concepts in Physical Education, California: The CV. Mosby Copany, 1980 James Bosco dan William F Gustafson, Measurement and Evaluation in Physical Education, Fitness and Sport, New Jersey, Prentice Hall, Inc.,Englewood Cliffs, 1983 Michel Yessis, Richard Trubo, Rahasia Kebugaran dan Pelatihan Olahraga Soviet, Penerbit ITB, Bandung, 1993 Nurhasan, Manusia dan Olahraga (Bab Kebutuhan akan Tes dan Pengukuran), Bandung, Penerbit ITB, Bandung, 1996 Rusell R Pate, Bruce Mc Clenaghan, Robert Rotella, Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan, Sounder College Publishing, New York, USA, 1993 Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Kenegpora RI, Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani, Seminar dan Widiakarya Nasional Olahraga dan Kesegaran Jasmani, Jakarta, 1999 Kelompok Keahlian Ilmu Keolahragaan, Panduan dan tata Tertib Mata Kuliah Olahraga Sem I 2007/2008 TPB ITB, Bandung, 2007 Fraden, J., Handbook of Modern Sensor. New York, Springer-Verlag New York, Inc., 1996 http://www.kpsec.freeuk.com/555timer.htm http://westminster.novusedu.com/Sports/Track/images
11