Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
DESAIN APLIKASI PEMANTAU PROYEK BERBASIS KEY PERFORMANCE INDICATOR STUDI KASUS UNIVERSITAS X M. Kautsar Sophan dan Aries Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi - ITS Email:
[email protected] ABSTRAK Sebuah organisasi memiliki beberapa kegiatan yang berjalan dalam durasi waktu yang cukup lama. Pemantauan kegiatan untuk mendapatkan kondisi sebenarnya atau progress sebuah kegiatan seringkali sulit dilakukan karena melibatkan beberapa bagian dalam kegiatan yang cukup kompleks. Tiap sub bagian ini memiliki bobot kerja yang berbeda. Selain itu, dengan tidak adanya sistem yang terintegrasi, sulit untuk medapatkan kondisi kegiatan secara realtime dan menyeluruh. Tiap bagian dari kegiatan ini memiliki indikator kinerja yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau skor dari sebuah sub kegiatan, yang pada akhirnya menunjukkan tingkat keberhasilan atau skor dari sebuah kegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain sebuah sistem untuk melakukan pemantauan kinerja kegiatan dari sebuah organisasi secara terintegrasi dan otomasi. Sistem didesain agar dapat diimplementasikan pada semua kasus organisasi yang melakukan kegiatan atau proyek yang memiliki indikator kinerja. Sistem didesain dengan metode System Development Life Cycle model waterfall. Alur data digambarkan menggunakan Data Flow Diagram, dan desain database menggunakan Conceptual Data Model dan Physical Data Model. Kinerja dari sebuah kegiatan dilihat dari skor untuk kegiatan tersebut, disertai dengan skor kualitatif. Skor dari sebuah kegiatan didapatkan berdasarkan skor yang dihitung berdasarkan rasio realisasi dengan target dari tiap sub kegiatan, dimana setiap sub kegiatan memiliki bobot kerja yang ditentukan dari seorang ahli. Sistem yang dibangun akan mengakomodasi keterkaitan antar indikator dan juga untuk menganalisa keterkaitan antar indikator yang tidak langsung. Kata kunci: pemantauan kinerja, data flow diagram, conceptual data model, physical data model, key performance indikator.
PENDAHULUAN Universitas X memiliki beberapa kegiatan yang berlangsung dalam durasi waktu yang cukup lama. Kegiatan ini memiliki beberapa sub kegiatan dimana tiap kegiatan memiliki target yang tertuang dalam Key Performance Indikator. Manajemen universitas mengalami kesulitan untuk melakukan pemantauan secara realtime terhadap beberapa kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah selesai berjalan. Selain itu, universitas sulit untuk melakukan pengukuran kinerja kegiatan secara cepat baik untuk kegiatan yang sedang berjalan ataupun kegiatan yang sudah selesai. Dengan tidak ada nya sistem yang satu kesatuan dalam pemantauan kegiatan, pihak manajemen sulit untuk melakukan analisa kesesuaian indikator yang digunakan dalam setiap kegiatan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
untuk mengukur sesuai atau tidaknya indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sebuah kegiatan. Kinerja kegiatan berdampak secara langsung terhadap kinerja dari organisasi. Sistem pemantauan diperlukan bagi sebuah organisasi yang memiliki beberapa kegiatan, sehingga bisa memberikan suatu informasi kepada manajemen untuk mengambil tindakan terkait dengan kegiatan yang sedang berjalan yang pada akhirnya akan berdampak pada perbaikan kinerja perusahaan. Pemantauan proyek didesain didasarkan pada kasus di Universitas X. Gambaran umum sistem yang akan dibangun yaitu, universitas memiliki beberapa proyek atau kegiatan yang tidak rutin, dimana proyek atau kegiatan ini berlangsung pada periode waktu tertentu. Setiap proyek memiliki user manajemen yang berkepentingan terhadap proyek yang berlangsung. Proyek ini memiliki beberapa Key Performance Indikator (KPI) yang akan menentukan kinerja dari proyek. KPI ini dikelompokkan pada beberapa kelompok KPI, dimana pengelompokan ini ditentukan oleh user manajemen proyek. Pengelompokan KPI ini bisa mengikuti konsep Balanced ScoreCard (BSC). Skor KPI ditentukan berdasarkan pencapaian realisasi KPI dibandingkan dengan target yang akan dicapai pada KPI tersebut. Dari beberapa KPI ini diberi bobot kerja yang berbeda, dimana pemberian bobot dilakukan oleh manajemen proyek berdasarkan kemampuan user manajemen. Permasalah yang akan diteliti adalah bagaimana membangun sistem pemantau proyek yang dapat memberikan informasi kinerja proyek sesuai kebutuhan manajemen universitas atau organisasi terkait. Permasalahan lain adalah analisa bagaimana keterkaitan dan kesesuaian Key Performance Indikator yang digunakan dalam sebuah proyek untuk menentukan kinerja dari sebuah proyek. Permasalah tersebut diatas akan dijawab dengan membangun sebuah sistem pemantauan kegiatan secara menyeluruh. Skor dari setiap kegiatan akan didapatkan dari skor sub kegiatan yang didasarkan pada pencapaian Target indikator yang digunakan. Setiap Sub Kegiatan ataupun indikator yang digunakan memiliki bobot kerja yang ditentukan dari seorang expert. Hasil dari penelitian ini adalah desain aplikasi pemantau proyek berbasis KPI, dimana desain dari aplikasi ini digambarkan menggunakan DFD, ERD, Struktur Database, desain proses, dan spesifikasi platform aplikasi. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian [1]. Menurut Lynch dan Cross (1993) [2], beberapa manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut: a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan. b. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste) c. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Gambar 1 Model Pengukuran Kinerja. Sumber: Gaspersz (Vincent, 2003)
Key Performance Indikator (KPI) Indikator Kinerja adalah indikator yang dapat diukur yang digunakan untuk mengukur hasil dari sebuah kegiatan. Penentuan Indikator Kinerja adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Beberapa tolak ukur untuk indikator kinerja yang baik tampak pada Tabel 1. Tabel 1 Beberapa Atribut Tolok Ukur Kinerja yang Baik 1. 2. 3. 4.
Rlevan dan mendukung strategi 12. realistik sederhana untuk diimplementasikan 13. berhubungan dengan faktor-faktor tidak kompleks yang berhubungan dan membuat integral dengan seluruh fungsi dalam “sebuah perbedaan” organisasi 14. terhubung dengan aktivitas sehingga 5. sesuai dengan keseluruhan tingkatan hubungan yang jelas terlihat antara organisasi sebab dan akibat 6. sesuai dengan lingkungan eksternal 15. dimanfaatkan untuk memberi “real 7. mendorong kerjasama dalam time feedback” organisasi baik secara horisontal 16. digunakan untuk memberi “actionmaupun vertikal oriented feedback” 8. hasil pengukurannya dapat dipertanggungjawabkan 9. jika memungkinkan, dikembangkan dengan menggabungkan pendekatan up-down dan bottom-up 10. dapat dipahami 11. disepakati bersama Sumber: Paul McNan, CMA dan Alfred J. Nanni, Jr, 1994
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini 1. Studi Sistem Sekarang, pada tahap ini dilakukan analisa sistem pemantauan proyek yang terjadi di Universitas X pada saat ini. 2. Analisa Kebutuhan User, pada bagian ini dilakukan analisa kebutuhan sistem terhadap prototipe sistem yang akan dikembangkan, dimana User dari sistem ini adalah Universitas X yang dijadikan tempat kasus studi penelitian. 3. Analisa Indikator Kinerja, pada tahap ini dilakukan analisa atribut indikator kinerja yang akan digunakan. 4. Analisa Metode Pengukuran, pada tahap ini dilakukan analisa metode pengukuran yang tepat untuk mengukur pencapaian sebuah KPI dan kinjera sebuah kegiatan.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
5. Analisa Spesifikasi Sistem, pada tahap ini dilakukan analisa lebih detil tentang spesifikasi fitur sistem yang akan dikembangkan. 6. Desain Alur Sistem, merancang bagaimana alur sistem akan dibuat. Pada bagian ini didesain input, proses dan output dari sistem yang akan dibangun. 7. Desain Arsitektur Aplikasi, dibagian ini dirancang bagaimana rencana implementasi aplikasi dan bagaimana perancangan user aplikasi. 8. Desain Alur data, pada bagian ini dirancang alur data yang terjadi pada sistem pemantauan yang dibangun. 9. Desain Penyimpanan Data, di tahap ini dilakukan desain database dalam bentuk format Entity Relational Diagram. 10. Desain Proses, dalam tahap ini dilakukan desain program untuk proses perhitungan yang digunakan dalam aplikasi pemantauan proyek. 11. verifikasi desain, dilakukan pengujian terhadap desain aplikasi yang dibangun dengan melakukan proses uji kesesuaian fitur sistem yang dikembangkan, dan dengan dilakukan uji untuk memasukkan data dalam desaian aplikasi pemantauan proyek yang digunakan. ANALISA DAN DESAIN Analisa Kebutuhan User Fitur yang diharapkan dari sistem yang dikembangkan adalah : - Dari sisi pelaksana kegiatan atau operator, mengharapkan : o Sistem dapat mencatat realisasi pencapaian indikator kinerja dari setiap proyek. o Sistem dapat memberikan informasi keterlambatan pencapaian realisasi kegiatan berdasarkan inputan realisasi Indikator. - Dari sisi manajemen Universitas, mengharapkan o Sistem dapat memberikan informasi performansi sebuah kegiatan. o Sistem dapat memberikan gambaran keterkaitan antara Indikator sesuai dengan realisasi indikator. - Dari sisi stakeholder mengharapkan o Sistem dapat memberikan informasi performansi sebuah kegiatan Analisa Indikator Kinerja Beberapa atribut indikator kinerja atau KPI (Key Performance Indikator), hasil desain adalah: 1. Nama KPI 2. Deskripsi pengukuran 3. Tujuan strategis KPI 4. Tipe pengukuran, menunjukkan indikator ini merupakan outcome kinerja atau pengendali kinerja (Lead Indicator) 5. Baseline indikator, menunjukkan realisasi nilai indikator awal ketika sebuah proyek atau kegiatan dimulai. 6. Target Indikator, menunjukkan nilai target indikator yang akan dicapai di periode akhir pengukuran indikator. 7. Satuan, menunjukkan unit pengukuran dari indikator yang diukur 8. Formula, jika ada, menunjukkan formula yang digunakan jika realisasi indikator kinerja tergantung dari pencapaian realisasi indikator lain. Selain itu, formula juga bisa melibatkan data mentah untuk proyek terkait.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
9. Tanggal Mulai Pengukuran indikator 10. Tanggal akhir pengukuran indikator 11. Frekuensi pengukuran, menunjukkan jumlah pengukuran yang dilakukan dalam 1 periode pengukuran indikator. Frekuensi pengukuran dihitung dalam hari. 12. Klasifikasi Skor, menunjukkan jenis pencapaian realisasi indikator, yang dibagi dalam 3 klas, yaitu: a. Semakin tinggi realisasi indikator, maka skor kinerja indikator tersebut semakin baik. b. Semakin tinggi realisasi indikator, maka skor kinerja indikator tersebut semakin jelek. c. Realisasi mendekati 0, skor baik. 13. Batas toleransi nilai skor, adalah batas nilai skor maksimum yang diperbolehkan. 14. Skor kualitatif indikator, atribut ini membuat pembagian nilai dari skor menjadi beberapa bagian yang ditentukan oleh user. Pada sistem pemantauan yang dibangun, sistem berasumsi bahwa semua indikator dapat diukur dalam sebuah nilai angka. Indikator kinerja yang digunakan dikelompokkan dalam beberapa kelompok indikator. Kelompok indikator ini bisa diarahkan dalam 4 perspektif sesuai dengan konsep Balanced Scorecard. Analisa Metode Pengukuran Pengukuran kinerja dari sebuah proyek bergantung pada pencapaian realisasi indikator kinerja yang digunakan. Dari pencapaian realisasi indikator ini, dihitung skor performansi dari indikator terkait. Dari semua skor yang didapat dari semua indikator yang ada dalam sebuah proyek yang dipantau, akan dilakukan perhitungan skor tiap indikator sesuai dengan bobotnya, yang pada akhirnya akan didapatkan skor proyek. Entri realisasi indikator dilakukan oleh user operator peroject, dimana entri realisasi ini bisa dilakukan kapan saja. Yang dibatasi oleh sistem adalah frekuensi entri realisasi indikator kinerja. Jumlah frekuensi entri realisasi telah ditentukan pada saat indentifikasi indikator di awal proyek. Sistem dapat menunjukkan pada user manajemen jika terjadi keterlambatan entri realisasi atau keterlambatan pencapaian realisasi indikator kinerja. Jika sebuah indikator memiliki formula, ini berarti indikator kinerja ini realisasinya dihitung dari realisasi indikator yang lain. Untuk indikator jenis ini tidak perlu untuk dilakukan entri realisasi. Metode perhitungan skor indikator bergantung pada klas skor indikator yang akan dihitung. Skor ini dihitung pada saat akan dilakukan proses report skor indikator. Formula yang digunakan untuk masing-masing klas indikator: a. Klas Semakin tinggi realisasi indikator, maka skor kinerja indikator tersebut semakin baik. Dihitung dengan menggunakan rumus: realisasi [baseline] x100 skor t arg et [baseline] (2) b. Klas Semakin tinggi realisasi indikator, maka skor kinerja indikator tersebut semakin jelek. Dihitung dengan menggunakan rumus: t arg et skor x100 realisasi (3) c. Klas mendekati 0, skor baik, dihitung jika realisasi 0, skor 100, jika realisasi tidak 0, skor 0.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Pada suatu kondisi tertentu, bisa saja realisasi pencapaian KPI melebihi target yang telah ditentukan, sehingga nilai skor untuk KPI tersebut melebihi batas nilai maksimum skor. ika kondisi ini terjadi, maka yang dilakukan adalah melakukan perubahan pada target KPI yang disesuaikan dengan realisasi yang telah tercapai untuk KPI tersebut, sehingga nilai skor dari KPI tersebut tidak melebihi nilai maksimum skor KPI (100). Analisa Spesifikasi Sistem Pada model baru yang didesain, tambahan modul untuk pemantauan kegiatan proyek. Task Force proyek dapat melakukan pemantauan kegiatan kapan saja sehingga dapat mengambil tindakan jika ada keterlambatan pencapaian indikator kinerja. Tim Monev dengan sendirinya juga dapat mengamati progress dari sebuah proyek secara langsung dan kapan saja. Sehingga pihak manajemen pusat dapat mengambil tindakan yang diperlukan jika ada keterlambatan kinerja tanpa harus menunggu laporan dari pihak Task Force kegiatan. Identifikasi tujuan dari sistem pemantauan yang dibangun adalah: - Dapat mencatat semua indikator kinerja yang digunakan dalam sebuah proyek - Dapat mencatat realisasi pencapaian indikator kinerja - Dapat menghitung skor pencapaian indikator kinerja berdasarkan realisasi dan target yang akan dicapai. - Dapat melakukan perhitungan indikator kinerja yang berjenis outcome dari indikator kinerja input / Leading measurement. - Dapat digunakan untuk menggambarkan keterkaitan Indikator Kinerja - Dapat memberikan analisa keterkaitan antar indikator kinerja. Desain Alur Sistem Sistem monitong berfokus pada kegiatan pemantauan kegiatan proyek yang sedang berjalan. Sistem pemantauan dapat dijelaskan sebagai berikut: - Pada tahap awal proyek, dilakukan o Operator proyek melengkapi informasi tentang proyek yang akan dikerjakan. o Operator proyek entri data mentah proyek. o Operator entri data Indikator Kinerja / KPI. o Operator menentukan pembagian kelompok indikator o User Manajemen Proyek melakukan entri bobot indikator yang digunakan untuk menghitung skor indikator. - Pada tahap pelaksanaan proyek, operator melakukan entri data realisasi indikator. User operator menginputkan tanggal realisasi dan nilai realisasi pencapaian indikator. Pada saat proyek sedang berlangsung, user lain dapat melakukan transaksi: o Manajemen proyek mengentrikan bobot nilai untuk masing-masing manajemen proyek. Nilai bobot ini dibutuhkan untuk menghitung skor proyek secara keseluruhan jika ada lebih dari 1 manajemen dalam 1 buah proyek. o User Manajemen proyek, manajemen pusat dan stakeholder memantau skor indikator dan nilai capaian realisasi indikator o User Manajemen dapat melakukan analisa keterkaitan Indikator. o User Manajemen Pusat melakukan entri bobot proyek, bobot ini digunakan untuk menghitung skor kinerja Organisasi secara keseluruhan. Data lain yang dientrikan adalah setting kualitatif proyek. o Manajemen pusat dapat melakukan analisa pencapaian indikator untuk beberapa proyek. Analisa ini dilakukan untuk indikator yang sama untuk beberapa proyek yang berjalan. Desain alur sistem pemantauan tampak pada Gambar 2.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Gambar 2. Desain Alur Sistem Pemantauan. Sumber: Hasil Desain
Desain Arsitektur Aplikasi Desain Hardware dan software yang dibutuhkan untuk sistem pemantauan ini adalah 1 komputer server sebagai server Database dan Server Web. Untuk client dibutuhkan komputer client yang digunakan untuk mengakses database Server. Untuk pengembangan sistem pemantauan kedepan, aplikasi client lebih mengarah pada aplikasi Web untuk memperluas akses informasi terhadap sistem pemantauan ini. Sistem yang dibangun menggunakan 1 komputer server sebagai pusat data dan sekaligus sebagai Server Web. Komputer server ini terhubung melalui jaringan Lokal / Local Area Network. Komputer client dapat langsung mengakses database server. Untuk komputer client harus dilakukan setting konfigurasi database yang menggunakan ODBC (Open Database Connectivity), yang melakukan koneksi database ke database server. Komputer client yang mengakses melalui intranet dapat langsung akses melalui browser web dengan alamat nama komputer server. Desain Alur Data Desain Data Flow untuk sistem yang akan dikembangkan tampak pada gambar berikut: SKOR PROYEK
ADMINISTRATOR
PROYEK PEGAWAI
MANAJEMEN
BOBOT KPI
LOGIN BOBOT PROJECT
SETTING KUALITATIF PROJECT SATUAN KPI
1
KETERKAITAN KPI
SISTEM PEMANTAU PROYEK
BOBOT USER MANAJEMEN
+
CAPAIAN KPI UNIT
DESKRIPSI PROYEK
DATA MENTAH KPI KOORDINATOR PROJECT
SETTING KUALITATIF KPI
LAP REALISASI KPI REALISASI KPI
KELOMPOK KPI SKOR KPI OPERATOR
Gambar 3. Desain Alur Data. Sumber: Hasil Desain
Pada desain model alur data ini terdapat 3 eksternal entitiy yang terlibat pada sistem pemantauan, yaitu user Operator, User Administrator, dan User Manajemen. User manajemen sendiri ada 2, yaitu user manajemen Proyek dan user manajemen Pusat
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
/ top Manajemen Organisasi. Model ini adalah model DFD Level 0 atau Context Diagram. Pada model ini sistem pemantauan mendapatkan input atau output dari eksternal entitiy yang terlibat. User Administrator melakukan inputan data proyek, pegawai, Login, satuan Indikator, dan Master Indikator. User Operator melakukan inputan Deskripsi Proyek, Koordinator Proyek, Data Mentah, Indikator proyek, Setting Kualitatif Indikator, Kelompok Indikator, dan realisasi indikator. User ini mendapatkan output laporan skor indikator dan realisasi pencapaian indikator proyek. User Manajemen memberikan input bobot indikator dan bobot kelompok indikator, dan desain struktur keterkaitan Indikator. User ini mendapatkan output berupa laporan realisasi indikator, skor indikator, skor proyek, dan skor organisasi. Selain itu, manajemen juga bisa mendapatkan laporan perubahan pencapaian realisasi dan target untuk indikator yang sama dalam 1 periode pelaksanaan proyek. Dari Context Diagram ini dipecah dalam proses yang lebih detail. Untuk diagram yang lebih detil ini disebut sebagai DFD Level 1. Desain Penyimpanan Data Desain database dengan menggunakan CDM tampak pada Gambar 4. Untuk diagram yang lebih detil, CDM ini dibagi dalam beberapa bagian diagram.
Gambar 4. Desain CDM. Sumber: Hasil Desain
Beberapa entiti yang didesain, yaitu - Realisasi KPI, digunakan untuk menyimpan data realisasi KPI atau data pencapaian indikator KPI. Entiti ini memiliki atribut realisasi dan tanggal entri realisasi - KPI, digunakan untuk menyimpan data KPI proyek. Beberapa atribut yang dimiliki yaitu keterangan KPI, deskripsi KPI, tujuan KPI, target KPI, formula KPI, frekuensi pengukuran, frekuensi review, tanggal mulai pengukuran, tanggal akhir pengukuran, realisasi, baseline dan status selesai.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
-
Klasifikasi skoring, digunakan untuk menyimpan master klas skoring seperti yang telah dijelaskan di sub bab indikator kinerja. Setting kualitatif, digunakan untuk menyimpan data skor kualitatif KPI. Data mentah, digunakan untuk menyimpan data mentah yang ada dalam sebuah proyek. Atribut yang ada adalah, nama data mentah, nilai data mentah, dan tanggal entri data mentah. Bobot KPI, digunakan untuk menyimpan data bobot KPI Keterkaitan KPI, digunakan untuk menyimpan hubungan antar KPI Skor project, digunakan untuk menyimpan data perhitungan skor project. Project, digunakan untuk menyimpan data proyek, memiliki atribut nama proyek, lokasi proyek, nama klien, deskripsi klien, tanggal mulai proyek, tanggal selesai proyek, dan data akhir update realisasi proyek. Bobot manajemen, digunakan untuk menyimpan data bobot manajemen. Data bobot manajemen ini nantinya digunakan untuk menghitung skor proyek. Bobot_kel_KPI, digunakan untuk menyimpan data bobot kelompok KPI. Kel_KPI, digunakan untuk menyimpan data kelompok KPI yang ada dalam sebuah proyek.
Desain Tampilan Output - Laporan Score & Realisasi KPI, digunakan untuk menampilkan skor KPI dan data realisasi atau pencapaian indikator KPI, tampak pada gambar berikut.
Gambar 5. Laporan realisasi KPI. Sumber: Hasil Desain
-
-
Keterkaitan KPI, digunakan untuk menggambarkan keterkaitan antara KPI yang satu dengan KPI yang lain. Pada form ini user manajemen bisa menyusun keterkaitan atau hubungan antar KPI. Warna yang muncul menunjukkan skor kualitatif pencapaian realisasi KPI. Dari diagram ini bisa dilihat permasalah yang muncul jika ada skor yang tidak baik. Laporan Capaian KPI per project, digunakan untuk menampilkan data pencapaian realisasi KPI untuk tiap proyek. Pada laporan ini tampai detil pencapain realisasi KPI untuk tiap tahap pengukuran. Laporan Skor Unit, digunakan untuk menampilkan skor unit.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
-
Grafik KPI, digunakan untuk menampilkan data realisasi dan target dari sebuah KPI pada beberapa proyek. Laporan ini digunakan untuk menampilkan tingkat pencapain realisasi KPI pada beberapa proyek. Capaian KPI Unit, digunakan untuk menampilkan data capaian KPI untuk KPI tertentu di beberapa proyek. Laporan ini digunakan untuk menganalisa pencapaian realisasi KPI dalam unit organisasi. Laporan ini digunakan untuk mendapatkan informasi pencapaian sebuah KPI pada beberapa proyek. Informasi ini digunakan sebagai acuran untuk menentukan target untuk KPI tersebut untuk proyek berikutnya.
Verifikasi Desain Uji verifikasi desain disesuaikan dengan fitur aplikasi yang telah dispesifikasi di awal. Tabel verifikasi desain tampak pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar Cek Verifikasi Desain
No Kebutuhan Kesesuaian Hasil Desain 1 mencatat semua - Desain Erd, entiti KPI indikator kinerja yang - Desain DFD, proses 1.2.3 digunakan dalam - Desain Form entri KPI sebuah proyek 2 mencatat realisasi - desain ERD, entiti realisasi KPI pencapaian indikator - desain DFD, proses 1.2.5 kinerja - Desain Laporan realisasi KPI, gambar 4.47 3 menghitung skor - DFD, proses 1.3.2 pencapaian indikator - Prosedur hitung skor KPI kinerja berdasarkan - Desain laporan skor KPI, gambar 4.40 realisasi dan target yang akan dicapai 4 melakukan perhitungan - Prosedur Update KPI lain indikator kinerja yang - DFD, proses 1.2.5 berjenis outcome dari - Prosedur hitung skor KPI indikator kinerja input - Desain laporan skor KPI, gambar 4.40 / Leading measurement 5 menggambarkan - Prosedur hitung skor KPI dengan skor kualitatif keterkaitan Indikator - Desain ERD, entiti keterkaitan KPI Kinerja - DFD, proses 1.3.5 - Desain Form, gambar 4.45 Sumber: Hasil Desain
KESIMPULAN Hasil dari desain ini adalah desain alir data dalam model Data Flow Diagram, desain penyimpanan data dalam Conceptual Design Model dan Physical Data Model, desain alur proses aplikasi dengan menggunakan flowchart, desain tampilan aplikasi, desain laporan aplikasi, dan desain proses atau prosedur yang terjadi dalam aplikasi. Telah dilakukan verifikasi hasil desain dengan dibandingkan pada spesifikasi sistem yang telah di identifikasi di awal. Dari hasil desain telah dibangun protipe aplikasi berdasar pada hasil desain, dan telah dilakukan ujicoba skenario dengan memasukkan data proyek, data KPI dan data realisasi KPI. Hasil dari aplikasi berupa skor KPI dan skor proyek.
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, hasil desain yang diharapkan sesuai dengan spesifikasi sistem yang dibutuhkan yang digunakan untuk memantau proyek berbasis Key Performance Indikator. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, Anthony A, & Banker, Rajiv D. & Kaplan, Robert S. & Yong, S. Mark (1997) Management Accounting, edisi kedua, New Jersey, Prentice Hall, Inc., p54 Lynch, Richard L. dan Cross, Kelvin F (1993) Performance Measurement System, Warren Gorham Lamont, New York, p328 Gaspersz, Vincent (2003) Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Sig Sixma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah, Edisi 1, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp 67-73 Paul McNan, CMA dan Alfred J. Nanni, Jr, “Is Your Company Really Measuring Performance?”, Majalah Management Acounting, Edisi: November 1994, hal. 56
ISBN : 978-979-99735-4-2 C-15-11