Departemen Riset R’nB Production
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
MODIFIKASI ALAT FORTIFIKASI YODIUM PORTABLE DAN IODINE TEST KIT UNTUK MENANGGULANGI MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI INDONESIA
BIDANG KEGIATAN: PKM-GT
Diusulkan Oleh: Ketua:
ANISATUSHOLIHAH
(G2A 005 017) Angkatan 2005
Anggota : ARIESTYA INDAH P.S. (G2A 005 024) ANNISA SALMAH
(G2A 006 020) Angkatan 2006
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009
Angkatan 2005
Departemen Riset R’nB Production
HALAMAN PENGESAHAN
1.
Judul Kegiatan
: Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit untuk Menanggulangi Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia
2.
Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI
3.
Ketua Pelaksana Kegiatan
(X) PKM-GT
a. Nama Lengkap
: Anisatusholihah
b. NIM
: G2A 005 017
c. Jurusan
: Kedokteran
d. Universitas
: Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah & Tlp : Jl. Desa Cipadung 37, Bandung/08121466744 f. Alamat email
:
[email protected]
4.
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
5.
Dosen Pendamping
: 2 orang
a. Nama Lengkap dan Gelar
: dr. Akhmad Ismail, MSi.Med
b. NIP
: 132 163 894
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Randu Sari, Semarang/ 081325871989 Menyetujui, Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang, Ketua Pelaksana Kegiatan
(dr. Hartono Hadisaputro, Sp.OG(K).) NIP. 140 067 785
(Anisatusholihah) NIM. G2A 005 024
Pembantu Rektor III Universitas Diponegoro
Dosen Pendamping
(Sukinta, SH., M.Hum) NIP. 131 763 894
(dr. Akhmad Ismail, MSiMed) NIP. 131 763 894
Departemen Riset R’nB Production
KATA PENGANTAR
Ahamdulillahirabbil’alamin. Syukur penyusun haturkan kepada Allah Ta’ala yang telah memberikan limpahan karunia sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senatiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihiwassalam yang mengantarkan ummat manusia menuju jalan hidayah. Ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada: 1.
dr. Akhmad Ismail, MSiMed. selaku pembimbing dan konsultan
2.
Prof. Dr. dr. Hertanto W. Subagio, M.S. Sp.GK selaku konsultan
3.
dr. Hartono Hadisaputro, Sp.OG (K) selaku Pembantu Dekan III FK Undip
4.
pihak-pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini.
Penyusun menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan. Semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, 28 Februari 2009 Penyusun
Departemen Riset R’nB Production
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………….. i Lembar Pengesahan………………………………………………………….. ii Kata Pengantar……………………………………………………………….. iii Daftar Isi……………………………………………………………………… iv Daftar Gambar………………………………………………………………... vi Ringkasan……………………………………………………………………... vii
PENDAHULUAN Latar Belakang………………………………………………………………… 1 Rumusan Masalah……………...………………………………..…………..... 2 Tujuan Penulisan…………………………………………………………….
2
Manfaat Penulisan…………………………..……………………………….
2
TELAAH PUSTAKA Yodium ………………………………………………………………………. 3 Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).........................................
4
Upaya yang Telah Ditempuh Untuk Menanggulangi GAKY.........................
6
Efektivitas Fortifikasi Garam Beryodium Untuk Penanggulangan GAKY…. 6
METODE PENULISAN Sumber dan Jenis Data……………………………………………………….. 8 Pengumpulan Data……………………………………………………………. 8 Analisis dan Sintesis Data…………………………………………………..... 8
ANALISIS DAN SINTESIS Masalah Fortifikasi Garam Beryodium Untuk Penanggulangan GAKY…….. 9 Mekanisme Fortifikasi Garam Beryodium…………………………………… 10
Departemen Riset R’nB Production
Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit untuk Mengeliminasi Peredaran Garam Tanpa Yodium…………………….. 12
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan……………………………………………………………………. 15 Saran……………………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Departemen Riset R’nB Production
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik perbedaan IQ pada anak di daerah kurang yodium dengan anak di daerah non-GAKY ……………………………………….. 5 Gambar 2. Fenomena gunung es GAKY……………………………………… 5 Gambar 3. Bagan manajemen GAKY……………………………………….... 12 Gambar 4. Skema Mekanisme Alat………………………………………….... 13 Gambar 5. Modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit….
14
Departemen Riset R’nB Production
RINGKASAN
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah suatu spektrum gangguan yang luas sebagai akibat defisiensi yodium dalam makanan secara terus menerus dalam waktu yang lama yang berakibat atas menurunnya kapasitas intelektual dan fisik pada mereka yang kurang yodium, serta dapat bermanifestasi sebagai gondok, retardasi mental, defek mental serta fisik dan kretin endemik. GAKY di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Saat ini telah diketahui bahwa GAKY memiliki dampak yang sangat buruk terhadap otak yang sedang berkembang. Masyarakat yang tinggal di daerah yang dipengaruhi oleh GAKY berat dapat mengalami penurunan skor Intelligence Quotient (IQ) sampai 13,5 poin lebih rendah daripada masyarakat kelompok kontrol yang berasal dari daerah yang tidak terdapat GAKY. Defisiensi mental ini sangat berpengaruh pada kapasitas belajar anak, kesehatan wanita, kualitas hidup di dalam masyarakat, dan produktivitas ekonomi. Dari dua puluh juta penduduk Indonesia yang menderita gondok, penurunan IQ diperkirakan dapat mencapai hingga 140 juta poin. Penanganan dan pencegahan GAKY khususnya di daerah endemik perlu dilakukan secara kontinyu. Upaya program penanggulangan GAKY secara nasional telah dilakukan melalui program jangka pendek yaitu melalui pemberian suplemen yodium, dan program jangka panjang yaitu melalui penambahan yodium dalam bahan makanan. Di antara upaya tersebut, fortifikasi garam merupakan cara yang paling efektif dan strategis karena garam adalah bagian yang penting dari kehidupan manusia dan merupakan komoditas global. WHO, Unicef, dan ICCIDD menyatakan bahwa salah satu indikator kemajuan eliminasi GAKY adalah persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan efektif berjumlah lebih dari 90%. Sementara itu, jumlah rumah tangga di Indonesia yang telah mengkonsumsi garam beryodium hingga tahun 2003 adalah sebanyak 73% dan tidak mengalami perkembangan yang berarti hingga tahun 2006. Bahkan pada Bulan Januari lalu Dinas Kesehatan Serang melaporkan bahwa sebelas kecamatan di Serang masih endemik GAKY. Hal tersebut menyadarkan kita semua bahwa upaya eliminasi GAKY di Indonesia masih perlu mendapat perhatian khusus. Situasi dan kondisi di Indonesia menunjukkan betapa sulitnya mengatur produsen garam kecil untuk mendukung USI. Pada kenyataannya, program yodisasi garam di Indonesia dalam upaya menanggulangi GAKY sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan untuk menunjang program yodisasi garam tersebut. Di antara penyebab
Departemen Riset R’nB Production
hal ini adalah lemahnya pengawasan mutu yang dilakukan oleh pemerintah. Permasalahan ini menunjukkan diperlukannya suatu cara yang dapat mengeliminasi peredaran garam yang tidak beryodium. Gagasan yang kami tawarkan berupa ”Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit” adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kadar yodium garam yang beredar di masyarakat sekaligus dapat melakukan fortifikasi langsung apabila ternyata kadar yodium dalam garam yang diukur belum memenuhi standar. Modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit terdiri dari dua komponen utama, yaitu iodine test kit dan alat fortifikasi yodium. Iodine test kit berfungsi untuk mengukur kadar yodium sampel yang prinsipnya berdasarkan tes yodium sederhana namun diupayakan visualisasinya berupa tampilan digital berisi informasi kadar yodium sampel serta jumlah KIO3 yang perlu ditambahkan agar mencapai kadar minimum yang ditetapkan. Apabila kadar sudah memenuhi standar maka sampel dapat diambil kembali tanpa melalui proses selanjutnya. Namun bila ternyata kadar yodium yang terkandung dalam garam kurang, maka sampel akan menjalani tahap selanjutnya yaitu proses fortifikasi. Komponen ke dua yaitu alat fortifikasi yodium berfungsi untuk melakukan fortifikasi yodium terhadap sampel garam yang tidak memenuhi standar setelah diukur oleh iodine test kit. Jumlah dan kadar KIO3 yang ditambahkan telah diatur secara otomatis berdasarkan informasi dari tes kadar yodium. Keuntungan dari alat ini di antaranya adalah bahwa dengan alat ini pemerintah dapat mengintervensi tahap terminal dari peredaran garam sehingga melengkapi program eliminasi peredaran garam tanpa yodium serta mengontrol produsen dan distributor garam yang tidak melakukan fortifikasi yodium sesuai SNI. Dengan demikian, alat ini diharapkan dapat menanggulangi peredaran garam yang tidak beryodium ataupun garam beryodium dengan kadar yang tidak sesuai standar yang hingga kini masih dijumpai khususnya wilayah endemik.
Departemen Riset R’nB Production
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah suatu spektrum gangguan yang luas sebagai akibat defisiensi yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama.1 Saat ini telah diketahui bahwa dampak GAKY terhadap otak yang sedang berkembang adalah sangat buruk.2 Masyarakat yang tinggal di daerah yang dipengaruhi oleh GAKY berat dapat mengalami penurunan skor Intelligence Quotient (IQ) sampai 13,5 poin lebih rendah daripada masyarakat kelompok kontrol yang berasal dari daerah yang tidak terdapat GAKY.1,3 Dari dua puluh juta penduduk Indonesia yang menderita gondok, penurunan IQ diperkirakan dapat mencapai hingga 140 juta poin.4
Upaya program penanggulangan GAKY secara nasional telah dilakukan melalui program jangka pendek dan program jangka panjang.4-5 Di antara upaya tersebut, fortifikasi garam merupakan cara yang paling efektif dan strategis karena garam adalah bagian yang penting dari kehidupan manusia.6 WHO, Unicef, dan ICCIDD menyatakan bahwa salah satu indikator kemajuan eliminasi GAKY adalah persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan efektif berjumlah lebih dari 90%.7 Sementara itu, jumlah rumah tangga di Indonesia yang telah mengkonsumsi garam beryodium hingga tahun 2003 adalah sebanyak 73% dan tidak mengalami perkembangan yang berarti hingga tahun 2006.7-8 Bahkan pada Bulan Januari yang lalu Dinas Kesehatan Serang menyatakan bahwa sebelas kecamatan di Serang masih endemik GAKY.9 Hal itu menyadarkan kita bahwa upaya eliminasi GAKY di Indonesia masih perlu mendapat perhatian khusus.
Pada kenyataannya, program yodisasi garam di Indonesia dalam upaya menanggulangi GAKY sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala
Departemen Riset R’nB Production
meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan untuk menunjang program yodisasi garam tersebut.10-12 Di antara penyebab hal ini adalah lemahnya pengawasan mutu yang dilakukan oleh pemerintah.10,12-13 Permasalahan ini menunjukkan diperlukannya suatu cara yang dapat mengeliminasi peredaran garam yang tidak beryodium.14
Gagasan yang kami tawarkan berupa ”Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit” adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kadar yodium garam yang beredar di masyarakat sekaligus dapat melakukan fortifikasi langsung apabila ternyata kadar yodium dalam garam yang diukur belum memenuhi standar.
Rumusan Masalah
Apakah Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit dapat membantu menanggulangi masalah GAKY di Indonesia?
Tujuan Penulisan
Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan gagasan baru dalam menyelesaikan masalah
pengawasan
dan
peredaran
garam
beryodium
sebagai
upaya
penanggulangan masalah GAKY di Indonesia.
Manfaat Penulisan
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. mengetahui pentingnya upaya menanggulangi GAKY, dan 2. menyumbangkan suatu metode baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam program yodisasi garam di Indonesia sebagai upaya penanggulangan GAKY.
Departemen Riset R’nB Production
TELAAH PUSTAKA
Yodium
Yodium adalah sebuah unsur kimia yang terdapat dalam berbagai macam bentuk, terutama adalah yodida (I-), yodat (IO3-), dan yodium unsur (I2).15 Karena yodium merupakan unsur yang larut dalam air, maka erosi oleh sebab apapun akan mengikisnya dari permukaan tanah dan membawanya ke laut. Hal ini terlihat jelas bahwa banyak daerah gondok endemik terjadi pada daerah berkapur dan daerah yang banyak mengalami erosi. Sumber yodium di alam, antara lain air tanah, air laut, organisme laut, dan sumber bahan organik yang beredar di pasaran.13
Yodium merupakan bagian integral dari hormon tiroid, berupa tetrayodotironin (tiroksin atau T4) dan triyodotironin (T3).16-17 Yodium adalah nutrisi yang penting bagi fungsi kelenjar tiroid untuk mengatur pertumbuhan dan metabolisme.18 Hormon tiroid dibutuhkan sepanjang hidup manusia untuk mempertahankan metabolisme serta fungsi organ dan peranannya sangat kritis pada bayi yang sedang tumbuh pesat.19 Efek utama hormon tiroid adalah pengendalian sintesis protein.16 Dalam saluran pencernaan, yodium yang berasal dari bahan makanan dikonversi menjadi yodida yang mudah diserap. Yodium tersebut kemudian memasuki kelenjar tiroid untuk disimpan. Selanjutnya, yodium akan melekat pada residu tirosin dari tiroglobulin membentuk hormon berupa tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3).16 Kebanyakan T3 dan T4 diangkut dalam bentuk terikat plasma melalui protein pembawa.16,22 Kadar T4 plasma jauh lebih besar dari pada T3, tetapi T3 merupakan hormon yang lebih potensial dan siklusnya terjadi lebih cepat. Beberapa T3 plasma dibuat dari T4 dengan jalan deyodinasi dalam jaringan di luar tiroid. Hormon yang bebas kemudian melakukan aktivitasnya pada sel-sel target.16,21
Departemen Riset R’nB Production
Kebutuhan yodium meningkat pada anak yang sedang tumbuh dan wanita pada masa hamil dan menyusui. WHO, Unicef, dan ICCIDD (International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorders) menganjurkan kebutuhan yodium dalam satu hari sebagai berikut:
90 mg untuk anak prasekolah (0-59 bulan),
120 mg untuk anak ssekolah dasar (6-12 tahun),
150 mg untuk dewasa (di atas 12 tahun), dan
200 mg untuk wanita hamil dan wanita menyusui.17
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah suatu spektrum gangguan yang luas sebagai akibat defisiensi yodium dalam makanan secara terus menerus dalam waktu yang lama, yang berakibat atas menurunnya kapasitas intelektual dan fisik pada mereka yang kurang yodium, serta dapat bermanifestasi sebagai gondok, retardasi mental, defek mental serta fisik dan kretin endemik.1,13,22 Pada awalnya gondok endemik disamakan dengan GAKY, namun sebenarnya gondok hanya merupakan sebagian kecil saja dari spektrum GAKY. Walaupun prevalensi gondok kini mulai berkurang, namun dengan tidak terlihatnya gondok tidak berarti GAKY telah tiada.23
Saat ini telah diketahui bahwa dampak GAKY terhadap otak yang sedang berkembang adalah jauh lebih buruk dan hal ini merupakan sebuah tantangan bagi perkembangan sosial dan ekonomi dari berbagai negara.2 GAKY telah mengakibatkan jutaan orang hidup dalam prospek yang kecil. Masyarakat yang tinggal di daerah yang dipengaruhi oleh GAKY berat dapat mengalami penurunan skor Intelligence Quotient (IQ) sampai 13,5 poin lebih rendah daripada masyarakat kelompok kontrol yang berasal dari daerah yang tidak terdapat GAKY.1,3 Defisiensi mental ini sangat berpengaruh pada kapasitas belajar anak,
Departemen Riset R’nB Production
kesehatan wanita, kualitas hidup di dalam masyarakat, dan produktivitas ekonomi.1
Gambar 1. Grafik Perbedaan IQ pada Anak di Daerah GAKY dengan Anak di Daerah non-GAKY.11
Gambar 2. Fenomena Gunung Es Masalah GAKY. 11
GAKY di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. GAKY yang terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan wanita tersebut beresiko pada terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan pada bayi yang lahir berupa gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar, rendahnya produktivitas kerja pada orang dewasa, dan timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat sehingga dapat menghambat pembangunan. Dari dua puluh juta penduduk Indonesia yang menderita gondok, penurunan IQ diperkirakan dapat mencapai hingga 140 juta poin.4
Prof. Dr. dr. Djokomoeljanto, Sp.PD-KEMKD menyatakan bahwa penanganan dan pencegahan GAKY khususnya di daerah endemik perlu dilakukan selamanya. Hal ini disebabkan oleh lahan yang kekurangan yodium baru akan pulih kembali jutaan tahun lagi. Karena itu, sekali ditengarai sebagai daerah GAKY, maka kondisi garam yodium penduduk perlu dipantau selamanya. Oleh karena itu diperlukan identifikasi permasalahan dan strategi tertentu menyelesaikan masalah GAKY.3
untuk dapat
Departemen Riset R’nB Production
Upaya yang Telah Ditempuh Untuk Menanggulangi GAKY
Upaya program penanggulangan GAKY secara nasional telah dimulai sejak tahun 1974 dalam bentuk program jangka pendek dan jangka panjang.5 Program jangka pendek dilakukan melalui pemberian suplemen yodium terutama bagi wanita usia subur di kecamatan endemik berat dan sedang. Sedangkan program jangka panjang dilaksanakan dengan penambahan yodium dalam makanan yaitu dengan fortifikasi yodium dalam garam.4-5 Fortifikasi garam merupakan cara yang paling murah dan efisien karena dapat menjangkau semua penduduk.4-5,22 Selain itu, untuk mencegah berkurangnya kadar yodium dalam garam yang dimasak, telah disosialisasikan pula mengenai cara memasak yang baik sehingga kadar yodium dalam garam tetap memenuhi standar.
Sebagai upaya untuk turut menyukseskan eliminasi GAKY, pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai garam beryodium. Garam beryodium ditetapkan sebagai produk yang wajib menerapkan SNI dalam PP No. 15 tahun 1991 tentang Standar Nasional Indonesia dan SK Menteri Perindustrian No. 29/M/SK/2/1995 tentang Pengesahan SNI dan Penggunaan Tanda SNI secara wajib terhadap sepuluh macam produk industri. Syarat mutu garam konsumsi beryodium sesuai dengan SNI 01-3556.2-1994/Rev 2000 adalah kandungan KIO3 minimal 30 ppm.3 Keputusan Presiden No. 697 tahun 1994 Pasal 1 menyebutkan bahwa garam yang dapat diperdagangkan untuk kebutuhan konsumsi manusia, ternak, pengasinan ikan atau bahan penolong industri pangan adalah garam beryodium yang telah berlabel SNI/SII.23
Efektivitas Fortifikasi Garam Beryodium Untuk Penanggulangan GAKY
Garam adalah komponen homeostasis dalam sistem biologi dan memegang peranan penting dalam aktivitas manusia.6,24 Kelebihan garam di antaranya adalah harganya yang murah dan ketersediaannya yang melimpah. Penggunaan garam
Departemen Riset R’nB Production
yang utama adalah sebagai bahan konsumsi sehari-hari. Manfaat ini membuat garam menjadi bagian penting dari kebudayaan dan peradaban manusia.24 Garam juga mudah disaring dan dibersihkan dengan beberapa teknik, selain itu juga merupakan komoditas global.6,25 Oleh karena secara universal manusia mengkonsumsi garam dalam jumlah kecil yang konstan setiap hari, maka hal tersebut merupakan suatu sarana yang ideal untuk menyampaikan jumlah fisiologis mikronutrien seperti yodium kepada populasi secara besar-besaran.25,27 Selain itu, penambahan yodium ke dalam garam tidak mempengaruhi warna, rasa, dan baunya.25
Pada tahun 1994, WHO dan Unicef Joint Committee on Health Policy merekomendasikan USI (Universal Salt Iodized) sebagai sebuah strategi yang aman, cost-effective, dan berkelanjutan untuk menjamin asupan yodium yang cukup bagi semua individu. Sekarang ini telah diketahui dengan jelas bahwa cara yang paling efektif untuk mengeleminasi GAKY adalah melalui USI. USI menekankan terjaminnya kandungan yodium yang cukup dalam semua garam yang digunakan. Lebih dari tiga puluh negara telah membuktikan efektivitas USI dan berhasil mencapai cita-cita USI yaitu sebanyak 90% rumah tangga menggunakan garam beryodium. Adapun negara lain yang gagal mencapai target, hal itu dikarenakan situasi konflik di negaranya yang telah menenggelamkan segala usaha kesehatan.1 Berdasarkan uraian tersebut, maka fortifikasi garam dinilai sebagai langkah yang efektif dan strategis dalam upaya penanggulangan masalah GAKY.28
Departemen Riset R’nB Production
METODE PENULISAN
Sumber dan Jenis Data
Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini bersumber dari berbagai referensi atau literatur yang relevan dengan topik permasalahan yang dibahas. Validitas dan relevansi referensi yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Jenis data yang diperoleh berupa data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Pengumpulan Data
Penulisan karya tulis ini dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dengan menelusuri rujukan terkini yang terkait dengan topik utama permasalahan. Literatur yang digunakan merupakan literatur yang telah dikaji validitasnya dan mendukung dalam penguraian masalah.
Analisis dan Sintesis Data
Setelah data terkumpul, kami melakukan penyusunan data dengan sistematis dan logis. Gagasan penulis dalam mengembangkan gagasan modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit berasal dari pengamatan empiris dan hasil analisis berbagai rujukan. Struktur modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit ini dikembangkan dari alat fortifikasi garam yang umum digunakan oleh produsen garam, iodine test kit yang sering digunakan untuk survey garam beryodium, serta mekanisme penggunaannya terinspirasi oleh alat bar code mandiri bagi konsumen yang tersedia di beberapa supermarket untuk mengetahui harga barang. Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dan saran yang dibutuhkan demi mendukung gagasan yang kami usulkan.
Departemen Riset R’nB Production
ANALISIS DAN SINTESIS
Masalah Fortifikasi Garam Beryodium Untuk Penanggulangan GAKY
Situasi dan kondisi di Indonesia menunjukkan betapa sulitnya mengatur produsen garam kecil untuk mendukung USI. Yodisasi garam di negara Indonesia dimulai sejak penjajahan Belanda pada tahun 1927, kemudian terhenti di tahun 1945 ketika monopoli garam dibubarkan. Pada tahun 1976 usaha untuk melenyapkan GAKY dimulai lagi dengan bantuan dari Unicef, tetapi tidak berhasil karena minimnya tanggung jawab dan koordinasi di antara para menteri dan sektor swasta
di
dalamnya.7
Upaya
dilanjutkan
dengan
proyek
Intensifikasi
Penanggulangan GAKY (IP-GAKY) yang dilaksanakan dengan dana pinjaman Bank Dunia sejak tahun 1997 sampai tahun 2003 untuk mempercepat penurunan prevalensi GAKY melalui pencapaian USI.1 Berkat usaha serta pinjaman Bank Dunia dan Unicef,4,7 penggunaan rumah tangga terhadap garam cukup yodium meningkat secara bermakna dari 50% di tahun 1995 menjadi 73% di tahun 2003.7
Upaya eliminasi GAKY di Indonesia masih perlu mendapat perhatian khusus. Data survey GAKY terakhir dari Unicef menyatakan jumlah rumah tangga di Indonesia yang telah mengkonsumsi garam beryodium hingga tahun 2006 adalah sebanyak 73%.8 Hal ini menunjukkan tidak adanya perkembangan yang berarti dalam beberapa tahun terakhir, padahal pemerintah telah mencanangkan Indonesia sehat 2010 dengan salah satu programnya yaitu pencapaian USI atau persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan efektif lebih dari 90%. Sementara itu data dari Dinas Kabupaten Serang menyatakan bahwa saat ini sebelas kecamatan di Serang masih endemik GAKY disebabkan banyaknya peredaran garam di masyarakat yang tidak beryodium.9 Selain wilayah Serang tentu masih ada beberapa wilayah lain di Indonesia yang endemik GAKY. Akankah Indonesia mampu mencapai USI pada tahun 2010?
Departemen Riset R’nB Production
Prof DR. Dr. Djokomoeljanto, SpPD-KEMKD menyatakan bahwa penanganan dan pencegahan GAKY khususnya di daerah endemik perlu dilakukan selamanya sebab lahan yang kekurangan yodium baru akan pulih kembali jutaan tahun lagi.3 Pernyataan ini sejalan dengan kondisi di China ketika negara tersebut secara keseluruhan telah meraih sasaran 90% pencakupan garam beryodium, ternyata beberapa daerah masih berada jauh di bawah sasaran tersebut dan masih terus diupayakan eliminasi GAKY.7 Oleh karena itu diperlukan identifikasi permasalahan dan strategi tertentu agar pencapaian USI di Indonesia dapat tercapai secara berkesinambungan.
Program yodisasi garam di Indonesia dalam upaya menanggulangi GAKY sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan untuk menunjang program yodisasi garam.10-12 Beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat adalah: (1) harga garam beryodium yang lebih mahal dibandingkan dengan garam yang tidak beryodium, membuat masyarakat lebih memilih garam yang tidak beryodium untuk konsumsi sehari-harinya, (2) minat dan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap garam beryodium, (3) kurangnya kesadaran produsen untuk memproduksi garam beryodium sesuai dengan nilai kandungan minimal sehingga banyak garam beryodium yang tidak memenuhi syarat, (4) lemahnya pengawasan mutu yang dilakukan oleh pemerintah, (5) ketersediaan garam beryodium yang memenuhi persyaratan belum memadai.10,12-13
Mekanisme Fortifikasi Garam Beryodium
Fortifikasi adalah upaya meningkatkan mutu gizi makanan dengan menambahkan zat gizi tertentu pada makanan. Zat gizi tersebut tidak terdapat dalam makanan itu. Menurut Soekirman (2006) ada 2 jenis fortifikasi yaitu fortifikasi wajib dan sukarela. Fortifikasi wajib adalah fortifikasi yang harus dilakukan berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Sedangkan fortifikasi sukarela
Departemen Riset R’nB Production
dilakukan sendiri atas prakarsa produsen dengan maksud meningkatkan nilai tambah produknya.29
Tidak semua makanan dapat difortifikasi untuk tujuan mencegah kekurangan gizi. Hanya makanan tertentu yang memenuhi syarat yaitu: pertama, makanan yang relatif banyak dan terus menerus secara teratur dimakan oleh masyarakat termasuk masyarakat miskin; kedua, makanan itu diproduksi dan diolah oleh pabrik yang terbatas jumlahnya agar mudah diawasi proses fortifikasinya; ketiga, tersedia teknologi fortifikasinya untuk makanan yang dipilih; keempat, makanan tidak berubah rasa, warna dan konsistensi setelah difortifikasi; kelima, tetap aman dalam arti tidak membahayakan kesehatan; keenam, harga makanan tetap terjangkau oleh daya beli konsumen yang menjadi sasaran.30
Yodium ditambahkan sebagai potasium yodat (KIO3) ke dalam garam setelah proses penyaringan dan pengeringan, dan sebelum packing.25,31 Ada 2 cara yodisasi: 1. Yodisasi cara basah, dimana potasium yodat (KIO3) pertama kali larut dalam air untuk membuat larutan yang terkonsentrasi. Larutan ini dapat ditebarkan atau disemprotkan pada garam pada kadar yang seragam.25,31 Keistimewaan cara ini adalah cost-effective nya.25 2. Dalam cara kering, KI atau KIO3 pertama dicampur dengan kalsium karbonat dan/atau garam kering dan serbuknya kemudian disemprotkan pada garam kering dengan jumlah yang lebih banyak.25,31 Teknik ini lebih rumit, membutuhkan garam dalam bentuk kristal kecil yang homogen dan melalui pencampuran
garam
setelah
penambahan
yodium,
perlu
dipastikan
pemerataannya.25 Sebab jika pencampuran tidak adekuat, beberapa bagian garam akan terdiri dari yodium yang terlalu banyak dan yang lainnya terlalu sedikit.25,31
Departemen Riset R’nB Production
Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit
untuk
Mengeliminasi Peredaran Garam Tanpa Yodium
Kami menawarkan gagasan modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit sebagai salah satu upaya melengkapi program eliminasi peredaran garam yang tidak beryodium dengan mengintervensi tahap terminal dari peredaran garam, yaitu penyediaan alat iodisasi garam disertai alat tes kandungan yodium yang dapat ditempatkan di pasar-pasar tradisional atau tempat penjualan lainnya terutama di daerah endemik GAKY. Alat ini diupayakan portabel atau mudah dimobilisasi sehingga dapat dengan mudah disediakan dan dijangkau oleh masyarakat.
MANAJEMEN GAKY
Jangka panjang
Universal Salt Iodized
m a s a l a h
Fortifikasi bahan pangan
Jangka pendek
Multiple fortification
Peraturan dan peran pemerintah
Suplementasi yodium
Penyuntikan larutan minyak beryodium
Kesadaran Masyarakat
Pemberian kapsul beryodium
Harga
Pengadaan dan Distribusi
Alat Fortifikasi Portable
Gambar 3. Bagan Manajemen GAKY
Departemen Riset R’nB Production
Modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit terdiri dari dua komponen utama: 1. Iodine Test Kit Komponen ini berfungsi untuk mengukur kadar yodium sampel yang prinsipnya
berdasarkan
tes
yodium
sederhana
namun
diupayakan
visualisasinya berupa tampilan digital berisi informasi kadar yodium sampel serta jumlah KIO3 yang perlu ditambahkan agar mencapai kadar minimum yang ditetapkan. Apabila kadar sudah memenuhi standar maka sampel dapat diambil kembali tanpa melalui proses selanjutnya. Namun bila ternyata kadar yodium yang terkandung dalam garam kurang, maka sampel akan menjalani tahap selanjutnya yaitu proses fortifikasi. 2. Alat Fortifikasi Yodium Sampel yang telah diukur kadar yodiumnya dan ditetapkan jumlah KIO3 yang perlu ditambahkan kemudian difortifikasi dengan cara penyemprotan ataupun injeksi, tergantung jenis sampel atau sesuai keinginan pengguna. Jumlah dan kadar KIO3 yang ditambahkan telah diatur secara otomatis berdasarkan informasi dari tes kadar yodium.
Alat tersebut secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut Garam
Pemeriksaan kadar yodium
Kadar yodium sesuai SNI?
Ya
Tidak
Fortifikasi
Gambar 4. Skema Mekanisme Alat
Dapat diambil kembali
Departemen Riset R’nB Production
1
10
2
9
3 4 8 7 5
6
Gambar 5. Modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit Keterangan gambar: 1. Layar informasi kandungan garam 2. Tempat masuk garam 3. Tombol untuk melakukan tes kadar yodium 4. Tombol untuk melakukan fortifikasi yodium 5. Penutup bagian bawah yang dapat menutup dan membuka
6. 7.
Sprayer/injeksi yodium Tempat mengambil garam yang telah difortifikasi (dapat disertai pengepakan) 8. Kompresor 9. Tabung KIO3 10. Petunjuk penggunaan
Alat ini dapat dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan khususnya di daerah endemik untuk mengawasi peredaran garam tanpa yodium sekaligus melakukan fortifikasi bila tidak memenuhi standar. Dengan alat ini pemerintah dapat mengintervensi tahap terminal dari peredaran garam sehingga melengkapi program eliminasi peredaran garam tanpa yodium serta mengontrol produsen dan distributor garam yang tidak melakukan fortifikasi yodium sesuai SNI. Selain itu, untuk medukung efektifitas penggunaan alat ini maka perlu dilakukan upaya sebagai berikut: 1.
penggunaan alat dibantu oleh pengawas atau pemandu yang dapat membantu menggunakan alat tersebut serta mencegah penggunaan berlebihan atau penyalahgunaan,
2.
melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya yodium dan bahaya GAKY sehingga akan timbul kesadaran mayarakat serta kepedulian untuk memastikan bahwa garam yang dikonsumsi adalah garam beryodium, dan
3.
menindak lanjuti produsen serta distributor garam yang tidak melakukan fortifikasi yodium sesuai SNI.
Departemen Riset R’nB Production
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penanganan dan penanggulangan masalah GAKY merupakan tanggung jawab bersama. Fortifikasi garam merupakan suatu cara yang paling efektif dan strategis untuk menanggulangi masalah GAKY di Indonesia dan pengawasan garam beryodium yang beredar di masyarakat memegang peranan penting di dalamnya. Namun pada kenyataannya, masih banyak garam yang beredar di masyarakat yang tidak mengandung yodium sesuai SNI. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemecahan masalah yang efektif untuk mengawasi garam beryodium yang beredar di masyarakat sekaligus cara fortifikasi yang mudah dan terjangkau yang dapat dilakukan masyarakat pada umumnya apabila garam beryodium yang dimiliki tidak sesuai dengan SNI. Dengan adanya modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit ini, maka masalah pengawasan dan peredaran garam yang tidak beryodium dapat diselesaikan sehingga dapat mempercepat eliminasi GAKY di Indonesia.
Saran
Modifikasi alat fortifikasi yodium portable dan iodine test kit membutuhkan kerjasama dari berbagai sektor khususnya antara sektor kesehatan, sektor perindustrian garam, sektor teknologi, dan sektor pasar. Penyuluhan dan sosialisasi kepada berbagai elemen masyarakat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya garam beryodium. Selain itu, suatu penelitian observasional diharapkan dapat dilakukan untuk menguji efektifitas penggunaan modifikasi iodine test kit dan alat fortifikasi yodium portable dalam penanggulangan masalah GAKY.
Departemen Riset R’nB Production
DAFTAR PUSTAKA
1.
World Health Organization. Assessment of iodine deficiency disorders and monitoring their elimination: A guide for programme managers. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data, 3rd ed [Online]. 2007 [cited 2008 October 23]. Available from: who.int/reproductive-health/docs/iodine_deficiency.pdf
2.
International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorders. Iodine deficiency [Online]. 2008 [cited 2008 Nov 02]. Available from: http://www.iccidd.org/pages/iodine-deficiency.php
3.
Djokomoeljanto. No date. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY). Department of Internal Medicine Diponegoro University-Dr Kariadi Hospital, Semarang
4.
Anonim. Gangguan akibat kekurangan yodium. Dinas Kesehatan Kulon Progo [Online]. 2007 Nov 3 [cited 2008 Oct 23]. Available from: www.dinkeskabkulonprogo.org/?feed=rss2
5.
Marihati. Pemantauan mutu garam beryodium. Jurnal GAKY Indonesia. 2006; 5:1-2. ISSN: 1412-5951
6.
Shelswell K. A pinch of salt: fortification with iodine and iron. BioTeach Online Journal [serial online]. 2003 March [cited 2008 October 25]; 1(1):3136. Available from: http://www.bioteach.ubc.ca/Journal/V01I01/3136nutrient.pdf
7.
United Nations System. Global progress in addressing iodine deficiency through USI: The makings of a global public health success story-The first decade (1985-1995). SCN News: Universal Salt Iodized (USI) No.35 end2007 [Online]. ISSN 1564-3743. Available at: http://www.unsystem.org/SCN/Publications/SCNNews35.pdf
8.
Unite For Children (Unicef). At a glance: Indonesia. No date [cited 2008 Nov 4]. Available from: http://www.unicef.org/infobycountry/indonesia_statistics.html
Departemen Riset R’nB Production
9.
Anonim. 11 Kecamatan di Serang masih endemis GAKY. Departemen Kesehatan Republik Indonesia [Online]. 2009 Jan 29 [cited 2009 Feb 28]. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=330 1
10. Djokomoeljanto. Spektrum klinik GAKI, dari gondok hingga kretin endemik. Jurnal GAKY Indonesia 2002 (Desember); 3:1. ISSN: 1412-5951 11. Ritanto, MJ. Faktor resiko kekurangan iodium ada anak SD di kecamatan Selo kabupaten Boyolali. Jurnal GAKY Indonesia 2003 (April); 4:2. ISSN: 1412-5951 12. Cahyadi W. Pengaruh lama pemasakan terhadap kestabilan garam beryodium dalam sediaan makanan. Jurnal GAKY Indonesia 2005 (April, Agustus, dan Desember) 4:1-3. ISSN: 1412-5951 13. Djokomoeljanto R. Juni 2006. Gangguan akibat kurang yodium. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4 jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. p. 1944-48. 14. Siswono. Pemerintah sediakan alat iodisasi garam di pasar [Online]. 2001 Nov 28 [cited 2008 Nov 2]. Available from: http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1006846220,47580, 15. International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorders. FAQs about iodine nutrition[Online]. 2008 [cited 2008 Oct 29]. Available from: http://www.iccidd.org/pages/iodine-deficiency/faqs.php 16. Picauly, Intje. November 2002. Iodium dan gangguan akibat kekurangan iodium. Bogor: Disertasi Program Pasca Sarjana IPB 17. Dewoto HR. 2007. Vitamin dan mineral. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. p. 792. 18. WHO. Iodine, the problem: About iodine deficiency [Online]. No date [cited 2008 Nov 4]. Available from: http://www.unicef.org/nutrition/facts_iodine.html
Departemen Riset R’nB Production
19. Rustama DS. Skrining (uji saring) hipotiroid pada bayi baru lahir, suatu upaya deteksi dini hipotiroid congenital (HK). Jurnal GAKY Indonesia 2003 (April) 4: 2. ISSN: 1412-5951 20. Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC. p. 1187-1199. 21. Schteingart DE. 1995. Penyakit Kelenjar Tiroid dalam Price SA. Patofisiologi Edisi Empat. Jakarta: EGC. p. 1070-1081. 22. Siswono. GAKY, Penyakit penyebab retardasi mental [Online]. 2001 Nov 27 [cited 2008 Oct 16] Available from: http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1006762874,96789 23. Repotnya
Mengkampanyekan
Garam
Beryodium
di
Indonesia:
Garam, Jangan Cuma Asin, Harus Beryodium [Online]. 2003 Jan 16 [cited 2008 Oct 29]. Available from: www.kompas.com 24. International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorders. Background on salt [Online]. 2008 [cited 2008 Nov 2]. Available from: http://www.iccidd.org/pages/protecting-children/fortifying-salt/backgroundon-salt.php 25. World Health Organization and Food and Agriculture Organization of the United Nations. Guidelines on food fortification with micronutrients [Online]. 2006 [cited 2008 Nov 2]. ISBN: 92 4 159401 2. Available from: http://www.who.int/nutrition/publications/guide_food_fortification_micronutr ients.pdf 26. Balai Penelitian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Bioyodium merupakan fortifikan yang efektif untuk penanggulangan GAKY [Online]. 2007 March 2 [cited 2008 October 23]. Available from: http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2007komarietal 2404&q=gaky 27. International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorders. Why fortify salt [Online]. 2008 [cited 2008 Nov 2]. Available from: http://www.iccidd.org/pages/protecting-children/fortifying-salt/why-fortifysalt.php
Departemen Riset R’nB Production
28. Chen J, Wu H. Fortification of salt with iodine [Online]. No date [cited 2008 Nov 2]. Available from: http://www.unu.edu/unupress/food/V192e/ch14.htm 29. Pengertian fortifikasi [Online]. No date [cited 2008 Nov 4]. Available from: http://www.fortifikasiindonesia.net/content/view/11/79/ 30. Bahan makanan yang dapat difortifikasi [Online]. No date [cited 2008 Nov 4]. Available from: http://fortifikasiindonesia.net/content/view/12/79/ 31. International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorders. How salt is iodized [Online]. 2008 [cited 2008 Nov 2]. Available from: http://www.iccidd.org/pages/protecting-children/fortifying-salt/how-salt-is iodized.php
Departemen Riset R’nB Production
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
Nama
: Anisatusholihah
NIM
: G2A 005 017
Tempat Tanggal Lahir
: Majalengka, 22 Mei 1987
No. Telp/HP
: (024) 91307393 / 08121466744
Email
:
[email protected]
Alamat
: Jl. Gergaji I/5, Semarang
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
:
1. Stem Sel untuk Terapi Penyakit Jantung 2. Nigella sativa Suatu Complementary and Alternative Medicine (CAM) dari Ath Thibb An Nabawy untuk Terapi Kanker 3. Potensi Biomedik Biota Laut Gorgonian Isis hippuris Sebagai Antikanker dan Anti-Multidrug Resistant untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat 4. The Effects of Gorgonian Isis hippuris on Histologic Grades Score of C3H Mice Adenocarcinoma Mammae 5. Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit untuk Mencapai Universal Salt Iodized (USI) dalam Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : 1. Juara Harapan I LKTI tingkat Nasional Scientific Fair 2007 FK Undip 2. Juara II Lomba Poster Ilmiah tingkat Nasional Scientific Fair 2007 FK Undip
Departemen Riset R’nB Production
2.
Nama
: Ariestya Indah Permata Sari
NIM
: G2A 005 024
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 22 Maret 1987
No. Telp/HP
: (024) 8447451 / 08128402011
Email
:
[email protected]
Alamat
: Jl. Gergaji I/5, Semarang
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
:
1. Nigella sativa Suatu Complementary and Alternative Medicine (CAM) dari Ath Thibb An Nabawy untuk Terapi Kanker 2. Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit untuk Mencapai Universal Salt Iodized (USI) dalam Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia 3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Nigella sativa Terhadap Produksi NO Makrofag Mencit Balb/c yang Diinfeksi Salmonella typhimurium Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : 1. Juara II Lomba Poster Ilmiah tingkat Nasional Scientific Fair 2007 FK Undip
3.
Nama
: Annisa Salmah
NIM
: G2A 006 020
Tempat Tanggal Lahir
: Bandung, 2 Mei 1988
No. Telp/HP
: 081390678550
Email
:
[email protected]
Alamat
: Jalan Yogya
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
:
1. Modifikasi Alat Fortifikasi Yodium Portable dan Iodine Test Kit untuk Mencapai Universal Salt Iodized (USI) dalam Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih: -