VI.
IMPUKCbSl KEBCJAKAN TERHADAP PERlLAKU PERMINTMN DAN PENAWARAN KAYU Dl INDONESIA
1
l m p h i K8bQak.nyang Hengarah kepda Revisi Kebudcan lntsgnsi P d u k d Kayu Bulat dengan tndustri Penwlahan K.yu Hulu
I
hama kayu hlat akan diikuti okh penurunan
Peningkatan -an
permintaan sebmr 1.365 e
n permintaan kayu bum &in akan diikuti deh
peninglcatan pmintaan terhadap kayu gergajian dan Imyu tapis. Selanmya apabila peruhhan pminglratm ham kayu bulat diikuti oleh pmingkatan ham kayu gergajian atau kayu lapis, maka penrbahan be-
psnurunan v
a
alum diikuti OM
n lcayli gergajbn dan layu lapis. SebalPmya, penurunan
harga kayu krlat secara la&iurtg akan diikuti OM penurunan permintaan kayu
gwga@hndan kayu lapis. Berdasa-n
model tersebut di atas, pola peribku permintaan kayu bulat, kayu
gergajin, dan b y u lapis cendenrng ditentukan oleh kekuatan dari produsen
kayu bulat untuk mengarahkan penninhan domestik, yaitu melalui upaya memakslmfkan kuntungan mlalui peningkatan harga kayu bulat yaw secara
Isngsung akgn meningkatkan pemintaan masyambt tehadap kayu gergajian dan kayu lapis. S e b a l i a apabila dilhat dari kemmgkhan berjadinya penurunm harga kayu krlat di pasar input yang bemkibat akan menurunlran p e r m m n kayu gwgajian atau kayu lapis di pasar output, menunjukkan bahwa produsen
kayu gergajii atau layu lapis memiliki kekuabn yang besar unkrk menunmkan
jumlah hawaran kayu gergajiin atau kayd lapis di pasar domatk Perilaku ini
menunjuldcan bahwa komponen marjin keuntungan t&mf
ymg mungkbr
a
dipmleh p m b m layu olahan hm~mberdad penjualan kayu butat. Dengan
demIkian pmbm kayu olahm cenderung menurunkan penawaran kayu
gergajbn atau kayu lapis untuk mengantisipasi penurunan h a m kayu bulat yang
mengakibatkn meningkatnya permintam terhadap @yu bulat. Perilaku pemintaan pasar domestik tersebut hanya mungkin teijadi ketika
produsen kayu bulat selcal~usbertindak sebagai konsumen kayu krlat, sehikeputusan unbk meningkatkan harga k y u blat dapd diintegrasibn kepada
peningkatan p a w a r a n kayu gergajian atau b y u lapis di pasar donmtk
Berdasarkan poQ perilaku pemwntaan kayu di pasar domestik temkrt Berlihat bahwa kebijakan p m r h b h unhk menghQegtasikan p m h k s i kayu bulat
dengan indusbi kayu lapis berdanpk -a kayu buM yang -us
tedmtuhya perilaku pmdusen
berperan sdmgai produsen kayu m a j i a n d a k~y u
lapis yang mnpu menentukan jumlah pem#ntaan kayu getgajian dan lay Lapis di pasar domestik. Oampak negatif dad Wijakan tersebut adalah produsen
kayu gergajm dan kayu lapis yang menghtegrasikan pmduksi lcayu buht ke
dalam hdwhya belum mampu men^^ nilai hmbah dad hasil olarhan
kayu gergajian atau kayu lapis, dan mash bertumpu Icepada mjin keuntilngan yang mungkh d i m l e h dari produksi kayu bum Oengan kata &ah, kebijakan untuk menghtegrasikan produksi kayu bulat m a n kayu olahan menrpabn
bdlle nedr
mi pengembangan industri kayu dahan, yaw danjuhya akan
memba&si kek&erlaan industri kayu okhan lainnys di dalam pasar domestik
Selaii ihr, dmgan asumsi bahwa praduksi kayu buht blah dbsua~&anw a n kapashs prodylcsi industri yang terintsgrasi vingkatan keilrutsedaan industfi .
kayu otahan non HPH di pasar output akan diikuti oleh peningkatan pmamran kayu buM di paaar input secara Hegal. Perilah yang terbeotuk oleh kbijakan
tembut y m g secam tidak langsung akan memberi insentif tajadimys pacepatan kerusakan hutan atam.
Kecendmngan ini diiukung OManafisis madd perrawam yang mnunjukkan rendahnya pengaruh f a k r harga kayu bubt bmadap penawaran produlcsi kayu .
bulat, dan di sisi lain peningmn harga penawaran domestik kayu bulat leMh ditentukan oleh peningkatan harga mawaran domestik kayu M a t p&a b h n
sebelumnya dan pningkatan jumlah penawaran domestik kayu kdPt p d a Eahun sebelumnya. Selain itu apabila ditinjau dari bsamya selisih p m h b m n
dengan
penawaran kayu bulat, kayu hpia dan kayu w j i m yaw dillcan oleh Mijakan devakrasi nilai tukar rupiah Mmdap US $ dm suku
pinjaman
pada hhun 2003,2010, dan 2020 menunjukkan Wwa pmhgkatan W
kayu bulat dosnestik yang b
n
r hanya diilruti oleh h m a m p m penawaran pennintsan. S
pmduW kayu buht sekitar 70 % dari ju-h
m m t M insentif kepads tefjadhya keghatan W@
ymg
h hi a l m
alcm bemwrara
kepada penhgkatan kerusakan hutan secara nyata. Pertimbangan #ed~*p
terbentulmya pola perilaku m
a
n d m penawaran
kayu di p a w domestik bmbut m u n t u t pemennEah urtuk n m d s i w k a n
yang mengntegmsihn produksi h y u krht chgan Mu&i kayi w
a
kayu sebagaimana ditetapkan dalam SKB Tiga MmWi 1980 yaw M
i n
dikembangkan kepada Keputusan Me&d tentang Bentuk Pemilikan dan K-in
n
~~ No. -U1993 Hak Pengwhaan hub^ dmgan
Industti Pengokhan Kayu Hulu mewajibkan pemegang W H mtuk m d w n
industri pengolahm kayu hulu (IPKH) atau terkait dengan indu*
molahan
kayu melalui pemilikan saham.
Seam hipdesis, W a k a n disinbegrasi pmduksi kayu bulat dengaan PW bmht
dam rnenghasilkan
poslta
mtam bin (a) bdmtuhya
mekadsm pemtmntukan harga kayu butat di pasat hpt, @) menhghtbn eWmsi penggunaan kayu bulat m r n p s e g pw@ahan
kayu, dm (c)
tersedianya peluang usaha yam -ma
antara setiap pengumha JPKH untuk
mempemleh kayu bulat. Penerapan kebijakan dishtegrasi produksi kayu bulat dengan IPKH, yang berarti
mengembalikan pasar kayu bulat ke dabm pasar persaingan smpuma, dimana setiap konsumen kayu bulat secara bebas dapat mmgakses d i a p produksi
kayu bulat yang dipasarkan. Dengan demikian m r a h#mb& produsen lmyu bulat a h m a w menetapkan harga kayu bulat sesuai dewan f a k biaya produksihya. Selain itu, kebijakan d i i r a s i
tembut akan memprmudah
m a w a s a n pemerintah temadap aliran lcsyu klat dari huh ke hilir. Oengan -tuknya
., -
harga kayu hht di padiar input, tPKH yang selama ini
memiliki HPH ¶id& dapat lagi mhlarkan subsidi silang Bemadap kegiatan industri melakri penundaan atau pemutihan pembayamn haga kayu bulat di
dabm industrinya. Penundaan atau pemutihan pembayaran harga kyu bulat
tembut akan menurunkan d k h s i penggunaan k a y bubt dalam produksi lPKH serta' memkrikan pelwng usaha yang sama bagi IPKH yang tidak
merniiiki HPH. 6.2 Implikrri Kebijakan yang Mengarah krpda Penmanun Pengelohan Huttn yrng Oklasarkan pada PdPk#nran Inwrrtrriusi Hubn dengan Intensibs yang Tinggi Owergensi peningkatan permintan kayu di masa mend-
ysng disertai oleh
terbatasnya w a r a n lcayu nmghanrskan pnmhtah menerapkan Wijakan
-Canaan
pengelolam hutan dalam stdun& areal h j a HPH yang didadsarkan
hasil hntarisasi hutan dmgan inbensitas yang tinggi. K8mderuqpn yang bmpak dslam h a d simulasi bmbut, keb@kan vingkabn haga kayu cendenmg m m p u memperkecil d i i s i apabila diikuti oleh penurunan suku
bunga pinjaman, nilai tukar rupiah bemadap US S yang tidsk Malu tinggi, dan
tdah Wpdi peningkatan pendapatan masyaralcat. Akan .mi, penempan
kebplcan penhghtan harga h y u sebagai instwmen kebijakan untuk mnekan pemuntaan dan meningkatlcstn penawamn produksi kayu m a m belurn mampu secara efeldit m r u n k a n divecgensi permintam dan pnrinrvaran hyu domestik. 88hkan kemngkinan yang teqadi dabm penempan kgbijakan bmbut a h memaar whys
kenmkan hutan akibat menhglralnya hmtif m a kayu
mik e g i n illegal l o g i . Dafam kmdisi perelronomian yang masih bdumpu pada nilai suku bung8 yaw mi,hktuasi nihi tukar mpiah M W a p US $ yang
pn i-
b r , dan
mdahnya p e r d m n masyarakat, W r a h i p l a i s W k a n yaw dapt d
i
i untuk v a n i h i v
a
n dm putwaran adalah dengan fmd
mnmtukan tbgM produksi kayu krlat pada kerangka su-
maqpmd. m
a
Hali ini betarti b a h kebijalcan terdwt pedu didemrlran pada
n p&mi dan tinglrat produbi kayu bulat y a q akuW dari sat@
pmgmg HPH. Sebma hi, kebijakan pemberian HPH hanya didasarlran pada h a d inmtamsi
w. Kebijakan ini mncul dilatarbelabngi OMkrisis eltonomi Indonesia padr tahun 1965 h h n dengan htmsiEas yang tidak lebih dari 1 persen ( G m
1987 mmgmhkan pemdntah untuk menhghihn produksi kayu mbagai
sumbdmp yang dapt d
i dengan biaya yaw relartif
m n g h m n p m f h a a n bagi pemerint;rh -fa
dan
rtW&
oepat dan dahm ju*
yang
m r . : W k a n pmmpan htmdbs hwdariaa$ hutan yang W pada
sa# Ibr- mmqabn up8ya
m h k :meningkatkan k
e
i
n
4-
Pedmgan (RSP) dengan inhsitas I00 % diabaikan deh pemerintah karma
-
lTSP bmht dilakukan oleh W H dan tidak valid. S
mdahnya W m s b inwmbrisasi h l a n yang t%mbut
pekrarrg kBp&a
produksi yaw -mya
melakulcan piqaw#an
Dahm ha1 hi -h
W y a y terbentuk dad
deh h m y a m s i hubn
ml t m l k
tidak m l 3 h p m tinglcat
dan wmWn m m p m ~ & fmwinhh untuk Ber)cadap kegietan
-haan
furEpn
oleh HPH.
dihadaphn lrspada lw&4an untuk m q k a h h s i
pndapatan W kd~utanansecara ahrat dm~kelemahan d a b mempredw
mipembangunan.
produh W yang
Secara hipobesSs, upaya
d i u q e d p a w a r a n dan pmnhtaan di
masa yarrg a h dabfq adalah melahi perlgaturan jat& produksi tcayu bum
-m
optimal, dhma
in&=
hutan .ebesar 100 % y ~ l l g-pi
HPH. implkasi -kin
kayu di dalam n
pmhbi tmeW hams dipwhitlgkan dengan
ini akan mengarahkn keg&
Oleh abn
-mg
paencs~an pcoduksi
w n r a akumt, dimana pemerinEah dapat merrperhituwlcan
memadai. Sehingga
secam e h o &
setiap HPH akan mampu membiayai
penanaman dm petiindungan hutan.
6.3. knplikrd Kuwkan yang Mengarah b p d a Penlngkrtan EAsiensi Penggunun Kayu Bulat dl dalam lndurtri Pengokhan h y u PekeWmgan penawatan k y u bulat yang semakin terbatas yang d m i
permintaan hyu olahan png m s mhgM nmgarahkan pemerinhh untuk menerapkkn h!b@lcan pmggmm kayu bulat datam industri seam e b k n ,
yaw kd@km yang mmpu n m h g b t b n produksi kayu ohhan dari satu satuan irput kayu buW yang digmahn.
Sgcara hiptem peningkaCan efWmsi
hi dperlrirakan airan m a w menufunkan Wmjangan penawam clan permintaan byu olahan.
W
i instrumen kebijahn untuk meng)etahui sumber kayu yang masuk ke
dabm industri, &item h
dalam kntinyuitas pelahman audit S i M audit yang
menl%b'
-d
k baQk Behadap hdustri-indusbi #mgdahan kayu
beium m a w
i n d i i a r yang dapat diinskan
untuk menhi lrinerja dari interaksi produksi kayu bulat denpn indusbinya. Mekanisme audit aliran kayu hi diperlukan kelika pembangunan industri pengokhan kayu den$an kapasitas yaw tinggi
dukungan maris
sumberdaya kayu bulat yang memadai d e n m g akan m j a d i tujuan
pemasaran hyu buM illegal. m l i k n y a , pembangunan IPKH dmgm impasitas rend& yang d i d u r n oleh sumkdaya kayu krlat yang tinggi' m r a Febtif
akan s&
mtdc mecapai titik optknal d&m
pemanfaatan nilai dmomis
sudwdaya hubn. Tidak
produCcsi lcayu butst tampak dalam modet penawaran produksi .
ksyu buW ysngi OBndemg ditentubn
oleh fa-
h p d t a s indurtri kayu
.
...'."" ,-"..""
W'...".
J --------'
- . ....-.. .*.
.
"
IBB
indusbi kayu gergajian masih dapat dimaksimalkan dan tebp memberi insem t e m h y a peningkatabn kapasitas hdustri kayu gergajian di dslam mgeri. k
Selain h, mdahnya efisiensi W&i kayu gagajian diqp akan menentulmn bgsamya penganrh impasitas indusbi kayu gergajian brhadap mawaran kayu
bulat. Hal hi diiuhng oleh model harga penawaran domestik lcayu bulat yam
sangat ditentubn oleh harga mawaran kayu bulat pada tahun sahiumnya. Berdassrlcan asumsi bahwa penhgkatan hama penawaran kayu buM menrpakan konsekuensi dari adanya peningkatan penggunaan tehologi pmduksi kayu bulat, maka secara hipotesis penawaran produksi kayu hlal akan
w b n m a n penirgkatan harga penawamn domestik kayu bulat
men@&
dari harga penawaran tahun sebelurnnya. Dengan dernikian. besamya pengaruh h a w perrawam domestik kayu bulat pada tahun sebelumnya bmadap harga
mawaran domestik ksyu bulat
tahun berjalan yang Wak diikuti oleh
peningkatan jurnlah penawaran produksi kayu bulat menunjukkan bahwa dabm
produksi kayu bulat b&m efrsien.
-
-
Perilah penamran kayu bulat yang tidak melalui metcanisme h a m cenderung
akan mengaldbatkan mdahnya alhyn pendamn dad produksi hyu buht k p d a tindakan konservasi h h n . Terbentuknya sihrasi penawamn produksi
kayu hlat yaw mengarah kepada percepaEan kerusakan hutan menunhit pesubahrtn kebigakan pgmerinbh W k fmgera melakukan penebpan &ndard
kodWen efisiensi rasio input a n output mdustri W l a h a n kayu k m m a sama
dengan penenban batas tedmggi dan te-
dari kpawhs IPKH ~
r
k
m
potensi kayu bulat yang ada. Penetapan standard koefisien efisinsi rasio input output PKH alcan mmbbsi
penggunaan teknologi dahm industri pangolaha lcayu pgda m
i yang
mampu mengahasillcan satu-satuan output yaw tinggi darl sahwatuan inprt
tehdap batas kapasiEas intake dari industn' d-plran
berdasarkan daya dukuq~
dahm periode Bertentu.
l
kayu bulat dad wilayah industri
m a n demildsn da@ d
w bmknya
mekanivne adit plimn kayu yang dapat digmakin sscsra
dalam rr#nusnaau dan rnengevaluasi kinerja selanjutnya dapat mengarahkan penawann pmdulai
mkanisme trarga kayu bulat.
~ hukr u yang
dew dan m'''-r'
b y u buW dan IPKH. yang bulpt @i
denl)$n