29
KERANGKA PEMIKIRAN Berdasarkan literatur kepustakaan, disusun diagram pohon tentang berbagai kemungkinan faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif (Gambar 6). Menurut Delp et al. ( Hardinsyah, 1996) berdasarkan diagram pohon maka dapat dibangun kerangka operasional pemikiran, dalam hal ini kerangka pemikiran mengenai pengaruh konseling gizi terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu keluarga miskin (Gambar 7). ASI eksklusif dianjurkan diberikan selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal oleh ibu. Kondisi ini bisa dilihat dari masih rendahnya pemberian ASI khususnya ASI eksklusif berdasarkan data SDKI tahun 2003. Berdasarkan Visi Indonesia Sehat 2010, pada tahun 2010 seharusnya pemberian ASI eksklusif mencapai 80%, tetapi berdasarkan SDKI pada tahun 2003 baru 55% ibu-ibu yang memberikan ASI secara eksklusif. Keberhasilan menyusui, menghentikan menyusui dan gagal menyusui bayinya secara eksklusif oleh ibu sangat tergantung keputusan ibu yang merupakan gambaran perilaku ibu dalam praktek menyusui. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan ibu untuk memberikan ASI. Faktor yang diduga berkaitan dengan perilaku ibu dalam memberikan atau tidak memberikan ASI meliputi kesehatan bayi, kesehatan ibu, produksi ASI, sikap ibu terhadap ASI, pengetahuan ibu tentang ASI dan kesempatan memberikan ASI. Kesehatan ibu dan kesehatan bayi akan mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif. Bayi yang sakit akan enggan menyusu, sehingga bayi menjadi rewel karena tidak terpenuhi kebutuhan makannya. Tidak semua ibu dapat memberikan ASI kepada anaknya yang disebabkan ibu tidak mampu menghasilkan ASI yang cukup atau sama sekali tidak mampu memproduksi ASI. Selain itu bisa juga dikarenakan kondisi kesehatan ibu yang menyebabkan ASI tidak boleh diberikan kepada anaknya. Ibu yang menderita sakit kuning,
30
demam tinggi, buah dada membengkak dan bernanah (abses) menyebabkan anak tidak boleh diberi ASI (Oswari 1986). Produksi ASI dipengaruhi konsumsi gizi, status gizi ibu, kesehatan ibu, kondisi bayi dan kekhawatiran ibu. Ibu yang terlalu khawatir akan mempengaruhi proses pemberian dan pengeluaran ASI. Tidak adanya motivasi, kekhawatiran ibu yang berlebihan akan menghambat pembentukan ASI. Kekhawatiran ibu umumnya terjadi karena kurangnya informasi dan dukungan yang baik Sikap ibu terhadap ASI dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, kebiasaan khususnya kebiasaan memberikan makanan atau minuman prelaktal, keberadaan motivator dan keberadaan pengasuh. Pendidikan ibu akan mempengaruhi pengetahuan gizi ibu tentang ASI karena dengan pendidikan yang cukup akan mempengaruhi pemahaman ibu terhadap suatu informasi. Keberhasilan, berhenti lebih awal dan kegagalan menyusui menurut EbrahinG.J. (1979) merupakan gambaran sikap ibu terhadap penyusuan yang dipengaruhi nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat, pengalaman masa kanakkanak, hubungan dalam keluarga, dan menyusui yang berhasil dalam kehamilan terdahulu. Alasan ibu menghentikan pemberian ASI menurut Haider et al (2002) adalah bahwa makanan prelaktal perlu diberikan pada tiga hari pertama karena ASI belum keluar. Ibu merupakan penentu keputusan dalam memberikan ASI eksklusif atau tidak terhadap bayinya, oleh karena itu perlu pendekatan kepada ibu agar ibu memutuskan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Konseling gizi merupakan pendekatan individual yang dapat digunakan dan merupakan intervensi yang efektif terutama yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan praktek atau tindakan yang berhubungan dengan gizi. Konseling gizi merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk memberikan informasi dan mendorong ibu serta memotivasi untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, serta membantu memecahkan masalah yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.
31
Konsumsi
Berat Lahir
Kesehatan Bayi
Produksi ASI
Bibir Sumbing
Pengetahuan Gizi Status ekonomi Besar keluarga
Posisi Menyusui
Pengetahuan Pengalaman masa lalu
Kekhawatiran ibu
Dukungan keluarga
Kesehatan Ibu Status Gizi Ibu
Kondisi Bayi Konsumsi Sanitasi Makanan
Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Sikap Gizi
Pengetahuan Gizi & kes. Status Ekonomi Besar keluarga Pengetahuan Gizi & Kes Sanitasi Lingkungan Keberadaan Air Bersih Praktek Pengolahan makanan Pengetahuan Gizi & kes. Status ekonomi Besar keluarga
Cara Melahirkan
Gizi & Kesehatan ibu Besar keluarga
Perawatan Post Partum
Pengetahuan Status Ekonomi Dukungan Akses Pelayanan
Pengetahuan Gizi
Pendidikan Akses Terhadap Media Pengalaman Akses terhadap Lasyanan
Pengalaman Masa
Jumlah anak Trauma
Kebiasaan Prelaktal
Budaya Kekhawatiran ibu
Keberadaan Motivator
Status Kerja Akses Pelayanan Akses Pelayanan Akses Pelayanan
Pengalaman Masa Lalu Pendidikan Akses terhadap Media
Akses Layanan Post partum
Kesempatan Memberikan ASI
Tingkat percaya diri Konsumsi Perawatan Post Partum Konsumsi Kesehatan Ras Kesehatan bayi Psikologi Bayi
Sanitasi Lingkungan
Keberadaan Pengasuh
Pengetahuan Gizi
Kurang gizi masa hamil
Konsumsi
Genetik Ibu
Kesehatan Ibu
Umur Kehamilan
Status Kerja Pelayanan Penitipan Bayi
Jumlah Anak Trauma Status Ekonomi Kesempatan Regulasi Materi Iklan Ketersediaan Media Pengetahuan Status Ekonomi Dukungan Pendidikan Kesempatan Pendidikan Status Ekonomi
Gambar 6 Diagram pohon berbagai kemungkinan yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif
32
Konseling Gizi
Pengetahuan Gizi Karakteristik Ibu : - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan ASI eksklusif - Sikap terhadap ASI eksklusif - Praktek yang mendukung ASI eksklusif
Konsumsi Ibu Sikap Gizi Status Gizi Ibu
Praktek Gizi : - Pemberian Kolostrum - Pemberian Prelaktal - Frekuensi Menyusui - Durasi Menyusui
ASI Eksklusif
Konsumsi MP-ASI
Status Gizi Bayi
Kesehatan Bayi Gambar 7
Kerangka Penelitian Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Keluarga Miskin Perdesaan
32
33
Definisi Operasional Konseling gizi adalah suatu proses kegiatan komunikasi interpersonal antara konselor dan klien (ibu) untuk memberikan informasi berupa pengetahuan gizi, serta memberikan motivasi dan saran dalam memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Konseling laktasi adalah bagaimana melakukan tiap keterampilan dalam proses menyusui yang dapat disesuaikan menurut kondisi setempat. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sebagai sumber makanan tanpa cairan atau makanan lainnya kecuali obat-obatan, suplemen vitamin dan mineral yang diberikan karena alasan medis sampai bayi berusia 6 bulan. Berusia 6 bulan adalah usia bayi yang dihitung dari sejak lahir sampai memasuki minggu ketiga bulan keenam. Keluarga Miskin adalah keluarga yang dinyatakan miskin berdasarkan kepemilikan kartu miskin dan atau yang dinyatakan miskin berdasarkan pernyataan perangkat desa (kader dan ketua rukun warga) karena status ekonominya lebih rendah dibandingkan lingkungan sekitar. Pengetahuan gizi ibu adalah wawasan pengertian atau pemahaman ibu yang berhubungan dengan ASI eksklusif, yang dinyatakan dengan skor dari setiap jawaban
pertanyaan yang meliputi pengertian ASI
eksklusif, waktu pemberian ASI, durasi pemberian ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pengertian kolostrum, manfaat pemberian kolostrum, makanan prelaktal, konsumsi ibu dan perawatan payudara. Sikap ibu yang mendukung pemberian ASI eksklusif adalah kecenderungan perilaku ibu yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, yang dinyatakan dengan nilai skor dari setiap jawaban pertanyaan meliputi meliputi ASI segera diberikan setelah bayi dilahirkan, kolostrum segera diberikan pada bayi,
bayi tidak perlu diberi
makanan prelaktal, bayi hanya diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan, iklan tidak mempengaruhi ibu untuk memberikan bayi
34
makanan selain ASI, ibu perlu mengkonsumsi makanan 4 sehat untuk produksi ASI, ibu perlu makan lebih banyak dari biasanya, ibu perlu merawat payudara untuk kelancaran menyusui, ibu harus dalam keadaan situasi yang tenang ketika menyusui dan ibu perlu istirahat agar produksi ASI lancar. Praktek ibu yang mendukung pemberian ASI eksklusif adalah tindakan ibu yang berhubungan dengan pencapaian pemberian ASI eksklusif, yang dinyatakan dengan nilai skor dari setiap jawaban pertanyaan meliputi praktek bayi segera disusui setelah dilahirkan, bayi diberi kolostrum, bayi tidak diberi makanan prelaktal, bayi disusui sekehendak bayi dan semau bayi, tidak memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan, ibu menyusui dalam keadaan tenang dan ibu merawat payudara. Praktek ibu yang mendukung pemberian ASI eksklusif sebelum dilakukan konseling gizi merupakan jawaban atas praktek ibu pada anak sebelumnya. Durasi pemberian ASI adalah lamanya ibu memberikan ASI kepada bayinya per kali pemberian Durasi pemberian ASI per hari adalah lamanya ibu memberikan ASI kepada bayinya dalam satu hari Durasi pemberian ASI selama konseling gizi adalah lamanya ibu memberikan ASI kepada bayinya selama intervensi berlangsung. Akumulasi lamanya ibu memberikan ASI selama konseling gizi menjadi variabel yang dimasukkan dalam pengolahan data secara statistik Frekuensi pemberian ASI adalah jumlah pemberian ASI per hari pada bayi Frekuensi pemberian ASI selama intervensi adalah jumlah pemberian ASI kepada bayi selama konseling gizi. Akumulasi jumlah ibu memberikan ASI selama konseling gizi menjadi variabel yang dimasukkan dalam pengolahan data secara statistik Pemberian Makanan prelaktal adalah pemberian makanan atau minuman kepada bayi seperti madu, pisang, air kopi, air gula dan lain-lain yang diberikan sebelum ASI keluar pada awal kehidupan bayi
35
Pemberian MP-ASI dini adalah pemberian makanan pada bayi selain ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Status gizi ibu adalah keadaan tubuh ibu yang diukur secara antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Berat lahir adalah ukuran berat bayi dalam satuan gram yang diukur dalam kurun waktu 48 jam setelah dilahirkan. Kesehatan bayi adalah ada tidaknya gangguan fisik dan psiologis yang dialami bayi sehingga dapat mempengaruhi proses menyusu. Konsumsi zat gizi adalah jenis dan jumlah zat gizi yang dikonsumsi berdasarkan recall 1x24 jam setiap bulannya selama intervensi berlangsung. Besar keluarga adalah jumlah individu yang tinggal/menetap bersama dalam satu rumah dan hidup dari penghasilan keluarga Pendapatan rumah tangga adalah semua hasil yang diterima seluruh anggota keluarga dari hasil bekerja yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Dalam penelitian ini didekati dengan jumlah pengeluaran pangan dan non pangan per kapita per bulan.