BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Balakang Penelitian
Delapan puluh persen penduduk Indonesia, hidup di pedesaan.
Pada umumnya mereka lambat dalam memahami dan
ikut serta mengolah pembangunan.
informasi guna berpartisipasi dalam
Tingkat perolehan
pendidikan yang
relatif
rendah serta pengaruh tradisi (adat istiadat) seringkali mempersulit ningkatan Namun
taraf
disadari
yang pada atau
upaya
pemerintah menjamah mereka hidup
pula
bahwa
potensi
umumnya hidup dari
perkebunan,
mensejahterakan
Indonesia
masyarakat
perlu
kehidupan
ini.
Upaya
pedesaan
warga
pedesaan
lahan pertanian
diaktualkan
terbanyak
meningkatkan
pe-
tersebut.
masyarakat
mengolah
lebih
demi
untuk
dari
bangsa
kesejahteraan
masyarakat pedesaan tidak hanya meliputi kemampuan baca,
tulis
dan
kebutuhan
berhitung, hidup
namun
sehari-hari
sesuai mereka
dengan
hendaknya
keterampilan praktis dalam mengelola lahan, upaya
meningkatkan
komoditi
tuntutan memiliki
sampai pada
pertanian/perkebunan
dalam
rangka menunjang kemajuan dalam Arah Pembangunan Jangka Panjang Kedua.
Pembangunan mencakup pengembangan kapasitas sumber daya manusia untuk menentukan masa depan manusia,
baik
sebagai pribadi, sebagai masyarakat maupun^sebagai bang sa. Dalam PJP II dijelaskan bahwa pembangunan masyarakat pedesaan
perlu
pengembangan
iklim
yang
terus
sumber
ditingkatkan
daya
mendorong
manusia,
tumbuhnya
terutama
termasuk
prakarsa
melalui
penciptaan
dan
swadaya
masyarakat pedesaan untuk berproduksi serta mengolah dan memasarkan ciptakan
hasil
produksinya.
lapangan
kerja.
Hal
ini
Dengan
sekaligus
demikian
men-
masyarakat
pedesaan makin mampu mengerahkan dan memanfaatkan sumber
daya alam serta potensi personal maupun ada
guna
meningkatkan
taraf hidup
komunitas yang
mereka
secara
kese
luruhan.
Tujuan
utama yang
ingin
dicapai
dari
pembangunan
yang berwawasan komunitas adalah peningkatan aktualisasi potensi-potensi
tercapainya sumber
upaya
pula
yang
optimal.
masalah
terdidik
dan
Untuk
dibutuhkan
sumber daya
keikutsertaan
menanggulangi
masyarakat
yang
tersebut,
daya manusia dan
dibutuhkan dalam
kemanusiaan
alam
masyarakat yang
bukan
.hanya
saja,
tetapi
sebagai
dihadapi
terlatih
dapat
untuk
basis
bersama, mengatasi
masalah secara bersama-sama dan keaktifan lembaga dalam mengoptimalkan
sarana
dan
prasarana
demi
kepentingan
masyarakat setempat. Pendidikan sebagai
salah
satu
upaya
subsistem pembangunan merupakan
mengentaskan
kemiskinan
yang
dialami
masyarakat
desa.
Pendidikan dan
tidak
dapat
dipisahkan.
lagi
Astrid
pokok
Susanto
untuk
(1984:114)
meningkatkan
pengentasan
Hal
ini
sebagai
taraf
dikemukakan
berikut:
hidup
kemiskinan oleh
"Pemikiran
masyarakat
yang
hidup di bawah garis kemiskinan melalui pendidikan ialah karena asumsi bahwa melalui pendidikan bagi masyarakat miskin
terbukalah
kesempatan
baru
memberi
penghasilan
yang lebih tinggi".
Menurut Undang-Undang RI No. Pendidikan
Nasional
pasal
10
2 tahun 1989 tentang
ayat
1;
pendidikan dilaksanakan melalui dua
"Penyelenggaraan
jalur,
yaitu jalur
pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah".
Pendidikan
sekolah
meningkatkan
status
Luar
dipandang
Sekolah
tidak berhasil
penduduk
miskin,
sebagai
upaya
secara maka
langsung
Pendidikan
alternatif
untuk
memberikan kesempatan peningkatan status kehidupan bagi (W. P.
mereka Undang
Napitupulu,
Republik
Indonesia
1979). Nomor
Berdasarkan 2
tahun
1989
Undangtentang
Sistem Pendidikan Nasional, maka pendidikan luar sekolah
memiliki bangsa.
peran Makna
yang yang
tersebut
menunjukkan
mempunyai
fungsi
kualitas
lebih
utama
luas
terkandung
bahwa untuk
dalam
dalam
pendidikan membina
sumber daya manusia di
lembaga dan keluarga.
di
dan
pendidikan
Undang-Undang
luar
sekolah
meningkatkan
lingkungan masyarakat,
Salah didikan
satu
luar
pengembangan
asas
yang
sekolah
mendasari
adalah
masyarakat.
kaitan
erat
dengan
luar
relevansi
dengan
ini
berkaitan
dengan
sekolah yang
kepentingan
dan
laju
mengandung
rupakan
arti
pendekatan
bahwa pendidikan dasar
dalam
mempunyai
pembangunan
masyarakat dalam rangka pembangunan bangsa. ini
pen
asas
Asas
program-program pendidikan
perkembangan
Kaitan erat
luar
sekolah
pengembangan
me-
masyarakat
sekaligus sebagai bagian penting dari program pembangun an masyarakat (Sudjana, Pendidikan
luar
1989:
3).
sekolah
dapat
berperan
dalam
pengembangan masyarakat dalam hal: 1) Menumbuhkan upaya
kesadaran
mereka
imbalan yang
masyarakat
untuk membebaskan rendah,
dan
tentang
diri
adanya
dari
pentingnya kebodohan,
ketidakadilan
dalam
masyarakat.
2) Membantu masyarakat untuk hidup berorganisasi sehing-
ga mereka dapat mempelajari keadaan kehidupannya ser ta
menjajagi
berbagai
kesempatan
di
sekelilingnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka.
3) Bekerja
sama
dengan
mengidentifikasikan
lingkungan masalah
prasarana
masyarakat
sosial
1989:128-129).
organisasi
agar
ekonomi
masyarakat
sosial,
mereka yang
politik,
dalam dan
dapat
memecahkan
dihadapi
(Sudjana,
Berdasar
uraian
di
atas
maka
upaya
pengembangan
masyarakat ini lebih merupakan suatu proses pemberdaya an. Proses tersebut merupakan suatu gerakan berupa usaha yang
dilakukan
secara
sadar,
yang diselenggarakan oleh, Hal
bertujuan
ini
sistematis,
untuk,
mengubah
dan
terarah,
dan dalam masyarakat.
taraf
kehidupan
mereka
sendiri ke arah yang lebih baik. Upaya
mengubah
dilakukan tindakan modal,
bunga
melalui ekonomis
pinjaman
atau
taraf
hidup
berbagai
macam
dengan dengan
seperti
Bantuan Presiden
cara bunga
yang
tindakan
dapat
misalnya
memberi
bantuan
rendah,
pinjaman
dilakukan
(Banpres).
masyarakat
pemerintah
berupa tanpa
dengan
Namun bantuan berupa modal
tersebut tidak akan secara langsung meningkatkan taraf hidup
masyarakat".
Kemampuan
masyarakat
untuk
mengolah
modal tersebut menjadi hal penting yang akan menentukan pemanfaatan
bantuan
dan
pengembangan
tersebut
hidup mereka.
diberikan
benar-benar
modal
dapat
tersebut
sehingga
meningkatkan
taraf
Tampaklah bahwa selain bantuan modal yang
pada
masyarakat,
maka
perlu
pula
diberikan
kemampuan atau keterampilan mengelola bantuan tersebut. Tugas
memampukan
mengelola
berswadaya
bantun
dalam
dan
menjadikan
modal
agar
memperbaiki
mereka mereka
taraf
terampil akhirnya
hidup
merupakan kepdulian pendidikan luar sekolah.
dalam mampu
mereka
Salah
masyarakat mereka,
satu
bentuk
pedesaan,
adalah
bantuan
guna
sejumlah
yang
diberikan
meningkatkan
lahan
di
taraf
sekitar
pada
hidup
perkebunan
kelapa milik PTP. Lahan pekarangan tersebut boleh mereka miliki melalui pembayaran kredit berdasarkan hasil yang mereka peroleh dari pengelolaan lahan tersebut. Di lahan tersebut mereka harus menanam kelapa sawit atau hibrida
sesuai dengan cara-cara yang sudah dilakukan oleh PTP di
lahan
perkebunan
memanfaatkan
inti.
bantuan
Agar
ini
masyarakat
mampu
mengelola
dengan cara-cara yang baik dan benar, dilakukan
pembinaan
masyarakat
pedesaan
yang
berminat
lahan
sesuai
maka pada mereka
oleh
PTP.
Proses
pembinaan
inilah
yang
menjadi
kepedulian
pendidikan luar sekolah. Pemberian
bantuan
dengan
dana
Bank
Dunia
serta
pembinaan masyarakat pedesaan menjadi petani yang mampu
meningkatkan
taraf
hidupnya
melalui
pengelolaan
lahan
perkebunan kelapa dikenal dengan Program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan atau (PIR-BUN) kelapa.
Dalam
penelitian
ini
akan
diamati
kegiatan
pembinaan masyarakat yang menjadi petani PIR-BUN sebagai suatu
kancah
pendidikan
luar
sekolah
memberdayakan
masyarakat
pedesaan.
dalam
Selain
rangka
kegiatan
pembinaan tersebut juga akan ditelaah mengenai potensi-
potensi
apa
yang
sebenarnya
mereka
miliki,
selain
keadaan diri mereka sendiri,
mereka yang
sebenarnya
juga keadaan di sekeliling
tanpa
mereka
sadari
menghambat
produk
perkebunan
proses pemberdayaan itu sendiri
Kelapa Indonesia
sawit
yang
termasuk
ditanam
sedikit
dalam
perkebunan
besar.
Dalam
waktu 10 tahun produksi kelapa sawit berhasil dinaikkan dari 182 ton menjadi 434.000 ton. Pertumbuhan tahunannya di
atas
13%.
Kenaikan
produksi
yang
bukan dicapai melalui perluasan areal,
peningkatan hasil per hektar Dengan
demikian
berperan melalui
amat
maka
program
sumber
Pengembangan
PIR-BUN
ini
besar
ini
melainkan melalui
(Ulrich Planck,
kualitas
besar.
sangat
1993:101).
daya
manusia
masyarakat
termasuk
petani
dalam
upaya
penyadaran peran mereka sebagai aktor utama dalam proses pembangunan
perkebunan
yang
juga
akan
meningkatkan
dan
keterampilan
kesejahteraan mereka selanjutnya.
Selain
petani
peningkatan
pengetahuan
juga perlu diperhatikan pembentukan atau bahkan
mengubah sikap mereka serta menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi mereka sebagai petani yang tidak hanya bersifat subsisten, tetapi menjadi lebih mandiri.
Peneliti
kebutuhan
merasa
yang
tertarik
mendasari
untuk
meneliti
keikutsertaan
program PIR-BUN atau dengan kata lain,
mengenai
petani
dalam
motivasi petani
peserta PIR-BUN dalam keterlibatan mereka sebagai petani
8
peserta
PIR-BUN,
mereka serap
apa
saja
(adopsi),
yang mereka
pelajari
baik pengetahuan,
dan
keterampilan
atau nilai-nilai tertentu selama mengikuti program PIR-
BUN
ini.
Bagaimana
proses
pembinaan
yang
dilakukan
terhadap masyarakat petani ini dan pada akhirnya sejauh mana dampak atau pengaruh yang ada pada petani peserta maupun masyarakat sekitarnya. Berdasarkan
hasil
wawancara
terhadap
aparat
pemerintah daerah di Kabupaten Tingkat II Lebak, setelah
berjalan
kurang
lebih
sepuluh
tahun,
tampak
bahwa
masyarakat petani PIR-BUN tidak dapat memenuhi target pendapatan yang
telah ditetapkan oleh program
PIR-BUN
sendiri. Artinya kesejahteraan masyarakat yang diharap kan dapat meningkat
belum
tercapai
melalui
sampai
saat
program
PIR-BUN,
penelitian ini
ternyata
dilakukan
(setelah lebih kurang 10 tahun PIR berjalan).
Berbagai
upaya
pembinaan
dan
bantuan
telah
dilakukan dari pihak pemerintah daerah, namun kurang ada tanggapan positif dari para petani.
B.
Peruxmisan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah
yang
menjadi
sebagai dapat
fokus
berikut:
penelitian
"Bagaimana
memberdayakan
petani
ini
dapat
pendidikan peserta
dirumuskan
luar
program
sekolah
PIR-BUN".
Secara lebih rinci maka rumusan masalah tersebut
dijabarkan dalam beberapa pertanyaan yang akan
- Apa
dapat
(pokok) penelitian
menjadi batasan masalah sebagai berikut:
motivasi
dan
kebutuhan
petani
(input)
untuk
menjadi petani peserta PIR-BUN.
- Apa saja hasil belajar yang diperoleh petani dari pembinaan
yang
dilakukan
PTP
dalam
rangka
keterlibatan mereka sebagai petani PIR-BUN (output) - Bagaimana
pembinaan
serta
dialami oleh para petani
proses
belajar
selama mengikuti
yang
program
PIR-BUN (proses)
- Apa pengaruh atau dampak yang ada pada para petani PIR-BUN
setelah
mengalami
pembinaan
dari
PTP
(impact/outcome) Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas
akan mencerminkan proses pengembangan masyarakat sebagai suatu
sistem
unsur-unsur
pendidikan
sistem pada
luar
sekolah
umumnya yaitu
yang
melibatkan
masukan
mentah,
proses, masukan lingkungan, masukan sarana, dan keluaran beserta dampaknya.
C.
Definisi Operational
Untuk
dalam
memperjelas
penelitian
operasional
dari
ini,
dan
maka
beberapa
membatasi
perlu istilah
masalah-masalah
diberikan pokok
yang
definisi. secara
10
khusus diartikan dalam kaitannya dengan penelitian ini, yaitu:
1. Pendidikan luar sekolah;
adalah kegiatan pembinaan
yang dilakukan oleh pihak PTP melalui para penyuluh
dan kelompok bina taninya, terhadap
petani
belajar.
Kegiatan
rangka
peserta
PIR-BUN,
pembinaan
memberdayakan
menyangkut
sebagai sumber belajar,
para
ini
sebagai
warga
dilakukan
dalam
petani
dan
tidak
hanya
peningkatan pengetahuan
dan
keterampilan
dalam mengolah tanaman kelapa saja, tetapi lebih pada motivasi serta sikap mereka dalam meningkatkan taraf hidup melalui sarana PIR-BUN.
2. Motivasi diri
petani;
petani
yaitu hal-hal
yang
membuat
yang
mereka
terdapat tergerak
pada untuk
melibatkan diri dalam program PIR-BUN tersebut.
Hal-
hal
atau
tersebut
dapat
berupa
kebutuhan,
harapan
keinginan-keinginan yang bersifat psikologis, bersifat
materi.
Yang
dimaksud
dengan
maupun
kebutuhan
psikologis adalah kebutuhan untuk diakui pada status tertentu. untuk
Sedangkan kebutuhan materi
pemenuhan
kebutuhan
hidup
rangka meningkatkan taraf hidup
3. Hasil
belajar;
mengikuti
merupakan
program
PIR-BUN.
lebih ditujukan
sehari-hari
dalam
mereka.
perolehan Perolehan
petani ini
setelah terlihat
11
dari adanya perubahan dalam hal sikap,' tingkah dan
motivasi.
Sikap
baik dalam hal
dan
tingkah
laku
ini
laku
tercermin
pengetahuan mengenai penanaman,
peme-
liharaan, panen sampai pengolahan hasil panen dan pemasaran. rasa
Pengetahuan ini tentu disertai
(afek)
senang
keterampilan mereka
atau
(psikomotor)
memelihara
dan
tidak
yang
mengolah
keterlibatan
senang
dan
juga
terlihat
dari
cara
kebunnya.
Sedangkan
motivasi terlihat dari tergeraknya mereka untuk tetap
menjadi
petani
bersifat
peserta
instrisik,
PIR-BUN.
tetapi
Motivasi
dapat
pula
ini
faktor
dapat luar
diri petani yang menggerakkannya.
4. Proses belajar;
interaksi antara petani,
yang
dalam
penelitian ini di lihat sebagai warga belajar dengan aparat
(dari
pihak
daerah setempat)
PTP
maupun
aparat
sebagai sumber belajar,
pemerintah dalam pembi
naan yang merupakan proses pembelajaran untuk menca-
pai
tujuan
PIR-BUN.
Interaksi
ini
merupakan
upaya
pembinaan dan penyuluhan mulai sejak saat penanaman,
pemeliharaan konversi,
sebelum
pada
saat
konversi, panen
pemeliharaan
dan
pengelolaan
setelah pasca
panen.
5. Dampak;
hasil
atupun
pengaruh
utama sebagai petani PIR-BUN.
ini
dapat
dirasakan
oleh
lain
di
luar
tujuan
Hasil ataupun pengaruh
petani
maupun
masyarakat
12
setempat
(yang
kegiatannya
tidak
sebagai
laku
ataupun
PIR-BUN
ada.
Hasil
artinya
merugikan
baik
kaitan
petani
tingkah
positif,
ada
PIR-BUN)
keadaan
dan
langsung
fisik
pengaruh
petani
peserta
baik
sikap,
daerah
sebelum
ini
menguntungkan,
dengan
dapat
saja
atau
sebaliknya
maupun
lingkungan
daerah tersebut.
D.
Kerangka Pemilciran
Pendidikan luar sekolah memiliki kepedulian terhadap masyarakat
yang
tidak
memiliki
kesempatan
mengkuti
pendidikan formal yang memadai
untuk memenuhi tuntutan
hidup
Upaya
yang
sekolah
terus
dalam
rangka
berdiri sendiri,
sendiri,
meningkat.
pendidikan
memberdayakan
luar
masyarakat
dapat
artinya memiliki aturan dan organisasi
tetapi dapat pula terkait dengan lembaga lain
yang sudah ada.
Dalam
penelitian
keterkaitan
antara
ini,
peneliti
unsur-unsur
berupaya
dalam
pendidikan
sekolah dengan kegiatan yang dilakukan oleh terhadap petani peserta PIR-BUN. pendidikan
luar
penyuluhnya
dilihat
petani
peserta
kegiatan
sekolah,
sebagai
PIR-BUN
pembinaan
yang
Menurut
titik pandang
PTP
sumber
belajar
warga
dilakukan
dengan
para
sedangkan
belajar.
pihak
luar
pihak PTP
pihak
adalah
mengkaji
PTP,
Melalui
petani
13
dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mereka dalam
mengolah
Proses
tanaman
pembinaan
ini
kelapa tentu
sawit
saja
ataupun
akan
hibrida.
menambah
pula
sekolah
sama
wawasan petani sebagai warga masyarakat. Unsur-unsur
dengan
dalam
unsur-unsur
sekolah,
pendidikan
yang
luar
terdapat
dalam
pendidikan
perbedaannya terletak terutama pada
kegiatan
program pendidikan yang langsung dintegrasikan ke dalam gerakan pembangunan masyarakat,
dengan adanya dua unsur
tambahan yaitu masukan lain (other input) (impact)
(Sudjana, 1991; 31). Bila dilihat menurut bagan
sistem yang terdiri
umum,
dari
maka masukan
unsur-unsur
input
dan
environmental
input.
Sedangkan
sebagai
keluaran
konteks
yang
penelitian ini
khusus
mentah,
proses,
dan
dapat
sarana
atau
impact
dapat
atau dilihat
diartikan dalam
lebih
nyata.
Dalam
keterkaitan antara unsur-
masukan
keluaran
tersebut
lingkungan
yang telah
ingin dilihat
masukan
sarana,
masukan
(outcome)
lebih
lain
masukan
instrumental
unsur
dan pengaruh
serta
lingkungan, pengaruh
atau
masukan impact
dalam upaya pemberdayaan petani melalui sarana kegiatan PIR-BUN,
Bagan
menurut sudut pandang pendidikan luar sekolah.
1.1.
dibuat
dengan
maksud
menggambarkan
keterkaitan antara unsur-unsur dalam penelitian ini
14 MASUKAN SARANA
-
PTP dan Pabrik
•
Kebun Plasma
• Transportasl •
Dana/Modal
!'
MASUKAN MENTAH
PROSES
KELUARAN
• Pengetahuan
Petani PIR-BUN •
Mottvasi
•
Kebutuhan
IMPACT/OUTCOME
Pembinaan Petani
Oleh pihak PTP
• Sikap • Pengetahuan • Keterampilan
• Taraf Hidup
• KeterampNan
• Partisipasi Masyarakat
• Sikap
• Pengembangan Ling kungan dan Masyarakat
• Wawasan
• Pembelajaran pada Orang Lain
• Motivasi Lanjutan
• Wawasan
MASUKANLJNGKUNGAN
* Geografl Kab. DT.H Lebak •
Kondlsl Sosial-
Ekonomi Budaya •
Pemerintah Daerah
• Gapoktan
Bagan 1.1.
Unsur
dalam Sistem
Pengembangan
Masyarakat
pada Kegiatan PIR-BUN
Berdasarkan
Bagan
1.1.,
kegiatan
pendidikan
luar
sekolah yang diintegrasikan ke dalam gerakan pembangunan masyarakat
petani
yang
terlibat
dilihat
sebagai
berikut;
masukan
mentah
adalah
penelitian
ini
Dalam
Warga
para
akan
dalam
belajar
petani
PIR-BUN yang
perserta
ditelaah mengenai
dapat
merupakan
PIR-BUN.
kebutuhan
yang mendasari keikutsertaan mereka sebagai peserta PIR-
BUN,
motivasi,
petani tersebut.
serta
latar
belakang
pendidikan
para
15
Masukan Lingkungan terdiri dari geografi Kabupetan DT
II
Lebak,
iklim,
baik
keadaan
letak
alam,
geografis
yang
mempengaruhi
serta lokasi antar daerah yang
mencakup keadaan sosial ekonomi serta budaya yang akan mempengaruhi proses pembinaan para warga belajar (petani PIR-BUN).
Selain
itu
masukan lingkungan
yang
juga
dikelompokkan
dalam
yang diberikan oleh
adalah bantuan
aparat pemerintah daerah setempat.
Masukan sarana terdiri atas program PIR-BUN
yang
merupakan
masyarakat hasil
petani,
usaha
pembinaan, tempat
sarana
kemudian
petani,
kebun
para
dalam
petani
adanya
pihak
plasma,
upaya
PTP
kelapa
berupaya,
pemberdayaan
pabrik
pengolahan
yang
memberikan
sawit
sarana
sendiri
dan
hibrida,
transportasi
baik
dari sarana jalan maupun kendaraan yang digunakan untuk
angkutan,
dana dan pemasaran hasil produksi para petani
tersebut.
Dalam
proses,
dilakukan
pihak
meningkatkan
dimaksudkan PTP
kemampuan
kegiatan
terhadap
mereka.
petani
pembinaan PIR-BUN
Kegiatan
ini
yang untuk
berupa
interaksi belajar membelajarkan antara pihak PTP sebagai sumber
PIR-BUN.
belajar dengan warga belajar yaitu para petani
Dalam interaksi ini peran sumber belajar lebih
diutamakan
untuk
membantu
warga
belajar
agar
mereka
16
aktif memampukan diri
mereka
sendiri,
jadi bukan pada
peranan mengajar. Keluaran atau output adalah kuantitas serta kualitas
perubahan yang terjadi pada warga belajar yang diperoleh melalui proses kegiatan belajar membelajarkan. Perubahan mencakup
ini
yang
ranah
sesuai
perlukan perubahan
kognisi,
dengan
(Sudjana, hasil
afektif
kebutuhan 1991;
proses
34).
belajar
serta
belajar Dalam
psikomotor
yang
mereka
penelitian
membelajarkan
ini,
tersebut
mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan serta
motivasi yang berkaitan dengan upaya mereka meningkatkan taraf hidup melalui sarana kegiatan program PIR-BUN.
Yang
terakhir
adalah
impact
atau
outcome
terdiri dari perubahan taraf hidup para petani adanya
yang
program
tidak
PIR-BUN,
menjadi
adakah
petani
pengembangan lingkungan dan kebun
plasma,
partisipasi
PIR-BUN,
yang
setelah
masyarakat
bagaimana
dengan
masyarakat sekitar lokasi
serta sejauhraanakah terjadi
pembelajaran
pada orang lain yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar oleh para petani PIR-BUN.
E.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud unsur-unsur
dari
penelitian
pendidikan
luar
ini
adalah
sekolah
menggambarkan
dalam
pelaksanaan
kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh PTP dalam rangka
17
program
PIR-BUN,
pembinaan
yang
khususnya
dilakukan
yang
pihak
menyangkut
PTP,
upaya
sebagai
sumber
belajar, terhadap petani PIR-BUN, sebagai warga belajar. Tujuan
penelitian
lebih
diarahkan
untuk
membuat
suatu program intervensi guna memberdayakan petani PIRBUN
meningkatkan
ditelaah
taraf
faktor-faktor
hidupnya.
penunjang
Untuk
itu
perlu
(potensi)
dan
faktor
penghambat (kendala) yang ada.
F.
Kegunaan Penelitian Kegunaan teoritis
dari
penelitian ini
antara
lain
adalah untuk memperkarya sistem pendidikan luar sekolah, khususnya dalam segi pembinaan dengan memasukkan
unsur
evaluasi.
Hasil
penelitian
pendidikan luar para
petani
ini
sekolah bagi
PIR-BUN.
petani, aparat desa,
dapat
menjadi
penyelenggaraan
Dengan
adanya
masukan
pembinaan
penelitian
ini
serta lembaga-lembaga formal maupun
non-formal yang terkait, tergugah untuk lebih melibatkan diri
dalam
pengembangan
masyarakat
melalui
refleksi
serta mendeskripsikan permasalahan yang terungkap selama penelitian.
Selain itu,
dan
dengan gambaran kondisi petani PIR-BUN
lingkungannya
intervensi
yang
akan
sesuai
dapat dengan
diajukan kebutuhan
alternatif dan
kondisi
18
masyarakat petani setempat, baik sebagai upaya pemecahan masalah
yang
ada,
maupun
bagi
peningkatan
taraf
kehidupan petani dan masyarakat setempat, dalam rangka pengembangan masyarakat.
6.
Metode Penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
menggambarkan
dinamika
kegiatan pembinaan petani PIR-BUN serta masyarakat yang terlibat dalam program PIR-BUN.
Dalam menelaah kegiatan
ini banyak unsur-unsur yang sulit untuk dikuantifikasi-
kan
dan
untuk
dapat
menggambarkan
dinamika
kegiatan
pembinaan tersebut diperlukan pendalaman pemaknaan ber dasarkan gambaran kasus setempat. Oleh karena itu dalam penelitian ini
penelitian pengumpulan
digunakan pendekatan
yang
digunakan
data
adalah
dilakukan
kualitatif.
deskriptif
dengan
Metode
sedangkan
menggunakan
teknik
perkebunan
kelapa
Kabupaten
Daerah
wawancara dan observasi.
H.
Lokasi Penelitian
Penelitian sawit
dan
Tingkat
II
PIR-BUN
V
pusat dan
ini
hibrida Lebak.
mengambil yang
Kertaraharja Kecamatan
terletak
Komoditas
berlokasi
di
yang
lokasi
kelapa
wilayah meliputi
Panggarangan.
di
Luas
sawit
Lebak
dikembangkan
Selatan
Kecamatan areal
dengan
Malingping
kebun
kelapa
19
sawit 3.258 Ha yang meliputi 22 desa dengan 2.360 kepala keluarga.
Sedangkan
komoditas
kelapa
hibrida
dikembangkan
PIR-BUN V terdapat di wilayah Lebak Utara dengan pusat di
Bantarjaya,
Rangkasbitung,
meliputi
4
kecamatan
yaitu
Kecamatan
Kecamatan Sajira, Kecamatan Cimaraga dan
Kecamatan Maja. Luas areal kelapa hibrida adalah.2.541,5
Ha meliputi 21 desa dengan 1.719 kepala keluarga.
I.
Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah individu yang terlibat langsung
baik dengan
terkait kegiatan
secara
langsung
program
maupun
PIR-BUN Kelapa
tidak Sawit
dan Hibrida di Kabupaten Daerah Tigkat II Lebak,. yaitu Petani
peserta
PIR-BUN,
masyarakat
yang
wilayah perkebunan dan juga aparat dari
tinggal
di
lembaga formal
dan non formal. Perkebunan kelapa sawit terletak di site Kertaraharja sedangkan perkebunan kelapa hibrida di site Bantarjaya.