DAFTAR ISI 1. Pengantar Ekonomi 2. Circular Flow 3. Multiplier 4. Struktur Biaya 5. Struktur Pasar 6. CSI (Consumption-Saving-Investment) 7. Demand and Supply 8. Konsep Pendapatan Nasional 9. Inflasi & Deflasi
1
Definisi Ilmu Ekonomi
Prof. P. A. Samuelson (Economics : An Introductory Analysis)
“Suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat”
2
Manfaat Mempelajari Ilmu Ekonomi (oleh Mankiw) : 1.
2.
3.
Ilmu Ekonomi dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam dunia nyata secara lebih baik. Dengan mempelajari Ilmu Ekonomi dan membuat seseorang lebih mahir atau lihai dalam perekonomian. Dengan menguasai Ilmu Ekonomi maka akan memberikan pemahaman atas potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.
3
Objek Ilmu Ekonomi : 1. 2. 3. 4. 5.
Tindakan Perseorangan Rumah Tangga atau Keadaan Rumah Tangga Perusahaan Industri Negara
4
Masalah-masalah Ekonomi : 1.
2.
3.
Barang apakah yang akan diproduksi dan berapa banyaknya. Bagaimana caranya barang tersebut diproduksi. Untuk siapa barang diproduksi
5
Kelangkaan : 1.
Kelangkaan Umum (General Scarcity)
2.
Kelangkaan Khusus (Partial Scarcity)
6
Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Merupakan patokan perilaku ekonomi dalam perekonomisan yang megarahkannya bertindak dan berkesesuaian dengan apa yang diharapkan oleh pelaku ekonomi tersebut dalam mengambil keputusan. Prinsip yang dikenal :
Berusaha dengan usaha yang sekecil mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
7
Kebutuhan : 1.
Kebutuhan Biologis (Physical Needs)
2.
Kebutuhan Psikologis (Social Needs)
8
Alat Pemenuhan Kebutuhan : Adalah sumber-sumber ekonomi, berdasarkan bentuk yang terbagi menjadi : 1. 2.
Barang-barang riil / nyata Barang-barang jasa
Kalau dihubungkan dengan aspek kelangkaan maka benda terbagi menjadi : 1. 2.
Barang-barang bebas (free-goods) Barang-barang ekonomis.
9
Faktor-faktor Produksi : 1. 2. 3. 4.
Tanah Tenaga Kerja Modal Keahlian
10
Produksi : Adalah usaha untuk mengolah sumber-sumber ekonomi yang terdapat dalam alam menjadi barangbarang dan jasa-jasa sesuai dengan kebutuhan manusia atau yang berguna bagi manusia. Atau memproduksi adalah menciptakan utility.
11
Konsumsi : Ialah melenyapkan atau mengurangi kegunaan sesuatu barang yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Macam : 1. 2.
Reproduktif Konsumsi Improduktif Konsumsi
12
Unsur yang melekat pada faktor produksi : 1. 2. 3. 4.
Mobility (Vertikal dan horizontal mobility) Transformation Cost of Production Productivity
13
The Law of Diminishing Return Adalah prinsip yang menyatakan bahwa bila kita menambah input yang terus menerus (pada satu faktor yang tetap) maka akan didapat Marginal Output yang mula-mula naik dan kemudian setelah input tambahan yang disebabkan oleh penambahan mencapai titik tertentu akan menurun sampai akhirnya mencapai titik 0 (nol).
14
The Law of Diminishing Return TABEL Tanah Inputs Total (Fixed Factor) (Buruh) Outputs
Marginal Outputs
1 ha
0
0
1 ha
1
100
100
1 ha
2
210
110
1 ha
3
325
115
1 ha
4
425
100
1 ha
5
500
75
1 ha
6
550
50
1 ha
7
550
0
Increasing
Decreasing
15
The Law of Diminishing Return Economies of Scale / Economies of Mass Production : Dalam suatu usaha produksi, tidak hanya menambah / merubah faktor variabel tapi juga menambah faktor tetap. Ini akan menyebabkan biaya produksi yang rendah dan mengakibatkan kenaikan produksi.
Definisi Ekonomi Makro sering disebut sebagai Agregate Economics. Makro (bahasa Yunani) Macros artinya BESAR.
1
Lingkar Proses Ekonomi (Circular Flow) Adalah arus yang memperlihatkan hubungan antara kegiatan yang menghasilkan dan kegiatan yang mengkonsumirnya.
2
Gambar Arus Faktor Produksi Arus Faktor-faktor Produksi Arus Uang untuk Balas Jasa (Gaji, Bunga, Rente, Profit)
RTP
Menciptakan
Menerima
Pendapatan
Pendapatan
RTK
Arus Uang untuk Barang / Jasa
Arus Barang / Jasa 3
Injeksi (Injection) ->Menunjukan adanya tambahan yang bersifat autonomous terhadap pengeluaran, yang terdiri atas 3 jenis yakni : 1. Investasi (Investment / I). 2. Pengeluaran Pemerintah Expenditure / G). 3. Ekspor (Export / X).
(Government
4
KEBOCORAN (LEAKAGES) -> Penarikan/pengurangan (withdrawals) dari arus Lingkaran Proses Ekonomi. Terdapat 3 (tiga) jenis kebocoran dari Arus Lingkaran Proses Ekonomi, yakni : 1. Tabungan (Saving / S). 2. Pajak (Tax / T). 3. Impor (Import / M). 5
Saving (S) = Investment (I) Di RTK Di RTP
6
Pajak Penghasilan Rumah Tangga
Konsumsi Pajak Penghasilan
Upah, Sewa Tanah, Bunga, Laba
Kebocoran
Tabungan
Pajak (T)
Impor (M) Pengeluaran Domestik
Lembaga Keuangan
Pemerintah
Perdagangan Luar Negeri
Investasi (I)
Pengeluaran Pemerintah
Ekspor (X)
Injeksi Firms
Transfer Payment
Multiplier
Pengertian, Prinsip, Koefisien dan Perhitungan Multiplier Pertambahan Multiplier Leakage dan Foreign Trade Multiplier
1
Multiplier : Pendapatan bertambah berlipat ganda kalau dibandingkan dengan pertambahan semula.
2
Multiplier : Rumus : k = Y I k = 1 1 - MPC
3
Multiplier Contoh : Investasi ditambah dengan Rp. 3 milyar, sehingga pendapatan nasional bertambah sebesar Rp. 15 milyar berarti Multiplier-nya : k= Y I = Rp. 15 M Rp. 3 M = 5
4
Pengaruh Multiplier kalau MPC = 0,8 Golongan Keluarga A B C D E F N Jumlah
Pertambahan Pendapatan Y 1000 800 640 512 409,6 327,68
Pertambahan Konsumsi C 800 640 512 409,60 327,68 262,144
Pertambahan Tabungan S 200 160 128 102,4 81,92 65,536
5000
4000
1000
5
Biaya Produksi : Adalah segala pengorbanan yang seharusnya terjadi dalam suatu proses produksi.
1
Struktur Biaya Biaya dibedakan (untuk memudahkan analisa pengusaha) : 1.
Biaya Langsung Adalah biaya yang langsung digunakan. Contoh : Bahan baku, tenaga kerja.
2.
Biaya Tidak Langsung Biaya penunjang untuk menghasilkan barang tsb.
Ada juga biaya umum, biaya pabrik, dll.
Biaya dapat dibedakan menurut waktu : 1. 2.
Biaya jangka panjang > 1 thn. Biaya jangka pendek < 1 thn. 2
Pembagian Biaya 1.
Biaya Tetap (Fixed Cost / FC) Jumlah
biaya yang tidak berubah-ubah walaupun terjadi perubahan tingkat produksi. Untuk kurun waktu jangka pendek. Contoh : Biaya gaji, listrik, telepon, biaya penyusutan. Biaya Rp.30,0
TFC
Jumlah Tingkat Produksi
3
Pembagian Biaya 2.
Biaya Variabel Total (Total Variable Cost / TVC) Jumlah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan tingkat produksi. Yang bisa digolongkan sebagai Biaya Variabel : 1. Harga bahan mentah 2. Upah buruh tidak tetap Biaya
0
TVC
Jumlah Tingkat Produksi
4
Pembagian Biaya 3.
Biaya Total (Total Cost / TC) Keseluruhan jumlah ongkos produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi total didapat dari menjumlahkan Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC) dan Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC) TC = TFC + TVC
5
Jenis Pengertian Biaya / Ongkos Produksi : 1.200.000 1.000.000
P
800.000
TC
600.000
TVC
400.000
TFC
200.000 0 0
1
2
3
4
5
6
Q
6
Pengertian Biaya per 1 Unit Produksi :
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost /
AVC)
Biaya Total Rata-rata (Average Cost / AC) Biaya Marginal Rata-rata (Marginal Cost / MC)
7
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost / AFC) 4.
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost / AFC) Biaya Tetap Total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut (Quantity / Q). AFC = TFC Q Biaya
AFC 0
Jumlah Tingkat Produksi
8
Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost / AVC) 5.
Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost / AVC) Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut (Quantity / Q). AVC = TVC Q Biaya AVC
0
Jumlah Tingkat Produksi
9
Tabel
(contoh) :
Input Penghasilan Penghasilan Marginal BV BVR Biaya Biaya Total Rata-rata Output (Upah) Tetap Variabel (kg) (per hari) (kg) 1 Ha 1 Ha 1 Ha 1 Ha 1 Ha
1 2 3 4 5
1.000 2.400 3.750 4.800 5.500
1.000 1.200 1.250 1.200 1.100
1.400 1.350 1.050 700
100 200 300 400 500
0,10 0,08 0,08 0,08 0,09
10
Pengertian Biaya per 1 Unit Produksi : Semakin tinggi / naik tingkat produksi, semakin murah Biaya Tetap Rata-rata. Semakin tinggi / naik tingkat produksi, semakin murah Biaya Variabel Rata-rata.
11
Biaya Total Rata-rata (Average Cost / AC) 6.
Biaya Total Rata-rata (Average Cost / AC) Biaya Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut (Quantity / Q). AC = TC atau AC = AFC + AVC Q
12
Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) 7.
Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak 1 (satu) unit. Tambahan biaya yang dikeluarkan karena adanya pertambahan 1 (satu) unit produksi. MCn = MTC M output
13
Tabel
:
Input Output Marginal AFC Biaya Tetap By Variabel Output 1 Ha 1 Ha 1 Ha 1 Ha 1 Ha 1 Ha 1 Ha
100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
0x 1x 2x 3x 4x 5x 6x
150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000
0 2 5 9 12 14 14
~ 2 50.000 3 20.000 4 11.111 3 8.333 2 7.143 0 7.143
AVC
AC
TC
MC
0 75.000 60.000 50.000 50.000 53.571 64.286
~
100.000 250.000 400.000 550.000 700.000 850.000 1.000.000
~
125.000 80.000 61.111 58.333 60.714 71.429
75.000 50.000 37.500 50.000 75.000
~
14
Grafik
:
P AC
MC
AVC
AFC Q
15
Hubungan The Law of Diminishing Returns dengan Biaya Variabel : Kurva-kurva AVC dan AC berbentuk huruf ‘U’. Bentuk Kurva yang semacam itu mencerminkan bahwa kegiatan produksi dipengaruhi oleh hukum “Hasil Lebih yang Semakin Berkurang” (The Law of Diminishing Returns).
16
STRUKTUR PASAR 1
STRUKTUR PASAR Pasar merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli.
Struktur pasar dibedakan menjadi : • Persaingan Sempurna (Pure Competition) • Persaingan Tidak Sempurna (Non Pure Competition) 1.Persaingan Monopolistik 2.Oligopoli 3.Monopoli 4.Duopoli
2
Pasar Persaingan Sempurna : Yaitu sebagai struktur pasar atau industri yang banyak penjual dan pembelinya dimana setiap penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar. Ciri-cirinya :
Banyak penjual dan banyak pembeli. Harga di pasar sifatnya sudah “Datum” atau “Pasti”, karena pembeli dan penjual tidak dapat mempengaruhi harga. Homogen produk -> setiap jenis barang adalah sama. Sifatnya “Free Entry”.
3
Grafik Pure Competition untuk Demand : Harga Barang Jumlah Total Harga Total Hasil Harga (P) dlm Rp. (Q) dlm Rp. Marginal Rata-rata 50 10 500 50 50 11 550 50 50 50 12 600 50 50 60 Permintaan = HM = HR
50
P
40 30 20 10 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Q 4
Pasar Persaingan Tidak Sempurna : 1. Pasar Persaingan Monopolistik
Yaitu suatu pasar dimana terdapat banyak penjual/produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Ciri-cirinya :
Banyak penjual dan banyak pembeli. Barang produksinya bersifat berbeda corak (Differentiated Product). Timbul merek-merek dagang. Adanya biaya penjualan (untuk iklan). 5
Grafik Pasar Persaingan Monopolistik P / HR Q Total (Rp) (Unit) (Rp) 60 0 0 59 1 59 58 2 116 57 3 171 56 4 224 55 5 275 54 6 324 53 7 371 52 8 416 51 9 459 50 10 500 49 11 539 48 12 576
HM (Rp) 59 57 55 53 51 49 47 45 43 41 39 37
70 60 50 40
HR
30
HM
20 10 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
6
Pasar Persaingan Tidak Sempurna : 2. Pasar Oligopoli
Yaitu pasar dimana penjualnya sedikit atau terbatas bisa dikatakan sekitar dibawah sepuluh saja sedangkan pembelinya banyak sekali. Ciri-cirinya :
Penjualnya diatas 2 tetapi tidak banyak sampai dengan 10 dalam menghadapi banyak pembeli. Barangnya bersifat homogen dan diferensiasi. Terdapat persaingan harga antara penjual terkadang sering timbul perang harga -> timbul price leadership. 7
Pasar Persaingan Tidak Sempurna : 3. Pasar Monopoli
Yaitu pasar dimana terdapat seorang penjual dan banyak pembeli. Ciri-cirinya :
Satu penjual menghadapi banyak pembeli. Penjual dapat menguasai penentuan harga.
Tidak memerlukan promosi.
8
Beberapa jenis monopoli :
Monopoli Alam
Monopoli Lokal Monopoli karena Monopoli karena Monopoli karena Monopoli karena
Undang-undang Modal Teknologi mempunyai Hak Paten
9
Pasar Persaingan Tidak Sempurna : 4. Pasar Duopoli
Yaitu dua penjual menghadapi banyak pembeli.
10
Consumption - Saving - Investment
1
Unsur yang mempengaruhi turun naiknya tingkat pendapatan nasional :
Consumption atau Konsumsi (C) Saving atau Tabungan (S) Investment atau Investasi (I)
2
Pendapat mengenai pengertian Consumption, Saving dan Investment :
Pendapat Golongan Klasik :
Meninjau dari arus barang dan jasa Definisi :
Konsumsi adalah penggunaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa oleh masayarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saving ialah bagian daripada barang-barang dan jasa-jasa yang tidak dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
S=I 3
Pendapat mengenai pengertian Consumption, Saving dan Investment : Pendapat Golongan Keynes :
Uang memegang peranan penting Definisi :
Konsumsi ialah pengeluaran uang yang ditujukan untuk pembelanjaan barang-barang dan jasa-jasa guna keperluan sehari-hari. Saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi. Investment ialah pengeluaran yang diarahkan untuk mendapatkan barang-barang modal.
S > I atau S < I
4
Consumption Function : gambaran konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan. C = f(Y) Saving Function : gambaran saving pada berbagai tingkat pendapatan S = f(Y)
5
Unsur yang erat hubungannya dengan konsumsi dan saving : 1. Propensity To Consume (PTC) atau Average Propensity To Consume (APTC) : Adalah bagian yang dikonsumsikan dari suatu tingkat pendapatan yang dapat dinyatakan melalui perbandingan antara jumlah yang dikonsumsikan dengan jumlah pendapatan atau dikatakan juga sebagai hasrat untuk berkonsumsi pada suatu tingkat pendapatan tertentu. Rumus
:
C
Y 6
Unsur yang erat hubungannya dengan konsumsi dan saving : 2. Propensity To Save (PTS) atau Average Propensity To Save (APTS) : Adalah bagian yang disimpan yang dapat dinyatakan melalui perbandingan antara yang disimpan dengan jumlah pendapatan atau dikatakan juga sebagai hasrat untuk ber-saving pada suatu tingkat pendapatan tertentu. Rumus
:
S Y 7
Pendapatan Berbagai Golongan Keluarga : Golongan Keluarga I II III IV V
Y
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
500 1.000 1.500 2.000 2.500
C
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
600 1.000 1.400 1.750 2.050
S
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
-100 0 100 250 450
8
Unsur yang erat hubungannya dengan konsumsi dan saving : 3. Marginal Propensity To Consume (MPC) : Adalah perbandingan antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan. Rumus
:
∆C ∆Y
9
Unsur yang erat hubungannya dengan konsumsi dan saving : 4. Marginal Propensity To Save (MPS) : Adalah perbandingan antara pertambahan saving dengan pertambahan pendapatan. Rumus
:
∆S ∆Y
10
MPC MPC = 1, menunjukkan semua tambahan pendapatan digunakan untuk tambahan konsumsi. MPC < 1, menunjukan bahwa tambahan pendapatan seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi melainkan sebagian akan disisihkan untuk ditabung (saving). MPC = 0, menunjukan bahwa penggunaan tambahan pendapatan tersebut digunakan seluruhnya untuk saving
11
Pertambahan Pendapatan, Konsumsi dan Saving : Masa 1 2 3 4 5 6 7
Y
C
S
1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000
1.200 2.000 2.700 3.700 3.900 4.400 4.800
-200 300 700 1.100 1.600 2.200
C 800 700 600 600 500 400
Y 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
MPC
APC
0,8 0,7 0,6 0,6 0,5 0,4
1,2 1,0 0,9 0,82 0,78 0,74 0,67
S 200 300 400 400 500 600
MPS 0,2 0,3 0,4 0,4 0,5
12
Investment dalam Ilmu Ekonomi Pengertian : Pembelanjaan atau setiap pengeluaran yang berakibat menimbulkan pembentukan modal.
13
Investasi Dilihat dari sudut arah penggunaannya : a. Real Investmment : investasi yang ditujukan untuk menghasilkan barangbarang dan jasa-jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari penjualan barang dan jasa yang diprodusir. b. Financial Investment : investasi yang dikeluarkan untuk pembelian suratsurat berharga obligasi, pinjaman dengan harapan dikemudian hari diterima berupa balas jasa yaitu berbentuk bunga (interest). 14
Investasi Dilihat dari sudut yang melakukannya : a. Private Investment : yang dilakukan oleh swasta atau perseorangan. b. Business Investment : yang dilakukan oleh perusahaan. b. Governmental Investment : yang dilakukan oleh pemerintah.
15
Induced Investment : I2
I1
0
Y1
Y2 16
Autonomous Investment : I
I
I
0
Y1
Y2
17
PERMINTAAN (DEMAND)
Fungsi Permintaan Hubungan yang menunjukkan antara jumlah barang yang diminta dengan tingkat harga yang tertentu.
Effective Demand Permintaan yang disertai dengan kemampuan yang penuh untuk membeli.
1
HUKUM PERMINTAAN Bila harga suatu barang naik maka permintaan barang tersebut akan turun. Bila harga suatu barang turun maka permintaan akan naik. Dengan asumsi cateris paribus
2
Kurva Permintaan TABEL Harga / Price Jumlah Diminta / Quantity (Rp) (Unit)
A
12
Harga
10
B
A
10
1
B
9
2
C
8
5
D E
7 6
10 16
C
C
D
8
E
D
6 4 2 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah Diminta
10 11 12 13 14 15 16 3
Perubahan Permintaan : 1.
Permintaan Berubah Karena pengaruh pendapatan, bila pendapatan bertambah maka permintaan akan bertambah, maka kurva akan bergeser ke kanan dan bila pendapatan turun maka permintaan akan turun dan kurvanya bergeser ke kiri. D3 Permintaan D1 D2
P 4
0
Q1
Q2
Q3
Jumlah
Perubahan Permintaan : 2.
Jumlah yang Diminta Berubah Peningkatan atau penurunan dalam jumlah yang diminta sebagai akibat daripada perubahan harga dan dinyatakan dalam kurva yang sama.
D
Harga P P1 0
D Q
Q1
5
Jumlah
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan :
Pendapatan (Income) Perasaan, Cita Rasa (Taste) Harga Barang-barang Lain Timbul atau Tenggelamnya sesuatu barang pengganti (Substitusi) Pengharapan Pandangan Masyarakat Pertumbuhan Penduduk 6
Penawaran (Supply) Penawaran Jumlah yang disediakan di pasar oleh masyarakat pada tingkat harga tertentu dan pada waktu tertentu.
Kurve Penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.
7
Hukum Penawaran Perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila harga naik maka penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila harga turun penawaran akan turun. Dengan asumsi cateris paribus.
8
Grafik Supply TABEL Harga / Price (Rp)
Jumlah Ditawarkan / Quantity (Unit)
A
5
20
B
4
16
C
3
12
D E
2 1
8 4
6
A
5
B
Harga
4
C
3 2
S
D E
1 0 4
8
12
16
20
Jumlah Ditawarkan
Keadaan faktor-faktor lain tidak berubah (Cateris Paribus)
9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran : 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
Harga barang itu sendiri. Harga barang-barang lain. Biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi. Tujuan-tujuan dari perusahaan. Tingkat teknologi. Pengaruh iklim. Pengaruh Pajak.
10
ELASTISITAS Adalah : Hubungan permintaan akan sesuatu barang terhadap perubahan harga secara jelas maka terdapat suatu konsep yang menggambarkan baik secara kwantitatif maupun secara kwalitatif. Terbagi : 1. Elastisitas Permintaan 2. Elastisitas Penawaran 11
Elastisitas Permintaan Coefisien Elasticity Angka yang menunjukkan perbedaan antara prosentase perubhan banyaknya barang yang diminta dengan prosentase perubahan harga barang yang diminta. E = ∆ dalam Q (Jumlah) ∆ dalam P (Harga) ∆ = Perubahan 12
COEFFICIEN ELASTICITY Nilai Koefisien Elastis 0 hingga ~ (tidak terhingga) : Kalau E > 1 (satu) : Permintaan Elastis. 2. Kalau E < 1 (satu) : Permintaan Inelastis. 3. Kalau E = 1 (satu) : Permintaan Unitary Elasticity. 1.
13
Keseimbangan Harga (Price Equilibrium) Yaitu = Jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta pada pembeli para harga tersebut. Tabel Harga / Price (Rp)
Jumlah Diminta / Quantity
Jumlah yang Ditawarkan
Sifat Interaksi
500
200
1000
Kelebihan Penawaran
400
400
800
300
600
600
Equilibrium
200
800
400
Kelebihan Permintaan
100
1000
200
14
Keseimbangan Harga (Price Equilibrium) 600
Kelebihan Penawaran D
S
500
Harga
400
E
D
300
S
200
100
S1
D1
Kelebihan Permintaan
0 200
400
600
800
1000
Quantity 15
Pembeli dan Penjual Marginal:
Pembeli Marginal : Pembeli yang mempunyai penilaian subyektif sama dengan harga yang terjadi. Pembeli marginal berada pada titik E.
Pembeli Super-Marginal : Pembeli yang berada disebelah atasnya yakni di ED. Pembeli yang sanggup membeli pada harga yang lebih tinggi daripada harga yang terjadi saat itu.
16
Pembeli dan Penjual Marginal: Keuntungan yang terjadi disini dinamakan premi konsumen (Consumer’s Rent).
Pembeli Sub-Marginal : Pembeli yang berada di sebelah bawahnya yakni ED1.
17
Dilihat dari Sudut Penawaran dapat Dibagi atas Beberapa Bagian :
Penjual Marginal : Penjual yang mempunyai biaya produksi sama dengan harga yang terjadi.
Penjual Sub-Marginal : Penjual yang mempunyai biaya produksi diatas harga yang terjadi. Penjual ini tentu akan segera keluar dari kegiatan penjualan itu.
18
Dilihat dari Sudut Penawaran dapat Dibagi atas Beberapa Bagian :
Penjual Super-Marginal : Penjual yang mempunyai biaya produksinya dibawah harga yang terjadi.
Pada pihak penjual/penawar terdapat pula semacam keuntungan yang disebabkan harga yang terjadi pada E adalah harga yang terlalu tinggi sedangkan biaya produksinya rendah. Keuntungannya dinamakan “Producer’s Rent”. 19
Manfaat mengetahui konsep dan perhitungan Pendapatan Nasional : 1. Memperoleh gambaran mengenai tingkat kemakmuran. 2. Untuk mengetahui pembagian pendapatan (Distribution of Income). 3. Alat untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
1
Pendapatan Per kapita Y=
Jumlah Pendapatan Jumlah Penduduk
2
Konsep Pendapatan Nasional : 1. Gross National Product (GNP) 2. Net National Product (NNP / Hasil Bersih Pendapatan Nasional) 3. Net National Income (NNI) 4. Personal Income (PI) 5. Disposable Income (DI)
3
Gross National Product (GNP) Adalah jumlah semua barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan Warga Negara baik didalam negara itu sendiri maupun diluar negeri dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
4
Gross National Product (GNP) Gross National Income (GNI) selalu sama dengan GNP sehingga dengan demikian sekurangnya terdapat 2 (dua) cara untuk mengukur GNP yaitu :
Menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Dapat dengan mengukur GNI dengan menjumlahkan nilai pendapatan yang diciptakan dalam proses memproduksi barang dan jasa.
5
Cara Perhitungan GNP : Tekhnis ekonomis Menghitung atau menjumlahkan hanya value added.
6
Perhitungan Dua Kali : Uraian
a b c d
Petani Pabrik Tepung Pabrik Roti Pengecer
Harga Penjualan Biaya Bahan Nilai Tambah (Value Added) Rp. Rp. Rp. Rp.
20 30 50 100
Rp. 200
Rp. Rp. Rp. Rp.
0 20 30 50
Rp. Rp. Rp. Rp.
20 10 20 50
Rp. 100
7
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) Hasil produksi barang-barang dan jasa-jasa suatu negara ditambah dengan hasil produksi barang-barang dan jasa-jasa orang-orang dan perusahaan-perusahaan asing di suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
GDP = GDI dan GNP = GNI GDP > GNP -> negara belum maju GDP < GNP -> negara sudah maju 8
Net National Product (NNP / Hasil Bersih Pendapatan Nasional) : Merupakan nilai menurut harga pasar dari semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) setelah dikurangi dengan penyusutan karena pemakaian barang-barang modal. Net National Product (NNP) = GNP – Penyusutan
9
Net National Income (NNI) : Adalah pendapatan total yang diterima oleh semua faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan lain-lain. Net National Income= NNP – Pajak Tidak Langsung
10
Personal Income (PI) Adalah total pendapatan yang diterima oleh Rumah Tangga dari berbagai-bagai sumber. Personal Income (PI) = NNI – Pajak Atas Laba Perusahaan (profit taxes) – Laba Yang Tidak Dibagikan + Transfer Payment
11
Transfer Payment (Pengalihan Pembayaran) Adalah hal yang tidak merupakan bagian dari pada Pendapatan Nasional karena Transfer Payment ini diterima tidak karena memberikan sumbangan pada produksi tetapi tersedia bagi rumah tangga sebagai bentuk pendapatan.
12
Disposable Income (DI) Adalah Personal Income dikurangi pajak perseorangan seperti pajak kekayaan dan pajak pendapatan yang harus dibayar kepada pemerintah.
Atau Pendapatan yang jatuh ketangan masyarakat sebagian digunakan untu Konsumsi dan Saving. DI = Personal Income – Pajak Perseorangan Disposible Income (Y) = Konsumsi (C) + Saving (S) 13
1
Inflasi Terjadi bila terdapat kenaikan harga barang-barang dan jika barang-barang yang telah dihasilkan tidak beredar melainkan ditimbun oleh golongan masyarakat yang hendak berspekulasi.
2
Deflasi Harga tertekan pada tingkatan yang rendah, pendapatan masyarakat akan berkurang dan sering terjadi pengangguran tenaga kerja sedangkan sebagian peralatan modal tidak dipergunakan dalam proses produksi.
3
Beberapa Jenis Inflasi : Pembagian secara garis besarnya : Inflasi Tertekan Inflasi Terbuka Pembagian dari sudut timbulnya inflasi : Inflasi Permintaan (Demand Inflation) Inflasi Biaya (Cost Inflation)
4
Kebijakan Pencegahan Inflasi :
Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter Kebijakan Harga dan Pendapatan